Laporan Morfo Bakteri,Uji Sifat,Faktor Luar
-
Upload
evi-inayati -
Category
Documents
-
view
266 -
download
3
description
Transcript of Laporan Morfo Bakteri,Uji Sifat,Faktor Luar
MORFOLOGI KOLONI BAKTERI, UJI SIFAT BIOKIMIA,
DAN PENGARUH FAKTOR LUAR
Nama : Evi Inayati
Nim :11/BI/316014/08700
Gol : C/03
Asisten : Fauziatul Fauziyah
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 9
2013
MORFOLOGI KOLONI BAKTERI, UJI SIFAT BIOKIMIA,
DAN PENGARUH FAKTOR LUAR
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bakteri di alam memiliki karakteristik sifat yang berbeda-beda. Bakteri ada yang
bersifat motil, bereaksi dengan enzim katalase, bersifat oksidatif maupun fermentatif dan lain
sebagainya. untuk mengetahui bakteri yang diinginkan, dilakukan proses isolasi atau
identifikasi bakteri tersebut. Metode identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan identifikasi
mikrobia dan identifikasi uji sifat biokimia (Waluyo, 2008). Bakteri di alam umumnya
dijumpai dalam bentuk koloni,dengan bentuk koloni bakteri yang sangat beraneka ragam
sehingga dapat dijadikan acuan untuk membedakan spesies bakteri satu dengan spesies
bakteri lainnya. Morfologi koloni bakteri sangat dipengaruhi oleh kondisi substrat tempat
mereka tumbuh. Karakter dari sebuah koloni bakteri yang paling mudah untuk diamati adalah
ukuran dan warnanya.
Selain identifikasi morfologi, juga dilakukan identifikasi uji biokimia yang merupakan
salah satu cara identifiaksi yang lebih akurat. Proses identikasi dengan pengujian biokimia ini
dilakukan dengan pengamatan antara lain pengamatan perubahan-perubahan karbohidrat,
Hidrolisis lemak, Peruraian protein, Reduksi bermacam-macam unsur, Pembentukan pigmen
(Soetarto, dkk, 2008).
Dalam pertumbuhan mikrobia juga terdapat faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhannya, faktor tersebut yaitu faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor
biotik meliputi faktor asosiasi atau kehidupan bersama antara mikrobia dan biasanya dalam
simbiose sintropisme, sinergisme dan antibiose, sedangkan faktor abiotik meliputi pH (derajat
keasaman),disinfektan, temperatur, kelembaban, tekanan osmose, pengeringan, sinar
gelombang pendek, tegangan muka dan daya oligodinamik (daya logam berat) (Pelczar 1986).
Berdasarkan dari hal tersebut diatas, maka dilakukan pengujian sifat biokimia
berdasarkan morfologi dan karakteristik bakteri serta faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan bakteri sehingga diketahui karakterisasi dan klasifikasi bakteri
berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia sesuai dengan kemampuan yang
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 2 dari 9
dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk
menghidrolisis lemak.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk identifikasi bakteri Bacillus subtilis dan
Escherichia coli berdasarkan karakter morfologi, sifat biokimia, dan faktor lingkungan yang
berpengaruh.
II. METODE
A. Alat dan Bahan
Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah cawan petri steril, jarum inokulasi (ose),
tabung reaksi, uang logam, alumunium foil, kapas, spirtus, dan bahan yang digunakan adalah
medium nutrien cair, medium nutrien agar miring, medium nutrient agar tegak, dan medium
plate yang mengandung kultur Escherichia coli dan Bacillus subtilis, media tripton cair,
media sukrosa cair, media fruktosa cair, media Brom Cresol Purple Milk, media nitrat cair,
media dengan HgCl2, fenol, alkohol, dan krm pada betadine, serta alkohol untuk sterilisasi.
B. Cara kerja
Untuk identifikasi morfologi bakteri preparat bakteri Escherichia coli dan Bacillus
subtilis yang terdapat dalam kultur cair, klutur tegak, kultur miring dan Platting diamati
(warna, bentuk, elevasi, tepi koloni, struktur, dan konsistensi transparansi) kemudian
digambar hasilya.
Untuk identifikasi uji sifat biokimia bakteri Bacillus subtilis dan Escherchia coli
diinokulasikan pada masing-masing tabung reaksi dengan setiap perlakuan (uji biokimia).
Kemudian hasil pengamatan di klasifikasi berdasarkan warna yang terbentuk apakah bakteri
tersebut positif atau negatif terhadap masing-masing media.
Untuk pengamatan pengaruh faktor lingkungan dilakukan pengamatan bakteri Bacillus
subtilis dan Escherchia coli yang ditumbuhkan dengan pemberian disinfektan, daya
oligodinamik, temperature, dan sinar UV, kemudian diklasifikasikan apakah bakteri tersebut
mampu tumbuh pada medium yang ditumbuhkan.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 3 dari 9
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Bentuk pertumbuhan Bacilus subtilis dan Escherchia coli pada kultur cair, kultur
tegak, kultur miring, dan plate.
No Kultur bakteri Keterangan
1. Kultur cair Sifat dari Bakteri Bacilus subti l is dan Escherchia
coli : Anaerob Fakultatif
2. Kultur tegak Bentuk pertumbuhan bakteri Escherchia coli Bacilus
subtilis yang terlihat : filiform (tidak ada
lengkungan/gelombang).
3. Kultur miring Bentuk pertumbuhan Bacillus subtilis :Echinulate (mirip
denga filiform tetapi mempunyai sedikit gelombang).
4. Plate Warna dari Bacillus subti l is dan Escherchia col :
putih.
Bentuk koloni Bacilus subti l is dan Escherchia
coli : Circular.
Elevasi bakteri Bacillus subti l is dan Escherchia
coli ; Lowconvex.
Tepi koloni Escherchia coli dan Bacillus
subti l is : Entire.
Struktur dalam bakteri Escherchia coli dan
Bacillus subti l is : Smooth
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 4 dari 9
Konsistensi bakteri Bacilus subti l is : konsisten,
sedangkan bakteri Escherchia coli : t idak
konsisten.
Transparasi bakteri Escherchia coli dan Bacillus
subti l is : Transluscent.
Tabel 2. Sifat bakteri terhadap uji sifat biokimia
No
.
Media Reaksi perubahan Warna Keterangan
E.coli B.Subtilis Kontrol
1. Assimilasi/
Fermentasi
Glukosa cair/agar - - -(kontaminan)
Fruktosa cair/agar -(orange) -(orange) -(kontaminan)
Sukrosa cair/agar + - - (merah)
Laktosa cair/agar - - -(merah)
2. Protein
BCPM + + +
3. Reduksi nitrat
Nitrat cair -(coklat
kehijauan)
+ (merah)
4. Pembentukan Indol
Tripton cair + (cincin
ungu)
- -
5. Katalase
Nutrien cair
Tabel 1. Hasil pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan bakteri.
No. Perlakuan Pertumbuhan Keterangan
E.coli B.subtilis Tdk diket Kontrol1. Pengaruh temperature
T= 40C - -T= 370C ++ ++T= 550C - -Hasil 40C setelah diinkunbasi pada suhu kamarHasil 500C setelah diinkunbasi pada suhu kamar
2. Pengaruh sinar UVLama penyinaran ++ ++
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 5 dari 9
30detik
3.
Pengaruh daya Oligodinamik
Logam Cu - ++4. Senyawa kimia (desinfektan)
Fenol - -HgCl2 - -Alkohol - -Krom (Betadine) - ++
Keterangan: - : tidak ada pertumbuhan + : tumbuh sangat tipis++ : tumbuh sedang +++ : tumbuh sangat tebal
Perhitungan luas hambatan: 2,86
B. Pembahasan
Dalam percobaan ini digunakan koloni bakteri Bacilus subtilis dan Escherchia coli
dari kultur cair, kultur tegak, kultur miring dan plate. Dari hasil pengamatan didapat bentuk
koloni Bacilus subtilis dan Escherchia coli yang sedikit berbeda. Pada medium cair, kultur
bakteri Bacilus subtilis dan Escherchia coli terdapat disemua bagian media. Hal ini tidak
sesuai dengan pernyataan Clifton (1958), bahwa bakteri Bacilus subtilis merupakan bakteri
aerob yang memerlukan oksigen untuk tumbuh sehingga akan berada di permukaan media
agar mendapat oksigen untuk pertumbuhan.Sedangkan pada Escherchia coli besifat anaerob
fakultatif yang dapat hidup dengan adanya oksigen atapun tanpa oksigen, sehingga pada
medium cair bakteri ini akan berada pada seluruh bagian medium.
Dari kultur tegak diperoleh hasil bahwa Bacilus subtilis dan Escherchia coli bersifat
filiform(tidak terdapat lekunkan atau gelombang). Pada kultur miring bakteri yang
ditumbuhakan hanya bakteri Bacilus subtilis yang bersifat bersifat echinulate. Filiform
memiliki ciri pertumbuhan seragam sepanjang garis inokulasi sedangkan echinulate dicirikan
oleh terdapatnya gigi atau titik ditepi garis sepanjang garis inokulasi (Pelezar&Reid, 1958).
Salah satu yang mempengaruhi bentuk koloni tersebut adalah bentuk tusukan saat penanaman
bakteri tersebut ke dlam media.
Untuk penumbuhan bakteri dalam medium plate, didapat warna medium putih, bakteri
Bacilus subtilis dan Escherchia coli mempunyai bentuk Circular, dengan Elevasi Convex,tepi
koloni Entire, dan struktur dalam Smooth. Bakteri Bacilus subtilis mempunyai sifat konsisten
terhadap sentuhan, sedangkan bakteri Escherchia coli tidak konsisten. Transparansi dari
kedua bakteri ini adalah transluscent.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 6 dari 9
Proses fermentasi karbohidrat oleh bakteri Escherchia coli diawali dengan perubahan
karohidrat menjadi monomer-monomer panyusunnya. Dalam proses perombakan tersebut
dibutuhkan enzim sebagai biokatalisator.hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa bakteri
Escherchia coli hanya mempunyai enzim yang sukrase berfungsi merubah sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Sedangkan hasil yang ditunjukkan pada medium yang ditumbuhi
bakteri Bacillus subtilis tidak terjadi pertumbuhan pada semua media. Tidak terjadinya
fermentasi oleh bakteri Bacillus subtilis dapat disebabkan oleh pada saat inkubasi terjadi
pertukaran udara (fermentasi oleh Bacillus subtilis hanya terjadi pada kondisi anaerob), pada
media terdapat mikrobia lain (kontaminan), sehingga menggangu proses fermentasi, selain itu
juga disebabkan proses inokulase yang tidak baik pada proses inokulase dimungkinkan
suspense yang berada pada lubang jarum ose sewaktu ditarik dari tabung reaksi menyentuh
dinding, sehingga suspensi hilang. Pada pengamatan terhadap BCPM menunjukkan hasil
bahwa Bakteri Escherchia coli mampu melakukan fermentasi. Hal ini ditandai dengan adanya
presipitan berwarna hijau yang menunjukkan media bersifat netral.
Dalam pengamatan ini juga terlihat bahwa bakteri Bacillus subtilis mampu mereduksi
senyawa nitrat, sedangkan bakteri Escherchia coli tidak mampu melakukan reduksi pada
nitrat. Hal ini dapat disebabkan karena penambahan reagen (Asam sulfanilat dan α-naftilamin)
yang sedikit pada medium biakan, yang mana volume reagen yang sedikit tidak mampu
memberikan petunjuk (indikasi) bahwa telah terjadi reduksi nitrat.
Untuk percobaan pengamatan pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan
bakteri didapat hasil bahwa bakteri Bacillus subtilis dan Escherchia coli mempunyai suhu 370
c, sehingga bersifat psikrofil dan tidak mampu tumbuh pada suhu rendah. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hegary dan Weeks (1940), pada penelitian tersebut
didapatkan hasil bahwa pada suhu 00C pertumbuhan bakteri Escherchia coli akan terganggu.
Pada temperatur yang sangat ekstrim, terkadang bakteri dapat membentuk endospora yang
memiliki daya tahan dua kali lebih kuat terhadap panas. Sehingga mampu melindungi dirinya
dari lingkungan yang tidak mendukung dan ketika telah terbiasa dengan lingkungan barunya
dan bakteri dapat berkembang biak.
Selain temperatur pemberian desinfektan juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan data yang diperoleh maka desinfektan yang memiliki daya bunuh lebih tinggi
yaitu krom pada betadine. Hal ini dibuktikan dengan adanya zona jernih yang terbentuk di
sekitar daerah krom dengan zona jernih yang sangat luas dibandingkan dengan desinfektan
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 7 dari 9
lain yang ada pada percobaan ini. Pemberian disinfektan HgCl2 disebabkan karena aktivitas
ion Hg. Semakin tinggi konsentrasi ion Hg, semakin tinggi daya germisida (Salle, 1961). Pada
percobaan didapatkan bahwa HgCl2 tidak mampu menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis
dan Escherchia coli Hal ini disebabkan waktu inkubasi yang belum lama, sehingga proses
reaksi pelepasan anion yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan belum berjalan
sempurna.
Logam berat juga bersifat toksik terhadap mikrobia, daya bunuh logam-logam pada
kadar yang sangat rendah merupakan daya oligodinamik. Logam yang dipakai pada
percobaan ini yaitu logam Cu . Hasil percobaan menunjukkan bahwa bakteri Escherichia coli
tidak dapat tumbuh, sedangkan bakteri Bacillus subtilis dapat tumbuh dan mempunyai indeks
hambatan sebesar 2,86. Hal ini dilihat dari besarnya zona jernih yang ada pada masing-masing
bakteri kemudian dibandingkan dengan diameter logam Cu. Bakteri Escherichia coli tidak
dapat tumbuh karna Bakteri Escherichia coli tidak resisten terhadap ion Cu2+ dibandingkan
dengan bakteri Bacillus subtilis. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana bakteri gram negatif
jauh lebih resisten terhadap ion Cu2+ (Salle,1961).
Faktor lainnya yaitu sinar ultra violet yang merupakan faktor penghambat pertumbuhan
bakteri. Sinar ultra violet ini memiliki sifat yang germisida terhadap bakteri sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Panjang gelombang untuk aktivitas germisida maksimum
terhadap bakteri dicapai pada panjang gelombang 2650 Å, mekanisme kerusakan yang
ditimbulkan sinar ultra violet yaitu sinar ultra violet mengionisasi dengan kuat senyawa-
senyawa kimia yang dihasilkan mikrobia sehingga menyebabkan mutasi gen. Pada hasil
percobaan (tabel 3) seharusnya zona yang tidak ditutup oleh aluminium foil maka setelah
dilakukan penyinaran tidak ditemukan adanya bakteri yang hidup, namun pada percobaan ini
terdapat bakteri yang hidup di luar zona yang tidak ditutup aluminium foil. Pertumbuhan
bakteri diluar lapisan yang tertutup alumunium foil, hal ini dapat terjadi karna adanya
pertumbuhan bakteri yang dibiakkan atau dapat terjadi karna kontaminan. Pertumbuhan yang
terjadi di luar lapisan alumunium foil (apabila yang tumbuh adalah bakteri yang dibiakkan)
dikarenakan proses penyinaran yang belum lama. Suatu reaksi kimia membutuhkan waktu
untuk berjalan secara sempurna, hal ini juga berlaku pada penghambatan pertumbuhan dengan
sinar UV. Waktu penyinaran yang singkat menyebabkan senyawa kimia yang dihasilkan oleh
Escherchia coli dan Bacillus subtilis belum terionisasi secara sempurna sehingga
pertumbuhan tidak terhambat.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 8 dari 9
IV. KESIMPULAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan didapat kesimpulan bhawa bakteri Bacillus
subtilis dan Escherchia coli mempunyai morfologi transparasni Transluscent, elevasi
Convex, tepi Entire, transparan, dan konsisten terhadap sentuhan. Namun bentuk koloni dari
kedua bakteri sedikit berbeda, bakteri Bacillus subtilis : Echinulate, sedangkan bakteri
Escherchia coli : filiform. Pada pengamatan terhadap uji sifat biokimia, bakteri Bacillus
subtilis dan Escherchia coli mengandung BCPM, bakteri Escherchia coli positif terhadap
larutan sukrosa dan tripto, sedangkan bakteri Bacillus subtilis positif terhadap nitrat.untuk
hasil pengamatan pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri menunjukkan
hasil bahwa kisaran temperature pertumbuhan Escherchia coli dan Bacillus subtilis termasuk
dalam kelompok mikrobia psikrofilik, faktor desinfektan yang mempunyai daya bunuh yang
rendah yaitu desinfektan jenis krom pada betadine, daya oligodinamik logam Cu yang
diperoleh bakteri Bacillus subtilis adalah 2,86 , faktor sinar ultra violet yang diberikan tidak
berpengaruh besar,ditunjukkan hasil bakteri yang ditutup oleh aluminium foil dapat tumbuh
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta, hal. 90-92.
Frobisher, M. 1953. Fundamentals of Microbiology. 5 th edition. W.B. Saunders Company.
Irianto,K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya. Bandung, hal.
145-146, 149-155.
Johnson, T.R. and C.L. Case. 1998. Laboratory Experiment In Microbiology. Fifth Edition.
The Benjamin Cummings Publishing Company, Inc. California, p. 169.
Pelczar, M.J. dan E. S. C. Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta, hal.94.
Sarles, W. B., W. C. Frazier , J.B. Wilson and S.G. knight. 1956. Microbiology General and
Applied.2nd ed. Harper and Brothers Comp. New York, pp :99-115.
Soetarto, E.S., T.T. Suharni, S.J. Nastiti, dan L. Sembiring. 2008. Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta, hal. 55-58, 61-66.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 9 dari 9