LAPORAN PENDAHULUAN

30
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LAPORAN PENDAHULUAN Nama : Yogi Prasetyo NIM : 10.1.054 Sistem : Ruang : Kenanga PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MOBILISASI DAN IMOBILISASI I. KONSEP DASAR A. Pengertian 1. Pengertian Mobilisasi Mobilisasi adalah suatu keadaan dimana individu denangan kemampuannya dapat melakukan aktivitas atau beraktivitas. Mobilisasi juga dapat berarti kemampuan untuk bergerak bebas, mudah, teratur, dan mempunyai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan mobilisasi : Luka post operasi Fraktur tulang Dalam keadaan koma 2. Pengertian Imobilisasi 1

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama : Yogi Prasetyo

NIM : 10.1.054

Sistem :

Ruang : Kenanga

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MOBILISASI DAN

IMOBILISASI

I. KONSEP DASAR

A. Pengertian

1. Pengertian Mobilisasi

Mobilisasi adalah suatu keadaan dimana individu denangan

kemampuannya dapat melakukan aktivitas atau beraktivitas. Mobilisasi

juga dapat berarti kemampuan untuk bergerak bebas, mudah, teratur, dan

mempunyai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan mobilisasi :

Luka post operasi

Fraktur tulang

Dalam keadaan koma

2. Pengertian Imobilisasi

Imobilisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk

menggerakkan tubuhnya sendiri. Imobilisasi dikatakan sebagai faktir

resiko utama pada munculnya luka Decubitus baik di rumah sakit maupun

dikomunitas. Kondisi dapat meningkatkan waktu penekanan pada jaringan

kulit, menurunkan sirkulasi dan selanjutnya mengakibatkan luka

Decubitus.

1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Imobilisasi disamping mempengaruhi kulit secara langsung, juga

mempengaruhi beberapa organ tubuh. Misalnya pada sistem

kardiovaskuler, gangguan sirkulasi, dara perifer, system respirasi,

menurunkan pergerakan paru untuk mengambil oksigen dari udara

(ekpansi paru) dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh.

B. Fisiologi Sistem Muskoskeletal

1. Tulang dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Tulang panjang : Femur, Tibia, Humerus Radialis, Ulna.

b. Tulang pipih : tulang wajah, Seapula, Ost Ilium.

c. Tulang pendek : Ruas Jari-jari, Ruas jari tangan dan kaki.

d. Tulang tak beraturan : Tulang Vertebra.

2. Persendian

Ada beberapa macam persendian yang berguna untuk bergerak :

a. Sendi Sinartrosis adalah sendi yang tidak dapat bergerak hanya

diam.

Contoh : pada persambungan tulang belakang.

b. Sendi Andiartosis adalah sendi yang dapat digerakkan sendiri.

Contoh : pada tulang antara badan vetebra.

c. Sendi Diartrosis

flexi : gerakan menekuk pada tulang lain.

Ekstensi : gerakan menarik pada tulang lain.

Abduksi : gerakan menjauhi garis tengah.

Aduksi : gerakan mendekati garis tengah.

Rotasi : gerakan memutar.

Sirkumduksi : gerakan melingkar.

3. Synovial Sendi

Merupakan suatu cairan sendi yang mempermudah gerakan.

Sendi putar

2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Sebuah ujung tepat rusuk didalam sebuah rongga cawan tulang lain

dan biasa digerakkan ke segala arah jurusan. Contoh : sendi

panggul dan sendi yang terdapat dibahu.

Sendi engsel

Suatu pertemuan bundar diterima oleh yang lain sedemikian pula

sehingga hanya berpengaruh pada suatu bidang. Contoh : sendi

siku, dam sendi lutut.

Sendi korpus

Sendi yang hanya memungkinkan perputaran dan pemutaran.

Contoh : gerakan radius disekitar ulna pronasi dan supinasi.

Sendi Kondiloidnd

Sendi yang dapat bergerak dalam satu bidang lateral kedepan dan

belakang. Contoh : pergelangan tangan.

Sendi Pelana

Sendi yang dapat bergerak dalam satu bidang tapi dapat bergerak

kesegala arah. Contoh : sendi rahang dan tulang metakarpalia

pertama (pergelangan tangan) yang dapat memberikan kebebasan

bergerak pada ibu jari sehingga berhadapan dengan jari lainnya.

4. Macam-macam Kontraksi Otot

Isotorik terjadi jika salah satu ujung otot yang lain secara bertahap

dan pendek.

Isometrik terjadi baling-baling ujung otot terdapat tekanan otot dan

otot memendek.

Tonus merupakan kontaksi lembut disebabakan stimulus yang

diulang secara tepat.

Konvulsi kontraksi suatu serabut otot abnormal.

Pasti kontraksi suatu serabut otot yang tidak sinkron yang

menyebabkan tumor.

5. Fungsi Otot

3

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Bentuk bergerak menjaga postur tubuh, memproduksi panas, akibat

perubahan kimia yang berkaitan dengan adanya aktivitas otot normal

berkontraksi bila rangsang ada.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dan mobilisasi

1) Faktor Kebiasaan

Orang yang senang merokok cenderung mempunyai pola nafas

yang pendek.

2) Faktor budaya

Wanita dijawa berpenampilan harus halus dan merasa tabu bila

menjelaskan lebih berat.

3) Faktor Penyakit dan Cidera

Penderita cidera pada urat syaraf tulang belakang berpengaruh

pada mobilitas dan aktivitas.

4) Faktor Usia

Orang yang usia pertengahan cenderung mengalami penurunan

aktivitas yang berlanjut pada usia tua.

D. Gerakan persendian

Setiap sendi pada tubuh mempunyai ROM atau rentang gerak ROM dapat

mengalami kemunduran akibat bedrest/tirah dalam waktu yang lama untuk itu

perawat perlu mengalami ROM masing-masing sendi.

E. Terdapat Lima Tipe Latihan

1) Latihan Pasif adalah latihan yang dilakukan perawat tanpa bantuan orang

lain.

2) Latihan Asisti adalah latihan yang dilakukan klien dengan bantuan

perawat. Tujuan : meningkatkan fungsi otot normal.

4

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

3) Latihan Resistive adalah latihan aktivitas terhadap tahanan yang

dihasilkan. Tujuan : memberikan tahapan untuk meningkatkan kekuatan

otot baik manual atau mekanik.

4) Latihan Aktif adalah latihan tanpa bantuan perawat. Tujuan :

meningkatkan kekuatan otot.

5) Latihan Isometric adalah secara bergantian memegangkan dan meletakkan

sementara, menjaga bagian yang dilatih dalam keadaan bergerak. Tujuan :

mempertahankan kekuatan ketika sendi diambulasi.

F. Secara manifestasi dilapangan latihan tentang gerak

1) Aduksi Bahu : gerakan dengan mekanisme dan isi tubuh kearah kepala,

lalu dikembalikan.

2) Rotasi Internal Paru : lengan ketinggian pada bahu, siku, telapak tangan

mengarah kekaki.

3) Rotasi Eksternal Paru : prinsip sama tetapi lengan diputar kedepan.

5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

G. Patofisiologi

6

MOBILISASI

Tulang

Tulang Panjang Tulang Pipih Tulang Pendek Tulang tak

Beraturan

Persendian

Sendi sinartrosis Sendi andiartrosis Sendi diartrosis

Synovial sendy

Sendi putar Sendi pelana Sendi peluru Sendi kondiloid Sendi korporus

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1) Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan dengan kerusakan neuromoskuler

2) Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan dengan rasa nyaman nyeri

3) Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan dengan pemenuhan nutrisi

4) Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan gangguan kebutuhan eliminasi

SISTEM MUSCULUSKELETAL

ROM

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

II. PENGKAJIAN

1. Riwayat Keperawatan

Masalah-masalah mobilitas

Adanya luka tirah baring dan nyeri

Faktor yang memperberat

a. Faktor kebiasaan

b. Faktor penyakit

c. Faktor budaya

d. Faktor usia

Stressor

Status/kondisi kesehatan

2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum :Composmentis

TTV :

TD normal : 110-130 mmHg (sistol)

60-80 mmHg (distol)

S normal : 36-37,5 c

Nadi normal : 70-80 x/menit

RR normal : 16-24 x/mnt

Palpasi

Palpasi saat istirahat otot

Palpasi saat otot bergerak

Nyeri tekan

Oedema

krepitasi

Inspeksi

ukuran otot lengan

atropi

malposisi

7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

kontraksi abnormal

keabnormalan susunan tulang

Perkusi

Perkusi pada abdomen

Auskultasi

Bising usus

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan dengan

kerusakan neuromoskuler

a. Tujuan :

Pasien dapat menunjukkan peningkatan mobilisasi

Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri

b. Intervensi :

BHSP

Kaji tingkat kemampuan pasien dalam melakukan

aktivitas gerak

Lakukan aktivitas aktif maupun pasif

Monitor kulit yang tertekan amati kemungkinan

dekubitus

Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi

Berikan pengetahuan pencegahan konstipasi, body

mekanik, dan posisi, latihan dan istirahat

Laukan kerjasama dengan keluarga pasien

c. Rasional :

Pasien dan keluarga lebih kooperatif

Pasien dapat mengetahui kebutuhan gerak dan

mobilisasi

Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur

Monitor gangguan integrasi kulit

Mempertahankan tonus otot

8

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Memberikan pengetahuan dalam perawtan dini

Keluarga dapat meneruskan perawatan sesudah pulang

2) Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan dengan rasa

nyaman nyeri

a. Tujuan :

Pasien tidak tampak menyeringai

Koping individu semakin baik

Skala nyeri berkurang

Pasien dapat mengetahui atau mengukur nyeri yang

dialami

b. Intervensi :

BHSP

Kaji tingkat nyeri pasien

Anjurkan pasien teknik manajemen nyeri (distraksi dan

relaksasi)

Anjurkan pasien merubah posisi senyaman mungkin

Berikan terapi nyeri

Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat

nyeri

c. Rasional :

Pasien dan keluarga lebih kooperatif

Pasien dapat mengetahui tingkat nyeri

Membantu menurunkan konsentrasi terhadap nyeri

Untuk mengurangi rasa nyeri

Untuk mengurangi rasa nyeri

Pemberian obat penghilang nyeri untuk menurunkan

rasa nyeri

3). Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan dengan

gangguan nutrisi

9

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

a. Tujuan :

Pemenuhan nutrisi dapat terpenuhi sesuai kebutuhan

b. Intervensi :

BHSP

Kaji TTV

Observasi pada px tentang kebutuhan nutrisi

Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemenuhan

nutrisi

c. Rasional :

Beri penjelasan pada pasien agar pasien mengerti dalam

tindakan yang dilakukan

Agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

4). Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan dengan

kebutuhan eliminasi

a. Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan 2 x 24jam gangguan BAK

maupun BAB pasien kembali normal

Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan faktor

penyebab konstipasi

d. Intervensi :

BHSP

Kaji warna, konsistensi, jumlah, dan waktu BAB

Berikan makanan tinggi serat dan hindari makanan

yang banyak mengandung gas dengan konsultasi ke

bagian gizi

Berikan cairan adekuat

Bantu klien dalam melakukan aktivitas pasif dan aktif

e. Rasional :

Pasien dan keluarga lebih kooperatif

10

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Pengkajian dasar untuk mengetahui adanya masalah

BAB

Menurunkan konstipasi

Membantu feses untuk lebih lunak

Meningkatkan pergerakan usus dan menguatkan otot

dasar pelvis

SUMBER

Wartona, tarwoto. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

11

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Copernito, 2000. Praktek Keperawatan. Jakarta : EGC

Buku Panduan Anatomi Fisiologi Jilid 1

Lynda Juall Carpenito Moyet. Edisi 10

Hand Out KDM

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S

DENGAN DIAGNOSA CEREBRAL VASCULAR ACCIDENT (CVA)

DENGAN GANGGUAN MOBILISASI DI RUANG KENANGA

12

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Dilaksanakan pada tanggal : 31 januari 2011

Diruang : KENANGA (no. TT5)

II. BIODATA

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 72 Tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Indonesia/Jawa

Status Perkawinan : Kawin

Pekerjaan : Fx Alri

Alamat : Jl. Pulosari no.8 Blimbing

Tanggal MRS : 13 Januari 2011 jam 19.30 WIB

No. Register : 131533

Dx Medis : CVA

Keluarga yang bisa dihubungi

Nama : Ny. S

Pekerjaan : -

Alamat : Jl. Pulosari no.8 Blimbing

Hubungan Keluarga : Istri

III. KELUHAN

1) Alasan MRS

13

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Keluarga px mengatakan px nyeri pada bagian bawah, badan px terasa

lemas dan badan panas. Px mengatakan perutnya kembung selama 3

hari.

2) Keluhan saat pengkajian

Keluarga px mengatakan px merasa badannya terasa sakit semua,

nafsu makan normal, perut kembung, badan tremor. Badan px tidak

bisa digerakkan terutama pada ekstermitas kanan bagian bawah.

3) Riwayat penyakit sekarang

Keluarga px mengatakan bahwa ada nyeri pada pinggang bagian

bawah, dan tidak bisa digerakkan. Badan px terasa lemas.juga panas

kemudian px dibawa ke rumah sakit dr. Soepraoen. Awalnya px

dibawa ke UGD dan dari hasil pemeriksaan akhirnya px disarankan

untuk dirawat inap di ruang Kenanga.

4) Riwayat penyakit dahulu

Px mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang diderita

sekarang, jika px sakit px hanya berobat di puskesmas.

5) Riwayat penyakit dahulu

Px mengatakan tidak pernah dalam keluarganya menderita penyakit

yang diderita oleh px sekarang. Tetapi ibu px mempunyai penyakit

menurun, yaitu hipertensi.

6) Pengkajian Psikososial Spiritual

Psikologis

Px tampak cemas dengan kondisi px sekarang ini. Px terlihat

gelisah dengan penyakit yang dideritanya.

Sosial

Hubungan px dengan keluarga baik, dengan adanya keluarga

dari px yang menemaninya selama di rumah sakit.

Spiritual

Px seorang muslim, dalam kesehariannya px hanya bisa berdoa

dengan berbaring karena px mengalami keterbatasan

14

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

menunaikan kewajibannya sebagai umat islam sehubungan

dengan kondisi saat ini.

IV. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

15

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

No Aktivitas Di rumah Di rumah sakit

1 Makan Keluraga kx mengatakan

kx makan 3x sehari,

dengan kompisisi nasi,

sayur, lauk kadang di

tambah dengan buah.

Keluarga kx mengatakan

selama di rs px makan 3x

sehari dengan kompisisi

tim,sayur,lauk.dan kx sudah

bisa menghabiskan porsi

yang di sediakan.

2 Minum Keluarga kx mengatakan

kx minum 4-5 gelas air

putih/hari dan kadang

minum teh dan susu.

Keluarga kx mengatakan kx

minum 8 gelas/hari atau

2500 cc.

3 Eliminasi bab Keluarga kx mengatakan

BAB kx rutin dengan

konsistensi lunak.warna

kuning dan bau khas feses.

Keluarga px mengatakan

bahwa px BAB sulit,2 hari

sekali BAB dengan

konsistensi feses lunak

warna kuning bau khas

feses.

4 Eliminasi bak Keluarga kx mengatakan

BAK kx 3-4 kali sehari

dengan konsistensi warna

kuning dan bau khas urine.

Saat di rumah sakit klien

menggunakan kateter,klien

mengeluarkan urine 1200

cc/hari.

5 Istirahat tidur Keluarga kx mengatakan kx tidur 9 jam perhari mulai jam 20.00 sampai jam 05.00 dan tidur siang 2 jam pada jam 13.00 sampai jam 15.00.

Selama di rumah sakit kx

tidur 8 jam perhari.

16

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

6 Pola aktivitas Keluarga klien

mengatakan kx dapat

melakukan semua aktivitas

pribadi secara mandiri

tanpa bantuan orang lain

Keluarga kx mengatakan

selama di rs kx hanya bisa

berbaring di tempat

tidur,dan kx tidak dapat

melakukan aktivitas secara

mandiri.

V. PEMERIKSAAN FISIK

a) Keadaan umum

Kesadaran : composmentis

Status nutrisi : tim TKTP

b) TTV

Tekanan darah : 150 / 90 mmHg

Suhu : 36 c

Nadi : 80x / menit

Rr : 20x / menit

c) Pengkajian sistem Intergumen

Kulit : warna kecoklatan, tugor kulit normal

Rambut : beruban, tumbuh merata

Kuku : panjang, kotor

d) Kepala dan leher

Kepala : bundar, tidak ada luka dan benjolan

Mata : simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.

Hidung : simetris, tidak ada scret.

Mulut : bibir kering.

e) Sistem respirasi

Inspeksi : dada simetris, kembang kempis normal.

17

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Palpasi : nyeri tekan tidak ada.

Perkusi : suara resonan

Auskultasi : suara nafas teratur, tidak ada suara ronkhi dan whezing.

f) Sistem pencernaan

Inspeksi : tidak terdapat benjolan.

Auskultasi : terdengar bising usus 12x/menit.

Perkusi : bunyi tymponi.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

g) Sistem ekstermitas

Keterangan :

4 : tidak begitu kuat

5 : kekuatan utuh

2 : mampu menahan grafitasi tapi dengan sentuhan akan

jatuh.

h) Sytem persyarafan

GCS : 4 / 2 / 5 keterangan :

4 : mata terbuka secara spontan

2 : mampu merespon

5 : orientasi tempat, waktu baik.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal 13 Januari 2011

Hemoglobin : 13,1 (12-17d/dl)

Leokosit : 16-300 (4-10 ribu/cmm)

LED : 12 (4-20 mm/1jam)

Trombosit : 240.000 (150-450 ribu)

DIABETES

Glukosa sesaat : 171 (70-110 mg/dl)

FAAL GINJAL

Ureum : 39 (15-45 mg/dl)

18

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Kreatinin : 1,42 (0,7-1,4 mg/dl)

FAAL HATI

SGOT : 16 (<33 U/L)(37c)

SGPT : 14 (<35 U/L)(37c)

Tanggal 14 Januari 2011

DIABETES

Glukosa sesaat : 99 (70-110 mg/dl)

Reduksi : TK (negatif)

Tanggal 24 Januari 2011

FAAL HATI

SGOT : 16 (<33 U/L)(37c)

SGPT : 14 (<35 U/L)(37c)

VII. TERAPI MEDIS

Brain Act 2x1

Alinamin F 1x1

Ulsikur 2x1

Lasix 1x1

Ozid 2x1

Ceftriaxone 2x1

Toradol 3x1

19

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

ANALISA DATA

Nama : Tn. S

Dx Medis : CVA

No. Reg : 131533

No

.

Pengelompokan data Penyebab Masalah

1. DS :

keluarga px mengatakan badan

px tidak bisa digerakkan dan

badan px lemas.

DO :

- px terbaring lemas di tempat

tidur.

-

Keterangan :

4 : tidak begitu kuat

5 : kekuatan utuh

2 : mampu menahan grafitasi

tapi dengan sentuhan akan

jatuh.

TTV

Td : 150/90 mmHg

N : 80x/menit

S : 36c

Rr : 20x/menit

Kerusakan

neuromoskuler

Gangguan

mobilisasi fisik

2. DS :

Keluarga px mengatakan px

Kerusakan Gangguan rasa

20

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

merasa nyeri pada pinggang

bagian bawah.

DO :

Px menyeringai

Skala nyeri sedang (6)

neuromoskuler nyaman nyeri

21

Page 22: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Tn. S

Dx Medis : CVA

No. Reg : 131533

No Diagnosa Keperawatan TTd

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi berhubungan

dengan kerusakan neuromoskuler.

DS : Keluarga px mengatakan badan px lemas dan tidak

bisa ddigerakkan.

DO :

px terbaring lemas ditempat tidur.

Ekstermitas

Ket :

4 = Tidak begitu kuat

5 = Kekuatan utuh

2 = Sedikit bisa digerakkan tapi

tidak bisa menahan.

TTV

Tekanan Darah = 150 / 90 mmHg

Nadi = 80x / menit

Suhu = 36 c

Rr = 20x / menit

2. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan

neuromoskuler.

DS : Keluarga px mengatakan merasakan nyeri pada

22

Page 23: LAPORAN PENDAHULUAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOENPROGRAM STUDI KEPERAWATAN

pinggang bagian bawah.

DO :

px terbaring lemas ditempat tidur.

Px tampak menyeringai.

Skala nyeri = 6

TTV

Tekanan Darah = 150 / 90 mmHg

Nadi = 80x / menit

Suhu = 36 c

Rr = 20x / menit

23