LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)
-
Upload
dear-farah-sielma -
Category
Documents
-
view
87 -
download
2
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)
![Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072922/5572141c497959fc0b93ca7b/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
FARMAKODINAMIK
BLOK 4 (KEPALA DAN LEHER)
26 s.d. 27 Februari 2013
Disusun Oleh :
Kelompok C
1. Kunthi Kencana Makayasa P. (122010101002)
2. Oktavia Kusuma Dewi (122010101010)
3. Nyoman Defriana Suwandi (122010101012)
4. Galih Putri W. (122010101014)
5. Zuliyatul Masnunah (122010101016)
6. Geraldi Kusuma (122010101019)
7. Kiki Andari (122010101021)
8. Lucky Puspitasari (122010101028)
9. Raditya Rangga (122010101033)
10. Brenda Desy R (122010101036)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
![Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072922/5572141c497959fc0b93ca7b/html5/thumbnails/2.jpg)
I. Pendahuluan
Farmakologi mempelajari mekanisme kerja obat pada sistem
tubuh. Obat bekerja melalui beberapa mekanisme. Sebagian kecil obat
bekerja dengan menggunakan sifat fisikokimianya yang disebut
dengan obat non-spesifik. Sedangkan sebagian besar obat bekerja
secara spesifik melalui system transpor, enzim, atau bekerja pada
reseptor.
Respon maksimal yang dihasilkan obat disebut efikasi. Sedangkan
Potensi obat adalah ukuran dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan
respon tertentu. Biasanya potensisering di ekspresikan sebagai
dosisobat yang di butuhkan untuk mencapai efekterapi pada 50%
populasi atau yang di kenal dengan ED50 (effective dose 50),
sedangkan lethal dose adalah dosis yang di butuhkan untuk membunuh
50% populasi hewan coba.
Efek dariobat yang dapat di timbulkan antara lain efek obat dapat
menurun dengan cepat (dalam beberapa menit) seiring dengan waktu
disebut takifilaksis atau desensitasi. Sedangkan toleransi adalah
sebaliknya yaitu penurunan respon yang lebih lambat (dalam beberapa
hari atau minggu), akan tetapi efek dari obat kemoterapi itu bisa hilang
atau biasa disebut dengan resistensi obat.
II. Tujuan
1. Menjelaskan prinsip kerja obat dalam menghasilkan efek
2. Menjelaskan hubungan antara dosis obat dengan efek
3. Menjelaskan hubungan antara waktu dengan efek
4. Menjelaskan perbedaan individual dalam respon terapi
III. Alat dan Bahan
1. Probandus (subyek yang diamati) semua anggota kelompok
2. Obat:NSAID sesuai dengan yang disediakan
3. Bak plastic besar
![Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072922/5572141c497959fc0b93ca7b/html5/thumbnails/3.jpg)
4. Es batu
5. Sphygmomanometer air raksa
6. Stetoskop
7. Lembar inform concent
IV. Metode Kerja
1) Tetapkan pemimpin kelompok sebelum memulai bekerja
2) Buatlah informed concent untuk probandus
a. Pemimpin kelompok membagikan tugas dalam kelompok
b. Setiap kelompok dipilih satu orang sebagai timer yang
memegang stopwatch dan satu orang yang melakukan pencatatan
c. Anggota kelompok yang lain menjadi probandus
3) Dua jam sebelum praktikum dimulai, setiap probandus minum obat
yang telah disediakan
4) Percobaan dengan es
a. Siapkan bak plastik besar yang diisi es, tambahkan air
secukupnya sehingga dapat merendam tangan
b. Satu per satu probandus memasukkan tangan kiri sedalam
pergelangan tangan ke dalam bak yang berisi es. Pada saat
bersamaan stopwatch dijalankan
c. Tahan tangan yang berada dalam rendaman es sampai probandus
tidak tahan
d. Bila probandus sudah tidak tahan, dapat diakhiri dan waktu
dicatat untuk setiap orang yang melakukannya
e. Percobaan diulangi di hari lain tetapi tidak menggunakan obat
(langkah 4, tanpa melakukan langkah 3)
5) Percobaan dengan manset
a. Lakukan pengukuran tekanan darah untuk masing-masing
probandus dan di catat.
![Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072922/5572141c497959fc0b93ca7b/html5/thumbnails/4.jpg)
b. Probandus dipasang manset dan dipompa, tekanan
sphygmomanometer dipertahankan antara tekanan darah sistolik
dan diastolic, aktifkan stopwatch.
c. Pertahankan manset sampai probandus tidak tahan baru lepas,
catat waktunya.
d. Lakukan hal ini pada seluruh anggota kelompok.
e. Percobaan diulangi di hari lain tetapi tidak menggunakan obat.
V. Hasil Pengamatan
Percobaan Es
No Nama Tanpa Obat Setelah Minum NSAID
1 Oktavia Kusuma D 3 menit 21 detik 2 menit 48 detik
2 Zuliyatul Masnunah 33 detik 40 detik
3 Brenda Desy R 17 detik 22 detik
4 Raditya Rangga 1 menit 40 detik 2 menit 3 detik
5 Geraldi Kusuma 1 menit 50 detik 2 menit 22 detik
6 Defriana Suwandi 2 menit 11 detik 1 menit 28 detik
7 Kunthi Kencana 35 detik 41 detik
8 Kiki Andari 3 menit 46 detik 10 menit 2 detik
9 Galih Putri 15 detik 18 detik
10 Lucky Puspitasari 43 detik 50 detik
Percobaan Dengan Manset
No Nama Tanpa Obat Setelah Minum NSAID
1 Oktavia Kusuma D 1 menit 12 detik 1 menit 59 detik
2 Zuliyatul Masnunah 2 menit 34 detik 2 menit 59 detik
3 Brenda Desy R 1 menit 10 detik 1 menit 35 detik
4 Raditya Rangga 1 menit 30 detik 2 menit 16 detik
5 Geraldi Kusuma 2 menit 26 detik 3 menit 2 detik
6 Defriana Suwandi 1 menit 52 detik 3 menit 6 detik
7 Kunthi Kencana 1 menit 42 detik 1 menit 1 detik
![Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072922/5572141c497959fc0b93ca7b/html5/thumbnails/5.jpg)
8 Kiki Andari 1 menit 32 detik 2 menit 8 detik
9 Galih Putri 2 menit 1 menit 56 detik
10 Lucky Puspitasari 5 menit 27 detik 8 menit 12 detik
VI. Pembahasan
Dari data praktikum yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara waktu yang dapat dicapai
sebelum dengan sesudah mengonsumsi obat NSAID. Data
menunjukkan bahwa setelah mengonsumsi obat NSAID, waktu yang
dapat dicapai probandus untuk menahan nyeri selama mungkin lebih
lama daripada waktu yang dapat dicapai probandus sebelum
mengonsumsi obat NSAID.
Hal ini disebabkan oleh kinerja obat NSAID dimana obat ini
menghambat produksi lebih lanjut dari mediator-mediator kimiawi dari
nyeri, contoh: prostaglandin, substansi P, serotonin, bradikinin, enzim
proteolitik, dll. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk mediator
kimia ini mencapai nilai ambang untuk bisa mengekspresikan rasa
nyeri menjadi lebih lama. Dari situ, maka akan menurunkan
sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri.
Dari data praktikum yang diperoleh, dapat dianalisis juga bahwa
waktu yang dapat dicapai probadus dalam percobaan manset tekanan
darah, relatif lebih lama dibandikan praktikum nyeri pada es.
Hal ini mungkin disebabkan oleh laju nilai ambang nyeri masing-
masing mediator kimia pada praktikum es dan manset berbeda. Pada
praktikum es, mediator kimiawi yang berperan merangsang serabut
nyeri adalah bradikinin,serotonin,histamin. Nilai laju untuk mencapai
ambang batas nyeri, lebih cepat daripada mediator kimia pada
praktikum manset. Dengan lebih cepatnya mediator kimia ini
terakumulasi, maka serabut nyeri akan segera terangasang dan rasa
nyeri akan cepat timbul.
![Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072922/5572141c497959fc0b93ca7b/html5/thumbnails/6.jpg)
Lain halnya dengan praktikum manset, Bila aliran darah terhambat,
maka rasa nyeri akan timbul seiring berjalannya waktu. Nilai ambang
batas nyeri pada mediator kimianya juga lebih lambat sehingga
membutuhkan waktu lebih lama untuk memunculkan rasa nyeri
dibandingkan praktikum nyeri es. Ketika metabolisme jaringan
semakin cepat, maka akan semakin cepat pula rasa nyeri yang timbul.
Diduga, salah satu penyebab timbulnya rasa nyeri ini adalah
terkumpulnya sejumlah besar asam laktat dalam jaringan, yang
terbentuk akibat metabolisme anaerobik. Mungkin juga ada bahan-
bahan kimiawi lainnya, seperti bradikinin dan enzim proteolitik yang
terbentuk di jaringan akibat kerusakan sel. Mediator tersebut butuh
lebih banyak waktu untuk terakumulasi pada tubuh sehingga butuh
waktu lebih lama untuk merangsang serabut saraf nyeri.
VII. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa:
1. Setelah minum obat NSAID, probandus dapat menahan nyeri
relatif lebih lama dibandingkan sebelum minum obat NSAID.
2. Waktu yang dapat dicapai probadus dalam percobaan manset
tekanan darah, relatif lebih lama dibandingkan probandus dalam
percobaan nyeri pada es.
3. Presepsi nyeri setiap orang berbeda-beda sehingga ketahanan
terhadap nyeri pun berbeda-beda namun secara umum setelah
meminum obat NSAID ketahanan setiap orang terhadap nyeri
bertambah dibanding saat tidak meminum obat.
Saran
Temperatur air es, seharusnya disamakan tiap probandus. Artinya,
semua probandus saat memasukkan tangannya ke dalam bak air es
harus bersama-sama, agar hasil percobaan lebih akurat.
![Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072922/5572141c497959fc0b93ca7b/html5/thumbnails/7.jpg)
VIII. Kepustakaan
Guyton & Hall.2008.Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit
Buku kedokteran EGC.
Dr. Amir Syarif, SKM., SpFK.2007.Farmakologi danTerapi.Jakarta Balai Penerbit FKUI.
IX. Lampiran
1. lembar informed consent
2. Foto-foto
![Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI(1)](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022072922/5572141c497959fc0b93ca7b/html5/thumbnails/8.jpg)
Lampiran 2
Percobaan dengan manset
Percobaan dengan es
Perbedaan warna pada telapak tangan
setelah dilakukan percobaan dengan manset