LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

32
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA “Pembuatan Buffer” (download at http://www.4shared.com/office/78fxGKOW/laporan_Praktikum_Bioki mia_Buf.html? ) KELOMPOK 3: INTAN MAULI IWARI FUADY HANIEF CHRISTIE ADI OKTAVIANA ALI PANCA KIMIA 4-A PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYAHID JAKARTA Hari/Tanggal:Kamis/12 April 2012

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA“Pembuatan Buffer”(download at

http://www.4shared.com/office/78fxGKOW/laporan_Praktikum_Biokimia_Buf.html?) 

KELOMPOK 3:INTAN MAULI IWARI

FUADY HANIEFCHRISTIE ADI OKTAVIANA

ALI PANCAKIMIA 4-A

PROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYAHID JAKARTA

Hari/Tanggal:Kamis/12 April 2012 Asisten Labotorium:Muhammad Rafi H.

Dosen:La ode Sumarlin M.Si

PEMBUATAN BUFFER

I.Latar Belakang

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat

mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah

sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH larutan tidak

berubah.

1. Larutan Penyangga Asam

Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan

penyangga asam terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A - ). Larutan ini

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam lemah dengan garamnya. Contoh,

larutan penyangga dari campuran asam asetat dengan natrium asetat. Persamaan

reaksinya adalah sebagai berikut.

CH 3 COOH (aq) --> CH 3 COO - (aq) + H + (aq)

Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat, dengan

catatan basa kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat asam

lemah dan garamnya (basa konjugasinya).

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) --> CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

HA (aq) --> A - (aq) + H + (aq)

Asam lemah Basa konjugasi

2. Larutan Penyangga Basa

Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan

penyangga basa terdiri dari basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH + ). Larutan ini

bisa dibuat dengan mencampurkan larutan basa lemah dengan garamnya. Contoh,

larutan penyangga dari campuran amonia dengan amonium klorida. Persamaan

reaksinya adalah sebagai berikut.

NH 3 (aq) + H + (aq) --> NH 4 + (aq)

Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran basa lemah dengan asam kuat, dengan

catatan asam kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat basa

lemah dan garamnya (asam konjugasinya). Persamaan reaksinya adalah sebagai

berikut.

NH 3(aq) + HCl (aq) --> NH 4 Cl (aq)

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

reaksi kesetimbangan pada larutan penyangga adalah sebagai berikut

B (aq) + H 2 O (l) --> BH + (aq) + OH - (aq)

PRINSIP KERJA LARUTAN PENYANGGA

Sebenarnya penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran pada larutan

penyangga menimbulkan sedikit perubahan pH (tetapi besar perubahan pH sangatlah

kecil) sehingga pH larutan dianggap tidak bertambah atau pH tetap pada kisarannya.

Namun, jika asam atau basa ditambahkan ke larutan bukan penyangga maka perubahan

pH larutan akan sangat mencolok.Prinsip kerja dari larutan penyangga yang dapat

mempertahankan harga pH pada kisarannya adalah sebagai berikut.

a. Larutan Penyangga Asam HA/A -

HA (aq) --> A - (aq) + H + (aq)

Jika ditambah sedikit asam kuat (H + ).Ion H + dari asam kuat akan menaikkan

konsentrasi H + dalam larutan, sehingga reaksi kesetimbangan larutan terganggu; reaksi

akan bergeser ke kiri. Namun, basa konjugasi (A - ) akan menetralisir H + dan

membentuk HA

A - (aq) + H + (aq) → HA (aq)

sehingga pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang

berarti, besarnya pH dapat dipertahankan pada kisarannya.jika ditambah sedikit basa

kuat (OH - ).Ion OH - dari basa kuat akan bereaksi dengan H + dalam larutan, sehingga

konsentrasi H + menurun dan kesetimbangan larutan terganggu. Oleh karena itu, HA

dalam larutan akan terionisasi membentuk H + dan A - ; reaksi kesetimbangan bergeser

ke kanan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

OH - (aq) + H + (aq) → H 2 O (l)

HA (aq) → A - (aq) + H + (aq)

sehingga, pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang

nyata; pH larutan dapat dipertahankan pada kisarannya. Asam lemah dapat

menetralisir penambahan sedikit basa OH - .

HA (aq) + OH - (aq) → A - (aq) + H 2 O (l)

Pengenceran larutan merupakan penambahan air (H 2 O) pada larutan. Air (H 2 O) akan

mengalami reaksi kesetimbangan menjadi H + dan OH -, namun H 2 O yang terurai sangat

sedikit. Jadi, konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.

b. Larutan Penyangga Basa B/BH +

B (aq) + H 2 O (l) --> BH + (aq) + OH - (aq)

Penambahan sedikit asam kuat (H + ).ion H + dari asam kuat dapat bereaksi dengan OH -

pada larutan, sehingga konsentrasi OH - menurun dan reaksi kesetimbangan akan

bergeser ke kiri. Basa lemah (B) dalam larutan akan bereaksi dengan H 2 O membentuk

asam konjugasinya dan ion OH - .

H + (aq) + OH - (aq) → H 2 O (l)

B (aq) + H 2 O (l) → BH + (aq) + OH - (aq)

Pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan pH yang nyata, besarnya pH

dapat dipertahankan. Basa lemah dapat menetralkan penambahan sedikit asam (H + ).

B (aq) + H + (aq) → BH + (aq)

Penambahan sedikit basa kuat (OH - ),Adanya basa kuat (OH - ) dapat meningkatkan

konsentrasi OH - dalam larutan, sehingga reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Namun adanya asam konjugasi (BH + ) dapat menetralkan kehadiran OH - dan

membentuk B dan H 2 O. Sehingga pada kesetimbangan tidak terdapat perubahan

konsentrasi OH - yang nyata, dan pH larutan dapat dipertahankan.

BH + (aq) + OH - (aq) → B (aq) + H 2 O (l)

Penambahan H 2 O dalam larutan akan langsung terionisasi menjadi H + dan OH -, namun

konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.

LARUTAN PENYANGGA ASAM

pH larutan penyangga asam tergantung pada tetapan ionisasi asam lemah (Ka)

dan perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasinya, contoh

larutan penyangga asam adalah campuran dari larutan asam asetat (CH 3 COOH) dan

larutan natrium asetat (CH 3 COONa), asam asetat akan terionisasi sebagian, sedangkan

natrium asetat akan terionisasi sempurna. Jika terdapat a mol asam asetat dan g mol

natrium asetat, maka susunan reaksinya sebagai berikut.

CH 3 COOH (aq) → CH 3 COO - (aq) + H + (aq)

CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)

Reaksi kesetimbangan asam asetat mempunyai harga tetapan ionisasi (Ka)

adalah:

sehingga

Berdasarkan kedua reaksi di atas, persamaan tetapan ionisasi Ka, ion CH 3 COO -

berasal dari garam dapat mendorong kesetimbangan menuju ke arah kiri, sehingga

jumlah mol CH 3 COOH bertambah. Jumlah CH 3 COOH yang terionisasi sebesar (a - )α

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

mol dan jumlah ion CH 3 COO - adalah (g + ) mol. Namun karena sangat kecil nilai α α α

diabaikan, sehingga mol CH 3 COOH = a mol dan mol CH 3 COO - = g mol.

LARUTAN PENYANGGA BASA

pH larutan penyangga basa bergantung pada tetapan ionisasi basa (Kb), dan

perbandingan konsentrasi basa (lemah) dengan konsentrasi asam konjugasinya. Contoh

larutan penyangga basa adalah campuran dari gas amonia (NH 3 ) dengan larutan

amonium klorida (NH 4 Cl).

Amonia merupakan basa lemah, sehingga hanya terionisasi sebagian, sedangkan

amonium klorida akan terionisasi sempurna. Jika terdapat b mol amonia dan g mol

amonium klorida, maka susunan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

NH 3 (aq) + H 2 O (l) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)

NH 4 Cl (aq) --> NH 4 + (aq) + Cl - (aq)

Pada reaksi kesetimbangan amonia, harga tetapan ionisasi basa adalah sebagai

berikut.

sehingga

Berdasarkan kedua reaksi di atas, NH 4 + dari amonium klorida akan menggeser

kesetimbangan amonium, sehingga reaksi bergeser ke kiri dengan jumlah mol NH 4 +

bertambah dari g menjadi (g + ) mol dan mol NH α 3 dari b menjadi (b – ) mol. Karenaα

besarnya sangat kecil, maka pertambahan jumlah mol NH α 4 + dan NH3 diabaikan,

sehingga mol NH 3 = b mol, dan mol NH 4 + = g mol.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

FUNGSI LARUTAN PENYANGGA

Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis

kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang

biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap

perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45,

dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia

dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.

         Darah Sebagai Larutan Penyangga

Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya

penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.

a. Penyangga Karbonat

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan

basa konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).

H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah.

Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang

disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion

bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes

miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan

dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di

gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida

yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 .

Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan

hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

b. Penyangga Hemoglobin

Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk

selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga

oksi hemoglobin adalah:

HHb + O 2 (g) → HbO 2 - + H +

Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin.Keberadaan oksigen pada reaksi di atas

dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya.

Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat

mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada

peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air

saat metabolisme.

c. Penyangga Fosfat

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam

mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - )

dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).

H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) → H 2 PO 4(aq)

H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya

sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

II.Tujuan

a.    MENGETAHUI CARA PEMBUATAN BUFFER

b.    MENGETAHUI PRINSIP PRINSIP PERHITUNGAN KIMIA DALAM PEMBUATAN BUFFER

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

III.Metodea.    Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan dalam praktikum adalah beaker glass 50 mL,batang

pengaduk,pipet tetes,label,gelas ukur,pipet ukur dan pH-meter.

Bahan yang di gunakan dalam praktikum adalah asam asetat 0,1 N,natrium

asetat,Na2HPO4 0,0067 N,KH2PO4 0,067 N,larutan buffer 7 standar kalibrasi.

b.   Prosedur kerja

b.1  Pembuatan buffer standar asetat

Larutan asam asetat 0,1 N dicampurkan dengan larutan natrium asetat 0,1 N

dengan perbandingan yang telah di tentukan,setelah tercampur homogen,diukur pH

larutan buffer dengan pH meter kemudian di catat hasilnya dalam lembar pengamatan

lalu di bandingan pH buffer hasil pengamatan dengan harga pH buffer hasil perhitungan

secara matematis.

b.2  Pembuatan buffer standar fosfat

Larutan Na2HPO4 0,067 N di campurkan dengan larutan KH2PO4 0,067 N

dengan perbandingan volume yang di tentukan,Setelah tercampur homogen,di ukur pH

buffer dengan pH meter kemudian di catat hasilnya dalam lembar pengamatan lalu di

bandingan pH buffer hasil pengamatan dengan harga pH buffer hasil perhitungan secara

matematis.

Tabel Alat yang di gunakan dalam praktikum

1 Beaker Glass Rp57500 +50 Rp 575 Di ambil beaker glass dengan hati hatiDi isi dengan bahan yg di gunakanSetelah di gunakan buang bahan yg ada di dalamnyaDicuci hingga bersih

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

2 Batang Pengaduk Rp 6875 +40 Rp 68,75 Di ambil batang pengadukDi gunakan untuk mengaduk bahan kimiaSetelah di gunakan di cuci dan di bilas3 Gelas Ukur Rp133375 +20 Rp1333,75 Di ambil gelas ukur untuk mengukur volume larutan liat skala volume untuk menakar batas volume yg ingin di gunakan4 Pipet Tetes Rp 1150 +25 Rp11,5 Di ambil pipet tetes dengan hati hati kemudian di tekan bulb pipet dan masukan pipet ke dalam wadah yg berisi larutan untuk mengambil larutan kemudian tekan bulb kembali untuk mengeluarkan larutan5 Pipet Ukur RP78300 +20 Rp783 Di ambil pipet ukur dengan hati hati kemudian di putar alat penghisap larutan pada pipet dan masukan pipet ke dalam wadah yg berisi larutan untuk mengambil larutan kemudian tekan bagian atas alat penghisap untuk mengeluarkan larutan6 pH-Meter Rp 428000 +35 Rp4280 Di hubungan alat pH-meter dengan sumber listrik bila ada,tekan tombol on pada alat kemudian tekan tombol kalibrasi sambil di masukan batang sensor dan lakukan kalibrasi dengan larutan standar pH 7,setelah di kalibrasi di masukan batang sensor ke dalam sampel uji

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Tabel bahan yang di gunakan dalam praktikum

No Nama Bahan Gambar Molekul Jumlah menurut modulJumlah real yang digunakan

Prediksi Harga(Rp)MSDS Pengolahan Limbah

1 Asam asetat 600 mL 150 ml Rp 4000/L ada Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair2 Natrium asetat400 mL 100 mL Rp ada Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair3 Na2HPO4 160 mL 40 mL Rp - Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair4 KH2PO4 340 mL 85 mL Rp - Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cairMSDS asam asetat

Keadaan fisik dan penampilan: Cairan.

Bau: pedas, cuka-seperti, asam (Strong.)

Rasanya: Cuka, asam (Strong.)

Berat Molekul: 60,05 g / mol

Warna: tak berwarna. Jelas (Light.)

pH (1% soln / air): [. Asam] 2

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Titik Didih: 118,1 ° C (244,6 ° F)

Melting Point: 16,6 ° C (61,9 ° F)

Kritis Suhu: 321,67 ° C (611 ° F)

Spesifik Gravity: 1,049 (Air = 1)

Tekanan Uap: 1.5 kPa (@ 20 ° C)

Kepadatan uap: 2.07 (udara = 1)

Volatilitas: Tidak tersedia.

Bau Threshold: 0,48 ppm

Air / Minyak Dist. . Coeff: Produk ini lebih mudah larut dalam air; log (minyak / air) = -

0.2

Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.

Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter, aseton.

Kelarutan:Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter, aseton. Larut

dengan Gliserol, alkohol, Karbon Benzene,Tetraklorida. Praktis tidak larut dalam

disulfida Karbon.

Bagian 3: Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut:

Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan,

inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit hubungi (korosif, permeator), kontak mata

(korosif). Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama

pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat

menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkinmenghasilkan iritasi

parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas.

Radang mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang

ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,sesekali, terik.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Potensi Efek Kesehatan kronis:Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan,

inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.

Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan /

atau ragi. Teratogenik EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak

tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa selaput, kulit, gigi. Paparan

berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ

atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis

dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama paparan kabut semprotan

dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering infeksi

bronkus.

Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,

segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat

digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kulit :Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya

selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi

dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin

pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih

sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kulit Serius:Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan

krim anti-bakteri. Mencari medis segera perhatian.

Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan

pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian

segera.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Serius Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian

yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas,

mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi.

PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk

memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau

korosif. Cari bantuan medis segera.

Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh

personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar

orang.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat

pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.Serius tertelan: Tidak tersedia.

Bagian 6: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

Tumpahan Kecil:

Encerkan dengan air dan mengepel, atau menyerap dengan bahan inert dan tempat

kering dalam wadah pembuangan limbah yang baik. Jika diperlukan: Menetralisir residu

dengan larutan encer natrium karbonat.

Tumpahan Besar:Mudah terbakar cair. Korosif cair. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari

sumber api. Stop bocor jika tanpa risiko. Jika produk dalam bentuk padat: Gunakan

sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Jika produk

dalam bentuk cair: Menyerap dengan bumi KERING, pasir atau non-materi yang mudah

terbakar. Jangan sampai air di dalam kontainer. Menyerap dengan bahan inert dan

menempatkan bahan yang tumpah dalam pembuangan limbah yang baik. Jangan

menyentuh bahan tumpah. Gunakan air semprot tirai untuk mengalihkan melayang uap.

Mencegahnya masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah terbatas;

tanggul jika diperlukan. Meminta bantuan bila dibuang. Menetralisir residu dengan

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

larutan encer natrium karbonat. Hati-hati bahwa produk tidak hadir pada konsentrasi

tingkat di atas NAB. Periksa NAB pada MSDS dan dengan pemerintah setempat.

Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan

Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Ground semua

bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Tidak bernapas gas / asap / uap /

semprotan. Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal ventilasi

cukup, pakai pernapasan yang sesuai peralatan. Jika tertelan, segera dapatkan saran

medis dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan

dari incompatibles seperti agen oksidasi, mengurangi agen, logam, asam, alkali.

Penyimpanan:

Simpan dalam area terpisah dan disetujui. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan

berventilasi cukup. Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk

digunakan. Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api).

Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi

Rekayasa Kontrol:Sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain untuk

menjaga konsentrasi udara uap di bawah masing-masingambang batas nilai. Pastikan

bahwa obat cuci mata stasiun dan pancuran keselamatan proksimal ke lokasi kerja

stasiun.

Pribadi Perlindungan:Splash kacamata. Sintetis celemek. Uap respirator. Pastikan untuk

menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Sarung

tangan(Tahan).

Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Uap respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus

digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan

mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk

Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan

Limbah Pembuangan:

Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan lokal peraturan

pengendalian lingkungan.

MSDS Natrium Asetat

Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Granular, bubuk kristal.)

Bau: berbau ke asetat (Slight.)

Rasa: Tidak tersedia.

Berat Molekul: 82,03 g / mol

Warna: tak berwarna. Putih.

pH (1% soln / air): [. Dasar] 11

Titik didih: Tidak tersedia.

Melting Point: 324 ° C (615,2 ° F)

Suhu kritis: Tidak tersedia.

Spesifik Gravity: 1,528 (Air = 1)

Tekanan Uap: Tidak dipakai.

Kepadatan uap: Tidak tersedia.

Volatilitas: Tidak tersedia.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Bau Threshold: Tidak tersedia.

Air / Minyak Dist. Coeff:. Tidak tersedia.

Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.

Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.

Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas.

Bagian 3: Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya jika terjadi proses menelan, dari inhalasi.

Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan).

Potensi Efek Kesehatan kronis:Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik: Tidak

tersedia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.

PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Paparan berulang atau berkepanjangan

tidak diketahui memperburuk kondisi medis.

Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama

Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,

segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat

digunakan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.

Kulit:Cuci dengan sabun dan air. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan.

Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang. dingin air dapat digunakan.

Kontak Kulit serius: Tidak tersedia.

inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan

pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian jika

gejala muncul.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Penghirupan serius: Tidak tersedia.

Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh

personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar

orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat

pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

Serius tertelan: Tidak tersedia.

Bagian 6: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

Tumpahan Kecil:Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam

wadah pembuangan limbah nyaman. Jika perlu: Menetralisir residu dengan larutan

encer asam asetat. Selesai membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang

terkontaminasi dan membuang sesuai dengan persyaratan otoritas lokal dan regional.

Tumpahan Besar:Gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan

limbah nyaman. Menetralisir residu dengan larutan encer asam asetat. Selesai

membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang terkontaminasi dan

memungkinkan untuk mengevakuasi melalui sanitasisistem.

Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan

Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Kontainer kosong

menimbulkan risiko kebakaran, menguap residu di bawah fume hood. Tanah semua

bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Jangan menghirup debu. Pakailah pakaian

pelindung yang sesuai. Dikasus ventilasi tidak cukup, pakai peralatan pernapasan yang

sesuai. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label.

Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator, asam.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan

berventilasi cukup.

Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi

Rekayasa Kontrol:Gunakan lampiran proses, ventilasi pembuangan lokal, atau kendali

teknik lain untuk menjaga kadar udara di bawah direkomendasikan paparan batas. Jika

operasi pengguna menghasilkan debu, asap atau kabut, gunakan ventilasi untuk

menjaga paparan kontaminan udara

di bawah batas yang diperbolehkan.Pribadi Perlindungan: Kacamata pengaman. Lab

mantel. Debu respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui /

bersertifikat atau setara.Sarung tangan.

Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai.

Debu respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus

digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan

mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk.

Batas: Tidak tersedia.

Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan

Limbah Pembuangan:Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan

lokal peraturan pengendalian lingkungan

IV.Hasil dan Pembahasan

1.      Buffer Asetat

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Percobaa

n

CH3COOH 0,1 N CH3COONa 0,1 N pH

percobaan

pH

teori

1 46,75 mL 3,75 mL 3,54 3,67

2 41 mL 9 mL 4,12 4,10

3 31,5 mL 18,5 mL 4,35 4,53

4 20 mL 30 mL 4,95 4,93

5 10,5 mL 39,5 mL 5,38 5,33

2.      Buffer Fosfat

Percobaa

n

Na2HPO4 0,067

N

KH2PO4 0,067

N

pH

teknis

pH teori

1 12,5 mL 23,75 mL 5,47 5,58

2 3 mL 22 mL 5,28 5,99

3 6,625 mL 18,375 mL 5,60 6,42

4 12,5 mL 12,5 mL 6,13 6,86

5 17,875 mL 7,125 mL 6,45 7,26

Larutan buffer merupakan larutan yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan

pH bila ditambahkan asam ataupun basa. Larutan buffer terdiri dari asam lemah (HA) dan

basa konjugasinya (A-). Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah asam asetat yang

merupakan asam lemah dan garam natrium asetat yang merupakan basa konjugasinya.

Pada percobaan pembuatan larutan buffer, pH buffer asetat dan pH buffer fosfat tidak sesuai

dengan pH menurut teori yang ada. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pH yang

diharapkan dengan pH yang dihasilkan. Hal ini bisa jadi dikarenakan oleh kurang telitinya

dalam pencampuran,ataupun kesalahan dalam perhitungan konsentrasi asam asetat dan

natrium asetat yang digunakan dalam pembuatan larutan buffer. Selain itu, hal ini juga

disebabkan oleh pH meter. Low battery pada pH meter dapat menggangu pembacaan pH dan

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

juga bisa juga disebabkan oleh rusaknya membrane gelas yang terdapat pada gelembung

elektroda pH meter  Sehingga pembacan pH-nya tidak akurat.

Jika larutan buffer ditambahkan asam atau basa. Larutan tersebut mampu mempertahankan

pHnya. Contohnya larutan buffer asetat ketika ditambahkan asam klorida larutan tersebut

mampu mempertahankan pH-nya sehingga tidak terjadi perubahan pH yang signifikan. Hal

ini terjadi karena ketika larutan buffer asetat ditambahkan asam klorida, komponen CH3COO-

bekerja untuk menetralkan ion H+ larutan asam klorida. Akibatnya, kesetimbangan bergeser

ke arah kiri. Jumlah ion CH3COO- akan berkurang dan sebaliknya, jumlah molekul

CH3COOH akan meningkat (Anonim,B)

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Begitu juga, jika larutan buffer asetat ditambahkan basa dalam hal ini natrium hidroksida.

komponen CH3COOH bekerja untuk menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya,

kesetimbangan asam lemah bergeser ke arah kanan. Jumlah molekul CH3COOH akan

berkurang dan sebaliknya jumlah ion CH3COO- akan meningkat (Anonim,B)

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Pada percobaan buffer fosfat terjadi reaksi :

Na2+ + HPO4- → Na2HPO4

K+ + H2PO4- → KH2PO4

Sistem buffer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) yang merupakan pemberi

hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO4 2-) yang merupakan penerima hidrogen

(basa). Kedua-duanya ion tersebut berada dalam keseimbangan dan hubungannya bisa ditulis

sebagai rumus berikutnya:

H2PO4 - ↔ H+ + HPO42-

Ketika ion-ion hidrogen ditambah dalam larutan yang ditahankan oleh buffer fosfat,

keseimbangan yang di atas akan ke arah kiri (yaitu, ion H+ yang kelebihan akan bereaksi

dengan ion hydrogen fosfat dan menghasilkan ion dihidrogen fosfat). Ketika larutan semakin

alkali (basa) keseimbangan yang di atas akan ke arah kanan (yaitu, ion OH- yang kelebihan

akan bereaksi dengan ion hydrogen dan menghasilkan air).

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

V.Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum ini adalah

1. Larutan buffer terdiri dari asam lemah (HA) dan garam atau basa konjugasi. Larutan

buffer asetat dapat dibuat dari campuran Asam asetat (CH3COOH) dan KH2PO4

sebagai asam lemahnya dan garam Natrium asetat (CH3COONa) dan Na2HPO4

sebagai basa konjugasinya.

2. Larutan buffer dapat mempertahankan pHnya ketika ditambahkan sedikit asam atau

basa. Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan dinetralkan

oleh basa konjugasinya sehingga kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan

sehingga jumlah molekul asamnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika

larutan buffer ditambahkan basa, maka basa tersebut akan dinetralkan oleh asam

lemahnya sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah produk dan meningkatkan

jumlah basa konjugasinya.

DAFTAR PUSTAKADay,RA and Underwood AL.1992.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima,Jakarta;ErlanggaHermanto,Sandra,Msi.2007.Petunjuk Praktikum Biokimia 1.Jakarta;UIN Syahid JakartaKoolman,Jan.1994.Biokimia.Jakarta;Hipokrates FKUILinggih,S.R dan P Wibowo.1988.Ringkasan kimia.Ganeca Exact Bandung;Bandung