Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
-
Upload
imam-chanif -
Category
Documents
-
view
585 -
download
113
description
Transcript of Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 1/77
i
IDENTIFIKASI CENDAWAN UMBI BAWANG PUTIH (Al li um sativum
L.) IMPOR DARI CHINA DI BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN
(BBKP) SURABAYA
LAPORAN MAGANG KERJA
Untuk Memenuhi Persyaratan Magang Kerja
di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya
Oleh :
IMAM CHANIF
105040201111127
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2013
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 2/77
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG KERJA
IDENTIFIKASI CENDAWAN UMBI BAWANG PUTIH (Al li um sativum L.)
IMPOR DARI CHINA DI BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN
(BBKP) SURABAYA
Disetujui oleh:
Mengetahui
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Ketua
Dr. Ir. Bambang Tri Rahardjo, SU. NIP. 19550403 198303 1 003
Pembimbing Utama
Dr. Ir. Syamsudin Djauhari, MS. NIP. 19550522 198103 1 006
Pembimbing Lapang,
Sri Handayani, S.Si.
NIP. 19760108 200912 2 002
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 3/77
iii
RINGKASAN
IMAM CHANIF. 105040201111127. IDENTIFIKASI CENDAWAN UMBI
BAWANG PUTIH (All ium sativum L.) IMPOR DARI CHINA DI BALAIBESAR KARANTINA PERTANIAN (BBKP) SURABAYA. Di bawah
bimbingan Dr. Ir. Syamsuddin Djauhari, MS, sebagai pembimbing utama
dan Sri Handayani, S.Si. , sebagai pembimbing lapang magang di BBKP
Surabaya.
Bawang putih Alium sativum L. merupakan tanaman yang memiliki nilaiekonomi yang sangat tinggi. Upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
bawang putih di dalam negeri dengan mengimpor dari negara-negara lain penghasil tanaman bawang putih ini, memiliki kendala yang harus ditanggungoleh masyarakat dalam negeri sendiri yaitu harga bawang putih yang dapat
sewaktu-waktu naik. Pada dasarnya hama maupun patogen penyebab penyakittanaman bawang putih dapat saja terbawa oleh umbi dari bawang putih tersebut.Untuk itu sebelum masuk ke dalam negeri umbi bawang putih yang di imporharuslah ada pemeriksaan guna untuk dilakukan perkarantinaan.
Karantina adalah tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, ataukeluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia (Republik Indonesia.2002). Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya adalah salah satu Unit PelaksanaTeknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian - Kementerian Pertanian
sebagai hasil penggabungan antara UPT Balai Besar Karantina Hewan TanjungPerak dan UPT Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Perak
Kegiatan magang kerja dilakukan di Balai Besar Karantina Pertanian(BBKP) Surabaya yang terletak di UP (Unit Pelayanan) 1 yang berada padaPelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Laboratorium BBKP Surabaya. Magangkerja dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2013. Pelaksanaan magang kerjayang dilakukan di BBKP Surabaya meliputi beberapa kegiatan yang diantaranyayaitu kegiatan pembekalan materi mengenai karantina dan BBKP Surabaya,kemudian terdapat kegiatan pemeriksaan lapang yang dilakuka pada Intalasi-instalasi karantina pertanian. Selain itu juga pemngujian yang dalam hal ini
pengujian komoditas yang akan di impor, ekspor maupun dikirim antar area.
Hasil pemeriksaan dan pengamatan yang dilakukan pada komoditas umbi bawang putih pada bulan September tidak ditemukan OPT yang merupakanOPTK yang dicegah masuk dan tersebarnya di wilayah RI sesuai dengan
permentan 18 tahun 2011 tentang Jenis OPT. Cendawan yang ditemukan padakomoditas umbi bawang putih yaitu Alternaria sp., Alternaria alternata,
Alternaria brassicicola, Alternaria brassicae, A. japonica, A. porri, Aspergillus
flavus, Botryodiplodia sp., Cladosporium sp., Curvularia sp., C.eragrostidis,C. lunata, Drechslera sp., D. tetramera, Epicocum sp., Exerohilum sp.,
Nigrospora sp., Stemphylium sp., dan Trichothecium roseum.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 4/77
iv
SUMMARY
IMAM CHANIF. 105040201111127. IDENTIFICATION of BOLETUS
BULBS of garlic (Al li um sativum L.) IMPORTS FROM CHINA IN THEGREAT HALL OF AGRICULTURAL QUARANTINE (BBKP)
SURABAYA. Under the guidance of Dr. IR. Syamsuddin Djauhari, MS, as
the primary supervisor and Sri Handayani, S.Si., as an apprentice in the airy
supervisor BBKP Surabaya.
Garlic Alium sativum l. is a plant that has a very high economic value. TheGovernment's attempt to meet the needs of the domestic garlic by importing fromother countries producing plants, garlic has a constraint that must be borne by thecommunity in the country, namely the price of garlic which can at any time go up.
Basically pathogens cause disease or pest plants garlic can just get carried away by the bulbs of garlic. For it before entering into the land of garlic bulbs that areimported shall be an examination in order to be perkarantinaan.
Quarantine is a place of exile and/or actions as prevention efforts came inand spread of pests and diseases or pest organisms from overseas and from onearea to another area in the country, or discharge from the territory of the Republicof Indonesia (Republik Indonesia. 2002). Large Agricultural Quarantine CenterSurabaya is one of Managing Technical Unit (UPT) scope of agriculturalQuarantine Agency-Ministry of agriculture as a result of a merger between a largeHall UPT the Animal Quarantine and Tanjung Perak UPT Balai Besar Tanjung
Perak Plant QuarantineApprentices work done on the porch of the Quarantine of farms (BBKP)
Surabaya in UP (Service Unit) 1 is at the port of Tanjung Perak SurabayaSurabaya BBKP and laboratories. Internship work done in August-October 2013.Apprentice implementation work done in Surabaya BBKP includes severalactivities including the activities regarding quarantine and material supply BBKPSurabaya, then there is a roomy dilakuka examination activities at Intalasi-installation of agricultural quarantine. It also pemngujian that in this case thecommodity will be testing on the import, export or shipped between areas.
Inspection results and observations made on commodity garlic bulbs in
September not found the OPT constitutes OPTK prevented entry and spread onthe territory of Republic of Indonesia in accordance with permentan 18 in 2011about the type of OPT. Boletus found on garlic bulbs commodities i.e. Alternaria
sp., Alternaria alternata, Alternaria brassicicola, Alternaria brassicae,
A. japonica, A. porri, Aspergillus flavus, Botryodiplodia sp., Cladosporium sp.,Curvularia sp., C. eragrostidis, C. lunata, Drechslera sp., D. tetramera,
Epicocum sp., Exerohilum sp., Nigrospora sp., Stemphylium sp., danTrichothecium roseum
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 5/77
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan
pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul
“IDENTIFIKASI CENDAWAN UMBI BAWANG PUTIH (Al li um sativum
L.) IMPOR DARI CHINA DI BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN
(BBKP) SURABAYA”. Laporan magang ini dibuat untuk memenuhi syarat
magang kerja.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih, kepada:
1.
Dr.Ir. Bambang Tri Rahardjo, SU. selaku Ketua Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
2. Dr. Ir. Syamsudin Djauhari, MS. selaku dosen pembimbing utama.
3.
Sri Handayani, S.Si. selaku dosen pembimbing lapang di Balai Besar
Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya
4. Dosen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya atas bimbingan dan arahan yang selama ini diberikan.
5.
Ayah dan Ibu tersayang, yang senantiasa memberikan doa, motivasi, bimbingan, dan kesabaran.
6.
Ika Agustin Rusdiana yang senantiasa memberikan semangat dan
motivasi.
7.
Teman-teman Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
2010 dan semua pihak yang membantu serta dukungan yang diberikan
dalam pembentukan laporan ini.
Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca, serta pihak-pihak yang terkait pada umumnya.
Malang, Oktober 2013
Penulis
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 6/77
vi
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
RINGKASAN ..................................................................................................... iii
SUMMARY ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Bawang Putih ............................................................................................. 4
2.1.1 Klasifikasi ............................................................................................ 4
2.1.2 Morfologi Tanaman Bawang Putih ....................................................... 4
2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Putih ............................................... 5
2.1.4 Penyakit Pada Umbi Bawang Putih yang di Sebabkan oleh Cendawan . 5
2.1.5 OPTK pada Umbi Bawang Putih Impor China ..................................... 7
2.2 Balai Besar Karantina Pertanian ................................................................. 8
2.2.1 Profil Karantina Pertanian .................................................................... 8
2.2.2 Persyaratan Ekspor dan Impor ............................................................ 12
2.2.3 Ketentuan dan Tindakan Karantina Impor Umbi Bawang Putih .......... 13
2.2.5 Mekanisme Pelayanan Dokumen Balai Besar Karantina PertanianSurabaya ............................................................................................ 16
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 20
3.1 Waktu danTempat .................................................................................... 20
3.2 Metode Pelaksanaan ................................................................................. 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 25
4.1 Hasil ......................................................................................................... 25
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 38
4.2.1 Pelayanan Impor Umbi Bawang Putih ................................................ 38
4.2.2 Temuan Cendawan pada Umbi Bawang Putih Impor .......................... 41
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 58
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 58
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 7/77
vii
5.2 Saran ........................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
LAMPIRAN ...................................................................................................... 63
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 8/77
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jenis OPTK A1 dan A2 serta Golongan I dan Golongan II pada Umbi
Bawang Putih Impor dari China ........................................................................... 8Tabel 2. Temuan Cendawan pada Umbi Bawang Putih Impor China BulanSeptember 2013 ................................................................................................. 25
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 9/77
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Umbi Bawang Putih Alium sativum..................................................... 4
Gambar 2. Struktur Organisasi BBKP Surabaya ................................................. 11
Gambar 3. Mekanisme Alur Pelayanan dan Pengawasan Karantina Tumbuhan .. 16
Gambar 4. Alur Pengujian Bawang Putih dengan Cara Direct inspection .......... 23
Gambar 5. Foto Alur Pengujian Bawang Putih Impor China .............................. 24
Gambar 6 Alur Pelayanan Impor Umbi Bawang Putih ....................................... 38
Gambar 7. Alternaria sp. .................................................................................... 42
Gambar 8. A. alternata ....................................................................................... 43
Gambar 9. A. brassicicola .................................................................................. 44
Gambar 10. A. brassicae .................................................................................... 45
Gambar 12. A. japonica ..................................................................................... 46
Gambar 13. A. porri ........................................................................................... 46
Gambar 14. A. flavus .......................................................................................... 47
Gambar 15. Botryodiplodia sp. .......................................................................... 48
Gambar 16. Cladosporium sp. ............................................................................ 48
Gambar 17. Curvularia sp. ................................................................................. 49
Gambar 18. C. eragrostidis ................................................................................ 50
Gambar 19. C. lunata ......................................................................................... 50
Gambar 20. Drechslera sp. ................................................................................ 51
Gambar 21. D. tetramera ................................................................................... 52
Gambar 22. Epicocum sp. .................................................................................. 53
Gambar 23. Exerohilum sp. ................................................................................ 54
Gambar 24. Nigrospora sp. ................................................................................ 54
Gambar 25. Stemphylium sp ............................................................................... 55
Gambar 26. T. roseum ........................................................................................ 56
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 10/77
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Pemeriksaan Krantina (SP-1) ............................ 63
Lampiran 2. Surat Tugas (DP-1) ........................................................................ 63
Lampiran 3. Surat Persetujuan Tindakan Karantina Tumbuhan ( KT-2) ............. 64
Lampiran 4. Laporan Hasil Pelaksanaan atau Pengawasan Pelaksanaan,Pemeriksaan Fisik atau Kesehatan Media Pembawa atau Pemeriksaan Identitasatau Pengujian PSAT (DP-7) ............................................................................. 64
Lampiran 5. Sertifikat Kesehatan Tumbuhan (KT-10) ........................................ 65
Lampiran 6. Surat Keterangan PSAT (Prior Notice) ........................................... 65
Lampiran 7. Packing List ................................................................................... 66Lampiran 8. Invoice ........................................................................................... 66
Lampiran 9. Bill of Landing ............................................................................... 67
Lampiran 10. Surat Pemberitahuan Impor Barang .............................................. 67
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 11/77
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang putih Alium sativum L. merupakan tanaman yang memiliki
nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sentra bawang putih di Indonesia umumnya
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Berdasarkan survey eksplorasi, sekitar 72 persen
daerah penanaman bawang putih terdapat di Jawa (Buurma 1991).
Kebutuhan (konsumsi) bawang putih dari tahun ke tahun terus
meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Tetapi kebutuhanakan bawang putih tersebut tidak di imbangi dengan adanya persediaan
bawang putih di dalam negeri. Perkembangan terakhir (2006), impor bawang
putih indonesia berjumlah 295 ribu ton dengan nilai tidak kurang dari US$
103 juta atau sebesar Rp 927 milyar, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
dalam negeri. (Pasandaran dan Hadi, 1994)
Upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan bawang putih di dalam
negeri dengan mengimpor dari negara-negara lain penghasil tanaman bawang
putih ini, memiliki kendala yang harus ditanggung oleh masyarakat dalam
negeri sendiri yaitu harga bawang putih yang dapat sewaktu-waktu naik. Hal
ini menyebabkan keresahan masyarakat mengingat kebutuhan (konsumsi)
akan bawang putih ini untuk bahan masak sangat banyak dibutuhkan oleh
masyarakat.
Dengan banyaknya kebutuhan akan bawang putih yang harus di impor
dari negara-negara lain pengahasil bawang putih ini, maka akan banyak pula
material-material yang terbawa dari negera pengekspor salah satunya yaitu
hama maupun penyakit yang menyerang tanaman bawang putih. Pada
dasarnya hama maupun patogen penyebab penyakit tanaman bawang putih
dapat saja terbawa oleh umbi dari bawang putih tersebut. Untuk itu sebelum
masuk ke dalam negeri umbi bawang putih yang di impor haruslah ada
pemeriksaan guna untuk dilakukan perkarantinaan.
Karantina adalah tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 12/77
2
pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri,
atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia (Republik
Indonesia. 2002), sedangkan Karantina Tumbuhan adalah tindakan sebagai
upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan
dari luar negeri dan dari suatu Area ke Area lain di dalam negeri atau
keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia. (Republik
Indonesia. 2002). Tindakan karantina terhadap media pembawa OPT/OPTK
yang diimpor, diekspor dan / atau dikirim antar area, meliputi pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan
pembebasan. Media pembawa yang dikenakan tindakan karantina berupa
benih tumbuhan dan hasil tumbuhan baik yang belum diolah maupun telah
diolah yang dapat menjadi media pembawa OPT/OPTK. (Balai Besar
Karantina Surabaya. 2012)
Dengan adanya badan karantina yang memiliki peranan dalam usahanya
untuk memeriksa bentuk apapun dari tumbuhan untuk di identifikasi apakah
ada patogen yang yang menyebabkan penyakit yang dapat membahayakan
sumberdaya alam yang ada di dalam negeri atau tidak. Ataupun ada hama
atau sumber hama yang dapat menyebabkan kerugian oleh negara Indonesia.
Dalam hal ini salah satu unit dari balai besar yang berada di Indonesia
yaitu Balai Besar Pertanian yang terletak dikota Surabaya yang merupakan
salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian.
Kementerian pertanian sebagai hasil penggabungan antara UPT Balai Besar
Karantina Hewan Tanjung Perak dan UPT Balai Besar Karantina Tumbuhan
Tanjung Perak, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor: 22/Permentan/Ot.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 TentangOrganisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Tugas
pokok dan fungsi yang dijalankan meliputi: pelaksanaan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati. (Peraturan Menteri Pertanian No.
22/Permentan/Ot.140/4/2008)
Salah satu pengawasan yang dilakukan oleh balai karantina yaitu pada
OPTK cendawan yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Salah
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 13/77
3
satunya yaitu cendawan pada umbi bawang putih. Cendawan dari umbi
bawang putih ini sedang banyak diperiksa oleh badan karantina karena pada
saat ini impor atau pemasukan bawang putih dan bawang merah banyak
didatangkan dari negara-negara lain penghasil bawang putih lain untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga pemeriksaan, pengasingan,
pengamatan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan bawang
putih yang terindikasi oleh cendawan harus dilakukan untuk mencegahnya
cendawan dari luar masuk dalam negara Indonesia.
1.2 Tujuan
Magang kerja yang dilakukan bertujuan untuk identifikasi cendawan
umbi bawang putih impor China dengan prosedur pelayanan dan pemeriksaan
yang dilakukan di Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya,
sehingga nantinya akan menentukan tindakan karantina selanjutnya.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 14/77
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bawang Putih
2.1.1 Klasifikasi
Bawang putih termasuk dalam kingdom Plantae dengan Subkingdom
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh). Masuk dalam divisi
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) dengan kelas Liliopsida (berkeping
satu / monokotil), serta Sub Kelas: Liliidae. Ordo dari bawang putih yaitu
Liliales dan Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan). Dan masuk genus
Allium dengan Spesies Allium sativum L. (Plantamor. 2013).
Gambar 1. Umbi Bawang Putih Alium sativum (Plantamor. 2013)
2.1.2 Morfologi Tanaman Bawang Putih
Bawang putih ( Allium sativum) termasuk genus allium atau di
Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi
tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun.
Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran
tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran
rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-
250 meter di atas permukaan laut (Tora. 2013)
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 15/77
5
2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Putih
Bawang putih dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat
bergantung kepada varietas yang digunakan. Daerah penyebaran bawang
putih di Indonesia yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, Lombok dan Nusa Tenggara Timur. Luas pananaman yang
paling besar ada pada ketinggian di atas 700 meter. Produksi per satuan luas
di dataran tinggi lebih besar dari pada di dataran rendah. Di dataran
medium, daerah penanaman bawang putih terbaik berada pada ketinggian
600 m dpl. (di atas pemukaan laut). Tanaman bawang putih kurang baik
ditanam pada musim penghujan karena kondisi tanah terlalu basah,
temperatur tinggi sehingga mempersulit pembentukan siung.
Tanaman bawang putih dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Pada
tanah yang ringan, gembur (bertekstur pasir atau lempung) dan mudah
meneteskan air (porous) dapat menghasilkan umbi bawang putih yang lebih
baik dari pada tanah yang berat seperti liat atau lempung. Kondisi tanah
yang porous menstimulir perkembangan akar dan bulu-bulu akar sehinggaserapan unsur hara akan berjalan dengan baik (Hilman, Achmad, dan
Suswandi. 1999).
2.1.4 Penyakit Pada Umbi Bawang Putih yang di Sebabkan oleh Cendawan
1.
Bercak Ungu
Penyakti bercak ungu disebabkan oleh jamur Alternaria porii.
Cendawan ini menginfeksi tanaman melalui luka-luka atau mulut kulit,
menyerang tanaman pada segala umur, tetapi lebih banyak menyerang
tanaman yang telah memasuki fase pembentukan umbi. Keadaan yang
lembab dapat menyebabkan penyebaran jamur ini dapat menyebar
dengan cepat.
Tanaman yang telah terinfeksi akan menunjukkan gejala bercak-
bercak kecil berwarna putih keabu-abuan. Bercak-bercak tersebut lama-
kelamaan akan melebar dan berubah menjadi ungu yang bagian
tengahnya terdapat bercak warna hitam yang dilingkari warna kuning.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 16/77
6
Bercak yang berwarna hitam tersebut merupakan spora dari jamur.
Kemudian, bercak-bercak akan berubah warna lagi menjadi coklat tua
yang merupakan badan buah dari jamur tersebut. Serangan yang parah
dapat menyebabkan daun dan batang semu bawang putih akan
mengering, kemudian tanaman rebah dan mati. Penyebaran cendawan ini
dapat melalui peralatan pertanian yang tercemar spora jamur, tanah, air,
pekerja, atau terbawa oleh angin. (Samadi. 1999).
2. Busuk Umbi
Penyakit bercak umbi ini disebabkan oleh cendawan Sclerotium
cepivorum. Gejala serangan oleh cendawan ini pada mulanya daun hijau
berubah menjadi kuning. Serangan ini semakin lama makin menjalar
sehingga dapat menyebabkan kematian. Bila tanaman dicabut, pada
pangkal dan umbi tampak bulu-bulu putih yang kemudian berubah
menjadi bulatan-bulatan dan akhirnya berwarna coklat tua sampai hitam.
Serangan ini dapat terjadi pada semua jenis bawang (Rahayu dan Nur
Berlian. 1994).
3.
Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium ini disebabkan oleh cendawan Fusarium
oxyporum f.sp. cepae (Hanz) Snyd et Hans. Cendawan ini merupakan
cendawan tular tanah, sehingga sukar dikendalikan (Wiyatiningsih, Ari,
dan Endang. 2009).
Serangan yang disebabkan oleh penyakit ini yaitu adanya daun
yang mati dari ujung dan berwarna kuning, menjala ke bagian bawah
dengna cepat, pada permukaannya tumbuh miselium cendawan berwarna
putih. Jika umbi di potong membujur tampak alur busuk berair ke arahsamping dan pangkal umbi. Pengairan yang kurang baik dan kelembapan
tanah yang tinggi mendorong perkembangan penyakit ini. (Karolina.
2006)
4. Busuk Leher Batang
Penyakit busuk leher batang ini disebabkan oleh Botrytis alli
Munn. Cendawan ini mempunyai warna spora abu-abu. Kondisi lahan
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 17/77
7
yang lembab serta tempat penyimpanan yang terlalu lembab, maka akan
menjadi sumber penyakit tersebut.
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh cendawan ini yaitu bagian
leher batang umbi, merembet ke jaringan lapisan umbi. Dalam keadaan
lembab, terbentuklah spora berwarna abu-abu dan bertimbun diatas kulit.
Lapisan yang dirusak menering, mengeriput. Penyakit ini merupakan
penyakit dalam gudang dan tampak beberapa hari setelah hasil panenan
masuk ke dalamnya (Rismunandar. 1989).
2.1.5 OPTK pada Umbi Bawang Putih Impor China
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 Tentang
Karantina Tumbuhan, Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan
yang selanjutnya disebut Media Pembawa adalah tumbuhan dan bagian-
bagiannya dan/atau benda lain yang dapat membawa Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina. Untuk itu setiap impor umbi lapis
bawang putih yang berasal dari China dilakukan pemeriksaan dan
dilaporkan kepada pihak karantina dan melalui pintu-pintu pelabuhan yang
sudah ditetapkan.Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah semua organisme yang
dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian
tumbuhan. Selanjutnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
(OPTK) adalah semua Organisme Penganggu Tumbuhan yang ditetapkan
oleh Menteri untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia. Dan OPTK Golongan I adalah
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang tidak dapat dibebaskandari Media Pembawanya dengan cara perlakuan. Sedangkan OPTK
Golongan II adalah semua Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
yang dapat dibebaskan dari Media Pembawanya dengan cara perlakuan.
(Republik Indonesia. 2002)
Untuk itu setiap impor umbi bawang putih dilakukan pemeriksaan
terhadap komoditas tersebut yang dalam hal ini mencegah masuk dan
tersebarnya OPTK Golongan I dan Golongan II, maupun OPTK A1 dan A2.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 18/77
8
OPTK yang dicegah untuk masuk dan tersebarnya setiap negara
memiliki target yang tidak sama. Target tersebut sesuai dengan Permentan
Nomor 93/Permentan/OT.I140/12/2011 Tentang Jenis OPT.
Tabel 1 Jenis OPTK A1 dan A2 serta Golongan I dan Golongan II pada Umbi
Bawang Putih Impor dari China
Jenis No Nama Ilmiah Status OPTK
Nematoda 1 Aphelenchoides fragariae OPTK A1; Gol II
2 Ditylenchus destructor OPTK A1; Gol II
3 Ditylenchus dipsaci OPTK A1; Gol II
Fungi 1 Botryotinia squamosa OPTK A1; Gol I
2 Botrytis aclada OPTK A1; Gol I
3 Sclerotium cepivorum OPTK A1; Gol I
4 Stemphylium vesicarium OPTK A1; Gol I
5 Urocystis cepulae OPTK A1; Gol I
Virus 1 Onions Yellow Dwarf
Potyvirus
OPTK A2; Gol I
Sumber : Permentan Nomor 93/Permentan/OT.I140/12/2011
2.2 Balai Besar Karantina Pertanian
2.2.1 Profil Karantina Pertanian
Sejarah Singkat.
Kata karantina berasal dari bahasa italia “quarantina”, yang berakar
dari bahasa laitn kuno “quadraginta”, bermakna ‘empat puluh’. Periode
empat puluh hari masa penahanan terhadap sebuah kapal yag diduga
membawa penyakit menular (pes, kolera atau demam kuning) dan terkena
pelarangan mendekati pantai. Istilah ini kemudian diperluas penggunaannya
untuk masa isolasi bagi seseorang yang terinfeksi penyakit menular, juga
jangka waktu penahanan terhadap kiriman hewan, tumbuhan, atau benda
lain yang diduga membawa bibit penyakit.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 19/77
9
Penyelenggaraan pengkarantinaan di sektor pertanian Indonesia telah
diperkenalkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1877. Praktek-
praktek perkarantinaan pertanian pada masa itu diperuntukkan menjaga
koloni Hindia Belanda dari serangan penyakit hewan dan tumbuhan yang
berasal dari luar Hindia Belanda.
Ordonansi 19 Desember 1877 (staatsblad No. 267) merupakan
peraturan perundangan Karantina Tumbuhan pertama tendang “Pelarangan
Pemasukan Tanman Kopi dan Biji Kopi dari Srilangka”. Sedangkan
Ordonansi 13 Agustus 1912 (staatblad No. 432) merupakan peraturan
perundangan Karantina Hewan pertama tentang “Peraturan Campur Tangan
Pemrintah dalam Lapangan Kehewanan dan Polisi Kehewanan”.
Sebelum tahun 1985 secara keorganisasian karantina hewan dan
karantina tumbuhan berjalan terpisah. Melalui perjalanan panjang praktek-
praktek perkarantinaan, dengan kesadaran bahwa sumber daya alam hayati
merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus sebagai faktor dominan
yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional, akhirnya terintegrasi
ke dalam suatu wadah institusi “Pusat Karantina Pertanian”.
Disadari bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut
perkarantinaan hewan, ikan dan tumbuhan warisan pemerintah kolonial
Hindia Belanda suda tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan
kempentingan nasional, maka diterbitkanlah UU no 16 Tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Tahun 1992 tersebut sekaligus
merupakan tonggak sejarah perkembangan Karantina Pertanian di
Indonesia. Sesuai dengan dinamika perkembangan kepemerintahan, Pusat
Karantina Pertanian berkembang menjadi Badan Karantina Pertanian
sebagai unit Eselon 1 di lingkungan Kementrian Pertanian berdasarkan
Keppres No. 58 Tahun 2000.
Tugas BARANTAN
Tugas yang diamanatkan pada Badan Karantina adalah melaksanakan
perkarantinaan pertanian dalam rangka mencegah pemasukan dan
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 20/77
10
penyebaran dan/atau pengeluaran Hama dan Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) serta
pengawasan keamanan hayati.
Tujuan Karantina
Tujuan penyeelenggaraan Karantina Hewan dan Tumbuhan telah
ditetapkan dalam undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, adalah sebagai berikut:
a. Mencegah masuknya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari luar
negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia.
b.
Mencegah tersebarnya HPHK dan OPTK dari suatu area ke area lain
di dalam wilayah negara Republik Indonesia.
c. Mencegah keluarnya HPHK dari wilayah negara Republik Indonesia.
d.
Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari
wilayah negara Republik Indonesia apabila negara tujuan
menghendakinya. (Badan Karantina Pertanian. 2013)
Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya
Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian - Kementerian
Pertanian sebagai hasil penggabungan antara UPT Balai Besar Karantina
Hewan Tanjung Perak dan UPT Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung
Perak, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
22/Permentan/Ot.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Tugas pokok dan
fungsi yang dijalankan meliputi: pelaksanaan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati (Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya 2012).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 21/77
11
Gambar 2. Struktur Organisasi BBKP Surabaya (Balai Besar Karantina Pertanian
Surabaya 2012)
Visi dan Misi BBKP Surabaya
VisiTerwujudnya Pelayanan Karantina Pertanian Surabaya yang Tangguh,
Profesional, Modern dan Terpercaya pada 2014
Misi
Melindungi kelestarian sumber daya hayati hewani dan nabati dari
ancaman serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) serta
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 22/77
12
pengawasan lalu lintas komoditi pertanian segar yang memenuhi
standard keamanan pangan
Meningkatkan manajemen operasional perkarantinaan hewan dan
tumbuhan
Mewujudkan Sistem manajemen Mutu Pelayanan dengan
mengimplementasikan secara konsisten SNI ISO 9001:2008
Mewujudkan kompetensi sebagai Laboratorium Penguji (Testing
Laboratory) dengan mengimplementasikan secara konsisten SNI
ISO/IEC 17025:2008 serta Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2)
yang terakreditasi
Mendorong terwujudnya peran perkarantinaan nasional dalam
akselerasi ekspor komoditas pertanian yang akseptabel dan mampu
bersaing di pasar internasional
Mendukung keberhasilan program agribisnis dan ketahanan pangan
nasional
Membangun masyarakat cinta karantina pertanian Indonesia (Balai
Besar Karantina Pertanian Surabaya. 2012)
2.2.2 Persyaratan Ekspor dan Impor
Ekspor
Setiap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari dalam wilayah
Negara Republik Indonesia, apabila disyaratkan oleh negara tujuan wajib:
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari tempat pengeluaran
bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang
tergolong benda lain;
b. Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan;
c.
Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di
tempat-tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan Karantina
Tumbuhan.
Impor
Setiap Media Pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, wajib :
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 23/77
13
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari negara asal dan negara
transit bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa
yang tergolong benda lain;
b.
Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan;
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di
tempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan Karantina
Tumbuhan. (Republik Indonesia. 1992).
2.2.3 Ketentuan dan Tindakan Karantina Impor Umbi Bawang Putih
Hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar adalah bagian
dari tumbuhan yang berupa umbi lapis (bulb) yang termasuk dalam famili
Allium, baik utuh atau bagiannya yang belum diproses menjadi bahan
olahan. Menurut Permentan No. 18 Tahun 2008 setiap umbi lapis yang
masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia wajib memenuhi syarat
diantarnya:
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari negara asal dan
negara transit.
Sertifikat Kesehatan Tumbuhan ( Phytosanitary Certificate)
adalah surat keterangan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang di
negara atau area asal/ pengirim/ transit yang menyatakan bahwa
tumbuhan atau bagian-bagian tumbuhan atau yang tercantum di
dalamnya bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan, Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina, Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina Golongan I, Organisme Penganggu Tumbuhan
Karantina Golongan II, dan atau Organisme Pengganggu Tumbuhan
Penting serta telah memenuhi persyaratan karantina tumbuhan yang
ditetapkan dan atau yang menyatakan keterangan lain yang
diperlukan.
b. Melalui tempat-tempat pemasukan yang ditetapkan.
Tempat Pemasukan adalah pelabuhan laut, pelabuhan sungai,
pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan
dengan negara lain, yang ditetapkan sebagai tempat untuk
memasukkan media pembawa organisme pengganggu tumbuhan.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 24/77
14
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada Petugas Karantina Tumbuhan di
tempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina
tumbuhan.
Petugas Karantina Tumbuhan adalah Pegawai Negeri Sipil
tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina
tumbuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu terdapat beberapa persyaratan dan ketentuan lain dalam
impor hasil tumbuhan segar berupa umbi lapis, diantaranya:
a.
Lampiran jenis OPTK yang terdapat pada negara asal.
b.
Jika umbi lapis tersebut berasal dari area yang benar-benar bebas dari
jenis OPTK yang ada pada negara tersebut maka harus dinyatakan
dalam kolom keterangan tambahan ( Additional Declaration) pada
Sertifikat Kesehatan Tumbuhan yang menyertai kiriman, dan telah
didevitalisasi serta bebas dari partikel tanah dan /atau kompos.
c.
Dan jika tidak berasal dari area yang tidak bebas dari OPTK, maka
harus di beri perlakuan sesuai dengan jenis hasil tumbuhan hidup
berupa sayuran umbi lapis segar maupun jenis organisme pengganggu
tumbuhan yang dicegah pemasukannya dan dinyatakan dalam kolom
perlakuan pada Sertifikat Kesehatan Tumbuhan.
d.
Umbi lapis yang dimasukkan harus dalam kondisi tidak busuk
dan/atau tidak rusak.
e.
Untuk mengetahui bebas tidaknya suatu area produksi dari infestasi
organisme pengganggu tumbuhan karantina di negara asal dapat
dilakukan survei di area produksi di negara asal oleh Petugas
Karantina Tumbuhan dan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh KepalaBadan Karantina Pertanian.
f. Survey dilakukan atas pertimbangan analisis risiko organisme
pengganggu tumbuhan khususnya organisme pengganggu tumbuhan
karantina dan dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
Sekretariat Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional ( IPPC
Secretariate Food and Agriculture Organization) dan standar lainnya
yang telah dipublikasikan.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 25/77
15
Dari persyaratan dan ketentuan yang telah tertera dalam Permentan
No. 18 Tahun 2008 dari beberapa ketentuan tersebut nantinya akan
dilakukan tindakan karantina. Tidakan karantina yang dilakukan yaitu
berupa 8P yang terdiri dari Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan,
Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, Pembebasan.
a. Hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar yang
dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia yang tidak
memenuhi ketentuan persyaratan pemasukan umbi lapis maka
dilakukan penahanan.
b.
Apabila dalam waktu 14 hari persyaratan yang kurang belum
terpenuhi maka akan dilakukan penolakan. Penolakan yang dilakukan
dapat berupa tidakan pengiriman kembali ke negara asal atau negara
lain.
c. Apabila setelah 14 hari kerja sejak surat penolakan diterima pemilik,
hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar tersebut belum
dikeluarkan dari dalam wilayah negara Republik Indonesia, maka
akan dilakukan tindakan pemusnahan.
d.
Pemeriksaan kesehatan hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi
lapis segar yang dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik
Indonesia dilakukan oleh Petugas Karantina Tumbuhan setelah
persyaratan karantina tumbuhan dan persyaratan teknis dipenuhi.
e.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan ternyata hasil
tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar tidak bebas dari
OPTK Golongan II maka dilakukan tindakan perlakuan.
f.
Apabila setelah dilakukan tindakan perlakukan ternyata tidak dapatdibebaskan dari OPTK Golongan II, maka hasil tumbuhan hidup
berupa sayuran umbi lapis segar tersebut dilakukan tindakan
pemusnahan yang disaksikan oleh pejabat berwenang dan dibuatkan
berita acara pemusnahan. Tetapi jika setelah dilakukan tindakan
perlakukan ternyata dapat dibebaskan dari OPTK Golongan II maka
terhadap hasil tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 26/77
16
tersebut dilakukan tindakan pembebasan dengan menerbitkan
sertifikat pelepasan.
g. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan ternyata hasil
tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar tidak atau belum
didevitalisasi dan/atau tidak bebas dari partikel tanah dan/atau kompos
dan/atau busuk dan/ atau rusak, maka terhadap hasil tumbuhan hidup
berupa sayuran umbi lapis segar tersebut dilakukan tindakan
pemusnahan yang disaksikan oleh pejabat berwenang dan dibuatkan
berita acara pemusnahan.
h.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan ternyata hasil
tumbuhan hidup berupa sayuran umbi lapis segar tidak bebas dari
OPTK Golongan I dilakukan tindakan pemusnahan yang disaksikan
oleh pejabat berwenang dan dibuatkan berita acara pemusnahan.
(Permentan Nomor 18/Permentan/OT.140/2/2008)
2.2.5 Mekanisme Pelayanan Dokumen Balai Besar Karantina Pertanian
Surabaya
Gambar 3. Mekanisme Alur Pelayanan dan Pengawasan Karantina Tumbuhan
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 27/77
17
Menurut Keputusan kepala balai besar karantina pertanian surabaya
nomor :101.a/OT.210/L.6.A/1/ 2013) mengenai standart pelayanan publik
Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya.
Prosedur tindakan dokumen masuk ( Impor dan Masuk Domestik)
a. Pengguna jasa mengajukan permohonan pemeriksaan karantina (SP-1)
atau lembar aju secara online atau manual beserta dokumen
kelengkapannya ditujukan kepada Kepala Balai melalui petugas
penerimaan dokumen (pendok)
b.
Petugas pendok menyerahkan SP-1 beserta dokumen kelengkapannya
kepada kepala Bidang Karantina Tumbuhan
c.
Kepala Bidang karantina Tumbuhan atas nama Kepala Balai menerbitkan
Surat Tugas (DP-1)
d. Kepala Bidang Tumbuhan menyerahkan surat tugas (DP-1) kepada
Pejabat Fungsional Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan
(POPT) untuk melakukan pemeriksaan administratif (Kelengkapan,
Kebenaran isi dan keabsahan dokumen Persyaratan)
e.
Pejabat fungsional POPT melaksanakan Pemeriksaan Administratif dan
menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan Administratif (DP-5) dan
menyampaikan kepada Kepala Bidang
f.
Berdasarkan Rekomendasi DP-5, Pejabat Fungsional menerbitkan Surat
Persetujuan Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan (KT-2)
g.
Pejabat fungsional POPT melaksanakan tindakan karantina berdasarkan
surat tugas (DP-1)
h. Pejabat fungsional POPT melakukan Pemeriksaan Kesehatan terhadap
MP-OPT/OPTK/OPTP tingkat Lapang dan Laboratorium sertamenerbitkan Laporan Hasil pelaksanaan /Pengawasan Pemeriksaan Fisik
/Kesehatan (DP-7)
i. Pejabat fungsional menyampaikan hasil tindakan karantina kepada
Kepala Bidang;
j.
Kepala Bidang menerima laporan hasil tindakan karantina dan disposisi
untuk dilakukan tindakan karantina selanjutnya;
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 28/77
18
k. Berdasarkan rekomendasi pada DP-7 Pejabat Fungsioal Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) menerbitkan Sertifikat
Pelepasan Karantina Tumbuhan (KT-9) dan menyerahkan kepada seksi
pelayanan operasional;
l. Berdasarkan sertifikat KT-9 bendahara penerima menerbitakan kuitansi
sebagai bukti pengguna jasa membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dalam proses pengambilan sertifikat Pelepasan karantina (KT-9);
m. Kepala seksi pelayanan operasional menyerahkan sertifikat Pelepasan
karantina (KT-9) kepada pengguna jasa setelah pengguna jasa
menunjukan bukti pembayaran PNBP.
Prosedur tindakan dokumen keluar ( Ekspor dan Keluar Domestik)
a.
Pengguna jasa mengajukan permohonan pemeriksaan karantina (SP-1)
atau lembar aju secara online atau manual beserta dokumen
kelengkapannya ditujukan kepada Kepala Balai melalui petugas
penerimaan dokumen (pendok);
b. Petugas pendok menyerahkan SP-1 beserta dokumen kelengkapannya
kepada kepala Bidang Karantina Tumbuhan;
c. Kepala Bidang karantina Tumbuhan atas nama Kepala Balai
menerbitakan Surat Tugas (DP-1);
d.
Kepala Bidang menyerahkan surat tugas (DP-1) kepada Pejabat
Fungsional Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan (POPT) untuk
melakukan pemeriksaan administratif (Kelengkapan, Kebenaran isi dan
keabsahan dokumen Persyaratan);
e. Pejabat fungsional POPT melaksanakan tindakan karantina berdasarkan
surat tugas (DP-1);
f. Pejabat fungsional POPT melakukan Pemeriksaan Kesehatan terhadap
MP-OPT/OPTK/OPTP tingkat Lapang dan Laboratorium serta
menerbitkan Laporan Hasil pelaksanaan /Pengawasan Pemeriksaan Fisik
/Kesehatan (DP-7);
g.
Pejabat fungsional menyampaikan hasil tindakan karantina kepada
Kepala Bidang;
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 29/77
19
h. Kepala Bidang menerima laporan hasil tindakan karantina dan disposisi
untuk dilakukan tindakan karantina selanjutnya;
i. Pejabat fungsional POPT menerbitkan Phytosanitary certificate (KT.10)
dan Sertifikat Karantina Tumbuhan Antar Area (KT.12) dan
menyerahkan kepada seksi pelayanan operasional;
j. Berdasarkan sertifikat KT-10/KT-12, bendahara penerima menerbitakan
kuitansi sebagai bukti pengguna jasa dalam proses pengambilan sertifikat
karantina (KT-10, KT-12);
k. Kepala seksi pelayanan operasional menyerahkan sertifikat
Phytosanitary certificate (KT.10) dan Sertifikat Karantina Tumbuhan
Antar Area (KT.12) kepada pengguna jasa setelah pengguna jasa
menunjukan bukti pembayaran PNBP. (Keputusan Kepala Balai Besar
Karantina Pertanian Surabaya Nomor : 101.a/ot.210/l.6.a/1. 2013)
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 30/77
20
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu danTempat
Kegiatan magang kerja dilakukan di Balai Besar Karantina Pertanian
(BBKP) Surabaya yang terletak di UP (Unit Pelayanan) 1 yang berada pada
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Laboratorium BBKP Surabaya.
Magang kerja dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2013.
3.2 Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang kerja dilakukan mengikoti kegiatan yang ada di Balai
Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya. Kegiatan yang dilakukan,
diantaranya:
A. Kegiatan Penelitian
1. Pembekalan Materi
Pembekalan materi disini diisi dengan pengetahuan mengenai
karatina secara umum. Karantina merupakan tindakan upaya pencegahan masuk Hama dan Penyakit atau Organisme Pengganggu
dari Luar Negeri dan Antar area atau keluarnya dari dalam negeri.
Dari kegiatan pengenalan mengenai karantina dan tugas-tugas dari
karantina. Selain diperkenalkan mengenai karantina tetapi juga
dikenalkan mengenai bagian-bagian serta staf-staf yang ada di BBKP
Surabaya. Selanjutnya pembekalan mengenai prosedur pelayanan
impor, ekspor dan domestik. Serta bagaimana pemeriksaan media
pembawa di Instalasi Karantian Tumbuhan (IKT) dan Laboratorium
Karantina Pertanian Surabaya.
2. Pemeriksaan di Lapang
Pememriksaan dilapang dalam magang kerja yang dilakukan
pada laboratorium BBKP Surabaya dilakukan di IKT/ Depo Jangkar.
IKT sendiri merupakan tempat atau instalasi karantina yang berada
dalam pelabuhan yang memiliki tugas menerima dan memeriksa
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 31/77
21
komoditas atau barang yang akan datang ke wilayah Republik
Indonesia. di wilayah kerja Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya
tersendiri terdiri dari beberapa IKT yaitu IKT Surabaya Sejahtera, IKT
Jangkar dan IKT Nilam. Pada dasarnya pemeiksaan pertama di IKT
ini akan dilakukan pengujian selanjutnya di laboratorium untuk
mengetahui OPT yang ada pada komoditas tersebut.
3. Penanganan Sampel dan Pemeriksaan di Laboratorium
Setiap komoditas yang merupakan berasal dari tumbuhan dan
hasil olahan dari tumbuhan ataupun bagian tumbuhan yang dapat
sebagai media pembawa maka perlu dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan sendiri dilakukan di IKT-IKT yang di tunjuk sebagai
tempat pemeriksaan komoditas. Kemudian dari IKT tersebut
dilakukan pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian di
laboratorium. Setiap sampel yang datang pada laboratorium BBKP
Surabaya kemudian dilakukan pemeriksaan administratif pada sampel
yang datang dengan mengecek nomor entri dari komoditas yang akan
dilakukan pengujian di laboratorium. Kemudian dari sampel yang
datang dilakukan penomoran sampel sesuai dengan nomor urut yang
sudah datang pada laboratorium BBKP Surabaya untuk dilakukan
pengujian. Setelah sampel di nomori kemudian dilakukan pencatatan
terhadap surat permohonan pengujian tersebut pada buku induk
dengan format nomor, tanggal penerimaan sample, POPT, perusahaan,
media pembawa, asal atau tujuan, target uji, kode sample, metode uji,
tanggal dan hasil pengujian serta nomor dan tanggal LHU (Hasil
Laporan Uji). Untuk jenis benih yang diuji adalah jenis benih untuk bahan tanam. Selanjutnya bahan uji tersebut dimasukkan keruang
arsip sample. Kemudian pihak administrasi akan mengeluarkan surat
pengantar pengujian yang ditandatangani oleh manajer ataupun deputi
teknis. Selanjutnya dibuatkan surat distribusi sample untuk pengujian
dan di lakukan uji di laboratorium. Untuk batas pengujiannya, bila
termasuk dalam resiko rendah yakni ≤ 3 hari untuk benih tanam
seperti gandum, jahe, dan bawang. Untuk resiko sedang ≤ 7 hari untuk
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 32/77
22
benih tanam ekspor atau antar area. Untuk resiko tinggi dilakukan
selama ≤ 14 hari yang komoditas ujinya seperti benih impor.
4. Pengujian di Laboratorium
Pengujian sampel yang datang di laboratorium BBKP Surabaya
dilakukan dengan deteksi secara Direct inspection. Direct inspection
adalah suatu metode untuk mendeteksi ada tidaknya bagian dari
cendawan atau propagula yang terdapat pada bagian tersebut.
propagula cendawan yang biasa ditemukan adalah konidium,
ascospora, basidiospora, aservulus, klestotesium, piknidium,
peritesium, sklerotium, konidiofor atau tangkai konidium, basidium,
askus. Dan dilakukan identifikasi dengan metode morfometri.
Morfometri ialah pengujian yang identifikasinya dilihat dari bentuk
dan ukuran dari cendawan tersebut.
Alat
1.
Pinset
2. Jarum
3.
Mikroskop stereo
4.
Cawan petri
5. Kaca obyek dan kaca penutup
Bahan
1. Methylen blue
2.
Biji atau bagian tanaman yang bergejala
Alur kerja
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 33/77
23
Gambar 4. Alur Pengujian Bawang Putih dengan Cara Direct inspection
Biji atau bagian tanaman
yang bergejala diletakkan
didalam cawan petri
Amati biji atau bagian tanaman yang
menunjukkan adanya propagula
cendawan denagn menggunakan
mikroskop stereo.
Bila ditemukan propagula, maka
amati dengan menggunakan
mikroskop majemuk/ kompon
Ambil propagulayang ditemukan
dengan jarum
Methylen
BlueLetakkan pada kaca obyek
Tutup dengan
kaca penutup
. ` ,
: . . ` ,
: .
` ‘ `
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 34/77
24
Gambar 5. Foto Alur Pengujian Bawang Putih Impor China
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 35/77
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 2. Temuan Cendawan pada Umbi Bawang Putih Impor China Bulan
September 2013
No Tanggal Kode Sampel Cendawan yang di Temukan
1. 2 – 9 – 2013 1/ C/ 9.13 Cladosporium sp., Nigrospora sp.,
Drechslera sp., Stemphylium sp.
2. 3 – 9 – 2013 5/ C/ 9.13 Drechslera sp., Stemphylium sp.,
Alternaria brassicicola
6/ C/ 9.13 Stemphylium sp., Drechslera sp.,
Nigrospora sp., Alternaria japonica,
7 C/ 9.13 Cladosporium sp., Drechslera sp.,
Nigrospora sp., Alternaria sp.
8 C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
Curvularia eragrostidis, Stemphylium sp.9 C/ 9.13 Stemphylium sp., Drechslera sp.,
Alternaria sp.
10 C/ 9.13 Drechslera sp., Stemphylium sp.,
A. brassicicola
11 C/ 9.13 A. japonica, Drechslera sp, Drechslera
tetramera, Cladosporium sp.,
Stemphylium sp.12 C/ 9.13 Drechslera sp., A. japonica,
Nigrospora sp.
13 C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
Curvularia lunata, Alternaria altenata
14 C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
D. tetramera, Alternaria sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 36/77
26
15 C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata,
Epicoccum sp.
16 C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
Curvularia sp., Cladosporium sp.,
A. japonica, Stemphylium sp.
17 C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Cladosporium sp., Curvularia sp.
3. 4 – 9- 2013 23/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
A. altenata, Trichothecium roseum,
Stemphylium sp., A. brassicicola
24 / C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
A. brassicicola
25/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. japonica,
Curvularia sp.
26 / C/ 9.13 Drechslera sp., Stemphylium sp.,
A. altenata,Epicocum nigrum
27/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. altenata,
Nigrospora sp., Trichothecium roseum
28/ C/ 9.13 Drechslera sp, Nigrospora sp.,
Alternaria sp.
29/ C/ 9.13 Drechslera sp, D. Tetramera,
Curvularia sp., Alternaria sp.
30/ C/ 9.13 A. altenata, Drechslera sp.,
Curvularia sp.
31/ C/ 9.13 C. eragrostidis, Drechslera sp. 32/ C/ 9.13 A. altenata, Stemphylium sp.,
Drechslera sp., Nigrospora sp.
33/ C/ 9.13 Nigrospora sp., Drechslera sp.
34/ C/ 9.13 Nigrospora sp., Drechslera sp.,
Curvularia sp.
4 5 – 9 – 2013 56/ C/ 9.13 Nigrospora sp., Drechslera sp.,
A. altenata, Stemphylium sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 37/77
27
57/ C/ 9.13 Nigrospora sp., Drechslera sp.,
A. brassicicola, C. lunata.
58/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
Alternaria sp., Stemphylium sp.
59/ C/ 9.13 Alternaria sp., A. alternata,
Stemphylium sp.
60/ C/ 9.13 Drechslera sp., Exerohilum sp.,
A. japonica, C. lunata
61/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata, Alternaria sp.
5. 6 – 9 – 2013 84/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata, Alternaria sp.,
Cladosporium sp. A. japonica,
A. alternata
85/ C/ 9.13 A. japonica, A. alternata, C. lunata
86/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera, Alternaria.
brassicae, Cladosporium sp.,
A. alternata, Aspergillus flavus,
A. japonica
87/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata, C. lunata,
Stemphylium sp.
88/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata, C. lunata
89/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata,
Cladosporium sp., Alternaria sp.
90/ C/ 9.13 A. alternata, Nigrospora sp.,
Drechslera sp.
91/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata, Alternaria sp., Nigrospora sp.
92/ C/ 9.13 A. alternata, Drechslera sp., A. japonica
93/ C/ 9.13 Alternaria sp., Stemphylium sp.,
Nigrospora sp.
94/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
C. eragrostidis
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 38/77
28
95/ C/ 9.13
96/ C/ 9.13
A. brassicicola, Curvularia sp.,
Drechslera sp., C. lunata
A. alternata, Drechslera sp.,
Stemphylium sp.
6. 7 – 9 – 2013 115/ C/ 9.13 Drechslera sp., Stemphylium sp.,
Alternaria sp.
7 9 – 9 – 2013 120/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. alternata
8 10 – 9 – 2013 157/ C/ 9.13 C. lunata, Drechslera sp., A. alternata
158/ C/ 9.13 Drechslera sp.,Curvularia sp.,
A. alternata, C. lunata
159/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata
160/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata, A. alternata
161/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata, A. japonica
162/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata, A. japonica,
A. brassicicola, Curvularia sp.
163/ C/ 9.13 Alternaria sp., Curvularia sp.,
Stemphylium sp.
164/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata, Alternaria sp.
165/ C/ 9.13 Alternaria sp. , Curvularia sp.
166/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp., C. lunata
A. japonica, A. alternata
167/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. japonica, A. alternata,
Nigrospora sp.
168/ C/ 9.13 A. japonica, A. alternata, C. lunata
169/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp. ,
Stemphylium sp., Alternaria sp.
170/ C/ 9.13 Drechslera sp., Botryodiplodia sp.,
C.lunata
171/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
C. eragrostidis
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 39/77
29
172/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. alternata
173/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Cladosporium sp., A. brassicicola
174/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Stemphylium sp., C. eragrostidis,
Nigrospora sp.
9. 11 – 9 – 2013 194/ C/ 9.13 D. tetramera, A. alternata,
C. eragrostidis, Botryodiplodia sp.
195 / C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata,
A. brassicicola, A. japonica,
Stemphylium sp., Nigrospora sp.
196/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
C. eragrostidis, A. brassicicola,
A. japonica, Alternaria porri
197/ C/ 9.13 C. lunata, A. alternata, A. brassicae,
Drechslera sp., Stemphylium sp.,
Cladosporium sp.
198/ C/ 9.13 Stemphylium sp., A. brassicae,
A. japonica, Drechslera sp.,
Curvularia sp.
10. 12 – 9 – 2013 212/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata,
C. eragrostidis, A. japonica,
213/ C/ 9.13 Drechslera sp.
214/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. japonica215/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
A. alternata, A. japonica
216/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata, A. japonica,
Stemphylium sp.
217/ C/ 9.13 A. brassicicola, A. alternata,
Drechslera sp., Curvularia sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 40/77
30
218/ C/ 9.13 Drechslera sp., D tetramera,
A. brassicicola, C. eragrostidis
11 13 – 9 -2013 226/ C/ 9.13 Drechslera sp., D tetramera,
A. brassicicola, Nigrospora sp.
227/ C/ 9.13 Drechslera sp., D tetramera,
A. alternata, Cladosporium sp.
12. 14 – 9 – 2013 250/C / 9.13 Drehcslera sp., Nigrospora sp.,
A. japonica
251/ C/ 9.13 Nigrospora sp., Drechslera sp.,
D. tetramera, C. lunata, Alternaria sp.
252/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
Stemphylium sp.
253/ C/ 9.13 Drechslera sp., Stemphylium sp.,
A. brassicicola
13. 16 – 9 – 2013 268/ C/ 9.13 Alternaria sp., Drechslera sp.,
Curvularia sp., C. lunata
269/C/9.13 Alternaria sp., A. brassicicola,
A. brassicae, Drechslera sp.
270/ C/ 9.13 Alternaria sp., Drechslera sp.,
Stemphylium sp., C. lunata
271/ C/ 9.13 Alternaria sp., A. alternata,
Drechslera sp., D. tetramera
272/ C/ 9.13 Alternaria sp., A. alternata,
Drechslera sp.
273/ C/ 9.13 Alternaria sp., A. alternata, A. brassicae14. 17 – 9 – 2013 288/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata
289/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Cladosporium sp.
290/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
A. brassicicola, Alternaria sp.,
Nigrospora sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 41/77
31
291/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. brasssicola,
Stemphylium sp.
292/ C/ 9.13 Nigrospora sp.
293/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
Cladosporium sp. Alternaria sp.
294/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
Stemphylium sp. Alternaria sp.
295/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata,
A. brassicicola
296/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata, A. alternata
297/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.
298/ C/ 9.13 A. alternata
15. 18 – 9 – 2013 313/ C/ 9.13 A. alternata, Drechslera sp.,
A. brassicae
314/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. japonica
315/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera, C. lunata,
Cladosporium sp. A. alternata,
316/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
Cladosporium sp. Alternaria sp.,
Botryodiplodia sp.
317/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
Alternaria sp., A. alternata,
Botryodiplodia sp.
318/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,Stemphylium sp., Nigrospora sp.
319/ C/ 9.13 Nigrospora sp., A. alternata, A. japonica,
Botryodiplodia sp. Drechslera sp.,
Cladosporium sp.
320/ C/ 9.13 A. japonica, A. brassicicola,
Drechslera sp., Stemphylium sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 42/77
32
321/ C/ 9.13 Drechslera sp., A.brassicicola,
A. japonica, Stemphylium sp.
322/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. alternata, Stemphylium sp.
16 19 – 9 -2013 323/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
Cladosporium sp., Nigrospora sp.,
324/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
Alternaria sp., A. brassicicola
325/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. alternata, A. brassicicola,
Cladosporium sp.
326/ C/ 9.13 Nigrospora sp., A. brassicicola,
Botryodiplodia sp. Drechslera sp.,
Stemphylium sp., Curvularia sp.
327/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Stemphylium sp., Nigrospora sp.
328/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
Alternaria sp., Cladosporium sp.
329/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
Cladosporium sp.
330/ C/ 9.13 Drechslera sp., Cladosporium sp.,
A. alternata
331/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. alternata17. 20 – 9 – 2013 347/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera, Curvularia
sp., Alternaria sp., Stemphylium sp.,
C. lunata
348/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata,
Cladosporium sp.
349/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 43/77
33
350/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata,
Nigrospora sp.
351/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Stemphylium sp., Nigrospora sp.
352/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera
353/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp
354/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. alternata, Cladosporium sp.
Curvularia sp.
18. 21 – 9 – 2013 379/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. brassicicola, Cladosporium sp.,
Stemphylium sp.
380/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. brassicicola, A. brassicae,
Cladosporium sp., Stemphylium sp.,
Curvularia sp., Nigrospora sp.
381/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. alternata, A. japonica,
Cladosporium sp., Curvularia sp.
382/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. japonica,
A. brassicae, Stemphylium sp.
19. 23 – 9 – 2013 397/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
A. alternata
398/ C/ 9.13 D. tetramera, Alternaria sp.,
Cladosporium sp. 399/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp.
400/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. japonica, C. lunata
401/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Curvularia sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 44/77
34
402/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. brassicicola, A. brassicae,
Cladosporium sp.
403/ C/ 9.13 Curvularia sp., Cladosporium sp.,
A. brassicae
20. 24 – 9 – 2013 413/ C/ 9.13 Alternaria sp., A. brassicae
414/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp.
415/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. japonica, Curvularia sp.
416/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. japonica
417/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A.alternata, Cladosporium sp.
418/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
Stemphylium sp., Cladosporium sp.
419/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. japonica, A.brassicae,
Curvularia sp.
420/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp., A. brassicae,
Cladosporium sp., Stemphylium sp.
421/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. alternata
422/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Curvularia sp., Cladosporium sp.
423/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Cladosporium sp., Alternaria sp.
424/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Cladosporium sp., Alternaria sp.
425/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Cladosporium sp., A. alternata,
Nigrospora sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 45/77
35
426/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp.
427/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp., A. japonica, A. brassicae,
Stemphylium sp.
428/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Cladosporium sp., A. brassicicola,
Curvularia sp.
429/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
A. japonica, Stemphylium sp.,
Curvularia sp.
430/ C/ 9.13 Drechslera sp., A.brassicicola,
Nigrospora sp.
21. 25 – 9 – 2013 441/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. japonica, Curvularia sp.
442/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Cladosporium sp., Alternaria sp.
A. japonica, A. brassicae, Curvularia sp.
443/ C/ 9.13 Drechslera sp., Cladosporium sp.,
A. alternata, A. brassicae
444/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. alternata, Curvularia sp.
445/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata,
A. brassicae, A. brassicicola
446/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera, Alternariasp., A. alternata, Stemphylium sp.
447/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata,
A. brassicicola, Cladosporium sp.,
Stemphylium sp., Nigrospora sp.
448/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. alternata, Cladosporium sp.,
Nigrospora sp.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 46/77
36
449/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp., Curvularia sp.
450/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp., A. japonica,
Curvularia sp.
451/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp.,
Alternaria sp., A. brassicae
22. 26 – 9 – 2013 461/ C/ 9.13 A. brassicae,A. japonica,
Cladosporium sp., Curvularia sp.
462/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp., A. alternata, A. brassicae,
Stemphylium sp.
463/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp., A. alternata,
Curvularia sp., Cladosporium sp.,
Stemphylium sp.
464 / C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp., A. alternata, A. brassicae,
C. lunata
465/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
Alternaria sp., A. alternata, A. japonica,
Cladosporium sp., Curvularia sp.,
C. lunata
23. 27 – 9 – 2013 476/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata, A. japonica,
Cladosporium sp.477/ C/ 9.13 Drechslera sp., Curvularia sp., C. lunata,
A. brassicae, Cladosporium sp.
478/ C/ 9.13 D. tetramera, Cladosporium sp.
479/ C/ 9.13 A. alternata, Nigrospora sp.
24. 28 – 9 – 2013 487/ C/ 9.13 Drechslera sp., D. tetramera,
A. alternata
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 47/77
37
488/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. japonica
489/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. brassicicola,
Stemphylium sp.
490/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata
491/ C/ 9.13 Drechslera sp., Alternaria sp.,
Cladosporium sp., Nigrospora sp.
25. 30 – 9 – 2013 496/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.
497/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
Stemphylium sp.,
498/ C/ 9.13 Drechslera sp., Nigrospora sp.,
Stemphylium sp., A. japonica
499/ C/ 9.13 Drechslera sp., C. lunata,
500/ C/ 9.13 Drechslera sp., A. alternata
Sumber: Buku Induk Cendawan BBKP Surabaya
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 48/77
38
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pelayanan Impor Umbi Bawang Putih
Gambar 6 Alur Pelayanan Impor Umbi Bawang Putih
Alur impor sendiri dari gambar bagan diatas diantaranya ialah berawal
dari pengajuan permohonan PPK online yang dilakukan oleh pihak
pengguna jasa. Dari pengisian PPK online ini kemudian pihak pengguna
jasa melengkapi dokumen yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan
Permohonan PPKOnline
Pemeriksaan diPendok
Penerbitan SuratTugas DP-1
Pemeriksaanadministratif oleh
POPT
POPT menerbitkanLaporan Hasil
PemeriksaanAdministratif (DP-5)
Pengeluaran surat persetujuan tindakan
karantina (KT-2)
POPT melakukan pemeriksaan di lapang
dan di laboratorium
Penerbitan laporanhasil pelaksanaan/
pengawasan pemeriksaan fisik/kesehatan (DP-7)
Penyerahan DP-7kepada kepala bidang
Berdasarkan DP-7POPT membuat
sertifikat pelepasankarantina (KT-9)
Berdasarkan KT-9dibuatkan kuitansi
Pengguna jasamembayar Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)
Kepala pelayananmenyerahkan KT-9
kepada pengguna jasa
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 49/77
39
terhadap kelengkapan dokumen tersebut pada penerima dokumen. Dokumen
yang disyaratkan terhadap impor bawang putih dari setiap negara dan
komoditas yang ada, yaitu:
a. Sertifikat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate) dari negara
asal dan negara transit bagi tumbuhan dan bagian-bagiannnya, kecuali
Media Pembawa yang tergolong benda lain;
b. Packing declaration, jika bawang putih tersebut disertai kemasan kayu
mentah.
Adapun persyratan tambahan yang diperlukan untuk melengkapi
dokumen tersebut, yaitu:a.
Sertifikat perlakuan yang menyertai sertifkat kesehatan tumbuhan
dari negara asal.
b. Cargo manifest
Cargo Manifest adalah daftar muatan angkutan yang berisi
jumlah koli, berat, jenis komoditi dan tujuan sesuai dengan yang
tertera di SMU (Surat Muatan Udara) atau AWB (Airway Bill).
(Tajimula Wiraguna. 2011)
c. Bill of lading (BL)
Bill of Lading adalah dokumen perjalanan atau pemuatan. B/L
dikeluarkan oleh pihak pengangkut baik pelayaran, penerbangan
atau lainnya atau agennya yang menunjukkan bahwa pengirim
mengirimkan barangnya dengan kesepakatan yang tertulis di dalam
B/L tersebut. (Exim. 2009)
d. Air Way bill (AWB)
Air Way Bill adalah dokumen yang dibuat atas perjanjian
antara shipper atau cargo agent dengan airlines yang merupakan
bukti kontrak kerjasama untuk pengangkutan barang melalui udara
melalui rute yang dilewati airlines tersebut. (Tajimula Wiraguna.
2011)
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 50/77
40
Beberapa persyaratan tambahan tersebut di atas diperlukan untuk
persyaratan di pintu pemasukan/ pelabuhan yang telah menerapkan Sistem
National Single Window (NSW). Kemudian dilbuatkan surat tugas
pemeriksaan (DP-1) yang diterbitkan oleh kepala bidang karantina. Setelah
dilakukan pemeriksaan oleh pejabat fungsional yang dalam hal ini
diterbitkan DP-5 dimana ini merupakan surat laporan pemeriksaan
dokumen yang ada yang selanjutnya akan dilakukan verifikasi dari data
tersebut dengan cara melihat PPK online yang sudah dibuat oleh pihak
pengguna jasa. Selanjutnya dari PPK online tersebut pihak pengecek dari
balai karantina menambahi dan membenarkan data dari PPK online sesuai
dengan dokumen yang dilampirkan dan disimpan dokumen tersebut setelah
itu didapatkan nomor entri. Dan dari pemasukkan dokumen yang didapatkan
nomor entri tadi secara otomatis maka akan masuk pada INSW
( INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW). Pada INSW ini akan
mengrim data bahwa sudah dilakukan pemeriksaan secara administratif oleh
pihak karantina yang diserahkan pada gerbang pintu masuk barang tersebut
dan juga dapat diketahui oleh pihak dari bea cukai, bahwa sudah juga
dilakukan pemeriksaan secara administratif oleh Karantina Pertanian.
Selanjutnya akan dibuatkan dokumken KT-2. Dimana dokumen ini
merupakan surat persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan dan tindakan
karantia yang akan dilakukan oleh Karantina Pertanian yang selanjutnya
diberikan kepada pihak pengguna jasa untuk nantinya dilakukan
pengambilan surat pembebasan atau KT-9 yang dikeluarkan oleh pihak
Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya pada komoditas impor tersebut.
Kemudian sesuai DP-1 tersebut dilakukan pemeriksaan yangdilakukan oleh POPT. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan fisik
dilapang dan pemeriksaan di laboratorium. Kemudian setelah dilakukan
pemeriksaan POPT yang bertugas menerbitkan DP-7 yaitu laporan hasil
pemeriksaan dan pengawasan kesehatan yang dalam hal ini akan diserahkan
kepada kepala Balai Karantina. Setelah hasil pemeriksaan atau DP-7
diserahkan kepada kepala Karantina Pertanian selanjutnya sesuai dengan
DP-7 pejabat fungsional POPT menerbitkan surat pelepasan KT-9. Setelah
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 51/77
41
KT-9 dibuat selanjutnya berdasarkan KT-9 dibuatkan kuitansi sebagai bukti
pengguna jasa membayar PNBP yang selanjutnnya akan diserahkan pada
pejabat operasional. Dan kepala operasional menyerahkan KT-9 kepada
pengguna jasa.
4.2.2 Temuan Cendawan pada Umbi Bawang Putih Impor
Pemeriksaan yang dilakukan pada komoditas bawang putih dilakukan
dengan menggunakan direct inspection atau pengamatan secara langsung.
Dalam hal ini pengamatan menggunakan mikroskop kompon. Pengamatan
dengan menggunakan mikroskop kompon ini melihat morfologi dari
cendawan yang ditemukan pada permukaan kulit dari bawang putih. Untuk
itu pada saat pengambilan sampel untuk mewakili pemeriksaan, maka di
ambil umbi bawang putih yang diduga terdapat cendawan pada kulit
permukaannya.
Pengujian yang dilakukan di laboratorium BBKP Surabaya pada bulan
September untuk komoditas umbi bawang putih yang di lakukan pengujian
hasil temuannya yaitu pada Tabel. 2. Dari pemaparan hasil pengujian
cendawan pada umbi bawang putih asal china pada bulan September di
Laboratorium BBKP Surabaya ini dapat dilakukan penentuan spesies
ataupun genus yaitu dengan ciri-ciri morfologi yang sesuai dengan ciri-ciri
dari cendawan tersebut. Berikut merrupakan deskripsi dari cendawan yang
ditemukan pada umbi bawang putih impor china:
a. Alternaria sp.
Alternaria sp. memiliki Kingdom: Fungi Phylum: Ascomycota
Class: Dothideomycetes Order: Pleosporales Family: Pleosporaceae
Genus: Alternaria Species: Alternaria sp. (EOL. 2013)
Ciri – ciri dari cendawan Alternaria sp. adalah Konidiofor
berwarna coklat pucat, sederhana atau berantai, bantalan dari rangkaian
konidia terdapat ujung dan bagian apikal subur. Konidia berangkai,
kebanyakan lebih dari 9 rantai, sering bercabang. Konidia atau
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 52/77
42
porospore berwarna coklat gelap, silinder atau berbentuk gelendong,
sering dengan ujung silinder, bersekat melintang terdiri dari 3-4 dinding
melintang dan 1-2 dinding membujur. Konidiofor berukuran 17-40 x 3-
3,9 µm. Konidia 18-45 x 6,5-15,5 µm dengan ujung 2,5-35 x 7-7,5 µm
(Watanabe, 2002).
Gambar 7. Alternaria sp.; a. Konidia Alternaria sp. dengan Perbesaran40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia Alternaria sp.(Hyun, Nohn dan Yong. 2004).
b. Alternaria altenata
A. altenata memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi,Filum
Ascomycota, Kelas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae, Genus Alternaria dan Spesies Alternaria alternata (Fr.)
Keissl. 1912 (EOL. 2013).
A. alternata memiliki ciri – ciri konidia polymorphous, pendek
panjang, coklat zaitun ke gelap, sangat bervariasi dalam bentuk oval
sampai silinder, ukuran dan jumlah septa transversal, longitudinal dan
miring. Paruh konidia menunjukkan variasi pendek sampai panjang.
Warna sebagian besar sama dengan bagian badan utama dan
panjangnya 2-19 µm dengan panjang total konidia dengan paruh
mencapai 10-71 µm (Mathur dan Kongsdal, 2003).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 53/77
43
Gambar 8. A. alternata; a. Konidia A. alternata dengan Perbesaran 40x(Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia A. alternata (Hyun,
Nohn dan Yong. 2004).
c.
Alternaria brassicicola
A. brassicicola memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi
Filum Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae, Genus Alternaria, dan Spesies Alternaria brassicicola
(Schwein.) Wiltshire 1947 (EOL. 2013).
A. brassicicola memiliki ciri- ciri konidiofor pada benih timbul
soliter atau dalam kelompok, lurus atau melengkung, kadang-kadanggeniculate, sedikit bengkak pada dasar, septate, pucat coklat sampai
coklat, halus, panjang 15 – 50 µm dan tebal 4-6 µm. Miselium di udara
jarang ditemukan pada biji. Konidia diproduksi pada rantai panjang,
lurus, hampir silinder, biasanya pada puncak semaikin meruncing, sel
basal berbentuk bulat, sebagian besar dengan 1-8 septa melintang,
jarang berbentuk septa longitudinal, pucat coklat gelap olivacaeous
(Hyun,Nohn dan Yong, 2004).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 54/77
44
Gambar 9. A. brassicicola; a. Konidia A. brassicicola denganPerbesaran 40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia A.
brassicicola (Hyun, Nohn dan Yong. 2004).
a. Alternaria. brassicae
A. brassicae memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi, Filum
Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae Genus Alternaria dengan Alternaria brassicae (Berk.)
Sacc. 1880 (EOL. 2013)
A. brassicae memiliki ciri-cir dengan Konidiofor pada benih yang
timbul pada kelompok kecil atau hifa udara, umumnya sederhana, lurus,
silinder, septa pucat coklat sampai coklat gelap, halus, panjang sampai
170 µm, tebal 5-11 µm. Konidia soliter atau kadang-kadang dalam
rantai, acropleurogenous, lurus atau sedikit melengkung, obligat,
dengan septa melintang 5-17 dan septa 0-8 longitudinal atau miring,
warna badan buah coklat gelap, halus, panjang 70-300 µm, dan tebal
20-30 µm (Hyun,Nohn dan Yong, 2004).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 55/77
45
Gambar 10. A. brassicae; a. Konidia A. brassicae dengan Perbesaran40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia A. brassicae
(Hyun, Nohn dan Yong. 2004).
b. Alternaria japonica
A.japonica memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi, Filum
Ascomycota Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae Genus Alternaria dan Spesies Alternaria japonica Yoshii
1941 (EOL. 2013).
A. japonica memiliki karakteristik konidiofor yang berada pada
benih sebagian besar soliter, sederhana atau kadang-kadang bercabang,
lurus atau melengkung, pucat coklat hingga coklat, panjang halus
hingga 100 µm, tebal 3-7 µm. Konidia kebanyakan soliter atau rantai
2-3, bujur telur luas, septa melintang 2-8 dan 1-2 longitudinal, sangat
terbatas pada septa melintang, 45 – 100 X 20-42 µm, clamidospora
berwarna coklat sampai hitam kecoklatan, bulat, memiliki banyak sel
dan tidak teratur (Hyun,Nohn dan Yong, 2004).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 56/77
46
Gambar 11. A. japonica; a. Konidia A. japonica dengan Perbesaran 40x(Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia A. japonica. (Hyun,
Nohn dan Yong. 2004).
c.
Alternaria porri
A. porri memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi Filum
Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae, Genus Alternaria, Spesies Alternaria porri (Ellis) Cif.
1930 (EOL. 2013)
A. porri memiliki konidium dan konidiofor berwarna hitam atau
coklat. Konidiospora (konidium) seperti gambar dibawah ini berbentuk
gada bersekat, membesar, dan tumpul di salah satu ujungnya,
sedangkan ujung lainnya menyempit dan memanjang (Delahaut, 2004).
Gambar 12. A. porri; a. Konidia A. porri dengan Perbesaran 40x (FotoPengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia A. porri (Drupal. 2013).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 57/77
47
d.
Aspergillus flavus
A. flavus memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi, Filum
Ascomycota, Klas Eurotiomycetes, Ordo Eurotiales, FamiliTrichocomaceae, Genus Aspergillus, Spesie Aspergillus flavus (EOL.
2013)
Spesies A. flavus, secara makroskopis memiliki ciri koloninya
pada saat mudaberwarna putih, dan akan berubah menjadi berwarna
hijau kekuningan setelah membentuk konidia. Secara mikroskopis ciri
dari badan buah A. flavus adalah vesikula berbentuk bulat hingga semi
bulat dan konidia berbentuk bulat hingga semi bulat. (Barnet and
Hunter, 1998)
Gambar 13. A. flavus; a. Konidia A. flavus dengan Perbesaran 40x(Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia A. flavus(Jhune. 2012).
e. Botryodiplodia sp.
Botryodiplodia sp. memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi,
Filum Ascomycota, Klas Sordariomycetes, Ordo Diaporthales Famili
Incertae sedis Genus Botryodiplodia dan Spesies Botryodiplodia sp.
(Sacc.) Sacc. 1884 (EOL. 2013).
Memiliki ciri – ciri piknidia berwarna coklat, bentu seperti botol,
agregat – agregat, seringkali massa spora mengalir keluar dari ujung
ostioles dan agak bulat. Konidiofor berwarna hialin, ada yang sederhana
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 58/77
48
atau kelompok. Konidia berbentuk elips atau silinder dan bisanya bersel
2 (Watanabe, 2002).
Gambar 14. Botryodiplodia sp.; a. Konidia Botryodiplodia sp. denganPerbesaran 40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia
Botryodiplodia sp. (Barnet and Hunter. 1998). f. Cladosporium sp.
Cladosporium sp. memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi,
Filum Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Capnodiales, Famili
Davidiellaceae, Genus Cladosporium dan Spesies Cladosporium sp.
(EOL. 2013)
Cladosporium sp. memiliki ciri-ciri konidiofor panjang dan
berwarna gelap serta memiliki rantai yang bervariasi didekat pangkal.
Ada yang bentuknya tunggal ataupun kelompok. Konidia gelap dan
memiliki 1 sampai 2 sel, bulat ataupun silindris. Beberapa biasanya
berbentuk lemon. Sering dalam rantai sederhana. Parasit pada tanaman
tingkat tinggi atau sebagai saprofit. (Barnet and Hunter. 1998).
Gambar 15. Cladosporium sp.; a. Konidia Cladosporium sp. denganPerbesaran 40x (Foto BBKP Surabaya); b. Konidiofor dan KonidiaCladosporium sp. (OPT Hortikultura. 2011)
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 59/77
49
g.
Curvularia sp.
Curvularia sp. memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi ,
Filum Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, FamiliPleosporaceae, Genus Curvularia, Spesies Curvularia sp. (EOL. 2013)
Curvularia sp. memiliki ciri-ciri dengan konidiofor berwarna
coklat, kebanyakan sederhana, bantalan konidia di ujung atau di titik
simpodial baru tumbuh. Konidia (porospores) gelap, sel akhir ringan, 3-
5 sel lebih, biasanya membungkuk, dengan salah satu sel pusat di
perbesar. Termasuk dalam parasit dan atau saprofit (Watanabe. 2002)
Gambar 16. Curvularia sp.; a. Konidia Curvularia sp. dengan
Perbesaran 40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. KonidiaCurvularia sp. (Trauman State University. 2008).
h. Curvularia eragrostidis
C. eragrostidis memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi
Filum Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae, Genus Curvularia Boedijn, 1933 dan Spesies Curvularia
eragrostidis (Henn.) J. A. Mey. 1959 (EOL. 2013).
C. eragrostidis memiliki ciri-ciri konidia berdinding halus,
gentong, 3 septa, septum tengah yang benadr-benar median, tebal dan
sangat gelap. Septum tengah bahkan dapat dilihat di bawah mikroskop
stereo pada perbesaran yang lebih tinggi. (Mathur dan Kongsdal. 2003).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 60/77
50
Gambar 17. C. eragrostidis; a. Konidia C. eragrostidis denganPerbesaran 40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia C.eragrostidis (Hyun, Nohn dan Yong. 2004).
i. Curvularia lunata
C. lunata memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi, Filum
Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae, Genus Curvularia Boedijn, 1933, Spesies Curvularia
lunata (Wakker) Boedijn 1933 (EOL. 2013).
C. lunata memiliki ciri-ciri kondiofor tegak, coklat, sederhana
atau bercabang, kondia lurus atau melengkung, bantalan apikal dan
lateral. Kebanyakan konidianya terdiri dari 4 septa dengan septa yang
tengah berwarna coklat lebih gelap. Terutama di bagian yang
melengkung (Watanabe. 2002).
Gambar 18. C. lunata; a. Konidia C. lunata dengan Perbesaran 40x(Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia C. lunata (Hyun, Nohndan Yong. 2004).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 61/77
51
j.
Drechslera sp.
Drechslera sp. memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi ,
Filum Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, FamiliPleosporaceae, Genus Drechslera dan Spesies Drechslera sp. (EOL.
2013)
Adapun ciri – ciri dari Drechslera sp. adalah mempunyai
konidiofor panjang bersekat - sekat, jarang bercabang, tunggal,
berwarna kelabu sampai coklat gelap dengan panjang lebih dari 500
mikron dengan diameter 4-8 mikron, membentuk konidium pada
ujungnya. Konidia berbentuk lurus atau melengkung dan
menggelembung di satu sisinya. Konidia terbesar memiliki hampir 13
septa/sekat, berukuran 60-150 mikron (Barnett, 1960).
Gambar 19. Drechslera sp.; a. Konidia Drechslera sp. dengan Perbesaran40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia Drechslera sp.(Naro. 2013).
k. Drechslera tetramera
D. tetramera memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi, Filum
Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae Genus Drechslera S. Ito, 1930, dan Spesies Drechslera
tetramera (McKinney) Subram. & B. L. Jain 1966 (EOL. 2013).
D. tertramera memiliki ciri-ciri konidiofor soliter atau kelompok
kecil pada benih, septa pucat coklat gelap, panjang 105-500 µm dan
tebal 4-6 µm. Conidia lurus, silinder, persegi panjang dengan ujung
bulat, coklat, halus, selalu 3 distoseptate, 20-35 x 7-13 µm. Conidia
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 62/77
52
kadang-kadang berkecambah oleh kuman tabung dari satu ujung dan
konidiofor dari ujung lain (Hyun, Nohn dan Yong. 2004).
Gambar 20. D. tetramera; a. Konidia D. tetramera dengan Perbesaran40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia D. tetramera (Caltex Internasional. 2007).
l. Epicoccum sp.
Epicoccum sp. memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi,
Filum Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae, Genus Epicoccum, Spesies Epicoccum sp. Link 1815
(EOL. 2013)
Adapun ciri-ciri dari Epicoccum sp. yakni spora berwarna gelap,
berbentuk seperti bantal, ukuran bervariasi, konidiofor kelompok atau
tunggal, berwarna gelap agak pendek. Beberapa Konidia gelap bersel
(dictyosporous), bundar. Kebanyakan saprofit atau parasit lemah
(Barnet and Hunter, 1998).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 63/77
53
Gambar 21. Epicocum sp.; a. Konidia Epicocum sp. dengan Perbesaran40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia Epicocum sp.(Caltex Internasional. 2007).
m.
Exerohilum sp.
Exerohilum sp. memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi,
Filum Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, Famili
Pleosporaceae, Genus Exserohilum, dan Spesies Exerohilum sp. (EOL.
2013)
Exserohilum sp. memiliki konidiofor benih tunggal atau dalam
kelompok-kelompok kecil, septa, silinder, lebih pucat di bagian apex,
sederhana, geniculate yang, panjang hingga 180 µm, tebal 5-8 µm.
Konidia langsung dan sedikit melengkung, berwarna coklat ke coklat
gelap, umumnya berdinding tebal, basal septum lebih gelap dan lebih
tebal daripada septa lain, 45-200 x 10-30 µm (Hyun, Nohn dan Yong.
2004).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 64/77
54
Gambar 22. Exerohilum sp. ; a. Konidia Exerohilum sp. denganPerbesaran 40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia
Exerohilum sp. (Hyun, Nohn dan Yong. 2004). n. Nigrospora sp.
Nigrospora sp. memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi,
Filum Ascomycota, Klas Sordariomycetes, Ordo Trichosphaeriales
Famili Incertae sedis Genus Nigrospora, Spesies Nigrospora sp.Zimm.
1902 (EOL. 2013)
Adapun ciri – ciri dari Nigrospora sp. adalah konidiofor pendek,
kebanyakan sederhana. Konidia hitam mengkilap, 1 sel, bundar, terletak
pada pipih, hialin vesikula (sel) pada akhir konidiofor, parasit pada
tanaman atau saprofit (Barnet and Hunter, 1998).
Gambar 23. Nigrospora sp.; a. Konidia Nigrospora sp. denganPerbesaran 40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia
Nigrospora sp. (Trauman State University. 2008).
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 65/77
55
o.
Stemphylium sp.
Stemphylium sp. memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi,
Filum Ascomycota, Klas Dothideomycetes, Ordo Pleosporales, FamiliPleosporaceae, Genus Stemphylium, dan Spesies Stemphylium sp.
(EOL. 2013)
Adapun ciri- ciri dari Stemphylium sp. adalah konidiofor gelap,
sebagian besar sederhana dengan gelap terminal bengkak, pendek
sampai panjang, bantalan tunggal, terminal konidium atau konidia
berturut-turut baru tumbuh, konidiofor yang sering berkembang biak
melalui bekas luka tua konidial. Konidia gelap dengan salib dan
longitudinal septa, bentuknya variasi, sering bundar, luas ellipsoid atau
bujur telur sering dibatasi di septum utama. Sebagai parasit atau saprofit
(Barnet and Hunter, 1998).
Gambar 24. Stemphylium sp.; a. Konidia Stemphylium sp. denganPerbesaran 40x (Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. KonidiaStemphylium sp. (Hyun, Nohn dan Yong. 2004).
p. Trichothecium roseum
T. roseum memiliki klasifikasi dengan Kingdom Fungi, Filum
Ascomycota, Klas Sordariomycetes, Ordo Hypocreales, Famili Incertae
sedis, Genus Trichothecium, dan Spesies Trichothecium roseum (Pers.)
Link 1809 (EOL. 2013)
Ciri – cir dari T. roseum yaitu konidiofor pada benih tegak, hialin,
panjang 125-335 µm, tebal 3,8-5 µm. Konidia berbentuk oval atau
pyriform dengan basal scar menonjol, miring dan rata, bersel 2, hialin,
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 66/77
56
berdinding halus dan tebal, 14-35 x 7-15 µm. (Hyun, Nohn dan Yong.
2004).
Gambar 25. T. roseum .; a. Konidia T. roseum dengan Perbesaran 40x
(Foto Pengamatan BBKP Surabaya); b. Konidia T. roseum (Hyun, Nohndan Yong. 2004).
Hasil deteksi dan identifikasi yang dilakukan pada umbi bawang putih
di laboratorium BBKP Surabaya deteksi dengan menggunakan direct
inspection atau dilakukan pengamatan secara langsung terhadap komoditas
umbi bawang putih untuk mendeteksi adanya cendawan yang ada pada
komoditas umbi bawang putih. Pemeriksaan yang dilakukan selama bulan
September tersebut tidak ditemukan OPT yang merupakan target cendawan
yang termasuk Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Golongan I maupun Golongan II dan A1 maupun A2 yang berasal dari
bawang putih impor China yang dicegah masuk dan tersebarnya pada
wilayah RI menurut permentan nomor 93/Permentan/OT.I140/12/2011
Tentang jenis OPT.
Cendawan yang ditemukan pada saat pengujian merupakan cendawan
yang pada umumnya bukan cendawan yang dapat membahayakan untuk
merusak komoditas umbi bawang putih yang dalam hal ini bukan termasuk
target OPTK. Pemeriksaan yang dilakukan pada umbi bawang putih tidak
ditemukan cendawan OPTK yang dicegah masuknya dikarenakan untuk
setiap komoditas umbi bawang putih yang akan di impor harus memenuhi
persyratan yang diberikan oleh wilayah RI yang dalam hal ini yaitu sesuai
dengan permentan nomor 18 tahun 2008 tentang persyaratan dan tindakan
karantina tumbuhan untuk pemasukan hasil tumbuhan hidup berupa sayuran
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 67/77
57
umbi lapis segar ke dalam wilayah negara republik indonesia. Dalam
permentan tersebut terdapat beberapa persyaratan yaitu setiap umbi bawang
putih yang masuk pada wilayah RI harus disertai dengan Sertifikat
kesehatan dari negara asal, melalui tempat-tempat pemasukan yang telah
ditentukan, dan dilaporkan serta diserahkan kepada petugas karantina
tumbuhan. Selain adanya persyaratan tersebut terdapat persyaratan lain yang
dalam hal ini yaitu lampiran jenis OPTK dari negara asal, umbi bawang
putih tersebut berasal dari daerah yang tidak terdapat jenis OPTK yang
disertakan pada sertifikat kesehatan bahwa umbi bawang putih tersebut
berasal dari daerah yang bebas OPTK. Selain itu juga sudah dilakukan
devitalisasi. Devitalisasi adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan
tujuan agar tumbuhan atau hasil tumbuhan tidak mampu berkecambah,
tumbuh atau bereproduksi. (Permentan Nomor 18 Tahun 2008). Sehingga
dari persyaratan tersebut dimungkinkan adanya pencegahan awal terhadap
masuk dan tersebarnya OPTK pada wilayah RI.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 68/77
58
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Karantina adalah tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme
pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri,
atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Penyelanggaran pengkarantinaan di sektor pertanian Indonesia telah ada sejak
pemerintahan hindia. Dalam hal ini fungsi karantina pertanian yaitu
melaksanakan perkarantinaan dalam rangka mencegah pemasukan dan
penyebaran/ atau pengeluaran hama dan penyakit hewan karantina dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina. Sehingga sesuai dengan UU no
16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan.
Setiap komoditas umbi bawang putih impor yang masuk dalam wilayah
RI perlu adanya tidakan perkarantinaan. Dalam hal ini karantina dilakukan
sesuai dengan tindakan karantina yang terdiri dari 8P yaitu, pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan
dan pembebasan. Dari hasil pemeriksaan dan pengamatan yang dilakukan
pada komoditas umbi bawang putih pada bulan September tidak ditemukan
OPT yang merupakan OPTK yang dicegah masuk dan tersebarnya di wilayah
RI sesuai dengan permentan 93 tahun 2011 tentang Jenis OPT. Cendawan
yang ditemukan pada komoditas umbi bawang putih yaitu Alternaria sp.,
A.alternata, A.brassicicola, A. brassicae, A. japonica, A. porri, A. flavus,
Botryodiplodia sp., Cladosporium sp., Curvularia sp., C.eragrostidis, C.
lunata, Drechslera sp., D. tetramera, Epicocum sp., Exerohilum sp.,
Nigrospora sp., Stemphylium sp., dan Trichothecium roseum.
5.2 Saran
Perlu menambah literatur baru untuk mendukung dalam identifikasi
dari suatu cendawan yang ditemukan pada saat deteksi.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 69/77
59
DAFTAR PUSTAKA
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Alternaria alternata. Diunduh Tanggal 8
Oktober 2013 dari http://eol.org/pages/152415/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Alternaria brassicae. Diunduh Tanggal 8
Oktober 2013 dari http://eol.org/pages/188343/names
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Alternaria brassiciola. Diunduh Tanggal 8
Oktober 2013 dari eol.org/pages/190743/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Alternaria japonica. Diunduh Tanggal 8
Oktober 2013 dari http://eol.org/pages/190351/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Alternaria porri. Diunduh Tanggal 8 Oktober2013 dari http://eol.org/pages/16498/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Alternaria sp. Diunduh Tanggal 8 Oktober
2013 dari http://eol.org/pages/16498/names
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Aspergillus flavus. Diunduh Tanggal 8 Oktober
2013 dari http://eol.org/pages/162025/names
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Botryodiplodia sp. Diunduh Tanggal 8 Oktober
2013 dari http://eol.org/pages/36615/hierarchy_entries/35847902/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Cladosporium sp. Diunduh Tanggal 8 Oktober
2013 dari http://eol.org/pages/16603/names
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Curvularia sp. Diunduh Tanggal 8 Oktober
2013 dari http://eol.org/pages/16319/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Curvularia eragrostidis. Diunduh Tanggal 8
Oktober 2013 dari http://eol.org/pages/11501596/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Curvularia lunata. Diunduh Tanggal 8 Oktober2013 dari http://eol.org/pages/11501463/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Drechslera tetramera. Diunduh Tanggal 9
Oktober 2013 dari http://eol.org/pages/11501456/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Epiccocum sp. Diunduh Tanggal 9 Oktober
2013 dari http://eol.org/pages/31817/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Exserohilum sp. Diunduh Tanggal 9 Oktober
2013 dari http://eol.org/pages/21935/overview
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 70/77
60
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. N igrospora sp. anggal 9 Oktober 2013 dari
http://eol.org/pages/11471579/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Stemphylium sp. Diunduh Tanggal 9 Oktober
2013 dari http://eol.org/pages/21011/overview
(EOL) Ecyclopedia of Life. 2013. Tricothecium roseum. Diunduh Tanggal 9
Oktober 2013 dari http://eol.org/pages/295045/overview
Badan Karantina Pertanian 2013. Profil Balai Karantina Pertanian. DiunduhTanggal 25 September 2013 dari http://karantina.deptan.go.id/?page=profile
Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. 2012. Profil Balai Besar Karantina
Pertanian (BBKP) Surabaya. Diunduh Tanggal 25 September 2013 dari
http://karantinapertaniansby.deptan.go.id
Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. 2012. Profil BBKP Surabaya. DiunduhTanggal 25 September 2013 dari http://karantinapertaniansby.deptan.go.id.
Barnett, H. L. & Hunter, B. B. 1998. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. APSPress: St. Paul
Buurma, J. 1991. Statistical information on garlic. Research Report . ATA 395Project.
Caltex Internasional. 2007. Epicocum sp. Diunduh Tanggal 9 Oktober 2013 dari
http://www.caltexmoldservices.com/section/mold_library/epicoccum_sp/
Delahaut, K. 2004. Onion disorder: Purple Blotch. University of WisconsionExtension. Madison.Cooperative Extension Publishing. Lake St.
Drupal. 2013. Alternaria porri. Diunduh Tanggal 9 Oktober 2013 dari
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcScsex7BjVwRtlZZ4jUWCPLq
nEh8Rrn1kIW9R2k0WdQpOvJ-M9K
Exim. 2009. Bill Of Lading . Diunduh Tanggal 25 September 2013 darihttp://www.exim.web.id/2009/03/bill-of-lading-bl.html.
Hilman, Y., Achmad, H., dan Suswandi. 1999. Budidaya Bawang Putih di
Dataran Tinggi. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Hyun, I.H.,Nohn Y.H.,Yong H.L.2004. Illustrated Manual on Identification of
Seer-borne Fungi. National Plant Quarantine Service : Anyang Korea
Jhune. 2012 Aspergillus flavus. Diunduh Tanggal 9 Oktober 2013 dari
http://www.jhunewsletter.com/wp-content/uploads/2012/11/b8fungi.jpeg
Keputusan Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Nomor :
101.a/ot.210/l.6.a/1. 2013. Tentang Standar Pelayanan Publik Balai Besar
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 71/77
61
Karantina Pertanian Surabaya. Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya.Sidoarjo.
Korlina, E. 2006. Pengelolaan Hama dan Penyakit Bawang Putih secara
Terpadu. Info Teknologi Pertanian No. 32 Tahun 2006.
Mathur, S.B and Kongsdal, Olga.2003. Common Laboratory Seed Health Testing
Methods for Detecting Fungi. Danish Goverment Institute of Seed
Pathology for Developing Countries Thorvaldsensvej 57, D-K1871Frderiksberg C, Copenhagen, : Denmark
Naro. 2013. Drechslera sp. Diunduh Tanggal 9 Oktober 2013 dari
http://www.naro.affrc.go.jp/org/nilgs/diseases/contents/ehelmintho.html
OPT Hortikultura. Cladoporium sp. Diunduh Tanggal 9 Oktober 2013 dari
http://www.labscorner.org/opt/kb/index.php?comp=home.cat.%20Anggrek &page=4
Pasandaran. E dan P. U. Hadi. 1994. Prospek Komoditi Hortikultura di Indonesia
Dalam Kerangka Pembangunan Ekonomi. Pustilbanghort.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 93 Tahun 2011 Tentang Jenis OPT. Menteri
Pertanian. Jakarta
Plantamor. 2013. Bawang Putih. Diunduh Tanggal 6 Oktober 2013 dari
http://www.plantamor.com/index.php?plant=60
Rahayu, E. V. dan Nur Berlian A. 1994. Bawang Merah. Penebar Swadaya.Bogor.
Republik Indonesia. 1992. Undang Undang No. 16 Tahun 1992 Tentang:
Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuhan. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 56. Sekertariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2002. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2002 Tentang Karantina Tumbuhan. Sekertariat Negara. Jakarta
Rismunandar. 1989. Membudidayakan5 Jenis Bawang. Sinar Baru. Bandung.
Samadi, B. 1999. Usaha Tani Bawang Putih, Pengembangan Bawang Putih
Dataran Tinggi dan Bawang Putih Dataran Rendah. Kanisius.Yogyakarta.
Tajimula Wiraguna. 2011. Diunduh Tanggal 25 September 2013 darihttp://kumpulankaryasiswa.wordpress.com /2011/06/06/dasar-dasar-kargo/.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 72/77
62
Tora. 2013. Klasifikasi dan morfologi Bawang Putih. Diunduh Tanggal 6 Oktober
2013 dari http://nandagokilz1.wordpress.com/2013/02/06/klasifikasi-dan-
morfologi-tanaman-bawang-putih-allium-sativum/
Trauman State University. 2008. Curvularia sp. Diunduh Tanggal 9 Oktober 2013dari http://microfungi.truman.edu/showGallery.php?div=Anamorphic&gen=
Curvularia&spec=sp&id=317
Trauman State University. 2008. Nigrospora sp. Diunduh Tanggal 9 Oktober
2013 dari http://microfungi.truman.edu/showGallery.php?div=Anamorphic
&gen=Nigrospora&spec=sp&id=558
Watanabe, Tsuneo.2002. Soil and seed fungi. CRC Press: United States ofAmerika
Wiyatiningsih, S. W., Ari, P., dan Endang T. 2009. Tanggapan Tujuh Kultivar
Bawang Merah Terhadap Infeksi Fusarium oxyporum F. Sp. cepae
Penyebab Penyakit Moler. Jurnal Pertanian MAPETA, ISSN: 1411-2817,Vol. XII. No. 1. Desember 2009: 1-71.
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 73/77
63
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Pemeriksaan Krantina (SP-1)
Lampiran 2. Surat Tugas (DP-1)
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 74/77
64
Lampiran 3. Surat Persetujuan Tindakan Karantina Tumbuhan ( KT-2)
Lampiran 4. Laporan Hasil Pelaksanaan atau Pengawasan Pelaksanaan,
Pemeriksaan Fisik atau Kesehatan Media Pembawa atau Pemeriksaan Identitasatau Pengujian PSAT (DP-7)
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 75/77
65
Lampiran 5. Sertifikat Kesehatan Tumbuhan (KT-10)
Lampiran 6. Surat Keterangan PSAT (Prior Notice)
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 76/77
66
Lampiran 7. Packing List
Lampiran 8. Invoice
7/17/2019 Laporan Magang Kerja Imam Chanif 105040201111127 HPT 2010
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-magang-kerja-imam-chanif-105040201111127-hpt-2010 77/77
67
Lampiran 9. Bill of Landing
Lampiran 10. Surat Pemberitahuan Impor Barang