Laporan Modul 5

download Laporan Modul 5

of 33

Transcript of Laporan Modul 5

LAPORAN DISKUSI KELOMPOKBLOK 9 : ANAK DAN REMAJAMODUL 5 : TUMBUH KEMBANG

Disusun oleh : Kelompok IIIAndi Efri Rangga (0910015032)Anis Purwanti (0910015026)E. Azizannury M. (0910015042)Ferdika Suhendra (0910015060)Ira Damayanti (0910015019)Malliya Agustin Jauhari (0910015014)Nadila Lupita Puteri (0910015046)Saesar Revita P. (0910015048)Syahidah Amaniyya R. (0910015043)Yusuf Taqwa Muladi (0910015012)Yuji Aditya (0808015035)

Tutor : dr. Siti Khotimah, M.Kes

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUMFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA2010/2011

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah makalah tumbuh Kembangini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil (DKK) kami. Makalah ini secara menyeluruh membahas mengenai memori manusia beserta mekanismenya.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, antara lain :1. dr. Siti Khotimah, M. Kes selaku tutor kelompok III yang telah membimbing kami dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam pembahasan skenario modul 5.2. Teman-teman kelompok III yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya sehingga diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan makalah hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok III.3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman angkatan 2009 dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tentunya makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi makalah hasil diskusi kelompok kecil (DKK) ini. Samarinda, 23 Desember 2010 Kelompok 3

DAFTAR ISI

Halaman judul1Kata pengantar2Daftar isi3I. Pendahuluan4Latar belakang4Manfaat4II. Isi5Step 1.5Step 26Step 36Step 48Step 59Step 69Step 79III. PenutupKesimpulanDaftar pustaka

BAB IPENDAHULUAN

LATAR BELAKANGDi ketahui bahwa banyaknya kekerasan pada anak yang terjadi di lingkungan rumah tangga karena berbagai hal namun disini orang tua yang biasanya lebih sering melakukan kekerasan pada anak tidak menyadari dampak buruk yang akan menggangu pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak yang menjadi korban dan tidak mendapat haknya sebagai anak untuk dilindungi , dirawat, dijaga , dan hak lainnya untuk bebas namun dengan pengawasan orang tua. Namun pemerintah membuat Undang-undang tersendiri untuk anak sehingga orang-orang yang melakukan pelangggaran terhadap hak anak akan dikenakan pidana sesuai pasalnya, hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera kepada orang yang melakukan kekerasan pada anak.

MANFAAT MODUL

Adapun manfaat dari modul ini antara lain :1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal sesuai dengan umurnya.1. Memberi penjelasan kepada mahasiswa sebagai calon dokter menggetahui bagaimana cara pemeriksaan untuk mengetahui adanya tindak kekerasan pada anak sehingga dapat menanganinya sesuai dengan diagnosa yang diambil.1. Agar para orang tua khususnya untuk dapat mengetahui seberapa pentingnya pertumbuhan dan perkembangan anak,dan aspek apa yang mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut dapat berjalan baik/normal.

BAB IIISISkenarioKisah Agus Anak TerlantarAgus, anak laki-laki berusia 12 tahun tertangkap basah sedang mencopet di pasar. Agus kemudian dibawa ke kantor polisi dan saat diinterogasi pihak kepolisian, Agus menceritakan bahwa ia disuruh mencopet dan mengemis oleh orang tuanya. Apabila Agus menolak, ia akan dipukuli oleh ayahnya. Ayahnya seorang pengangguran dan hobi berjudi sedangkan ibunya juga seorang pengemis. Agus hanya disekolahkan sampai kelas 3 SD. Kemudian agus diperiksa oleh dokter kepolisian dan dirujuk ke rumah sakit yang memiliki Pusat Krisis Terpadu/ pusat Pelayanan Terpadu. Oleh dokter pemeriksa di rumah sakit, agus dinyatakan mengalami gangguan tumbuh kembang. Kasus yang dialami Agus akan diproses secara hukum.Step 1 Pusat krisis terpadu : pusat pelayanan terhadap kekerasan anak dan wanita tentang psikososial Tumbuh : bertambahnya ukuran sel/tubuh Kembang : proses penyasuaian dan pematangan sel-sel tubuh agar dapat menjalankan fungsi fisiologi orang dewasaStep 21. Tumbuh kembang anak secara normal?2. Factor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang?3. Kapan terjadi pertumbuhan cepat dan lambat serta tujuan mempelajari tumbuh kembang anak?4. Apa saja gangguan tumbuh kembang?5. Bagaimana cara mendiagnosa kelainan tumbuh kembang?6. Gangguan tumbuh kembang apa yang dialami agus dan mengapa perlu diperiksa dokter?7. Apa dampak kekerasanterhadap anak?8. Penanganan apa yang perlu dilakukan kepada anak yang mengalami kekerasan dan apa saja yang dilakukan di Pusat Krisis Terpadu?9. Bentuk kekerasan pada anak dan factor-faktornya?10. Proses hukum tentang kekerasan pada anak seperti agus?

Step 31. Bayi (1-3 bulan) Mengikuti gerak benda Tersenyum Memegang benda

(3-6 bulan) Mulai berguling/merangkak Memegang benda Mulai mengenal anggota keluarga

(9-12 bulan) Mulai berdiri sambil berpegangan Menirukan suara

4 hal yang perlu diperhatikan dalam tumbuh kembang anak: Motorik kasar Motorik halus Bahasa SocialPertumbuhan pertama terjadi pada 1 ttahun pertama dan pubertasPertumbuhan lambat pada umur 2-5 tahun

2. faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang lingkungan genetic konstitusionil

kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang: asuh asih asah

3. tujuan: agar anak dapat berkembang optimal agar dapat mendeteksi kelainan secara dini

bentuk gangguan: bahasa cerebral palsi retardasi mental autis syndrome down perawakan pendek gangguan pusat perhatian dan hipraktivitas gagal tumbuh gangguan tidur gangguan stereotipik enuresis fungsional enkropresi fungsional4. sudah terjawab di no.35. hal yang diperiksa: motorik kasar motorik halus bahasa psikososial

6. - untuk memastikan pernyataan Untuk menyembuhkan psikologis anak Mengetahui apakah ada tanda kekerasan7. Akan mempengaruhi tumbuh kambang anak baik secara psikis maupun fisik8. Bentuk bantuan yang diberikan: Bantuan medis Bantuan psikologis Bantuan hokum

9. Jenis kekerasan terhadap anak: Fisik Emosional Penelantaran Seksual

Factor kekerasan pada anak: Hubungan yang tidak harmonis Factor ekonomi Social budaya Traumatis Lingkungan PergaulanStep 4

TUMBUH KEMBANG ANAK

NORMALGANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK

PRENATALMAKAN

KEKERASAN PADA ANAK

HUKUMPSIKOSOSIALMEDISPENANGANAN KEKERASAN PADA ANAKREMAJAANAKBAYIPUSAT KRISIS TERPADUPENELANTARANSEKSUALFISIKMENTALENKROPRESIENURESISSTEREOTIPIKTIDUR

Step 5Mengetahui tentang:1. Tumbuh kembang anak secara normal2. Gangguan tumbuh kembang anak dan penanganannya3. Kekerasan pada anak dan penanganannya

Step 6Belajar Mandiri

Pada step 6, seluruh anggota kelompok melakukan belajar mandiri, baik dengan menggunakan teks book, maupun menggunakan bahanyang diperoleh dari internet. Dengan harapan bahwa pada DKK 2 seluruh anggota kelompok aktif dalam diskusi.

Step 7TUMBUH KEMBANG ANAK SECARA NORMALPertumbuhan ( growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu. Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan , lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak.Beberapa faktor yang mempegaruhi pertumbuhan anak : Faktor heredo konstitusional : tergantung ras, genetic, jenis kelamin dan kelainan bawaan Faktor hormonal : insulin , tiroid, hormon sex dan steroid. Faktor lingkungan selama dan sesudah lahir ; gizi, trauma, sosio ekonomi, iklim, aktivitas fisik, penyakit.Kebutuhan dasar seorang anak adalah ASUH ( kebutuhan biomedis)Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman , perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit. ASIH ( kebutuhan emosianal)Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, ,pengalaman baru, , pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan , tetapi lebih banyak memberikan contoh contoh penuh kasih sayang adalah salah satunya. ASAH ( kebutuhan akan stimulasi mental dini)Cikal bakal proses pembelajaran , pendidikan , dan pelatihan yang diberikan sedini dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4 5 tahun pertama ( golden year) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan kecerdasan, kemandirian ,ketrampilan dan produktivitas yang baik.Tahap Pertumbuhan Berdasarkan Umur0 - 1 BulanKemampuan Motorik Menggerakkan tangan sejauh jangkauan pandangan mata dan mulut. Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan saat tidur dalam posisi tengkurap. Kepala terkulai jika tidak diberi penyangga. Tangan mengepal.Visual Fokus jarak pandangan berkisar antara 8-12 inci. Cenderung menyukai warna hitam putih daripada pola warna-warna kontras. Dibandingkan objek lain, wajah manusia masih menjadi objek favoritnya.Pendengaran Pendengaran telah matang sehingga dapat mengenali beberapa suara. Sewaktu-waktu dapat menoleh untuk mencari suara yang dikenalnya.Penciuman dan Peraba Cenderung menyukai aroma yang harum dan manis dibandingkan aroma berbau tajam atau asam. Dapat mengenali aroma air susu ibunya. Cenderung menyukai permukaan yang lembut dibandingkan yang kasar dan sulit dipegang.2-3 BulanKemampuan Motorik Mengangkat kepala dan dada saat berbaring dalam posisi tengkurap. Merenggangkan kaki dan menendang-nendang saat berbaring. Sudah dapat mengepal dan membuka tangannya. Memasukkan/menggerakkan tangan ke mulut. Dapat meraih objek/ mainan dan menggerakkannya.Visual Dapat mengamati wajah dengan intens. Dapat mengikuti objek yang bergerak. Dalam jarak tertentu, ia sudah dapat mengidentifikasi wajah dan objek yang dikenalnya. Mulai menunjukkan koordinasi antara mata dan tangan.Pendengaran dan Bahasa Tersenyum begitu mendengar suara Anda. Mulai dapat mengoceh. Mulai dapat menirukan suara. Dapat menggerakkan kepala untuk mencari suara yang menarik perhatiannya.4-7 BulanKemampuan Motorik Dapat berguling ke dua arah. Duduk dengan kemudian tanpa menggunakan tangan sebagai penyangga. Mulai dapat menyangga berat tubuhnya dengan kedua kakinya. Dapat meraih sesuatu dengan satu tangan. Dapat memindahkan objek dari satu tangan ke tangan lainnya.

Visual Penglihatan terhadap aneka warna makin berkembang. Penglihatan jarak jauh dan kemampuan mengikuti benda bergerak makin sempurna.Bahasa Dapat berespon terhadap namanya sendiri. Mulai bereaksi menggunakan kata tidak. Mulai dapat membedakan emosi berdasarkan nada suara. es emotions by tone of voice. Dapat meresponi suara dengan suara. Menggunakan suara untuk mengekspresikan perasaan. Mengoceh dengan beberapa konsonan.8-12 BulanKemampuan Motorik Dapat duduk tanpa bantuan. Sudah dapat merangkak. Dapat berdiri. Dapat berjalan dengan berpegangan pada sesuatu. Dapat bergerak satu dua langkah tanpa bantuan.Bahasa Tertarik untuk berbicara. Sudah dapat merespon permintaan verbal sederhana. Berespon terhadap larangan/tidak. Menggunakan bahasa tubuh sederhana, seperti menggeleng untuk mengatakan tidak. Dapat mengatakan dada dan mama. Mencoba untuk menirukan kata.Perkembangan bayi mencakup kemampuan perseptual, motorik (gerakan tubuh), kognitif,dan keterampilan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi tentu tidak selalu seragam. Maka tidak perlu kaku dalam menilai kemajuan perkembangan bayi. Standar yang dibakukan sebagai tahapan perkembangan merupakan bahasa statistik. Mayoritas bayi normal sudah mencapai tahapan perkembangannya sejalan dengan umurnya.Beberapa tingkat perkembangan yang harus dicapai pada anak umur tertentu ;- 4-6 minggu : tersenyum spontan , dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian.- 12-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri , menoleh ke arah suara , memegang benda yang ditaruh ditanggannya , bermain cilukba.- 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya- 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya , duduk dengan bantuan kedua tangannya ke depan , makan biskuit sendiri.- 9 10 bulan : menunjuk dengan jari , memegang benda dengan ibu jari dan jari telunjuk, merangkak , bersuara da da. .- 13 - 15 bulan : berjalan tanpa bantuan , mengucapkan kata kata tungggal , memasukkan mainan ke dalam cangkir , bermain dengan orang lain , minum dari gelas , dan mencoret coret.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.1. Ras/etnik atau bangsa.Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.2. Keluarga.Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.3. Umur.Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.4. Jenis kelamin.Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.5. Genetik.Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.6. Kelainan kromosom.Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Downs dan sindroma Turners.2. Faktor luar (eksternal).1. Faktor Prenatala. GiziNutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.b. MekanisPosisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.c. Toksin/zat kimiaBeberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.d. EndokrinDiabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.e. RadiasiPaparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.f. InfeksiInfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.g. Kelainan imunologiEritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.h. Anoksia embrioAnoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.i. Psikologi ibuKehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.2. Faktor PersalinanKomplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.3. Faktor Pascasalin1. GiziUntuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.2. Penyakit kronis/ kelainan kongenitalTuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.3. Lingkungan fisis dan kimia.Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.4. PsikologisHubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.5. EndokrinGangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.6. Sosio-ekonomiKemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.7. Lingkungan pengasuhanPada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.8. StimulasiPerkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.9. Obat-obatanPemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

Gangguan Pertumbuhan Pada Anak Dan Remaja1. Gagal tumbuh : bayi / anak mengalami kegagalan pertumbuhan fisik dan malnutrisi dan retardasi perkembangan sosial maupun motorik, gagal tumbuh ini sering pada anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang ibunya bila tidak ditangani maka akan menyebabkan malnutrisi dan gagal tumbuh tentunya. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah memperbaiki keadaan umumnya seperti : peningkatan BB, penanganaan defisiensi protein, vitamin dan juga anemia yang sering terjadi2. Gangguan makan : Penolakan makan : adalah penolakan makan pada bayi dan anak , tanpa gangguan organik dan sangat erat kaitannya dengan faktor emosional. Penyebabnya dapat terjadi karena kesalahan teknik pemberian makan, pemberian makan yang terlalu cepat dll. Penatalaksanaannya dilakukan terapi secara simptomatis dan pengobatan psikoterapi Pika : keadaan seorang anak yang berulang kali makan zat yang tidak bergizi, tanpa anak tersebut menderita gangguan jiwa dan mental. Efeknya akan menyebabkan terjadinya konstipasi dan juga anemia pada anak. Penatalaksanaannya : psikoterapi dan juga pendapatan kasih sayang ibu Gangguan regurgitasi pada masa bayi : gangguan regurgitasi atau mengeluarkan kembali makanan kedalam mulut tanpa disertai rasa mual atau gangguan penyakit GI. Gejala ini dapat timbul pada anak yang mengalami retardasi mental, akibat yang dapat ditimbulkan adalah dapat mengakibatkan kehilangan BB, malnutrisi, dehidrasi, gangguan traktus GI. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah psikoterapi pada ibu dan anak Anoreksia nervosa : merupakan suatu keadaan khas pada anak perempuan dimana dia sengaja menurunkan BB, sehingga tentunya BBnya akan turun dan anak ini juga akan mengalami amenore. Faktor yang menyebabkan terjadinya adalah psikososial adalah ketakukan akan terjadinya kenaikan BB sehingga anak taku untuk makan banyak. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah pengembaloian kondisi BB ke normalnya dan juga psikoterapi Bulimia : adaah kondisi dimana anak akan menyentuh trigerzone sehingga mengakibatkan muntah.kejadian ini dimulai dari peningkaytan nafsu makan sehingga akn terjadi kenaikan BB.Penatalaksanaan yang dilakukan adalah untuk menghentikan kebiasaan makan secara berlebihan dan bila perlu pasien dirawat di RS3. Gangguan tidur: sering terjadi pada anak dimana anak akan terbangun pada tengah malam dan akan menjerit-jerit, ada pula yang mengalami gangguan tidur seperti berjalan saat tidur. Gangguan seperti ini akan beda terjadinya, tergantung usia dari anak itu. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah pemberian psikoterapi atau juga diazepam4. Gangguan streotipik : merupakan gangguan motorik kasar tidak wajar yang dilakukan secara berulang-ulang. Tatalaksana yang dilakukan adalah psikoterapi5. Enuresis fungsional : merupakan gangguan pada anak yang sudak cukup besar dimana anak ini masih tidak dapat mengontrol sfingternya sehingga masih sering kencing dicelana6. Enkopresis fungsional : merupakan gangguan pada saluran Ginya sehingga anak ini masih sering buang air besar dicelana7. Gagap : merupakan gangguan pada pengucapan kata yang diakibatkan terjadi spasme otot bicara8. Mutisme elektif : merupakan suatu kondisi dimana anak tersebut tidak mau bicara didepan umum atau tempat tertentu namun akan berbicara biasa bila dirumah.Tahap-Tahap Penilaian Perkembangan Anak1. AnamnesisTahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai factor. Dengan anamnesis yang teliti maka salah satu penyebabnya dapat diketahui.2. Skrining gangguan perkembangan anakPada tahap ini, dianjurkan digunakan instrument-instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST, tes IQ, atau tes psikologik lainnya.3. Evaluasi lingkungan anakTumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara factor genetic dengan lingkungan bio-fisikopsikososial. Misalnya : dapat digunakan HSQ (Home Screening Questionnaire).4. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anakTes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 2,5 -3 tahun dengan kartu gambar dari Allen dan di atas umur 3 tahun dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retinanya.5. Evaluasi bicara dan bahasa anakTujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam batas-batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSp, endokrin, emosi anak, dan sebagainya.6. Pemeriksaan fisikUntuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, agar diketahui apabila kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya : berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, dan sebagainya.7. Pemeriksaan neurologisDimulai dengan anamnesis masalah neurologis dan keadaan- keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologis, seperti : trauma, persalinan yang lama, asfiksia berat, dan sebagainya.8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolicSalah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh penyakit metabolic. Adanya tanda-tanda klinis seperti : rambut yang pirang dicurigai adanya PKU (phenylketonuria), ataksia yang intermiten dicurigai adanya hiperamonemia, dan sebagainya.9. Integrasi hasil penemuanBerdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut di atas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosisnya.Ternyata berdasarkan berbagai penelitian (Blasco, 1991), angka terjadinya kelainan perkembangan yang sering ditemukan adalah retardasi mental 3%, 1 di antara 200 anak menderita palsi serebralis, kesulitan belajar dan sindrom yang menyangkut konsentrasi dan perhatian anak 5 -7 %.Tes- Tes PerkembanganAda beberapa tes-tes perkembangan yang sering digunakan dalam menilai perkembangan anak, yaitu :A. Tes Intelegensi Individual (Tes IQ)1. Tes Stanford-BinetFungsi : Mengukur Intelegensi dan sudah distandarisasi. Skor tersedia dalam umur mental atau dalam bentuk angka IQ.Umur: 2 24 tahunCatatan : Tes diberikan secara individual dan ada korelasi yang tinggi dengan kemampuan sekolah. Tes ini merupakan tes tertua yang digunakan mulai umur 2 tahun sampai dewasa. Walupun sebagian besar terdiri dari unsur-unsur verbal, tes ini dapat dipercaya dan valid. Karena berdasarkan unsur-unsur verbal, maka tes ini tidak bermanfaat untuk anak dengan gangguan bahasa dan bicara, serta tidak dapat menjelaskan anak yang mengalami kesulitan belajar. Nilai yang didapat dari tes ini adalah nilai IQ dan umur mental. Untuk anak yang buta digunakan modifikasi tes Binet, yaitu : tes Hayes- Binet dan tes Perkins- Binet.2. LIPS (The Leiter International Perforamance Scale)Fungsi : Mengukur intelegensi yang sudah distandarisasi. Skor tersedia dalam umur mental atau dalam bentuk angka IQ.Umur : 2 18 tahunCatatan : Tes ini diberikan secara individual dan ada korelasi yang tinggi dengan hasil test Stanford Binet.3. WISC (The Wechsler Intelligence Scale For Children)Fungsi : Mengukur intelegensi yang sudah distandarisasi. Skor IQ tersedia dalam kemampuan verbal dan skala penuh.Umur : 6 17 tahunCatatan : Tes ini diberikan secara individu dan hasilnya mempunyai korelasi yang tinggi dengan hasil tes Stanford-Binet dan LIPS.4. WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of Inntelligence)Fungsi : Verbal, penampilan dan skala penuh IQ.Umur : 4 6,5 tahunCatatan : Tes ini dipakai setelah David Wechsler menggunakan tes ini secara luas pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, kemudian mengembangkan untuk anak-anak prasekolah (4 6,5 tahun). WPPSI mempunyai 11 sub-test yang diganti untuk membuat tes ini menjadi lebih menarik bagi anak-anak prasekolah. 11 sub-tes dibagi menjadi skala verbal dan performance dengan nilai IQ yang menggambarkan keseluruhan penilaian hasil test. Test ini memberikan informasi diagnostik yang berguna untuk penilaian anak yang mengalami kesulitan belajar dan retardasi mental.5. McCarthy Scales of Childrens abilitiesFungsi : Indeks kognitif umum (IQ ekuivalen). Skor untuk verbal, kuantitatif, memori dan motorik.Umur : 2,5 8 tahun.B. Tes Prestasi1. GORT-R (Gray Oral Reading Test Resived )Fungsi : Tes baca standar yang hasilnya menunjukkan tingkat terendah 1,4 atau gagal.Umur : Kelas 1 12 (SD kelas 1 SMA kelas 3).Catatan : Diberikan secara individual dan hasilnya menunjukkan korelasi yang tinggi dengan tingkatan sekolah.

2. WRAT (Wide Range Achievement Test)Fungsi : Mengukur prestasi belajar dalam bidang; berhitung, mengeja, pembendaharaan kata-kata dan pemahaman membaca.Umur : 5 tahun dewasa.Catatan : Tes ini diberikan secara kelompok dan hasilnya mempunyai korelasi dengan tingkat sekolah yang sebenarnya.3. Peabody Individual Achievment TestFungsi : untuk identifikasi kata-kata : mengeja, ilmu pasti, membaca, dan informasi umum.Umur : 5 18 tahun.C. Tes Psikomotorik1. Brazelton Newborn Behaviour Assesment ScaleFungsi : Menaksir kondisi bayi, refleks dan interaksi.Umur : Neonatus.2. Uzrigis-Hunt Ordinal ScalesFungsi : Menaksir stadium sensorimotor menurut Piaget.Umur : 0 -2 tahun.3. Gesell Infant Scale and Catell Infant ScaleFungsi : Terutama menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa perkembangan sosial dan bahasa.Umur : 4 minggu 6 tahun.Catatan : Dalam tahun pertama pembagian tahapan perkembangan anak tiap 4 minggu, tahun kedua tiap 3 bulan, dan selanjutnya tiap 6 bulan. Karena perkembangan bayi pada 1 tahun pertama jauh lebih pesat dibandingkan dengan perkembangan anak yang lebih besar. Dalam skala Gesell dibagi menurut 4 pengelompokkan yang dianggap sebagai perilaku utama, yaitu : motoric behaviour, adaptive behaviour, language behaviour, dan personal social behaviour. Dalam diagnostic perkembangan Gesell, bentuk perilaku anak berdasarkan derajat maturitas 4. Baylel Infant Scale of DevelopmentFungsi : Menaksir perkembangan motorik dan social.Umur : 8 minggu 2,5 tahun.Catatan : Skala Bayley dibagi dalam 3 bagian yang saling melengkapi, yaitu : skala perkembangan mental, skala perkembangan motorik, dan rekaman perilaku anak.5. DDST (Denver Developmental Screening Test)Fungsi : Untuk menaksir perkembangan personal social, motorik halus, bahasa, dan motorik pada anak mulai umur 1 bulan sampai 6 tahun.Umur : 1 bulan 6 tahun.Catatan : Diberikan secara individual , dengan partisipasi aktif dari orang tua dan pemeriksa.6. Yale Revised Developmental TestFungsi : Menaksir perkembangan motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku social, dan bahasa.Umur : 4 minggu 6 tahun.7. Diagnostik Perkembangan Fungsi Munchen Tahun PertamaFungsi : Menaksir perkembangan umur merangkak, duduk, berjalan, memegang, persepsi, berbicara, pebgertian bahasa dan sosialisasi.Umur : 1 tahun pertamaCatatan : Diberikan secara individual dengan partisipasi aktif dari orang tuadan pemeriksa.8. Geometric Forms TestFungsi : Menaksir perkembangan motorik halus dan intelektual.Catatan : Tes individual9. Bender-Gestalt Visual Motor TestFungsi : Menaksir anak yang dicuragai mempunyai masalah persepsi-motorik dari umur 5 tahun.Umur : 4 12 tahun.Catatan : Tes individual.10. Draw a Man TestFungsi : Skrining IQ yang mudah dan cepat dengan menggunakan norma Goodenugh pada anak dengan umur mental minimal 3 tahun 3 bulan.Catatan : Tes individual.

11. Picture Vocabulary Subtest Stanford Binet TestFungsi : Skrining yang mudah dan cepat pada umur 3 atau 4 tahun tentang perbendaharaan kata-kata dan kemmpuyan artikulasi.Catatan : Tes individual, kemampuan bahasa mempunyai korelasi yang erat dengan intelegensi.12. Ammons Quick Test (Picture Word Test)Fungsi : Tes yang mudah dan cepat untuk mengukur kemampuan bahasa non-verbal dari anak. Merupakan instrument yang sangat baik untuk mengetahui disfasia ekspresif, dimana anak hanya bisa menunjuk benda.Catatan : Tes individu (belum distandarisasi)D. Tes Proyeksi1. Symonds Picture Story TestFungsi : Respon anak dapat didiagnosis dari perasaan yang mendasarinya.Catatan : Tes individual.2. The Machover Human Figure Drawing TestFungsi : Suatu tekhnik proyeksi, gambar manusia yang dibuat oleh anak adalah proyeksi dari dirinya. Bagian-bagian tubuh yang dihilangkan atau ditonjolkan dapat merupakan petunjuk dalam diagnostik.Catatan : Tes individual.3. The Animal Choice TestFungsi : Respon anak terhadap tes ini dapat sebagai diagnostic dari perasaan dan kehendaknya yang paling sederhana.Catatan : Tes individual.4. The Three Wishes TestFungsi : Mendapatkan keinginan-keinginan anak yang disadari.Catatan : Tes individual.5. Childrens Apperception TestFungsi : Untuk mengungkapkan perasaan perasaan anak di bawah sadar dengan menggambar binatang, yang tampak seperti pada situasi keluarga.Umur : 2,5 tahun dewasa.Catatan : Tes individual.

6. The Rorschach TestFungsi : Untuk mendapatkan perasaan-perasaan anak di bawah sadar dari stimulus yang berasal dari noda tinta yang tidak berbentuk.Umur : 3 tahun dewasa.Catatan : Tes individual.E. Tes Perilaku Adaptive1. Vineland Adaptive Behaviour ScalesFungsi : Wawancara orang tua/pengasuh anak dalam hal komunikasi, kehidupan sehari-hari, social, dan untuk anak yang lebih muda ditanyakan juga perkembangan motoriknya.Umur : 0 tahun dewasa.2. Vineland Adaptive Behaviour Scales (Edisi Kelas)Fungsi : Seperti di atas, tetapi melibatkan guru.Umur : 3 13 tahun.KEKERASAN PADA ANAKA. Definisi kekerasan pada anakKekerasan pada jaman Romawi dan Yunani diartikan pembunuhan secara langsung, lebih banyak terjadi pada anak perempuan. Dijaman Yunani kuno karena alasan beban ekonomi dalam membesarkan anak perempuan karena pada akhirnyapun mereka akan meninggalkan keluarga dan ikut suaminya. Anak perempuan memiliki risiko yang tinggi untuk dibunuh. Sangat jarang ditemukan lebih dari satu anak perempuan dalam satu keluarga. Besarnya frekwensi pembunuhan terhadap bayi-bayi perempuan tercermin pada ketidakseimbangannya populasi anak perempuan dan anak laki-laki pada abad pertengahan.Menurut WHO (2004) kekerasan pada anak adalah suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya, tindakan kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya atau berkuasa dalam perlindungan anak tersebut.Sedangkan Kekerasan pada anak menurut The national Commision Of Inquiru Into The Prevention Of Child Abuse (Childhood matter, 1996), Kekerasan pada anak adalah tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak optimal lagi (David Gill,1973). Menurut Synde (1983) mendefinisikan kekerasan pada anak adalah perlakuan yang salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksualB. Faktor-Faktor Penyebab Kekerasan pada anakBanyak faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak dalam rumah tangga. Keluarga dalam hal ini adalah unit yang terpenting dalam menghindari atau menunjang terjadinya kekerasan pada anak. Anak yang dilakhirkan selayaknya mendapatkan perlakuan yang baik untuk tumbuh kembangnya dan masa depannya. Anak tidak minta dilahirkan didunia, tetapi ketika ia terlahir selayaknya orang tuan merawat anak dengan sebaik-baiknya dan keluargalah yang diharapkan oleh anak sebagai barrier terhadap tindak kekerasan yang mungkin saja dapat dialaminya. Tetapi pada kenyataannya justru kekerasan pada anak terjadi didalam keluarga dan ironisnya juga dilakukan oleh orang yang notabenenya adalah orang tua atau saudara terdekat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak. Faktor sosio-kultural antara lain adalah nilai atau norma yang ada di masyarakat, hubungan antara manusia dan kemajuan jaman. Selain itu kekerasan pada anak dapat disebabkan faktor pencetus yang berasal dari anak, stres keluarga dan stres yang berasal dari orang tua.C. Tipe Kekerasan pada anak ( Child Abuse)Secara garis besarnya Kekerasan pada anak dapat dibagi menjadi 4 tipe yaitu :1. Kekerasan Fisik2. Kekerasan Seksual3. Kekerasan Emosional4. Penelantaran AnakType lain dari kekerasan adalah mengeksploitasi anak , memanfaatkan anak untuk bekerja atau aktivitas lain untuk memperoleh keuntungan, sebagai contoh adalah eksploitasi anak untuk alasan komersial.1. Kekerasan Fisik.Kekerasan fisik pada anak adalah "non accidental injuri" pada anak mulai dari ringan sampai berat sampai pada trauma neurologist yang berat bahkan sampai pada kematian. Cedere fisik akibat hukuman yang diluar batas ,dan perilaku pelaku yang agresif , kekejaman dalam memberikan hukuman pada anak. Cedera bisa diakibatkan oleh pukulan, cambukan, luka bakar , lecet dan goresan, memar dengan berbagai tingkat penyembuhan, fraktur, luka pada mulut , bibir, rahang, mata , perineal. Dan pemberian racun.

2. Kekerasan Seksual.Kekerasan seksual pada anak baik yang menggunakan pendekatan persuasif ataupun paksaan pada seorang anak untuk mengadakan perilaku atau kegiatan seksual yang nyata. Gambaran kekerasan seksual pada anak adalah menyentuh atau mencium genitalia anak, penetrasi, intercource, incest, oral seks, sodomi sampai pada pemerkosaan. Mengeksploitasi seksualitas yang lain pada anak seperti memperlihatkan pornografi, menggunakan kata-kata jorok, membuat anak malu/ menelanjangi anak, prostitusi anak, menggunakan anak untuk produk pornografi.Kekerasan seks dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya ( kandung atau tiri), saudara kandung atau orang lain, pengasuh anak, guru, teman atau orang-orang lain yang perlu diwaspadai.3. Kekerasan Emosional.Kekerasan Emosi adalah sikap, perilaku atau tindakan lain yang dilakukan oleh orang tua, pengasuh atauorang lain yng menyebabkan gangguan emosi atau mental anak. Kekerasan emosional dapat dilihat dengan menggunakan kata-kata yang merendahkan anak , tidak mengakui sebagai anak. Kekerasan Emosional biasanya disertai dengan kekerasan lainnya. Kekerasan emosional sering juga disebut kekerasan verbal atau kekerasan mental / psylogical maltreatment. Kekerasan emosional bergerak dari rentang yang simple sampai pada yang ekstrim. Kekerasan emosional dapat berupa penghinaan anak, penolakan anak, menarik diri atau menghindari anak, tidak memperdulikan perasaan anak, perilaku negative pada anak, mengeluarkan kata-kata yang tidak baik untuk perkembangan emosi anak, memberikan hukuman yang ekstrim pada anak seperti memasukkan anak pada kamar gelap, mengurung anak di kamar mandi, mengikat anak, dan masih banyak lagi hukuman orang tua yang tanpa disadari orang tua menrupakan perilaku yang menyebabkan kekerasan emosional pada anak. Kekerasan Emosional selalu ada ketika kekerasan lain teridentifikasi, ada overlaping antara pengertian kekerasan emosional anak dan penelantaran anak karena keduanya bisa terjadi secara bersamaan pada anak.Kekerasan Emosional pada anak dapat dilakukan oleh orang yang lebih tua adari anak atau anak lainnya yaitu orang tua, pengasuh, guru, saudara kandung, serta orang lain yang mempunyai akses atau kesempatan untuk melakukan kekerasan emosional pada anak.

4. Penelantaran ( Neglect).Penelantaran bisa diartikan sebagai pengabaian atau tidak memenuhi kebutuhan dasar anak, dan juga kegiatan atau perilaku yang langsung dapat menyebabkan efek merusak pada kondisi fisik ataupun mental anak. Kebutuhan anak tidak terpenuhi secara wajar baik fisik, mental, sosial, spiritual termasuk pendidikannya.Penelantaran dapat berupa :(a). Penelantaran fisik. Penelantaran fisik atau tidak memenuhi kebutuhan fisik anak seperti tidak adequatnya pemberian nutrisi pada anak, perumahan, kurangnya pengawasan atau supervisi yang dapat mengakibatkan anak neresiko untuk terjadinya traum fisik atau emosional, keterlambatan membawa ank jika anak mengalami gangguan kesehatan, tidak adequatnya kebersihan diri anak.(b). Penelantaran Pendidikan.Penelantaran pendidikan diartikan penelantaran pendidikan baik dalam bidang informal seperti mendidik anak agar ia mampu berinteraksi dengan lingkungan dan mendidik anak untuk bisa berhasil dimasa depannya. Penelantaran Pendidikan secara formal dimana anak usia sekolah tidak diberikan untuk mendapat pendidikan secara layak, justru anak disuruh mencari nafkah untuk untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.(c). Penelantaran Phycological ( Emosional ).Penelantaran emosional dipandang sebagai kurangnya support emosional pada anak serta kurangnya cinta atau kasih sayang yang diberikan oleh orang tua atau orng-orang terdekat. Penelantaran emosional dapat berupa kurangnya perhatian pada kebutuhan anak, termasuk kurangnya affektif untuk merawat anak, kurannya perhatian terhaap kebutuhan emosi anak, , adanya kekerasan pada anak oleh orang tua tanpa memperhatikan dampak yang terjadi pada anak dalam tumbuh kembangnya.

D. Tanda dan Gejala Kekerasan pada anak ( Child Abuse )Kita dapat melihat tanda dan gejala anak dengan kekerasan jika kita mencurigai terjadinya kekerasan pada anak, kita dapat mengobservasi dari pemeriksaan fisik atau gejala perilaku yang ditunjukkan anak.Gejala dari kekerasan fisik adalah adanya luka, bekas luka goresan, luka lecet, luka bakar ,tekanan atau trauma ( memar ), perilaku antisosial pada anak, anak bermasalah disekolah, ketakutan pada anak atau waspada yang berlebihan, penggunaan obat-obatan, perilaku destruktif dan perilaku menarik diri, depresi atau kurangnya gambaran diri/ citra diri dan takut kontak dengan orang dewasa. Gejala dari kekerasan emosional adalah kurangnya konsentrasi, gangguan makan pada anak, apatis dan depresi pada anak, sikap bermusuhan pada anak, gangguan konsentrasi pada anak, percobaan bunuh diri, tampak perilaku yang ekstrim pada anak dari pasif sampai agresif. Gejala dari kekerasan seksual adalah menghindari hal-hal yang berhubungan dengan seksual, menolak organ reproduksi atau tubuhnya sendiri, anak juga sering mimpi buruk dan sulit mempertahankan tidur, penurunan nafsu makan, penolakan, takut menjadi bagian dari keluarga, depresi, perilaku menarik diri, injury, sukar jalan atau duduk, mengeluh nyeri pada daerah kemaluan, memar dan berdarah pada daerah perineal, keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan dan kehamilan yang tidak diinginkan. Tanda dan gejala dari penelantaran tidak dapat dilihat secara nyata seperti pada gejala kekerasan fisik atau kekerasn seksual, dan kita harus mengkonfirmasi untuk mengetahui kekerasan. Yang biasa terjadi pada penelantaran adalah palampilan atau menggunakan pakaian yang tidak selayaknya, kebersihan diri yang kurang, tidak terurus, kelaparan, kurangnya supervisi, anak tidak mendapatkan seharusnya yang ia dapatkan sesuai usianya.

PENATALAKSANAANANAMNESALangkah-langkah yang harus ditempuh :1. Bina hubungan dengan anak (buid rapport)2. Mintalah anak untuk menceritakan 2 (dua) peristiwa pada masa lalu3. Terangkan pada anak bahwa perlu untuk menceritalan yang sebenarnya terjadi4. Terangkan pada anak permasalahan (topic of concern) yang dihadapi5. Biarkan anak bercerita dengan bebas mengenai perlakuan yang telah terjadi6. Tanyakan pertanyaan yang bersifat umum,jangan menjurus.7. Tanyakan pertanyaan yang spesifik8. Gunakan alat bantu seperti boneka untuk menunjukkan bagian badan9. Akhiri wawancara dan ucapan terima kasih pada anak

RIWAYAT PENYAKIT & PEMERIKSAAN FISIKa. Penganiayaan fisikTanda patogomonik akibat penganiayaan anak dapat berupa: Luka memar, terutama di wajah, bibir, mulut, telinga, kepala, atau punggung Luka bakar yang patogomonik dan sering terjadi: rokok, pencelupan kaki-tangan dalam air panas, atau luka bakar berbentuk lingkaran pada bokong. Luka bakar akibat aliran listrik seperti oven atau setrika. Trauma kepala, seperti fraktur tengkorak, trauma intrakranial, perdarahan retina, dan fraktur tulang panjang yang multipel dengan tingkat penyembuhan yang berbeda. Trauma abdomen dan toraks lebih jarang dibanding trauma kepala dan tulang pada penganiayaan anak. Penganiayaan fisik lebih dominan pada anak di atas usia 2 tahun.b. Pengabaian Pengabaian non organic failure to thrive, yaitu suatu kondisi yang mengakibatkan kegagalan mengikuti pola pertumbuhan dan perkembangan anak yang seharusnya, tetapi respons baik terhadap pemenuhan makanan dan kebutuhan emosi anak. Pengabaian medis, yaitu tidak mendapat pengobatan yang memadai pada anak penderita penyakit kronik karena orangtua menyangkal anak menderita penyakit kronik. Tidak mampu imunisasi dan perawatan kesehatan lainnya. Kegagalan yang disengaja oleh orangtua juga mencakup kelalaian merawat kesehatan gigi dan mulut anak sehingga mengalami kerusakan gigi.c. Penganiayaan seksualTnda dan gejala dari penganiayaan seksual terdiri dari: Nyeri vagina, anus, dan penis serta adanya perdarahan atau sekret di vagina Disuria kronik, enuresis, konstipasi atau encopresis. Pubertas prematur pada wanita Tingkah laku yang spesifik: melakukan aktivitas seksual dengan teman sebaya, binatang, atau objek tertentu. Tidak sesuai dengan pengetahuan seksual dengan umur anak serta tingkah laku yang menggairahkan. Tingkah laku yang tidak spesifik: percobaan bunuh diri, perasaan takut pada orang dewasa, mimpi buruk, gangguan tidur, menarik diri, rendah diri, depresi, gangguan stres post-traumatik, prostitusi, gangguan makan, dsb.

LABORATORIUMJika dijumpai luka memar, perlu dilakuak skrining perdarahan. Pada penganiayaan seksual, dilakukan pemeriksaan: Swab untuk analisa asam fosfatase, spermatozoa dalam 72 jam setelah penganiayaan seksual Kultur spesimen dari oral, anal, dan vaginal untuk genokokus Tes untuk sifilis, HIV, dan hepatitis B Analisa rambut pubis

RADIOLOGIAda dua peranan radiologi dalam menegakkan diagnosis perlakuan salah pada anak, yaitu untuk:

a.Identifikasi fokus dari jejasb. DokumentasiPenjelasan : Pemeriksaan radiologi pada anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya dilakukan untuk meneliti tulang, sedangkan pada anak diatas 4-5 tahun hanya perlu dilakukan jika ada rasa nyeri tulang, keterbatasan dalam pergerakan pada saat pemeriksaan fisik. Adanya fraktur multiple dengan tingkat penyembuhan adanya penyaniayaan fisik. CT-scan lebih sensitif dan spesifik untuk lesi serebral akut dan kronik, hanya diindikasikan pada pengniayaan anak atau seorang bayi yang mengalami trauma kepala yang berat. MRI (Magnetik Resonance Imaging) lebih sensitif pada lesi yang subakut dan kronik seperti perdarahan subdural dan sub arakhnoid. Ultrasonografi digunakan untuk mendiagnosis adanya lesi visceral Pemeriksaan kolposkopi untuk mengevaluasi anak yang mengalami penganiayaan seksual.

Terapi Untuk Anak- Harus diusahakan supaya anak berada dalam keadaan aman- Anak sebaiknya dikonsulkan ke dokter jiwa atau psikolog- Secara psikoedukatif anak dibantu untuk menghadapi dirinya dan lingkungannya- Mendorong anak membicarakan dengan terapisnya apa yang telah dialaminya,bisadengan teknik proyeksi,misalnya dengan bermain,menggambar dan lain-lain.

Terapi Untuk OrangtuaSebelum terapi terlebih dahulu harus dilakukan evaluasi mengenai :1. Keperibadian dan psikopatologi pada ayah dan ibu2. Mengapa salah seorang (ayah/ibu) menganiya sedangkan yang lain membiarkanterjadi.3. Apakah penganiayaan anak baru terjadi atau telah berlangsung lama4. Motivasi untuk partisipasi dalam terapiBerdasarkan hasil evaluasi dapat dilakukan pelbagai pendekatan antara lain :1. Mengurai/menghilangkan stresorpsikososial2. Mengurangi akibat psikologis yang negatif dari stresor pada ibu/ayah3. Mengurangi tuntutan terhadap ibu sehingga mampu untuk menghadapi anak4. Memberikan pelatihan dan dukungan emosional agar jadi orang tua yang lebih baik5. Psikoterapi untuk mengatasi konflik intrapsikik

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Dengan selesainya DKK 2 Kami, kami dapat menarik kesimpulan, berupa :1. Bagaimana tumbuh kembang anak normal sesuai umur 2. Gangguan tumbuh kembang pada anak dan penanganannya3. Bentuk kekerasan pada anak dan penanganannya

SARAN

Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi diskusi kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen-dosen yang mengajar baik sebagai tutor maupun dosen yang memberikan materi kuliah, dari rekan-rekan angkatan 2009, dan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : 2005Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol 1. Edisi 15. EGC Jakarta : 2000

A.H Markum. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 1999

Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak Jilid 1 & 2. Jakarta : 1992

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109