Laporan LPG.docx
-
Upload
aji-sarosa -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Laporan LPG.docx
-
8/12/2019 Laporan LPG.docx
1/7
Laporan Simulasi Pengolahan LPG Recovery
Pendahuluan
LPG (liquified petroleum gas) merupakan unsur hidrokarbon yang berasaldari gas alam. LPG tersebut berfasa gas dan dapat dirubah menjadi cair dengan
menambah tekanan atau menurunkan temperaturnya. Komponen LPG didominasi
olehpropana (C3H8) danbutana (C4H10), tetapi juga mengandung sejumlah kecil
hidrokarbon ringan lain, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
Kebutuhan LPG di Indonesia semakin meningkat, menurut BPPT
diperkirakan akan meningkat mencapai 9 juta ton pada tahun 2030 yang
didominasi untuk rumah tangga (90%) dan dengan kebutuhan itu masih
diperlukan sumber LPG dari impor sebesar 58%. Produsen LPG dalam negeri
hanya bisa memproduksi sekitar hampir 3 juta ton pada tahun 2013.
Menurut SK Dirjen Minyak dan Gas Bumi tahun 2009 tentang standart
dan mutu bahan bakar jenis LPG yang dipasarkan di dalam negeri, komposisi
produk LPG minimal mengandung campuran propane (C3) dan butane (C4)
sebesar 97%vol dan maksimum 2%vol merupakan campuran pentane (C5) dan
hidrokarbon yang lebih berat.
Rumusan Masalah
1. Menyusun konfigurasi peralatan yang menghasilkan LPG sesuai denganketetapan pemerintah tentang spesifikasi LPG yang boleh dipasarkan.
2.
Menentukan kondisi operasi yang akan dipakai.3. Memilih dan menentukan konfigurasi refrigerantyang digunakan.
Strategi Penyelesaian
1. Penentuan Spesifikasi Produk
Gambar 1. Penentuan Spesifikasi Produk LPG
Studi Literatur
Menetapkan Produk Simulasi
selesai
Mulai
http://id.wikipedia.org/wiki/Propanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Butanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Butanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Propana -
8/12/2019 Laporan LPG.docx
2/7
2. Penyelesaian Simulasi Proses.
Gambar 2. Kerangka Simulasi Produksi LPG
Pendekatan Simulasi
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam simulasi ini, diantaranya yaitu:1. Komposisi pada stream pertama menggunakan komponen HypoteticC6+
dengan asumsi bahwa komponen tersebut mewakili fraksi berat yang ada
di simulasi tersebut. Pada kondisi sebenarnya ada banyak fraksi berat yang
terdapat pada umpan dalam porsesLPG Recovery.
2. Pada heat exchanger precooler menggunakan model weighted dianggapbahwa yang terjadi di dalam peralatan operasi tersebut tidak terjadi
perubahan fasa komponen. Spesifikasi dibuatMin Approachdi sepanjang
HE sebesar 10oC agar di sepanjang HE ada perbedaan temperatur antara
shell dengan tube.3. Sistem refrigerasi 2 tahap karena sistem ini memiliki kebutuhan energi
untuk pengoperasian lebih rendah dibandingkan dengan yang lain.
4. Dalam merancang kolom distilasi de-etanizer dan de-butanizer, pertamakali menggunakan component splitter untuk mengetahui kondisi operasi
yang akan digunakan, setelah didapat kondisi operasi, kita menggunakan
shortcut columnuntuk menentukan jumlah tray aktual dan optimal umpan
masuk. Selanjutnya menggunakan kondisi operasi di atas, kita merancang
kolom de-etanizer dan de-butanizer.
5. Pada shortcut column pertama, diasumsikan bahwa ada sedikit fraksiringan (etane) yang terlarut dalam produk bawah dan ada sedikit fraksi
sesuai
Menyusun Konfigurasi
Peralatan Proses
Menyesuaikan Spesifikasi Produk dengan
hasil literatur
ProdukLPG
Menentukan kondisi operasi
Peralatan Proses
tidak
Mulai
selesai
-
8/12/2019 Laporan LPG.docx
3/7
berat (propane) yang terikut dalam produk atas. Hal tersebut juga terjadi
padashortcut columnkedua, juga diasumsikan ada sedikit fraksi ringan (n-
butane) yang terlarut dalam produk bawah dan sedikit fraksi berat (n-
pentane) yang terikut dalam produk atas.
Simulasi Proses
PermodelanLPG Recoveryini menggunankan software Hysys sebagai alat
simulator. Secara keseluruhan rangkaian peralatan LPG Recovery seperti
digambarkan pada bawah ini.
Gambar 1. Rangkaian peralatanLPG Recovery
Umpan yang masuk diproses untuk mendapatkan produk LPG yang terdiri
dari propane, i-butane, dan n-butane. Spesifikasi produk ini dipilih berdasarkan
permintaan pasar.
Dalam permodelan ini meliputi beberapa peralatan penting yaitu cooler,
separator, de-etanizer, dan de-butanizer. Hal tersebut dijelaskan secara singkat di
bawah ini.
1. CoolerUmpan yang terdiri dari beberapa komposisi memiliki temperatur dan
tekanan yaitu 50oC dan 30 bar, serta laju alir molarnya sebesar 1000 kmol/jam.
Umpan tersebut didinginkan terlebih dahulu sebelum masuk ke separator(lihat
gambar 3). Umpan tersebut didinginkan awal terlebih dahulu dengan
menggunakan precooler. Selanjutnya umpan didinginkan dengan cooler.
Pendinginan umpan di cooler tersebut menggunakan sistem refrigerasi 2
tahap(lihat gambar 2).
-
8/12/2019 Laporan LPG.docx
4/7
Gambar 2. Sistem Refrigerasi
2. SeparatorUmpan telah mencapai suhu yang diinginkan, selanjutnya dimasukkan ke
dalam separator. Selanjutnya komponen yang keluar separator didapat produk
atas (stream 6) berupa fraksi ringan (etane, metane, CO2, dan nitrogen) dan
produk bawah (stream7) berupa fraksi berat (propane, i-butane, n-butane, dan
lain-lain). Walaupun ada fraksi ringan yang masih terlarut ke bawah dan fraksi
berat yang terikut ke atas.
Gambar 3. Rangkaian alat Cooler dan Separator
3. De-etanizerPada kolom de-etanizer ini untuk mengambil etane dan metane yang
keluar sebagai produk atas (lihat gambar 3) yang berupa vapour. Kondisi
kolom de-etanizer ini diatur untuk bekerja pada tekanan tinggi, yaitu sekitar
23,69-23,90 bar dan memiliki 24 tray, serta kondenser diatur refluk total
sehingga produk atas berupa vapour. Umpan(stream 9) dimasukkan ke dalam
kolom de-etanizer ini melalui tray ke 6. Sisa dari komponen yang terbentuk
menjadi produk bawah (stream 11) yang nantinya dialirkan ke de-butanizer.
Produk atas (stream 10) akan di-recyclekembali keprecooler1 bersama-sama
-
8/12/2019 Laporan LPG.docx
5/7
dengan produk atas separator(stream6), untuk dimanfaatkan panas yang masih
ada dalam komponen tersebut.
Gambar 4. De-etanizer
4. De-butanizerKolom de-butanizer ini untuk mengambil fraksi ringan yang ada mulai
dari n-butane ke atas(i-butane dan propane) yang diambil sebagai produk LPG
(lihat gambar 4). Kondisi kolom de-etanizer ini diatur untuk bekerja pada
tekanan tinggi, yaitu sekitar 13,20-13,47 bar dan memiliki 34 tray, serta
kondenser diatur total condensed sehingga produk diambil dalam bentuk
liquid. Umpan (stream11) dimasukkan ke dalam kolom de-butanizer melalui
tray ke 16. Sisa dari komponen yang terbentuk menjadi produk bawah (stream
14).
Gambar 5. De-butanizer
Hasil dan Pembahasan
Umpan yang memiliki kondisi temperatur dan tekanan yaitu 50oC dan 30
bar, serta laju alir molarnya sebesar 1000 kmol/jam masih dianggap berupa fasa
vapour. Sehingga perlu didinginkan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam
separator, hal ini karena untuk memudahkan pemisahan fraksi ringan (ethane,
methane, karbondioksida, dan nitrogen) dengan fraksi beratnya (propane, i-
butane, n-butane, pentane, dan C6+). Pendinginan umpan tersebut dengan cara
dimasukkan ke dalamprecooler1 danprecooler2 sebelum masuk ke dalam cooler
hal ini bertujuan untuk memanfaatkan suhu yang masih terdapat pada stream 6,7,
10 dan juga untuk mengurangi beban panas yang akan diambil oleh cooler.
Pendinginan di cooler menggunakan sistem Refrigerasi 2 tahap ( yang akan
-
8/12/2019 Laporan LPG.docx
6/7
dijelaskan secara terpisah). Pendinginan awal dengan precooler 1 dan 2 dinilai
efektif karena mampu mendinginkan suhu umpan 50oC menjadi 11,76oC pada
stream3 dan 1,677oC padastream4.Precooler yang digunakan adalah HE jenis
sheel and tubesehingga aliran akan mengalami penurunan tekanan di dalam tubesebesar 0,25 pada masing-masing aliran. Berikut ini profil temperatur dengan
aliran panas padaprecooler 1 dan 2
(a) (b)
Grafik 1. Profil Temperatur dengan Aliran Panas
(a)precooler 1, (b)precoocler 2
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa antara tube dan shell masih
terdapat perbedaan temperatur pada berbagai laju aliran panas, sehingga
pemilihan asumsi spesifikasiMin Approach 10oC benar, dan tidak akan membuat
crossing temperature.
Pada cooler suhu keluaran diatur menjadi -31oC danpressure dropsebesar
0,25bar didapat tekanan sebesar 29,25 bar, sehingga pada suhu dan tekanan
tersebut diharapkan terbentuk fasa liquid dan fasa vapour. Ada dua cara untuk
mengubah fasa dari vapour menjadi liquid yaitu dengan menaikkan tekanan
ataupun menurunkan temperatur. Penurunan temperatur dilakukan karena itu
pilihan yang memungkinkan dengan pertimbangan bahwa tekanan tersebut sudah
tinggi, sehingga perlu dilakukan cara lain. Dengan terbentuknya fasa liquid dan
fasa vapourmaka akan memudahkan dalam memisahkan fraksi ringan dan fraksi
berat pada separator, sehingga akan meringankan beban kerja separator.Dengan
tekanan dan temperatur tersebut lebih banyak fraksi berat yang berubah fasa
menjadi liquid. Hal ini sesuai dengan grafik dibawah ini.
Grafik 2. Profil Temperatur dengan Vapour Fractiondistream5 pada 29,25 bar
-
8/12/2019 Laporan LPG.docx
7/7
Selanjutnya umpan masuk ke dalam separator untuk dipisahkan antara
fraksi ringan(etane, metane, CO2, dan nitrogen) dan fraksi berat (propane, i-
butane, n-butane, dan lain-lain). Pemisahan ini bertujuan untuk menghilangkan
sebagian besar fraksi ringan yang terdapat dalam umpan, sehingga akanmengurangi beban pemisahan pada kolom fraksinasi. Fraksi ringan keluar sebagai
produk atas yang akan digunakan untuk pendinginan awal pada precooler 1 dan
fraksi berat keluar sebagai produk bawah yang selanjutnya akan digunakan
sebagai pendinginan awal padaprecooler 2.
????
Sistem Refregerasi
Penutup
Daftar Pustaka
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2013. Outlook Energi Indonesia
2013. Jakarta.
Surat Keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor:
25625.K/10/DJM.T/2009 tentang Standart dan Mutu (Spesifikasi) Bahan
Bakar Gas Jenis Liquefied Petroleum Gas (LPG) Yang Dipasarkan Di
Dalam Negeri.