LAPORAN PENDAHULUAN

39
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN A.Masalah Utama Isolasi Sosial B.Proses Terjadinya Masalah 1.Pengertian * suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain.individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak

description

LP

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

Page 1: LAPORAN  PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN

A.Masalah Utama

Isolasi Sosial

B.Proses Terjadinya Masalah

1.Pengertian

* suatu sikap dimana individu menghindari diri

dari interaksi dengan orang lain.individu merasa

bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak

mempunyai kesempatan untuk membagi perasa

an,pikiran,prestasi atau kegagalan.ia mempunyai

kesulitan berhubungan dengan orang lain secara

spontan,yang dimanifestasikan dengan sikap me

misahkan diri,tidak ada perhatian dan tidak

sanggup membagi pengamatan dengan orang

lain (Balitbang,2007).

Page 2: LAPORAN  PENDAHULUAN

Merupakan percobaab untuk menghindari interaksi dengan orang lain,menghindari hubungan maupun interaksi dengan orang lain.

Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak flksibelyang menimbulkan prilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI 2000).

Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Tousend,1998).

Kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidak fleksibel,tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam hubungan sosialnya(Stuart dan Sunden,1998).

2. Tanda dan Gejala

* Kurang spontan.

* Apathis (acuh terhadap lingkungan).

* Ekspresi wajah kurang berseri.

* Tidak merawat dan tidak memperhatikan kebersi

han diri.

* Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.

* Mengisolasi diri.

* Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan.

* Asupan makanan dan minuman terganggu.

* Retensi urine dan feses.

Page 3: LAPORAN  PENDAHULUAN

* Aktivitas menurun.

* Kurang energi.

* Rendah diri.

* Postur tubuh berubah,mis sikap fetus/janin

(khususnya pada posisi tidur).

Prilaku ini biasanya disebabkan seseorang menilai dirinya rendah,sehingga timbul perasaan malu

Untuk berinteraksi dengan orang lain.bila tidak dilakukan intervensi lebih lanjut maka akan menyebabkan perubahan persepsi sensori;halusinasi dan resiko tinggi mencidrai diri,orang lain bahkan lingkungan.peran keluarga cukup besar dalam mendorong klien agar mampu menyelesaikan masalah.

oleh karena itu bila sistem pendukungnya tidak baik (koping keluarga tidak efektif) maka akan mendukung seseorang memiliki harga diri rendah.

3.Rentang Respon

Respons Adaptif Respons Maladaptif

Gambar 3.1. Rentang Respons Isolasi sosial ,Sumber: Townsend (1998)

Merasa sendiri depedensi curiga

Menarik diri ketergantungan manipulasi curiga

Menyendiri Otonomi bekerja sama interdependenen

Page 4: LAPORAN  PENDAHULUAN

Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial.

Respons adaptif Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk respons adaptif. a. Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk

merenungkan apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.

b. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.

c. Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.

d. Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpresional.

Respons maladaptif

Respons maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons maladaptif.

a. Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

b. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan orang lain.

Page 5: LAPORAN  PENDAHULUAN

c. Manipulasi, seseorang yang menggaggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.

d. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.

4. Faktor Predisposisi

Faktor Tumbuh Kembang

Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkemnabangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.

Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menhambat ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.

Tabel 3.1. Tugas perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan interpersonal

Tahap Perkembangan TugasMasa Bayi Menetapkan rasa percaya.Masa Bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri.Masa Prasekolah Belajar menunjukan inisiatif, rasa tanggung jawab, dan hati nurani.Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan berkompromi.Masa Praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman sesama jenis kelamin.Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau bergantung pada orang

tua.Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orang tua dan teman, mencari

pasangan, menikah, dan mempunyai anak.Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah dilalui.Masa Dewasa Tua Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterikatan

dengan budaya.

Sumber: Stuart dan Sundeen (1995), hlm. 346

Page 6: LAPORAN  PENDAHULUAN

Faktor Komunikasi dalam Keluarga

Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan di mana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga

Faktor Sosial Budaya Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, di mana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.

Faktor BiologisFaktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.

5. Faktor Presipitasi

Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor stresorpresipitasi dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Page 7: LAPORAN  PENDAHULUAN

Faktor Eksternal

Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.

Faktor internal Contohnya adalah stresor psikolog, yaitu stres terjadi akibat

ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.

c. pohon Masalah

Risti Mencederai Diri, Orang lain, dan Lingkungan

Defrisit Perawatan Diri PPS: Halusinasi

Intoleransi Aktivitas

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif Koping Keluarga Tidak Efektif

Gambar 3.2. Pohon Masalah Isolasi sosial

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

Isolasi sosial

Page 8: LAPORAN  PENDAHULUAN

1. Isolasi sosial.2. Harga diri rendah kronis.3. Perubahan presepsi sensori: halusinasi.4. Koping individu tidak efektif.5. Koping keluarga tidak efektif.6. Intoleransi aktivitas.7. Defisit keperawatan diri.8. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan.

E. Data yang perlu Dikaji

Masalah keperawatan Data yang Perlu DikajiSubjektif:

Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain. Klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan

meminta untuk sendirian. Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain. Tidak mau berkomunikasi. Data tentang klienbiasanya didapat dari keluarga yang

mengetahui keterbatasan klien (suami, istri, anak, ibu, ayah, atau teman dekat).

Objektif: Kurang spontan. Apatis (acuh terhadap lingkungan). Ekspresi wajah kurang berseri. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan

diri. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal. Mengisolisasi diri. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya. Asupan makanan dan minuman terganggu. Retensi urine dan feses. Aktivitas menurun. Kurang berenergi atau bertenaga. Rendah diri. Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin

(Khususnya pada posisi tidur).

F. Diagnosis Keperawatan

Page 9: LAPORAN  PENDAHULUAN

Isolasi sosial.

G. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Tindakan Keperawatan untuk Klien

Membina hubungan saling percaya. Menyadari penyebab isolasi sosial. Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain. Melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap.

2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

Keluarga mengetahui masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien. Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial. Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnya. Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien. Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yang

tersedia bagi klien.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah: Isolasi Sosial.

Pertemuan: Ke-1 (pertama)

A. Proses Keperawatan1. Kondisi

Klien terlihat sedang sendiri di sudut ruangan dengan pandangan yang kosong. Kaki serta tanganya dilipat. Saat perawat menghampiri, klien hanya menjawab ya dan tidak, terlihat seperti tidak ingin ditemani dan klien mengatakan bahwa dirinya tidak suka berbicara dengan teman-temanya yang lain karena dirinya tidak gila.

2. Diagnosis Keperawatan

Isolasi sosial.

Page 10: LAPORAN  PENDAHULUAN

3. TUK/SP 1

Membina hubungan saling percaya. Menyadari penyebab isolasi sosial. Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang

lain.

4. Tindakan Keperawatan

Membina hubungan saling percaya.a. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien.b. Berkenalan dengan klien. Perkenalkan nama dan nama

panggilan yang saudara sukai, tanyakan nama, dan nama panggilan klien.

c. Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini.d. Buat kontrak asuhan keperawatan, mencakup hal-hal

seperti apa yang saudara lakukan bersama klien, bersama klien, berapa lama akan dikerjakan, dan di mana tempatnya.

e. Jelaskan bahwa saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi.

f. Tunjukkan sikap empati terhadapa klien setiap saat.g. Penuhi kebutuhan dasar klien bila memungkinkan.

Menyadari penyebab isolasi sosial.a. Tanyakan siapa saja orang yang tinggal satu rumah dengan

klien.b. Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa

sebabnya.c. Tanyakan siapa orang yang tidak dekat dengan klien dan

apa sebabnya.

Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.

Page 11: LAPORAN  PENDAHULUAN

a. Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.

b. Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksj dengan orang lain,

c. Diskusikan dengan klien keuntungan bila klien memiliki banyak teman tidak bergaul akrab dengan mereka,

d. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien.

B.Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. Orientasi

* Salam terpeutik

Selamat pagi bapak/ibu,saya suster....panggil saja suster....saya

mahasiswa fakultas keperawatan yang akan bertugas disini dari jam

08.00-12.00 siang nanti”

* Evaluas i/Validasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”

* Kontrak

a. Topik”Seperti janji seminggu yang lalu harini kita akan diskusi

tentang penyebab Bapak/Ibu kurang suka bergaul,apa saja

keuntungan bergaul dan apa saja kerugian bila tidak bergaul

dengan orang lain,”

b. Tempat; “Bapak/Ibu ingin bercakap-cakap di mana? Bagaimana

kalau du ruang duduk?”

c. Waktu: “Bapak/Ibu ingin bercakap-cakap berapa lama?”

2. Kerja

Page 12: LAPORAN  PENDAHULUAN

“Apa yang membuat bapak/ibu tidak suka bergaul dengan orang lain?”

“Apakah karena sikap atau perilaku orang lain terhadap Bapak/Ibu? Atau ada alasan lain?”

“Apakah ruginya kalau kita tidak punya teman?”

“Menurut Bapak/Ibu, apakah keuntunganya kalau kita banyak teman?”

“Nah kita sudah mengetahui penyebab Bapak/Ibutidak mau bergaul dengan orang lain, rugunya tidak punya teman, dan untungnya punya teman?”

3. Terminasi

Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi mengenai penyebab Bapak/Ibu tidak mau bergaul dengan orang lain beserta keuntungan dan kerugianya?”

Evaluasi objektif

“Bisakah Bapak/ibu menceritakan kembali tentang keuntungan dan kerugian bergaul dengan orang lain?”

Bagaimana tindak lanjut

“Bagaimana Bapak/Ibu. Apakah Bapak/Ibu ingin belajar bergaul dengan orang lain?”

Kontrak yang akan datang

a. Topik: “Bagaimana kalau besok kita belajar mengenai cara-cara bergaul dengan orang lain.”

c. Tempat: “Di mana nanti kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini saja?”

d. Waktu: “Bapak/Ibu inginya jam berapa?

ASUHAN KEPERAWATAN

Page 13: LAPORAN  PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

PENGKAJIAN I. IDENTITAS 1. Indenitas Klien Nama : Tn A L Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 49 tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Agama : Kristen Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Status : Sudah kawin Alamat : Kampung palumba sari rt 02/09 Keranjang Timur No CM : 044953 Diagnosa medis : Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial Tanggal Pengkajian : 24 Maret 2012

2. Identitas Keluarga Nama : Tn. B Umur : 52 tahun Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : - Alamat : Keranjang timur Hubungan dengan klien : kakak klien

ll. ALASAN MASUK Klien masuk ke RSJdiantar oleh kakak pasien pada tgl 7 maret 2012 dengan keluhan/gejala: klien suka marah-marah tanpa sebab,suka menyendiri,sering melamun,jarang bicara,mengurung diri,tertawa sendiri,sering keluyuran mengganggu lingkungan.

III. FAKTOR PREDISPOSISI 1.Riwayat gangguan jiwa sebelumnya

Page 14: LAPORAN  PENDAHULUAN

Klien pernah mengalami gangguan jiwa tahun yg lalu sebab sakit tidak jelas * Masalah Keperawatan :Resiko Perilaku Kekerasan 2. Pengobatan sebelumnya Kurang berhasil * Masalah Keperawatan:............. 3. Aniaya Fisik Tidak ada * Masalah Keperawatan : - 4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya,adik kandung klien Gejala dan riwayat pengobatan tidak tau * Masalah Keperawatan : Koping keluaraga tidak efektif 5. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan Klien pernah jatuh dari mobil truk kira2 30 thn lalu * Masalllah Keperawatan : Respon pasca trauma. IV. PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda vital : TD : 110/90 mmHg N : 80x/menit P : 22x/menit SB : 36 c Berat badan : 50 kg Tinggi badan : 168 cm * Masalah Keperawatan : tidak ada

V. PSIKOSOSIAL 1.Genogram

Keterangan :

Page 15: LAPORAN  PENDAHULUAN

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

_ _ _ _ _ _ _ : Orang yang tinggal serumah

Klien adalah anak ke 2 dari 7 bersaudara sudah kawin dan mempunyai anak,

Adik klien no 7 mempunyai penyakit yang sama dengan klien.

Klien tinggal serumah dengan adiknya nomor 5 dan nomor 7.

* Masalah Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif.

2.Konsep diri

a.Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.

b.Identitas : klien mengatakan namanya andar dan klien menerima

bahwa dirinya berjenis kelamin laki-laki.

c. Peran : klien mengatakan sebagai kepala keluarga ia tidak dapat

bekerja untuk menafkai keluarganya.

d. Ideal diri : klien mengatakan ingin bekerja selayaknya dan ingin

pulang ke rumah.

e. Harga diri : klien mengatakan malu karena belum mendapatkan

pekerjaan tetap.

* Masalah Keperawatan : Harga diri rendah kronik

3. Hubungan Sosial

a.Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang berarti adalah istrinya

b.Selama dirawat klien mengikuti kegiatan TAK,di masyarakat klien jarang

Page 16: LAPORAN  PENDAHULUAN

mengikuti kegiatan dan jarang keluar rumah.

c. Hambatan dalam berhubungandengan orang lain.

Klien mengatakan malas berbicara dan malu berhubungan orang lain.

* Masalah Keperawatan : Isolasi sosial.

4.Spiritual

a.Nilai dan keyakinan

klien mengatakan beragama kristen.

b.kegiatan ibadah

sebelum masuk rsj klien mengatakan suka pergi beribadah,setelah sakit

jarang beribadah.

* Masalah Keperawatan : Distress Spiritual

VI.STATUS MENTAL

1.Penampilan

Klien tidak rapih,penggunaan pakaian agak kotor,kuku jari tangan dan kaki

panjang dan kotor.

*Masalah Keperawatan : Sindrom defisit perawatan diri(mandi,

Berdandan dan berpakaian).

2.Pembicaraan

Klien tidak mampu memulai pembicaraan,bicara lambat,membisu,

Klien banyak diam.

*Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal.

3.Aktivitas motorik

Page 17: LAPORAN  PENDAHULUAN

Klien tampak lesu,tegang,gelisah,pergerakan klien agak kaku.

* Masalah Keperawatan : Isolasi sosial.

4.Alam perasaan

Ekspresi wajah sedih dan murung,klien tampak sering melamun memikir

Kan istri dan anaknya.

* Masalah Keperawatan : Keputusasaan.

5.Afek

Afek tumpul,harus distimulus dengan kuat.

* Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal.

6.Interaksi selama wawancara.

Klien tidak koorperatif,kontak mata kurang,klien lebih sering menunduk

dan jawaban singkat.

* Masalah Keperawatan : Isolasi sosial.

7.Persepsi

Klien tampak sering melamun dan mondar mandir,klien tampak melihat

sesuatu dan mendengar bisikan yang menyuruhnya marah.

*Masalah Keperawatan : Perubahan sensori perseptual (pendengaran,

Penglihatan) halusinasi.

8.Proses pikir

Pembicaraan terhenti tiba2 tanpa ada gangguan.

9.Isi pikir

Klien tidak ditemukan adanya gangguan isi pikir .

10.Memori

Page 18: LAPORAN  PENDAHULUAN

Klien dapat mengingat kejadian masalalunya,klien dapat mengingat

kejadian yang baru dilakukan seperti makan,mandi,olahraga,cara ber

kenalan.

*Masalah Keperawatan : tidak ada

11.Tingkat kesadaran

Klien tampak bingung dan hanya diam.

*Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir.

12.Tingkat konsentrasi dan berhitung,

Klien tidak mampu berkonsentrasi ketika diajak ngobrol dengan perawat.

* Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir.

13.Kemampuan penilaian.

Klien tidak mampu mengungkapkan pertanyaan yang diajukan.

*Masalah Keperawatan : tidak ada.

14.Daya tilik diri

Klien menyadari dirinya mengalami gangguan jiwa.

* Masalah Keperawatan : tidak ada.

VII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG.

1.Makan

Klien makan 3x sehari tanpa harus diingatkan oleh perawat dan dapat

makan sendiri,klien makan satu porsi habis,klien makan bersama dengan

pasien lainnya,setelah makan klien mencuci piringnya sendiri.

*Masalah Keperawatan : todak ada.

2.BAK/BAB

Page 19: LAPORAN  PENDAHULUAN

Klien mampu bak/bak sendiri tanpa bantuan orang lain.

* MasalahKeperawatan : tidak ada.

3.Mandi

Klien mengatakan mandi 2x sehari dan menggosok gigi tanpa bantuan.

*Masalah Keperawatan : tidak ada.

4.Berpakaian/Berhias

Dalam berpakaian klien harus dimotivasi oleh perawat,klien malas ganti

Pakaian.

* Masalah Keperawatan : Sindrom defisit perawatan diri..

5.Istirahat dan tidur

Klien mengatakan tidur siang jam 13.00 – 15.00 wib dan tidur malam jam

21.00 – 05,00 wib.kegiatan sebelum tidur berdoa dan sesudahnya mandi.

* Masalah Keperawatan : tidak ada.

6.Penggunaan obat

Klien dapat minum obat sendiri tapi kadang klien menunggu namanya di

Panggil dulu baru mengambil obat.

*Masalah Keperawatan : tidk ada.

7.Pemeliharaan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan tidak ada masalah.

* Masalah Keperawatan : tidak ada.

8.Kegiatan di dalam rumah

Klien tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.

9.Kegiatan di luar rumah>

Page 20: LAPORAN  PENDAHULUAN

Klien tidak mampu menjajwab pertanyaan yang diajukan,

* Masalah Keperawatan : tidak ada

.

VIII.MEKANISME KOPING

Klien mengatakan suka menghindari jika ada masalah klien tampak diam,

tidak mau bicara dengan orang lain,senang menyendiri tapi suka olahraga.

* Masalah Keperawatan : Isolasi sosial

IX.MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Klien kurang dpat bersosialisasi dengan lingkungan karena lebih senang ber

diam diri dan menyendiri,sejak klien jatuh dari mobil truk 30 tahun yang lalu

klien mengalami trauma kepalanya dan mengalami gangguan jiwa.

* Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri;harga diri rendah.

X.PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Klien tidak mampu mengungkapkan faktor pencetus terjadinya gangguan jiwa dan tidak dapat menggunakan koping adaptif dalam mengatasi masalah.

* Masalah Keperawatan : tidak ada.

XI.ASPEK MEDIS

Diagnosa medis : skizofrenia

Therapi medis : - chlorpromazin 1x 100 mg

Haloperidol 3x5 mg

XII.DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

Page 21: LAPORAN  PENDAHULUAN

DATA MASALAHS :- Klien mengatakan tidak mau berhubungan dengan orang lain. - Klien mengatakan lebih senang sendiri.

O :- Kontak mata kurang - Klien tampak menyendiri - Klien sering tampak diam - Klien tidak koorperatif

ISOLASI SOSIAL

S: - klien mengatakan malu berhubungan dengan orang lain

O : - Klien tampak menarik diri - Klien tidak komunikatif

HARGA DIRI RENDAH

S :- klien mengatakan mendengar dan melihat -Bisikan yang menyuruh dia marah.

O :- klien tampak menyendiri - Klien tidak mampu berkomunikasi - Klien tampak senyum sendiri - Klien sering melamun

HALUSINASI

S :

O : - Bicara lambat - Klien tidak mampu memulai pembicaraan - afek datar

KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL

S : - Kien mengatakan malas mengganti baju

O : - Dalam berpakaian klien harus dimotivasi DEFISIT PERAWATAN DIRI

XIII.POHON MASALAH

Page 22: LAPORAN  PENDAHULUAN

HALUSINASI

^

^

ISOLASI SOSIAL >>>>>DEFISIT PERAWATAN DIRI

^

KERUSAKAN ^

KOMUNIKASI VERBL << < < < HARGA DIRI RENDAH

XIV.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Isolasi sosial

2.Gangguan konsep diri: harga diri rendah

3.Resiko tinggi halusinasi

4.Sindrom defisit perawatan diri

INTERVENSI TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISOLAASI SOSIAL

Nama Klien :........................... Ruangan :.........................

Page 23: LAPORAN  PENDAHULUAN

No CM :........................... DX Medis :..........................

Tgl No Dx

Dx Keperawatan PerencanaanTujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1. ISOLASI SOSIAL

SP 1

TUM :KLIEN DAPAT BERINTERAKSI DENGAN ORANG LAIN

TUK 1 :KLIEN DAPAT MEMBINA HUBUNGAN SALING PERCAYA

TUK 2 :KLIEN DAPAT MENYEBUTKANPENYEBAB ISOLASI SOSIAL

1.1.EXPRESI WAJAH SAHABAT,MENUNJUK KAN RASA SENANG,ADA KONTAK MATA,MAU BERJABAT TANGAN,MAU MENYEBUTKAN NAMA, MAU MENJAWAB SALAM MAU DUDUK BERDAMPIN GAN DGN PERAWAT,MAU MENGUTARAKAN MASA LAH YG DIHADAPI

2.1.KLIEN DAPAT MENYEBU TKAN PENYEBAB ISOLA SI SOSIAL YANG BER ASAL DARI: *DIRI SENDIRI *ORANG LAIN *LINGKUNGAN

1.1.1.BINA HUBUNG AN SALING PERCAYA

2.1.1.KAJI PENGETA HUAN KLIEN TENTANG ISOLASI SOSIAL

ISOLASI SOSIAL SP 2

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERWATAN KLIEN ISOLASI SOSIAL

Page 24: LAPORAN  PENDAHULUAN

Nama : No. 2M :

Ruang : Tanggal Pengkajian :

HariTgl/Waktu

MasalahKeperawatan

TindakanKeperawatan

Evaluasi

Selasa Isolasi SosialSP . 1

Isolasi SosialSP . 2

-Membina hubungan saling percaya.- Mengidentifikasi penyebab isolisasi sosial pasien.- Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.- berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.- Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang satu orang.- Mengajurkan, klien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.- Memberikan kesempatan kepada klien

S- Klien mengatakan namanya: Iskanadar suka dipanggil IS.

- Klien mengatakan lebih senang meneyendiri.

- Klien mengatakan malas berbincang-bincang dengan orang lain.

- Klien mengatakan tidak mau berkumpul dengan orang lain.

O : - Kontak mata kurang.- Klien sering melamun

dipojok ruangan.- Ekspresi wajah klien

sedih.- Komunikasi verkal

kurang.A : - Klien mau berkenalan.

- Klien mampu mengidentifikasi penyebab, keuntungan kerugian tidak bersosialisasi dengan orang lain.

PK : - Terapkan kepada klien cara berkenalan dengan orang lain.PP : - Rencana tindak lanjut melanjutkan SF.2 kontrak selanjutnya.

B : - Klien mengatakan mau berbincang dengan perawat.

- Klien mengatakan mau berkenalan dengan

Page 25: LAPORAN  PENDAHULUAN

Isolasi SosialSP. 3

HalusinasiSP. 1

mempraktekan cara berkenan dengan satu orang.- Membantu klien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

- Memberi kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau lebih.

- Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

- Mengidentifikasi jenis halusinasi klien

- Mengidentifikasi isi hausinasi klien.

orang lain.O : - Kontak mata klien cukup bagus.

- Klien mau diajarkan berkenalan.

- Klien tampak tidak sendiri.

A : Klien mau berlatih berkenalan.PK : Anjurkan klien untuk mengingatkan berinteraksi dengan orang lain.PP : Rencana tidak lanjut persiapan.

S : - Klien mengatakan mau berbincang dengan perawat.

- Klien mengatakan mau berbincang dengan teman di ruangan.

O : - Klien terlihat sedang berbincang dengan orang lain.A : - Klien mau berlatih berkenalan.PK : Terapkan kepada klien pentingnya berinteraksi dengan orang lain.PP : Rencana tindaklanjut SP .1 Halusinasi kontrak selanjutnya.PK – Klien mau mengontrol halusinasi dengan bersikap cakap.

- Klien mau mengisi kegiatan harian dalam jadwal.

PP : Menganjurkan klien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

S : Klien mengatakan melihat sesuatu yang tidak jelas menyuruh klien klien marah-marah.

Page 26: LAPORAN  PENDAHULUAN

HalusinasiSP. 2

- Mengidentifikasi waktu halusinasi klien.

- Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien.

- Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.

- Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi.

- Mengajarkan klien menghardik klien.

- Menganjurkan klien memasukan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian.

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara-cara becakap-cakap dengan orang lain.

- Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal harian.

- Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik halusinasi tetapi tidak melaksanakanya.

O : - Klien tampak menunduk.- Klien tidak sedang

berhalusinasi.A : Klien tidak mampu menyebutkan isi waktu frekuensi, situasi, respon halusinasi.PK : Menganjurkan klien untuk mau mengungkapkan masalahnya.PP : Diskusikan masalah klien.

- Melanjutkan SP. 2 halusianasi, kontrak selanjutnya.

S : - Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik halusinasi tetapi tidak melaksanakanya.O : - Klien mengatakan masih melihat sesuatu yang tidak jelas.

- Klien tampak menunduk

- Klien tidak sedang berhalusinasi.

A : - Klien mampu menghardik halusinasi.

JADWAL KEGIATAN HARIAN KLIEN

RUANG....

Page 27: LAPORAN  PENDAHULUAN

Nama pasien....... No CM...............

NO Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket.24/11 25/11 26/1

127/11 28/1

11 05.00 Bangun Pagi M M M M M

M M M M M2 06.00 Mandi M M M M M

3 07.00 Lap Piring M M M M M

4 08.00 Makan Pagi M M M M MM M M M M

5 09.00 Ngobrol M M M M M

6 10.00 Jajan M

7 11.00

8 12.00 Makan Siang M M M M MM M M M M

9 13.00 Istirahat

10 14.00 Tidur

11 15.00

12 16.00

13 17.00 Mandi

14 18.00 Makan Malam M M M M MM M M M M

15 19.00 Nonton TV

16 20.00 Tidur Malam

PARAF PETUGASPetunjuk - Beri tanda T . B. Atau M pada jam dan tangan kegiatan

- T (Tergantung): jika klien sama sekali belum melaksanakan dan tergantung pada bimbingan perawat

- B (Bantuan: Jika sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna dengan bantuan, klien dapat melaksanakan dengan baik.

CATATAN KEGIATAN

Page 28: LAPORAN  PENDAHULUAN

Kegiatan Dilakukan Ket.Ya Tidak

- Pre Confrence diruang diklat- Melapor diruang Nakula- Interaksi dengan klien kelolan- Pre Confrence fengan ibu femmy- Interaksi dan observasi dengan klien kelolaan Dx ; Isolasi sosial- Dokumentasi.- Interaksi dan observasi dengan klien resume.- Mengobservasikan dan menfasilitasi klien makan dan minum obat.- Terminasi dengan klien kelolaan.- Istirahat.- Post Confrence diruang diklat.

- Menerima materi dari Bpk. Akemart- Keruanagan praktek.- Mengobservasikan dan melakukan interaksi dengan klien kelolaan Dx : Isolasi sosial.- Pre Confrence dengan Bpk. Thomas- Interaksi dan observasi klien kelolaan cara berkenalan dengan 1 orang.- Interaksi dan observasi klien kelolaan dengan klien yang sama.- mengobservasi atau memfasilitasi klien, untuk makan atau minum obat.- Melakukan terminasi dengan klien kelolaan.- Post Confrence diruangan praktek.

http://www.scribd.com/doc/110601595/ASKEP-HALUSINASI-doc