Laporan Pengendalian Aliran (Repaired) (Repaired)

35
LABORATORIUM PENGENDALIAN PROSES SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 MODUL : Pengendalian Aliran PEMBIMBING : Harita N. Chamidy, LRSC. Praktikum : 15 April 2015 Penyerahan (Laporan) : 18 Juni 2015 Oleh : Kelompok : 7 Nama : 1. Annisa Novita N NIM. 131424005 2. Nadhira Rifarni NIM.131424016 Kelas : 2A - TKPB PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

description

pengpros

Transcript of Laporan Pengendalian Aliran (Repaired) (Repaired)

LABORATORIUM PENGENDALIAN PROSES

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL : Pengendalian Aliran

PEMBIMBING : Harita N. Chamidy, LRSC.

Praktikum : 15 April 2015

Penyerahan (Laporan) : 18 Juni 2015

Oleh :

Kelompok : 7

Nama : 1. Annisa Novita N NIM. 131424005

2. Nadhira Rifarni NIM.131424016

Kelas : 2A - TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Satu besaran penting pada proses yang melibatkan cairan adalah laju aliran. Pengendalian

aliran menjadi factor sangat penting pada proses.

1). Aliran cairan ke alat berikutnya diharapkan pada nilai konstan

2). Banyak fungsi unit proses berjalan baik jika bekerja pada aliran tetap.

1.2 Tujuan

Praktikum ini memberi kompetensi dasar pada mahasiswa yaitu kemampuan untuk dapat

mengendalikan system aliran.

Mempelajari pengaruh nilai parameter pengendali pada respons aliran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Pengendalian

Proses operasi dalam industri kimia bertujuan untuk mengoperasikan rangkaian peralatan

sehingga proses dapat berjalan sesuai dengan satuan operasi yang berlaku. Untuk mencapai hal

tersebut maka diperlukan pengendalian. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses operasi teknik

kimia seperti suhu (T), tekanan (P), laju alir (F) tinggi permukaan cairan (L), komposisi, pH, dan

lain sebagainya. Peranan pengendalian proses pada dasarnya adalah mencapai tujuan proses agar

berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Ketinggian suatu cairan merupakan salah satu hal yang harus dikendalikan dalam suatu

industry kimia. Apabila ketinggian cairan tidak dikendalikan maka proses dalam industry akan

terganggu. Jika ketinggian cairan melebihi ketinggian yang diinginkan maka akan terjadi

overflow atau cairan akan meluap sehingga mengganggu atau daoat merusak alat-alat lain dan

jika ketinggian cairan kurang dari ketinggian yang diinginkan maka proses tidak akan bekerja.

Oleh karena itu ketinggian suatu cairan harus dikendalikan dalam suatu industry.

Untuk pelaksanan langkah-langkah pengendalian proses tersebut diperlukan

instrumentasi sebagai berikut:

1.        Unit proses.

2.        Unit pengukuran.

Bagian ini bertugas mengubah nilai variable proses yang berupa besaran fisik atau kimia

menjadi sinyal standar (sinyal pneumatic dan sinyal listrik).

Unit pengukuran ini terdiri atas:

a)         Sensor: elemen perasa (sensing element) yang langsung “merasakan” variable

proses. Sensor merupakan bagian paling ujung dari sistem/unit pengukuran dalam sistem

pengendalian. Contoh dari elemen perasa yang banyak dipakai adalah thermocouple,

orificemeter, venturimeter, sensor elektromagnetik, dll.

b)        Transmitter atau tranducer: bagian yang menghitung variable proses dan mengubah

sinyal dari sensor menjadi sinyal standar atau menghasilkan sinyal proporsional, seperti:

DC voltage 0-5 volt

DC current 4-20 mA

Pressure 3-15 psi

Unit pengendali atau controller atau regulator yang bertugas membandingkan,

mengevaluasi dan mengirimkan sinyal ke unit kendali akhir. Hasil evalusi berupa sinyal kendali

yang dikirim ke unit kendali akhir. Sinyal kendali berupa sinyal standar yang serupa dengan

sinyal pengukuran.

Pada controller bisaanya dilengkapi dengan control unit yang berfungsi untuk

menentukan besarnya koreksi yang diperlukan. Unit ini mengubah error menjadi manipulated

variable berupa sinyal. Sinyal ini kemudian dikirim ke unit pengendali akhir (final control

element).

Unit kendali akhir yang bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi aksi atau

tindakan koreksi melalui pengaturan variable termanipulasi. Unit kendali akhir ini terdiri atas:

a)         Actuator atau servo motor: elemen power atau penggerak elemen kendali akhir.

Elemen ini menerima sinyal yang dihasilkan oleh controller dan mengubahnya ke dalam

action proporsional ke sinyal penerima.

b)        Elemen kendali akhir atau final control element: bagian akhir dari sistem pengendalian yang

berfungsi untuk mengubah measurement variable dengan cara memanipulasi besarnya

manipulated variable yang diperintahkan oleh controller. Contoh paling umum dari elemen

kendali akhir adalah control valve (katup kendali). bisaanya digunakan untuk mengendalikan

aliran air pada ketinggian tertentu dengan tekanan tertentu pada suatu tabung atau pipa.

2.2 Pengendalian Laju Alir

Dalam praktikum ini sebagai sensor laju alir adalah jenis turbin. Putaran turbin

berbanding lurus dengan laju alir. Sinyal listrik sensor turbin berupa gelombang balok. Oleh

converter, gelombang balok diubah menjadi sinyal tegangan 1-5 (0-100%). Sinyal ini dikirim ke

pengendali (computer). Aksi pengendali berjenis berkebalikan (reverse acting). Artinya jika laju

ali bertambah besar, sinyal kendali berkurang dan katup kendali lebih menutup untuk

mengurangi laju alir.

Sinyal kendali dari pengendali (computer) berupa sinyal tegangan 1-5 V, yang

selanjutnya diubah menjadi sinyal arus 4-20 mA, oleh converter sinyal arus diubah menjadi

sinyal pneumatic 0,2-1 bar (3-15 psi). control valve (unit kendali akhir) adalah jenis pneumatic

yang mendapat sinyal pneumatic tersebut.

Dalam pengendalian aliran ini sebagai PV adalah laju alir, MV adalah aliran masuk, SP

adalah laju alir yang diinginkan, gangguan adalah laju lalir yang keluar system. Pengendalian

laju alir memiliki sifat cepat dan banyak noise khususnya untuk aliran turbulen.

Karakteristik dinamik lingkar pengendalian laju alir didominasi oleh dinamika elemen

kendali akhir. Juga akibat gesekan stem dapat menimbulkan hysteresis. Factor linileritas

pengendalian laju alir ditentukan oleh karakteristik katup kendali, tipe instrument ukur laju alir

yang dipakai dan penyempitan dalam pipa.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat dan Bahan yang digunakan untuk percobaan pengendalian Level adalah sebagai

berikut :

1. Seperangkat sistem pengendalian Aliran

2. Komputer

Susunan alat percobaan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

1. Water drainage tank

2. Centrifugal pump

3. Control valve

4. I / P transduser

5. Udara instrument

6. Manometer

7. Pressure regulator (manual)

8. Pengendali luar

9. Panel Kendali

10. Personal computer

11. Tangki Penampung

12. Katup Buang manual

13. Sensor dan Transmitter level

14. Katup Solenoida

X. Actuating signal

Y. Controlled quantity signal

3.2 Percobaan

3.2.1 Persiapan

1) Pastikan penampung air telah terisi paling sedikit tiga perempat penuh

2) Sistem peralatan aliran telah terhubung secara benar dengan komputer

3) Pastikan komputer bekerja normal

3.3.3 Pengoprasian perangkat keras

1) Pastikan udara instrumen telah mengalir pada tekanan masuk 140 kPa (1,4 bar) atau

maksimum 200 kPa (2 bar). Jika perlu atur regulator tekanan udara instrumen agar

memenuhi tekanan tersebut.

2) Nyalakan peralatan CRL dengan menekan tombol daya

3) Ubah saklar pemilih ke posisi PC. Pompa akan hidup dan mengalirkan air ke dalam

tangki

3.3.4 Pengoprasian perangkat lunak

1) Nyalakan komputer/laptop dan jalankan program level control

2) Pastikan posisi tombol AUTO/MANUAL pada posisi MANUAL

3) Pastikan posisi tombol REVERSE/DIRECT pada posisi REVERSE

4) Tekan tombol RUN (berupa panah) sehingga pengendalian mulai berjalan.

5) Atur manipulated variable yang mempresentasikan bukaan katup kendali dengan

menggeser horizontal scroll ke kanan hingga 100%

6) Atur katup buang sehingga aliran yang ditunjukan rotameter (11) dan tampilan layar

computer sebesar 100 L/jam. Bila nilainya tidak sama, gunkan tampilan di layar

computer.

3.3.5 Pengendalian Automatik

1) Geser vertical scroll SP (set point) ke posisi 50 L/h atau dengan cara mengetikan nilai

50 kemudian tekan ENTER

2) Pastikan parameter pengendali dengan nilai PB=100, waktu integral=1, dan waktu

derivatif=0

3) Ubah posisi setpoint AUTO/MANUAL ke posisi AUTO

4) Amati aliran air (warna hijau) terhadap nilai setpoint (warna merah). Aliran akan

bergerak kea rah setpoint sehingga konstan disitu.

3.3.5 Pengaruh Parameter Pengendali Tanpa Tangki Peredam

Pengendali Proporsional (P)

1) Pastikan SP=50 L/h

2) Pastikan nilai PB=100% dan waktu derivative, Td=0

3) Ubah waktu integral (Ti) ke nilai yang sangat besar (missal 100000) dengan demikian

maka pengaruh integral hamper tidak ada.

4) Ubah setpoint (SP) ke 60 L/h dengan mengetikkan angka 60 dan diikuti menekan

ENTER

5) Amati nilai aliran (PV), apakah bias mengikuti SP. Perhatikan juga adakah osilasi

nilai aliran (PV).

6) Ubah setpoint (SP) kembali ke 50 L/h, dan tunggu sampai nilai PV stabil dan konstan.

7) Ubah gain PB ke 20,50,150, dan 200. Setiap perubahan lakukan langkah (3)-(5).

Amati nilai aliran (PV).

8) Pilih nilai proporsional band (PB) yang menghasilkan pengendalian cepat, tepat, dan

stabil.

Pengendali Proporsional-Integral (PI)

1) Gunakan nilai PB terbaik dari pengendalian proporsional di atas

2) Pastikan SP = 50 L/h dan tunggu hingga nilai PV konstan.

3) Ubah waktu integral bernilai 60 detik (1 menit) dan tunggu hingga nilai PV konstan

4) Ubah setpoint (SP) ke 60 L/h

5) Amati nilai aliran (PV), apakah bias mengikuti SP. Perhatikan juga adakah osilasi

nilai PV

6) Ubah setpoint (SP) kembali ke 50%, dan tunggu sampai nilai PV stabil dan konstan.

7) Ubah waktu integral ke nilai 30,10,5,2,1 dan 0,5. Setiap perubahan lakukan langkah

(4)-(6). Amati nilai PV

8) Pilih nilai waktu integral yang menghasilkan pengendalian cepat, tepat dan stabil.

Pengendali Proporsional-Integral-Derivatif (PID)

1) Gunakan nilai PB dan Ti terbaik dari pengendalian PI sebelumnya

2) Pastikan SP =50 L/h dan tunggu hingga nilaiPV konstan

3) Ubah waktu derivative menjadi 1 detik

4) Ubah setpoint (SP) ke 60 L/h

5) Amati nilai aliran (PV), apakah bias mengikuti SP. Perhatikan juga adakah osilasi

nilai PV

6) Ubah setpoint (SP) kembali ke 50 L/h dan tunggu sammpai nilai PV stabil dan

konstan

7) Ubah waktu derivative ke nilai 2,5,10,20 dan 30. Setiap perubahan lakukan langkah

(4)-(6). Amati nilai PV

8) Pilih nilai waktu derivative yang memnghasilkan pengendalian cepat , tepat dan

stabil.

3.3.6 Penyelesaian Percobaan

1) Jika sudah seeai, tekan tombol OPERASI STOP

2) Maka akan muncul tampilan untumengisi nama file data, isikan dengan ekstensi XLS

(misalnya “kelompok-2.xis’) kemudan telkan OK

3) Matikan CRLF dengan menekan tombol daya ke posiis OFF

4) Buka katup buang tangki sehingga kosng

5) Bersihkan tempat kerja sehingga tidak ada sampah, kertas atau barang lain berserakan

di sekitar peralatan.

4.Keselamatan Kerja

Potensi bahaya yang perlu diwaspadai

Hati-hati dengan listrik bolak-balik 220 V dari PLN

Pada saat bekerja, disekitar meja tidak terdapar pemasangan listrik yang

berbahaya

Sselidiki dengan test-pen atau peralatan lain, apakah semua peralatan telah

ditanahkan dengan baik. Hal ini untuk menghindari sengatan listrik akibat efek

kapasitif atau induktif

Berhati-hatilah dengan perhiasan logam seperti cincin, jam tangan, mistar logam,

dan lain-lain alat yang mampu membuat hubungan singkat.

Usahakan agar tidak seorangpun dapat tersandung oleh kawat-kawat atau tidak

sengaja merobohkan peralatan

Bila menghubungkan peralatan, maka hubungkan dengan jaringan listrik

dilakukan paling akhir

Jika terjadi sengatan listrik dan korban terbelit kawat, jangan panik, cepat

putuskan sambungan listrik, baru menolong korban.

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 PENGENDALI PROPORSIONAL (P)

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 101

106

111

116

121

126

131

136

141

146

1510

20

40

60

80

100

120

140Proporsional

Y1 Y2

3

4

5

6

7

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 100Ti 100000Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 9 s2. Delay Time (td) -3. Time Konstan 153-145 = 8 s4. Rise Time 11 s5. Peak Time 13 s6. Overshoot 56:58x100% = 96,55%7. Offset 60-37= 238. Decay Ratio 0

1

1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103

109

115

121

127

133

139

145

151

157

163

169

175

181

0

20

40

60

80

100

120

Proporsional

y1y2

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 20Ti 100000Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 5s2. Delay Time (td) 8s3. Time Konstan 180-170=10 s4. Rise Time 8 s5. Peak Time 13 s6. Overshoot 54:58x100% = 93,1%7. Offset 60-21 = 398. Decay Ratio 37,86%

1

2

3

4

5

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100

109

118

127

136

145

154

163

172

181

190

199

208

217

226

0

20

40

60

80

100

120

Proporsional

Y1Y2

1

23

4

5

7

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 50Ti 1000000Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 14 s2. Delay Time (td) 14 s3. Time Konstan 228-199=29 s4. Rise Time 16 s5. Peak Time 23 s6. Overshoot 43:560x100% =71,67%7. Offset 60-34=268. Decay Ratio 10,51:20,23 x 100% =51,95

1 13 25 37 49 61 73 85 97 109 121 133 145 157 169 181 193 205 217 229 241 253 2650

20

40

60

80

100

120

Proporsional

Y1 Y2

1

2

4 5

7

3

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 150Ti 1000000Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 11 s2. Delay Time (td) 13 s3. Time Konstan 269-255=14 s4. Rise Time 16 s5. Peak Time 18 s6. Overshoot 43:47x100% =91,49%7. Offset 60-46=148. Decay Ratio 6 : 3 = 2

1 8 15 22 29 36 43 50 57 64 71 78 85 92 99 106 113 120 127 134 141 1480

10

20

30

40

50

60

70

Proporsional

y1 y2

1

7

3

2

4 5

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 100000Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 14 s2. Delay Time (td) 15 s3. Time Konstan 150-26=124 s4. Rise Time 16 s5. Peak Time 19 s6. Overshoot -7. Offset 60-51=98. Decay Ratio -

PENGENDALI PROPORSIONAL-INTEGRAL (PI)

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100

109

118

127

136

145

154

163

172

181

190

199

208

217

226

235

244

0

10

20

30

40

50

60

70

Proporsional -Integral

Y1Y21

3

4 5

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 60Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 15 s2. Delay Time (td) -3. Time Konstan 246-229=17 s4. Rise Time 18 s5. Peak Time 25 s6. Overshoot 0,083%7. Offset 68. Decay Ratio -

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100

109

118

127

136

145

154

163

172

181

190

199

208

217

226

235

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Proporsional-Integral

Y1Y2

13

5

7

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 30Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 8 s2. Delay Time (td) - s3. Time Konstan 235-210=25 s4. Rise Time 6 s5. Peak Time 18 s6. Overshoot 48,33%7. Offset 60-50=108. Decay Ratio -

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100

109

118

127

136

145

154

163

172

181

190

199

208

217

226

0

10

20

30

40

50

60

70

Proporsional-Integral

Y1Y2

7

31

2

4 5

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 10Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 28 s2. Delay Time (td) 28 s3. Time Konstan 230-194=36 s4. Rise Time 40 s5. Peak Time 52 s6. Overshoot 57. Offset 258. Decay Ratio -

1 8 15 22 29 36 43 50 57 64 71 78 85 92 99 106 113 120 127 134 141 1480

10

20

30

40

50

60

70

Proporsional-Integral

y1 y2

1

2

2

4

5

3

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 5Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 11 s2. Delay Time (td) 23 s3. Time Konstan 124-63=61 s4. Rise Time 24 s5. Peak Time 26 s6. Overshoot -7. Offset 60-54=68. Decay Ratio -

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 1011061111161210

10

20

30

40

50

60

70

Proporsional-Integral

y1 y2

1

7

2

45

3

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 2Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 18 s2. Delay Time (td) 19 s3. Time Konstan 61-21=40 s4. Rise Time 21 s5. Peak Time 23 s6. Overshoot -7. Offset 60-54=68. Decay Ratio -

1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100 109 118 127 136 145 154 163 172 181 190 1990

10

20

30

40

50

60

70

Proporsional-Integral

y1 y2

7

1

3

2 4 5

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 1Td -

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 17 s2. Delay Time (td) 22 s3. Time Konstan 132-72=60 s4. Rise Time 51 s5. Peak Time 57 s6. Overshoot7. Offset 60-59=18. Decay Ratio

PENGENDALI PROPORSIONAL-INTEGRAL-DERIVATIF (PID)

1 12 23 34 45 56 67 78 89 100

111

122

133

144

155

166

177

188

199

210

221

232

243

254

265

276

287

298

0

20

40

60

80

100

120

Proporsional-Integral-Derivatif

y1y2

12 3

4

5

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 30Td 1

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 72. Delay Time (td) 73. Time Konstan 300-270=30 s4. Rise Time 75. Peak Time 126. Overshoot 71,67%7. Offset 68. Decay Ratio -

77

1 8 15 22 29 36 43 50 57 64 71 78 85 92 99 106

113

120

127

134

141

148

155

162

169

176

0102030405060708090

100

Proporsional-Integral-Derivatif

Y1Y2

1

3

4

5

7

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 30Td 2

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 152. Delay Time (td) -3. Time Konstan 181-140=41 s4. Rise Time 185. Peak Time 256. Overshoot 58,33%

7. Offset 58. Decay Ratio -

1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101

111

121

131

141

151

161

171

181

191

201

211

221

231

241

251

261

271

0

20

40

60

80

100

120

Proporsional-Integral-Derivatif

Y1Y2

1

3

45

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 30Td 5

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 14s2. Delay Time (td) -3. Time Konstan 265-210 = 55 s4. Rise Time 15 s5. Peak Time 22s6. Overshoot 61,67%7. Offset 60-56 =48. Decay Ratio 2

1 12 23 34 45 56 67 78 89 100 111 122 133 144 155 166 177 188 199 210 221 232 2430

20

40

60

80

100

120

Proporsional-Integral-Derivatif

y1 y2

7

31

2

4

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 175Ti 30Td 30

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 282. Delay Time (td) -3. Time Konstan 116-92= 24 s4. Rise Time 285. Peak Time 646. Overshoot 30:11x100% = 272,73%7. Offset 60-42= 188. Decay Ratio -

4.2 PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan jenis pengendali yang cocok untuk

pengendalian aliran agar laju alir fluida sesuai denga nilai set point yang diinginkan. Jenis

parameter pengendali yng digunakan adalah pengendalian proposional (P), pengendali

proposional integral (PI) dan pengendali proposional integral derivative (PID).Variabel yang

dikendalikan adalah aliran/laju alir (PV). Untuk mengendalikan PV, dilakukan dengan

mengatur bukaan valve sehingga menghasilkan MV yang akan mempengaruhi nilai PV. Jika

aliran/laju alir dalam pipa kurang dari SP maka valve akan membuka, sedangkan jika

aliran/laju alir dalam pipa melebihi SP valve akan menutup. Maka dapat disimpulkan bahwa

pengendalian aliran aksi pengendalinya direct sehingga aksi plantnya reverse.

Proporsional (P)

Pada percobaan dilakukan variasi nilai PB (proporsional Band) dengan rentang nilai 20-

200%. Nilai set point (SP) yang dimasukkan adalah 60 L/h, dan nilai Ti dimasukkan 100000

dengan demikian maka pengaruh integral hampir tidak ada, Td=0.

Dilakukan variasi nilai Kc (Proporsional gain) tanpa pengaruh Integrasi dan Derivasi.

Dari hasil variasi pengendalian Kc, didapatkan bahwa semakin besar harga Kc, maka nilai

offset semakin kecil yang mengakibatkan grafik yang semakin stabil.

Nilai Kc terbaik yang digunakan adalah 175. Kelemahan dari pengendalian

proporsional adalah selalu menghasilkan error yang ditandai dengan besarnya niali offset.

Untuk menghilangkan offset perlu ditambahkan pengendalian integral yang bertujuan untuk

memnghilangkan offset. Semakin besar overshoot, system semakin tak stabil. Tetapi semakin

kecil overshoot system semakin lambat. Tapi pada pb/Kc 175 tidak terdapat overshoot

disimpulkan bahwa pengendali pada Kc 175 ini cepat tepat dan stabil.

Proporsional-Integral (PI)

Dengan pengendalian proporsional-integral diharpkan sistem lebih cepat mencapai set

point dan sistem berjalan stabil, serta nilai keluaran (PV) sama dengan nilai set point (SP).

Nilai Kc 175 dan Ti 30 yang terbaik digunakan pada saat melakukan pengendalian

Derivatif. Parameter waktu derivatif sangat peka terhadap gangguan sehingga menghasilkan

osilasi dan offset semakin besar. Waktu integral dengan nilai offset terbaik byaitu pada Ti 1

dan. Karena akan mempengaruhi pengendalian sistem menjadi tepat,cepat dan stabil.

Proporsional-Integral-Derivatif (PID)

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pengendalian PID terbaik adalah pada Kc 175, Ti

30, dan Td 1. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa semakin banyak parameter

pengendalian yang digunakan, maka pengendalian proses semakin mudah. Namun pada

pengendalian aliran, penggunaan pengendalian derivatif kurang efektif karena sistem tetap

mengalami overshoot, sedangkan tujua penggunaan pengendalian derivatif adalah untuk

menghilangkan overshoot.

BAB V

SIMPULAN

Kc (proporsional gain) terbaik yang digunakan 175

Ti (waktu integral) terbaik adalah 30

Td (waktu derivative) adalah 1

Hasil PB, Ti dan td terbaik

1 12 23 34 45 56 67 78 89 100

111

122

133

144

155

166

177

188

199

210

221

232

243

254

265

276

287

298

0

20

40

60

80

100

120

Proporsional-Integral-Derivatif

y1y2

12 3

4

5

Y1 = Proses Variabel (PV), Y2 = Set Point (SP)

Kc/Pb 200Ti 30Td 1

No Karakteristik Dinamik Nilai1. Step Respon 72. Delay Time (td) 73. Time Konstan 300-270=30 s4. Rise Time 75. Peak Time 126. Overshoot 71,67%7. Offset 68. Decay Ratio -

DAFTAR PUSTAKA

Heriyanto (2010). Pengendalian Proses. Jurusan Teknik Kimia, Bandung: POLBAN

Wade, H.L.(2004).Basic and Adavanced Regulatory Control: System Design and

Application.Ed.2,ISA,NC.