LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR … Standar Pelayanan... · (SPM) Bidang Lingkungan Hidup,...
Transcript of LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR … Standar Pelayanan... · (SPM) Bidang Lingkungan Hidup,...
LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG
LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BULELENG
SEMESTER II ( KEDUA ) TAHUN 2015
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BULELENG
JALAN KRESNA NO. 1 SINGARAJA
Telp. (0362) 29554
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang
Hyang Widhi Wasa Karena Atas berkat dan rahmat-Nya pelaksanaan serta
Laporan Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Lingkungan Hidup Semester II ( kedua ) Tahun Anggaran 2015 dapat
dilaksanakan dan disusun dengan baik. Laporan SPM Semester II ( kedua ) ini
merupakan akumulasi atas pelaksanaan SPM pada Semester I ( pertama ) dan
Semester II ( kedua ).
Sesuai amanat Perundang-undangan tentang Standar Pelayanan Mininal
(SPM) Bidang Lingkungan Hidup, maka Pemerintah Kabupaten Buleleng wajib
melaksanakan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) tersebut dengan harapan
dapat mengetahui sejauh mana kinerja Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam
Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2015. Laporan ini disusun dalam rangka
memenuhi amanah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) Bidang Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
Harapan kami, semoga laporan ini dapat menjadi bahan pembinaan dan
pengawasan serta acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran
penyelenggaraan Pemerintah Daerah Khususnya Bidang Lingkungan Hidup .
Singaraja, 22 Desember 2015
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng
drh. Nyoman Surya Temaja, M.P
Pembina Utama Muda (IV/C)
NIP. 19591207199003 1 001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .......……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…..……………………………………………………. 1
B. Kebijakan Umum ……………………………………………………… 3
C. Visi Dan Misi ..……………………………………………………….
D. Isu – Isu LingkunganHidup ……………………………………….
E. Arah Kebijakan ……………………………………………………….
5
5
6
BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG LH
1. JenisPelayananDasar..……………………………………………… 9
BAB III
BAB IV
2. Target Pencapaian SPM dan Realisasinya ……………………….
3. AlokasiAnggaran ………………………………………………………
4. Dukungan Personalia ……………………………………………….
5. Permasalahan dan Solusi …………………………………………
6. Sinkronisasi Pelaksanaan SPM …………………………………..
PROGRAM DAN KEGIATAN
1. Pemantauan dan Pengukuran Kualitas Air …………………..
2. Pemantauan dan Pengukuran Kualitas Udara …………………
3. Identifikasi dan Verifikasi Pengaduan Masyarakat Terhadap
Dugaan Adanya Pencemaran dan / Atau Kerusakan
Lingkungan……..
5. Penegakan Hukum…………………………………………………..
4. Keterkaitan Dengan RPJMD Kabupaten …….......................
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………..
10
12
13
14
15
16
18
18
19
22
23
24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kelembagaan Badan Lingkungan Hidup ( BLH ) Kabupaten Buleleng
terbentuk sesuai dengan Peraturan Daerah ( Perda ) Kabupaten Buleleng Nomor
: 11 Tahun 2013 dan sesuai dengan Peraturan Bupati Buleleng Nomor : 70
Tahun 2014 , Tanggal 30 Desember 2014 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng , di Tahun 2015 efektif bekerja
sesuai dengan Tupoksi . Dilihat susunan struktur organisasi Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Buleleng di Pimpin oleh Kepala Badan, 1 ( satu ) sekretariat
dengan 3 ( tiga ) kasubag , 4 ( empat ) bidang dengan 8(delapan ) kasubid dan
memiliki 1 ( satu ) UPT Laboratorium Lingkungan. Ditahun sebelumnya BLH
bernama Kantor Lingkungan Hidup ( KLH ) Kabupaten Buleleng yang
kelembagaannya terbentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 4 tahun
2008tentang Pembentukan,Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah, dengan tugas pokok dan Fungsi diatur dengan Peraturan Bupati
Buleleng Nomor 62 Tahun 2008 tanggal 8 September 2008.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
lebih populer dengan UU Otonomi Daerah serta diterbitkannyaPP Nomor 41
Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah dan PP 38 Tahun 2007
Tentang pembagian urusan pemerintahan,antara pemerintahan ,pemerintahan
propinsi dan pemerintahan Kab./kota, kiranya peranan dan tangung jawab
pemerintah daerah dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup akan
semakin menonjol dan memegang peran yang sangt penting.
Selain itu Kementerian Lingkungan Hidup telah menerbitkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten /
kota dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Daearh Kabupaten / Kota.
Secara yuridis Kabupaten Buleleng dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 69 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam
Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor : 122 ;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ).
Secara Administratif Kabupaten Buleleng merupakan salah satu dari 9
(Sembilan) kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Bali. Secara geografis
terletak pada posisi 6003’40’’ - 8023’00’’ LS dan 114025’55’’ - 115027’28’’ BT,
berada di belahan Utara Pulau Bali memanjang dari Barat ke Timur, dengan
batas-batas wilayah administrasi adalah sebagai berikut :
Sebelah Barat : Kabupaten Jembrana
Sebelah Utara : Laut Bali
Sebelah Timur : Kabupaten Karangasem
Sebelah Selatan : Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung dan Bangli
Wilayah Kabupaten Buleleng mencakup 9
(Sembilan) kecamatan, 129 desa, 29 kelurahan,
dan 166 Desa Pakraman (Desa Adat), dengan
total luas wilayah 1.365,88 km2 atau 24,25%
dari luas Propinsi Bali. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Buleleng merupakan daerah
berbukit dan bergunung yang membentang di
bagian selatan.
Gambar I.1. Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Buleleng
Jumlah penduduk 690.409 jiwa pada tahun 2013 (BPS Kab. Buleleng 2013).
Kecamatan Buleleng, tempat dimana ibu kota Kabupaten Buleleng (Singaraja)
berada dan merupakan pusat pemerintahan, pelayanan pendidikan, kesehatan
dan perekonomian memiliki kepadatan penduduk paling tinggi.
Kabupaten Buleleng memiliki pantai sepanjang ± 157,05 Km membentang
dari Barat ke Timur mulai dari Desa Sumber kelampok di Kecamatan Gerokgak
sampai Desa Tembok di Kecamatan Tejakula. Luas perairan laut sejauh 4 mil
laut sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencapai 2.168 Km2 dengan
potensi lestari sumberdaya perikanan tangkap sebesar 12.358 ton/tahun.
Hampir semua kecamatan memiliki pantai, kecuali Kecamatan Busungbiu dan
Sukasada.
Selain memiliki pantai yang cukup panjang, di Kabupaten Buleleng juga
terdapat 17 tanjung dan 20 teluk. Kecamatan Gerokgak merupakan wilayah
kecamatan yang mempunyai tanjung maupun teluk paling banyak, yaitu 10
tanjung dan 14 teluk. Jumlah tanjung dan teluk terbanyak kedua terdapat di
Kecamatan Seririt, yakni 2 tanjung dan 3 teluk.
Kabupaten Buleleng juga mempunyai banyak sungai. Tercatat sebanyak
88 sungai yang mengalir di daerah ini dengan panjang bervariasi. Sebagian
sungai-sungai tersebut merupakan sungai tadah hujan. Tukad Saba
merupakan sungai terpanjang, yakni 28.700 m, sedangkan Tukad Semah
merupakan sungai terpendek, hanya 2.300 m.
Dua buah danau terdapat di daerah ini. Kedua danau tersebut secara
geografis letaknya berdampingan, namun secara administratif berada pada
wilayah kecamatan yang berbeda. Danau Tamblingan (110 Ha) berada di
wilayah Kecamatan Banjar, sedangkan Danau Buyan (360 Ha) terletak di
Kecamatan Sukasada.
Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan tersebut Pemerintah
Kabupaten Buleleng melalui Badan Lingkungan Hidup melaksanakan
penerapan SPM bidang Lingkungan Hidup. Selain sebagai amanat undang-
undang yang menjadi kewajiban Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota penerapan SPM di harapkan dapat mengoptimalkan pelayanan
masyarakat khususnya bidang Lingkungan Hidup. Melalui SPM ini juga
diharapkan mempermudah Pemerintah Provinsi dalam mengevaluasi pelayanan
bidang Lingkungan Hidup di daerah Kabupaten/Kota yang berada di wilayan
Provinsi Bali.
1.2 KEBIJAKAN UMUM
Penyusunan Kebijakan umum daerah harus didasarkan pada visi dan misi
kepala daerah terpilih dengan memperhitungkan semua potensi, peluang dan
kendala serta ancaman yang mungkin timbul. Oleh karena itu kebijakan umum
disusun atas dasar kebutuhan nyata daerah seperti pengentasan kemiskinan,
pemantapan swasembada pangan, peningkatan produksi ekspor nonmigas,
peningkatan penanaman modal, peningkatan partisipasi dan peran serta
masyarakat, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan
prasaran dasar, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta
pelestarian lingkungan hidup dengan tetap mengedepankan aspirasi
masyarakat yang selalau berkembang sehingga mampu menjawab semua
persoalan yang dihadapi.
Untuk merumuskan arah dan tujuan pembangunan daerah, maka dalam
penyusunan kebijakan umum daerah dilakukan melalui sinergi top down dan
bottom up planning, sehingga program nasional dan regional tersinergikan
dengan keinginan masyarakat, setidaknya aspirasi masyarakat yang disalurkan
melalui berbagai cara atau system dapat terakomodasi, sehingga dalam
melaksanakan kebijakan umum daerah tidak ada pihak yang dirugikan atau
ditinggalkan kepentingannya. Dengan demikian pembangunan daerah dapat
berjalan lancer dan masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan.
Dalam rangka pencapaian Visi – Misi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Buleleng 2012-2017 yang merupakan
penjabaran visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buleleng 2012-2017
perlu disusun kebijakan umum pembangunan daerah yang berkaitan dengan
program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buleleng sebagai arahan dalam
merumuskan kebijakan setiap SKPD maupun yang bersifat lintas SKPD guna
mencapai kinerja yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Untuk itu, Kabupaten Buleleng berkomitmen mengelola dinamika
kependudukan dan kelestarian lingkungan dengan sebaik-baiknya,
Pembangunan Kabupaten Buleleng pada kurun waktu 2012-2017 ditujukan
untuk mewujudkan “BULELENG SMILE”, yaitu Masyarakat Buleleng yang
sejahtera, Mandiri, Terintegrasi dan Lestari. Upaya mewujudkan Visi tersebut
dilakukan melalui implementasi12 Prioritas Agenda Strategis (12 PAS), yaitu
(1) Penataan Birokrasi dan Kemandirian Aparatur Pemerintah, (2)
Penanggulangan Kemiskinan, (3) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas
Pendidikan, (4) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Kesehatan , (5)
Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja dan Perluasan Lapangan Kerja, (6)
Pembangunan Ekonomi, (7) Pembangunan Infrastruktur, (8) Perbaikan Iklim
Investasi, (9) Penegakan Hukum, Ketentraman dan Ketertiban, (10)
Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan, (11) Peningkatan Kualitas
Penanganan Bencana, dan (12) Peningkatan Kualitas dan Pelestarian Fungsi
Lingkungan.
A. VISI DAN MISI BADAN LINGKUNGAN HIDUP
VISI :
“TERCIPTANYA LINGKUNGAN HIDUP YANG LESTARI’
MISI :
1. Meningkatkan penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mejaga kelestarian
lingkungan hidup.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana Pengelolaan lingkungan hidup.
4. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan dampak lingkungan.
B. ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP
Isu-Isu Lingkungan Hidup Tingkat Global
1. Pemanasan global merupakan permasalahan internasional yang perlu
penanganan terpadu pada tingkat lokal (kabupaten), regional (provinsi),
nasional maupun internasional.
2. Degradasi lahan merupakan masalah utama lingkungan dan isu penting
dalam Konvensi PBB untuk Desertifikasi, Konvensi Biodiversity dan
Protokol Kyoto.
3. Permasalahan keamanan di wilayah Asia Fasifik.
4. Krisis ekonomi global.
5. Terorisme.
Isu-Isu Lingkungan Hidup Tingkat Nasional
1. Otonomi daerah/otonomi khusus dan implikasinya
2. Pengembangan kemaritiman/sumber daya kelautan
3. Pengembangan kawasan tertinggal untuk pengentasan kemiskinan dan
krisis ekonomi
4. Penanganan lahan kritis dan kebakaran hutan
5. Daur ulang hidrologi
6. Ketidakpastian iklim dan pemanasan global.
7. Bencana alam
8. Transportasi
9. Sampah
10. Permasalahan tata guna lahan dan ruang
11. Pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, air bersih dan energi
masyarakat
12. Kependudukan (populasi besar, distribusi penduduk belum merata,
urbanisasi, dll.)
13. Terorisme.
14. Lemahnya koordinasi kebijakan, Penaatan Hukum Lingkungan, dan
Good Governance.
Isu-isu Lingkungan Hidup Lokal
1. Rawan bencana alam dan kemiskinan
1.3 ARAH KEBIJAKAN
Berdasarkan Peraturan Daerah ( Perda ) Kabupaten Buleleng Nomor 4
Tahun 2013 Tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah
(RPJMD)Kabupaten Buleleng Tahun 2012 – 2017 menetapkan kebijakan
Peningkatan Kualitas dan Pelestarian Fungsi Lingkungan( sesuai
dengan 12 Prioritas Agenda Strategis atau 12 PAS ) melalui beberapa
program atau kegiatan yang berkorelasi denngan pelaksanaan penerapan
Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) bidang Lingkungan Hidup di Kabupaten
Buleleng. Adapun program atau kegiatan tersebut antara lain :
1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
HidupMelalui Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan.
Indikator keluaran dari kegiatan ini adalah dilakukannya pemantauan
dan pengukuran kualitas air dan udara berdasarkan Peraturan
Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan
Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Untuk
kegiatan pemantauan kualitas lingkungan maupun pemantauan
kualitas air danau di rencanakan 2 danau, pemantauan kualitas air
sungai di 3 sungai, pemantauan kualitas air laut di 5 titik lokasi laut,
pemantauan kualitas air sumur di 5 titik lokasi sumur dan pemantauan
kualitas udara di 12 titik lokasi udara. Dalam kegiatan ini pada tahun
Anggaran 2015 di alokasikan anggaran setelah berubahan sebesar Rp.
84.000.000,-
2. Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Penegakan HukumDalam
Pelestarian Lingkungan Hidup melalui Kegiatan Penegakan Hukum
Lingkungan
Indikator keluaran dari kegiatan ini adalah inventarisasi dan verifikasi
kasus-kasus lingkungan , serta dilaksanakannya sosialisasi UU Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup . Target Di tahun 2015 ini adalah tertanganinya 17 kasus-kasus
lingkungan. Pagu anggaran yang di tetapkan setelah perubahan di
tahun 2015 ini sebesar Rp. 72.200.000,-
Dari Isu-isu Lingkungan Hidup maka dapat diagenda pengelolaan
lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng ditujukan untuk :
1. Menurunkan tingkat pencemaran air, udara dan tanah;
2. Tertanganinya daerah abrasi pantai, lahan kritis, kerusakan hutan,
terumbu karang, dan keanekaragaman hayati melalui kegiatan koservasi
;
3. Kembalinya kondisi lingkungan di kawasan danau, daerah rawan banjir
dan longsor;
4. Tertanganinya masalah sampah dengan Program 3 R ( Reduce , Reuse
dan Recycle );
5. Terwujudnya perilaku masyarakat untuk hidup sehat ;
6. Tertanganinya masalah pengaduan masyarakat atas dugaan adanya
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
BAB II
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
2.1 JENIS PELAYANAN DASAR
Dengan semakin berkembangnya perekonomian global maka
pertumbuhan usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanakan pelaku usaha
sudah barang tentu akan berdampak pada peningkatan pencemaran
lingkungan meliputi pencemaran air, pencemaran udara, kerusakan lahan
dan/atau tanah serta meningkatnya pengaduan masyarakat terkait dugaan
adanya pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup, maka
diperlukan pengelolaan lingkungan hidup yang optimal dan menyentuh
masyarakat agar masyarakat menyadari betapa pentingnya hidup dengan
lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Oleh karena itu Pemerintah
Kabupaten Buleleng perlu memberikan pelayanan dasar sesuai dengan
standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup.
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, bahwa penyelenggaraan urusan pemerintah yang bersifat
wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal yang dilaksanakan
secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan Pemerintahan di
bidang lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan wajib
pemerintahan daerah yang penyelenggaraannya berpedoman pada standar
pelayanan minimal bidang lingkungan hidup yang ditetapkan oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pengelolaan
lingkungan hidup.
Dalam rangka pencapaian penerapan standar pelayanan minimal bidang
lingkungan hidup daerah yang terkait dengan permasalahan lingkungan
hidup di daerah kabupaten/kota terutama dalam pelaksanaan kegiatan
pembinaan teknis dan pengawasan maka jenis pelayanan bidang lingkungan
hidup lebih ditekankan pada penyampaian informasi sebagai mana diatur
dalam pasal 5 ayat (2) undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup yang berbunyi “Setiap orang mempunyai hak
atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup
Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut maka
Kementerian Lingkungan Hidup telah menindaklanjuti dengan
mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19
Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis standar
Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Berdasarkan ketentuan dalam kedua Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten
mempunyai empat jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup yaitu :
1. Pelayanan pencegahan pencemaran air.
2. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak.
3. Pelayanan penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau
tanah untuk produksi biomassa.
4. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Badan Lingkungan Hidup telah
mengusahakan pelaksanaan jenis-jenis pelayanan dasar bidang Lingkungan
Hidup tersebut diatas. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 20 Tahun 2008 terkait Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi, Daerah
Kabupaten/Kota.
2.2 TARGET PENCAPAIAN SPM DAN REALISASINYA
Target pencapaian pelaksanaan SPM Bidang Lingkungan Hidup di
Kabupaten Buleleng belum mencapai target nasional yang telah ditetapkan
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19tentang
Standar Pelayanan Minimal bidang Lingkungan Hidup dan Nomor 20 Tahun
2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang
Lingkungan Hidup . Hal ini dikarenakan belum terbangunnya sinkronisasi
antara perencanaan dengan pelaksanaan teknis dilapangan dan mudah –
mudahan ditahun-tahun berikutnya dapat ditingkatkan .
Di tahun 2015 ini Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng
berupaya melaksanakan Standar Pelayanan Minimal bidang Lingkungan
Hidup sesuai dengan amanah dari Kepmen LH dengan segala keterbatasan
yang ada. Dengan demikian jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup
Kabupaten Buleleng di prioritaskan pada :
1. Pemantauan dan pengukuran kualitas air;
2. Pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien ;
3. Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup.
Adapun realisasi pencapaian pelaksanaan SPM bidang Lingkungan
Hidup Semester II ( kedua ) tahun 2015 yang merupakan akumulasi dari
pelaksanan SPM di semester I dan semester II dapat di lihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 1. Target dan Realisasi Pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng sampai dengan semester II ( kedua ) Tahun 2015
No Jenis Pelayanan Target
Nasional Target Daerah
Realisasi Keterangan
1 Pemantauan dan
pengukuran kualitas air
100 % 100 % 100 %
2 Pemantauan dan pengukuran kualitas udara
100 % 100 % 100 %
3 Tindak lanjut pengaduan
masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
100 % 100 % 106% Realisasi lebih dari yang di
targetkan
Penjelasan atas tabel di atas :
1. Pelayanan informasi pemantauan dan pengukuran kualias air pada
semester I ( pertama ) dengan realisasi 86,67 % dan di semester II (kedua)
sudah mencapai 100 % . Pada semester I ( pertama ) tahun 2015 pemantauan
dan pengukuran air yang dilaksanakan baru mencapai 13 ( tiga belas )lokasi
air dari 15 lokasi air yang di targetkan, yaitu : 2 air danau ( danau buyan ,
danau tamblingan ), 3 lokasi air sungai ( tukad saba, tukad banyumala ,
tukad buleleng ) , 5 lokasi air laut ( pantai tembok, pantai kampung baru,
pantai lovina, pantai pemuteran dan pelabuhan celukan bawang ) dan 3
lokasi air sumur ( sumur kampung anyar, sumur kampung bugis, sumur
kampung kaliuntu ). Yang belum terealisasi adalah 2 lokasi air sumur dari 5
lokasi air sumur yang ditargetkan yaitu sumur kampung baru I dan sumur
kampung baru II . Sampai dengan semester II ( kedua ) ini pemantauan dan
pengukuran kualitas air sudah terealisasi 100 % dimana dari target 15 lokasi
air sudah terlealisasi semuanya. Pelaksanaan pemantauan dan pengukuran
kualitas air dari semester I ( pertama ) dan semester II ( kedua ) dapat di lihat
pada tabel dibawah ini :
No
Uraian
Kegiatan
Target
Realisasi
semester
I
Realisasi
semester
II
Prosentase
Ket.
1. Pemantauan
dan
pengukuran
kualitas air
danau
2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 100 % Dilakukan
2 kali
pengujian
2. Pemantauan
dan
pengukuran
kualitas air
sungai
3
sungai
3 sungai 3 sungai 100 % Dilakukan
2 kali
pengujian
3. Pemantauan
dan
pengukuran
kualitas air
laut
5 lokasi
air laut
5 lokasi
air laut
5 lokasi
air laut
100 % Dilakukan
2 kali
pengujian
4. Pemantauan
dan
pengukuran
kualitas air
sumur
5 lokasi
air
sumur
3 lokasi
air
sumur
5 lokasi
air
sumur
100 % Dilakukan
2 kali
pengujian
2. Pelayanan informasi pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien
pada semester I ( pertama ) dengan realisasi 0 % belum mencapai target
nasional yaitu 100 %. Hal ini dikarenakan pada semester I (pertama ) tahun
2015 tim pelaksana kegiatan belum melaksanakan pemantauan kualitas
udara dari 12 ( dua belas ) titik udara yang ditargetkan, dan akan di
laksanakan pada semester II ( kedua ).Sampai dengan semester II ( kedua )
ini pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien sudah mencapai 100
%. Adapun 12 ( dua belas ) titik lokasi udara ambien dimaksud meliputi :
I. Pertigaan terminal sangket
II. Pertigaan patung tugu Singa Ambara Raja
III. Pertigaan Jln . Gajah Mada ( setra buleleng )
IV. Perempatan Jln. Samaratulangi ( penarukan )
V. Perempatan Jln. Ahmad Yani – Jln . Diponegoro
VI. Depan terminal Banyuasri
VII. Perempatan jalan masuk Segara Penimbangan
VIII. Depan PLTGU Pemaron
IX. Pertigaan traffic light lovina
X. Perempatan Pasar Seririt
XI. Pertigaan Celukan Bawang
XII. Perempatan Desa Bubunan
Pelaksanaan pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien dari
semester I ( pertama ) dan semester II ( kedua ) dapat di lihat pada tabel
dibawah ini :
No
Uraian Kegiatan
Target
Realisasi
semester
I
Realisasi
semester
II
Prosentase
1. Pemantauan dan
pengukuran kualitas
udara ambien
12 lokasi
udara
- 12 lokasi
udara
100 %
3. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaraan dan / atau perusakan lingkungan hidup pada semester I
( pertama ) telah terealisasi 64,71 % belum mencapai target nasional yaitu
100 %. Hal ini dikarenakan pada semester I ( pertama ) tahun 2015 sesuai
dengan rekapitulasi pengaduan masyarakat akibat dugaan adanya
pencemaran dan /atau perusakan LH baru 11 ( sebelas ) pengaduan yang
masuk dengan target di tahun 2015 adalah 17 ( tujuh belas ) pengaduan. Dari
11 ( sebelas ) pengaduan semuanya sudah ditindak lanjuti berupa verifikasi,
pengecekan lokasi kelapangan serta pemberian rekomendasi.Pada semester
II ( kedua ) tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaraan dan / atau perusakan lingkungan hidup sesuai dengan
rekapitulasi terdapat 7 ( tujuh ) kasus yang masuk dan semuanya sudah
ditindaklanjuti. Jadi Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup di tahun 2015
sudah mencapai 18 kasus lingkungan atau sudah mencapai 106 %. Tindak
lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan / atau
perusakan lingkungan hidup dari semester I ( pertama ) dan semester II (
kedua ) dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
No
Uraian Kegiatan
Target
Realisasi
semester
I
Realisasi
semester
II
Jumlah
s/d smt
II
Prosentase
1. Tindak lanjut pengaduan
masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan
17
kasus
11
kasus
7 kasus 18 kasus 106 %
/ atau perusakan
lingkungan hidup
2.3 ALOKASI ANGGARAN
Pada Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Badan
Lingkungan Hidup mengalokasikan anggaran dari dana APBD untuk
melaksanakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan penerapan dan
pencapaian pelaksanaan SPM bidang Lingkungan Hidup. Kegiatan tersebut
antara lain pemantauan kualitas air dan udara dan kegiatan untuk
menindaklanjuti atas pengaduan masyarakat yang di duga melakukan
pecemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang terakomodir dalam
kegiatan Penegakan Hukum Lingkungan. Alokasi anggaran adalah jumlah
belanja langsung yangditetapkan dalam APBD dalam rangka penerapan dan
pencapaian SPM Bidang Lingkungan Hidup oleh Pemerintah Kabupaten
Buleleng.Adapun besaran anggaran dalam rangka penerapan SPM Bidang
Lingkungan Hidup di Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 2. Alokasi Anggaran Setelah Perubahan Pencapaian SPM Bidang
Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Tahun 2015
No Jenis Pelayanan Sumber Dana APBD (Rp.)
1. Pemantauan dan pengukuran kualitas Air dan udara
84.000.000,00
2. Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup
72.200.000,00
Secara umum alokasi anggaran dalam rangka pencapaian SPM bidang
Lingkungan Hidup di Kabupaten Buleleng di Tahun 2015 mengalami
peningkatan dari tahun 2014 sebesar 15 %. Alokasi anggaran dalam rangkaian
pencapaian SPM bidang LH akan terus ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya,
sehingga sesuai dengan target yang direncanakan.
2.4 DUKUNGAN PERSONALIA
Pelaksanaan SPM bidang Lingkungan Hidup di Kabupaten Buleleng di
laksanakan oleh Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan,Bidang
Penyuluhan dan Penegakan Hukum dan UPT Laboratorium Lingkungan
Hidup BLH. Hal ini dapat dipahami oleh karena pelayanan SPM bidang LH yang
diwajibkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 dan 20
Tahun 2008 dijabarkan dalam program atau kegiatan di 2 bidang tersebut.
Adapun dukungan personil/pegawai pada Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng adalah 69 orang, terdiri dari 35 orang PNS , dan 34 orang
Pegawai Tidak Tetap ( tenaga kontrak ).Pejabat struktural 17 orang . Menurut
jenjang pendidikan dapat dibagi sebagai berikut :
a. Pasca Sarjana (S.2) : 4 orang
b. Sarjana (S.1) : 19 orang
c. Diploma (D.III) : 5 orang
d. SLTA : 38 orang
e. SMP : 2 Orang
f. SD : 1 Orang
Jumlah Tenaga PNS menurut golongan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pegawai golongan IV : 6 Orang
b. Pegawai golongan III : 15 Orang
c. Pegawai golongan II : 13 Orang
d. Pegawai golongan I : 1 Orang
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pegawai BLH
Kabupaten Buleleng didominasi oleh tingkat SLTA (55 %) kemudian tingkat S1
sebanyak 27,5 %, D3 sebanyak 7,2%, S2 sebanyak 5,8%. Dan yang pernah ikut
diklat PPLHD sebanyak 3 orang dan tidak memiliki PPNS.
2.5 Permasalahan dan Solusi
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penerapan dan pencapaian
SPM bidang lingkungan hidup antara lain :
a. Tidak ada personil PPNS bidang lingkungan hidup dan belum belum
optimalnya operasional UPTD Loboratorium Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng.
Solusi
Memberikan kesempatan kepada karyawan/karyawati Badan Lingkungan
Hidup untuk mengikuti pelatihan PPNS , mengoptimalkan kinerja
Laboratorium lingkungan melalui kegiatan peningkatan kapasitas
laboratorium lingkungan beserta anggaranya dan memberdayakan
sumber daya manusia yang ada.
b. Kurangnya sarana dan prasarana teknis pelaksanaan pemantauan dan
pengawasan pengelolaan lingkungan hidup daerah.
Solusi
Mengajukan penambahan anggaran ke Pemerintah Daerah dalam
upayapemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan
laboratorium lingkungan.
c. Belum tersedianya kegiatan dan anggaran untuk melakukan pengujian
kualitas udara dari sumber tak bergerak dan Penyediaan informasi status
kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomasa.
Solusi
- Mengusulkan penyusunan peraturan daerah untuk pengujian kualitas
udara sumber tak bergerak serta status kerusakan lahan dan/atau
tanah untuk biomasa.
- Mengusulkan kegiatan dan anggaran melalui APBD Kabupaten
Buleleng untuk kegiatan masing-masing SPM sehingga pelaksanaanya
dapat terwujud.
2.6 Sinkronisasi Pelaksanaan SPM
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas dalam penerapan dan pencapaian
SPM bidang lingkungan hidup di Kabupaten Buleleng terutama untuk tahun
anggaran 2015, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng berupaya
mensinkronisasi untuk jenis pelayanan pencegahan air dan udara, penanganan
pengaduan dan pencegahan pencemaran udara sumber tidak bergerak dengan
melibatkan sektor industri/usaha dan kegiatan terkait yang berpotensi
melakukan pencemaran. Pengawasan dan pemantauannya bekerjasama dengan
PPPE Bali Nusra (untuk kegiatan pengawasan) dan BLH Provinsi Bali melalui
kegiatan penilaian peningkatan kinerja perusahaan (PROPER) dan PKPLP
(Peringkat Kinerja Penataan Lingkungan Perusahaan) yang dilakukan minimal
(satu) kali di Kabupaten Buleleng. Untuk tindak lanjut pengaduan masyarakat
atas dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup bekerja sama
dengan pihak terkait, misalnya : Satpol PP, Kepolisian dan Kejaksaan yang
dalam hal ini kasus lingkungan yang ditindaklanjuti pada ranah pidana.
BAB III
PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Pemantauan dan Pengukuran Kualitas Air
Adapun tujuan dari kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan ini
adalah :
1. Sebagai amanah dari pelaksanaan Undang - Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
2. Menyediakan data , informasi dan dokumentasi terbaru tentang
kualitas lingkungan hidup kabupaten buleleng;
3. Meningkatkan mutu informasi tentang lingkungan hidup kabupaten
buleleng sebagai bagian dari sistem pelaporan publik serta sebagai
bentuk dari akuntabilitas publik ;
4. Menyediakan sumber informasi utama bagi rencana pembangunan
tahunan daerah dan kepentingan penanaman modal ( investasi ) ;
Target dari kegiatan pemantauan dan pengukuran kualitas airyang
dilaksanakan di tahun 2015adalah tersedianya data hasil pemantauan dan
pengukuran kualitas air dengan target capaian : 2 air danau ( danau buyan ,
danau tamblingan ), 3 lokasi air sungai ( tukad saba, tukad banyumala , tukad
buleleng ) , 5 lokasi air laut ( pantai tembok, pantai kampung baru, pantai
lovina, pantai pemuteran dan pelabuhan celukan bawang ) dan 3 lokasi air
sumur ( sumur kampung anyar, sumur kampung bugis, sumur kampung
kaliuntu ). Yang belum terealisasi adalah 2 lokasi air sumur dari 5 lokasi air
sumur yang ditargetkan yaitu sumur kampung baru I dan sumur kampung baru
II . Sampai dengan semester II ( kedua ) ini pemantauan dan pengukuran
kualitas air sudah teralisasi 100 % dimana dari target 15 lokasi air sudah
terlealisasi semuanya.
Yang bertindak sebagai pelaksana adalah Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng dengan Tim dari UPT ( Unit Pelaksana Teknis ) Balai
Peralatan dan Pengujian Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali dengan sumber
anggaran dari dana APBD . Berdasarkan hasil pemantauan dan pengukuran
kualitas air yang dilaksanakan , diperoleh data yang menggambarkan bahwa :
1. Dari pamantauan dan pengukuran kualitas air danau yang
dilakukan dengan sistem 2 periode dapat disimpulkan bahwa :
- Kualitas air Danau Buyan dan Danau Tamblingan tergolong baik
karena hampir semua parameter mutu yang dipantau
menunjukkan tidak melampaui nilai baku mutu air kelas I sesuai
dengan Pergub Prov. Bali No 8 Tahun 2007, namun perlu
diperhatikan kecenderungan kemungkinan terjadinya
penurunan kualitas air danau.
- Dari hasil uji kualitas air hanya empat ( 4 ) parameter yang
nilainya melebihi nilai baku mutu yaitu : nilai COD, BOD, DO dan
Total Fosfat.
- Dari 4 parameter yang melampaui baku mutu air kelas I menurut
Pergub. Prov. Bali Nomor 8 Tahun 2007 menunjukkan indikasi
pencemaran yang dominan disebabkan oleh sumber-sumber
pencemar seperti residu pemakaian pupuk organik kegiatan
pertanian di area penyangga danau, laju sedimentasi yang cukup
tinggi di sekitar kawasan danau dan residu pakan dari kegiatan
keramba jaring apung.
- Pada umumnya kualitas air danau buyan dan danau tamblingan
masih cukup baik, namun perlu diperhatikan kencederungan
kenaikan nilai parameter phospat yang pada akhirnya akan
secara langsung meningkatkan BOD. Secara visual kenaikan
phospat ini akan tumbuh alga atau tanaman enceng gondok.
2. Dari pemantauan dan pengukuran kualitas air sungai di lakukan di
3 sungai yaitu : tukad buleleng, tukad saba dan tukad banyuasri.
Pengambilan sampel dilakukan pada 2 titik di masing-masing
sungai yaitu bagian tengah dan hilir sungai, dan dilakukan
pengujian dengan sistem 2 periode dapat disimpulkan bahwa :
- Dari 20 parameter kualitas air yang diuji terpadat 11 parameter
diantara menunjukkan nilai melampaui baku mutu air kelas I
sesuai dengan Pergub. Prov. Bali Nomor 8 Tahun 2007 dengan
perincian : sungai buleleng hilir terpadat 10 parameter yang
melampaui baku mutu, sungai saba tengah dengan 2 parameter
yang melampaui baku mutu, sungai saba hilir dengan 10
parameter melampaui baku mutu, sungai banyuasri hilir
terdapat 8 parameter yang melampaui, sungai buleleng tengah
hanya 1 parameter masih di bawah baku mutu air.
- 11 parameter yang melampaui baku mutu air kelas I adalah : DO,
BOD, COD, Total fosfat, NO2, Minyak lemak, Deterjen, Besi,
Sulfat, Fecal coliform dan Total Coliform
- Secara keseluruhan kualitas air sungai dibagian tengah relatif
lebih baik dibandingkan dengan kualitas air sungai dibagian hilir.
- Dari parameter yang melampaui baku mutu air kelas I
menunjukkan adanya indikasi pencemaran kemungkinan
disebabkan oleh sumber-sumber pencemar seperti residu
pemakaian pupuk organik kegiatan pertanian, pembuangan
limbah cair rumah tangga ( limbah domestik dan limbah dapur ),
pembuangan sampah dan pembuangan limbah dari kegiatan
peternakan .
3. Dari pemantauan dan pengukuran kualitas air laut di 5 ( lima )
lokasi air laut ( pantai tembok, pantai kampung baru, pantai lovina,
pantai pemuteran dan pelabuhan celukan bawang ) yang
dilaksanakan dengan sistem 2 periode dapat simpulkan bahwa :
- Dari hasil uji yang lakukan pada umumnya kualitas air laut di
Kabupaten Buleleng masih dalam kondisi cukup baik. Walaupun
demikian masih ada beberapa lokasi sudah menunjukkan
paramater yang melebihi persyaratan sesuai dengan peruntukan
air laut sesuai dengan Pergub. Bali Nomor 8 Tahun 2007. Adapun
lokasi tersebut adalah : air laut untuk wisata bahari, air laut
untuk biota laut dan air laut untuk pelabuhan
- Secara keseluruhan terdapat 6 parameter yang nilainya
melampaui baku mutu air laut menutu Pergub, Prov. Bali Nomor
8 Tahun 2007 yaitu : amoniak, phenol, total phospat, NO3,
deterjen dan DO
- Peningkatan nilai parameter tersebut kemungkinan disebabkan
oleh kegiatan industri kecil ( pembuatan tahu ) dan jasa
pariwisata ( hotel dan restoran ) yang berada dikawasan pesisir
yang membuang limbah cairnya langsung menuju laut tanpa
melalui pengolahan limbah terlebih dahulu.
4. Dari pemantauan dan pengukuran kualitas air sumur dengan 5
lokasi air sumur yaitu : sumur kampung baru I, sumur kampung
baru II, sumur kampung anyar, sumur kampung bugis dan sumur
kelurahan kaliuntu dapat disimpulkan bahwa :
- Dari 16 parameter kualitas air yang diuji terdapat 2 parameter
yang nilainya melampaui baku mutu air kelas I sesuai dengan
Pergub. Bali No 8 Tahun 2007
- 2 parameter yang nilainya melampaui baku mutu air kelas I
adalah: DO dan BOD
- Secara keseluruhan parameter yang diujikan nenunjukkan nilai
uji yang masih baik ( dibawah ambang batas )
3.2 Pemantauan dan Pengukuran Kualitas Udara Ambien
Latar Belakang
Lingkungan udara bebas ( atmosfir ) mempunyai komposisi , temperatur dan
tekanan tetap. Adanya suatu perubahan-perubahan kecil terhadap armosfir
akan mempengaruhi kehidupan manusia. Perubahan-perubahan tersebut
karena adanya kontaminasi udara ( pencemar udara ) dalam skala besar seperti
: NO2, SO2, CO , H2S1, NH3, Ox, Pb, Debu total dan lain lain.
Yang dimaksud dengan baku mutu udara ambien adalah batas kadar
maximum yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat di
udara namun tidak menimbulkan gangguan terhadap mahluk hidup, tumbuh-
tumbuhan atau benda-benda lainnya.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memantau lingkungan ( road side air
quality ) dalam hal ini kualitas udara di 12 titik lokasi dengan memantau
kadar/kandungan zat-zat pencemar udara . Kegiatan pemantauan dan
pengukuran kualitas udara pada semester I( pertama ) belum bisa
terlaksanakan dan rencananya akan di target pada semester II ( kedua ). Untuk
di ketahui target pemantauan dan pengukuran kualitas udara di tahun 2015 ini
adalah 12 titik lokasi .Sampai dengan semester II ( kedua ) ini pemantauan dan
pengukuran kualitas udara ambien sudah mencapai 100 %.Adapun 12 ( dua
belas ) titik lokasi udara dimaksud meliputi :
I. Pertigaan terminal sangket
II. Pertigaan patung tugu Singa Ambara Raja
III. Pertigaan Jln . Gajah Mada ( setra buleleng )
IV. Perempatan Jln. Samaratulangi ( penarukan )
V. Perempatan Jln. Ahmad Yani – Jln . Diponegoro
VI. Depan terminal Banyuasri
VII. Perempatan jalan masuk Segara Penimbangan
VIII. Depan PLTGU Pemaron
IX. Pertigaan traffic light lovina
X. Perempatan Pasar Seririt
XI. Pertigaan Celukan Bawang
XII. Perempatan Desa Bubunan
Parameter kimia yang diuji meliputi :
1. Nitrogen dioksida
2. Surfur dioksida
3. Karbon monoksida
4. Hydro sulfur
5. Amonia
6. Ozon
7. Timbal
8. Debu total
Parameter – parameter tersebut berupa gas beracun ( toxic ) yang dapat
menyebabkan iritasi terhadap kulit, mata, dan bisa merusak saluran
pernapasan bila terhirup / terpapar dalam keadaan konsentrasi tertentu.
Hasil pemantauan dan pengujian kualitas udara ambien yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara keseluruhan hasil pengujian kualitas udara ambien pada 12
lokasi sampling bila dibandingkan dengan baku mutu udara ambien
sesuai dengan Pergub. Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang baku mutu
lingkungan hidup dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
menunjukkan bahwa semua paramater yang di uji masih dibawah
baku mutu yang di perkenankan dalam artian baik. Parameter tersebut
adalah : Nitogen dioksida, sulfur dioksida, carbon monoksida, Hydro
sulfur, amoniak, Osidan, timbal dan debu total.
2. Hasil pemantauan ini telah menunjukkan kondisi / kualitas
lingkungan kimia dan fisika udara pada umumnya di 12 titik lokasi
3.3 Identifikasi dan Verifikasi Pengaduan Masyarakat Terhadap Dugaan
Adanya Pencemaran dan / atau Perusakan Lingkungan
Sesuai dengan amanah dari UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada BAB II : ASAS,
TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Bagian KetigaRuang LingkupPasal 4 yaitu
Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidupmeliputi:
a. perencanaan;
b. pemanfaatan;
c. pengendalian;
d. pemeliharaan;
e. pengawasan; dan
f. penegakan hukum.
Dan juga pada BAB X : HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGANBagian KesatuHak
Pasal 65 ayat (5) berbunyi : “ Setiap orang berhak melakukan
pengaduanakibat dugaan pencemaran dan/atauperusakan lingkungan
hidup ” .
Maka kegiatan pada bidang penyuluhan dan penegakan hukum dimana
salah satu keluarannya ( output ) adalah identifikasi dan verifikasi kasus-kasus
lingkungan. Sampai dengan semester II ( kedua )tahun 2015 , Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng menerima 18( delapan belas )
pengaduan masyarakat terkait dugaan pencemaraan dan/atau perusakan
lingkungan hidup dan semuanya sudah di tindak lanjuti, dimana pada semester
I ( pertama ) terdapat 11 ( sebelas ) aduan dan di semester II ( kedua ) terpadat
7 ( tujuh ) aduan, totalnya 18 aduan. Jadi Tindak lanjut pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup di
tahun 2015 sudah mencapai 18 kasus lingkungan dari target 17 kasus atau
sudah mencapai 106 % Adapun pengaduan tersebut antara lain :
1. Pengaduan masyarakat terhadap bau ternak babi atas nama ketut
kacong di desa bengkala
2. Pengaduan masyarakat terhadap bau ternak babi dan ayam atas nama
wayan gina di desa bengkala
3. Pengaduan masyarakat terhadap bau ternak babi yang ada di sekitar
desa sambangan
4. Pengaduan masyarakat terhadap bau limbah hotel kinaara di desa
pemuteran
5. Pengaduan masyarakat terhadap adanya aktifitas pengerukan tanah
yang dilakukan oleh salah satu warga di desa anturan
6. Pengaduan masyarakat terhadap adanya aktifitas pengumpul batu
lompeh di Pantai Penaneman Desa Tejakula
7. Pengaduan masyarakat terhadap adanya aktifitas Penyemprotan
Mangga yang mengganggu masyarakat sekitar di desa kalibukbuk
8. Pengaduan masyarakat terhadap Perkiraan Pengerusakan LH
(Pembangunan di sempadan sungai) di desa seririt
9. Pengaduan masyarakat terhadap adanya pencemaran bau limbah
rumah tangga di desa temukus
10. Pengaduan masyarakat terhadap perkiraan Reklamasi di Teluk
Benoa di desa pemuteran
11. Pengaduan masyarakat terhadap Perkiraan Sumber Pencemaran
Bau Ternak Ayam di desa munduk
12. Pengaduan masyarakat terhadap adanya perkiraan pembuangan
limbah wine kesungai di desa kalibukbuk
13. Pengaduan masyarakat terhadap adanya pembukaan lahan di
dusun dasong, desa pancasari, kec. Sukasada sebagai agribisnis
14. Pengaduan masyarakat terhadap adanya kegiatan penggalian lahan
di kawasan lindung yang rentan menimbulkan longsor di desa
munduk , kec. Banjar
15. Pengaduan masyarakat terhadap adanya dugaan kegiatan
penggalian pada 8 dusun di desa banyupoh dan di dusun gondol
desa banyabangan ( sesuai dengan artikel koran bali post tanggal
21 september 2015 )
16. Pengaduan masyarakat yaitu seorang wisatawan yang
mengeluhkan bau dari air sungai di area patung lovina di desa
kalibukbuk
17. Pengaduan masyarakat terkait dampak dari beroperasinya
perusahaan garmen Cakra Batik yang bergerak di bidang
pewarnaan design kain batik di desa kubutambahan, kec.
Kubutambahan
18. Pengaduan masyarakat terhadap bau ternak babi di kelurahan
sukasada , kec. sukasada
Berdasarkan pengaduan yang masuk dilakukan verifikasi dan klasifikasi
jenis pengaduan. Jenis klasifikasi dari pengaduan diatas termasuk klasifikasi
administrasi.
Pada kasus pengaduan masyarakat adanya bau ternak babi di desa
bengkala dengan kapasitas 10 ekor dan 20 ekor, hasil dari verifikasi ditemukan
bahwa usaha ternak babi tersebut belum memiliki perizinan dari instansi
tertakit. Untuk itu saran dan tindaklanjutnya adalah agar segera mengurus ijin
usahanya, segera membuat septitank tambahan untuk pengolahan limbah dan
melakukan pembersihan kandang secara berkala supaya bau kotoran tidak
menyengat, menambahkan Em-4 pada makanan ternak, menyarankan agar
berkoordinasi dengan dinas pertanian dan peternakan dalam pengeloloan usaha
ternak babi.
Pada kasus pengaduan masyarakat adanya bau ternak ayam di desa
bengkala dan desa munduk dengan kapasitas 12.000 ekor dan 8.000 ekor, hasil
dari verifikasi dilapangan ditemukan bahwa usaha tersebut belum memiliki ijin
usaha dari instansi terkait .Saran dan tindaklanjutnya adalah usaha tersebut
wajib memiliki ijin usaha serta melakukan koordinasi dengan dinas pertanian
dan peternakan.
Pada kasus pengaduan masyarakat adanya bau air limbah hotel kinaaran,
hasil dari verifikasi di lapangan terbukti bahwa keran pembuangan air limbah
hotel di salurkan ke got jalan raya. Saran dan tindaklanjutnya adalah dengan
menutup keran pembuangan air limbah hotel yang disalurkan ke got supaya
tidak mengganggu lingkungan sekitar dana juga pihak hotel dalam pengelolaan
limbahnya di tambah dengan obat Em 4 dengan takaran tertentu.
Pada kasus pengaduan masyarakat tentang adanya aktifitas pengerukan
tanah yang dilakukan oleh ketut loka. Dari hasil verifikasi dilapangan
ditemukan bahwa menang benar terjadi aktifitas pengerukan di desa anturan
yang dilakukan oleh ketut loka. Saran dan tindaklanjutnya adalah
mengarahkan agar permasalahan tersebut segera di fasilitasi oleh aparat desa
untk menghindari kejadian –kejadian yang tidak di inginkan dan sebaiknya
aktifitas pengerukan tanah dihentikan untuk menghindari bahaya erosi pada
saat musim hujan yang bisa membahayakan area perumahan disebelahnya.
Pada kasus pengaduan masyarakat tentang adanya aktifitas
pengumpulan batu lompeh di pantai penaneman desa tejakula, hasil verifikasi
dilapangan memang benar terjadi aktifitas tersebut. Saran dan tindaklanjutnya
adalah agar aparat desa maupun kecamatan secara proaktif melakukan
pengawasan sekaligus pembinaan kepada masyarakat untuk menghentikan
aktifitas pengambilan dan penjualan batu lompeh guna menghindari terjadinya
abrasi pantai dan sesuai dengan UU Nomor 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan LH pasal 67 berbunyi : “ setiap orang
berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Pada kasus pengaduan masyarakat tentang adanya penyemprotan
manggadi desa kalibukbuk, hasil verifikasi dilapangan bahwa memang benar
telah terjadi aktifitas penyemprotan mangga, hal ini di rasakan dari bau yang
ditimbulkan . Saran dan tindaklajutnya adalah menyarankan agar
penyemprotan dilakukan secara berkala dan pihak pengelola berkoordinasi
dengan pihak dinas kehutanan dan perkebunan.
Pada kasus perkiraan perusakan lingkungan hidup berupa pembangunan
di sempadan sungai di desa seririt, hasil verifikasi di lapangan memang benar
adanya aktifitas tersebut dan saran tindaklanjutnya adalah agar aparat desa
dan kecamatan secara proaktif melakukan pengawasan dan pembinaan kepada
pihak pengelola untuk tidak melakukan pelanggaran sempadan sungai ( sesuai
dengan ketentuan RT/RW ) .
Pada kasus pengaduan masyarakat terhadap adanya pencemaran bau
limbah rumah tangga di desa temukus, hasil verifikasi dilapangan memang
benar pembuangan air limbah rumah tangganya dibuang ke got. Saran dan
tindaklanjutnya adalah agar segera mengurus ijin IMB, saluran got agar di
bersihkan supaya air limbah RT tidak tersumbat dan mengakibatkan jalanan
tergenang air.
Pada kasus perkiraan reklamasi di desa pemuteran , dari hail verifikasi
dilapangan diperoleh informasi bawah rencana usaha dan/atau kegiatan yang
dilaksanakan di jalan trisakti, bendungan banyuwedang desa pejarakan belum
memiliki ijin lokasi dan ijin lingkungan. Saran dan tindaklanjutnya adalah
pihak penanggungjawab usaha wajib mengurus ijin lokasi dan ijin lingkungan
terhadap rencana usaha yang akan dilaksanakan, puluhan mangrove yang mati
di sekitar lokasi kegiatan di luar lingkup kriteria baku kerusakan LH/ kriteria
baku kerusakan mangrove yang diatur dalam UU nomor 32 Tahun 2009.
Pada kasus pengaduan masyarakat terkait pencemaran bau ternak ayam
di desa munduk , hasil verifikasi di lapangan dengan langsung mendatangi
peternak ayam dan menyarankan agar segera mengurus rekomendasi perizinan
terkait usahanya dan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk di carikan
solusi limbah tersebut supaya tidak berbau.
Pada kasus pengaduan masyarakat tentang adanya aktifitas pembuangan
air limbah wine ke sungai di desa kalibukbuk, hasil verifikasi dilapangan dengan
langsung mendatangi pihak perusahaan dan menyarankan agar segera
mengurus perizinan usaha terkait pengelolaan limbah.
Pada kasus pengaduan masyarakat terkait pembukaan lahan di dusun
dasong, desa pancasari, tim segera bergerak kelokasi dan memang benar ada
aktifitas pembukaan lahan pada kemiringan 45 derajat yang rentan akan
bahaya lonsong dan hasil verifikasi menyarankan agar pihak pengembang
berkoordinasi dengan instansi terkait perizinan.
Pada kasus pengaduan masyarakat terhadap adanya kegiatan penggalian
lahan di kawasan lindung yang rentan terhadap longsor di desa munduk,
setelah mempelajari laporan tim segera bergerak ke lokasi dan hasil verifikasi
menyarankan agar pihak terkait menghentikan kegiatan usahanya mengingat
daerah tersebut rawan bahaya longsor dan segera untuk mengurus ijin sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Pada kasus yang di peroleh dari informasi artikel bali post tertanggal 21
september 2015, setelah mempelajari informasi tim segera bergerak ke lokasi
dan memang benar adanya bekas aktifitas penggalian batu karang, dan tim
bergerak ke kantor kecamatan yang mewilayahi daerah tersebut dan langsung
berkordinasi.
Pada kasus pengaduan salah seorang wisatawan yang mengeluhkan bau
yang di timbulkan oleh air sungai yang berada di area patung lovina, hasil
verifikasi di lapangan tim menyarankan agar masyarakat lokal agar peduli
terhadap lingkungan untuk menjaga kebersihan mengingat daerah lovina
daerah pariwisata, menyarankan agar pengusaha hotel dan restoran di
sepanjang area membuat IPAL komunal dan lanjut mengurus ijin terkait
pengelolaan limbah cair.
Pada kasus pengaduan masyarakat terkait akan dampak beroperasinya
perusahaan garmen cakra batik di desa kubutambahan, hasil berifikasi di
lapangan tim menyarankan agar pihak perusahaan sebelum beroperasi terlebih
dahulu mengurus ijin terkait pengelolaan limbah cair .
Pada kasus pengaduan masyarakat terkait bau ternak babi di kelurahan
sukasada, tim bergerak kelokasi dan hasil verifikasi di lapangan menyarankan
agar pihak peternak membuatkan sefty tank untuk pengelolaan limbah
ternaknya dan berkoordinasi dengan instasi terkait perijinan usaha.
Secara umum dari 18 ( delapan ) pengaduan yang masuk seluruhnya
sudah ditindaklanjuti oleh bidang penyuluhan dan penegakan hukum.
1. KETERKAITAN DENGAN RPJMD KABUPATEN BULELENG
A. RPJMD Kabupaten Buleleng
No
Bidang Usaha Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Kondisi Kinerja Awal
Tahun Perencanaa
n
Capaian Kinerja Program
Kondisi Kinerja pada akhir
periode RPJMD
2013
2014
2015
2016
2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
Program Perlindungan
dan Konservsi SDA
Meningkatnya
penanganan pengaduan masyarakat
14 kasus
15 kasus
16 kasus
17 kasus
18 kasus
19 kasus
19 kasus
B. Realisasi RPJMD
No
Bidang Usaha
Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Target RPJMD
Tahun 2015
Realisasi RPJMD
Tahun 2015
Prosentase ( % )
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Penegakan Hukum Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
Meningkatnya penanganan pengaduan masyarakat
17 kasus
18 kasus
106 %
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
a. Pembangunan Kabupaten Buleleng pada kurun waktu 2012-2017
ditujukan untuk mewujudkan “BULELENG SMILE”, yaitu
Masyarakat Buleleng yang sejahtera, Mandiri, Terintegrasi dan
Lestari. Upaya mewujudkan visi tersebut dilakukan melalui
implementasi12 Prioritas Agenda Strategis (12 PAS), yaitu (1)
Penataan Birokrasi dan Kemandirian Aparatur Pemerintah, (2)
Penanggulangan Kemiskinan, (3) Peningkatan Aksesibilitas dan
Kualitas Pendidikan, (4) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas
Kesehatan , (5) Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja dan Perluasan
Lapangan Kerja, (6) Pembangunan Ekonomi, (7) Pembangunan
Infrastruktur, (8) Perbaikan Iklim Investasi, (9) Penegakan Hukum,
Ketentraman dan Ketertiban, (10) Pengembangan dan Pelestarian
Kebudayaan, (11) Peningkatan Kualitas Penanganan Bencana, dan
(12) Peningkatan Kualitas dan Pelestarian Fungsi Lingkungan.
b. Sebagai amanah dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal ( SPM )
Bidang Lingkungan Hidup ada 4 (empat) pelayanan dasar yang di
tetapkan, namun di tahun 2005 Pemerintah Daerah melalui Badan
Lingkungan Hidup belum bisa merealisasikan ke semua 4 ( empat
) pelayanan dasar tersebut.Yang baru bisa di capai dari ke empat
target pelayanan bidang lingkungan hidup tersebut adalah (1)
Pemantauan dan Pengukuran Kualitas Air , (2) Pemantauan dan
Pengukuran Kualitas Udara Ambien, 3)Pelayanan tindak lanjut
pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan perusakan dan
/atau pencemaran lingkungan hidup.
c. Realisasi dari pelaksanaan SPM bidang Lingkungan Hidup
Pemerintah Kabupaten Buleleng pada tahun 2015 sampai dengan
semester II ( kedua ) yang merupakan akumulasi realisasi di
semester I ( pertama ) dan realisasi di semester II ( kedua ) adalah
(1). 100 % untuk pemantauan dan pengukuran kualitas air, (2).100
% untuk pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien dan
(3).106 % untuk tindak lanjut penangangan pengaduan
masyarakat akibat atas dugaan perusakan dan/ atau pencemaran
lingkungan hidup , karena realisasi sudah melebihi dari target yang
ditetapkan.
A. SARAN
Agar keempat jenis pelayanan dan indikator yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan batas waktu pencapaiannya,
maka Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup juga
menuntut adanya perbaikan terus menerus dan berkesinambungan mutu
pelayanan yang diberikan, sesuai dengan target-target kinerja yang telah
ditetapkan hingga akhir tahun.
Untuk efektifitas pelaksanaan SPM bidang Lingkungan Hidup Pemerintah
diharapkan memberikan perhatian yang lebih untuk pencapaian target SPM.
Perhatian tersebut bisa berupa pengalokasian anggaran kegiatan yang terkait
dengan pelaksanaan SPM dan juga adanya kerjasama dan koordinasi dengan
stakeholder yang terlibat.
LAPORAN TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL ( SPM )
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BULELENG
SAMPAI DENGAN SEMESTER II ( KEDUA )
1. Pemantauan dan Pengukuran Kualitas air
A. Gambaran Umum
Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, bahwa pengendalian pencemaran air didefinisikan
sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta
pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air aga sesuai
dengan ketentuan baku mutu.
Dari definisi diatas, salah satu upaya pengendalian pencemaran air
adalah upaya pencegahan . Pencegahan pencemaran air dapat di
lakukan dengan cara membatasi jumlah air limbah yang dibuang dari
sumber pencemaran. Secara administratif , pembatasan air limbah
yang dibuang dilakukan dengan cara menetapkan baku mutu air
limbah dari masing-masing jenis sumber pencemaran. Setelah baku
mutu air limbah ditetapkan pencegahan dilakukan melalui kegiatan
pengawasan untuk melihat tingkat penaatan penanggung jawab
usaha kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pengendalian pencemaran air . ( Peraturan
Gubernur Provinsi Bali No.8 Tahun 2007 , Tentang : Baku Mutu
Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan
Hidup )
B. Pengertian
1. Pencegahan adalah suatu tindakan secara manajemen /
administratif dan secara teknik yang dilakukan oleh
penanggungjawab usaha/kegiatan dalam rangka mencegah
terjadinya pencemaran.
2. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
3. Pencegahan pencemaran air adalah tindakan secara
manajemen/administratif dan secara teknik yang dilakukan oleh
penanggungjawab usaha/kegiatan dalam rangka mencegah
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan
atau komponen lainnya ke dalam air oleh kegiatan manusia.
4. Usaha/kegiatan adalah setiap jenis usaha / kegiatan yang
berpotensi menghasilkan air limbah yang dapat mencemari air.
C. Hasil Pemantauan dan Pengukuran Kualitas air sampai dengan
semester II ( kedua ) Tahun 2015 :
a. Pengukuran kualitas air danau
Tebel : Hasil Uji Kualitas Air Danau Tahun 2015
Pada Periode I
No Parameter Satua
n
Lokasi Sampling
Kadar
Max
KLS I
Per.Gu
b Bali
No. 8
Th.
2007
Buyan I
Buyan II
Buyan
III
Tambli
ngan I
Tambli
ngan II
Tambli
ngan III
Koordinat LS 08.14,66; 08.14,87; 08.14,
94;
08.15,70; 08.15,60; 08.15,76;
BT 115.08,16 115.07,90 115.07,
59
115.05,
53
115.05,
61
115.05,
61
Waktu 18-5-2015 18-5-2015 18-5-
2015
20-5-
2015
20-5-
2015
20-5-
2015
FISIKA
1 TDS Mg/L 130,7 143 186,3 81,5 77,8 76,8 1000
2 TSS Mg/L 5 9 7 5 6 9 50
KIMIA
1 Ph 7,10 6,79 7,63 8,19 8,25 8,35 6-9
2 DHL U Mos/CM
204 222 294 127,3 121,6 119,7 -
3 BOD Mg/L 3,38 1,52 3,02 1,85 0,75 1,38 2
4 COD Mg/L 11 4 9 6 3 4 10
5 DO Mg/L 6,65 3,32 5,09 5,93 5,4 6,1 6
6 Phosfat Mg/L 0,06 0,41 0,62 0,32 0,16 0,26 0,2
7 Nitrat/NO3 Mg/L 0,92 0,73 0,81 0,87 0,59 0,84 10
8 Nitrit Mg/L 0,0164 0,0152 0,0172 0,0211 0,0136 0,0217 0,06
9 Minyak
lemak
Mg/L <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 1
10 Detergen Mg/L 0,012 0,011 0,010 <0,01 0,011 0,011 0,02
11 Mangan Mg/L 0,005 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,1
12 Tembaga Mg/L 0,0042 0.0019 0,0022 0,0021 0,0014 0,0028 0,02
13 Sulfat Mg/L 14,2 16,4 15,6 7,62 7,40 7,40 400
14 Besi ( Fe ) Mg/L 0,1115 0,1110 0,1017 0,1116 0,1108 0,1102 0,3
15 Seng Mg/L 0.0008 0,0006 0,0006 0,0006 0,0003 0,0006 0,05
MIKROBIO
LOGI
1 Coli tinja Jml/1
00 ml
70 40 40 30 30 30 100
2 Total
Koliform
Jml/1
00 ml
210 90 70 90 70 70 1000
Tebel : Hasil Uji Kualitas Air Danau Tahun 2015
Pada Periode II
No Parameter Satua
n
Lokasi Sampling
Kadar
Max
KLS I
Per.Gu
b Bali
No. 8
Th.
2007
Buyan I
Buyan
II
Buyan
III
Tambli
ngan I
Tambli
ngan II
Tambli
ngan III
Koordinat LS 08.14,66; 08.14,87; 08.14,94; 08.15,70; 08.15,60; 08.15,76;
BT 115.08,16 115.07,
90
115.07,
59
115.05,
53
115.05,
61
115.05,
61
Waktu 22-9-2015 22-9-
2015
22-9-
2015
22-9-
2015
22-9-
2015
22-9-
2015
FISIKA
1 TDS Mg/L 213 162,3 155,6 92,1 89,3 90,7 1000
2 TSS Mg/L 11 3 7 5 9 5 50
KIMIA
1 Ph 7,79 6,76 7,64 7,90 8,27 8,47 6-9
2 DHL U Mos/CM
334 252 244 144,9 139,3 142 -
3 BOD Mg/L 3,06 1,89 3,47 2,05 1,67 2,04 2
4 COD Mg/L 10 5 9 6 4 5 10
5 DO Mg/L 5,67 5,88 4,86 6,39 6,41 6,38 6
6 Phosfat Mg/L 0,69 0,47 0,67 0,29 0,12 0,21 0,2
7 Nitrat/NO3 Mg/L 0,97 0,70 0,83 0,89 0,52 0,86 10
8 Nitrit Mg/L 0,00184 0,00146 0,0176 0,0213 0,0131 0,0211 0,06
9 Minyak
lemak
Mg/L <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 1
10 Detergen Mg/L 0,011 0,011 0,009 <0,01 0,010 0,010 0,02
11 Mangan Mg/L 0,006 0,003 0,004 0,002 0,001 0,002 0,1
12 Tembaga Mg/L 0,0043 0,0017 0,0022 0,0022 0,0019 0,0029 0,02
13 Sulfat Mg/L 18,8 16,9 16,2 7,84 7,62 7,68 400
14 Besi ( Fe ) Mg/L 0,1117 0,1112 0,1016 0,1118 0,1107 0,1104 0,3
15 Seng Mg/L 0,0008 0,0005 0,0007 0,0006 0,0004 0,0006 0,05
MIKROBIO
LOGI
1 Coli tinja Jml/1
00 ml
90 70 40 40 40 70 100
2 Total
Koliform
Jml/1
00 ml
230 110 200 110 90 200 1000
Tebel : Rekapitulasi Parameter Kualitas Air Danau Yang Melapaui
Baku Mutu
No Parameter Baku Mutu Periode
Pengambilan
Lokasi Sampling
1 BOD 2 Mg/L I dan II Danau buyan dan danau tamblingan
2 COD 10 Mg/L I dan II Danau buyan dan danau tamblingan
3 DO 6 Mg/L I dan II Danau buyan
4 Total fosfat sbg P 0,2 Mg/L I dan II Danau buyan dan danau tamblingan
b. Pengukuran kualitas air sungai
Tebel : Hasil Uji Kualitas Air Sungai Tahun 2015
Pada Periode I
No Parameter Satuan
Lokasi Sampling
Kadar
Max
KLS I
Per.Gu
b Bali
No. 8
Th.
2007
T Bll
Tengah
T Bll
Hilir
T Saba
Tengah
T Saba
Hilir
T B
Mala
Tengah
T B
Mala
Hilir
Koordinat LS 08.08,2; 08.06,3; 08.11,29; 08.08.02; 08.09,9; 08.09,9;
BT 115.06,5 115.05,4 114.68,3 114.55,7 115.04,06 115.04,6
Waktu
FISIKA
1 TDS Mg/L 101,5 422 187,9 223 181,3 196,3 1000
2 TSS Mg/L 13 19 103 23 3 7 50
KIMIA
1 Ph 5,33 7,66 8,19 8,37 8,60 7,47 6-9
2 DHL U Mos/CM
158 663 249 349 283 312 -
3 BOD Mg/L 1,77 4,74 2,35 3,23 2,08 3,01 2
4 COD Mg/L 4 12 6 11 6 9 10
5 DO Mg/L 5,01 4,9 5,85 5,750 6,86 5,75 6
6 Phosfat Mg/L 0,009 0,93 0,14 0,33 0,11 0,93 0,2
7 Nitrat/NO3 Mg/L 0,47 6,92 0,49 2,72 0,28 2,37 10
8 Nitrit Mg/L 0,012 0,126 0,022 0,116 0,013 0,107 0,06
9 Minyak
lemak
Mg/L <0,1 1,5 0,1 1,0 0,1 1,0 1
10 Detergen Mg/L 0,02 0,17 0,07 0,186 0,05 0,21 0,02
11 Mangan Mg/L 0,0063 0,0072 0,0023 0,0083 0,0671 0,0035 0,1
12 Tembaga Mg/L 0,02
13 Sulfat Mg/L 11,4 49,1 8,6 24,8 9,4 10,5 400
14 Besi ( Fe ) Mg/L 0,1223 0,1362 0,4219 0,5951 0,001 0,0892 0,3
MIKROBIO
LOGI
1 Coli tinja Jml/100
ml
30 1500 70 1500 90 930 100
2 Total
Koliform
Jml/100
ml
150 11000 930 2800 280 2100 1000
Tebel : Hasil Uji Kualitas Air Sungai Tahun 2015
Pada Periode II
No Paramete
r Satuan
Lokasi Sampling
Kadar
Max
KLS I
Per.Gu
b Bali
No. 8
Th.
2007
T Bll
Tengah
T Bll
Hilir
T Saba
Tengah
T Saba
Hilir
T B
Mala
Tengah
T B
Mala
Hilir
Koordinat LS 08.08,2; 08,06,3; 08.11,29; 08.08,02; 08.09,9; 08.09,9;
BT 115.06,5 115.06,4 114.68,3 114.55,7 115.04,06 115.04,6
Waktu
FISIKA
1 TDS Mg/L 136,8 328 181,1 408 129,1 188,5 1000
2 TSS Mg/L 3 14 17 19 5 3 50
KIMIA
1 Ph 8,53 7,88 8,46 8,07 8,43 7,56 6-9
2 DHL U Mos/CM
233 528 282 635 203 296 -
3 BOD Mg/L 1,92 6,83 2,11 4,92 3,12 4,86 2
4 COD Mg/L 5 16 5 12 8 12 10
5 DO Mg/L 6,71 2,19 7,31 4,09 7,16 5,46 6
6 Phosfat Mg/L 0,11 0,98 0,11 0,38 0,12 0,92 0,2
7 Nitrat/NO
3
Mg/L 0,51 7,12 0,42 2,77 0,31 2,40 10
8 Nitrit Mg/L 0,013 0,132 0,029 0,119 0,011 0,115 0,06
9 Minyak
lemak
Mg/L <0,1 1,5 0,1 1,0 0,1 1,0 1
10 Detergen Mg/L 0,031 0,22 0,06 0,193 0,062 0,24 0,02
11 Mangan Mg/L 0,0064 0,0074 0,0024 0,0085 0,0669 0,0035 0,1
12 Tembaga Mg/L 0,02
13 Sulfat Mg/L 12,4 46,8 9,4 38,8 8,4 9,6 400
14 Besi ( Fe ) Mg/L 0,1225 0,1360 0,4221 0,5956 0,0012 0,0895 0,3
MIKROBI
OLOGI
1 Coli tinja Jml/100
ml
40 2100 90 1100 110 750 100
2 Total
Koliform
Jml/100
ml
200 24000 1100 21000 320 4600 1000
Tabel : Rekapitulasi Parameter Kualitas Air Sungai Yang Melampaui
Baku Mutu
No Parameter Baku Mutu
*)
Periode
Pengambilan
Lokasi Sampel
Periode I
Lokasi Sampel
Periode II
1 DO >6 Mg/L I dan II 1,2,3,4,6 2,4,6
2 BOD 2 Mg/L I dan II 2,3,4,5,6 2,3,4,5,6
3 COD 10 Mg/L I dan II 2,4,6 2,4,6
4 Total fosfat 0,2 Mg/L I dan II 2,4,6 2,4,6
5 NO 2 0,006 Mg/L I dan II 2,4,6 2,4,6
6 Minyak lemak 0,5 Mg/L I dan II 2,4,6 2,4,6
7 Deterjen 0,1 Mg/L I dan II 2,4,6 2,4,6
8 Besi 0,3 Mg/L I dan II 3,4 3,4
9 Sulfat 13,8 Mg/L I dan II 2,4 2,4
10 Fecal Coliform 100/100 ml I dan II 2,4,6 2,4,5,6
11 Total Coliform 1000/100ml I dan II 2,4,6 2,4,5,6
Keterangan : *) Baku mutu air kelas I ( Pergub.Bali Nomor 8 Tahun 2007 ).
**) 1=bagian tengah tukad buleleng, 2=bagian hilir tukad
buleleng, 3=bagian tengah tukad saba, 4=bagian hilir tukad saba,
5=bagian tengah tukad banyumala,6=bagian hilir tukad banyu
mala.
c. Pengukuran kualitas air laut
Tebel : Hasil Uji Kualitas Air Laut Tahun 2015
Pada Periode I
No Parameter Satua
n
Lokasi Sampling
Kadar
Max KLS
I
Per.Gub
Bali No.
8 Th.
2007
P.Lovina
P.
Pemuter
an
P.
Kmpung
Baru
P.
Tembok
P.Celuka
n
Bawang
Koordinat LS 08.14,66; 08.14,87; 08.14,94; 08.15,70; 08.15,60;
BT 115.08,16 115.07,90 115.07,59 115.05,53 115.05,61
Waktu 7-5-2015 7-5-2015 4-5-2015 4-5-2015 7-5-2015
FISIKA
1 TSS Mg/L 7 5 39 6 5 20
KIMIA
1 Ph 8,09 7,97 7,30 8,04 8,0 7-8,5
2 Warna PtCO 10 10 20 10 10 30
3 BOD Mg/L 2,02 2,04 21,4 2,16 2,17 10
4 DO Mg/L 5,48 5,44 5,39 5,76 5,62 5
5 Amoniak Mg/L <0,05 <0,05 0,420 <0,05 <0,05 -
7 Phenol Mg/L <0,001 <0,001 0,004 <0,001 <0,001 -
8 Phosfat Mg/L 0,019 0,013 0,134 0,031 0,026 0,015
9 Nitrit/NO3 Mg/L <0,05 <0,05 0,17 <0,05 <0,05 0,008
10 Minyak
lemak
Mg/L <0,1 <0,1 2,5 0,1 <0,1 1
11 Detergen Mg/L <0,01 <0,01 0,176 0,010 0,010 0,001
12 Tembaga Mg/L 0,0157 0,0199 0,0329 0,0058 0,0231 0,050
13 Besi ( Fe ) Mg/L 0,3629 0,3676 0,3370 0,3081 0,3658 -
MIKROBIO
LOGI
1 Coli tinja Jml/10
0 ml
30 3 450 30 40 200
2 Total
Koliform
Jml/10
0 ml
110 70 1100 210 150 1000
Tebel : Hasil Uji Kualitas Air Laut Tahun 2015
Pada Periode II
No Parameter Satua
n
Lokasi Sampling
Kadar
Max KLS
I
Per.Gub
Bali No.
8 Th.
2007
P.Lovina
P.
Pemuter
an
P.
Kmpung
Baru
P.
Tembok
P.Celuka
n
Bawang
Koordinat LS 08.14,66; 08.14,87; 08.14,94; 08.15,70; 08.15,60;
BT 115.08,16 115.07,90 115.07,59 115.05,53 115.05,61
Waktu 11-9-2015 11-9-2015 9-9-2015 9-9-2015 11-9-2015
FISIKA
1 TSS Mg/L 15 9 28 11 6 20
KIMIA
1 Ph 8,12 7,79 7,88 7,88 8,07 7-8,5
2 Warna PtCO 10 10 20 10 10 30
3 BOD Mg/L 2,27 2,11 19,82 2,27 2,11 10
4 DO Mg/L 6,37 6,19 2,87 2,87 7,47 5
5 Amoniak Mg/L <0,05 <0,05 <0,406 <0,05 <0,05 -
7 Phenol Mg/L <0,001 <0,001 0,004 <0,001 <0,001 -
8 Phosfat Mg/L 0,022 0,014 0,138 0,003 0,021 0,015
9 Nitrit/NO3 Mg/L <0,05 <0,05 0,13 <0,05 <0,05 0,008
10 Minyak
lemak
Mg/L <0,1 <0,1 2,0 <0,1 <0,1 1
11 Detergen Mg/L <0,01 <0,01 0,169 0,010 0,011 0,001
12 Tembaga Mg/L 0,0157 0,0198 0,0326 0,0058 0,0230 0,050
13 Besi ( Fe ) Mg/L 0,3627 0,3677 0,3378 0,3082 0,0659 -
MIKROBIO
LOGI
1 Coli tinja Jml/10
0 ml
40 3 430 40 30 200
2 Total
Koliform
Jml/10
0 ml
150 90 930 200 200 1000
Tabel : Rekapitulasi Parameter Kualitas Air Laut Yang Melampaui
Baku Mutu
No Parameter Baku Mutu Periode
Pengambilan
Lokasi Sampling
1 Amoniak 1.BMAL wisata bahari I dan II 1.Pantai lovina
2.BMAL biota laut I dan II 2.Pantai K. Baru
2 Phenol 1.BMAL wisata bahari I dan II 1.Pantai lovina
2.BMAL biota laut I dan II 2.Pantai K. Baru
3 Total phospat BMAL biota laut I Pantai tembok
4 NO3 sebagai N 1.BMAL wisata bahari I dan II 1.Pantai pemuteran
2.BMAL biota laut I dan II 2.Pantai tembok
5 Deterjen 1.BMAL wisata bahari I dan II 1.P lovina dan P.Pemuteran
2.BMAL biota laut I dan II 2.Pantai kampung baru
6 DO BMAL biota laut II 1.Pantai kampung bari
2.Pantai tembok
d. Pengukuran kualitas air sumur
Tebel : Hasil Uji Kualitas Air Sumur Tahun 2015
Pada Periode I
No Parameter Satua
n
Lokasi Sampling
Kadar
Max KLS
I
Per.Gub
Bali No.
8 Th.
2007
Sumur K
Baru I
Sumur K
Baru II
Sumur K
Anyar
Sumur K
Bugis
Sumur
Kel.
Kaliuntu
Koordinat LS 08.08,2; 08.08,2; 08.08,2; 08.08,2; 08.08,2;
BT 115.06,5 115.06,5 115.06,5 115.06,5 115.05,5
Waktu 22-5-2015 22-5-2015 22-5-2015 22-5-2015 22-5-2015
FISIKA
1 TDS Mg/L 422 261 302 317 791 1000
2 TSS Mg/L 5 2 11 2 3 50
KIMIA
1 BHL µ Mos/cm
657 409 473 487 1238 -
2 BOD Mg/L 2,18 1,51 0,18 1,52 0,99 2
3 DO Mg/L 3,02 6,09 2,27 4,42 2,30 6
4 Nitrat/NO3 Mg/L 2,47 4,11 1,12 2,13 2,21 10
5 Nitrit Mg/L 0,0297 0,0336 0,0119 0,0187 0,0192 0,06
6 Fluorida Mg/L 0,26 0,22 0,12 0,31 0,27 0,5
7 Clorida Mg/L 24,16 16,28 18,78 18,47 48,12 600
8 Mangan Mg/L 0,0083 0,0079 0,0081 0,0106 0,0082 0,1
9 Besi ( FE Mg/L 0,1225 0,1893 0,1821 0,1892 0,1314 0,5
MIKROBIO
LOGI
1 Coli tinja Jml/10
0 ml
40 30 30 3 100 100
2 Total
Koliform
Jml/10
0 ml
210 90 90 70 1000 1000
Tebel : Hasil Uji Kualitas Air Sumur Tahun 2015
Pada Periode II
No Parameter Satua
n
Lokasi Sampling
Kadar
Max KLS
I
Per.Gub
Bali No.
8 Th.
2007
Sumur K
Baru I
Sumur K
Baru II
Sumur K
Anyar
Sumur K
Bugis
Sumur
Kel.
Kaliuntu
Koordinat LS 08.08,2; 08.08,2; 08.08,2; 08.08,2; 08.08,2;
BT 115.06,5 115.06,5 115.06,5 115.06,5 115.06,5
Waktu 2-10-2015 2-10-2015 2-10-2015 2-10-2015 2-10-2015
FISIKA
1 TDS Mg/L 394 257 320 297 828 1000
2 TSS Mg/L 3 2 3 5 5 50
KIMIA
1 BHL µ Mos/cm
610 398 500 446 1286 -
2 BOD Mg/L 2,11 1,82 0,73 1,67 1,12 2
3 DO Mg/L 2,82 4,39 4,55 3,28 3,43 6
4 Nitrat/NO3 Mg/L 3,21 4,19 1,31 2,16 2,36 10
5 Nitrit Mg/L 0,0291 0,0341 0,0121 0,0210 0,0183 0,06
6 Fluorida Mg/L 0,24 0,22 0,13 0,29 0,28 0,5
7 Clorida Mg/L 19,2 16,4 19,14 18,64 48,82 600
8 Mangan Mg/L 0,0081 0,0078 0,0082 0,0104 0,0084 0,1
9 Besi ( FE Mg/L 0,1227 0,1894 0,1820 0,7893 0,1317 0,5
MIKROBIO
LOGI
1 Coli tinja Jml/10
0 ml
30 40 40 30 40 100
2 Total
Koliform
Jml/10
0 ml
150 110 200 90 150 1000
Tabel : Rekapitulasi Parameter Kualitas Air Sumur Yang Melampaui
Baku Mutu
No Parameter Baku Mutu Periode
Pengambilan
Lokasi Sampling
1 DO >6 Mg/L I dan II 1,2,3,4,5
2 BOD 2 Mg/L I dan II 1
D. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
1. Pengendalian Pencemaran Air Sungai
Sungai – sungai di Kabupaten Buleleng sangat rentan terhadap
pencemaran , hal ini terbuktti sebagai besar air sungai sudah tidak
memenuhi kriteria baku mutu air kelas I, faktor penyebabkan antara
lain :
a. Daya tampung, karakteristik sungai di Kabupaten Buleleng yang
merupakan sungai kecil dengan debit air yang kecil menyebabkan
daya tampung beban pencemarannya juga rendah.
b. Kondisi hulu sungai, exploitasi daerah hulu sungai oleh kegiatan
pertanian sawah intensif, pembuangan limbah ternak, perumahan,
aktivitas MCK
c. Limbah cair domistik, belum adanya sistem pembuangan air limbah
yang terpisah dari saluran air hujan dan belum efektifnya IPAL
domistik terpadu.
d. Limbah cair usaha/kegiatan, belum efektifnya pengelolaan limbah
dari kegiatan usaha / kegiatan
e. Sampah, rendahnhya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
sampah rumah tangga
Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengurangi pencemaran air
sungai antara lain :
a. Menggerakkan program kali bersih
b. Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat, guna mengubah
perilaku masyarakat bahwa sungai bukan tempah pembuangan
sampah atau air limbah, misalnya dengan mengadakan sosialisasi
penerapan 3 R dll.
2. Pengendalian Pencemaran Air Limbah Usaha dan /atau Kegiatan
Dalam upaya pengendalian pencemaran air limbah dari
usaha/kegiatan, usaha-usaha yng perlu dilakukan adalah :
a. Membuat sistem perancangan pengolahan air limbah yang benar-
benar memenuhi baku mutu yang ditetapkan
b. Melakukan pengecekan kualitas air limbah secara rutin minimal satu
bulan sekali ke laboratorium rujukan/ terakreditasi
c. Setiap usaha / kegaiatan seharusnya menempatkan sumber daya
manusia (SDM) / staf ahli dalam kegiatan pengelolaan limbah
usaha/kegiatan.
2. Pemantauan dan Pengukuran Kualitas Udara Ambien
Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambien dengan target sasaran di 12 (
duabelas) titik lokasi,adapun 12 ( dua belas ) titik lokasi udara dimaksud
meliputi :
I. Pertigaan terminal sangket
II. Pertigaan patung tugu Singa Ambara Raja
III. Pertigaan Jln . Gajah Mada ( setra buleleng )
IV. Perempatan Jln. Samaratulangi ( penarukan )
V. Perempatan Jln. Ahmad Yani – Jln . Diponegoro
VI. Depan terminal Banyuasri
VII. Perempatan jalan masuk Segara Penimbangan
VIII. Depan PLTGU Pemaron
IX. Pertigaan traffic light lovina
X. Perempatan Pasar Seririt
XI. Pertigaan Celukan Bawang
XII. Perempatan Desa Bubunan
No
Parameter
Satua
n
Metedo Analisa
Hasil Pegujian
Baku
Mutu *)
I
II
1 Nitrogen dioksida µg/m³ Saltzman 16,000 12,000 400
2 Sulfur dioksida µg/m³ Pararosanilin 18,667 22,222 900
3 Carbon monoksida(CO) µg/m³ Lodium Pentoksida 622,220 561,780 30.000
4 Hidrogen sulfida ppm Methylene blue 0,0009 0,0005 0,02
5 Amoniak ppm Nessler-collorimeter 0,0037 0,0027 2,0
6 Ozon ( Ox ) µg/m³ Alkali Potasium lodida 29,333 25,333 235
7 Timbal ( Pb) µg/m³ Ditizon Extraktion 0,027 0,184 2
8 Debu total ( TSP) µg/m³ Gravimetri 34,222 30,444 230
No
Parameter
Satua
n
Metedo Analisa
Hasil Pegujian
Baku
Mutu *)
III
IV
1 Nitrogen dioksida µg/m³ Saltzman 14,667 27,111 400
2 Sulfur dioksida µg/m³ Pararosanilin 21,333 20,000 900
3 Carbon monoksida(CO) µg/m³ Lodium Pentoksida 625,780 668,440 30.000
4 Hidrogen sulfida ppm Methylene blue 0,0002 0,0005 0,02
5 Amoniak ppm Nessler-collorimeter 0,0023 0,0025 2,0
6 Ozon ( Ox ) µg/m³ Alkali Potasium lodida 30,222 31,556 235
7 Timbal ( Pb) µg/m³ Ditizon Extraktion 0,202 0,047 2
8 Debu total ( TSP) µg/m³ Gravimetri 38,444 35,333 230
No
Parameter
Satua
n
Metedo Analisa
Hasil Pegujian
Baku
Mutu *)
V
VI
1 Nitrogen dioksida µg/m³ Saltzman 15,111 29,333 400
2 Sulfur dioksida µg/m³ Pararosanilin 23,556 14,222 900
3 Carbon monoksida(CO) µg/m³ Lodium Pentoksida 455,110 4.792,890 30.000
4 Hidrogen sulfida ppm Methylene blue 0,0006 0,0010 0,02
5 Amoniak ppm Nessler-collorimeter 0,0020 0,0020 2,0
6 Ozon ( Ox ) µg/m³ Alkali Potasium lodida 30,667 51,556 235
7 Timbal ( Pb) µg/m³ Ditizon Extraktion 0,189 0,124 2
8 Debu total ( TSP) µg/m³ Gravimetri 43,111 39,778 230
No
Parameter
Satua
n
Metedo Analisa
Hasil Pegujian
Baku
Mutu *)
VII
VIII
1 Nitrogen dioksida µg/m³ Saltzman 10,222 24,889 400
2 Sulfur dioksida µg/m³ Pararosanilin 25,778 20,889 900
3 Carbon monoksida(CO) µg/m³ Lodium Pentoksida 547,560 760,890 30.000
4 Hidrogen sulfida ppm Methylene blue 0,0002 0,0010 0,02
5 Amoniak ppm Nessler-collorimeter 0,0019 0,0026 2,0
6 Ozon ( Ox ) µg/m³ Alkali Potasium lodida 43,556 25,333 235
7 Timbal ( Pb) µg/m³ Ditizon Extraktion 0,249 0,229 2
8 Debu total ( TSP) µg/m³ Gravimetri - 47,556 230
No
Parameter
Satua
n
Metedo Analisa
Hasil Pegujian
Baku
Mutu *)
IX
X
1 Nitrogen dioksida µg/m³ Saltzman 11,111 29,333 400
2 Sulfur dioksida µg/m³ Pararosanilin 11,556 22,667 900
3 Carbon monoksida(CO) µg/m³ Lodium Pentoksida 782,220 5.781,330 30.000
4 Hidrogen sulfida ppm Methylene blue 0,0005 0,0003 0,02
5 Amoniak ppm Nessler-collorimeter 0,0016 0,0012 2,0
6 Ozon ( Ox ) µg/m³ Alkali Potasium lodida 43,111 36,444 235
7 Timbal ( Pb) µg/m³ Ditizon Extraktion 0,227 0,040 2
8 Debu total ( TSP) µg/m³ Gravimetri - 30,444 230
No
Parameter
Satua
n
Metedo Analisa
Hasil Pegujian
Baku
Mutu *)
XI
XII
1 Nitrogen dioksida µg/m³ Saltzman 23,222 21,333 400
2 Sulfur dioksida µg/m³ Pararosanilin 13,452 15,337 900
3 Carbon monoksida(CO) µg/m³ Lodium Pentoksida 562,470 654,820 30.000
4 Hidrogen sulfida ppm Methylene blue 0,0012 0,0009 0,02
5 Amoniak ppm Nessler-collorimeter 0,0022 0,0025 2,0
6 Ozon ( Ox ) µg/m³ Alkali Potasium lodida 43,556 32,889 235
7 Timbal ( Pb) µg/m³ Ditizon Extraktion 0,018 0,016 2
8 Debu total ( TSP) µg/m³ Gravimetri 41,333 39,422 230
*) Pergub.Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang baku mutu lingkungan hidup dan kriteria
baku kerusakan lingkunga hidup
Penjelasan :
1. Nitrogen dioksida : Pada 12 ( duabelas ) titik lokasi pengambilan
sample pengujian yang berbeda didapat hasil
antara 10,222 – 29,333 µg/M3 dan jika
dibandingkan dengan standar baku mutu
udara ambien maka hasil tersebut masih
berada dibawah standar baku mutu ( 400
µg/m3 )
2. Sulfur dioksida : Hasil yang di dapat berkisar antara 11,556 –
25,778 µg/m3 pada 12 (duabelas) titik lokasi
sampling pengujian yang berbeda, hasil yang
didapat semuanya masih berada dibawah
standar baku mutu udara ambien ( 900
µg/m3)
3. Carbon monoksida : Hasil yang didapat berkisar antara 455,110
– 5.781,330 µg/m3 pada 12 ( duabelas ) titik
lokasi sampling pengujian yang berbeda,
hasil yang diperoleh semuanya masih berada
dibawah standar baku mutu udara ambien (
30.000 µg/m3 )
4. Hydro sulfur : Hasil yang didapat berkisar antara 0,0002 –
0,0012 ppm pada 12 (duabelas ) titik lokasi
sampling pengujian yang berbeda, hasil
yang diperoleh menyatakan bahwa
semuanya dibawah standar baku mutu
udara ambien ( 0,02 ppm )
5. Amoniak : Hasil yang didapat berkisar antara 0,0012 –
0,0037 ppm pada 12 (duabelas) titik lokasi
sampling pengujian yang berbeda, hasl yang
didapat menyatakan bahwa semuanya
masih dibawah standar baku mutu udara
ambien (2 ppm )
6. Osidan : Hasil yang didapat berkisar antara 25,333 –
51,556 µg/m3 pada 12 (duabelas ) titik
lokasi sampling pengujian yang berbeda,
hasil yang di dapat semuanya masih berada
dibawah standar baku mutu udara ambien (
235 µg/m3 )
7. Timbal : Hasil yang didapat berkisar antara 0,016 –
0,249 µg/m3 pada 12 (duabelas) titik lokasi
sampling pengujian yang berbeda, hasil yang
di dapat bahwa semuanya masih berada di
bawah standar baku mutu udara ambien ( 2
µg/m3 )
8. Debu total : Hasil yang di dapat berkisar antara 30,444 –
47,556 µg/m3 pada 10 ( sepuluh ) titik
lokasisampling pengujian yang berbeda,
hasil yang didapat menyatakan bahwa
semuanya masih berada dibawah standar
baku mutu udara ambien ( 230 µg/m3)
3. Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan
Pencemaran Dan / Atau Perusakan Lingkungan Hidup
A. Gambaran Umum
Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor telah
mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi tersebut di
dorong oleh meningkatnya kesadaran untuk mendapatkan haknya
atas lingkungan hidup yang baik dan sehat menyebabkan makin
meningkatnya pengaduan masyarakat akibat dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup. Hal ini terbukti dari
meningkatnya jumlah pengaduan masyarakat yang masuk instansi
pemerintah dalam hal ini Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Buleleng. Salah satu upaya pemerintah kabupaten untuk menyikapi
kondisi tersebut dengan peningkatan efektifitas pengelolaan
pengaduan masyarakat. Untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan
pengaduan masyarakat Kantor Lingkungan Hidup telah membentuk
pos pengaduan lingkungan . Pos pengaduan ini berfungsi sebagai
unit kerja yang mengkoordinir pengelolaan pengaduan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup.Pengadaun masyarakat
tentang kasus pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
meliputi :
- Usaha/kegiatan yang berpotensi menyebabkan
pencemaran/perusakan lingkungan hidup
- Usaha/kegiatan yang telah melakukan pencemaran lingkungan
melalui aktifitas kegiatan usahanya , dalam hal ini ada laporan
dari masyarakat.
B. Pengertian
1. Pengaduan adalah pemberitahuan secara tertulis dan/atau lisan
mengenai dugaan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup kepada instansi terkait dalam hal ini Kantor
Lingkungan Hidup.
2. Pengelolaan pengaduan adalah upaya terpadu untuk menerima,
menelaah, mengklasifikasi dan mengajukan usulan tindak lanjut
hasil verifikasi serta menginformasikan proses dan hasil
pengelolaan kepada pengadu.
3. Mengklasifikasi pengaduan adalah mengelompokkan pengaduan
berdasarkan aspek pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup serta aspek kewenangannya.
4. Verifikasi pengaduan adalah kegiatan untuk memeriksa
kebenaran pengaduan
5. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat energi, dan / atau komponen
lainnya ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu.
Pencemaran lingkungan mencakup pencemaran air, laut, tanah
dan udara.
6. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik
dan/atau hayati yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak
berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
Perusakan lingkungan hidup mencakup perusakan tanah, lahan
dan hutan
C. Jumlah Pengaduan Masyarakat Yang DiterimaSampai Dengan Semester
IIYang Merupakan Akumulasi Dari Semester I dan semester II Tahun
2015
No Tgl
Pengaduan Tgl Verifikasi
Sumber pencemaran &
perusakan Lingkungan
Alamat pencemaran &
perusakan Lingkungan
1
15 Januari 2015
22 Januari 2015
1.Bau ternak babi atas nama
KT.Kacong
Desa Bengkala
2 15 Januari
2015
22 Januari
2015
1. Bau ternak
babi atas nama Wayan
Gina
2. Bau ternak ayam atas
nama Wayan Gina
3. Bau ternak
ayam atas nama Wayan
Gina
Desa Bengkala
(Utara desa Bengkala,
kapasitas kurang lebih 20 ekor.
Desa Bengkala (Utara desa Bengkala,
kapasitas kurang lebih
12.000ekor. Desa Bengkala (Sebelah
Selatan perbatasanDesa
Bengkala, kapasitas kurang lebih
8.000 ekor.
3 20 Januari 2015
26 Januari 2015
Bau ternak babi atas nama Dewa Putu
Satriawan
Gg. Manas Bali, Desa Sambangan
4 29 Januari
2015
30 Januari
2015
Bau air limbah
Hotel Kinaara
Desa
Pemuteran, Kec. Gerokgak
5 24 Pebruari 2015
24 Pebruari 2015
Pengerukan Tanah
dilakukan oleh Ketut Loka
Desa Anturan
6 02 Maret
2015
06 Maret 2015 Pengumpul
batu lompeh di Pantai Penaneman
Desa Tejakula
Desa Tejakula
7 24 Maret
2015
24 Maret 2015 Penyemprotan
Mangga
Desa
Kalibukbuk
8 17 April 2015 17 April 2015 Perkiraan
Pengerusakan LH (Pembangunan
di sempadan sungai)
Desa Seririt
9 15 Mei 2015 18 Mei 2015 Perkiraan Pencemaran bau limbah
rumah tangga
Desa Temukus
10 17 Mei 2015 22 Mei 2015 Perkiraan
Reklamasi di Teluk Benoa
Desa
Pemuteran
11 27 Mei 2015 1 Juni 2015 Perkiraan
Sumber Pencemaran
Bau Ternak Ayam
Desa Munduk
12 1 Juni 2015 8 Juni 2015 Perkiraan
Pembuangan limbah wine ke
sungai
Desa
Kalibukbuk
13 1 September
2015
1 September
2015
Pembukaan
lahan yang berlokasi di dusun dasong,
desa pancasari
Dusun dasong,
ds.pancasari
14 9 September
2015
9 September
2015
Kegiatan
penggalian lahan di kawasan
lindung yang rentan
menimbulkan longsor
Dusun
tamblingan, desa munduk
15 21 September
2015
21 September
2015
Dugaan
kegiatan penggalian pada
8 dusun di desa panyupoh dan dusun gondol
desa penyabangan
Dusun
banyupoh dan dusun gondol
ds. Penyabangan
16 29 September 2015
31 September 2015
Pengaduan wisatawan berkaitan
dengan bau dari air sungai di
area patung lovina
Desa kalibukbuk – lovina
17 12 Oktober
2015
2 Nopember
2015
Pengaduan desa
pakraman kubutambahan terkait dampak
dari beroperasinya perusahaan
garmen cakra batik yang
bergerak di bidang pewarnaan
design kain batik
Banjar dinas
kuta banding desa kubutambahan
18 16 Nopember 2015
24 Nopember 2015
Pengaduan bau ternak babi oleh masyarakat di
kelurahan sksd
Kelurahan sukasada, kec. Sukasada
D. Jumlah Pengaduan Masyarakat Yang Di Tindaklanjuti Sampai Dengan
Semester II Yang Merupakan Akumulasi Dari Semester I dan Semester
II Tahun 2015
No Tgl
Pengaduan
Tgl
Verifikasi
Sumber pencemaran &
perusakan Lingkungan
Alamat pencemaran &
perusakan Lingkungan
Saran dan Tindak lanjut
1
15 Januari
2015
22 Januari
2015
1.Bau ternak
babi atas nama KT.Kacong
Desa Bengkala
a. Wajib segera
mengurus rekomendasi dan perizinan terkait
usaha yang dimiliki melalui kepala desa
setempat dan instansi teknis
terkait. b. Segera membuat
septik tank
tambahan untuk pengolahan
limbah dan melakukan pembersihan
kandang secara berkala dengan baik untuk
menghindari bau kotoran yang
menyengat. c. Menambahkan
Em4 pada
makanan ternak d. Berkordinasi
dengan dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Buleleng
2 15 Januari
2015
22 Januari
2015
1.Bau ternak
babi atas nama Wayan Gina
2.Bau ternak ayam atas nama Wayan
Gina
Desa bengkala,
usaha penggemukan babi kapasitas
kurang lebih 20 ekor
Desa Bengkala (Utara desa Bengkala,
kapasitas kurang lebih
12.000 ekor.
a. Wajib segera
mengurus surat rekomendasi dan perizinan
maupun surat keterangan usaha.
b. Berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Buleleng agar usaha yang di
kelola tidak menimbulkan
dampak penting pada lingkungan sekitar dan
memenuhi prosedur sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Membuat septik
tank untuk menampung kotoran babi
agar kotoran babi tidak
meluber atau berserakan, yang nantinya akan
menebar bau tak sedap.
a. Wajib mengurus
rekomendasi dan perizinan terkait usaha yang di
miliki melalui kepala desa
setempat dan instansi teknis terkait.
b. Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan
3.Bau ternak ayam atas
nama Wayan Gina
Desa Bengkala (Sebelah
Selatan perbatasan
Desa Bengkala, kapasitas kurang lebih
8.000 ekor.
Kabupaten
Buleleng agar usaha yang di kelola tidak
menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan sekitar.
a. Wajib mengurus
rekomendasi dan
perizinan terkait usaha yang di
miliki melalui kepala desa setempat dan
instansi teknis terkait.
b. Berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Buleleng agar
usaha yang di kelola tidak
menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan sekitar.
3 20 Januari 2015
26 Januari 2015
Bau ternak babi atas nama Dewa Putu
Satriawan
Gg. Manas Bali, Desa
Sambangan
a. Wajib segera mengurus rekomendasi dan
perizinan terkait usaha yang di
miliki. b. Segera menbuat
septik tank untuk
kotoran maupun air kotorannya
untuk menghindari bau kotoran yang
sangat menyengat.
c. Menambahkan
Em 4 pada makanan ternak.
d. Segara berkoordinasi dengan Dinas
Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Buleleng agar usaha yang di
kelola tidak
menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan sekitar.
4 29 Januari 2015
30 Januari 2015
Bau air limbah Hotel Kinaara
Desa Pemuteran, Kec. Gerokgak
a. Agar kran pembuangan air limbah yang di
alirkan ke got jalan raya di
tutup sehingga tidak mengganggu
dengan bau tidak sedap ke lingkungan
sekitar. b. Agar air limbah
yang di kelola di tambah obat (Em 4) sesuai dengan
ketentuan untuk menghilangkan
bau yang tidak sedap.
5 24
Pebruari 2015
24
Pebruari 2015
Pengerukan
Tanah dilakukan oleh
Ketut Loka
Desa Anturan a. Permasalan yang
muncul tahap pertama agar
segera di fasilitasi oleh aparat desa guna
menghindari masalah-masalah
yang tidak di inginkan
b. Solusi untuk
menghindari adanya bahaya erosi yang bisa
membahayakan area perumahan
di sebelahnya adalah dengan membuat
senderan tera sering.
6 02 Maret 2015
06 Maret 2015
Pengumpul batu lompeh di Pntai
Penaneman Desa Tejakula
Desa Tejakula a. Agar aparat desa maupun kecamatan
proaktif untuk melakukan
pengawasan sekaligus melakukan
pembinaan kepada masyarakat
untuk tidak melakukan
pengambilan dan
penjualan batu
lompeh guna menghindari terjadi abrasi
pantai. b. Sesuai Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor
32 tahun 2009 tenteng perlindungan dan
pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 67 “(Setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup.)
7 24 Maret 2015
24 Maret 2015
Penyemprotan Mangga
Desa Kalibukbuk
a. Agar penyemprotan di lakukan secara
berkala (perpohon) dalam
kurun waktu tertentu sehingga bau yang
ditebarkan tidak terlalu menusuk dan
Mengakibatkan Pencemaran
udara. b. Agar segera
berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Buleleng supaya
tidak menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan
sekitar.
8 17 April
2015
17 April
2015
Perkiraan
Pengerusakan LH (Pembangunan
di sempadan sungai)
Desa Seririt a. Agar aparat desa
dan kecamatan proaktif untuk melakukan
pengarahan dan sekaligus pembinaan
kepada
masyarakat untuk tidak melakukan
pelanggaran sempadan sungai (Sesuai
ketentuan RT/RW) yang
berlaku.
9 15 Mei
2015
18 Mei
2015
Perkiraan
Pencemaran bau limbah rumah tangga
Desa Temukus a. Agar segera
mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Agar got yang
dibuat di sesuaikan
dengan pipa air pembuangan limbah, supaya
jatuhnya air pembuangan
tidak mengalir di jalan raya.
c. Agar diusahakan
pembuatan perpanjangan gotjalan dengan
memasang pipa di bawah tanah,
supaya air limbah tidak membanjiri jalan
raya. d. Agar dinding
tower air di buat
lebih tinggi, bila air tower penuh
tidak jatuh ke areal tetangga.
10 17 Mei 2015
22 Mei 2015
Perkiraan Reklamasi di Teluk Benoa
Desa Pemuteran
a. Rencana usaha dan/atau kegiatan yang
dilaksanakan di JL. Trisakti, Bd. Banyuwedang,
Desa Pejarakan, Kecamatan
Gerokgak belum memiliki izin lokasi dan izin
lapangan. b. Puluhan
mangrove yang mati di sekitar lokasi
kegiatan/lahan hak milik diluar lingkup Kriteria
Baku Kerusakan
Lingkungan Hidup/Kriteria Baku Kerusakan
Mangrove yang di atur dalam UU No 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup maupun
dalam Keputusa Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 201 Tahun 2004
tentang Kriteria Baku dan Pedoman
Penentuan Kerusakan
Mangrove. c.
Penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan wajib
mengurus izinlokasi dan izin lingkungan
terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
dilaksanakan.
11 27 Mei
2015
1 Juni
2015
Perkiraan
Sumber Pencemaran Bau Ternak
Ayam
Desa Munduk a. Agar segera
mengurus rekomendasi dan perizinan terkait
usaha yang di miliki.
b. Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten
Buleleng agar usaha yang di kelolatidak
menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan sekitar.
12. 1 Juni 2015
8 Juni 2015
Perkiraan Pembuangan
limbah wine ke sungai
Desa Kalibukbuk
a. Agar segera mengurus
rekomendasi dan perizinan terkait dengan
pengolahan limbah.
b. Agar saudara
segera melakukan koordinasi
dengan CV. Kedas selaku pihak ketiga
supaya tidak lagi melakukan
pembuangan limbah kesungai ataupun
ketempat lainnya sehingga tidak
mencemari lingkungan.
13 1
September 2015
1
September 2015
Pembukaan
lahan di dusun dasong , desa
pancasari
Dusun dasong,
ds pancasari
a. Memang benar
adanya kegiatan pembukaan lahan
di kemiringan 45 derajat yang rawan bahan longsor
14 9 September
2015
9 September
2015
Kegiatan penggalian
lahan di kawasan lindung ynag
rentan bahaya longsor
Dusun munduk, ds
tamblingan
a.Agar segera menhentikan
kegiatan galian mengingat kegiatan tersebut rentan
akan bahaya longsor dan
pencemaran udara b. Agar segera mengurus perijinan
sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku
15 21
September 2015
21
September 2015
Dugaan
kegiatan penggalian
pada 8 dusun di desa banyupos dan
di dusun gondol
Desa
banyupoh dan dusun gondol ,
ds. penyabangan
a.Memang benar
adanya bekas kegiatan penggalian
batu karang sesuai dengan artikel koran bali post
tanggal 21-9-2015
16 29 September 2015
31 September 2015
Pengaduan wisatawan berkaitan
dengan bau dari air sungai
di sekitar area patung lovina
Desa kalibukbuk
a.Agar masyarakat lokal dan para stakeholder terkait
bekerjasama dan ikut berpartisipasi
aktif menjaga kebersihan di sekitar area patung
dolpin, mengingat kawasan pariwisata
b. Agar para pengusaha hotel dan restoran di
sepanjang area tersebut membuat IPAL untuk
pengelolaan air
limbah c. Para pengusaha hotel dan restoran
agar segera mengurus ijin pengelolaan limbah
cair ke instansi terkait
17 12 Oktober 2015
2 November
2015
Pengaduan masyarakat
desa pakraman kubutumbahan terkait dampak
dari beroperasinya perusahaan
garmen cakra batik yang
bergerak di bidang pewarnaan
design kain batik
Banjar dinas kuta , ds
kubutambahan
a. Agar segera mengurus perijinan
lingkungan terkait pengelolaan limbah cair sesuai dengan
peraturan yang persyaratkan
18 16 November 2015
24 November 2015
Pengaduan bau ternak babi oleh
masyarakat di kelurahan
sukasada
Kelurahan sukasada, kec. sukasada
a. Wajib segera mengurus surat rekomendasi dan
perizinan maupun surat
keterangan usaha.
b. Berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Buleleng agar
usaha yang di kelola tidak menimbulkan
dampak penting pada lingkungan
sekitar dan memenuhi prosedur sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Membuat septik
tank untuk menampung
kotoran babi agar kotoran babi tidak
meluber atau berserakan, yang
nantinya akan menebar bau tak sedap.
E. Pencapaian Target
No
Tahun
Pelaksanaan
Jumlah
Pengaduan
Yang Diterima
Jumlah
Pengaduan
Yang
Ditindak
Lanjuti
Prosentase
Jumlah
Pengaduan
Yang
Ditindak
Lanjuti (4/3
X 100 % )
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 2009 2 2 100 %
2. 2010 2 2 100 %
3. 2011 3 3 100 %
4. 2012 3 3 100 %
5. 2013 6 6 100 %
6. 2014 14 14 100 %
7. 2015 18 18 100 %
F. Jumlah PPNS DAN PPLH
Personil PPNS : -
Personil PPLH : Di Tahun 2015 dikeluarkan Surat Keputusan Bupati
Buleleng Nomor : 660.1/96/HK/2015 , tentang Penetapan Pejabat
Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) Daerah Kabupaten Buleleng ,tertanggal
11 Februari 2015 ( Surat Keputusan Terlampir ). Berdasarkan Surat
Keputusan tersebut menetapkan 3 ( tiga ) orang Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup (PPLH) Daerah Kabupaten Buleleng yaitu :
1. Dra. Ketut Suseni Indrawati, MAP
2. Achmadi, ST
3. Luh Putu Desy Udayani, S.Si
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH ) Daerah Kabupaten Buleleng
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan
peraturan perudang-undangan ;
2. Melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggungjawab
usaha/kegiatan sesuai kewenangan sebagai berikut :
a. Melakukan pemantauan ;
b. Meminta keterangan ;
c. Membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang
diperlukan ;
d. Memasuki tempat tertentu ;
e. Memotret ;
f. Membuat rekaman audio visual ;
g. Mengambil sampel ;
h. Memeriksa peralatan ;
i. Memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi dan /atau ;
j. Menghentikan pelanggaran tertentu.
FOTO KEGIATAN ATAS TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT AKIBAT
ADANYA DUGAAN PENCEMARAN DAN / ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
TERNAK BABI
TERNAK AYAM
AKTIVITAS PENGERUKAN TANAH PENGUMPULAN BATU LOMPEH
DI PANTAI
PENCEMARAN AIR LIMBAH RT REKLAMASI TELUK
PEMBUKAAN LAHAN DI DAERAH
RAWAN LONGSOR
AKTIVITAS PENGAMBILAN BATU
KAPUR
AKTIFITAS PENYEMPROTAN
MANGGA
PENGERUKAN TANAH DI
BANTARAN SUNGAI
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENGUKURAN KUALITAS AIR
PADA
KEGIATAN PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN
TAHUN 2015
PERIODE I : TANGGAL 4 MEI 2015 SAMPAI DENGAN 22 MEI 2015
A. PANTAI
1. Pantai Tembok
2. Pantai Kampung Baru
3. Pantai Celukan Bawang
4. Pantai Pemuteran
5. Pantai Lovina
B. SUNGAI
1. Sungai Buleleng
2. Sungai Banyumala
3. Sungai Saba
C. DANAU
1. Danau Tamblingan
2. Danau Buyan
D. SUMUR
1. Kampung Baru I
2. Kampung Baru II
3. Kampung Anyar
4. Kampung Bugis
5. Kelurahan Kaliuntu
PERIODE II : TANGGAL 9 SEPTEMBER 2015 SAMPAI DENGAN 2 OKTOBER 2015
A. PANTAI
1. Pantai Tembok
2. Pantai Kampung Baru
3. Pantai Celukan Bawang
4. Pantai Pemuteran
5. Pantai Lovina
B. SUNGAI
1. Sungai Buleleng
2. Sungai Banyumala
3. Sungai Saba
C. DANAU
1. Danau Tamblingan
2. Danau Buyan
D. SUMUR
1. Kampung Baru I
2. Kampung Baru II
3. Kampung Anyar
4. Kampung Bugis
5. Kelurahan Kaliuntu
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENGUKURAN KUALITAS UDARA
PADA KEGIATAN PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN
TAHUN 2015
1. Depan Terminal Sangket
2. Pertigaaan Jl. Veteran – Jl.Pahlawan – Jl. Ngurah Rai
3. Pertigaan Jl. Gajah Mada – Jl. Gempol
4. Perempatan Jl. WR. Supratman – Jl. Natuna – Jl. Sam Ratulangi
5. Perempatan Jl. Diponegoro – Jl.A.Yani – Jl. Dr. Sutomo – Jl. Pramuka
6. Depan Terminal Banyuasri
7. Perempatan Jl. A. Yani – Jl. Serma Karma – Jl. Pantai Penimbangan
8. Pertigaan Jl. Singaraja-Seririt-Jl. Pantai Baruna (Depan PLTGU Desa Pemaron)
9.Traffic Light Lovina
10. Perempatan Pasar Seririt
11. Pertigaan Desa Bubunan-Jl. Seririt-Bubunan
12. Depan Pintu masuk Pelabuhan Celukan Bawang