Laporan Praktikum Fisika Dasar Gerak Peluru
-
Upload
fallo-susilo -
Category
Documents
-
view
7.511 -
download
191
Transcript of Laporan Praktikum Fisika Dasar Gerak Peluru
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakangGerak lintasan partikel tidak selamanya berbentuk lurus, tetapi dapat juga berbentuk melengkung. Gerak melengkung yang istimewa terbagi menjadi dua, yaitu gerak parabola dan gerak melingkar. Percobaan ini adalah tentang gerak peluru, yang ditembakkan dari suatu alat sehingga membentuk lintasan yang melengkung, yang disebut gerak parabola.
1.2 Tujuan percobaanTujuan percobaan gerak peluru ini adalah Menentukan waktu yang dibutuhkan oleh sebuah peluru yang ditembakkan hingga mencapai tanah, berdasarkan kecepatan awal dan sudut elevasi yang berbeda. Menentukan jarak jangkauan peluru yang ditembakkan berdasarkan kecepatan awal dan sudut elevasi.
1.3 PermasalahanDari data yang diperoleh harus dapat ditentukan:
Harga Vo dari masing-masing percobaan. Menetukan harga V dan pada saat peluru mengenai switch stop
Tinggi maksimum dari masing-masing percobaan.
1.4 Sistimatika laporanLaporan ini dimulai dengan abstrak, kemudian dilanjutkan dengan daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel. Bab I berisi tentang pendahuluan, yaitu latar belakang, tujuan percobaan, permasalahan dan sistimatika laporan. Bab II adalah dasar teori, sedangkan Bab III adalah tentang peralatan dan cara kerja. Analisi data dan pembahasan diletakkan pada Bab III, sedangkan kesimpulan pada Bab IV. Terakhir adalah daftar pustaka dan kesimpulan.
1
BAB II DASAR TEORIGerak parabola adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk parabola. Gerak semacam ini dijumpai pada peluru, gerak bola yang tidak vertikal dan lainlain. Disini selalu akan ada percepatan yang arahnya vertikal ke bawah dan konstan. Dalam hal gerak peluru atau bola tali, percepatan tersebut adalah percepatan gravitasi. Gaya gravitasi terhadap peluru arahnya ke pusat bumi dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari pusat bumi. Gerak kita proyeksikan pada sumbu-sumbu yang melekat pada bumi. Karena sistem ini bukan suatu sistem lamban, tidaklah tepat betul memberlakukan hukum kedua Newton untuk menghubngkan gaya terhadap peluru itu dengan percepatannya. Tetapi untuk trayektori yang jaraknya kecil, ketidak tepatan itu sangat kecil. Efek gesekan udarapun diabaikan, sehingga semua perhitungan hanya berlaku untuk gerak dalam bakum bumi yang tidak berputar dan permukaannya datar.
R Gb 1. 1 Pada peluru yang ditembakkan dengan sudut miring o dan kecepatan Vo dari titik A, selalu dipengaruhi oleh percepatan gravitasi g. Pada keadaan awal (t=0), benda ada di A ( X dan Y=0) dan komponen kecepatannya diuraikan menjadi komponen horisontal VoX dan komponen vertikal VoY yang besarnya : VoX = Vo cos o VoY = Vo sin o Karena komponen kecepatan horison konstan, maka pada tiap saat t kita dapatkan: VX = VoX = Vo cos o Percepatan vertikal ialah -g, sehingga komponen kecepatan vertikal pada saat t ialah: VY = VoY - gt = Vo sin o - gt Komponen- komponen ini dapat dijumlahkan secara vektor untuk menentukan kecepatan resultan V, yang besarnya adalah:
2
V=
V
X
2
+ VY2
dan membentuk sudut:
= arc tan VYVX Koordinat peluru pada sembarang saat dapat ditentukan berdasarkan gerak dengan koordinat X dan Y : X = Xo + VoX t karena Xo = Yo = 0, maka X = ( Vo cos o ) t ------ t = Vo cos o Persamaan ini disubstitusikan ke persamaan Y Y = Vo sin o X - 1/2 g ( X )2 Vo cos o Vo cos o - 1/2 ( g ) X2 Vo2 cos 2 o X dan Y = VoY t - 1/2 g.t = Yo + (Vo sin o) t - 1/2 g t2 = Xo + (Vo cos o) t
Y = (tan o ) X
terlihat bahwa bentuk persamaan lintasan adalah : Y = -a X2 + b X yang merupakan persamaan dari parabola. Hal lain yang istimewa dari gerak peluru ini adalah menghitung jarak tembak (R). Di titik A, Y = 0 =, sedang Y0 = 0. Jadi dari persamaan lintasan didapatkan: 0 = (tan o ) R - 1/2 ( atau R= tan o g / 2Vo2 cos2 o R = Vo2 sin 2 o g Dari persamaan ini terlihat bahwa R akan maksimum bila sin 2o = 1 atau 2o = 900 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa jarak tembak akan maksimum jika peluru ditembakkan dengan sudut o= 450. = 2 Vo2 sin o cos o g g ) R2 Vo2 cos2 o
BAB III PERALATAN DAN CARA KERJA3.1 Peralatan
3
1. Satu buah contact stop switch 2. Satu buah digital stop clock 3. Satu buah ballistic missile 4. Bola logam 5. Dua pasang kabel penghubung
3.2 Cara kerja1. Rangkaian dipasang seperti gambar berikut: Stop clock
Ballistic missile Switch on/off Gb 1. 2 2. Sudut elevasi balistik diatur sebesar o0 3. Peluru ditembakkan dengan cara menarik pelatuk 4. Pada saat peluru ditembakkan, jarum stop clock mulai berjalan. Dan pada saat peluru mengenai landasan, saklar kita matikan. 5. Percobaan tersebut diulangi sebanyak lima kali. 6. Percobaan tersebut diulangi dengan Vo yang berbeda, dengan jalan menarik pelatuk penembak pada jarak yang berbeda. 7. Percobaan diulangi lagi dengan o0 yang berbeda
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN4.1 Analisis dataKecepatan Awal (Vo) I
4
1. Untuk bola kecilNo. 1. 2. 3. 4. 5. 1 30 30 30 30 30 t1 (dtk) 1,4 1,4 1,9 1,6 1,1 _ (x-x) -0,08 -0,08 0,42 0,12 -0,38 _ ( x - x )2 : Tabel 1.1 Ralat mutlak: = _ ( x - x )2 n ( n - 1) 0,348 20 = 0,11/2 1/2
_ ( x - x )2 0,0064 0,0064 0,1764 0,0144 0,1444 0,348
_ Rata-rata ( x ): 1,48
=
Jadi waktu yang diperlukan peluru untuk sampai ke tanah sebenarnya terletak antara (1,48-0,1) dan (1,48+0,1). Ralat nisbi: I = / x 1,48 = 6,75 % Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 6,75 % K = 93,25 % No. 1.1.1 . 1.1.1 . 1.1.1 1.1.1 . 30 25,7 0,44 0,1936 1 30 S1 (cm) 25,8 _ (x-x) 0,54 _ ( x - x )2 0,2916 x 100 %
= 0,1 x 100 %
5
1.1.1 . 1.1.1 . 1.1.3 1.1.1 . 1.1.1 . 1.1.4 1.1.1 . 1.1.1 . 1.1.5
30
24,5
-0,76
0,5776
30
24,6
-0,66
0,4356
30
25,7
0,44
0,1936
_ Rata-rata ( x ):
25,26 Tabel 1.2
_ ( x - x )2 : 1,692
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1) 1,692 20
1/2
=
1/2
=
0,29
Jadi jarak jangkauan peluru sebenarnya terletak antara ( 25,26 - 0,29 ) m dan ( 25,26 + 0,29 ) m
Ralat nisbi:
I = / x 25,26 = 1,14 %
x 100 %
= 0,29 x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I
6
= 100 % - 1,14% K = 98,86 % No. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5 _ Rata-rata ( x ) : 1,94 _ ( x - x )2 : 0,172 Tabel 1.3 Ralat mutlak: = _ ( x - x )2 n ( n - 1) 0,172 201/2
2 45
t2 (dtk) 1,7
_ (x-x) -0,24
_ ( x - x )2 0,0576
45
1,8
-0,14
0,0196
45
1,9
-0,04
0,0016
45
2,2
0,26
0,0676
45
2,1
0,16
0,0256
1/2
=
7
1/2
=
0,0086
=
0,092
Jadi waktu yang diperlukan peluru untuk sampai ke tanah sebenarnya terletak antara (1,94 - 0,092) dan (1,94 + 0,092). Ralat nisbi: I = / x = 0,092 1,94 = 4,74 % Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 4,74% K = 95,26 % No. 1.1.1 . 1.1.1 . 1.1.1 1.1.1 . 1.1.1 . 1.1.2 1.1.1 . 1.1.1 . 1.1.3 1.1.1 . 1.1.1 45 24,5 0,56 0,3136 45 23,5 -0,44 0,1936 45 23,5 -0,44 0,1936 2 45 S2 (cm) 24 _ (x-x) 0,06 _ ( x - x )2 0,0036 x 100 % x 100 %
8
1.1.1 . 1.1.1 . 1.1.5
45
24,2
0,26
0,0676
_ Rata-rata ( x ) :
23,94
_ ( x - x )2 : Tabel 1.4
0,772
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1) 0,772 20
1/2
=
1/2
1/2
=
0,0386
=
0,19
Jadi jarak jangkauan peluru sebenarnya terletak antara (23,94 - 0,19 ) m dan (23,94+ 0,19 ) m
Ralat nisbi:
I = / x = 0,19 23,94 = 0,79%
x 100 % x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 0,79 % K = 99,21 % No. 1.1. 1.1. 3 60 t3 (dtk) 1,8 _ (x-x) -0,12 _ ( x - x )2 0,0144
9
1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5
60
2,3
0,38
0,1444
60
1,9
-0,02
0,0004
60
2,1
0,18
0,0324
60
1,5
-0,42
0,1764
_ Rata-rata ( x ) :
1,92
_ ( x - x )2 : Tabel 1.5
0,368
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1) 0,368 20
1/2
=
1/2
1/2
= =
0,0184 0,135
Jadi waktu yang diperlukan peluru untuk sampai ke tanah sebenarnya terletak antara (1,92 - 0,135) dan (1,92 - 0,135).
10
Ralat nisbi:
I = / x 1,92 = 7,03 %
x 100 %
= 0,135 x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 7,03 % K = 92,97 % No. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5 _ Rata-rata ( x ) : 15,74 _ ( x - x )2 : Tabel 1.6 11,452 60 15,5 -0,24 0,0576 60 15 -0,74 0,5476 60 14,5 -1,24 1,5376 60 18,7 2,96 8,7616 3 60 S3 (cm) 15 _ (x-x) -0,74 _ ( x - x )2 0,5476
11
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1) 11,452 20
1/2
=
1/2
1/2
=
0,5726
=
0,756
Jadi jarak jangkauan peluru sebenarnya terletak antara ( 15,74 - 0,756) m dan ( 15,74 + 0,756 ) m
Ralat nisbi:
I = / x 15,74 = 4,80 %
x 100 %
= 0,756 x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 4,80 % K = 95,2 %
2. Untuk bola besarNo. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 30 1,4 -0,06 0,0036 1 30 t1 (dtk) 1,4 _ (x-x) -0,06 _ ( x - x )2 0,0036
12
1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5
30
1,7
0,24
0,0576
30
1,4
-0,06
0,0036
30
1,4
-0,06
0,0036
_ Rata-rata ( x ): Ralat mutlak:
1,46
_ ( x - x )2 :
0,072
=
( x - x )2 n ( n - 1) 0,072 20
1/2
=
1/2
1/2
= =
0,0036 0,06
Jadi waktu yang diperlukan peluru untuk sampai ke tanah sebenarnya terletak antara (1,46 - 0,06) dan (1,46 + 0,06).
Ralat nisbi:
I = / x 1,46 = 4,11 %
x 100 %
= 0,06 x 100 %
13
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 4,11% K = 95,89% No. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5 _ Rata-rata ( x ) : Ralat mutlak: = 27,28 _ ( x - x )2 : 5,668 30 26,7 -0,58 0,3364 30 27,2 -0,08 0,0064 30 29,2 1,92 3,6864 30 27,3 0,02 0,0004 1 30 S1 (cm) 26 _ (x-x) -1,28 _ ( x - x )2 1,6384
_ ( x - x )2 n ( n - 1) 0,00032 20
1/2
=
1/2
1/2
=
0,000016
14
=
0,004
Jadi waktu yang diperlukan peluru untuk sampai ke tanah sebenarnya terletak antara (0,076 - 0,004) dan (0,076 + 0,004).
Ralat nisbi:
I = / x = 0,004 0,076 = 5,26 %
x 100 % x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 5,26 % K = 94,74 %
Kecepatan Awal (Vo) IINo. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 30 0,09 0,014 0,000196 30 0,07 -0,006 0,000036 30 0,08 0,004 0,000016 1 30 t1 (dtk) 0,07 _ (x-x) -0,006 _ ( x - x )2 0,000036
15
1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5
30
0,07
-0,006
0,000036
_ Rata-rata ( x ):
0,076
_ ( x - x )2 :
0,00032
Tabel 2.1
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1) 0,00032 20
1/2
=
1/2
1/2
= =
0,000016 0,004
Jadi waktu yang diperlukan peluru untuk sampai ke tanah sebenarnya terletak antara (0,076 - 0,004) dan (0,076 + 0,004).
Ralat nisbi:
I = / x = 0,004 0,076 = 5,26 %
x 100 % x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 5,26 % K = 94,74 % No. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 30 S1 (cm) 53,4 _ (x-x) -0,64 _ ( x - x )2 0,4096
16
1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5
30
53,5
-0,54
0,2916
30
54,2
0,16
0,0256
30
55,1
1,06
1,1236
30
54
-0,04
0,0016
_ Rata-rata ( x ) :
54,04
_ ( x - x )2 : Tabel 2.2
1,852
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1) 1,852 20
1/2
=
1/2
1/2
= = 0,3
0,0926
17
Jadi jarak jangkauan peluru sebenarnya terletak antara (54,04 - 0,3 ) m dan (54,04 + 0,3 ) m
Ralat nisbi:
I = / x = 0,3 54,04 = 0,56 %
x 100 %
x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 0,56 % K = 99,44 % No. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5 45 0,06 0,006 0,000036 45 0,05 -0,004 0,000016 45 0,05 -0,004 0,000016 45 0,06 0,006 0,000036 2 45 t2 (dtk) 0,05 _ (x-x) -0,004 _ ( x - x )2 0,000016
18
_ Rata-rata ( x ) :
0,054 Tabel 2.3
_ ( x - x )2 :
0,00012
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1) 0,00012 20
1/2
=
1/2
1/2
=
0,000006
=
0,003
Jadi waktu yang diperlukan peluru untuk sampai ke tanah sebenarnya terletak antara (0,054 - 0,003) dan (0,054 + 0,003).
Ralat nisbi:
I = / x = 0,003 0,054 = 5,56 %
x 100 % x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 5,56 % K = 94,44 % No. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 45 57 0,6 0,36 2 45 S2 (cm) 55,9 _ (x-x) -0,5 _ ( x - x )2 0,25
19
1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5
45
56,3
-0,1
0,01
45
55,7
-0,7
0,49
45
57,1
0,7
0,49
_ Rata-rata ( x ) :
56,4
_ ( x - x )2 : Tabel 2.4
1,6
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1)
1/2
=
1,6 20
1/2
1/2
=
0,08
=
0,3
Jadi jarak jangkauan peluru sebenarnya terletak antara (56,4 - 0,30) m dan (56,4 + 0,30) m
Ralat nisbi:
I = / x = 0,3
x 100 % x 100 %
20
56,4 = 0,53 % Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 0,53 % K = 99,47 % No. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 4 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5 _ Rata-rata ( x ) : 0,056 _ ( x - x )2 : Tabel 2.5 Ralat mutlak: = _ ( x - x )2 0,00072 60 0,07 0,014 0,000196 60 0,05 -0,006 0,000036 60 0,07 0,014 0,000196 60 0,04 -0,016 0,000256 3 60 t3 (dtk) 0,05 _ (x-x) -0,006 _ ( x - x )2 0,000036
1/2
21
n ( n - 1) = 0,00072 201/2 1/2
= =
0,000036 0,006
Jadi waktu yang diperlukan peluru untuk sampai ke tanah sebenarnya terletak antara (0,056 - 0,006) dan (0,056 + 0,006).
Ralat nisbi:
I = / x = 0,006 0,056 = 10,71 %
x 100 % x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 10.71 % K = 89,29 % No. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 2 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 3 1.1. 60 48,3 -0,4 0,16 60 50,1 1,4 1,96 60 48 -0,7 0,49 3 60 S3 (cm) 47,6 _ (x-x) -1,1 _ ( x - x )2 1,21
22
1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 5
60
49,5
0,8
0,64
_ Rata-rata ( x ) :
48,7
_ ( x - x )2 : Tabel 2.6
4,46
Ralat mutlak: =
_ ( x - x )2 n ( n - 1)
1/2
=
4,46 20
1/2
1/2
= = 0,5
0,223
Jadi jarak jangkauan peluru sebenarnya terletak antara (48,7 - 0,50) m dan (48,7 + 0,50) m
Ralat nisbi:
I = / x = 0,5 48,7 = 1,03 %
x 100 %
x 100 %
Keseksamaan: K = 100 % - I = 100 % - 1,03 % K = 98,97 %
4.2 PembahasanDari percobaan Vo I dengan sudut elevasi 300 didapat:1.1.1.1.1.1.1.1.1 Vo
=
S
23
t cos o = 27,42 0,044. 1/23 = 719,496 cm/dtk Jadi kecepatan awal untuk percobaan I dengan sudut elevasi 300 adalah 719,496 cm/dtk.1.1.1.1.1.1.1.1.1 Y
max = Vo2 sin2 2g
= 517674,494 . 0.25 20 = 6470,93 Jadi tinggi maksimum untuk percobaan I dengan sudut elevasi 300 adalah 6470,93 cm.1.1.1.1.1.1.1.1.1 VX
= Vo cos o
VY = Vo sin o - g t = 719,496. 1/2 - 0.44 = 359,31
= 719,496. 1/23 = 623,1
V
= =
V +V 388253,61+128025,752 X Y 2
= 719,28 cm/dt Jadi kecepatan saat mengenai pitch stop untuk percobaan I dengan sudut elevasi 300 adalah 719,28 cm/dt.1.1.1.1.1.1.1.1.1
= 00
= 300
300.
= 300
Jadi saat mengenai pitch stop untuk percobaan I dengan sudut elevasi 300 adalah
Dari percobaan Vo I dengan sudut elevasi 450 didapat:1.1.1.1.1.1.1.1.1 Vo
=
S
t cos o = 28,78
24
0,0744. 1/22 = 547,15 cm/dtk Jadi kecepatan awal untuk percobaan I dengan sudut elevasi 450 adalah 547,15 cm/dtk1.1.1.1.1.1.1.1.1 Y
max = Vo2 sin2 2g 299373,12 . 0,5 20
=
= 149868,56 Jadi tinggi maksimum untuk percobaan I dengan sudut elevasi 450 adalah 149868,56 cm.1.1.1.1.1.1.1.1.1 VX
= Vo cos o
VY = Vo sin o
-
gt = 547,15. 1/22 = 386,89 = 547,15. 1/22 - 0,744 = 386,146
V
= =
V +V 149683,87 + 149108,732 X Y 2
= 546,62 cm/dt Jadi kecepatan saat mengenai pitch stop untuk percobaan I dengan sudut elevasi 450 adalah 546,62 cm/dt.1.1.1.1.1.1.1.1.1
= 00
= 450
450.
= 450
Jadi saat mengenai pitch stop untuk percobaan I dengan sudut elevasi 450 adalah
Dari percobaan Vo I dengan sudut elevasi 600 didapat:1.1.1.1.1.1.1.1.1 Vo
=
S
t cos o = 23,12 0,047. 1/2
25
= 983,83 cm/dtk Jadi kecepatan awal untuk percobaan I dengan sudut elevasi 600 adalah 983,83 cm/dtk1.1.1.1.1.1.1.1.1 Y
max = Vo2 sin2 2g
= 967921,47 . 0,75 20 = 725941,103 Jadi tinggi maksimum untuk percobaan I dengan sudut elevasi 600 adalah 725941,103 cm.1.1.1.1.1.1.1.1.1 VX
= Vo cos o
VY = Vo sin o
- g
t = 983,83. 1/2 = 491,92 = 983,83. 1/23 - 0,47 = 851,28
V
= =
V +V 241985,29 + 725137,42 X Y 2
= 983,42 cm/dt Jadi kecepatan saat mengenai pitch stop untuk percobaan I dengan sudut elevasi 600 adalah 983,42 cm/dt.1.1.1.1.1.1.1.1.1
= 00
= 600
600.
= 600
Jadi saat mengenai pitch stop untuk percobaan I dengan sudut elevasi 600 adalah
Dari percobaan Vo II dengan sudut elevasi 300 didapat:1.1.1.1.1.1.1.1.1 Vo
=
S
t cos o = 54,04 0,076. 1/23 = 821,277 cm/dtk
26
Jadi kecepatan awal untuk percobaan II dengan sudut elevasi 300 adalah 821,277 cm/dtk.1.1.1.1.1.1.1.1.1 Y
max = Vo2 sin2 2g
= 674495,91 . 0.25 20 = 8431,2 Jadi tinggi maksimum untuk percobaan II dengan sudut elevasi 300 adalah 8431,2 cm.1.1.1.1.1.1.1.1.1 VX
= Vo cos o
VY = Vo sin o - g t = 821,277. 1/2 - 0.76 = 409,88
= 821,277. 1/23 = 711,25
V
= =
V +V 505876,56 + 168001,612 X Y 2
= 820,9 cm/dt Jadi kecepatan saat mengenai pitch stop untuk percobaan II dengan sudut elevasi 300 adalah 820,9 cm/dt.1.1.1.1.1.1.1.1.1
= 00
= 300
300.
= 300
Jadi saat mengenai pitch stop untuk percobaan II dengan sudut elevasi 300 adalah
Dari percobaan Vo II dengan sudut elevasi 450 didapat:1.1.1.1.1.1.1.1.1 Vo
=
S
t cos o = 56,4 0,054. 1/22 = 1484,21 cm/dtk Jadi kecepatan awal untuk percobaan II dengan sudut elevasi 450 adalah 1484,21 cm/dtk
27
1.1.1.1.1.1.1.1.1 Y
max = Vo2 sin2 2g 2202879,32 . 0,5 20
=
= 55071,98 Jadi tinggi maksimum untuk percobaan II dengan sudut elevasi 450 adalah 55071,98 cm.1.1.1.1.1.1.1.1.1 VX
= Vo cos o
VY = Vo sin o
-
gt = 1484,21. 1/22 = 1049,49 = 1484,21. 1/22 - 0,76 = 1048,95
V
= =
V +V 1101429,26 + 110296,12 X Y 2
= 1483,82 cm/dt Jadi kecepatan saat mengenai pitch stop untuk percobaan II dengan sudut elevasi 450 adalah 1483,82 cm/dt.1.1.1.1.1.1.1.1.1
= 00
= 450
44,990.
= 450
Jadi saat mengenai pitch stop untuk percobaan II dengan sudut elevasi 450 adalah Dari percobaan Vo II dengan sudut elevasi 600 didapat:1.1.1.1.1.1.1.1.1 Vo
=
S
t cos o = = cm/dtk1.1.1.1.1.1.1.1.1 Y
48,7 0,056. 1/2 1739,29 cm/dtk
Jadi kecepatan awal untuk percobaan II dengan sudut elevasi 600 adalah 1739,29
max = Vo2 sin2 2g 3025129,7. 0,75 28
=
20 = 113442,36 Jadi tinggi maksimum untuk percobaan II dengan sudut elevasi 600 adalah 113442,36 cm.1.1.1.1.1.1.1.1.1 VX
= Vo cos o
VY = Vo sin o
- g
t = 1739,29. 1/2 = 869,65 = 1739,29. 1/23 - 0,56 = 1505,7
V
= =
V +V 756291,12 + 2267132,492 X Y 2
= 1738,799 cm/dt Jadi kecepatan saat mengenai pitch stop untuk percobaan II dengan sudut elevasi 600 adalah 1738,799 cm/dt.1.1.1.1.1.1.1.1.1
= 00
= 600
= 600 600.
Jadi saat mengenai pitch stop untuk percobaan II dengan sudut elevasi 600 adalah
29
BAB V KESIMPULANDari hasil analisa data percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada1.1.1.1.1.1.1.1.1 Pada 1.1.1.1.1.1.1.1.1 Pada 1.1.1.1.1.1.1.1.1 Pada
sudut elevasi 450 , peluru mencapai jarak yang maksimum. sudut elevasi 600 , peluru mencapai jarak minimum. sudut elevasi 600 , peluru mencapai tinggi maksimum.
1.1.1.1.1.1.1.1.1Dengan sudut elevasi yang sama, kecepatan awal yang terbesar menghasilkan jangkauan lebih jauh. 1.1.1.1.1.1.1.1.1Sudut elevasi sama dengan sudut jatuh peluru.
DAFTAR PUSTAKA
30
1.
Dosen - dosen Fisika, Fisika I, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
2. 3.
Sears. Zemansky, Fisika untuk universitas, Dosen - dosen Fisika, Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
31
ABSTRAK
32
DAFTAR ISI1.1.1.1.1.1.1.1.1 1.1.1.1.1.1.1.1.1 1.1.1.1.1.1.1.1.1 1.1.1.1.1.1.1.1.1 1.1.1.1.1.1.1.1.1 1.1 Latar belakang 1.3 Permasalahan 6. 7. BAB II Dasar Teori 3.1 Peralatan 8. BAB Abstrak ( i) isi ( ii ) gambar ( iii ) tabel ( iv ) 1 1 1 1 1 2 4 4 4 5 5 17 24 ( v ) Pendahuluan Daftar .......................................................................................... Daftar ..................................................................................... Daftar ........................................................................................ I .......................................................................... ........................................................................... ............................................................................. ................................................................... .................................................... ......................................................................... 1.2 Tujuan percobaan ....................................................................... 1.4 Sistimatika laporan
............................................................................................
BAB III Peralatan dan cara kerja
....................................................................................
3.2 Cara kerja ................................................................................... BAB IV Analisis data dan pembahasan ............................................ 4.1 Analisis data 4.2 Pembahasan 9. .............................................................................. ...............................................................................
BAB V Kesimpulan ..........................................................................
10. Daftar Pustaka ................................................................................... 11. Lampiran
33
DAFTAR GAMBAR1. Gambar trayektori gerak peluru ........................................................... ................................................ 2 4
2. Gambar rangkaian peralatan percobaan
34
DAFTAR TABEL1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... ......................................................................................... 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel
DAFTAR GRAFIK
35
36