LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi
Transcript of LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara merupakan zat yang penting setelah air dalam memberikan
kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga
berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-
benda yang panas, dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada
manusia.
Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas..
komposisi normal udara terdiri atas noitrogen78,1%, oksigen 20,93%, dan
karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya merupakan gas argon, neon,
kripton, xenon, dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri,
spora, dan sisa tumbuh-tumbuhan.
Masalah pengotoran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada
masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik
dan kendaraan bermotor. Sebenarnya udara sendiri cenderung mengalami
pencemaran oleh kehidupan dalam kegiatan manusia serta proses alam
lainnya. Dalam batas-batas tertentu, alam mampu membersihkan udara
dengan cara membentuk suatu keseimbangan ekosistem yang disebut removal
mechanism. Proses yang terjadi dapat berupa pergerakan udara, hujan, sinar
matahari, dan fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Pada suatu keadaan ketika
pencemaran yang terjadi melabihi kemampuan alam untuk membersihkan
dirinya sendiri, pencemaran itu akan membahayakan kesehatan manusia dan
memberikan dampak yang luas terhadap fauna, flora, dan terhadap ekosistem
yang ada.
69
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji kadar amoniak (NH3) di
udara dengan memakai metode Nessler menggunalan alat spektrofotometer.
C. Prinsip Dasar Percobaan
NH3 diserap oleh larutan absorbing reagen asam sulfat encer atau asam
borat. Agar NH3 dapat ditentukan, reaksikan dengan pereaksi Nessler (Hgl2 dan
Kl) kemudian intensitas warna yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 460 nm.
70
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,
kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami
maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi
suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat
alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global.
Sumber Pencemaran Udara
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah
contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon
dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan
rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi
udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global,
perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.
Kegiatan manusia
Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
71
Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai
jenis bahan bakar)
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
Gunung berapi
Rawa-rawa
Kebakaran hutan
Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber lain
Transportasi amonia
Kebocoran tangki klor
Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir
sampah
Uap pelarut organik
1. Zat-Zat Pencemar Udara
Karbon monoksida
Karbon monoksida, rumus kimia C O , adalah gas yang tak berwarna, tak
berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen
berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan
kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa
karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida
terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran.
Karbon dioksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru,
menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan
peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor
banyak senyawa karbon.
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di
atmosfer sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam
lahar gunung berapi pada tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi.
Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari
72
kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi
tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun
ke tahun, sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami gas
tersebut.
Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung
dengan menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi
kimia dengan konstituen atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-)
yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan proses alami
di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi
karbon dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu
pendek di atmosfer.
CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi
pada efek rumah kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon
monoksida, bersama dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia,
meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi dengan nitrogen
oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi
jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida
juga merupakan konstituen dari asap rokok.
Oksida nitrogen
Nitrogen monooksida (NO), juga disebut nitrogen oksida atau nitrat
oksida (nitric oxide) adalah suatu gas tak berwarna, tanpa oksigen larut di
dalam air; pada kondisi seperti ini nitrogen oksida sangat stabil. Di udara,
nitrogen oksida cepat bereaksi dengan oksigen membentuk NO2, suatu gas
berwarna yang dapat memicu kerusakan jaringan. Pada konsentrasi yang
sangat rendah, nitrogen oksida relatif stabil, walaupun ada oksige. Di alam
terbuka, nitrogen oksida terbentuk dengan memanaskan udara pada suhu
tinggi seperti dalam mesin mobil dan waktu terjadinya petir. Dalam hal ini,
nitrogen dan oksigen yang ada di udara akan bereaksi membentuk nitrogen
oksida.
73
Pada saat petir nitrogen oksida dapat berubah menjadi NO2; nitrogen
oksida dan NO2 akan terbawa ke tanah dan menjadi pupuk alami. Akan
tetapi di daerah perkotaan nitrogen oksida dan NO2 merupakan oksida
nitrogen yang terdapat dalam knalpot mobil dan berperan dalam
pembentukan kabut fotokimia (photochemical smog); jadi dua puluh tahun
yang lalu gas nitrogen oksida masih dianggap sebagai polutan atau
pencemar udara. Tetapi pada tahun 1987 diketahui bahwa sel mammalia
memproduksi nitrogen oksida, dan satu tahun kemudian diketahui bahwa sel
berkomunikasi sesamanya dengan nitrogen oksida. Nitrogen oksida
terbentuk dalam tubuh yang berfungsi secara fisiologis, sehingga pada
tahun 1992, nitrogen oksida oleh para ahli dikategorikan sebagai "molecule
of the year".
Nitrogen oksida adalah suatu radikal bebas (memiliki satu elektron
yang belum berpasangan) sehingga sangat reaktif. Obat antiangina nitrat
organik sebagai vasodilator, sekarang diketahui ternyata bekerja dengan
melepaskan nitrogen oksida. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
nitrogen oksida bukan saja hanya sebagai vasodilator dan bronkhodilator
tetapi juga berperan dalam sistim kekebalan dan sistim saraf. Nitrogen
oksida berfungsi sebagai messenger biologis yang penting dalam berbagai
fungsi biologis sebagai neurotransmitter, pembekuan darah, pengendalian
tekanan darah, dan pada kemampuan sistim imunitas untuk membunuh sel-
sel tumor dan parasit intraseluler. Tetapi produksi yang berlebihan pada
kondisi tertentu dapat menimbulkan keadaan patologis
Oksida sulfur
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri dari gas
SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau
sangat tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat
reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk
membentuk asam sulfas atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah
bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan,
74
seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi
gas SO2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium
baunya) manakala konsentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm.
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri dari gas
SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2
berbau sangat tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat
sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara
untuk membentuk asam sulfas atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif,
mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan
kerusakan, seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.
Konsentrasi gas SO2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia
(tercium baunya) manakala konsentrasinya berkisar antara 0,3 1 ppm.emisi-
gas-so2
Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan
hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO2 . Sebanyak
dua pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam
seperti volcano, dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida.
CFC
Chlorofluorocarbon, yaitu suatu senyawa kimia yang mengikis
lapisan ozon. CFC itu cloroflorocarbon. Salah satu emisi yang ada di alam.
Kita pasti tau CO, CO2, SO2, H2S, CS2 dan CFC. CO2 dan CFC tidak
beracun, sedangkan yang lain semuanya beracun. Namun yang berbahaya
secara global justru yang tidak beracun. CFC merusak lapisan ozon perisai
yang ditempatkan Tuhan di angkasa untuk melindungi bumi dari sengatan
fraksi ultra violet yang berbahaya dari photon (sinar matahari). CFC (chlor,
fluor, carbon), adalah "nama dagang' yang dalam refrigeration engineering
(elemen pendingin pada kulkas) lebih dikenal dengan sebutan FREON.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah
kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar
75
penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat
ozon global.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira
banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa
dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada
50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke
dalam stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat
ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC
terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom
klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan
lubang ozon.
Hidrokarbon
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang
terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan
rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari
hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom
karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih
terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan
sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6.
Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
Ozon
Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan
manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya
ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada
ketinggian 50 kilometer.
76
Ozon amat mengkakis dan dipercayai sebagai bahan beracun dan bahan
cemar biasa. Ozon mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung. Ozon juga
terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus listrik seperti kilat, dan
oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik.
UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik.
Peningkatan tingkat uv juga mempunyai dampak kurang baik terhadap
sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan,
tumbuhan dan tanaman. Penyerapan sinar UV berbahaya oleh ozon
stratosfer amat penting untuk semua kehidupan di bumi.
Ozon di muka bumi terbentuk oleh sinar ultraviolet yang menguraikan
molekul O3 membentuk unsur oksigen. Unsur oksigen ini bergabung dengan
molekul yang tidak terurai dan membentuk O3. Kadangkala unsur oksigen
akan bergabung dengan N2 untuk membentuk nitrogen oksida; yang apabila
bercampur dengan cahaya mampu membentuk ozon.
Ozon adalah salah satu gas yang membentuk atmosfer. Molekul oksigen
(O2) yang dengannya kita bernafas membentuk hampir 20% atmosfer.
Pembentukan ozon (O3), molekul triatom oksigen kurang banyak dalam
atmosfer di mana kandungannya hanya 1/3.000.000 gas atmosfer.
UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerouakan genetik.
Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap
sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan,
tumbuhan dan tanaman.
Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk
semua hidupan di bumi.
Kegunaan ozon
Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan
cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman.
Di antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar.
Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk:
mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik),
77
menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit,
dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna),
membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu
penapis menghilangkan besi dan arsenik),
mencuci, dan memutihkan kain (dipaten),
membantu mewarnakan plastik, menentukan ketahanan getah.
Volatile Organic Compounds
volatile organic compounds (VOC) atau senyawa organik yang mudah
menguap. Sesuai dengan namanya, senyawa ini mudah menguap di udara
bebas. Dengan sifatnya ini, maka orang-orang yang dalam kesehariannya
berkutat dengan zat kimia ini memiliki risiko keterpajanan yang sangat
tinggi. Apalagi zat pelarut yang digunakan sebagai pelarut dalam banyak
industri manufaktur sebagian besar menggunakan VOC, misalnya benzena
dan toluena, yang oleh Environmental Protection Agency (EPA) dalam
golongan 2B (possible human carcinogenic).
VOC sangat luas digunakan untuk memampatkan gas dalam aerosol
pewangi ruangan yang biasa dipakai manusia. Selain itu, di dalam rumah
juga masih banyak lagi benda yang di dalamnya menggunakan VOC
sebagai pelarut. Untuk mengukur kadar VOC di lingkungan dapat
digunakan teknik bioconcentration factor yang dilakukan dengan
menghitung kadar VOC di dedaunan. Setelah proses penilaian risiko
dilakukan, hal selanjutnya yang harus dilaksanakan adalah pengendalian
VOC. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah mengetahui kapan VOC
berisiko terhadap manusia.
Partikulat
Partikulat Matter (PM)
Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam
komponen. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang
mengendap dalam partikel debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk 78
dari pemecahan unsur hidrokarbon dan proses oksidasi setelahnya. Dalam
debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal
oksida. Dalam proses ekspansi selanjutnya di atmosfir, kandungan metal
dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan
partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan
H2O. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap
hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus
sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Diketahui juga bahwa
di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di
atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul sulfur.
B. Dampak Pencemaran Udara
Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh
bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas
dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi
saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan
gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai
toksik dan karsinogenik.
Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang
berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya
hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah
dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
1. ISPA (Infeksi saluran nafas atas)
Infeksi saluran nafas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai
ISPA (Infeksi Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah
79
penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan, hidung,
sinus, faring, atau laring.
Tanda dan gejalaYang termasuk gejala dari ISPA adalah badan pegal pegal (myalgia),
beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan.
Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan
adalah virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah, rhinitis,
sinusitis, faringitis, tosilitis dan laryngitis.
Terapi
Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik
walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh
dengan sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik, pemberian
antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan
hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain itu dengan pemberian
antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial,
pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan
dengan baik agar tidak terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari.
Namun pada penyakit ISPA yg sudah berlanjut dengan gejala dahak dan
ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik merupakan keharusan
karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yg terlibat.
2. Bronkitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius.
Penyebab
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang
menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
80
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita
penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa
merupakan akibat dari:
Sinusitis kronis
Bronkiektasis
Alergi
Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
Berbagai jenis debu
Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin,
hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin
Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
Tembakau dan rokok lainnya.
3. Asma
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.
Penyebab
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon
terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi
saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,
seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena
adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini
akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi)
dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga
supaya dapat bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast
di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang
81
menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan
lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast
mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka
kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang
terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu.
Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau
berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu
dilepaskannya histamin dan leukotrien.
Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita
asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan
penyempitan saluran udara.
Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi
dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis,
nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman
dapat menghambat proses fotosintesis.
Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer.
Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam
ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,
dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
82
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam
lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan
pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi
secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat
sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan
ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter
dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh
Tabel 1 menjelaskan tentang pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk
hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat
kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon,
sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa parameter polusi udara
yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Dari pantauan lain diketahui
bahwa dari beberapa kota yang diketahui masuk dalam kategori tidak sehat
berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah Jakarta (26 titik),
Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik),
Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu
lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat tidak sehat
berdasarkan pantauan lapangan [1].
83
Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Kategori RentangKarbon
monoksida (CO)Nitrogen (NO2) Ozon (O3)
Sulfur dioksida
(SO2)Partikulat
Baik 0-50 Tidak ada efek Sedikit berbau
Luka pada
Beberapa
spesies
tumbuhan akibat
kombinasi
dengan SO2
(Selama 4 Jam)
Luka pada
Beberapa
spesies
tumbuhan
akibat
kombinasi
dengan O3
(Selama 4 Jam)
Tidak ada efek
Sedang 51 - 100
Perubahan kimia
darah tapi tidak
terdeteksi
Berbau
Luka pada
Beberapa
spesies
tumbuhan
Luka pada
Beberapa
spesies
tumbuhan
Terjadi penurunan pada
jarak pandang
Tidak Sehat101 -
199
Peningkatan pada
kardiovaskular
pada perokok
yang sakit
jantung
Bau dan
kehilangan
warna.
Peningkatan
reaktivitas
pembuluh
tenggorokan
pada penderita
asma
Penurunan
kemampuan
pada atlit yang
berlatih keras
Bau,
Meningkatnya
kerusakan
tanaman
Jarak pandang turun dan
terjadi pengotoran debu
di mana-mana
Sangat Tidak Sehat 200-299
Meningkatnya
kardiovaskular
pada orang bukan
perokok yang
berpenyakit
Jantung, dan
akan tampak
beberapa
kelemahan yang
terlihat secara
nyata
Meningkatnya
sensitivitas
pasien yang
berpenyakit
asma dan
bronchitis
Olah raga
ringan
mengakibatkan
pengaruh
parnafasan pada
pasien yang
berpenyaklt
paru-paru kronis
Meningkatnya
sensitivitas
pada pasien
berpenyakit
asma dan
bronchitis
Meningkatnya
sensitivitas pada pasien
berpenyakit asma dan
bronchitis
Berbahaya300 -
lebihTingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
Sumber: Bapedal [1]
84
Tabel 2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang
Pencemar Sumber Keterangan
Karbon monoksida (CO)Buangan kendaraan bermotor; beberapa
proses industriStandar kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm)
Sulfur dioksida (S02) Panas dan fasilitas pembangkit listrik Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm)
Partikulat MatterBuangan kendaraan bermotor; beberapa
proses industri
Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun;
150 ug/m3
Nitrogen dioksida (N02)Buangan kendaraan bermotor; panas
dan fasilitas
Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm)
selama 1 jam
Ozon (03) Terbentuk di atmosfirStandar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm)
selama 1 jam
Sumber: Bapedal [2]
Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan
oleh pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun
mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori
baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada
tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun)
dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun) [3].
Hal ini menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan
tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi
darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru
pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat
menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.
85
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Pompa vakum
Impinger
Flowmeter
Ppet
Gelas ukur
Gelas beaker
Tabung reaksi
Timbangan analitik
Spektrofotometer
2. Bahan
Hgl2
Kl
NH3
Absorbant SO2
Aquadest
Asam sulfat opekat (H2SO4 Conc)
Natrium hidroksida (NaOH)
Ammonuium chloride (NH4Cl)
1. Prosedur Kerja
1. Reagen
Larutan absorban NH3 (0,005 N H2SO4)
a. Pipet 13 mL larutan H2SO4 conc (Sg. 1,84) dilarutkan dengan
aquadest dalam labu volumetrik 1000 mL.
86
b. Pipet 10 mL larutan (a) dilarutkan dengan aquadest dalam labu
volumetrik 1000 mL.
Larutan Nessler
a. Timbang 13 gr potasium iodida (KI) dijadikan 25 mL dengan
aquadest.
b. Tambah larutan jenuh HgCl2 dingin sambill diaduk, biarkan
beberapa menit.
c. Saring, tambah potasium hidroksida (55 gr KOH) dalam 150 ml
aquadest, biarkan beberapa lama hingga karbonat mengendap
sampai 1 malam
d. Encerkan menjadi 250 mL, aduk dan tambahkan larutan jenuh
HgCl2 tetes demi tetes sambil diaduk.
Larutan standar amoniak (NH3)
a. Timbang 3.1471 gr NH4Cl dengan aquadest dalam labu ukur
metric 1000 mL.
b. Pipet 1 mL larutan (a) dijadikan 1000 mL dalam labu ukur
volumetrik (larutan ini mengandung 10 mg NH3/mL).
3. Pengambilan Contoh Udara
Ambil 10 ml larutan absorbant diisi pada milgent impinger.
Hubungkan milgent impinger dengan vacum pump.
Atur flow meter dengan kecepatan 20 l/menit,
Lama sampling 30 menit.
4. Analisa Sampel
Cek pH larutan sampel agar 7,4 dengan penambahan asam
(H2SO4) dan basa (NaOH).
Pipet larutan sampel 10 ml, masukkan dalam tabung reaksi.
Siapkan larutan standar.
87
a. Sediakan 4 buah tabung reaksi isi masing-masing tabung
dengan 0 (sebagai blanko) serta 1, 3, dan 5 ml (sebagai
standar).
b. Masing-masing tabung dijadikan 10 ml volume dan
absorbennya.
Semua tabung reaksi, baik blanko, standar dan sampel
ditambahkan dengan 0,5 ml larutan Nessler.
Tabung reaksi ditutup, kocok, dan simpan pada tempat gelap
selama 20 menit.
Baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 460 nm.
5. Perhitungan
Hasil analisis Vsampel T2
ppm NH3 = --------------------- x ----------- x ---
Flowrate x waktu Vanalisis T1
88
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil pengukuran kadar NH3 di udara luar ruangan balai K3 Makassar
diperoleh hasil sebagai berikut:
Standar 1 = 0,006
Standar 3 = 0,018
Standar 5 = 0,022
Sampel = 0,017
Perhitungan
Hasil analisis Vsampel T2
ppm NH3 = --------------------- x ----------- x ---
Flowrate x waktu Vanalisis T1
Diketahui : T2 = 30ᵒC + 273 K = 300 K
T1 = 298 K
Flowrate = 2 L/menit
Waktu = 30 menit
1 ml ≈ 10 µg
2 ml ≈ 20 µg
Penyelesaian:
ppm= 20 µg
2L
menitx30 menit
x10 ml10 ml
+ 303 K298 K
ppm=20 µg60 L
x1 x1,02
= 0,34 µg/L x 1000
= 339,99
= 340 mg/m3
89
B. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar NH3 di udara
luar ruangan balai K3 Makassar diperoleh hasil perhitungan sebesar 340 mg/m3.
Hal ini menunjukkan bahwa angka tersebut lebih dari nilai ambang batas (NAB)
tentang batas aman kadar NH3 di udara yaitu sebesar 17 mg/m3. Oleh karena itu,
berdasarkan hasil pengukuran meyatakan bahwa kadar NH3 luar ruangan balai K3
melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengukuran kadar NH3 di udara luar ruangan balai K3 Makassar
diperoleh hasil perhitungan sebesar 340 mg/m3. Hal ini menunjukkan bahwa
angka tersebut lebih dari nilai ambang batas (NAB) tentang batas aman kadar
NH3 di udara yaitu sebesar 17 mg/m3.
B. Saran
Pelayanan terhadap mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas
Haluoleo selama pelaksanaan praktikum sudah baik, hanya perlu dipertahankan
dan lebih ditingkatkan lagi dalam rangka optimalisasi pelayanan terhadap
masyarakat yang lebih luas dan untuk mengembangkan sumber daya manusia
yang lebih berkualitas.
91
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org (Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)
http://keslingmks.wordpress.com(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)
http://www.pdpersi.co.id(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)
http://dimasmis.blogspot.com(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)
http://www.himapa.web.id(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)
http://www.suarapembaruan.com(Dikutip pada Tanggal 26 November 2009)
http://one.indoskripsi.com(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Presentasi Data ISPU - Januari 2002 hingga Desembar 2002.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang.
92
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut
polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat
menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida
dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih
tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila: (1) Jumlahnya melebihi
jumlah normal; (2) Berada pada waktu yang tidak tepat; (3) Berada pada
tempat yang tidak tepat.
Udara merupakan campuran berbagai macam gas dan partikel yang
menyelimuti bumi. Manusia tidak akan bisa hidup di ruangan yang tidak
memliki udara. Manusia juga tidak akan bisa hidup di dalam ruangan
walaupun ruangan tersebut berisi udara jika komposisi penyusun udaranya
tidak tepat atau ada bahan berbahaya yang terlarut di dalam udara. Saat ini
kehidupan manusia ditopang oleh komposisi udara yang terdiri dari nitrogen
(N2) sebesar 78,8% (volume udara kering), Oksigen (O2) 20,94%, Argon
(Ar) 0,93%, Karbon Dioksida (CO2) 0,03%, serta Neon (Ne) dan uap air
(H2O) sebesar 0,02%. Selain gas-gas tersebut yang keberadaannya ditopang
secara alamiah oleh alam, ada juga berbagai gas dan partikel yang dihasilkan
oleh aktivitas manusia dan alam.
93
Keadaan normal ini akan terganggu jika ada bahan lain yang dimasukkan
ke dalam udara atau adanya perubahan komposisi penyusun udara secara
drastis. Jika keadaan tersebut terjadi maka dapat dikatakan telah terjadi
pencemaran udara. Dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
disebutkan bahwa definisi pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien
oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsinya. Sebenarnya penyebab terjadinya tidak hanya kegiatan manusia.
Alam juga dapat ikut andil menimbulkan pencemaran udara saat aktivitasnya
mengganggu komposisi penyusun udara dalam keadaan normal sehingga
mengganggu stabilitas penyusun ekologis. Sebagai contoh adalah kejadian
gunung meletus yang mengakibatkan matinya vegetasi disekitar gunung akibat
produksi berlebihan gas belerang dan metana oleh aktivitas vulkanis gunung
berapi. Akan tetapi, aktivitas manusia memang perlu mendapat perhatian lebih
jika melihat kondisi lingkungan saat ini.
Aktivitas manusia selalu ditujukan pada terwujudnya peningkatan
kualitas hidup mereka. Hanya saja yang patut disayangkan seringkali manusia
tidak memperhatikan dampak lingkungan yang diakibatkan aktivitasnya.
Akibat dari lemahnya pertimbangan dampak lingkungan di antaranya adalah
polusi udara. Di alam ini banyak sekali zat pencemar udara, baik itu bahan
biologis, fisik, dan kimiawi. Bahan biologis dikhawatirkan membawa efek
bahaya bagi manusia karena sifat patogennya. Bahan fisik disebut berbahaya
karena bisa menimbulkan kerusakan fisiologis tubuh. Misalnya, berkurangnya
pendengaran manusia akibat bising. Sementara itu, bahan kimia dikhawatirkan
menimbulkan efek negatif karena sifat toksiknya. Sifat toksik dari bahan kimia
ini seringkali tidak menimbulkan sign dan symptom. Rata-rata akibat yang
ditimbulkan bersifat kronis. Oleh karena itu, penelitian terhadap sifat toksik
bahan kimia harus terus dilakukan mengingat kehidupan manusia tidak bisa
lepas dari bahan kimia.
94
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji kadar sulfur dioksida
(SO2) di udara dengan memakai metode Pararosanilin menggunakan alat
spektrofotometer.
C. Prinsip Dasar Percobaan
SO2 di udara diserap oleh larutan Potassium atau Sodium Tetra Chloro
Mercurate (TCM) akan membentuk senyawa kompleks Dochloro Sulfit Merkurat.
Senyawa kompleks yang terbentuk ini tahan terhadap oksidasi oleh oksigen.
Selanjutnya ini direaksikan dengan asam untuk menghancurkan nitrit yang
terbentuk dari Oksida nitrogen. Kemudian direaksikan dengan Pararosanilin dan
Formaldehyde yang akan membentuk senyawa kompleks Pararosanilin Methyl
Sulfonat yang berwarna merah ungu, warna yang terjadi diukur dengan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 560 nm.
95
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu parameter pencemar udara adalah sulfur dioksida. Berikut
bahasan mengenai zat pencemar SO2.
A. Sifat fisika dan kimia
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen
sulfur untuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur
trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida
mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara,
sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan
kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi
oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah
besar. Jumlah SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi
sebagai berikut :
S + O2 < --------- > SO2
2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air
sangat rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam
jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam
sulfat (H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut :
SO SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4
Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari
emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari
mekanisme lainnya.
Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3
(Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2
96
yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah
air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah
bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau
kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin
dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.
B. Sumber dan distribusi
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil
kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan
manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari
sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida.
Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah
ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal
distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu.
Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar
merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber
pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan
sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti
pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan
sebagainya.
Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan
Sox. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida
misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal
(PbS). Kebanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara
untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur
merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih
mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya
dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai
produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.
97
C. Dampak Terhadap Kesehatan
Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan,
kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama
polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar
5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada
kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama
terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem
pernafasan kadiovaskular.
Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak
dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2 yang
berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut :
Konsentrasi ( ppm) Pengaruh
3 – 5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8 – 12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi
tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi
dalam waktu lama
50 – 100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat
(30 menit)
400 – 500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat
98
D. Pengendalian
Beberapa tindakan pendendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pencegahan Sumber Bergerak
a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
b. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
c. Memasang filter pada knalpot
d. Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.
2. Sumber Tidak Bergerak
a. Memasang scruber pada cerobong asap.
b. Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara
berkala.
c. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur
rendah.
d. Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.
3. Pencegahan pada Manusia
Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu
(365mg/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka
untuk mencegah dampak kesehatan, dilakukan upaya-upaya :
a. Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
b. Mengurangi aktifitas diluar rumah.
99
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Pompa vakum
Impinger
Flowmeter
Pipet
Gelas ukur
Gelas beaker
Tabung reaksi
Timbangan analitik
Spektrofotometer
2. Bahan
Sodium tetrachloromercurate
Mercury chloride
Sodium chloride
Asam sulfamat
Asam klorida
Aquadest
Sodium metabisulfit
Formaldehyde 35%
B. Prosedur Kerja
1. Reagensia
Larutan absorban SO2
Timbang 27,2 gram HgCl2 dan 11,7 gram NaCl dijadikan 1 liter
dengan aquadest.
Larutan pararosanilin 0,04%
100
a. Timbang 0,2 gram pararosanilin hydrocloride dijadikan 100 ml
aquadest.
b. Pipet 20 ml larutan (a) tambah 6 ml HCl Conc dibiarkan 5 menit
kemudian dijadikan 100 ml dengan aquadest.
Formaldehyda 0,2% (HCHO) 35%
Pipet 1,2 ml formaldehyda 35% dilarutkan dalam 250 ml aquadest
Larutan standar sulfit
a. Timbang ,64 gram Na2S2O5 dijadikan 1 liter dengan aquadest.
b. Pipet larutan (a) 1 ml dijadikan 100 ml larutan, larutan absorban
mengandung 1,5 ml SO2/ml.
2. Pengambilan Sampel
Pipet 10 ml larutan absorban dimasukkand alam midget impinger.
Hubungkan midget impu=inger dengna pompa vakum.
Hidupkan pompa dan atur flowmeter supaya 2 l/menit.
Lama sampling minimum 30 menit.
3. Analisa Sampel
Apabila larutan sampel terdapat endapan maka harus disaring atau
disentrifus terlebih dahulu.
Cek volume larutan sampel sehingga 10 ml dengan penambahan
larutan absorben.
Siapkan larutan standar yang mengandung 0, 1, 2, 3, dan 4 ml SO2.
Sediakan 4 buah tabung reaksi diisi dengan larutan standar yang
mengandung seperti tersebut di atas.
Jadikan masing-masing tabung menjadi 10 ml dengan larutan
absorban.
Pipet sejumlah larutan sampel, masukkan dalam tabung reaksi.
Semua tabung baik berisi larutan standar maupun berisi sampel
ditambah 0,5 ml larutan 0,05% pararosanilin hydrochloridide dan
0,5 ml larutan formaldehyde 0,2%.
101
Tutup masing-masing tabung dan kocok, simpan di tempat yang
geglap lebih kurang 20 menit.
Baca pada spectrofotometer dengan panajang gelombang 560 nm.
4. Perhitungan
Hasil analisis Vsampel T2
ppm NH3 = --------------------- x ----------- x ---
Flowrate x waktu Vanalisis T1
102
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil pengukuran kadar SO2 di udara luar ruangan balai K3 Makassar
diperoleh hasil sebagai berikut:
Standar 1 = 0,058
Standar 2 = 0,075
Standar 3 = 0,314
Standar 4 = 0,403
Sampel = 0,065
103
Perhitungan
Hasil analisis Vsampel T2
ppm NH3 = --------------------- x ----------- x ---
Flowrate x waktu Vanalisis T1
Diketahui : T2 = 30ᵒC + 273 K = 300 K
T1 = 298 K
Flowrate = 2 L/menit
Waktu = 30 menit
Penyelesaian:
ppm=
0,0650,058
x1 ml x1,5 µl /ml
2L
menitx 30 menit
x10 ml10 ml
+303 K298 K
ppm=1,2 x1ml x 1,5 ml/ml60 L
x1 x1,02
= 0,028 µL/L x 1,02
= 28,56 mg/m3
B. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar NH3 di udara
luar ruangan balai K3 Makassar diperoleh hasil perhitungan sebesar 28,56 mg/m3.
Hal ini menunjukkan bahwa angka tersebut tidak melebihi nilai ambang batas
(NAB) tentang batas aman kadar SO2 di udara yaitu sebesar 360 mg/m3. Oleh
karena itu, berdasarkan hasil pengukuran meyatakan bahwa kadar SO2 luar
ruangan balai K3 tidak melebihi niali ambang batas yang ditetapkan.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengukuran kadar SO2 di udara luar ruangan balai K3
Makassar diperoleh hasil perhitungan sebesar 28,56 mg/m3. Hal ini
menunjukkan bahwa angka tersebut tidak melebihi nilai ambang batas (NAB)
tentang batas aman kadar NH3 di udara yaitu sebesar 360 mg/m3.
B. Saran
Pelayanan terhadap mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas
Haluoleo selama pelaksanaan praktikum sudah baik, hanya perlu
dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi dalam rangka optimalisasi
pelayanan terhadap masyarakat yang lebih luas dan untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
105
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
106