LAPORAN KINERJA - Kementerian Pertanianbbvetwates.ppid.pertanian.go.id/doc/36/LAKIN BBVET WATES...
Transcript of LAPORAN KINERJA - Kementerian Pertanianbbvetwates.ppid.pertanian.go.id/doc/36/LAKIN BBVET WATES...
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II i
LAPORAN KINERJA BALAI BESAR VETERINER WATES YOGYAKARTA T.A. 2015
Jln. Raya Yogya-Wates Km.27, Wates Kode Pos 55602 Telp.0274 - 773168, Fax.0274 - 773354 E-mail: [email protected]
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
BALAI BESAR VETERINER WATES YOGYAKARTA
2016
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II ii
KATA PENGANTAR
Pembangunan pertanian tahun 2015 merupakan awal dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2015-2019. BBVet Wates sesuai dengan tugas dan fungsinya pada
periode 2015 – 2019 telah menetapkan 4 (empat) sasaran utama/target sukses yang
mendukung program Kementerian Pertanian dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan yang
merupakan penjabaran dari salah satu dari 9 (sembilan) prioritas Kabinet Kerja Pemerintah
saat ini atau yang disebut sebagai Nawacita. Keempat sasaran tersebut diupayakan
pencapaiannya melalui program Kementerian Pertanian yakni Program Pemenuhan Pangan
Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat yang dilaksanakan dari 4 (empat) kegiatan
yaitu: (1) Peningkatan Produksi Pakan Ternak, (2) Pengendalian dan Penanggulangan
Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis, (3) Penjaminan Produk Hewan
yang ASUH dan Berdaya Saing dan (4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance), bersih
(clean government) dan berorientasi kepada hasil (result oriented government) serta
sebagai pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, terukur,
transparan dan akuntabel agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat
berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna dan taat pada peraturan perundangan,
maka diperlukan evaluasi guna menilai tingkat akuntabilitas kinerja atau
pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran. Hasil evaluasi
tersebut diharapkan menjadi umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pada tahun berikutnya.
Laporan Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 ini memuat capaian sasaran kinerja
program/kegiatan tahun pertama dari implementasi Renstra 2015 – 2019 yang merupakan
bagian dari sistem SAKIP yang harus dilaporkan setiap tahun. Pelaksanaan
program/kegiatan Tahun 2015 merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra)
tahun 2015 – 2019, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2015, Indikator Kinerja Utama
(IKU) dan Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2015 sesuai dengan tugas dan fungsi BBVet Wates.
Pada laporan ini dijelaskan upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun
kegagalan, tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh dalam
pencapaian sasaran dan tujuan program/kegiatan tahun 2015.
Pada laporan ini dijelaskan upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun
kegagalan, tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh dalam
pencapaian sasaran dan tujuan program/kegiatan tahun 2015.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II iii
Reviu, monitoring dan evaluasi kinerja tahun sebelumnya juga dipaparkan dalam laporan ini
dengan berorientasi pada capaian kinerja yang telah disepakati pada Perjanjian Kinerja (PK)
tahun 2015. Keberhasilan pada tahun 2015 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan
kinerja BBVet Wates pada tahun berikutnya.
Kami menyadari bahwa selain berbagai keberhasilan yang telah dicapai hingga tahun 2015
masih terdapat kendala, permasalahan dan hambatan yang perlu mendapat perhatian serius
dan segera ditindaklanjuti untuk perbaikan dan penyempurnaan ke depan. Tentu saja kita
semua berharap kinerja yang akan datang dapat lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan
peluang yang tersedia serta mengatasi semaksimal mungkin permasalahan yang terjadi
dalam upaya mencapai kinerja BBVet Wates yang lebih baik, benar, transparan dan
akuntabel.
Yogyakarta, 13 Januari 2016
Kepala Balai Besar
Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D
NIP. 19611103 198703 1 003
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mengacu pada
ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
bebas dari korupsi dan nepotisme, Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Kepala LAN RI Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Pelaporan akuntabilitas instansi pemerintah yang merupakan komponen dari sistem SAKIP
yang kemudian disebut sebagai Laporan Kinerja (Lakin) disusun dalam rangka
pertanggungjawaban kinerja intansi pemerintah yang menjelaskan secara ringkas dan
lengkap tentang capaian kinerja yang berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD). Lakin instansi pemerintah disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Permentan 135
Tahun 2013 Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja BBVet Wates tahun 2015 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian
kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis BBVet Wates tahun 2015 – 2019 dan Rencana
Kinerja Tahun 2015 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2015. Dalam
upaya merealisasikan good governance, BBVet Wates telah melaksanakan berbagai
program dan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi,
misi dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis BBVet Wates Tahun 2015 –
2019.
Dengan tugas yang diamanahkan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan hewan melalui
Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat, BBVet Wates
memiliki 4 (empat) tujuan strategis yang dirumuskan sebagai berikut: (1) Meningkatkan
pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit hewan melalui kegiatan
surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian serta pelaporan; (2)
Meningkatkan pelayanan dibidang pengujian veteriner dan Produk Hewan; (3) Meningkatkan
kompetensi teknis sumberdaya manusia yang tersedia untuk melayani pemangku
kepentingan dan tantangan era globalisasi; dan (4) Meningkatkan kesadaran masyarakat
(public awareness) melalui Sistem Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS). Untuk
mencapai 4 tujuan strategis tersebut, diupayakan melalui 4 (empat) sasaran kegiatan yaitu :
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II v
(1) Peningkatan Produksi Pakan Ternak; (2) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis; (3) Penjaminan Produk Hewan yang
ASUH dan Berdaya Saing; dan (4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan. Empat kegiatan tersebut merupakan sasaran strategis yang memiliki 10
(sepuluh) indikator kinerja yang kemudian secara rinci (dengan mempertimbangkan kondisi
pagu anggaran tahun 2015) dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja BBVet Wates
Tahun 2015.
Capaian kinerja sasaran (output) tahun 2015 diperoleh rata-rata sebesar 128,83%.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 indikator kinerja adalah penilaian kategori
sangat berhasil sebanyak 7 indikator yaitu: 1) Surveilans keamanan pakan/bahan pakan
(122,89); 2) Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan (153,33%); 3) Bimbingan teknis Unit
Laboratorium Tipe B dan Tipe C (158,33%); 4) Bimbingan Teknis Puskeswan (168%); 5)
Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau (101,90%); 6) Monitoring dan
Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba (148,83%); dan 7) Surveilans Zoonosis Produk
Hewan (135%) dan penilaian kategori berhasil sebanyak 3 indikator yaitu:
1) Pengembangan Metode Uji; 2) Penyusunan Peta Penyakit; dan 3) Dukungan Manajemen
dan Dukungan Teknis Lainnya (100%). Capaian kinerja tertinggi terdapat pada indikator
kinerja Bimbingan Teknis Puskeswan (168%) sedangkan nilai terendah (100%) diperoleh
dari 3 indikator.
Tahun 2015 BBVet Wates mengelola anggaran sebesar Rp. 85.207.536.000,- yang terdiri
dari Anggaran APBN Rp. 19.904.990.000,- dan APBN-P Rp. 65.302.546.000,-. Anggaran
tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 78.140.727.323 (91,71%). Adapun capaian kinerja
sasaran (output) tercapai sebesar 108,60%. Pelaksanaan kinerja BBVet Wates tahun 2015
masih banyak mengalami kendala, namun secara umum pelaksanaannya dapat
diatasi/ditanggulangi. Adanya penambahan anggaran APBN-P hingga 408,97% dan target
kinerja hingga 672,24% pada tanggal 9 Maret 2015, menyebabkan rendahnya serapan
anggaran pada tahun 2015 tidak dapat mencapai 100% meskipun capaian kinerja sasaran
(output) dapat tercapai melebihi target yang telah ditentukan.
Secara umum capaian sasaran kinerja (output) pada tahun 2015 mengalami kenaikan jika
dibandingkan tahun 2014, namun demikian masih ditemui kendala/hambatan meliputi aspek
administrasi dan manajemen serta teknis baik laboratoris maupun di lapangan. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, ditempuh berbagai upaya antara lain: (1) Sosialisasi
kegiatan lebih awal dan pembuatan jadwal terintegrasi serta penentuan skala prioritas
kegiatan, (2) Mempersiapkan strategi cadangan sebagai tindakan antisipatif guna
menghadapi perubahan yang sangat cepat dan dinamis, (3) Meningkatkan koordinasi baik
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II vi
dengan pihak pusat antara lain Ditjen PKH maupun instansi dinas terkait dalam pelaksanaan
kegiatan terkait program dan pelaporan serta (4) Memanfaatkan instrumen monitoring dan
evaluasi yang ada untuk kegiatan evaluasi dan pelaporan kegiatan serta mengetahui
capaian indikator kinerja yang tercantum dalam perjanjian kinerja sehingga diperoleh hasil
monitoring dan evaluasi yang valid dan obyektif, juga melaksanakan reviu terhadap capaian
– capaian baik anggaran maupun kinerja fisik.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ viiii
DAFTAR TABEL ................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ………..x
BAB. I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Organisasi dan Tata Kerja .................................................................................. 2
1.3. Sumber Daya Manusia ....................................................................................... 8
1.4. Anggaran ............................................................................................................ 8
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................................................. 10
2.1. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) ............................................................... 10
2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) ............................................................ 16
2.3. PERJANJIAN KINERJA (KONTRAK KINERJA) ................................................ 19
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................ 23
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ............................................ 23
3.2. Pencapaian Sasaran Strategis BBVet Wates ..................................................... 23
3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis .............................................. 24
3.4. Capaian Kinerja Lainnya .................................................................................... 49
3.5. Akuntabilitas Keuangan ...................................................................................... 51
3.6. Hambatan dan Kendala (Aspek Administrasi, Manajemen, Teknis) ................... 54
3.7. Upaya dan Tindak Lanjut ................................................................................... 57
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................................... 58
LAMPIRAN - LAMPIRAN ................................................................................................. .. 60
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 ....................................... 20 Gambar 2. Piagam Penghargaan Pelaksanaan Surveillans Pembebasan
Brucellosis di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur ……………………... 29
Gambar 3. Capaian Kinerja Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan Tahun
2011-2015 ............................................................................................. 30
Gambar 4. Pertemuan Diseminasi Pengembangan Metode Uji Laboratorium
BBVet Wates Tahun 2015 ………………………………………………… 32
Gambar 5. Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Laboratorium pada
Bimtek Laboratorium ............................................................................. 35
Gambar 6. Kegiatan Penanggulangan Gangrep pada Sapi BBVet Wates TA.
2015 ...................................................................................................... 39
Gambar 7. Penerimaan Piala Abdi Bakti Tani oleh Menteri Pertanian kepada
Kepala BBVet Wates TA. 2015 ............................................................. 50
Gambar 8. Penghargaan atas Inisiatif dan Dukungan Terbaik BBVet Wates
dalam Koordinasi Jaringan IVM online ................................................. 51
Gambar 9. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran BBVet Wates T.A 2011
– 2015 ................................................................................................... 53
Gambar 10. Perbandingan Serapan Anggaran, RPD Awal, RPD Akhir, dan
Capaian Fisik BBVet Wates Tahun 2011 – 2015 ................................. 53
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rincian Alokasi Anggaran BBVet Wates T.A. 2015 .......................................
8
Tabel 2. Sumber Anggaran Kegiatan BBVet Wates Tahun 2011-2015 ……………….
9
Tabel 3. Indikator Kinerja Utama BBVet Wates ………………………………………….
16
Tabel 4. Rencana Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 …………………………………...
17
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 …………………
23
Tabel 6. Capaian Sasaran Peningkatan Produksi Pakan Ternak ……………………...
24
Tabel 7. Capaian Sasaran Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ ................... 26
Tabel 8. Capaian Kinerja Bimtek Laboratorium di Wilayah Kerja T.A 2015 ................
33
Tabel 9. Capaian Kinerja Kegiatan Penanggulangan Gangrep Tahun 2015 ............... 38
Tabel 10. Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan BBVet Wates Tahun 2011-2015 ...........
45
Tabel 11. Capaian Sasaran Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing ............................................................................................................
47
Tabel 12. Capaian Sasaran Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan ...................................................
49
Tabel 13. Realisasi Anggaran BBVet Wates T. A. 2014 – 2015 ...................................
52
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 629/Kpts/OT.140/12/2003 ....................................
60
Lampiran 2. Distribusi Pegawai Menurut Golongan/ Ruang, Jenis Kelamin, dan
Pendidikan …………………………………………………………………
61 Lampiran 3. Realisasi Anggaran BBVet Wates Tahun 2011 - 2015 ...................... 62 Lampiran 4. Daftar Jenis Kegiatan Surveilans dan Monitoring BBVet Wates T.A.
2015 …………………………………………………………………………
63 Lampiran 5. Pedoman Teknis Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015 ............. 65 Lampiran 6. Petunjuk Teknis Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015 .............. 69 Lampiran 7. SK Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Gangrep BBVet Wates
T.A. 2015 ………………………………………………………………….
74 Lampiran 8. Daftar Target dan Realisasi Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A.
2015 ………………………………………………………………………..
78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 1 of 89
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demi terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong maka pemerintah membuat sembilan prioritas kerja
yang kemudian disebut sebagai Nawacita. Salah satu sasaran prioritas didalam
Nawacita tersebut adalah Kedaulatan Pangan. Konsep Kedaulatan Pangan (food
sovereignty) lebih mengutamakan bagaimana pangan ditentukan oleh komunitas
secara mandiri, berdaulat dan berkelanjutan. Kedaulatan Pangan merupakan hak
negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang
menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber-sumber daya
lokal. Keamanan Pangan merupakan bagian yang menjamin bahwa pangan aman
untuk dikonsumsi tidak mengandung bahan yang dapat membahayakan terhadap
kesehatan dan lingkungan serta bergizi sehingga berguna bagi tubuh. Sejumlah
pangan yang diproduksi bila tidak aman maka tidak dapat dikonsumsi sehingga
mengurangi capaian jumlah produksi pangan secara keseluruhan oleh karena itu
keamanan pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kedaulatan
pangan.
Sesuai dengan amanat Undang Undang No 18 Tahun 2012, dimana Keamanan
Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Keamanan pangan asal hewan sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan hewan
ternak sejak dalam kandungan, lahir dan dipelihara untuk dibesarkan serta
berproduksi sampai dengan dipanen dan diolah produknya menjadi bahan pangan.
BBVet Wates sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mempunyai tugas mendukung
produksi dan keamanan pangan tersebut melalui pelaksanaan tugas dan fungsi
pengamatan dan pengidentifikasian diagnose, pengujian veteriner dan produk hewan
serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian
veteriner. Mengacu kepada Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) BBVet Wates sebagai instansi
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 2 of 89
pemerintah dan unsur penyelenggara Negara diwajibkan menetapkan target kinerja
dan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai dan dilaporkan dalam Laporan
Kinerja (LAKIN).
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BBVet Wates memiliki potensi antara lain
adalah wilayah kerja yang tidak terlalu luas (3 Provinsi) namun merupakan daerah
padat ternak seperti sapi potong, sapi perah, kambing, domba, unggas dan hewan
lainnya yang secara keseluruhan rata-rata sekitar 50% dari total populasi ternak
secara nasional. Demikian juga perdagangan, mobilitas dan peredaran ternak
hewan, produk hewan dan obat hewan, yang memerlukan pengawasan dan
penjaminan baik keamanan, kesehatan maupun kualitasnya, serta kesejahteraan
hewan. Pelaksanaan dari penjabaran tugas dan fungsi BBVet Wates serta
pencapaian sasaran kinerja yang telah ditentukan, memerlukan sebuah desain
program yang matang, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, sampai
pada tahap evaluasi dan pelaporan pelaksanaan serta capaian sasaran kegiatan.
Tentunya hal tersebut merupakan proses yang kompleks karena melibatkan tidak
hanya internal lingkup BBVet Wates, namun juga melibatkan seluruh pemangku
kebijakan (stake holder) baik Dinas, Swasta, maupun perorangan/masyarakat.
Salah satu tantangan yang dihadapi dan berdampak luas terhadap
ketidaktercapaiannya sasaran kinerja adalah kesulitan dalam melaksanakan
koordinasi dan menentukan prioritas kegiatan bersama-sama dengan instansi terkait
diluar lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan antara lain
dengan Dinas karena daerah telah mempunyai APBD dan target kinerja yang cukup
intensif dan padat.
1.2. Organisasi dan Tata Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
54/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Veteriner, ditetapkan Struktur Organisasi BBVet Wates yang terdiri dari :
A. Kepala Balai Besar
B. Bagian Umum:
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 3 of 89
C. Bidang Program dan Evaluasi:
1. Seksi Program
2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan
D. Bidang Pelayanan Veteriner:
1. Seksi Pelayanan Teknis
2. Seksi Informasi Veteriner
E. Kelompok Jabatan Fungsional
BBVet Wates mempunyai tugas melaksanakan pengamatan dan pengidentifikasian
diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan serta pengembangan teknik dan
metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, BBVet Wates Yogyakarta
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerja sama
serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;
2. Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan;
3. Pelaksanaan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian produk hewan;
4. Pelaksanaan surveillans penyakit hewan dan produk hewan;
5. Pemeriksaan kesehatan hewan, semen, embrio dan pelaksanaan diagnosa
penyakit hewan;
6. Pembuatan peta penyakit hewan regional;
7. Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan diagnosa penyakit
hewan menular;
8. Pelaksanaan pengujian dan pemberian laporan dan/atau sertifikasi hasil uji;
9. Pelaksanaan pengujian forensik veteriner;
10. Pelaksanaan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness);
11. Pelaksanaan kajian terbatas teknis veteriner;
12. Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pangan;
13. Pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, pusat kesehatan hewan dan
kesejahteraan hewan;
14. Pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian veteiner serta
bimbingan teknis penanggulangan penyakit hewan;
15. Pelaksanaan analisis risiko penyakit hewan dan keamanan produk hewan di
regional;
16. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner;
17. Pengkajian batas maskimum residu obat hewan dan cemaran mikroba;
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 4 of 89
18. Pemberian pelayanan teknis penyidikan, pengujian veteriner dan produk hewan,
serta pengembangan teknik dan metoda penyidikan, diagnosa dan pengujian
veteriner;
19. Pelaksanaan pengembangan dan diseminasi teknik dan metoda penyidikan,
diagnosa dan pengujian veteriner;
20. Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner;
21. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengamatan dan pengidentifikasian
diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan;
22. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBVet.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
55/Permentan/OT.140/4/2014 tentang Rincian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV
Balai Besar Veteriner, masing-masing Unit Organisasi tersebut diatas mempunyai
tugas dan fungsi sebagai berikut :
A. Bagian Umum
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian dan ketatausahaan,
diantaranya :
- Melakukan penyiapan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha
- Melakukan penyiapan bahan penyusunan Rencana Kebutuhan Pegawai
- Melakukan urusan mutasi pegawai
- Melakukan penyiapan bahan pengembangan pegawai
- Melakukan urusan Tata Usaha Kepegawaian
- Melakukan urusan kesejahteraan pegawai
- Melakukan penyiapan bahan evaluasi kinerja pegawai
- Melakukan penyiapan bahan pendayagunaan jabatan fungsional
- Melakukan penyiapan bahan usulan penyusunan kelembagaan,
ketatalaksanaan, reformasi birokrasi, dan pengembangan pelaksanaan
budaya kerja
- Melakukan urusan surat menyurat
- Melakukan urusan kearsipan
- Melakukan fasilitasi penerapan sistem Manajemen Mutu berstandar
Internasional (ISO 9001:2008)
- Melakukan tugas kedinasan lain berdasarkan penugasan Pimpinan, baik
lisan maupun tertulis
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 5 of 89
- Melakukan penyusunan dan penyajian laporan kegiatan serta
penyusunan pertanggungjawaban keuangan Subbagian Kepegawaian
dan Tata Usaha
- Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen kegiatan
Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha
2. Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, diantaranya adalah :
- Melakukan penyiapan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Subbagian Keuangan
- Melakukan urusan perbendaharaan, penatausahaan, dan verifikasi
- Melakukan urusan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
- Melakukan penyiapan bahan evaluasi dan tindak lanjut hasil pengawasan
- Melakukan urusan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
- Melakukan penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan
- Melakukan urusan gaji, tunjangan, lembur, dan uang makan
- Melakukan tugas kedinasan lain berdasarkan penugasan Pimpinan, baik
lisan maupun tertulis
- Melakukan penyusunan dan penyajian laporan kegiatan serta
penyusunan pertanggungjawaban keuangan Subbagian Keuangan
- Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen kegiatan
Subbagian Keuangan
3. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
Mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan
diantaranya :
- Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencan kerja dan anggaran
Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
- Melakukan urusan rumah tangga yang meliputi urusan pemeliharaan dan
perbaikan barang inventaris milik/ kekayaan negara, pengaturan dan
pemeliharaan gedung; ruangan kantor; peralatan kantor; sarana lainnya,
penyiapan rapat-rapat; penerimaan tamu; dan penyelenggaraan upacara,
dll
- Melakukan penyiapan bahan pengaturan penggunaan dan pemeliharaan
kendaraan dinas, serta surat kelengkapannya
- Melakukan urusan penetausahaan Barang Milik Negara (BMN) dan
laporan kekayaan negara
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 6 of 89
- Melakukan urusan penggunaan dan pemanfaatan Barang Milik Negara
(BMN)
- Melakukan usulan penghapusan Barang Milik Negara (BMN)
- Melakukan rekonsiliasi dengan SAK dilanjutkan dengan rekonsiliasi
dengan KPKNL
- Melakukan penyusunan Standar Pelayanan Publik (SPP) lingkup Balai
Besar Veteriner
- Melakukan tugas kedinasan lain berdasarkan penugasan pimpinan baik
lisan maupun tertulis sesuai bidang tugasnya
- Melakukan penyusunan dan penyajian laporan kegiatan serta
penyusunan pertanggungjawaban keuangan Subbagian Rumah Tangga
dan Perlengkapan
- Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen kegiatan
Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
- Melakukan penyediaan, pemeliharaan, dan penyerahan hewan
percobaan.
B. Bidang Program dan Evaluasi
1. Seksi Program
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program,
rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerja sama pengamatan dan
pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan, serta
pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian
veteriner.
2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan
laporan pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner
dan produk hewan serta pengembangan teknik dan metode penyidikan,
diagnosa dan pengujian veteriner.
C. Bidang Pelayanan Veteriner
1. Seksi Pelayanan Teknis
Mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan teknis pengamatan dan
pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan serta
pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian
veteriner.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 7 of 89
2. Seksi Informasi Veteriner
Mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data
pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner serta
penyiapan pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner.
D. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner
diantaranya mempunyai tugas antara lain melaksanakan kegiatan :
a. Melakukan penyidikan penyakit hewan;
b. Melakukan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian produk hewan;
c. Melakukan surveilans penyakit hewan, dan produk hewan;
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan hewan, semen, embrio, dan
pelaksanaan diagnosa penyakit hewan;
e. Melakukan pembuatan peta penyakit hewan regional;
f. Melakukan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan diagnosa penyakit
hewan menular;
g. Melakukan pengujian dan pemberian laporan dan atau sertifikasi hasil uji;
h. Melakukan pengujian forensik veteriner;
i. Melakukan peningkatan kesadaran masyarakat (public Awareness);
j. Melakukan kajian terbatas teknis veteriner;
k. Melakukan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pakan;
l. Melakukan pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner,
puskeswan, dan kesejahteraan hewan;
m. Melakukan pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian
veteriner, serta bimbingan teknis penanggulangan penyakit hewan;
n. Melakukan analisis risiko penyakit hewan dan keamanan produk hewan di
regional;
o. Melakukan pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner;
p. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan
hewan dan kesejahteraan masyarakat veteriner;
q. Melakukan pengkajian batas maksimum residu obat hewan dan cemaran
mikroba;
r. Melakukan pengembangan dan deseminasi teknik dan metode
penyidikan, diagnosa, dan pengujian veteriner;
s. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 8 of 89
1.3. Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2015 jumlah PNS Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta yaitu 92
orang yang terdiri dari 10 orang Struktural, 26 orang Fungsional Medik Veteriner, 24
Paramedik Veteriner, 32 orang Fungsional Umum (Bidang Keuangan, Rumah
Tangga dan Perlengkapan, Kepegawaian dan Tata Usaha, Perpustakaan dan
Logistik/Barang). Selain PNS, Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta didukung
oleh 5 orang Tenaga Harian Lepas Pusat dan 25 orang tenaga kontrak. Jika
dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah pegawai BBVet Wates mangalami
peningkatan sebanyak 2 orang disebabkan oleh adanya penambahan/penerimaan
pegawai tenaga kontrak untuk diperbantukan di bagian administrasi keuangan,
namun pada bulan November 2015, PNS BBVet Wates berkurang 1 orang karena
meninggal dunia akibat sakit sehingga secara keseluruhan jumlah pegawai BBVet
Wates T.A 2015 adalah 122 orang. Rincian jumlah pegawai BBVet Wates tahun
2015 dapat dilihat pada Lampiran 2.
1.4. Anggaran
Selain dukungan sumber daya manusia dan fasilitas organisasi, ketersediaan dana
juga mempengaruhi berhasil tidaknya usaha pencapaian tujuan suatu organisasi.
Dalam menjalankan program/kegiatan tahun 2015 yang telah disusun, Balai Besar
Veteriner Wates mendapatkan dukungan dana yang bersumber dari APBN serta
APBN-P.
Tabel 1. Rincian Alokasi Anggaran BBVet Wates T.A. 2015
No Kode Kegiatan Anggaran
1 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak Rp. 250.000.000,-
2. 1784 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Hewan Menular Strategis dan Penyakit
Zoonosis
Rp.73.321.192.000,-
3. 1786 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan
Berdaya Saing
Rp. 2.449.000.000,-
4. 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen Peternakan
Rp. 9.187.344.000,-
JUMLAH Rp.85.207.536.000,-
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 9 of 89
Pagu awal APBN BBVet Wates T.A. 2015 adalah Rp. 19.904.990.000. Pada tanggal
9 Maret 2015 terjadi penambahan anggaran APBN-P sebesar Rp. 65.302.546.000,-
(hingga 408,97%) sehingga keseluruhan anggaran menjadi Rp. 85.207.536.000,-.
Anggaran belanja BBVet Wates Tahun 2015 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2. Sumber Anggaran Kegiatan BBVet Wates Yogyakarta Tahun 2011 – 2015
Sumber Anggaran
T.A. 2011 T.A. 2012 T.A. 2013 T.A. 2014 T.A. 2015
APBN
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
16.354.724 21.496.312 18.660.894 16.718.007 19.904.990
65.302.546*
Keterangan *Anggaran APBN-P TAhun 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 10 of 89
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
Renstra BBVet Wates merupakan bagian dari RPJM yang diperlukan untuk memberikan
arah pandangan kedepan terkait dengan rencana kinerja dan peranan BBVet Wates.
Renstra BBVet Wates disusun dan diselaraskan dengan Renstra Direktorat Kesehatan
Hewan, Renstra Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Renstra
Kementerian Pertanian secara berjenjang. Untuk memberikan gambaran tentang kondisi
masa depan yang ingin diwujudkan oleh BBVet Wates maka perlu dirumuskan Visi BBVet
Wates yang mencerminkan keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan.
Visi juga diperlukan untuk menyatukan persepsi dan fokus arah tindakan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit kerja dan individu sebagai panduan serta acuan
dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan.
Untuk mewujudkan visi tersebut perlu juga dirumuskan misi dari BBVet Wates yang perlu
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan. Visi dan Misi yang dirumuskan, diselaraskan
dengan arah kebijakan dan program pembangunan nasional yang ditetapkan di dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 dan situasi
kondisi lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja BBVet Wates.
2.1.1. Visi
Visi BBVet Wates adalah terwujudnya pelayanan prima melalui pengembangan pengamatan
dan pengidentifikasian penyakit hewan serta sistem informasi veteriner berbasis
laboratorium terakreditasi.
2.1.2. Misi
Sejalan dengan visi BBVet Wates, maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan apa yang akan dapat dicapai
(pada level dampak) dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran-
ukuran pencapaiannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, misi yang harus dilaksanakan,
yaitu:
(1) Mempertahankan dan meningkatkan status akreditasi laboratorium agar mendapat
pengakuan secara internasional.
(2) Meningkatkan pemberdayaan sumberdaya manusia agar mampu mengantisipasi
perubahan global.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 11 of 89
(3) Meningkatkan profesionalisme dibidang veteriner terutama pengamatan dan
pengidentifikasian penyakit hewan.
(4) Membangun dan mengelola sistem informasi veteriner dalam penyediaan data dan
informasi yang valid, akurat dan tepat waktu hasil pengamatan dan
pengidentifikasian penyakit hewan.
(5) Membangun pemberdayaan dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya penanganan kesehatan hewan dan kesehatan
manusia serta kesehatan lingkungan secara terpadu.
2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategi
Selaras dengan visi dan misinya, BBVet Wates menetapkan tujuan dan sasaran strategis
yang merupakan kondisi yang ingin diwujudkan selama lima tahun kedepan. Adapun tujuan
BBVet Wates terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu :
Tujuan Umum:
Peningkatan peran sebagai laboratorium penyidikan, pengujian dan diagnostik serta sebagai
laboratorium rujukan melalui peningkatan pemanfaatan sumber daya dan teknologi dalam
perencanaan dan pelaksanaan serta pengendalian kegiatan Balai sesuai tugas dan fungsi.
Tujuan Khusus:
1. Peningkatan penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana serta dana yang
tersedia dalam meningkatkan daya saing.
2. Peningkatan kompetensi teknis sumberdaya manusia yang tersedia untuk melayani
pemangku kepentingan dan tantangan era globalisasi.
3. Peningkatan pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit hewan
melalui kegiatan surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian
serta pelaporan.
4. Peningkatan kemampuan manajemen aparatur melalui pengembangan sistem
informasi veteriner terutama pengelolaan sistem informasi laboratorium dalam
mengantisipasi era globalisasi.
Sasaran :
a) Peningkatan pengamatan (Surveillans) untuk memperoleh data status hewan atau
status kesehatan hewan, meningkatkan kewaspadaan dini, meningkatkan teknik
diagnosis dan pengembangan metoda pengujian di wilayah BBVet Wates dengan
peningkatan pengelolaan (manajemen) yang mencakup penyusunan program,
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 12 of 89
monitoring dan evaluasi serta perbaikan yang berkesinambungan (continues
improvement).
b) Peningkatan kegiatan pengamanan yang mencakup dukungan laboratorium
terhadap penetapan PHMS, kawasan pengamanan PHMS, penerapan biosafety dan
biosecurity, pengebalan hewan (monitoring hasil vaksinasi), pengawasan lalu lintas
hewan dan produk hewan dan kesiagaan darurat veteriner serta pengawasan
kewaspadaan dini.
c) Peningkatan kegiatan penyidikan atas kasus atau wabah, pelayanan laboratorium
rujukan dan diseminasi teknik dan metoda.
d) Peningkatan pengujian aktif maupun pasif dan pengembangan pengujian.
2.1.4. Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan merupakan upaya untuk pencapaian tujuan dan
sasaran serta strategi BBVet Wates yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
a) Peningkatan SDM BBVet Wates
Peningkatan kompetensi dan moral aparatur BBVet Wates melalui peningkatan
kompetensi baik di bidang teknis dan pengelolaan laboratorium maupun di
bidang administrasi dan ketatausahaan untuk menuju laboratorium yang
kompeten serta menjadi laboratorium referensi di tingkat nasional dan regional.
Peningkatan kompetensi dilakukan melalui Jalur Pendidikan S2, S3 dan
Postdoctor serta Pelatihan Keahlian Fungsional dalam negeri maupun luar
negeri. Untuk kepentingan tertentu Pendidikan dan Pelatihan dilakukan melalui
program khusus dengan materi yang spesifik sesuai kebutuhan (tailor made).
Secara operasional dan fungsional, kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan
pendidikan tersebut berguna untuk :
(a) peningkatan kualitas pengamatan, surveillan, survei dan monitoring penyakit
hewan strategis, penyakit zoonosis dan penyakit hewan eksotik.
(b) peningkatan kualitas pemeriksaan, pengujian penyakit hewan menular
strategis, penyakit hewan zoonotik, dan penyakit hewan eksotik.
(c) peningkatan kualitas informasi penyakit hewan menular strategis, penyakit
hewan zoonotik dan penyakit hewan eksotik.
(d) peningkatan jaminan mutu hasil pemeriksaan dan pengujian penyakit hewan
menular strategis, penyakit hewan zoonotik dan penyakit hewan eksotik.
(e) peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat untuk mengurangi keluhan
dan ketidak puasan pelayanan masyarakat.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 13 of 89
b) Peningkatan dan Pengembangan Standar dan Sistem Mutu Laboratorium
Peningkatan dan pengembangan status akreditasi Laboratorium dilakukan
melalui peningkatan penerapan sistem mutu baik ISO 17025 maupun ISO 9001
sehingga menjadi Laboratorium yang dipercaya dan mendapatkan pengakuan
serta mampu bersaing baik nasional maupun internasional. Pengembangan
standar-standar yang terkait dengan fungsi laboratorium dilakukan dengan
menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Internasional (ISO,
CODEX, OIE, dsb) seperti standar mutu dan keamanan produk, standar
pelayanan kesehatan hewan dan standar lainnya terkait Bidang Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner.
c) Peningkatan Peran dan Fungsi BBVet Wates Dalam Perumusan Kebijakan
BBVet Wates berupaya untuk selalu berpartisipasi dalam perumusan kebijakan
sesuai dengan bidang kompetensinya untuk memberikan masukan hal-hal yang
berkaitan dengan tugas, fungsi dan output kinerja BBVet Wates agar kebijakan
yang dirumuskan dapat lebih diterima dan bermanfaat bagi pemangku
kepentingan.
d) Peningkatan Sistim Informasi
Untuk meningkatkan komunikasi informasi yang berubah cepat maka
pemutahiran terhadap sistim informasi yang sudah ada terus dilakukan secara
rutin dan berkesinambungan meliputi sarana software, hardware, brainware, dan
jaringannya. Peningkatan sistim informasi dan pemanfaatannya dengan
melibatkan peran serta masyarakat termasuk pemanfaatan dalam kegiatan
public awareness.
Berdasarkan analisis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Strenght,
Weakness, Opportunity, Threat/SWOT), maka strategi yang menjadi acuan BBVet
Wates untuk tahun 2015 – 2019 adalah:
a) Peningkatan ketersediaan SDM yang berkompetensi secara berkelanjutan
melalui pengelolaan dalam perekrutan dan penempatan serta pendidikan dan
pelatihan pegawai yang berkelanjutan serta dilakukan secara adil, transparan
dan proporsional melalui fit and proper test.
b) Peningkatan dan penerapan standar pengembangan melalui inovasi
pengetahuan teknis bidang public awareness, pengkajian residu obat hewan dan
cemaran mikroba, forensik veteriner dan aspek kesejahteraan hewan.
c) Pendayagunaan peran fungsi BBVet Wates untuk berperan dalam jaringan
lembaga serta pelibatan masyarakat melalui perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan yang memihak kepentingan masyarakat.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 14 of 89
d) Peningkatan pengembangan dan kajian terbatas teknis dan metode pengujian,
diagnosa, penyidikan veteriner.
e) Peningkatan sistim informasi yang mudah dapat diakses melalui penyesuaian
dengan perkembangan teknologi informasi yang berjalan dan antisipasi teknologi
informasi yang akan datang, termasuk I-SIKHNAS, INFOLAB, IVM Online dan
Sistem Tracking.
2.1.5 Program Kerja dan Kegiatan
Sesuai dengan tugas dan fungsi BBVet Wates serta mengacu kepada RENSTRA maka
disusun program kerja dan kegiatan sebagai berikut :
5.a. Pengamatan dan Pengidentifikasian Diagnosa
a) Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan;
b) Pelaksanaan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian produk hewan;
c) Pelaksanaan surveillans penyakit hewan, dan produk hewan;
d) Pemeriksaan kesehatan hewan, semen, embrio, dan pelaksanaan diagnosa
penyakit hewan;
e) Pembuatan peta penyakit hewan regional;
f) Pelaksanaan analisa risiko penyakit hewan dan keamanan produk hewan di
regional;
g) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner.
5.b. Pengujian Veteriner dan Produk Hewan
a) Pelaksanaan pengujian dan pemberian laporan dan/atau sertifikasi hasil uji;
b) Pelaksanaan pengujian forensik veteriner;
c) Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pangan;
d) Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengamatan dan pengidentifikasian
diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan.
5.c. Pengembangan Teknik dan Metoda
a) Pelaksanaan kajian terbatas teknis veteriner;
b) Pengkajian batas maskimum residu obat hewan dan cemaran mikroba;
c) Pemberian pelayanan teknis penyidikan, pengujian veteriner dan produk hewan,
serta pengembangan teknik dan metoda penyidikan, diagnosa dan pengujian
veteriner;
d) Pelaksanaan pengembangan dan diseminasi teknik dan metoda penyidikan,
diagnosa dan pengujian veteriner.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 15 of 89
5.d. Peningkatan Partisipasi Masyarakat
a) Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerja sama,
serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;
b) Pelaksanaan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness);
c) Pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, pusat kesehatan hewan, dan
kesejahteraan hewan;
d) Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan diagnosa penyakit hewan
menular;
e) Pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian veteriner, serta
bimbingan teknis penanggulangan penyakit hewan;
f) Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner;
g) Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBVet.
Perumusan tujuan akan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang diperoleh dari
program dan kegiatan BBVet Wates. Berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal
dan eksternal, maka tujuan strategis BBVet Wates dirumuskan sebagai berikut :
Pertama Meningkatkan pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit
hewan melalui kegiatan surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan
dan pengujian serta pelaporan
Kedua Meningkatkan pelayanan dibidang pengujian veteriner dan produk hewan
Ketiga Meningkatkan kompetensi teknis sumber daya manusia yang tersedia untuk
melayani pemangku kepentingan dan tantangan era globalisasi.
Keempat Meningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness) melalui Sistem
Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS)
Tujuan pertama dan kedua merupakan tujuan utama (ultimate goals) yang merupakan latar
belakang dibentuknya BBVet Wates, sedangkan tujuan ketiga dan keempat merupakan
tujuan pendukung untuk mencapai tujuan utama.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 16 of 89
Tabel 3. Indikator Kinerja Utama BBVet Wates
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
1. Peningkatan Produksi Pakan Ternak 1. Surveillans dan pengujian keamanan Pakan/bahan pakan
2. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
1. Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis (PHMSZ), Viral, Bakterial, Parasit dan Gangguan Reproduksi
2. Pengujian dan Diagnosa Penyakit Hewan, serta Sertifikasi Hasil Uji
3. Penguatan Kelembagaan Otoritas Veteriner
4. Penguatan Sistem Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS)
5. Pengembangan dan diseminasi teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner
6. Penyusunan Peta Penyakit Hewan
3. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan berdaya saing
1. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH 2. Pencegahan Penularan Zoonosis 3. Penerapan Kesejahteraan Hewan
4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
1. Penerapan SAKIP 2. Kegiatan Kesekretariatan
2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
BBVet Wates mendukung Program Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yakni
pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat yang dituangkan dalam
Rencana Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 yang memuat empat (4) kegiatan utama yaitu:
(1) Peningkatan produksi pakan ternak; (2) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis; (3) Penjaminan produk hewan yang ASUH
dan berdaya saing; dan (4) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya yang
kemudian menjadi sasaran kinerja (output) yang tertuang dalam IKU dan PK. Penjabaran
dari 4 Kegiatan utama tersebut dapat dilihat pada tabel 4. Besarnya anggaran yang disajikan
dalam tabel tersebut merupakan anggaran ideal yang diajukan oleh Penanggung Jawab
Kegiatan sebelum dilakukan finalisasi perhitungan anggaran. Sehingga pada
pelaksanaannya masih memungkinkan dilakukan efisiensi sampai sebatas tertentu yang
tidak akan mempengaruhi terhadap target output.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 17 of 89
Tabel 4. Rencana Kinerja BBVet Wates Tahun 2015
Kode Uraian Kegiatan dan Sub Kegiatan
Vol Harga Satuan (Rp)
Anggaran (Rp)
1783 Pengujian Keamanan Pakana/ Bahan Pakan
Menjamin keamanan pakan/ bahan pakan yang beredar 900 Sampel 250,000,000 250,000,000
1784 Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan
A Penguatan pengujian dan penyidikan veteriner di UPT 1 Laporan 11,543,655,000 11,543,655,000
b
Peningkatan pelaksanaan kesehatan hewan di UPT Perbibitan
3,680 Sampel 1,753,841,000 1,753,841,000
C Pengadaan sarana dan prasarana pengujian 1 Paket 1,500,000,000 1,500,000,000
D Fasilitasi PNBP/BLU 1 Tahun
595,900,000 595,900,000
E Gedung, tanah dan bangunan 10 Unit
F Peningkatan Kompetensi SDM
1 Laporan 100,000,000 100,000,000
G Surveillance. Monitoring penyakit hewan
1 Laporan 4,674,574,000 4,674,574,000
H Penyidikan penyakit hewan dan wabah penyakit
1 Laporan 433,450,000 433,450,000
I Rapat koordinasi Penanggulangan PHMS
1 Laporan 100,000,000 100,000,000
1786 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
Penerapan Penjaminan Produk Hewan yang ASUH (unit usaha)
a. Surveilans Zoonosis pada produk hewan
1 Laporan 200,000,000 200,000,000
b. Monitoring dan surveillans cemaran mikroba
1,800 Sampel 500,000 900,000,000
c. Fasilitasi Peralatan Laboratorium
1 Paket 1,000,000,000 1,000,000,000
d. Parkir mobil 120 M2 416,000,000 50,000,000
e. Rapat koordinasi Kesmavet 1 Laporan 50,000,000 50,000,000
f. Operasional Lab. Kesmavet 1 Tahun 1,000,000,000 1,000,000,000
g. Penguatan pengujian produk hewan
1 Paket 350,000,000 350,000,000
h. Peningkatan Kompetensi SDM
1 Laporan 9,500,000 9,500,000
1787 Dukungan Manajemen dan dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan
011.A Penyusunan Program/Anggaran 1 Laporan 994,550,000 994,550,000
B Apresiasi Perencanaan Pembangunan (Pemantapan Pelaksanaan/Perencanaan Kegiatan)
1 Laporan 280,000,000 280,000,000
011.A Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pembangunan Peternakan dan Keswan
1 Laporan 192,000,000 192,000,000
021.A Penyusunan Laporan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
1 Laporan 60,000,000 60,000,000
012 Pelaporan SAK dan SIMAK BMN 1 Laporan 274,000,000 274,000,000
011 Koordinasi Kesekretariatan 1 Laporan 844,000,000 844,000,000
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 18 of 89
011.A Pengadaan Sarana dan Prasarana
1 Paket 1,864,752,000 1,864,752,000
B Kendaraan Bermotor (Bus) 1 Unit 900,000,000
C Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
1 Unit 15,000,000 15,000,000
D Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
4 Unit 25,000,000 25,000,000
E Perwatan Gedung/Bangunan 1 Laporan 263,500,000 263,500,000
F Gaji pegawai 1 Tahun 7,008,000,000 7,008,000,000
G Belanja Operasional 1 Laporan 10,643,850,000 10,643,850,000
H Koordinasi dan Bimbingan Teknis
1 Paket 343,000,000 343,000,000
I Pembinaan dan koordinasi 1 Laporan 665,000,000 665,000,000
J Penguatan kelembagaan 1 Laporan 603,000,000 603,000,000
K Pengelolaan Kegiatan PPID 1 Laporan 350,000,000 350,000,000
L Pengelolaan Kearsipan 1 Laporan 100,000,000 100,000,000
M USULAN PEMENUHAN SARANA DAN PRASARANA
A Keg. Pembangunan kontruksi:
a. Gedung pelayanan publik 100 M2 2,750,000 275,000,000
b. Renovasi gedung lab.zoonosis
50 M2
1,500,000 75,000,000
c. Pembangunan gedung arsip 100 M2 3,500,000 350,000,000
d. Sekat aula BBVet 34 M2 2,250,000 76,500,000
e. Doorlop lab. Biotek-Ruang Pool
20 M2
6,250,000 125,000,000
f. Renovasi ruang administrasi IKHP
50 M2
390,000,000 195,000,000
g.
Pengerasan jalan antar kandang di IKHP
150
M2
350,000 52,500,000
h.
Pelebaran ruang jatayu (Ruang minum dan makan di lab)
100
M2
800,000 80,000,000
i. Pengecatan Genteng 3,000 M2 66,600 199,800,000
j. Lapangan olahraga 648 M2 19,000 12,312,000
B. Pengadaan Bus antar jemput pegawai
1 Unit 900,000,000 900,000,000
N PENUGASAN TAMBAHAN DIRJEN
a. Pembinaan Kelompok VBC
b.
Pembinaan Laboratorium Type B dan C 1 Laporan
65,000,000 65,000,000
c.
Pembinaan Medik dan paramedik 1 Laporan
120,000,000 120,000,000
d. Pembinaan / Desain Biosecurity di BB/BPTU Perbibitan Ternak
1 Laporan 50,000,000 50,000,000
e. Pembinaan Puskeswan 1 Laporan 158,000,000 158,000,000
JUMLAH 51,770,684,000
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Penerapan standar
pelayanan 1. Terpenuhinya standar pelayanan prima
1. Dibuatnya petunjuk standar pelayanan teknis 2 paket
2. Pelatihan kompetensi tenaga teknis yang berkelanjutan
2. Adanya pelatihan tenaga teknis yang berkelanjutan
2. Adanya paket pelatihan untuk staf laboratorium dan staf administrasi
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 19 of 89
3. Pendayagunaan peran kelembagaan dan SDM
3. Berfungsinya peran kelembagaan dan SDM secara optimal
3. Sistem kelembagaan yang optimal dan didukung oleh peran SDM yang berkuwalitas
4. Ketersediaan sistem informasi data
4. Tersedianya sistem data base laboratorium
4. Tersedianya sistem informasi data yang akurat
5. Pelayanan kesehatan hewan BBVet Wates diarahkan ke wilayah padat ternak dan wilayah suber bibit ternak untuk mendukung program pemenuhan pangan asal ternak melalui industrialisasi dan agribisnis peternakan rakyat.
5. Peningkatan pemenuhan pelayanan kesehatan di wilayah padat ternak dan wilayah sumber bibit
5. Kesehatan ternak di wilayah sumber bibit dan wilayah padat ternek terpantau.
2.3. PERJANJIAN KINERJA (PK)
Perjanjian Kinerja (PK) merupakan wujud nyata komitmen antara penerima dalam hal ini
merupakan pimpinan instansi yang lebih rendah dan pemberi amanah yaitu pimpinan
instansi yang lebih tinggi untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan
kinerja aparatur Negara dalam bentuk lembar/dokumen berisi penugasan untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. PK menyajikan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi
yang seharusnya, tanpa mengesampingkan indikator lain yang relevan.
Tujuan penyusunan perjanjian kinerja antara lain adalah untuk: (1) Menciptakan tolok ukur
kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; (2) Sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar
pemberian penghargaan dan sanksi; (4) Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk
melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja pemberi
amanah; dan (5) Sebagai dasar penetapan sasaran kinerja pegawai.
BBVet Wates telah membuat PK tahun 2015 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan,
tugas dan fungsi yang ada merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir
tahun 2015. Perjanjian Kinerja BBVet Wates tahun 2015 disusun berdasarkan pada
Rencana Kinerja Tahun 2015. Adapun PK yang telah disepakati antara Kepala Balai dengan
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat dilihat dalam Gb 1.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 20 of 89
Gambar 1. Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 21 of 89
Secara ringkas, gambaran keterkaitan antara Renstra 2015-2019, RKT 2015, serta PK
tahun 2015 yang memuat tujuan, sasaran program/kegiatan, indikator kinerja dan target
yang ditentukan adalah sebagai berikut :
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 22 of 89
Tujuan 1. Meningkatkan pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit hewan
melalui kegiatan surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian serta
pelaporan
No. Sasaran Kegiatan/ Program Indikator Kinerja Target
1. Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan
31.600 sampel
Penyusunan Peta Penyakit Hewan
3 Peta
Tujuan 2. Meningkatkan pelayanan dibidang Pengujian Veteriner dan Produk Hewan
No. Sasaran Kegiatan/ Program
Indikator Kinerja Target
1. Peningkatan Produksi Pakan Ternak
Terlaksananya Surveilans Keamanan Pakan/Bahan Pakan
900 sampel
2. Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ
Pengembangan Metode Diagnosa dan Pengujian Penyakit Hewan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/ Kerbau
3 Metode
203.850 dosis
3. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba Surveilans Zoonosis Produk Hewan
1.800 sampel
100 sampel
Tujuan 3. Meningkatkan kompetensi teknis sumberdaya manusia yang tersedia untuk
melayani pemangku kepentingan dan tantangan era globalisasi
No. Sasaran Kegiatan/ Program Indikator Kinerja Target
1. Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ
Bimbingan Teknis Laboratorium Tipe B dan Tipe C Bimbingan Teknis Puskeswan
12 Unit
75 Unit
Tujuan 4. Meningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness) melalui Sistem
Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS)
No. Sasaran Kegiatan/ Program Indikator Kinerja Target
1. Dukungan Manajemen dan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
1 Dokumen
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 23 of 89
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran program/kegiatan tahun 2015 ditetapkan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring yang merujuk pada LAKIN
Kementerian Pertanian yaitu : 1) sangat berhasil (capaian >100%), 2) berhasil (capaian 80-
100%), 3) cukup berhasil (capaian 60-80%) dan 4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap
sasaran yang telah ditetapkan.
3.2. Pencapaian Sasaran Strategis BBVet Wates Tahun 2015
BBVet Wates pada tahun 2015 memiliki empat (4) sasaran strategis dengan 10 (sepuluh)
indikator kinerja. Pada tabel 4 disajikan capaian kinerja BBVet Wates beserta persentase
capaiannya. Capaian 4 (empat) sasaran strategis dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja
adalah 100% s.d. 168% (capaian rata-ratanya 128,83%). Apabila dibandingkan dengan
tahun 2014 (160,06%) terjadi penurunan sebesar 31,23%. Berdasarkan hasil pengukuran
terhadap 10 indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa penilaian sangat berhasil sebanyak
7 indikator dan kategori berhasil sebanyak 3 indikator
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja BBVet Wates Tahun 2015
1 Peningkatan Produksi Pakan Ternak Terlaksananya surveilans
keamanan pakan/ bahan
pakan
900 Sampel 1,106 122.89
Penyidikan dan pengujian
penyakit hewan
31.600
Sampel
48,453 153.33
Penyusunan peta penyakit
hewan di 3 Provinsi; yaitu
Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan DIY
3 Peta 3 Peta penyakit 100.00
Bimbingan Lab. Tipe B dan
Lab Tipe C sebanyak 12 unit
12 Unit 19 158.33
Bimbingan Teknis Puskeswan 75 Unit 126 168.00
Penanggulangan gangguan
reproduksi pada sapi/ Kerbau
203.850
Dosis
207,721 101.90
Monitoring dan Surveilans
residu dan cemaran mikroba
1.800
Sampel
2,679 148.83
Surveilans zoonosis produk
hewan
100 sampel 135 135.00
4 Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan
1 Dokumen 1 Dokumen 100.00
No Sasaran/ Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi %
2 Pengendalian dan Penanggulangan
Penyakit Hewan Menular Strategis
dan Penyakit Zoonosis
Pengembangan metode
diagnosa dan pengujian
penyakit Hewan : PCR Para
TB, PCR Trypanosoma
evansi , CATT Trypanosoma
3 Metode 3
Pengembangan
Metode
100.00
3 Penjaminan Produk Hewan yang
ASUH dan berdaya saing
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 24 of 89
3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015 3.3.1. Peningkatkan Produksi Pakan Ternak
Sasaran kinerja ini merupakan sasaran kinerja baru yang diamanahkan pada BBVet Wates
pada tahun 2015 sesuai dengan tugas dan fungsi BBVet Wates yang ke-12 yakni
Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pangan serta upaya untuk
mencapai tujuan kedua BBVet Wates yakni meningkatkan pelayanan dibidang pengujian
veteriner dan produk hewan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengawasi kualitas pakan ternak
yang banyak digunakan oleh peternak di Indonesia terhadap racun, agen penyakit, senyawa
kimia berbahaya, residu dan logam berat yang dapat membahayakan bagi ternak dan
konsumen produk ternak, sehingga diperoleh pakan yang baik dan aman yang dapat
mempercepat pertumbuhan berat badan, meningkatkan produksi dan reproduksi ternak,
serta mampu menekan kemungkinan terjadinya penyakit ternak. Hal tersebut sesuai dengan
Permentan Nomor: 65/ Permentan/ OT.140/ 9/ 2007 tanggal 28 September 2007 tentang
Pedoman Pengawasan Mutu Pakan. Peningkatan Produksi Pakan Ternak didukung oleh
Kegiatan Surveillans Keamanan Pakan dan Bahan Pakan. Capaian sasaran kegiatan ini
adalah 122,98% (sangat berhasil).
Tabel 6. Capaian Sasaran Peningkatan Produksi Pakan Ternak
No Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1 Peningkatan Produksi Pakan Ternak
Terlaksananya surveilans keamanan pakan/ bahan pakan
900 Sampel
1,106 122.89
Hasil uji racun Aflatoksin pada Pakan sebanyak 9,65% sampel diatas standart SNI (diatas
50 ppb), 54,77% sampel positif (kurang dari 50 ppb) dan 37,85 negatif Aflatoksin. Positif
Aflatoksin diperoleh dari 9 Kabupaten dari 18 Kabupaten yang disurvei yakni : Kabupaten
Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Tuban dan Kabupaten
Jombang. Iklim tropis di Indonesia menyebabkan tingginya kelembaban udara sehingga
dapat memicu tumbuhnya jamur penghasil Aflatoksin. Adanya Aflatoksin dalam pakan
hewan dapat menyebabkan keracunan, sehingga perlu adanya pengawasan dan
penyuluhan oleh dinas yang berwenang, terutama kaitannya dengan cara penyimpanan,
kondisi kelembaban tempat penyimpanan apabila pakan disimpan dalam waktu yang lama.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 25 of 89
Uji pakan terhadap cemaran Salmonella diperoleh hasil sebanyak 0,55% (2/363) positif
tercemar Salmonella. Hasil positif diperoleh dari 2 Kabupaten dari 18 lokasi survei yakni
Kab. Karanganyar dan Kab. Malang. Hasil positif Salmonella tersebut didapatkan dari
sampel pakan jadi pabrikan yang dijual di poultry shop secara eceran. Bakteri Salmonella
merupakan indikator keamanan pangan. Pakan yang mengandung Salmonella tidak
direkomendasikan untuk dikonsumsi karena Salmonella memiliki banyak serotipe yang
bersifat patogen dan dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi baik oleh hewan
maupun manusia.
Uji terhadap residu antibiotik Tetrasiklin didapat 9,52% (32/336) positif. Hasil positif
diperoleh dari 14 Kabupaten dari 18 Kabupaten target sampling. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian antibiotik khususnya Tetrasiklin sudah banyak dilakukan dan perlu
adanya kajian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Antibiotik yang dicampurkan di pakan
ternak akan menjadi residu di bahan pangan asal hewan yang akan menyebabkan efek
berupa resistensi antibiotik baik pada ternak yang mengkonsumsi maupun residu dalam
daging ternak sehingga akan membahayakan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya.
Oleh sebab itu, penggunaan antibiotik dalam pakan sebisa mungkin dihindari dan perlu
pengawasan secara rutin dari pihak berwenang.
Uji Meat Bone Meal (MBM) diperoleh hasil 0,92% (1/108) pakan mengandung MBM yang
didapatkan dari pabrik pakan skala kecil di Kabupaten Magelang. Penggunaan pakan
unggas untuk sapi biasanya ditujukan untuk mempercepat penggemukkan, namun hal ini
tidak diperbolehkan karena dapat beresiko menimbulkan penyakit sapi gila (Mad Cow/BSE)
dari kemungkinan adanya Prion Sapi Gila pada MBM yang terkandung dalam pakan
unggas.
Capaian sasaran kinerja terlaksananya surveilans keamanan pakan/bahan pakan telah
berhasil memetakan kasus keamanan pakan di 18 Kabupaten di wilayah kerja BBVet Wates,
sehingga memberi kontribusi dalam Peningkatan Produksi Pakan Ternak melalui pemberian
saran dan rekomendasi teknis tentang keamanan pakan bagi stakeholder baik peternak,
produsen, pengambil kebijakan ditingkat pemerintah daerah maupun pusat. Keberhasilan
dalam capaian target sampel juga didukung oleh pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan, koordinasi yang baik antara Tim Lapangan dengan Dinas yang
membidangi fungsi Peternakan khususnya Bidang Budidaya yang menyelenggarakan
Pengawasan Mutu Pakan Ternak, serta produsen/ distributor pakan/ poultry shop atau
pedagang pakan lainnya yang sangat kooperatif sehingga kegiatan sampling pakan/ bahan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 26 of 89
pakan dapat terlaksana secara optimal. Realisasi anggaran dari kegiatan ini mencapai
97,69% (244.215.500/250.000.000).
Kendala dalam kegiatan pengujian di laboratorium adalah ketersediaan kit uji yang terbatas
sehingga pengujian terlambat dilaksanakan. Adanya penawaran kit uji dalam jumlah banyak
namun dengan masa kadaluarsa yang pendek sehingga user (personil laboratorium) hanya
mengambil dalam jumlah sedikit namun hal ini tidak diikuti dengan kemampuan distributor
untuk memesankan kembali kit uji dengan masa kadaluarsa yang lebih lama sehingga
ketersediaan kit uji impor tersebut tidak akan terpenuhi dalam waktu yang singkat.
Beberapa faktor yang menjadi kendala kegiatan di lapangan antara lain :
1. Petugas dinas belum mempunyai akses ke perusahaan skala besar di beberapa
Kabupaten/Kota sehingga survei lebih banyak dilakukan di perusahaan pakan skala
kecil, poultry shop, KUD, pengumpul, pengecer, peternak pengguna pakan.
2. Petugas pengawas mutu pakan masih terbatas jumlah dan aktivitasnya sehingga
peredaran pakan kurang pengawasannya.
3. Dalam pengujian MBM hanya untuk memeriksa keberadaan MBM dalam campuran
pakan ruminan tetapi tidak langsung mendeteks keberadaan Prion karena BBVet
Wates belum mempunyai metoda untuk menguji/mendeteksi Prion yang terdapat
pada pakan dan bahan pakan.
3.3.2. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan
Penyakit Zoonosis
Tabel 7. Capaian Sasaran Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ
No Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi %
2 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
Penyidikan dan pengujian penyakit hewan
31.600 Sampel
48,453 153.33
Penyusunan peta penyakit hewan di 3 Provinsi; yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY
3 Peta 3 Peta penyakit 100.00
Pengembangan metode diagnosa dan pengujian penyakit Hewan : PCR Para TB, PCR Trypanosoma evansi, CATT Trypanosoma
3 Metode 3 Pengembangan Metode
100.00
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 27 of 89
Bimbingan Lab. Tipe B dan Lab Tipe C sebanyak 12 unit
12 Unit 19 158.33
Bimbingan Teknis Puskeswan
75 Unit 126 168.00
Penanggulangan gangguan reproduksi pada sapi/ Kerbau
203.850 Dosis
207,721 101.90
3.3.2.1. Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan
Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan merupakan kegiatan utama yang
melatarbelakangi berdirinya BBVet Wates. Hal ini menjadikan kinerja tersebut selain
menjadi tugas dan fungsi utama, juga menjadi indikator utama keberhasilan kinerja
BBVet Wates. Capaian sasaran kinerja kegiatan Tahun 2015 sebesar 153,33%
(48.453/31.600) (sangat berhasil). Jumlah sampel tersebut berasal dari 11 kegiatan
Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ BBVet Wates T.A. 2015 termasuk
didalamnya 24 sub-kegiatan Surveilans dan Monitoring. Tercapainya kinerja melebihi
target yang ditentukan, didukung oleh pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan jadwal
yang ketat, koordinasi yang baik antara Tim Lapangan dengan Dinas yang membidangi
fungsi Peternakan khususnya Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) serta merupakan
kegiatan reguler yang telah rutin dilaksanakan setiap tahun.
Peranan BBVet Wates dalam mendukung pencegahan dan pemberantasan Penyakit
Hewan Menular dapat ditunjukkan dengan hasil surveillance dan monitoring khususnya
penyakit BSE, Hog Cholera dan SE yang menunjukkan hasil negatif untuk BSE dan
prevalensi kejadian penyakit Hog Cholera dan SE yang rendah. Hasil survei penyakit
Rabies tahun 2015 negatif, menandakan bahwa BBVet Wates masih bisa
mempertahankan status bebas Rabies di wilayah kerja hingga sekarang. Meskipun
demikian, BBVet Wates tetap melaksanakan monitoring guna kewaspadaan dini
terhadap masuknya Rabies dari daerah lainnya yang belum bebas, seperti Jawa Barat
maupun Bali dan Rabies merupakan PHMSZ prioritas. Untuk penyakit Anthrax yang
pernah terjadi di Kabupaten Blitar pada tahun 2014, pada surveillance tahun 2015 tidak
ditemukan lagi hasil yang positif. Untuk penyakit parasiter terjadi penurunan kasus
antara lain: Nematodosis (5,13%), Fasciolosis (5,68%), Tripanosomiasis (1,73%),
Anaplasmosis (0,13%), Mikrofilariasis (0,71%), akan tetapi terjadi peningkatan 0,34%
untuk kasus Koksidiosis. Hasil survei seroepidemiologi terhadap IBR dan BVD
menunjukkan penurunan hasil uji positif antibodi namun hal ini belum dapat dipastikan
apakah penurunan tersebut mengindikasikan berkurangnya kejadian penyakit atau tidak,
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 28 of 89
karena tidak ada gejala klinis mengarah BVD maupun IBR di lapangan, sedangkan pada
kenyataannya tidak ada riwayat vaksinasi BVD dan IBR sebelumnya. Penurunan
seroprevalensi virus AI juga terjadi di tahun 2015 (2,75%) jika dibandingkan dengan
tahun 2013 (3,2%) dan tahun 2014 (5,4%). Untuk kegiatan tindak lanjut kasus penyakit
yang dilaporkan dari Peternak dan/atau Dinas terjadi penurunan kasus yang ditunjukkan
oleh lebih sedikitnya kegiatan tindak lanjut kasus Penyakit Hewan di Tahun 2015 (7
kasus penyakit), dibandingkan tahun 2014 (20 kasus penyakit/kematian hewan). Namun
demikian, hal tersebut belum dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan penurunan kasus
penyakit yang utama karena ada kemungkinan kejadian kasus penyakit masih ada yang
belum dilaporkan oleh Peternak dan/atau Dinas.
Selain beberapa kasus penyakit hewan diatas, penyakit bakterial seperti Salmonellosis,
Campylobacteriosis dan Brucellosis juga masih banyak terdeteksi di wilyah kerja BBVet
Wates pada tahun 2015. Hingga saat ini Kasus Brucellosis belum juga berkurang di
wilayah kerja BBVet Wates, terutama di daerah-daerah padat sapi perah, menunjukkan
bahwa pembebasan Brucellosis pada sapi perah belum dapat dilaksanakan secara
optimal. Hal tersebut antara lain dikarenakan kompensasi yang diberikan oleh
pemerintah jika Brucellosis terjadi pada peternakan rakyat dengan jumlah sapi yang
sedikit masih belum mencukupi. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut dan alokasi dana
kompensasi harus segera disesuaikan dengan road map pembebasan bertahap
Brucellosis oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan target Indonesia
bebas Brucellosis tahun 2025.
Keberhasilan BBVet Wates tahun 2015 juga ditunjukkan oleh tercapainya Pulau Madura
bebas Brucellosis sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
237/Kpts/PD.650/4/2015 tentang Pernyataan Pulau Madura Provinsi Jawa Timur Bebas
dari Penyakit Hewan Keluron Menular (Brucellosis) pada Sapi. Dalam hal ini, peran
BBVet Wates sebagai laboratorium uji terakreditasi, bertugas mendampingi Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur dalam hal melakukan surveilans
dan pengujian laboratorik terhadap Brucellosis secara intensif dan sistematik sejak tahun
2009 hingga 2014.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 29 of 89
Gambar 2. Piagam Penghargaan Pelaksanaan Surveillans Pembebasan
Brucellosis di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur.
Capaian kinerja tahun 2015 meskipun melebihi target akan tetapi secara keseluruhan
masih lebih rendah 31,77% dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014. Hal ini
disebabkan karena penghitungan kinerja tahun 2015 bersatu dengan Kegiatan
Penanggulangan Gangguan Reproduksi yang bersumber dari APBN-P dengan target
dan volume output yang sangat tinggi. Target Kegiatan Penanggulangan Gangrep yang
sangat tinggi tersebut memerlukan koordinasi yang sangat intensif dengan Dinas
Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan, sehingga membutuhkan pendampingan dan
koordinasi internal BBVet Wates dengan intensitas tinggi pula. Kegiatan ini melibatkan
69 Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi Kesehatan Hewan (Keswan) di
wilayah kerja BBVet Wates, sehingga SDM BBVet Wates harus dibagi dan diatur dalam
jadwal kegiatan pendampingan yang ketat yang melibatkan kegiatan Reguler dan APBN
-P tersebut.
Selama kurun waktu 2011 hingga 2015 terjadi perubahan yang fluktuatif dari capaian
target indikator kinerja Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan. Target yang terlalu
rendah ditahun 2011 menyebabkan capaian kinerja sangat tinggi sehingga disikapi
dengan penambahan target capaian pada tahun-tahun berikutnya. Tahun 2012 target
ditentukan dalam jumlah lebih banyak dibandingkan tahun 2013-2015, hal ini sesuai
dengan anggaran yang lebih tinggi dibanding tahun 2013-2015.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 30 of 89
Gambar 3. Capaian Kinerja Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan 2011 – 2015
Dari diagram tampak bahwa target capaian semakin meningkat sejak tahun 2012,
namun capaian kinerja semakin menurun dari tahun 2013 hingga tahun 2015.
Penurunan capaian kinerja tersebut disebabkan oleh adanya penghematan anggaran
namun dengan target capaian yang tidak berubah di tahun 2014 dan penambahan
kegiatan APBN-P di tahun 2015 dengan anggaran dan target capaian 3 kali lebih besar
dari tahun sebelumnya. Jumlah sub-kegiatan surveilans dan monitoring pendukung
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan juga semakin menurun sejak tahun 2013.
Tahun 2013 didukung oleh 33 Surveilans dan Monitoring PHMSZ, Tahun 2014 didukung
25 kegiatan dan tahun 2015 oleh 24 kegiatan.
3.3.2.2. Penyusunan Peta Penyakit Hewan
Target penyusunan Peta Penyakit dalam PK tahun 2015 adalah tersusunnya peta
penyakit di 3 Propinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI. Yogyakarta yang
merupakan wilayah kerja BBVet Wates. Capaian kinerja kegiatan ini 100% (berhasil)
seperti tahun sebelumnya, namun jumlah kabupaten/kota tempat Surveilans dan
Monitoring dilaksanakan, semakin meningkat. Pada tahun 2014 sebanyak 88,46%
kabupaten/kota, sedangkan tahun 2015 sebanyak 93,59% kabupaten/kota dari 78
kabupaten/kota di wilayah kerja BBVet Wates. Peta Penyakit disusun dari sampel yang
diuji di BBVet Wates baik berupa sampel pelayanan aktif yakni sampel yang diperoleh
dari kegiatan monitoring dan surveilans, serta sampel pelayanan pasif (kiriman dinas,
perorangan, maupun swasta). Peta penyakit BBVet Wates juga sudah dapat diakses di
website BBVet Wates, http://bbvetwates.ditjennak.pertanian.go.id/ sejak tahun 2015.
Untuk lebih meningkatkan kualitas maka dikembangkan aplikasi website yang dapat
menyajikan data kasus PHMS secara real time.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 31 of 89
Hasil rapat koordinasi persiapan penyusunan Keputusan Menteri Pertanian tentang
rencana Penetapan Status Situasi dan Peta Penyakit Hewan Menular Strategis pada
tanggal 2-4 September 2015 di Denpasar dan 20-21 November 2015 di Jakarta
membahas bahwa penyusunan peta penyakit yang akan datang hanya menyajikan
kasus PHMS serta hasil uji dengan diagnosa definitif yang telah melalui uji gold standar.
PHMS yang belum ada dan sudah ada di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 4026/Kpts/OT.140/4/2013 tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan
Menular Strategis berjumlah 25 PHMS.
3.3.2.3. Pengembangan Metode Diagnosa dan Pengujian Penyakit Hewan
Capaian kinerja Pengembangan Metode (PM) telah terlaksana 100% (berhasil). Ketiga
PM tersebut juga sudah diaplikasikan pada sampel uji baik dari hasil survei/monitoring
maupun yang dikirim ke BBVet Wates melalui pelayanan aktif. Capaian tersebut
didukung oleh peran aktif penanggung jawab program, personil laboratorium
Bioteknologi, laboratorium Bakteriologi dan laboratorium Parasitologi serta adanya
pengaturan jadwal yang tertib, disamping jadwal kegiatan Balai lainnya.
Capaian lainnya adalah telah dilaksanakannya Desiminasi Teknis Pengembangan
Metode Uji pada tanggal 12-13 November 2015 di BBVet Wates dengan mengundang
personil Laboratorium Tipe B Pamekasan, Laboratorium Tipe B Tuban, Laboratorium
Tipe B Malang, Laboratorium Tipe B Purwokerto, Laboratorium Tipe B Solo,
Laboratorium Tipe B Semarang, Laboratorium Tipe B (BDK) Bantul, Laboratorium
Keswan Tipe C Pati, Laboratorium Keswan Boyolali serta BBPTU&HPT Baturraden dan
BBIB Singosari sebagai UPT Perbibitan di wilayah kerja BBVet Wates. Materi PM yang
didesiminasikan adalah :
1. Teori dan Aplikasi Bioteknologi dalam Kesehatan Hewan
2. Desain dan Modifikasi Teknik Biomolekuler untuk Deteksi Virus AI terkini
3. Deteksi Molekuler Agen Penyakit Paratuberkulosis
4. Identifikasi Trypanosoma sp. dengan Teknik PCR
5. Deteksi Antibodi Trypanosoma evansi pada serum dengan komersial KIT
CATT (Card Aglutination Test)
6. Uji RT-PCR AI subtype H5 Clade 2.3.2
7. Deteksi Cemaran Salmonella sp. Dalam Produk Peternakan dengan Teknik
PCR konvensional, dan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 32 of 89
8. Deteksi dan Identifikasi Agen Penyakit Anthrax dari Kejadian Wabah di
Lapangan.
Kegiatan ini dapat terlaksana pada tahun 2015 meskipun kegiatan PM telah ada sejak
tahun 2013. Dengan alokasi anggaran yang ada, kegiatan desiminasi baru dapat
dilakukan utuk pengujian lingkup Kesehatan Hewan (Keswan) dan belum mengakomodir
pengujian lingkup Kesmavet karena jumlah peserta harus dibatasi sesuai dengan
ketersediaan anggaran.
Gambar 4. Pertemuan Diseminasi Pengembangan Metode Uji Laboratorium BBVet
Wates Tahun 2015
Pada tahun 2014 terjadi kendala dan permasalahan yakni keterlambatan pengadaan alat
dan bahan uji, serta kontrol standar yang harus didatangkan dari luar negeri. Untuk
mengatasi masalah suplai bahan tersebut, disiasati dengan pemesanan alat dan bahan
lebih awal. Kendala lainnya yakni pelaksanaan validasi dan verifikasi metode uji melalui
uji banding dengan pengiriman sampel ke laboratorium rujukan di luar negeri,
menghadapi hambatan dalam masalah perijinan dan pengiriman material biologik. Dari
pengalaman tahun 2014 dilakukan perbaikan sehingga untuk tahun 2015 alat dan bahan
uji yang digunakan dalam pengembangan metode tersedia tepat waktu dan PM dapat
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan.
Berdasarkan rekomendasi hasil Audit Kinerja Tim Inspektorat Jenderal Kementerian
Pertanian, bahwa pengadaan bahan pengujian BBVet Wates harus dilaksanakan secara
lelang. Setelah dilakukan kajian terhadap kemungkinan pelaksanaan lelang untuk
pengadaan bahan pengujian ternyata cara lelang tidak memungkinkan untuk
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 33 of 89
dilaksanakan karena masa kadaluarsa bahan pengujian tersebut pada umumnya sangat
pendek sehingga pengadaan tidak dapat dilakukan sekaligus akan tetapi secara
bertahap dalam satu tahun dan harus mengikuti nilai kurs dolar yang dapat berubah
sepanjang tahun. Selain itu terjadi permasalahan pada kesanggupan supplier yang
bergerak dalam bidang bahan laboratorium untuk memenuhi seluruh berbagai jenis
bahan laboratorium yang keagenannya telah dipegang oleh supplier lainnya mengingat
pada saat lelang diperlukan surat dukungan agen.
3.3.2.4. Bimbingan Teknis Laboratorium Tipe B dan Tipe C
Capaian kinerja kegiatan Bimtek Laboratorium BBVet Wates Tahun 2015 adalah
158,33% (19/12) (sangat berhasil). Bimtek laboratorium telah dilakukan di 6
laboratorium Tipe B dan 13 laboratorium Tipe C di wilayah kerja. Capaian ini meningkat
31,06% dibanding capaian kinerja tahun 2014 (14/11). Capaian kinerja bimtek
laboratorium tipe B dan laboratorium tipe C di wilayah kerja BBVet Wates dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Capaian Kinerja Bimtek Laboratorium di Wilayah Kerja T.A. 2015 :
No. Nama Laboratorium Materi Bimbingan teknis
1. Lab. Tipe B Boyolali, Jawa Tengah (16 April 2015)
Bimbingan Teknis berupa : tata cara pembiakan dan Identifikasi kuman standar Escherichia coli dan Salmonella sp.
2. Lab. Tipe B Semarang, Jawa Tengah (11 – 14 Mei 2015)
Bimbingan teknis berupa : - Uji serologi metode HA/HI pada itik dan
Pullorum test - Uji Bakteriologi berupa RBT, pewarnaan
giemsa untuk uji anthrax dan kultur anthrax
3. Lab. Tipe B Yogyakarta (11 – 15 Mei 2015)
Bimbingan teknis berupa : - Uji HI Avian Influenza dan New Castle
Disease - Aglutinasi cepat RBT - Aglutinasi cepat Pullorum - TPC
4.
Lab. Tipe B Tuban, Jawa Timur (08 – 12 November 2015)
Bimbingan Teknis berupa :
- Uji HA/HI - Uji Rose Bengal Test (RBT) Brucella - Pemeriksaan parasit darah yang meliputi
Trypanosoma, Theileria, Babesia dan Anaplasma
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 34 of 89
5. Lab. Tipe B Malang, Jawa Timur (08 – 12 November 2015)
Bimbingan Teknis berupa : - Uji HA/HI - Uji Rose Bengal Test (RBT) Brucella - Pemeriksaan parasit darah yang meliputi
Trypanosoma, Theileria, Babesia dan Anaplasma
6. Lab. Tipe B. Pamekasan Jawa Timur (08 – 12 November 2015)
Bimbingan Teknis berupa : - Uji HA/HI - Uji Rose Bengal Test (RBT) Brucella - Pemeriksaan parasit darah yang meliputi
Trypanosoma, Theileria, Babesia dan Anaplasma
7. Lab. Tipe C Dinas Kab. Trenggalek Jawa Timur (23 – 27 Maret 2015)
Bimbingan Teknis berupa: - Pemeriksaan parasit gastrointestinal - Pemeriksaan parasit darah - Pengujian RBT Brucella - Sosialisasi ISO/IEC SNI 17025:2008
8 Lab. Tipe C Dinas Kab. Karanganyar Jawa Tengah (23 – 27 Maret 2015)
Bimbingan Teknis berupa: - Pemeriksaan parasit gastrointestinal - Pemeriksaan parasit darah - Pengujian RBT Brucella - Sosialisasi ISO/IEC SNI 17025:2008
9. Lab. Tipe C Dinas Kab. Wonogiri Jawa Tengah (31 Maret – 02 April 2015)
Bimbingan Teknis berupa: - Uji HA/HI AI dan ND - Uji durantee pada daging ayam - Uji formalin pada daging ayam
10. Lab. Tipe C Dinas Kab. Gresik Jawa Timur (7 – 9 April 2015)
Bimbingan teknis berupa pelatihan petugas surveilans pasar dan profiling pasar
11. Lab. Tipe C Dinas Kota Malang Jawa Timur (7-9 April 2015)
Bimbingan teknis berupa pelatihan petugas surveilans pasar dan profiling pasar
12. Lab. Tipe C Dinas Kota Blitar Jawa Timur (7 – 9 April 2015)
Bimbingan teknis berupa pelatihan petugas surveilans pasar dan profiling pasar
13. Lab. Tipe C Dinas Kota Yogyakarta (7 – 9 April 2015)
Bimbingan teknis berupa pelatihan petugas surveilans pasar dan profiling pasar
14. Lab. Tipe C Dinas Kab. Banyumas (7 – 9 April 2015)
Bimbingan teknis berupa pelatihan petugas surveilans pasar dan profiling pasar
15. Lab. Tipe C Dinas Kota Pekalongan (7 – 9 April 2015)
Bimbingan teknis berupa pelatihan petugas surveilans pasar dan profiling pasar
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 35 of 89
16. Lab. Tipe C Dinas Kota Semarang (7 – 9 April 2015)
Bimbingan teknis berupa pelatihan petugas surveilans pasar dan profiling pasar
17. Lab. Tipe C Dinas Kab. Pati (7 – 9 April 2015)
Bimbingan teknis berupa pelatihan petugas surveilans pasar dan profiling pasar
18. Lab. Tipe C Kab. Batang Jawa Tengah (13 – 17 April 2015)
Bimbingan Teknis berupa : - Pemeriksaan parasit gastrointestinal - Pemeriksaan parasit darah
19. Lab. Tipe C Kab. Kendal Jawa Tengah (13 – 17 April 2015)
Bimbingan Teknis berupa : - Pemeriksaan parasit gastrointestinal - Pemeriksaan parasit darah
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
629/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2005 selanjutnya disempurnakan
dengan Permentan nomor 54/Permentan/OT.140/5/2013 BBVet Wates memiliki 5
tambahan tusi dari 17 menjadi 22, diantaranya adalah fungsi pemberian bimbingan
teknis laboratorium veteriner, pusat kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan.
Penentuan target capaian sasaran kinerja tusi tersebut baru dilaksanakan tahun 2013,
namun demikian, BBVet Wates sudah melaksanakan beberapa kegiatan berupa
bimbingan teknis pada Medik dan Paramedik maupun petugas Dinas yang membidangi
fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan kaitannya dengan teknis lapangan
pengambilan sampel maupun teknis pengambilan, pengemasan dan pengujian sampel
di laboratorium setiap tahunnya. Perbandingan target dan realisasi jumlah laboratorium
baik tipe B maupun tipe C dalam kegiatan bimtek laboratorium di wilayah kerja BBVet
Wates disajikan dalam Gb. 5.
Gambar 5. Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Laboratorium pada Bimtek
Laboratorium
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 36 of 89
Kegiatan bimtek laboratorium tahun 2015 tidak diperoleh kendala apapun sehingga
capaian kegiatan ini dapat melebihi target yang ditentukan. Keberhasilan capaian
kinerja ini ditunjukkan oleh feedback positif dari laboratorium tipe B yang telah
mengajukan Akreditasi ISO 17025:2008 seperti Laboratorium Tipe B Purwokerto,
Laboratorium Tipe B Semarang menyusul Laboratorium Tipe B Surakarta Jawa Tengah
dan Laboratorium Tipe B Malang Jawa Timur. Hasil kegiatan bimtek oleh BBVet Wates
disikapi dengan pengembangan pengujian di beberapa laboratorium tipe C yang dimiliki
Dinas maupun pembangunan laboratorium tipe C baru pada wilayah Dinas yang belum
memiliki unit laboratorium kesehatan hewan/kesehatan masyarakat veteriner tersendiri.
Selain bimtek yang dilaksanakan oleh BBVet Wates di lokasi Laboratorium Tipe B dan
C personil laboratorium tipe B dan tipe C juga melaksanakan magang di BBVet Wates
guna belajar, berbagi ilmu serta praktik laboratorium secara langsung.
3.3.2.5. Bimbingan Teknis Puskeswan
Kegiatan bimtek Puskeswan tahun 2015 tercapai 168% (126/75) (sangat berhasil).
Capaian kinerja tersebut lebih rendah dari tahun 2014 yakni 320% (80/25). Hal ini
disebabkan oleh target yang ditentukan lebih tinggi, sedangkan realisasi tidak terlalu
jauh berbeda. Namun demikian, capaian kinerja masih dapat memenuhi target yang
ditentpukan.
Bimtek Puskeswan Tahun 2015 dilakukan dalam bentuk kegiatan pertemuan sosialisasi,
serta praktik teknis secara langsung di Puskeswan. Pertemuan sosialisasi yang
diselenggarakan dalam rangka pengembangan potensi petugas puskeswan juga
sekaligus bertujuan untuk koordinasi dengan petugas puskeswan di wilayah kerja terkait
dengan program APBN-P Gangrep yang akan dilimpahkan pada Dinas Kabupaten/ Kota
yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di wilayah kerja BBVet
Wates. Pemberian materi bimbingan teknis puskeswan baik secara teori-presentasi
maupun komunikasi dua arah dan tanya-jawab secara langsung terkait dengan :
- Peranan Kelembagaan Puskeswan dalam Surveilans dan Pengendalian PHMS
serta Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/ Kerbau.
- Kasus Gangguan Reproduksi pada Sapi Potong dan Sapi Perah di Lapangan
dan Proses Penanganannya.
- Strategi Penanganan Gangguan Reproduksi pada Sapi.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 37 of 89
- Permasalahan Kawin berulang pada sapi : Faktor penyebab dan
penanganannya.
- Kasus Gangguan Reproduksi pada Sapi di Puskeswan dan Penanganannya.
- Pemeriksaan, Penanganan Gangrep dan Diagnosa Kebuntingan pada Sapi
Potong dan Sapi Perah.
- Rancangan JUKNIS Program Gangguan Reproduksi BBVet Wates 2015.
Pelaksanaan Bimtek pada Unit Puskeswan di wilayah kerja tidak mengalami kendala
sehingga dapat tercapai melebihi target serta didukung oleh adanya 245 puskeswan
yang tersebar diseluruh wilayah kerja BBVet Wates yang terdiri dari 75 Puskeswan di
Provinsi Jawa Tengah, 145 Puskeswan di Provinsi Jawa Timur dan 25 di DI. Yogyakarta.
Kegiatan Bimtek secara langsung melalui kunjungan pada Puskeswan di wilayah kerja
juga dilakukan bersamaan dengan kegiatan Surveilans/Monitoring PHMS BBVet Wates.
Praktik langsung dalam rangka Bimtek Puskeswan berupa bimtek pengambilan sampel
baik dari ternak maupun sampel lingkungan disekitar kandang ternak, tata cara
pengambilan sampel dan pengemasan, penyimpanan sampel hingga dibawa ke
laboratorium serta penguatan potensi Puskeswan dalam hal ini berupa sosialisasi
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/9/2007 tentang Pedoman
Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan.
Keberhasilan bimtek Puskeswan yang dilakukan setiap tahunnya, memberikan kontribusi
yang sangat baik di tahun 2015 dengan adanya dukungan terhadap kegiatan
Penanggulangan Gangrep hingga target capaian akseptor tercapai melebihi target yang
ditentukan. Koordinasi yang baik oleh BBVet Wates dengan Dinas Kabupaten/Kota di
wilayah kerja memperlancar kegiatan dan informasi yang ada sehingga dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, BBVet Wates berhasil mencapai tujuan strategis ke-3.
3.3.2.6. Penanggulangan Gangguan Reproduksi (GANGREP) pada Sapi/Kerbau
Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau merupakan
kegiatan baru yang menggunakan anggaran APBN-P. Anggaran dan target Kegiatan ini
baru disosialisasikan dari revisi DIPA yang diterima oleh BBVet Wates pada tanggal 9
Maret 2015. Target keseluruhan yang telah ditentukan sebanyak 203.850 dosis
pengobatan yang diberikan pada Sapi/Kerbau yang terindikasi mengalami Gangguan
Reproduksi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu: persiapan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Pada tahap persiapan dilakukan penyusunan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan, Pembentukan Tim Pelaksana dan Pendataan Tenaga
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 38 of 89
Operator Lapangan. Sedangkan tahapan pelaksanaan meliputi Sosialisasi Kegiatan,
Pengadaan Logistik, Pemetaan Target Akseptor, Distribusi Logistik, Pelaksanaan
Pemeriksaan dan Pengobatan serta Pemeriksaan Hasil Pengobatan. Tahap evaluasi
dan pelaporan dilakukan baik secara teknis maupun administratif termasuk didalamnya
pelaksanaan kegiatan monitoring yang dilakukan sejak awal sampai akhir kegiatan.
Adapun capaian kinerja kegiatan Penanggulangan Gangrep tahun 2015 adalah 101,90%
(207.721/203.850 dosis per akseptor) (sangat berhasil) sebagaimana ditunjukkan pada
tabel 9.
Tabel 9. Capaian Kinerja Kegiatan Penanggulangan Gangrep Tahun 2015
No Provinsi Target
Akseptor
Jumlah Akseptor Diobati
Jumlah Dipantau
Sembuh Tidak
Sembuh Terapi Lanjut
Keluar Program*
IB/KA
1 JATIM 134.100 137.441 135.647 104.329 31.318 31.809 1.794 73.500
2 JATENG 61.500 61.999 60.376 45.231 14.142 14.241 1.715 28.996
3 DIY 8.250 8.281 7.849 4.068 3.781 3.738 432 3.168
JUMLAH (ekor) 203.850 207.721 203.872 153.628 49.241 49.788 3.941 105.664
PROSENTASE (%) 101,899 100,01 75,42 24,17 24,44 1,93 51,87
* Keluar program: dijual, mati, majir
Keberhasilan capaian sasaran strategis kegiatan ini ditunjukkan oleh jumlah akseptor
sembuh sebanyak 75,42%. Namun waktu yang singkat menyebabkan tidak dapat
dipantaunya tingkat keberhasilan pengobatan tahap kedua (terapi lanjut) pada sapi yang
belum sembuh dan diterapi ulang karena akan melewati akhir tahun anggaran.
Demikian pula dari sapi akseptor yang sembuh diobati sebanyak 153.628 ekor telah
dilakukan Inseminasi Buatan (IB)/Kawin Alam inisiatif Dinas dan/atau Peternak sebanyak
105.664 ekor akan tetapi pemantauan hasil IB/Kawin Alam belum dapat dilakukan.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 39 of 89
Gambar 6. Kegiatan Penangggulangan Gangrep Pada Sapi BBVet Wates TA. 2015
Tahapan dan Kegiatan dalam Penanggulangan Gangguan Reproduksi:
1. Pembuatan Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Gangguan
Reproduksi Pada Sapi dan/atau Kerbau di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner
Wates Yogyakarta disusun sebagai tindak lanjut dari Pedoman Teknis
Percepatan Peningkatan Populasi melalui Gertak/Sinkronisasi Berahi dan
Optimalisasi Inseminasi Buatan (GBIB) serta Penanggulangan Gangguan
Reproduksi pada Ternak Sapi/ atau Kerbau APBN-P tahun 2015 yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
373/Kpts/HK.030/F/04/2015. Dalam menyusun Petunjuk Teknis tersebut Tim
Penanggulangan Gangguan Reproduksi Balai Besar Veteriner Wates
mendasarkan kepada Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pertanian cq Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan serta
mempertimbangkan masukan dan usulan dari Dinas yang Membidangi Fungsi
Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Perguruan Tinggi. Petunjuk Teknis
tersebut sekaligus sebagai Petunjuk Pelaksanaan dalam Kegiatan
Penanggulangan Gangguan Reproduksi di wilayah kerja BBVet Wates dan
telah ditetapkan oleh Kepala Balai Besar Veteriner Wates dengan Surat
Keputusan Nomor: 03018/Kpts/OT.050/F5.D/06/2015 Petunjuk Teknis
tersebut kemudian disampaikan dan disosialisasikan ke seluruh Dinas yang
Membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dan
Kabupaten yang terdapat alokasi target akseptor kegiatan penanggulangan
gangguan reproduksi.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 40 of 89
2. Sosialisasi Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi dan
Pelatihan/Kursus Refresher Tenaga Operator Lapangan
Sosialisasi kegiatan Penanggulangan Gangrep dilaksanakan melalui beberapa
tahapan, tahapan pertama sosialisasi melalui kegiatan Rapat Kordinasi
Keswan, Kesmavet yang diselenggarakan oleh Balai Besar Veteriner Wates,
sosialisasi khusus kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi dan juga
melakukan sosialisasi dengan mendatangi kabupaten/kota pelaksana kegiatan
secara langsung. Pelatihan/Kursus Refresher Penanggulangan Gangguan
Reproduksi bertujuan untuk menyrgarkan kembali pengetahuan dan
keterampilan Petugas/Operator tentang cara mendiagnosa dan mengobati
gangguan reproduksi pada ternak melalui kegiatan sosialisasi dan diskusi
dalam ruangan serta praktik langsung di lapangan dengan didampingi para
narasumber. Pelatihan/kursus refresher dilakukan sebanyak dua kali bekerja
sama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan Songgoriti Batu yaitu untuk
tahap pertama peserta berasal dari Provinsi Jawa Timur serta tahap kedua
peserta dari DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
3. Pendampingan Akademisi/ Perguruan Tinggi
Sesuai dengan Pedoman Teknis bahwa Program Gerakan Penyerentakan
Berahi dan Inseminasi Buatan (GBIB) serta Penanggulangan Gangguan
Reproduksi pelaksanaannya didampingi oleh Akademisi dari Perguruan Tinggi
sebagai Narasumber Ahli yang akan membantu dalam menyusun strategi dan
menentukan diagnosa serta tindakan pengobatan terutama pada kasus
Gangguan Reproduksi yang sulit untuk didiagnosa dan ditangani. Akademisi
Perguruan Tinggi juga membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pelatihan/kursus refresher sebagai Narasumber baik teori maupun praktik.
BBVet Wates memperoleh pendampingan Akademisi Perguruan Tinggi dari
Universitas Gadjah Mada dan Universitas Airlangga. Penjadwalan kegiatan
pendampingan diatur bersama antara Balai Besar Veteriner Wates, Dinas
Peternakan sebagai Koordinator Kegiatan Penanggulangan Gangguan
Reproduksi serta Perguruan Tinggi. Anggaran kegiatan pendampingan
Perguruan Tinggi dalam Program GBIB dan Penanggulangan Gangrep T. A.
2015 dialokasikan langsung dari anggaran Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan.
Selain pendampingan oleh Perguruan Tinggi, kegiatan Penanggulangan
Gangrep di BBVet Wates juga dibantu Tenaga Harian Lepas (THL) dokter
hewan muda (medik veteriner fresh graduate) dari FKH UGM yang terpilih dan
berprestasi baik teori maupun praktek dalam bidang reproduksi sehingga di
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 41 of 89
beberapa kabupaten/kota yang memiliki dokter hewan terbatas dapat
mencapai target akseptor dengan dibantu Tenaga Harian Lepas (THL) medik
veteriner tersebut.
4. Pendampingan dari Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian
Dalam rangka menjamin tertibnya pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan
Gangguan Reproduksi dan sesuai dengan yang tercantum di dalam Pedoman
Teknis maka Tim Inspektorat Jenderal membantu memberikan
pendampingan. Kegiatan pendampingan dilaksanakan baik dengan
memberikan arahan dan masukan kepada Tim Pelaksana maupun dengan
melakukan audit dan kunjungan lapangan. Hasil kegiatan pendampingan
dilaporkan kepada Penanggung Jawab Kegiatan dan kepada Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
5. Pengadaan dan Distribusi Logistik
Pengadaan logistik berupa sarana dan prasarana pendukung kegiatan
operasional penanggulangan gangguan reproduksi dan obat-obatan dilakukan
baik secara lelang maupun penunjukan langsung sesuai dengan Peraturan
Perundangan Pengadaan Barang dan Jasa. Logistik hasil pengadaan
kemudian didistribusikan ke seluruh kabupaten yang mendapatkan alokasi
kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi sesuai dengan jumlah target
akseptor yang telah ditentukan. Distribusi logiatik dilengkapi dengan Berita
Acara Serah Terima Barang antara Pengelola Barang BBVet Wates dengan
Petugas Penerima Barang dari Dinas. Mengingat besarnya volume barang
dan obat-obatan yang harus didistribusikan maka distribusi dilakukan secara
bertahap disesuaikan dengan jarak lokasi wilayah Kabupaten dari BBVet
Wates.
6. Penentuan Target Alokasi Penanggulangan Gangguan Reproduksi
Target alokasi Gangrep di wilayah kerja BBVet Wates ditentukan berdasarkan
data jumlah populasi ternak yang ada di 34 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Timur, 34 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, dan 4 Kabupaten di DIY.
Target capaian tersebut setelah dihitung kemudian disosialisasikan kepada
dinas terkait dalam acara Sosialisasi dan Rakor Penanggulangan Gangrep
sehingga dinas dapat menyetujui atau menyampaikan revisi jika jumlah target
yang ditetapkan kurang sesuai dengan kondisi lapangan yang ada pada
kabupaten/kota bersangkutan.
7. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan meliputi tahap survei akseptor, pemeriksaan/diagnosa dan
pengobatan serta pemantauan hasil pengobatan. Pelaksanaan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 42 of 89
pemeriksaan/diagnose dan pengobatan dilakukan oleh Tim yang dibentuk dari
unsur tenaga kesehatan hewan (medik, paramedik), inseminator, rekorder dan
PKB yang ada di Dinas. Tenaga Dokter Hewan Medik Veteriner dalam Tim
bertanggung jawab terhadap diagnosa dan tindakan penngobatan serta
penentuan status sembuh pada pemantauan hasil pengobatan. Setiap sapi
akseptor yang dilakukan tindakan pemeriksaan dan pengobatan diberi tanda
nomor (neck-tag) dan dicatat. Data akan digunakan untuk pemantauan hasil
pengobatan dan sebagai bukti pelaksanaan tugas dari tenaga lapangan untuk
pencairan anggaran operasional. Dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
termasuk pemeriksaan dan pengobatan semua fasilitas bahan dan obat-
obatan yang digunakan dibuat catatan sebagai bukti penggunaan bahan dan
obat. Peternak sebagai penerima manfaat kegiatan dan Petugas Lapangan
serta Pendamping dari Desa, Kecamatan dan Dinas menandatangani form
catatan pelaksanaan kegiatan sebagai bukti telah dilaksanakan kegiatan
pemeriksaan dan pengobatan.
8. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Kegiatan Penanggulangan Gangguan
Reproduksi
Dalam pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Gangrep dilakukan monitoring
dan evaluasi dengan menggunakan data catatan hasil pelaksanaan kegiatan
dan dikonfirmasi melalui peninjauan langsung di lapangan. Hasil akhir
Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi dipertanggung jawabkan
melalui laporan yang disusun meliputi seluruh aspek dari perencanaan sampai
pelaksanaan dan pelaporan termasuk pelaporan teknis dan administrasi serta
keuangan. Dalam penyusunan laporan akhir juga dilakukan konfirmasi dan
verifikasi data serta laporan dari Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kabupaten dan Provinsi. Untuk melengkapi substansi
teknis dalam laporan akhir maka Perguruan Tinggi Pendamping diikutsertakan
dalam penyusunan laporan akhir.
Kendala dalam pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi:
Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi di wilayah kerja BBVet Wates dapat
berjalan dan memberikan capaian hasil yang baik. Meskipun demikian banyak
hambatan dan permasalahan yang dihadapi baik diawal pelaksanaan kegiatan sampai
dengan akhir tahun anggaran. Berikut adalah beberapa permasalahan yang dihadapi:
1. Waktu yang mendesak disertai dengan target yang tinggi menyebabkan beberapa
Dinas dan Pelaksana harus bekerja lebih berat terutama untuk menjaga tertibnya
administrasi yang memerlukan proses konfirmasi dan verifikasi data.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 43 of 89
2. Adanya perbedaan situasi dan kondisi real di lapangan dibandingkan dengan data-
data dan informasi serta pengalaman yang dimiliki oleh Petugas Dinas menyebabkan
perlunya perubahan baik strategi maupun teknis pelaksanaan yang semula telah
direncanakan disesuaikan terhadap kondisi yang ada. Hal tersebut memerlukan
waktu untuk proses kajian dan revisi terhadap rencana yang telah disusun terutama
terkait dengan administrasi dan keuangan.
3. Pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan yang membutuhkan banyak persyaratan
dan ditangani oleh SDM yang terbatas di masing-masing Kabupaten/Kota pelaksana,
disamping harus melaksanakan kegiatan APBD I dan APBD II serta APBN yang
diserahkan dari provinsi masing-masing sehingga Dinas harus membagi waktu dan
personil baik untuk pelaksanaan Kegiatan Daerah maupun untuk Kegiatan
Penanggulangan Gangguan Reproduksi.
4. Kurangnya SDM dinas pelaksana kegiatan terutama dokter hewan sebagai
koordinator Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi menyebabkan
lamanya proses kegiatan di lapangan terutama daerah yang memiliki jumlah ternak
yang banyak.
5. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi yang direncanakan dilakukan
secara pengelompokan ternak, namun pada kenyataanya harus dilakukan dari
rumah ke rumah sejak dari tahap seleksi, pengobatan, hingga pemantauan
kesehatan akseptor karena situasi dan kondisi geografis serta tradisi peternak yang
tidak memungkinkan untuk pengelompokan ternak.
6. Kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan data acuan yang digunakan juga
menjadi kendala dalam pemenuhan target akseptor, misalnya dari data populasi
yang digunakan, Kabupaten Kudus mendapat alokasi target akseptor sebanyak 400
ekor yang kemudian dirubah menjadi 100 ekor, sedangkan realisasi target hanya 65
ekor disebabkan karena lebih banyaknya sapi jantan dibandingkan sapi betina yang
ada dilapangan.
7. Pengadaan alat dan bahan serta barang logistik lainnya dilakukan secara lelang
bersamaan dengan kegiatan Balai lainnya, sehingga proses lelang terganggu karena
ketersediaan barang yang dimiliki oleh rekanan yang juga mengikuti lelang di Balai
lain pada saat bersamaan, seperti misalnya pengadaan hormon dan beberapa obat
lainnya.
8. Distribusi logistik dalam jumlah besar ke 72 Dinas Kabupaten/Kota pelaksana
kegiatan, kecamatan, sampai dengan ke lapangan, membutuhkan proses, tenaga,
biaya, serta transportasi baik kendaraan untuk teknis di lapangan maupun kendaraan
besar (truk) untuk distribusi logistik yang sebelumnya belum dimasukkan dalam
struktur anggaran belanja.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 44 of 89
9. Permasalahan dalam pengelolaan distribusi logistik dan pengelolaan keuangan tidak
dapat difasilitasi dengan pembantu bendahara dan pembantu pengelola barang di
Dinas Kabupaten/Kota, sehingga kegiatan pengelolaan seluruhnya harus terpusat di
BBVet Wates menyebabkan terhambatnya laju proses pelaksanaan kegiatan.
10. Pencairan anggaran operasional terlambat disampaikan karena Dinas pelaksana
kegiatan harus mengumpulkan data serta melakukan verifikasi dari tim lapangan
sebelum diserahkan ke BBVet Wates.
11. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi tidak dapat dilakukan bersamaan
dengan GBIB karena pelaksanaan GBIB sudah lebih dulu dimulai dan memiliki target
wilayah yang berbeda dengan wilayah yang menjadi target Kegiatan
Penanggulangan Gangguan Reproduksi BBVet Wates.
12. Beberapa akseptor yang telah diobati, ada yang sudah dijual oleh pemiliknya dan
keberadaan ternak tidak dapat dilacak kembali, sehingga pemantauan tidak dapat
dilakukan dan ternak tidak dapat diketahui apakah sudah sembuh/menunjukkan
gejala birahi/mau kawin atau tidak.
13. Waktu pelaksanaan kegiatan GBIB dan Penanggulangan Gangguan Reproduksi
hampir bersamaan sehingga hasil pemantauan Kegiatan Penanggulangan Gangrep
yang harusnya diserahkan ke kegiatan GBIB belum dapat diserahkan demikian pula
akseptor dari GBIB belum dapat diserahkan kepada kegiatan Gangrep.
Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan BBVet Wates Tahun 2011 – 2015
Dalam rangka mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan
dari suatu organisasi/instansi maka perlu dilakukan analisis dengan membandingkan
keluaran (output) pada suatu periode (Tahun Anggaran) dengan output dari periode
sebelumnya. Pada Laporan Akuntabilitas Kinerja BBVet Wates ini capaian kinerja
sasaran tahun 2015 dibandingkan terhadap capaian kinerja dari tahun 2011-2014.
Tabel 10 berikut menyajikan angka target dan realisasi kinerja sasaran yang telah
dicapai oleh BBVet Wates dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dengan 6 Indikator
Kinerja.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 45 of 89
Tabel 10. Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan BBVet Wates Tahun 2011 – 2015
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi
Penyidikan dan pengujian
penyakit hewan
12,650 52,511 415.11 71,627 91,083 127.16 29,111 64,739 222.39 31,173 57,636 184.89 31,600 48,453
Penyusunan peta penyakit
hewan di 3 Provinsi: yaitu
Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan DIY
- 3 - - 3 - 3 3 100.00 3 3 100.00 3 3
Pengembangan metode
diagnosa dan pengujian
penyakit Hewan
3 3 96.67 4 4 87.50 3 3
Bimbingan Teknis
Laboratorium Tipe B dan
Lab Tipe C
10 12 120.00 13 14 107.69 12 19
Bimbingan Teknis
Puskeswan
25 60 240.00 25 80 320.00 75 126
Penanggulangan
gangguan reproduksi pada
sapi/ Kerbau
203,850 207,721
2011 2012 2013Indikator Kinerja 2014 2015
Dari data tabel diatas, dapat dilihat bahwa capaian sasaran kegiatan secara umum selalu
melebihi dari target yang ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa BBVet Wates
mempunyai kemampuan pencapaian target kinerja yang lebih tinggi dari target yang
ditetapkan. Meskipun ada peningkatan target yang sangat tajam dari angka 12.650 ke
71.627 (570%) untuk Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan dari tahun 2011
ke 2012 akan tetapi capaian kinerja dapat direalisasikan diatas 100% yaitu 127,16%
(91.083). Untuk tahun selanjutnya yaitu 2013 target sebesar 29.111 dimana terjadi
penurunan dari tahun 2012 dengan target sebesar 71.627. Hal tersebut dikarenakan
adanya penurunan ketersediaan anggaran belanja (APBN) secara nasional. Untuk Kegiatan
Penyusunan Peta Penyakit Hewan angka target cenderung tidak berubah (3 peta) karena
angka satuan peta yang dibuat dibatasi pada 3 (tiga) Provinsi, meskipun demikian angka
capaian realisasi selalu terpenuhi 100%. Untuk Kegiatan Pengembangan Metode Diagnosa
dan Pengujian Penyakit Hewan capaian target kinerja pada tahun 2013 yaitu sebesar
96,67% dan terjadi penurunan pada tahun 2014 yaitu sebesar 87,50% dikarenakan adanya
kenaikan target dari 3 (tiga) menjadi 4 (empat) kegiatan pengembangan metode, akan tetapi
pada tahun 2015 dapat mencapai 100% dengan target sebanyak 3 (tiga) kegiatan
pengembangan metode.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 46 of 89
Tingginya kemampuan pencapaian realisasi target sasaran kegiatan yang dimiliki oleh
BBVet Wates perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan melakukan berbagai upaya
seperti peningkatan kompetensi sumber daya manusia, peningkatan sarana dan prasarana,
ketersediaan anggaran yang memadai serta peningkatan dalam pengelolaan (manajemen)
laboratorium dan UPT yang baik.
Penerapan standar-standar dan kriteria-kriteria yang berlaku bagi laboratorium dan UPT
Instansi Pemerintah seperti ISO 9001, ISO 17025, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
Standar Pelayanan Publik, SPI, WBK, WBBM, SKKNI dan Budaya Kerja telah
dikembangkan dan diimplementasikan di BBVet Wates sehingga memberikan kontribusi
yang sangat berarti dalam meningkatkan prestasi dan kinerja Balai. Pencapaian target
kinerja Balai juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi, koordinasi dan kerja
sama dengan berbagai pihak terkait seperti Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Perguruan Tinggi, Badan Litbang. Yang lebih penting lagi adalah BBVet
Wates dapat berkomunikasi dengan Peternak sehingga dapat melaksanakan Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Hewan sesuai dengan tugas dan fungsi. Kerja sama dengan pihak
Internasional seperti FAO, OIE, Laboratorium Rujukan ASEAN sangat membantu dalam
meningkatkan kompetensi Para Personil BBVet Wates melalui pemanfaatan peluang
transfer teknologi dari Para Narasumber dari Negara Donor dan Organisasi Internasional.
3.3.3. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
Kegiatan dalam rangka penjaminan produk hewan yang asuh dan berdaya saing merupakan
bagian dari Kegiatan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Veteriner BBVet Wates melaksanakan kegiatan berupa Monitoring dan
Surveillance Residu dan Cemaran Mikroba serta Surveillance Zoonosis Pada Produk
Hewan. Untuk mendukung penjaminan produk hewan yang halal maka dilakukan kegiatan
pengujian kehalalan melalui deteksi kandungan bahan non halal antara lain dengan uji
spesies. Capaian target sasaran Kegiatan Penjaminan Produk Hewan yang ASUH tahun
2015 disajikan dalam tabel 11 sebagai berikut :
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 47 of 89
Tabel 11. Capaian sasaran Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
No Sasaran Program/
Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi %
3 Penjaminan Produk
Hewan yang ASUH
dan berdaya saing
Monitoring dan Surveilans
Residu dan Cemaran
Mikroba
1.800 2.679 148,83
Surveilans Zoonosis Produk
Hewan
100 135 135,00
3.3.3.1. Monitoring dan Surveillans Residu dan Cemaran Mikroba
Capaian kinerja kegiatan Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba tahun
2015 yaitu 148,83% (2.679/1.800) (sangat berhasil). Capaian ini meningkat 47,55%
dibandingkan dengan tahun 2014 (1,823/1.800). Realisasi anggaran tahun 2015 yaitu
Rp. 809.083.664 (91,52%). Meskipun demikian, serapan anggaran kegiatan tercapai
lebih rendah 7,95% dibandingkan tahun 2014 (99,47%). Hal tersebut disebabkan
lamanya proses pengadaan bahan kimia dan peralatan habis pakai terutama yang
melalui proses shipping/impor, dan masa kadaluarsa pendek sehingga tidak dapat
menyimpan dalam jumlah banyak.
Keberhasilan capaian sasaran kinerja Monitoring dan Surveillans Residu dan Cemaran
Mikroba diindikasikan dengan tidak adanya kasus pemalsuan daging babi di tahun 2015.
Kasus pemalsuan daging sebanyak 40% di Kabupaten Banyumas dan 20% di
Kabupaten Ngawi ditemukan pada tahun 2014. Dengan hasil monitoring dan surveillans
pada tahun 2014 kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas setempat melalui peningkatan
pengawasan terhadap Pelaku Usaha maka pada tahun 2015 kasus serupa sudah tidak
ditemukan lagi. Penggunaan formalin sebagai pengawet daging dan bakso juga sudah
jarang dilakukan dengan hasil pemeriksaan 100% negatif baik di tahun 2014 maupun
tahun 2015. Kasus penggunaan bahan kimia Peroksida dalam kikil untuk memutihkan
kikil juga sudah tidak ditemukan lagi di tahun 2015. Kasus penggunaan Peroksida pada
tahun 2014 yakni 9% kasus di DIY, 11% di Kabupaten Purworejo, 22,2% di Kabupaten
Ngawi dan sebanyak 33,3% di Kabupaten Klaten. Cemaran residu logam berat Pb baik
tahun 2014 maupun tahun 2015 masih ditemukan (2 dari 10 kabupaten/kota lokasi
survei). Kasus residu antibiotik Penisilin pada daging ayam yang beredar di pasar
tradisional sudah tidak ditemukan pada tahun 2015, namun residu antibiotik Tetrasiklin
masih ditemukan meskipun sudah mengalami penurunan dari 15% menjadi 3% di tahun
2015. Hal ini sesuai dengan ditemukannya antibiotik pada pengujian pakan ternak
unggas di kegiatan pengujian pakan/bahan pakan. Residu antibiotik lainnya yang masih
ditemukan yakni golongan Aminoglikosida (Kanamisin) dan golongan Makrolida
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 48 of 89
(Eritromisin). Hasil yang telah dicapai hingga tahun 2015 perlu ditingkatkan dengan
memperluas wilayah survei dan perlu adanya kajian mengenai analisa resiko keamanan
produk pangan asal hewan sesuai dengan tusi BBVet Wates.
3.3.3.2. Surveilans Zoonosis Produk Hewan
Capaian kinerja kegiatan ini pada tahun 2015 adalah 135% (135/100) sehingga
dikategorikan sebagai sangat berhasil. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
Surveillance Salmonella pada Telur Ayam yang diambil dari Pasar, mengingat
Salmonella bersifat zoonosis antara lain dapat ditularkan melalui telur dari ayam yang
terinfeksi Salmolella. Kegiatan ini juga sekaligus sebagai pelengkap untuk memonitor
keberhasilan pengawasan salmonella di peternakan ayam petelur oleh Dinas melalui
pengujian Pullorum (Pullorum Test) yang diwajibkan di Peternakan ayam petelur.
Tingginya capaian target dapat diperoleh karena kondisi yang mendukung di lapangan
saat Tim melakukan Surveillans yaitu Petugas Dinas dapat mengarahkan Kegiatan
Lapangan sehingga pengambilan sampel telur dapat dilaksanakan di beberapa pasar
dan dari masing-masing pasar dapat diperoleh 3 hingga 5 penjual telur. Pada kegiatan
ini tidak ditemukan adanya kendala sehingga capaian kinerja melebihi target yang telah
ditentukan. Capaian keberhasilan kegiatan ini ditunjukkan dengan tercapainya jumlah
sampel yang mewakili dari setiap pasar yang ditargetkan, adapun hasil uji Salmonellosis
negatif di semua sampel yang diuji menunjukkan bahwa telur di Pasar cukup aman
karena tidak mengandung kuman Salmonella. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa
pengawasan dan pengendalian Salmonella telah efektif dilaksanakan. Kegiatan ini
merupakan kegiatan dengan Mata Anggaran Keuangan (MAK) baru meski sebelumnya
telah dilaksanakan bersama dengan kegiatan montoring dan Surveillans Residu dan
Cemaran Mikroba. Capaian serapan anggaran tahun 2015 untuk kegiatan ini tidak dapat
mencapai 100% yaitu sebesar 78,84%, antara lain disebabkan oleh proses pengadaan
bahan kimia dan peralatan tidak dapat direalisasikan sepenuhnya.
3.3.4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya merupakan bagian
terpenting dalam memfasilitasi kelembagaan dan kinerja Balai. Dalam kegiatan ini termasuk
berbagai urusan yang berhubungan dengan pengelolaan (manajemen Balai) antara lain
meliputi: keuangan, barang, administrasi dan ketatausahaan serta kepegawaian. Secara
umum capaian target sasaran dari kegiatan ini disajikan pada tabel sebagai berikut :
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 49 of 89
Tabel 12. Capaian sasaran Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
No. Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi %
4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Terlaksananya Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
1 Dokumen
1 Dokumen
100,00
Kegiatan perencanaan serta evaluasi dan pelaporan merupakan bagian dari kegiatan ini
yang mempunyai arti penting terkait fungsi manajemen. Secara umum pencapaian target
sasaran kegiatan dapat mencapai 100%, sebagai hasil dari upaya pemanfaatan
ketersediaan anggaran dan peluang peningkatan fungsi-fungsi manajemen yang diperlukan
oleh Balai. Pengembangan fasilitas yang mendukung Fungsi Manajemen Balai seperti
pengelolaan arsip, kepustakaan, penerapan sistem administrasi keuangan dan barang
secara elektronik merupakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dan sekaligus mendukung
pencapaian kinerja fisik dan keuangan kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya.
3.4. Capaian Kinerja Lainnya
Beberapa capaian kinerja lainnya yang dapat dilaporkan pada LAKIN ini adalah antara lain
BBVet Wates masih dapat mempertahankan status akreditasi ISO 9001:2008 pada
pelaksanaan Audit Eksternal ISO 9001:2008 dari TUV Rheindland Indonesia tanggal 26
Agustus 2015. BBVet Wates berhasil mempertahankan sertifikat Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 melalui reassessment tersebut dengan temuan minor sebanyak 2 temuan
yang menurun dibanding dengan tahun sebelumnya yakni 4 temuan kategori minor. Faktor
yang mempengaruhi keberhasilan indikator pelaksanaan akreditasi adalah komitmen
bersama dan konsistensi dalam menerapkan dan melaksanakan standar sistem mutu yang
telah ditetapkan.
BBVet Wates sebagai UPT yang menyelenggarakan pelayanan publik berupa jasa
pengujian dan diagnosa laboratorium telah menerapkan dan mengembangkan standar
pelayanan publik sesuai dengan Undang-Undang Pelayanan Publik. Keberhasilan dalam
meningkatkan pelayanan kepada publik ditandai dengan respon positif dari Masyarakat
Pengguna Jasa BBVet Wates. Pada HUT Korpri ke-44 tanggal 30 November 2015 di
Jakarta, BBVet Wates menerima penghargaan Piala Abdi Bakti Tani yang diserahkan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 50 of 89
secara langsung oleh Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Amran Sulaiman, MP kepada kepala
Balai Besar Veteriner Wates Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D sebagai Unit Kerja
Pelayanan Publik Berprestasi di Bidang Pertanian Tahun 2015 berdasarkan SK Menteri
Pertanian Nomor 658/Kpts/KP.590/11/2015.
Gambar 7. Penerimaan Piala Abdi Bakti Tani oleh Menteri Pertanian Kepala Kepala
BBVet Wates Yogyakarta
Sebagai salah satu prestasi pelaksanaan kinerja tugas dan fungsi BBVet Wates khususnya
terkait dengan upaya pembebasan penyakit Brucellosis di Pulau Madura adalah
keberhasilan membebaskan Pulau Madura dari Brucellosis setelah dilakukan Surveillance
pembebasan sejak tahun 2010. Pada tahun 2015 BBVet Wates mendapat Piagam
Penghargaan atas pencapaian Pelaksanaan Surveilans Pembebasan Brucellosis di Pulau
Madura Provinsi Jawa Timur yang diberikan oleh Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Amran
Sulaiman, MP.
Capaian kinerja Kegiatan yang terkait Tugas dan Fungsi BBVet Wates serta upaya
pemanfaatan kerja sama dengan pihak Internasional yaitu capaian kinerja kegiatan sebagai
Focal Point program Influenza Virus Monitoring Online (IVM online) yang merupakan
kerjasama pemerintah Indonesia dengan Food Agricultural Organization (FAO)–OFFLU.
Kegiatan IVM Online juga mendapat dukungan teknis dari laboratorium veteriner referensi
Internasional yaitu Australian Animal Health Laboratory (AAHL) dimulai sejak tahun 2012.
IVM online merupakan sistem monitoring sifat antigenik dan genetik virus AI khususnya
HPAI pada unggas di Indonesia yang terintegrasi secara on line. IVM Online bertujuan
untuk mempermudah dan mempercepat pemantauan perkembangan sirkulasi virus AI serta
mendeteksi varian–varian virus AI baru sehingga jika terjadi mutasi virus dapat dengan
cepat terdeteksi dan segera dilakukan upaya memproduksi vaksin yang sesuai untuk
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 51 of 89
pencegahan dan pemberantasan. Hasil capaian kinerja BBVet Wates sebagai Focal Point
IVM Online mendapat penghargaan dari FAO ECTAD yang tanda penghargaannya
diserahkan melalui drh. Hendra Wibawa M. Sc. Ph. D.
Gambar 8. Penghargaan atas Inisiatif dan Dukungan terbaik BBVet Wates dalam
Koordinasi Jaringan IVM online
3.5. Akuntabilitas Keuangan
Untuk membiayai Kegiatan Operasional pada tahun 2015, BBVet Wates mendapat
anggaran sebesar Rp. 16.718.007.000,- akan tetapi dengan disetujuinya APBN-P untuk
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan maka Pagu Anggaran BBVet Wates
meningkat sebesar Rp 68.489.529.000,- menjadi Rp. 85.207.536.000,-. Penambahan
Anggaran APBN-P ditujukan untuk membiayai Kegiatan Penanggulangan Gangguan
Reproduksi di Wilayah Kerja BBVet Wates. Serapan anggaran di tahun 2015 terjadi
penurunan sebesar 7,71% dibanding tahun 2014 dengan angka realisasi sebesar
Rp. 78.139.801.697, - atau 91,70 %. Tabel berikut menyajikan rincian anggaran dan
realisasinya untuk tahun 2014 dan 2015.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 52 of 89
Tabel 13. Realisasi Anggaran BBVet Wates T.A 2014 – 2015
Uraian T.A. 2014 T.A. 2015
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %
A. Pendapatan Negara dan Hibah
1. Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak
500.000.000 1.252.414.925 250,48 575.230.000 1.339.771.280 232,91
JUMLAH 500.000.000 1.252.414.925 250,48 575.230.000 1.339.771.280 232,91
B. Belanja Negara
1. Belanja Pegawai 5.693.820.000 5.693.815.337 100 6.081.258.000 6.186.285.120 101,73
2. Belanja Barang 9.781.465.000 9.682.526.484 98,99 72.004.888.000 65.428.290.327 90,87
3. Belanja Modal 1.242.722.000 1.242.509.500 99,98 7.121.390.000 6.526.151.876 91,63
JUMLAH 16.718.007.000 16.618.851.321 99,41 85.207.536.000 78.140.727.323 91,71
Dari tabel 13 diatas diketahui bahwa realisasi anggaran pada tahun 2015 sebesar 91,71%
dan mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yakni 99,41%. Realisasi tersebut termasuk
belanja modal, belanja barang dan belanja pegawai. Penurunan realisasi anggaran tahun
2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena adanya penambahan anggaran
APBN-P di bulan Maret 2015 dari Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada
Sapi/Kerbau dengan jumlah yang sangat besar. Pada tabel diatas juga mencantumkan
capaian realisasi penerimaan PNBP tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 1.339.771.280,- dari
target tahunan Rp. 575.230.000,-. Persentase capaian PNBP tahun 2015 mengalami
penurunan 17,57% dibanding tahun 2014. Persentase tersebut lebih kecil dibanding tahun
sebelumnya karena meskipun penerimaan sampel dari PNBP dalam jumlah banyak, namun
tarif biaya pengujian berdasarkan PP No. 48 tahun 2012 lebih rendah untuk beberapa
pengujian sehingga berpengaruh pada penerimaan PNBP BBVet Wates tahun 2015.
Meskipun target PNBP tercapai di tahun 2015, namun hal tersebut perlu ditinjau lebih lanjut,
agar tahun 2016 nantinya dapat meningkatkan capaian PNBP lagi.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 53 of 89
Gambar 9. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran BBVet Wates T.A. 2011 – 2015
Data dari hasil Monitoring dan Evaluasi Tahun 2015 menunjukkan bahwa terjadi penurunan
yang signifikan pada Rencana Penarikan Dana (RPD) awal sebelum revisi dengan RPD
setelah revisi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan pagu anggaran di bulan
Maret. Realisasi serapan anggaran dan realisasi capaian fisik juga mengalami penurunan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Gambar 10. Perbandingan Serapan Anggaran, RPD Awal, RPD Akhir, dan Capaian
Fisik BBVet Wates Tahun 2011 – 2015.
*Sumber : Data MONEV PMK 249/2011 T.A. 2015
Pencapaian kinerja akuntabilitas keuangan Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta pada
umumnya cukup berhasil dan mencapai sasaran dengan baik. Nilai efisiensi yang didapat
dalam kurun waktu lima tahun semakin membaik. Hal tersebut diketahui dari hasil kegiatan
Monev 2014 bahwa BBVet Wates dinilai lebih efisien (20%) dibandingkan terhadap data
MONEV PMK 249/2011 antara serapan anggaran dan capaian kinerja fisik. Meski di tahun
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 54 of 89
2015 juga masih dinilai efisien, namun nilai efisiensi sedikit berkurang karena intensitas
kegiatan yang tinggi dari anggaran APBN-P.
Bbvet Wates masih menghadapi permasalahan dalam penganggaran yaitu adanya pagu
minus untuk pembayaran gaji yang disebabkan adanya peningkatan kebutuhan anggaran
gaji karena adanya penambahan karyawan dari mutasi dan untuk pembayaran honor THL.
3.6. Hambatan dan Kendala (Aspek Administrasi, Manajemen dan Teknis)
Pelaksanaan kinerja BBVet Wates tahun 2015 masih banyak mengalami hambatan/kendala,
namun secara umum pelaksanaannya dapat diatasi/ditanggulangi. Hambatan yang dijumpai
antara lain:
1. Masalah Administrasi dan Manajemen, antara lain:
a. Adanya penambahan anggaran hingga 408,97% dan target kinerja hingga
672,24% pada tanggal 9 Maret 2015 menyebabkan rendahnya serapan
anggaran pada tahun 2015.
b. Permasalahan dalam pengelolaan keuangan dan pengelolaan distribusi logistik
tidak dapat difasilitasi dengan pembantu bendahara dan pembantu pengelola
barang di Dinas Kabupaten/Kota, sehingga kegiatan pengelolaan seluruhnya
terpusat di BBVet Wates sehingga memperlambat laju proses pelaksanaan
kegiatan.
c. Pencairan anggaran operasional terlambat disampaikan karena Dinas
pelaksana kegiatan harus mengumpulkan data serta melakukan verifikasi dari
tim lapangan sebelum diserahkan ke BBVet Wates.
d. Pengadaan alat dan bahan serta barang logistik lainnya dilakukan secara lelang
bersamaan dengan kegiatan Balai lainnya, sehingga proses lelang terganggu
karena ketersediaan barang yang dimiliki oleh rekanan yang juga mengikuti
lelang di Balai lain pada saat bersamaan, seperti misalnya pengadaan hormon
dan beberapa obat lainnya.
e. Distribusi logistik dalam jumlah besar ke 72 Dinas Kabupaten/Kota pelaksana
kegiatan, kecamatan, sampai dengan ke lapangan, membutuhkan proses,
tenaga, biaya, serta transportasi baik kendaraan untuk teknis di lapangan
maupun kendaraan besar (truk) untuk distribusi logistik yang sebelumnya belum
dimasukkan dalam struktur anggaran belanja.
f. Permasalahan dalam pengelolaan distribusi logistik dan pengelolaan keuangan
tidak dapat difasilitasi dengan pembantu bendahara dan pembantu pengelola
barang di Dinas Kabupaten/Kota, sehingga kegiatan pengelolaan seluruhnya
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 55 of 89
harus terpusat di BBVet Wates menyebabkan terhambatnya laju proses
pelaksanaan kegiatan.
g. Pencairan anggaran operasional terlambat disampaikan karena Dinas
pelaksana kegiatan harus mengumpulkan data serta melakukan verifikasi dari
tim lapangan sebelum diserahkan ke BBVet Wates.
h. Adanya perbedaan situasi dan kondisi real di lapangan dibandingkan dengan
data-data dan informasi serta pengalaman yang dimiliki oleh Petugas Dinas
menyebabkan perlunya perubahan baik strategi maupun teknis pelaksanaan
yang semula telah direncanakan disesuaikan terhadap kondisi yang ada. Hal
tersebut memerlukan waktu untuk proses kajian dan revisi terhadap rencana
yang telah disusun terutama terkait dengan administrasi dan keuangan.
i. Pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan yang membutuhkan banyak
persyaratan dan ditangani oleh SDM yang terbatas di masing-masing
Kabupaten/Kota pelaksana, disamping harus melaksanakan kegiatan APBD I
dan APBD II serta APBN yang diserahkan dari provinsi masing-masing
sehingga Dinas harus membagi waktu dan personil baik untuk pelaksanaan
Kegiatan Daerah maupun untuk Kegiatan Penanggulangan Gangguan
Reproduksi
j. Waktu yang mendesak disertai dengan target akseptor yang besar dari kegiatan
APBN-P menyebabkan beberapa dinas pelaksana membutuhkan waktu yang
lebih lama hingga proses pertanggungjawaban kegiatan. Mendesaknya waktu
kegiatan juga meningkatkan tingkat kesalahan dalam pembuatan laporan
administrasi sehingga sangat membutuhkan proses koreksi dan revisi yang
lama juga.
2. Masalah Teknis, antara lain:
a. Masalah teknis yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan APBN-P yakni padatnya
kegiatan BBVet Wates sehingga personil harus dikondisikan dalam jadwal yang
ketat agar semua kegiatan baik kegiatan regular maupun APBN-P dapat
terlaksana secara bersamaan.
b. Kurangnya SDM dinas pelaksana kegiatan terutama dokter hewan sebagai
koordinator Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi menyebabkan
lamanya proses kegiatan di lapangan terutama daerah yang memiliki jumlah
ternak yang banyak.
c. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi yang direncanakan dilakukan
secara pengelompokan ternak, namun pada kenyataanya harus dilakukan dari
rumah ke rumah sejak dari tahap seleksi, pengobatan, hingga pemantauan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 56 of 89
kesehatan akseptor karena situasi dan kondisi geografis serta tradisi peternak
yang tidak memungkinkan untuk pengelompokan ternak.
d. Kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan data acuan yang digunakan juga
menjadi kendala dalam pemenuhan target akseptor, misalnya dari data populasi
yang digunakan, Kabupaten Kudus mendapat alokasi target akseptor sebanyak
400 ekor yang kemudian dirubah menjadi 100 ekor, sedangkan realisasi target
hanya 65 ekor disebabkan karena lebih banyaknya sapi jantan dibandingkan
sapi betina yang ada dilapangan.
e. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi tidak dapat dilakukan
bersamaan dengan GBIB karena pelaksanaan GBIB sudah lebih dulu dimulai
dan memiliki target wilayah yang berbeda dengan wilayah yang menjadi target
Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi BBVet Wates.
f. Beberapa akseptor yang telah diobati, ada yang sudah dijual oleh pemiliknya
dan keberadaan ternak tidak dapat dilacak kembali, sehingga pemantauan tidak
dapat dilakukan dan ternak tidak dapat diketahui apakah sudah
sembuh/menunjukkan gejala birahi/mau kawin atau tidak.
g. Waktu pelaksanaan kegiatan GBIB dan Penanggulangan Gangguan
Reproduksi hampir bersamaan sehingga hasil pemantauan Kegiatan
Penanggulangan Gangrep yang harusnya diserahkan ke kegiatan GBIB belum
dapat diserahkan demikian pula akseptor dari GBIB belum dapat diserahkan
kepada kegiatan Gangrep.
h. Kendala dan permasalahan di tahun 2014 yang masih ada hingga saat ini yakni,
ketiadaan kit uji (stock opname yang terbatas) sehingga pengujian terlambat
dilaksanakan. Keterlambatan suplai bahan disiasati dengan cara pemesanan
alat dan bahan lebih awal ditahun 2015, namun adanya penawaran kit uji dalam
jumlah banyak dengan masa kadaluarsa yang pendek, mengakibatkan user
(personil laboratorium) tidak mau mengambil dalam jumlah banyak. Hal ini tidak
diikuti dengan kemampuan distributor untuk memesankan kembali kit uji dengan
masa kadaluarsa yang lebih lama sehingga ketersediaan kit uji impor tersebut
tidak akan terpenuhi dalam waktu yang singkat saat pemesanan lagi.
i. Kendala lainnya yakni pelaksanaan validasi dan verifikasi metode uji melalui uji
banding dengan pengiriman sampel ke laboratorium rujukan di luar negeri,
menghadapi hambatan dalam masalah perijinan dan pengiriman material
biologik
j. Koordinasi kegiatan telah terlaksana dengan baik, namun kendala di lapangan
yang seringkali tidak sesuai dengan rencana awal, dapat menyebabkan tidak
tercapainya capaian target yang tentukan.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 57 of 89
3.7. Upaya dan Tindak Lanjut
Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan kendala sebagaimana diuraikan diatas, akan
ditempuh berbagai upaya antara lain :
1. Sosialisasi kegiatan lebih awal dan membuat jadwal yang terintegrasi dengan ploting
waktu yang baik serta menentukan skala prioritas kegiatan yang strategis maupun
kegiatan yang memiliki anggaran besar.
2. Perlu adanya strategi cadangan untuk tindakan antisipatif jika pada tahun berjalan
ada kebijakan baru dari pemangku kebijakan yang lebih tinggi, baik berupa
penambahan anggaran/kegiatan melalui dana APBN-P maupun terhadap
penghematan anggaran jika memang ada.
3. Meningkatkan koordinasi baik dengan pihak Pusat Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan maupun Instansi Dinas terkait guna koordinasi program dan pelaporan.
4. Memanfaatkan instrumen monitoring dan evaluasi yang ada untuk kegiatan evaluasi
dan pelaporan kegiatan serta capaian indikator kinerja yang tercantum dalam
perjanjian kinerja sehingga diperoleh hasil monitoring dan evaluasi yang valid dan
obyektif, juga melaksanakan reviu terhadap capaian-capaian baik anggaran maupun
kinerja fisik.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 58 of 89
BAB IV. PENUTUP
Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja BBVet Wates merupakan salah satu upaya yang
dilakukan dalam rangka mendorong terwujudnya penguatan akuntabilitas dan peningkatan
kinerja seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan
Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
Nasional yang diselaraskan dengan Tugas dan Fungsi BBVet Wates. Hasilnya kemudian
dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja yang merupakan wujud pertanggungjawaban
Kepala Balai kepada Menteri Pertanian RI. Dalam merumuskan program kegiatannya Balai
Besar Veteriner Wates merujuk pada Renstra Kementerian Pertanian serta Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, mendukung dan mewujudkan konsep
Kedaulatan Pangan sesuai dengan Nawacita Kabinet Kerja.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 10 sasaran indikator kinerja utama sebagian
besar sasaran kinerja berhasil hingga sangat berhasil (sangat berhasil 7 indikator dan
berhasil 3 indikator). Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu: 1) Surveilans keamanan
pakan/bahan pakan (122,89); 2) Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan (153,33%); 3)
Bimbingan teknis Unit Laboratorium Tipe B dan Tipe C (158,33%); 4) Bimbingan Teknis
Puskeswan (168%); 5) Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau
(101,90%); 6) Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba (148,83%); dan 7)
Surveilans Zoonosis Produk Hewan (135%). Indikator kinerja yang berhasil yaitu : 1)
Pengembangan Metode Uji; 2) Penyusunan Peta Penyakit; dan 3) Dukungan Manajemen
dan Dukungan Teknis Lainnya (100%). Keberhasilan yang telah dicapai dalam mendukung
program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah kegiatan yang
baik mendukung secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan langsung adalah
kegiatan yang secara khusus mempengaruhi capaian sasaran output yang dituangkan
dalam Perjanjian Kinerja dan dukungan tidak langsung antara lain berupa dukungan
manajemen pelaksanaan tugas dan fungsi BBVet Wates sebagai balai yang
melaksanakan pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan
produk hewan, serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa, dan
pengujian veteriner.
Pelaksanaan program/kegiatan Balai Besar Veteriner Wates tahun 2015 dibiayai oleh dana
APBN dan APBN-P, dimana anggaran sebesar Rp. 85.207.536.000,- yang terdiri dari
Anggaran APBN Rp. 19.904.990.000,- dan APBN-P Rp. 65.302.546.000,- dapat terealisasi
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 59 of 89
sebesar Rp. 78.140.727.323 (91,71%). Meskipun kegiatan-kegiatan yang direncanakan
telah berjalan dengan baik, namun adanya penambahan anggaran dan target capaian pada
tahun berjalan, perlu diupayakan strategi-strategi lainnya guna menghadapi situasi yang
tidak dapat diprediksikan sebelumnya. Pada tahun-tahun mendatang perlu selalu
ditingkatkan kualitas dari output yang dicapai dan untuk mencapai hal tersebut diperlukan
penyempurnaan-penyempurnaan dalam penyusunan program kegiatan dan dilakukan
evaluasi yang lebih intens serta reviu berkelanjutan untuk tindakan pencegahan dan
perbaikan terhadap hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap kualitas output. Disamping
hal tersebut, sinergi dan koordinasi antar bagian agar lebih ditingkatkan untuk
mengantisipasi meningkatnya beban pekerjaan maupun perubahan yang sangat cepat.
Pelaksanaan kinerja BBVet Wates tahun 2015 masih banyak mengalami hambatan/kendala,
namun secara umum pelaksanaannya dapat diatasi/ditanggulangi.
.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 60 of 89
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor : 629/Kpts/OT.140/12/2003
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 61 of 78
Lampiran 2. Distribusi Pegawai Menurut Golongan/Ruang, Jenis Kelamin dan Pendidikan
A B C D A B C D A B C D A B C D L P S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SMA SMP SD
1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 0 0 0 0 0 1 1 5 6 13 7 13 24 22 66 8 0 2 3 13 47 45 3 35 10 2 11 0 0 27 3 1 92
2 Tenaga Harian Lepas (THL) 2 3 0 3 1 0 1 0 0 0 0 0 5
3 Tenaga Kontrak 22 3 0 0 2 0 1 0 1 20 1 0 25
0 0 0 0 0 1 1 5 6 13 7 13 24 22 66 8 0 2 3 13 71 51 3 38 13 2 13 0 1 47 4 1 122
DISTRIBUSI PEGAWAI MENURUT GOLONGAN/RUANG JENIS KELAMIN DAN PENDIDIKAN
BALAI BESAR VETERINER WATES YOGYAKARTA
PER 31 DESEMBER 2015
No Jenis Pegawai Golongan II Jenis KelaminJumlah Jumlah Golongan IV JumlahGolongan III Pendidikan Jumlah
Jumlah
JumlahGolongan I
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 62 of 78
Lampiran 3. Realisasi Anggaran BBVet Wates T. A. 2011 - 2015
Tahun Sumber Dana Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %
2011 APBN 16,354,724,000 15,713,774,749 96.08
2012 APBN 21,496,312,000 20,584,603,000 95.76
2013 APBN 18,660,894,000 18,397,255,155 98.59
2014 APBN 16,718,007,000 16,618,851,321 99.41
2015
APBN 19,904,990,000
78,127,311,823 91.69
APBN-P 65,302,546,000
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 63 of 78
Lampiran 4. Daftar Jenis Kegiatan Surveilans dan Monitoring BBVet Wates T.A. 2015
KODE NAMA KEGIATAN TARGET SATUAN
018.06.09 Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak Agribisnis Peternakan Rakyat
1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak
1783.151 Pengujian Keamanan Pakan/ Bahan Pakan 900 sampel
- Surveilans Keamanan Pakan/Bahan Pakan
1784 Pengendalian dan Penanggulangan PHMS dan Zoonosis
1784.109 Penanggulangan Gangguan Reprodiksi pd Sapi/ Kerbau (Penambahan target-
anggaran)
203,850 dosis
1784.116 Penguatan Pengujian dan Penyidikan Veteriner 5 Lap
- Akreditasi ISO 17025
- Pengembangan Metode
- Uji Profisiensi/ Uji Banding
- Laboratorium Rujukan
- Penyediaan Hewan Percobaan
1784.117 Surveilans Investigasi Wabah Penyakit Hewan Menular 302 sampel
- Investigasi Penyakit Wabah
- Penyidikan Tindak Lanjut Kasus
- Pembinaan Laboratorium
1784.118 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies 290 sampel
- Pengawasan dini penyakit rabies di daerah bebas
- Pertemuan dalam rangka pembebasan rabies
1784.119 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza 4,523 sampel
- Surveilans AI pada ayam yang di vaksin dan non vaksin
- Monitoring AI pada itik
- Kajian penyakit AI di Pasar Unggas Hidup
- Pertemuan Pembebasan AI
- Pertemuan Bioteknologi
- Pertemuan IVM/ Cartography
1784.12 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Brucellosis 8,300 sampel
- Surveillance Sero Epidemiologi Brucellosis pada sapi potong Madura
- Sero Epidemiologi Brucellosis pada sapi perah
- Pertemuan Brucellosis
1784.121 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax 800 sampel
- Surveilance penyakit antrhax
- Analisa resiko penyakit anthrax
- Pertemuan penanggulangan penyakit anthrax
- Pertemuan Bakteriologi
1784.122 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hog Cholera 704 sampel
- Monitoring hog cholera pada babi yang di vaksin dn tidak di vaksin
1784.123 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral 1,910 sampel
- Monitoring penyakit BVD pada sapi perah
- Monitoring penyakit IBR pada sapi potong
1784.124 Penyidikan dan Pengujan Penyakit Bakterial 3,500 sampel
- Monitoring Salmonella
- Monitoring Penyakit SE
- Surveilance Campylobacter pada ayam dan daging
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 64 of 78
1784.125 Penyidikan dan pengujian Penyakit Parasiter 3,000 sampel
- Investigasi penyakit parasiter pada sapi potong
- Survei penyakit surra pada kerbau
- Survei toxoplasma gondii pada kambing
- Pertemuan Parasitologi
1784.126 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Gangguan Reproduksi 1,280 sampel
- Pengamatan kesehatan hewan di BIB singosari
- Pengamatan keswan di BBPTU baturaden
- Surveilance Paratuberkulosis pada Sapi Perah
1784.127 Penyidikan dan Pengujian Penyakit Eksotik Perbatasan Negara dan Antar
wilayah
300 sampel
- Monitoring dan penyakit BSE
- Kajian Penyebab Potong Paksa
- Pertemuan Patologi
- Pertemuan PMK
1784.128 Surveilans Penyakit Hewan di UPT 2,400 sampel
- Monitoring dan pengambilan sampel
- Monev Pengamatan Kesehatan Semen dan Embrio
- Desain Biosecurity di UPT Perbibitan
1786 Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
1786.011 Identifikasi,Pembinaan ,Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Zoonosis dan Pembinaan Penerapan Kesrawan
1 Laporan
- Monitoring dan surveilans zoonosis produk hewan
1786.118 Monitoring dan Surveilance Residu dan Cemaran Mikroba 1,800 sampel
- Monitoring dan surveilance residu antibiotika, serta cemaran mikroba
- Monitoring cemaran kimia pada produk asal hewan
- Monitoring residu pestisida dalam daging dan susu sapi
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 65 of 78
Lampiran 5. Pedoman Teknis Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 66 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 67 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 68 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 69 of 78
Lampiran 6. SK Petunjuk Teknis Pelaksana Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 70 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 71 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 72 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 73 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 74 of 78
Lampiran 7. SK Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 75 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 76 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 77 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 78 of 78
Lampiran 8. Daftar Target dan Realisasi Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015
1 Bangkalan 7,000 8,000 1 Cilacap 600 607
2 Banyuwangi 3,200 3,238 2 Banyumas 660 625
3 Blitar 5,550 4,499 3 Purbalingga 500 500
4 Bojonegoro 5,500 6,300 4 Banjarnegara 1,280 1,000
5 Bondowoso 6,000 6,000 5 Kebumen 2,400 2,383
6 Gresik 1,500 1,504 6 Purworejo 540 546
7 Pacitan 2,700 2,703 7 Wonosobo 880 852
8 Jember 7,600 7,600 8 Magelang 2,430 2,430
9 Jombang 2,800 2,807 9 Boyolali 5,740 5,916
10 Kediri 5,700 5,700 10 Klaten 3,170 3,172
11 Lamongan 3,500 4,000 11 Sukoharjo 1,020 1,020
12 Lumajang 6,000 6,000 12 Wonogiri 5,950 5,920
13 Madiun 2,000 2,500 13 Karanganyar 2,330 2,622
14 Magetan 4,000 5,000 14 Sragen 3,180 3,180
15 Malang 7,100 6,300 15 Grobogan 5,280 5,280
16 Mojokerto 3,000 3,000 16 Blora 7,600 7,600
17 Nganjuk 4,700 4,674 17 Rembang 4,500 5,500
18 Ngawi 3,500 3,500 18 Pati 3,230 3,248
19 Pasuruan 4,000 4,000 20 Kudus 400 65
20 Ponorogo 3,000 3,000 21 Jepara 1,500 1,500
21 Probolinggo 6,000 6,000 22 Demak 150 225
22 Sampang 5,500 7,000 23 Semarang 2,850 2,862
23 Sidoarjo 600 622 24 Temanggung 1,070 710
24 Situbondo 5,500 6,000 25 Kendal 720 720
25 Sumenep 8,000 7,995 26 Batang 650 851
26 Trenggalek 3,000 4,000 27 Pekalongan 710 109
27 Tuban 8,000 8,000 28 Pemalang 310 370
28 Tulungagung 3,200 1,630 29 Tegal 350 350
29 Kota Blitar 150 150 30 Brebes 1,080 1,400
30 Kota Kediri 150 150 33 Salatiga 180 186
31 Kota Malang 150 76 34 Semarang kota 240 250
32 Kota Batu 200 200 61,500 61,999
33 Kt Probolinggo 300 300
34 Pamekasan 5,000 4,993
134,100 137,441
1 BANTUL 1,700 1,743
2 GUNUNGKIDUL 3,800 3,800
3 KULONPROGO 1,650 1,879
4 SLEMAN 1,100 859
8,250 8,281
TARGET
AKSEPTOR
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
REALISASITARGET
AKSEPTOR
NOKABUPATEN/
KOTAREALISASI
NO KABUPATEN/ KOTATARGET
AKSEPTORREALISASI NO
KABUPATEN/
KOTA