LAPORAN PENDAHULUAN

download LAPORAN PENDAHULUAN

of 34

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN KATARAKA.DefinisiKatarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau di denaturasi protein lensa, kekeruhan ini akibat gangguan metabolisme normal lensayang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat berlangsung pada saat perkembangan serta lensa masih berlangsung atau sesudahserta lensa berhenti dalam perkembanganny dan telah memulai proses degenerasi. (Ilyas 2003). Katarak adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang yang lebih dari 65 tahun (Doenges,2000).

B.Anatomi dan Fisiologi1.Anatomi mata

2.Fisiologi Mata Secara garis besar fisiologi mata dikelompokan menjadi empat bagian yaitu: a. Palpebra Dari luar kedalam terdiri dari: kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia, dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai jendela, memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata. b. Rongga mata Rongga mata merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah poramen optikum. Sebagian besar dari rongga ini diisi oleh leinak, yang merupakan bantalan dari bola matadan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat syaraf, otot-otot penggerak bola mata, kelenjar air mata, dan pembuluh darah. c. Bola mata Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat

dikelompokan menjadi: Otot-otot penggerak bola mata. Dinding bola mata yang terdiri dari: Sekelera dan Kornea.

Kornea kecuali sebagaian dinding juga berfungsi sebagai jendela untuk jalanny sinar. Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya masing-masing. d. Sistem kelenjar air mata Terbagi menjadi dua bagian yaiti: Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata. Seluruh air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva kedalam rongga hidung

D. EtiologiBeberapa pandangan teoritis oleh beberapa ahli tentang penjabaran penyebab terjadinya penyakit (etiologi) katarak yaitu :

Penyebab dari katarak adalah usia lanjut (senile) tapi dapat terjadi secara kongenital akibat infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan, kelainan sistemik, atau metabolik, seperti diabetes melitus, galaktosemi, atau distrofi mekanik, traumatik: terapi kortikosteroid, sistemik, rokok, dan konsumsi alkohol meningkatkan resiko katarak (Mansjoer,2000).

Penyebab utama katarak adalah penuaan. Anak dapat menerima katarak yang biasanya merupakan penyakit yang sedang diturunkan, peradangan dalam kehamilan. Faktor lain yaitu diabetes mellitus dan obat tertentu, sinar UV B dari cahaya matahari, efek racun, rokok, dan alkohol, gizi kurang vitamin E dan radang menahun didalam bola mata, serta adanya cidera mata (Ilyas,1997).

E. Manifestasi KlinikBiasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam penglihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Penglihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif (-). Bila katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uvelitis. Gejala umum gangguan katarak meliputi:

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. Peka terhadap sinar atau cahaya. Dapat melihat doubel pada satu mata. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

F. Pemeriksaan PenunjangAdapun pemeriksaan penunjang antara lain yaitu: 1. Kartu mata Snellen/mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan). 2. Lapang penglihatan: penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma. 3. Pengukuran tonografi: mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25mmHg). 4. Pengukuran gonioskopi: membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma. 5. Tes provokatif: digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaucoma bila TIO normal atau hanya meningkat ringan.

6. Pemeriksaan oftalmoskopi: mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme. Dilatasi dan pemeriksaan belahan-lampu memastikan diagnose katarak. 7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik/infeksi. 8. Tes toleransi glukosa/FBS: menentukan adanya/kontrol diabetes.

G. PenatalaksanaanPembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperti glaucoma dan uveitis. Tehnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstra kapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Sebaiknya ditanam lensa intraokular pada saat pembedahan sehingga tidak perlu memakai kacamata afakia yang tebal atau lensa kontak. Kontraindikasi pemasangan lensa intraokular adalah uveitis berulang, retnopati diabetik proliferatif, rubeosis iridis, dan glaukoma neovaskuler.

H.Konsep ASKEP Teoritis1. Pengkajian Pemeriksaan pada pasien katarak biasanya terjadi pada semua umur, tetapi pada umumnya pada usia lanjut, trauma (kecelakaan) bias merusak kapsul mata, orang yang bekerja di laboraturium juga bias terkena katarak,terkena sinar-x dan matahari langsung juga bias karena katarak dan beberapa jenis

katarak komplikoita terjadi akibat penyakit mata yang lain dan penyakit sistemik.

2. Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa keperawatan 1. Kecemasan b.d kurang

Intervensi kaji pasien tingkat dan

Rasionalisasi Derajad kecemasan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima individu. Mengungkapkan rasa takut secara terbuka ditunjukan. dimana rasa takut dapat oleh akan

terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan.

kecemasan catat adanya tanda-tanda verbal dan nonverbal. Beri kesempatan pasien untuk mengungkap kan isi piker dan perasaan takutnya. Beri penjelasan pada tentang prosedur tindakan operasi, harapan akibatnya. dan pasien

Meningkatkan pengetahuan pasien rangka mengurangi kecemas kooperatif dan dalam

Obs vital respon pasien. tanda dan fisik

Mengetahui respon yang fisiologis ditimbul

peningkatan

akibat kecemasan.

Untuk mengetahui derajad ketidak dan nyamanan keefektipan

2.

Nyeri sekunder prosedur.

b.d

perlukan miles

operasi

Kaji

nyeri,

cacat lokasi, karakteristik

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas Sidarta. 2003. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI Doengoes, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta; EGC http://erfansyah.blogspot.com/2011/11/askep-katarak.html http://id.wikipedia.org/wiki/Katarak

http://obatpropolis.com/katarak-kabut-pada-mata http://www.kosmojaya.com/penyakit-lain/79-katarak.html. http:///D:/diabetes-mellitus%20dan%20katarak.html http://dezlicious.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-padaklien-dengan_12.html

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGINDRAAN: POST OPERASI KATARAK PADA Tn U DIRUANGAN MARWAH RSI KHADIJAH PALEMBANG 2012A. Identitas klien Nama klien Umur : Tn U : 73 tahun

Pekerjaan

: Pensiun

Status pernikahan: Menikah Alamat Diagnosa medik Tanggal MRS Tanggal Operasi Tanggal Pengkajian : Jln, Hitung IV No.87,Rt.20,Rw.07 ;KATARAK : 10 februari 2012 : 14 februari 2012 : 15 februari 2012

B. Identitas Penanggung Jawab Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Status pernikahan Alamat Hubungan dengan klien : Ny T : 35 tahun : S.1 : PNS :Menikah : Jln, Hitung IV No.87,Rt.20,Rw.07 : Anak

C. Pengkajian1. Alasan utama masuk Rumah Sakit

Klien datang ke rumah skit karena penglihatannya kabur Di mata klien tampak ada noda putih pada lensa mata sebelah kanan

2. Keluhan utama pada saat Pengkajian Klien mengatakan mata sebelah kanan nyeri pasca operasi katarak Mata sebelah kanan klien tampak diperban pasca operasi katarak Ekspresi wajah klien meringis

3. Riwayat penyakit pada saat ini (PQRST) Setelah satu hari dilakukannya operasi katarak pada mata sebelah kanan, terasa nyeri dank lien bertannya dia bias kembali melihat seperti biasa atau tidak.

4. Riwayat kesehatan lalu Klien mengatakan sudah pernah dirawat di RSI SITI KHADIJAH selama 5 hari dengan keluhan katarak, tetapi pada saat itu dia belum mau di operasi karena dia takut untuk melakukan operasi.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti dia atau pun penyakit keturunan, tetapi klien mengatakan bahwa istrinya meninggal karena menderita Diabetes Mellitus.

6. Riwayat alergi terhadap pengobatan Klien mengatakan , dia tidak ada alergi terhadap obat atau makanan, dan juga bias dilihat dari hasil skin tes dia tidak alergi dengan therapy pengobatan yang diberikan tim medis.

D. Pengkajian fisik 1. Keadaan umum K/U TTV TD Pols RR S BB TB : Compos Metis : : 170/100 mmHg : 84 x/ menit : 24 x/ menit : 36,5C : 70 kg : 170 cm

2. Data sistemik

a. Sistem persepsi sensori Pendengaran : Klien mengatakan dapat mendengar dengan baik Penglihatan : Klien mengatakan mata sebelah kanannya tidak bias melihat karena diperban pasca operasi katarak Penghidu Perabaan Masalah kep : Seputum hidung simetris tidak ada sumbatan : Klien dapat melokalisasikan bagian nyeri : Mata sebelah kanan klien tidak bias melihat, karena diperban pasca operasi katarak

b. Sistem penglihatan Mata sebelah kanan Mata sebelah kiri Lapang pandang : Diperban pasca operasi katarak : : Klien dapat melihat dengan baik, baik Kearah depan maupun samping.

Kesimetirisan mata

:Tidak bisa dilihat

karena mata sebelah kanan diperban Konjungtiva : Tidak anemis Sklera : Tidak ikterik

Kornea dan halus

: bercahaya, transparan,

Pupil : Hitam, bulat, ukuran, dan regulerny sama

Masalah kep : tidak ada masalah

c. Sistem pernafasan Frekuensi Batuk Bunyi nafas : 24 x/ menit : tidak ada : vesikuler

Sumbatan jalan nafas : tidak ada Bentuk dada Masalah kep :simetris : tidak ada masalah

d. Sistem kardiovaskuler Tekanan darah Nadi : 170/100 mmHg : 84 x/menit

Bunyi jantung : tidak dinilai Kekuatan Akral : tidak dinilai : hangat

Edema Masalah kep

: tidak ada : peningkatan TIK

e. Sistem syaraf Kesadaran GCS Mata sebelah kanan Mata sebelah kiri : composmetis, skala nyeri 7 : 15 : diperban pasca operasi :

E (membuka mata sepontan) : 4 V (mengikuti perintah) M (melokalisasi nyeri): 5 : pasca operasi katarak :6

Masalah kep

f. Sistem integument Warna kulit Turgor kulit Memar Luka Masalahkep : tidak sianosis : elastic : tidak ada : tidak ada : tidak ada

g. Sistem gastroinethal Nafsu makan Porsi : baik, 3 x/hari : porsi yang diberikan RS, klien mampu menghabiskanny Kemampuan mengynyah Kemampuan menelan Mukosa bibir Diet Masalah kep : klien mengunyah dengan baik : klien dapat menelan dengan baik : lembab : nasi biasa : tidak ada

h. Sistem perkemihan Warna urine Frekuensi Masalah kep : kuning jernih : 5-8 x/hari : tidak ada masalah

i. Sistem muskulusselektal Rentang gerak Keseimbangan dan cara jalan : terbatas : tegap, tetapi

meraba

Kemampuan memenuhi aktivitas sehari-hari

: dibantu keluarga dan perawat

Genggaman tangan Akral Fraktur Kekuatan otot

: kuat : hangat : tidak ada :5 5

5 Masalah kep :

5 intoleransi

aktivitas

3. Data sistemik

a. Pemeriksaan fisik TD N RR S : 170/100 mmHg : 84 x/menit : 24 x/menit : 36,5 C

b. Pemeriksaan visus 0D1/300 dan os 5/60

c. Pemeriksaan slitlamp Didapatkan gambaran kabut berwarna putih pada lensa sebelah kanan.

d. Pemeriksaan HB

Nama klien Jenis kelamin Ruang/kamar

: Tn U : Laki-laki : Marwah/6.2

Dx.Medis No.MR Tanggal

: KATARAK : 90747 : 12 feb 2012

Jenis pemeriksaan Darah rutin Hemoglobin Hitung jenis Basofil Eosinofil Neutrofil batang Neutrofil segmen Limfosit Monosit Jumlah leukosit Led 1 jam Jumlah trombosit Kimia klinik BUN Ureum Wereatinir L7 0.0 5.0 2.0 54.0 26.0 13.0 5.5 L8.7

hasil

satuan

Nilai rujukan

L8.7

g/dl

12.0-16

% % % % % % 10 3/ul mm K/ul

0.0-0.5 0.0 7.0

50.0-70.0 20.0-60.0 2.0-15.0 5.0-10.0 3-15 150-450

H.113 335

Mg/dl Mg/dl Mg/dl

8-20 17.2/42.80 0.6-1.0

L14.98 L.0.5

Asamurat SGor SGPT Elektrolit darah Natrium Kalium

H.6.9 23 26

Mg/dl V/L V/L

2.6-6.0 13-33 6-30

L 36.5 L3.16

mm01/l Mm01/l

136.0-145.0 3.50-5-10

4. Therapy yang diberikan 11

Infus RL

Lidocain 2% 1 ampul 2x1 Marcain 0,5% 1 ampul 2x1 Dexametasone 2 ampul x1 Gentamycin 1 ampul 2x1 Cottenbuds 1 pack (secukupny) Kemicitine zalaf mata 1 buah

llll ll

E. Pngkajian masalah pisikologis, sosial, dan sipiritual

1. Pisikologis Klien berusaha tetap sabar dalam menghadapi penyakitnya, timbul rasa cemas dan gelisah

Kluarga kembali

klien

berharap

setelah

dilakukan

operasi: klien dapat melihat dan beraktivitas

2. Sosial Klien sangat berperan dalam masyarakat dan dengan lingkungan sekitar dapat bekerja sama. 3. Sipiritual

Sejak

dirawat

di

RSI,

klien

belum

bisa

melakukan atau melaksanakan Ibadah Shlat seperti biasa, namun klien tetap selalu berdoa kepada ALLAH SWT, untuk proses penyembuhan pasca operasi

Implementasi keperawatan Nama klien : Tn U Jenis kelamin : Laki laki Dx.Medis : KATARAK : 90747

No.MR

Ruang/kamar feb 2012

: Marwah/6.2

Tanggal

:

16-18

No

Diagnose keperawatan

Jam

Tindakan keperawatan

Respon

Paraf

1.

Nyeri b.d pasca operasi katarak

011.00 - Mengkaji tingkat WIB nyeri -Obs vital sign - Mengatur posisi senyaman mungkin, posisi semi fawler - Mengajarkan relaksasi nafas dalam - Melibatkan keluarga dalam melakukan tindakan

- RK: klien mau bekerja sama - RH: skala nyeri (5) - RK: klien mau bekerjasama - RH: TD: 130/90 mmHg N: 80 x/menit RR: 20 x/menit S: 36C - RK: klien kooperatif - RH: klien tampak rileks -RK: kliem mau bekerja sama

-RH: klien tampak tenang -RK: keluarga mau bekerja sama -RH: keluarga klien menerima informasi dan mengerti

- Kaji tingkat 2. Intoleransi aktivitas b.d mata sebelah kanan diperban pasca operasi katarak 11.00 WIB aktivitas klien - Latih klien melakukan aktivitas klien - Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan

- RK: klien kooperatif - RH: klien beraktivitas dibantu keluarga dan perawat - RK: klien mendengarkan -RH: klien bisa beraktivitas -RK: keluarga klien mau bekerja sma - RH: keluara bisa

membantu aktivitas klien - Berikan informasi jika dilakukan operasi 3. Cemas b.d proses penyembuhan pasca operasi katarak 11.00 - Mengkaji tingkat kecemasan klien - Obs vital sign - Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan - RK: klien mendengarkan - RH: klien mengerti -RK: klien kooperatif -RH: kecemasan berkurang - RK: TTV membaik - RH: TD: 130/90 mmHg N: 80 x/menit RR: 20 x/menit S: 36C -RK: kluarga klien mau bekerja sama

-RH: kluarga klien mengerti

EVALUASI Nama klien : Tn U Jenis kelamin 90747 : Laki laki Dx.Medis : KATARAK :

No.MR

Ruang/kamar 19 feb 2012 No

: Marwah/6.2

Tanggal

:

Diagnosa keperawatan 1. Nyeri b.d pasca operasi katarak

JAM

Evaluasi

Paraf

12.00

S:

klien

mengatakan

nyeri berkurang O: - k/u membaik-

Nyeri (+) Skala nyeri (3) TTV membaik TD: 130/90 mmHg N: 80 x/menit RR: 80 x/menit S: 36C

-

A:

masalah

teratasi

sebagian P: intervensi dilanjutkan Intoleransi aktivitas b.d 2. mata sebelah kanan diperban pasca operasi katarak

12.00

S:

klien mulai sendiri

mengatakan beraktivitas

O: - klien beraktivitas sendiri Perban masih terpasang-

Infus dilepas klien mampu

A:

beraktivitas P: mengevaluasi

aktivitas klien

ANALISA DATA Nama klien : TnU KATARAK Jenis kelamin 90747 Ruang/kamar 15 feb 2012 No. Data senjang Etiologi Masalah keperawata n 1. DS : Klien mengatakan nyeri pasca operasi katarak DO : - K/U lemah - Nyeri (+) - Ekspresi wajah meringis - Skala nyeri (7) - TTV TD: 170/100 mmHg Pasca operasi katarak Merangsang hormone BPH Merangsang susunan syaraf pusat Respon nyeriNyer i

Dx.Medis

:

: Laki-laki

No.MR

:

: Marwah/6.2

Tanggal

:

Par af

- Nyeri pasca operasi katarak

N: 84 x/menit RR: 24x/meniT 2. S: 36,5C DS : Klien mengatakan dia tidak bisa melakukan aktivitas seperti sebelum dilakukan operasi DO : -Aktivitas klien dibantu keluarga dan perawat - Mata sebelah kanan ditutup perban - terpasang infus 3. RL DS: Klien mengatakan terhadap pasca operasi DO: - Klien tampak gelisah -TTV Pasca operasi katarak Kurang informasi Peroses penyembuhan post operasi katarakKurang pengetahuan Intoleransi aktivitas

-Intoleransi Pasca operasi katarak Susah beraktivitas Resiko cedar aktivitas

-Cemas kurang pengetahuan

TD: 170/100 mmHg N: 84 x/menit RR: 24 x/menit S: 36,5C

F. Prioritas masalah 1. Nyeri pasca operasi katarak 2. Intoleransi aktivitas 3. Cemas peruses penyembuhan pasca operasi katarak

G. Diagnosa ke[erawatan 1. Nyeri berhubungan dengan pasca operasi katarak 2. Intoleransi aktivitas behuhungan dengan mata sebelah kanan diperban pasca operasi katarak 3. Cemas berhubungan dengan peruses penyembuhan pasca operasi katarak

INTERVENSI KEPERAWATAN Nama klien : Tn U Jenis kelamin 90747 Ruang/kamar 15 feb 2012 NO. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri b.d pasca operasi katarak DS : Klien mengatakan nyeri pasca operasi katarak DO : -K/U lemah -Nyeri (+) - Ekspresi wajah meringis - Skala nyeri (7) - Mata sebelah JAM TUJUAN (SMART) Tupan : - Nyeri hilang Tupen : Dalam waktu 3x24 jam nyeri berkurang - K/U membaik -ekspresi wajah Rencana RASIONALISA Paraf tindakan - Kaji penyebab nyeri - Atur posisi senyaman mungkin (semi fawler) - Ajarkan relaksasi - Observasi vital sign - Libatkan Mengidentifikasi penyebab nyeri - Mengetahui tingkat sekala nyeri - Mengetahui tanda tanda vital SI : Marwah/6.2 Tanggal : : Laki-laki Dx.Medis : KATARAK :

No.MR

kanan diperban -TTV TD: 170/100 mmHg N:100x/menit RR: 30x/menit N: 84 x/menit S: 36,5C

tenang -Skala nyeri (0) - Perban dibuka - Tanda tanda vital membaik TD: 130/90 mmHg N: 80 x/menit RR: 20 x/menit

keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien. Kolaborasi dengan tim medis

2. Intoleransi aktivitas b.d mata sebelah kanan diperban pasca operasi katarak DS: Klien mengatakan dia belum bisa melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain

S: 36C - Kaji pola Tupan : - Aktivitas terpenuhi Tupen : Dalam waktu 4x24 jam aktivitas -Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari hari - Mengidentifi kasi pola aktivitas klien. - Untuk melihat perkembangan pola aktivitas klien.

DO: - Klien tampak glisah -Klien hanya berbaring ditempat tidur

aktivitas terpenuhi - Klien tampak tenang - Klien bisa berakyivitas secara mandiri - Infus

3. Cemas b.d proses penyembuhan pasca operasi katarak DS: Klien mengatakan cemas pasca operasi

dilepas -Kaji Tupan Cemas nilang Tupen - Dalam waktu 1x24 jamklien diharapkan: - ekspresi wajah tenang - TTV penyebab cemas - Berikan informasi perawatan pasca operasi - Obs vital sign - Libatkan keluarga dalam memberika Mengidentifika sikan penyebab cemas - Meningkatkan relaksasi - Menurunkan tingkat kecemasan - Meningkatkan koping klien - TTV membaik

2

TD:130/90 mmHg N: 80 x/menit RR: 20 x/menit S: 36C

n perawatan