Laporan Multivitamin
-
Upload
guestb59a8c8 -
Category
Travel
-
view
6.969 -
download
2
Transcript of Laporan Multivitamin
1
LAPORAN
METODE RISET PEMASARAN
Analisis Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Multivitamin yang
Dikonsumsi (Studi Kasus Mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya)
Oleh
1. Mawaddah Novi Arini (1305030011)
2. Dwi Raharjo (1305030022)
3. Vita Oktaviyanti (1305030027)
4. Dessy Noor Hadiyah (1305030033)
5. Mega Khoirunnisak (1305030049)
PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2008
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini gencar dipromosikan bermacam-macam multivitamin yang
konon berkhasiat meningkatkan energi, memperkuat kekebalan tubuh dan banyak
lagi lainnya. Di zaman modern seperti sekarang, agaknya tidak mudah bagi kita
untuk bebas sama sekali dari efek-efek yang dapat menyebabkan tubuh
kekurangan gizi. Banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas penyerapan gizi
misalnya polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit yang
lama, kecanduan rokok, minuman keras dan narkotika.
Multivitamin merupakan suatu formula yang terdiri dari vitamin tunggal,
multi atau kombinasi dengan mineral. Keberadaan multivitamin ini sudah banyak
dikenal oleh masyarakat dengan bentuk sediaan yang beraneka ragam misalnya :
tablet, tablet salut, tablet effervescent, kapsul, kaplet, serbuk serta sirup.
Riset ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum dan sumber
informasi yang mendasari penggunaan multivitamin oleh mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Banyak kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, misalnya kegiatan
perkuliahan yang padat atau pun kegiatan organisasi didalam dan diluar kampus.
Pada masa itu, peran mahasiswa sangat dituntut untuk banyak berhubungan
dengan masyarakat (bersosialisasi), sehingga aktivitas tersebut bisa menyebabkan
kondisi fisik yang menurun. Hal itu dapat terjadi jika aktivitas tersebut tidak
diikuti oleh pola hidup yang sehat, sehingga untuk memenuhi asupan gizi bagi
tubuh maka diperlukan multivitamin tambahan.
Dalam penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam memilih
multivitamin ini digunakan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui
karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin, serta analisis regresi
logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa ITS
dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi.
3
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian terhadap
perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong mahasiswa untuk mengkonsumsi serta
memilih multivitamin ?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam
mengkonsumsi multivitamin antara lain adalah :
1. Mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam mengkonsumsi
serta memilih multivitamin.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain, dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang memproduksi
multivitamin dalam memasarkan produknya.
1.5 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi hanya pada produk
multivitamin untuk menjaga sistem daya tahan tubuh, yaitu dikhususkan untuk
bentuk tablet dan kapsul, contohnya : Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton
Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Multivitamin Natural dan Sintetis
Multivitamin natural adalah hasil ekstraksi langsung dari sumber makanan
yang mengandung unsur-unsur zat alami, seperti jaringan tubuh hewan atau
tumbuh-tumbuhan. Sedangkan yang sintetis umumnya merupakan rekayasa
kimiawi di dalam laboratorium. Namun keduanya dianggap sama efektifnya
karena masing-masing memiliki struktur kimiawi yang sama, kecuali vitamin E.
Multivitamin natural umumnya organik, tetapi tidak semua multivitamin
organik berasal dari zat natural (alami). Vitamin sintetis baru dapat disebut
organik jika memiliki karbon atom. Sebutan organik menandakan bahwa bahan
dasar yang dipakai berasal dari jaringan hewan dan tumbuhan yang belum
dicemari zat kimia. Multivitamin yang beredar di pasaran umumnya merupakan
kombinasi dari unsur natural dan sintetis. Kombinasi ini dibuat untuk lebih
meningkatkan potensi unsur alami dalam setiap kapsul atau takaran multivitamin
(Gunawan, 1999).
2.2 Dosis Multivitamin yang Tepat
Standar kecukupan multivitamin bagi setiap orang masih merupakan topik
kontroversial di kalangan para ahli kesehatan sendiri. Mengkonsumsi menu sehat
setiap hari sekali pun tidak menjamin perolehan zat gizi yang diperlukan. Kondisi
kesehatan pencernaan setiap orang juga sangat menentukan apakah proses
penyerapan zat gizinya efisien atau tidak. Tidak seorang pun dapat menentukan
dengan pasti berapa takaran setiap gizi yang dibutuhkan tubuh. Jika kondisi
pencernaan sehat, pola makan baik, dan lebih banyak makan-makanan sehat yang
bervariasi, tubuh akan mengatur sendiri kebutuhan gizinya.
Dosis yang tertera pada kemasan multivitamin dibuat berdasarkan kondisi
standar dari masyarakat Negara produsen masing-masing. RDA (Recommended
Dietary Allowance) adalah standar yang dipakai produk Amerika. Sedangkan RDI
(Recommended Dietary Intake) adalah standar yang dipakai oleh produk Australia.
5
Tidak ada perbedaan yang terlalu besar di antara kedua standar tersebut.
Keduanya bahkan masih menggunakan standar tahun 60-an yang sudah
kadaluwarsa. Standar ini sebenarnya hanya aman untuk orang dewasa yang sehat
dengan aktivitas normal, bukan untuk setiap orang, apalagi yang sedang sakit.
Dosis yang tepat bagi setiap orang sangat individual, tergantung pada faktor usia,
genetik, kondisi kesehatan, tingkat stress, pola makan, tingkat aktivitas, dan
sebagainya (Gunawan, 1999).
2.3 Konsep Multivitamin
1. Faktor biologis
Kelas sosial : Pemakaian obat modern lebih banyak dilakukan oleh mahasiswa
yang berasal dari perkotaan, di daerah tidak tertinggal sedangkan obat tradisional
lebih banyak digunakan oleh mahasiswa yang berasal dari pedesaan, di daerah
tertinggal (Zimmerman, 2002).
2. Faktor sosial
Keluarga : Keluarga yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan lebih
memilih dokter jika berobat atau jika mengobati sendiri anggota keluarganya akan
lebih memilih obat modern (multivitamin) dibandingkan keluarga dengan
pendidikan yang lebih rendah. Dalam hal ini keluarga tersebut lebih suka ke
puskesmas atau ke praktek petugas kesehatan serta menggunakan obat tradisional
(Maulana, 1999).
3. Faktor kepribadian
a. Gaya hidup : Multivitamin dan kalsium dapat direkomendasikan bagi
remaja (mahasiswa) yang mungkin kurang asupan makanan memiliki
kebiasaan merokok, obat-obatan, dan minum-minuman beralkohol.
Selama asupan makanan cukup baik dean menjauhi pola hidup tak sehat,
multivitamin sama sekali tidak dibutuhkan. Multivitamin dibutuhkan
hanya ketika seseorang menderita luka bakar serius, infeksi yang luas,
aktivitas fisik berat atau stress yang hebat (Maulana, 1999).
b. Keadaan ekonomi : Keadaan ekonomi mempengaruhi pola konsumsi
masyarakat. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam
mempergunakan uangnya (Maulana, 1999).
6
4. Faktor kejiwaan
Motivasi : Mengenal hubungan antara makanan dan perasaan dan menangani
pengembangan emosi yang mendasar biasanya penting untuk mengubah
kebiasaan makanan yang buruk menjadi kebiasaan hidup sehat. Dimana dengan
adanya kebiasaan makanan yang buruk akan menyebabkan penurunan kekebalan
yang akhirnya akan mendorong mahasiswa mengkonsumsi multivitamin
(Zimmerman, 2002).
2.4 Persepsi Dan Preferensi Konsumen
Dalam proses keputusan pembelian, persepsi dan preferensi konsumen
terhadap suatu produk mempunyai pengaruh yang besar bagi konsumen dalam
menentukan pilihannya. Terkadang konsumen memandang situasi yang sama
dengan cara yang berbeda. Menurut John Berrigan dan Carl Finkenberner (1992),
persepsi didefinisikan sebagai ”Proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Sementara itu, meurut Ari
Sudarman (1992), preferensi konsumen dapat berarti bahwasanya setiap
konsumen harus dapat membedakan dari semua untaian komoditi yang ada,
untaian mana yang lebih dipilih, untaian mana yang lebih tidak dipilih dan untaian
mana yang relatif sama bila dibandingkan dengan untaian-untaian yang ada
(Rosyidi, 1998).
2.5 Uji Validitas
Suatu uji yang berguna untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan untuk masing-
masing faktor yang berhubungan dengan tujuan penelitian, sehingga konsep yang
tertulis di kuisioner (sebagai alat ukur) harus berdasarkan tujuan penelitian yang
akan dicapai. yang penting dari kuisioner tidak hanya kalimat dalam pertanyan
tetapi juga klasifikasi (alternatif) jawaban.
Kuisioner yang valid harus memuat pertanyaan yang dapat dipersepsikan
sama antara peneliti dengan responden serta persepsi antar responden harus
seragam, dan konsisten. Validitas Konstruk merupakan suatu uji yang mengukur
7
apakah alat ukur tersebut sudah benar kerangka konsepnya dan mengukur aspek
yang sama, caranya dengan mengukur korelasi setiap item jawaban dengan total
jawaban dengan korelasi produc moment :
Hipotesa :
H0: atribut tidak mengukur aspek yang sama
H1: atribut mengukur aspek yang sama
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛
=
∑∑∑∑
∑∑∑
====
===
2
11
22
11
2
111
n
i
n
i
n
i
n
i
n
j
n
i
n
i
YYNXXN
YXXYNr ……………….……(2.1)
dimana:
r = nilai korelasi yang akan dibandingkan dengan nilai r pada tabel kritis
dengan tingkat signifikansi α = 5%,dan derajat bebas n-2
X = nilai-nilai jawaban untuk setiap atribut pertanyaan, i = 1, 2,...,n
Y = total nilai jawaban pada seluruh atribut pertanyaan untuk setiap responden,
j = 1, 2, ..., n.
N = jumlah responden.
Bila nilai korelasi tersebut kurang dari nilai r tabel maka item pertanyaan
tersebut tidak valid, atau tidak mengukur aspek yang sama dengan item yang lain,
kalau nilai r hitungnya negatif berarti pernyataan tersebut bertolak belakang
dengan pernyataan lainnya. Nilai korelasi yang semakin tinggi menunjukkan
validitas semakin valid. Ukuran nilai korelasi biasanya diatas 0.5 atau meskipun
tidak sebesar 0,5 tetapi berdasarkan hasil penggujian korelasi memberikan
kesimpulan yang signifikan (Aswar, 1997).
2.6 Uji Reliabilitas
Nilai reliabilitas suatu alat ukur (kuisioner) adalah angka indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan/ menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama, hipotesanya adalah :
8
H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten
H1 : Hasil pengukuran konsisten
Teknik belah dua, teknik ini dilakukan bila terdapat banyak item pertanyaan
dalam kuisioner sekitar 50-60 item, makin besar jumlah item makin reliabel.
Caranya:
1. Buang item pertanyaan yang tidak valid
2. Item yang valid bagi jadi dua bagian, bisa acak atau ganjil genap
3. Skor untuk setiap bagian dijumlahkan
Teknik tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan nilai α
Cronbach dimana setelah skor dibagi dua masing-masing dicari nilai standard
deviasi kuadratnya demikian juga dengan standard deviasi kuadrat dari total skor
(tanpa dibelah), dan dimasukkan dalam rumus :
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ +−= 2
22
211
xt
ppc S
SSkα ........................................(2.2)
Dimana :
k = jumlah belahan yang dibuat
S2p = Standard deviasi skor pada masing-masing belahan
S2xt = Standard deviasi kuadrat dari total skor
Nilai αc adalah nilai α Cronbach, bilai nilainya diatas 0,7 berarti alat ukur tersebut
sudah cukup reliabel (Aswar, 1997).
2.7 Tabulasi Silang (Crosstab)
Metode tabulasi silang merupakan metode penyusunan data yang paling
sederhana untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel. Variabel
yang dianalisis dengan metode merupakan variabel kualitatif atau kategorikal,
yang memiliki skala nominal atau ordinal.
Dalam penelitian ini hanya menggunakan tabel kontingensi dengan dua
variabel atau tabel kontingensi dua dimensi. Tabel kontingensi dua dimensi
merupakan tabel kontingensi yang terdiri dari dua variabel yang bersifat kategori
dengan masing-masing variabel memiliki beberapa kategori atau level. Masing-
masing kategori tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
9
a. Homogen
Setiap kategori terdiri atas obyek yang sama, artinya obyek dengan
karakteristik sama terletak dalam satu kategori.
b. Mutually exclusive (saling lepas)
Mutually exclusive artinya antara kategori yang satu dengan lainnya saling
lepas sehingga setiap pengamatan hanya akan termuat dalam salah satu kategori
suatu variabel.
c. Mutually exhaustive
Mutually exhaustive artinya pembagian dalam suatu variabel harus membagi
habis seluruh bagian variabel sehingga tidak akan terjadi suatu pengamatan yang
tidak termasuk dalam kategori manapun (Agresti, 1990).
2.8 Regresi Logistik
Regresi Logistik adalah suatu analisis regresi yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan sekumpulan variabel
prediktor dimana variabel respon bersifat biner atau dikotomus.
Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya mempunyai dua
kemungkinan nilai, misalnya sukses dan gagal, sedang variabel prediktor sering
disebut juga covariate.
Bentuk Model Logistik
Berikut ini diberikan bentuk model logistik multivariat dan univariat
Model regresi logistik Multivariat, yaitu :
ppxxxxg ββββ ++++= ...)( 22110 .......................................(2.3)
)(
)(
1)( xg
xg
eex+
=π ............................................(2.4)
Model regresi logistik univariat, yaitu :
xx
xxg 10)(1)(ln)( ββ
ππ
+=⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
= ..........................(2.5)
x
x
eex
10
10
1)( ββ
ββ
π +
+
+= …………………….(2.6)
10
Dimana :
g(x) = logit [π(x)]
π(x) = Probabilitas sukses dari variabel x
yang selanjutnya disebut sebagai model regresi logistik. Pola distribusi bersyarat
variabel respon (Y) dan erornya (e) ditulis sebagai berikut :
π(x) = )( xYE
ε+= )( xYEe
επ += )(xy
Nilai eror mempunyai dua kemungkinan yaitu:
1. Jika y =1, maka ε=1- π(x) dengan probabilitas π(x).
2. Jika y =0, maka ε= -π(x) dengan probabilitas 1- π(x).
ε memiliki distribusi dengan rata-rata nol dan varian π(x)[ 1- π(x)
2.8.2 Interpretasi Model Regresi Logistik
Model Regresi Logistik )()1(1 xgxg −+=β , pada persamaan tersebut
1β menunjukkan besarnya perbedaan antara nilai variabel dependen ketika
variabel independen (x+1) dan nilai variabel dependen ketika variabel
independent x, untuk setiap nilai x. Untuk variabel independent dikotomos
diasumsikan nilai x adalah 0 dan 1 sehingga dalam model akan terdapat dua nilai
)(xπ dan dua nilai 1.
Tabel 2.1 Model Regresi Logistik
1=x 0=x
1=Y 10
10
1)1( ββ
ββ
π +
+
+=
ee
0
0
1)0( β
β
πe
e+
=
0=Y 101
1)1(1 ββπ ++=−
e
011)0(1 βπe+
=−
Nilai odds ratio untuk x = 1 dan x = 0 dapat dinyatakan:
[ ][ ])0(1/)0(
)1(1/)1(ππππψ
−−
= maka dengan mensubstitusikan model logistik
pada tabel didapatkan 1βψ e= jika 1=ψ dapat disimpulkan bahwa pada kedua
11
variabel tidak terdapat hubungan dan jika 1>ψ maka antar kedua variabel
terdapat hubungan negatif, demikian juga sebaliknya (Agresti, 1990).
2.9 Pengujian Estimasi Parameter
Pengujian statistik dilakukan untuk menentukan apakah variabel – variabel
bebas yang terdapat dalam model tersebut memiliki hubungan yang nyata dengan
variabel tak bebasnya. Pengujian ini dilakukan sebagai berikut :
1. Uji Serentak
Dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara serentak dan
hipotesa pengujiannya adalah
Ho : β0 = β1 = ...........= βk = 0
H1 : paling sedikit ada satu β ≠ 0
Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G atau Likelihood Ratio Test, yaitu
G = 2⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
−+−−−+∑=
n
aaaaa nnnnnnyy
10011 )]ln()ln()ln([)]ˆ1ln()1()ˆln([ ππ ...(2.7)
Dimana: n1 = banyaknya observasi yang berkategori 1 atau ∑=
=n
aayn
11
n0 = banyaknya observasi yang berkategori 0 atau ( )∑=
−=n
aayn
11 1
n = n0 + n1
Nilai G yang diperoleh dibandingkan dengan distribusi Chi - Square dengan
derajat bebas v dan α sesuai untuk menolak H0 atau H1.
Tolak H0 jika G > 2),( vαχ atau jika nilai p – value < α .
12
2. Uji Parsial
Untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara parsial dengan
membandingkan dugaan β dengan penduga standar errornya.
Hipotesis :
Ho : 0=aβ
H1 : 0≠aβ
Dengan Statistik uji –Wald :
2
22
)ˆ(
ˆ
b
b
SEW
ββ
= ………………………...…………….(2.8)
Statistik uji 2W mengikuti distribusi 2χ , sehingga H0 ditolak jika nilai
);(22
αχ xW > atau p-value <α , dengan derajat bebas v (banyaknya parameter).
2.10 Uji Chi-Square
Untuk mengukur signifikansi antar variabel pada data tabulasi silang agar
dapat diinterpretasikan, maka digunakan uji Chi-Square. Uji Chi-Square
digunakan untuk mengetahui antara asosiasi antara variabel yang diukur tersebut
signifikan atau tidak. Pada uji Chi-Square hanya diperoleh informasi
ketergantungan antara variabel kolom dan variabel baris, tetapi tidak diketahui
kekuatan dari asosiasi tersebut (Sudjana, 1990). Uji Chi-Square untuk tabel
kontigensi dua dimensi dirumuskan sebagai berikut :
( )∑∑= =
−=
I
I
J
J ij
ijij
EEO
1 1
22χ ......................................(2.9)
Dimana :
( ) ( )
N
kolomxbarisE
r
i
c
jij
∑ ∑= == 1 1
Derajat bebas = ( )( )11 −− cr
13
=ijO Obseravasi baris ke-i dan kolom ke-j
=ijE Frekuensi harapan baris ke-i dan kolom ke-j
r = Banyaknya baris
k = banyanya kolom
2.11 Sampling Acak Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Format sampling acak yang paling sederhana disebut sampling acak
sederhana. Dalam sampling acak sederhana setiap populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih.
a. Sasaran : Untuk memilih n unit ke luar dari N . seperti kombinasi dari NCn
mempunyai suatu kesempatan terpilih yang sama.
b. Prosedur : Gunakan suatu tabel angka-angka acak, suatu komputer generator
nomor, jumlah acak, atau suatu alat mekanik untuk memilih suatu sampling
tersebut. (Susilaningrum dan Purhadi, 2002).
14
BAB III
METODOLOGI
3.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yakni
dengan cara melakukan survei melalui kuisioner, dimana respondennya adalah
mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang
mengkonsumsi multivitamin dalam kurun waktu 5 bulan terakhir.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Sebelum menentukan sampel yang akan diambil dalam penelitian, maka
terlebih dahulu dilakukan survey pendahuluan. Survey pendahuluan adalah survey
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang akan dipakai serta untuk
menetapkan kuisioner yang digunakan. Pada penelitian ini survey pendahuluan
dilakukan kepada 30 mahasiswa yang pernah mengkonsumsi multivitamin.
Responden yang dipilih adalah mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin
dalam 5 bulan terakhir.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode probability
sampling. William G. Cochran (1977) dalam bukunya menyebutkan bahwa untuk
menaksir sampel yang populasinya tidak diketahui dapat menggunakan sistem
proporsi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
2
2
2
d
pqZn
α= .............................................(3.1)
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang harus diambil
Z = Nilai tabel distribusi Normal baku
α = Taraf signifikansi (5%)
d = Tingkat kesalahan (5%)
p = Proporsi jumlah mahasiswa ITS yang mengkonsumsi multivitamin
q = Proporsi jumlah mahasiswa ITS yang terakhir kali mengkonsumsi
multivitamin lebih dari 5 bulan yang lalu
15
Berdasarkan hasil survey pendahuluan dengan p sebesar 0,7 dan q sebesar
0,133 diperoleh hasil bahwa jumlah sampel yang harus diambil untuk penelitian
ini adalah sebanyak 144 mahasiswa, namun dalam hal ini akan dilakukan
penelitian terhadap 150 mahasiswa ITS. Adapun langkah yang dilakukan dalam
pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Menentukan komunitas mahasiswa yang akan disurvey
2. Dari komunitas tersebut kemudian ditentukan nomor sampling setiap
mahasiswa secara sembarang
3. Menentukan angka acak terpilih dengan menggunakan tabel angka acak
4. Melakukan survey terhadap mahasiswa yang terpilih nomor samplingnya.
3.3 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel
demografi, variabel gaya hidup, dan variabel preferensi. Adapun penjelasan dari
masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
a. Variabel Demografi
Variabel demografi yang meliputi latar belakang responden ditampilkan
sebagai berikut :
1. Usia (X1)
2. Daerah asal (X2)
3. Status tempat tinggal (X3)
4. Jumlah pengeluaran rutin (X4)
5. Pengeluaran khusus kesehatan (X5)
6. Jumlah pengeluaran kesehatan (X6)
b. Variabel Gaya Hidup
Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan
akhirnya mempengaruhi pilihan konsumsinya. Berikut ini tampilkan sebagai
berikut :
1. Keaktifan dalam kegiatan (X7)
2. Kegiatan yang sering diikuti (X8)
16
3. Kebiasaan buruk (X9)
4. Kebiasaan buruk yang dimiliki (X10)
5. Tindakan kesehatan (X11)
6. Merk multivitamin (X12)
7. Alasan mengkonsumsi (X13)
8. Motivasi (X14)
9. Informasi (X15)
10. Frekuensi konsumsi (X16)
11. Kepentingan multivitamin bagi mahasiswa (Y)
c. Variabel Preferensi
Variabel preferensi digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi.
Variabel-variabel tersebut adalah :
1. Karakteristik produk (X17)
2. Kemasan produk (X18)
3. Jaminan pelayanan (X19)
4. Keampuan menarik konsumen (X20)
5. Manfaat bagi tubuh (X21)
3.4 Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini, urutan langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah
sebgaia berikut :
1. Menentukan populasi. Dalam hal ini populasi yang diambil dibatasi pada
mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang
mengkonsumsi multivitamin dalam kurun waktu 5 bulan terakhir bentuk
tablet dan kapsul khususnya yaitu Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton
Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C.
2. Mengidentifikasi variabel
3. Membuat desain kuisioner
4. Melakukan survey pendahuluan
17
5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas data. Jika validitas dan reliabilitas
terpenuhi maka dilanjutkan pada langkah analisis selanjutnya, sedangkan jika
tidak terpenuhi maka memperbaiki kuisioner.
6. Menentukan jumlah sampel yang akan diambil
7. Melakukan survey
8. Melakukan pengolahan dan analisis data. Adapun langkah analisis yang
dipergunakan adalah:
a. Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi
multivitamin. Digunakan analisis deskriptif dan tabulasi silang
(crosstabulation) pada variabel demografi yakni X4-X6.
X4 (jumlah pengeluaran rutin)
X5 (pengeluaran khusus kesehatan)
X6 (jumlah pengeluaran kesehatan)
Langkah-langkah mencapai tujuan pertama ini adalah :
i. Menentukan nilai modus serta frekuensi dari variabel X4 (jumlah
pengeluaran rutin), X5 (pengeluaran khusus kesehatan), X6 (jumlah
pengeluaran kesehatan) melalui statistik deskriptif .
ii. Melakukan analisis deskriptif melalui bentuk histogram serta pie chart
berdasarkan frekuensi yang telah diketahui yang digunakan untuk
memudahkan melihat karakteristik responden mengenai demografinya.
b. Untuk mengkaji faktor-faktor yang mendorong mahasiswa mengkonsumsi
serta memilih jenis multivitamin, maka dilakukan analisis dengan
menggunakan Regresi Logistik yaitu dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
i. Menentukan nilai modus serta frekuensi dari variabel X7 (keaktifan
dalam kegiatan), X9 (kebiasaan buruk), X11 (tindakan kesehatan), X13
(alasan mengkonsumsi), X14 (motivasi), serta X15 (informasi) melalui
statistik deskriptif .
ii. Melakukan analisis deskriptif melalui bentuk histogram serta pie chart
berdasarkan frekuensi yang telah diketahui yang digunakan untuk
memudahkan melihat karakteristik responden mengenai gaya hidupnya.
18
iii. Melakukan uji validitas isi untuk variabel gaya hidup dan validitas
konstruk untuk variabel preferensi serta melakukan uji reliabilitas
untuk kedua variabel tersebut.
iv. Melakukan uji independensi pada antara variabel tak bebas dengan
variabel bebas sebagai berikut :
Y (kepentingan multivitamin bagi konsumen)
X7 (keaktifan dalam kegiatan)
X9 (kebiasaan buruk)
X16 (frekuensi konsumsi)
X17 (Karakteristik produk)
X18 (Kemasan produk)
X19 (Jaminan pelayanan)
X20 (Keampuan menarik konsumen)
X21 (Manfaat bagi tubuh)
Adapun hipotesis dalam pengujian ini adalah :
H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y)
H1 : Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y)
v. Melakukan analisis regresi logistik univariat, dalam hal ini diambil
variabel yang dianggap berpengaruh terhadap kepentingan
multivitamin bagi konsumen dari hasil uji independensi sebelumnya.
vi. Melakukan analisis regresi logistik multivariat
vii. Melakukan pengujian signifikansi parameter baik secara serentak
maupun secara parsial.
viii.Melakukan pengujian kesesuaian model dengan hipotesis :
H0 : Model ringkas adalah model terbaik
H1 : Model lengkap adalah model terbaik
ix Mengetahui model yang terbaik dari variabel yang dianggap
berpengaruh terhadap mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin.
x. Menginterpretasikan hasil permodelan yang telah didapatkan.
19
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Variabel Demografi
Dalam penelitian untuk mengetahui karakteristik yang mendasari
penggunaan multivitamin oleh mahasiswa ITS Surabaya dengan populasi 150
responden, maka terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif terhadap
varaiabel demografi dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik responden.
4.1.1 Karakteristik Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan
Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis perilaku
mahasiswa dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi adalah karakteristik
responden terhadap jumlah pengeluaran rutin setiap bulan. Berikut ini merupakan
gambar histogram sebagai analisis statistika deskriptif untuk mengetahui jumlah
pengeluaran rutin setiap bulan responden :
01020304050607080
1
Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan
≤ Rp. 250.000
Rp. 250.001 - Rp.500.000Rp. 500.001 - Rp.750.000> Rp. 750.000
Gambar 4.1 Histogram Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan
Berdasarkan Gambar 4.1 mengenai karakteristik responden yaitu jumlah
pengeluaran rutin setiap bulan responden, diketahui bahwa jumlah pengeluaran
rutin setiap bulan terbesar yaitu pada rentang Rp 250.001 – Rp 500.000 sebesar 75
responden. Hal tersebut dikarenakan mayoritas responden adalah anak kost.
Sedangkan paling sedikit yaitu lebih dari Rp 750.000 sebesar 6 responden.
20
4.1.2 Karakteristik Pengeluaran Khusus untuk Kesehatan
Berikut ini merupakan pie chart yang digunakan sebagai analisis statistika
deskriptif untuk mengetahui biaya khusus untuk kesehatan yang dikeluarkan
responden:
Pengeluaran Khusus Untuk Kesehatan
35%
65%
Ya
Tidak
Gambar 4.2 Pie Chart Pengeluaran Khusus untuk Kesehatan
Melalui Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 % yakni 97
mahasiswa tidak mempunyai anggaran khusus untuk pengeluaran kesehatan.
Alasan dari mayoritas responden adalah karena tidak terlalu memperhatikan
kondisi kesehatan sehingga tidak memiliki anggaran untuk biaya kesehatan.
4.1.3 Karakteristik Pengeluaran untuk Kesehatan Setiap Bulan
Jumlah pengeluaran responden untuk kesehatan setiap bulan dari 150
responden adalah berbeda-beda, hal tersebut dapat dilihat melalui Gambar 4.3:
0
5
10
15
20
≤ Rp.20.000
Rp. 20.001 -Rp. 40.000
Rp. 40.001 -Rp. 60.000
> Rp.60.000
Pengeluaran Untuk Kesehatan Setiap Bulan
Gambar 4.3 Histogram Jumlah Pengeluaran untuk Kesehatan Setiap Bulan
21
Berdasarkan Gambar 4.3 mengenai karakteristik responden yaitu jumlah
pengeluaran untuk kesehatan setiap bulan, mayoritas responden mempunyai
jumlah pengeluaran kurang dari dan atau sama dengan Rp 20.000 yakni sebanyak
20 mahasiswa dari 53 mahasiswa yang mempunyai pengeluaran khusus untuk
kesehatan setiap bulannya. Selain itu terdapat 8 orang mahasiswa yang memiliki
anggaran kesehatan lebih dari Rp. 60.000 setiap bulan.
4.2 Variabel Gaya Hidup Dan Preferensi Terhadap Atribut Multivitamin
Melalui variabel gaya hidup terhadap atribut multivitamin, ingin diketahui
faktor faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa ITS dalam memilih
multivitamin melalui penting atau tidaknya multivitamin tersebut bagi mahasiswa
ITS sebagai konsumen.
4.2.1 Statistika Deskriptif Variabel Gaya Hidup
Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa atribut dalam variabel gaya
hidup melalui statistika deskriptif yaitu untuk variabel keaktifan dalam kegiatan,
bentuk kegiatan yang diikuti, kebiasaan buruk serta merk multivitamin yang
dikonsumsi .
a. Keaktifan Dalam Kegiatan
Selanjutnya untuk prosentase responden tentang keaktifan dalam kegiatan
dapat dilihat pada Gambar 4.4 :
Keaktifan dalam Kegiatan
65%
35%
YaTidak
Gambar 4.4 Pie Chart Keaktifan dalam Kegiatan
Berdasarkan Gambar 4.4 mengenai keaktifan dalam kegiatan, dapat
diketahui bahwa sebanyak 65 % responden atau sebesar 98 responden mempunyai
keaktifan dalam kegiatan di dalam maupun di luar kampus. Adapun bentuk
22
kegiatan yang diikuti 98 responden tersebut dapat dilihat melalui histogram pada
Gambar 4.5 :
010203040506070
Olahraga Organisasi KerjaSampingan
Lain-Lain
Bentuk Kegiatan
Gambar 4.5 Histogram Bentuk Kegiatan
Melalui histogram mengenai bentuk kegiatan yang dilakukan oleh 98
responden, dapat diketahui bahwa mayoritas yaitu sebesar 62 responden atau lebih
dari separuh jumlah responden yang mempunyai bentuk kegiatan berupa
organisasi, karena di lingkungan ITS terdapat banyak sekali jenis kegiatan yang
berbentuk organisasi sebagai wadah pengenalan dan pengembangan pribadi.
Bentuk kegiatan lainnya adalah kesibukan dalam pembuatan tugas ataupun
laporan.
b. Kebiasaan Buruk
Selanjutnya akan diberikan penggambaran dengan menggunakan pie chart
untuk prosentase responden tentang kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
kesehatan.
Kebiasaan Buruk
77%
23%
YaTidak
Gambar 4.6 Pie Chart Kebiasaan Buruk
23
Berdasarkan Gambar 4.6 mengenai kebiasaan buruk responden, dapat
diketahui bahwa sebanyak 77 % responden atau sebesar 115 responden
mempunyai kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dalam hal ini,
kebiasaan buruk dapat terjadi akibat gaya hidup yang salah ataupun sikap yang
terlalu meremehkan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Adapun macam-macam kebiasaan buruk yang dimiliki 77% responden
dapat dilihat melalui histogram pada Gambar 4.7 :
05
10152025303540
MakanTidak
Teratur
SusahTidur
Merokok KurangIstirahat
Minum-Minuman
Keras
JarangOlahraga
Lain-Lain
Macam-Macam Kebiasaan Buruk
Gambar 4.7 Histogram Macam-Macam Kebiasaan Buruk
Melalui Gambar 4.7 mengenai macam-macam kebiasaan buruk yang
dimiliki oleh 115 responden, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
mempunyai kebiasaan buruk berupa makan tidak teratur, kurang istirahat dan
jarang olahraga. Hal tersebut dapat dikarenakan banyak aktivitas/kegiatan yang
dilakukan serta gaya hidup yang salah dalam menjaga kesehatan.
c. Merk Multivitamin yang Dikonsumsi
Dari berbagai jenis multivitamin yang beredar di pasaran, selanjutnya akan
diberikan gambaran mengenai merk multivitamin yang paling sering dikonsumsi
oleh mahasiswa ITS.
24
0
10
20
30
40
50
60
CDR Redoxon Lain-lain
Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi
Gambar 4.8 Histogram Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi
Berdasarkan Gambar 4.8 yaitu merk multivitamin yang paling sering
dikonsumsi oleh 150 responden pada saat mengalami kondisi yang tidak sehat,
dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih CDR sebanyak 52 responden.
Hal itu diperkirakan karena merk CDR lebih banyak dikenal dan dipercaya
masyarakat sebagai multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Sedangkan
untuk pilihan terbanyak kedua yaitu merk Redoxon sebanyak 35 responden. Merk
multivitamin lainnya yang banyak dikonsumsi oleh responden diantaranya Zevit
C dan Ester C.
d. Tindakan Saat Kondisi Tidak Sehat
Setiap orang memiliki cara masing-masing dalam mengambil tindakan
ketika mereka mengalami kondisi yang tidak sehat. Jenis tindakan tersebut
ditunjukkan melalui Gambar 4.9:
Tindakan Saat Kondisi Tidak Sehat
19%
31%45%
5%Berobat ke Dokter
Mengkonsumsi obat-obatanTidur
Lain-Lain
Gambar 4.9 Histogram Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi
25
Berdasarkan Gambar 4.9 merupakan histogram tindakan yang dilakukan
oleh 150 responden pada saat mengalami kondisi yang tidak sehat, dari gambat
tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih tidur untuk
membuat kondisi tubuh yang lebih baik dengan jumlah sebesar 68 responden.
Karena keterbatasan waktu akibat banyaknya aktivitas yang dilakukan,
mengakibatkan responden tidak sempat berobat ke dokter sehingga lebih banyak
memilih tidur dan mengkonsumsi obat-obatan ataupun multivitamin.
e. Alasan Mengkonsumsi Multivitamin
Berikut ini akan diberikan gambaran mengenai alasan mahasiswa untuk
mengkonsumsi multivitamin yang dipilih melalui histogram pada Gambar 4.10 :
Alasan Mengkonsumsi Multivitamin
1120
1
42
76
0
20
40
60
80 Harga terjangkauCoba-cobaKemasan menarikRasa enakLain-lain
Gambar 4.10 Histogram Alasan Mengkonsumsi Multivitamin
Berdasarkan histogram untuk alasan mengkonsumsi multivitamin dapat
diketahui bahwa sebanyak 42 mahasiswa mengaku mengkonsumsi multivitamin
yang dipilih tersebut karena memiliki rasa yang enak, kemudian sebanyak 20
mahasiswa memiliki alasan karena coba-coba pada awalnya, serta 76 orang
mahasiswa memiliki berbagai alasan lain dalam mengkonsumsi multivitamin,
diantaranya karena manfaat multivitamin dalam menjaga kesehatan tubuh serta
dikarenakan multivitamin tersebut dirasa cocok bagi mereka.
26
f. Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin
Motivasi sering kali berpengaruh dalam pengambilan keputusan seseorang
untuk melakukan suatu hal. Gambar 4.11 merupakan histogram yang
menunjukkan motivasi mahasiswa ITS Surabaya dalam mengkonsumsi
multivitamin :
Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin
49
78
9 103 1
0102030405060708090
Diri sendiri Keluarga Teman Dokter Iklan Lain-lain
Gambar 4.11 Histogram Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin
Melalui Gambar 4.11 dapat diketahui bahwa mayoritas motivasi
mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah atas dorongan dari pihak
keluarga yakni sebanyak 78 orang. Kemudian sebanyak 49 mahasiswa mengaku
bahwa motivasi tersebut bersala dari diri sendiri serta hanya 10 orang mahasiswa
yang memperoleh motivasi untuk mengkonsumsi multivitamin tersebut dari
dokter.
g. Sumber Informasi
Informasi yang diperoleh mengenai suatu produk sering kali dapat
membantu konsumen dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Selanjutnya
dalam hal ini akan diberikan penggambaran mengenai sumber informasi yang
diperoleh untuk multivitamin melalui histogram pada Gambar 4.12 :
27
Sumber Informasi
65 63
10 12
0
10
20
30
40
50
60
70
IklanKeluargaTemanLain-lain
Gambar 4.12 Histogram Sumber Informasi Dalam Konsumsi Multivitamin
Melalui histogram yang menunjukkan sumber informasi bagi mahasiswa
mengenai multivitamin yang dikonsumsi, diketahui bahwa sebanyak 65
mahasiswa menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi mengenai
multivitamin dari iklan. Kemudian sebanyak 63 mahasiswa menyatakan
mendapatkan informasi tersebut dari pihak keluarga, selain itu 10 orang
mahasiswa menyatakan mendapatakan informasi dari teman di sekeliling mereka.
4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Berikut ini akan diukur validitas dari pertanyaan untuk variabel gaya hidup
dengan manggunakan validitas isi. Adapun cara mengukur validitas isi adalah
dengan melihat nilai varians dari variabel tersebut.
Tabel 4.1 Varians dari Variabel Gaya Hidup Variabel N Variance
Kepentingan multivitamin 150 0,139821 Kebiasaan buruk 150 0,180089 Keaktifan dalam kegiatan 150 0,228009 Frekuensi konsumsi 150 0,971633
Melalui nilai varians tiap-tiap variabel gaya hidup pada Tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa seluruh atribut dalam variabel gaya hidup telah memliki nilai
varians yang cukup besar. Dalam artian seluruh atribut pada variabel gaya hidup
tersebut telah mengukur aspek yang sama.
28
Selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas dari pertanyaan-pertanyaan
untuk variabel gaya hidup dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuisioner yang
digunakan dapat dipercaya dalam artian konsisten mengukur gejala yang sama.
Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :
H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten
H1 : Hasil pengukuran consisten
Statistik uji :
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ +−= 2
22
211
xt
ppc S
SSkα
Berdasarkan output SPSS dengan metode Alpha :
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Gaya Hidup Cronbach's Alpha Jumlah Item
0,715 5
Melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.2 didapatkan nilai Alpha
Cronbach’s sebesar 0,715 maka dapat dinyatakan bahwa variabel gaya hidup
telah cukup reliabel sebab nilai tersebut lebih besar dari 0,7.
Selanjutnya akan diukur validitas dari pertanyaan untuk variabel preferensi.
Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :
H0 : atribut tidak mengukur aspek yang sama
H1 : atribut mengukur aspek yang sama
Cara mengukur validitas konstruk ini adalah dengan mencari korelasi antar
pertanyaan dengan menggunakan statistik uji :
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛
=
∑∑∑∑
∑∑∑
====
===
2
11
22
11
2
111
n
i
n
i
n
i
n
i
n
j
n
i
n
i
YYNXXN
YXXYNr
Daerah kritis :
Tolak H0 jika r > rtabel, dengan n = jumlah responden.
Berdasarkan output SPSS :
29
Tabel 4.3 Uji Validitas Terhadap Variabel Preferensi Variabel N r
Karakteristik produk 150 0,725 Kemasan produk 150 0,674 Jaminan produk 150 0,773 Kemampuan menarik konsumen 150 0,514 Manfaat 150 0,776
Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai hasil uji validitas terhadap variabel
preferensi, ternyata bila dibandingkan dengan angka kritik nilai r dengan jumlah
responden 150 yaitu 0,1348, didapatkan bahwa seluruh atribut untuk variabel
preferensi telah memiliki nilai lebih besar dari 0,1348 sehingga dapat dikatakan
seluruh atribut telah valid artinya telah mengukur aspek yang sama yakni
karakteristik produk, kemasan produk, jaminan pelayanan, kemampuan menarik
konsumen, dan manfaat bagi tubuh.
Berikut ini akan diukur reliabilitas dari pertanyaan untuk variabel
preferensi. Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :
H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten
H1 : Hasil pengukuran konsisten
Statistik uji :
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ +−= 2
22
211
xt
ppc S
SSkα
Berdasarkan output SPSS dengan metode Alpha :
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Preferensi Cronbach's Alpha Jumlah Item
0,767 6
Melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.4, dengan membandingkan hasil
uji dengan 0,7 maka didapatkan bahwa variabel preferensi telah reliabel sebab
nilai Alpha Cronbach’s tersebut lebih besar dari 0,7 yaitu 0,767 > 0,7 .
4.2.3 Uji Independensi Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Tak Bebas
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari responden yang telah diteliti,
selanjutnya dilakukan uji independensi untuk melihat apakah ada hubungan antara
variabel bebas dan variabel tak bebas. Uji ini dilakukan dengan hipotesis :
30
H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y)
H1 : Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y)
α : 0, 05
Statistik Uji : ab
A
a
B
babab
m
mx
ˆ
)ˆ(1 1
2∑∑= =
−=2χ
Daerah penolakan : 2))1)(1(,(
2−−> bahit αχχ
Berdasarkan hasil analisis pada lampiran ....... diperoleh perhitungan yang
disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.5 Uji Independensi Variabel Bebas Dengan Variabel Tak Bebas Y X Chi-square Nilai tabel Keputuan Kesimpulan
Kepentingan multivitamin
bagi mahasiswa
Keaktifan dalam kegiatan 0,377 3,841 Terima H0 Independen
Kebiasaan buruk 1,26 3,841 Terima H0 Independen Frekuensi konsumsi 9,604 5,991 Tolak H0 Dependen
Karakteristik produk 0,561 3,841 Terima
H0 Independen
Kemasan produk 0,567 3,841 Terima
H0 Independen
Jaminan produk 17,964 3,841 Tolak H0 Dependen Kemampuan menarik konsumen
0,750 3,841 Terima H0
Independen
Manfaat 30,0000 3,841 Tolak H0 Dependen
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara
variabel frekuensi konsumsi, jaminan produk serta manfaat bagi tubuh dengan
variabel kepentingan multivitamin bagi konsumen sebagai variabel tak bebass.
Variabel bebas yang memiliki hubungan dengan variabel tak bebas tersebut akan
dimasukkan dalam regresi logistik.
4.2.4 Regresi Logistik Univariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara tunggal. Analisis ini juga
digunakan untuk menguji apakah model regresi logistik univariat untuk masing-
masing variabel bebas yang signifikan.
31
a. Frekuensi Konsumsi
Untuk mengetahui apakah variabel frekuensi konsumsi (X16) memiliki
pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi
multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis :
H0 : ß16 = 0
H1 : ß16 ≠ 0
α : 0,05
Statistik Uji : 2
22
)ˆ(
ˆ
J
ji SE
Wβ
β=
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2
(α,v)
Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel frekuensi konsumsi
terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Frekuensi Konsumsi Variabel B Wald df Exp(B) X16 1,126 8,000 1 3,085 Konstanta -0,084 0,022 1 0,919
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 8 yang berarti
lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0
dan bisa disimpulkan bahwa variabel frekuensi konsumsi berpengaruh terhadap
model dengan model logit :
16126,1084,0)( Xxg +−=
Dengan probabilitas sebagai berikut :
)(126,1084,0
)(126,1084,0
1)( x
x
eex +−
+−
+=π
Probabilitas untuk mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin
dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
739,011
)1( 042,1
042,1
)1(126,1084,0
)1(126,1084,0
=+
=+
= +−
+−
ee
eeπ
32
Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang jarang mengkonsumsi
multivitamin dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
48,01
)0( )0(126,1084,0
)0(126,1084,0
=+
= +−
+−
eeπ
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dari
1.000 mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin terdapat 739 yang
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh sedangkan hanya terdapat 480
mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting dari 1.000 mahasiswa
yang jarang mengkonsumsi multivitamin.
b. Jaminan Produk
Untuk mengetahui apakah variabel jaminan produk memiliki pengaruh
terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi
multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis :
H0 : ß19 = 0
H1 : ß19 ≠ 0
α : 0,05
Statistik Uji : 2
22
)ˆ(
ˆ
J
ji SE
Wβ
β=
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2
(α,v)
Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel jaminan pelayanan
terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat melalui
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Jaminan Produk Variabel B Wald df Exp(B) X19 1,862 15,407 1 6,440 Konstanta -3,400 7,394 1 0,033
Melalui hasil regresi logistik untuk variabel jaminan produk diketahui
bahwa nilai Wald sebesar 15,407 yang berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu
3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa
33
variabel jaminan pelayanan berpengaruh terhadap model dengan model logit
sebagai berikut :
g(x)= -3,4+1,862X19
Dengan probabilitas sebagai berikut :
)(862,14,3
)(862,14,3
1)( x
x
eex +−
+−
+=π
Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai jaminan produk penting dan
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
176,011
)1( 538,1
538,1
)1(862,14,3
)1(862,14,3
=+
=+
= −
−
+−
+−
ee
eeπ
Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai jaminan produk tidak
penting namun menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
032,01
)0( )0(862,14,3
)0(862,14,3
=+
= +−
+−
eeπ
Melalui hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000 mahasiswa
yang menilai jaminan produk dalam memilih multivitamin termasuk penting
hanya terdapat 176 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting. Selain
itu dari 1.000 mahasiswa yang menilai jaminan produk dalam memilih
multivitamin termasuk tidak penting hanya terdapat 32 mahasiswa yang
menganggap multivitamin itu penting.
c. Manfaat Bagi Tubuh
Untuk mengetahui apakah variabel Manfaat multivitamin bagi tubuh
memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan
mengkonsumsi multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan
Hipotesis :
H0 : ß21 = 0
H1 : ß21 ≠ 0
α : 0,05
34
Statistik Uji : 2
22
)ˆ(
ˆ
J
ji SE
Wβ
β=
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2
(α,v)
Berikut ini hasil dari uji regresi logistik univariat antara manfaat
mengkonsumsi multivitamin bagi tubuh terhadap variabel kepentingan
mengkonsumsi multivitamin.
Tabel 4.8 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Manfaat Bagi Tubuh Variabel B Wald df Exp(B) X21 2,398 23,718 1 11,000 Konstanta -4,796 14,055 1 0,008
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 23,718 yang
berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa
tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa variabel manfaat mengkonsumsi
multivitamin bagi tubuh berpengaruh terhadap model dengan model logit sebagai
berikut :
g(x)= -4,796+2,398X21
Dengan probabilitas sebagai berikut :
)(398,2796,4
)(398,2796,4
1)( x
x
eex +−
+−
+=π
Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai bahwa produk multivitamin
yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk penting dan menganggap
multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
083,011
)1( 398,2
398,2
)1(398,2796,4
)1(398,2796,4
=+
=+
= −
−
+−
+−
ee
eeπ
Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai bahwa produk
multivitamin yang mempunyai manfaat bagi tubuh tidak penting namun
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
0082,01
)0( )0(398,2796,4
)0(398,2796,4
=+
= +−
+−
eeπ
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000
mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk
35
penting hanya terdapat 83 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting.
Selain itu dari 10.000 mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat
bagi tubuh termasuk tidak penting hanya terdapat 82 mahasiswa yang
menganggap multivitamin itu penting.
4.2.5 Regresi Logistik Multivariat
Model regresi logistik biner multivariat digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon secara
bersama-sama dengan memasukkan semua variabel prediktor ke dalam
analisisnya. Metode yang digunakan adalah metode Backward Wald dengan
α = 0,05. Metode ini akan mengeluarkan satu persatu variabel bebas yang
dianggap tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas, sampai tidak ada lagi
variabel bebas yang bisa dikeluarkan. Hasil analisis regresi multivariat terlihat
pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Regresi Logistik Multivariat Variabel B Wald df Exp(B) X17(1) 2,344457 6,168491 1 10,42761 X18(1) 2,117095 6,168491 1 8,306974 X19(1) -2,30925 10,07232 1 0,099336 X21(1) -3,78865 16,85584 1 0,022626 Konstanta 2,142037 31,3438 1 8,516767
. Berdasarkan hasil analisis regresi multivariat dengan metode backward wald
pada Tabel 4.9 terlihat bahwa variabel-variabel yang masuk ke persamaan regresi
logistik biner yang mempengaruhi kepentingan mahasiswa ITS dalam
mengkonsumsi multivitamin adalah variabel X17 (karakteristik produk), X18
(Kemasan produk), X19 (jaminan pelayanan), dan X21 (manfaat bagi tubuh).
a. Uji Signifikansi parameter
Untuk mengetahui apakah variabel yang masuk sudah signifikan
selanjutnya akan dilakukan pengujian serentak
Uji Serentak
Hipotesis :
H0 : 021191817 ==== xxxx ββββ
H1 : Minimal ada satu 0≠xkβ , dimana k=17,18,19,21
36
Dengan α : 0,05
Statistik uji :
Tabel 4.10 Uji Serentak
Chi-square df Sig. Step 5 Step -4,85755 2 0,088145 Block 45,89323 4 2,59E-09 Model 45,89323 4 2,59E-09
. Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai ( )αχ ,
2vG >
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai χ2 (45,89323) lebih besar dari
nilai ( ) 488,905.0,42 =χ , maka bisa diputuskan bahwa tolak H0 artinya variabel yang
masuk sudah signifikan digunakan sebagai model regresi logistik biner, model
yang digunakan sudah layak.
Uji Parsial
Hipotesis:
H0 : 0=aβ , a=16,17,18,19
H1 : 0≠aβ , a=A,F
Statistik uji:
2
22
)ˆ(
ˆ
a
a
SEW
ββ
=
Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan nilai W17 = 6,168491, nilai W18 =
6,168491, nilai W19 = 0,001505 dan nilai W21= 16,85584 dimana nilai W dari
keempat variabel tersebut lebih besar dari χ2(0.05,1)= 3,841, maka keputusan yang
diambil adalah tolak H0 artinya keempat variabel tersebut berpengaruh terhadap
model.
37
b. Uji Kesesuaian Model
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang belum
masuk ke dalam model memiliki signifikansi dalam model atau model tanpa
variabel bebas yang tidak signifikan adalah model terbaik
Tabel 4.11 Uji Kesesuaian Model
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell
R Square Nagelkerke R Square
1 82,490 0,296 0,499 2 82.736 0,295 0,497 3 83,292 0,292 0,492 4 84,418 0,287 0,483 5 89,275 0,264 0,444
Untuk mengetahui apakah model dengan variabel X17, X18, X19 dan X21
tersebut merupakan model yang sesuai, maka perlu dilakukan suatu uji kesesuaian
model dengan hipotesis :
H0 : Model ringkas adalah model terbaik
H1 : Model lengkap adalah model terbaik
Statistik Uji :
)ln(2 102 LLG −−=
= -2(89,275-82,490) = -13,57
χ2(3,0.05) = 7,81473
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai G2 > χ2(3,0.05)
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai G2 sebesar -13,57 yang berarti
lebih kecil dari nilai χ2(3,0.05). Hal ini dapat diputuskan bahwa terima H0 , artinya
bahwa model tanpa variabel bebas yang tidak signifikan adalah model yang
terbaik (model ringkas adalah model terbaik). Sehingga transformasi logit dari
model tersebut adalah :
g(x) = 2,142037+2,344457 X17+2,117095 X18 -2,30925 X19 -3,78865 X21
dengan fungsi probabilitas sebagai berikut :
( )21191817
21191817
78865,330925.2117095,2344457,2142037,2
78865,330925,2117095,2344457,2142037,2
1 XXXX
XXXX
eex −−++
−−++
+=π
( ) 624,011
1 506,0
506,0
)1(78865,3)1(30925.2)1(117095,2)1(344457,2142037,2
)1(78865,3)1(30925,2)1(117095,2)1(344457,2142037,2
=+
=+
= −−++
−−++
ee
eeπ
38
Peluang mahasiswa ITS yang menganggap karakteristik produk
multivitamin (X17), kemasan produk (X18), jaminan pelayanan (X19), dan manfaat
multivitamin bagi tubuh (X21) adalah penting dalam mengkonsumsi multivitamin
adalah sebesar 0,624.
( ) 89,01
0 )0(78865,3)0(30925.2)0(117095,2)0(344457,2142037,2
)0(78865,3)0(30925,2)0(117095,2)0(344457,2142037,2
=+
= −−++
−−++
eeπ
Peluang mahasiswa ITS yang menganggap karakteristik produk
multivitamin (X17), kemasan produk (X18), jaminan pelayanan (X19), dan manfaat
multivitamin bagi tubuh (X21) tidak penting dalam mengkonsumsi multivitamin
adalah sebesar 0,89.
c. Interpretasi Ketepatan Klasifikasi Model
Untuk mengetahui seberapa besar ketepatan klasifikasi model yang
dihasilkan melalui regresi logistik multivariat, dapat dilihat pada Tabel 4.12
Tabel 4.12 Uji Ketepatan Klasifikasi Model
Persepsi Mahasiswa Terhadap
Multivitamin (observasi)
Persepsi Mahasiswa Terhadap Multivitamin (prediksi)
Y Percentage Correct Tidak Penting Penting
Y tidak
penting 12 13 48
penting 2 123 98,4 90
Ketepatan klasifikasi model : 00
00 90100
150123
15012
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ + x
Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa ada 25 mahasiswa yang
menganggap multivitamin itu tidak penting, namun yang dapat diprediksi secara
benar oleh model adalah sebanyak 13 orang dengan ketepatan klasifikasi sebesar
48%. Sedangkan dari 125 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting,
hanya sebanyak 123 mahasiswa yang dapat diprediksi secara benar oleh model
dengan ketepatan klasifikasi sebesar 98,4%. Sehingga secara keseluruhan terdapat
136 dari 150 mahasiswa dapat diprediksikan dengan benar oleh model dengan
ketepatan sebesar 90%.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai
perilaku mahasiswa ITS dalam mengkonsumsi multivitamin, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik mahasiswa ITS yang mengkonsumsi multivitamin adalah
mahasiswa dengan jumlah pengeluaran rutin setiap bulan antara Rp. 250.001
sampai dengan Rp. 500.000. Selain itu diketahui bahwa kebanyakan
mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin tersebut tidak mempunyai
pengeluartan khusus untuk kebutuhan kesehatan. Selain itu banyak mahasiswa
yang aktif dalam organisasi serta mempunyai kebiasaan buruk yang paling
banyak adalah makan tidak teratur dan jarang olahraga dengan tindakan
kesehatan yang paling sering dengan istirahat dan mengkonsumsi obat-obatan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam multivitamin
berdasarkan analisis logistik secara individu adalah adalah frekuensi konsumsi,
jaminan produk dan manfaat bagi tubuh. Sedangkan secara serentak faktor
yang mempengaruhi adalah karakteristik dan kemasan produk, jaminan
produk serta manfaat bagi tubuh Di samping itu diketahui bahwa dari 150
mahasiswa yang di amati, merk multivitamin yang paling banyak dikonsumsi
adalah CDR dan Redoxon.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian terhadap perilaku
mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin ini adalah produsen multivitamin
hendaknya lebih memperhatikan kualitas produk yaitu karakteristik produk
(komposisi nutrisi, pilihan rasa), kemasan produk (keutuhan segel, kemasan
menarik), jaminan produk (kepastian halal dan haram, kemudahan mendapatkan
serta manfaat bagi tubuh.
40
DAFTAR PUSTAKA
Cochran, W.G,1977, Sampling Techniques 3rd Edition, John Wiley & Sons, New
York.
Agresti, Alan, 1990, Categorical Data Analysis, John Wiley & Sons, Canada.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1995, Dasar-dasar Pemasaran edisi keenam,
Intermedia, Jakarta.
Walpole, Ronald E dan Raymond H Myers, 1998, Ilmu Peluang dan Statistik
Untuk Insinyur dan Ilmuwan, ITB Press, Bandung.
Gunawan, Andang, 1999, Food Combining, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Maulana, Agus, 1999, Perilaku Konsumen Di Masa Krisis Serta Implikasinya
Terhadap Pemasaran, www.digilib.ums.ac.id, 22 Oktober 2007.
Susilaningrum, Destri. Purhadi, 2002, Teknik Sampling, Jurusan Statistika ITS,
Surabaya.
Zimmerman, Jan, 2002, Gizi Untuk Kesehatan, www.sallika.blogspot.com, 22
Oktober 2007.
.