Laporan menjadi superstar superstar
-
Upload
anonymous-rym80cvn -
Category
Documents
-
view
268 -
download
9
description
Transcript of Laporan menjadi superstar superstar
LAPORAN PENDAHULUANKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Oleh :
Nama : Fajar Apriansyah
NIM : PO7120112151
Semester : II
Kelas : I A Keperawatan
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
di Ruang Bedah RSUD Ratu Zalecha Martapura
Mahasiswa
Fajar ApriansyahNIM. PO7120112151
Martapura, Juli 2013
Pembimbing
H. Ahmad Ramadansyah, S.KepNIP. 19721016 199703 1 005
Mengetahui,Kepala Ruang Bedah
H. Ahmad Ramadansyah, S.KepNIP. 19721016 199703 1 005
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. Definisi Cairan dan Elektrolit
Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya.
Air beserta unsur-unsur di dalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel
disebut cairan tubuh. Cairan ini sebagian berada di luar sel (ekstraselular) dan
sebagian lagi di dalam sel (intraselular) (Syaifuddin, 2006).
Komponen tunggal terbesar dalam tubuh adalah air. Air adalah pelarut
bagi semua zat terlarut dalsm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan. Air
tubuh total (total water body/TBW) (yaitu persentase dari berat tubuh total
yang tersusun atas air) jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,
umur, dan kandungan lemak dalam tubuh. Air membentuk sekitar 60% berat
badan seorang pria dan sekitar 50% berat badan wanita. Pada orang tua TBW
menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan (Narins, 1994).
Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan
prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan
intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah
cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.
Cairan eksternal terdiri dari cairan tubuh total :
Cairan interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar
pembuluh darah.
Plasma darah
Cairan intranseluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus
seperti dalam pleura, perikardium, cairan sendi, cairan
serebrospinalis.
Pertukaran cairan tubuh
1. Asupan Cairan:
Cairan tubuh sebagian besar berasal dari makanan dan minuman
setiap hari dan sebagian kecil berasal dari proses oksidasi H2 dalam
makanan.
2. Haluaran Cairan :
Haluaran (pengeluaran) cairan terjadi melalui organ-organ seperti;
a. Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang
menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.
Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
Pada orang dewasa produksi urine sekitaar 1,5 liter/hari.
Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh
ADH dan aldosteron.
b. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat.
Cairan TubuhMerupakan presentasi terbesar dari BBPada orang dewasa : ∑ 55- 65%
Wanita : ± 55 % dari BB Laki-laki : ± 60 % dari BBAnak-anak/bayi : 70 – 80 % dari BBBayi baru lahir : 95%Lansia/ obesitas : 40%
Ekstra seluler
Cairan tubuh
Intra seluler
InterstitialIntravaskulerLimfeTranseluler
Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas
otot, temperatur lingkungan meningkat dan demam.
c. Paru-paru
Meningkatnya cairan hilang sebagai respon terhadap perubahan
kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.
d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal
setiap hari sekitar 100 – 1200 ml.
Komposisi cairan tubuh terbagi 2, yaitu : larutan Non Elektrolit dan
Elektrolit. Menurut teori Svante Arrhenius (1884) tentang larutan elektrolit
“larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan
listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif).
Menurut Kamus Kesehatan “ elektrolit adalah garam yang terionisasi
(terurai menjadi ion positif dan negative dalam cairan tubuh. Elektrolit utama
dalam tubuh termasuh Na, K, Mg, Ca, Cl, HCO3, P “.
Elektrolit adalah substansi cairan yang larut atau terurai menjadi ion-ion
yaitu kation (+) : Na, K, Ca,Mg, dan anion (-) : HCO3,Cl,PO4,SO4.
a. Natrium/Sodium (Na)
Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstra sel.
Natrium mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan
kontraksi otot.
Sosdium diatur intake garam., aldosteron dan pengeluaran urine
normalnya sekitar (135-145 mEq/L) dan mengancam jiwa sekitar
(<120 atau >160 mEq/L)
b. Kalium/Pottasium (K )
Untuk transmisi dan konduksi impuls saraf.
Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler & kontraksi otot
(terutama jantung)
Diperlukan u/ pembentukan glikogen, sintesa protein,pengaturan
keseimbangan asam basa
(Normal: 3.5-4.5 mEq/L)
c. Kalsium (Ca )
Membantu aktifitas saraf dan otot normal.
Meningkatkan kontrasi otot jantung.
Berguna untuk integritas struktur sel, konduksi jantung, pembekuan
darah & pembentukan tulang & gigi
(Normal Ca: 1.15-1.34 mEq/L)
Dalam CES diatur oleh kelenjar paratyroid & tiroid
d. Magnesium (Mg)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel
Sangat penting untuk aktivitas enzym, neurochemia & muscular
excibility
(Normal: 1.3-2.2 mEq/L)
e. Klorida (Cl)
Kadar berlebih di ruang ekstrasel
Membantu proses keseimbangan natrium
Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
f. Bikarbonat
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh
Terdapat pada CES & CIS
g. Fosfat
Meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolisme karbohidrat,
pengaturan asam basa
Diatur oleh hormon paratyroid
Diantara semua elektrolit di dalam tubuh, ada tiga cairan elektrolit yang
paling esensial yaitu Natrium (Na), Kalsium (Ca), dan Kalium (K).
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang menyebabkan/ mempengaruhi terjadinya
keseimbangan pada kebutuhan cairan dan elektrolit, antara lain :
a. Usia
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena
usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan
berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan
tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.
Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein
dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
e. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit misalnya:
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
ganguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan
untuk memenuhinya secara mandiri.
f. Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dieretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko
tinggimengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
karena kehilangan darah selama pembedahan.
C. Patofisiologi
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah
esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk
menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko
mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu
kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000).
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan
elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang.
Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum
masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh
peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat
overload cairan / adanya gangguan mekanisme homeostatis pada proses
regulasi keseimbangan cairan. Hal sebaliknya terjadi pada keadaan
kekurangan volume cairan.
Adapun masalah yang terjadi berhubungan dengan keseimbangan
cairan dan elektrolit antara lain:
a. Masalah-masalah keseimbangan cairan pada defisit cairan yaitu :
1) Isotonis
Bila sel dimasukan ke dalam suatu larutan tanpa
menyebabkan sel membengkak atau mengkerut disebut larutan
isotonis. Isotonis yaitu kehilangan air + sodium dalam CES à
CES berkurang à volume darah pada sirkulasi berkurang à
mekanisme kompensasi tidak berhasil à Cop berkurang à TD
menurun à Shock
Penyebab :
Perdarahan, diaphorosis yang hebat
Kehilangan cairan Gi yg berlebihan
Hemorrhagie & luka bakar
Tanda & Gejala :
Hipotensi, kulit dingin, pengisian lambat vena,shock,
Nadi & respirasi meningkat, urine berkurang
2) Hipotonis
Larutan yang bila dimasukan ke dalamnya akan
menyebabkan sel menjadi bengkak. Hipotonis yaitu kebanyakan air
di dalam tubuh tanpa peningkatan eletrolit à air masuk ke- sel-sel
à sel membengkak ( intoksikasi air)
Tanda & Gejala :
Perubahan perilaku, bingung, tidak ada koordinasi, BB mendadak
naik, kulit lembab, lemas, kejang-kejang
3) Hipertonis
Larutan yang menyebabkan sel mengkerut jika dimasukan
kedalam larutan tadi. kekurangan byk cairan melebihi kekurangan
elektrolit-elektrolit à CES jd hypertonis à air keluar dr sel-sel à
dehidrasi seluler
Penyebab :
Hyperventilasi,
Diare hebat
Diabetes insipidus
Tanda & Gejala
Haus, kulit merah, kering, turgor jelek, suhu badan naik, hematokrit
meningkat, cemas, gelisah.
4) Peningkatan Cairan Isotonis
Yaitu kebanyakan air & sodiumà cairan masuk ruang ekstra
sel à akumulasi pada ruang-runag interstitial, misal : intrapleural,
pericardial, peritoneal, ruang-ruang sendi, dll
Penyebab :
Peningkatan tekanan kapiler
Peningkatan tekanan onkotik di ruang interstitium
Penurunan tekekanan onkotik kapiler
Tanda & gejala :
Bengkak, kulit mengkilap
Edema paru : dispnoe, batuk berdesis disertai sputum yang
berbuih, cyanosis.
b. Masalah-masalah keseimbangan cairan dan elektrolit
1) Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra
seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit,
ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok
hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf
simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan
tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan
adosteron.
Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa
haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR
meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa
kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan
berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena
jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
2) Hipervolemia
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium
dan air.
Kelebihan pemberian cairan.
Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat,
asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan
irama gallop.
3) Hiponatremia
- Konsentrasi N sodium plasma : 138 – 145 mEq/L
- Sodium hilang dari cairan tubuh à cairan menjadi hipotonis
Hal ini bisa terjadi pada kondisi :
- Kehilangan sekresi dari GI (muntah,diare)
- Kehilangan melalui kulit ( demam, latihan, lingkungan)
- Luka bakar
Konsentrasi Na CES menurun à Kalium keluar dari CIS à
ketidakseimbangan kalium
Gejala :
Sakit kepala, kelemahan otot, apatis, mual muntah, shock,
kekacauan mental, coma
4) Hipernatremia
Peningkatan sodium dalam intravaskuler à CES hypertoins
Penyebab :
• Kehilangan air berlebihan tanpa diikuti sodium
• Intake sodium yang berlebihan
• Infus NaCl yang terlalu cepat
Gejala :
- Selaput lendir kering, output urin sedikit, kegelisahan mental,
tachikardi, kematian
5) Hipokalemia
Yaitu bila kadar kalium < 3,5 mEq/L
Disebabkan :
• Kondisi stress ( aldosteron à kalium banyak diekresi)
• Diuretik
• Intake kalium kurang
• Peningkatan aktivitas
Gejala :
- Kelemahan otot, reflek tendon hilang
- Aritmia jantung
- Perubahan EKG
- Defisit yang berat : pralise, keruskan ginjal, ileus paralitik,
kardiak/ respirasi arrest
6) Hiperkalemia
Yaitu kadar K > 5,0 mEq/L
Penyebab :
- Penyebab intake pottasium yang melebihi kemampuan ginjal
untuk mengsekresi
- Kegagalan renal
- Pottasium masuk ke darah akibat sel-sel yang cedera
Gejala : mual, muntah, diare, kardiak aritmia, perubahan EKG,
berdebar-debar, paralistik lemah
D. Manifestasi Klinis
Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1 3 hari, 30 kg 250-300
2 1 tahun, 9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000
5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahu, 54,0 kg 2200-2700
Volume cairan tubuh
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira
60% dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume
ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat
sedikit menyimpan cairan di mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria
sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh
terhadap TBW di mana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya.
Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari
BB, usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan
wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita
47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari BB
dan wanita 46% dari BB.
Tanda dan gejala terjadinya gangguan pada kebutuhan cairan dan elektrolit :
a. Tanda dan gejala kelebihan cairan dan elektrolit secara umum:
1) Hipertensi
2) Distensi vena juguralis
3) Distresss pernafasan
4) Hb turun
5) BJ terdengar S3
6) Bradicardi
7) Dyspnea
8) Edema perifer (pitting edema)
9) Asites
10) Kelopak mata membengkak
11) Suara napas ronchi basah.
12) Penambahan berat badan secara tidak normal/sangat cepat.
13) Nilai hematokrit menurun bila kelebihan cairan bersifat akut.
b. Tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit secara umum:
1) Hipotensi
2) Tachicardi
3) Suhu naik
4) Tachypnea
5) Hematokrit naik
6) Turgor kulit dan lidah menurun
7) Membrane mukosa kering
8) Konsentrasi urin pekat dan urin sedikit
9) BB turun tiba-tiba
10) Haus
11) Anoreksia
12) Lemas atau pucat
13) Kejang-kejang
14) Kulit dingin
15) Rasa malas
E. Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/ berat
b. Pengkajian masalah yang berat, bunyi nafas dan warna kulit
c. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine
penggunaan super live stookings
d. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan
e. Frekuensi pemberian cairan didasarkan keparahan, kekurangan dan
respon kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan
f. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk
mengurangi odema dengan mencegah reabsorbsi natrium dan air oleh
ginjal
g. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau
pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison
yang dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit.
h. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat,
khususnya untuk anak kecil dan lansia.
F. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan Volume Cairan
Yaitu kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan
pada intravaskuler, interstitial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium.
Kemungkinan b.d :
1) Kehilangan cairan secara berlebihan
2) Menurunnya intake oral
3) Penggunaan diuretik
4) Perdarahan
Kemungkinan ditemukan data :
Perubahan status mental, Hipotensi, tachikardi, turgor kulit dan lidah
menurun, haluaran urin turun, membran mukosa kering, kulit kering,
hematokrit naik, suhu naik, pucat, kelemahan, konsentrasi urin pekat
bahkan oliguria, BB turun dengan tiba-tiba.
b. Kelebihan Volume Cairan
Yaitu kondisi dimana mengalami atau beresiko mengalami kelebihan
cairan intraseluler/ interstitial/intravaskuler atau peningkatan retensi cairan
elektrolit.
Kemungkinan b.d :
1) Retensi garam & air
2) Efek dari pengobatan
3) Malnutrisi
4) Perdarahan
Kemungkinan didapatkan data :
Eedema, oliguria, distensi vena jugularis, hipertensi, distress pernafasan,
anasarka, asietas, perubahan pola nafas, perubahan status mental, dyspnea,
orthopnea, BJ terdengar S3, peningkatan BB dalam waktu singkat, Hb
turun.
c. Risiko Kurang Volume Cairan
Yaitu berisiko untuk mengalami dehidrasi vascular, seluler atau
intraselular.
Faktor risiko :
Deviasi akses dan asupan cairan,
Deviasi absorbsi cairan,
Kehilangan cairan yang berlebihan melalui rute normal seperti diare,
Usia lanjut,
BB yang ekstrim,
Status hypermetabolik,
Kehilangan cairan melalui rute abnormal (drainage tube),
Kurang pengetahuan,
Medikasi (misal, diuretic).
d. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
Yaitu berisiko terhadap penurunan, peningkatan atau pergeseran
cepat cairan intravaskuler, interstitial dan/atau intraselular. Ini mengacu
pada kehilangan, penambahan cairan tubuh atau keduannya.
Faktor risiko :
Bedah abdomen, ascites, luka bakar, obstruksi intestinal (usus),
pankreatitis, merasakan berkeringat, sepsis, cedera traumatik (fraktur
tulang pangkal paha)
e. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Yaitu berisiko mengalami perubahan kadar elektrolit serum yang dapat
mengganggu kesehatan
Faktor risiko :
Diare, disfungsi endokrin, imbalance cairan (dehidrasi, intoksikasi
air), disfungsi ginjal, kelemahan mekanisme regulasi (diabetes
insipidus, SIADH), efek samping pengobatan (drain, obat), muntah.
f. Hipertermi
Yaitu peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Corwin,
Elizabeth J, 2000). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari
37,5 ºC (Oswari, E, 2006). Kebutuhan cairan meningkat 10-12% dai IWL
setiap peningkatan 1oC suhu tubuh.
Kemungkinan b.d :
1) Kekurangan volume cairan
2) Proses penyakit
3) Peningkatan metabolism, pengobatan, anesthesia
4) Dehidrasi
Kemunkinan didapatkan data :
Peningkatan suhu tubuh diatas normal, konvulsi, kulit memerah, kejang,
takikardi, takipnea, diraba hangat, lemas, pucat, hipotensi, turgor turun.
G. Referensi
NANDA Internasional. 2010. Nursing Diagnoses : Definitions and
Classification 2009-2011(Diagnosa Keperawatan : Definisi
dan Klasifikasi 2009-2011) alih bahasa : Made Sumarwati dkk.
Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Hand Book of Pathophysiology, 3rd Ed (Buku
Saku Patofisiologi, Ed. 3), alih bahasa : Nike Budhi Subekti.
Jakarta : EGC
Syaifuddin. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.
Edisi ke-3. Jakarta : EGC
Anonim[1] : Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar
http://thelostamasta.blogspot.com/2012/05/laporan-
pendahuluan-kebutuhan-dasar_770.html
diakses 13/07/2013, (09.45)