LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

54
LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA PEMBELAJARAN ASAM BASA GARAM Dr. ACHMAD LUTFI, M.Pd. NIDN 0002075804 RUSLY HIDAYAH, S.Si., M.Pd. NIDN 0025098105 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DESEMBER 2017 BIDANG FOKUS: PENDIDIKAN

Transcript of LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Page 1: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN

LABORATORIUM VIRTUAL PADA PEMBELAJARAN ASAM BASA GARAM

Dr. ACHMAD LUTFI, M.Pd. NIDN 0002075804

RUSLY HIDAYAH, S.Si., M.Pd. NIDN 0025098105

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

DESEMBER 2017

BIDANG FOKUS: PENDIDIKAN

Page 2: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS
Page 3: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

ABSTRAK

Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Dengan Menggunakan

Laboratorium Virtual Pada Pembelajaran Asam – Basa - Garam

Dr. Achmad Lutfi, M.Pd.

Rusly Hidayah, S.Si., M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains pada

penggunaan laboratorium virtual dalam pembelajaran Asam, Basa, dan Garam.

Penelitian dirancang dengan bentuk one-Group Pre-test-Post-test Design yaitu siswa

dilakukan pre-test untuk mengukur keterampilan proses sains sebelum dan diberi post-

test setelah mengikuti pembelajaran Asam Basa Garam dengan menggunakan

laboratorium virtual. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Cerme Kabupaten Gresik,

waktu penelitian dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Penelitian

diawali dengan menyusun perangkat pembelajaran dengan menggunakan media

laboratorium virtual yang telah memenuhi kelayakan, sebelum dan sesudah

pembelajaran dilakukan tes untuk mengukur kemampuan keterampilan proses sains

siswa, setelah pembelajaran dilakukan angket dan wawancana untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap penggunaan laboratorium virtual. Data berupa

kemampuan keterampilan proses sains dan tanggapan siswa diolah dengan

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi

peningkatan keterampilan proses sains siswa berdasar kenaikkan skor dan

ketuntasan belajar siswa, siswa memberikan tanggapan yang positif terhadapat

penggunaan laboratorium virtual pada pembelajaran asam, basa, dan garam.

Kata kunci: Laboratorium virtual, keterampilan proses sains.

Page 4: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

PRAKATA

Alhamdulillah telah terselesaikan laporan penelitian ini yang berjudul

Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Dengan Menggunakan

Laboratorium Virtual Pada Pembelajaran Asam – Basa – Garam. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru kimia dalam rangka melatihkan

keterampilan proses sain siswa ketika belajar asam, basa, dan garam. Yang

menjadi karakteristik penelitian ini adalah penggunaan media laboratorium virtual

dalam pembelajarannya, sekaligus dapat mengatasi belum tersedianya

laboratorium di sekolah, walaupun keberadaan laboratorium riil masih diperlukan

keberadaannya.

Peneliti berterima kasih kepada berbagai pihak yang membantu hingga

dapat dilakukan penelitian ini dan pemberian data penelitian ini. Peneliti

sampaikan kepada.

1. Pimpinan Universitas Negeri Surabaya, pimpinan Fakultas FMIPA Unesa,

pimpinan Jurusan Kimia FMIPA Unesa yang memberi kemudahan untuk

mendapatkan dana peneliitian kebijakan ini.

2. Prof. Dr. Sri Poedjiastoeti, M.Si., selaku pembahas mulai dari proposal,

laporan kemajuan hingga laporan akhir yang banyak memberikan masukan

untuk penyempurnaan laporan ini.

3. Kepada SMA Negeri Cerme Gresik, guru Kimia SMA Negeri Cerme Gresik,

siswa SMA Negeri Cerme Gresik, dan mahasiswa prodi Pendidikan Kimia

Angkatan 2014 yang melakukan praktek ajar di SMA Negeri Cerme Gresik

yang membatu terlaksananya penelitian ini.

Peneliti berterima kasih juga kepada pembaca laporan penelitian ini dan

memberikan masukan apabila masih terdapat kesalahan. Semoga laporan

penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pembelajaran kimia di SMA.

Surabaya, Desember 2017

Dr. Achmad Lutfi, M.Pd.

Rusly Hidayah, S.Si., M.Pd.

Page 5: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………. ii

RINGKASAN………………………………………………………… iii

PRAKATA …………………………………………………………... IV

DAFTAR ISI……………………………………………… ………… v

DAFTAR TABEL …………………………………………………… vi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………… viii

BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………… 1

A. Latar Belakang . …………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 5

C.Tujuan Penelitian …………………………………………………. 5

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… . 5

E. Urgensi Penelitian ………………………………………………… 5

F. Target Capaian …………………………………………………… 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………… 6

A. Pembelajaran Kimia …………………………………………….. 6

B. Keterampilan Proses Sains ……………………………………….. 7

C. Laboratorium Virtual ………………………………….…………. 9

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ………………..

A. Tujuan Penelitian ………………………………………………...

B. B. Manfaat Penelitian ………………………………………………..

BAB 4 METODE PENELITIAN ………………………………......... 12

A. Desain Penelitian …………………………………………………. 12

B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………….. 12

C. Prosedur Penelitian ………………………………………………. 12

D. Instrumen Penelitian ……………………………………………… 13

E. Analisis Data ……………………………………………………… 13

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ………. …………………… 16

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .…………………………… 16

……………………………………. 16

DAFTAR ACUAN ………………………………………………….. 17

LAMPIRAN ………………………………………………………… 19

.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Skala Guttman …………………………………………………… 19

4.2 Interpretasi Hasil Tes ……………………………………………. 19

5.1 Keterampilan Proses Sains tiap Aspek …………………………. 20

5.2 Kemampuan Keterampilan Proses Sains ……………………….. 22

5.3 Aktivitas Siswa ………………………………………………….. 23

5.4 Tanggapan Siswa ……………………………………………….. 24

Page 7: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tampilan Laboratorium Virtual …………………………………. 14

2.2 Almari Media Laboratorium Virtual ……………………………. 14

2.3 Kotak Dialog Pengisian Konsentrasi …………………………… 15

2.4 Peringatan Membuang Samoah …………………………………. 15

Page 8: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1. Instrumen ……………………. ……………………..

19

LAMPIRAN 2 Personal tenaga peneliti beserta kualifikasinya 21

LAMPIRAN 3 Lembar Pengesahan Pembahas …………….. ………. 22

LAMPIRAN 4 Lembar Pembahasan …………………………………. 23

Page 9: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembaharuan kurikulum yang dilakukan pemerintah didasarkan pada

pemetaan permasalahan yang ada di dalam kurikulum 2006 (KTSP), salah satunya

adalah kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi. Selain itu, pada

kurikulum 2013 berdasarkan hasil studi Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) menunjukkan bahwa kemampuan siswa di Indonesia

masih tergolong rendah dalam 1) memahami informasi yang kompleks, 2)

memehami teori, menganalisis, dan pemecahan masalah, 3) memakai alat,

prosedur dan memecahkan masalah, dan 4) melakukan penyelidikan.

Menurut Permendikbud No. 69 Tahun 2013 menyatakan bahwa Kurikulum

2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan dengan penyempurnaan pola

pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari. Pembelajaran siswa aktif

mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains.

Kurikulum 2013 memiliki karakteristik untuk mengembangkan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di

sekolah dan masyarakat. Keterampilan dapat diperoleh melalui kegiatan

mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Kegiatan-

kegiatan tersebut terintegrasi dari keterampilan proses sains (Dimyati dan

Mudjiono, 2009).

Menurut Nur (2011) keterampilan proses sains yang dapat dilatihkan kepada

siswa meliputi mengamati, merumuskan masalah, menginformasikan,

memprediksi, mengklasifikasikan, membuat model, mengkomunikasikan,

mengukur, menghitung, merancang percobaan, mengajukan pertanyaan,

mengembangkan hipotesis, mengontrol variabel, merumuskan definisi

operasional, menginterprestasi data, menganalisis data, menarik kesimpulan,

membuat tabel data, serta membuat grafik. Melalui suatu kegiatan pembelajaran

yang dapat melatih keterampilan proses sains, siswa akan belajar tentang suatu

konsep berdasarkan pengalamannya sendiri, sehingga siswa harus mengalami

sendiri atau melakukan sendiri. Untuk dapat melakukan keterampilan proses sains

1

Page 10: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

tersebut diperlukan metode praktikum karena memberi kesempatan siswa untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri.

Strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan

proses sains salah satunya, yaitu problem solving, individu dihadapkan kepada

suatu masalah yang harus dipecahkan, baik masalah bersifat praktis maupun

teoritis dengan menerapkan prinsip, konsep, dan hukum untuk memecahkan

masalah (Suyono dan Hariyanto, 2011). Siswa sering kali mengalami kesulitan

dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya di sekolah ke dalam

kehidupan sehari-hari, karena keterampilan-keterampilan itu diajarkan dalam

konteks sekolah daripada konteks kehidupan sehari-hari. Tugas-tugas sekolah

sering lemah dalam konteks kehidupan sehari-hari, sehingga tidak bermakna bagi

kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat menghubungkan tugas-tugas ini

dengan apa yang telah mereka ketahui di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

guru dapat membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah dengan memberi

tugas yang memiliki konteks kehidupan nyata (Ibrahim dan Nur, 2000). Masalah-

masalah tersebut dapat didukung dengan keunggulan yang ada dalam problem

solving, yaitu: 1) strategi yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran

dan 2) membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan untuk memahami

masalah dalam kehidupan nyata serta dapat membantu mengembangkan

pengetahuan barunya (Sanjaya, 2013).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan guru dalam mengajarkan

pemecahan masalah kepada siswa adalah (1) memperkirakan kesiapan siswa yang

meliputi: pengetahuan, cara berpikir, kekuatan motivasi; (2) mempersiapkan siswa

dalam berpikir dan kemampuannya dalam melakukan strategi baik secara

kelompok, membaca, mengatur waktu, mencari dan mengumpulkan informasi; (3)

merencanakan proses dalam bentuk siklus pembelajaran berdasarkan masalah; (4)

serta menyediakan sumber bimbingan yang tepat bahwa ada akhir yang

merupakan hasil akhir (Rustaman, 2005).

Proses pembelajaran yang menekankan siswa untuk lebih aktif maka

diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat mengarahkan adanya perubahan

pada diri siswa baik dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Beberapa media

pembelajaran kimia yang sering digunakan siswa disekolah, antara lain buku ajar

Page 11: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

(buku paket), LKS, dan berbagai media yang mendukung proses pembelajaran

(media elektronik : ppt, flash, dll). Proses pembelajaran merupakan suatu proses

yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek, misalnya pada pembelajaran

kimia dalam kurikulum 2013, di mana siswa didorong untuk dapat menemukan

konsep sendiri dan dapat mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

informasi baru dengan yang ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan

menjadi infomasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungannya. Salah satu

pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam

menemukan konsep berdasarkan pengalaman yaitu pendekatan keterampilan

proses sains (Sriyono, 2006).

Kimia adalah salah satu ilmu yang dapat menuntut siswa untuk memiliki

keterampilan proses sains dalam kegiatan belajarnya. Hal ini disesuaikan dengan

permendikbud No. 59 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa pelajaran Kimia di

SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi,

struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang melibatkan

keterampilan dan penalaran. Para ahli kimia (kimiawan) mempelajari gejala alam

melalui proses dan sikap ilmiah tertentu. Proses itu dapat dilakukan berupa

pengamatan atau eksperimen, sedangkan sikap ilmiah dapat dilihat secara objektif

dan jujur pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Pembelajaran kimia

harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai sikap, proses dan produk.

Namun, kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama ini hanya menekankan

karakteristik ilmu kimia sebagai produk, kurang pada sikap atau prosesnya.

Melalui keterampilan proses sains yang dilatihkan, secara tidak langsung siswa

dapat memecahkan masalah-masalah yang ada (Permendikbud No. 59, 2014).

Pendekatan keterampilan proses sains dapat berjalan dengan baik apabila

melaksanakan pembelajaran dengan percobaan di laboratorium, namun sering

ditemui kendala percobaan di laboatorium kimia antara lain ketersediaan

laboratorium dan ketersediaan alat dan bahan-bahan kimia. Kendala tersebut dapat

diatasi dengan menggunakan laboratorium virtual, yaitu laboratorium “tidak

nyata” yang dibuat berupa visualisasi dengan menggunakan bantuan program

komputer yang dirancang untuk suatu kegiatan praktikum. Laboratorium virtual

mempunyai beberapa kelebihan antara lain biaya lebih rendah, dapat terhindar

Page 12: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

dari kecelakaan, dapat diulang berkali-kali, namun mempunyai kelemahan antara

lain belum bisa melatihkan keterampilan melaksanakan percobaan. Laboratorium

virtual dapat digunakan selama konsep yang dipelajari siswa tidak menimbulkan

kesalahan dan hal ini perlu laboratorium virtual yang telah teruji sebelumnya dan

perencanaan pembelajaran yang baik.

Keterampilan proses sains yang dimiliki siswa masih rendah, dikarenakan

siswa jarang melakukan praktikum. Hal ini didukung berdasarkan data awal

berupa tes pelacakan keterampilan proses sains siswa di suatu SMA Negeri,

meliputi identifikasi masalah 64,29%, merumuskan masalah 53,57%,

merumuskan hipotesis 53,57%, mengontrol variabel dengan rata-rata 48,81%,

membuat langkah percobaan 35,71%, membuat tabel data 67,86%, menganalisis

data dengan rata-rata 76,79%, dan menarik kesimpulan 60,71%, serta

penyelesaian masalah dengan rata-rata 67,86%. Hasil ini menunjukkan perlu

upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan berbagai cara dan

salah satunya dengan menggunakan media laboratorium virtual.

Asam, basa, dan garam merupakan senyawa yang berperan penting dalam

kehidupan sehari-hari, seperti asam asetil salisilat (aspirin) dan obat maag cair

yang mengandung magnesium hidroksida (Chang, 2005). Berdasarkan sifatnya

asam atau basa, terdapat tiga teori asam basa yang digunakan yaitu Teori

Arrhenius menjelaskan mengenai pembentukan ion pada larutan dalam pelarut air,

Teori Bronsted-Lowry menjelaskan adanya transfer proton, dan Teori Lewis

menjelaskan adanya transfer elektron (Sugiarto, 2013). Materi asam dan basa

memungkinkan dilakukan percobaan dengan menggunakan laboratorium virtual

untuk melatihkan keterampilan proses sains.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut mengenai tentang peran laboratorium virtual dalam meningkatkan

keterampilan proses siswa dalam belajar kimia khususnya tentang asam, basa, dan

garam.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

B. Rumusan Masalah

Berdasar uraian di atas, dapat rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana peningkatan kemampuan keterampilan proses siswa setelah belajar

Asam, Basa dan Garam dengan menggunakan laboratorium virtual?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran asam, basa, dan garam

dengan menggunakan media laboratorium virtual?

C. Tujuan Penelitian

1. Diperoleh peningkatkan keterampilan proses sains siswa setelah pembelajaran

asam, basa, dan garam dengan menggunakan laboratorium virtual.

2. Diperoleh tanggapan siswa terhadap pembelajaran asam dan basa dengan

menggunakan media laboratorium virtual.

D. Urgensi (Keutaman Penelitian)

Penelitian ini sangat diperlukan untuk

1. melatihkan keterampilan proses sains siswa yang menjadi ciri khas

pembelajaran kimia,

2. mengatasi beberapa masalah tidak tersedianya laboratorium yang sebenarnya

dalam pembelajaran kimia.

E. Manfaat Penelitian

1. Melatihkan keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan

laboratorium virtual yang dikembangkan pada materi asam basa garam ini

dapat menjadi acuan untuk pembelajaran materi kimia lainnya.

2. Sebagai alternatif kegiatan praktikum yang tidak dapat dilakukan pada sekolah

yang belum tersedia laboratorium yang memadai.

F. Target Capaian

Hasil penelitian ini diharapkan berupa laporan penelitian dan artikelyang

dipublikasi pada seminar ilmiah nasional.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kimia

Menurut Permendikbud No. 69 Tahun 2013 menyatakan kurikulum

yang dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi

pengembangan seluruh potensi siswa menjadi manusia Indonesia berkualitas yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 bertujuan untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,

dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor

penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat

pada siswa. Siswa harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang

dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.

2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa) menjadi pembelajaran

interaktif (interaktif guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media

lainnya).

3) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran

siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan

sains).

4) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim).

Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013, yang menyatakan bahwa sesuai

dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi

untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki

lintasan perolehan yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima,

menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Selain itu,

pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan proses sains dapat diperoleh

melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

6

Page 15: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut

serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Keterampilan proses sains yang

dilatihkan dapat mendorong kemampuan siswa untuk menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya, misalnya

menggunakan pembelajaran berbasis problem solving (Permendikbud No. 65,

2013).

Salah satu mata pelajaran yang menekankan 3 ranah, yaitu ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor adalah mata pelajaran kimia. Kimia adalah salah satu ilmu

yang dapat menuntut siswa untuk memiliki keterampilan proses sains dalam

kegiatan belajarnya. Hal ini disesuaikan dengan permendikbud No. 59 Tahun

2014 yang menyatakan bahwa pelajaran Kimia di SMA/MA mempelajari segala

sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan,

dinamika dan energetika merupakan zat yang melibatkan keterampilan dan

penalaran.

B. Katerampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran

sains yang mengajarkan bagaimana seorang ilmuwan melakukan kegiatan sains.

Menurut Rustaman (2005) menyebutkan bahwa keterampilan proses sains terdiri

atas sejumlah keterampilan yang tidak bisa dipisahkan. Keterampilan proses

tersebut adalah keterampilan untuk mengamati, mengelompokkan

(mengklasifikasikan), menginterprestasi, memprediksi, mengajukan pertanyaan,

merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan dapat mengkomunikasikan.

Menurut Mulyasa (2007) menyatakan pendekatan pelajaran yang

menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas siswa dalam

memperoleh pengetahuan, keterampilan nilai, dan sikap, serta menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan keterampilan proses sains dapat

diartikan sebagai wawasan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual,

sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan dasar yang pada

prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2009).

Page 16: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Abruscato (dalam Nasution, 2010) mengklasifikasikan keterampilan proses

sains menjadi dua bagian, yaitu keterampilan proses dasar (Basic Processes) dan

keterampilan proses terintegrasi (Integrated Processes). Keterampilan proses dasar

terdiri dari: mengamati, menggunakan bilangan, mengklasifikasikan, mengukur,

mengkomunikasi, meramalkan, menginferensi. Sedangkan keterampilan

terintegrasi terdiri dari: mengontrol variabel, menggunakan bilangan, merumuskan

hipotesis, mendefinisikan secara operasional, melakukan eksperimen. Agar siswa-

siswa memiliki keterampilan tersebut, maka harus dilatih untuk melakukan

kegiatan-kegiatan sehubungan dengan keterampilan itu.

Menurut Nur (2011) keterampilan proses sains yang dapat dilatihkan kepada

siswa meliputi mengamati, merumuskan masalah, menginformasikan,

memprediksi, mengklasifikasikan, membuat model, mengkomunikasikan,

mengukur, menghitung, merancang percobaan, mengajukan pertanyaan,

mengembangkan hipotesis, mengontrol variabel, merumuskan definisi

operasional, menginterprestasi data, menganalisis data, menarik kesimpulan,

membuat tabel data, serta membuat grafik. Melalui suatu kegiatan yang yang

dapat melatih keterampilan proses sains, siswa akan belajar tentang suatu konsep

berdasarkan pengalamannya sendiri, sehingga siswa harus mengalami sendiri atau

melakukan sendiri. Untuk dapat melakukan keterampilan proses tersebut, maka

diperlukan praktikum karena dapat memberi kesempatan siswa untuk mengalami

sendiri atau melakukan sendiri. Kelebihan keterampilan proses sains, di antaranya:

1) KPS dapat memberikan rangsangan ilmu pengetahuan, sehingga siswa dapat

memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan dengan baik.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa bekegiatan dengan ilmu pengetahuan,

tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu

pengetahuan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi lebih aktif.

3) KPS membuat siswa menjadi belajar proses dan produk ilmu pengetahuan

sekaligus (Dimyati dan Mudjiono, 2009).

Beberapa alasan yang diperlukan untuk melatihkan keterampilan proses

sains dalam kegiatan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu

perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung sangat cepat sehingga tidak

memungkinkan untuk guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa

Page 17: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

dengan metode ceramah atau metode pengajaran lainnya yang dapat

mengakibatkan siswa memiliki banyak ilmu pengetahuan tetapi tidak memiliki

keterampilan yang dilatihkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Para

ahli psikologi pada umumnya berpendapat sama bahwa anak-anak mudah

memahami konsep yang rumit apabila disertai dengan contoh yang nyata, contoh

yang wajar dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan melakukannya

sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik,

melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata. Penemuan ilmu

pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat

relatif sehingga anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan

mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah.

Dalam proses belajar mengajar menemukan konsep tidak dapat dilepaskan dari

pengembangan dan nilai dalam diri siswa, sehingga keterampilan proses perlu

untuk dilatihkan dalam mengembangkan sikap dan nilai (Semiawan, 1992).

Baik dalam bekerja ilmiah maupun dalam metode ilmiah tercakup di

dalamnya keterampilan proses sains. Apabila metode ilmiah dapat dianalogikan

dengan resep, maka keterampilan proses dapat dianalogikan dengan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk dapat mewujudkan atau membuat masakan

dengan resep tersebut. Dalam memasak diperlukan keterampilan memilih dan

memotong daging untuk keperluan memasak masakan tertentu, juga diperlukan

keterampilan memotong sayuran agar tidak berserat panjang. Dengan demikian,

keterampilan-keterampilan tersebut perlu dikembangkan terlebih dahulu sebelum

seseorang dapat memasak dengan resep tertentu.

Dalam metode ilmiah dikenal adanya langkah-langkah tertentu secara

berurutan yang harus dilakukan, mulai dari merumuskan masalah hingga

menyimpulkan bahkan membuat generalisasi. Pendekatan semacam itu dalam

pembelajaran sains dikenal sebagai pendekatan proses. Pendekatan proses tidak

mementingkan konsep, yang dipentingkan hanyalah lingkup prosesnya.

Pendekatan proses tampak jelas pada salah satu program/proyek di Amerika

Serikat yang tcrkenal dengan S-APA atau Science A Process Approach. Berbeda

dengan pendekatan proses yang perlu mengikuti langkah-langkah dan

mengembangkan seluruh keterampilan proses secara berurutan dan utuh,

Page 18: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

pendekatan keterampilan proses tetap menekankan pentingnya penguasaan

konsep. Bahkan dalam pendekatan keterampilan proses, berbagai keterampilan

proses dikembangkan dan digunakan untuk memahami atau menguasai

konsepnya.

Dengan demikian, jelaslah bahwa pendekatan keterampilan proses tidak

mengabaikan pendekatan konsep maupun pendekatan tujuan. Pembelajaran sains

tetap dapat mengutamakan pencapaian tujuan yang dirumuskan sesuai tujuan

kurikuler yang diturunkan dari tujuan pendidikan nasional dan tujuan

institusional, tanpa mengabaikan pencapaian penguasaan konsepnya. Selain itu

pendekatan keterampilan proses memungkinkan pembelajaran sains melalui

penggunaan berbagai metode, bukan hanya metode ilmiah yang telah dijelaskan

pada bagian terdahulu, dalam pendekalan proses. Pendekatan keterampilan proses

memungkinkan guru dan siswa mengembangkan dan menggunakan keterampilan

proses bervariasi. Mungkin seluruhnya apabila menggunakan metode eksperimen,

atau sebagian besar apabila menggunakan metode demonstrasi dan karyawisata,

atau sebagian kecil apabila menggunakan diskusi dan bermain peran (Kurikulum

1984).

Setelah dikembangkan dan digunakan keterampilan proses sains,

keterampilan-keterampilan itu dapat digunakan untuk bekerja ilmiah,

mengembangkan ilmu, mempertahankan hidup di masyarakat dan di alam.

Dengan demikian, jelaslah bahwa terdapat keterkaitan erat antara bekerja ilmiah,

pendekatan keterampilan proses, dan keterampilan proses sains. Kurikulum 1984

Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, pada lampiran di dalam bab pokok-

pokok pelaksanaan kurikulum tersurat bahwa proses belajar mengajar

dilaksanakan dengan pendekatan keterampilan proses. Begitu juga Kurikulum

1994 Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Umum menekankan penggunaan

pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA. Dengan demikian,

jelaslah bahwa aspek proses dituntut dalam pembelajaran IPA. Sudah sewajarnya

apabila keterampilan proses menjadi bagian yang tak terpisahkan (milik) guru IPA

pada jenjang pendidikan manapun.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Apabila kita membandingkan aspek produk dan proses dalam GBPP (garis-

garis besar program pengajaran) tiga kurikulum yang terakhir, yakni kurikulum

1975, kurikulum 1984, dan kurikulum 1994 kita akan menemukan perkembangan

dengan alur yang jelas. Aspek produk dan proses yang terdapat dalam kurikulum

yang kemudian tampak lebih terinci dan lebih jelas. Hal itu dimaksudkan agar

para guru sebagai pelaksana di lapangan dapat lebih memahami dan

menernemahkannya ke dalam rencana atau persiapan mengajar mereka. Bahkan

dalam kurikulum 1994, keterkaitan antara tujuan, konsep dan altematif

pembelajaran sedemikian erat sehingga tidak ada lagi alasan tidak melaksanakan

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses karena tidak jelas atau tidak

mengetahuinya. Demikian pula kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 revisi

menggunakan pendekatan ilmiah dengan nama 5 M, yang pada hekikatnya sama

yaitu melatihkan siswa keterampilan proses sains.

Dalam penelitian ini, keterampilan proses sain meliputi: menyajikan data,

mengklasifikasi, interpretasi, inferensi, dan menyimpulkan.

1. Menyajikan data, menyajikan dalam bentuk tabel atau gambar untuk

memperjelas. Kerapkali data yang disajikan dalam bentuk tabel sulit untuk

dipahami. Lain halnya jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram maka

akan dapat lebih cepat memahami data itu. Diagram adalah gambar yang

menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari tabel yang telah

dibuat. Meskipun demikian, diagram masih memiliki kelemahan, yaitu pada

umumnya diagram tidak dapat memberikan gambaran yang lebih detail.

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan

laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan

dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan harus

sederhanaan jelas agar mudau dibaca. Penyajian data juga dimaksudkan

agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita

sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan dan lain

lain.

2. Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler (1993) merupakan

keterampilan yang dikembangkan melalui latihan, mengkategorikan

benda-benda berdasarkan pada (set yang diisi sebelumnya dari) sifat-sifat

Page 20: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

benda-benda tersebut. Menurut Abruscato (1988) mengklasifikasi merupakan

proses yang digunakan para ilmuwan menentukan golongan benda-benda atau

kegiatan-kegiatan. Sedangkan Carin (1992) menyatakan bahwa

mengklasifikasi adalah mengatur atau membagi objek, kejadian, atau informasi

tentang objek ke dalam kelas menurut atau sistem tertentu. Skema klasiflkasi

digunakan dalam IPA (juga ilmu-ilmu lainnya) untuk mengidentifikasi benda

atau kejadian dan memperlihatkan persamaan, perbedaan, dan hubungan-

hubungannya. Contoh konkritnya, guru dapat memberikan benda-benda

dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat benda tersebut.

3. Interpretasi/menganalisis, data biasanya melibatkan organisasi data ke dalam

label atau gambar/bagan. Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan

membuat gambar atau grafik dari hasil pengamatan, biasanya melibatkan

usaha-usaha penulisan hasil observasi. Interpretasi data sangat penting karena

makna dan pengertian yang diperoleh dapat dikonsumsikan dengan baik. Dari

hasil penyelidikan biasanya diperoleh data hasil percobaan. Data yang

dihasilkan kemudian diinterpretasi, misalnya angka-angka ditransfer ke dalam

kata-kata atau kalimat untuk menjelaskan hasil. Membuat hasil pengamatan

atau observasi menjadi bermakna disebut interpretasi data.

4. Inferensi adalah pernyataan umum yang berfungsi untuk menjelaskan atau

membuat kesimpulan menjadi bermakna.

5. Menyimpulkan adalah menetapkan, menyarikan pendapat, dan sebagainya

berdasarkan apa-apa yang diuraikan.

Keterbatasan jumlah keterampilan proses yang dilatihkan dikarenakan

kemampuan atau ketersediaan menu pada laboratorium virtual yang digunakan,

yaitu hanya dapat menghitung atau menentukan pH dari sejumlah larutan asam,

basa, dan garam yang disediakan.

C. Laboratorium Virtual

Laboratorium virtual atau sering disebut simulasi komputer untuk

menyajikan fenomena alam memegang peranan penting di dalam proses

pembelajaran sains. Proses pembelajaran menggunakan media komputer dapat

membantu mencapai suatu pemahaman lebih dalam pada pokok bahasan yang

sedang disajikan. Simulasi komputer belum banyak digunakan oleh pengajar dan

Page 21: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

instruktur di Indonesia, hal ini terkait dengan fakta bahwa para pengajar masih

enggan untuk menggunakan suatu teknologi yang mereka tidak secara penuh

memahaminya. Laboratorium virtual digunakan sebagai media pembelajaran

sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.

Menurut Budiono (2005) menyebutkan arti kata virtual adalah “tidak

nyata.” Laboratorium virtual dapat dibuat di komputer berupa visualisasi

laboratorium yang bisa digunakan dalam praktikum untuk menentukan sifat asam,

basa, dan garam berdasarkan pH-nya dengan menggunakan alat yaitu pH-meter. Serta

beberapa macam larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah, dan larutan

garam yang setiap larutan dapat dimanipulasi konsentrasinya. Siswa dapat

merancang percobaan sendiri dan melakukannya dengan alat yang sudah ada.

Media laboratorium virtual yang telah melalui uji kelayakan dilengkapi

dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berfungsi sebagai pemandu media yang

telah dibuat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam laboratorium

virtual disediakan bermacam-macam asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa

lemah, dan garam dengan berbagai konsentrasi. Tersedia alat pH meter yang dapat

digunakan untuk mengukur pH larutan. Angkat yang berapa pH larutan tersebut

menjadi data selama pembelajaran berlangusng. Latihan yang dibuat diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains yang meliputi

mengamati, mengklasifikasi, mengukur, inferensi dan menarik kesimpulan.

Beberapa tampilan dari laboratorium virtual adalah sebagai berikut.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

1) Tampilan laboratorium virtual

Gambar 2.1 TampilanLaboratorium Virtual

Disediakan sejumlah alat dan bahan yang dapat dipilih konsentrasinya

kemudian diukur pH masing-masing larutan. Berdasar hasil pengukuran pH tersebut

akan didaftar sesuai yang diinginkan.

Gambar 2.2 Almari Media Laboratorium Virtual

Page 23: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

2) Tampilan sub menu pada kotak dialog pengisian konsentrasi larutan

Gambar 2.3 Kotak Dialog Pengisian Konsentrasi Pada Media

Gambar 2.3 di atas memperlihatkan besarnya konsentrasi yang dapat

dideteksi dengan menggunakan laboratorium virtual.

3) Cara membersihkan meja

Dalam laboratorium virtual terdapat juga anjuran untuk menjaga

kebersihan bila berada di laboratorium.

Gambar 2.4 Peringatan Membuang Gelas

Beberapa keunggulan laboratorium virtual yang akan digunakan sebagai

media pembelajaran adalah: (1) dapat mengatasi keterbatasan ketersediaan alat

dan bahan kimia untuk melakukan praktikum, (2) dapat dilakukan berulang-

ulang tanpa memerlukan biaya bahan yang tinggi, (3) dapat menghidari resiko

kecelakaan terkena zat kimia, dan (4) laboratorium virtual tersebut sudah melalui

uji kelayakan. Di balik keunggulan laboratorium virtual, terdapat keterbatasan

yaitu tidak dapat melatihkan keterampilan melakukan praktikum.

Laboratorium virtual yang digunakan telah dilakukan validasi oleh ahli

dan juga LKS sebagai pemandu penggunaan laboratorium virtual dilakukan

validasi sebelum digunakan sehingga dapat memenuhi kriteria.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

1. Diperoleh peningkatkan keterampilan proses sains siswa setelah pembelajaran

asam, basa, dan garam dengan menggunakan laboratorium virtual.

2. Diperoleh tanggapan siswa terhadap pembelajaran asam dan basa dengan

menggunakan media laboratorium virtual.

B. Manfaat Penelitian

1. Melatihkan keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan

laboratorium virtual yang dikembangkan pada materi asam basa garam ini

dapat menjadi acuan untuk pembelajaran materi kimia lainnya.

2. Sebagai alternatif kegiatan praktikum yang tidak dapat dilakukan pada sekolah

yang belum tersedia laboratorium yang memadai.

16

Page 25: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini dalam bentuk pre-experimental design yaitu one-

Group Pre-test-Post-test Design (Sugiyono, 2014).

O1 X O2

Keterangan:

O1 = Siswa diberikan lembar soal pre-test sebelum pembelajaran.

X = Perlakuan yang diberikan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan

laboratorium virtual untuk melatihkan keterampilan proses sains.

O2= Dilakukan post-test kepada siswa dan angket setelah pembelajaran.

Bentuk one-Group Pre-test-Post-test Design yaitu siswa diberi soal pre-test

dan post-test untuk mengukur keterampilan proses sains sebelum dan setelah

mengikuti pembelajaran Asam, Basa, dan Garam dengan menggunakan

laboratorium virtual.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Cerme Gresik. Waktu penelitian

dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

C. Prosedur Penelitian

1. Peneliti bersama guru kimia di lokasi penelitian menyusun perangkat

pembelajaran Asam, Basa, dan Garan dengan menggunakan laboratorum

virtual.

2. Melakukan simulasi penggunaan laboratorium virtual dengan perangkat

pembelajaran yang telah disusun bersama.

3. Melaksanakan pembelajaran Asam, Basa, dan Garam sesuai dengan

menggunakan media laboratorium virtual.

4. Sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan tes untuk mengukur kemampuan

keterampilan proses sains siswa.

5. Setelah pembelajaran dilakukan angket dan wawancana untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap penggunaan laboratorium virtual.

17

Page 26: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar Tes

Lembar tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains

siswa sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) belajar asam, basa, dan garam

dengan laboratorium virtual.

2. Lembar Angket Respon Siswa

Lembar angket respon diberikan kepada siswa digunakan untuk

tanggapan siswa terhadap penggunaan laboratorium virtual selama

pembelajaran Asam, Basa, dan Garam.

3. Lembar wawancara

Lembar wawancara disusun sebagai pedoman wawancara, tujuan wawancara

untuk triagulasi terhadap jawaban angket siswa.

E. Analisis Data

1. Data hasil tes siswa diperoleh dari penilaian lembar tes keterampilan proses

sains siswa yang dilakukan sebelum dan setelah melaksanakan pembelajaran

asam, basa, dan garam dengan menggunakan laboratorium virtual.

Menentukan prosentase jawaban benar tiap aspek keterampilan dilakukan

membandingkan jumlah jawaban benar dengan jumlah total soal dikalikan

100%. Keberhasilan ditentukan ketuntasan klasikal, yaitu telah mencapai

minimal 80% telah mencapai ketuntasan individu dan dinyatakan tuntas secara

individual apabila skor yang diperoleh tiap siswa yaitu ≥ 75. Analisis secara

deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai

berikut:

Hasil analisis lembar tes bertujuan untuk mengetahui tingkat

keterampilan proses sains siswa.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

2. Analisis lembar angket respon siswa

Data hasil dari respon siswa diperoleh dari penilaian lembar angket

respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

laboratorium virtual untuk melatihkan keterampilan proses sains pada materi

asam basa garam dengan menggunakan laboratorium virtual. Lembar angket

ini menggunakan kriteria “Ya” atau “Tidak” sehingga jawaban yang

dikemukakan jelas dan konsisten. Data yang diperoleh dihitung dengan

menggunakan skala Gutman pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Skala Guttman

Kriteria Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

(Riduwan, 2015)

Data yang diperoleh berdasarkan skala Guttman, dihitung persentase

kriteria jawaban tersebut menggunakan rumus:

Keterangan:

P : persentase hasil jawaban responden dari lembar angket

f : jumlah skor

N : jumlah banyaknya responden

Persentase yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam Tabel 4.1, sehingga

dapat diketahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran Asam, Basa, dan

Garam dengan laboratorium virtual untuk melatihkan keterampilan proses

sains. Dikategorikan baik jika mendapat respon positif sebesar ≥ 61%

(Riduwan, 2015).

Tabel 4.2 Interpretasi Hasil Tes

Persentase Kriteria

0% – 20% Sangat tidak memenuhi

21% - 40% Kurang memenuhi

41% - 60% Cukup memenuhi

61% - 80% Memenuhi

81% - 100% Sangat memenuhi

(Riduwan, 2015)

Page 28: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Keterampilan Proses Sains

Hasil tes awal dan tes akhir keterampilan proses sains yang diperoleh

disajikan pada Tabel 5.1. Tes kemampuan yang disusun berdasarkan tujuan

pembelajaran, yang meliputi aspek: menyajikan data, mengklasifikasi,

menginterpretasi, inferensi dan menarik kesimpulan dengan berdasarkan KKM

75% dan ketuntasan klasikal minimal mencapai sebesar 80%.

Tabel 5.1 Keterampilan Proses Sains tiap Aspek

No Aspek Jumlah

siswa

Jawaban

Benar

Pretest

Jawaban

benar

Posttes

1 Menyajikan Data 32 46,87% 81,25%

2 Mengklasifikasi 32 48,13% 82,50%

3 Menginterpretasi 32 43,12% 63,74%

4 Inferensi 32 31,25% 65,62%

5 Menarik

kesimpulan

32 28,12 % 61,87%

Data di atas memperlihatkan terjadi perubahan kemampuan keterampilan

proses sains pada tiap aspek keterampilan proses sains, skor tertinggi yang dicapai

pada aspek mengklasifikasi, kemudian disusun aspek menyajikan data, aspek

inferensi, menginterpretasi, dan menarik kesimpulan. Berdasar data di atas

memperlihatkan aspek menarik kesimpulan masih rendah atau dirasakan lebih

sulit dibanding aspek yang lainnya. Aspek menarik kesimpulan paling rendah, hal

ini dapat dipahami bahwa menarik kesimpulan merupakan keterampilan proses

20

Page 29: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

sains yang lebih sulit dibanding aspek menyajikan data, mengklasifikasi,

inferensi, dan interpretasi (Sapriti, 2014).

Dalam keterampilan proses sains dibedakan menjadi sejumlah

keterampilan proses yang perlu dikuasai apabila seseorang hendak

mengembangkan sains dan metodenya. Pada belajar sains diperoleh fakta yang

berupa data, fakta perlu diseleksi karena hanya fakta yang relevan saja akan dapat

dimanfaatkan. Sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana

mengorganisasikan data yang terkumpul. Dengan mengorganisasikan data,

seseorang dapat dengan mudah menafsirkan data.

Memaknai hasil observasi dinamakan interpretasi data. Karena para

ilmuwan mengumpulkan data secara kuantitatif, label data dan carta biasanya

digunakan untuk mengorganisasi informasi. Grafik disusun berdasarkan tabel

data. Penyajian data semacam itu memungkinkan peneliti mendapatkan gambaran

penyederhanaan interpretasi dan menarik kesimpulan. Kesimpulan yang valid

didasarkan pada organisasi data yang baik dan interpretasi data yang jelas. Karena

menarik kesimpulan merupakan langkah akhir dari penyelidikan, maka tabel,

carta dan interpretasi data sangatlah penting.

Data dapat disajikan dengan tiga cara. Pertama, data disajikan dalam

bentuk uraian. Kedua, data disajikan dalam bentuk carta. Ketiga, data disajikan

dalam bentuk tabel. Terdapat dua tipe grafik yang digunakan dalam menyajikan

data secara ilmiah, yakni grafik batang dan grafik garis. Data deskriptif

memerlukan grafik batang, sedang data yang kontinu memerlukan grafik garis.

Menyajikan data dalam bentuk kuantitatif yang memudahkan menyimpulkan dan

atau interpretasi termasuk berkomunikasi ilmiah.

Selain itu ada yang menyatakan bahwa inferensi itu sebagai kesimpulan

sementara. Kesimpulan yang tidak sementara sering dinamakan konklusi. Jadi

menyimpulkan atau menarik kesimpulan sebenarnya merupakan lanjutan dari

inferensi, atau berbagai inferensi akan menggiring kita pada kesimpulan. Sebagian

pakar sains memasukkan menyimpulkan atau menarik kesimpulan itu kepada

interpretasi atau menafsirkan. Interpretasi biasanya dilakukan apabila ada

sejumlah data yang dapat diartikan atau ditafsirkan berulang kali sehingga kita

sampai pada kesimpulan. Apabila ada informasi disajikan dalam bentuk tabel,

Page 30: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

bagan, atau grafik maka kita akan lebih mudah melakukan interpretasi atau

menarik kesimpulan. Menyimpulkan merupakan satu bentuk menafsirkan atau

interpretasi.

Adanya laboratorium virtual telah dapat melatih kemampuan siswa dalam

melakukan menyajikan data, klasifikasi data, interpretasi, inferensi, dan

menyimpulkan. Secara keseluruhan kemampuan atau ketuntasan keterampilan

proses sains siswa sebelum dan setelah belajar dengan menggunakan laboratorium

virtual disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Kemampuan Keterampilan Proses Sains

Kondisi Jumlah

Siswa

Ketuntasan

Jumlah %

Pre tes 32 2 6,25

Post tes 32 31 96,8

Hasil posttes pada Tabel 5.2, menunjukkan telah tercapai ketuntasan

klasikal, artinya adanya pembelajaran Asam, Basa, dan Garam dengan

menggunakan laboratorium virtual meningkatkan pemahaman siswa dan

mencapai ketuntasan klasikan tentang keterampilan proses sains. Hasil tersebut

sesuai dengan penelitian Wardani (2008) bahwa kegiatan praktikum dapat

mengembangkan keterampilan proses sains. Dan hasil belajar siswa aspek kognitif

berpengaruh atas digunakan laboratorium virtual (Hamida, Mulyani, & Utami,

2013). Hal ini juga didukung pula hasil wawancara kepada siswa, yang

menyatakan dengan belajar dengan laboratorium virtual menjadi faham tentang

Asam, Basa, dan Garam.

Penggunaan laboratorium virtual telah mampu membelajarkan keterampilan

proses sains, hasil ini senada dengan hasil penelitian Wardoyo (2008), bahwa

laboratorium virtual dapat digunakan dalam belajar dengan praktikum secara

virtual (maya) dan dapat membangun pembelajaran bermakna. Juga hasil

Page 31: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

penelitian lain yang menyatakan pembelajaran berbasis laboratorium virtual dapat

meningkatkan penguasaan konsep (Suarja, 2015).

2. Aktivitas Siswa

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan pada rentang waktu 3 menit oleh

dua observer selama 90 menit, hasil pengamatan disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Aktivitas Siswa

No Aktivitas Hasil Pengamatan

Observer 1 Observer 2 Rata-rata

1 Siswa mengikuti

pelajaran di kelas

20,00% 16,67% 18,3%

2 Siswa menggunakan

laboratorium virtual 16,67% 20,00%

18,3

3 Siswa bekerja sama

dengan baik di dalam

kelompok

20,00% 23,33% 21,6

4 Siswa antusias bertanya

yang belum diketahui

13,33% 10,00% 11,6

5 Siswa bersemangat

mencari data

20,00% 23,33% 21,6

Kegiatan yang tidak

relevan

10,00% 6,66% 8,3

Data di atas memperlihatkan semua aktivitas yang diharapkan telah muncul

di atas 10% dan kegiatan yang tidak relevan muncul terkecil, yaitu di bawah 10%.

Ini berarti aktivitas siswa selama pembelajaran masuk kategori baik, artinya

siswa selama pembelajaran telah mengikuti pelajaran sesuai rencana, siswa dapat

melakukan pembelajaran dengan laboratorium virtual, siswa antusias mengikuti

pembelajaran dan keinginan bertanya dan mencari data telah muncul selama

pembelajaran. Hal ini sesuai hasil penelitian bahwa dengan menggunakan media

yang sesuai akan memunculkan aktivitas siswa yang baik pula (Lutfi, 2013).

Selama pembelajaran kegiatan yang tidak relevan paling kecil terjadi, sehingga

dapat dikatakan dengan laboratorium virtual dan LKS dapat memperkecil aktivitas

siswa yang tidak diinginkan. Kegiatan yang tidak relevan, yaitu beraktivitas yang

Page 32: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

tidak terkait dengan pembejaran, antara lain menanyakan cara mengoperasikan

laboratorium virtual, yaitu memulai atau menutup program, menanyakan kaitan

antara LKS dan laboratorium virtual, ke kamar kecil, dan melakukan/mencoba di

luar LKS yang disediakan.

3. Tanggapan Siswa

Hasil tanggapan siswa atas penggunaan laboratorium virtual pada

pebelajaran asam, basa, dan garam disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Tanggapan Siswa

No Pernyataan YA

(%)

TIDAK

(%)

1 Dengan kegiatan pembelajaran dengan

laboratorium virtual yang telah saya ikuti,

lebih mudah memahami materi yang

diajarkan.

93,75 6,25

2

Dengan kegiatan pembelajaran yang telah

saya ikuti, saya menjadi lebih aktif mengikuti

pembelajaran.

87,5

12,5%

3

Kegiatan pembelajaran tadi memudahkan

saya dalam memecahkan permasalahan atau

menjawab soal yang diberikan.

96,87 3,13

4

Kegiatan pembelajaran ini membantu saya

mengenal beberapa alat percobaan kimia.

90,6 9,4

5

Kegiatan pembelajaran tadi dapat membuat

saya lebih semangat dalam belajar kimia

100%

0%

Hasil di atas memperlihatkan siswa memberikan tanggapan positif tiap

pernyataan, yaitu mulai sebesar 87,5% hingga 100%. Artinya bahwa siswa merasa

terbantukan oleh media laboratorium virtual dalam belajar Asam, Basa, dan

Garam. Siswa merasakan kegiatan pembelajaran dengan laboratorium virtual

memudahkan dalam memahami yang diajarkan, memberikan semangat belajar

kimia, dapat mengenal alat percobaan kimia, hal ini terbukti selain dari angket

juga hasil belajar yang diperolehnya, yakni mengalami ketuntasan klasikal pada

akhir pembelajaran dibanding pada sebelum pembelajaran. Ketertarikan siswa

pada penggunaan laboratorium virtual sebagai media pembelajaran menunjukkan

pemilihan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran,

hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman (2012).

Page 33: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtual dianggap oleh

siswa menyenangkan dan mudah dan bahkan lebih menarik dengan dianggapnya

mudah sebagian besar siswa lebih memahami hal ini terbukti dari hasil belajar

yang diperolehnya setelah pembelajaran. Hasil wawancara mendukung hasil

tersebut yang menyatakan bahwa belajar dengan laboratorium vistual

menyenangkan dan lebih mudah mengerti pH tanpa praktikum di laboratorium

riil. Hal ini sesuai dengan fungsi media pembelajaran yang dapat digunakan

untuk menyampaikan informasi penerima yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, minat sehingga terjadi proses belajar (Carin, 1993). Pemilihan

media pembelajaran dihadapkan pada kondisi: disesuikan dengan tujuan

pembelajaran, memodifikasi media yang ada, atau merancang media baru

(Smaldino, Lowther, Russell, 2012). Hasil belajar dan hasil tanggapan siswa

memperlihatkan media yang dipilih sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan

pembelajaran.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasar hasil dan pembahasan dapat disimpulkan berikut.

1. Terjadi peningkatan kemampun keterampilan proses sains pada siswa setelah

dilakukan pembalajaran dengan laboratorium virtual pada Asam, Basa, dan

Garam.

2. Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penggunaan laboratorium

virtual pada pembelajaran Asam, Basa, dan Garam.

B. Saran

1. Guru hendaknya masih menggunakan laboratorium riil karena penggunaan

laboratorium virtual hanya mampu melatihkan keterampilan melatihkan

keterampilan tertentu saja, sedangkan keterampilan yang lainnya, misalnya

menuangkan, merangkai alat, alat dan lain-lainnya belum dapat dilakukan

dengan laboratorium virtual.

2. Hendaknya guru memanfaatkan laboratorium virtual sebagai salah satu

alternatif guru untuk melatih keterampilan proses sains dalam pembelajaran

Kimia di SMA.

26

Page 35: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

DAFTAR ACUAN

Budiono. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung

Carin, A. A. 1993. Teaching Science Through Discovery. New York: Macmullan

Publishing Company.

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Hamida, N Mulyani, B., Utami, B. 2013. Studi Komparasi Penggunaan

Laboratorium Virt ual dan Laboratorium Riil tehadap Prestasi Belajar

ditinjau dari Kreativitas Siswa pada Materi Pokok Sistem Koloid SMA

Negeri 1 Banyudono. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)UNS: Vol. 2 No. 2

Lutfi, A. 2013. Memotivasi Siswa Belajar Sains Dengan Menerapkan Media

Pembelajaran Komik Bilingual. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran,

Terakreditasi Ditjen Dikti, 20 No. 2 (Okt 2013), Universitas Negeri

Malang: 152-159.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya

Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Bumi Aksara

Nur, M. 2011. Modul Keterampilan-Keterampilan Proses Sains. Surabaya:

UNESA

Permendikbud. 2014. Peraturan Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

59 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 SMA. Jakarta: BSNP

Riduwan. 2015. Skala pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R.,

Rochintaniawati, D., Nurjhani, M. 2005. Strategi belajar Mengajar Biologi.

Malang: UM Malang.

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sapriti, A., Hartinawati, Sulaiman, M., Budiastra A. A., Rochiyah, I., Rumanta,

M., Rintansa, R., Nasution, N., Sulistyarini, S. 2014. Pembelajaran IPA di SD

Buku Materi Pokok PDGK 4201 Modul 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka.

Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia

27

Page 36: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Smaldino, S., Lowther, D. L., & Russell, J. D. 2012. Intructional Technology &

Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar.

Edisi kesembilan. Terjemahan Arif Rahman. Jakarta: Kencana.

Sriyono. 2006. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.

Suarja, Z. A. 2015. Penggunaan Laboratorium Virtual Pada Pembelajaran Biologi

di SMA Kota Banda Aceh. Jurnal Bio-Natural Vol. 2, No. 2 Sep – Feb

2015, h. 33-38. Bina Bangsa Meulaboh.

Sugiarto, Bambang. 2013. Kimia Umum. Surabaya: FMIPA UNESA

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Zahrotul Warda

LKS

LABORATORIUM VIRTUAL

Page 38: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

LKS LABORATORIUM VIRTUAL

Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya unt

Kompetensi Dasar : Menjelaskan konsep asam dan basa serta

kekuatannya dan kesetimbangan pengionnya dalam

larutan .

Indikator:

1) Siswa dapat menyajikan data hasil percobaan.

2) Siswa dapat membandingkan sifat asam, basa berdasar pH

3) Siswa dapat klasifikasi asam, basa, dan garam berdasarkan pH

4) Siswa dapat membuat inferensi berdasar fenomena atau gejala atau data

yang diberikan.

5) Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan.

Tujuan :

1. Diberikan data pH larutan siswa dapat menyajikan data dengan benar.

2. Diberikan data pH hasil percobaan siswa dapat mengklasifikasi larutan

menjadi asam dan basa dengan benar.

3. Berdasarkan data percobaan, siswa dapat interpretasi hubungan antara pH

dengan konsentrasi.

4. Berdasarkan data percobaan, siswa dapat inferensi dengan grafik

hubungan antara pH dengan konsentrasi.

5. Dengan disajikan data, siswa dapat menyimpulkan jenis garam

berdasarkan rentang pH.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

A. Percobaan asam kuat

Prosedur:

1. Klik dan pilih larutan asam kuat dengan konsentrasi yang berbeda

sebanyak lima macam pada media lab. virtual.

2. Tentukan pH dari masing-masing larutan tersebut dengan menggunakan

pH meter yang ada pada media lab. virtual.

PERCOBAAN ASAM, BASA, DAN GARAM

1. Untuk mengisi LKS ini gunakanlah media

interaktif laboratorium virtual.

2. Ikutilah prosedur pada tiap percobaan

dengan benar.

3. Jawablah semua pertanyaan dalam LKS

dengan benar.

Petunjuk dalam mengisi LKS

Page 40: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

3. Catatlah nilai pH ke dalam tabel pengamatan.

Hasil Pengamatan:

Asam kuat : ....................

No Konsentrasi

larutan (M)

pH

Asam kuat

1 0,01

2 0,05

3 0,1

4 0,5

5 0,99

( Tujuan 1)

Analisis:

1. Pada konsentrasi berapakah diperoleh nilai pH yang terkecil? (Tujuan

2.1)

..............................................................................................................

2. Pada konsentrasi berapakah diperoleh nilai pH yang terbesar? (Tujuan

2.1)

..............................................................................................................

3. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas! (Tujuan 3.1)

- Semakin besar konsentrasi, maka nilai pH asam kuat semakin

.............................

- Semakin kecil konsentrasi, maka nilai pH asam kuat semakin

.............................

B. Percobaan asam lemah

Prosedur:

1. Klik dan pilih larutan asam lemah dengan konsentrasi yang berbeda

sebanyak lima macam pada media lab. virtual.

2. Tentukan pH dari masing-masing larutan tersebut dengan menggunakan

pH meter yang ada pada media laboratorium virtual.

3. Catatlah nilai pH ke dalam tabel pengamatan.

Hasil Pengamatan:

Asam lemah : ....................

Page 41: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

No Konsentrasi

larutan (M)

pH

Asam lemah

1 0,01

2 0,05

3 0,1

4 0,5

5 0,99

(Tujuan 1)

Analisis:

1. Pada konsentrasi berapakah diperoleh nilai pH yang terkecil? (Tujuan

2.1)

..............................................................................................................

2. Pada konsentrasi berapakah diperoleh nilai pH yang terbesar? (Tujuan

2.1)

..............................................................................................................

3. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas! (Tujuan 3.1)

- Semakin besar konsentrasi, nilai pH asam lemah semakin

.............................

- Semakin kecil konsentrasi, nilai pH asam lemah semakin

.............................

4. Membandingkan Asam kuat dan asam lemah

1. Isilah tabel berikut berdasarkan tabel pengamatan pada percobaan A

dan B!

Asam kuat : ............................

Asam lemah : ............................

No Konsentrasi larutan (M)

pH

Asam kuat Asam lemah

1 0,01

2 0,05

Page 42: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

3 0,1

4 0,5

5 0,99

2. Gambarkan grafik berdasarkan tabel tersebut! (Tujuan 2.2)

3. Bagaimana pH-asam kuat dibandingkan pH-asam lemah dengan

konsentrasi yang sama? (Tujuan 2.3)

..............................................................................................................

..............................................................................................................

4. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas dengan membandingkan nilai

pH dan konsentrasinya! (Tujuan 3.1)

Nilai pH-asam kuat lebih ........... daripada nilai pH-asam lemah

dengan konsentrasi yang sama.

Page 43: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Asam kuat dan asam lemah memiliki pH yang .......... apabila

konsentrasinya ..........

Asam kuat dan asam lemah memiliki pH yang .......... apabila

konsentrasinya ..........

5. Percobaan Basa Kuat

Prosedur:

1. Klik dan pilih larutan basa kuat dengan konsentrasi yang berbeda

sebanyak lima macam 1. pada media lab. virtual.

2. Tentukan pH dari masing-masing larutan tersebut dengan menggunakan

pH meter yang ada pada media laboratorium virtual.

3. Catatlah nilai pH ke dalam tabel pengamatan.

Hasil Pengamatan:

Basa kuat : ....................

No Konsentrasi

larutan (M)

pH

Basa Kuat

1

2

3

4

5

(Tujuan 1)

Analisis:

1. Pada konsentrasi berapakah diperoleh nilai pH yang terkecil? (Tujuan

2.1)

..............................................................................................................

2. Pada konsentrasi berapakah diperoleh nilai pH yang terbesar? (Tujuan

2.1)

..............................................................................................................

Page 44: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

3. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas! (Tujuan 3.1)

..............................................................................................................

..............................................................................................................

6. Percobaan Basa Lemah

Prosedur:

1. Klik dan pilih larutan basa lemah dengan konsentrasi yang berbeda

sebanyak lima macam 1. pada media lab. virtual.

2. Tentukan pH dari masing-masing larutan tersebut dengan menggunakan

pH meter yang ada pada media laboratorium virtual.

3. Catatlah nilai pH ke dalam tabel pengamatan.

Hasil Pengamatan:

Basa lemah : ....................

No Konsentrasi

larutan (M)

pH

Basa Lemah

1

2

3

4

5

(Tujuan 1)

Analisis:

1. Pada konsentrasi berapakah diperoleh nilai pH yang terkecil? Tujuan

2.1

..............................................................................................................

2. Pada konsentrasi berapakah diperoleh nilai pH yang terbesar? (Tujuan

2.1)

..............................................................................................................

3. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas! Tujuan 3.1)

..............................................................................................................

..............................................................................................................

7. Membandingkan Basa kuat dan Basa lemah

Page 45: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

1. Isilah tabel berikut berdasarkan tabel pengamatan pada percobaan A

dan B!

No Konsentrasi larutan (M)

pH

basa kuat Basa lemah

1

2

3

4

5

2. Gambarkan grafik berdasarkan tabel tersebut! (Tujuan 2.2)

2. Bandingkan antara pH-basa kuat dan pH-basa lemah dengan konsentrasi

yang sama? (Tujuan 2.3)

..............................................................................................................

..............................................................................................................

3. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas dengan membandingkan nilai

pH dan konsentrasinya! (Tujuan 3.1)

Nilai pH-basa kuat lebih .......... daripada nilai pH-basa lemah dengan

konsentrasi yang sama.

Basa kuat dan basa lemah memiliki pH yang .......... apabila

konsentrasinya ..........

Page 46: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Basa kuat dan basa lemah memiliki pH yang .......... apabila

konsentrasinya ..........

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

8. Percobaan Membedakan Jenis Garam Berdasarkan pH Larutan.

Prosedur:

1. Klik dan pilih 3 macam larutan garam dengan konsentrasi yang sama.

2. Tentukan pH dari masing-masing larutan tersebut dengan menggunakan

pH meter yang ada pada media laboratorium virtual.

3. Catatlah nilai pH dalam tabel pengamatan.

Hasil pengamatan:

No. Larutan Kosentrasi (M) pH

1.

2.

3.

(Tujuan 1)

Analisis:

1. Berdasarkan percobaan di atas kelompokkan tiap-tiap larutan garam

berdasarkan rentang pH berikut: (Tujuan 2.1)

Nilai pH

0 < pH < 7 pH = 7 7 < pH < 14

Disebut garam ............ Disebut garam ........... Disebut garam ..........

2. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut menurut jenis garam

berdasarkan rentang pH! (Tujuan 3.2)

pH-garam asam memiliki rentang pH yang sama dengan pH larutan

.................., yaitu rentang pH-nya sebesar .....................

pH-garam netral memiliki nilai pH=...........

Page 47: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

pH-garam basa memiliki rentang pH yang sama dengan pH larutan

................., yaitu rentang pH-nya sebesar ......................

Page 48: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS

Daftar pustaka

Permendikbud no 24 tahun 2016. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia

Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Mendikbud.

Kheng, Yeap Tok. 2008. Science Process Skill Form 1. Singapore: Pearsn

Longman Ltd.

Kheng, Yeap Tok. 2008. Science Process Skill Form 4. Singapore: Pearsn

Longman Ltd.

Purba, Michael. 2002. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar II. Bandung: ITB.

Page 49: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS
Page 50: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS
Page 51: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS
Page 52: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS
Page 53: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS
Page 54: LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN FAKUTAS