Laporan Observasi Dan Wawancara Smp 3 Slawi
-
Upload
iis-nurul-fitriyani -
Category
Documents
-
view
133 -
download
16
description
Transcript of Laporan Observasi Dan Wawancara Smp 3 Slawi
LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARADI SEKOLAH SMP NEGERI 3 SLAWI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahDasar-dasar BK II
Oleh:
1. Andi Aprilla Nurung P.M 1114500067
2. Nurul Azka Munaza 1114500094
3. Fasya Maziyyah 1114500075
4. Iis Nurul Fitriyani 1114500082
5. Fathatul Fikriyah 1114500015Semester 2 C
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL2015
i
KATA PENGANTAR
Ucapan Alhamdulillah penulis panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa,
atas ridho dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan tugas dan tanggung
jawab yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar BK II Ibu
Hastin Budisiwi, M.Pd. Karena sesungguhnya tiada daya dan kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah tuhan yang Maha Esa. Sholawat dan Salam juga penulis
penjatkan kepada junjungan besar nabi Muhammad SAW yang menjadikan zaman
sekarang terang-benderang penuh dengan ilmu ini, sehingga manjadikan adanya
hal-hal yang semacam ini observasi dan sebagainya.
Tulisan ini berisikan laporan atas yang telah dikerjakan penulis yaitu
Observasi dan Wawancara di SMP Negeri 3 Slawi yang beralamatkan di Jalan
Jeruk No. 2 Procot Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal dan dengan salah satu
Guru BK tersebut, berkaitan dengan hal-hal ke-BK-an pada sekolah tersebut.
Dimana observasi dan wawancara yang penulis lakukan yaitu pada hari Selasa, 12
Mei 2015.
Terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak terkait dengan
kegiatan observasi dan wawancara ini seperti halnya dekan FKIP Universitas
Pancasakti Tegal, dosen pembimbing, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Slawi, Guru
BK Sekolah, Karyawan Sekolah, dan pihak lain yang tidak dapat penulis
sebutkan. Mungkin tanpa bantuan dari mereka, kegiatan ini tidak akan berjalan
dengan baik.
Penulis berharap laporan ini dapat diterima. Serta semoga bermanfaat,
tidak hanya bagi penulis dan dosen terkait tetapi juga bagi pembaca sekalian. “Tak
ii
ada gading yang tak retak”, sehingga penulis minta maaf atas apa yang tidak
sesuai dengan semestinya berkaitan laporan ini. Kritik dan Saran selalu penulis
tunggu demi kebaikan di masa yang akan datang.
Tegal, 29 Mei 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Observasi dan Wawancara ......................................................... 2
C. Manfaat Observasi dan Wawancara ....................................................... 3
BAB II TEMUAN DI LAPANGAN
A. Identitas Objek Observasi dan Wawancara ............................................ 4
B. Hasil Observasi dan Wawancara ............................................................ 4
BAB III PEMBAHASAN TEMUAN
A. Program Kerja Bimbingan dan Konseling ............................................. 7
B. Kurikulum .............................................................................................. 9
C. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling .............................................. 10
D. Media Bimbingan dan Konseling ........................................................... 12
E. Menangani Anak yang Bermasalah ....................................................... 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita semua menyadari bahwa ada satu hal di dunia ini yang tidak pernah
berubaah yaitu perubahan itu sendiri. Perubahan-perubahan yang berlangsung
begitu cepat menuntut kita untuk dapat mengikuti dan menyesuaikan dengan
perubahan itu. Oleh karena itu, jika kita tidak ingin ketinggalan dengan bangsa-
bangsa lain maka pendidikan mutlak kita butuhkan untuk mengembangkan
potensi anak di dalam negeri yang berperan sebagai aset negara yakni melalui
proses pembelajaran.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar pasal 31 ayat 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang. Tujuan di atas dapat dicapai salah satunya dengan
mengembangkan dan meningkatkan mutu serta daya saing dalam pembelajaran di
sekolah-sekolah. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran bagi guru-guru di sekolah
yang di lakukan harus selalu mengacu pada tujuan undang-undang dengan
memperhatikan karakteristik siswa sebagai penerus bangsa.
Sunarto (1994:1) menyatakan bahwa: Manusia adalah makhluk yang
dapat di pandang dari berbagai sudut pandang. Sebagai mana di kenal adanya
1
manusia sebagai makhluk yang berpikir atau homo sapien, makhluk yang berbuat
atau homofaber dan mahkluk yang dapat dididik atau homo educandum,
merupakan pandangan-pandangan tentang manusia yang dapat di gunakan untuk
menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap manusia tersebut.
“setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan dan
karakteristik yang di dapat dari pengaruh lingkungan” (Sunarto, 1994:4). Seorang
guru setiap tahun ajaran baru selalu menghadapi siswa-siswa yang berbeda satu
sama lain. Siswa-siswa yang ada didalam kelas, tidak seorangpun yang sama.
Mungkin dua orang kelihatannya hampir sama, akan tetapi pada kenyataannya
jika diamati keduanya tentu terdapat perbedaan.
Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami
pelajaran tertentu. Hal ini mungkin di sebabkan oleh pendekatan, strategi, model,
atau metode yang diterapkan oleh guru kurang sesuai, juga kemampuan guru serta
sarana pembelajaran yang meliputi media, alat peraga dan buku pegangan siswa
yang terbatas atau sebab lain yang tidak diketahui.
B. Tujuan Observasi dan Wawancara
Tujuan penulis melakukan observasi dan wawancara adalah
sebagai berikut:
1. Mempelajari bagaimana bentuk program kerja BK di lapangan;
2. Mempelajari tentang mengatasi peserta didik yang bermasalah;
3. Membandingkan antara teori yang selama ini dipelajari dengan
penerapannya di lapangan sekolah.
2
C. Manfaat Observasi dan Wawancara
1. Mengetahui bagaimana bentuk dari program kerja Bimbingan dan
Konseling, serta perbedaan antara KTSP dengan K13;
2. Mengetahui bagaimana cara mengatasi peserta didik yang bermasalah;
3. Mengetahui bagaimana/apa perbedaan antara teori dengan penerapan di
lapangan sekolah.
4.
3
BAB II
TEMUAN DI LAPANGAN
A. Identitas Objek Observasi dan Narasumber
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Slawi
Alamat Sekolah : Jalan Jeruk No. 02 Procot Kec. Slawi Kab. Tegal.
Nama Kepala Sekolah : Heris Harsono, S.Pd, M.M.
Narasumber : M. Muslimin, S.Pd.
(Sebagai Kordinator Guru BK di sekolah)
B. Hasil Observasi dan Wawancara
Menurut Bapak M. Muslimin, S.Pd bahwa sekolahnya kini
menggunakan program kerja BK berbentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dimana yang sebelumnya adalah Kurikulum 2013
(Kurtulas / K13). Karena peraturan baru yang kemarin tentang kembalinya
kurikulum menjadi KTSP. Beliau mengaku bahwa kurikulum yang
diterapkan berjalan dengan lancar dan baik. Dan isi dari program kerja
sewaktu-waktu dalam artian tidak setiap tahun, yaitu mengikuti kebutuhan
dari peserta didik.
Untuk masalah kegiatan bimbingan dan konseling beliau
menjelaskan dengan jelas. Jika akan diadakan bimbingan klasikal yaitu anak
satu kelas maka akan dikondisikan terlebih dahulu waktunya, guru BK akan
4
mengambil jam pelajaran umum. Karena saat ini jam pelajaran khusus BK
tidak tersedia yang mana sebelumnya ketika kurikulum 2013 jam BK tersedia
satu kali setiap minggunya. Mereka guru BK harus meminta izin terlebih
dahulu kepada guru mapel(mata pelajaran) yang bersangkutan. Maka
terkadang juga tidak bisa untuk diminta waktunya karena terkadang guru
mapel juga sedang membutuhkan misalnya untuk mengejar materi dan
sebagainya.
Untuk bimbingan dan konseling kelompok individual biasanya guru
BK menggunakan ruang konseling khusus. Sehingga peserta didik yang
membutuhkan bimbingan atau konseling dipanggil atau datang sendiri ke
ruang BK. Anak yang bermasalah biasanya akan datang sendiri ke ruang BK
untuk berkonsultasi. Beliau mengatakan kebanyakan anak disana sudah tidak
takut lagi dengan guru BK.
Setelah kegiatan bimbingan dan konseling maka pihak guru BK akan
menilai dan tindakan lebih lanjut. Penilaian akan dimasukkan ke dalam
laporan sesuai dengan jenis layanan yang digunakan (LaySeg, LayJaPen,
LayJaPang).
Saat ini Bapak M. Muslimin membuka konsultasi dengan SMS. Jadi
peserta didik yang ingin langsung menanyakan / berkonsultasi tidak harus
menunggu sampai besok tetapi bisa dengan berkirim pesan. Sehingga peserta
didik dapat berkonsultasi dengan lebih mudah. Sebelumnya beliau
memberikan nomor teleponnya kepada peserta didiknya.
5
Berkaitan dengan media yang digunakan, beliau menyebutkan yaitu
salah satunya adalah teman sekelilingnya. Salah satu teman dijadikan objek
contoh atau peraga. Sehingga menjadikan teman yang lainnya lebih mudah
dalam memahami dalam kegiatan bimbingan maupun konseling. Contoh
media lain yaitu seperti projector, papan tulis, dan sebagainya.
Bapak Muslimin juga menjelaskan bagaimana menangani peserta
didik yang bermasalah/melanggar aturan. Mereka menggunakan metode tiga
kali teguran. Yaitu ketika peserta didik melanggar satu kali maka peserta
didik akan diberikan bimbingan, ketika kedua kalinya ia melanggar maka
akan diberi bimbingan lagi, dan apabila melakukan pelanggaran lagi yang
ketiga maka akan dipanggil orang tuanya berkaitan dengan masalah tersebut,
apabila dikira ia tidak memungkinkan untuk diperbaiki dan akan berakibat
menyebar ke teman-teman sekitarnya maka akan dimusyawarahkan dengan
pihak yang lain yang bersangkutan untuk ditinjaklanjuti, orang tua peserta
didik akan dipanggil menggunakan surat. Apabila dikiranya perlu untuk
mengunjungi rumah peserta didik maka guru akan berkunjung dan kemudian
akan menuliskan laporannya untuk keperluan tindakan selanjut.
6
BAB III
PEMBAHASAN TEMUAN
A. Program Kerja Bimbingan dan Konseling
Program kerja dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan dari
suatu organisasi yang terarah, terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk
rentang waktu yang telah ditentukan oleh suatu organisasi. Program kerja ini
akan menjadi pegangan bagi organisasi dalam menjalankan rutinitas roda
organisasi. Program kerja juga digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan
cita-cita organisasi. Dalam hal ini yaitu berkaitan dengan cita-cita Bagian
Bimbingan dan Konseling.
Menurut peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada
pendidikan dasar dan pendidikan menegah pasal 1 yaitu : “Bimbingan dan
Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta
terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya”. Dalam peraturan tersebut dikatakan
“Terprogram”, artinya bahwa memang seharusnya sebuah Bimbingan dan
Konseling memiliki program kerja seperti halnya SMP Negeri 3 Slawi ini.
7
Jenis Program kerja sangatlah banyak tetapi menurut rentang waktu
perencanaan yaitu sebagagi berikut:
1. Program kerja untuk satu periode kepengurusan
Jenis program kerja ini biasanya dibuat oleh organisasi untuk satu
periode kepengurusan, sehingga kegiatan rapat kerja (raker) organisasi
hanya dilakukan sekali dalam satu periode kepengurusan dan untuk
tahap selanjutnya akan diadakan evaluasi dan koordinasi dari program
kerja yang telah ditetapkan.
2. Program kerja untuk waktu tertentu
Jenis program kerja seperti ini disusun untuk suatu jangka waktu
tertentu biasanya triwulan, caturwulan, semester dan lain lain. Dalam
pembuatan metode program kerja seperti ini maka akan ditemui bahwa
suatu organisasi akan mengadakan rapat kerja (raker) organisasi lebih
dari sekali dalam satu periode kepengurusan
Dan untuk pembuatan program kerja dibawah ini adalah cara atau
mekanisme pembuatan program kerja bimbingandan konseling:
8
B. Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan.1 Kurikulum yang digunakan menyesuaikan
jenjang pendidikan yang dilaksanakan. Dan Kurikulum Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama merupakan seluruh kegiatan pengalaman pembelajaran
peserta didik SMP baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berkaitan dengan perubahan zaman maka kurikulum selalu berubah
mengikutinya sehingga dapat mengimbangi berkaitan dengan perubahan
zaman tersebut. Seperti halnya kurikulum sekarang yaitu kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). Berubah dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 dan
kini kembali lagi menjadi KTSP. Yaitu sesuai dengan Peraturan Bersama
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5496/C/KR/2014
dan Nomor 7915/D/KP/2014. Dan juga pada tanggal 5 Desember 2014
Mendikbud, Anis Baswedan telah mengeluarkan surat edaran Nomor :
179342/MPK/KR/2014 yang intinya yaitu
1. Menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 dan supaya
menggunakan kurikulum 2006,
1 Wikipedia Bahasa Indonesia, “Kurikulum”, Wikipedia, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 07:52.
9
2. Tetap menerapkan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah
3 semester ini menerapkandan menjadikan sekolah tersebut
sebagai sekolah pengembangan dan percontohan penerapan
kurikulum 2013.
C. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling dilaksanakan melalui berbagai layanan,
dengan mempertimbangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial dan
perkembangan kehidupan pembelajaran serta perencanaan karir. Bentuk
pelayanan bagi peserta didik dapat dikembangkan dengan menggunakan
berbagai cara dan variasi sesuai kebutuhan sekolah, kekhasan atau
karakteristik potensi daerah. Beberapa layanan bimbingan dan konseling
yaitu: Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan dan
Penyaluran, Layanan Penguasaan Konten, Layanan Konseling Perorangan,
Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Konseling Kelompok, Layanan
Konsultasi, Layanan Mediasi, dan Layanan Advokasi.
a. Layanan Orientasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi
peserta didik baru, dan obyek- obyek yang p e r l u dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru secara efektif dan berkarakter.
b. Layanan Informasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
10
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan BK yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat di dalam kelas, kelompok belajar, pemi-natan/jurusan/program
studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler secara
terarah, objektif dan bijak.
d. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan BK yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau
kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sesuai
dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter yang terpuji.
e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan BK yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur
perorangan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan BK yang membantu
peserta didik dalam pengem-bangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan,
serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang
terpuji melalui pembahasan topik-topik tertentu dalam suasana dinamika
kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan BK yang membantu
peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi
sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui suasana dinamika
kelompok.
11
h. Layanan Konsultasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik
dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan
cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak
ketiga sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji.
i. Layanan Mediasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik
dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan
pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji.
j. Layanan Advokasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik
untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhatian dan atau mendapat perlakuan yang salah sesuai
dengan tuntutan karakter yang terpuji.
D. Media Bimbingan dan Konseling
Media adalah seusatu yang digunakan dalam mensukseskan dan
sebagai perantara untuk suatu hal, misalnya dalam pendidikan taupun lainnya.
Dalam pendidikan dengan adanya media maka akan terjadi interaksi antara
guru dengan peserta didik. Apalagi dengan adanya media yang baik.
Selanjutnya Arsyad (2003:9) mengungkapkan bahwa media yang
baik pada umumnya memiliki 3 ciri utama, yaitu fiksatif, manipulatif, dan
distributif. Fiksatif ditandai dengan kemampuan media untuk menyimpan,
melestarikan atau merekonstruksi suatu peristiwa. Maipulatif ditandai dengan
kemampuannya untuk mentransfer suatu peristiwa dalam konteks atau waktu
yang beragam. Distributif ditandai dengan kemampuan media untuk
12
menampilkan suatu hal secara merata kepada siswa tanpa pengecualian dan
dapat disajikan secara berulang-ulang.
Dalam dunia Bimbingan dan Konseling, keberadaan media sangatlah
dibutuhkan. Dengan adanya media dalam kegiatan bimbingan maupun
konseling interaksi antar pembimbing atau konselor dengan klien akan lebih
mudah, klien ataupun konselor akan lebih cepat menerima apa yang
disampaikan oleh lawan bicaranya. Dengan begitu maka akan lebih cepat
mencapai tujuan.
Macam media sangatlah beragam. Guru dapat memanfaatkan yang
ada pada disekelilingnya untuk dijadikan media dalam kegiatannya. Contoh
umum media yang digunakan dalam bimbingan dan konseling yaitu gambar,
audio, video, text, tabel, grafik, proyektor, komputer, speaker, microphone,
buku, dan sebagainya. Media tidak hanya benda mati atau tak hidup tetapi
juga benda hidup juga dapat digunakan sebagai media. Contohnya teman di
sekeliling, pekerja yang dijadiakan sebagai objek kajian/narasumber, dan juga
sebagainya.
E. Menangani Anak yang Bermasalah
Masalah dalam anak dapat diselesaikan dengan berbagai hal.
Tergantung dengan masalah yang dihadapi anak. Menurut Ny. Singgih
Gunarso, adalah; pertama, dengan tindakan preventif yakni
segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya
kenakalan. Kedua, tindakan represif yaitu tindakan untuk
13
menindas dan menekan kenakalan remaja dan
menanggulangi timbulnya kenakalan remaja yang lebih
parah. Ketiga, tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu merevisi
akibat perbuatan nakal terhadap individu
Bimbingan juga bertujuan untuk meminimalisasi masalah anak.
Seperti halnya konseling untuk mengatasi masalah anak. Dalam bimbingan
dan konseling menggunakan berbagai metode, yaitu antara lain:
1. Metode ceramah
2. Metode diskusi
3. Metode demonstrasi
4. Metode ceramah plus
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Teknik
Dalam menangani masalah pada anak guru bimbingan dan
konseling juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dasar profesionalitas.
Karena dengan tersebut maka bimbingan dan konseling akan berjalan dengan
baik. Prinsip tersebut yaitu:
1. Setiap Individu dipandang atas dasar kemuliaan harkat dan martabat
kemanusiaannya.
2. Setiap individu memiliki hak untuk dihargai, diperlakukan dengan
hormat dan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pelayanan
bimbingan dan konseling yang bermutu secara profesional.
3. Profesi bimbingan dan konseling memberikan pelayanan bagi individu
dan berbagai latar belakang kehidupan yang beragam dalam budaya;
14
etnis, agama dan keyakinan; usia; status sosial dan ekonomi; individu
dengan kebutuhan khusus; individu yang mengalami kendala bahasa;
dan identitas gender.
4. Setiap individu berhak memperoleh informasi yang mendukung
pemenuhan atas kebutuhan untuk mengembangkan diri.
5. Setiap individu mempunyai hak untuk memahami arti penting dan
pilihan hidup dan bagaimana pilihan tersebut akan memengaruhi masa
depan yang membahagiaan.
6. Setiap individu memiliki hak untuk dijaga kerahasiaan dirinya sesuai
dengan hak-hak pribadinya, aturan hukum, kebijakan dan standar etika
pelayanan.2
2 Zulfan Saam, Psikologi Konseling, Jakarta: Grafindo Persada, Hal.152
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan di atas adalah bimbingan
dan konseling berjalan dengan lancar walaupun kurikulum yang digunakan
terus berganti. Dan dengan program kerja bimbingan dan konseling yang ada
dan selalu direvisi sesuai dengan kebutuhan maka kegiatan bimbingan dan
konseling tepat sasaran, artinya kegiatan bimbingan dan konseling berjalan
dengan baik. Kemudian teknik yang digunakan sesuai dengan apa yang ada
pada teori dengan perubahan sedikit.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada sekolah tempat penulis
observasi dan wawancara, SMP Negeri 3 Slawi yaitu:
1. Tetap jaga keharmonisan dan keakraban dengan Universitas Pancasakti
Tegal karena nantinya akan berdampak baik bagi sekolah tersebut.
2.
16
DAFTAR PUSTAKA
Suhardi, Didik. 2014. Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar.
Hariyadi, Sigit. 2012. Video Sebagai Media Layanan Bimbingan dan Konseling.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Saam, Zulfan. 2013. Psikologi Konseling. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sudrajat, Akhmad. 2014. Salinan Peraturan menteri pendidikan dan Kebudayaan
Tentang Bimbingan dan Konseling. (Online)
(https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2014/11/permendikbud-
no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling.pdf, diakses
pada 19 Mei 2015).
Smpn1singajaya.wordpress.com. 2011. Bimbingan dan Konseling. (Online)
(https://smpn1singajaya.wordpress.com/bimbingan-dan-konseling/,
diakses pada 20 Mei 2015).
Ikatan Alumni Perguruan Wahidin. 2012. Pedoman Penyusunan Program Kerja
IAPW. (Online), (http://www.iapw.info/new/index.php?
option=com_content&view=article&id=517:pedoman-penyusunan-
program-kerja-iapw&catid=86:green-tech&Itemid=444, diakses pada
28 Mei 2015).
LAMPIRAN
Foto-foto Kegiatan