Laporan Pi Fitriyanto PT.mesin UNY
-
Upload
david-meyers -
Category
Documents
-
view
1.107 -
download
41
description
Transcript of Laporan Pi Fitriyanto PT.mesin UNY
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI
PROSES PEMBUATAN MOLDING
PADA MESIN SLONDOK
DI UD REKAYASA WANGDI W
Cambahan RT.02/RW.25 Nogotirto, Gamping, Sleman
Yogyakarta
Disusun Oleh :
FITRIYANTO
NIM. 10503244011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan kegiatan
Praktek Industri. Penulisan laporan Praktik Industri ini disusun berdasarkan
pertanggungjawaban pelaksanaan Praktek Industri di UD Rekayasa Wangdi W
yang telah berlangsung pada 2 JULI 2012 s/d 31 Agustus 2012.
Penulis dalam menyelesaikan laporan Praktik Industri tentunya tidak
dilakukan secara individu. Proses pembuatan Laporan Industri tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, terutama pihak UD. Rekayasa Wangdi W. Penulis juga
berusaha dan berdoa,dan mendapatkan dorongan semangat, masukan yang
bermanfaat, serta bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penulis merasa ringan
dan di mudahkan dalam pengerjaan laporan industri. Atas terselesaikannya
laporan praktik industri tersebut, penulis hendaknya mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak :
1. Bapak Dr. Sunaryo Soenarto, M.Pd. selaku wakil Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Wagiran, MT. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Bapak H. Putut Hargiyanto, M.Pd. selaku Koordinator Praktik Industri
Fakultas Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Heri Wibowo, MT. selaku Koordinator Praktik Industri Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Bapak Mujiyono, W.Eng. selaku Pembimbing Industri Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta.
6. Bapak dan Ibu penulis yang selalu memberi semangat dan doa.
7. Bapak Mujari selaku Pembimbing Praktik Industri di UD Rekasaya
Wangdi W.
8. Bapak H. Wangdi Wusono, selaku Pemilik Bengkel Rekayasa Wangdi W.
iv
9. Ibu Heni Siwi Gunarti S.TP. selaku Pembimbing dan Pimpinan UD
Rekayasa Wangdi W, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
data dan petunjuk yang diperlukan guna memenuhi penyusunan laporan
Praktik Industri.
10. Rekan-rekan karyawan di Bengkel UD Rekayasa Wangdi W.
11. Rekan-rekan mahasiswa yang ikut andil dalam membantu penyusunan
laporan Praktik Industri.
Dalam penyusunan Laporan Praktik Industri tentunya tidak terlepas dari
segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Ibarat “tiada gading yang tak retak”,
maka tidak ada sesuatu pun yang berada di dunia ini yang sempurna. Dengan
harapan akan menjadikan penulis menjadi penulis yang lebih baik lagi, maka
dengan senang hati penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun
dari segala pihak untuk penulisan yang lebih baik dalam penulisan selanjutnya.
Semoga apa yang telah dilakukan penulis dalam penyusunan laporan ini, dapat
diterima dari segala pihak. Dan segala kekurangan yang dilakukan penulis bisa di
maafkan bagi pihak-pihak yang terkait. Semoga penyusunan laporan industri ini
dapat memberi manfaat dan evaluasi bagi penulis maupun pembaca.
Yogyakarta, 6 September 2012
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………. .. v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………. . vii
DAFTAR TABEL……………………………………………….…….. viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……… ................................................................ 1
B. Tujuan Praktek Industri……………………………….……. ..... 2
C. Manfaat Praktek Industri……………………………… ............. 3
BAB II. PROFIL INDUSTRI
A. Sejarah Singkat Berdirinya UD Rekayasa Wangdi W…. ........... 5
B. Visi, misi, dan Logo Perusahaa ................................................... 5
C. Hukum ……………………………………… ............................ 6
D. Struktur Organisasi Perusahaan………………………..… ........ 7
E. Tenaga Kerja UD Rekayasa Wangdi W…………… .................. 7
F. Proses Produksi Pasca Panen…………………………..… ........ 9
G. Pengawaan Mutu…………………………………………… ..... 10
H. Pemasaran Hasil Produksi……………………………….… ...... 10
I. Tata Laksana UD Rekayasa Wangdi W…………........ .............. 12
J. Inventaris alat ……………….………………………………… 14
K. Keselamatan dan kesehatan kerja ………………………… ....... 21
L. Prosuk-produk UD Rekayasa Wangdi ……..…………… ......... 22
BAB III. KEGIATAN KEAHLIAN
A. Kegiatan Umum Industri………………………………..…. ...... 24
B. Kegiatan Khusus
Proses Pembuatan Molding pada Mesin Slondok……….…… .. 32
vi
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan…………………………………………………….. 46
Saran …………………………………………………… ........... 46
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… ........ 49
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi UD Rekayasa Wangdi W…..… ........... 7
Gambar 2. Skema Kerja UD Rekayasa Wangdi W……….……..… ...... 13
Gambar 3.Mesin Genset…………………………………………… ...... 14
Gambar 4. Mesin Bending Hidrolik…………………………... ............. 14
Gambar 5. Meisn Potong Plat……………………………………… ..... 15
Gambar 5. Mesin Skrap…………………………………………… ....... 15
Gambar 6. Mesin Bubut Besar …………………………………… ....... 16
Gambar 7. Mesin Bubut Kecil …………………………………… ....... 17
Gambar 8. Mesin Frais………………………………………………… 17
Gambar 9. Mesin Las Listrik…………………………………………... 18
Gambar 10. Mesin Gerinda Tool……………………………………..... 18
Gambar 11. Gerinda Potong ………………………………………… ... 19
Gambar 12. Mesin Las Argon…………………………………… ......... 19
Gambar 13. Mesin Roll Plat………………………………………… .... 20
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Bentuk Perijinan di UD Rekayasa Wangdi W… ...................... 6
Tabel 2. Kapasitas Produksi per bulan
UD Rekayasa Wangdi W……………… .......................................... 23
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Piagam lulus pembekalan praktik industri
Lampiran 2. Surat pengantar praktik industri
Lampiran 3. Surat jawaban industri
Lampiran 4. Surat ijin/ surat tugas industri
Lampiran 5. Profil perusahaan UD Rekayasa Wangdi W
Lampiran 6. Layout bengkel UD Rekayasa Wangdi W
Lampiran 7. Data Hasil Produksi UD Rekayasa Wangdi W
Lampiran 8. Catatan Harian Praktik Industri
Lampiran 9. Surat keterangan selesai melaksanakan
praktik industri
Lampiran 10. Ucapan terimakasih dari fakultas kepada industri
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan sistem pendidikan nasional hendaknya diprioritaskan pada
aspek pemberdayaan potensi sumber daya manusia, mengingat perlunya
pemenuhan tenaga kerja terampil dan ahli untuk menghadapi era global di masa
mendatang. Arus globalisasi menuntut setiap individu untuk siap berkompetisi
dengan bangsa asing di dunia industri. Salah satu langkah untuk menghadapi
globalisasi tersebut adalah dengan konsep pendidikan link and match, di mana
pendidikan didesain untuk selalu berhubungan dengan pihak industri sebagai
pengguna output pendidikan. Dengan langkah ini diharapkan kesenjangan antara
dunia pendidikan dengan dunia industri dapat diminimalisir dan dihasilkan calon-
calon tenaga kerja terampil dan ahli yang siap kerja.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (FT UNY) mempunyai
satu program untuk mendekatkan dunia kampus dengan dunia industri yaitu
dengan mata kuliah Praktik Industri (PI). Praktik Industri bertujuan sebagai
kegiatan untuk memperoleh pengalaman kerja secara langsung, yang nantinya
dijadikan sebagai acuan dunia kerja yang nyata pada lapangan. Praktek Industri
merupakan satuan mata kuliah yang memiliki bobot 3 SKS yang setara dengan 6
minggu (1,5 bulan) atau 256 jam praktek dan wajib ditempuh oleh mahasiswa
yang sudah menempuh Mata Kuliah Bidang Studi ( MKBS ) minimal 90 SKS dan
tidak sedang mengambil kegiatan didalam kampus / sedang kuliah. Mata kuliah
ini merupakan program kurikuler yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa
FT UNY.
Selama kegiatan PI berlangsung, mahasiswa akan belajar menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi industri yang sebenarnya. Hal ini berguna untuk
melengkapi pengetahuan dan pengalaman yang berharga, sekaligus menerapkan
teori yang didapatkan di perguruan tinggi malalui aplikasi nyata dan aktual di
dunia industri. Selain itu, dengan adanya kegiatan PI akan diperoleh gambaran
2
yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai permasalahan
yang ada di dunia industri.
UD. REKAYASA WANGDI W, merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi alat-alat keteknikan yang pada umumnya dibutuhkan oleh
masyarakat kecil, menengah, bahkan untuk industri besar. Dalam menjalankan
proses produksinya juga tidak lepas dari adanya proses perancangan, permesinan,
dan fabrikasi. Dari alasan inilah, maka UD. REKAYASA WANGDI W. tepat
untuk dijadikan mitra guna memperoleh tambahan ilmu di bidang perindustrian
serta menimba pengalaman secara nyata di lapangan industri. Dalam hal ini tentu
saja UD. REKAYASA WANGDI W, memiliki keterkaitan yang erat dengan
jurusan yang ditempuh oleh pemohon yaitu Jurusan Teknik Mesin. Sehingga
sangat tepat untuk dijadikan tempat sebagai pelaksanaan Prakteik Industri.
B. Tujuan Praktik Industri
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai setelah melaksanakan PI di UD.
REKAYASA WANGDI W adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
proses dan operasi produksi secara langsung sehingga dapat diketahui
situasi dan kondisi sebenarnya di industri yang akhirnya dapat menambah
wawasan dan pengetahuan teknologi baru, yang belum pernah didapatkan
di bangku kuliah. Disamping itu, mahasiswa dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan kerja lapangan di
industri sesuai bidang keahliannya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Industri (PI)
adalah agar praktikan mampu :
a. Menjelaskan menajemen Industri dan kompetensi tenaga kerja yang
dipersyaratkan Industri.
b. Mengetahui proses produksi dan kerja mesin yang belum pernah diketahui
sebelumnya.
3
c. Menemukan suatu kasus dan dapat dianalisis secara mendalam yang
dituangkan dalam laporannya dan apabila memungkinkan dapat diangkat
menjadi Proyek Akhir (PA).
C. Manfaat Praktik Industri
Ada banyak manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan PI, diantara nya :
1. Bagi mahasiswa :
a. Memperoleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi suatu
perusahaan baik dari segi manajemen yang diterapkan, kondisi
fisik, teknologi yang digunakan, kinerja para karyawan, serta
proses-proses industri.
b. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk meningkatkan
ketrampilan teknik yang relevan sesuai jurusan yang ditekuni.
c. Mengetahui perkembangan ilmu dan teknologi sesuai dengan
tuntunan perkembangan industri.
d. Dapat membina hubungan yang baik dengan industri sehingga
memungkinkan untuk dapat bekerja di industri tempat pelaksanaan
PI tersebut setelah lulus dari kuliah.
2. Bagi lembaga pendidikan
a. Terjalinnya hubungan baik antara FT-UNY dengan UD.
REKAYASA WANGDI W, sehingga memungkinkan kerjasama
dalam ketenagakerjaan dan kerjasama lainnya.
b. Terjalin hubungan umpan balik untuk meningkatkan kualitas
pendidikan sehingga selalu sesuai dengan perkembangan dunia
industri.
3. Bagi perusahaan
a. Memperoleh masukan baru dari lembaga pendidikan melalui
mahasiswa yang sedang melaksanakan PI.
4
b. Dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan lembaga
pendidikan khususnya FT UNY.
c. Perusahaan semakin dikenal oleh lembaga pendidikan sebagai
pemasok tenaga kerja dan masyarakat sebagai konsumen.
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya UD Rekayasa Wangdi W
UD Rekayasa Wangdi W berlokasi di dusun Cambahan RT. 02 / RW. 25
Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55292. Telp (0274) 621065. UD
Rekayasa Wangdi W berdiri pada tanggal 20 September 1996 dengan nama
Bengkel Labora. Awal mulanya bengkel ini hanya digunakan sebagai tempat
penelitian para dosen-dosen perguruan tinggi, produk-produk yang dihasilkan pun
hanya digunakan untuk penelitian saja.
Karena banyaknya order dan pemesanan alat-alat dari perguruan tinggi
untuk penelitian, pada tahun 2002 Bengkel Labora diganti namanya menjadi
Bengkel Rekayasa Wangdi W. Namun karena setiap tahun pemesanan alat untuk
penelitian selalu meningkat, maka pada tahun 2005 Bengkel Rekasaya Wangdi W
berganti nama menjadi UD Rekayasa Wangdi W, yang sekaligus telah
mendapatkan akta dari notaris.
UD Rekayasa Wangdi W, merupakan bengkel yang bergerak di bidang
pengembangan dan penerapan teknologi secara terpadu. Bengkel ini mendukung
pengembangan serta pemanfaatan teknologi guna mencapai sasaran
pembangunan. Jenis usaha yang diberikan oleh bengkel ini yaitu pembuatan
peralatan pengolahan pasca panen baik di bidang pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan. Dalam perkembangannya, bengkel ini bekerja sama
dengan lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah untuk meluaskan ruang
lingkupnya dalam bidang teknologi tepat guna.
B. Visi, Misi dan Logo
a. Visi
6
Visi UD Rekayasa Wangdi W ini adalah sumber daya manusia (SDM)
yang takwa, kreatif, inovatif dan berkualitas sehingga membawa perusahaan
menuju Go Nasional maupun Internasional.
b. Misi
Misi UD Rekayasa Wangdi W ini adalah sebagai bengkel alternative yang
mampu bersaing dengan produk mesin dari dalam maupun luar negeri.
c. Logo
Arti lambang atau logo dari UD Rekayasa Wangdi W adalah bentuk Roda
dan Labu Elemeyer, dengan maksud dan tujuan : Roda mempunyai konotasi
bergerak secara continue sedangkan Labu Elemeyer mempunyai konotasi alat
penelitian, jadi jika dijabarkan UD Rekayasa WAngdi W yang berbentuk Usaha
Dagang ini selalu bergerak atau inovatif dengan dasar realita yang ada di
lapangan.
C. Hukum
Tabel dibawah ini disajikan segala bentuk perijinan yang sudah ada pada UD
Rekayasa Wangdi W.
Tabel 1. Bengkel perijinan di UD Rekayasa Wangdi W
No Nama Perjanjian Yang Mengeluarkan
1. Akte Pendirian UD. Rekayasa Wangdi W Kantor Notaris Sutarna, SH
2. Ijin Gangguan (HO) Pemerintah Kabupaten
Sleman
3. NPWP (Perusahaan dan Pribadi) Direktorat Jenderal Pajak
4. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Dinas perdagangan,
perindustrian dan penanaman
Modal Kabupaten Sleman
5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Dinas perdagangan,
perindustrian dan penanaman
Modal Kabupaten Sleman
7
D. Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini susunan struktur organisasi di UD Rekayasa Wangdi W :
Gambar 2.1. Struktur organisasi
E. Tenaga Kerja UD Rekayasa Wangdi W
Jumlah tenaga kerja UD Rekayasa Wangdi W seluruhnya berjumlah 58
orang yang terbagi dalam beberapa bidang kerja. Dalam dunia perbengkelan,
secara teoritis bidang kerja yang diperlukan adalah perancangan, tenaga kerja
bidang pemesinan dan tenaga kerja bidang fabrikasi. Tugas dari seorang
Staf Ahli
Rujito
Staf Ahli
Agus Subekti
Pimpinan
Heni Siwi Gunarti, S.TP
Administrasi
Diana Susanti
Ari Widiartanti
Manager Teknis
Wangdi Wusono
Quality Control
Suryono
Hermawan Sulistyo
Koordinator
Elektrik&Elektronik
Yusuf Santoso
Koordinator
Bubut
Mujari
Koordinator
Las
Triyono
Staf Ahli
Kumara Ari Y
Koordinator
Kerja Plat
Supriyanto
Staf Ahli
Purwanto
8
perancang adalah mendesain suatu rancangan alat atau membuat konsep alat yang
akan dikerjakan. Sedangkan tenaga kerja bidang pemesinan atau fabrikasi
bertugas untuk merealitakan atau membuat gambar kerja dari sang perancang
menjadi bentuk yang nyata. Disini kenaikan tingkat ditinjau berdasarkan prestasi
kerja yang ditetapkan UD Rekayasa Wangdi W itu sendiri.
Pelaksanaan kerja UD Rekayasa Wangdi W dilakukan pada hari Senin
sampai dengan hari Sabtu dan dibagi menjadi dua tahap seperti dibawah :
Senin sampai Kamis dan hari Sabtu :
Tahap I : 08.00 – 11.30 wib
Tahap II : 12.30 – 11.30 wib
Jumat :
Tahap I : 08.00 – 11.30 wib
Tahap II : 13.00 – 16.00 wib
Sebelum pelaksanaan kerja, diadakan briefing pagi jam 07.50 yang berisi
menyanyikan lagu Indonesia Raya, pengarahan kerja dan koreksi pekerjaan.
Kerja lembur dilaksanakan dengan satuan per jam. Seberapa banyak kerja
lembur yang dilaksanakan tergantung dari banyaknya staf, kerumitan pengerjaan
dan target waktu pengerjaan. Seperti pada umumnya, gaji karyawan diberikan
setiap hari sabtu berdasarkan pertimbangan input-output perusahaan, lama
kerjanya karyawan dan tingkat pendidikan karyawan. Kenaikan gaji berdasarkan
pada prestasi kerja dan seberapa lama karyawan bekerja pada perusahaan tersebut.
UD Rekayasa Wangdi W memperhatikan kesejahteraan para karyawan,
hal ini dibuktikan dengan tersedianya fasilitas-fasilitas dibawah ini :
1. Karyawan diberi bonus tunjangan hari raya, hal ini bisa dengan uang tunai
maupun bahan makanan.
2. Setiap beberapa tahun (periode tahun) karyawan diberi tambahan gaji.
3. Tunjangan kecelakaan kerja ketika terjadi kecelakaan kerja di dalam
bengkel.
9
F. Proses Produksi Peralatan Pasca Panen
Proses pembuatan peralatan pengolahan pasca panen merupakan proses
yang memerlukan pemikiran, ketelitian serta ketepatan sejak mulai pemilihan
bahan, pemotongan, pengelasan, pembubutan, pengerjaan plat, dan pemasangan
secara mekanik maupun elektrik. Sehingga alat yang dihasilkan akan berkualiatas
sesuai dengan pemesanan konsumen.
Adapun proses operasional di UD Rekayasa Wangdi W dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Pemilihan Bahan
Bahan logam yang digunakan merupakan jenis logam yang dibeli
dari toko besi di kota Yogyakarta, Solo, Semarang maupun Jakarta.
Begitu juga dengan komponen elektrik maupun elektronik.
Bahan yang di persiapkan sesuai dengan pemesanan. Produk yang
kontak langsung dengan bahan makanan manusia kami anjurkan
menggunakan stainless stell, sedangkan untuk produk yang tidak
berhubungan dengan pangan biasanya menggunakan besi cor atau
aluminium.
2. Pemotongan
Pemotongan merupakan tahap awal dari pembentukan suatu
produk yang berhubungan dengan dimensi dari alat yang akan dibuat.
Sebelum dilakukan proses pemotongan, dimensi alat diukur terlebih
dahulu dan setelah itu dilakukan cutting plan.
3. Pengelasan
Pengelasan adalah proses penyambungan dua logam lebih secara
permanen dengan cara memanaskan logam dengan busur listrik sampai
meleleh disertai atau tanpa disertai bahan/kawat tambah. Pengelasan ini
bertujuan untuk mempersatukan antara logam yang sudah dipotong sesuai
kebutuhan atau ukuran yang dikehendaki hingga membentuk alat atau
konstruksi yang dibuat.
10
4. Pembubutan
Proses pembubutan dilakukan jika produk yang dibuat
membutuhkan komponen tambahan alat yang memerlukan proses
pembubutan untuk menyempurnakan hasil produk.
5. Pengerjaan plat
Pengerjaan plat berfungsi untuk menutup kerangka, menutup
bagian yang tajam, menutup bagian transmisi, maupun sebagai
komponen pokok dalam pembuatan alat.
6. Pemasangan Elektrik
Pemasangan elektrik dilakukan merupakan tahap akhir setelah
adanya finishing. Pemasangan ini biasanya dalam bentuk automatic
thermocontrol, timer, inverter atau pemasangan saklar.
G. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu yang dilakukan UD Rekayasa Wangdi W ini bertujuan
untuk menjaga kualitas produk agar produk yang dihasilkan selalu konstan dan
berkualitas tinggi. Pengawasan mutu ini dilakukan mulai dari pemulihan bahan,
cara pengerjaan, pemasangan komponen elektrik/elektronik maupun mekanik dan
finishing. Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan oleh UD Rekayasa Wangdi
W bergaransi 6 bulan. Apabila ada alat yang rusak tapi masih bergaransi, pihak
bengkel akan memperbaikinya dengan datang ke lokasi atau alat dibawa ke
bengkel.
H. Pemasaran Hasil Produksi Di UD Rekayasa Wangdi W
1. Konsumen
Konsumen atau pengguna peralatan pengolahan pasca panen dari
UD Rekayasa Wangdi W meliputi:
a. Perusahaan Swasta
b. Perusahaan Rumah Tangga
c. Perorangan
d. Dinas Pendidikan
11
e. Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan
f. Balai Penelitian
2. Pemasaran
Pemasaran produk UD Rekayasa Wangdi W bermula dari instansi
pendidikan terutama dari Universitas, selain itu kontak person dan agen
bagian dari pemasaran produk.
Produk yang beraneka ragam ini diproduksi berdasarkan
pemesanan. Pemesanan meliputi wilayah Indonesia. Adapun pelanggan
yang sering memesan atau membeli produk dari UD Rekayasa Wangdi W
sebagai berikut:
1. PT. Archi Gama
2. PT. Gama Teknik Mandiri
3. PT. Chana Dera
4. PT. Optimed
5. PT. Nauvalindo
6. PT. Permata Alam
7. PT. Retrifieed
8. PT. Permata Hati
9. PT. Tiga Pilar
10. PT. Indo Acidatama
11. Toko Bandung
12. UD. Buana Teknik
13. UD. Budi Mukti
14. PT. Westa Pustaka Kusuna
15. TP UGM
16. Peternakan UGM
17. Farmasi UGM
18. Perikanan UGM
19. Kehutanan UGM
20. TP UNSUD
12
21.TP UNDIP
22. Tek. Kimia UNDIP
23. Politeknik Semarang
24. PT. Bhinangkit Eka Sarana Tria
25. Departemen Pertanian dan Peternakan DIY
26. Departemen Pertanian dan Peternakan Sleman
27. Departemen Pertanian dan Peternakan Wonosari
28. Departemen Pertanian dan Peternakan Kulonprogo
I. Tata Laksana UD Rekayasa Wangdi W
Di dalam mendirikan sebuah industri perlu mempertimbangkan beberapa
aspek yang mempengaruhi perkembangan industri/perusahaan tersebut dan salah
satunya adalah tata letak bengkel. Hal ini dimaksudkan untuk mengefektifkan
sistem kerja. Pengaturan ini perlu mempertimbangkan ruang yang ada, jumlah
mesin, keselamatan kerja, ventilasi udara dan penerangan. Hal ini dimaksudkan
sebagai usaha-usaha pembenahan bengkel untuk mendapatkan efisiensi yang
tinggi serta koordinasi bagian-bagian manajemennya dapat dilakukan dengan
mudah. Oleh karena itu dalam kegiatan ini tata laksana bengkel dapat digolongkan
menjadi :
1. Pembagian bengkel
Berdasarkan jenis pekerjaan yang ada, maka UD Rekayasa Wangdi
W dibagi menurut jenis pekerjaannya :
a. Pengerjaan Mesin
Bagian ini mengerjakan produksi yang memerlukan pekerjaan pemesinan
seperti: sekrap, bubut, frais, bor, dan sebagainya.
b. Pengerjaan Kerja Bangku
Pekerjaan yang dilakukan di bagian ini meliputi :
a) Pekerjaan mengikir.
b) Pekerjaan membuat ulir dengan menggunakan tap dan sney.
c) Mencekam benda yang akan digergaji dan dilakukan peniitikan.
d) Membengkokkan benda kerja yang dicekam dengan ragum
13
e) menggerinda tangan.
c. Pengerjaan Las
Pekerjaan ini meliputi jenis-jenis pekerjaan :
a) Mengelas listrik (SMAW)
b) Mengelas Oxy Acetylene yang biasanya dgunakan untuk
pengerjaan penyambungan plat, pemotongan plat,
pembrasingan pahat widya, dan sebagainya.
d. Pengerjaan Pelat
Pada bagian ini meliputi jenis-jenis pekerjaan pelat, antara lain :
a) Penggambaran dan perhitungan bahan (cutting plan).
b) Pemotongan bahan pelat.
c) Penekukan pelat.
d) Pengerjaan assembly.
e. Pengerjaan Pengecatan (painting)
Bagian ini meliputi pekerjaan-pekerjaan finishing yaitu pekerjaan
pengecatan produk-produk yang telah selesai dibuat dan telah di
assembling, sehingga menjadikan produk menjadi barang jadi dan siap
dikirimkan kepada konsumen.
2. Tata Letak UD Rekayasa Wangdi W
Hal ini dimaksudkan untuk mengefektifkan sistem kerja.
Pengaturan ini perlu mempertimbangkan ruangan yang ada, jumlah
mesin, keselamatan kerja, ventilasi udara dan penerangan. Tata letak
mesin di UD Rekayasa Wangdi W adalah seperti gambar (terlampir di
lampiran).
14
3. Iventaris Mesin Dan Alat
a. Inventaris Mesin
Mesin perkakas yang dimiliki UD rekayasa Wangdi W adalah
sebagai berikut :
1) Genset ( 3 unit )
Gambar 2.1 Genset
2) Mesin Bending Hidrolik
Gambar 2.2 Mesin Bending Hidrolik
Spesifikasinya :
Merek : Perkins
Type : GF3 – 50 KVA
380 V – 50 Hz
Spesifikasi :
Merk : Wu-Yang
Kapasitas Pelat Stainless
Steel : max 5 mm x 3000 mm
Kapasitas pelat besi :
max 6 mm x 3000 mm
15
3) Mesin Potong Plat
Gambar 2.3 Mesin Potong Plat.
4) Mesin Sekrap
Gambar 2.4. Mesin Skrap
Spesifikasinya :
Merk : Wu-Yang
Kapasitas plat stainless steel
: max 5 mm x 3000 mm
Kapasitas plat besi : max 6
mmx 3000 mm
300 V 8,15 KVA
6A 50 HZ
Spesifikasinya :
Max. Shaping Panjang : 500 mm
Max. Distance dari tepi bawah ram
kemeja : 370 mm
Frekuensi ram stroke :
15,24,37,51,64,80,102,126,158 kali /
menit
Motor : 3 KW 1420 r/min
Dimensi : 1943 x 1160 x 1533
mm
Berat : 1800 kgs
16
5) Mesin Bubut Besar
Gambar 2.5 Mesin Bubut Besar
Spesifikasinya :
Model : TAL 1500
Merk : Takisawa GAP Bed Lathe
Swing over bed ways : 18-1/2”
Swing in removable gap : 26”
Swing atas slide silang : 9-13/16”
Jarak antara pusat : 60”
Lubang spindle : 2-1/4
Bed width : 14-9/16
Speed spindle range : 25-1600 Rpm
Range feed longitudinal : 0,06”-0,0195”
Berat : 5750 LBS
Made in Taiwan
17
6) Mesin Bubut Kecil
Gambar 2.6. Mesin Bubut Kecil
7) Mesin Frais
Gambar 2.7 Mesin Frais
Spesifikasinya :
Type : CQ 6230
Pusat jarak 750/914 mm
Spindle bore :38 mm
Spindle kecepatan :65-1400rpm
(65-1810rpm
oposional)
Motor : 1.1 KW/1.5 Kw
Berat : 550 kgs
Spesifikasinya : Type : 9321
18
8) Mesin Las Listrik
Gambar 2.8 Mesin Las Listrik
9) Mesin Gerinda Tool
Gambar 2.9 Mesin Gerinda Tool
Spesifikasinya :
Merk : General C arc-
welder
Model : B X1-250-A
Spesifikasinya :
Merk : Grind Force
8000
Type : TDS-200
Bench Grinder : 200 mm
375 watt, 1,8 A
220 V-50Hz
2800 Rpm
19
10) Mesin Gerinda Potong
Gambar 2.10 Gerinda Potong
11) Mesin Las Argon
Gambar 2.12 Mesin Las Argon
Spessifikasinya :
Merk : Hitachi
Type : CC 14SF
Daya listrik :2000 watt
Kecepatan :3800 rpm
Diameter batu potong :355 mm/14”
Kapasitas potong besi : 65 – 130
(mm)
Dimensi :603x318x603
(mm)
Spesifikasinya :
Merk : Maestro Arc Inverter
Model : WSM-160
220 V
20
12) Mesin Roll Plat
Gambar 2.16 Mesin Rool Plat
b. Inventaris Alat-alat
Alat-alat pengerjaan tangan atau kerja bangku di bengkel ditangani
langsung oleh petugas gudang alat. Alat tersebut dapat digunakan atau
berstatus pinjaman, tetapi memiliki hak pakai artinya alat tersebut dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Apabila alat tersebut rusak maka
pemakai menunjukkan alat tersebut kepada seksi peralatan untuk segera
minta ganti.
Adapun alat-alat yang terdapat di UD Rekayasa Wangdi W adalah
sebagai berikut :
1) Inside caliper (jangka kaki)
2) Out Cide Point (jangka bengkok)
3) Devide (jangka tusuk)
4) Steel rule (mistar baja)
5) Scribe (pena gores)
6) Tree square (penyiku)
7) Benc-vice (ragum)
8) File (kikir)
9) Center punch (pinitik)
10) Chisel (pahat)
Spesifikasinya :
Motor : 3 HP
Kapasitas tebal plat : 0.8 – 3
mm
Maksimal panjang plat :
3000 mm
21
11) Hamer (palu)
12) Scissor (gunting)
13) Vee Blok (blok V)
14) Marking tool (plat datar)
15) TAP (ulir datar)
16) Hand vice (ragum tangan)
17) Vernier caliper (jangka sorong)
18) Drill hand (bor tangan)
19) Wrench (kunci pas)
20) Hand grinder (gerinda tangan)
21) Work piece (benda kerja)
22) Hacksaw (gergaji tangan)
23) Jig saw (gergaji mesin), dll.
Untuk lebih memperlancar kegiatan perusahaan khususnya di bengkel,
disediakan beberapa upaya dan fasilitas antara lain :
1. Area parkir kendaraan bermotor karyawan dan gedung perkantoran yang
terletak di area paling depan sehingga tidak terganggu oleh aktivitas
bagian bengkel produksi.
2. Ruang produksi dan pergudangan serta musholla yang terletak di samping
gedung perkantoran.
3. Tersedianya koperasi simpan pinjam untuk membantu memenuhi
kebutuhan karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
karyawan.
J. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja mutlak harus diutamakan dalam suatu
perusahaan untuk mencegah terjadinya kerugian yang diakibatkan oleh
kecelakaan kerja, kebakaran, kerusakan lingkungan akibat proses produksi
serta bahaya-bahaya lainnya. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
di UD Rekayasa Wangdi W sebagai upaya perlindungan terhadap aset
22
perusahaan, sumber daya manusia maupun faktor produksinya.
Keselamatan dan kesehatan kerja sudah terintegrasi didalam semua fungsi
perusahaan, baik fungsi perencanaan, produksi maupun bengkel.
Tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tanggung
jawab seluruh karyawan.
Keberhasilan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
tergantung dari kebijakan yang di ambil oleh pimpinan perusahaan, antara
lain :
1. Komitmen pemilik perusahaan.
2. Kepemimpinan yang tegas dan bijaksana.
3. Tanggung jawab karyawan untuk melaksanakan keselamatan dan
kesehatan kerja.
4. Terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja pada semua fungsi
perusahaan.
Sasaran dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja adalah
terciptanya kondisi yang aman, kondusif, dan tidak terjadinya kecelakaan
yang menyebabkan kerugian perusahaan, baik sumber daya manusia
maupun faktor produksi.
K. Produk UD Rekayasa Wangdi W
UD Rekayasa Wangdi W merupakan bengkel yang
mengembangkan teknologi tepat guna dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat umumnya. Produk
yang dihasilkan dari bengkel ini meliputi peralatan pasca panen di bidang
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, laboratorium equipment dan
alat alat lain yang di proses oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan
selalu mempunyai orientasi ke konsumen sehingga produk yang dihasilkan
sederhana dalam penggunaan dan tepat sesuai yang dikehendaki konsumen
atau pemesan. Adapun produk-produk yang telah berhasil dibuat dan
23
dikembangkan oleh UD Rekayasa Wangdi W adalah sebagaimana
terlampir.
Sedangkan kapasitas produksi yang dihasilkan UD Rekayasa
Wangdi W setiap bulannya berubah-ubah tergantung pesanan. Untuk bulan
Agustus 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Kapasitas produksi bulan Agustus 2012 UD Rekayasa Wangdi W.
NO Produk Kapasitas
1 Mesin Pengolahan hasil Pertanian 17 unit
2 Mesin Pengolahan hasil Perternakan 4 unit
3 Mesin Pengolahan hasil Perikanan 1 unit
4 Mesin Pengolahan hasil Perkebunan 1 unit
5 Peralatan Laboratorium 2 unit
6 Lain-lain (rambu-rambu, meja, talang dsb) 11 unit
24
BAB III
KEGIATAN KEAHLIAN
A. Kegiatan Umum di Industri
Proses produksi di UD Rekayasa Wangdi W memiliki beberapa aspek
kegiatan, yaitu:
1. Kegiatan Bagian Perencanaan
Bagian perencanaan di UD Rekayasa Wangdi W ditangani langsung oleh
manager produksi yang dibantu oleh petugas atau karyawan yang menguasai
bidang perencanaan dari suatu produk yang akan dibuat, mulai dari perencanaan
bahan, kebutuhan bahan, proses produksi lainya, dan perhitungan biaya
keseluruhan yang akan dikeluarkan untuk memproduksi barang atau konstruksi
yang akan dibuat. Setelah perencanaan itu jadi maka proses selanjutnya adalah
langsung diserahkan pada bagian produksi. Di bawah ini akan digambarkan secara
sederhana skema kerja mulai pesanan barang sampai barang dikirim kembali ke
konsumen.
Gambar 3.1 Skema Kerja UD Rekayasa W
KONSUMEN
Pesanan Barang
BAGIAN GUDANG
Ada atau tidaknya
ketersediaan bahan, jika
tidak ada membeli di
toko
PERENCANA
merencanakan :
Gambar kerja
Perhitungan
bahan/material
Perhitungan
biaya total
Perhitungan
waktu/tenaga
PRODUKSI
Pengerjaan
25
Untuk menghasilkan perencanaan yang baik dan dengan resiko kegagalan
yang sekecil-kecilnya maka dibutuhkan tenaga perencanaan yang betul-betul
menguasai bidang ini. Dengan demikian syarat seorang perencana yang baik harus
terpenuhi yaitu:
a. Memahami analisis dan menguasai perhitungan-perhitungan kekuatan
bahan, kebutuhan bahan, dan perencanaan biaya yang dibutuhkan dalam
pembuatan suatu produk.
b. Perencana dapat membuat gambar kerja secara keseluruhan dari produk
yang akan dibuat. Gambar kerja (gambar teknik) harus dibuat jelas dan
menurut ketentuan yang berlaku.
c. Perencana menguasai proses pengerjaan dari gambar supaya sinkron antara
gambar kerja dengan mesin yang ada dan ketersedian bahan di bengkel
maupun dipasaran. Maka dari itu perencana harus melihat ke bengkel
apakah yang digambar itu bisa dikerjakan dengan mesin yang ada atau
tidak.
2. Kegiatan Bagian Gudang
Kegiatan bagian gudang ini secara khusus ada yang mengurusi dan
membawahi sendiri. Namun secara operasional dibawah tanggung jawab manager
produksi. Kegiatan bagian gudang ini bertugas menjaga, mengawasi, membeli,
dan mengeluarkan komponen sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Menurut diagram proses perencana produksi, maka kegiatan bagian
gudang adalah menerima perencanaan kebutuhan bahan dan jenis bahan dari
perencanaan. Adapun prosesnya adalah bahan dikeluarkan dari gudang seizin
bagian gudang, tetapi jika bahan yang akan digunakan tidak ada dan jumlahnya
tidak mencukupi maka bahan harus dibeli lewat toko, namun harus dilaporkan
terlebih dahulu pada bagian perencana ataupun manager produksi bengkel.
Bahan-bahan yang ada di UD Rekayasa Wangdi W ini meliputi besi
batangan, besi profil, plat-plat lembaran, pipa besi atau jenis logam lainnya seperti
stainless stel, alumunium, tembaga, dan sebagainya. Kebutuhan bahan dari
bengkel UD Rekayasa Wangdi W biasa dibeli dari toko-toko besi di sekitar
Yogyakarta.
26
3. Kegiatan Bidang Produksi
Kegiatan pada bidang produksi di UD Rekayasa Wangdi W merupakan kegiatan
utama dari berlangsungnya proses produksi. Kegiatan bidang ini sebenarnya
mencakup hal yang luas. Namun dalam laporan ini akan dilaporkan mengenai
kegiatan bidang produksi yang dilihat selama praktikan melaksanakan kegiatan
praktik industri di UD Rekayasa Wangdi W. Adapun kegiatan bidang produksi di
UD Rekayasa Wangdi W adalah sebagai berikut:
a. Pengerjaan Plat
Pengerjaan plat di UD Rekayasa Wangdi W merupakan pekerjaan
yang paling dominan. Dengan melihat hasil produksi yang dihasilkan,
pengerjaan plat di bengkel mempunyai prosentase pengerjaan paling
banyak. Adapun pengerjaan plat di UD Rekayasa Wangdi W dapat
dibagi menjadi beberapa pengerjaan antara lain:
1) Pemotongan Plat
Pemotongan plat di bagian produksi ini adalah merupakan bagian
penting dalam pengerjaan plat. Karena selain digunakan untuk
produksi sendiri, bagian pemotongan plat ini juga menerima jasa
pemotongan plat dari bengkel-bengkel luar. Pemotongan bahan di UD
Rekayasa Wangdi W adalah menggunakan mesin potong merk Wu-
Yang dengan kapasitas tebal plat maksimal untuk stainlesstel 5 mm x
3000 mm, sedangkan untuk plat besi maksimal tebal plat 6 mm x 3000
mm. Bila pemotongan bahan plat yang mempunyai ketebalan lebih dari
ukuran tersebut dan bentuk pemotongan simetris serta tidak lurus maka
pemotongannya dapat menggunakan alat potong jig saw untuk
ketebalan dibawah 10 mm, jika ketebalannya lebih dari 10 mm
pemotongannya menggunakan las potong oxy asetylene.
Pelaksanaan proses pemotongan cukup sederhana dengan aturan
bahwa pertama-tama bahan plat harus diukur terlebih dahulu dan
kemudian ditandai dengan digaris dengan penggores. Setelah proses
penggambaran selesai maka plat tersebut diletakkan di landasan mesin
27
potong dan garis penandaan ditepatkan dengan sisi bagian tajam pisau
potong. Setelah itu tombol on ditekan dan ditunggu hingga mesin atau
motor mesin berputar stabil, baru pedal potong ditekan atau diinjak.
Karena mesin potong ini sudah agak lama dan konstruksinya kurang
aman, maka diharapkan dalam pemakaian mesin ini harus hati-hati.
2) Penekukan Plat
Mesin penekuk (Bending Machine) plat juga merupakan mesin
yang penting dalam proses pengerjaan plat. Biasanya mesin ini
digunakan setelah melalui proses pemotongan plat. Selain itu
penekukan plat ini juga menerima jasa penekukan plat dari bengkel-
bengkel luar. Adapun mesin bending di UD Rekayasa Wangdi W
berukuran cukup besar. Mesin ini cara kerjanya menggunakan sistem
hidrolis dan diesnya menggunakan bantalan V yang dapat di setting
sesuai ketebalan plat yang akan ditekuk. Seperti dalam sistem
pemotongan, maka penekukan plat ini juga harus diukur terlebih
dahulu kemudian gambar atau ditandai dengan penggores. Setelah
proses itu selesai maka garis penanda diletakkan tepat ditengah garis
tekukan mesin atau tepat di bawah sisi tekuk dies. Sebelum dimulai
penekukan, terlebih dahulu setting kedalaman penekukan plat dengan
menekan tombol pengukur kedalaman penekukan, kemudian tombol
on dihidupkan. Proses penekukan dapat dilaksanakan dengan menekan
atau menginjak pedal penekukan. Mesin yang digunakan adalah merk
Wu-Yang dengan kapasitas tebal plat maksimal yang dapat ditekuk
untuk plat stainlessteel adalah 5 mm x 3000 mm, sedang untuk plat
besi 6 mm x 3000 mm.
3) Pemolesan Plat
Pemolesan plat di UD Rekayasa Wangdi W dilaksanakan setelah
konstruksi plat selesai dibuat. Adapun tujuan dari pemolesan adalah
untuk mendapatkan permukaan plat yang halus dan mengkilap.
Biasanya proses pemolesan ini dilaksanakan untuk plat dari jenis
stainless steel yang memerlukan permukaan plat yang halus dan
28
mengkilap setelah proses pengelasan. Proses pengkilapannya
menggunakan peralatan gerinda tangan yang batu gerindanya diganti
dengan menggunakan kertas amplas halus dan dengan menggunakan
batu hijau sebagai batu penghalusnya.
4) Pengecatan
Pengecatan ini dilakukan pada pengerjaan yang sudah jadi atau
konstruksi alat yang sudah dirakit dan bukan dari bahan jenis stainless
steel. Pengecatan di UD Rekayasa Wangdi W ini menggunakan
pengecatan dengan menggunakan kuas maupun menggunakan sistem
semprot dengan peralatan kompresor dan alat semprot (sprayer).
b. Pengerjaan Pengelasan
Pengerjaan pengelasan yang dilaksanakan di UD Rekayasa Wangdi
W adalah pengerjaan penyambungan dan pemotongan. Pengelasan di
bengkel ini ada tiga macam pengelasan yaitu las busur (SMAW), las Oxy-
Acetylene,dan GTAW.
1) Pengelasan Las Busur Listrik (SMAW)
Penggunaaan las busur di bengkel ini sangat berperan
penting dalam berlangsungnya proses produksi. Hampir dari semua
kegiatan produksi di bengkel ini menggunakan las busur. Pengelasan
las busur di bengkel ini digunakan untuk penyambungan pembuatan
rangka mesin, atau penambalan dengan menggunakan elektroda.
Adapun pengerjaan las busur di bengkel ini dibedakan menjadi 2,
yaitu pengelasan untuk bahan besi atau baja dan pengelasan untuk
bahan dari stainless steel. Untuk pembuatan konstruksi dari bahan
besi atau baja digunakan dengan elektroda baja biasa, sedangkan
untuk pembuatan konstruksi dari bahan stainless steel, maka
pengelasannya harus menggunakan elektroda batangan jenis stainless
steel.
2) Pengelasan Las Oxy-Acetylene
29
Pengelasan las Oxy-Acetylene dikhusukan untuk pengelasan atau
penyambungan plat-plat yang tipis. Las OAW juga bisa digunakan
untuk pembrasingan, terutama digunakan saat membrasing pahat
widya dengan pemegangnya. Untuk proses pemotongan besi plat yang
tebal maka dipergunakan las Oxy Acetylene yang dikhususkan unutk
pemotongan plat tebal.
3) Pengelasan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
Penegelasan jenis GTAW juga sangat diperlukan untuk
penyambungan logam plat. Untuk jenis plat dari stainless stell yang
tipis biasanya menggunakan las GTAW. Pengelasan dengan GTAW
menjamin las logam plat yang akan disambung agar tidak berlubang.
Dalam melakukan pengelasan maka factor safety harus benar-benar
diperhatikan, seperti memakai topeng las, jaket apron, selongsong
kaki dan tangan, serta sepatu bengkel.
c. Pengerjaan Pemesinan
Pengelasan pemesinan di UD Rekayasa Wangdi W merupakan
pekerjaan pendukung dari proses produksi atau komponen yang saling
terkait dengan pengerjaan fabrikasi (perakitan). Pengerjaan pemesinan ini
karena berada dalam satu bengkel maka tidak dapat dipisahkan komponen
satu sama lain, jadi semua komponen yang ada di bengkel merupakan
komponen yang saling terkait satu sama lain, tidak dapat dipisah-pisahkan
dan semuanya saling menunjang. Adapun proses pemesinan di bengkel
ini pada umumnya adalah sama, namun disini akan dijelaskan secara garis
besarnya saja, yaitu:
1) Pengerjaan Membubut
Pekerjaan membubut di bengkel ini merupakan komponen penting
karena sebenarnya semua komponen pengerjaan pemesinan
memerlukan pengerjaan bubut. Seperti yang dilihat setiap harinya
pekerjaan pembubutan disini berlangsung terus-menerus bahkan dapat
dikatakan tidak pernah berhenti. Mesin bubut yang digunakan di
30
bengkel ini ada 5 mesin. Mesin-mesin tersebut dikategorikan 2 mesin
bubut besar dan 3 mesin bubut kecil. Mesin bubut besar ini digunakan
untuk pembuatan poros atau komponen-komponen yang besar atau
yang tidak mampu dibuat oleh mesin bubut kecil. Sedangkan mesin
bubut kecil hanya untuk pengerjaan komponen-komponen kecil,
seperti: pembuatan poros, perbaikan komponen-komponen mesin
yang memerlukan pengerjaan bubut, pembuatan puly, pembuatan
busing, pembuatan ulir, dan sebagainya.
2) Pengerjaan Menyekrap
Pengerjaan sekrap mempunyai fungsi utama nomor dua setelah
pengerjaan mesin bubut. Karena untuk pengerjaan mesin ini juga
dapat dikatakan tidak pernah berhenti, namun apabila dibandingkan
dengan pengerjaan membubut, mesin bubut lebih besar prosentase
penggunaannya. Mesin sekrap ini digunakan untuk menghilangkan
sebagian permukaan menjadi rata dan pembuatan alur pasak dengan
jalan pemakaiannya dengan menggunakan pahat HSS.
3) Pengerjaan Mengefrais
Pekerjaan mengefrais di UD Rekayasa Wangdi W prosentasenya
lebih sedikit daripada dengan penggunaan mesin bubut, tapi hampir
selalu dipergunakan setiap harinya. Mesin frais ini biasanya
digunakan untuk mengebor benda yang menggunakan mata bor
berdiameter besar, pembuatan alur, pembuatan roda gigi, dan
sebagainya. Mesin Frais dilengkapi dengan kepala pembagi yang
berfungsi untuk membagi lingkaran dengan beberapa bagian yang
sama. Mesin frais yang dimiliki UD Rekayasa Wangdi W adalah
mesin frais universal, sehingga mampu untuk ditrasnformasikan
menjadi mesin frais horizontal maupun secara vertikal.
4) Pengerjaan Mengebor
Pengerjaan mengebor merupakan pekerjaan yang paling sering
dilaksanakan di dalam suatu bengkel bagian permesinan. Pengerjaan
Mengebor dilakukan untuk membuat lubang pada bagian-bagian
31
benda tertentu. Mesin bor yang dipakai tergolong mesin bor meja
karena bentuknya yang kecil. Prinsip mesin bor ini adalah putaran
dari sebuah motor dipindahkan dengan transmisi sabuk atau v-belt,
yang ditambah konstruksi mekanik, sehingga dapat untuk melubangi
suatu bahan tertentu dengan cara menyayat permukaan secara
berputar dengan menggunakan mata bor. Jumlah mesin bor yang ada
di UD Rekayasa Wangdi W ada satu. Untuk melakukan pengeboran
biasanya tergatung dari benda logam yang akan dibor. Jika bendanya
tipis maka dipergunakan mesin bor tangan,jika bendanya tebal bisa
digunkan mesin bor meja, atau juga bisa dengan mengebor pada
mesin frais vertical.
Berdasarkan jenis pekerjaan yang ada, kegiatan kerja yang dilaksanakan di
UD Rekayasa Wangdi W dapat dikelompokkan dengan maksud agar proses
pembuatan produk menjadi lebih mudah, cepat dan memiliki kualitas yang baik.
Dapat disimpulkan pekerjaan rutin yang dilakukan di UD Rekayasa
Wangdi W antara lain :
1. Pekerjaan Pemesinan
Pada bagian ini mengerjakan produk yang memerlukan pengerjaan seperti:
a. Proses bubut.
b. Proses sekrap.
c. Proses frais.
d. Proses bor.
2. Pekerjaan Kerja Bangku
Pekerjaan kerja bangku meliputi:
a. Proses mengikir.
b. Proses membuat ulir dengan menggunakan tap dan sney.
c. Proses menggergaji benda kerja.
d. Proses menekuk benda kerja.
e. Proses menggerinda benda kerja dengan gerinda tangan.
3. Pekerjaan Pengelasan
32
Pekerjaan ini meliputi jenis-jenis pekerjaan:
a. Pengelasan dengan las busur listrik (SMAW)
b. Mengelas dengan las oxy-acetylene yang biasanya digunakan untuk
pekerjaan menyambung, memotong, brasing, dan sebagainya.
c. Las GMAW
4. Pekerjaan Plat
Pekerjaan yang dilakukan dibidang ini antara lain:
a. Pembuatan pola dan mengukur plat.
b. Memotong (cutting) plat.
c. Menekuk (bending) plat.
d. Mengerol plat.
5. Pekerjaan Perakitan (Assembly)
Pekerjaan bagian perakitan adalah merangkai atau merakit dari part
atau komponen yang telah dibuat pada bagian pemesinan atau bagian
lainnya. pada pengerjaan perakitan, alat tidak mampu berfungsi sesuai
harapan, maka alat tersebut akan di evaluasi ulang dan membenahi bagian
mana yang harus dirombak ulang.
Setelah alat perakitan selesai selanjutnya alat/ mesin tersebut
dibawa ke bagian finishing.
6. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan merupakan pekerjaan dalam katagori finishing.
Pengecatan dilakukan pada alat yang telah dirakit sehingga akan member
tampilan yang menarik pada suatu alat. Fungsi lain dari plat yaitu untuk
mencegah karat menempel pada rangka atau bagian yang terbuat dari
besi dalam suatu alat/mesin.
B. Kegiatan Khusus Proses Pembuatan Molding pada Mesin
Slondok Otomatis
Pada bagian ini akan dibahas mengenai cara pembuatan molding pada
mesin pembuat slondok di UD Rekayasa Wangdi W. Proses pembuatan molding
33
mesin pencetak slondok otomatis ini dimulai dari tahapan perencanaan bentuk,
pemilihan bahan, proses pengerjaan, dan proses perakitan.
1. Perencanaan bentuk molding mesin slondok otomatis
Dalam pembentukan kontruksi mesin akan sangat berpengaruh
terhadap kinerja dari mesin/alat itu sendiri. Maka untuk mencari solusi ini
harus mempertimbangkan berbagai syarat diantaranya:
a. Apakah bentuk rangka sesuai dengan fungsi mesin yang akan dibuat?
b. Dari bahan apakah rangka ini akan dibuat?
c. Apa keunggulan dari bentuk yang telah dipilih dibanding dengan
bentuk alternatife yang lain?
d. Apakah bentuk ini ikut dipertimbangkan dalam tampilan sebuah alat
supaya kelihatan menarik?
Dari macam pertimbanagn yang ada, maka dipilihlah bentuk
molding dengan bentuk melingkar (bulat). Bentuk molding slondok ini
dipilih karena mempunyai bentuk yang sederhana dan tidak begitu sulit
untuk pengerjaan lebih lanjut.
2. Material
Pemilihan bahan merupakan hal yang sangat utama dari suatu
perencanaan untuk pembuatan suatu alat. Bahan yang akan dipergunakan
merupakan base dari bentuk akhir molding ini. Pemilihan jenis bahan
memperhatikan berbagai factor seperti kekuatan (strenght), kekakuan,
daya tahan, ketahanan korosi, dan kekerasaan. Sebagai pertimbangan lain
penentuan jenis material juga memperhatikan dari aspek ekonomi sosial
seperti berapa harga material tersebut? Apakah material tersebut akan
menimbulkan pencemaran bagi lingkungan? dan tujuan dari penggunaan
jenis material ini (misal yang berhubungan dengan bahan makanan).
Dalam pembuatan molding pada mesin slondok otomatis,
dipergunakan material dari bahan stainless stell. Pemilihan ini
berdasarkan alasan karena molding akan selalu berhubungan dengan bahan
makanan, sehingga untuk menjaga makanan agar tidak terkontaminasi
34
dengan bahan logam atau terjadi karat maka dipiilh stainless stell yang
anti korosi.
3. Alat yang digunakan
Alat-alat yang dipergunakan dalam proses pembuatan molding
mesin slondok adalah
a. Gerinda tangan
Mesin gerinda tangan yang dipergunakan di UD Rekayasa Wangdi
W.
Gambar 3.1 Gerinda tangan
Memiliki spesifiksasi :
merk : Hitachi
tipe : G10SS
daya listrik : 580 Watt
kecepatan tanpa beban: 1100 RPM
diameter batu gerinda : 100 mm/4’’
ukuran spindle : M 10x1.5
35
Cara mengoperasikan gerinda potong yaitu pastikan dahulu mata
gerinda terpasang dengan kuat. Pegang gerinda dengan kuat dengan
tangan kanan dan tekan tombol on/off pada bagian atas gerinda.
Namun ada juga tombol on/off yang berada di belakang geinda. Setelah
batu gerinda potong berputar, kemudian gesekkan dengan benda kerja
dengan cara menggesek-gesekan dan menekannya. Apabila batu
gerinda habis, cara penggantiannya yaitu, pertama pastikan gerinda
tidak terhubung dengan listrik. Tekan dan tahan pengunci putaran
gerinda yang berada di bagian depan atas. Kendorkan mata gerida
dengan kunci gerinda. Lalu lepas mata gerinda yang telah habis tadi
dan ganti yang baru. Kemudian kencangkan batu gerinda dengan kunci
gerinda hingga benar-benar kuat.
a. Mesin las
Mesin las yang digunakan di UD Rekayasa Wangdi W. ini
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Merk : General C arc Welding
Model : B XI-250-A
Arus Max : 250 A
Gambar 3.2 Mesin las GTAW
36
Cara menggunakan mesin las ini yaitu pertama tentukan dahulu
besar arus yang dipakai. Arus pengelasan ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu diameter elektrode, tebal bahan, dan jenis bahan. Arus las
yang dipakai dapat di lihat pada skala arus mesin las. Sebelum
pengelasan dilakukan persiapkan dahulu segala alat yang dibutuhkan.
Jepitlah logam yang akan di las dengan tang. Lalu pada bagian ujung
electrode yang tidak bersalut di jepit dengan tang yang satunya.
Kemudian electrode dinyalakana. Proses penyalaan electrode ada dua,
yaitu dengan cara tapping (hentakan) dan streching (gesekan/goresan).
Untuk metode tapping, elektroda diturunkan sampai menyentuh benda
kerja dan angsung diangkat dengan cepat sampai jarak sekitar diameter
electrode. Kemudian diturunkan lagi sampai berjarak kira-kira 0,8 x
diameter electrode. Untuk metode yang ke dua yaitu metode streching
yaitu dengan menggoreskan. Setelah terjadi nyala busur listrik, jarak
antara ujung electrode dengan bahan dipertahankan sekitar 0,8 x
diameter electrode. Arah penggoresan dapat dari arah kiri ke kanan
maupun sebaliknya. Untuk menjaga agar hasil pengelsan tetap baik
maka perpendekan electrode harus diikuti dengan pergerakan tangan.
digunakan unutk pengelasan bahan yang berbahan stainless stell.
b. Jig Saw
Jig Saw adalah mesin gergaji yang portable, bisa dibawa kemana-
mana dan bentuknya yang kecil cocok untuk dipergunakan dalam
pemotongan plat tipis.
Gambar 3.3 Jig Saw
37
Mesin jig saw yang berada di Ud Rekayasa Wangdi W memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
Power input : 390 watt
Panjang stroke : 26 mm
Kapasitas potong kayu ketebalan : 55 mm
Kapasitas potong dalam baja pada ketebalan : 6 mm
Stroke Per menit : 0-3.100
Panjang keseluruhan : 225 mm
Berat : 2.5 kg
Cara mengoperasikannya jig saw yaitu pertama pasang terlebih
dahulu mata gergajinya pada tempat dudukan mata gergaji di mesin jig
saw. Kemudian letakkan benda yang akan di potong di meja atau
tempat yang datar yang telah digambar sebelumnya. Letakkan mesin
jig saw di atas bahan yang akan dipotong dengan ujung mata gergaji
tegak lurus dengan garis potong. Tekan mesin jig saw dan tekan
tombol on nya sehingga mata gergaji bergerak naik turun. Kemudian
mesin dijalankan pelan-pelan mengikuti garis gambar yang telah dibuat
sebelumnya. Pakailah kacamata untuk menghindari bram atau tatal
akibat bergeseknya mata gergaji dengan bahan yang akan dipotong.
c. Amplas halus
Amplas merupakan bahan penghalus permukaan. Cara
menggunakan amplas dengan menggesek-gesekkan amplas pada
bagian permukaan logam. Pengamplasan dimulai dari amplas yang
kasar hingga ke amplas yang halus. Untuk bagian finishing maka
diperlukan amplas yang halus, agar permukaan logam lebih soft.
d. Palu
Meski hal yang dianggap kecil, keberadaan palu akan sangat
dibutuhkan dalam dunia bengkel. Bahkan di luar dunia
perbengkelanpun peran palu juga dominan. Palu sebagai alat pemukul
38
benda atau pemberi gaya tekan secara mendadak pada benda kerja,
akan membuat benda menjadi tertekan ke bawah secara kuat.
e. Ragum
Ragum digunakan untuk mencekam benda kerja agar tidak goyah
saat benda itu dikenai suatu pekerjaan. Ragum hampir selalu
dipergunakan dalam dunia perbengkelan, untuk mendapatkan
pencekaman yang baik maka ragum harus terikat kuat dengan meja
ataupun landasan lainnya, dan benda kerja yang di jepit harus
dikencangkan dengan kuat.
f. Penitik
Memberi tanda (mark) pada logam dengan sebuah tanda titik,
sehingga akan memberi kemudahan dalam melakukan penggambaran
pada logam maupun penunjukan dimana suatu pekerjaan harus dikukan
pada benda tersebut. Cara menggunakan penitik yaitu dengan
menempelkan ujung penitik dengan bagian benda yang akan di titik,
lalu bagian atas penitik dipukul dengan palu sampai ujung penitik
menimbulkan bekas pada permukaan logam.
g. Busur
Busur sebagai instrument bantu untuk pengukuran sudut. Busur
bisa terdiri dari bevel, bevel protactor, alat bantu sinus, dan lain
sebagainya. Tapi untuk membantu proses pengerjan pembuatan
molding mesin slondok, cukup dengan busur biasa atau juga bisa
dengan bevel protactor.
Untuk mencari besar sudut maka busur sangatlah digunakan dalam
pekerjaan ini.
h. Penggores
Penggores digunakan unutk memberi tanda / menggambar pada
pada benda plat/logam sehingga mudah dilihat dan tidak hilang.
i. Gerinda Potong
39
Gerinda potong adalah alat bantu dalam pemesinan untuk
memotong benda logam. Pemotongan logam dengan gerinda potong
dikhususkan untuk benda logam yang tidak begitu tebal.
Gambar 3.4 Gerinda Potong
Spesifikasi:
Merk : Hitachi
Tipe : CC 14 SF
Daya listrik : 2000 watt
Kecepatan : 3800 rpm
Diameter batu potong : 355mm/4”
Kapasitas potong besi : 65-130
Dimensi : 603 x 318 x 603
Cara mengoperasikan alat yaitu, pertama pastikan bahwa batu
gerinda terpasang dengan kuat. Pegang alat dengan kuat dan tekan
tombol on pada bagian atas alat. Namun unutk mesin gerinda tangn
yang lain, ada juga yang tombol on/off nya dibagian belakang alat.
Setelah batu gerinda berputar, kemudian gesekkan dengan benda yang
akan di gerinda dengan cara menekan dan menggeser-gesernya.
Apabila batu gerinda habis, cara menggantinya yaitu, pertama pastikan
alat tidak terhubung dengan sumber listrik. Tekan dan tahan kunci
penahan pada alat yang berada di bagian depan alat. Kendorkan kunci
40
penahan batu gerinda dengan kunci khusus unutk batu gerinda. Lepas
batu gerinda dan ganti dengan yang baru, kemudian kencangkan lagi
batu gerinda hingga benar-benar kencang.
j. Mesin bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang sifat kerjanya menyayat,
dimana benda kerja bergerak secara rotasi dan pahat bergerak secara
translasi. Mesin bubut khususnya hanya digunakan untuk menyayat
benda yang berbentuk silindris. Peran mesin bubut dalam suatu
pekerjaan pemesinan sangat vital karena hampir semua pekerjaan
perbengkelan membutuhkan mesin bubut.
Gambar 3.5 Mesin bubut
Spesifikasinya :
Type : CQ 6230
Pusat jarak : 750/914 mm
Spindle bore : 38 mm
Spindle kecepatan : 65-1400rpm (65-1810 rpm proposional)
Motor : 1.1 KW/1.5 Kw
Berat : 550kgs
41
k. Jangka
Jangka merupakan alat bantu untuk membuat garis secara
melingkar. Jangka yang digunakan untuk menggambar pada plat harus
berujung seperti penggores, sehingga tanda yang ditimbulkan oleh
ujung jangka akan terbekas pada permukaan logam.
b. Proses Pembuatan
1) Proses Penggambaran dengan penitik
Membuat gambar bukaan kerucut pada lembaran plat stainless stell
dengan menggunakan penggores, busur, penitik, jangka dan palu.
Tahapan langkah yang harus dilakukan yaitu menggambar bentuk
bukaan kerucut seperti gambar kerja pada plat stainless stell yang telah
disiapkan. Untuk menandai hasil gambar pada plat maka digunakan
penggores. Pada bagian yang berbentuk melingkar, maka diperlukan
sebuah jangka untuk penggambarannya. Jangka yang digunakan disini
bukan jangka yang ujungnya dari pencil, ,elainkan yang ujungnya dari
logam. Jadi kegunaannya seperti penggores, hanya saja mampu unutk
memberi tanda garis gambar secara melingkar. Jika ada bagian yang
bersudut maka harus menggunakan busur sehingga sudut dapat sama
persis dengan gambar.
2) Proses Pemotongan Bahan
Hasil dari penggambaran plat stainless tadi maka plat dibawa ke
bagian pemotongan agar dipotong sesuai gambar. Pemotongan plat
stainless stell ini menggunakan jig saw, karena ada alur melingkar
sehingga akan lebih efektif jika menggunakan jig saw.
3) Proses Pembuatan Bentuk Kerucut terpancung
Bagian plat yang telah terpotong tadi selanjutnya diubah bentuknya
agar menjadi bentuk kerucut. Untuk pembuatan bentuk kerucut ini
dilakukan secara manual, yaitu dengan dipukul menggunakan palu
sehingga akan membentuk bentuk kerucut.
42
4) Proses Pembuatan Ring
Proses pembuatan ring ini tidak begitu berbeda dengan proses
pembuatan bentuk moncong kerucut tadi. Pembuatan ring diawali
dengan proses penggambaran, lau pemotongan dengan jig saw.
5) Proses Pembuatan Pipa
Pipa yang digunakan terbuat dari logam stainless stell. Untuk
pembuatan pipa cukup mudah, pipa stainless stell yang berdiameter 1”
yang panjang diukur dengan menggunakan mistar lalu diberi tanda
dengan penggores. Selanjutnya pipa dipotong dengan menggunakan
gerinda potong. Untuk penghalusan kedua ujungnya, pipa dibawa ke
mesin bubut dan di facing sehingga akan lebih halus.
6) Proses Penyambungan dengan Las Titik
Proses las titik digunakan saat penyambungan sementara antara
bagian yang kerucut dengan bagian pipanya. Las titik ini berasal dari
las SMAW dengan menggunakan electrode stainless stell. Las titik ini
dimaksudkan untuk menahan kedua logam (bagian kerucut dengan
bagian pipa) agar tidak goyah/bergerak ketika dilakukan pengelasan
lanjut dengan las GTAW. Penggunaan las titik sebaiknya dalam
pengaturan besar arus pengelasan memperhatikan tebal dari logam
yang akan dilas dan memperhatikan jenis logam apa yang akan di las.
7) Proses Pengelasan dengan Las GTAW
Las GTAW adalah jenis las yang menggunakan bahan tungsten
yang menggunakan bahan tungsten sebagai electrode tidak
terkonsumsi. Electroda ini hanya digunakan untuk menghasilkan busur
nyala listrik. Bahan penambah berupa batang las (Rod), yang dicairkan
oleh busur nyala tersebut, berfungsi untuk mengisi kampuh tersebut.
Untuk mencegah oksidasi digunakan gas mulia seperti Argon, helium ,
Freon, dan CO2 sebgai gas lindung. Pengelasan dengan menggunakan
jenis las ini dapat dengan bahan penambah ataupun tanpa bahan
penambah.
43
Variabel utama pda GTAW adalah tegangan busur (arc lenght),
arus pengelasan, kecepatan gerak pengelasan (travel speed), dan gas
lindung Jumlah energi yang dihasilkan sebanding dengan arus dan
tegangan, sedangkan jumlah bahan las yang dideposisikan per satuan
panjang berbanding terbalik dengan kecepatan gerak pengelasan (traverl
speed). Variabel-variabel ini sangat berkaitan sehingga akan sulit jika
dilakukan secara terpisah.
8) Proses perakitan
Perakitan atau assembly adalah proses menggabungkan komponen-
komponen menjadi satu kesatuan unit sehingga akan terbentuk suatu
alat yang berdiri-sendiri. Dalam proses perakitan molding pada mesin
slondok otomatis tidak lepas dari kegiatan pengelasan. Pertama-tama
bagian kerucut dilas dengan bagian ring. Pengelasan ini diawali dengan
pengelasan titik (tack weld), yang dimaksudkan agar kedua komponen
tersebut tidak bergerak ketika di las, tapi masih bisa dibenarkan ketika
sambungannya keliru. Pengelasan titik ini bisa menggunakan las listrik
dengan electrode stainless stell. Untuk mengelas titik baiknya hanya
dilakukan sedikit saja, tapi memungkinkan agar benda tidak bergerak-
gerak. Setelah pengelasan titik dilakukan pada bagian kerucut dengan
bagian ring, selanjutnya pada bagian ujung kerucut dilas titk dengan
pipa stainless yang telah dipersiapkan. Seperti pengelasan sebelumnya,
sebaiknya untuk pengelasan titik dilakukan sedikit mungkin, tapi benda
yang di tack weld diusahan jangan bergerak.
Bentuk molding yang telah di las titik selanjutnya dibersihkan
terak-teraknya dengan menggunakan wire brush. Terak ini bisa sangat
mengganggu untuk pengelasan selanjutnya karena akan menimbulkan
porosity. Untuk tahapan pengelasan selanjutnya, sebaiknya menggunkan
las argon karena mengingat bahan yang dilas adalah stainless stell yang
tebalnya 1 mm.
44
Dalam melakukan pengelasan GTAW harus memperhatikan aspek
keselamatan bagi pengelas. Alat keselamatan dan keamanan yang
harus dipersiapkan antara lain, kaca mata las, selongsong tangan dan
kaki, helm, sepatu bengkel dan jaket apron. Untuk menghindari asap
gas yang beracun, maka pengelasan harus dilakukan ditempatkan pada
ruangan terbuka atau yang sirkulasi udaranya baik.
Gambar 3.6 Hasil pengelasan dengan GTAW
Setelah pengelasan selesai dilakukan, dinginkan benda lasan
dengan mencelupnya pada air. Lalu molding mesin slondok
dibersihkan teraknya dengan menggunakan wire brush dan untuk
menghaluskan bekas lasan, bisa menggunakan amplas. Agar molding
mesin slondok lebih mengkilap bisa dilakukan lapping. Lapping ini
menggunakan kertas dari sack semen yang dibuat secara melingkar dan
dibuat secara bertumpuk-tumpuk, lalu di pasangkan pada gerinda
tangan. Proses lapping ini disertai dengan pemakaian batu hijau yang
mampu member efek mengkilap pada permukaan logam. Cara lapping
dengan menghidupkan mesin gerinda tangan dan menggesek-gesekkan
pada permukaan molding dan dilakukan secara bertahap dan perlahan.
45
Gambar 3.7 Molding Mesin Slondok Otomatis
46
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah melaksanakan Praktik Industri dan menyelesaikan Praktik Industri
dapat diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan Praktik Industri merupakan sarana
yang tepat untuk menambah wawasan mahasisiswa tentang dunia kerja. Kegiatan
Praktik Industri ini juga bermanfaat dalam menerapkan kemampuan mahasiswa
yang telah didapat dari kegiatan perkuliahan. Sehingga mahasiswa siap untuk
memasuki dunia kerja secara matang dan mantap.
Sedangkan dari kegiatan khusus yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa,
dapat diambil kesimpulan :
a. Selama pelaksanaan kegiatan Praktik Industri, praktikan mendapat
tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan teknologi yang berguna di dunia
industri.
b. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dari kegiatan
perkuliahan di lapangan secara nyata.
c. Dari setiap kegiatan produksi suatu alat atau mesin tidak terlepas dari
proses perencanaan material sampai perkiraan biaya produksi.
d. Praktikan dapat menambah skill /kemampuan dalam mengoperasikan
suatu alat kerja.
SARAN
1. Bagi Industri
a. Mengharapkan hubungan yang baik antara perusahaan ataupun instansi
lain, sehingga akan mampu meningkatkan produktivitas dari kegiatan
industri itu sendiri.
47
b. Disiplin dalam menerapkan undang-undang tentang keselamatan kerja
demi kelancaran suatu kegiatan produksi.
c. Melakukan maintenance mesin secara berkala, mengingat kondisi mesin
yang sudah tua.
Dalam rangka ikut membangun dan meningkatkan kemampuan
lulusan dari perguruan tinggi maupun dari lulusan SMK, maka diharapkan
pihak industri memberi kesempatan kepada mahasiswa maupun siswa
untuk melaksanakan kerja praktik di industtri terkait.
Diharapkan industri mampu memberikan pengarahan yang lebih
mendalam kepada para praktikan yang sedang melaksanakan Kerja Praktik
di Industri terkait, sehingga praktikan mampu menyerap ilmu di dunia
kerja.
2. Bagi Universitas
Demi meningkatkan lulusan mahasiswa teknik mesin UNY,
hendaknya Fakultas Teknik tetap melaksanakan praktik Indusri secara
berkala. Dengan adanya mata kuliah ini, maka mahasiawa akan memiliki
nilai tambah dan wawasan yang luas tentang dunia kerja atau dunia
industri yang nantinya dapat dijadikan bekal untuk memasuki dunia kerja.
Dalam proses pengurusan proposal dan surat-surat hendaknya
pihak Fakultas lebih mempermudah mahasiswa, sehingga pengurusan akan
lebih.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik Industri hendaknya
telah memiliki bekal ilmu yang cukup, sehingga mahasiswa memiliki
gambaran tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan di Industri.
48
Dalam pelaksanaan Praktik Industri, mahasiswa harus mampu
menerapkan ilmu yang telah di dapat di kampus. Sehingga ilmu yang
didapat mampu diaplikasikan secara nyata.
Mahasiswa harus mampu untuk menyerap ilmu yang berada di
lapangan yang mungkin tidak diajarkan di kampus.
49
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Dendi. 2008. Teknik Pengelasan. Di akses dari http://indonesia-
mekanikal.blogspot.com/2008/05/teknik-pengelasan-welding-bag-1.html
Bandasco, Z.S. 2011.jenis-jenis Mesin Las Busur Listrik. Diakses dari
http://zwingly.wordpress.com/2011/03/25/jenis-jenis-mesin-las-busur-listrik/
Joko. 2009. Macam-macam Mesin Perkakas. Diakses dari
http://jokomhs.blogspot.com/2011/03macam-macam-mesin-perkakas.html
Tim Praktik Industri. 2012, Pedoman Praktik Industri Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas teknik UNiversitas Negeri Yogyakarta
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin-Sabtu
Tanggal : 2 -7 Juli 2012
Lama Pelaksanaan : 32 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Pengenalan lingkungan industri baik
2 Pembagian penempatan kerja di industri baik
3 Pengefraisan benda silinder dengan mesin frais,
dibantu dengan kepala pembagi
baik
4 Menyekrap benda silinder baik
5 Membongkar piston hidrolik baik
6 Menggerinda hasil lasan, setting benda kerja
dengan mesin bubut 4 rahang
baik
7 Mengebor dengan mesin bor meja, membuat ulir
dengan tap
baik
Mengetahui,
Pimpinan Industri. Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP. Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin-Sabtu
Tanggal : 9-14 Juli 2012
Lama Pelaksanaan : 32 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Membuat garis pada pipa dan melakukan
penitikan untuk kepentingan pengeboran (pada
alat pemanggang oven)
baik
2 Mengebor dengan bor tangan baik
3 Mengebor logam stainless stell dengan bor meja baik
4 Cutting ass stainless stell dengan gerinda potong baik
5 Memotong plat dengan bentu radius dengan
mesin potong plat
baik
6 Melakukan pembersihan pemanggang oven
dengan HCL
baik
7 Membuat ulir pada rangka dengan menggunakan
tap
baik
Mengetahui,
Pimpinan Industri Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP. Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin- Sabtu
Tanggal : 16-21 Juli 2012
Lama Pelaksanaan : 32 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Memasang sistem kelistrikan pada motor listrik baik
2 Sketsa rangka mesin yang terbuat dari plat siku baik
3 Menggambar sketsa dengan progam inventor baik
4 Mengecat rangka mesin yang telah korosi baik
5 Membuat ulir dengan tap baik
6 Melakuka penggantian hower pada mesin bor baik
7 Membuat baut penahan untuk ragum mesin frais baik
Mengetahui,
Pimpinan Industri Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP. Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin-Sabtu
Tanggal : 23-28 Juli 2012
Lama Pelaksanaan : 32 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Menggerinda plat stainless stell yang berbentuk
radius
baik
2 Mengebor stainless stell dengan mesin frais baik
3 Membuat ulir dengan menggunakan tap baik
4 Melakukan penandaan logam dengan
menggunaknna penitik
baik
5 Pengikiran halus pada logam baik
Mengetahui,
Pimpinan Industri Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin-Sabtu
Tanggal : 30 Juli - 4 Agustus 2012
Lama Pelaksanaan : 40 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Sketsa motor listrik dan menggambarnya dengan
program inventor
baik
2 Menggambar kerangka konveyor dengan inventor baik
3 Menggambar roll dengan inventor baik
4 Menggambar bearing baik
Mengetahui,
Pimpinan Industri Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin-Sabtu
Tanggal : 6-11 Agustus 2012
Lama Pelaksanaan : 24 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Menggambar rangka konveyor dengan program
inventor
baik
2 Membubut facing baik
3 Mengikir, menggerinda sisi plat yang tajam baik
4 Membuat ring dengan plat stainless stell, dengan
alat bantu jigsaw
baik
5 Menitik dan menggerinda bagian tepi plat yang
tajam
baik
Mengetahui,
Pimpinan Industri Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP. Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin-Sabtu
Tanggal : 13-18 Agustus 2012
Lama Pelaksanaan : 24 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Membuat ring dengan bahan stainless stell,
dengan menggunkana jigsaw
baik
2 Mengecat rangka mesin sebagai finishing baik
3 Membuat tutup untuk mesin slondok otomatis baik
4 Rolling plat baik
5 Mengebor stainless stell dengan bor tangan baik
6 Membuat tedeng untuk mesin slondok otomatis baik
7 Menggerinda baik
Mengetahui,
Pimipinan Industri Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP. Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin-Sabtu
Tanggal : 20-25 Agustus 2012
Lama Pelaksanaan : 24 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Membuat as untuk mesin slondok otomatis baik
2 Las tack weld pada komponen as mesin slondok
otomatis
baik
3 Lapping tedeng mesin slondok yang berbahan
stainless stell
baik
4 Membubut facing as baik
5 Mengebor pada tedeng penutup transmisi pulley-
belt
baik
6 Membubut sisi plat ring baik
7 Las tack weld pada molding mesin slondok baik
Mengetahui,
Pimpinan Industri Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP. Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
CATATAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/64-00
27 Februari 2009
Hari : Senin-Sabtu
Tanggal : 26-31Agustus 2012
Lama Pelaksanaan : 24 jam
No Uraian
Kegiatan
Hasil Keterangan
1 Mengikir halus molding mesin slondok otomatis baik
2 Menggerinda dengan batu gerinda permen pada
molding mesin slondok
baik
3 Riveting tedeng mesin slondok baik
4 Penyusunan laporan praktik industri di UD
Rekayasa Wangdi W
baik
Mengetahui,
Pimpinan Industri Praktikan
Heni Siwi Gunarti, S.TP. Fitriyanto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK Alamat :KampusKarangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp.(0274) 586168 psw.276,289,292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734 Website :http://ft.uny.ac.id e-mail: [email protected] ; [email protected]
Certificate No. QSC 00592
JADWAL RENCANA KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI
FRM/TKF/63-00
27 Februari 2009
Industri : UD REKAYASA WANGDI W
Alamat : Cambahan 2/25 Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta
Nama Mahasiswa : Fitriyanto
NIM : 10503244011
No Pokok Kegiatan Minggu ke Keterangan
1 Pengenalan lingkungan industri I baik
2 Pengenalan manajemen industri II Baik
3 Praktik (relevan dengan bidang studi) III Baik
4 Pengambilan data IV Baik
5 Penyusunan laporan V Baik
6 Penyempurnaan laporan VI Baik
Yogyakarta, 2 Juli 2012
Pimpinan Industri
Heni Siwi Gunarti, S.TP