laporan magang ATEM SEMARANG.docx
-
Upload
widhiatmoko-sangjendral -
Category
Documents
-
view
367 -
download
8
Transcript of laporan magang ATEM SEMARANG.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1,1 Latar belakang
Rumah Sakit Merupakkan Salah Satu sarana untuk menjalankan pelayanan kesehatan, selain itu dapat juga dijadikan sebagai tempat penelitian dan pendidikan baik tenaga medis maupun pramedis.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin besar pula upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan. Perkembangan teknologi khususnya pada alat-alat kesehatan sangat berkembang pesat sehingga diperlukkan penanganan serta teknologi khusus dalam pelaksanaan perbaikkan maupun perawatannya.
Akademi Teknik Elektro Medik merupakkan salah satu lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga teknisi elektro medic dan selalu berupaya menghasilkan teknisi yang bermutu. Salah satu upayanya adalah dengan dilaksanakannya kunjungan kerja lapangan untuk lebih mengenal alat-alat kesehatan.
Kunjungan kerja lapangan (KKL) sendiri adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk mengenalkan mahasiswa dengan peralatan-peralatan medis yang ada di suatu rumah sakit. Dalam kesempatan ini mahasiswa ATEM Semarang melakukan pengenalan alat-alat kesehatan dengan kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan. Dengan dilaksanakannya KKL , mahasiswa bisa menggali informasi tentang peralatan elektro medis dalam hal ini yang mencakup pengoperasian, perbaikan dan mengembangkan peralatan tersebut. Pelaksanaan KKL tersebut melalui berbagai cara, antara lain mahasiswa mendapatkan informasi tersebut dengan cara mewawancarai staff pegawai rumah sakit yang berkepentingan. Selain itu juga informasi bisa didapatkan dengan cara observasi langsung di rumah sakit tersebut dan mencari literatur yang berhubungan dengan pembahasan mengenai alat-alat medis tersebut. Sehingga setelah pelaksanaan KKL, mahasiswa diharapkan dapat menguasai baik secara teori maupun praktek , terutama yang berhubungan dengan alat medis yang dikaji di rumah sakit tersebut.
Kami telah melakukan observasi ke rumah sakit tersebut, serta masuk ke
dalam rumah sakit tersebut dengan ruangan khusus untuk peralatan medis seperti
ESWL, CT-SCAN , EEG , TREADMILL TEAST, FLOUROSCOPY , dll yang
tentunya dapat sangat membantu dalam mencapai tujuan pelaksaan KKL ini ,
serta menanyakan beberapa alat kesehatan kepada managemen rumah sakit yang
1
bersangkutan dalam bidang tersebut walaupun informasi yang kami dapat belum
bisa mencakup secara menyeluruh dan sedetail mungkin.
1.1.2 Tujuan pembuatan laporan KKL
Sebagai persiapan menghadapi persaingan global khususnya dibidang alat-alat
kesehatan.
Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya dibidang kesehatan.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia calon teknisi peralatan medis
yang handal.
Untuk mengenalkan mahasiswa terhadap peralatan – peralatan yang sekirannya
baru dikenal oleh mahasiswa
Manfaat pembuatan laporan KKL
1. Sebagai sarana informasi untuk semua mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
mampu mengembangkan dirinya untuk menjadi teknisi elektro medis yang handal
dikemudian hari
2. Sebagai pelaksanaan kurikulum lokal di ATEM Semarang.
1.1.3 Rumusan masalah
1. Bagaimanakah sejarah rumah sakit JIH ?
2. Apakah pelayanan di rumah sakit JIH sudah baik?
3. Apakah peralatan medis di rumah sakit JIH telah memadai?
2
BAB II
2.1 Biografi JIH
2.1.1 Sejarah JIH
Rumah Sakit “JIH” pada awalnya bernama Jogja International Hospital,
berada dibawah pengelolaan PT Unisia Medika Farma (PT UMF), yang didirikan
berdasarkan Akta Pendirian PT UMF No: 33 tanggal 24 Februari 2005, dan telah
mendapatkan pengesahan dari Departemen Hukum dan HAM RI No C-17298
HT.01201.TH 2005 tanggal 22 Juni 2005, dan telah diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara No 84 tahun 2005 Tambahan Lembaran No 11273, termasuk
didalamnya Jogja International Hospital sebagai Unit Usaha PT UMF.
Jogja International Hospital mulai operasional per 5 Februari 2007, berdasarkan
Surat Izin Penyelenggaraan Sementara Rumah Sakit No: 503/0393/DKS/2007.
Pada tanggal 12 Rabiul Awal 1928 H (31 Maret 2007) grand opening Jogja
International Hospital. Ilustrasi JIH dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 2.1 rumah sakit dari depan
Sumber : http://www.rs-jih.com//
3
Jogja International Hospital memperoleh ijin operasional tetap dari Dinas
Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 28 April 2008,
Surat Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit No: 445/3282/IV.2.
Pada tanggal 20 Mei 2010 Jogja International Hospital berhasil memperoleh
Sertipikat ISO 9001:2008.
Berdasarkan surat dari Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Kementerian Kesehatan RI No: YM.02.10/III/2743/10 dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 659/Menkes/Per/VIII/2009, tanggal 14
Agustus 2009, tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia, pasal 15, maka per
tanggal 1 Agustus 2010 nama Jogja International Hospital diganti menjadi
RUMAH SAKIT “JIH”.
2.1.2 VISI, MISI & KEBIJAKAN MUTU VISI
Terwujudnya Rumah Sakit JIH sebagai rumah sakit rahmatan lil alamin
melalui komitmen pada layanan kesehatan bertaraf internasional berdasar
ketentuan rumah sakit syariah.
MISI
1. Membangun institusi syariah di bidang pelayanan kesehatan untuk mengabdi
dan mencari ridha Allah SWT
2. Mengembangkan layanan prima yang fokus pada kebutuhan pasien didukung
dengan teknologi tepat guna sesuai standar internasional
3. Membangun human capital yang terampil, profesional dan kompeten
berdasar nilai budaya Islami.
Layanan RS JIH
LAYANAN RAWAT JALAN
Poliklinik Spesialis JIH, memiliki lebih dari 70 dokter spesialis dan juga 4
psikolog, siap melayani pasien yang akan berobat.
Mempunyai lebih dari 20 ruang poliklinik yang nyaman dan didukung oleh
dokter-dokter spesialis dan subspesialis terkemuka, RS JIH menawarkan
pelayanan menyeluruh terhadap kesehatan customer.
4
Customer dapat melakukan pendaftaran
1. Melalui telepon di 0274-4463535 untuk melakukan appointment. Para
customer yang namanya sudah tercatat pada daftar appointment akan kami
hubungi jika dokter mengalami keterlambatan/pembatalan
2. Dengan datang langsung pada hari konsultasi, untuk langsung mendapatkan
nomor antrian.
TARIF KONSULTASI POLIKLINIK
Tarif konsultasi dokter umum Rp. 45,000,-
Tarif konsultasi dokter spesialis Rp. 75,000,-
Tarif konsultasi dokter sub-spesialis Rp. 100,000,-
Biaya Administrasi Rp. 15,000,-
RAWAT INAP
KETENTUAN UMUM
Setiap pasien yang telah melakukan pemeriksaan di Poliklinik maupun Unit
Gawat Darurat di JIH dan memerlukan perawatan secara intensif maka dapat
mendaftar di admisi rawat inap dengan melengkapi persyaratan administrasi, yang
meliputi :
Membawa surat pengantar rawat inap dari dokter spesialis JIH. Bila surat
pengantar rawat inap belum ada atau bukan berasal dari dokter spesialis yang
praktek di JIH, pasien dapat memeriksakan diri di Unit Gawat Darurat JIH untuk
mendapatkan surat pengantar rawat inap.
Membawa ID Card ( KTP/SIM/Pasport). Untuk pasien berusia dibawah 17th
dan belum mempunyai KTP, wajib membawa KTP Penanggung Jawab ( Orang
Tua atau keluarga pasien).
Mengisi surat persetujuan Rawat Inap
EMERGENCY
UNIT GAWAT DARURAT (EMERGENCY CALL : 0274 – 4463555)
Unit Gawat Darurat JIH menyediakan pelayanan medis 24 jam.
PELAYANAN YANG TERSEDIA, antara lain:
1. Pelayanan Gawat Darurat
5
- Perawatan Medis dan Operasi Minor
- Observasi
- Test Laboratorium
- Pemeriksaan Radiologi
- Unit Farmasi
2. Panggilan Ke Rumah, Kantor, Atau Hotel
3. Pelayanan Ambulance
- Transportasi antar jemput ambulance
- Perawat pendamping selama transit
- Penyediaan pelayanan medis untuk acara-acara tertentu
- Evakuasi Medis
- Pelayanan P3K
4. Biaya
- Tarif Dokter : Rp. 50.000,-
- Administrasi Rumah Sakit : Rp. 15.000,-
LABORATORIUM
HAEMODIALISA
MCU
DIABETS CENTER
6
LAYANAN KAMAR JIH
ORCHID – SVIP
Gambar 2.2 kamar ORCHID – SVIP
Sumber : http://www.rs-jih.com//
JASMINE – VIP
Gambar 2.3 kamar jasmine – VIP
Sumber : http://www.rs-jih.com//
7
ALAMANDA – UTAMA
Gambar 2.3 kamar alamanda - utama
Sumber : http://www.rs-jih.com//
BOUGENVILLE - KELAS II
Gambar 2.3 kamar bougenville – kelas II
Sumber : http://www.rs-jih.com//
8
GARDENIA - KELAS III
Gambar 2.3 kamar gardenia – kelas III
Sumber : http://www.rs-jih.com//
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ESWL (Estracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
3.1.1 PENGERTIAN ESWL
ESWL atau estracorporeal shock wave lithotripsy adalah metode non-
operatif yang dapat memecahkan batu pada saluran kemih dengan
mengkonsentrasikan gelombang kejut pada lokasi batu dari luar tubuh.
Gambar 3.1 ESWL
Sumber: RS.JIH
3.1.2 Prinsip keja ESWL
Dalam terapi ini, ribuan gelombang kejut ditembakkan ke arah batu ginjal
sampai hancur dengan ukuran serpihannya cukup kecil sehingga dapat
dikeluarkan secara alamiah dengan urinasi. Ilustrasi sederhana teknik ESWL.
A) sebelum.penembakan,
B) Gelombang kejut yang difokuskan pada batu ginjal,
C) Tembakan dihentikan hingga serpihan batu cukup kecil untuk dapat dibuang
secara natural bersama air seni
10
Treatment ESWL, pasien dibaringkan di atas tempat tidur khusus dimana
generator shock wave telah terpasang di bagian bawahnya. Sebelum proses
penembakan dimulai, dilakukan pendeteksian lokasi batu ginjal menggunakan
imaging probe (dengan ultrasound atau fluoroscopy), agarshock wave yang
ditembakan tepat mengenai sasaran.
Pada lithotripter keluaran terbaru, umumnya telah dipasang anti-miss-shot
device yang memonitor lokasi batu ginjal secara kontinyu dan tepat waktu,
sehingga alat ini memiliki tingkat keakurasian tembakan sangat tinggi dan pada
saat bersamaan dapat meminimalkan terjadinya luka pada ginjal akibat salah
tembak.
3.1.3 FUNGSI
Untuk memecahkan batu pada saluran kemih dengan mengkonsentrasikan
gelombang kejut pada lokasi batu dari luar tubuh dengan memakai frekuensi
gelombang
3.1.4 SPESIFIKASI ESWL
Fokus bidang gelombang kejut fokus 2: 4 x 4 x 30 mm (WxHxD)
Jarak dari fokus 2 untuk reflektor: 135 mm
ESWL Generator listrik DC: 10kV ~ 18 kV
Energi dari pulsa tunggal: 50J ~ 162J
Keselamatan dan efisien tinggi, persentase batu pemecah melebihi> 98%
Untuk batu di bawah ukuran 1. 5cm, persentase sukses batu-melanggar pada tepat
waktu lebih dari> 85%
Tabung Max. : 120 K Vp
Tabung Kecil Spot fokus: 0. 3 mm
Sinar-X Generator type: inverter sistem
Sinar-X Generator Fluoroskopi Mode: 1 ~ 5 mA
Intensifier gambar Diameter: 6 inci (pilihan 9 inci)
Kamera: Kamera CCD 512 (Option: 1024 CCD Kamera)
Monitor: 17 inch
C-ARM rotasi Orbital: + -30 derajat
Meja, bergerak
11
3.1.5 BLOK DIAGRAM
gambar 3.1.2 blok diagram ESWL
Sumber : http://www.strokecenter.org/
Sebuah sistem pelacakan batu yang terdiri dari: unit-servo gerak yang
terdiri platform gerakan termasuk jalur busur, reflektor gelombang kejut yang
dipasang di jalur busur; scanner USG yang terdiri dari suatu ultrasound probe
scanning dipasang pada platform gerakan untuk melokalisir posisi batu pasien
pada setiap saat dan informasi menghasilkan posisi batu, sebuah motion controller
yang terhubung ke unit-servo gerak untuk mengendalikan unit-servo gerak, dan
pengolahan data unit dihubungkan ke scanner USG dan pengontrol gerak,
pengolahan data unit penerima informasi yang menunjukkan posisi batu dari
scanner USG dan secara otomatis penggerak pengontrol gerak dengan cara adaptif
responsif terhadap informasi yang menunjukkan posisi batu menyebabkan
gerakan relatif antara platform gerakan dan tempat tidur di mana pasien berbaring
sampai fokus dari shock-gelombang reflektor adalah bertepatan dengan posisi
batu, pengolahan data Unit termasuk program kontrol bergerak-mekanisme yang
12
mengontrol gerakan dari platform gerak untuk bergerak sesuai dengan
perpindahan batu pasien.
2. Sistem batu-pelacakan seperti diklaim dalam klaim 1, dimana unit-servo gerak
terdiri dari (a) paling sedikit satu servomotor dipasang dalam platform gerakan,
perjalanan dari servomotor setidaknya satu yang makan kembali ke controller
gerak, dan (b ) paling sedikit satu peredam untuk mengurangi kecepatan dari
servomotor.
3. Sebuah sistem pelacakan batu yang terdiri dari: unit-servo gerak yang terdiri
platform gerakan termasuk jalur busur, reflektor gelombang kejut yang dipasang
di jalur busur; scanner USG yang terdiri dari suatu ultrasound probe scanning
dipasang pada platform gerakan untuk melokalisir posisi batu pasien pada setiap
saat dan informasi menghasilkan indikasi posisi batu, sebuah motion controller
yang terhubung ke unit-servo gerak untuk mengendalikan unit-servo gerak, dan
pengolahan data unit dihubungkan ke scanner USG dan pengontrol gerak, data
unit pengolahan menerima informasi menunjukkan posisi batu dari scanner USG
dan mengirim sinyal ke pengontrol gerak dalam menanggapi informasi yang
menunjukkan posisi batu menyebabkan gerakan relatif antara platform gerakan
dan tempat tidur di mana pasien berbaring sampai fokus reflektor gelombang
kejut adalah bertepatan dengan posisi batu, pengolahan data unit yang termasuk
program pengolah gambar batu yang menentukan ukuran dan pusat batu dan yang
mencatat lintasan batu, program yang sedang dikembangkan oleh tingkat abu-abu
otomatis ambang metode yang didasarkan pada prinsip entropi histogram tingkat
keabuan, ambang batas yang diterapkan di daerah dipilih sebelumnya kepentingan
yang bergerak mengikuti batu secara real time.
4. Sebuah sistem pelacakan batu yang terdiri dari: unit-servo gerak yang terdiri platform gerakan termasuk jalur busur, reflektor gelombang kejut yang dipasang di jalur busur, dan setidaknya satu motor dipasang dalam platform gerakan; scanner USG yang terdiri USG scanning probe dipasang pada platform gerakan untuk melokalisir posisi batu pasien pada setiap saat dan menghasilkan informasi menunjukkan posisi batu, sebuah motion controller yang terhubung ke unit-servo
13
gerak untuk mengendalikan unit-servo gerak, sebuah unit pengolahan data yang terhubung dengan scanner USG dan pengontrol gerak, pengolahan data unit penerima informasi yang menunjukkan posisi batu dari scanner USG dan mengirim sinyal ke pengontrol gerak dalam menanggapi informasi yang menunjukkan posisi batu menyebabkan gerakan relatif antara platform gerak dan tempat tidur dimana pasien berbaring sampai fokus reflektor gelombang kejut adalah bertepatan dengan posisi batu, dan, setidaknya satu isolator untuk mengisolasi kata salah satu motor dari reflektor gelombang kejut, dengan demikian menghindari gangguan dan kerusakan akibat tegangan tinggi.
5. Sistem batu-pelacakan seperti diklaim dalam klaim 4, dimana mengatakan sedikitnya satu isolator adalah berkomposisi fenol-formaldehida .
3.1.6 PENEMPATAN
Penempatan alat ESWL terdapat pada ruangan flouroscopy
14
3.2 CT-SCAN (Computed Tomography Scanner)
Gambar 3.1.1 CT-scan
Sumber : RS.JIH
3.2.1 PENGERTIAN CT-SCAN
CT Scan (Computed Tomography Scanner) adalah perpaduan sinar X dan
computer untuk menghasilkan gambar organ tubuh bagian dalam secara
melintang, dalam pemeriksaan pasien berbaring pada alas untuk kemudian
dimasukkan dalam tablet besar berbentuk seperti donat, kemudian diberikan
radiasi dengan dosis tertentu dari segala arah sehingga menghasilkan gambaran
yang sangat detail dari berbagai sudut kecil dari seluruh organ tubuh, seperti
susunan saraf pusat, otot, tulang, tenggorokan dan rongga perut.
3.2.2 PRINSIP KERJA
Gambar 3.1.5 Bagan Prinsip Kerja CT Scanner
Sumber : http://www.intelihealth.com
15
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas
sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan
ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai
dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x
yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi
tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di
proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah
menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian
dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor
dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar
yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser
Imager.
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan
intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan
intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam
bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis
bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan
citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu
bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor
untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian
diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode
yang disebut sebagai rekonstruksi.
4. Pemprosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray
didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi
oleh collimator dan detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut
:
16
Gambar 3.1.6 Collimator dan Detektor
Sumber : http://www.intelihealth.com
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi
menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk
sinyal melaui proses berikut :
Gambar 3.1.7 Proses pembentukan citra
Sumber : http://www.intelihealth.com
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke
bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah
oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke
film. Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan
CT Scanner :
Gambar 3.1.8 Hasil whole body scanning
Sumber : http://www.intelihealth.com
17
3.2.3 FUNGSI
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat
tinggi. Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra
cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema
serebral dan adanya perubahan struktur otak. Selain itu Ct scan juga dapat
digunakan dalam mengidentikasi infark , hidrosefalus dan atrofi otak. Bagian
basilar dan posterior tidak begitu baik diperlihatkan oleh Ct Scan.
3.2.4 SPESIFIKASI
Nama Alat : Computhed Tomography Scanner
Merk / type : siemens / Somatom Spirit
Nama Sumber : Sinar X (x-rays)
Type Tube : Dura 202 MV
No. Seri : -
Focal spot : 0,8 x 0,7 mm / 82
Hasil : 16 slide
3.2.5 BLOK DIAGRAM
Gambar 3.1.9 blok diagram CT-Scan
Sumber :
Keterangan
Generator Rotating :
Pembangkit multipulse tegangan tinggi dengan gerakan memutar
Gantry Rotating
18
Pengatur gerakan memutar untuk Gantry
Slip Ring
Konektor untuk metransmisikan tegangan tinggi dan data dari detektor
Generator Stationary
Pembangkit tegangan tinggi untuk menghasilkan X-Ray
Patient Table
Meja tempat pasien
Cooling Unit
Pendingin gantry akibat panas yang dihasilkan pada saat exposure
Gantry Stationary
Pengontrol gerakan tilting pada Gantry, meja pasien & cooling unit
Image Processor
Mengolah/merekontruksi gambar yang didapatkan dari DAS
Imager
Mentrasfer gambar yang telah direkonstruksi dan ditunjukan pada monitor
Image Storage
Penyimpan gambar
Image Archive
Pengarsipan gambar
Op-System Storage
Penyimpan operating sistem
Diagnostic Main Console
Konsul utama untuk diagnosa
Monitor
3.2.6 PENEMPATAN
CT-scan di JIH (jogja indonesia hospital) di tempatkan pada ruang radiologi
19
3.3 EEG (ELECTROENCEPHALOGRAM) DAN BERA
Gambar 3.1 EEG
Sumber: RS.JIH
3.3.1 PENGERTIAN
EEG (electroencephalogram) merupakan sebuah alat untuk mencatat
aktivitas gelombang otak selama kurun waktu tertentu. QEEG (Quantitative EEG)
atau dikenal pula dengan sebutan "brain mapping", memberikan data yang
komprehensif tentang gelombang otak dan memberikan analisa yang tepat dari
data mentah yang diberikan oleh EEG. QEEG bekerja menyerupai cara kerja
EEG, akan tetapi data yang diperoleh dari QEEG bisa ditampilkan dalam berbagai
jenis sesuai kebutuhan, bisa dalam bentuk gambar topografi, berupa diagram, atau
beropa gambar-gambar yang menunjukkan aktivitas pada bagian cortex (luar
otak).
BERA
gunanya sebagai skrining ada tidaknya gangguan pendengaran
20
3.3.2 PRINSIP KERJA
EEG
Semacam topi akan dipakaikan di kepala dan didalam topi tersebut
terdapat konduktor yang merupakan sensor yang terhubung dengan alat pencatat
aktivitas gelombang otak. Sensor tersebut memiliki jumlah yang bermacam-
macam tergantung kebutuhan semakin banyak sensor yang dipakai maka
kepekaan pencatatan gelombang otak akan semakin naik. Proses ini biasanya
berlangsung antara 15 menit. Kemudian untuk pengukuran dan pencatatan
aktivitas gelombang otak normalnya berlangsung antar 10-30 menit. Setiap klien
harus mengikuti instruksi dari terapis jika terapis menyuruh membuka atau
menutup mata. Terapis juga akan memberikan instruksi kepada klien untuk
melakukan aktivitas mental seperti membaca atau mengerjakan soal matematika
yang sederhana. Hal ini menjadi sangat penting selama proses pengukuran.
BERA
sensor yang terhubung dengan alat pencatat aktivitas gelombang jantung.
Sensor tersebut memiliki jumlah yang bermacam-macam tergantung kebutuhan
semakin banyak sensor yang dipakai maka kepekaan pencatatan gelombang
jantung akan semakin naik. Proses ini biasanya berlangsung antara 15 menit.
Kemudian untuk pengukuran dan pencatatan aktivitas gelombang jantung
normalnya berlangsung antar 10-30 menit. Setiap klien harus mengikuti instruksi
dari terapis jika terapis menyuruh membuka atau menutup mata. Terapis juga
akan memberikan instruksi kepada klien untuk melakukan aktivitas mental seperti
membaca atau mengerjakan soal matematika yang sederhana. Hal ini menjadi
sangat penting selama proses pengukuran.
21
3.3.3 FUNGSI
EEG
untuk mendiagnosa penyakit otak, seperti epilepsi (gangguan serius yang
disebabkan oleh adanya aktivitas yang terganggu di neuron), gangguan tidur, dan
tumor otak.
BERA
Sebagai skrining ada tidaknya gangguan pendengaran
3.3.4 SPESIFIKASI
EEG
Model DEYMED 12V
Arus max : 2A
Headbox / box elektroda
EEG 32 cH
BERA
Model MEB 9200K (2007)
NIHON KOHDEN CORPORATION
SN 00263.AA
3.3.5 BLOK DIAGRAM
EEG
Input
Trace
Gambar 3. Blok Diagram Peralatan EEG
a. Amplifier
Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi
dan karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat
rendah. Amplifier yang digunakan harus bebas dari interferensi sinyal dari kabel
listrik atau dari peralatan elektronik yang lain. Noise sangat berbahaya di dalam
kerja EEG karena gelombang elektroda yang dilekatkan pada kulit kepala hanya
beberapa mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk meningkatkan
22
Amplifier Filter Writing Port
amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal yang lemah
yang hanya beberapa mikrovolt.
Kontrol Sensitivitas
Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari
amplifier dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat
penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan
20.000 untuk 50 μV sinyal untuk memantulkan untuk menghasilkan nilai
penguatan diatas. Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat
EEG mempunyai dua tipe dari kontrol penguatan. Pertama adalah variabel
kontinu dan digunakan untuk menyamakan sensitivitas semua channel. Kedua
adalah kontrol beroperasi sejalan dan dimaksudkan untuk meningkatkan atau
mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh sesuatu yang dikenal. Kontrol ini
biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan amplifier normalnya diset sehingga
sinyalnya sekitar 200 μV dipantulkan pena diatas daerah linearnya.
b. Filter
Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam
kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar
dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan interpretasi
otomatis EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan otot adalah
dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu berhasil. Kerusakan
ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass filter. Filter pada alat EEG
mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya ditandai dengan tetapan waktu.
Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset untuk kontrol frekuensi rendah adalah
0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk
pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan 0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol
dengan filter high-frekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15,
30, 70, dan 300 Hz.
c. Sistem Penulisan
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing
tipe direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz
pada 40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah tipe stylus
23
yang langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya. Pada umumnya
di dalam sistem direct-writing recorder, digunakan galvanometer yang
mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau stylus. Mekanismenya
dimodifikasi dari pergerakan D’Arsonval meter.
Sebuah kumparan dari kawat tipis berputar pada suatu bingkai aluminium
segi-empat dengan ruang udara antara kutub suatu magnet permanen. Poros baja
yang dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian sehingga
kumparan berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros
digantikan oleh taut-band sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan.
Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke suatu
titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan magnet
timbul yang saling berhubungan dengan medan magnet dari magnet permanen.
Hal itu menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya seperti pada suatu
motor listrik. Arah perputaran tergantung dari arah aliran arus di dalam kumparan.
Besar defleksi dari pen adalah sebanding dengan arus yang mengalir melalui
kumparan.
Penulisan stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya atau dapat
mempunyai suatu ujung yang menjadi kontak dengan suatu sensitif elektro,
tekanan yang sensitif atau panas kertas sensitif. Jika suatu penulisan lengan dari
panjang yang ditetapkan digunakan, sumbu koordinat akan menjadi kurva. Dalam
rangka mengkonversi kurva linier dari ujung penulisan ke dalam kurva gerak
lurus, berbagai mekanisme telah dipikirkan untuk mengubah panjang efektif dari
lengan penulisan sehingga bergerak ke tabel perekaman. Instrumen taut-band
lebih disukai dibandingkan dengan instrumen poros dan jewel karena lebih
menguntungkan untuk meningkatkan sensitivitas listrik, mengeliminasi friksi,
lebih baik pengulangannya dan meningkatkan daya tahannya.
d. Noise
Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam
kaitan dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan dapat
diterima oleh perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua frekuensi dan
24
perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem. Oleh karena itu,
penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal.
e. Penggerak Kertas
Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme
penggerak kertas yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai
beberapa kecepatan kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan
60 mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar daerah ini.
f. Saluran
EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas
banyak elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem
penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki sampai 32 saluran, walaupun 8
atau 16 saluran lebih umum.
3.3.6 PENEMPATAN
EEG ( Electroencephalogram ) terdapat pada ruangan radiologi
25
3.4 TREADMILL TEST
Gambar 3.1 Treadmill Test
Sumber: RS.JIH
3.4.1 PENGERTIAN
Treadmill test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan
stress fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak
ditemukan pada saat istirahat.
3.4.2 PRINSIP KERJA
1. Pasien di anamnesa dan menjelaskan tentang tata cara,maksud, manfaat dan
resiko dari treadmill.
2. Menentukan target HR submaximal dan maximal ( target HR max : 220
dikurang umur dan submaximal adalah 85 % dari target HR max )
3. Pasien menandatangani formulir informed consent.
4. Pasien dipersilahkan ganti pakaian, celana dan sepatu treadmill yang telah
disediakan.
5. Pasien berbaring denagn tenang di tempat tidur
6. Bersihkan tubuh pasien pada lokasi pemasangan electrode dengan
menggunakan kassa alkohol.
7. Tempelkan electrode sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan.
8. Sambungkan dengan kabel treadmill
26
9. Fiksasi electrode dengan sempurna
10. Masukkan data pasien ke alat treadmill
11. Ukur tekanan darah
12. Rekam EKG 12 leads
13. Jalankan alat treadmill dengan kecepatan sesuai dengan prosedur.
14. Setiap tiga menit speed dan elevation akan bertambah sesuai dengan prosedur
yang sudah ditentukan.
15. Pantau terus perubahan EKG dan keluhan pasien selama tets.
16. Rekam EKG 12 leads dan BP setiap tiga menit.
17. Hentikan test sesuai dengan prosedur.
3.4.3 FUNGSI
Untuk mengecek kesehatan jantung dengan memberi stres fisiologi yang
dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak ditemukan pada saat
istirahat.
3.4.4 SPESIFIKASI
Model No. TMX 425
Part : 317 – 07132
Voltage : 220/240V
Arus : 9 A
Frekuensi : 50/60 MHz
3.4.5 BLOK DIAGRAM
Gambar 3.2 Treadmill Test
Sumber:
27
3.4.6 PENEMPATAN
TREADMIIL TEST pada JIH ( jogja indonesia hospital ) terdapat pada ruangan
radiologi
28
3.5 DENTAL X-RAY
Gambar 3.1 Dental X-ray
Sumber: RS.JIH
3.5.1 PENGERTIAN
Dental X-ray adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan gambar dari
gigi, tulang, dan jaringan lunak di sekitar mereka untuk membantu menemukan
masalah dengan gigi, mulut, dan rahang. Dengan gambar dari X-ray dapat
menunjukkan gigi berlubang, struktur gigi tersembunyi (seperti gigi bungsu), dan
tulang keropos yang tidak bisa dilihat selama pemeriksaan visual. Dental X-ray
juga dapat dilakukan sebagai tindak lanjut setelah perawatan gigi.
3.5.2 PRINSIP KERJA
Mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu lapisan/bidang/struktur tertentu
dengan cara mengaburkan lapisan di depan dan di belakang dari objek yang
diinginkan.
29
Tabung dan kaset-film bergerak berlawanan arah mengelilingi pasien, sedangkan
pasien/objek tetap diam.
Panoramic x-ray optimal control parameter adalah tube voltage adalah (KV) tidak
membutuhkan waktu dalam pengoprasiannya
Panoramic projection Dapat di oprasikan dengan mengatur size pasien dan
program akan menilai mengontrol nilai parameter radiasi yang di butuhkan.
Dalam panoramic x-ray terdapat kv prevail dan di transver melalui program
kemudian disimpan dan control expose pada peralatan control table.
Pada tombol kontrol panel digunakan untuk menghubungkan tabung dan kaset
agar keduanya dapat digerakkan dengan arah berlawanan.
3.5.3 FUNGSI
Untuk melihat gigi secara keseluruhan dalam sekali pemeriksaan
3.5.4 SPESIFIKASI
Brand : Siemens.
Type : PolyMobile 3
Condition ; Second
Guarantee : 4 months
Ready stock : 1 unit
Fob : Jakarta
3.5.5 BLOK DIAGRAM
Gambar 3.2 Blok Diagram dental X-ray
Sumber : http://www.alkes.rs-sehat.com//
30
Sebuah terintegrasi digital x-ray sistem pencitraan untuk radiografi gigi, yang
terdiri dari: sumber sinar-x, sebuah kontrol sumber satuan operably terhubung ke
sumber sinar-x yang mengontrol operasi dari sumber sinar-x dan pengaturan
pemaparan dari sumber sinar-x , sebuah panel kontrol digabungkan ke unit kontrol
sumber yang menyediakan pengaturan eksposur ke unit kontrol sumber, sebuah
sensor gambar diposisikan untuk menerima radiasi x-ray dari sumber sinar-x
melewati pasien, dan untuk memberikan output analog-x ray dari pasien; driver
sensor digabungkan dengan sensor gambar menerima output gambar x-ray analog
dari sensor gambar, sebuah prosesor gambar digabungkan dengan driver sensor
untuk mengkonversi output gambar x-ray analog yang diterima dari sensor
gambar untuk gambar digital format dan untuk pengolahan gambar format digital,
dimana interface prosesor gambar dengan unit kontrol sumber untuk menerima
pengaturan eksposur dari sumber sinar-x, dan layar untuk menampilkan gambar
format digital.
3.5.6 PENEMPATAN
DENTAL X-RAY pada JIH ( jogja indonesia hospital ) terletak pada ruangan
radiologi
31
3.6 USG ( Ultrasonography)
Gambar 3.1 USG
Sumber: RS.JIH
3.6.1 PENGERTIAN
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik
pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ
internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini
berguna untuk memeriksa organ.
3.6.2 PRINSIP KERJA
1.Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh
yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada
pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk
menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang
yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan)
32
sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat
diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.MonitorMonitor yang digunakan dalam USG
3.MesinUSG Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk
mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah
CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama
seperti pada CPU pada PC CARA USG MERUBAH GELOMBANG MENJADI
GAMBAR PEMERIKSAAN USG (ULTRA SONOGRAPHY)
3.6.3 FUNGSI
Untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari
persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi)
digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang
terbangun dari cairan.
3.6.4 SPESIFIKASI
Merk: ALPINION KOREA
Model: ECUBE-9
Komposisi: 3 PROBES
Main Unit: akurasi ekstrim, desain ergonomis, Workflow Efisien
Monitor: 17 Inch LCD Monitor dan lengan memantau Artikulasi
DVD-RW: DVD Baca / Tulis
Bandwidth yang lebar pencitraan Kristal Tanda tangan (semua probe)
Fundamental yang kuat
Tata Ruang Persenyawaan, mode Render Beberapa: permukaan, permukaan halus,
ringan, min LP Max IP, X Ray, Rendering lnversion multiplanar tampilan
Cube View, cine Volume, kotak ROI melengkung, Speckle Pencitraan
Pengurangan Sintetis aperture, panel kontrol Adjustable,
pengelompokan tombol ergonomis
Gel Integral hangat pemegang transduser Berkontur 3 Probe konektor dan pintu
penyelidikan konektor Perut 4D Probe Multifrequency
Convex 2D Probe: Multifrequency (20 abdomen, Kebidanan, Pediatri)
33
Endocavity probe: Multifrequency (transvaginal & transrectal)
Warna Digital Printer: CP900DW
Voltage Regulator: 1 KVA
3.6.5 BLOK DIAGRAM
Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh
yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada
pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk
menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang
yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan)
sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat
diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor Monitor yang digunakan dalam USG.
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk
mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah
CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama
seperti pada CPU pada PC CARA USG MERUBAH GELOMBANG MENJADI
GAMBAR.
3.6.6 PENEMPATAN
USG ( ultrasonography ) pada JIH ( jogja indonesia hospital ) terletak pada
ruangan radiologi
34
Transduser Monitor USG Mesin USG
3.7 FLOUROSCOPY
3.7.1 PENGERTIAN
Fluoroscopy merupakan alat pencitraan yang berfungsi sebagai alat
diagnose,dimana hasilnya sebuah gambar yang divisualisasikan dalam
fluorosecent Screen (layar pendar)
Gambar 3. Flouroscopy
Sumber: RS.JIH
3.7.2 PRINSIP KERJA
Sinar x yang dipancarkan dari tabung sinar x akan diterima oleh screen
fluoroscent, Selanjutnya ditangkap oleh kamera (CCTV). Dari kamera sinyal
diperkuat kemudian dimasukan ke dalam rangkaian LPF(Low power frekuensi).
Keluaran dari rangkaian LPF yang masih berupa sinyal analog,selanjutnya
diperkuat dan dimasukan ke dalam ADC untuk dirubah menjadi sinyal digital.
Proses selanjutnya dari ADC dimasukan ke sistem komputer untuk diolah menjadi
sebuah gambar dari obyek.
3.7.3 FUNGSI
sebagai alat diagnose,dimana hasilnya sebuah gambar yang
divisualisasikan dalam fluorosecent Screen (layar pendar)
35
3.7.4 SPESIFIKASI
Brand : Siemens.
Type : PolyMobile 3
Condition ; Second
Guarantee : 4 months
Ready stock : 1 unit
Fob : Jakarta
3.7.5 BLOK DIAGRAM
Sinar x yang dipancarkan dari tabung sinar x akan diterima oleh screen
fluoroscent, Selanjutnya ditangkap oleh kamera (CCTV). Dari kamera sinyal
diperkuat kemudian dimasukan ke dalam rangkaian LPF (Low power frekuensi).
Keluaran dari rangkaian LPF yang masih berupa sinyal analog, selanjutnya
diperkuat dan dimasukan ke dalam ADC untuk dirubah menjadi sinyal digital.
Proses selanjutnya dari ADC dimasukan ke sistem komputer untuk diolah menjadi
sebuah gambar dari obyek.
3.7.6 PENEMPATAN
FLOUROSCOPY pada JIH ( jogja indonesia hospital ) terdapat pada ruangan
radiologi
36
3.8 C-R (Computer Radiografi)
3.8.1 PENGERTIAN
Computer Radiografi (CR) merupakan suatu sistem atau proses untuk
mengubah sistem analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi.
Computer Radiografi (CR) mempunyai perlengkapan operasional yang terdiri
dari:
a). Imaging Plate
Imaging plate merupakan media pencatat sinar-X pada Computer
Radiografi yang terbuat dari bahan photostimulable phosphor tinggi. Dengan
menggunakan Imaging plate memungkinkan processor gambar untuk
memodifikasi kontras.
Imaging plate berada dalam kaset Imaging. Fungsi dari Imaging plate
adalah sebagai penangkap gambar dari objek yang sudah di sinar (ekspose).
Prosesnya adalah pada saat terjadinya penyinaran, Imaging plate akan menangkap
energi dan disimpan oleh bahan phosphor yang akan dirubah menjadi Electronic
Signal dengan laser scenner dalam image reader.
b). Image reader
Image reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah gambar yang
diperoleh dari Image plate. Semakin besar kapasitas memorinya maka semakin
cepat waktu yang diperlukan untuk proses pembacaan Image plate, dan
mempunyai daya simpan yang besar. Waktu tercepat yang diperlukan untuk
membaca imaging plate pada image reader yaitu selama 64 detik.
Selain tempat dalam proses pembacaan, Image reader mempunyai peranan
yang sangat penting juga dalam proses pengolahan gambar, sistem transportasi
Image plate serta penghapusan data yang ada di Image plate. Image reader sudah
dilengkapi dengan monitor yang berfungsi untuk menampilkan gambar yang
sudah di baca oleh Image reader disebut dengan image console.
37
Image console berfungsi sebagai media pengolahan data, berupa computer
khusus untuk medical imaging dengan touch screen monitor. Image console
dilengkapi oleh bebagai macam menu yang menunjang dalam proses editing dan
pengolahan gambar sesuai dengan anatomi tubuh, seperti kondisi hasil gambaran
organ tubuh, kondisi tulang dan kondisi soft tissue.
Terdapat menu yang sangat diperlukan dalam teknik radiofotografi yaitu
kita bisa mempertinggi atau mengurangi densitas, ketajaman, kontras dan detail
dari suatu gambaran radiografi yang diperoleh.
d). Image recorder
Image recorder mempunyai fungsi sebagai proses akhir dari suatu
pemeriksaan yaitu media pencetakan hasil gambaran yang sudah diproses dari
awal penangkapan sinar-X oleh image plate kemudian di baca oleh image reader
dan diolah oleh image console terus dikirim ke image recorder untuk dilakukan
proses output dapat berupa media compact disc sebagai media penyimpanan.atau
dengan printer laser yang berupa laser imaging film.
e). Personal Computer (PC)
Komputer berasal dari bahasa latin yaitu computare yang berarti
menghitung. Komputer adalah sistem elektronik yang dapat menerima input data,
dapat mengolah data, dapat menerima informasi, menggunakan suatu prograng
yang tersimpan didalam memori komputer, dapat menyimpan program dan hasil
pengolahan dan bekerja secara otomatis dibawah pengawasan suatu langkah-
langkah instruksi-instruksi program yang tersimpan di memori. (Yulikuspartono.
1997)
38
Gambar 3.1 C-R (Computer Radiografi)
Sumber : http://www.alkes-CR.com//
3.8.2 PRINSIP KERJA
Computed radiography (CR) merupakan sebuah istilah untuk
photostimulable phosphor detector (PSP) system. Fosfor yang digunakan pada
screen film, seperti Gd2O2S memancarkan cahaya ketika diekspose (paparan)
dengan sebuah pancaran sinar x-ray. Ketika x-ray diserap (absorb) oleh
photostimulable phosphor, beberapa cahaya juga diemisikan dengan segera,
namun banyak dari energi x-ray yang terserap terperangkap didalam screen PSP
dan dapat dilakukan read out nantinya. Untuk alasan ini PSP screen disebut juga
dengan nama storage phospors or imaging plates. CR diperkenalkan pada tahun
1970-an dan banyak departemen yang menginstalasi PACS, yang seringkali setuju
dengan perkembangan rekam medis elektronik.
CR imaging plates terbuat dari BaFBr dan BaFI. Karena percampuran ini,
bahan tersebut sering juga dinamakan dengan barium fluorohalida. CR plate
adalah sebuah screen yang fleksibel yang terdapat didalam sebuah kaset yang
serupa dengan screen-film cassette. Satu imaging plate digunakan untuk masing-
masing eksposur. Imaging plate diekspos pada sebuah identikal prosedur menuju
screen-film radiography, dan kemudian CR cassette dibawah ke unit CR reader.
Cassette tersebut ditempatkan pada unit readout, dan beberapa langkah proses
mengambil alih :
39
1. Kaset dipindahkan ke unit pembaca dan imaging plate secara mekanis
dipindahkan dari kaset tersebut.
2. Imaging plate diinterpretasikan melintasi sebuah tahap perpindahan dan disinari
oleh sebuah pancaran laser.
3. Cahaya laser menstimulasi emisi energi yang terperangkap didalam imaging
plate, dan cahaya tampak dilepaskan dari plate tersebut.
4. Cahaya yang dilepaskan dari plate tersebut ditampung oleh sebuah fiber optik
light guide dan photomultiplier tube (PMT), yang menghasilkan sinyal elektronik.
5. Sinyal elektronik kemudian digitalisasi dan disimpan.
6. Plate tersebut kemudian diekspos pada cahaya putih yang terang guna
menghapus energi residu yang terperangkap.
7. Kemudian imaging plate dipasang kembali ke kaset dan siap untuk digunakan
kembali.
Citra digital yang dihasilkan oleh CR reader yang disimpan sementara
pada local hard disk. Banyak sistem-sistem CR print out bekerjasama dengan
printer-printer laser maupun thermal yang membuat hard copy dari citra-citra
digital. Sistem-sistem CR sering bertindak sebagai entry point pada PACS, dan
pada kasus yang demikian citra digital radiography dikirim ke sistem PAC untuk
interpretasi oleh radiologist dan pengarsipan jangka panjang.
Imaging plate merupakan peralatan analog, namun alat itu dibaca dengan
teknik digital elektronik dan analog, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.
Imaging plate ditranslasikan selama tahap readout pada arah vertikal (arah y), dan
sebuah pancaran laser scanning mengscanning plate tersebut secara horizontal
(arah x). Laser di-scan dengan menggunakan sebuah rotating multifaceted mirror.
Karena cahaya laser merah (kira-kira 700 nm) menabrak imaging phosphor pada
lokasi (x,y), maka energi yang terperangkap dari eksposur x-ray pada lokasi itu
dilepaskan dari imaging plate. Fraksi cahaya-cahaya emisi berjalan melalui
fiberoptic light guide dapat mencapai PMT yang merupakan alat untuk pengganda
fotoelektron. Sinyal elektronik yang diproduksi oleh PMT digitalisasi dan
disimpan dalam memori. Oleh karena itu, untuk setiap lokasi spasial (x,y) nilai
40
gray scale yang bersesuaian ditentukan, dan hal ini merupakan bagaimana citra
digital I (x,y) dihasilkan pada sebuah CR reader.
3.8.3 FUNGSI
proses untuk mengubah sistem analog pada konvensional radiografi
menjadi digital radiografi
3.8.4 SPESIFIKASI
Daya : 220-240V/50-60 Hz
Berat : 80 kg
Level suara : 65 dB
Model : 5175/100
Keakuratan : 20 bits/pixel
3.8.5 BLOK DIAGRAM
Gambar 3.2 Blok Diagram Computer Radiografi
Sumber :
KETERANGAN
Gambar ini menunjukkan paparan radiasi di kiri atas dimana kaset
diletakkan anterior kepada pasien untuk merekam gambar yang diproyeksikan.
Kaset tersebut kemudian ditempatkan dalam perangkat pembacaan (ikuti tanda
panah ke bawah biru!), Di mana ia dipindai dengan sinar laser untuk
mendigitalkan gambar laten. Kaset kemudian dapat disiapkan untuk digunakan
kembali oleh mengekspos ke lampu pijar intens untuk menghapus setiap gambar
informasi laten sisa (kanan atas pada gambar di atas).
41
Tahap pembacaan ditampilkan secara lebih rinci pada gambar berikutnya:
KETERANGAN
Gambar tersebut menggambarkan salah satu mekanisme yang digunakan untuk
memindai pelat pencitraan dimana sinar laser sempit pemogokan cermin berputar
menyebabkan ia memindai satu baris di piring. Pelat ini kemudian dipindahkan
sehingga sinar laser scanning dapat membaca baris berikutnya dari informasi
gambar.
Gambar laten terbentuk melalui proses penyerapan radiasi fosfor
photostimulable dimana elektron yang mengetuk dalam keadaan energi yang lebih
tinggi. Elektron tersebut kemudian dirangsang untuk kembali ke keadaan dasar
dengan menggunakan sinar laser merah - proses yang sama dengan
thermoluminesensi dimana cahaya adalah yang digunakan sebagai pengganti
panas. Elektron memancarkan cahaya biru - disebut luminescence photostimulable
(PSL) - saat mereka kembali ke keadaan dasar dengan jumlah cahaya yang
proprotional dengan paparan radiasi.
Cahaya yang dipancarkan dipandu oleh pemandu cahaya, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di atas, sehingga intensitasnya dapat diukur dengan
menggunakan tabung photomultiplier (PMT). Output dari PMT adalah digital
menggunakan sebuah analog-ke-digital converter (ADC) sebelum pemrosesan
komputer diterapkan.
3.8.6 PENEMPATAN
C-R (computer rdiografi) pada JHI ( jogja indonesia hospital ) terdapat pada
ruangan radiologi
42
BAB IV
PENUTUP
4.1.1 KESIMPULAN
KKL adalah suatu kegiatan kunjungan kerja lapangan sebagai wadah bagi
mahasiswa untuk mengenal lebih dekat dengan peralatan medis serta mengetahui
tentang bagaimana peran teknisi elektro medis di lapangan kerja.
Dalam kegiatan KKL ini, mahasiswa ATEM semarang melaksanakan KKL di JIH
(jogjakarta indonesia hospital). Di rumah sakit tersebut, mahasiswa diperkenalkan
dengan 8 alat kesehatan , yaitu :
1. ESWL (estracorporeal shock wave lithotripsy) berfungsi sebagai pemecah batu
ginjal tanpa adanya operasi.
2. USG (Ultrasonography) berfungsi mencitrakan organ internal dan otot, ukuran
mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa
organ.
3. CT-SCAN (Computed Tomography Scanner) berfungsi menghasilkan gambar
organ tubuh bagian dalam secara melintang.
4. EEG / BERA (Electroencephalogram/ Brainstem Evoked Response Audiometry)
BERA sebagai skrining ada tidaknya gangguan pendengaran. EEG untuk mencari
gelombang tertentu yang menunjukkan adanya gangguan sel saraf.
5. TREADMILL berfungsi Untuk menilai reproduktifitas dan variabilitas individual
dari hasil tes latihan
6. DENTAL X-RAY berfungsi untuk menghasilkan gambar organ tubuh seperti gigi
dan tulang.
7. CR (Computer Radiografi) merupakan suatu sistem atau proses untuk mengubah sistem
analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi)
8. Flouroscopy sebagai alat diagnose,dimana hasilnya sebuah gambar yang
divisualisasikan dalam fluorosecent Screen (layar pendar)
43
KRITIK & SARAN
Dalam pelaksanaan KKL , ada sedikit kendala keterlambatan jadwal
pemberangkatan sampai dengan pergantian bis. Sehingga jatah waktu yang
diberikan menjadi berkurang. Oleh karena itu , Institusi diharapkan mampu
memilih biro perjalanan yang sekiranya profesional dan bisa diandalkan.
Untuk sesi wawancara, tenaga yang berkopeten dalam bidang teknik elektro medis
masih belum sepenuhnya berpengalaman dalam bidangnya dikarenakan masih
baru. Sehingga pada saat mahasiswa mewawancarai teknisi tersebut, mereka
masih belum bisa menjawab sebagian besar pertanyaan dari mahasiswa.
Untuk kedepannya, institusi diharapkan untuk memilih rumah sakit yang
sekiranya mempunyai teknisi medis yang sudah berpengalaman dalam bidangnya.
Sehingga para mahasiswa bisa mengetahui lebih jauh tentang alat-alat tersebut.
44
DAFTAR PUSTAKA
Batan, Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, Jakarta, 1989
KF. Ibrahim, Teknik Digital, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2001
Ralph J Smith, Rangkaian Piranti dan Sistem, Erlangga, Jakarta, 199
Soetomo jatiman,PengetahuanNuklir,Penerbit Karunik Universitas
Terbuka ,Jakarta, 1986
Sutrisno, Dr, Elektronika II, Karunika Universitas Terbuka, Jakarta, 1986
http://www.strokecenter.org/pat/diagnosis/ct.htm
http://www.webmd.com/hw/health_guide_atoz/hw233596.asp 15 Feb 06
http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/328/7441/655
http://www.intelihealth.com/IH/ihtIH/WSIHW000/8772/21905.html
http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch077/ch077d.html
Computed Tomography, diambil dari http :/en wiki/wikipedia/computed
tomography.html diambil tanggal 10 Februari 2006
Luckman Sorensen,1995, Medical Surgical Nursing, A PhsycoPhysiologic
Approach,
4th
Ed, , WB Saunders Company, Phyladelpia
Ellen Barker, 2002, Neuroscience Nursing, A Spectrum of Care 2nd
edition, 2002,
Mosby Inc, St Louis Missouri
45