LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA...
Transcript of LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA...
LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
(PDP)
KELAYAKAN PENGEMBANGAN PULAU SAGORI
SEBAGAI DESA WISATA BERBASIS KAMPUNG INGGRIS
Oleh :
Roslina (0909038102 / Ketua Tim)
Azhari (0910067604 /Anggota Tim)
Zakaria (0920096901 / Anggota Tim)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
November 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Kelayakan Pengembangan Pulau Sagori Sebagai
Desa Wisata Berbasis Kampung Inggris
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742/Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Inggris
Ketua Peneliti :
A. Nama : Roslina, S.S., M.Hum
B. NIDN : 0909038102
C. Jabatan Golongan : Lektor/IIIb
D. Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris
E. No HP : 085398350111
F. Surel (email) : [email protected]
Anggota Peneliti 1 :
A. Nama : Dr. Azhari, S.STP., M.Si
B. NIDN : 0910067604
C. Perguruan Tinggi : Universitas Sembilanbelas November Kolaka
Anggota Peneliti 2 :
A. Nama : Zakaria, S.S., M.A
B. NIDN : 0920096901
C. Perguruan Tinggi : Universitas Sembilanbelas November Kolaka
Lama Penelitian Keseluruhan : 1 Tahun
Penelitian Tahun ke : 1
Biaya Penelitian Keseluruhan :
Biaya Tahun Berjalan : - Diusulkan ke DIKTI Rp. 11.837.000,-
- Dana internal PT Rp. 0,-
- Dana institusi lain Rp. 0,-
- Inkind sebutkan
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................ i
Lembar Pengesahan .................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
Ringkasan ................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
1. Pengertian Studi Kelayakan Proyek ......................................................... 4
2. Parawisata Alternatif ............................................................................... 5
3. Pendekatan Pengembangan Desa Wisata.................................................. 7
BAB III METODE PENELITIAN…………...…................. ...................................... 9
1. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 9
2. Penentuan Sumber Data ........................................................................... 9
3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 10
4. Analisis Data ........................................................................................... 11
BAB IV ANGGARAN BIAYA PENELITIAN ........................................................ 14
1. Anggaran Penelitian ................................................................................ 14
2. Justifikasi Anggaran ................................................................................ 14
3. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian ..................................................... 14
4. Jadwal PelaksanaanPenelitian .................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 17
Lampiran 1 Riwayat Hidup Ketua Tim .................................................................... 19
Lampiran 2 Riwayat Hidup Anggota Tim ................................................................ 21
Lampiran 3 Justifikasi Anggaran .............................................................................. 23
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti............................................................. 24
Lampiran 5 Kuisioner .............................................................................................. 25
Abstract
Penelitian ini membahas tentang kelayakan pengembangan Pulau Sagori sebagai
desa wisata berbasis kampung Inggris. Secara garis besar penelitian ini
mendeskripsikan potensi wisata pulau sagori, analisis SWOT Pulau Sagori, dan
kesiapan masyarakat pulau dikembangkan menjadi kampung Inggris. Untuk
mencapai tujuan penelitian, peneliti mengumpulkan data primer melalui tekhnik
wawancara dan pembagian kuisioner kepada 13 warga pulau Sagori dan 20 orang
pengunjung Pulau Sagori yang dipilih random. Data pendukung lainnya adalah
RIPDA kabupaten Bombana dan data Sensus 2015 lingkungan pulau Sagori.
Dari data yang terkumpul ditemukan bahwa potensi wisata Pulau Sagori layak
dikembangkan, hasil SWOT menunjukkan pengembangan ST, dan kesiapan
masyarakat untuk dikembangkan sebagai kamung Inggris masih jauh dari harapan.
Keywords: wisata, desa wisata, kampung Inggris
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berkembang pesatnya pariwisata di Indonesia saat ini dapat dilihat dari
peningkatan fasilitas, objek, dan daya tarik pariwisata yang ada. Meskipun jumlah
kedatangan wisatawan asing yang langsung ke Indonesia menunjukkan fluktuasi
akibat berbagai isu dan peristiwa yang kurang menguntungkan, berbagai pihak yang
berkecimpung di dunia, pariwisata tetap terangsang untuk menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemudian diarahkan pada sektor
pariwisata mengingat keterbatasan/ketiadaan sumberdaya alam seperti migas, hasil
hutan, dan manufaktur (Pitana, 2005:156-157).
Sektor pariwisata, model pembangunan bottom up planning, sejalan dengan
paradigma pariwisata yang bercirikan kerakyatan, dan memunculkan berbagai
sebutan yaitu : pariwisata inti rakyat, pariwisata kerakyatan, resource community
base management atau community management (Korten,1986). Hingga akhirnya
mengarah pada pengembangan Desa Wisata, Desa Wisata Terpadu, dan Wisata
Pedesaan sebagai salah satu bentuk pengembangan pariwisata berkelanjutan yang
memiliki pasar tersendiri.
Paradigma pariwisata kerakyatan dalam berbagai bentuknya telah lama
menjadi paradigma alternatif sebagai kegagalan model modernisasi yang diterapkan
di negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang memiliki banyak kelemahan
karena selalu mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kurang
memperhatikan masalah sosial budaya masyarakat. Terkait dengan pemikiran
tersebut maka desa-desa yang memiliki keunikan mulai dilirik untuk dipersiapkan
menjadi Desa Wisata maupun Wisata Pedesaan oleh pemerintah maupun pelaku-
pelaku pariwisata (Adhisakti, 2000).
Sulawesi Tenggara yang sudah terkenal di mancanegara terutama Taman
Nasional Wakatobi, ternyata masih memiliki banyak potensi yang dapat
dikembangkan bagi sektor kepariwisataan. Salah satunya pulau di Kabaena,
kabupaten Bombana yang memiliki potensi alam dan sejarah historis yaitu Pulau
Sagori.
Pulau Sagori memiliki pantai berupa hamparan pasir putih yang memiliki
empat perpaduan warna air yaitu biru tua, biru muda, putih dan hijau yang berasal
dari pohon-pohon cemara di sekitarnya. Taman bawah lautnya juga tidak kalah dari
tujuan wisata lainnya karena Pulau Sagori memiliki taman bawah laut yang jernih
dengan aneka species ikan dan karang bawah laut yang cukup menakjubkan (sumber
wikipedia). Selain keindahan alam, Pulau Sagori memiliki kemisterian tersendiri,
baik dari sejarah penamaannya hingga kemisteriusannya sebagai segitiga bermuda di
Kabaena yang melegendaris telah banyak memakan korban setiap tahunnya.
Untuk meningkatkan kunjungan dan mengurangi kejenuhan wisatawan yang
berkunjung ke Sulawesi Tenggara (terutama ke daya tarik yang sudah terkenal),
maka akan di buka pangsa pasar yang belum tergarap sejalan dengan konsep
alternatif tourism. Konsep ini tengah diperbincangkan oleh aparat pemerintah
kabupaten Bombana dan pihak akademisi Universitas Sembilanbelas November
Kolaka dengan menembatkan Pulau Sagori sebagai objek kajian.
Wakil Bupati Bombana dan Rektor Universitas Sembilanbelas November
Kolaka telah mencanangkan rencana MoU pengembangan desa wisata berbasis
kampung Inggris di Pulau Sagori. Ide kreatif ini dicanangkan sebagai perwujudan
Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Sembilanbelas November Kolaka dan
wujud kepedulian pemerintah kabupaten Bombana terhadap parawisata di Pulau
Sagori.
Untuk mengetahui kelayakan dari Pulau Sagori sebagai desa wisata berbasis
kampung Inggris sehingga menarik wisatawan datang berkunjung ke Pulau Sagori,
maka perlu dilakukan penelitian tentang layak apa tidak pulau ini dikembangkan
sebagai desa wisata berbasis kampung Inggris. Untuk menilainya tiga aspek aspek
penilaian akan dicermati yaitu aspek pasar yang berdasarkan atas jumlah wisatawan
nusantara dan mancanegara yang berkunjung ke Sulawesi Tenggara yang berperan
sebagai demand sedangkan jumlah objek wisata di Sulawesi Tenggara sebagai
supply.
Penelitian ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pengembangan suatu
desa wisata yang stagnan, seperti banyak desa wisata yang sampai sekarang geliatnya
sama sekali belum terlihat. Komitmen pemegang kebijakan pun dipertanyakan
karena desa wisata yang diharapkan menjadi alternatif pariwisata dan diharapkan
mampu memberikan kontribusi bagi masyarakatnya ternyata banyak yang belum
layak jual, karena belum siap dengan sarana pendukung. Lebih lanjut, penelitian
lebih rinci mengenai nilai potensi Pulau Sagori belum pernah dilakukan. Untuk itu
perlu dilakukan studi dan penilaian terhadap potensi-potensi yang ada.
2. Rumusan Masalah
Mencermati latar belakang atas potensi parawisata di Pulau Sagori, Kabaena
khususnya dalam pengembangan desa wisata berbasis kampung Inggris maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah potensi wisata yang ada di Pulau Sagori?
b. Bagaimanakah SWOT Pulau Sagori?
c. Bagaimana kesiapan masyarakat Pulau Sagori untuk dikembangkan
sebagai kampung Inggris?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah :
a. Menemukan potensi wisata yang ada di Pulau Sagori
b. Mendeskripsikan analisis SWOT Pulau Sagori
c. Mendeskripsikan kesiapan masyarakat Pulau Sagori untuk dikembangkan
sebagai kampung Inggris
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat rangka teoritis penelitian yang akan
datang dalam rangka mengembangkan desain potensi parawisata di Indonesis
khususnya dalam pengembangan desa wisata berbasis kampung bahasa
Inggris.
2. Manfaat bagi pengembangan.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan unuk mengetahui kekutan,
kelemahan, peluang, dan tantangan untuk pengembangan Pulau Sagori
sebagai desa wisata berbasis kampung Inggris.
3. Manfaat operasional berkaitan dengan kebijakan dan pebisnis pariwisata.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah
maupun swasta untuk pariwisata alternatif dalam pengambilan keputusan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Studi Kelayakan Proyek
Suliyanto (2010:3) menyatakan bahwa kondisi lingkungan yang sangat
dinamis dan intensitas persaingan yang semakin ketat membuat seorang pengusaha
tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman dan intuisi saja dalam memulai
usahanya. Seorang pengusaha dituntut untuk melakukan studi kelayakan terhadap
ide bisnis yang akan dijalankan agar tidak terjadi ketelanjuran investasi di kemudian
hari. Studi kelayakan merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan
apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis
dinyatakan layak untuk dilaksanakan apabila ide tersebut mendatangkan manfaat
yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder) dibandingkan dampak negatif yang
ditimbulkan
Tidak jauh berbeda dengan Suliyanto, Husnan dan Muhamad (2008:17)
mengemukakan bahwa untuk menilai kelayakan investasi, terlebih dahulu harus
ditentukan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari. Walaupun belum ada
kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi pada umumnya
penelitian akan dilakukan terhadap aspek-aspek pasar, teknis, finansial, hukum dan
ekonomi negara. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi
tersebut, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial.
Lebih lanjut, Sucipto (2010:47) menambahkan kajian yang harus dilakukan
adalah kajian dalam aspek pasar dan pemasaran. Kajian ini bertujuan untuk menguji
sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan perusahaan dapat mendukung
pengembangan usaha atau bisnis yang direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan
pemasaran sesuai dengan rencana dan tujuan bagi pelaku bisnis.
Dalam menentukan suatu proyek investasi baik dalam bentuk financial assets
maupun real assets, maka diperlukan peramalan untuk mengetahui prospek pada
masa yang akan datang. Salah satu cara yang terbaik untuk meramalkan jumlah
permintaan pada masa yang akan datang adalah dengan menelaah permintaan akan
produk tersebut pada masa lalu hingga kini.
Mengaju pada sejumlah pendapat diatas, penelitian ini diarahkan untuk
mendeskrisikan aspek pemasaran dalam hal potensi wisata yang layak jual, analisis
SWOT, dan kesiapan masayarakat Pulau Sagori.
2. Pariwisata Alternatif
Koslowski dan Travis dalam Sunarta (2002), pariwisata alternatif merupakan
suatu kegiatan kepariwisataan yang tidak merusak lingkungan, berpihak pada
ekologis, dan menghindari dampak negatif dari pembangunan pariwisata berskala
besar yang dijalankan pada suatu area yang tidak terlalu cepat pembangunannya.
Selain itu oleh Saglio, Bilsen, dan Gonsalves dalam Sunarta (2002)
menyebutkan bahwa pariwisata alternatif adalah kegiatan kepariwisataan yang
memiliki gagasan yang mengandung arti sebagai suatu pembangunan yang berskala
kecil atau juga sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang disuguhkan kepada
wisatawan, dimana segala aktivitasnya turut melibatkan masyarakat.
Holden dalam Sunarta (2002), pariwisata alternatif merupakan suatu proses
yang mempromosikan suatu destinasi yang kondisinya memang benar-benar layak
dan pantas diantara komunitas yang berbeda-beda, dimana diperlukan untuk
memperoleh pemahaman, solidaritas, dan kesamaan diantara seluruh komponen.
Middleton (1998), menyebutkan bahwa pariwisata alternatif merupakan suatu
bentuk produk pariwisata yang mempertimbangkan bahkan menuntut lebih akrab
lingkungan dan tidak merusak budaya.
Cooper (1993), menyatakan bahwa pariwisata alternatif merupakan suatu
pergerakan yang memiliki jalan keluar untuk “mengobati sakit” dari pariwisata
massal (Mass Tourism). Cohen (1987) dalam Gartner (1996), menyebutkan bahwa
pariwisata alternatif bersumber dari dua pandangan ideologi yang sejaman, yaitu
bahwa pariwisata alternatif merupakan reaksi atas konsumerisme modern, dan
pariwisata alternatif merupakan reaksi dari eksploitasi yang dilakukan negara
berkembang.
Variasi pariwisata alternatif dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pariwisata
adventure, pariwisata alam, dan community tourism. Pertama, pariwisata adventure
merupakan suatu kegiatan pariwisata alternatif yang bernuansa petualangan
(Adventure). Petualangan dalam skala kecil dapat terdiri dari bird watching, scuba
diving, dalam skala menengah terdiri dari kegiatan yang bernuansa olah raga seperti
canoing, dan rafting. Sedangkan dalam skala besar meliputi kegiatan petualangan
seperti halnya taman safari.
Kedua, pariwisata alam merupakan kegiatan pariwisata alternatif yang
memfokuskan diri pada studi dan observasi yang berkaitan dengan flora (tumbuhan)
dan fauna (binatang), selain itu juga berkaitan dengan kegiatan landscape.
Ketiga, community tourism atau pariwisata kerakyatan merupakan suatu
kegiatan pariwisata yang dijalankan oleh rakyat, baik dari perencanaan sampai
evaluasi dan segala manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut sepenuhnya untuk
rakyat yang bersangkutan. Parawisata kerakyatan juga cenderung diidentikkan
dengan istilah desa wisata. Nuryanti (1993) dalam Negara (2012) menyimpulkan
bahwa desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Nuryanti menambahkan dua
konsep utama dalam komponen desa wisata yaitu:
1. Akomodasi, sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau
unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.
2. Atraksi, seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting
fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai
partisipasi aktif seperti kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.
3. Pendekatan Pengembangan Desa Wisata
Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara hati-hati agar
dampak yang timbul dapat dikontrol. Berikut tiga bentuk pendekatan pasar
pengembangan desa wisata yang dapat dilakukan dalam pengembangan Pulau Sagori
sebagai desa wisata berbasis bahasa Inggris.
a) Interaksi tidak langsung
Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat
manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang
terjadi misalnya penulisan buku-buku tentang desa berkembang, kehidupan desa,
arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, pembuatan kartu pos dan lain
sebagainya.
b) Interaksi setengah langsung
Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatan-
kegiatan meliputi makan dan melakukan kegiatan bersama penduduk dan
kemudian wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya. Prinsip model ini
adalah wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama penduduk.
c) Interaksi langsung
Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/ bermalam dalam akomodasi
yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol dengan
berbagai pertimbangan yaitu daya dukung dan potensi masyarakat setempat.
Selain memperhatikan ketiga bentuk pendekatan pasar diatas, pengembangan
Pulau Sagori sebagai desa wisata berbasis bahasa Inggris juga perlu
mempertimbangkan sejumlah kriteria desa wisata.
a) Atraksi wisata yaitu semua yang mencakup alam, budaya, dan hasil ciptaan
manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik dan atraktif di
desa.
b) Jarak tempuh adalah jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat
tinggal wisatawan dan juga dari jarak tempuh dari ibukota provinsi dan jarak
dari ibukota kabupaten.
c) Besaran desa, menyangkut masalah-masalah jumlah rumah, jumlah
penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa. Kriteria ini berkaitan dengan
daya dukung kepariwisataan pada suatu desa.
d) Sistem kepercayaan dan kemasyarakatan merupakan aspek penting
mengingat adanya aturan-aturan khusus pada komunitas suatu desa dan hal
yang perlu dipertimbangkan adalah agama yang menjadi mayoritas dan
sistem kemasyarakatan yang ada.
e) Ketersediaan infrastruktur meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi,
fasilitas listrik, air bersih, drainase, telepon dan sebagainya.
Sejumlah kriteria diatas akan berpengaruh terhadap penentuan karakteristik
utama suatu desa. Karakteristik ini kemudian menentukan apakah suatu desa akan
menjadi desa dengan tipe berhenti sejenak, tipe one day trip atau tipe tinggal inap.
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraikan secara rinci metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
meliputi lokasi dan waku penelitian, penentuan sumber data, teknik pengumpulan
data, dan analisis data.
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Oktober 2015 di
Pulau Sagori, Kecamatan Kabaena Barat, kabupaten Bombana dan di sejumlah
daerah lainnya yang memiliki keterkaitan dengan Pulau Sagori.
2. Penentuan Sumber Data
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive
sampling, yang artinya metode pengambilan sampel dilakukan secara bertujuan.
Adapun sumber data yang digunakan adalah:
1. Data primer adalah data yang belum dipublikasikan dan yang diperoleh
langsung dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan dari
observasi dan interview dengan aparat pemerintah kabupaten Bombana dan
tokoh-tokoh masyarakat Pulau Sagori dan sekitarnya, pengunjung di Pulau
Sagori. Untuk pengunjung dilakukan dengan cara sensus, dimana cara
pengambilan datanya adalah dari seluruh populasi akan dijadikan sebagai
data dari penelitian. Responden yang diwawancarai terbatas pada pengunjung
yang berusia diatas tujuh belas tahun dan daerah asal pengunjung berada di
luar kawasan Kabaena. Jumlah responden untuk pengunjung ditetapkan
sebesar 20 responden. Untuk masyarakat, jumlah sampel yang diambil
adalah sebesar 15% dari jumlah keseluruhan masyarakat. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Arikunto (2006) bahwa jumlah sampel ditetapkan
sebanyak 10- 15% dari jumlah keseluruhan populasi dari tiga perbatasan desa
apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang. Di Pulau Sagori ada
sebanyak 92 KK maka diambil sampel sebanyak 14 KK yang terdiri
dari Lurah Desa Sikeli, Sekertaris Lurah Desa Sikeli, Kepala Lingkungan
ulau Sagori, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat Pulau Sagori.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung
atau tangan kedua yang telah dikumpulkan dari Ketua Tim Pendamping
Program GEMBIRA Kabupaten Bombana, RIPDA Kabupaten Bombana dan
sejumlah dokumen terkait dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bombana, dan
Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
1. Teknik observasi yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan
secara langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas
berkenaan dengan potensi yang dimiliki oleh Pulau Sagori dengan pengamatan
yang terlibat yaitu mengumpulkan data dengan berpedoman pada panduan
observasi yang disediakan dan melibatkan diri dalam lingkungan subyek
secara sistematis dan tidak mencolok sehingga akan tercipta suatu interaksi
sosial antara peneliti dengan masyarakat Pulau Sagori yang sedang
melaksanakan aktivitasnya sehari-hari dengan menggunakan tape recorder,
kamera dan handycam. Peneliti dapat menjadikan partisipasi dalam upaya
internalisasi tujuan penelitan sambil mengumpulkan data.
2. Metode angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan kuesioner kepada responden dengan menggunakan instrumen
berupa kuesioner terstruktur.
3. Teknik wawancara mendalam (depth interview) yaitu mengadakan wawancara
mendalam secara langsung dengan informan kunci, seperti aparat desa, aparat
pemerintah, pelaku pariwisata, tokoh tokoh masyarakat dan wisatawan.
Wawancara sendiri merupakan suatu proses tanya jawab antra peneliti dengan
subyek penelitian untuk memperoleh data, keterangan, pandangan atau
pendirian dari subyek tersebut.
4. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengambil gambar/foto objek dan kegiatan yang berhubungan dengan
penelitian seperti foto rumah tradisional, daya tarik wisata, fasilitas tambahan
untuk menunjang kegiatan kepariwisataan di Pulau Sagori.
4. Analisis Data
a. Analisis Potensi Objek
Objek dan daya tarik (flora, fauna dan objek lainnya) yang telah diperoleh
kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman
Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA
tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-
masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
S = N x B
Dimana:
S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria
B = bobot nilai
Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik merupakan faktor utama
alasan seseorang melakukan perjalanan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5
karena merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan dapat
melakukan kegiatan wisata. Untuk akomodasi serta sarana dan prasarana
diberi bobot 3 karena hanya bersifat sebagai penunjang dalam kegiatan wisata.
Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu kriteria
apabila setiap sub kriteria memiliki nilai kuat yaitu 5.
Karsudi dkk (2010) dalam Barus (2012) menyatakan setelah
dilakukan perbandingan, maka akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen.
Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai berikut:
- Tingkat kelayakan > 66,6% : layak dikembangkan, dengan kriteria suatu
kawasan wisata yang memiliki potensi, sarana dan prasarana yang tinggi
berdasarkan parameter yang telah ditetapkan serta didukung oleh
aksesibilitas yang memadai.
- Tingkat kelayakan 33,3 % - 66,6 % : belum layak dikembangkan, dengan
kriteria suatu kawasan wisata yang memiliki potensi, saran dan prasarana
yang sedang berdasarkan parameter yang telah ditetapkan serta didukung
oleh aksesibilitas yang cukup memadai.
- Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak dikembangkan, dengan kriteria
suatu kawasan wisata yang memiliki potensi, sarana dan prasarana yang
rendah berdasarkan parameter yang telah ditetapkan serta aksesibilitas
yang kurang memadai.
Tabel. 2 Kriteria Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (Modifikasi
Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003)
No Unsur/Subunsur Nilai
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
1 Keindahan
a. Variasi pandangan pulau
/gunung di laut
b. Keindahan relief 35 30 25 20 15
c. Kerindangan tepi pantai
d. Keserasian pandangan
pantai dan sekitarnya
e. Ada ciri khusus
2 Keselamatan laut tepi pantai
a. Tidak ada arus balik
berbahaya
b. Tidak ada kecuraman dasar c. Bebas gangguan binatang
berbahaya
30 25 20 15
d. Tidak ada kepercayaan
yang
mengganggu
3 Jenis pasir Kuarsa
hitam
Kuarsa
berliat
Tdk ada/
sedikit
pasir
30 25 20 15 10
4. Variasi kegiatan a. Menikmati keindahan alam
b. Melihat flora dan fauna
c. Trekking
d.Penelitian
Lebih 6 Ada 5-6 Ada 3-4 Ada 1-2
e. Berkemah
5. Kebersihan air Ada >4 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 a. tdk ada pengaruh pelabuhan
b. Tdk ada pengaruh
pemukiman
c. Tdk ada pengaruh sungai
d. tdk ada pengaruh
pelelangan ikan/pabrik/pasar
25 20 15 10 5
e. Tdk ada sumber
pencemaran
f. Tdk ada pengaruh/akibat
musim
6. Lebar pantai (diukur waktu
surut, dan panjang pantai
minimal 1 km ) dalam satuan meter
>150 100-150 50-100 <50
7. Kebersihan atau kenyamanan Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Tdk ada sampah
b. Tidak ada coret-coret
(vandalisme)
c. Bebas kebisingan
d. Tidak banyak gangguan
binatang
25 20 15 10 5
e. Bebas bau yang
mengganggu
f. Sedikit kerikil/kerang tajam
Jumlah 150 x 6 = 900
b. Analsis SWOT
Analisis SWOT diterapkan untuk menemukan strategi yang tepat
dalam mewujudkan Pulau Sagori sebagai desa wisata berbasis kampung
Inggris.
c. Analisis Kesiapan Masyarakat
Untuk menganalisis kesiapan masyarakat menggunakan kajian
keadaan pedesaan partisipatif yaitu gambaran tentang masalah-masalah yang
dihadapi masyarakat, potensi serta peluang pengembangan. Hasil ini
merupakan dasar untuk tahapan proses pemberdayaan masyarakat yaitu
pembentukan dan pengembangan kelompok serta penyusunan dan
pelaksanaan rencana pengembangan desa tersebut, adanya perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan serta memonitoring hasil yang telah diperoleh dan
mengevaluasi dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilakukan. Tahapan-
tahapan dalam proses kajian keadaan pedesaan partisipatif meliputi:
- Persiapan desa bersama para perangkat desa: menentukan tempat dan
waktu, koordinasi dengan tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh
masyarakat, mengumumkan kepada mayarakat tentang rencana untuk
mengkaji keadaan desa, persiapan akomodasi dan konsumsi serta dana
yang diperlukan, menentukan informasi yang akan dikaji, dan menentukan
teknik PRA yang ingin dipakai.
- Melakukan kajian keadaan kegiatan PRA: berbagi pengalaman dan
pengetahuan, analisa pengalaman dan pengetahuan, dan menyimpulkan
hasil yang telah diperoleh melalui kegiatan PRA.
- Pengumpulan dan perumusan hasil PRA (pelaporan) musyawarah
masyarakat: mempresentasi semua hasil PRA, mendiskusikan kembali
dengan masyarakat untuk mempertajam temuan, penyusunan hasil akhir
analisa kajian potensi, kesempatan, masalah dan kemungkinan
pengembangan program oleh masyarakat.
BAB IV
ANGGARAN DAN BIAYA PENELITIAN
1. Anggaran Penelitian
Proses penelitian tentunya akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan
jika didukung oleh dana yang memadai. Untuk melancarkan pelaksanaan penelitian
ini, maka skema pembiayaan yang dilakukan yaitu usulan biaya ke Universitas
Sembilanbelas November Kolaka dengan total biaya sebesar Rp11.837.000,-. Dalam
skema pembiayaan penelitian ini, terdapat dua bagian rincian. Pertama, rincian
pembiayaan dalam bentuk justifikasi anggaran dan bagian kedua adalah rekapitulasi
anggaran penelitian.
2. Justifikasi Anggaran
Justifikasi anggaran dalam penelitian ini meliputi biaya honor, peralatan
penunjang, pembelian bahan habis pakai, biaya perjalanan lokal dan antara
kota/kabupaten serta biaya pelaporan dan publikasi. Besaran anggaran yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 1.
3. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian
Secara rinci, ringkasan anggaran penelitian ini dipaparkan dalam table berikut
ini.
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya Yang
Diusulkan (Rp)
1 Gaji dan upah (Maks. 20%) 2.400.000,-
2 Bahan habis pakai dan peralatan (40-60%) 5.837.000,-
3 Perjalanan (Maks. 15%) 1.800.000,-
4 Lain-lain (publikasi, seminar, laporan, lainnya
sebutkan) (10-15%) 1.800.000,-
Jumlah 11.837.000,-
4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini direncanakan dimulai dari bulan Januari 2015 sampai dengan
bulan Oktober 2015. Dengan tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1. Pelaksanaan persiapan penelitian;
2. Pelaksanaan pra penelitian;
3. Sosialisasi lokasi penelitian;
4. Pengadaan alat dan bahan penelitian;
5. Pelaksanaan studi perpustakaan;
6. Pengambilan data di lapangan;
7. Analisis data;
8. Penyusunan laporan penelitian;
9. Pengiriman laporan penelitian;
10. Publikasi hasil penelitian.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Identifikasi Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Pulau Sagori
Pengamatan potensi obyek dan daya tarik wisata alam dilakukan dengan
observasi langsung di sepanjang jalur kawasan wisata Pulau Sagori. Komponen yang
harus dinilai adalah kondisi biologis dari danau tersebut, daya tariknya,
aksesibilitasnya, dan kondisi sarana prasarana dari danau tersebut.
2. Karakteristik Kawasan Pulau Sagori
Pulau Sagori merupakan danau vulkanik yang mengandung belerang.
Menurut beberapa sumber, kedalaman air Pulau Sagori selalu berubah-ubah sehingga
kita tidak bisa mengetahui dengan pasti berapa kedalaman dari air Pulau Sagori
tersebut. Selama berada di Pulau Sagori para pengunjung harus tetap memperhatikan
etika dan larangan dari masyarakat sekitar. Keindahan alam yang begitu indah di
danau ini membuat sangat nyaman untuk berlama-lama menikmati pesonanya.
Berikut ini adalah gambar pemandangan Pulau Sagori:
Gambar 1. Lokasi Wisata Pulau Sagori
3. Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Pulau Sagori
Penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata alam dilakukan dengan cara
pengamatan secara langsung di sepanjang jalur kawasan Pulau Sagori setelah
mengidentifikasi obyek-obyeknya. Obyek yang dianggap berpotensi akan dicatat.
Adapun komponen yang dinilai dari wisata alam Pulau Sagori tersebut adalah daya
tarik lokasi wisata tersebut, aksesibilitas untuk mencapai lokasi, serta sarana dan
prasarana penunjang yang mendukung perkembangan lokasi wisata tersebut.
4. Daya Tarik
Daya tarik suatu lokasi kawasan wisata merupakan alasan yang utama para
pengunjung untuk mengunjungi ke lokasi wisata dalam rangka melakukan kegiatan
wisata. Daya tarik yang dimiliki kawasan wisata Pulau Sagori cukup besar untuk
manarik minat pengunjung. Daya tarik tersebut dapat berupa keunikan sumber daya
alam misalnya danau dan gua, sumber daya alam yang menonjol misalnya sumber air
panas dan bebatuan, kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi wisata misalnya
kegiatan berkemah, daya tarik berupa kebersihan, dan kenyamanan lokasi wisata.
Setiap daya tarik tersebut memiliki nilai masingmasing dan nilai tersebut
menunjukkan seberapa kuat suatu daya tarik bisa menarik minat pengunjungnya.
Penilaian terhadap komponen daya tarik dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3. Hasil penilaian terhadap komponen daya tarik di kawasan Pulau Sagori
Unsur/Sub
Unsur
Uraian Bobot* Nilai Skor
Total**
Keunikan
Sumber
Daya Alam
danau dan gua 6 15 90
Sumber
Daya
Aalam
yang
menonjol
batuan dan
sumber air
panas
6 15 90
Kegiatan
wisata alam
yang dapat
dilakukan
menikmati
keindahan
alam, melihat
flora dan
fauna,
trekking,
pendidikan,
dan
berkemah
6 30 180
Kebersihan
lokasi obyek
wisata
industri, jalan
ramai,
pemukiman
penduduk, dan
vandalisme/cor
et-coret
6 25 150
Kenyamanan udara bersih
dan sejuk,
bebas dari
bau yang
mengganggu,
bebas dari
kebisingan,
dan tidak ada
lalu lintas yang
mengganggu
6 25 150
Skor Daya
Tarik
110 660
*Sesuai dengan kriteria penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 untuk daya tarik
**Hasil kali antara bobot dengan nilai
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa keunikan sumber daya alam
dan sumberdaya alam yang menonjol memiliki skor total terendah yaitu 90
sedangkan untuk kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan dan kebersihan
lokasinya memiliki skor total tertinggi yaitu 180. Keunikan sumber daya alam hanya
memiliki dua sub unsur yang terkandung di dalamnya yaitu danau dan gua, sehingga
didapatkan hasil yang bernilai 15. Sumber daya alam yang menonjol terdapat dua sub
unsur yang ditemui yaitu batuan dan sumber air panas sehingga diperoleh nilai
sebesar 15.
Kegiatan wisata alam yang bisa dilakukan memiliki lima sub unsur yang
terkandung di dalamnya yaitu menikmati keindahan alam, melihat flora dan fauna,
trekking, pendidikan, dan berkemah sehingga didapatkan hasil yang bernilai 30.
Untuk kebersihan lokasi obyek wisata, Pulau Sagori mengandung empat sub unsur
yang ada sehingga unsur tersebut memiliki nilai sebesar 25. Kenyamanan obyek
wisata Pulau Sagori terdapat empat sub unsur sehingga unsur tersebut memiliki nilai
sebesar 25.
Berikut ini adalah penjelasan terhadap unsur dan sub unsur untuk kriteria
daya tarik kawasan wisata alam Pulau Sagori:
1.Keunikan sumber daya alam
Keunikan sumber daya alam merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu
obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata lainnya. Keunikan sumber daya
alam juga merupakan satu komponen daya tarik yang tidak bisa dilepaskan dari
berminat atau tidak berminatnya pengunjung untuk mengunjungi lokasi wisata.
Suwantoro (1997) menyatakan bahwa obyek wisata alam adalah sumber daya alam
yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan
cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Selanjutnya
juga dijelaskan bahwa daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
Keunikan sumber daya alam memiliki skor total terendah yaitu 90 dimana
terdapat dua sumber daya alam yang unik yaitu danau dan gua yang berada di sekitar
kawasan Pulau Sagori. Pulau Sagori memiliki keunikan dengan warna air hijau
kebiru-biruan, airnya yang terasa panas, dan mengandung belerang. Secara geologis,
Pulau Sagori memiliki struktur batuan kapur dengan semburan air panas sebagai
hasil dari proses geothermal. Untuk gua berada kurang lebih 50 meter dari bibir
danau. Gua ini terbentuk dari batu kapur. Gua ini mempunyai panjang dari pintu
masuk ke pintu keluar sepanjang kurang lebih 500 meter. Biasanya masyarakat
memanfaatkan gua ini untuk mencari kalilawar.
2. Sumber daya alam yang menonjol
Sumber daya alam yang menonjol merupakan obyek-obyek yang mudah
dilihat oleh para pengunjung ketika pertama kali berada di kawasan wisata alam.
Sumber daya alam yang menonjol juga memiliki skor total terendah yaitu 90 dimana
hanya terdapat dua sumber daya alam yang menonjol, yaitu bebatuan dan sumber air
panas yang berada di kawasan Pulau Sagori. Bebatuan yang ditemukan pada saat
pengamatan berada di dalam Danau adalah jenis batuan kapur. Batuan kapur
memiliki warna kecokelatan dan di permukaannya selalu ada celah yang tidak
beraturan. Sumber air panas berada tepat di dalam Pulau Sagori tersebut dan satu lagi
terdapat tidak jauh dari sekitaran gua. Sumber air panas biasanya dimanfaatkan para
pengunjung untuk berendam dan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit
karena air di danau tersebut mengandung belerang.
3.Kegiatan Wisata Alam yang Dapat Dilakukan
Jenis kegiatan wisata alam merupakan kegiatan-kegiatan yang biasa
dilakukan oleh pengunjung saat berada di kawasan wisata. Kondisi dan situasi di
obyek wisata, keselamatan pengunjung, dan kelestarian sumber daya alam
merupakan faktor penting dalam melakukan kegiatan di obyek wisata. Untuk jenis
kegiatan wisata, memiliki nilai 30 dimana terdapat lima kegiatan yang dapat
dilakukan yaitu menikmati keindahan alam, melihat flora dan fauna, trekking,
pendidikan atau penelitian, dan berkemah.
Jalur trekking di sekitar kawasan Pulau Sagori begitu memprihatinkan karena
kurang diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sampah-sampah daun
pohon yang berjatuhan di sepanjang jalan dan tidak dibersihkan. Mahasiswa juga
dapat melakukan penelitian terkait kondisi tanah di kawasan wisata Pulau Sagori
tersebut. Lokasi Pulau Sagori ini juga cukup nyaman untuk dijadikan lokasi untuk
berkemah karena lokasinya yang bersih dan asri serta tidak sulit untuk memperoleh
sumber air.
4.Kebersihan Lokasi Obyek Wisata
Kebersihan lokasi obyek wisata Pulau Sagori bernilai 25 karena terdapat empat sub
unsur yaitu tidak adanya pengaruh dari industri, jalan ramai, pemukiman penduduk,
dan coret-coret atau vandalisme. Kawasan Pulau Sagori bebas dari pengaruh industri
karena tidak ada industri besar yang terdapat di sekitar kawasan wisata alam Pulau
Sagori. Adanya tempat sampah tidak menjamin lokasi Pulau Sagori bebas dari
sampah. Di kawasan Pulau Sagori masih ditemukan banyak sampah berserakan yang
tidak dibuang pada tempat yang telah disediakan. Hal ini juga akan mengurangi nilai
kebersihan lokasi wisata Pulau Sagori sebagai salah satu obyek tujuan wisata.
5.Kenyamanan
Rasa nyaman di lokasi wisata akan menambah minat pengunjung untuk
mengunjungi kembali ke lokasi wisata tersebut. Kawasan wisata Pulau Sagori
merupakan lokasi wisata yang cukup nyaman dengan udaranya yang bersih sejuk,
bebas dari bau yang mengganggu, bebas dari kebisingan, serta tidak adanya lalu
lintas yang mengganggu. Untuk pelayanan terhadap pengunjung masih kurang baik
karena belum adanya struktur kepengelolaan di kawasan wisata Pulau Sagori
tersebut.
Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan faktor yang mempermudah pengunjung untuk
bepergian dari tempat tinggal pengunjung ke lokasi obyek wisata yang akan
dikunjunginya. Faktor tersebut sangat penting dalam mendorong potensi pasar suatu
obyek. Aksesibilitas membahas tentang jarak, kondisi jalan, dan waktu tempuh dari
pusat kota. Untuk menuju danau ini hanya membutuhkan waktu satu jam dari kota
Lubuk Pakam dengan menggunakan sepeda motor. Sedangkan dari kota Medan,
ditempuh perjalanan selama 1 jam 45 menit. Penilaian untuk aksesibilitas menuju
kawasan wisata alam Pulau Sagori dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4. Hasil penilaian terhadap komponen aksesibilitas menuju kawasan wisata
alam Pulau Sagori
No Unsur/Sub
Unsur
Uraian Bobot* Nilai Skor
Total**
1 Kondisi
jalan
Sedang 5 20 100
2 Jarak dari
pusat kota
>15
km
5 10 50
3 Waktu
tempuh dari
pusat kota
1-
2jam
5 30 150
Skor
Aksesibilitas
60 300
*Sesuai dengan kriteria penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003
untuk aksesibilitas **Hasil kali antara bobot dengan nilai
MacKinnon et al. (1990), menyatakan bahwa dua diantara beberapa faktor
yang membuat suatu kawasan menarik bagi pengunjung adalah letaknya yang dekat
pusat kota atau jauh dari pusat kota dan juga perjalanan ke kawasan tersebut apakah
mudah dan nyaman, perlu sedikit usaha, sulit atau berbahaya. Untuk kondisi jalan
berada dalam kondisi yang sedang dengan tipe jalan aspal dengan lebar lebih dari
lima meter. Menurut para pengunjung, kondisi yang kurang mendukung untuk
aksesibilitas ini adalah jarak lokasi dari pusat kota Medan yang tergolong dalam
kategori buruk dengan jarak lebih dari 15 kilometer dan tidak adanya transportasi
berupa angkutan umum yang langsung menuju Pulau Sagori. Waktu tempuh menuju
Pulau Sagori sekitar 1-2 jam dari pusat kota Medan juga salah satu faktor yang
merupakan hambatan karena para pengunjung menganggap waktu tempuhnya terlalu
lama.
5. Sarana dan Prasarana Penunjang
Peranan sarana dan prasarana penunjang adalah untuk memudahkan
pengunjung dalam menikmati potensi dan daya tarik wisata alam. Sarana merupakan
salah satu faktor penunjang yang memudahkan pengunjung dalam menikmati obyek
wisata secara langsung. Untuk sarana (dalam radius 15 km) diberi nilai 30 dimana
terdapat warung dan rumah makan.
Prasarana merupakan salah satu faktor penunjang yang
memudahkan pengunjung dalam menikmati obyek wisata secara tidak langsung.
Prasarana (dalam radius 15 km) memiliki nilai 40 dimana terdapat jaringan telepon,
jaringan listrik, dan jaringan air minum. Penilaian terhadap sarana dan prasarana
penunjang kawasan wisata alam Pulau Sagori dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5. Hasil penilaian terhadap komponen sarana dan prasarana penunjang di
kawasan wisata alam Pulau Sagori
Unsur/Sub Unsur Uraian Bobot Nilai Skor Total*
Sarana warung dan
rumah makan
3 30 90
Prasarana penunjang jaringan telepon,
jaringan air minum,
dan
jaringan
listrik
3 40 120
Skor 70 210
*Sesuai kriteria penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 untuk sarana dan prasarana
penunjang
**Hasil kali antara bobot dengan nilai
6. Karakteristik Pengunjung Lokasi Wisata Danau
Linting
Pengunjung yang dijadikan sebagai responden sebanyak 20 orang. Para
pengunjung yang datang kebanyakan remaja yang berumur 16-25 tahun. Pengunjung
yang berada di Pulau Sagori ada yang berasal dari Pancur Batu Marindal, Marelan,
Pangkalan Brandan, Amplas, Tiga Juhar, Helvetia, Delitua, Tuntungan dan
Sibirubiru. Pengunjung yang datang ke Pulau Sagori kebanyakan mengunjungi Pulau
Sagori pada hari libur. Mereka mengunjungi Pulau Sagori dengan berbagai macam
alasan, yaitu ada yang ingin menikmati pemandangan alam ataupun hanya sekedar
menghilangkan penat pada hari libur. Umumnya pengunjung yang datang ke lokasi
Pulau Sagori datang secara berkelompok baik bersama teman-temannya maupun
keluarganya. Lama kunjungan pengunjung hanya satu hari saja.
Jenis kegiatan yang biasanya dilakukan oleh para pengunjung selama berada
di Pulau Sagori adalah menikmati pemandangan alam. Para pengunjung menikmati
kunjungan mereka ke lokasi karena udaranya yang sejuk dan bebas dari kebisingan.
Ada juga yang merasa kurang nyaman karena keberadaan sarana dan prasarana yang
kurang memadai. Meskipun begitu para pengunjung menyatakan berada di kawasan
Pulau Sagori cukup menyenangkan dan mereka berniat untuk mengunjunginya
kembali. Menurut pengunjung, Pulau Sagori perlu dikembangkan dari segi
pengelolaan kawasan maupun dalam hal peningkatan sarana dan prasarana yang
mendukung sebagai daerah obyek wisata. Penilaian keseluruhan terhadap
komponenkomponen wisata alam di kawasan wisata alam Pulau Sagori dapat dilihat
pada Tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6. Hasil penilaian obyek dan daya tarik kawasan wisata alam Pulau Sagori
Daya tarik 6 115 690
Layak
Aksesibilitas 5 55 300 450 66,67 Layak
Sarana dan 3 70 210 300 70 Layak
Prasarana
* Hasil penilaian terhadap objek dan daya tarik wisata
** Perkalian antara bobot dengan nilai
*** Skor tertinggi untuk setiap kriteria
**** Indeks kelayakan: perbandingan skor dengan skor tertinggi dalam %
Hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui bahwa kawasan wisata alam
Pulau Sagori layak dikembangkan sebagai salah suatu obyek daerah tujuan wisata
dengan persentasi sebesar 70%. Untuk kriteria daya tarik kawasan ini sudah memiki
daya tarik yang bernilai tinggi sebesar 73,33% yang berarti layak untuk
Kriteria Bobot Nilai * Skor **
Skor max **
*
Indeks % ) ( ***
*
Ket
900 73 33 ,
Tingkat kelayakan
70
dikembangkan. Untuk kriteria aksesibilitas yang memiliki nilai sebesar 66,67%
dikategorikan bahwa daya tarik kawasan wisata alam Pulau Sagori juga layak untuk
dikembangkan. Untuk sarana dan prasarana penunjang yang ada di sekitar kawasan
wisata alam Pulau Sagori menjadikan lokasi ini layak dijadikan obyek wisata alam
dengan tingkat kelayakan sebesar 70%.
7. Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata
Pulau Sagori belum bisa disebut sebagai desa wisata karena kondisi fisiknya
belum tertata sebagai lokasi kepariwisataan. Potensi-potensi wisata yang ada di desa
tersebut belum dikelola secara maksimal padahal memiliki sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang relatif masih terjaga kelestarian dan keasriannya. Potensi-
potensi wisata Desa Sibungabunga cukup menjanjikan apabila dikelola secara serius.
Oleh sebab itu, diperlukan kerjasama antara masyarakat sekitar dengan Pemerintah
untuk membahas dan mengkaji rancana-rencana pengembangan desa wisata berbasis
masyarakat. Analisis kesiapan masyarakat dalam mengembangkan desanya menjadi
desa wisata akan dikaji melalui pendekatan secara partisipatif atau Participatory
Rural Appraisal.
8. Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat Pulau Sagori
Pulau Sagori terletak di Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten
Deliserdang, Sumatera Utara. Luas Pulau Sagori sekitar 450 Ha dengan jumlah
penduduk laki-laki 247 orang dan perempuan 225 orang. Bahasa sehari-hari yang
dipakai untuk berkomunikasi adalah bahasa Simalungun dan Karo. Kehidupan
masyarakat Pulau Sagori sangat kental dengan tradisi-tradisi peninggalan leluhur.
Masyarakat wajib melakukan upacara-upacara adat yang berhubungan dengan siklus
hidup manusia seperti upacara kelahiran, perkawinan, dan upacara-upacara yang
berhubungan dengan kematian. Ada juga upacara kerja tahun yang dilakukan oleh
masyarakat yang bersuku Karo setiap satu tahun sekali. Masyarakat mempunyai nilai
kegotong-royongan yang masih kuat. Mereka masih melakukan kebiasaan
menjenguk orang sakit dan biasanya ketika menjenguk orang sakit, masyarakat
membawa makanan atau memberi bantuan berupa materi dan jasa dengan sukarela.
Semua itu menggambarkan bahwa hubungan kekerabatan di Pulau Sagori masih erat
dan kuat. Kesenian yang paling sering diikutsertakan dalam pelaksanaan adat dan
budaya adalah gendang karo. Kelompok-kelompok kesenian tradisional terlihat
masih kokoh dan diminati.
Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Pulau Sagori
Suku yang paling mendominasi adalah suku Karo dengan persentase 70% dan
Simalungun dengan persentase 20%, tetapi adat istiadat yang digunakan adalah
tradisi karo. Agama yang mendominasi adalah Islam dan Kristen. Sumber
pendapatan berasal dari hasilhasil pertanian yang dimiliki oleh masyarakat dengan
cara bertanam kelapa, karet, ataupun dari tanaman buahbuahan. Profesi bertani
memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan pegawai, supir, dan
pedagang. Dibawah ini adalah gambar peta Pulau Sagori dan sekitarnya dari hasil
PRA dengan masyarakat:
Gambar 2. Hasil PRA berupa gambar peta
9. Karakteristik Kelembagaan
Lembaga yang ada di Pulau Sagori adalah LKMD atau Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa, BPD atau Badan Permusyawaratan Desa, perwiridan, RT, RW,
Koperasi, BKM atau Badan Kenaziran Masjid, dan Perpulungan Jabu-jabu. Untuk
diagram kelembagaan dapat disajikan pada Gambar 15
bunga
Lembaga Pulau Sagori ada yang masih aktif dan ada juga yang kurang aktif
diakibatkan lemahnya kesadaran masyarakat akan fungsi dari kelembagaan yang
berada di desa mereka tersebut. Setiap lembaga tersebut memiliki peran yang
berbeda-beda dimasyarakat berdasarakan tujuan dari di bentuknya kelembagaan
tersebut. Hasil kuisioner yang diperoleh dari masyarakat Pulau Sagori:
Tabel 7. Hasil uraian dari kuisioner dengan masyarakat
Pulau Sagori
Aspek yang dinilai Uraian
Konflik
Pernah terjadi konflik dalam
skala kecil berupa perselisihan
antara warga masyarakat
dengan Perangkat desa yang
akan berencana membangun
kawasan Pulau Sagori
mengenai kepemilikan
tanaman mereka yang tumbuh
di radius 100 meter dari bibir
danau, warga masyarakat
menginginkan Perangkat desa
untuk mengganti tanaman
yang telah dirusak dengan
sejumlah uang. Tetapi para
dibawah ini:
Ga mbar 3 . Diagram Kelembagaan di desa Sibunga -
perangkat desa tidak
mengubris tanggapan
masyarakat.
Kerjasama Dahulu tidak pernah ada
kerjasama antara Pemerintah
dengan warga masyarakat
untuk bekerjasama
membangun Pulau Sagori,
tetapi pada akhirnya dengan
adanya usaha dari perangkat
desa yang ingin memajukan
desa mereka, Pemerintah
memberikan modal sebagai
salah satu bentuk kerjasama
antara pemerintah dengan
perangkat desa untuk
memajukan desa mereka
Pengelola Masyarakat tidak begitu
mempermasalahkan tentang
siapa pengelola danau tersebut
dikarenakan masyarakat
mengganggap hal yang
terpenting adalah potensi yang
terdapat di Pulau Sagori bisa
dikembangkan dan menjadi
sumber pendapatan
Partisipasi Masyarakat akan siap dan
berperan aktif untuk
berpartisipasi dalam rencana
kegiatan pengembangan Pulau
Sagori dan pengembangan
desa mereka menjadi desa
wisata yang berbasis
masyarakat
Tabel diatas menunjukkan bahwa Pulau Sagori tidak pernah mengalami
konflik besar hingga menimbulkan perpecahan tetapi pernah terjadi konflik dalam
skala kecil berupa perselisihan antara warga masyarakat dengan perangkat desa yang
akan berencana membangun kawasan Pulau Sagori mengenai kepemilikan tanaman
mereka yang tumbuh di radius 100 meter dari bibir danau.
Warga masyarakat menginginkan perangkat desa untuk mengganti tanaman
yang telah dirusak dengan sejumlah uang tetapi, para perangkat desa tidak mengubris
tanggapan masyarakat. Mengenai bentuk kerjasama, tidak pernah ada kerjasama
antara Pemerintah dengan warga masyarakat untuk bekerjasama membangun Pulau
Sagori, tetapi pada akhirnya dengan adanya usaha dari perangkat desa yang ingin
memajukan desa mereka, Pemerintah memberikan modal sebagai salah satu bentuk
kerjasama antara pemerintah dengan perangkat desa untuk memajukan desa mereka.
Masyarakat juga tidak begitu mempermasalahkan tentang siapa pengelola
Pulau Sagori dikarenakan masyarakat mengganggap hal yang terpenting adalah
potensi yang terdapat di Pulau Sagori bisa dikembangkan dan akan menjadi sumber
pendapatan bagi perangkat desa dan masyarakat Pulau Sagori dan apabila
masyarakat akan dilibatkan, masyarakat akan siap dan berperan aktif untuk
berpartisipasi dalam rencana kegiatan pengembangan Pulau Sagori dan
pengembangan desa mereka menjadi desa wisata yang berbasis masyarakat.
10. Hasil PRA tentang kesiapan masyarakat dalam pengembangan desa
wisata
Penerapan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan salah satu
strategi untuk memberdayakan masyarakat. PRA menekankan dalam proses
pemberdayaan dan peningkatan partisipasi pada keterlibatan masyarakat Pulau
Sagori dalam keseluruhan kegiatan perencanaan untuk pengembangan desa wisata.
Hasil Participatory Rural Appraisal Pulau Sagori disajikan dalam bentuk tabel 8
dibawah ini:
11.
Diharapkan dengan adanya metode
Tabel 8. Hasil PRA tentang kesiapan masyarakat dalam pengembangan desa wisata
No
1.
Aspek yang
dinilai
Ekonomi
Kondisi Masyarakat Solusi dari hasil PRA
Masyarakat masih lemah
dalam hal pendanaan
Membuat proposal dana dan dana yang
telah diberikan oleh Pemerintah hendaknya
digunakan sesuai dengan keperluannya dan
harus adanya transparansi dana
2. Sosial
Budaya
Lemahnya perangkat
desa/lembaga desa
Lembaga desa harusnya berfungsi lebih
baik dan berperan sesuai dengan
tujuannya pembentukannya
Kurangnya dukungan
dalam kegiatan dan
masyarakat masih
merasa kurang percaya
diri untuk terlibat
dalam rencana kegiatan
pengembangan desa
wisata
Masyarakat diberikan pelatihan sehingga
mereka akan memahami dan terlibat dalam
rencana kegiatan pengembangan desa
wisata
3. Pengelola Masyarakat masih
kurang dilibatkan oleh
perangkat desa
Seharusnya masyarakat, Pemeritah, para
perangkat desa, dan instansi yang terkait
dalam pengembangan desa ini harus terlibat
dan saling bekerja sama untuk membangun
Pulau Sagori menjadi desa wisata
4. Pengelolaan
yang
diharapkan
Masih berada dalam
kondisi yang cukup
memprihatinkan
sehingga dapat
menyebabkan kerusakan
ekosistem maupun
kerusakan lingkungan
Kawasan desa wisata harus berdasarkan
prinsip yang ramah lingkungan dan
memiliki keterkaitan dengan pencegahan
kerusakan sumber daya alam sebagai akibat
dari suatu perkembangan kepariwisataan
Terkadang masyarakat
bersikap merasa paling
tahu, memaksa dan
masih tertutup
Kegiatan yang dilakukan harus
disampaikan secara terbuka dengan adanya
komunikasi yang partisipatif
Participatory Rural Apprasial ini, masyarakat merasa lebih diberi kesempatan untuk
menuangkan masukan-masukan yang berharga sehingga rencana untuk
mengembangkan desa mereka menjadi desa wisata dapat berjalan dengan lancar.
Masyarakat mengharapkan pengelolaan yang bersifat transparansi dan kegiatan
apapun yang dilakukan harus dengan adanya komunikasi yang partisipatif, harus
dilakukan melalui kerjasama antar masyarakat, tidak boleh mengarah pada golongan
tertentu agar tidak membuat perpecahan, dan tidak perlu bersikap merasa paling tahu
tetapi harus santai sehingga hubungan tetap akrab. Respon masyarakat Pulau Sagori
cukup baik dan mereka menyatakan akan berperan aktif dalam rangka untuk
mengembangkan Pulau Sagori dan menjadikan desa mereka menjadi desa wisata.
Masyarakat tidak lagi ditempatka sebagai obyek yang hanya menerima segala
yang diputuskan oleh Pemerintah melalui kebijakan pengembangannya, akan tetapi
masyarakat juga harus ikut terlibat dalam kerangka pengembangan pariwisata.
Keterlibatan masyarakat dalam kerangka pengembangan pariwisata akan
menyebabkan adanya rasa memiliki dan rasa ingin turut memelihara pariwisata yang
berada di daerahnya. Aspek sosial menyangkut kesiapan masyarakat terhadap
perubahan yang akan terjadi dari pengembangan daerah wisata, dapat dilihat dari
sikap menerima atau menolak pembangunan pariwisata. Jika masyarakat tidak secara
keliru memahami kehadiran pengembangan pariwisata, maka akan berdampak positif
bagi setiap anggota masyarakat yang akhirnya akan tercipta suasana baru yang aman
dan terpelihara sesuai harapan bersama.
BAB I
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dua desa yang mempunyai potensi untuk dijadikan desa wisata di Kecamatan
Kerek Kabupaten Tuban yaitu Desa Jarorejo dan Desa Kedungrejo. Hal ini dapat
dilihat dari penskoran yang meliputi atraksi, fasilitas penunjang, aksesibilitas,
partisipasi masyarakat dan potensi wisatawan.
Dari hasil analisis SWOT (strengthts, weaknesses, opportunities, threats)
diperoleh bahwa lima desa di Kecamatan Kerek layak untuk dijadikan desa wisata
dengan kekuatan/potensi yang dimiliki oleh desa tersebut yang tergolong tinggi yaitu
Desa Jarorejo dan Desa Kedungrejo. Berbagai strategi dapat dilakukan untuk
mengatasi kelemahan dan ancaman serta mengembangankan kekuatan dan peluang
yang telah ada.
Faktor-faktor yang berperan penting dalam pengembangan desa wisata antara
lain : pengembangan kondisi fisik dan lingkungan masih kurang memadai,
pengembangan sumber daya manusia belum maksimal, serta pola manajemen dan
pengelolaan yang meliputi kebijakan pemerintah tentang desa wisata, promosi masih
perlu ditingkatkan, kelembagaan desa wisata masih belum siap, adanya kendala
terciptanya desa wisata di Kecamatan Kerek. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
antara lain pengajuan kepada pemerintah daerah untuk izin pelepasan portal jalan
yang menghalangi bus masuk pada lokasi, pengajuan dana pengembangan desa
wisata kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan lain, perlu diadakannya
sosialisasi lebih lanjut kepada seluruh lapisan masyarakat tidak hanya pengusaha
batik dan pengrajin batik, diadakannya sosialisasi kepada masyarakat tentang desa
wisata dan sadar wisata
Saran
Bagi pemerintah
Pemerintah Kabupaten Tuban yang sudah menetapkan Kecamatan Kerek
menjadi desa wisata hendaknya lebih memperhatikan kelanjutan program tersebut
karena dalam pembangunan desa wisata untuk menunjang berbagai fasilitas
pariwisata diperlukan adanya dana keuangan guna mencapai tujuan yang diinginkan
yaitu menjadikan Desa Margomulyo, Jarorejo, Margorejo, Kedungrejo, dan Gaji
menjadi desa wisata di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
Bagi pengurus
Desa wisata di Kecamatan Kerek agar lebih meningkatkan program kerjanya
untuk mewujudkan desa wisata yang nyata. Sosialisasi kepada masyarakat agar lebih
merata agar masyarakat dapat mengetahui konsep sebuah desa wisata serta
mengadakan berbagai kegiatan desa untuk menampilkan kekhasan desa tersebut.
Mengetahui potensi desa untuk bisa lebih dikembangkan dan aktif musyawarah antar
pengurus untuk perkembangan desa wisata kedepannya.
Bagi masyarakat
Bagi masyarakat di Kecamatan Kerek agar lebih berpartisipatif terhadap
setiap kegiatan desa untuk mendukung terciptanya desa wisata dan lebih
bersosialisasi terhadap pengunjung/wisatawan yang datang ke desa mereka. Sikap
keramah-tamahan sangat diperlukan untuk kenyamanan wisatawan yang berkunjung
dan seluruh masyarakat agar bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Adhisakti, Laterna T. 2000. Strategi Pengembangan Desa Wisata di Indonesia dalam
Makalah Seminar Nasional Pemberdayaan Pariwisata Berbasis Kerakyatan
dalam Menyongsong Otonom Daerah Bali.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi VI. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Barus, 2012. Analisis Potensi Obyek Wisata dan Kesiapan Masyarakat dalam
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Pulau Sagori
Kabupaten Deli Serdang. Kampus USU Medan.
Cooper, Chris. 1993. Tourism : Principles & Practice. England : Longman Group
Limited.
Gartner, William C. 1996. Tourism Development : Principles, Processes, and
Policies. United States of America : Thomson.
Husnan, S dan Muhamad. 2008. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat.
Yogyakarta : UPP STIM
Middleton, Victor T.C. 1998. Sustainable Tourism : A Marketing Perspective.
Oxford : Butterworth Heinemann.
Negara , I Made Kusuma. 2012. Potensi Ikan Air Tawar Di Pulau Batur Sebagai
Pengembangan Wisata Alternatif dalam Jurnal Analisis Parawisata Vol. 12
No. 1 Th. 2012, Hal. 1. Udayana.
Pitana, Gde. 1994. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Penerbit : Bali Post.
Denpasar.
Sucipto, A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis – Analisis Integratif dan Studi Kasus.
Cetakan 1. Malang: Aditya Media.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis – Pendekatan Praktis. Edisi 1. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Sunartha, Nyoman. 2002. Bahan Mata Kuliah Pariwisata Alternatif pada Fakultas
Pasca Sarjana P.S. Kajian Pariwisata Unud.
Lampiran 1
Riwayat HidupKetua Tim
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan
gelar)
Roslina, SS., M.Hum.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya -
5 NIDN 0905037501
6 Tempat dan Tanggal Lahir Uloe, 9 Maret 1991
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 085398350111
9 Alamat Kantor Jl. Pemuda No.2 Kolaka, Sulawesi Tenggara
10
Mata Kuliah yg Diampu 1. Intensive Course
2. Vocabulary
3. Structure
4. Writing II
5. Listening II
6. TEFL
7. Language Testing
5. English for Young Learner
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
Bidang Ilmu Sastra Inggris Pendidikan Bahasa Inggris
Tahun Masuk-
Lulus
1999 – 2003 2010 – 2013
Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
Implicature of
Caricature at
Improving Students‟ Reading
Performance by Picture Story Book at
PKBM Medaso Kolaka
Nama
Pembimbing/
Promotor
Prof. Dr. O.J Wehantou
Drs. Natsir, M.Hum
Prof. Dr. Abdul Hakim Yassie, Dipl.
Tesol
Prof. Dr. Hamsah Machmoed
C. Pengalaman Penelitian
No Tahun Judul Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1 2008 Peningkatan Kemampuan
Berbicara Siswa Kelas I MTs
Sunan Kalijogo Malang Melalui
Strategi Pemetaan Pikiran.
Dikti 10.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1 2010 –
2012
TIM Pelaksana PNPM
Mandiri Bulukumba
PP Lakpesdam 190.000.000,
2 2012 Pemateri dalam Dialog
Kebangsaan Harlah DKW
Penerus Perjuangan Perintis
Kemerdekaan Indonesia
DKW Penerus
Perjuangan
Kemerdekaan
Indonesia
10.000.000,
3 2012 Trainer Broadcasting Radio
PendidikanLuar Sekolah PLS
Sulawesi Selatan
PLS Sulawesi
Selatann
1.000.000,
E. Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Kegiatan Ilmiah Nama Jurnal Keterangan
1 Pemateri dalam Diskusi Sastra
Interdisipliner Universitas
Gadjah Mada 2013
Menangkan Perang Dunia
ke-3 dengan Sastra
Jogjakarta,
September 2013
2 Pemakalah dalam Konferensi
Internasiona ICEHM
Conference 2015
Literature Philosophy-Basic
Characteristics for EFL
Teachers and Lecturers in
the Teaching
Phuket, Thailand
29-30 Juli 2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Kolaka, 15 Januari 2015
Ketua Peneliti
Lampiran 2
Riwayat Hidup Anggota Tim
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1 Nama Lengkap (dengan
gelar)
Dr. Azhari, S.STP., M.Si
2 Tanggal Lahir 10 Juni 1976
3 Jenis Kelamin Laki-Laki
4 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
5 Kepakaran Kebijakan Publik
6 NIDN 0910067604
8 E-mail [email protected]
9 Nomor Telepon/HP -
10 Alamat Kantor Jl. Pemuda No.2 Kolaka, Sulawesi Tenggara
11
Mata Kuliah yg Diampu 1. Pengantar Politik
2. Pengantar Ilmu Pemerintahan
3. Teori-Teori Pemerintahan
4. Teori Administrasi Negara
5. Birokrasi Pemerintahan
6. Pendidikan Kewarganegaraan
7. Kebijakan Publik
5. Skripsi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Kolaka, 15 Januari 2015
Anggota Peneliti
Riwayat Hidup Anggota Tim
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Zakaria, S.S., M.A.
Tempat & Tgl. Lahir : Makassar, 20 September 1969
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Desa 19 November, Kec Wundulako Kab.
Kolaka
Status : Menikah
No. Handphone : 085395472540
B. PENDIDIKAN FORMAL
Tamat SD : 1983 di SD Kristen Kodya Pare-Pare
Tamat SMP : 1986 di SMP Negeri 2 Pare-Pare
Tamat SMA : 1989 di SMA Negeri 1 Pare-Pare
Tamat Strata Satu (S-1) : 1998 di Univ. Hasanuddin Makassar
(Jurusan Sastra dan Bahasa Inggris)
TamatStrata Dua (S-2) : 2009 di Univ. Gadjah Mada Yogyakarta
(Program Studi Sastra Amerika)
C. RIWAYAT PEKERJAAN, PENGAJARAN DAN JABATAN
Tahun 2000 : Dosen Tetap Yayasan di STKIP 19
November Kolaka
Tahun 2006 : Memperoleh penetapan Angka Kredit
(Asisten Ahli/IIIa)
Tahun 2010 : Diangkat menjadi Kaprodi Pendidikan
Bhs. Inggris di Univ. 19 November
Tahun 2014 : 1. Diangkat menjadi Dekan FKIP di Univ.
19 November
2. Memperoleh Penetapan Angka Kredit
(Lektor/IIIb)
D. PELATIHAN, SEMINAR, PENELITIAN DAN KURSUS
Tahun 2009 : Peserta Seminar dan Diskusi Film Nasional di
Universitas Hasahuddin Makassar
Tahun 1993 : Peserta Seminar HAM di Unhas
Tahun 1996 : Peserta Seminar Cagar Budaya Sulawesi
Selatan di Benteng Somba Opu
Tahun 2002 : Peserta Workshop “Language and Teaching
Methodology di Univ Haluoleo
Pembuat Daftar Riwayat Hidup,
Lampiran 3
Justifikasi Anggaran
NO JENIS KEGIATAN BIAYA
1 Honorarium
Ketua Tim 1 Orang 800.000 800.000
Anggota Tim 2 Orang 700.000 1.400.000
Tim Lokal 2 Orang 200.000 400.000
Subtotal 2.400.000
2 Peralatan Penunjang
Kertas A4 4 Pak 35.000 140.000
Tinta Print 3 Pak 35.000 105.000
Penggandaan Kuisioner (3 Jenis untuk 50
Orang) 150 Eks 35.000 5.250.000
Dokumentasi 1 Pak 300.000 300.000
Materai 6 Lembar 7.000 42.000
Subtotal 5.837.000
3 Perjalanan
Peraporan dan Sosialisasi 1 Kali 600.000 600.000
Pengambilan Data 2 Kali 600.000 1.200.000
Subtotal 1.800.000
4 Lain-lain
Lampiran 5
ANGKET SOSIO DEMOGRAFI
Dengan hormat,
Untuk kepentingan kajian „Kelayakan Pengembangan Sagori Sebagai Desa Wisata
berbasis Kampung Bahasa Inggris, Universitas Sembilanbelas November Kolaka
mengharap kesediaan Bapak/Ibu mengisi form berikut.
Isilah kolom berikut sesuai dengan identitas Anda!
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Pembuatan Laporan 1 Kali 500.000
Penggandaan Laporan 6 Rangkap 300.000
Publikasi Ilmiah 1 Jurnal 1.000.000
Subtotal 1.800.000
JUMLAH 11.837.000
Usia :
Status Pernikahan :
Agama :
Suku Bangsa :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan Tetap :
Pekerjaan Sampingan :
Pendapatan Perbulan
Lama Tinggal
Pengetahuan Wisata
Pilihlah jawaban sesuai dengan pengalaman Anda!
Interaksi dengan Wisatawan Pernah Tidak Pernah
Pengetahuan Parawisata Ada Tidak Ada
Pengetahuan Bahasa Inggris Ada Tidak Ada
Penggunaan bahasa Inggris Pernah Tidak Pernah
Ketertarikan bahasa Inggris Ada Tidak Ada
Keinginan berbahasa Inggris Ada Tidak Ada
Pilihlah jawaban sesuai nurani Anda!
Persetujuan pengembangan
Ketertarikan pengembangan
Persepsi tentang Perencanaan dan Pengembangan Pulau Sagori Sebagai Desa
Wisata Berbasis Kampung Bahasa Inggris
Pilihlah jawaban sesuai tingkat persetujuan Anda!
NO URAIAN Sangat
Setuju Setuju
Tidak
Setuju
1 Pariwisata meningktakan investasi
2 Pariwisata meningkatkan industri
3 Pariwisata meningkatkan ekonomi
4 Pariwisata membuka peluang usaha
5 Pariwisata membuka peluang berkenalan
dengan orang baru
6 Pariwisata menjaga lingkungan hidup
7 Pariwisata membuat tradisi punah
8 Inrastruktur pariwisata merusak lahan
hijau
9 Budaya adalah daya tarik
10 Perlu pemerintah terlibat dalam
pengembangan
11 Perlu warga terlibat dalam pengembangan
12 Perlu adanya pengembagan Desa Wisata
13 Perlu pengetahuan bahasa Inggris
14 Perlu pengajaran bahasa Inggris
15 Perlu pengembangan kampong Inggris
16 Perlu kepedulian terhadap sampah
17 Perlu pelatihan konservasi lahan
18 Perlu pelatihan usaha ekonomi kratif
19 Perlu sosialisasi desa wisata oleh
pemerintah
20 Perlu dibangun pariwisata ramah
lingkungan
Pertanyaan Terbuka
1. Layakkah Pulau Sagori dikembangkan sebagai desa wisata? Mengapa?
2. Layakkah Pulau Sagori dikembangkan berbasis kampong Inggris? Mengapa?
3. Apa saja potensi wisata Pulau Sagori?
4. Apakah permasalahan utama di pulau Anda?
5. Apakah akan timbul masalaah sosial jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
6. Apakah akan timbul masalaah politik jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
7. Apakah akan timbul masalaah budaya jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
8. Apakah akan timbul masalaah ekonomi jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
9. Apakah akan timbul masalaah social jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
10. Apakah Anda setuju dengan pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa
Wisata Berbasis kampong bahasa Inggris?
11. Apakah Anda yakin dengan pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa
Wisata Berbasis kampong bahasa Inggris?
12. Apa harapan Anda tentang dengan pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa
Wisata Berbasis kampong bahasa Inggris?
13. Jenis atraksi wisata apa yang dapat dikembangkan dengan terkait
pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa Wisata Berbasis kampong bahasa
Inggris?
14. Apakah Anda tertarik untuk terlibat dalam pengembangan Pulau Sagori?
15. Dalam bentuk apa Anda akan terlibat dalam pengembangan Pulau Sagori?
16. Adakah model alternative pengembangan lain yang Anda harapkan terhadap
Pulau Sagori?
No Unsur Nilai Nilai Bobot Keterangan 1 Keunikan Sumber Daya Alam 24,27
2 Sumber Daya Alam yang Menonjol 15,33 3 Kepekaan Sumber Daya Alam 21,07
4 Variasi Kegiatan Rekreasi 27,17 913,8 Sedang
5 Kebersihan Udara dan Lokasi 16,03
6 Keamanan 22,73
7 Kenyamanan 25,6
Jumlah 152,3 8 Aksesibilitas 92,74 463,7 Buruk
9 Kondisi Sosial Ekonomi 92,2 461 Buruk
10 Akomodasi 54,67 164,01 Baik
11 Sarana dan Prasarana Penunjang 64 192 Sedang
12 Ketersedian Air Bersih 125,47 752,82 Baik Jumlah Nilai x Bobot 2947,33 B
Rata – rata 491,22
Lampiran 3
Justifikasi Anggaran
NO JENIS KEGIATAN BIAYA
1 Honorarium
Ketua Tim 1 Orang 800.000 800.000
Anggota Tim 2 Orang 700.000 1.400.000
Tim Lokal 2 Orang 200.000 400.000
Subtotal 2.400.000
2 Peralatan Penunjang
Kertas A4 4 Pak 35.000 140.000
Tinta Print 3 Pak 35.000 105.000
Penggandaan Kuisioner (3 Jenis untuk 50
Orang) 150 Eks 35.000 5.250.000
Dokumentasi 1 Pak 300.000 300.000
Materai 6 Lembar 7.000 42.000
Subtotal 5.837.000
3 Perjalanan
Peraporan dan Sosialisasi 1 Kali 600.000 600.000
Pengambilan Data 2 Kali 600.000 1.200.000
Subtotal 1.800.000
Lampiran 5
ANGKET SOSIO DEMOGRAFI
Dengan hormat,
Untuk kepentingan kajian „Kelayakan Pengembangan Sagori Sebagai Desa Wisata
berbasis Kampung Bahasa Inggris, Universitas Sembilanbelas November Kolaka
mengharap kesediaan Bapak/Ibu mengisi form berikut.
Isilah kolom berikut sesuai dengan identitas Anda!
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Usia :
Status Pernikahan :
Agama :
Suku Bangsa :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan Tetap :
Pekerjaan Sampingan :
Pendapatan Perbulan
Lama Tinggal
4 Lain-lain
Pembuatan Laporan 1 Kali 500.000
Penggandaan Laporan 6 Rangkap 300.000
Publikasi Ilmiah 1 Jurnal 1.000.000
Subtotal 1.800.000
JUMLAH 11.837.000
Pengetahuan Wisata
Pilihlah jawaban sesuai dengan pengalaman Anda!
Interaksi dengan Wisatawan Pernah Tidak Pernah
Pengetahuan Parawisata Ada Tidak Ada
Pengetahuan Bahasa Inggris Ada Tidak Ada
Penggunaan bahasa Inggris Pernah Tidak Pernah
Ketertarikan bahasa Inggris Ada Tidak Ada
Keinginan berbahasa Inggris Ada Tidak Ada
Pilihlah jawaban sesuai nurani Anda!
Persetujuan pengembangan
Ketertarikan pengembangan
Persepsi tentang Perencanaan dan Pengembangan Pulau Sagori Sebagai Desa
Wisata Berbasis Kampung Bahasa Inggris
Pilihlah jawaban sesuai tingkat persetujuan Anda!
NO URAIAN Sangat
Setuju Setuju
Tidak
Setuju
1 Pariwisata meningktakan investasi
2 Pariwisata meningkatkan industri
3 Pariwisata meningkatkan ekonomi
4 Pariwisata membuka peluang usaha
5 Pariwisata membuka peluang berkenalan
dengan orang baru
6 Pariwisata menjaga lingkungan hidup
7 Pariwisata membuat tradisi punah
8 Inrastruktur pariwisata merusak lahan
hijau
9 Budaya adalah daya tarik
10 Perlu pemerintah terlibat dalam
pengembangan
11 Perlu warga terlibat dalam pengembangan
12 Perlu adanya pengembagan Desa Wisata
13 Perlu pengetahuan bahasa Inggris
14 Perlu pengajaran bahasa Inggris
15 Perlu pengembangan kampong Inggris
16 Perlu kepedulian terhadap sampah
17 Perlu pelatihan konservasi lahan
18 Perlu pelatihan usaha ekonomi kratif
19 Perlu sosialisasi desa wisata oleh
pemerintah
20 Perlu dibangun pariwisata ramah
lingkungan
Pertanyaan Terbuka
1. Layakkah Pulau Sagori dikembangkan sebagai desa wisata? Mengapa?
2. Layakkah Pulau Sagori dikembangkan berbasis kampong Inggris? Mengapa?
3. Apa saja potensi wisata Pulau Sagori?
4. Apakah permasalahan utama di pulau Anda?
5. Apakah akan timbul masalaah sosial jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
6. Apakah akan timbul masalaah politik jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
7. Apakah akan timbul masalaah budaya jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
8. Apakah akan timbul masalaah ekonomi jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
9. Apakah akan timbul masalaah social jika Pulau Sagori dikembangkan?
Paparkan!
10. Apakah Anda setuju dengan pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa
Wisata Berbasis kampong bahasa Inggris?
11. Apakah Anda yakin dengan pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa
Wisata Berbasis kampong bahasa Inggris?
12. Apa harapan Anda tentang dengan pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa
Wisata Berbasis kampong bahasa Inggris?
13. Jenis atraksi wisata apa yang dapat dikembangkan dengan terkait
pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa Wisata Berbasis kampong bahasa
Inggris?
14. Apakah Anda tertarik untuk terlibat dalam pengembangan Pulau Sagori?
15. Dalam bentuk apa Anda akan terlibat dalam pengembangan Pulau Sagori?
16. Adakah model alternative pengembangan lain yang Anda harapkan terhadap
Pulau Sagori?
No Unsur/Subunsur Nilai
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
1 Keindahan
a. Variasi pandangan pulau /gunung di laut
b. Keindahan relief 35 30 25 20 15
c. Kerindangan tepi pantai
d. Keserasian pandangan pantai dan sekitarnya
e. Ada ciri khusus
2 Keselamatan laut tepi pantai Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Tidak ada arus balik berbahaya
b. Tidak ada kecuraman dasar 30 25 20 15
c. Bebas gangguan binatang berbahaya
d. Tidak ada kepercayaan yang
mengganggu
3 Jenis pasir Pasir ka-rang
Kuarsa putih
Kuarsa hitam
Kuarsa berli
at
Tdk ada/ sedi kit psir
30 25 20 15 10
4. Variasi kegiatan Lebih 6 Ada 5-6
Ada 3-4
Ada 1-2
5. Kebersihan air Ada >4 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. tdk ada pengaruh pelabuhan
b. Tdk ada pengaruh pemukiman
c. Tdk ada pengaruh sungai
d. tdk ada pengaruh pelelangan ikan/pabrik/pasar
25 20 15 10 5
e. Tdk ada sumber pencemaran
f. Tdk ada pengaruh/akibat musim