Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat...

58
PROFIL PASIEN LOW BACK PAIN POLIKLINIK ORTHOPAEDI RSUP FATMAWATI TAHUN 2013 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memeroleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh RASYAD WICAKSONO NIM: 111103000072 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat...

Page 1: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

PROFIL PASIEN LOW BACK PAIN POLIKLINIK

ORTHOPAEDI RSUP FATMAWATI TAHUN 2013

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

Memeroleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

RASYAD WICAKSONO

NIM: 111103000072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Page 3: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

iii

PROFIL PASIEN LOW BACK PAIN POLIKLINIK ORTHOPAEDI RSUP

FATMAWATI TAHUN 2013

Page 4: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan penelitian ini dengan judul “Profil Pasien Low Back

Pain Poliklinik Orthopaedi RSUP Fatmawati Tahun 2013”. Dalam pelaksanaan

penulisan hasil penelitian ini, peneliti telah banyak memperoleh bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah,

DR. Arif Sumantri, S.K.M, M. Kes, Dr. Dra. Delina Hasan, Apt, M. Kes,

selaku Dekan dan Wakil Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakart serta dr.

Witri Ardini, M. Gizi, Sp. GK selaku Kaprodi PSPD UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. dr.Achmad Zaki, M. Epid, Sp.OT dan dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT selaku

Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yang telah memberikan banyak dukungan,

motivasi, semangat, masukan, dan nasihat serta telah mencurahkan banyak

waktu, pikiran, dan segenap tenaga untuk membimbing saya hingga mampu

menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya.

3. dr. Risahmawati Ph.D, dr. Marita Fadhilah, Ph.D, dan dr. Ayat Rahayu,

Sp.Rad yang telah bersedia hadir untuk memberi masukan dan nasihat dalam

presentasi proposal penelitian saya, serta dr. Dwi Tyastuti, MPH, Ph.D dan dr.

Lucky Briliantina, M.Biomed selaku penguji dalam sidang akhir yang

memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan ini.

4. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungjawab Modul Riset yang selalu

mengingatkan dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan penelitian.

5. Seluruh anggota keluarga kandung saya yang namanya tidak dapat saya

sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk kasih sayang dan doa yang terus

menerus dipanjatkan, pengorbanan dengan penuh keikhlasan, serta ridho yang

memberi kemudahan dalam setiap langkah kehidupan saya.

Page 6: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

vi

6. Ayah tiri saya, almarhum Rusdian Rahman, yang senantiasa menghibur saya

di kala kejenuhan semasa menjalani masa pendidikan dan meyakinkan diri

untuk pantang menyerah mengejar cita-cita sampai akhir hayatnya.

7. dr. Zainal Adhim, SpTHT-KL, Ph.D selaku Ketua Komisi Etik RSUP

Fatmawati Jakarta yang telah memberikan izin untuk pengambilan data, dr.

Endang Poedjiningsih, M. Epid selaku Sekretaris Komisi Etik RSUP

Fatmawati Jakarta yang telah memberi bimbingan dan arahan dalam

memahami metodologi penelitian, serta drg. Danik Hariyani, SpKG selaku

pegawai Diklit RSUP Fatmawati Jakarta yang telah membantu proses

perizinan pengambilan data di IRMIK RSUP Fatmawati Jakarta.

8. Ibu Adiany Biring dan Ibu Dewi selaku pegawai IRMIK RSUP Fatmawati

Jakarta, dan teman sejawat saya, Diana Nurmalasari, yang sangat sabar dalam

membantu peneliti dalam mengumpulkan data rekam medis yang dibutuhkan.

9. Ibu Pipit dan Bapak Ajip selaku pegawai administrasi FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam proses pembuatan surat

perizinan penelitian dan persetujuan komisi etik.

10. Teman-teman kelompok riset, Yofara Maulidiah Muslihah dan Cut Neubi

Getha. Semoga petualangan kita menjadi awal kesuksesan kita selanjutnya.

11. Teman-teman PSPD 2011.Terima kasih banyak atas kebersamaannya selama

ini..

Akhir kata, peneliti bersedia menerima saran dan kritik yang membangun untuk

penyempurnaan penulisan hasil penelitian ini.

Ciputat, 9 September 2014

Rasyad Wicaksono

Page 7: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

vii

ABSTRAK

Rasyad Wicaksono. Program Studi Pendidikan Dokter. Profil Pasien Low

Back Pain di Poliklinik Orthopaedi RSUP Fatmawati pada Tahun 2013.

Low back pain (LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal

yang sering terjadi. Meski umumnya bersifat tidak letal, LBP dapat menyebabkan

penurunan produktivitas pengidapnya. Penelitian ini dilakukan untuk mencari

tahu faktor-faktor predisposisi pasien LBP berupa jenis kelamin, usia, indeks

massa tubuh (IMT), dan tingkat pendidikan. Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah potong lintang. Data diperoleh dari rekam medis pasien LBP

yang mengunjungi poliklinik orthopaedi RSUP Fatmawati pada tahun 2013.

Sebanyak 43 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan

dalam penelitian ini. Pada tahun 2013, LBP mencakup 3,2% dari seluruh kasus

yang ditangani poliklinik orthopaedi RSUP Fatmawati. Berdasarkan karakteristik

yang diteliti, ditemukan bahwa kelompok dengan jumlah pasien terbanyak

masing-masing adalah jenis kelamin wanita (62,8%), usia di atas 64 tahun

(34,9%), kriteria IMT obesitas 1 25,0 - 30,0 (34,9%), dan tingkat pendidikan

tamat SMA (44,2%).

Kata kunci : low back pain, jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, tingkat

pendidikan.

Page 8: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

viii

ABSTRACT

Rasyad Wicaksono. Medical Education Study Programme. Profile of Patients

with Low Back Pain in Fatmawati General Hospital Orthopaedics Center in

2013.

Low back pain (LBP) is one of the most prevalent musculoskeletal

disorder. Although most cases are considered as not lethal, LBP could impair

patients productivity. This study is conducted to depict the predisposition factors

of patients with LBP, such as sex, age, BMI, and education level. Data were

collected from medical history of patients diagnosed with LBP consulting to

orthopaedics center of Fatmawati General Hospital in 2013. Forty three medical

history matching the inclusion criteria were included in this study. LBP comprises

3,2% of the total case presented at orthopaedic center of Fatmawati General

Hospital. The group with the largest prevalence of each characteristic were

female (58,1%), age above 64 years old (34,9%), BMI 25,0-30,0 (34,9%), and

senior highschool education (44,2%).

Keywords: low back pain, sex, age, body mass index, education level.

Page 9: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.3.1. Tujuan Umum ................................................................................... 2

1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................................. 2

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4

2.1. Landasan Teori ......................................................................................... 4

2.1.1. Definisi Low Back Pain .................................................................... 4

2.1.2. Anatomi Tulang Belakang ................................................................ 4

2.1.2.1. Columna vertebralis ................................................................... 4

2.1.2.2. Diskus intervertebralis ............................................................... 6

2.1.2.3. Sendi Facet ................................................................................. 8

2.1.3. Etiologi dan Klasifikasi ................................................................... 10

2.1.4. Epidemiologi ................................................................................... 15

2.1.5. Faktor-Faktor Risiko ....................................................................... 15

2.1.5.1. Jenis Kelamin ........................................................................... 15

2.1.5.2. Usia .......................................................................................... 16

Page 10: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

x

2.1.5.3. Indeks Massa Tubuh (IMT) ..................................................... 18

2.1.5.4. Tingkat Pendidikan .................................................................. 18

2.2. Kerangka Konsep ................................................................................... 20

2.3. Kerangka Teori ....................................................................................... 21

2.4. Definisi Operasional ............................................................................... 22

BAB III ................................................................................................................. 23

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 23

3.1. Desain Penelitian .................................................................................... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 23

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 23

3.3.1. Populasi Subjek Penelitian .............................................................. 23

3.3.2. Besar Sampel ................................................................................... 24

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel........................................................... 24

3.3.4. Kriteria Sampel ............................................................................... 25

3.3.4.1. Kriteria Inklusi ......................................................................... 25

3.3.4.2. Kriteria Eksklus ....................................................................... 25

3.4. Cara Kerja Penelitian .............................................................................. 25

3.5. Alur Penelitian ........................................................................................ 26

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 26

3.7. Etika Penelitian ....................................................................................... 26

BAB IV ................................................................................................................. 27

4.1. Karakteristik Data Penelitian .................................................................. 27

4.2. Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 28

4.2.1. Prevalensi LBP di Poliklinik Orthopaedi RSUP Fatmawati tahun

2013 28

4.2.2. Jenis Kelamin .................................................................................. 28

4.2.3. Usia ................................................................................................. 30

4.2.4. Indeks Massa Tubuh ....................................................................... 31

4.2.5. Tingkat Pendidikan ......................................................................... 32

4.3. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 34

BAB 5 ................................................................................................................... 35

4.4. Kesimpulan ............................................................................................. 35

Page 11: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

xi

5.1. Saran ....................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37

LAMPIRAN .......................................................................................................... 43

Page 12: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Persentase Low Back Pain Berdasarkan Jenis Kelamin di Amerika Serikat

............................................................................................................................... 16

Tabel 2 Persentase Low Back Pain Berdasarkan Usia di Amerika Serikat........... 17

Tabel 3 Persentase Low Back Pain Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Amerika

Serikat ................................................................................................................... 20

Tabel 4 Prevalensi LBP dari semua kasus orthopaedi .......................................... 28

Tabel 5 Prevalensi LBP Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 28

Tabel 6 Prevalensi LBP Berdasarkan Kelompok Usia ......................................... 30

Tabel 7 Prevalensi LBP Berdasarkan IMT ........................................................... 31

Page 13: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ruas-ruas tulang belakang .................................................................... 5

Gambar 2. Potongan sagittal persendian vertebra lumbal ....................................... 6

Gambar 3. Persendian tulang vertebra cervical ....................................................... 8

Gambar 4. Persendian tulang vertebra thoracal ...................................................... 9

Gambar 5. Persendian tulang vertebra lumbar ...................................................... 10

Page 14: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Salah satu keluhan yang sering kali menjadi penyebab pasien berkunjung

ke pusat pelayanan kesehatan maupun berusaha mengobati diri sendiri adalah

nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman, resah, atau derita

yang timbul akibat stimulasi ujung saraf nociceptor.2 Tergantung pada lokasi dan

jenisnya, nyeri dapat menganggu pelaksanaan aktivitas sehari-hari3 atau bahkan

perilaku seseorang.4 Secara umum, nyeri berfungsi untuk memicu perilaku

protektif atau menghindari bahaya agar bagian tubuh yang terkait tidak

mengalami kerusakan lebih lanjut.5

Salah satu jenis nyeri terkait sistem muskuloskeletal yang paling sering

terjadi adalah low back pain (LBP). LBP adalah nyeri yang dirasakan pada

punggung bagian bawah. LBP bukanlah sebuah diagnosis akhir, melainkan

sebuah manifestasi klinis dari kelainan yang menimbulkan sensasi nyeri pada

daerah punggung di bawah garis costae ke-12 dan di atas lipatan gluteal dengan

atau tanpa nyeri pada tungkai bawah.6

Prevalensi LBP semasa hidup diperkirakan mencapai 84% dengan 23%

pasien mengalami LBP secara kronik. Derajat nyeri yang dirasakan dapat

bervariasi dari ringan sampai cukup parah sehingga dapat mengganggu aktivitas

sehari-hari individu, sekitar 11-12% pasien mengalami gangguan dalam

beraktivitas akibat gejala LBP yang mereka alami.7

Tergantung dari tingkat keparahan kasus LBP yang dialami pasien, beban

ekonomi yang ditanggung dapat berbeda-beda. Dari hasil sebuah systematic

review terhadap berbagai studi terkait hal LBP, beban ekonomi yang ditimbulkan

oleh LBP terdiri dari biaya terapi fisik (17%), rawat inap (17%), konsultasi (13%),

dan obat (13%). Sisa beban ekonomi yang ditanggung oleh pasien berasal dari

Page 15: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

2

kerugian akibat berkurangnya kemampuan untuk beraktivitas secara

optimal dalam menjalani pekerjaannya.8

LBP dapat disebabkan oleh berbagai macam kelainan. Berdasarkan

etiologinya, LBP dapat digolongkan menjadi viserogenik, vaskulogenik,

neurogenik, spondilogenik, dan psikogenik.9Namun, pada sekitar 84% kasus,

penyebab yang spesifik tidak dapat ditemukan sehingga LBP tersebut

digolongkan sebagai non spesifik.10

Meski penyebab yang spesifik sulit untuk diidentifikasi, terdapat berbagai

macam faktor yang terkait dengan peningkatan risiko terjadinya LBP. Informasi

mengenai faktor-faktor tersebut dapat ditemukan di dalam rekam medis. Namun,

di Indonesia, penyusunan laporan secara deskriptif mengenai profil pasien LBP di

pusat-pusat pelayanan kesehatan belum banyak dilakukan.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimanakah profil pasien LBP di poli orthopaedi RSUP Fatmawati?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui profil pasien LBP di poliklinik orthopaedi RSUP

Fatmawati berdasarkan faktor-faktor risiko.

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengetahui profil jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, dan tingkat

pendidikan di poliklinik orthopaedi RSUP Fatmawati.

Page 16: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

3

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai profil jenis

kelamin, usia, indeks massa tubuh, dan tingkat pendidikan pasien LBP

di poli orthopaedi RSUP Fatmawati.

Institusi

Menambah literatur kesehatan khususnya mengenai profil jenis

kelamin, usia, indeks massa tubuh, dan tingkat pendidikan pasien LBP

di poli orthopaedi RSUP Fatmawati.

Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti mengenai profil jenis kelamin, usia,

indeks massa tubuh, dan tingkat pendidikan pasien LBP di poli

orthopaedi RSUP Fatmawati, sekaligus menjadi referensi untuk

penelitian yang lebih lanjut.

Page 17: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori

2.1.1. Definisi Low Back Pain

Salah satu bagian tubuh yang sering mengalami nyeri adalah punggung.

Secara anatomis, nyeri pada punggung dapat diklasifikasikan menjadi neck pain

(nyeri pada regio servikal), upper back pain (nyeri pada regio torakal), dan low

back pain (LBP, nyeri pada regio lumbosakral).11

Berdasarkan International

Classification of Disease, LBP dilambangkan dengan kode M54.5 dan

didefinisikan sebagai nyeri akut atau kronik di regio lumbal atau sakral yang

mungkin terkait dengan sprain pada otot, strain pada ligamen, pergeseran diskus

intervertebralis, maupun kondisi lainnya.12

Definisi tersebut juga digunakan untuk

mendiagnosis LBP yang bersifat non spesifik, yaitu LBP dengan etiologi tanpa

etiologi yang jelas. 10

Salah satu penyebab sulitnya menemukan etiologi LBP adalah banyaknya

struktur yang dapat berkontribusi menimbulkan nyeri, seperti tulang vertebra,

diskus intervertebralis, sendi faset, maupun jaringan lunak disekitarnya. 11

LBP

tidak selalu disebabkan oleh gangguan pada sistem muskuloskeletal saja. Sebagai

penghubung antara sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat, nyeri alih yang timbul

akibat gangguan organ viseral seringkali ikut dialihkan ke punggung. 5

2.1.2. Anatomi Tulang Belakang

2.1.2.1.Columna vertebralis

Columna vertebralis adalah salah satu komponen penyusun trunkus tubuh

yang berada di bagian posterior tubuh. Columna vertebrata memanjang dan

menyokong bagian di antara kepala hingga pelvis. Pada orang dewasa, panjang

columna vertebralis adalah sekitar dua per lima dari panjang tubuh.13

Page 18: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

5

Persendian columna vertebralis tergolong sendi synarthrosis, yakni sendi

yang memungkinkan sedikit atau bahkan tidak ada gerakan sama sekali. Jaringan

yang menghubungkan antara masing-masing tulang vertebra adalah kartilago

hialin. Hal ini memungkinkan columna vertebra untuk digerakkan ke arah depan,

belakang, samping, maupun rotasi.13

Gambar 2.1. Ruas-ruas tulang belakang14

Jumlah tulang vertebra penyusun columna vertebralis pada anak-anak

adalah 33. Ketika beranjak dewasa, beberapa ruas di daerah sacral dan coccygeal

bergabung sehingga pada umumnya orang dewasa hanya memiliki 26 ruas tulang

vertebra yang terpisah. Distribusi jumlah ruas dari setiap daerah columna vertebra

adalah:

7 ruas vertebra cervicales (leher)

12 ruas vertebra thoracales (punggung)

5 ruas vertebra lumbares (pinggang)

1 ruas vertebra sacrales (kelangkang) yang terdiri dari 5 ruas yang

bergabung

1 ruas vertebra coccygeals (tungging) yang terdiri dari 4 ruas yang

bergabung

Page 19: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

6

2.1.2.2.Diskus intervertebralis

Diskus intervertebralis merupakan jaringan fibrokartilago yang berfungsi

untuk menyerap dan menyebarkan beban yang ditanggung oleh tulang punggung

secara merata serta memungkinkan pergerakan pada tulang belakang. Manusia

memiliki 23 diskus interverterbralis yang menghubungkan masing-masing tulang

vertebrae. Tinggi dan diameter diskus intervertebralis mengalami peningkatan

dari vertebra servikal ke vertebra lumbar.14

Gambar 2.2. Potongan sagittal persendian vertebra lumbal14

Meski ukuran dari masing-masing diskus intervertebralis tidaklah sama,

seluruh diskus intervertebralis memiliki struktur dasar dan komposisi biokimia

yang sama. Secara makroskopis, diskus intervertebralis terbagi menjadi bagian

dalam dan bagian luar. Bagian dalam diskus intervertebralis terdiri dari nukleus

pulposus yang bersifat gelatin dan bagian luarnya terdiri dari annulus fibrosus.

Sifat gelatin nukleus pulposus disebabkan oleh aktivitas transport ion dan sifat

mekanik matriks kolagen-aggrecan yang menyusunnya. Annulus fibrosus terdiri

dari lapisan-lapisan jaringan kolagen yang tersusun secara konsentrik dan sel-sel

mirip kondrosit yang dapat mensistesis matriks dengan kandungan kolagen yang

tinggi dan proteoglikan yang rendah.14

Tipe jaringan kolagen yang banyak ditemukan dalam diskus

intervertebralis adalah kolagen tipe I dan II. Kolagen tipe I terdapat dalam

konsentrasi tinggi di annulus fibrosus dan kolagen tipe II di nukleus pulposus.

Page 20: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

7

Kolagen tipe V terdapat dalam konsentrasi rendah di annulus fibrosus dan kolagen

tipe XI di nukleus pulposus. Kolagen tipe VI dan IX dapat ditemukan pada

annulus fibrosus dan nukleus pulposus, sedangkan kolagen tipe XII hanya

ditemukan di annulus fibrosus.14

Pada diskus intervertebralis yang sehat, komponen vaskular dan neural

hanya terdapat pada bagian perifer annulus fibrosus. Pada bagian superior dan

inferior diskus terdapat end-plates yang merupakan lapisan-lapisan kartilago

hyalin berpori-pori. End-plates berperan sebagai saluran utama untuk difusi nutrisi

yang diperlukan diskus intervertebralis. Konsentrasi sel di dalam diskus

intervertebralis berkisar antara 1% hingga 5%. Jenis sel yang dominan di dalam

nukleus pulposus adalah kondrosit.14

Jaringan kolagen annulus fibrosus berfungsi untuk menahan regangan dan

membatasi penyebaran molekul proteoglikan aggrecan dalam nukleus. Molekul-

molekul ini membuat annulus fibrosus kaku ketika mengalami kompresi dan

memungkinkan perubahan bentuk yang reversibel. Nukleus pulposus memiliki

kandungan proteoglikan yang tinggi dan air sebanyak 70%-80% yang berfungsi

untuk mempertahankan tinggi diskus intervertebralis dan menyebarkan beban

secara merata. Viskoelastisitas nukleus pulposus dan bagian dalam annulus

fibrosa bersifat bifasik dan terkait dengan perubahan volume yang terjadi akibat

penyerapan dan pengeluaran cairan interstitial. Ketika badan dalam posisi

membungkuk, terjadi kompresi diskus intervertebralis oleh tulang vertebra yang

berada pada bagian superior dan inferiornya sehingga terjadi penonjolan pada

diskus intervertebralis, perubahan bentuk end-plate, dan perubahan volume.

Ketika badan dalam posisi berpilin, posisi annulus fibrosus mengalami perubahan

namun volumenya tidak berubah.14

Sifat-sifat fungsional diskus intervertebralis bergantung pada komposisi dan

integritas matriks ekstraselulernya. Metabolisme diskus intervertebralis diduga

diatur oleh sebuah sistem aktivator-inhibitor yang kompleks, kelainan regulasi

sistem ini dapat menyebabkan degenerasi. Hilangnya homeostasis antara

katabolisme dan sintesis matriks dapat menyebabkan perubahan biokimia dan

Page 21: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

8

struktur mikro diskus yang akan berlanjut pada perubahan morfologi secara

makroskopis.14

2.1.2.3.Sendi Facet

Gambar 2.3. Persendian tulang vertebra cervical15

Sendi facet (facet joint), atau disebut juga sendi zygoapofisis

(zygoapophyseal joint), adalah sepasang sendi diarthrodial yang menghubungkan

bagian posterior dua tulang vertebrata yang berseberangan. Sendi facet

menghubungkan processus articularis inferior sebuah tulang vertebra dan prosesus

articularis superior tulang vertebra di bawahnya. Sendi faset merupakan sendi

sinovial yang permukaannya dilapisi kartilago artikular, membran synovial,

kapsula fibrosa, dan jaringan ikat longgar areolar.14

Pada bagian ventral, kapsula fibrosa memiliki ketebalan yang tipis dan

sendi berhubungan dengan ligamentum flavum. Kapsula fibrosa pada bagian

superior dan inferior sendi bersifat lebih tebal daripada kapsula fibrosa di bagian

sentral. Recessus superior dan inferior yang dilapisi oleh kapsula fibrosa terisi

oleh membran synovial dan bantalan lemak. Bantalan lemak yang terdapat di pada

recessus superior berhubungan langsung dengan bantalan lemak pada saraf

spinalis.16

Page 22: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

9

Gambar 2.4. Persendian tulang vertebra thoracal15

Sendi facet banyak dipersarafi oleh serat-serat saraf yang berasal dari cabang

medial ramus dorsalis saraf spinalis. Setiap facet memiliki dua sumber persarafan,

dari ramus dorsalis tingkat yang sama dan dari tingkat di atasnya. Setiap radiks

saraf spinalis mempersarafi dua facet, pada bagian keluarnya dan pada bagian

bawahnya. Pengecualiannya adalah persarafan sendi atlanto-oksipital, sendi

atlanto-aksial, dan sendi antara C2 dan C3, yang masing-masing dipersarafi oleh

saraf C1, C2, dan C3. Kapsula fibrosa sendi facet dipersarafi oleh banyak ujung

saraf bebas. Oleh karena itu, sendi facet dapat mendeteksi informasi proprioceptif

dan nociceptif.16

Sendi facet berfungsi untuk mendistribusikan beban secara merata dan

mencegah mobilitas yang berlebihan. Variasi bentuk dan orientasi susunannya

mencegah terjadinya dislokasi memutar dan dislokasi ke arah anterior. Processus

articularis memungkinkan kedua permukaan tulang dalam persendian untuk

bergeser sepanjang 5-7 mm. Sendi facet vertebra servikal umumnya tersusun pada

arah sumbu oblik koronal dengan kemiringan superior-inferior ke arah posterior.

Page 23: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

10

Sendi facet torakal tersusun pada arah sumbu koronal dan hampir vertikal. Bagian

superior sendi facet lumbar tersusun hampir sejajar dengan sumbu sagittal dan

bagian inferiornya memutar ke arah luar menuju sumbu koronal sehingga

persendian tersusun sagittal-coronal secara oblique pada tautan lumbosacral.16

Gambar 2.5. Persendian tulang vertebra lumbar15

2.1.3. Etiologi dan Klasifikasi

LBP pada dasarnya bukanlah merupakan sebuah entitas penyakit tertentu,

melainkan sebuah gejala yang dapat diakibatkan oleh banyak sebab. LBP dapat

ditimbulkan oleh proses patologis seperti rematik, infeksi, neoplasma, trauma,

atau proses degeneratif.17

Bila etiologi yang jelas dapat ditemukan, LBP tersebut

digolongkan menjadi LBP spesifik. Namun, pada sebagian besar kasus LBP, tidak

dapat ditemukan penyebab yang jelas sehingga disebut LBP non spesifik.18

Berdasarkan hasil sebuah studi, didapatkan bahwa sekitar 84% kasus LBP bersifat

non spesifik, yakni tanpa penyebab yang jelas.10

Page 24: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

11

Sebagian klinisi berpendapat bahwa LBP non spesifik dapat digolongkan

lebih lanjut karena diyakini memiliki etiologi spesifik dan dapat diidentifikasi.

Klasifikasi LBP non spesifik yang dimaksud adalah facetogenik, diskogenik, dan

sakroiliak. Dalam sebuah studi, didapatkan hasil bahwa 93% klinisi memberikan

tatalaksana yang berbeda-beda berdasarkan diagnosis masing-masing.19

Namun,

belum terdapat bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pendapat bahwa

karakteristik dari masing-masing golongan LBP non spesifik dapat diidentifikasi

dengan akurasi tinggi, atau tatalaksana yang spesifik untuk masing-masing

golongan tersedia.10

Penyebab utama dari LBP yang bersifat mekanis antara lain adalah tarikan

dan regangan yang dapat terjadi pada aktivitas berat, spondylosis lumbal, hernia

diskus intervertebralis, dan stenosis spinalis. Etiologi LBP yang bersifat

nonmekanis antara lain adalah gangguan inflamasi seperti ankylosing spondylitis,

infeksi, neoplasma primer dan sekunder, serta gangguan metabolik tulang seperti

osteoporosis.20

Sebuah studi menunjukkan bahwa 1% pasien LBP mengalami

neoplasma, 4% mengalami fraktur kompresi, dan 1-3% mengalami prolaps diskus

intervertebralis.21

LBP juga dapat timbul sebagai bentuk dari peralihan nyeri

berbagai kondisi medis seperti kehamilan ektopik, pankreatitis akut, ulkus

duodenum, pelvic inflamatory disease, prostatitis, batu ginjal, dan batu empedu.22

Stress mekanik terhadap tulang belakang, seperti aktivitas kerja, diduga

memiliki pengaruh besar dalam patogenesis LBP. Namun timbul atau tidaknya

LBP juga dipengaruhi oleh kondisi predisposisi struktur tulang belakang individu

masing-masing. Dari sebuah penelitian pada pekerja-pekerja di Amerika Serikat,

ditemukan bahwa angka kejadian LBP lebih banyak terjadi pada kelompok

dengan aktivitas kerja yang lebih lama, diakui bahwa terdapat keterbatasan karena

tidak melibatkan faktor-faktor lain sehingga hubungan antara lama aktivitas kerja

dan LBP tidak bersifat linier.23

Dari penelitian lain, didapatkan hasil yang

meragukan pada peran aktivitas kerja seperti posisi duduk saat kerja, postur yang

tidak tepat, berdiri dan berjalan, mendorong atau menarik, membungkuk dan

membengkokkan badan, mengangkat, dan membawa beban, sebagai penyebab

LBP secara independen.24

Page 25: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

12

Faktor genetik diduga memiliki peran dalam timbulnya gejala LBP.

Terdapat kemungkinan 30%-46% gejala LBP diturunkan kepada generasi

berikutnya. Seperempat dari kasus LBP yang diturunkan berkaitan dengan

penyempitan diskus intervertebralis.25

Selain itu, faktor genetik juga dapat

memengaruhi persepsi terhadap nyeri, kecepatan transmisi impuls nyeri, proses

psikologis, dan imunitas.10

Polimorfisme gen yang mengkode interleukin-1 (IL-1)

juga memiliki peran dalam proses patogenesis LBP.10

Proses inflamasi telah lama diasumsikan memiliki peran dalam

pathogenesis LBP, hal ini terlihat dari berkurangnya nyeri yang dirasakan pasien

setelah menggunakan obat-obat anti inflamasi nonsteroidal (AINS) atau injeksi

glukokortikoid lokal. Berdasarkan uji coba yang dilakukan pada tikus, tanda-tanda

respons inflamasi yang timbul pada ganglion radiks dorsalis yang timbul antara

lain adalah aktivasi sel glia, infiltrasi makrofag, peningkatan sitokin pro-inflamasi,

dan aktivasi jaras sinyal inflamasi. Selain dapat menekan persarafan yang ada di

sekitarnya, nukleus pulposus dari diskus intervertebralis yang mengalami ruptur

juga dapat menjadi sumber inflamasi.26

Dalam proses inflamasi, dihasilkan berbagai jenis sitokin yang dapat

menimbulkan sensasi nyeri, seperti interleukin-1 β (IL-1β), interleukin-6 (IL-6),

dan tumour necrosis factror alpha (TNFα). Sitokin-sitokin proinflamasi dapat

meningkatkan aktivitas transient receptor potential subtype V1 (TRPV1),

menginduksi ekspresi gen pronosiseptif dan meningkatkan kecepatan

penghantaran impuls nyeri di neuron-neuron dorsal root ganglion.27

Dalam

sebuah studi prospective case-control selama 6 bulan, terlihat bahwa kadar TNFα

secara signifikan lebih tinggi pada kelompok penderita LBP daripada kelompok

kontrol.26

Sitokin lain, seperti neuron growth factor (NGF), diduga juga memiliki

peran dalam memicu terjadinya LBP. Dari sebuah studi eksperimental, ditemukan

bahwa NGF terdapat pada nukleus pulposus yang telah mengalami proses

degeneratif. Selain dapat memicu pertumbuhan akson, NGF dapat memicu

produksi substansi P yang berperan dalam penghantaran impuls nyeri.10

Page 26: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

13

Untuk membantu penegakan diagnosis, terdapat berbagai macam cara

untuk mengklasifikasikan LBP. Berdasarkan durasinya, LBP dapat

diklasifikasikan sebagai akut, subakut, dan kronik, dengan masing-masing

memiliki rentang waktu kurang dari 6 pekan, 6-12 pekan, dan lebih dari 12

pekan.28

Salah satu klasifikasi LBP berdasarkan etiologinya menurut Macnab9:

1. Viserogenik

Lesi pada saluran genitourinaria dan organ-organ pada daerah pelvis, lesi

intraperitoneal, maupun lesi retroperitoneal yang mengiritasi bagian

posterior dari peritoneum dapat menyebabkan LBP. Ciri khas dari LBP

jenis ini adalah tidak mereda pada saat istirahat dan tidak semakin parah

pada saat beraktivitas.

2. Vaskulogenik

Kelainan yang melibatkan aorta descendens dan arteri iliaka, seperti oklusi

vaskular dan pelebaran atau pecahnya aneurisma, dapat menyebabkan

nyeri yang dialihkan ke punggung.

3. Neurogenik

Tanda dan gejala yang timbul akibat infeksi dan neoplasma yang terjadi

pada chorda spinalis atau pada cauda equina serupa dengan herniasi

diskus vertebrae.

4. Spondilogenik

Penyebab tersering tersering dari LBP, dengan atau tanpa sciatica, adalah

kelainan pada komponen tulang columna vertebralis (osseus lesions) dan

struktur-struktur terkait (soft tissue lesions).

a. Osseus Lesions

Trauma

Efek residual dari fraktur dan dislokasi

Infeksi

Osteomyelitis pyogenik, osteomyelitis tuberkulosa

Inflamasi non spesifik

Spondilitis ankilosa

Page 27: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

14

Neoplasma

Primer dan sekunder

Kelainan tulang yang menyebar

Granuloma eosinofilik, Paget’s disease

Penyakit tulang metabolik

Osteoporosis, osteomalasia, ochronosis

Deformitas tulang

Spondylolysis, spondylolisthesis, skoliosis, kyphosis remaja

b. Soft Tissue Lesions

Lesi myofascial

Ketegangan otot, tendinitis

Ketegangan pada daerah sakroiliaka

Biasanya berhubungan dengan proses melahirkan

Lesi diskus intervertebralis

Instabilitas segmental, hiperekstensi segmental, penyempitan

segmental, herniasi diskus intervertebralis.

Lesi sendi facet

Penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis)

5. Psikogenik

Meski pasien dengan keluhan LBP biasanya memiliki kondisi emosional

yang tidak stabil ataupun neurotik, tidak berarti nyeri yang dideritanya

hanyalah hasil dari imajinasinya. Seringkali, pada pasien seperti ini

terdapat kelainan organik yang merupakan dasar timbulnya nyeri dan

kondisi psikologis yang memperparah nyerinya. Oleh karena itu, meski

terkadang LBP merupakan gejala yang timbul akibat penyakit

psikosomatik, kelainan organik yang mendasarinya harus tetap dicari dan

pemulihan kondisi kejiwaan pasien harus diperhatikan.

Page 28: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

15

2.1.4. Epidemiologi

LBP adalah keluhan utama yang paling sering dialami sebagian besar

orang semasa hidupnya. Terdapat hasil yang berbeda-beda dari berbagai studi

epidemiologis mengenai LBP. LBP seringkali terjadi pada usia 30 dan pada

umumnya prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia sampai usia 60-65

dan setelah itu mulai berkurang.29

Prevalensi LBP dari berbagai studi dapat bervariasi tergantung pada

definisi operasional LBP yang digunakan oleh penelitinya. Ozguler dkk.

melakukan penelitian tentang perbandingan prevalensi LBP berdasarkan

definisinya. Ketika LBP didefinisikan sebagai nyeri punggung yang menyebabkan

cuti kerja, didapatkan prevalensi sebesar 8%. Namun, ketika LBP didefinisikan

hanya sebagai nyeri punggung yang berlangsung dalam satu hari atau lebih,

didapatkan prevalensi sebesar 45%.30

Meski tidak mengancam nyawa, LBP memiliki dampak yang signifikan

terhadap permasalahan finansial. Dari sebuah studi yang dilakukan di Britania

Raya, beban finansial yang dikeluarkan secara langsung untuk menangani LBP

mencapai 1632 juta poundsterling dengan rincian: 37% biaya fisioterapis dan ahli

kesehatan terkait, 31% biaya rumah sakit, 14% biaya pelayanan primer, 7% biaya

obat, 6% biaya pelayanan komunitas, dan 5% biaya radiologi. Namun, jumlah

tersebut masih lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

pelayanan informal dan keterbatasan produktivitas, yakni sebesar 10668 juta

poundsterling.31

2.1.5. Faktor-Faktor Risiko

2.1.5.1.Jenis Kelamin

Berdasarkan studi retrospektif selama 1 tahun yang dilakukan di RS

Dokter Saiful Anwar pada tahun 2002, didapatkan angka kejadian LBP pada

wanita sebanyak 45,2% dengan rata-rata usia 46±14,1 tahun dan pada pria 54,8%

dengan rata-rata usia 45±13,9 tahun.17

Page 29: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

16

Namun, berdasarkan systematic review yang dilakukan pada tahun 2012,

didapatkan bahwa prevalensi LBP lebih besar pada populasi wanita daripada laki-

laki. Beberapa penjelasan mengenai hal ini antara lain: LBP terkait fraktur

osteoporosis, menstruasi, kehamilan, dan. kecenderungan wanita untuk lebih

sering berkunjung ke pelayanan kesehatan daripada pria32

.

Tabel 1 Persentase Low Back Pain Berdasarkan Jenis Kelamin di Amerika

Serikat33

Persentase Low Back Pain

Jenis Kelamin Tahun

1997 2010 2011

Pria 26,5% 26,3% 26,8%

18-44 Tahun 24,8% 23,2% 22,7%

45-54 Tahun 29,4% 29,6% 31,4%

55-64 Tahun 30,7% 32,8% 34,2%

65-74 Tahun 29,0% 28,4% 30,7%

>75 Tahun 22,5% 27,4% 28,5%

Wanita 29,6% 30,3% 29,9%

18-44 Tahun 27,3% 27,1% 26,2%

45-54 Tahun 33,1% 33,0% 33,0%

55-64 Tahun 31,7% 34,7% 34,7%

65-74 Tahun 31,1% 36,1% 35,5%

>75 Tahun 32,4% 33,2% 34,6%

2.1.5.2.Usia

LBP dapat terjadi pada seluruh usia. Dulu, anak-anak dan remaja dianggap

tidak rentan terhadap LBP, tetapi berdasarkan sebuah systematic review yang

dilakukan pada tahun 2007, didapatkan hasil bahwa prevalensi LBP pada remaja

serupa dengan pada orang dewasa.32

Page 30: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

17

Dari sebuah studi lain yang dilakukan di Hungaria, terlihat bahwa

prevalensi LBP berbanding lurus dengan peningkatan usia. Masing-masing

kelompok usia memiliki prevalensi sebesar 12,5% (14-19 tahun); 26,3% (20-29

tahun); 39% (30-39 tahun); 50% (40-49 tahun); 56,7% (50-59 tahun); 59,1% (60-

65 tahun).34

Dari survei yang dilakukan di Britania Raya, ditemukan prevalensi LBP

per tahun mencapai 417 per 10.000 pasien. Angka terkecil didapatkan pada

kelompok usia 0-14 tahun (sebanyak 30 per 10.000) dan angka terbesar

didapatkan pada kelompok usia 45-64 tahun (536 per 10.000).35

Pada kelompok usia remaja, LBP tidak terlalu memengaruhi kualitas hidup

mereka.36

Hal ini berkebalikan dengan LBP yang terjadi pada kelompok usia

lanjut. Dari sebuah studi yang dilakukan pada kelompok lansia di Belanda, skor

kualitas hidup pada penderita LBP lebih rendah daripada yang tidak

mengalaminya.10

Tabel 2 Persentase Low Back Pain Berdasarkan Usia di Amerika Serikat33

Persentase Low Back Pain

Usia Tahun

1997 2010 2011

18-24 Tahun 21,9% 19,4% 18,0%

24-44 Tahun 27,3% 27,2% 26,8%

45-54 Tahun 31,3% 31,3% 32,2%

55-64 Tahun 31,2% 33,8% 34,5%

65-75 Tahun 30,2% 32,5% 33,2%

>75 Tahun 28,6% 30,9% 32,1%

Page 31: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

18

2.1.5.3.Indeks Massa Tubuh (IMT)

Berat badan yang berlebih dapat meningkatkan beban yang ditanggung

oleh tulang punggung. Peningkatan beban pada tulang punggung dapat

menyebabkan perubahan postur tubuh dan kompresi pada diskus intervertebralis.

Dalam posisi berdiri, vertebra lumbar individu dengan obesitas tampak

mengalami hiperekstensi serupa dengan translasi pusat massa tubuh pada wanita

hamil.37,38

Dari sebuah penelitian yang dilakukan di Perancis mengenai prevalensi

LBP berdasarkan berbagai macam definisi, prevalensi tertinggi LBP yang

berlangsung selama satu hari atau lebih terdapat pada kelompok IMT >24,92

kg/m2 (OR 1,58 ; 95% CI 0,94-2,55). Namun, prevalensi tertinggi LBP yang

berlangsung selama 30 hari atau lebih terdapat pada kelompok IMT 22,60-24,92

kg/m2 (OR 1,98 ; 95% CI 1,02-3,84). Kelompok IMT 22,60-24,92 kg/m

2 juga

memiliki kecenderungan tertinggi untuk berkonsultasi ke tenaga kesehatan

profesional (OR 2,10 ; 95% CI 1,19-3,69).30

Dari sebuah studi yang dilakukan pada siswa kelas 8 dan 9 di Norwegia

(rerata usia 14,7 tahun), didapatkan hasil bahwa prevalensi LBP cenderung

berbanding lurus dengan peningkatan IMT.39

Hal yang serupa ditemukan pada

studi yang dilakukan di Uni Emirat Arab. Dari populasi sebesar 1304 dengan usia

15-70 tahun, didapatkan prevalensi LBP sebesar 64,6% dengan IMT sebagai salah

satu faktor risiko yang signifikan (OR 2,54; CI 2,30-2,81; P<0,001).40

2.1.5.4.Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko berbagai macam

kondisi dan penyakit. Gangguan sistem muskuloskeletal yang seringkali terkait

dengan tingkat pendidikan yang rendah adalah LBP. Mekanisme yang

menghubungkan antara tingkat pendidikan dan kondisi kesehatan belum diketahui

secara pasti dan dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakitnya.41

Page 32: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

19

Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung memiliki

gaya hidup yang berisiko seperti, merokok dan obesitas.42

Merokok dapat

menghambat penyerapan nutrisi oleh sel-sel diskus intervertebralis dengan cara

menimbulkan anoksia yang dipicu pembentukan karboksihemoglobin dan/atau

menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah. Diskus intervertebralis yang

mengalami malnutrisi akan mengalami proses degenerasi yang lebih cepat.

Berbagai toksik yang masuk ke dalam ketika merokok dapat merusak dinding

interior pembuluh darah sehingga kemampuannya untuk mengangkut oksigen

berkurang. Jaringan-jaringan yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut dapat

mengalami kekurangan nutrisi, degenerasi, dan kematian. Nikotin diduga terkait

dengan peningkatan aktivitas enzim-enzim proteolitik di dalam serum dan proses

degenerasi diskus intervertebralis dengan merusak nukleus pulposus dan annulus

fibrosus.43

Tingkat pendidikan yang rendah juga dikaitkan dengan yang stress lebih

tinggi, baik secara umum maupun terkait lingkungan kerja. Prevalensi LBP lebih

tinggi pada penderita dengan beban psikologis.44

Mekanisme pasti yang

menghubungkan antara faktor psikologis dan LBP belum jelas. Namun, terdapat

kecenderungan pada penderita yang berada dalam kondisi cemas maupun depresi

untuk lebih sensitif terhadap nyeri sehingga cenderung lebih segera berkonsultasi

ke pelayanan kesehatan daripada menahan nyeri yang dialami.45

Faktor pemicu stress dalam lingkungan kerja, seperti pekerjaan yang

monoton, kondisi lingkungan kerja yang panas, dan nyeri pada bagian tubuh lain,

secara signifikan terkait dengan LBP.46

Penderita LBP dengan tingkat pendidikan

yang rendah cenderung memiliki kompensasi sakit akibat kerja yang kecil dan

khawatir kehilangan pekerjaannya sehingga lebih memilih melanjutkan aktivitas

kerja daripada beristirahat. Hal ini meningkatkan risiko cedera yang lebih parah

dan memperlama durasi gejala.24

Tingkat pendidikan juga dikaitkan dengan faktor risiko LBP lainnya

seperti tinggi badan, IMT, dan aktivitas kerja. Tingkat pendidikan cenderung

berbanding lurus dengan tinggi badan, namun berbanding terbalik dengan IMT.

Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah cenderung memiliki

Page 33: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

20

keterbatasan dalam memilih pekerjaan dan cenderung menggeluti pekerjaan

dengan beban fisik tinggi.47

Tabel 3 Persentase Low Back Pain Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Amerika Serikat33

Persentase Low Back Pain

Tingkat

Pendidikan

Tahun

1997 2010 2011

Tidak lulus SMA

atau sederajat 33,6% 34,5% 37,1%

Lulus SMA atau

sederajat 30,2% 31,9% 33,0%

Pendidikan Tinggi 26,9% 28,0% 27,4%

2.2.Kerangka Konsep

Page 34: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

21

2.3.Kerangka Teori

Page 35: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

22

2.4.Definisi Operasional

Istilah Definisi Skala

Pengukuran Kategori

Low Back Pain Nyeri pada daerah punggung di bawah garis

costae ke-12 dan di atas lipatan gluteal dengan

atau tanpa nyeri pada tungkai bawah. Nominal 1. Mengidap LBP

2. Tidak mengidap LBP

Usia Usia pasien ketika didiagnosis mengalami

LBP. Ordinal

1. 18-24 tahun

2. 25-34 tahun

3. 35-44 tahun

4. 45-54 tahun

5. 55-54 tahun

6. >64 tahun

Jenis Kelamin Jenis kelamin pasien Nominal

1. Pria

2. Wanita

Indeks Massa

Tubuh (IMT)

Indeks masa tubuh yang dihitung dengan

membagi berat badan (kilogram) dengan

tinggi badan (meter) kuadrat.48

Ordinal

1. Berat Badan Kurang : IMT < 18,50 kg/m2

2. Kisaran Normal : IMT 18,50 – 22,9 kg/m2

3. Berat Badan Lebih : IMT 23,0 – 24,99 kg/m2

4. Obesitas I : IMT ≥ 25,00 kg/m2

5. Obesitas II : IMT ≥ 30 kg/m2

Tingkat

pendidikan Tingkat pendidikan terakhir pasien Ordinal

1. Tanpa pendidikan formal/tidak lulus pendidikan dasar

2. Tamat SD

3. Tamat SMP

4. Tamat SMA

5. Tamat Akademi/Universitas

Page 36: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pengumpulan

data secara potong-lintang/cross sectional. Data-data yang telah terkumpul akan

disusun dalam bentuk profil jenjang pendidikan, indeks massa tubuh, usia, dan

jenis kelamin pasien rawat jalan dengan diagnosis LBP di poliklinik orthopaedi

RSUP Fatmawati dalam periode Januari 2013 – Desember 2013.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa rekam

medis pasien rawat jalan dengan diagnosis LBP di poliklinik orthophaedi RSUP

Fatmawati dalam periode Januari 2013 – Desember 2013. Pengambilan data

dilakukan selama Agustus 2014 – September 2014.

3.3.Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Subjek Penelitian

Populasi target penelitian adalah pasien rawat jalan dengan diagnosis LBP

di poliklinik orthopaedi RSUP Fatmawati dalam periode Januari 2013 – Desember

2013. Populasi terjangkau adalah rekam medis pasien rawat jalan dengan

diagnosis LBP di poliklinik orthopaedi RSUP Fatmawati dalam periode Januari

2013 – Desember 2013. Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang

memenuhi kriteria penelitian.

Page 37: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

24

3.3.2. Besar Sampel

Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus penelian analisis

deskriptif.49

n = Jumlah sampel

Zα = Deviat baku alfa

P = Proporsi kategori variabel yang diteliti

Q = 1 – P

d = Nilai presisi

Dengan menetapkan kesalahan tipe I (α) pada penelitian ini sebesar 5%,

didapatkan nilai deviat baku alfa (Zα) sebesar 1,96. Nilai P yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 0,5 agar didapatkan nilai Q sebesar 0,5 dan didapatkan

jumlah perkalian P dan Q yang terbesar (0,25). Nilai presisi ditetapkan oleh

peneliti sebesar 10%. Berdasarkan nilai-nilai variabel yang telah ditetapkan,

didapatkan nilai n sebesar 96.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan metode conscutive sampling, yakni

pengambilan sampel penelitian secara berurutan dari populasi terjangkau.

Page 38: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

25

3.3.4. Kriteria Sampel

3.3.4.1.Kriteria Inklusi

Rekam medis pasien pasien rawat jalan yang didiagnosis mengalami LBP

di poliklinik orthopaedi RSUP Fatmawati dalam periode Januari 2013 –

Desember 2014.

3.3.4.2.Kriteria Eksklusi

Rekam medis pasien yang mengalami gejala LBP dengan etiologi spesifik

Rekam medis pasien dengan informasi yang kurang lengkap mengenai

jenjang pendidikan, tinggi badan, berat badan, usia, atau jenis kelamin.

3.4.Cara Kerja Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan data sekunder berupa rekam medis

pasien yang mencakup informasi sebagai berikut:

Informasi diri pasien termasuk jenjang pendidikan, usia, dan jenis

kelamin.

Diagnosis LBP.

Pemeriksaan fisik meliputi tinggi badan, berat badan, dan nyeri

punggung.

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengumpulkan data rekam medis

pasien LBP pada Agustus 2014 – September 2014. Rekam medis yang

dikumpulkan akan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Rekam

medis yang memenuhi kriteria inklusi akan digunakan untuk membuat profil

pasien LBP, dan rekam medis yang sesuai dengan kriteria eksklusi akan

dilaporkan jumlahnya.

Page 39: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

26

3.5.Alur Penelitian

3.6.Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan software

SPSS for Windows 21.0, dianalisis secara deskriptif, dan disajikan dalam bentuk

tabel dan grafik.

3.7.Etika Penelitian

Ethical clearance untuk penelitian ini diajukan ke Panitia Etik Penelitian

Kedokteran FKIK UIN Syarif Hidayatullah dan RSUP Fatmawati. Semua data

yang didapat dari rekam medis yang dipergunakan akan dijaga kerahasiaannya

Rekam medis pasien rawat jalan

dengan diagnosis LBP di poliklinik

orthopaedi RSUP Fatmawati

Kriteria Inklusi

Tidak sesuai kriteria inklusi Sesuai kriteria inklusi

Tidak disertakan dalam

penelitian

Disertakan dalam penelitian

Pengumpulan data

Analisis dan pengolahan

data

Page 40: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Karakteristik Data Penelitian

Dari 7585 kasus pada poliklinik orthopaedi pada tahun 2013, terdapat 245

kasus LBP. Selama periode pengumpulan data, didapatkan 106 rekam medis

pasien LBP. Namun, sebanyak 66 rekam medis tidak memenuhi kriteria

penelitian, 52 di antaranya karena tidak memiliki data yang lengkap dan 14 karena

terdapat etiologi spesifik. Pada akhirnya, hanya 43 rekam medis yang dapat

dilibatkan dalam penelitian ini.

Page 41: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

28

4.2.Hasil dan Pembahasan

4.2.1. Prevalensi LBP di Poliklinik Orthopaedi RSUP Fatmawati tahun 2013

Tabel 4 Prevalensi LBP dari semua kasus orthopaedi

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Low Back Pain 245 3,2

Bukan Low Back Pain 7340 96,8

Total 7585 100.0

Pada tahun 2013, jumlah kasus rawat yang ditangani oleh bagian

orthopaedi mencapai 7585 dengan kasus LBP mencakup 245 di antaranya.

4.2.2. Jenis Kelamin

Tabel 5 Prevalensi LBP Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Pria 16 37,2

Wanita 27 62,8

Total 43 100,00

Pada penelitian ini ditemukan jumlah pasien LBP wanita lebih banyak

dibandingkan jumlah pasien pria, yakni 62,8% dan 37,2%. Hal ini serupa dengan

temuan pada survei kesehatan nasional CDC pada tahun 2011, LBP lebih sering

terjadi pada wanita dengan prevalensi sebesar 29,9% dari jumlah populasi wanita,

sedangkan pada pria sebesar 26,8% dari jumlah populasi pria.33

Temuan ini

berbeda dari hasil penelitian Djais (2002) di RS Dokter Saiful Anwar, dalam

penelitian tersebut didapatkan persentase pasien laki-laki 54,8%, lebih banyak

daripada wanita 45,2%.17

Page 42: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

29

Secara fisiologis, pria dan wanita memiliki perbedaan dalam sensitivitas

terhadap nyeri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan modulasi rasa nyeri akibat

pengaruh hormon godad dan proses di sistem saraf pusat. Dalam hal ini, wanita

memiliki risiko lebih tinggi untuk merasakan nyeri daripada pria.50

Meski mekanisme pastinya belum diketahui, kadar hormon gonad diduga

memiliki pengaruh terhadap sensitivitas nyeri. Hormon estrogen dapat

meningkatkan respons inflamasi. Meski bermanfaat dalam mempercepat

penyembuhan dan respons terhadap infeksi, derajat inflamasi yang lebih kuat

dapat meningkatkan rasa nyeri yang timbul akibat berbagai kondisi, termasuk

LBP. Estrogen juga dapat memicu serabut saraf spinal untuk memproduksi N-

metil-D-aspartat (NMDA) yang dapat menurunkan ambang rangsang saraf

nociceptor sehingga sensitivitas terhadap nyeri meningkat.50

Perbedaan modulasi sensasi nyeri juga ditemukan pada sistem saraf pusat

pria dan wanita. Dengan menggunakan PET scan, pada pria ditemukan jumlah

reseptor u-opioid yang lebih banyak daripada wanita di beberapa bagian otak yang

berperan dalam mendeteksi rasa nyeri seperti thalamus anterior, ganglia basalis

ventral, dan amygdala. Aktivasi reseptor u-opioid dapat menginhibisi transmisi

stimulus nyeri.51

Kecenderungan wanita untuk memiliki risiko LBP yang lebih tinggi juga

didukung oleh systematic review yang dilakukan oleh Hoy (2012).32

Namun, hasil

penelitian yang dilakukan oleh Djais (2002) menimbulkan sebuah pertanyaan

karena menunjukkan bahwa jumlah pasien LBP pria lebih banyak daripada

wanita. Berdasarkan data dari BKKBN, pada tahun 2000, jumlah penduduk

Malang berdasarkan jenis kelamin adalah pria sebanyak 17.193.272 dan wanita

17.572.726. Berdasarkan angka tersebut, didapatkan perbandingan sebesar 97,8

pria per 100 wanita. Pada tahun 2010 perbandingan pria dan wanita menurun

mencapai 97,5 pria per 100 wanita.52

Perbedaan temuan ini dapat dijadikan

landasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai LBP di Indonesia

untuk memastikan apakah hal ini disebabkan oleh kebetulan belaka atau memang

terdapat perbedaan faktor risiko LBP di Indonesia.

Page 43: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

30

4.2.3. Usia

Tabel 6 Prevalensi LBP Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok Usia Median (Min – Max) Frekuensi (n) Persentase (%)

18 – 24 23 (22 – 24) 3 7,0

25 – 34 31,5 (29 – 34) 2 4,7

35 – 44 41 (34 – 45) 5 11,6

45 – 54 50 (45 – 53) 7 16,3

55 – 64 62 (58 – 64) 11 25,6

>64 69 (65 – 77) 15 34,9

Total 61 (22 – 77) 43 100,00

Dalam penelitian ini, usia pasien dikelompokkan menjadi 18-24 tahun

sebanyak 7,0%; 25-34 sebanyak 4,7%; 35-44 tahun sebanyak 11,6%; 45-54 tahun

sebanyak 16,3%; 55-64 tahun sebanyak 25,6%; dan di atas 64 tahun sebanyak

34,9%.

Peningkatan prevalensi LBP seiring bertambahnya usia dalam penelitian ini

serupa dengan peningkatan persentase LBP pada penelitian yang dilakukan CDC.

Dalam penelitian tersebut, masyarakat dibagi menjadi 18-24 tahun, 24-44 tahun,

45-54 tahun, 55-64 tahun, 65-75 tahun, dan >75 Tahun. Masing-masing kelompok

memiliki prevalensi sebesar 18,0%, 26,8%, 32,2%, 34,5%, 33,2%, dan 32,1%.33

Seiring bertambahnya usia, diskus intervertebralis dapat mengalami

degenerasi. Proses degenerasi umumnya terjadi setelah sistem muskuloskeletal

telah mencapai maturitas. Degenerasi diskus intervertebralis dapat memengaruhi

timbulnya nyeri melalui tiga mekanisme, yakni perubahan struktur diskus,

pelepasan mediator yang dapat mensensitisasi ujung saraf bebas, dan inervasi

serta angiogenesis ke dalam diskus yang mengalami degenerasi.

Perubahan pada struktur diskus intervertebralis dapat menyebabkan

penyebaran beban pada permukaan tulang vertebra menjadi terganggu. Hal ini

dapat memengaruhi struktur lain yang berada di sekitar tulang vertebra seperti

sendi faset, ligamen vertebra, dan otot. Penekanan ujung-ujung saraf bebas pada

struktur-struktur tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri.

Page 44: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

31

Proses degenerasi yang terjadi pada sel dan matriks penyusun diskus

intervertebra dapat menimbulkan necrosis sel dan debris dari matriks. Kedua hal

tersebut dapat memicu pelepasan sitokin-sitokin yang memicu sensitisasi ujung-

ujung saraf bebas sehingga timbul nyeri.

Pada umumnya diskus intervertebralis tidak memiliki persarafan pada

bagian yang lebih profundal daripada lamella pertama annulus fibrosus. Namun,

pada diskus yang mengalami degenerasi, persarafan ditemukan pada bagian dalam

annulus. Perubahan yang diduga dipengaruhi sitokin-sitokin yang dilepaskan oleh

sel dan matriks yang mengalami degenerasi ini diduga berkaitan dengan

peningkatan rasa nyeri.14

4.2.4. Indeks Massa Tubuh

Tabel 7 Prevalensi LBP Berdasarkan IMT

Klasifikasi IMT Median (Min – Max) Frekuensi (n) Persentase (%)

BB Kurang 16,60 (14,98-18,22) 2 4,7

Kisaran Normal 21,74 (19,22-22,99) 10 23,3

BB Lebih 24,05 (23,26-24,98) 12 27,9

Obesitas I 26,95 (25,00-28,34) 15 34,9

Obesitas II 32,64 (30,02-39,04) 4 9,3

Total 24,75 (14,98 – 39,04) 43 100,00

Dalam penelitian ini, IMT pasien dibagi menjadi lima klasifikasi

berdasarkan kriteria WHO untuk penduduk Asia - Pasifik, yakni berat badan

kurang, kisaran nornal, berat badan lebih, obesitas I, dan obesitas II. Berdasarkan

klasifikasi tersebut, didapatkan masing-masing kelompok memiliki persentase

sebanyak 4,7%; 23,3%; 27,9%; 34,9%; dan 9,3%.

Meski terkesan menurun pada kelompok dengan kriteria IMT obesitas II,

pada penelitian ini terlihat bahwa jumlah pasien LBP meningkat seiring

bertambahnya IMT. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leclerc

(2009) di mana prevalensi kelompok pasien dengan IMT kurang dari 24 kg/m2,

Page 45: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

32

24-27 kg/m2, dan lebih dari 27 kg/m

2 masing-masing adalah 12,99%, 16,27%, dan

18,05%.48

Adiposit adalah sel yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan energi

dalam bentuk lemak. Kapasitas adiposit dalam menyimpan cadangan energi yang

berbentuk lemak lebih besar daripada hepar dan otot yang menyimpan cadangan

energi dalam bentuk glikogen. Adiposit merupakan salah satu penyusun jaringan

adiposa, salah satu jenis jaringan ikat yang terletak pada bebagai bagian tubuh.53

Ketika mengalami kenaikan berat badan, bagian tubuh yang paling awal

mengalami penambahan volume adalah abdomen, diikuti oleh femur, gluteus, dan

bagian tubuh lainnya. Orang dengan IMT yang tinggi cenderung memiliki beban

yang lebih pada vertebra, terutama bagian lumbar. Kelebihan beban ini dapat

menyebabkan tekanan dan regangan yang dialami oleh komponen-komponen

tulang vertebra meningkat sehingga lebih rentan terhadap kerusakan. 53

Selain memiliki pengaruh mekanik terhadap tulang vertebra, peningkatan

jumlah sel adiposit berkaitan dengan peningkatan produksi adipokin. Adipokin

adalah sitokin yang dihasilkan oleh sel adiposit, beberapa di antaranya adalah

leptin, resistin, TNFa, dan IL-6. Adipokin-adipokin tersebut dapat memicu

kondrosit untuk melepaskan senyawa-senyawa seperti IL-8, matrix

metalloproteinase (MMP), dan NO sehingga terjadi apoptosis kondrosit, degradasi

matriks, dan sensitisasi ujung saraf bebas. 53

4.2.5. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

Tanpa pendidikan formal/Tidak tamat SD 3 7,0

Tamat SD 4 9,3

Tamat SMP 2 4,7

Tamat SMA 19 44,2

Tamat Akademi/Universitas 15 34,9

Total 43 100,00

Page 46: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

33

Berdasarkan klasifikasi tingkat pendidikan yang digunakan dalam rekam

medis RSUP Fatmawati, terdapat lima klasifikasi tingkat pendidikan, yakni tidak

sekolah/tidak tamat SD sebanyak 3 orang (7,0%); tamat SD sebanyak 4 orang

(16,3%); tamat SLTP sebanyak 2 orang (4,7%); tamat SMA sebanyak 19 orang

(44,2%); dan tamat akademi/universitas sebanyak 15 orang (34,9%).

Meski tingkat pendidikan cenderung berbanding terbalik dengan risiko

LBP33,48

, pada studi ini ditemukan bahwa mayoritas pasien berasal dari tingkat

pendidikan menengah, bukan dari pendidikan dasar maupun tanpa pendidikan

formal. Hal ini mungkin dapat dikaitkan dengan jumlah penduduk Jakarta yang

mayoritas berpendidikan SMA maupun sederajat.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Stastistik (BPS) pada

tahun 2013, angkatan kerja mencakup 68,08% dari jumlah penduduk Jakarta yang

berusia 15 tahun ke atas, yakni 5.180.010 dari 7.607.880 jiwa. Dari jumlah

tersebut, penduduk dengan tingkat pendidikan SMP ke bawah mencakup 37,58%;

SMA dan sederajat 51,27%; dan pendidikan tinggi 20,17%.54

Hal yang serupa ditemukan pada pasien-pasien LBP di RS Dokter Saiful

Anwar. Dari 456 pasien LBP yang berkunjung pada tahun 2002, 16,4% memiliki

pendidikan tinggi; 31,1% tamat SMA; 14,5% tamat SMP; 18% tamat SD; dan

19,5% tanpa informasi mengenai tingkat pendidikan. Pada penelitian tersebut,

terlihat bahwa mayoritas pasien memiliki pendidikan SMA.17

Page 47: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

34

4.3.Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, ditemukan keterbatasan-keterbatasan seperti:

Bentuk penelitian cross sectional

Meski dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik pasien, bentuk

penelitian ini tidak dapat digunakan untuk mencari tahu hubungan kausatif

antara karakteristik pasien (sebagai variabel independen) dan prevalensi LBP

(sebagai variabel dependen).

Kesulitan akses ke rekam medis.

Setiap rekam medis harus diambilkan oleh satu orang petugas IRMIK yang

bertanggungjawab atas banyak permintaan peminjaman rekam medis.

Kesulitan dalam mengumpulkan rekam medis yang sesuai dengan

kriteria penelitian.

Terdapat berbagai macam ketidaklengkapan informasi yang ada di dalam

rekam medis sehingga banyak yang mesti dieksklusi dari penelitian.

Ketidaklengkapan yang dimaksud meliputi kurangnya informasi mengenai

berat badan dan tinggi badan terkini, serta nomor telepon pasien yang dapat

dihubungi.

Page 48: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

35

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

4.4.Kesimpulan

1. Angka kejadian kasus LBP mencakup 3,2% dari seluruh kasus yang ditangani

poliklinik orthopaedi di RSUP Fatmawati Jakarta dalam periode Januari 2012

– Desember 2013.

2. Jenis kelamin terbanyak dari pasien LBP yang ditangani poliklinik orthopaedi

di RSUP Fatmawati Jakarta dalam periode Januari 2012 – Desember 2013

adalah wanita, mencakup 58,1% dari total pasien.

3. Kelompok usia terbanyak dari pasien LBP yang ditangani poliklinik

orthopaedi di RSUP Fatmawati Jakarta dalam periode Januari 2012 –

Desember 2013 adalah >64 tahun, mencakup 34,9% total pasien.

4. Kelompok IMT terbanyak dari pasien LBP yang ditangani poliklinik

orthopaedi di RSUP Fatmawati Jakarta dalam periode Januari 2012 –

Desember 2013 adalah obesitas I, mencakup 34,9% total pasien.

5. Kelompok tingkat pendidikan terbanyak dari pasien LBP yang ditangani

poliklinik orthopaedi di RSUP Fatmawati Jakarta dalam periode Januari 2012

– Desember 2013 adalah tamat SMA, mencakup 44,2% dari total pasien.

Page 49: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

36

5.1.Saran

1. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya jumlah sampel yang dipakai lebih

besar. Dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar, tidak hanya

terbuka kemungkinan untuk melihat profil pasien secara lebih akurat, namun

bentuk penelitian dapat diteruskan menjadi case control agar dapat melihat

hubungan kausatif antara variabel dependen dan independen.

2. Mempertimbangkan sulitnya mengakses dan membaca rekam medis,

sekiranya memungkinkan, dalam melakukan penelitian yang serupa sebaiknya

penggunaan data primer lebih diprioritaskan.

3. Meski sudah terdapat criteria International Classification of Disease untuk

LBP non pesifik, sebaiknya penelitian selanjutnya difokuskan LBP spesifik

agar hasil penelitian lebih bermakna.

Page 50: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Fishman SM, Young HM, Lucas AE, Chou R., Herr K, Murinson BB,

Strassels S. Core competencies for pain management: results of an

interprofessional consensus summit. Pain Medicine 2013; 14(7): 971–81

2. Dorland. 2011. Dorland's Illustrated Medical Dictionary. 32nd Edition.

Saunders. p.1363

3. Williams K, Frei A, Vetsch A, Dobbels F, Puhan M, & Rüdell K. Patient-

reported physical activity questionnaires: a systematic review of content

and format. Health and Quality of Life Outcomes 2012; 10(1): 28

4. Stephen B, Xiaoxia L, John WB, Melissa C, & Robert NJ. Associations

between daily chronic pain intensity, daily anger expression, and trait

anger expressiveness: An ecological momentary assessment study. Pain.

2012 December; 153(12): 2352–2358.

5. John EH. 2010. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th

Edition. Saunders Elsevier

6. Woolf AD, Pfleger B. Burden of major musculoskeletal conditions.

Bulletin of the World Health Organization 2003; 81: 646–656.

7. Airaksinen O, Brox JI, Cedraschi C, et al. Chapter 4. European guidelines

for the management of chronic nonspecific low back pain. Eur Spine J

2006; 15 (suppl 2): S192–300.

8. Dagenais S, Caro J, Haldeman S. A systematic review of low back pain

cost of illness studies in the United States and internationally. The Spine

Journal. Jan 2008; 8(1): 8-20.

9. Salter RB. 1984. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal

system. 2nd Edition. Williams & Wilkins. p.280

10. Balagué F, Mannion AF, Pellisé F, Cedraschi C. Non-specific low back

pain. Lancet 2012; 379(9814): 482–91

11. Walker J. Back pain: pathogenesis, diagnosis and management. Nursing

Standard 2012; 27(14): 49-56

Page 51: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

38

12. Anthony D, Steven ZG, Linda VD, Julie MW, Gwendolyn S, Paul S,

Thomas RD, Joseph JG. Low Back Pain: Clinical Practice Guidelines. J

Orthop Sports Phys Ther 2012; 42(4): A1-A57

13. Tortora GJ & Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology.

12th Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc

14. Buckwalter JA, Mow VC, Boden SD, Eyre DR, Weidenbaum M. In:

Buckwalter JA, Einhorn TA, Simon SR, editors. Orthopaedic Basic

Science. 2nd Edition. American Academy of Orthopaedic Surgeon; 2000.

p.547-566

15. Richard LD, Wayne V, Adam WM, Richard T, Paul R. 2007. Gray's Atlas

of Anatomy. 1st Edition. Churchill Livingstone

16. Peh, W. Image-guided facet joint injection. Biomedical Imaging and

Intervention Journal 2011; 7:e4.

17. Djais N, Kalim H. Profile of patients with lower back pain in Dr Saiful

Anwar Hospital, Malang, Indonesia. APLAR Journal of Rheumatology

2002; 5(1): 11-16

18. Anderson GBJ, Fine LJ, Silverstein BA. Musculoskeletal disorders. In:

Levy BS, Wegman DH, editors. Occupational Health: Recognizing and

Preventing Work Related Injury. 4th edition. Lippincot Williams &

Williams; 2000. p.503-35

19. Kent P, Keating JL, Leboeuf YC. Research methods for subgrouping low

back pain. BMC Medical Research Methodology 2010; 10:62

20. Ehrlich GE. Low back pain. Bulletin of the World Health Organization

2003; 81(9):671–6.

21. Speed C. ABC of rheumatology: Low back pain. BMJ 2004; 329: 1119-21

22. Klineberg E, Mazanec D, Orr D, Demicco R, Bell G, McLain R.

Masquerade: medical causes of back pain. Cleveland Clinic Journal of

Medicine 2007;74:905–913

23. Guo HR. Working hours spent on repeated activities and prevalence of

back pain. Occupational and Environmental Medicine 2002; 59(10): 680–

8.

Page 52: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

39

24. Griffith LE, Shannon HS, Wells RP, Walter SD, Cole DC, Côté P,

Langlois LE. Individual participant data meta-analysis of mechanical

workplace risk factors and low back pain. American Journal of Public

Health 2012, 102(2): 309–318

25. Battie MC, Videman T, Levalahti E, Gill K, Kaprio J. Heritability of low

back pain and the role of disc degeneration. Pain 2007; 131: 272–80.

26. Strong, J, Xie W, Bataille FJ, Zhang JM. Preclinical studies of low back

pain. Molecular Pain 2013; 9: 17.

27. Kawasaki Y, Zhang L, Cheng, J.K, et al. Cytokine Mechanisms of Central

Sensitization: Distinct and Overlapping Role of Interleukin-1, Interleukin-

6, and Tumor Necrosis Factor in Regulating Synaptic and Neuronal

Activity in the Superficial Spinal Cord. J. Neurosci 2008; 28(20): 5189–

5194

28. van Tulder M, Becker A, Bekkering T, et al. Chapter 3. European

guidelines for the management of acute nonspecific low back pain in

primary care. Eur Spine J 2006; 15: S169–91.

29. Hoy D, Brooks P, Blyth F, Buchbinder R. The Epidemiology of low back

pain. Best Pract Res Clin Rheumatol. 2010 Dec;24(6):769-81

30. Ozguler A, Leclerc A, Landre MF, Pietri-Taleb F, Niedhammer I.

Individual and occupational determinants of low back pain according to

various definitions of low back pain. J Epidemiol Community Health

2000; 54: 215–20.

31. Maniadakis N, Alastair G. The economic burden of back pain in the UK.

Pain. 2000;84(1):95-103

32. Hoy D, Bain C, Williams G, March L, Brooks P, Blyth F, Buchbinder R.

A systematic review of the global prevalence of low back pain. Arthritis

and Rheumatism 2012;64(6):2028–37.

33. National Center for Health Statistics. Health, United States, 2012: With

Special Feature on Emergency Care. Hyattsville, MD. 2013.

34. Horváth G, Koroknai G, Acs B, Than P, Illés T. Prevalence of low back

pain and lumbar spine degenerative disorders. Questionnaire survey and

Page 53: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

40

clinical-radiological analysis of a representative Hungarian population.

International Orthopaedics 2010;34(8):1245–9.

35. Jordan KP, Kadam UT, Hayward R, Porcheret M, Young C, Croft P.

Annual consultation prevalence of regional musculoskeletal problems in

primary care: an observational study. BMC Musculoskelet Disord 2010;

11: 144.

36. Pellise F, Balague F, Rajmil L, et al. Prevalence of low back pain and its

effect on health-related quality of life in adolescents. Arch Pediatr Adolesc

Med 2009; 163: 65–71.

37. Fabris de Souza, SA, Faintuch J, Valezi AC, Sant’Anna AF, Gama-

Rodrigues JJ, de Batista Fonseca IC, de Melo RD. Postural changes in

morbidly obese patients. Obesity Surgery 2005; 15:1013–1016.

38. Vismara L, Menegoni F, Zaina F, Galli M, Negrini S, Capodaglio P. Effect

of obesity and low back pain on spinal mobility: a cross sectional study in

women. Journal of Neuroengineering and Rehabilitation 2010; 7:3

39. Sitthipornvorakul E, Janwantanakul P, Purepong N, Pensri P, van der Beek

AJ. The association between physical activity and neck and low back pain:

a systematic review. European Spine Journal : Official Publication of the

European Spine Society, the European Spinal Deformity Society, and the

European Section of the Cervical Spine Research Society 2011; 20(5):

677–89

40. Bener A, El-Rufaie OF, Siyam A, Abuzeid MSO, Toth F, Lovasz G.

Epidemiology of low back pain in the United Arab Emirates. APLAR

Journal of Rheumatology 2004; 7(3):189-195

41. Bopp M. Mortality by education in German speaking Switzerland, 1990-

1997: results from the Swiss National Cohort. International Journal of

Epidemiology 2003; 32:346–354.

42. Power C, Frank J, Hertzman C, Schierhout G, Li L. Predictors of low back

pain onset in a prospective British study. Am J Public Health 2001;

91(10): 1671–1678

Page 54: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

41

43. Joseph WD, Thomas HB, Emily LZ, Mary MM. Pain, Nicotine, and

Smoking: Research Findings and Mechanistic Considerations. Psychol

Bull 2011l 137(6): 1065-1093

44. Dionne CE, Korff MV, Koepsell TD, Deyo RA, Barlow WE, Checkoway

H. Formal education and back pain: a review. Journal of Epidemiology

and Community Health 2001; 55(7): 455-468

45. Mathew DG, Robyn LB, & Ming C. Depressive symptoms and bodily

pain: The role of physical disability and social stress. Stress Health. 2011

February; 27(1): 52–53

46. Harkness EF, Macfarlane GJ, Nahit ES, Silman J, McBeth J. Risk factors

for new-onset low back pain amongst cohorts of newly employed workers.

Rheumatology 2003; 42(8): 959–68.

47. Leclerc A, Gourmelen J, Chastang JF, Plouvier S, Niedhammer I, Lanoë

JL. Level of education and back pain in France: the role of demographic,

lifestyle and physical work factors. International Archives of Occupational

and Environmental Health 2009; 82(5): 643–52.

48. WHO expert consultation. Appropriate body-mass index for Asian

populations and its implications for policy and intervention strategies. The

Lancet 2004; 157-163.

49. Lemeshow S, Hosmer DW, Klar J, Lwanga SK. 1993. Adequacy of

Sample Size in Health Studies. John Wiley & Sons

50. Roger BF, Christopher DK, Margarete C, Bridgett RW, Joseph LR. Sex,

Gender, and Pain: A Review of Recent Clinical and Experimental

Findings. J Pain 2009; 10(5): 447-485

51. Channing JP, Claudia MC, Robert RE, Adrian SD. Sex-Based Differences

in Pain Perception and Treatment. Pain Med. 2009; 10(2): 289-299

52. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Profil

Pengendalian Kuantitas Pendudukan Jawa Timur. 2013. Surabaya: Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

53. Samartzis D, Karppinen J, Cheung JPY, Lotz J. Disk degeneration and low

back pain: are they fat-related conditions? Global Spine Journal 2013;

3(3): 133–44

Page 55: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

42

54. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. Keadaan Ketenagakerjaan di

DKI Jakarta Agustus 2013. Berita Resmi Statistik No. 53/11/31/Th. XV.

Page 56: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

43

LAMPIRAN

Lampiran 1

Etik Penelitian

Page 57: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

44

Page 58: Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26172/3/RASYAD... · nyeri.1 Nyeri dapat didefinisikan sebagai sensasi

45

Lampiran 3

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rasyad Wicaksono

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Juni 1992

Agama : Islam

Alamat : Jl. Banjarsari II No. 3 RT 08 RW 08

Cilandak Barat, Jakarta Selatan, 12430

Nomor Telepon/HP : +62 888 0990 7581

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SD Islam Al-Ikhlas Cipete (1998 – 2004)

2. SMP Labschool Kebayoran (2004 – 2007)

3. SMA Labschool Kebayoran (2007 – 2010)

4. Program Studi Pendidikan Dokter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2011 – Sekarang)