Laporan KKL BEI
-
Upload
irfan-insani -
Category
Documents
-
view
1.028 -
download
17
Transcript of Laporan KKL BEI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah
Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai
kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana
masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat
dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan
modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian
pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional
pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti
tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.
Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk
melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia menambah deretan alternatif
untuk menanamkan dananya. Banyak jenis surat berharga (securities) dijual dipasar tersebut,
salah satu yang diperdagangkan adalah saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi
investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri seperti
perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan maupun
perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) itu
sendiri.
Aktivitas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyaknya saham yang dimiliki dan
seberapa besar harga saham yang dicantumkan oleh sebuah perusahaan, itu menandakan
bahwa nilai perusahaan tersebut tinggi atau besar.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah atas pengaruh saham bagi
kelangsungan aktivitas perusahaan, diantaranya:
1. Bagaimana cara meningkatkan harga nilai saham.
2. Bagaimana BEI melakukan pengambilalihan atas saham dari perusahaan-
perusahaan lain.
3. Bagaimana BEI mengeluarkan atau menerbitkan saham ke pasar.
1Laporan Kuliah Kerja Lapangan
1.3. Maksud dan Tujuan
Tujuan masalah ini adalah:
1. Ingin mengetahui perkembangan dunia pasar modal dalam era globalisasi.
2. Ingin mengetahui perkembangan PT. BEI itu sendiri.
3. Untuk memenuhi laporan hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
2Laporan Kuliah Kerja Lapangan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Saham dan Jenis-jenis Saham
Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau
sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan
oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001: 5).
Ada beberapa pandangan untuk membedakan saham (Darmadji dan Fakhruddin,
2001: 6).
1. Saham Biasa (common stock)
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan
Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan
bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar
investasi pada saham tersebut.
apabila perusahaan tersebut memperoleh laba, menurut Dahlan Siamat (1995:385), ciri-
ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:
1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2) Memiliki hak suara (one share one vote).
3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan
setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena
bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak
mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal
jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar deviden.
3Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Adapun ciri - eiri dari saham preferen menurut Dahlan Siamat (1995:385)adalah:
1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.
2) Tidak memiliki hak suara,
3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.
4) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu
setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,
devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat
dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Ditinjau dari cara peralihannya
1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan
dari satu investor ke investor lainnya.
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
Blue – Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di
industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari
rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan
secara teratur membagikan dividen tunai.
Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
4Laporan Kuliah Kerja Lapangan
c. Growth Stocks (Well – Known)
Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,
sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
2. (Lesser – Known)
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth
stock.
Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
d. Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan
dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di
masa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Counter Cyclical Stockss
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum.
Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu
memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam
memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade
Fund) adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti
halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI)
B. Harga Saham :
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang
menerbitkan kertas (saham) tersebut. Seiembar saham mempunyai niiai atau harga. Menurut
Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):
a. Harga Nominal
5Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai
setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal membenkan arti penting
saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.
Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan
emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat biasanya imtuk menentukan harga perdana.
c. Harga pasar
Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka
harga pasar adalah harga jual dari irwestor yang satu dengan investor yang lam. Harga ini
terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten
daii penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah
yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar
sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang
setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
C. Faktor yang mempengarahi Harga Saham
Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan
Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat
resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan
pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengarahi pergerakan harga saham adalah
kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa
saham. Investasi harus henar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh
keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau
kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga
saham rnerapakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya
kondisi [performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksteraal, kekuatan penawaran dan
permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham.
Menurut Sawidji (1996:81) : "Faktor utama yang menyebabkan harga saham adalah persepsi
yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan informasi yang didapat".
6Laporan Kuliah Kerja Lapangan
BAB III
PROFIL PT. BURSA EFEK INDONESIA
3.1. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
2. Misi
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan
Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good
governance.
CORE VALUES
Teamwork
Integrity
Professionalism
Service Excellence
CORE COMPETENCIES
Building Trust
Integrity
Strive for Excellence
Customer Focus
3.2. Sejarah BEI
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal
atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan
pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia
mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar
7Laporan Kuliah Kerja Lapangan
modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat
sebagai berikut:
Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah
Hindia Belanda
1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia Pertama
1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya ditutup
1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif
1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan
dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10
Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali
pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong
sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara
1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987
baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal
1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan.
Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
8Laporan Kuliah Kerja Lapangan
16 Juni 1989 :Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
2000 :Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia
2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading)
2007 :Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
02 Maret 2009 : Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
Indonesia: JATS-NextG
3.3. Pelaksanaan Perdagangan
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas
JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga
menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh
transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi
Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Daftar
Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena: kesalahan
Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka Remote Trading
kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa; dan atau kelalaian atau
kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan
9Laporan Kuliah Kerja Lapangan
atau kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian Peralatan
Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau adanya akses yang tidak sah yang
dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Pasar Reguler;
Pasar Tunai;
Pasar Negosiasi.
JATS melakukan proses pembentukan Harga Pra-pembukaan dan alokasi transaksi yang
terjadi
Perdagangan Pasar Tunai :
Senin – Kamis Pukul 09:30:00 s/d 12:00:00, sedangkan
Jumat Pukul 09:30:00 s/d 11:30:30
Pesanan Nasabah
Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah pesanan
terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan
batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya. Penawaran jual dan atau permintaan beli
nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar
Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran
jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
Satuan Perdagangan
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan
(round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi
tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).
3.4. Produk dan Layanan BEI
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang
banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
10Laporan Kuliah Kerja Lapangan
menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu
hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang
saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk
setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang
saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang
pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk
dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli
saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500
per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk
setiap saham yang dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham
lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per
11Laporan Kuliah Kerja Lapangan
saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp
1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,-
tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat
prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan
tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari
pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan
saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun
penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas
saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham
tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya
spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut
bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan
faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
3.5. Pojok BEI
Pendirian Pojok BEI dimaksudkan untuk mengenalkan Pasar Modal sejak dini dalam
dunia akademis. Saat ini pendirian Pojok BEI berkonsep 3 in 1 (kerjasama antara BEI,
Universitas dan Perusahaan Sekuritas) sehingga diharapkan civitas akademika tidak hanya
mengenal Pasar Modal dari sisi teori saja akan tetapi dapat langsung melakukan prakteknya.
Sasaran Pojok BEI sebagai langkah untuk menjangkau kelompok yang berpendidikan
agar dapat lebih memahami dan mengenal pasar modal. Pendirian POJOK BEI ini merupakan
salah satu hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan Perguruan Tinggi untuk membantu
12Laporan Kuliah Kerja Lapangan
kelompok akademisi (mahasiswa & dosen) mendapatkan dan menyebarkan informasi pasar
modal.
POJOK BEI berisi semua publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal yang
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia termasuk peraturan dan Undang-Undang Pasar Modal.
Informasi dan data BEI dapat digunakan oleh civitas akademika untuk tujuan akademik, bukan
untuk tujuan komersial bagi transaksi jual beli saham.
Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat saling menguntungkan sehingga
penyebaran informasi pasar modal tepat sasaran serta dapat memberikan manfaat yang
optimal baik bagi mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal maupun
masyarakat umum di daerah dan sekitarnya baik untuk kepentingan sosialisasi dan
pendidikan/edukasi pasar modal maupun untuk kepentingan ekonomis.
Manfaat yang diperoleh bagi masing – masing pihak dalam pendirian Pojok BEI
1. Bagi BEI sebagai sarana sosialisasi & edukasi di kalangan akademis agar dapat
terlaksana dengan baik, sehingga diharapkan civitas akademika tidak hanya mengenal
Pasar Modal dari sisi teori saja akan tetapi dapat langsung melakukan prakteknya.
2. Bagi Perguruan tinggi, ada aliansi strategis dengan para pelaku Pasar Modal (BEI, AB,
Data Vendor). Meningkatkan Brand Name dan Nilai Jual perguruan tinggi.
3. Bagi Perusahaan Efek Anggota Bursa, sebagai langkah media promosi dikalangan
mahasiswa/akademisi dan sebagai media recruitment SDM Pasar Modal yang handal.
4. Bagi Data Vendor, sebagai langkah media promosi produk data dikalangan akademisi,
tidak mengeluarkan investasi hardware untuk pojok BEI & Lab Pasar Modal dan sebagai
media recruitment SDM Pasar Modal yang handal.
Kewajiban bagi masing-masing pihak dalam pendirian Pojok BEI
Bursa Efek Indonesia, mengirimkan publikasi yang dikeluarkan oleh BEI, mendukung
kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi edukasi Pasar Modal, menyediakan kesempatan
untuk magang, memfasilitasi terbentuknya klab investasi.
Bagi Perguruan Tinggi, menyediakan space sekaligus infrastuktur untuk kebutuhan galery Pojok
BEI dan Lab Pasar Modal. Menyediakan PC sesuai dengan kebutuhan minimal 3 PC (2 PC
untuk Data Realtime, 1 PC untuk operasional Pojok BEI) dengan konfigurasi layak pakai.
13Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Bagi Perusahaan Efek, memberikan layanan edukasi sekaligus sosialisasi Pasar Modal,
sharing profit sesuai dengan perjanjian, menyediakan kesempatan magang.
Vendor Data realtime, memberikan fasilitas berlangganan gratis minimal 1 terminal untuk
Pojok BEI sebagai Lab Pasar Modal. Melakukan layanan edukasi untuk perguruan tinggi,
sekaligus sosialisasi penggunaan produk data realtime. Menyediakan tempat magang.
Prosedur Pendirian Pojok BEI di Perguruan Tinggi
Tahap I : Penjajakan melalui korespondensi :
Merupakan tahapan surat menyurat, penyampaian proposal & profil perguruan tinggi
yang dilanjutkan dengan pembahasan untuk mengetahui komitmen kedua belah pihak.
Studi kelayakan mengenai potensialitas kampus untuk penyelenggaraan POJOK BEI,
salah satunya adalah daya tampung dan kapasitas kampus.
Penentuan Lokasi oleh pihak kampus yang memiliki lokasi Pojok BEI yang strategis, seperti :
1. Mudah terjangkau mahasiswa,
2. Terletak diarea yang sering dilalui mahasiswa,
3. Mempunyai kesan ramah dan terbuka untuk dikunjungi siapa saja
4. Luas ruangan yang dibutuhkan minimum 6 m x 5 m
5. Desain ruangan yang menarik dan ramah
Penjajakan penentuan pihak Perusahaan Efek selaku Anggota Bursa dan data-data
provider sebagai mitra pihak Perguruan Tinggi dalam pembentukan Pojok BEI.
Tahap II : Penjajakan melalui survey lokasi
Penjajakan lokasi strategis dan segala kebutuhan penyelenggaraan POJOK BEI.
Tahap III : Penentuan waktu penandatanganan Nota Kesepahaman dan Peresmian Pojok BEI
Pojok BEI siap dibuka setiap saat manakala perjanjian kerjasama dan segala persyaratan
sudah dipenuhi.
14Laporan Kuliah Kerja Lapangan
3.6. Program Pendidikan
a. Latar Belakang
Sejalan dengan semangat memajukan Pasar Modal Indonesia, khususnya mencetak
investor-investor baru yang handal serta keinginan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan
informasi yang benar dan tepat tentang investasi saham, PT Bursa Efek Indonesia mengadakan
kegiatan pendidikan berupa pelatihan Pasar Modal bagi calon investor sebagai upaya
menampung, merangsang dan mengarahkan animo masyarakat yang berminat menekuni pasar
saham sebagai media investasi yang menguntungkan serta sebagai upaya mengoptimalkan
dana-dana yang dimiliki untuk diinvestasikan di Pasar Modal.
Program Edukasi ini disajikan sesederhana mungkin disesuaikan dengan latar belakang
serta profil masyarakat pada umumnya dengan tenaga pengajar yang profesional dari PT Bursa
Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI), PT Danareksa (persero), PT Kresna Graha Sekurindo, PT eTrading
Securities dan PT Indo Premier Securities.
b. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Merangsang masyarakat untuk mempelajari investasi saham dengan benar sehingga
menjadi investor handal, sekaligus menjadi contoh baik untuk menarik investor-investor baru
baik retail maupun institusi.
c. Target Kegiatan
Peserta pelatihan terdiri dari kaum pengusaha, kaum eksekutif, akademisi, kelompok ibu-ibu
arisan, calon pensiunan dan masyarakat umum lainnya, diutamakan yang belum pernah
menjadi investor Pasar Modal.
d. Deskripsi Kegiatan
Program edukasi ini terdiri atas tiga kelas:
1. Program Edukasi Basic adalah kelas untuk peserta yang masih awam tentang investasi
saham
Hari : Setiap Rabu / Kamis
Pukul : 09.30 - 16.30 WIB
15Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Materi : Sesi I (09.30 - 11.00) : Struktur Pasar Modal
Sesi II (11.00 - 12.30) : Pengetahuan Umum Tentang Efek
Sesi III (13.30 - 15.00) : Reksadana
Sesi IV (15.00 - 16.30) : Kiat Bijak Berinvestasi dan Fraud di Pasar Modal
2. Program Edukasi Intermediate adalah kelas untuk peserta yang sudah pernah mengikuti
program Edukasi Basic dan tertarik untuk mendalami tentang investasi di pasar modal
secara bertahap.
Hari : Setiap Rabu / Kamis
Pukul : 09.30 - 16.30 WIB
Materi : Sesi I (09.30 – 11.00) : Mekanisme Transaksi Efek
Sesi II (11.00 – 12.30) : Analisa Fundamental
Sesi III (13.30 – 15.00) : Analisa Teknikal
Sesi IV (15.00 – 16.30) : Simulasi
3. Program Edukasi Advance adalah kelas untuk peserta yang sudah menjadi investor dan
ingin mendalami tentang investasi di Pasar Modal. Oleh karena persyaratan tersebut,
maka peserta kelas ini lebih sedikit dibandingkan peserta pada kelas Basic dan
Intermediate.
Hari : Setiap Rabu / Kamis
Pukul : 09.30 - 17.00 WIB
Materi : Sesi I (09.30 – 11.00 ) : Obligasi
Sesi II (11.00 – 12.30) : Derivative dan Structured Product
Sesi III (13.30 – 15.00) : Pasar Modal Syariah
Sesi IV (15.00 – 15.30) : Acuan Kepemilikan Sekuritas (Akses)
16Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Sesi V (15.30 – 17.00) : Market Update
*) Bagi setiap peserta yang mengikuti secara lengkap per gelombangnya (sesi 1 s/d 4) akan
mendapatkan sertifikat yang ditandatangani Direktur Utama BEI.
Tempat Pelaksanaan
e. Program Edukasi Pasar Modal diadakan di kota Jakarta dan Surabaya.
1. Jakarta:
Gallery PT BEI
Gedung BEI, Menara 2, Lantai 1. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-52, Jakarta
2. Surabaya:
PIPM Surabaya Jl. Basuki Rahmat No. 46, Surabaya
Alamat Kontak
Apabila anda ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Program Edukasi ini
dapat menghubungi:
3.7. Divisi Pemasaran PT Bursa Efek Indonesia
Jakarta:
Telp. : (021) 515-0515;
Ext.: 7706 (Yane), 7708 (Taufiq) dan 7712 (Ngurah)
Fax : (021) 515-3565;
E-mail : [email protected]; [email protected]; [email protected]
17Laporan Kuliah Kerja Lapangan
BAB IV
HASIL OBSERVASI
4.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode komparatif.
Menurut Moh. Nazir ( 2003 : 58 )
“ Adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang
sebab-akibat,dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya atau munculnya suatu
fenomena tertentu “. Serta menggunakan metode penelitian komparatif bersifat Ex Post Facto
artinya , data yang dikumpulkan setelah semua kejadian telah berlangsung.
4.2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini,adalah data sekunder. Pengertian data
sekunder menurut Nur Indriantoro & Bambang Supomo ( 2002 : 146 ) adalah “ Data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh & dicatat oleh pihak lain ).
4.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Penelitian Lapangan
Dalam pengumpulan data dilapangan penulis melakukan observasi langsung ke
perusahaan Bursa Efek Indonesia dan Pusat Data.
Penelitian Kepustakaan
2) Teknik penelitian ini berguna dalam mendapatkan gambaran maupun landasan teoritis
yang berhubungan dengan judul penelitian “Profitabilitas Strategi Investasi di Bursa
Efek Indonesia “. Penelitian ini dilakukan oleh penulis yaitu dngan cara membaca dan
mempelajari loteratur-literatur,buku-buku,artikel ,internet & sumber- sumber sekunder
lainnya yang dapat menunjang dan berhubungan dengan penelitian yang penulis
lakukan.Dan menerapkan kedua teknik pengumpulan data tersebut , penulis dapat
memperoleh perbandingan antara teori dengan praktik sebenarnya untuk mendukung
pengujian hipotesis yang telah diajukan untuk menarik kesimpulan.
18Laporan Kuliah Kerja Lapangan
BAB V
KESIMPULAN
Aktivitas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyaknya saham yang dimiliki dan
seberapa besar harga saham yang dicantumkan oleh sebuah perusahaan, itu menandakan
bahwa nilai perusahaan tersebut tinggi atau besar. Faktor yang dapat mempengaruhi
pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per
lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan
terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat
mempengarahi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan
perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus henar-benar
menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan
mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh
kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham rnerapakan penilaian sesaat yang
dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi [performance) dari perusahaan,
kendala-kendala eksteraal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta
kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham. Menurut Sawidji (1996:81) : "Faktor
utama yang menyebabkan harga saham adalah persepsi yang berbeda dari masing-masing
investor sesuai dengan informasi yang didapat".
19Laporan Kuliah Kerja Lapangan