Laporan Perbanyakan Tanaman Brotowali Kelompok 3 Kelas 3H

18
PERBANDINGAN PENGGUNAAN MULSA PADA PERBANYAKAN STEK TANAMAN Tinospora crispa L. OLEH : KELOMPOK 3 KELAS 3H AGITHA OKTAVIANI P.L (1304015022) AMALIA (1304015034) ANDIKA KURNIAWAN (1304015449) RACHMAD FAUZI SYAF (1304015415) RAUDINA UTAMI RAHAYU (1304015426) RISNA PRAVITA SARI (1304015449) SILVY YULIDA (1304015476) SITI YAYUHA (1304015488) SUCI PRATIWI (1304015496) SYNTIA PUPUT YUNIYANTI (1304015508) SRI DEVI (1304015491) TRI UTAMI (1304015522) NUR SYIFAAT () RATU ANGGI ()

description

a

Transcript of Laporan Perbanyakan Tanaman Brotowali Kelompok 3 Kelas 3H

  • PERBANDINGAN PENGGUNAAN MULSA PADA PERBANYAKAN STEK

    TANAMAN Tinospora crispa L.

    OLEH :

    KELOMPOK 3 KELAS 3H

    AGITHA OKTAVIANI P.L (1304015022)

    AMALIA (1304015034)

    ANDIKA KURNIAWAN (1304015449)

    RACHMAD FAUZI SYAF (1304015415)

    RAUDINA UTAMI RAHAYU (1304015426)

    RISNA PRAVITA SARI (1304015449)

    SILVY YULIDA (1304015476)

    SITI YAYUHA (1304015488)

    SUCI PRATIWI (1304015496)

    SYNTIA PUPUT YUNIYANTI (1304015508)

    SRI DEVI (1304015491)

    TRI UTAMI (1304015522)

    NUR SYIFAAT ()

    RATU ANGGI ()

  • A. LATAR BELAKANG

    Brotowali merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai fungsi

    untuk kesehatan, selain digunakan mengobati penyakit diabetes mellitus brotowali

    juga digunakan untuk mengobati penyakit kuning dan malaria. Brotowali merupakan

    tanaman perdu memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m, berbintil-bintil rapat dan tidak

    beraturan, kulit batangnya mudah terkelupas. Bentuk daun tunggal seperti jantung

    atau agak bundar telur, berujung lancip, berwarna hijau muda dan halus. Brotowali

    tumbuh pada tanah yang mempunyai humus yang tinggi dan drainase yang baik,

    perbanyakan tanaman brotowali dilakukan dengan stek batang, stek batang

    menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya seragam. Stek batang diambil dari

    batang yang sehat dan cukup tua dengan ukuran 15 atau 20 cm, ukuran panjang stek

    tidak mempengaruhi pertunasan karena setiap batang terdapat bintil tunas.

    Penggunaan zat pengatur tumbuh seperti air kelapa dapat membantu pertumbuhan

    tunas. Pada sebagian pot penanaman brotowali hanya sebagian pot yang diberi mulsa,

    pemberian mulsa disini bertujuan untuk menyuburkan tanah pada pot serta menekan

    gulma. Mulsa sendiri terbagi menjadi tiga jenis yaitu mulsa organik, mulsa non-

    organik, dan mulsa kimia sintetis. Mulsa organik adalah bahan sisa pertanian seperti

    jerami, daun pisang, pelepah batang pisang, alang-alang, serbuk gergaji dll. Mulsa

    daun kering termasuk mulsa organik. Mulsa non-organik berupa batu koral, batu bata,

    batu kasar. Ada pula mulsa kimia sintetis yaitu mulsa plastik transparan, mulsa plastik

    hitam, mulsa plastik perak, dan mulsa plastik perak hitam (mpph). Latar belakang

    dilakukannya praktikum ini untuk melakukan perbandingan pertumbuhan tanaman

    dan ada atau tidaknya organisme penganggu tanaman (OPT) antara pot yang telah di

    beri mulsa dan pot yang tidak diberi mulsa.

    B. TUJUAN

    Mahasiwa dapat mengetahui dan menerapkan perbanyakan tanaman secara vegetatif,

    mahasiswa dapat mengetahui cara perawatan tanaman obat dalam pot.

    C. METODOLOGI

    Alat dan bahan :

    - Pot plastik hitam dengan ukuran diameter 20 cm

  • - Media tanam

    - Stekan batang Brotowali

    - Pecahan bata diameter 2 cm

    - Daun pisang kering (ukuran 1x1 cm)

    - Alat penyiram

    - Label

    Cara kerja :

    1. Siapkan alat dan bahan yang telah di tentukan.

    2. Potong batang brotowali sekitar 20 cm.

    3. Masukkan stek batang ke dalam pot yang telah berisi media tanam.

    4. Masukkan sebagian pot dengan mulsa daun kering.

    5. Siram dengan air secukupnya.

    Kemudian lakukan pengamatan dan pengukuran tanaman sebanyak 4x sesuai rentang

    waktu yang telah ditentukan.

    D. HASIL DAN PEMBAHASAN

    DATA POT 1

    TGL POT

    DAUN

    KE PANJANG DAUN (mm) PANJANG TANGKAI (mm)

    09-12-14 1 1 43 mm 30 mm

    2 TIDAK BISA DIUKUR TIDAK BISA DIUKUR

    23-12-14 1 1 83 mm 33 mm

    2 79 mm 38 mm

    06-Jan-

    15 1

    1 93 mm 35 mm

    2 89 mm 40 mm

    20-Jan-15

    1 1 97 mm 40 mm

    2 92 mm 44 mm

    GRAFIK POT 1

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    Panjang tangkai

    Daun 1

    Daun 2

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Panjang daun

    Daun 1

    Daun 2

  • POT 2 : TANAMAN MATI

    POT 3 : DAUN TIDAK BISA DI UKUR

    DATA POT 4

    TGL POT

    DAUN

    KE PANJANG DAUN (mm) PANJANG TANGKAI (mm)

    09-12-14 4 1 34 mm 39 mm

    2 40 mm 25 mm

    23-12-14 4 1 98 mm 51 mm

    2 59 mm 30 mm

    06-Jan-15

    4 1 110 mm 55 mm

    2 88 mm 47 mm

    20-Jan-

    15 4

    1 119 mm 59 mm

    2 100 mm 55 mm

    GRAFIK POT 4

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    Panjang daun

    Daun 1

    Daun 2

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    Panjang tangkai

    Daun 1

    Daun 2

  • DATA POT 5

    TGL POT

    DAUN

    KE PANJANG DAUN (mm) PANJANG TANGKAI (mm)

    09-12-14 5 1 16 mm TIDAK BISA DIUKUR

    2 TIDAK BISA DIUKUR TIDAK BISA DIUKUR

    23-12-14 5 1 59 mm 20 mm

    2 TIDAK BISA DIUKUR TIDAK BISA DIUKUR

    06-Jan-15

    5 1 65 mm 34 mm

    2 TIDAK BISA DIUKUR TIDAK BISA DIUKUR

    20-Jan-15

    5 1 88 mm 43 mm

    2 TIDAK BISA DIUKUR TIDAK BISA DIUKUR

    GRAFIK POT 5

    DATA POT 6

    TGL POT

    DAUN

    KE PANJANG DAUN (mm) PANJANG TANGKAI (mm)

    09-12-14 6 1 40 mm 43 mm

    2 14 mm 22 mm

    23-12-14 6 1 115 mm 60 mm

    2 113 mm 41 mm

    06-Jan-15

    6 1 121 mm 65 mm

    2 122 mm 50 mm

    20-Jan-

    15 6

    1 128 mm 69 mm

    2 130 mm 65 mm

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Daun 1

    Panjang daun

    Panjang tangkai

  • 0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    Panjang daun

    Daun 1

    Daun 2

    GRAFIK POT 6

    DATA POT 7

    TGL POT

    DAUN

    KE PANJANG DAUN (mm) PANJANG TANGKAI (mm)

    09-Des-14

    7 1 21 mm 13 mm

    2 23 mm 15 mm

    23-Des-14

    7 1 27 mm 15 mm

    2 28 mm 18 mm

    06-Jan-

    15 7

    1 39 mm 21 mm

    2 37 mm 24 mm

    20-Jan-15

    7 1 58 mm 27 mm

    2 48 mm 30 mm

    GRAFIK POT 7

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    Panjang Tangkai

    Daun 1

    Daun 2

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Panjang daun

    Daun 1

    Daun 2

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    Panjang tangkai

    Daun 1

    Daun 2

  • DATA POT 8

    TGL POT

    DAUN

    KE PANJANG DAUN (mm) PANJANG TANGKAI (mm)

    09-12-14 8 1 TIDAK BISA DIUKUR TIDAK BISA DIUKUR

    2 TIDAK BISA DIUKUR TIDAK BISA DIUKUR

    23-12-14 8 1 66 mm 45 mm

    2 72 mm 44 mm

    06-Jan-15

    8 1 87 mm 48 mm

    2 88 mm 49 mm

    20-Jan-15

    8 1 91 mm 59 mm

    2 91 mm 54 mm

    GRAFIK POT 8

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Panjang daun

    Daun 1

    Daun 2

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    Panjang tangkai

    Daun 1

    Daun 2

  • POT 1

    9 DESEMBER 2014

    23 JANUARI 2015

  • POT 2

    23 JANUARI 2015

  • POT 3

    9 DESEMBER 2014

    23 JANUARI 2015

  • POT 4

    9 DESEMBER 2014

    23 JANUARI 2015

  • POT 5

    9 DESEMBER 2014

    23 JANUARI 2015

  • POT 6

    9 DESEMBER 2014

  • 23 JANUARI 2015

    POT 7

    9 DESEMBER 2014

  • 23 JANUARI 2015

    POT 8

    9 DESEMBER 2014

  • 23 JANUARI 2015

    Berdasarkan data pengamatan kelompok pot yang diberi mulsa (pot 1,6,7,8) tanaman

    lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan 4 pot lainnya yang tidak diberi mulsa bahkan

    beberapa dari pot yang tidak diberi mulsa diamati tidak tumbuh atau mati. Pemberian mulsa

    bermanfaat untuk melindungi agregat tanah dari kerusakan oleh air hujan, penyerapan air

    oleh tanah, mengurangi kecepatan aliran permukaan, mempertahankan kelembaban tanah,

    mengurangi laju evaporasi dan mengendalikan pertumbuhan gulma (Purwodido, 1982).

    Evaporasi berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman,

    penggunaan mulsa dalam budidaya tanaman dapat menahan evaporasi dari permukaan tanah

    dan air kembali ke tanah (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sukaramai, 1998). Sarief

    (1998) menyatakan bahwa dengan pemberian mulsa organik pada permukaan tanah dapat

    memperbaiki struktur tanah, akibat dari meningkatnya aktifitas mikroorganisme tanah dalam

    perombakan bahan organik, akhirnya dapat meningkatkan kesuburan tanah.

  • Namun, pada pemberian mulsa ada hal-hal yang harus diperhatikan. Besar kecilnya

    pengaruh yang ditimbulkan akibat pemulsaan tersebut akan bergantung pada tingkat

    ketebalan dan bahan dari mulsa itu sendiri untuk itu diperlukan pengaturan pemberian mulsa

    seperti jenis, bahan, dan ketebalan mulsa (dosis mulsa) agar pemberian mulsa tersebut tepat.

    Dalam praktik kali ini mahasiswa menggunakan mulsa dari daun pisang yang telah kering

    kemudian di cacah halus dengan ukuran 1x1 cm yang ditebar diatas permukaan tanah

    sebagian pot.

    Dalam perawatan tanaman ditemukan beberapa bagian kering pada daun, setelah

    diteliti kembali bagian yang kering berasal dari penandaan daun 1 dan 2 yang ditandai oleh

    mahasiswa dengan memberi tanda pada daun dengan spidol sehingga membuat bagian dari

    beberapa daun kering dan menimbulkan cetakan nomer pada permukaan daun. Selama

    perawatan tidak ditemukan organisme penganggu tanaman (OPT) baik pada pot yang diberi

    mulsa ataupun yang tidak diberi mulsa.

    Pada pot 2 setelah diamati stek batang yang ditanam seminggu kemudian kering

    dengan ditandai perubahan warna pada batang dari hijau menjadi cok lat tua ini menunjukkan

    bahwa stek batang yang ditanam telah mati, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

    suatu stek batang gagal tumbuh yaitu salah satunya pemilihan batang yang kurang baik pada

    saat pengambilan stek batang. Namun pada pot 3 di minggu awal terlihat ada pertumbuhan

    tangkai yang selanjutnya diikuti oleh pertumbuhan beberapa daun yang sangat kecil, setelah

    diamati stekan batang pada pot 3 tidak mengalami pertumbuhan lagi, hingga akhir

    pengamatan.

    E. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman yang

    diberi mulsa mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang

    tidak diberi mulsa, ini dibuktikan dengan hasil perbandingan pengukuran dimana pot yang di

    beri mulsa (pot 1,6,7,8) tumbuh dengan baik dengan tinggi sekitar 128-130 mm, sedangkan

    pada pot yang tidak diberi mulsa (pot 2,3,4,5) terdapat tanaman yang kering kemudian mati

    dan ketinggian yang dimiliki oleh tanaman yang tidak diberi mulsa relatif lebih pendek

    dengan tinggi sekitar 88-119 mm.

    Dalam perbanyakan tanaman ini dapat dibuktikkan bahwa dengan pemberian mulsa organic

    pada permukaan tanah dapat memeperbaiki struktur tanah, akibat dari meningkatnya aktifitas

    mikroorganisme yang akhirnya dapat meningkatkan kesuburan tanah dan berpengaruh

    langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Kartasapoetra.2004.Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat.Rineka Cipta.Jakarta

    Badan Pengawasan Obat dan Makanan.2006.Serial Tanaman Obat Brotowali.Jakarta

    Akbar, Rosyad.Januari 2014.The Effects of Organic Mulche To Weeds and Soybean

    (Glycine max L.) VAR.GEMA.http://protan.studentjournal.ub.ac.id

    Ariani, Erlida.Maret 2009.Uji pupuk NPK MUtiara 16:16:16 dan berbagai jenis mulsa

    terhadap hasil tanaman cabai.http://ejournal.unri.ac.id