Laporan PBL 3 Blok Respirasi 2014

download Laporan PBL 3 Blok Respirasi 2014

of 48

description

pBL

Transcript of Laporan PBL 3 Blok Respirasi 2014

1. PENDAHULUAN

Pbl Kasus Ke: 3Kelompok: 1Hari/Tgl Tutorial: Senin dan rabu, 17-19 Maret 2014.

1. SkenarioInfo IWijaya, seorang anak laki-laki usia 7 bulan datang ke Rumah Sakit diantar ibunya dengan keluhan utama demam tinggi dan batuk. Pasien mengalami demam, pilek dan batuk sejak 4 hari yang lalu. Dua hari sebelumnya anak sudah dibawa berobat ke Puskesmas dan mendapat obat Parasetamol dan OBH. Satu hari sebelum datang ke Rumah sakit kondisi memberat, batuk tambah sering dan berlendir, demam semakin tinggi dan sesak nafas. Anak masih bisa makan dan minum sedikit-sedikit, anak tidak muntah, tidak kejang dan tidak letargis.Anak Tersebut lahir dengan berat badan 3,2 kg, lahir spontan dan cukup bulan. Riwayat imunisasi dan pemberian vitamin A di posyandu lengkap dan sesuai jadwal. Riwayat pemberian ASI hanya 3 bulan, kemudian disambung susu formula dan sudah diberikan makanan berupa pisang sejak usia 4 bulan. Ibunyanmengeluhkan wijaya nampak lebih kurus dari anak seusianya.Info IIHasil pemeriksaan fisik :KU: rewel,gelisah, nampak sesakBerat badan: 6,5 kgPanjang badan: 68 cmVital Sign: Suhu: 39.20CRespirasi: 60x/menitNadi: 130x/menitKepala:1. Hidung: nafas cuping (+)Conchae edema (-), Hiperemi (-), discharge serous (-)1. Bibir: sianosis (-)1. Faring: Hiperemi (+), discharge (+)1. Tonsil: T2-2, hiperemi (+)Pemeriksaan Thoraks :Inspeksi : simetris, nafas tampak memburu, retraksi (+) pada dinding dada bagian bawahPalpasi: hantaran paru meningkat, kanan = kiriPerkusi: sonor, sebagian redupAuskultasi: ronchi basah halus nyaring (+)/(+)Abdomen: supel,peristaltic (+) N,Nyeri Tekan (-),Hepar/Lien tidak teraba Ekstremitas: akral dingin (-),telapak tangan tidak pucat dan bengkak pada kedua tungkai (-)

Info IIIHasil pemeriksaan darah :Hb: 12 g%Ht: 38%Eritrosit: 4.5 jutaLeukosit: 18.000Trombosit: 200.000Hitung Jenis: 0/2/9/65/25/5

Radiologi: Bronchovaskuler meningkat. Terdapat gambaran infiltrat pada kedua lapang paru

1. PEMBAHASAN

A. Klarifikasi IstilahB. Batasan MasalahNama : WijayaUsia: 7 bulanJenis kelamin: Laki-lakiKeluhan utama: Demam tinggi dan batukOnset: 4 hariKeluhan penyerta: sesak nafasProgresifitas: makin memberatRPD: 1. Riwayat imunisasi dan pemberian vitamin A di posyandu lengkap1. Riwayat pemberian ASI hanya 3 bulan1. Dua hari sebelumnya anak sudah dibawa berobat ke Puskesmas dan mendapat obat Parasetamol dan OBH

C. Analisis Masalah2. Anatomi Sistem Pernapasan Bawaha. Trachea (1)Trachea berpangkal di leher, di bawah cartilage cricoidea larynx setinggi corpus vertebrae cervicalis VI. Ujung bawah trachea terdapat di dalam thorax setinggi angulus sterni (pinggir bawah vertebrae thoracica IV) membelah menjadi berochus principalis dextra dan brochus principallis sinistra. Bifurcation trachea ini disebut carina (2). pada inspirasi dalam carina turun sampai setinggi thoracica VI (Pabst, 2006).b. Bronchus

Keterangan :1. Trakea2. Carina (refleks batuk)3. Bronkus primer dextra4. Bronkus primer sinistra3421

Bronchus dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Bronchus principalis ada dua yaitu dextra dan sinistra. Terdapat perbedaan antara keduanya yaitu:perbedaanBronkus primer dextra (3)Bronkus primer sinistra (4)

PanjangLebih pendek ( 1 inchi / 2,5 cm)Lebih panjang (2 inchi / 5 cm)

LebarLebih lebarLebih sempit

KemiringanLebih tegak / lebih vertikalLebih mendatar / lebih horizontal

Sebelum masuk hilusBercabang jadi: brondhus lobaris superior dextra dan gabungan bronchus lobaris medius et inferiorTidak bercabang

Sesudah masuk hilusBronchus gabungan terpisah menjadi Bronchus lobaris medius et Bronchus lobaris inferior dextraBronchus principalis sinsitra bercabang menjadi: bronchus lobaris superior sinistra dan bronchus lobaris inferior sinistra.

b. Bronchus lobarisc. Bronchus segementalis (Pabst, 2006).

c. Pulmo

(Bronchi lobares dan segmentalis diproyeksikan pada paru dan digambar dengan warna yang berbeda)Konsistensi:lunak, seperti spons, elastisWarna:merah muda (pada anak), gelap berbintik (semakin tuan dan paparan >>)Bentuk:kerucutLetak:cavitas thoracica bagian lateral mediastinumPulmo dibungkus oleh selaput yang disebut pleura. Pleura ada dua macam yaitu:a. Pleura parietalis, menempel ke dinding thoraksb. Pleura visceralis, menempel langsung ke pulmoDiantara pleura parietalis dan pleura visceralis terdapat cavum pleura.Bagian Pulmo:a. Apex pulmonalisb. Basis pulmonalis

pulmo dextra dilihat dari lateral pulmo sinistra dilihat dari lateral

Facies pulmo a. Facies costalisb. Facies mediastinalis : terdaoat cetakan pericardium, pada pertengahan terdapat hilum pulmonis (cekungan tempat masuknya radix pulmonis).c. Facies diaphragmaticad. Facies vertebralisMargo pulmo:a. Margo anteriorb. Margo posteriorc. Margo inferior (berubah saat bernapas).Khas pada bagian pulmo sinistra: Margo inferior : incisura cardiac pulmo sinistra (bagian yang menjorok ke dalam) Margo posterior : terdapat impresio cardiac pulmo sinistra (karena terdapat jantung)Lobus Pulmo:a. DextraLobus superior pulmo dextraLobus medius pulmo dextraLobus inferior pulmo dextrab. SinistraLobus superior pulmo sinistraLobus inferior pulmo sinistraLingual pulmo sinistra

Fissure pulmo:a. Fissura oblique pulmo dextra et sinistra Dari spina scapula ke bawah, lateral dan anterior Mengikuti costa VI sampai artoculatio costochondralis VIb. Fissura horizontal sepanjang pulmo dextra Garis horizontal sepanjang cartilage costalis IV sampai berpotongan dengan fissure oblique pulmo dextra (Pabst, 2006).

Hiatus pulmonalis / hilum pulmonalis: Terdapat pada pertengahan facies mediastinalis Cekungan tempat masuk dan keluarnya radix pulmonalis Radix pulmonalisYang masuk dan keluar paru terdiri atas:a. Arteriae dan Venae Pulmonalis (membentuk vasa pulmonalis)b. Pembuluh limfec. Arteriae dan Venae bronchialis (membentuk vasa bronchialis)d. Plexus nervosus pulmonis ( cabang dari n. Vagus)

Pembagian segmenta bronchopulmonalia:1. Pulmo dextraa. Lobus superior Segmentum apicale (I) Segmentum posterius (II) Segmentum anterius (III)b. Lobus medius Segmentum laterale (IV) Segmentum mediale (V)c. Lobus inferior Segmentum superius (VI) Segmentum basale mediale (VIII)* Segmentum basale laterale (VIII) Segmentum basale posterius Segmentum basale anterius

*Segmen ini umumnya bukan segmen yang independen, tetapi menyatu dengan segmen basal anterior2. Pulmo sinistraa. Lobus superior Segementum apocoposterius (I+II) Segmentum anterius (III) Segmentum lingulare superius (IV) Segmentum lingulare inferius (V)b. Lobus inferior Segementum superius (VI) Segmentum basale mediale (VII)* Segmentum basale anterius (VIII) Segmentum basale posterius (IX) Segmentum basale laterale (X)

*Segmen ini umumnya bukan segmen yang independen, tetapi menyatu dengan segmen basal anterior.

Vaskularisasi pulmo:Arteriae dan Venae bronchiales bronchi, jaringan ikat pulmo, pleura visceralis nutrisi untuk pulmoArteriae, venae pulmonalis, dan cabang cabang terminalnya alveoli, jaringan ikta septum intersegmentalis untuk pertukaran oksigen.

Aliran limfe pulmo, berasal: Plexus superficialis dan Plexus profundus nodi bronchopulmonales

Persarafan pulmo: saraf otonom simpatis dan parasimpatis dan ujung ujung eferen dan eferennya pada plexus pulmonalis (Pabst, 2006).3. Histologi Sistem Pernapasan Bawah

Bronkus primer kiri dan kanan bercabang membentuk 3 bronkus pada paru-paru kanan dan 2 bronkus pada paru-paru kiri. Bronkus-bronkus ini bercabang berulang-ulang membentuk bronkus-bronkus yang lebih kecil, dan cabang-cabang terminalnya dinamakan bronkiolus. Masing-masing bronkiolus bercabang-cabang lagi membentuk 5 7 bronkiolus terminalis. Tiap-tiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi 2 bronkiolus respiratorius atau lebih.Histologi bronkus terdiri dari lapisan mukosa, submukosa, dan lapisan adventitia. Lapisan mukosa terdiri dari lapisan sel-sel epitel silindris berlapis semu bersilia dengan lamina propria yang tipis (dengan banyak serabut elastin), limfosit yang tersebar dan berkas otot polos yang silang menyilang tersusun seperti spiral.Limfosit dapat berupa nodulus limfatikus terutama pada percabangan bronkus.Lapisan submukosa terdiri dari alveoli dari kelenjar mukosa dan seromukosa. Padal apisan adventitia terdapat tulang rawan berupa lempeng lempeng tulang rawan dan jaringan ikat longgar dengan serabut elastin.4. Menentukan Diagnosis Differensial a. PneumoniaPneumonia dalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh non mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksis, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (PDPI, 2003).Bronkopneumonia adalah pneumonia yang berdasarkan predileksi infeksi ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapang pandang paru. Dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus (PDPI, 2003).

Rudan et al 2008 melaporkan 3 kelompok faktor risiko yang mempengaruhi insidensi pneumonia pada anak (Said, 2010):a. Faktor risiko yang selalu ada (definite risk factors) meliputi gizi kurang, berat badan lahir rendah, tidak ada atau tidak memberikan ASI, polusi udara dalam ruang, dan pemukiman padat. b. Faktor risiko yang sangat mungkin (likely risk factors)c. Faktor risiko yang masih mungkin (possible risk factors)Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit dan kematian, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk memperbesar risiko), pemberian ASI ( ASI eksklusif mengurangi risiko), suplementasi vitamin A (mengurangi risiko), suplementasi zinc (mengurangi risiko), bayi berat badan lahir rendah (meningkatkan risiko), vaksinasi (mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar terutama asap rokok dan asap bakaran dari dapur (meningkatkan risiko) (Kartasasmita, 2010). Faktor lain yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas ISPA adalah pendidikan ibu dan status sosio-ekonomi keluarga. Makin rendah pendidikan ibu, makin tinggi prevalensi ISPA pada balita (Kartasasmita, 2010).

EtiologiPenyebab pada anak dari studi mikrobiologik ditemukan penyebab utama bakteriologik anak-balita adalah Streptococcus pneumoniae/pneumococcus (30-50% kasus) dan Hemophilus influenza type b/Hib (10-30% kasus), diikuti Staphylococcus aureus dan Klebsiela pneumoniae pada kasus berat. Bakteri lain seperti Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia spp, Pseudomonas spp, Escherichia coli (E coli) juga menyebabkan dapat menyebabkannya (Said, 2010).Penegakkan Diagnosis0. Anamnesis Keluhan utama yang sering terjadi pada pasien pneumonia adalah sesak napas, peningkatan suhu tubuh, dan batuk. Pada pasien dengan pneumonia, keluhan batuk biasanya timbul mendadak dan tidak berkurang setelah meminum obat batuk yang biasanya tersedia di pasaran. Pada awalnya keluhan batuk yang tidak produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan mucus purulen kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, dan seringkali berbau busuk. Pasien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil. Adanya keluhan nyeri dada, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, lemas, dan kepala nyeri.

2. Gambaran Klinis Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil, suhu tubuh kadang-kadang melebihi 40oC, sakit tenggorok, nyeri otot, dan sendi. Juga disertai batuk, dengan sputum purulen, kadang-kadang berdarah (Supandi, 1992). Pada pasien muda atau tua dan pneumonia atipikal (misalnya Mycoplasma), gambaran nonrespirasi (misalnya konfusi, ruam, diare) dapat menonjol.

2. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan laboratorium tes darah rutin terdapat peningkatan sel darah putih (White blood Cells, WBC) biasanya didapatkan jumlah WBC 15.000-40.000/mm3, jika disebabkan oleh virus atau mikoplasme jumlah WBC dapat normal atau menurun (Supandi, 1992; Jeremy, 2007). Dalam keadaan leukopenia laju endap darah (LED) biasanya meningkat hingga 100/mm3, dan protein reaktif C mengkonfirmasi infeksi bakteri. Gas darah mengidentifikasi gagal napas (Jeremy, 2007). Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati. Kadang-kadang didapatkan peningkatan kadar ureum darah, akan tetapi kreatinin masih dalam batas normal. Gambaran radiologis pada pneumonia tidak dapat menunjukkan perbedaan nyata antara infeksi virus dengan bakteri. Pneumonia virus umumnya menunjukkan gambaran infiltrat intertisial dan hiperinflasi. Pneumonia yang disebabkan oleh kuman Pseudomonas sering memperlihatkan adanya infiltrate bilateral atau bronkopneumonia.

b) BroncopneumoniaPenegakkan Diagnosis:1. AnamnesisBronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-400C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.2. Pemeriksaan Fisik-Keadaan umum : keadaan umum pasien pneumonia biasanya lemah, karena adanya keluhan sesak napas yang diderita,- Vital Sign : hasil vital sign pasien pneumonia biasanya akan menunjukkan peningkatan suhu tubuh karena terjadi infeksi, pernapasan akan meningkat karena sesak napas, dan jika tidak ada komplikasi sistemis, maka tekanan darah tidak akan mengalami masalah.Inspeksi : 1. Gelisah2. Malaise3. Merintih4. Demam5. Kadang mual muntah6. Batuk7. Sesak nafas8. Nafas cuping hidung9. Retraksi dada suprasternal, intercostal ataupun subcostal10. Sianosis sekitar hidung dan mulut Palpasi : fokal fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit. Perkusi : Sonor memendek sampai beda. Auskultasi : Suara pernafasan mengeras (vesikuler mengeras) disertai ronki basah halus sampai sedang.3. Pemeriksaan Penunjang1. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, dengan predominan PMN. Terjadi pergeseran ke kiri. Leukositosis >30.000/mm3 hampir selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada keadaan bakteremia, dan resiko terjadinya komplikasi lebih tinggi.2. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.3. Peningkatan LED (tidak spesifik).4. Kultur dahak dapat positif pada 20 50% penderita yang tidak diobati. Selain kultur dahak, biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat swab). Namun pada anak kurang berguna. 5. Analisa gas darah (AGDA) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.6. Pemeriksaan radiologi menunjukkan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.

c) BronkiektasisA. DEFINISIpelebaran bronkus yang disebabkan oleh kelemahan dinding bronkus yang sifatnya permanen.B. ETIOLOGIdapat menyebabkan perubahan dilatasi bronkus disertai destruksi dinding bronkus dan jaringan paru sekitarnya, yang dapat mengakibatkan erosi arteri bronkialis di bawahnya. Erosi ini mengeluarkan darah dalam bronkus dan menimbulkan hemoptisis. Faktor penyebab bronkiektasis adalah infeksi bronkopulmonar kronis, fibrosis kistik, dan kompresi atau obstruksi oleh benda asing, anomali pembuluh darah, pembesaran jantung, atau tumor

C. PATOGENESIS

Destruksi ototRadang pada bronkus

Mukopus pada bronkus terinfeksiJaringan elastik

Tulang rawan

Mukopus memiliki viskositas tinggi dan keelastisan sulit dibersihkan

Mukopus mudah untuk pertumbuhan mikrobakteri

Neutrofil yang dapat merusak jaringan paruMukopus mengandung

Substansi yang menghambat silia

Pelebaran bronkus

Dinding bronkus menjadi lemah

Bronkiektasis

D. TANDA GEJALA 1. Batuk kronik produktif2. Produksi sputum meningkat (kadang kental, bau, atau campur darah)3. Sesak napas4. Nyeri dada5. Wheezing6. Demam7. Mudah lelah8. BB turun9. Anemia10. Sianosis11. Jari tabuh tangan dan kakiE. PENEGAKAN DIAGNOSIS1. Anamnesisa. Batuk kronik berdahak mukopurulen/purulen dalam jumlah banyak (wetbronchiectasis). Volume sputum 24 jam dapat digunakan sebagai indikator berat ringanpenyakit. Menurut Ellis dan kawan-kawan, berdasarkan volume sputum, derajatbronkiektasis dibagi menjadi:1) volume sputum 150 ml/hari merupakan bronkiektasis berat.b. Batuk berulang tanpa dahak, kadang disertai batuk darah(dry bronchiectasis). Batuk darah bisa mengancam jiwa karena berasal dari arteri bronkialis dengantekanan sistemik. Batuk darah dapat dijumpai 50 % kasusc. Sesak nafas dan wheezing bisa dijumpai dan lebih persisten bila penyakitbertambah progresif.d. Penurunan berat badane. Demam berulangf. Lelahg. Sesak nafash. Clubbing fingers (jari-jari tangan menyerupai tabung genderang)2. Pemeriksaan FisikDitemukan ronki basah yang jelas pada lobus bawah yang terkena dan keadaannya menetap dari waktu ke waktu, atau ronkibasah ini hilang sesudah pasien mengalami drainase postural. Dan timbul lagi padawaktu lain. Apabila bagian paru yang diserang amat luas dapat terjadi retraksi dinding dada dan berkurangnya gerakan pada dada daerah yang terkena serta dapat terjadipergeseran mediastinum ke daerah paru yang terkena. Wheezing sering ditemukan apabila terjadi obstruksi bronkus.3. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan Radiologis1) Foto thoraxDengan pemeriksaan foto thoraks, maka pada bronkiektasis dapatditemukan gambarana) Ring shadowTerdapat bayangan seperti cincin dengan berbagai ukuran (dapatmencapai diameter 1 cm). dengan jumlah satu atau lebih bayangan cincinsehingga membentuk gambaran honeycomb appearance atau bounchesof grapes. Bayangan cincin tersebut menunjukkan kelainan yang terjadipada bronkus.b) Tramline ShadowGambaran ini dapat terlihat pada bagian perifer paru-paru. Bayangan ini terlihat terdiri atas dua garis paralel yang putih dan tebal yang dipisahkan oleh daerah berwarna hitam. Gambaran seperti inisebenarnya normal ditemukan pada daerah parahilus. Tramlineshadow yang sebenarnya terlihat lebih tebal dan bukan pada daerahparahilus.c) Tubular shadowMerupakanbayangan yang putih dantebal. Lebarnya dapatmencapai 8 mm. gambaranini sebenarnya menunjukkan bronkus yang penuh dengan sekret.Gambaran ini jarang ditemukan, namun gambaran ini khas untukbronkiektasisd) Glove finger shadow menunjukkan bayangan sekelompok tubulusyang terlihat seperti jari-jari pada sarung tangan2) BronkhografiBronkografi merupakan pemeriksaan foto dengan pengisian mediakontras ke dalam sistem saluran bronkus pada berbagai posisi (AP,Lateral, Oblik). Pemeriksaan ini selain dapat menentukan adanyabronkiektasis, juga dapat menentukan bentuk-bentuk bronkiektasis yang dibedakan dalam bentuk silindris (tubulus, fusiformis), sakuler (kistik) danvarikosis

3) CT- scan thoraxCT-Scan dengan resolusi tinggi menjadi pemeriksaan penunjangterbaik untuk mendiagnosis bronkiektasis, mengklarifikasi temuan darifoto thorax dan melihat letak kelainan jalan nafas yang tidak dapat terlihatpada foto polos thorax4) shdsb. Tes fungsi faal paru

c) Asma BronkialA. DefinisiAsma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut menyebabkan peradangan. Penting diketahui bahwa penyempitan ini bersifat sementara/reversible (Ohrui, 2003). Asma bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (Rengganis, 2008).B. EtiologiAsma bronkial terjadi di segala usia, tetapi dominan pada anak-anak. Menurut etiologinya, asma merupakan penyakit heterogen. Faktor genetik (atopik) dan lingkungan, seperti virus, paparan pekerjaan, dan alergen, memiliki kontribusi dalam inisiasi dan kontinuasi (Kumar, 2007). Atopi merupakan faktor resiko yang paling banyak dalam perkembangan asma. Asma alergik sering kali dihubungkan dengan riwayat penyakit individu dan/atau keluarga seperti rhinitis, urtikaria, dan eksim dengan reaksi bengkak dan rasa terbakar pada kulit terhadap injeksi ekstrak antigen dari udara secara intradermal dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan/atau dengan respon positif terhadap tes provokasi yang melibatkan inhalasi antigen spesifik (Kumar, 2007).Penderita asma tanpa riwayat alergi individu maupun keluarga, dengan tes kulit yang negatif, dan dengan kadar IgE serum yang normal, yang oleh karena itu tidak dapat dikelompokkan menurut mekanisme imunologis yang telah dijelaskan sebelumnya, disebut asma nonatopik. Pada umumnya, asma yang terjadi pada anak memiliki komponen alergik yang kuat, sedangkan asma yang berkembang kemudian memiliki etiologi nonalergik atau campuran (Kumar, 2007).C. Tanda dan GejalaTanda dan gejala utama yang bisa dijumpai pada penderita asma bronkial (Patel, 2008) adalah :1. dispneu (sesak nafas)2. batuk3. mengi4. memburuk saat malam hari (nocturnal)5. laju respirasi 25x per menit6. denyut jantung 110x per menit7. PEFR (peak expiratory forced volume) 50% nilai prediksi

F. Penegakan Diagnosis1. AnamnesisPasien asma bronkial akan mengeluhkan gejala klasik berupa batuk, mengi, dan sesak nafas. Pada awal timbulnya gejala dada akan terasa berat. Apabila terdapat alergi maka pasien juga akan mengeluhkan pilek dan bersin. Pada fase lanjut akan ditemukan batuk disertai sekret mukoid sampai dengan purulen. Asma ini sering muncul saat malam hari dan dapat diperparah oleh kegiatan jasmani. Pasien umumnya memiliki riwayat atopi dimasa kecil (misalnya dermatitis atopi) atau rhinitis alergika yang persisten (Patel et al., 2008)Pada penggalian riwayat keluarga akan didapatkan riwayat atopik maupun alergi pada orangtua atau saudara. Pasien akan mengeluhkan gejala setelah terpapar berbagai faktor pencetus, misalnya tungau debu rumah, asap, parfum, keadaan emosional, maupun terkait keadaan hormonal (misalnya sedang menstruasi atau hamil) (Ferri, 2011).2. Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik dasar akan didapatkan berbagai kelainan sebagai berikut (McFadden, 2005) :a. posisi pasien duduk dengan menyangga ke depanb. otot pernafasan bekerja kerasc. bernafas cepat dan dalam saat serangand. ekspirasi memanjange. wheezing pada auskultasif. dada hiperinflasig. laju respirasi 25x per menith. denyut jantung 110x per meniti. sianosis3. Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan darah rutin (dijumpai eosinofilia >8%)b. Pemeriksaan sputumPada pemeriksaan ini akan dijumpai eosinofil. Namun jika ditemukan neutrofil kita dapat mencurigai bronkitis sebagai salah satu diagnosis banding. Dapat pula ditemukan kristal Churcot-leyden dan spiral curschmann secara sitologis. Kemudian pada pasien akan didapatkan nilai IgE (total dan spesifik) pada sputum yang mengalami peningkatan sehingga mendukung riwayat atopik (McFadden, 2005).c. Skin prick testPada pemeriksaan ini akan dijumpai pasien hipersensitif terhadap alergen tertentu yang distimulasi pada kulit sehingga mendukung riwayat atopik (McFadden, 2005).d. Foto thoraxPemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain obstruksi jalan nafas (misalnya pneumothorax, atelektasis) (McFadden, 2005).e. SpirometriSpirometri merupakan sebuah metode pemeriksaan untuk mengetahui dan mengukur fungsi fisiologis paru serta mengetahui ada tidaknya kelainan. Dalam analisis hasil spirometri akan dijumpai penurunan FEV1