LAPORAN PKL Nickolas Parasian 5315062246
-
Upload
parasian-ciggarets -
Category
Documents
-
view
45 -
download
0
Transcript of LAPORAN PKL Nickolas Parasian 5315062246
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROSES PEMBUATAN BATA RINGAN
di PT. BINROCOM NUGRAHA Jl. Jendral Ahmad Yani No 14 Cikampek, Indonesia
Disusun oleh : NICKOLAS PARASIAN
5315062246
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Pada PT. BINROCOM NUGRAHA
Jl. Jendral Ahmad Yani, No.14 Cikampek, Indonesia
Koordinator PKL Dosen Pembimbing
Drs. Tri Bambang Ak, M.Pd. NIP. 19641202 19900 31002 NIP. 197906072008121003
Imam Basori, M.T.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
NIP. 19650817 19910 21001 Drs.Agus Dudung, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk segala karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di PT Binrocom
Nugraha dengan baik.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk menyelesaikan Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) pada Jurusan
Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta. Dan saya melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di PT. Binrocom mulai tanggal 02 – 27 April 2012.
Selama proses pelaksanaan PKL, saya banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada yang telah membantu pelaksanaan dan penyusunan Laporan
Kerja Praktek ini, khususnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga saya
bisa menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan beserta laporannya.
2. Orang tua saya, yang selalu memberikan semangat dan Doa terbaik untuk
saya.
3. Bapak Drs. AgusDudung, M.pd selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Jakarta.
4. Bapak Drs. Tri Bambang, Selaku Koordinator Praktek Kerja Lapangan
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta.
5. Bapak Imam Basori, M.T. selaku dosen pembimbing di dalam penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
6. Bapak Ir. Sugi selaku Instruktur di PT Binrocom Nugraha.
7. Seluruh Staff dan karyawan di PT. Binrocom Nugraha.
8. Seluruh Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta,
untuk Solidaritasnya.
9. Dan seluruh pihak lain yang telah membantu saya dalam melaksanakan
PKL serta dalam penyusunan laporan ini, yang tidak dapat saya sebutkan
satu-persatu.
Saya dengan senang hati menerima saran dan kritik dari setiap pembaca
laporan PKL saya ini untuk membantu perbaikan dan penyempurnaan Laporan
PKL ini. Semoga pengetahuan ini berguna bagi semua pembaca dalam dunia ilmu
pengetahuan, keteknikan, perusahaan.
Jakarta, 21 September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ..................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iv
Daftar Gambar ............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ................................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Profil perusahaan ........................................................................................................ 2
B. Ruang lingkup pekerjaan PKL ................................................................................... 6
C. Jadwal pelaksanaan PKL ............................................................................................ 8
BAB II PELAKSANAAN PKL .................................................................................... 9
A. Perencanaan pekerjaan ............................................................................................... 9
B. Waktu dan tempat pelaksanaan PKL ....................................................................... 10
C. Pelaksanaan pekerjaan ............................................................................................. 11
BAB III DASAR TEORI ........................................................................................... 13
A. Bata ........................................................................................................................ 13
B. Bata ringan .............................................................................................................. 14
C. Jenis bata ringan ..................................................................................................... 15
D. Material pembuatan bata ........................................................................................ 21
E. Metode mix design ................................................................................................. 27
BAB IV POKOK BAHASAN ................................................................................... 29
A. Analisis pekerjaan ................................................................................................... 29
B. Spesifikasi bata ringan ............................................................................................. 40
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 41
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 41
B. Saran ........................................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 44
LAMPIRAN ................................................................................................................. 45
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 LubangPasir .......................................................................... 30
Gambar 2.1 Conveyor .............................................................................. 31
Gambar 3.1 Ballmeal................................................................................. 31
Gambar 4.1 Slurry..................................................................................... 32
Gambar 5.1 Sillo ....................................................................................... 33
Gambar 6.1 Tangki penimbang ………………….................................. 34
Gambar 7.1 Mixer …………................................................................... 34
Gambar 8.1 Bahan mentah sedang dituang ke dalam cetakan ................. 35
Gambar 9.1 Kondisi bahan mentah setelah mengembang ....................... 35
Gambar 10.1 Cutting machine .................................................................... 36
Gambar 11.1 Bahan mentah dimasukan ke dalam autoclave ..................... 37
Gambar 12.1 Boiler .................................................................................... 38
Gambar 13.1 Autoclave .............................................................................. 38
Gambar 13.2 Kondisi bagian packing ........................................................ 49
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pelaksanaan PKL ........................................................................... 11-12
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
mempunyai satu matakuliah yang wajib untuk diambil dan harus diselesaikan
supaya mendapatkan gelar sarjana yang berkompeten, yaitu Praktek Kerja
Lapangan. Praktek Kerja Lapangan ini merupakan suatu kegiatan yang terdapat
di dalam mata kuliah dengan mempunyai bobot 2 SKS dan wajib diikuti oleh
setiap mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta.
Oleh karena itu penulis sebagai mahasiswa jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Jakarta melaksanakan kegiatan tersebut dengan bersungguh-
sungguh, agar penulis bisa mendapatkan hasil yang terbaik dan juga
mendapatkan pengetahuan baru tentang dunia kerja yang sebenarnya.
Pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis diberi kesempatan untuk
melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT Binrocom Nugraha. Saat ini PT
Binorocom Nugraha merupakan perusahaan yang sedang berkembang dan
sebagai perusahaan pembuat bata ringan dengan teknologi modern saat ini.
PT Binrocom Nugraha, dalam produksinya memproduksi Autoclaved
Aerated Concrete Block atau lebih dikenal dengan bata ringan. Beberapa tipe
bata ringan yang diproduksi dibedakan hanya pada ukurannya, komposisi
penyusun serta tata cara pembuatannya dari masing-masing ukuran tidak ada
yang dibedakan. Tipe yang membedakan dari bata ringan tersebut berdasarkan
volume per satuan dari bata ringan.
Dari kesimpulan tersebut akhirnya saya menguraikan laporan praktek kerja
lapangan sebagai berikut:
A. Profil Perusahaan
PT. Binrocom Nugraha adalah sebuah perusahaan industri yang secara khusus
memproduksi bata secara modern sehingga menghasilkan beberapa keunggulan
daripada bata yang dibuat secara tradisional. Keunggulan yang dihasilkan oleh
PT. Binrocom Nugraha ini adalah bata ini sangat ringan, bentuknya yang sangat
mudah untuk pemasangan pada bangunan, memiliki kekuatan yang baik untuk
bangunan, bata herbel ini juga mempunyai keutamaan yaitu kedap terhadap panas
yang ada pada sekitarnya, dan juga dapat terapung di air.
PT. Binrocom Nugraha mempunyai visi yaitu memperkenalkan inovasi
terbaru dalam pembuatan bata herbel . Inovasi-inovasi terbaru yang digunakan
dalam pembuatan bata herbel tersebut menggunakan teknologi canggih masa kini,
sehingga proses pembuatannya dapat dilakukan dengan skala besar dan juga cepat
akan tetapi menghasilkan kelebihan yang sangat signifikan dengan batu bata yang
dibuat secara tradisional.
Ada beberapa proses utama pada perusahaan ini yaitu proses persiapan bahan,
mixing,cutting dan juga steam.
PT.Binrocom Nugraha dikepalai oleh Mr.Denymon (direktur/CEO/manajer
umum).Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006 hingga sekarang telah
mempunyai cabang-cabang perusahaan dalam hal pemasaran produknya. Kantor
cabang pemasaran berada pada Jl. Jendral Ahmad Yani No 14 Cikampek,
Indonesia. Nomor telepon yang dapat dihubungi adalah 0264 - 310106.
Dalam pemasaran produk bata herbel ini PT.Binrocom Nugraha sedang
berkonsentrasi di wilayah Asia Tenggara, dan akan berusaha memperluas ke
wilayah seluruh Asia.
a. Lokasi Perusahaan
PT. Binrocom Nugraha terletak di kawasan industri dawuan
cikampek, yaitu Jl. Jendral Ahmad Yani No 14 Cikampek, Indonesia.
b. Waktu Kerja
Pada umumnya karyawan diperusahaan ini adalah laki-laki dan
wanitanya hanya beberapa saja itu pun sebatas pada bagian keuangan dan
personalia. Hal ini karena perusahaan tersebut dalam pelaksanaan
operasinya memerlukan karyawan yang kemampuan fisiknya kuat
disamping keterampilan dan keahlian sesuai dengan bidangnya.
Untuk status karyawan tetap yaitu karyawan kontrak yang sudah
dikontrak selama dua tahun berturut-turut dengan prestasi dan kerajinan
yang baik sehingga diangkat menjadi karyawan tetap.
Jam kerja yang berlaku pada perusahaan ini, yaitu sebagai berikut:
Senin - Kamis : 07.30 – 16.20
Jum’at : 07.30 – 16.25
c. Sarana Perusahaan
Adapun sarana dan kesejahteraan karyawan yang diberikan
perusahaan antara lain:
1. Alat pelindung diri.
a. Topi / helmet.
b. Baju seragam.
c. Safety shoes.
d. Rubber shoes.
e. Cotton glove.
f. Welding glove.
g. Masker textile.
h. Body protector.
i. Hand protector.
j. Foot protector.
k. Ear plug.
l. Kaca mata las
2. Jatah Makan
Setiap karyawan mendapatkan jatah makan satu kali dalam satu hari dan
apabila lembur empat jam berturut - turut akan mendapat jatah makan
tambahan.
3. Kerja Lembur
Kerja lembur ini atas dasar permintaan atasan / kepala bagian. Adapun
upah kerja lembur ditetapkan berdasarkan KKB (Kesepakatan Kerja
Bersama).
4. Poliklinik
Dengan adanya poliklinik perusahaan diharapkan menjadi sarana
pelayanan terhadap kesehatan karyawan diluar Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek). Perusahaan juga mewajibkan karyawan memeriksakan
kesehatan setiap satu tahun sekali dengan biaya ditanggung oleh
perusahaan.
5. Cuti
Setiap karyawan yang telah memenuhi masa kerja selama 12 bulan
berturut-turut terhitung dari mulai pertama kerja, maka ia berhak untuk
mendapatkan cuti tahunan selama 12 hari kerja dengan upah penuh. Bagi
karyawan yang sakit dapat mengajukan cuti sakit dengan mengajukan
surat resmi dari dokter yang ditunjuk perusahaan ( Jamsostek ).
6. Jamsostek
Jaminan sosial tenaga kerja merupakan standar yang diberlakukan oleh
mentri tenaga kerja sebagai bukti untuk memperhatikan kesejahteraan
karyawan. Perusahaan telah memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
7. Rekreasi dan olahraga
Dalam setiap tahunnya perusahaan mengadakan rekreasi bersama selama
satu hari penuh dengan biaya ditanggung oleh perusahaan. Untuk sarana
olah raga perusahaan menyediakan lapangan badminton lengkap dengan
perlengkapannya.
8. Tunjangan Hari Raya
Setiap tahunnya perusahaan memberikan tunjangan hari raya, sedangkan
ketentuannya sesuai dengan ketetapan yang ditetapkan oleh pemerintah.
9. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dibuat guna mempermudah pelaksanaan dan
pengontrolan produksi sesuai dengan yang direncanakan. Jika ditinjau dari
segi susunan organisasinya yang bertanggung jawab penuh terhadap
perusahaan adalah Presiden Direktur, sedangkan Dewan Komisaris disini
hanya untuk mengurusi hubungan keluar.
Jadi yang mengatur dan mengawasi proses pelaksanaan perusahaan
adalah Presiden Direktur, dalam pelaksanaan tugas hariannya dibantu oleh
seorang General Manager yang menyampaikan tugas dari Presiden
Direktur kepada tiap-tiap manager dan juga menerima laporan-laporan dari
tiap-tiap manager untuk disampaikan kepada atasannya. Dalam periode
tertentu dilakukan evaluasi pada masing masing tingkatan bersama dengan
Dewan Komisaris.
B. Ruang lingkup Pekerjaan PKL
Lingkup pekerjaan PKL untuk tingkat mahasiswa berbeda dengan tingkat
pendidikan sebelumnya. Apabila tingkat pendidikan sebelumnya seperti
sekolah kejuruan adalah ikut bekerja membantu para pekerja dalam proses
produksi tempatnya PKL, maka berbeda sekali dengan PKL pada tingkat
mahasiswa. Karena tidak ikut bekerja melainkan hanya mengamati dan
menganalisa suatu kegiatan dan proses produksi yang ada di PT. Binrocom
Nugraha.
PT. Binrocom Nugraha merupakan sebuah perseroan terbatas yang
bergerak dalam bidang produksi bahan baku material. PT. Binrocom Nugraha
sangat memperhatikan kualitas produknya, hal ini dapat terlihat dengan
diawasinya seluruh proses produksi agar berjalan dengan baik.
Ada beberapa proses utama pada perusahaan ini yaitu proses persiapan
bahan, mixing, cetakan dan juga steam. Pada proses persiapan bahan, pasir,
kapur serta alumunium dicampur dengan komposisi setimbang agar
mendapatkan olahan yang baik. Setelah itu olahan dimasukan kedalam
cetakan untuk didiamkan agar terjadi proses pengerasan. Setelah mengeras,
cetakan dilepas lalu olahan tesebut dimasukan ke dalam mesin pencetak
sekaligus memotong bahan menggunakan kereta ( karena dapat mengangkut
olahan dengan banyak ). Kemudian mesin pencetak memotong olahan sesuai
dengan perinyah dari PPC, setelah bahan terpotong kereta tersebut membawa
olahan ke dalam Autoclave untuk dipanaskan.
Pada proses steam yang digunakan pada perusahaan ini adalah dengan
menggunakan teknologi terbaru yaitu penggunaan Autoclave. Proses steam
adalah proses pengeringan olahan, yaitu mengurangi kadar air sampai batas
yang di tentukan menggunakan Uap Panas dari Ketel Uap atau Boiler, jika
dibandingkan dengan sistem konvensional olahan dikeringkan dengan batu
bara.
Pada pembahasan singkat di atas mugkin belum mampu menggambarkan
bagaimana proses produksi secara detail, maka pada kesempatan ini penulis
akan menjelaskan secara lebih detail mengenai ”proses produksi batu bata
ringan AAC Blok” di PT. Binrocom Nugraha.
C. Jadwal Pelaksanaan PKL
Waktu Pelaksanaan : 02 April s/d 27 April 2012
Jam kerja : 07.30 – 16.20 WIB ( Senin – Kamis )
07.30 – 16.25 WIB ( Jum’at )
(Sabtu – Minggu Libur)
Lokasi Pelaksanaan PKL : PT. Binorocom Nugraha, Jl. Jendral
Ahmad Yani No 14
Cikampek, Indonesia.
BAB II
PELAKSANAAN PKL
A. Perencanaan pekerjaan
Perencanaan proses kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di
(PT. Binrocom Nugraha (Bata Ringan)), tata tertib yang harus dipatuhi adalah
sebagai berikut:
a. Jam kerja dimulai pukul 08.00 WIB dan tidak boleh adanya keterlambatan
tanpa alasan yang sangat mendesak.
b. Setiap pukul 12.00 diharapkan menggunakan waktu istirahat secara
optimal selama satu jam dikarenakan tidak adanya keterlambatan kerja
pada waktu selesai jam istirahat.
c. Saat di pabrik semua karyawan wajib mengikuti prosedur keamanan kerja
d. Sebelum bekerja dan sesudah bekerja wajib absen sebagai bukti hadir di
tempat yang telah ditentukan
e. Pulang pukul 16.00 WIB
B. Waktu dan tempat pelaksanaan PKL
Lamanya saya melaksanakan PKL di PT. Binrocom Nugraha (Bata
Ringan) adalah satu bulan terhitung pada 02 - 27 April 2012. Berikut adalah
aktivitas praktek kerja lapangan saya di PT. Binrocom Nugraha (Bata Ringan)
yang dibuat oleh instruktur Binrocom Nugraha (Bata Ringan). Aktivitas PKL
pada minggu pertama yaitu :
1. Pengenalan tentang pabrik
2. Prosedur produksi
3. Proses produksi
4. Pengenalan masing-masing bagian produksi
5. Pengenalan bahan-bahan untuk produksi bata ringan
6. Mempelajari prosedur keamanan kerja
Pada minggu kedua dan juga pada minggu-minggu berikutnya :
1. Pengenalan system kerja mesin
2. Observasi terhadap mesin mixer
3. Pemahaman kerja mesin-mesin produksi
4. Rancangan alur proses produksi bata ringan
Jadwal dan perencanaan kegiatan PKL diatas dibuat oleh pembimbing PKL di
perusahaan untuk mengembangkan kemampuan penulis.
C. Pelaksanaan pekerjaan
Tabel 1. Pelaksanaan PKL
No Tgl/Bln/Thn Uraian Kegiatan
1 12/03/2012 Mengisi daftar sebagai peserta PKL dan membaca peraturan
selama PKL
2 02/04/2012 Pembagian ID dan penempatan dibagian produksi
3 03/04/2012 Pengenalan dengan staf dan karyawan produksi
4 04/04/2012 Pengenalan serta penjelasan Proses produksi
5 05/04/2012 Pengenalan masing-masing bagian produksi
Pengenalan bahan-bahan untuk produksi bata ringan
6 06/04/2012 Mempelajari prosedur keamanan kerja
7 09/04/2012 Mempelajari prosedur K3
8 10/04/2012 Mempelajari proses ereksi bangunan perluasan pabrik
Pembuatan rufter
9 11/04/2012 Mempelajari proses ereksi bangunan perluasan pabrik
Pembuatan rufter
10 12/04/2012 Membantu karyawan mengerjakan rufter dan mempelajari
teknik pengelasan
11 13/04/2012 Membantu karyawan mengerjakan rufter dan mempelajari
teknik pengelasan.
12 16/04/2012 Rancangan alur proses produksi bata ringan
13 17/04/2012 Rancangan alur proses produksi bata ringan
14 18/04/2012 Observasi Boiler dan Komponen Pendukungnya.
15 19/04/2012 Observasi Boiler dan Komponen Pendukungnya.
16 20/04/2012 Observasi Autoclave dan Komponen Pendukungnya.
17 23/04/2012 Observasi Autoclave dan Komponen Pendukungnya.
18 24/04/2012 Observasi ruang Mixer
19 25/04/2012 Observasi ruang Mixer
20 26/04/2012 Mengumpulkan data yang masih kurang dengan menanyakan
kepada karyawan
21 27/04/2012 Lapor diri selesai melaksanakan PKL dan berpamitan dengan
para karyawan
BAB III
DASAR TEORI
A. Bata
Bata adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu – batuan yang
direkatkan oleh bahan ikat. Bata dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar)
dan ditambah dengan pasta semen. Singkatnya dapat dikatakan pasta bahwa
semen mengikat pasir dan bahan-bahan agregat lain (batu kerikil, basalt dan
sebagainya). Rongga diantara bahan-bahan kasar diisi oleh bahan-bahan halus.
Penerangan sepintas lalu ini memberikan bayangan bahwa harus ada
perbandingan optimal antara agregat campuran yang bentuknya berbeda-beda agar
pembentukan bata dapat dimanfaatkan oleh seluruh material.
Dalam konstruksi, bata adalah sebuah bahan bangunan komposit yang
terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari
bata adalah bata semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya
kerikil dan pasir), semen dan air. Biasanya dipercayai bahwa bata mengering
setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, bata tidak menjadi padat karena
air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan
akhirnya membentuk material seperti-batu. Bata digunakan untuk membuat
perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan,
struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok
blok. Nama lama untuk bata adalah batu cair.
Bata normal diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu bata normal dan
bata ringan. Bata normal tergolong bata yang memiliki densitas sekitar 2,2 – 2,4
gr/cm3 dan kekuatannya tergantung pada komposisi campuran bata (mix design).
Sedangkan untuk bata ringan memiliki densitas < 1,8 gr/cm3, begitu juga dengan
kekuatannya sangat bervariasi dan sesuai dengan penggunaan dan pencampuran
bahan bakunya. Jenis dari bata ringan ada dua, yaitu bata ringan berpori (aerated
concrete) dan bata ringan tidak berpori (non aerated concrete). Bata ringan berpori
adalah bata yang dibuat agar strukutrnya terdapat banyak pori. Bata semacam ini
diproduksi dengan bahan baku dari campuran semen, pasir, gypsum, CaCO3 dan
katalis aluminium. Dengan adanya katalis Al selama terjadi reaksi hidratasi,
semen akan menimbulkan panas (reaksi eksotermal) sehingga timbul gelembung-
gelembung gas H2O, CO2 dari reaksi tersebut. Akhirnya gelembung tersebut akan
menimbulkan jejak pori dalam bata yang sudah mengeras. Semakin banyak gas
yang dihasilkan akan semakin banyak pori yang terbentuk dan bata akan semakin
ringan.
B. Bata Ringan / (Lightweight Concrete)
Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya bata
ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga
(Autoclaved Aerated Concrete/ AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete,
Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris disebut Aircrete and Thermalite.
Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan
daripada bata pada umumnya. Tujuan penggunaan bata ringan adalah untuk
mengurangi berat sendiri dari struktur sehingga komponen struktur pendukungnya
seperti pondasinya akan menjadi lebih hemat.
Bata ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun
1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan.
Bata ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman
di tahun 1943. Hasilnya, bata ringan aerasi ini dianggap sempurna, termasuk
material bangunan yang ramah lingkungan, karena dibuat dari sumber daya alam
yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan berdaya
guna tinggi. Di Indonesia sendiri bata ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat
didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat.
C. Jenis bata ringan
Menurut Murdock, L.J dan Brook, K. M, dalam Bahan dan Praktek Bata, ada
banyak cara yang dilakukan untuk menghasilkan bata ringan, tetapi ini semua
tergantung adanya rongga udara dalam agregat atau pembentukan rongga udara
dalam bata dengan menghilangkan agregat halus,atau pembentukan rongga udara
dalam pasta semen dengan menambahkan beberapa bahan yang menyebabkan
busa, dan pada beberapa jenis bata ringan, kedua cara tersebut dapat
dikombinasikan. Bata ringan juga tidak hanya diperhitungkan karena memiliki
berat yang ringan, tetapi juga karena isolasi suhu yang tinggi dibandingkan
dengan bata biasa. Umumnya pengurangan kepadatan diikuti oleh kenaikan isolasi
suhu, meskipun tentu saja diikuti pula oleh penurunan kekuatan.
Dibawah ini akan dijelaskan macam – macam bata ringan berdasarkan bahan
pembentuknya :
a. Bata Ringan Dengan Agregat Ringan
Berat jenis bata dengan agregat ringan yang kering udara sangat bervariasi,
tergantung pada pemilihan agregatnya, apakah menggunakan pasir alam atau
agregat pecah yang ringan dan halus. Batas maksimum dari berat jenis bata
ringan adalah 1850 kg / m3 walau kadang – kadang dapat melebihi. Pada
umumnya berat jenis yang lebih ringan dapat dicapai jika berat bata
diperkecil yang berpengaruh pada menurunnya kekuatan bata tersebut. Dalam
kasus bata yang menggunakan agregat ringan ada dua cara yang dilakukan
untuk memperoleh kekuatan yang lebih tinggi, yang pertama adalah dengan
sedikit memperbanyak kadar semen dalam campuran, dan yang kedua adalah
dengan mempergunakan pasir alam sebagai sebagai ganti butiran halus yang
ringan. Kuat tarik dan geser bata ringan dengan agregat ringan lebih kecil
daripada dengan agregat alamiah yang sama kuat desaknya. Reduksi kuat
tarik ini dapat mencapai 30 %. Modulus elastis bata ringan dalah sekitar 0,5
sampai 0,75 kali dari nilai modulus bata dengan agregat alamiah pada kuat
desak yang sama berkisar antara 7 sampai 21 kN / mm . Oleh karena itu nilai
deformasi elastis, penyusutan dan rayapan bata ringan ini menjadi lebih besar.
Pada penelitian sebelumnya digunakan fly ash sebagai pengganti batu pecah
(agregat kasar).
b. Bata Ringan dengan ”Clinker” dan ”Breeze”
Agregat yang dikenal dengan nama ”Clinker” dan ”Breeze” telah
digunakan selama bertahun – tahun dalam memproduksi blok dan plat untuk
partisi dalam dan tembok interior lainnya. Clinker adalah bahan yang dibakar
sempurna dan massanya mengeras dan berinti serta terisi sedikit bahan yang
mudah terbakar, sedang breeze adalah bahan residu yang kurang keras dan
kurang baik pembakarannya, dan oleh karenanya berisi bahan yang mudah
terbakar. Sumber utama dari agregat clinker adalah stasiun pembangkit listrik.
Spesifikasi terhadap batasan kandungan yang mudah terbakar bervariasi
Menurut letak dimana bata tersebut akan digunakan. Spesifikasi tersebut
diberikan dalam BS 1165 : 1966 sebagai berikut :
1. Kelas A 1
Batasan kandungan bahan yang mudah terbakar tidak lebih dari 10 %.
Tujuan umum : bata tak bertulang. Agregat clinker dan breeze sangat tidak
cocok untuk bata bertulang karena sifat porositas dan penyerapannya,
sehingga keadaannya selalu lebih basah daripada keadaan sekitarnya.
Kandungan belerangnya juga merupakan faktor yang mempercepat terjadinya
korosi pada tulangan yang tertanam di bata.
2. Kelas A 2
Batasan kandungan bahan yang mudah terbakar tidak lebih dari 20 %.
Tujuan umum : pekerjaan interior yang tidak mengalami keadaan basah dan
dicor ditempat.
3. Kelas B
Batasan kandungan bahan yang mudah terbakar tidak lebih dari 25 %.
Tujuan umum : blok pracetak
c. Bata Ringan Dengan Batu Apung
Batu apung merupakan agregat alamiah yang ringan serta umum
penggunaannya. Bata ringan yang menggunakan batu apung memiliki berat
jenis antara 720 – 1440 kg/m3 dan kuat tekan 2 - 14 kN / mm
d. Bata Ringan Dengan Busa Arang ( Foamed Slag )
Busa arang dibuat dengan pemadaman arang dari dapur letus yang
diproduksi oleh pabrik besi kasar. Agregat busa arang harus memenuhi
BS 877 : Part 2 : 1973. Busa arang dapat dianggap memuaskan jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Bebas dari kontaminasi oleh bahan – bahan yang tidak bersih maupun arang
yang dingin di udara bebas.
2. Bebas dari kotoran yang mudah menguap seperti sisa arang atau batu bara.
3. Bebas dari kelebihan sulfat yang ada.
e. Bata Ringan Dengan Bahan – Bahan Yang Mengembang
Tanah liat dan batu tulis yang terjadi secara alamiah dapat dipergunakan
untuk menghasilkan bahan yang berpori yang ringan dengan pola permukaan yang
berbentuk sel – sel dengan penanganan yang memadai dan pemanasan sampai
pada suhu sekitar 10000°C – 12000°C. Bahan dengan karakteristik serupa dapat
pula diperoleh dari tepung abu bakar atau ” fly ash ” yaitu residu dari pembakaran
tepung batu bara pada stasiun pembangkit tenaga. Setelah dipecah dan disaring
menurut ukuran yang dikehendaki, bahan yang diproses ini membentuk agregat
ringan. Agregat tanah liat dikembangkan di Inggris yang diproduksi dengan nama
dagang ”Leca” ( Lightweight Expanded Clay Aggregate ). Agregat ini dibuat
dengan menggunakan tanah liat biru yang khusus jenisnya, yang segera
mengembang jika dipanaskan. Bahan yang dihasilkan terdiri atas butiran bulat
yang ringan, keras, dengan suatu kulit padat dan bagian dalam yang keropos.
Sedang agregat yang diproduksi dari fly ash dikenal dengan nama ” Lytag ”.
Karena agregat ringan ini sangat tidak kedap air, maka penyerapan airnya pun
besar sehingga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap isolasi suhu,
penyusutan, dan rayapan pada bata yang dihasilkan dengan agregat ini.
f. Bata Ringan Tanpa Butiran Halus
Bata tanpa butiran halus ini dibuat hanya dari campuran semen dan agregat
kasar. Agregat halus dihilangkan agar meninggalkan suatu rongga yang merata
keseluruh masa.
g. Bata Ringan Dari Adukan Semen Yang Dicampuri Udara ( Bata Aerasi)
Bata ringan yang dibuat dari adukan semen yang dicampuri udara dibuat
dengan memasukkan udara atau gas yang dibentuk secara khusus kedalam
bubur semen sehingga setelah mengeras bata yang dihasilkan berpori atau
memiliki pola struktur sel. Bubur ini biasanya terdiri atas campuran semen
dan bahan silika seperti pasir dan tepung abu bakar. Ada dua cara utama
dalam pembentukan bata jenis ini, yaitu :
1. Penambahan bubuk alumunium atau seng yang dikombinasikan dengan
kapur dalam semen untuk membangkitkan gas hidogen. Dalam proses ini
alumunium atau bubuk yang ditambahkan pada bubur semen selama
pencampurannya, kuantitas logam yang dihaluskan sekitar 0,1 % sampai
0,2 % dari berat semen. Dalam beberapa menit gas hidrogen mulai terjadi
secara perlahan dan bubur semen akan naik. Proses pengembangan bubur
ini terjadi selama sekitar satu jam. Bubur kemudian mengeras membentuk
suatu bahan yang terdiri dari sejumlah besar gelembung yang tertutup
lubangnya dan dikelilingi oleh adukan semen yang mengeras. Berat jenis
dari bata yang dihasilkan tergantung pada kuantitas bubuk metal yang
digunakan, suhu dan waktu pabrikasinya. Berat jenis dari bata jenis ini
adalah 550 – 950 kg / m3
2. Mempergunakan bahan yang menimbulkan busa seperti ”resin soap” atau
damar sabun. Bahan untuk membuat busa ini dicampur dengan
semen,pasir, dan air, serta proses pemasukan udaranya dicapai dengan cara
memutarnya dalam alat campur yang berkecepatan tinggi, atau diputar
sehingga keluar busanya dengan mempergunakan udara yang bertekanan
mempergunakan alat penghasil buih. Kemudian buih ini dicampurkan
kedalam bubur semen dengan mesin pencampur bata (pan mixer). Cara ini
menghasilkan bata ringan dengan berat jenis yang lebih rata jika
pembentukan buihnya dikontrol dengan hati – hati. Berat jenis dari bata
ringan jenis ini dapat dibuat serendah mungkin misalnya 320 kg / m3,
tetapi tidak memiliki kekuatan yang bagus dan hanya akan dipergunakan
sebagai isolator dalam keadaan kering. Bata ringan jenis ini memiliki
penyusutan kering yang tinggi. Hubungan antara kuat desak dan berat jenis
untuk jenis hebel yang dibuat dari adukan semen yang dicampuri udara.
Dalam penelitian ini metode pembuatan bata ringan yang kami gunakan
adalah menggunakan metode pembuatan bata ringan dari adukan semen yang
dicampuri udara yang ditimbulkan dari busa atau buih sabun. berat kering kg /m3
D. Material pembuatan bata
Material penyusun dalam pembuatan bata aerasi antara lain semen, air dan
sabun buah lerak.
1. Semen
Semen adalah bahan yang berupa bubuk halus yang bertindak sebagai
pengikat untuk agregat. Bahan baku pembuatan semen adalah bahan-bahan
yang mengandung kapur, silikat, aluminat, oksida besi dan oksida-oksida lain.
Jika semen dicampur dengan air disebut pasta semen, sedangkan jika pasta
semen dengan pasir disebut mortar semen.
1.a. Jenis dan penggunaan semen
Berdasarkan SK-SNI T-15-1990-03, semen portland dibedakan
menjadi 5 ( lima ) tipe :
a. Type I : Semen portland jenis umum (normal portland
cement), yaitu jenis semen portland untuk penggunaan
dalam konstruksi bata secara umum yang tidak
memerlukan sifat-sifat khusus.
b. Type II : Semen jenis umum dengan perubahan-perubahan
(modified portland cement). Semen ini memiliki panas
hidrasi lebih rendah dan keluarnya panas lebih lambat
daripada semen Type I. Semen Type II digunakan untuk
pencegahan serangan sulfat dari lingkungan terhadap
bangunan bata, seperti struktur bangunan air/drainase
dengan kadar konsentrasi sulfat tinggi didalam air
tanah.
c. Type III : Jenis semen dengan waktu pengerasan yang cepat
(high–early-strenghth Portland cement). Waktu
perkerasan bagi jenis ini umumnya kurang dari
seminggu. Digunakan pada struktur - struktur bangunan
yang bekistingnya harus cepat dibuka dan akan segera
dipakai kembali.
d. Type IV : Semen dengan hidrasi panas rendah yang digunakan
pada konstruksi dam/bendungan, bangunan-bangunan
masif, dengan tujuan panas yang tejadi sewaktu hidrasi
merupakan faktor penentu bagi keutuhan bata.
e. Type V : Semen penangkal sulfat. Digunakan untuk bata yang
lingkungannya mengandung sulfat, terutama pada tanah
/ air tanah dengan kadar sulfat tinggi.
Sedang jenis semen yang ada dipasaran antara lain :
1. Semen Portland Jenis I ( Ordinary Portland Cement – OPC )
Kegunaannya : Digunakan untuk konstruksi umum seperti perumahan,
gedung bertingkat dan dermaga. Digunakan untuk industri pembuatan
bahan bangunan seperti genteng, batako, paving block, buis bata dan
oster.
2. Semen Portland Pozzolan ( Portland Pozzolan Cement – PPC )
Kegunaannya : Digunakan untuk konstruksi bata umum Digunakan
untuk konstruksi bata massa ( DAM / bendungan ), bangunan yang
memerlukan kekedapan air tinggi, bangunan tepi pantai dan tanah rawa.
Digunakan untuk bahan baku pembuatan bahan bangunan seperti
conblock, paving block dan genteng bata.
3. Semen Portland Komposit ( Portland Composite Cement – PCC )
Menurut SNI 15 – 7064 – 2004 ” semen Portland Komposit”, PCC
merupakan bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama – sama
terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik,
atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk
bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur
tinggi ( blast furnace slag ), pozzolan, senyawa silikat, batu kapur,
dengan kadar total bahan anorganik 6 % sampai dengan 35 % dari
massa semen portland komposit. Kegunaannya adalah untuk konstruksi
umum, seperti pekerjaan bata, pasangan bata, selokan, jalan, pagar
dinding dan pembuatan elemen bangunan khusus seperti bata pracetak,
bata pratekan, panel bata, bata bata ( paving block ) dan sebagainya.
4. Semen Putih ( White Cement )
Kegunaannya adalah untuk pemasangan keramik, pembangunan
bangunan artistik dan dekoratif.
5. Semen Sumur Minyak ( Oil Well Cement – OWC )
Kegunaan adalah untuk semen pengeboran dasar dengan kedalaman
8000 feet ( 2440 m ) untuk memperoleh batas jangkauan kedalaman
sumur dan suhu yang lebih luas, OWC dapat digunakan dengan
menambah akselerator dan retarder.
6. Semen Portland Jenis II
Kegunaan adalah untuk konstruksi yang memerlukan persyaratan
khusus atas ketahanan kadar garam sulfat dan panas hidrasi sedang
seperti mass concrete ( DAM / bendungan ), bangunan saluran irigasi,
bangunan tepi rawa dan bangunan didaerah yang selalu tergenang air.
7. Semen Portland Jenis V
Kegunaan adalah untuk konstruksi yang memerlukan syarat khusus atas
ketahanan kadar garam tinggi seperti konstruksi tepi laut, bangunan
didaerah pelabuhan, bangunan dibawah permukaan tanah
(underground), konstruksi tiang pancang, jembatan dan bangunan tepi
sungai / rawa.
Menurut SNI – 0302 – 2004 semen portland pozzolan dibagi menjadi
empat jenis, yaitu :
1. Jenis IP-U yaitu semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan
untuk semua tujuan pembuatan adukan mortar atau bata.
2. Jenis IP-K yaitu semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan
untuk semua tujuan pembuatan adukan mortar atau bata, semen untuk
tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang. 16
3. Jenis P-U yaitu semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk
pembuatan mortar atau bata dimana tidak disyaratkan kekuatan awal
yang tinggi.
4. Jenis P-K yaitu semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk
pembuatan mortar atau bata dimana tidak disyaratkan kekuatan awal
yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah.
Dalam penelitian ini jenis semen yang dipakai dalam pembuatan bata
aerasi adalah semen Tiga Roda jenis PCC.
1.b. Sifat semen
Semen memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
a. Kehalusan Butir
Reaksi semen dan air dimulai dari permukaan butir – butir semen,
sehingga semakin luas permukaan butir – butir semen semakin cepat
proses hidrasinya. Secara umum semen berbutir halus akan
meningkatkan kohesi pada mortar atau bata segar, akan tetapi
menambah kecenderungan mortar atau bata untuk menyusut lebih
banyak sehingga menyebabkan terjadinya retak susut. Jika butirannya
terlalu halus hidrasi akan terjadi lebih awal oleh kelembapan udara.
b. Waktu Ikatan
Waktu dari pencampuran semen dan air sampai kehilangan sifat
keplastisannya disebut waktu ikat awal ( initial setting time ), dan
waktu sampai pastanya menjadi massa keras disebut waktu ikatan
akhir ( final setting time ). Pada semen portand pozzolan waktu ikat
awal tidak boleh kurang dari 45 menit, dan waktu ikatan akhir tidak
boleh melebihi 420 menit atau 7 jam. Waktu ikatan diuji dengan alat
vicat ( Tjokrodimuljo, 1996 ).
c. Panas Hidrasi
Reaksi hidrasi menyebabkan senyawa silikat, aluminat, dan air
membentuk media pengikat dan mengakibatkan kenaikan temperature
yang besar. Pada saat yang sama, bagian luar mortar kehilangan panas
sehingga terjadi perbedaan temperatur yang tajam. Tahap berikutnya,
yaitu tahap pendinginan, pada tahap ini dapat terjadi retakan yang
besar ( Tjokrodimuljo, 1996 ).
d. Berat Jenis
Berat jenis semen berkisar pada 3 – 3,2 gram/ml ( NI – 8 ).
Pengujian berat jenis semen dilakukan dengan menggunakan Le
Chatelier menurut ASTM C – 188.
2. Air
Air digunakan sebagai bahan pencampur dan pengaduk bata untuk
mempermudah pekerjaan. Air sebagai bahan dasar dalam pembuatan bata
diperlukan dalam proses hidrasi semen dan berfungsi sebagai pelumas antar
agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan Menurut PBI 1971, pemakaian
air untuk bata tersebut sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak mengandung lumpur ( benda melayang lainnya ) lebih dari 2 gr /
liter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak bata ( asam, zat
organic dan sebagainya ) lebih dari 15 gr / liter.
c. Tidak mengandung klorida ( CL ) lebih dari 0,5 gr / liter.
d. Tidak mengandung senyawa – senyawa sulfat lebih dari 1 gr / liter.
3. Sabun buah lerak
Buih yang digunakan dalam pembuatan benda uji bata aerasi dibuat dari
buah lerak. Penggunaan buih yang berasal dari buah lerak didasarkan dari
adanya rekomendasi CV. Jati Kencana Bata yang sebelumnya pernah
melakukan penelitian ini. Penggunaan buih dari buah lerak dianggap baik
karena mudah didapat dan dibuat, serta memiliki busa yang banyak.
E. Metode Mix Design
Metode perencanaan mix design yang tepat diperlukan untuk menghasilkan
campuran bata ( Concrete Mix Design ) yang memenuhi syarat mutu dan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ada beberapa metode rancangan
campuran bata antara lain yaitu :
1. Cara coba-coba di laboratorium ( Trial and Error )
Yaitu dengan membuat campuran bata dengan perbandingan -
perbandingan bahan penyusun yang berbeda-beda sehingga diperoleh
komposisi dengan workability tertentu.
2. Fineness modulus method
Metode modulus kehalusan dari Prof. Duff Abram ini pada dasarnya
menggunakan tabel perbandingan bahan dari Prof. Duff Abram.
3. Cara DOE ( Department of Environment )
Metode ini berasal dari negara Inggris yang pada prinsipnya menggunakan
dasar kuat tekan bata ukuran 15 x 15 x 15 cm.
4. Cara ACI ( American Concrete Institute ) committee 61354
Metode rancangan campuran bata ini berasal dari Amerika yang
berdasarkan kuat tekan bata silinder ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
5. Cara High Strength Concrete Mix Design
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Shacklock, metode ini
digunakan untuk bata mutu tinggi ( > K.350 kg/cm2). Dalam penelitian ini
kami menggunakan metode Trial and Error atau cara coba – coba di
laboratorium untuk menghitung campuran dalam bata aerasi dengan
menggunakan benda uji silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
BAB IV
POKOK PEMBAHASAN
A. Analisis pekerjaan
Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya bata
ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga
(Autoclaved Aerated Concrete/ AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete,
Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris disebut Aircrete and Thermalite.
Bata ringan atau bata ringan AAC (Autoclaved Aerated Concrete) ini
pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material
bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Bata ringan AAC ini
kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman pada tahun 1943.
Hasilnya bata ringan ini dianggap sempurna, termasuk material bangunan yang
ramah lingkungan, karena dibuat dari sumber daya alam yang berlimpah. Sifatnya
kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan berdaya guna tinggi. Di Indonesia
sendiri bata ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT Hebel
Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat.
Dari hasil praktek kerja lapangan yang dilaksanakan pada bulan April
hingga Mei 2012 di PT. Binrocom Nugraha dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai proses pengerjaan AAC Blok (Autoclaved Aerated Concrete) sebagai
berikut :
1. Sebelum melakukan pengerjaan AAC Blok terlebih dahulu menyiapkan
pasir dan gypsum dengan perbandingan 10:1 yang disiapkan pada lubang
yang terhubung ke conveyor. Disini proses percampuran material pertama
dilakukan dalam pembuatan batu bata ringan di PT. Binrocom Nugraha.
Gambar 1.1 : Lubang Pasir
2. Langkah selanjutnya adalah memasukan pasir dan gypsum yang telah
disiapkan ke dalam conveyor yang menuju ballmeal dengan ditambahkan
air untuk di giling hingga mencapai tingkat kehalusan yang telah
ditentukan. Biasanya air yang dipakai ialah air bekas limbah pembuatan
batu bata ringan tersebut, karena air tersebut terdapat campuran semen dan
pasir yang dapat membuat batu bata ringan semakin solid.
Gambar 2.1 : Conveyor
3. Setelah pasir, gypsum, dan air yang digiling dalam ballmeal sudah
mencapai tingkat kehalusan yang ditentukan. Tahap selanjutnya disalurkan
dan ditampung dalam slurry. Di dalam slurry pasir campuran diputar terus
– menurus, agar tidak mengendap hingga nanti memasuki tahap berikutnya
Gambar 3.1: Ballmeal
4. Disamping pasir dan gypsum yang digiling, kapur juga digiling dalam
Ballmeal yang disediakan khusus untuk menggiling kapur. Setelah digiling
hingga mencapai tingkat kehalusan yang ditentukan, kapur di kirim ke
dalam sillo (yaitu tempat penyimpanan berbentuk tabung yang memiliki
corong) melalui sistem pompa angin (ditiup).
Gambar 4.1: slurry
5. Memompakan pasir campuran yang ada di dalam slurry menuju tangki
penimbangan dengan komposisi 86% dari total keseluruhan, kemudian
menyiapkan Portland Cement 4,63%, kapur 9,3%, dan pasta Alumunium
0,07 %.
Gambar 5.1: Sillo
6. Kemudian pasir campuran, portland cement, kapur, dan pasta alumunium
yang telah ditimbang dikirim ke mesin pencampur bahan yang disebut
Mixer. Dimana dalam proses ini semua bahan dasar pembuatan AAC blok
tersebut dicampur menjadi satu selama tiga menit, namun spesial untuk
pasta alumunium dimasukkan saat 30 detik sebelum proses pencampuran
selesai. Didalam proses ini, alumunium berfungsi untuk membuat rongga
– rongga udara pada batu bata ringan, yang membuat batu bata
mengembang.
Gambar 6.1 : Tangki penimbang
7. Pada proses mixer, selanjutnya mempersiapkan cetakan untuk meletakkan
hasil campuran, dengan memberikan pelumas pada dinding dan juga dasar
dari permukaan cetakan. Pemberian pelumas bertujuan untuk
mempermudah proses pelepasan bahan mentah dari cetakan sehingga
mengurangi resiko cacat pada bahan mentah.
Gambar 7.1 : Mixer
8. Setelah cetakan siap kemudian bahan mentah dimasukan ke dalam cetakan
yang sudah disiapkan dengan pelumas, pada proses ini bahan didiamkan
selama tiga jam sampai mengembang.
Gambar 8.1 : Bahan mentah sedang dituang ke dalam cetakan
9. Ketika bahan sudah mengembang tiga kali lipat dari ukuran awal dan
sudah sedikit mengeras, bahan tersebut kemudian dipindahkan dengan
bantuan crane ke cutting machine untuk dipotong sesuai ukuran.
Gambar 9.1 : Kondisi bahan mentah setelah mengembang
10. Kemudian setelah dipotong sesuai ukuran yang telah ditentukan
menggunakan cutting machine, bahan mentah dipindahkan dan disusun
secara rapih dengan bantuan crane menuju main rail. Di proses ini bahan
mentah masih rapuh, riskan untuk hancur.
Gambar 10.1: Cutting machine
11. Selanjutnya setelah disusun bahan mentah dimasukkan kedalam Autoclave
dengan main rail untuk di-oven atau lebih tepatnya diberikan perlakuan
panas selama kurang lebih 10 jam dengan tekanan 10 bar dan temperatur
1250C.
Gambar 11.1 : Bahan mentah dimasukan ke dalam autoclave
12. Proses pematangan (curing) didalam Autoclave memanfaatkan uap panas
(steam) yang dihasilkan oleh Boiler. Dimana Boiler mengubah air menjadi
uap air dengan cara memanaskan air dengan bantuan batu bara, kemudian
uap air yang dihasilkan ditampung dan disalurkan ke masing-masing
Autoclave. Di proses ini pengisian bahan bakar batu bara masih manual,
jadi untuk menjaga suhu yang stabil, harus memperhatikan bahan bakar
batu bara tersebut.
Gambar 12.1 : Boiler
Gambar 13.1 : Autoclave
13. Setelah proses pematangan bahan mentah selama 10 jam di dalam
Autoclave AAC blok kemudian bahan mentah di keluarkan dan di rapihkan.
Bahan mentah tersebut dipisah – pisahkan antara yang siap distribusi dan
bahan mentah yang reject. Bahan mentah yang reject akan di daur ulang
lagi, dan yang siap distribusi akan dikirim ke bagian packing dan siap di
distribusikan.
Gambar 13.2 : Kondisi bagian packing
B. Spesifikasi Bata Ringan
Spesifikasi bata ringan PT. Binrocom Nugraha, sebagai berikut :
• Panjang = 600 mm
• Tinggi = 200 mm
• Tebal = 75 mm & 100 mm
• Berat / kering = 750kg/m
• Kuat tekan: 55 kg / m²
Dengan Kelebihan : tahan api, tahan air, hemat energi, mudah
dikerjakan, kedap suara, ekonomis, bebas lumut, kuat dan tahan lama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menguasai konsep dasar ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tempat
industri, tempat kita melakukan praktek kerja lapangan adalah penting, hal ini
disebabkan karena pengetahuan merupakan modal awal untuk menerapkan teori
dalam prakteknya di lapangan. Praktek di lapangan akan jauh berbeda dengan apa
yang ada dalam teori yang telah dipelajari dikampus, mulai dari alat yang
digunakan yang jauh berbeda. Namun, hal ini dapat diatasi bila kita mengetahui
konsep dasarnya dan keingintahuan kita yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
di lapangan.
Setelah menjalani Praktek Kerja Lapangan selama kurang lebih satu bulan
di PT. Binrocom Nugraha, maka penulis menyimpulkan bahwa :
1. PT. Binrocom Nugraha merupakan perusahaan bata ringan yang
mengutamakan kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan.
2. Proses produksi yang baik dan terkendali dapat menghasilkan produk
dengan kualitas yang baik.
3. PT. Binrocom Nugraha adalah pabrik yang memiliki bagian maintenance
yang cukup bagus, karena segala masalah yang terjadi cepat di tangani.
Walaupun hampir tidak ada waktu libur namun mesin-mesin produksi ada
saatnya untuk istirahat atau tidak beroperasi agar tidak cepat over haul.
4. Prosedur kerja dan keselamatan kerja adalah hal paling penting dan tidak
bisa ditawar ketika sudah berada di areal pabrik, karena dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
B. Saran
Setelah mengamati selama satu bulan PKL di PT. Binrocom Nugraha,
maka penulis memberikan saran :
1. Pemakaian alat-alat kerja dan alat pelindung diri dengan baik dan benar
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan karena keselamatan kerja
adalah hal yang penting dalam bekerja.
2. Meningkatkan suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan tercipta
motivasi kerja yang tinggi dan dapat meningkatkan kualitas produksi yang
baik sesuai dengan target yang diinginkan.
3. Dalam bekerja di perusahaan kita senantiasa harus selalu aktif sehingga
pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan komunikasi yang baik dengan
rekan kerja sangatlah penting untuk membantu pekerjaan kita di
perusahaan.
4. Dalam berindustri harus mencari ilmu pengetahuan maupun teknologi
terbaru supaya perusahaan dapat berkembang, bersaing di era globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Enday Hidayat. (2002). Catatan Kuliah Bahasa Indonesia dan Tata Tulis Ilmiah. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta.
Handoyo Sri Santoso, Yusro Muhammad, Bambang Tri dan Supiani. (2010). Buku
Pedoman Praktik Kerja Lapangan. Jakara: Fakultas Teknik Universitas Negeri.