Laporan Parasetamol Sirup

49
BAB I PENDAHULUAN Paracetamol (Asetaminofen) merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 101.0% C 8 H 9 NO 2 , dihitung terhadap zat anhidrat. Parasetamol merupakan serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutannya larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol. BM Parasetamol 151.16. (FI III, 1979). Karakteristik Bahan Obat (Martindale Ed.36) Nama Bahan Obat : Paracetamol Sinonim : N-Acetyl-p-aminofenol, Acetaminophen Struktur Kimia : Efek Terapeutik : Analgesik, antipiretik Farmakodinamik Efek analgesik paracetamol dan fenisetin serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan/mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya mnurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasar efek sentral seperti salisilat. Efek anti inflamasi Sangay lemah, oleh karena itu paracetamol dan fenisetin tidak digunakan sebagai anti rematik. Paracetamol merupakan penghambat biosíntesis PG yang lemah. Efek iritasi erosi dan pendarahan 1

description

_

Transcript of Laporan Parasetamol Sirup

BAB I

PENDAHULUAN

Paracetamol (Asetaminofen) merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 101.0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Parasetamol merupakan serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutannya larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol. BM Parasetamol 151.16. (FI III, 1979).

Karakteristik Bahan Obat (Martindale Ed.36)

Nama Bahan Obat : ParacetamolSinonim : N-Acetyl-p-aminofenol, AcetaminophenStruktur Kimia :

Efek Terapeutik : Analgesik, antipiretik

Farmakodinamik

Efek analgesik paracetamol dan fenisetin serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan/mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya mnurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasar efek sentral seperti salisilat.

Efek anti inflamasi Sangay lemah, oleh karena itu paracetamol dan fenisetin tidak digunakan sebagai anti rematik. Paracetamol merupakan penghambat biosíntesis PG yang lemah. Efek iritasi erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada kedua ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa. (Ganiswara, 1995).

Farmakokinetik

Parasetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%) dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. Obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai Parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. (Ganiswara, 1995).

1

Efek Samping

Efek samping dari Parasetamol adalah jarang dan biasanya ringan, meskipun reaksi hematologis termasuk trombositopenia, leukopenia, pansitopenia, neutropenia, dan agranulositosis telah dilaporkan. Kulit ruam dan reaksi hipersensitivitas lainnya terjadi sesekali. Hipotensi telah dilaporkan jarang dengan penggunaan parenteral. Overdosis dengan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dan kadang-kadang nekrosis tubular ginjal akut. (Martindale Ed.36).

Organoleptis

Warna : PutihBau : Tidak berbauRasa : Sedikit pahit

Karakteristik Fisika-Kimia

- Kelarutan

1 bagian parasetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 7 sampai 10 bagian etanol (95%), dalam 13 bagian aseton, 40 bagian gliserol, dan dalam 9 bagian propilenglikol, larut dalam alkali hidroksida membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1 sampai 6,5. (FI III, 1979).

- Mikroskopis

Bentuk kristal yakni hablur atau serbuk hablur. (FI III, 1979).

- Titik Lebur

Antara 168˚ - 172˚C.

- Higroskopisitas

Parasetamol menyerap kelembapan dengan jumlah yang tidak signifikan pada suhu 25˚ C pada kelembapan relatif sampai 90 % (Pharmaceutical Grade). pKa = 9,5 pada suhu 25 ˚C. (Codex)

- Stabilitas

Parasetamol sangat stabil dalam aquadest. Waktu paruhnya yang didapar pada pH 6 diperkirakan 21,8 tahun, degradasi dikatalis oleh asam dan basa dan waktu paruhnya 0,73 tahun. Pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil degradasinya adalah p-aminofenol dan asam asetat. (Martindale Ed.36).

2

PERHITUNGAN DOSIS

Dosis literature (Martindale Ed.29):0.5 to 1 g ; up to 4 g daily in divided doses children up to 1 year, 120 mg; 1 to 5 year, 250 mg; 6 to 12 year ; 250 to 500 mg

Konsumen yang dituju : 1 - 12 tahunAnak-anak pada rentang 1 – 12 tahun lebih mudah untuk meminum obat dalam bentuk cairan/larutan daripada bentuk tablet.

Dosis pemakaian Anak 1 – 6 tahun : 120 – 250 mgAnak 6 – 12 tahun : 250 – 500 mgLama pengobatan : 3 hari

Bila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 120 mg Parasetamol, maka dosis yang dipakai :1 – 6 tahun = 1 – 2 sendok takar 6 – 12 tahun = 2 - 4 sendok takar

›› Dipilih dosis 120 mg/5 ml karena lebih efisien dalam pembuatan sediaan dan pemakaiannya bisa untuk semua konsumen.

PERTIMBANGAN KEMASAN

Volume yang dibutuhkan :1 – 6 tahun : 1 – 2 sendok takar (120 mg/5 ml)1 hari = (5 ml – 10 ml) × 4 = 20 ml – 40 ml3 hari = (20 ml – 40 ml) × 3 = 60 ml – 120 ml6 – 12 tahun : 2 – 4 sendok takar (120 mg/5 ml)1 hari = (10 – 20 ml) × 4 = 40 ml – 80 ml3 hari = (40 – 80 ml) × 3 = 120 ml – 240 ml

›› Dipilih kemasan terkecil 120 ml karena lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dituju (anak usia 1-12 tahun) dan karena pertimbangan jumlah pemakaian (untuk 3 hari) dibuat untuk tidak bisa banyak karena pertimbangan stabilitas bahan aktif pada penyimpanan yang terlalu lama serta agar bisa meminimalisir sisa obat.

PERSYARATAN BENTUK SEDIAAN

Definisi Literatur

Sediaan sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O4 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. (Ansel, 1989).

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal : terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling tercampur. (FI IV, 1995).

3

Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven – air. (FI IV, 1995).

Syarat Sediaan Sirup

- Larutan berwarna jernih.- Berasa manis.- Mengandung satu jenis obat atau lebih dapat juga berupa cairan berwarna.

SPESIFIKASI SEDIAAN YANG DIINGINKAN

Bentuk sediaan : SirupKadar bahan aktif : < 90%Dosis : 120 mg/5 mlpH Sediaan : ± 6.0Viskositas : -Wadahpenyimpanan : BotolKemasan terkecil : 120 mlWarna : OranyeBau : JerukRasa : Manis

RANCANGAN FORMULA

SENYAWA AKTIF EFEK / KHASIAT EFEK SAMPING

Parasetamol(Asetaminofen)

AnalgesikAntipiretik

Gangguan PencernaanHipersensitifitasKelainan DarahHepatoksisitasMual, Muntah, Anorexia

KARATERISTIK FISIKA – KIMIA KET. KHUSUS

1. Karateristik FisikaKelarutan dalam air : Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1 N dan mudah larut dalam etanol Bentuk : Serbuk hablur, putih, tidak berbau,

rasa seperti pahit Tahan pemanasan Mudah terbasahi TL : 168˚ - 172˚ C. BJ : 1,21 – 1,23 g/cm3

2. Karateristik Kimia Stabil pada pH 3.8 – 6.1 pKa 9.5 Tidak mudah teroksidasi

Digunakan untuk peroral

4

Paracetamol Sukar larut dalam air

Serbuk hablur warna putih

Tidak berbau

Berasa pahitPerlu pemanis(Sakarin-Na)

Perlu perasa(Orange Essence)

Perlu pewarna(Orange Essence)

Perlu ditambah kosolven

PropilenglikolPEG 400Gliserin

Perlu dapar(dapar fosfat)

Dibuat sediaan larutan

Fase air

Media pertumbuhan mikroba

Perlu pengawet(Propilenglikol)

›› BAHAN AKTIF TERPILIH : ParasetamolAlasan : Karena bahan aktif Parasetamol memilikisedikit efek samping

dibandingkan analgetik lainnya.

›› BENTUK SEDIAAN TERPILIH : SirupAlasan : - Absorbsi lebih cepat.

- Mudah penggunaannya untuk bayi, anak-anak dan orang yang sulit menelan.

- Merupakan campuran homogen (satu fase).- Dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari bahan aktif.- Rasanya manis.

BAGAN RANCANG FORMULASI

FORMULA STANDAR

Acetaminophen Elixir (Formularium Nasional Edisi II)Tiap 5 ml mengandung :Acetaminophen 120 mgGlycerolum 2,5 ml (50%)Propilenglikol 500 µl (10%)Sorbitol solution 70% 1,25 ml (25%)Aethanolum 500 µl (10%)Zat tambahan yang cocok q.sAqua ad 5 ml (5%)

5

Stabil pada pH 6

Perhitungan Konstanta Dielektrik Formula Standar := (10% × 32.1) + (15% × 12.4) + (50% × 46) + (5% × 80)= 49.90

BAHAN – BAHAN TAMBAHAN

PELARUT/KOSOLVEN

Bahan Pemerian Kelarutan Ket. LainAqua Destilata

Propilen Glikol

Gliserin

Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.Jernih, kental, tidak berbau, tidak berwarna, sedikit pedas, mirip gliserin.

Jernih, tidak berbau, tidak berwarna, kental, higroskopis, manis, (0.6 × sukrosa).

Dapat larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, air, dan gliserin.

Dapar becampur dengan air dan methanol, serta alkohol.

BJ : 1.038 g/cm3

Pada 200 CSolvent for oralSolutions : 10-25%Pengawet : 15-30%BJ : 1.26 g/cm3

Pada 200 CRentang pemakaian pelarut organik untuk formulasi pemanis pada elixir Sebagai pengawet pada konsentrasi < 20%Sebagai pemanis dalam elixir alkohol < 20%Sebagai pelarut parenteral < 50%

BAHAN PENGAROMA

Bahan Pemerian Kelarutan Ket. Lain Red Cherry

Berasal dari varietas riper fruit segar yang berwarna merah dan berasa cherry asam (juice and syrup)

Cherry juice dari riper fruit segar dan kadar tidak lebih dari 1% malic acid pH 3-4. Simpan ditempat sejuk dan terhindar dari cahaya

Orange Essence

Berasal dari buah segar yang berwarna orange segar dan berasa jeruk.

Memiliki rasa jeruk alami

6

BAHAN PENGAWET

Bahan Pemerian Kelarutan Ket. LainPropilen Glikol

Jernih, kental, tidak berbau, tidak berwarna, sedikit pedas, mirip gliserin.

Dapat larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, air, dan gliserin.

BJ : 1.038 g/cm3

Pada 200 CSolvent for oralSolutions : 10-25%Pengawet : 15-30%

Natrium benzoate

Granul putih/kristalin, sedikit hidroskopis, tidak berbau/berbau, tidak manis dan asin

Pada suhu 200 C Etanol 95% 1:75Etanol 90% 1:50

Berdasarkan penelitian FAO, tidak bersifat karsinogenik

Nipagin Kristal tidak berwarna/serbuk kristalin, berwarna putih, tidak berbau lemah, rasa sedikit terbakar

Pada suhu 200 C : Glicerin 1:60Air 1:4000, Propilenglikol 1:5

Nipasol Kristal putih, tidak berbau, tidak berasa

Pada suhu 200 C : Gliserin 1: 250 Air 1 : 2500Propilenglikol 1:39Etanol 1 : 1,1

BAHAN PEWARNA

Bahan Pemerian Kelarutan Ket. LainAllura red Serbuk merah tua Larut dalam air Berdasarkan penelitian

FAO, tidak bersifat karsinogenik

Amaranth Serbuk coklat kemerahan, hampir tidak berbau dan berasa

Larut dalam air = 1 : 13 sangat sedikit larut dalam alkohol

BAHAN PEMANIS

Bahan Pemerian Kelarutan KetSaccharin Na

Serbuk kristal yang berwarna, tidak berbau/ bau lemah, efloresen, manis, kemanisan 200 kali lebih manis dari sukrosa.

Dalam etanol 1:102Etanol 95% 1:50Propilen glikol 1,3:3Air 1:1.2

Oral sirup : 0,04-0,25%

7

Glycerin Larutan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis, manis, tingkatan kemanisan 0,6 lebih manis dari sukrosa

Sangat larut dalam etanol 95%, air, metanol, larit dalam eter 1:500, dalam etil asetat 1:11

Sebagai pemanis dalam larutan elixir alkohol <20%

Sucrosa Kristal tidak berwarna, kristal serbuk putih, tidak berbau, manis

Dalam etanol 1:400Etanol 95% 1: 170Propan-2-ol 1:400Air 1:0,5Air mendidih 1: 0,2

Sebagai pemanis 67% w/w

Sorbitol Tidak berwarna, warna putih/ hampir tidak berwarna, kristal, serbuk higroskopis, tingkat kemanisan 50-60% dari kemanisan sukrosa

Etanol 95% 1:25Etanol 82% 1:8,3Agak larut dalam metanolAir = 1: 0,5

BJ = 1,49g/cm3

Oral solutions = 20-35%Subtituen untu gliserin dan propilen glikol = 25-90%

ALASAN PEMILIHAN BAHAN Kosolven

Bahan aktif Paracetamol memiliki sifat sukar larut dalam air, sehingga air yang tersedia tidak cukup untuk melarutkan Parasetamol yang diperlukan. Oleh karena itu, digunakan kosolven sebagai berikut : Propilenglikol

Propilenglikol dipilih karena kemampuannya melarutkan Parasetamol yang tinggi (1:9). Selain itu, dengan kadar antara 15%-30% dapat berfungsi juga sebagai pengawet. Sehingga tidak diperlukan pengawet lagi.

PEG 400PEG 400 dipilih sebagai kosolven karena memiliki kemampuan melarutkan bahan aktif Parasetamol yang tinggi yaitu 1:8.

Gliserin Gliserin dipilih karena stabil dalam campuran propilenglikol dan air. Selain itu, dapat berfungsi sebagai pengawet dengan kadar > 20%,dan sebagai pemanis. Serta aman digunakan untuk anak-anak.

Pemanis Sakarin Na

Bahan obat Parasetamol memiliki rasa yang pahit, sehingga tidak acceptable untuk anak-anak. Jika digunakan sukrosa, dibutuhkan jumlah yang cukup banyak. Oleh karena itu, digunakan sakarin Na yang memiliki kekuatan 300 ×

8

sukrosa. Kadar sakarin Na sebagai pemanis dalam oral syrup sebesar 0,045% - 0,25%.

Sorbitol Sorbitol selain dapat berfungsi sebagai kosolven juga dapat berfungsi sebagai pemanis dengan tingkat kemanisan 50-60% dari kemanisan sukrosa. Selain itu juga aman untuk digunakan.

Dapar Dapar fosfat

Dipakai dapar fosfat karena aman digunakan dan dapat memenuhi pH stabil Parasetamol ( pH = 6 ).

Pewarna dan Perasa Orange Essence

Karena memiliki kelarutan yang tinggi pada air, aman digunakan dan memiliki warna menarik dan rasa jeruknya yang nyaman dan banyak disukai anak-anak.

Pengawet Tidak digunakan pengawet tambahan karena penggunaan gliserin dengan kadar > 20% dan propilenglikol 15% – 30% dapat berfungsi sebagai pengawet.

FORMULA 1

No. Nama Bahan Fungsi Rentang % Pakai 60 ml1. Paracetamol Bahan aktif 120mg/5ml 1.44 g2. Propilen glikol Kosolven

Pengawet10 - 25% 19.17% 11.93 g

3. PEG 400 Kosolven 10 - 25% 15% 10.13 g4. Gliserin Kosolven

Pemanis20 - 50% 31.67% 23.98 g

5. NaH2PO4.2H2O Dapar 1.4 g6. Na2HPO4.2H2O Dapar 0.098 g7. Sakarin-Na Pemanis 0.15 g8. Orange Pasta Pewarna

Pengaroma2 gtt

9. Aquadest Pembawa 34.16% ad 60 ml

Perhitungan ADI untuk Formula 1 :

ADI Propilenglikol : 25 mg/kgBB (HPE hal.625)

Umur BB (kg) 25 mg/kgBB1 – 6 tahun 10 – 15 kg 250 – 375 mg6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400 – 575 mg

9

Umur 1 – 6 tahun :ADI = 250 – 375 mgPropilenglikol = 19.17%× 60 ml = 11.50 ml

= 11.50 ml × 1.038 g/ml = 11.93 gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 11.93 g = 1.98 g – 3.97 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 400 – 575 mgPropilenglikol = 19.17%× 60 ml = 11.50 ml

= 11.50 ml × 1.038 g/ml = 11.93 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 11.93 g = 3.97 g – 7.95 g

Kesimpulan : Melebihi ADI, tetapi kelebihan ini dapat ditoleransi karena tidak dikonsumsi untuk sehari – hari, melainkan hanya pada waktu sakit saja.

ADI Gliserin : 1.0 – 1.5 g/kg BB (HPE hal.285)

Umur BB (kg) 1.0 – 1.5 g/kgBB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 10 – 15 g / 15 – 22.5 g6 – 12 tahun 16 – 23 kg 16 – 23 g / 23 – 34.5 g

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 10 – 15 g / 15 – 22.5 gGliserin = 31.67% × 60 ml = 19 ml

= 19 ml × 1.2620 g/ml = 23.98gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 23.98g = 3.99 g – 7.99 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 16 – 23 g / 23 – 34.5 gGliserin = 31.67% × 60 ml = 19 ml

= 19 ml × 1.2620 g/ml = 23.98gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 23.98g = 7.99 g – 15.98 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI, sehingga dapat dikonsumsi dengan aman.

ADI PEG 400 : 10 mg/kg BB (HPE hal.521)

Umur BB (kg) 10mg/kgBB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 100 – 150 mg6 – 12 tahun 16 – 23 kg 160 – 230 mg

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 100 – 150 mgPEG 400 = 15% × 60 ml = 9 ml

= 9 ml ×1.125 g/ml = 10.13gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 10.13 g = 1.68 g – 3.38 g

10

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 160 – 230 mgPEG 400 = 15% × 60 ml = 9 ml

= 9 ml ×1.125 g/ml = 10.13 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 10.13 g = 3.38 g – 6.75 g

Kesimpulan : Melebihi ADI, tetapi kelebihan ini dapat ditoleransi karena tidak dikonsumsi untuk sehari – hari, melainkan hanya pada waktu sakit saja.

Perhitungan Konstanta Dielektrik Formula Standar := (10% × 32.1) + (15% × 12.4) + (50% × 46) + (5% × 80)= 49.90

Perhitungan Koefisien Dielektrik Formula 1 := (19.17% × 32.1) + (15% × 12.4) + (31.67% × 46) + (34.16% × 80)= 49.90 (mendekati koef.dielektrik resep standar Paracetamol Elixir)

FORMULA 2

No. Nama Bahan Fungsi Rentang % Pakai 60 ml1. Paracetamol Bahan aktif 120mg/5 ml 1.44 g2. Propilen glikol Kosolven

Pengawet10 - 25% 25% 15.57 g

3. Sorbitol Kosolven Pemanis

10 - 25% 20% 18.08 g

4. Gliserin KosolvenPemanis

20 - 50% 45% 33.95 g

5. NaH2PO4.2H2O Dapar 1.4 g6. Na2HPO4.2H2O Dapar 0.098 g7. Sakarin-Na Pemanis 0.15 g8. Orange Pasta Pewarna

Pengaroma2 gtt

9. Aquadest Pembawa 10% ad 60 ml

Perhitungan ADI untuk Formula 2 :

ADI Propilenglikol : 25 mg/kg BB (HPE hal.625)

Umur BB (kg) 25 mg/kgBB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250 – 375 mg6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400 – 575 mg

11

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 250 – 375 mgPropilenglikol = 25% × 60 ml = 15 ml

= 15 ml ×1.038 g/ml = 15.57 gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 15.57 g = 2.59 g – 5.19 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 400 – 575 mgPropilenglikol = 25% × 60 ml = 15 ml

= 15 ml ×1.038 g/ml = 15.57 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 15.57 g = 5.19 g – 10.38 g

Kesimpulan : Melebihi ADI, tetapi kelebihan ini dapat ditoleransi karena tidak dikonsumsi untuk sehari – hari, melainkan hanya pada waktu sakit saja.

ADI Gliserin : 1.0 – 1.5 g/kgBB (HPE hal.285)

Umur BB (kg) 1.0 – 1.5 g/kgBB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 10 – 15 g / 15 – 22.5 g6 – 12 tahun 16 – 23 kg 16 – 23 g / 23 – 34.5 g

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 10 – 15 g / 15 – 22.5 gGliserin = 45% × 60 ml = 27 ml

= 27 ml × 1.2620 g/ml = 34.07 gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 34.07 g = 5.67 g – 11.35 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 16 – 23 g / 23 – 34.5 gGliserin = 45% × 60 ml = 27 ml

= 27 ml × 1.2620 g/ml = 34.07 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 34.07 g = 11.35 g – 22.71 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI, sehingga dapat dikonsumsi dengan aman.

Perhitungan Konstanta Dielektrik Formula Standar := (10% × 32.1) + (15% × 12.4) + (50% × 46) + (5% × 80)= 49.90

Perhitungan Koefisien Dielektrik Formula 2 := (25% × 32.1) + (20% ×62) + (45% × 46) + (10% × 80)= 49.12 (mendekati koef.dielektrik resep standar Paracetamol Elixir)

12

FORMULA 3

No. Nama Bahan Fungsi Rentang % Pakai 60 ml1. Paracetamol Bahan aktif 1.44 g2. Propilen glikol Kosolven

Pengawet10 - 25% 21.67% 13.49 g

3. PEG 400 Kosolven Pemanis

10 - 25% 13.33% 8.99 g

4. Gliserin KosolvenPemanis

20 - 50% 35% 26.50 g

5. NaH2PO4.2H2O Dapar 1.4 g6. Na2HPO4.2H2O Dapar 0.098 g7. Sakarin-Na Pemanis 0.25 g8. Sukrosa Pemanis 0.10 g9. Orange Pasta Pewarna

Pengaroma2 gtt

10. Aquadest Pembawa 30% ad 60 ml

Perhitungan ADI untuk Formula 3 :

ADI Propilenglikol 25 mg/kgBB (HPE hal.625)

Umur BB (kg) 25 mg/kgBB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250 – 375 mg6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400 – 575 mg

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 250 – 375 mgPropilenglikol = 21.67% × 60 ml = 13 ml

= 13 ml ×1.038 g/ml = 13.49 gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 13.49 g = 2.24 g – 4.49 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 400 – 575 mgPropilenglikol = 21.67% × 60 ml = 13 ml

= 13 ml ×1.038 g/ml = 13.49 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 13.49 g = 4.49 g – 8.99 g

Kesimpulan : Melebihi ADI, tetapi kelebihan ini dapat ditoleransi karena tidak dikonsumsi untuk sehari – hari, melainkan hanya pada waktu sakit saja.

ADI PEG 400 : 10 mg/kg BB (HPE hal.521)

Umur BB (kg) 10 mg/kgBB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 100– 150 mg6 – 12 tahun 16 – 23 kg 160 – 230 mg

13

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 100 – 150 mgPEG 400 = 13.33% × 60 ml = 8 ml

= 8 ml ×1.125 g/ml = 9 gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 9 g = 1.5 g – 3 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 160 – 230 mgPEG 400 = 13.33% × 60 ml = 8 ml

= 8 ml ×1.125 g/ml = 9 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 9 g = 3 g – 6 g

Kesimpulan : Melebihi ADI, tetapi kelebihan ini dapat ditoleransi karena tidak dikonsumsi untuk sehari – hari, melainkan hanya pada waktu sakit saja.

ADI Gliserin : 1.0 – 1.5 g/kg BB (HPE hal.285)

Umur BB (kg) 1.0 – 1.5 g/kg BB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 10 – 15 g / 15 – 22.5 g6 – 12 tahun 16 – 23 kg 16 – 23 g / 23 – 34.5 g

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 10 – 15 g / 15 – 22.5 gGliserin = 45% × 60 ml = 27 ml

= 27 ml × 1.2620 g/ml = 34.07 gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 34.07 g = 5.67 g – 11.35 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 16 – 23 g / 23 – 34.5 gGliserin = 45% × 60 ml = 27 ml

= 27 ml × 1.2620 g/ml = 34.07gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 34.07g = 11.35 g – 22.71 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI, sehingga dapat dikonsumsi dengan aman.

Perhitungan Konstanta Dielektrik Formula Standar := (10% × 32.1) + (15% × 12.4) + (50% × 46) + (5% × 80)= 49.90

Perhitungan Koefisien Dielektrik Formula 3 := (21.67% × 32.1) + (13.33% ×62) + (35% × 46) + (30% × 80)= 48.70 (mendekati koef.dielektrik resep standar Paracetamol Elixir)

14

SCALE UP (FORMULA 1 )

Dipilihnya formula 1 untuk Scale Up dikarenakan kelarutan dari

paracetamol dalam pelarutnya lebih menunjukkan hasil yang lebih baik dari

formula 2 dan formula 3 serta jika dilihat dari koefisien dielektriknya, formula 1

sangat mendekati dari koefisien dielektrik formula standar.

No. Nama Bahan Fungsi Rentang % Pakai 150 ml1. Paracetamol Bahan aktif 3.6 g2. Propilen glikol Kosolven

Pengawet10 - 25% 19.17% 29.84 g

3. PEG 400 Kosolven 10 - 25% 15% 25.32 g4. Gliserin Kosolven

Pemanis20 - 50% 31.67% 59.95 g

5. NaH2PO4.2H2O Dapar 3.5 g6. Na2HPO4.2H2O Dapar 0.25 g7. Sakarin-Na Pemanis 0.625 g8. Orange Pasta Pewarna

Pengaroma2 gtt

9. Aquadest Pembawa 34.16% ad 150 ml

Perhitungan ADI untuk Formula Scale Up:

ADI Propilenglikol 25 mg/kg BB (HPE hal.625)

Umur BB (kg) 25mg/kgBB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250 – 375 mg6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400 – 575 mg

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 250 – 375 mgPropilenglikol = 19.17% ×150 ml = 28.77 ml

= 28.77 ml×1.038 g/ml = 29.86gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 29.86 g = 4.97 g – 9.95 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 400 – 575 mgPropilenglikol = 19.17% × 150 ml = 28.77 ml

= 28.77 ml × 1.038 g/ml = 29.86 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 29.86 g = 9.95g – 19.90 g

Kesimpulan : Melebihi ADI, tetapi kelebihan ini dapat ditoleransi karena tidak dikonsumsi untuk sehari – hari, melainkanhanya pada waktu sakit saja.

15

ADI Gliserin : 1.0 – 1.5 g/kg BB (HPE hal.285)

Umur BB (kg) 1.0 – 1.5 g/kg BB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 10 – 15 g / 15 – 22.5 g6 – 12 tahun 16 – 23 kg 16 – 23 g / 23 – 34.5 g

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 10 – 15 g / 15 – 22.5 gGliserin = 31.67% ×150 ml = 47.50 ml

= 47.50 ml × 1.2620 g/ml = 59.95gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 59.95 g = 9.99 g – 19.98 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 16 – 23 g / 23 – 34.5 gGliserin = 31.67% ×150 ml = 47.50 ml

= 47.50 ml × 1.2620 g/ml = 59.95 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 59.95 g = 19.98 g – 39.97 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI, sehingga dapat dikonsumsi dengan aman.

ADI PEG 400 : 10 mg/kg BB (HPE hal.521)

Umur BB (kg) 10 mg/kgBB1 – 5 tahun 10 – 15 kg 100– 150 mg6 – 12 tahun 16 – 23 kg 160 – 230 mg

Umur 1 – 5 tahun :ADI = 100 – 150 mgPEG 400 = 15% ×150 ml = 22.5 ml

= 22.5 ml × 1.125 g/ml = 25.31gSehari = (10 – 20) ml/60 ml × 25.31 g = 4.22 g – 8.44 g

Umur 6 – 12 tahun :ADI = 160 – 230 mgPEG 400 = 15% ×150 ml = 22.5 ml

= 22.5 ml × 1.125 g/ml = 25.31 gSehari = (20 – 40) ml/60 ml × 25.31 g = 8.44 g – 16.87 g

Kesimpulan : Melebihi ADI, tetapi kelebihan ini dapat ditoleransi karena tidak dikonsumsi untuk sehari – hari, melainkan hanya pada waktu sakit saja.

16

CARA PERACIKAN

FORMULA 1

1. Timbang Paracetamol sejumlah 1.44 g.2. Timbang PEG 400 di cawan penguap sejumlah 10.13 g.3. Timbang Propilenglikol di cawan penguap sejumlah 11.93 g.4. Timbang Gliserin di cawan penguap sejumlah 23.98 g.5. Masukkan (2) ke dalam beaker glass kemudian masukkan (1) sedikit demi

sedikit ad larut dan homogen.6. Masukkan (3) ke dalam campuran (5) ad larut dan homogen.7. Masukkan (4) ke dalam campuran (6) ad larut dan homogen.8. Kalibrasi beaker glass 60 ml.9. Timbang Saccharin-Na sebanyak 0.25 g, masukkan ke dalam beaker glass

yang telah dikalibrasi kemudian larutkan dengan aquadest q.s ad larut dan homogen.

10. Timbang NaH2PO4.2H2O sebanyak 1,4 g dan Na2HPO4.2H2O 0.098 g, masukkan ke dalam (9). Tambahkan aquadest q.s ad larut dan homogen.

11. Tambahkan 2 tetes essence jeruk pada campuran (10) aduk ad homogen.12. Masukkan campuran (7) ke dalam campuran (11), aduk ad larut dan

homogen.13. Kemudian tambahkan air ad 60 ml, aduk ad homogen.14. Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label dan masukkan ke dalam kemasan

sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar.

FORMULA 2

1. Timbang Paracetamol sejumlah 1.44 g.2. Timbang Propilenglikol di cawan penguap sejumlah 15.57 g.3. Timbang Sorbitol di cawan penguap sejumlah 18.08 g.4. Timbang Gliserin di cawan penguap sejumlah 33.95 g.5. Masukkan (2) ke dalam beaker glass kemudian masukkan (1) sedikit demi

sedikit ad larut dan homogen.6. Masukkan (3) ke dalam campuran (5) ad larut dan homogen. 7. Masukkan (4) ke dalam campuran (6) ad larut dan homogen.8. Kalibrasi beaker glass 60 ml.9. Timbang Saccharin-Na sebanyak 0.25 g, masukkan ke dalam beaker glass

yang telah dikalibrasi kemudian larutkan dengan aquadest q.s ad larut dan homogen.

10. Timbang NaH2PO4.2H2O sebanyak 1,4 g dan Na2HPO4.2H2O 0.098 g, masukkan ke dalam (9). Tambahkan aquadest q.s ad larut dan homogen.

11. Tambahkan 2 tetes essence jeruk pada campuran (10) aduk ad homogen.

17

12. Masukkan campuran (7) ke dalam campuran (11), aduk ad larut dan homogen.

13. Kemudian tambahkan air ad 60 ml, aduk ad homogen.14. Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label dan masukkan ke dalam kemasan

sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar.

FORMULA 3

1. Timbang Paracetamol sejumlah 1.44 g.2. Timbang PEG 400 di cawan penguap sejumlah 8.99 g.3. Timbang Propilenglikol di cawan penguap sejumlah 13.49 g.4. Timbang Gliserin di cawan penguap sejumlah 26.50 g.5. Masukkan (2) ke dalam beaker glass kemudian masukkan (1) sedikit demi

sedikit ad larut dan homogen.6. Masukkan (3) ke dalam campuran (5) ad larut dan homogen. 7. Masukkan (4) ke dalam campuran (6) ad larut dan homogen.8. Kalibrasi beaker glass 60 ml.9. Timbang Saccharin-Na sebanyak 0.25 g, masukkan ke dalam beaker glass

yang telah dikalibrasi kemudian larutkan dengan aquadest q.s ad larut dan homogen.

10. Timbang NaH2PO4.2H2O sebanyak 1,4 g dan Na2HPO4.2H2O 0.098 g, masukkan ke dalam (9). Tambahkan aquadest q.s ad larut dan homogen.

11. Tambahkan 2 tetes essence jeruk pada campuran (10) aduk ad homogen.12. Masukkan campuran (7) ke dalam campuran (11), aduk ad larut dan

homogen.13. Kemudian tambahkan air ad 60 ml, aduk ad homogen.14. Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label danmasukkan ke dalam kemasan

sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar.

FORMULA SCALE UP

1. Timbang Paracetamol sejumlah 3.6 g.2. Timbang PEG 400 di cawan penguap sejumlah 25.32 g.3. Timbang Propilenglikol di cawan penguap sejumlah 29.84 g.4. Timbang Gliserin di cawan penguap sejumlah59.95 g.5. Masukkan (2) ke dalam beaker glass kemudian masukkan (1) sedikit demi

sedikit ad larut dan homogen.6. Masukkan (3) ke dalam campuran (5) ad larut dan homogen. 7. Masukkan (4) ke dalam campuran (6) ad larut dan homogen.8. Kalibrasi beaker glass 150 ml.9. Timbang Saccharin-Na sebanyak 0.625 g, masukkan ke dalam beaker glass

yang telah dikalibrasi kemudian larutkan dengan aquadest q.s ad larut dan homogen.

18

Paracetamol (2g) + propilenglikol (23 ml)Paracetamol (2g) + propilenglikol (23 ml)

PEG 400 (18 ml) Campuran IICampuran I

Campuran IV

Campuran III

Campuran V

+ Red Cherry q.s.

Aquadest ad 120 ml

Sakarin-Na (0,3 g) + Aq (10 ml)

NaH2PO4.2H2O (6.39 g) + Na2HPO4.2H2O (0.15 g) + Aq (25 ml)

10. Timbang NaH2PO4.2H2O sebanyak 3.5 g dan Na2HPO4.2H2O 0.25 g, masukkan ke dalam (9). Tambahkan aquadest q.sad larut dan homogen.

11. Tambahkan 2 tetes essence jeruk pada campuran (10) aduk ad homogen.12. Masukkan campuran (7) ke dalam campuran (11), aduk ad larut dan

homogen.13. Kemudian tambahkan air ad 60 ml, aduk ad homogen.14. Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label dan masukkan ke dalam kemasan

sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar.

BAGAN CARA PERACIKAN

FORMULA 1

19

FORMULA 2

FORMULA 3

20

Paracetamol (2.88g) + propilenglikol (30 ml)

Campuran II

Campuran I

Campuran IV

Campuran III

+ Red Cherry q.s.

Aqua (5 ml)

Gliserin (54 ml)

Sorbitol (24 ml)

Sukrosa (10 g)

Campuran V

Aquadest ad 120 ml

Na2HPO4

NaH2PO4

Aqua (5 ml)

Paracetamol (2.88g) + propilenglikol (26 ml) PEG 400 (16 ml)

Gliserin (42 ml)Campuran I

Campuran IV

Campuran IISukrosa (10 g) + aq (5 ml)

Sakarin-Na (0,12 g) + Aq (5 ml)

NaH2PO4 + Na2HPO4 + Aq

LARUTAN DAPAR

Larutan dapar fosfat umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan dapar berat dan larutan dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah. Jika disebutkan pH dalam paparan obat jadi pengaturan pH dilakukan dengan penambahan asam basa atau larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini hingga pH dikehendaki :

1. Larutan Dapar Borat

Larutan H3BO3

1.9%(ml)Larutan Na2B4O7.10H2O

2.65% (ml)pH

123456789

9,59,85

987654321

0,50,15

9,058,958,808,658,508,308,057,657,006,806,30

2. Larutan Dapar Fosfat

Larutan NaH2PO4. 2H2O2.55 % (ml )

Larutan Na2HPO4. 12H2O0.97% (ml)

pH

123456789

9,5

987654321

0,5

7,67,37,056,856,656,456,256,055,75,3

21

Campuran III + Red Cherry

Aquadest ad 120 ml

3. Larutan Dapar Isotonis

Larutan Na2HPO4

80% (ml)Larutan Na2HPO4

0.97% (ml)pH NaCl yang diperlukan

untuk isotonis (g/100 ml)9080706050403020105

10203040506070809095

5,96,26,56,66,87,07,27,47,78,0

0,520,510,500,400,460,450,440,430,420,41

Dalam Farmakope Indonesia edisi IV hal.114 tercantum atau disebutkan tentang dapar fosfat – sitrat :

Dapar fosfat – sitrat pH 7,2 campur 87,0 ml larutan natrium fosfat dibasa dodekahidrat p 7,15 % dengan 13,0 ml larutan asam sitrat p 21 %.

Dapar fosfat – sitrat pH 7,6 campur 6,35 ml asam sitrat 0,1 M dengan natrium fosfat dibasa dodekahidrat 0,2 M secukupnya hingga 100 ml.

Dapar Fosfat

1. Na2HPO4

Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin dalam udara kering rapuhKelarutan : larut dalam 5 bagian air, sukar larut dalam etanol (95%)Inkompatibilitas : dengan alkaloida, antipyrine, kloralhidrat, ion asetat pyrogaliol, resorsinol dan asam glukonat dan ciproxoADI : untuk sediaan oral, maksimal penggunaaan adalah 100 mmol phospat perhari.

2. NaH2PO4

Pemerian : tidak berbau, tidak berwarna, slighly deliquescent crystal (bentuk hidrat), granul (bentuk anhidrat).Kelarutan : larut dalam 1 bagian air, sangat larut dalam etanol (95%)Inkompatibilitas : dengan asam mineral biasanya dengan bahan alkali dan karbonat

22

ADI: up to 100 mmol of phosphat daily.

PERHITUNGAN DAPAR

Spesifikasi sediaan menggunakan pH : ± 6,0 dan pH yang dipilih adalah pH 6.pKa dapar fosfat dalam suhu 25°C

pKa 1 = 2,1 H3PO4NaH2PO4

pKa 2 = 7,2 NaH2PO4Na2HPO4

pKa 3 = 12,3 Na2HPO4Na3PO4

pKa yang digunakan adalah pKa 2 karena paling dekat dengan pH spesifikasi sediaan (pH 6) dengan NaH2PO4 sebagai asam dan Na2HPO4sebagai garam.

pH = pKa + log [garam] / [asam]

6 = 7,21 + log [Na2HPO4] / [NaH2PO4]

-1,21 = log [Na2HPO4] / [NaH2PO4]

0,0617 = [Na2HPO4] / [NaH2PO4]

[Na2HPO4] = 0,0617 [NaH2PO4]

Kapasitas Dapar :pKa : 7,21 Ka = 6,166 × 10-8

pH : 6 [H3O+] = 10-6

Persamaan Van Slyke :ß = 2,3 C × Ka × [H3O+] / (Ka + [H3O+] )2

0,02 = 2,3 C × 6,166 × 10-8×10-6/ (6,166 ×10-8+ [10-6] )2

C = 0,1589 M

C = [garam] + [asam]0,1589 = 0,0617 [asam] + [asam][asam] = [NaH2PO4] = 0,1497 M[Na2HPO4] = 0,0617 [NaH2PO4]

= 0,0617 × 0,1497= 9,24 × 10-3M

PERHITUNGAN MASSA (gram) DAPAR

23

NaH2PO4.2H2O (MR : 156) dalam 60 ml

M = gram/MR × (1000/V )

0,1497 M = gram/156 × (1000 ml/60 ml)

NaH2PO4.2H2O = 1,4 gram

Na2HPO4.2H2O (MR : 178) dalam 60 ml

M = gram/MR × (1000/V )

9,24 ×10-3M = gram/178 × (1000 ml/60 ml)

Na2HPO4.2H2O = 0,098 gram

PERHITUNGAN EXPIRED DATE

Paracetamol pH : 6 t ½ = 21,8 (Martindale)

Dengan menggunakan rumus :

k = 2.303

tlog

CoCt

k = 2.30321.8

logCo

12

Co

k = 0,0318

FI III : Syarat konsentrasi < 90 %

0,0318 = 2.303

tlog

Co0,9 Co

t = 3,31 tahun

Jadi, masa kadaluarsa Paracetamol ±3,31 tahun dari tanggal pembuatan.Tanggal pembuatan sediaan : 30 September 2013Tanggal kadaluarsa : 17 Februari 2016

Akan lebih baik jika tanggal kadaluarsa dibuat 2 tahun karena kondisi

penyimpanan dan distribusi dimungkinkan tidak berstandar.

24

BAB II

EVALUASI SEDIAAN

1. Organoleptis

Pada uji organoleptis ini sediaan yang telah jadi diuji bau, rasa, dan warnanya

dengan menggunakan panca indera.

2. Penentuan Viskositas (Alat : Viskometer)

Cara Kerja:

Masukkan zat uji dalam wadah viscometer.

Pasang alat pemutar viscometer.

Letakkan wadah viscometer di tengah alat.

Usahakn alat pemutar “mengambang” di dalam wadah viscometer

sehingga bagian bawah alat tidak menyentuh permukaan wadah dan

bagian atas alat sudah terendam seluruhnya.

3. Penentuan Berat Jenis (Alat : Piknometer)

Cara Kerja :

Gunakan alat piknometer yang telah dibersihkan dan dalam keadaan kering.

Timbang piknometer kosong di timbangan analitik.

Setelah ditimbang kosong, isi piknometer dengan air hingga terisi penuh,

kemudian timbang botol berisi air.

Buang air dalam piknometer, kemudian isi piknometer dengan larutan sirup

dan timbang larutan sebanyak tiga kali pada larutan sirup yang berbeda.

Setelah ditimbang semua nya, hitung BJ masing – masing kemudian di cari

rata-rata dan standart devisiasi-nya.

4. Penetapan pH (Alat : pH meter)

Cara Kerja :

Nyalakan alat pH meter.

25

Celupkan elektrode glass ke dalam pH kalibrasi yang mendekati pH

sediaan.

Masukkan sediaan dalam beaker glass kurang lebih 50ml.

Celupkan elektrode glass ke dalam sediaan untuk mengetahui pH sediaan

yang akan di ukur.

Tekan tombol pH pada alat pH meter.

Catat angka pH yang muncul pada monitor pH meter.

HASIL EVALUASI SEDIAAN

1. Organoleptis

Formula Bau Rasa Warna

Formula 1 Jeruk Agak pahit Oranye

Formula 2 Jeruk Manis Oranye

Formula Scale Up Jeruk Manis Oranye

2. Viskositas

Formula Viskositas

Formula Scale Up I : 0,38 dpas

II : 0,4 dpas

Rata-rata : 0,39 dpas

3. Berat Jenis

Piknometer kosong (g) : 32,61 g

Piknometer + air (g) : 56,96 g

Berat air (g) : 24,35 g

BJ aquadest : 1 g/ml

Volume piknometer : 24,619 ml

Formula Piknometer + sirup (g)

Berat sirup (g) BJ sediaan (g/ml)

Formula Scale Up (150 ml)

60,55 g 27,94 g 1,135 g/ml

4. pH

26

Formula pH sediaan

Formula 1 5,29

Formula 2 5,65

Formula Scale Up 6,19

RANCANGAN ETIKET/LABEL, KEMASAN, DAN BROSUR

1. Komposisi

Parasetamol 120 mg/5 ml

2. FarmakologiSebagai analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus.

3. IndikasiEfektif untuk menurunkan demam dan menghilangkan nyeri.

4. KontraindikasiPenderita yang hipersensitif terhadap Parasetamol, penderita dengan gangguan kerusakan fungs hati.

5. Efek SampingReaksi hipersensitif, dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. Pada over dosis dapat menimbulkan mual, muntah, anoreksia, dan sakit perut.

6. Perhatian Hati – hati pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal. Bila setelah 3 hari penggunaan demam atau nyeri masih terasa, segera

hubungi dokter. Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat

meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.

7. Dosis

Anak : 1 – 6 tahun = 1-2 sendok takar: 4 kali sehari: 6 – 12 tahun = 2-4 sendok takar: 4 kali sehari

27

8. Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat, simpan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya matahari langsung.

9. KemasanBatch No : 001013Exp Date : 17 Februari 2016Reg. No : DBL1177700101A1

10. Rancangan Kemasan Sekunder

11. Rancangan Primer

28

12. Rancangan Brosur

29

BAB III

PEMBAHASAN

Pada praktikum farmasi sediaan liquid kali ini kami membuat sediaan dalam bentuk larutan yaitu sediaan sirup berupa larutan dengan bahan aktif Paracetamol. Alasan kami membuat sediaan larutan yaitu :1. Cocok untuk penderita yang sukar menelan tablet dan anak-anak.2. Absorpsi obat lebih cepat di bandingkan dengan sediaan oral lain. 3. Homogenitas lebih terjamin.4. Dosis/takaran dapat disesuaikan.

Parasetamol memiliki kelarutan 1:70 dalam air namun bersifat sangat stabil dalam larutan sehingga dimungkinkan untuk membuat sediaan larutan parasetamol. Berdasarkan perhitungan dosis pemakaian dan volume kemasan terkecil, jumlah air yang dibutuhkan terlalu besar dan melebihi kapasitas volume kemasan. Untuk menyesuaikan jumlah air sehingga tidak melebihi kapasitas volume sediaan maka dilakukan peningkatkan kelarutan parasetamol dalam air dengan menggunakan pelarut campur (kosolven). Kosolven yang dipilih adalah non alkoholik karena sediaan ini ditujukan bagi anak-anak usia 1 – 12 tahun dan diusahakan tidak mengandung alkohol karena dapat mendepresi sistem saraf pusat.

Pada formulasi sediaan ini, kosolven yang digunakan adalah gliserin, PEG 400, dan propilenglikol. Kombinasi pelarut ini memang umum digunakan dalam sediaan sirup. Penentuan konsentrasi propilenglikol dan gliserin ditentukan dari tingkat kelarutan parasetamol dalam propilenglikol dan gliserin dengan

30

mengubah formula sesuai dengan tingkat kelarutan, kelarutannya dibuat lebih kecil agar tidak terjadi kejenuhan pada saat pelarutan. Selain itu kelarutan paracetamol dapat diperkirakan dan dibuat berdasarkan formula paracetamol yang telah dipublikasikan.

Pada praformulasi sirup Paracetamol ini, setelah menganalisis sifat fisiko-kimia bahan aktif maka kami merancang tiga formula yang berbeda. Dari formulasi pertama, kedua dan ketiga untuk sirup yang kami buat terdapat bahan tambahan yaitu pelarut (kosolven), pengawet, pemanis, perasa, pewarna, dan larutan dapar dengan fungsi spesifiknya masing-masing.

Dari ketiga formulasi tersebut kami merancang berdasarkan kelarutan bahan aktif dalam kosolven dan tetapan dielektriknya yang paling mendekati formula standar Paracetamol Elixir dalam Formularium Nasional.

Perbedaan ketiga formulasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan perbandingan (komparasi) hasil yang lebih maksimal. Pada praktikum liquid di laboratorium kami membuat formula 1 sejumlah 60 ml, formula 2 sejumlah 60 ml, serta formula Scale Up sejumlah 150 ml.

Dari hasil sediaan yang kami dapatkan dari formula sirup 1 dan 2, diperoleh evaluasi sediaan dari segi organoleptis rasa yakni formulasi 2 memiliki rasa sirup yang lebih manis dibandingkan dengan sirup formulasi 1. Antara formula 1 dan 2 memiliki perbedaan dari penggunaan kosolvennya, di mana pada formula 1 menggunakan kosolven Propilenglikol, PEG 400, dan Gliserin. Sedangkan pada formula 2 menggunakan kosolven Propilenglikol, Sorbitol, dan Gliserin. Formula 2 menggunakan Sorbitol yang memiliki dua fungsi bukan hanya sebagai kosolven tapi juga dapat berfungsi sebagai pemanis. Sehingga secara organoleptis rasa, formula 2 dapat diterima daripada formula 1. Namun pada pembuatan formula Scale Up, kami memilih formula 1 tapi dengan penambahan pemanis Sakarin-Na yang lebih banyak yakni sekitar 0.42%. Sehingga dari hasil sediaan formulasi Scale Up, dapat diperoleh hasil organoleptis yang lebih maksimal. Hal ini dikarenakan formula 1 memiliki kelarutan yang lebih baik dibanding dengan yang lain, untuk pengukuran nilai pH-pun pada formula 1 lebih memenuhi standar yakni mendekati nilai pH dari pH stabilitas parasetamol.

Pengujiian organoleptis sediaan dibuat melalui quisioner untuk mengetahui seberapa acceptable sedian sirup yang kami buat. Untuk itu kami meminta seluruh anggota kelompok kami yang berjumlah 11 orang untuk mencoba sediaan dan mengisi quisioner tersebut. Adapun format quisioner tersebut adalah sebagai berikut:

Nama : Indikator Rasa ()

31

Sangat manisManisHambarAgak pahitPahit

Indikator Warna ()Sangat menarikMenarikCukup menarikBiasa sajaTidak menarik

Bau :

Dari pengumpulan data quisioner dari koresponder diperoleh persentase sebagai berikut :Formula 1 : Organoleptis rasa

Indikator Jumlah Koresponden PersentaseSangat manis - 0%Manis - 0%Hambar 1 9.09%Agak pahit 7 63.63%Pahit 3 27.27%

Organoleptis warna

Indikator Jumlah Koresponden PersentaseSangat menarik 2 18.18%Menarik 6 54.54%Cukup menarik 3 27.27%Biasa saja - 0%Tidak menarik - 0%

Organoleptis bau : 100% koresponden berpendapat bahwa formula 1 berbau

jeruk (sesuai dengan spesifikasi).

Formula 2 : Organoleptis rasa

Indikator Jumlah Koresponden PersentaseSangat manis 1 9.09%Manis 9 81.81%

32

Hambar 1 9.09%Agak pahit - 0%Pahit - 0%

Organoleptis warna

Indikator Jumlah Koresponden PersentaseSangat menarik 2 18.18%Menarik 3 27.27%Cukup menarik 5 45.45%Biasa saja - 0%Tidak menarik - 0%

Organoleptis bau : 100% koresponden berpendapat bahwa formula 2 berbau

jeruk sesuai dengan spesifikasi.

Formula Scale Up : Organoleptis rasa

Indikator Jumlah Koresponden PersentaseSangat manis 1 9.09%Manis 10 90.90%Hambar - 0%Agak pahit - 0%Pahit - 0%

Organoleptis warna

Indikator Jumlah Koresponden PersentaseSangat menarik 4 36.36%Menarik 6 54.54%Cukup menarik 1 9.09%Biasa saja - 0%Tidak menarik - 0%

Organoleptis bau : 100% koresponden berpendapat bahwa formula 1 berbau

jeruk sesuai dengan spesifikasi.

Berdasarkan hasil evaluasi organoleptis sediaan menunjukkan adanya keseragaman organoleptis tampak pada warna dan bau antara ketiga formula kecuali pada formula 1 yang memiliki rasa agak pahit.

Dari hasil evaluasi viskositas dan pH pada pembuatan formula 1 dan 2 didapatkan hasil viskositas yang berbeda. Formula 2 lebih baik dari formula 1

33

karena penambahan air dari luar lebih sedikit (10%), dan begitu juga pada pH yang disyaratkan yaitu mendekati 6,5. Pada tabel pH hasil perbandingan antara formula 1 dan 2 didapatkan hasil 5,29 dalam 60 ml (formula 1) dan 5,65 dalam 60 ml (formula 2).

Adapun pada peningkatan produksi (formula Scale Up) dibuat dengan volume 150 ml larutan. Pada evaluasi pengukuran pH diperoleh pH 6,19. Perubahan pH signifikan jauh dari pH spesifikasi pada formula 2 kemungkinan disebabkan bahan tambahan yang bersifat asam misalnya sorbitol. Di sini terjadi perubahan pH yang bisa diatasi dengan cara menambahkan basa atau asam (NaH2PO4 + Na2HPO4) yang dilarutkan dengan aquadest konsentrasi 1N. Sehingga larutan diadjust dengan menambahkan sedikit asam dengan pH terbaca 5,65 untuk mencapai hasil mendekati dengan spesifikasi pH yaitu 6,0.

Berdasarkan hasil perhitungan ADI secara teoritis terdapat bahan Propilenglikol dan PEG 400 yang melebihi batas ADI namun tidak terlalu dipermasalahkan karena obat tidak dikonsumsi sehari-hari, sehingga masih bisa ditoleransi.

BAB IV

KESIMPULAN

1. Spesifikasi Sediaan (Scale Up):Bentuk Sediaan : SirupKadar Bahan Aktif : Parasetamol 120 mg/5 mlWarna : OranyeBau : JerukRasa : ManispH Sediaan : 6.19Berat jenis : 1,135 g/ml (20°C)Viskositas : 0,39 dpas

2. Dari formula 1 dan 2 memiliki kekurangan dan kelebihan maing-masing. Dari segi organoleptis formula 2 memberikan hasil sesuai rancang spesifikasi sediaan, namun pH-nya agak jauh dari spesifikasi. Sebaliknya pada formula 1, organoleptis rasanya tidak sesuai dengan rancanga spesifikasi, namun memiliki pH yang hampir mendekati spesifikasi. Untuk itu pada formula optimasi (pemilihan formula terbaik) dipilih formula 1 dengan modifikasi penambahan pemanis yang lebih banyak.

34

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. British Pharmacopoeia. London : The Stationery

Office.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi

Keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Budavari, Susan. 2001. The Merck Index, An Encyclopedia of

Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th Edition. Whitehouse

Station, NJ : Merck & Co. Inc.

DepKes. RI. 1978. Formularium Nasional, Edisi Kedua.

__________ 1979. Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga.

__________ 1995. Farmakope Indonesia, Edisi Keempat.

Ganiswara, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi 4.

Jakarta : UI Press.

ISFI. 2008. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 43. Jakarta : PT.

ISFI Penerbitan.

35

Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex Principles and

Practice of Pharmaceutics, 12th Ed. London : The

Pharmaceutical Press.

Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.

USA : Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association.

Sweetman, Sean C. Martindale: The Complete Drug Reference 36th Edition.

2009. USA : The Phamaceutical Press.

36