Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
-
Upload
ameliaevoria -
Category
Documents
-
view
412 -
download
5
Transcript of Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
1/10
LAPORAN PENDAHULUAN PARTUS TAK MAJU DAN FETAL DISTRES
1. Seksio sesarea
a. PengertianSeksio sesarea adalah : suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada
dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan
dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat(Harnawatiaj, 2008)
Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin diatas 500 gram (Prawirohardjo, 2009)
Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2004).
b. Jenis-jenis Operasi Sectio Caesarea1) Abdomen (Sectio Caesareaabdominalis)
a) Sectio Caesareatransperitonealis :(1) Sectio Caesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus
uteri.(2) Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervikal dengan insisi pada
segmen bawah rahim.
b) Sectio Caesarea ekstraperitonealis yaitu : tanpa membuka peritonium peritealis,dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.
2) Vagina (Sectio Caesareavaginalis)Menurut arah sayatan pada rahim, Section caesarea dapat dilakukan sebagai
berikut :
a) Sayatan memanjang (longitudinal)b) Sayatan melintang (transversal)c) Sayatan hurup T (T-incision)
c. Indikasi1) Indikasi ibu
a) Panggul sempit absoluteb) Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksic) Stenosis serviks/vaginad) Plasenta previae) Disproporsi sefalopelvikf) Ruptura uteri membakat
g) Partus Tak Maju2) Indikasi janina) Kelainan letak
b) Gawat janin(Prawiroharjo, 2011)
d. Komplikasi1) Pada Ibu
a) Infeksib) perdarahanc) Luka pada kandung kencingd) Embolisme paru-paru
e) Ruftur Uteri2)Pada bayi
Kematian perinatal
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
2/10
PARTUS TAK MAJU
A. PengertianPartus tak maju adalah His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persaiinan, tidak dapat diatasi
sehingga persalinan mengalami hambatan atau kematian (Prawirohardjo, 2005).
Partus tak maju adalah persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan servik dalam 2
jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam.Partus tak maju adalah persalinan yang tidak berlangsung secara efektif pada persalinan
spontan/ dengan induksi dimana kemajuan dilatasi servik dan atau desensus janin tidak terjadi atau
berlangsung tidak normal. (dr. Bambang Widjanarko SpOG, 2009)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partus tak maju adalah suatu
persalinan dengan penyulit yang terjadi pada pembukaan lebih dari 4 cm atau pada fase aktif kala I
dimana servik tidak mengalami kemajuan dalam pembukaan dan tidak adanya penurunan kepala
selama 2 jam terakhir dengan his yang adekuat.
B. Etiologi Partus Lama adalah :1. Kelainan letak janin dan presentasi
Kelainan letak janin meliputi:1) Letak sungsang (letak bokong)a) Letak bokong sempurna (complete breech)
b) Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)c) Letak bokong murni (frank breech)d) Letak bokong kaki (footling breech)
2) Letak lintang (transverse lie)Pada pemeriksaan palpasi sumbu panjang janin teraba melintang, tidak teraba bagian
besar (kepala/bokong) pada simfisis, kepala biasanya teraba di daerah pinggang.
3) Letak miring (Oblique lie)a) Letak kepala mengolak
b) Letak bokong mengolakKelainan presentasi meliputi:
1) Presentasi dahiPresentasi dahi adalah keadaan dimana kepala janin berada di tengah antara fleksi
maksimal dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah. Presentasi
dahi terjadi karena ketidakseimbangan kepala dengan panggul,saat persalinan kepala
janin tidak dapat turun sehingga persalinan menjadi lambat dan sulit. Presentasi dahi
tidak dapat dilakukan persalinan normal kecuali bayi kecil atau pelvis luas.
2) Presentasi bahuBahu merupakan bagian terbawah janin dan abdomen cenderung dari satu sisi ke sisi
yang lain sehingga tidak teraba bagian terbawah pada pintu atas panggul menjelang
persalinan.presentasi bahu disebabkan paritas tinggi dengan dinding abdomen dan uteruskendur, prematuritas, obstruksi panggul.
3) Presentasi mukaPada presentasi muka kepala mengalami hiperekstensi sehingga oksiput menempel pada
punggung janin dan dagu merupakan bagian terendah.
2. Kelainan jalan lahirJalan lahir dibagi atas bagian tulang yang terdiri atas tulang-tulang panggul dengan sendi-
sendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.
Dengan demikian distosia akibat jalan lahir dapat dibagi atas:
1) Distosia karena kelainan panggulKelainan panggul dapat disebabkan oleh; gangguan pertumbuhan, penyakit tulang dan
sendi (rachitis, neoplasma, fraktur, dll), penyakit kolumna vertebralis (kyphosis,scoliosis,dll), kelainan ekstremitas inferior (coxitis, fraktur, dll). Kelainan panggul
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
3/10
dapat menyebabkan kesempitan panggul. Kesempitan panggul dapat dibagi menjadi
tiga bagian yaitu;
a) Kesempitan pintu atas panggul, pintu atas panggul dikatakan sempit jika ukurankonjugata vera kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm.
Kesempitan pintu atas panggul dapat menyebabkan persalinan yang lama
atau persalinan macet karena adanya gangguan pembukaan yang diakibatkan oleh
ketuban pecah sebelum waktunya yang disebabkan bagian terbawah kurangmenutupi pintu atas panggul sehingga ketuban sangat menonjol dalam vagina dan
setelah ketuban pecah kepala tetap tidak dapat menekan cerviks karena tertahan pada
pintu atas panggul.
b) Kesempitan panggul tengah, bila jumlah diameter interspinarum ditambah diameter
sagitalis posterior 13,5 cm (normalnya 10,5 +5 cm =15,5 cm ).
Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi oksipitalis
posterior persisten atau presentasi kepala dalam posisi lintang tetap (transverse
arrest)
c) Kesempitan pintu bawah panggul, diartikan jika distansia intertuberum 8 cm dandiameter transversa + diameter sagitalis posterior < 15 cm (normalnya 11 cm+7,5 cm
= 18,5 cm), hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa.Sedangkan kesempitan panggul umum, mencakup adanya riwayat fraktur
tulang panggul, poliomielitis, kifoskoliosis, wanita yang bertubuh kecil, dan
dismorfik, pelvik kifosis
2) Distosia karena kelainan jalan lahir lunakPersalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak
(kelainan tractus genitalis). Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri,
dan uterus:
a) abnormalitas vulva ( atresia vulva, inflamasi vulva, tumor dekat vulva)b) abnormalitas vagina (atresia vagina, seeptum longitudinalis vagina, striktur anuler)c) abnormalitas serviks (odema,atresia dan stenosis serviks, Ca serviks)d) Kelainan letak uterus (antefleksi, retrofleksi, mioma uteri, mioma serviks)e) Tumor ovarium
3. Kelainan his dan meneranHis yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada
jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat
megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu sudut di
fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya
dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan
menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu
sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput
succedaneum
.
Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut:1) Inersia uteriHis bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada
bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama
dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini dinamakan dengan
inersia uteri primer. Jika setelah belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama
dinamakan inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan
berlangsung lama (hingga menimbulkan kelelahan otot uterus) maka inersia uterus
sekunder jarang ditemukan2.
2) His yang terlalu kuatHis yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam
waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebutpartus presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal, kelainannya
hanya terletak pada kekuatan his. Bahaya dari partus presipitatus bagi ibu adalah
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
4/10
perlukaan pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Sedangkan
bagi bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut menglami
tekanan kuat dalam waktu yang singkat.
3) Kekuatan uterus yang tdak terkoordinasiDisini kontraksi terus tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan
bawah, tidak adanya dominasi fundal, tidak adanya sinkronisasi antara kontraksi
daripada bagian-bagiannya. Dengan kekuatan seperti ini, maka tonus otot terusmeningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus menerus dan hipoksia janin.
Macamnya adalah hipertonik lower segment, colicky uterus, lingkaran kontriksi dan
distosia servikalis
4) Kelainan MeneranTerkadang pada persalinan kala I fase aktif terdapat usaha-usaha ibu untk
meneran tanpa sadar akibat adanya kontraksi uterus hal ini lah yang mengakibatkan
terjadinya odema pada genetalia sehingga partus tak maju dapat terjadi.
4. Pimpinan partus yang salahPimpinan persalinan yang salah dari penolong juga bisa menjadi salah satu
penyebab terjadinya partus tak maju. Seringkali penyebab partus tak maju ini adalah
berhubungan dengan pengawasan pada pelaksanaan pertolongan persalinan yang tidakadekuat yang bisa disebabkan ketidaktahuan, ketidaksabaran, atau bisa juga karena
keterlambatan merujuk.
5. Janin besar/ ada kelainan congenitalHal ini biasanya sering terjadi berat janin lebih dari 4.000 gram, hidrosefalus,bahu
yang lebar, dan janin kembar.
6. Respon psikologis ibu terhadap persalinan7. Primitua primer atau sekunder8. Grande multi9. Ketuban pecah dini
C. Tanda partus tak majuPada kasus persalinan tak maju akan ditemukan tanda-tanda kelelahan fisik dan mental yang
dapat diobservasi dengan:
1. Dehidrasi dan ketoasidosis (ketonuria, nadi cepat, mulut kering)2. Demam3. Nyeri abdomen yang intensif4. Frekuensi nyeri terkadang meningkat dan tidak terkoordinasi5. Syok (nadi cepat, anuria, ekstremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah rendah)
D. Diagnosis kelainan partus lama
Tanda dan gejala klinis Diagnosis
Pembukaan serviks tidak membuka (kurang dari 3cm) tidak
didapatkan kontraksi uterus
Belum inpartu, false labor
Pembukaan serviks tidak melewati 3cm sesudah 8 jam inpartu Prolonged latent phase (fase
aktif yang memanjang)
Pembukaan serviks melewati garis waspada partograf:
Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3 kontraksi per
10 menit dan kurang dari 40 detik
Bayi terlalu besar atau pelvis kecil
Bagian terendah kaput, terdapat mulas hebat, adema serviks,
tanda ruptura imminens, fetal dan maternal distress
Kelainan presentasi (selain verteks)
Inersia uteri (kontraki uterus
tidak adekuat)
Disproporsi sefalovelviks (cpd)
obstruksi
mal presentasi
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan, tetapi tak
ada kemajuan penurunan
Kala II lama(prolonged second
stage)
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
5/10
E. Dampak Partus Tak maju1. Dampak partus tak maju pada ibu
Dampak partus tak maju akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, kadang dapat terjadi
perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. (Amiruddin,, 2008)
2. Dampak partus tak maju pada janina. Perubahan tulang cranium dan kulit kepala
Akibat tekanan dari tulang pelvis caput succadenum atau pembengkakan kulit kepalsering kali terbentuk pada tulang kepala yang paling depa. Selain itu dapat terjadi
cepalhematoma.
b. Kematian janinJika partus tak maju dibiarkan selama lebih dari 24 jam maka dapat mengakibatkan
kematian janin yang disebabkan oleh tekanan yang berlabihan pada plasenta dan
umbilicus.
c. Infeksid. Cedera pada janine. Asfiksia yang dapat meningkatkan kematian pada bayi.
F. Komplikasia. Ketuban pecah dini
Apabila pada panggul sempit, pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna
oleh janin ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil. Bila kepala tertahan pada pintu atas
panggul, seluruh tenaga dari uterus diarahkan ke bagian membran yang menyentuh os
internal, akibatnya ketuban pecah dini lebih mudah terjadi
b. Pembukaan serviks yang abnormalPembukaan serviks terjadi perlahan-lahan atau tidak sama sekali karena kepala
janin tidak dapat turun dan menekan serviks. Pada saat yang sama,
dapat terjadi edema serviks sehingga kala satu persalinan menjadi lama. Namun
demikian kala satu dapat juga normal atau singkat, jika kemacetan persalinan terjadi
hanya pada pintu bawah panggul. Dalam kasus ini hanya kala dua yang menjadi lama.Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami ketoasidosis dan dehidrasi
c. Rupture uteriRuptur uterus, terjadinya disrupsi dinding uterus, merupakan salah satu dari
kedaruratan obstetrik yang berbahaya dan hasil akhir dari partus tak maju yang tidak
dilakukan intervensi. Ruptur uterus menyebabkan angka kematian ibu berkisar 3-15% dan
angka kematian bayi berkisar 50%. Bila membran amnion pecah dan cairan amnion
mengalir keluar, janin akan didorong ke segmen bawah rahim melalui kontraksi. Jika
kontraksi berlanjut, segmen bawah rahim akan merengang sehingga menjadi berbahaya
menipis dan mudah ruptur. Namun demikian kelelahan uterus dapat terjadi sebelum
segmen bawah rahim meregang, yang menyebabkan kontraksi menjadi lemah atau berhenti
sehingga ruptur uterus berkurang. Ruptur uterus lebih sering terjadi pada multipara jarang
terjadi pada nulipara terutama jika uterus melemah karena jaringan parut akibat riwayat
seksio caesarea. Ruptur uterus menyebabkan hemoragi dan syok, bila tidak dilakukan
penanganan dapat berakibat fatal
d. FistulaJika kepala janin terhambat cukup lama dalam pelvis maka sebagian kandung
kemih, serviks, vagina, rektum terperangkap diantara kepala janin dan tulang-tulang
pelvis mendapat tekanan yang berlebihan. Akibat kerusakan sirkulasi, oksigenisasi pada
jaringan-jaringan ini menjadi tidak adekuat sehingga terjadi nekrosis,
yang dalam beberapa hari diikuti dengan pembentukan fistula. Fistula dapat berubah
vesiko-vaginal (diantara kandung kemih dan vagina), vesiko-servikal (diantara kandungkemih dan serviks) atau rekto-
vaginal (berada diantara rektum dan vagina). Fistula umumnya terbentuk setelah
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
6/10
kala II persalinan yang sangat lama dan biasanya terjadi pada nulipara, terutama di
negara-negara yang kehamilan para wanitanya dimulai pada usia dini.
e. Sepsis puerpuralisSepsis puerferalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapat terjadi setiap
saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah
persalinan atau abortus dimana terdapat gejala-gejala : nyeri pelvis, demam 38,50c atau
lebih yang diukur melalui oral kapan saja cairan vagina yang abnormal, berbau busuk danketerlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus. Infeksi merupakan bagian
serius lain bagi ibu dan janinya pada kasus partus lama dan partus tak maju terutama
karena selaput ketuban pecah dini. Bahaya infeksi akan meningkat karena pemeriksaan
vagina yang berulang- ulang
G. Penatalaksanaana. Terapi pada partus tak maju bersifat darurat, koreksi adanya dehidrasi dan segera lakukan
rujukan karena pada sebagian besar kasus partus tak maju diakhiri dengan SC.
b. Perawatan pendahuluan, suntikkan cortone acetate 100-200 mg secara intramuskuller,penicillin prokain 1 juta IU IM, infuse cairan larutan fisiologis, larutan glucose 5-10% pada
jam pertama 1 liter/jam, istirahat 1 jam untuk diobservasi kecuali bila menghabiskan untuk
segera bertindakc. Pertolongan dapat dilakukan dengan partus spontan, ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep,
manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, SC dan lain-lain.
Fetal Distres
a. PengertianKeadaan Secara tiba-tiba bila janin tidak menerima O2 cukup sehingga mengalami hipoksia
(Buku acuan nasional, pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2006, hal : 334)
Janin yang beresiko tinggi untuk mengalami kegawatan (hipersia adalah :
Janin yang pertumbuhannya terhambat
Janin dari ibu dengan diabetes
Janin preterm dan post term
Janin dengan kelainan letak
Janin kelainan bawaan atau infeksib. Etiologi
Persalinan yang berlangsung lama
Induksi persalinan dengan oksitosin
Ada perdarahan atau infeksi
Insufisiensi plasenta posterm, preeklamsia
Penyakit hipertensi Penyakit jantung
Malnutrisi ibu, anemia, iso imunisasi RH dan penyakit ginjal
Posisi tidur ibu (Posisi terlentang)
Anastesi epidural (obat-obatan) :Mepivacaine, lidocaine, bupivacaine
c. Tanda gawat janin1) DJJ abnormal :
Bradikardi : DJJ kurang dari 110 x/menit
Terjadi saat kontraksi atau tidak menghilang setelah kontraksi menunjukan adanya
kegawatan janin Taki Kardi : DJJ lebih dari 160 x/menit
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
7/10
Dapat merupakan reaksi terhadap adanya : demam pada ibu,obat-obatan yang dapat
menyebabkan takhikardi,misalnya :obat tokolitik,amnionitis,bila ibu tidak mengalami
takhikardi,DJJ lebih dari 160 x/menit menunjukan adanya anval hipoksia
2) MekoneumCairan amnion yang hijau kental menandakan jumlah air ketuban yang sedikit
d. Penatalaksanaan
- Posisi tidur ibu berbaring miring ke kiri- Berikan oksigenasi 4-6 Liter/menit- Bila sedang dalam infus oksitosin,stop infus- Cari penyebab DJJ abnormal misalnya :Ibu demam,efek obat tertentu,Bila penyebabnya
diketahui atasi permasalahannnya
- Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui :kemajuan persalinan,kompresi tali pusat,airketuban sedikit
- Bila DJJ tetap abnormal segera akhiri persalinan dengan cara : Induksi, vakum ekstraksi,sectio caesarea
- Pada kala 2 sebanyak 30-40% dapat terjadi Bradikardia akibat kompresi, bila persalinanlancar tidak perlu tindakan
INTERVENSI KEPERAWATANa. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan
Tujuan : Nyeri Berkurang
Kriteria : Klien mengungkapkan berkurangnya nyeri, klien tampak rileks.
Intervensi dan Rasional Nyeri
Intervensi Rasional
1. Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri Dengan menentukan karakteristik dan lokasinyeri diharapkan dapat membedakan
karakteristik khusus dari nyeri, membantumembedakan nyeri pasca operasi dan
terjadinya komplakasi.
2. Beri informasi dan petunjuk mengantisipasipenyebab nyeri
Dengan mencari informasi dan petunjuk
mengantisipasi penyebab nyeri diharapkan
dapat membantu mengurangi nyeri.
3. Latih nafas dalam Dengan melatih nafas dalam diharapkan dapatmenurunkan regangan dan ketegangan area
luka operasi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberiananalgetik setiap 3-4 jam
Dengan memberikan obat analgetikdiharapkan dapat meningkatkan kenyamanan,
memperbaiki status psikologis dan dapat
meningkatkan mobilitas
(Doengoes, 2005)
b. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kulit rusakTujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak demam, tidak nyeri tekan, panas, urine
jernih kuning.
Intervensi dan Rasional Potensial Terjadinya Infeksi
Intervensi Rasional
1. Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan Dengan menganjurkan dan menggunakan
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
8/10
2. Infeksi balutan abdominal
3. Kaji tanda-tanda infeksi
4. Beri antibiotik khusus untuk proses infeksiyang teridentifikasi
teknik mencuci tangan dihrapkan
membantu mencegah atau membantu
mengatasi penyebaran infeksi
Dengan menginspeksi balutan abdominal
diharapkan dapat melindungi luka dari
cedera dan kontaminasi
Dengan mengkaji tanda-tanda infeksidiharapkan dapat mengetahui penyebab
infeksi
Dengan memberi antibiotik diharapkan
organisme penyebab infeksi dapat
dimatikan
(Doengoes, 2005)
c. Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan pemasukan makanan dan cairan yang tidakadekuat
Tujuan : Pola eliminasi kuat
Kriteria : Fungsi usus normalIntervensi dan Rasionalisasi Gangguan Pola Eliminasi BAB
Intervensi Rasional
1. Auskultasi adanya bising usus
. Beri cairan peroral yang adekuat
. Berikan pelunak feses / pencahar
Dengan mengauskultasi bising usus
diharapkan dapat menentukan kesiapan
terhadap pemberian makan peroral
Dengan memberi cairan peroral yang
adekuat diharapkan dapat merangsang
eliminasi dan mencegah konstipasi
Dengan memberikan pelunak
peses/pencahar diharapkan dapat
merangsang peristaltik dan membantu
mengembalikan fungsi usus
(Doengoes, 2005)
d. Gangguan Retensi Urine berhubungan dengan trauma/diversi mekanikTujuan : Mendapatkan pola berkemih yang optimal
Kriteria : Klien dapat BAK spontan dan dapat mengosongkan kandung kemih pada
saat berkemih.
Intervensi dan Rasional Gangguan Retensi Urine
Intervensi Rasional
1. Berikan cairan peroral 6-8 gelas
2. Perhatikan tanda dan gejala infeksi salurankemih (ISK)
3. Anjurkan latihan kegel
4. Beri infus intravena selama 24 jam setelah
Dengan memberikan cairan peroral
diharapkan dapat meningkatkan fungsi
ginjal
Dengan memperhatikan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih diharapkan ISK tidak
terjadi karena kapiler dapat
mempredisposisikan klien pada masuknya
bakteri
Dengan menganjurkan latihan kegeldiharapkan dapat meningkatkan sirkulasi
ke perineum
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
9/10
pembedahan Dengan memberi infus diharapkan untuk
mengganti kehilangan dan
mempertahankan aliran ginjal
(Doengoes, 2005)
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akibat proses persalinan
Tujuan : Istirahat klien terpenuhiKriteria : Mencapai sedikitnya 8 jam setiap malam dan tidur siang setiap hari
Intervensi dan Rasional Gangguan Pola Tidur
Intervensi Rasional
1. Kaji persepsi klien tentang kelelahan, kebutuhantidur, dan kekurangan tidur
. Diskusikan perlunya istirahat
. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
Dengan mengkaji persepsi klien tentang
kelelahan, kebutuhan tidur, dan
kekurangan tidur diharapkan dapat
mengidentifikasi persepsi klien tentang
masalah
Dengan mendiskusikan perlunya istirahat
diharapkan klien mengerti akan perlunyaistirahat
Dengan menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman diharapkan dapat
memberikan suasana yang nyaman,
sehingga klien dapat tidur dengan tenang
(Doengoes, 2005)
f. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan diriTujuan : Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan perawatan diri
Kriteria : Memenuhi kebutuhan ADL
Intervensi dan Rasional Kurangnya Perawatan Diri
Intervensi Rasional
1. Pastikan berat/durasi ketidak-nyamanan
. Ubah posisi klien setiap 1-2 jam
. Berikan bantuan sesuai kebutuhandengan hygiene
Dengan memastikan berat/durasi ketidak-
nyamanan diharapkan mampu berfokus pada
aktifitas perawatan diri sampai kebutuhan
fisiknya terhadap kenyamanan terpenuhi
Dengan mengubah posisi klien diharapkan dapat
mencegah komplikasi
Dengan memberi bantuan sesuai kebutuhandiharapkan dapat memperbaiki harga diri,
meningkatkan perasaan kesejahteraan
(Doengoes, 2005)
g. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi tentangpenyakit
Tujuan : Dapat mengungkapkan pemahaman tentang perubahan-perubahan
Kriteria : Memahami perubahan fisiologis, kebutuhan-kebutuhan individu dan hasil
yang diharapkan
-
8/12/2019 Laporan Pendahuluan Partus Tak Maju Dan Fetal Distres
10/10
Intervensi dan Rasional Kurangnya Pengetahuan
Intervensi Rasional
1.Beri penyuluhan tentang perubahan fisilogis,psikologis yang normal
2.Diskusikan rencana untuk penatalaksanaanrumah
3.Motivasi klien untuk belajar,mengidentifikasikan kebutuhan
Dengan memberi penyuluhan tentang
perubahan psikologis yang normal
diharapkan dapat membantu klien mengenai
perubahan normal
Dengan mendiskusikan rencana untuk
penatalaksanaan di rumah diharapkan klien
dapat menjalani tugasnya setelah kelahiran
sisarea
Dengan memotivasi klien untuk belajar
mengidentifikasikan kebutuhan diharapkan
klien mampu mengidentifikasikan kebutuhan
setelah melahirkan.
(Doengoes, 2005)
DAFTAR PUSTAKA
Mitayani, S.ST. (2009).AsuhanKeperawatan Maternitas, Salemba Medika, Jilid I, Jakarta.
Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional : Pelayanan Kesehatan Maternal dan Naternal,
Yayasan Bina Pustaka, sarwono Prawirohardjo.
Sujiyatini, DKK. (2010).Asuhan Ibu Nifas ASKEB II, Cetakan I, Yogyakarta
Varney. (2008). Buku Ajar Asuhan kebidanan, Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC
Doengoes, M, and Frances, M.F. (2005).Rencana Keperawatan maternal Bayi,Edisi III, Jakarta :
EGC.