PERAWATAN ULKUS DIABETES Lynda Hariani*, David Perdanakusuma** PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan Keperawatan jiwa : Defisit Perawatan...
Transcript of Laporan Pendahuluan Keperawatan jiwa : Defisit Perawatan...
Laporan Pendahuluan Keperawatan jiwa : Defisit Perawatan Diri
Nurse Care
Asuhan Keperawatan Makalah Artikel
Pages
Beranda
Askep
Makalah
Skripsi
Prosedur
coNtAcT
aBouT mE
Site Map
10 October 2013
Laporan Pendahuluan Keperawatan jiwa : Defisit Perawatan Diri
LAPORANPENDAHULUAN
DEFISITPERAWATAN DIRI
I. KONSEPMEDIS
A.Pengertian
Perawatandiri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya gunamemepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisikesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapatmelakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diriadalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personalhygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatanseseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalahkondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untukdirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).
JenisJenis PerawatanDiri :
1. Kurangperawatan diri : Mandi / kebersihan
2. Kurangperawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitasmandi/kebersihan diri.
3. Kurangperawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurangperawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaiandan aktivitas berdandan sendiri.
4. Kurangperawatan diri : Makan
Kurangperawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitasmakan.
5. Kurangperawatan diri : Toileting
Kurangperawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan ataumenyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).
B.Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000)Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahanfisik
2. Penurunankesadaran
MenurutDep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktorprediposisi
a) Perkembangan
Keluargaterlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatifterganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c) Kemampuanrealitas turun
Kliendengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkanketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasilingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktorpresipitasi
Yangmerupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunanmotivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialamiindividu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
MenurutDepkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
a) BodyImage
Gambaranindividu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya denganadanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihandirinya.
b) PraktikSosial
Padaanak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadiperubahan pola personal hygiene.
c) StatusSosial Ekonomi
Personalhygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapatmeningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus iaharus menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f) Kebiasaanseseorang
Adakebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri sepertipenggunaan sabun, sampo dan lain lain.
g) Kondisifisik atau psikis
Padakeadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlubantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul padamasalah personal hygiene.
Dampakfisik
Banyakgangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanyakebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dantelinga dan gangguan fisik pada kuku.
Dampakpsikososial
Masalahsosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasanyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasidiri dan gangguan interaksi sosial.
C.Tandadan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dangejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
a) Badanbau, pakaian kotor
b) Rambutdan kulit kotor
c)Kuku panjang dan kotor
d) Gigikotor disertaimulut bau
e) Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a) Malas,tidak adainisiatif
b) Menarikdiri, isolasi diri
c) Merasatak berdaya, rendah diridan merasa hina.
3. Sosial
a) Interaksikurang
b) Kegiatankurang
c) Tidakmampu berperilaku sesuai norma
d) Caramakan tidak teratur
e) BAKdan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
D.Proses Terjadinya
Data yang biasa ditemukan dalamdeficit perawatan diri adalah:
1. Data subyektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya.
2. Dataobyektif
a. Rambut kotor, acak acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau.
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawatt
D.RentangRespon Kognitif
Rentan Respon Defisit Perawatan Diri
Adaptif
Maladaptif
Pola Perawatan Diri Seimbang
Kadang Melakukan Perawatan
Kadang Tidak
Tidak Melakukan Perawatan saat Stres
Ket :
Pola perawatandiri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu berperilakuadaptif, maka pola perawatan yangdilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
Kadang perawatandiri kadang tidak, saat klien mendapatkan stressor kadang klien tidakmemperhatikan perawatan dirinya
Tidak melakukanperawatan diri, klien menyatakan dia tidak peduli dan tidak bias melakykanperawatan saat stressor
E. Fase
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagisehingga merasa tidak aman berhubungan dengan orang lain. Biasanya klienberasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasandimana-mana, tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional, dan hubunganpositif dengan orang lain yang melibatkan diri dalam situasi yang baru. Iaterus berusaha mendapatkan rasa aman. Begitu menyakitkan sehingga rasa nyamanitu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia membayangkan nasionalisasi danmengaburkan realitas dari pada kenyataan. Keadaan dimana seorang individumengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stressorinterval atau lingkungan dengan adekuatnya.
F.Jenis-jenisDefisit Perawatan Diri
1. Kebersihan Diri:
Misalnya mandi adalahgangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi / kebersihan diri.
2.KebersihanPakaian :
Klien memiliki gangguankemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan
3.Kurangmemperhatikan makan
Klien memiliki gangguankemampuan untuk menunjukkan aktifitas makan
4.Kurang perawatandiri terhadap tolleting
Klien memiliki gangguankemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktifitas toileting sendiri.
G.Perilaku
Perilakuklien tidak yakin dengan apa yang diharapkan jika perilaku klien tidak lazimatau tidak dapat diperkirakan keluarga. Juga dapat merasa bersalah ataubertanggung jawab dengan meyakini bahwa mereka gagal menyediakan kehidupanpenuh cinta dan dukungan klien bahwa mereka gagal menyediakan kehidupan dirumahdan dukungan.
H.Penatalaksanaan
1.Meningkatkankesadaran dan kepercayaan diri
2.Membimbing danmenolong klien merawatan diri
3.Ciptakanlingkungan yang mendukung
II. KONSEPDASAR KEPERAWATAN
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat dirisendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a) Bina hubungan saling percaya.
b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
a) Bantu klien merawat diri
b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandiyang dekat dan tertutup.
Mekanisme Koping
a. Regresi
b. Penyangkalan
c. Isolasi diri, menarik diri
d. Intelektualisasi
F. G. Pohon Masalah
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Isolasi sosial
Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias.
H. Diagnosa Keperawatan
Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien defisitperawatan diri sesuai dengan bagan 1.1 yaitu:
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Defisit perawatan diri.
3. Isolasi Sosial.
I. Fokus Intervensi
Diagnosa keperawatan: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihandiri.
Tujuan Khusus
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Kriteria evaluasi
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:
a. Wajah cerah, tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Menerima kehadiran perawat
e. Bersedia menceritakan perasaannya
Intervensi
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar klien.
TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Kriteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampumenyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit danklien dapat meningkatkan cara merawat diri.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasiterapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskanpengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadaphal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memeliharakebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihandiri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagidan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur),keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteria evaluasi
Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dandisiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih seharihari, danmerapikan penampilan.
Intervensi
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikancara memelihara kebersihan diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatankebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diriseperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Kriteria evaluasi
Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secararutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiaphari, penampilan bersih dan rapi.
Intervensi
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untukmencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Kriteria evaluasi
Klien selalu tampak bersih dan rapi.
Intervensi
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Kriteria evaluasi
Keluarga selalu mengingatkan halhal yang berhubungan dengan kebersihan diri,keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri,dan keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjagakebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klienselama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yangtelah dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjagakebersihan diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihandiri.
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon MasalahKeperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta :Prima Medika
Sunandar
Sunandar Said
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label:ASKEP
No comments:
Post a Comment
Terima kaih atas komentarnya
Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to:Post Comments (Atom)
Ikuti dengan Email
Enter your email address:
Delivered by FeedBurner
Informasi terpopuler
Close Klik 2X
Pencarian
Copy link ini ke blog kamu
Pencarian terpopuler
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klin...
Asuhan Keperawatan/Laporan Pendahuluan INC (Persalinan Normal)
LAPORAN PENDAHULUAN INC (Persalinan Normal) A. DEFINISI Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri )...
Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
1. Pengertian Air (H0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia.Sekitar 60% dari total berat ba...
Asuhan Keperawatan (askep) Maternitas Post Partum
Salam. Pada kali ini saya akan membagikan tentang Asuhan Keperawatan (askep) Maternitas Post Partum. Selamat Membaca. KEPERAWATAN ...
Laporan Pendahuluan Keperawatan jiwa :Halusinasi
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI 1. Kasus (masalah Utama) Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang...
links
Nandar TipsStikes NHM
Blog Rank
Categories
Artikel(3)
ASKEP(71)
MAKALAH(12)
Prosedur Keperewatan(6)
SKRIPSI(7)
Total Pageviews
Arsip Blog
August 2014 (2) July 2014 (3) April 2014 (2) March 2014 (2) December 2013 (1) November 2013 (3) October 2013 (4) August 2013 (1) July 2013 (1) May 2013 (4) April 2013 (7) March 2013 (15) February 2013 (6) January 2013 (15) December 2012 (6) January 2012 (8) December 2011 (19)
There was an error in this gadget
blog kawan
Full Software Registered
Artikel Kesehatan Syafir.com
Full Software Registered
FreeWebSubmission.com
Informasi terpopuler
Academics directory
Copyright Dunia Keperawatan 2014: Asuhan Keperawatan Skripsi Keperawatan Makalah Artikel . Simple theme. Theme images by ozgurdonmaz. Powered by Blogger.