Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

87
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah bahasa dunia yang bersifat universal tanpa membedakan warna kulit, rasial, agama dan dapat memberikan inspirasi kepada seluruh generasi muda Indonesia, bahwa dengan musik kita dapat melakukan kegiatan yang positif tanpa memandang kepentingan pribadi maupun golongan, untuk meniadakan perbedaan yang dapat menimbulkan perpecahan. Melalui musik kita dapat mengisi kehidupan dengan lebih harmoni dan berpikir positif. Sebagai karya seni, musik dapat menjadi sarana efektif untuk mengembangkan rasa dan rasio. Hidup yang menempatkan rasio di atas segala-galanya menyebabkan manusia terjerumus dalam keterasingan dalam diri sendiri. Melalui music manusia mencoba menemukan kembali keutuhan dirinya. Harmonisasi antara rasa dan rasio bagi manusia dewasa ini sangat penting artinya. Ditengah-tengah keretakan social dan kerapuhan individu manusia dewasa ini, music dapat menjadi salah satu alternative untuk mengumpulkan kembali puing-puing keretakan dan penyokong kerapuhan tersebut.

description

Di susun Oleh Hendry Heryana Universitas Pasundan Musik Bandung

Transcript of Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

Page 1: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik adalah bahasa dunia yang bersifat universal tanpa membedakan warna

kulit, rasial, agama dan dapat memberikan inspirasi kepada seluruh generasi muda

Indonesia, bahwa dengan musik kita dapat melakukan kegiatan yang positif tanpa

memandang kepentingan pribadi maupun golongan, untuk meniadakan perbedaan

yang dapat menimbulkan perpecahan. Melalui musik kita dapat mengisi

kehidupan dengan lebih harmoni dan berpikir positif.

Sebagai karya seni, musik dapat menjadi sarana efektif untuk

mengembangkan rasa dan rasio. Hidup yang menempatkan rasio di atas segala-

galanya menyebabkan manusia terjerumus dalam keterasingan dalam diri sendiri.

Melalui music manusia mencoba menemukan kembali keutuhan dirinya.

Harmonisasi antara rasa dan rasio bagi manusia dewasa ini sangat penting

artinya. Ditengah-tengah keretakan social dan kerapuhan individu manusia

dewasa ini, music dapat menjadi salah satu alternative untuk mengumpulkan

kembali puing-puing keretakan dan penyokong kerapuhan tersebut.

Bermusik berarti menghasilkan sesuatu yang indah. Keindahan tersebut

terletak pada irama dan harmoni yang tercipta oleh melodi, yang mengekspresikan

rasa pemusik.

Dengan latar belakang pemikiran inilah Elfa Music Studio (EMS) lahir

sebagai lembaga yang ingin menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi

masyarakat Indonesia, pada khususnya dan pada umumnya. Kursus musik Elfa

Musik Studio (EMS) didirikan pada tanggal 20 Februari 1981 di Bandung. EMS

terbagi atas beberapa Departemen, meliputi Departemen Vokal, Instrumen Musik

Pop, Music Course (Band), Field Band (Marching Band), Tropical Wave Latin

Percussion, serta Arranging dan Song Writer Club.

Page 2: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

2

1.2. Rumusan Masalah

Terkait dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah

utama yang diungkap dalam praktikan ini adalah “Bagaimana Proses

pembelajaran Gitar Elektrik Dasar di Elfa Musik Studio (EMS)”.

1. Bagaimana strategi pengajar dalam memilih metode pembelajaran Gitar

Elektrik dasar bagi siswa-siswa di Elfa Musik Studio (EMS) ?

2. Bagaimana strategi pengajar dalam pengenalan not atau cara baca not pada

alat musik Gitar Elektrik bagi siswa-siswi Elfa Musik Studio (EMS)?

1.3. Tujuan Kerja Praktek

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana strategi pengajar dalam memilih metode

pembelajaran Gitar Elektrik dasar di Elfa Musik Studio (EMS)..

2. Menambah wawasan dan pengembangan Proses Pembelajaran Gitar

Elektrik Apa saja hambatan yang dihadapi oleh murid di Elfa Music Studio

dalam proses pembelajaran Gitar Elektrik dasar.

1.4 Manfaat Kerja Praktek

Hasil praktikan memberikan kontribusi bagi berbagai pihak, diantaranya :

1. Bagi Praktikan dapat dijadikan pedoman apabila menjadi Profesi

sebagai pendidik musik pada salah satu kursus musik.

2. Bagi pendidik seni musik FISS UNPAS dapat dijadikan salah satu

alternatif pengembangan Proses Pembelajaran Gitar Elektrik.

3. Bagi Elfa Musik Studio (EMS) dapat dijadikan evaluasi untuk

mengembangkan strategi pembelajaran ke arah yang lebih baik.

1.5 Metode Observasi

Melihat tidak adanya acuan untuk proses pembelajaran drum, maka peran

guru untuk memilih materi amat besar. Tantangan lain yang dihadapi guru adalah

memilih metode yang tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan serta memicu

siswa agar selalu berkeinginan untuk belajar.Yang menjadi observasi dalam kerja

Page 3: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

3

praktek ini adalah mengacu kepada kemampuan siswa yang dikategorikan dalam

pemula. Pemula dalam praktikan ini adalah siswa yang belum atau kurang

menguasai teknik dasar Gitar Elektrik. Oleh karenanya, praktikan ini difokuskan

pada strategi pembelajaran Gitar Elektrik dasar.

Metode yang praktikan gunakan adalah metode deskriptif. Penelitian besifat

deskriftif adalah menggambarkan, menguraikan dan memaparkan hal-hal yang

berkaitan dengan strategi pembelajaran yang dilakukan guru Gitar pada proses

pembelajaran berlangsung di kursus musik Elfa Musik Studio (EMS).

Penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahapan utama, yaitu

mengumpulkan data-data lapangan dilanjutkan dengan menganalisis dan hasil

pengamatan-pengamatan kemudian menyusun hasil analisis data dalam sebuah

laporan penelitian.

1. Pengumpulan data

Teknik ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka, dan

kuesioner.

2. Analisis data

Setiap selesai observasi dan wawancara kelapangan, kemudian data dianalisis

dengan merujuk pada pertanyaan praktikan. Hal diatas dilakukan agar setiap

tahapan pengumpulan data terpandu oleh fokus yang jelas, sehingga observasi

selanjutnya semakin terfokus.Untuk memfokuskan pada data tertentu peneliti

menggunakan strategi yang berlandaskan pada proposisi-proposisi teoretis untuk

memudahkan interpretasi data.

1.6 Lokasi Penelitian

Praktikan ini dilakukan pada Kursus Musik Elfa Music School EMS jl.

Sukanagara no 91 Antapani Bandung. Alasan praktikan memilih lokasi tersebut

karena ingin mengetahui salah satu kursus musik di bandung yang telah lama

berdiri dan menjadi salah satu sekolah musik ternama di Bandung.

Page 4: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

4

Contoh dari obyek penelitian adalah beberapa guru Gitar Elfa Music School

EMS. obyek tersebut diteliti karena guru tersebut mengajar tanpa ada acuan

kurikulum yang pasti dari Elfa Music School , sehingga bisa berbagi pengalaman

dalam mengembangkan proses pembelajaran Gitar khususnya Gitar Elektrik

dasar.

1.7 Sistematika penelitian

Sistematika penyusunan ini disajikan dengan maksud untuk memberikan

gambaran secara garis besar mengenai susunan dan isi laporan kerja praktek yang

dibuat, terbagi menjadi lima bab. Masing-masing bab saling berhubungan satu

sama lain, akan saling melengkapi dengan rincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencangkup latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

kerja praktek, asumsi, metode observasi, lokasi penelitian, sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi informasi dan teori-teori para ahli yang menjadi dasar dan perbandingan

tentang metode pembelajaran Gitar Elektrik dasar pada Elfa Music Studio

Bandung.

BAB III PROFIL ELFA MUSIC STUDIO BANDUNG (EMS)

Bab ini menjelaskan mengenai profil dari Elfa Music Studio (EMS) yang

mencangkup sejarah singkat, visi-misi dan struktur organisasi.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai semua kegiatan yang penulis lakukan, dari

pengumpulan da-data, proses pelaksanaan hingga hasil yang diperoleh tentang

metode pembelajaran Gitar Elektrik dasar Elafa Music Studio (EMS) Bandung.

Dalam bab ini penulis juga melakukan perbandingan antara teori-teori yang

Page 5: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

5

didapat dari para ahli baik dari kelas atau dari sumber-sumber yang ada, dengan

pelaksaan di lapangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini merupakan bagian terakhir yang menyajikan rangkuman atas

hasil analisis dan pembahasan, yang terbagi dalam dua bagian, yaitu kesimpulan

dan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat bagi pembelajaran gitar elektrik

dasar.

Page 6: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Pembelajaran

A. Makna Pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu cara yang tepat untuk dapat

merangsang, memelihara, dan meningkatkan terciptanya proses berfikir dari setiap

individu yang belajar. Kegiatan belajar mengajar yang efektif merupakan

hubungan timbal balik serta interaksi antara pendidik dan peserta didik.

Perpaduan antara kedua hubungan tersebut akan mendukung terciptanya proses

pembelajaran yang efektif sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran secara

baik dan maksimal.

Usman (1994:4) berpendapat bahwa “proses belajar mengajar merupakan

suatu yang mendukung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu”. Ungkapan tersebut dipertegas oleh Hadis (2006:59), bahwa

“Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran hanya dapat dicapai

jika ada intreraksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran di kelas”.

Kedua pandangan mengenai pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran haruslah terdapat hubungan timbal balik serta interaksi antara

pendidik dan peserta didik, sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang terarah,

jadi proses pembelajaran akan mencapai tujuan apabila didalam proses belajar

mengajar tercipta hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik.

Belajar bukanlah hanya untuk menumpuk pengetahuan, akan tetapi belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang melalui pengalaman belajar,

dan melalui pengalaman belajar itulah diharapkan terjadinya pengembangan yang

terdapat pada setiap individu yang belajar seperti minat, bakat, potensi. Dari

sebuah proses pembelajaran diharapkan akan diperoleh suatu hasil belajar yang

mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan dalam belajar

Page 7: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

7

mengajar merupakan komponen utama dan pertama yang harus ditetapkan dalam

suatu proses pembelajaran, karena tujuan berfungsi sebagai “fondasi dasar “

keberhasilan pembelajaran untuk pembentukan tingkah laku peserta didik, tentu

saja didalamnya harus terdapat hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta

didik. Sanjaya (2006:79), menjelaskan bahwa:

“Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi

proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari

proses pelajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan

tingkah laku yang lebih luas.

Konsep di atas memandang bahwa tujuan pada dasarnya merupakan rumusan

tingkah laku (pengalaman belajar) dan kemampuan yang harus dimiliki siswa

setelah ia menyelesaikan pengalaman serta berbagai kegiatan belajar dalam suatu

proses pembelajaran untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas.

Keberhasilan suatu tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah hasil belajar

yang diharapkan. Untuk menetapkan apakah tujuan pembelajaran telah dicapai

atau tidak, maka penilai yang harus memainkan fungsi serta perannya, dengan

kata lain bahwa sistem penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur

tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran.

Keberlangsungan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak selalu harus

bertumpu pada guru, dalam hal ini peran seorang guru di dalam kelas tidaklah

harus berperan sebagai seseorang “komandan “ dan centre pembelajaran, jika

guru berperan seperti itu maka yang terjadi adalah penyempitan ruang gerak siswa

dalam melakukan aktifitas belajar, dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) tedapat

pula kegiatan yang berpusat pada kemampuan yang dimiliki peserta didik.

Berbagai macam cara mengajar yang digunakan, akan berdampak terhadap

tingkatan kecepatan anak dalam menangkap informasi yang diberikan seorang

guru, apalagi jika seorang guru menerangkan dengan cara yang cepat, tentu saja

kemampuan anak dalam menangkap dan mengolah informasi berbeda satu sama

lain. Terdapat 3 cara yang cukup dominan mengenai kemampuan dalam

menangkap informasi, sebagaimana diungkapkan Yunanto (2005:45) “ada anak

Page 8: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

8

yang lebih cepat mengolah pengetahuan dengan pendengaran (auditory), ada yang

dominan mengunakan gerakan (kinesthetic), dan ada yang lebih senang dengan

cara melihat (visual)”, jika ketiga perbedaan itu diabaikan, maka dalam proses

pembelajaran tidak berjalan dengan baik.

Konsep di atas dapat tergambarkan dalam pembelajaran musik pada anak-

anak, hal ini sangat berbeda dengan pembelajaran musik anak usia remaja atau

orang dewasa, pembelajaran musik pada anak-anak haruslah lebih condong pada

kegiatan yang menyenangkan melalui konsep belajar sambil bermain, sedangkan

untuk pembelajaran anak usia remaja atau dewasa, pendidik harus mampu dan

terampil dalam menguasai materi yang diajarkan, seperti halnya seorang pendidik

musik harus menguasai berbagai komponen musikal, diantaranya materi tentang

pengolahan rasa dan ekspresi.

B. Komponen Pembelajaran

Dalam proses belajar terdapat beberapa komponen-komponen pembelajaran

diantaranya: pendidik, peserta didik, metode, media yang tersedia, sarana, materi

yang akan diajarkan. Beberapa komponen tersebut kemudian dibangun dengan

cara sistematis, hal tersebut menjadikan hubungan erat antara kegiatan belajar dan

mengajar sehingga terjadi suatu kondisi yang saling berkaitan, saling berinteraksi,

saling mempengaruhi, dan saling menunjang satu dengan yang lain.

Catatan: Dalam komponen pembelajaran haruslah terdapat hubungan

pembelajaran yang saling berkaitan, saling berinteraksi, saling mempengaruhi,

dan saling menunjang satu dengan yang lainnya. Tujuan pembelajaran akan

tercapai apabila adanya bahan/materi yang diaplikasikan dengan menggunakan

metode pembelajaran, kemudian untuk menentukan tujuan berhasil atau tidaknya

suatu proses pembelajaran, maka peranan evaluasi harus dilakukan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik (Tingkat Perkembangan Anak).

Suatu proses pembelajaran bisa dikatakan baik apabila dalam proses

pembelajaran dapat membangkitkan suasana belajar yang efektif, hal yang perlu

diperhatikan adalah akitfitas sebagai objek (peserta didik) yang belajar secara

maksimal. Dalam menilai hasil dari peserta didik yang belajar, peserta didik harus

Page 9: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

9

memperhatikan proses, karena dalam sebuah proses inilah peserta didik

mengalami pengalaman kegiatan berkreatifitas secara berkesinambungan, dan

akan menunjukan perubahan kearah yang lebih baik.

C. Konsep-Konsep Pembelajaran Gitar Elektrik

Pembelajaran dikenal dengan proses belajar mengajar merupakan gabungan

dua konsep, yaitu belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar yang dilakukan

guru sebagai pengajar. Hal tersebut seperti di ungkapkan oleh Sardiaman, bahwa

belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan

sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (2004: 20).

Selanjutnya dikemukakan juga bahwa mengajar adalah suatu aktivitas

pengorganisasian atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan

dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar (2004: 48).

Proses pembelajaran gitar elektrik dilakukan secara praktek, dimana guru dan

siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan

tersebut adalah adanya perubahan pada prilaku siswa setelah mendapat

pembelajaran gitar elektrik dari guru. Perubahan tersebut adanya perubahan pada

teknik gitar elektrik pada arah yang lebih baik.

D. Strategi Pembelajaran Gitar Elektrik

Strategi merupakan suatu tindakan guru dalam usaha mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam tindakannya tersebut guru membuat serangkaian usaha agar

siswa mau belajar. Hal tersebut selaras dengan pendapat Makmun (1997: 125),

“strategi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan

bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan langkah-langkah sistematis

sehingga dicapai hasil belajar yang optimal. Guru sebagai penyelenggara kegiatan

pembelajaran, hendaknya memikirkan dan mengupayakan terjadinya interaksi

yang efektif. Guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan berbagai siasat

atau strategi. Hal tersebut sejalan dengan Moedjiono dan Dimyati (1991 : 3)

dikatakan bahwa “strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan guru

Page 10: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

10

untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek

dari komponen pembentukan sistem intruksional, dimana untuk itu guru

menggunaan siasat tertentu”.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, guru gitar elektrik memiliki peranan

untuk mengembangkan ide-ide yang dimiliki untuk dicoba terus kepada siswa

sehingga mengalami perubahan prilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran kursus musik khususnya gitar elektrik,

setidaknya memiliki sasaran teknis maupun praktis yang lebih baik, sehingga

mampu merubah prilaku siswa dalam teknik gitarnya kearah yang dicita-citakan.

Hal tersebut ditegaskan Makmun (1995:152) bahwa “sasaran harus diterjemahkan

ke dalam ciri-ciri atau sifat wujud prilaku dan pribadi dari manusia yang dicita-

citakan (ideal type)”. Tujuan yang harus dicapai secara optimal harus dilakukan

guru dengan berbagai strategi. Mengetahui kemampuan awal siswa merupakan

strategi dasar untuk memudahkan pemilihan materi dan metode pembelajaran

gitar elektrik. Hal tersebut berkaitan dengan setiap siswa gitar yang memiliki

kemampuan berbeda. Selain dapat memudahkan pemilihan materi dan metode

gitar elektrik yakni agar memperoleh petunjuk sejauh mana perubahan yang

terjadi pada siswa setelah mengikuti pembelajaran.

2.2 Pengertian Metode Pembelajaran Gitar Elektrik

Metode pembelajaran merupakan perangkat penting yang dapat menunjang

keberhasilan tujuan pengajaran. Dalam hal ini metode merupakan alat atau cara

yang dipergunakan dalam proses pembelajran gitar elektrik. Sehubungan dengan

mengajar Hasibuan dan Moedjiono memberikan penjelasan bahwa “metode

mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat yaitu alat dan

cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar” (1992: 3). Selanjutnya

Hasibuan dan Moedjiono menjelaskan bahwa terdapat beberapa metode yang

sering digunakan dalam mengajar yaitu metode ceramah, Tanya jawab dan

demonstrasi. Beberapa metode yang ditawarkan tersebut merupakan metode yang

umum dijumpai dalam berbagai pembelajaran yang lebih bersifat teoritis.

Page 11: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

11

Akan tetapi apabila digunakan dalam pembelajaran gitar elektrik, metode

tersebut dirasa kurang lengkap karena sering kali di dalamnya menggunakan

metode imitasi (peniruan). Dalam proses belajar musik, metode imitasi

merupakan cara yang sangat ampuh baik untuk gitar elektrik maupun instrumen

musik lainnya. Metode ini bagi siswa pemula dapat membantu untuk memberikan

gambaran terhadap sesuatu yang dipelajarinya. Sebagai contoh terlebih dahulu

guru mendemonstrasikan yang kemudian ditiru oleh siswanya.

Selain metode tersebut diatas terdapat pendekatan yang berorientasi pada

individu siswa. Metode ini sering kali dipergunakan untuk pengajaran yang

memperhatikan dan disesuaikan kepada karakteristik perbedaan individual siswa

seperti dijelaskan Makmun (1997:165)

“Hal yang esesial dari metoda ini adalah siswa-siswa belajar diarahkan dengan

tugas atau pertanyaan dalam bentuk pertanyaan atau pertanyaan serta uraian

singkat. Jika dengan melakukan tindakan belajar tertentu ia segera memperoleh

jawaban yang benar maka siswa mendapat tugas untuk melanjutkan ketahap lebih

lanjut. Sedangkan kalau jawabannya salah maka siswa harus kembali

mempelajarinya.

Metode tesebut sebenarnya dapat diaflikasikan dalam bidang pembelajaran

gitar elektrik yaitu siswa diberi pengarahan secara singkat kemudian dilakukan

secara praktis. Jika dapat melakukan dengan baik maka siswa diperbolehkan

mengikuti materi berikutnya sebaliknya siswa yang belum mampu melakukan

dengan baik maka siswa harus mengulanginya.

Melihat pendapat yang dikemukakan Hasibuan di atas, tampak jelas bahwa

didalam pembelajaran. Metode merupakan hal penting untuk dapat terlaksananya

proses belajar mengajar. Akan tetapi didalam materi pembelajaran gitar elektrik,

hal tersebut nampaknya kurang lengkap untuk memayungi semua proses

pembelajaran tanpa adanya matode imitasi dan pendekatan pada individu.

Page 12: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

12

2.3 Materi Pembelajaran Gitar Elektrik Dasar

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

sangat penting dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran, kerena materi

pembelajaran adalah sebuah kajian bahan ajar yang harus disampaikan oleh

pendidik dalam berlangsungnya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Udin H.S (1997:66) berpendapat bahwa “materi pembelajaran

merupakan isi yang dipelajari siswa yang direncanakan sesuai dengan tujuan

pembelajaran”. Pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, haruslah

mengetahui karakteristik peserta didik yang belajar, dalam artian pendidik

haruslah menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan masing-

masing anak dalam menangkap informasi, seperti yang telah dibahas dalam

bahasan sebelumnya bahwa terdapat 3 cara yang dominan dalam menangkap

informasi, yaitu: penglihatan (visual), pendengaran (auditory), gerakan

(kinestetic).

Dalam proses pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Music School, materi

pembelajaran tidak terlalu mengacu kepada kurikulim yang ada, hal ini

memberikan kebebasan kepada pengajar untuk merancang materi/bahan ajaranya

sendiri disesuaikan pada masing-masing siswa. Pada tahap awal pembelajaran

gitar elektrik dasar, siswa diajarkan mengenai pengenalan bagian-bagian gitar

elektrik secara keseluruhan, hal ini dikarenakan agar siswa memahami

posisi/bagian-bagian gitar elektrik, juga sebagai bahan evaluasi di akhir pelajaran

yang meliputi aspek teori dan praktek.

2.4 Media Pembelajaran Gitar Elektrik

Didalam proses belajar mengajar guru menggunakan strategi dan media

apapun semata-mata supaya siswa belajar yang berarti “…segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang fikiran,

perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses

pembelajaran”. (ibrahim et al, 1991:78). Selanjutnya dijelaskan bahwa media

terbagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu media cetak, media elektronik yang

Page 13: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

13

meliputi rekaman audio (cassette dan CD) dan audio visual (Video dan VCD)

serta sample nyata.

Ketiga jenis media tersebut selama ini memang paling banyak digunakan dan

dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media tersebut

tergantung pada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, kesediaan media

tersebut juga kemampuan guru dalam menggunakannya.

Terkait dengan pembelajaran gitar elektrik, media yang sering dipakai adalah

media elektronik diantaranya audio-type, CD, dan VCD. Media elektronik tersebut

berperan penting dalam menunjang pembelajaran gitar elektrik. Sebagai contoh

untuk memudahkan notasi yang dibaca maka si siswa terlebih dahulu

mendengarkan audionya secara visual, hal tersebut dapat dilakukan dirumah,

sehingga cara tersebut akan lebih epektif dalam segi waktu.

2.5 Guru Gitar Elektrik

“Guru adalah salah satu komponen manusia belajar mengajar yang ikut

berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia di bidang

pembangunan” (sardiman, 2004:125). Terkait dengan pernyataan tersebut guru

merupakan unsur penting yang harus berperan serta secara aktif dan mendapatkan

kedudukannya sebagai tenaga sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin

berkembang.

Berkaitan dengan hal tersebut guru memiliki peranan penting dalam proses

belajar mengajar. Peran tersebut tentunya untuk mengantarkan siswa pada tujuan

atau sasaran yang dicita-citakan. Dengan demikian setiap pelajaran yang diberikan

guru semata-mata untuk kepentingan murid sesuai dengan profesional dan

tanggung jawabnya.

Agar menjadi guru yang profesional di dalam bidang drum maka guru harus

selalu bisa menjadi sarana kebutuhan atau fasilitator bagi siswanya dalam belajar

gitar elektrik. Tidak hanya bisa dalam segi teori dan praktek, aspek psikologi

untuk mengajarpun menjadi salah satu yang tidak bisa dipisahkan. Chrysti

(1977:xvii) menjelaskan beberapa faktor utama tentang guru dalam mendidik

siswa gitar elektrik diantaranya harus mempunyai rasa senang dan bisa

Page 14: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

14

mempengaruhi semangat dan rasa percaya diri siswa, guru harus membimbing

secara langsung terutama bagi siswa pemula, pembelajaran yang diberikan kepada

siswa harus bervariasi dan tidak monoton.

2.6 Siswa Gitar Elektrik

“Siswa adalah individu yang belajar” (sardiman, 2004: 110). Hasil belajar

berupa perubahan prilaku atau tingkah laku. Hasil belajar ditentukan dengan kerja

keras siswa dalam melatih suaranya dengan memakai teknik dan ide-ide yang

tepat.

Tolak ukur berhasilnya pembelajaran ada pada siswa, sebab tujuan yang harus

dicapai dari proses tersebut adalah prilaku siswa. Oleh karena itu di dalam

memilih dan menggunakan strategi mengajar, faktor siswa tidak diabaikan.

2.7 Gitar Elektrik

1. Pengertian dan Sejarah Gitar Elektrik Secara Umum

Gitar elektrik yaitu, gitar yang suaranya dihasilkan dengan bantuan tenaga

arus listrik (elektrik). Biasanya, dalam memainkan gitar elektrik dilengkapi

dengan efek suara, yaitu alat bantu yang dapat menghasilkan berbagai jenis suara

yang disesuaikan dengan karakter iramanya, seperti suara gemuruh, jeritan, atau

lengkingan.

Gitar elektrik bekerja dengan dua sistem

1. mekanik

2. eletrik.

Senar bergetar (secara mekanik), kemudian ditangkap getarannya oleh pick up

(sepul / kumparan magnetik), dan diteruskan via kabel jek ke ampli. Sesampainya

di ampli, sinyal mulai masuk ke pre-amp untuk di olah, kemudian masuk lagi ke

power-amp untuk di AMPLIFIKASI, agar sinyalnya cukup kuat untuk

menggetarkan membran spiker (speaker, pembicara).

Gitar Elektrik pertama kali dibuat pada tahun 1932 oleh Adolphus

Rickenbacker. Gitar ini mengambil bentuk rancangan gitar Spanyol tradisional.

Page 15: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

15

Setelah itu, perkembangannya terus berlanjut. Ide yang mempercepat

perkembangannya diawali dari sering diadakannya konser-konser dengan jumlah

penonton yang banyak sehingga jikalau tanpa bantuan sound system, suaranya tak

terdengar, apalagi bila penonton berteriak-teriak riuh.

Produsen gitar bermunculan di mana-mana. Dua yang terkenal adalah Fender

dan Ibanez. Selain itu, media-media juga mempublikasikan pemain-pemain gitar

hebat melalui majalah bergengsi seperti Guitar Player. Kini, komponen-komponen

pada gitar listrik, seperti bridge/tremolo, pick-up, juga senar, bahkan diproduksi

terpisah dari produser gitar.

Ada pula hal-hal yang nyentrik dalam perkembangan gitar seperti gitar

bersenar tujuh yang dipopulerkan oleh Steve Vai di tahun 1989. Ide ini datang

saat ia bergabung dengan David Lee Roth Band pada tahun 1985, menggarap

album Crazy from the Heat. Ia memutuskan demikian karena sang bassis, Billy

Sheehan, sering menyetel bassnya dengan formasi lain bernama Drop D Tuning

(dari atas ke bawah: D-A-D-G, umumnya E-A-D-G). Bekerjasama dengan Ibanez

tahun 1987, akhirnya lahirlah gitar pertama bersenar tujuh, dengan dawai teratas,

alias ketujuh, bernada B. Gitar ini dinamakan The Universe-7 String. Vai juga

memiliki gitar dengan neck yang berlawanan (menghadap ke kiri dan kanan),

untuk membuktikan kemampuannya bermain kidal.

Sementara itu, Eddie van Halen, menjadi pelopor dalam penggunaan whammy

bar up-down yang kemudian dikenal sebagai Floyd Rose tremolo/bridge. Inovasi

ini lengkap dengan pengunci senar pada bagian nut gitar. Sistem ini dikenal

sebagai locking nut tremolo system. Eddie mengembangkan sistem tremolo yang

sudah ada sebelumnya. Yaitu tremolo yang hanya bisa ditekan down atau turun

(menghasilkan nada yang lebih rendah). Sistem lama ini dikembangkan oleh

pabrik Fender dan terpasang sebagai perlengkapan standar pada model

Stratocaster. Inovasi ini terpikir olehnya pada sekitar tahun 1976. Saat itu para

gitaris hebat seperti Ritchie Blackmore dan Jimmy Page sering mengalami

masalah pada tuning gitar mereka Karena mereka sering mem-bending senar

terlalu banyak untuk menghasilkan suara yang 1 nada lebih tinggi. Akibatnya

senar jadi kendor dan tentunya nadanya juga jadi fals. Dengan locking nut tremolo

Page 16: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

16

system, senar dikunci di bagian nut gitar agar tidak bergeser ketegangannya.

Bahkan pada tahun 1991 juga pernah dibuat gitar yang paling besar di Amerika

Serikat, tepatnya di Indiana. Panjangnya sampai 11 meter, gitar ini membutuhkan

6 orang untuk memainkannya.

2. Bagian Dan Fungsi Gitar Elektrik

A. Bagian-bagian Gitar Elektrik

Page 17: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

17

B. Fungsi Dari Bagian-bagian Gitar Elektrik

1. Tuning Machines : berfungsi sebagai alat untuk menyetem/menyetel/menstem

(tuning) senar gitar sehingga menghasilkan nada sesuai dengan keinginan kita

2. Headstock : bagian yang berfungsi menahan senar dan tuning machines

3. Nut : berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada

tempatnya

4. Neck : berfungsi untuk meletakkan fretboard, tuners (tuning machines) dan

headstock

5. Fingerboard (Fingerboard) : kayu dengan pematang (fret) logam melintang

untuk membagi wilayah nada

6. Fret : logam melintang terletak di sepanjang Fingerboard untuk membagi

wilayah nada

7. Strap pin : untuk menahan selempang (strap) gitar

8. Body : bodi atau badan gitar

9. Pickups : pendeteksi getaran senar dan mengubahnya dari energi mekanis

menjadi energi listrik yang dikonversi oleh amplifier menjadi nada

10. Bridge : Pengikat atau penahan senar ke badan gitar

11. End pin : untuk menahan selempang (strap) gitar

12. Bar atau vibrato atau whammy bar : pengatur modulasi getaran senar, ini ada

dua jenis :

a.bent down tremolo : tremolo yang hanya bisa menurunkan nada,

b.updown tremolo : tremolo yang bisa menaik turunkan nada

13. Pickup selector switch : switch pengatur pickups untuk memilih pickup mana

yang akan diaktifkan untuk menghasilkan variasi suara yang diinginkan

14. Volume control : pengatur volume

15. Tone control : pengatur kekuatan bass dan treble sound gitar

16. Output jack : penyambung gitar ke amplifier atau peralatan elektronik lainnya

17. Strings (senar) : senar terbuat dari nylon, steel (baja), nikel

Page 18: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

18

3. Teknik Bermain Gitar Elektrik

A. Basic

Pembelajaran dasar bermain gitar dan musik pada umumnya, sehingga dapat

memiliki pondasi musikal yang kuat.

1. Fundamental (dasar) bermain gitar

- Fingering (penjarian) dan picking

- Pemahaman nada

- Peregangan jari

2. Fundamental (dasar) bermain musik secara umum

- Irama ketukan

- Tangga nada

- Chord dan progression chord

B. Intermediet

Pembelajaran teknik-teknik dasar dan perkembangan, selain itu dengan

pembelajaran disiplin musik gitaris-gitaris papan atas dunia. Pada tiap-tiap

pembelajaran, Dilakukan penerapan teknik dengan melakukan improvisasi.

- Teknik dasar

- Palm muting, Vibrato, Slide, Hammer on, Pull off, Bending

- Teknik perkembangan

- Alternate picking

- Legato

- Harmonic

- Tapping

- Arpegio

- Teknik penerapan dari disiplin music gitaris dunia

C. Advance

Pembelajaran permainan improvisasi gitar dan aransemen musik dengan

menerapkan dasar-dasar permainan musik dengan teknik-teknik yang telah

Page 19: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

19

dikuasai. Pembelajaran pengaturan karakter sound dan efek gitar juga sangat

berpengaruh pada kualitas permainan gitar.

- Pemahaman dasar aransemen musik dan improvisasi

- Pemahaman pengaturan sound dan efek gitar

- Pemahaman dasar aransemen dan improvisasi pada aliran musik Blues,

Rock ‘N Roll, Rock, Pop, Bossas dan lain sebagainya.

D. Expert

Setelah menguasai dasar bermain gitar, dasar bermain musik, teknik-teknik

bermain gitar, pemahaman pengaturan sound, pengaturan efek, improvisasi

teknik-teknik permainan gitar, serta pemahaman dasar aransemen dan improvisasi

pada berbagai aliran musik, maka kita dapat menemukan jati diri dalam bermain

musik.

- Pembelajaran aransemen dan improvisasi gitar (sesuaidengan aliran kita)

- Pembelajaran dasar aransemen musik utuh (sesuai aliran kita)

- Progresif : Penggabungan dari beberapa aliran musik, sehingga dapat

menjadi sebuah aransemen dan improvisasi yang indah.

E. Cara Menstem / Menyetem / Menyetel Senar Gitar Elektrik

Putar tuner ( penala ) senar gitar perlahan, petiklah beberapa kali ( dengan

tangan satunya ), bandingkan dengan senar lain hingga sama nadanya, dengan

ketentuan seperti berikut:

1. Nada senar no 1 (E) los senar = Nada senar no 2 (B) fret ke 5 ( petik senar

kedua dengan jari tangan satunya menekan senar no 2 pada fret ke 5)

Page 20: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

20

2. Nada senar no 2 (B) los senar = Nada senar no 3 fret ke 4 (petik senar

ketiga dengan jari tangan satunya menekan senar no 3 pada fret ke 4)

3. Nada senar no 3 (G) los senar = Nada senar no 4 fret ke 5 (petik senar

keempat dengan jari tangan satunya menekan senar no 4 pada fret ke 5)

4. Nada senar no 4 (D) los senar = Nada senar no 5 fret ke 5 (petik senar

kelima dengan jari tangan satunya menekan senar no 5 pada fret ke 5)

5. Nada senar no 5 (A) los senar = Nada senar no 6 fret ke 5 (petik senar

keenam dengan jari tangan satunya menekan senar no 6 pada fret ke 5)

Los senar adalah senar gitar hanya dipetik saja, tanpa jari kita menekan pada

fretboard.

Untuk aturan frekuensi nada musik baik vokal maupun instrument musik

sebenarnya sudah mengikuti standar yang berlaku secara internasional adapun

nada yang dijadikan standar internasional adalah nada A dengan frekuensi 440Hz

(hertz), sehingga alat musik modern (tradisional seperti gamelan misalnya tidak

mengikuti standar tsb) dimanapun di dunia akan mengikuti standar tersebut. Nah

pertanyaannya adalah: bagaimana kita tahu kalo nada A pada gitar ketika sudah

kita stem = 440Hz?. Kita perlu menggunakan alat ukur nada yang standar, yaitu:

1. Bisa menggunakan sebuah garpu tala (bisa dibeli di toko musik), cara

memakainya cukup pukulkan garpu tala ke obyek tertentu (meja misalnya)

maka akan berbunyi sesuai dengan nada tertentu, tiap garpu tala punya

nada tertentu, biasanya C atau A (bawaan pabrik)

2. Dengan menggunakan digital guitar tuner (bisa dibeli di toko musik juga),

cara memakainya, biasanya ada semacam buku panduan yang disertakan

ketika kita membelinya.

3. Menggunakan alat musik lain sebagai perbandingan, bisa dengan piano /

keyboard misalnya.

Page 21: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

21

4. Dengan software musik di komputer, seperti guitarpro yang sudah

menyertakan digital guitar tuner didalamnya

5. Beberapa efek gitar elektrik juga sudah menyertakan digital guitar tuner

didalamnya.

F. Ukuran Senar

Ukuran senar amat mempengaruhi intonasi. Seperti

010, .013, .017, .026, .036, dan .046. Sebagian besar pemain telah menggunakan

set bersenar G terbungkus untuk gitar elektrik dengan body akustik dan gitar

akustik secara benar. Hal ini sangat memperkecil masalah intonasi. Senar ketiga

yang normal (plain) seringkali merupakan sumber utama intonasi yang tak benar.

Senar-senar tersebut memiliki kecenderungan naik, dan jika ukurannya terlalu

tipis, pengaturan sadel bridge tidak bias mengimbanginya. Pada bridge yang telah

diatur dengan baik, sadel untuk senar G normal (plain) selalu terletak lebih

mendekati bagian belakang bridge dibandingkan dengan sadel lain. Ukuran senar

yang menghasilkan intonasi apik dengan senar berukuran atau mendekati

ukuran: .012, .016, .024 (terbungkus/wound), .032, .042, dan .054.

G. Membaca Notasi Musik

Karena suatu alasan yang aneh, membaca notasi musik (not balok)

merupakan sebuah misteri bagi kebanyakan musisi. Tak jarang orang dewasa

dengan gelar dalam bidang fisika pergi ke studio untuk mendaftarkan diri ikut

kursus gitar, lalu berkata, “Saya mau belajar asalkan tidak harus belajar membaca

notasi musik.” Orang ini kemungkinan akan merasa malu jika tahu bahwa guru

gitar telah mengajari ratusan anak kelas dua atau tiga untuk membaca melodi

sederhana selama dua atau tiga pelajaran.

Siapapun yang mau mengingat beberapa hal dasar, serta konsisten berlatih,

pasti bias belajar membaca notasi musik. Setelah mempelajarinya,

pengetahuanmu bias jadi sedikit “karatan” karena jarang di gunakan.

Page 22: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

22

a. Paranada

Paranada terdiri dari lima garis dan empat spasi (Contoh 1). Garis-

garis tersebut mempunyai nama yang mudah dipelajari dengan

mengingat kalimat berikut: Every Good Boy Does Fine (Contoh

2). Spasi-spasi juga mempunyai nama tersendiri, yang membentuk

kata FACE (Contoh 3).

Contoh 1

Contoh 2

Contoh 3

Contoh 4

Page 23: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

23

H. Mengenal Papan Nada

Jika menyinggung “hubungan” –mu dengan gitarmu, istilah “keakraban

menimbulkan benih kebencian” tentu tidak berlaku. Semakin kamu mengenali

papan nada (Fretboard), semakin banyak musik yang kamu mainkan, dan rasanya

sayang dengan instrumenmu akan semakin besar. Namun, ketika kamu melihat

20-an fret dan enam utas senar, niat untuk memahami dan menguasai gitar sudah

keburu ciut. Informasi berikut, setahap demi setahap, akan membantumu

membuka tabir rahasia papan nada. Seni penguasaan papan nada tak datang dalam

sekejap.

Memegang leher gitar dengan benar merupakan hal yang amat penting

untuk mengoptimalkan penggunaan konsep posisi. Pastikan ibu jari tangan kirimu

berada di dekat bagian tengah belakang leher gitar, sementara pergelanganmu

melengkung ke bawah. Biarkan keempat jarimu melayang di atas fret masing-

masing pada posisi kedua. Dengan teknik ini, satu-satunya energy dan gerakan

yang diperlukan untuk menekan suatu nada adalah menekan jari-jarimu ke bawah,

dengan tekanan antara ibu jari dan jari-jari lain yang mirip catok. Pada awalnya,

posisi ini kemungkinan memberikan rasa tidak nyaman. Namun, dengan latihan

konsisten, tenaga tambahan pada jari dan tangan kirimu akan berkembang.

Page 24: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

24

Dengan tangan yang ditempatkan dengan benar pada posisi kedua, kamu

bias merentangkan dengan telunjukmu ke belakang untuk memainkan nada-nada

pada fret pertama. Kelingking juga dapat direntangkan untuk memainkan nada-

nada pada fret ke enam. Pastikan tangan kirimu tidak bergerak keluar dari posisi,

kamu harus mempertahankan pengontrolan posisimu. Jangkauan enam fret ini

memungkinkanmu memainkan akord, tangga nada, atau arpeggio mana saja

dalam satu posisi. Dengan kata lain, ke-12 pertangganadaan bias dimainkan

dengan satu posisi ini, dan satu pertangganadaan mana pun bias dimainkan dalam

ke-12 posisi ini. Dalam contoh 1 kita bisa melihat ke-12 tangga nada yang ada

dengan jarak tambahannya; semua dalam posisi kedua.

Contoh 1

Tangga nada C Mayor

Tangga nada G Mayor

Tangga nada D Mayor

Page 25: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

25

Tangga nada A Mayor

Tangga nada E Mayor

Tangga nada B Mayor

Page 26: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

26

BAB III

PROFIL ELFA MUSIC STUDIO

BANDUNG

3.1 Sejarah singkat

Elfa musik studio (EMS) didirikan oleh Elfa Secoria di Bandung pada tanggal

20 Februari 1981, Elfa Musik Studio terbagi atas beberapa departemen meliputi

departemen Vocal, Instrumen Musik Pop, Musik Course (Band), Field Band

(Marching Band), Tropical Wave Latin Percussion, serta Arranging dan Song

Writer Club. Melalui departemen – departemen tersebut dari tahun ke tahun Elfas

Musik Studio banyak terlibat dan berprestasi dalam kancah festival nasional,

bahkan sampai ke mancanegara. Meskipun Elfa Musik Studio lebih

mengkhususkan diri pada Vokalnya, tetapi di Elfa Musik Studio pun sejak tahun

2000 mulai membuka untuk pengolahan instrument – instrument seperti

Gitr,Bass, Keyboard, dll.

Meskipun lebih mengkhususkan diri pada jalur musik Pop dan Jazz,

sesungguhnya Elfas Musik Studio tidak menutup diri pada jalur musik lain.

Seperti nuansa musik latin, tropical, ethnik tradisional, bahkan juga keroncong

sering tampak mewarnai citra musiknya. Dilihat dari output contentnya,

departemen – departemen dalam organisasi Elfa Musik Studio dapat

dikelompokan menjadi dua divisi yang saling mendukung yaitu divisi Popular dan

divisi Edukatif. Divisi Popular lebih difokuskan pada upaya menghasilkan artis

berbakat dengan talenta tinggi yang terbukti mampu meraih nilai komersial atas

kepopulerannya. Sedangkan divisi Edukatif atau biasa disebut Elfa Musik School,

lebih berkonsentrasi pada kegiatan ekstrakulikuler yang dirancang untuk

mengasah bakat, minat dan hobi musik anak didik. Di Elfa Music School siswa

dididik dan dilatih untuk menambah kemampuan, kekayaan dan pertukaran

pengalaman, baik secara nasional maupun internasional. Kegiatan Elfa Choir di

acara Choir Olympic merupakan output dari divisi Edukatif, dimana saat ini sudah

lebih dari 2000 siswa yang dididik di 16 cabang Elfa Music School yang tersebar

Page 27: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

27

di Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Garut, Solo, Lampung, Palembang

dan Makasar.

Bagi Elfa Musik Studio, Musik adalah bahasa dunia yang bersifat

Universal tanpa membedakan warna kulit, rasial, agama dan dapat memberikan

inspirasi kepada seluruh generasi muda di Indonesia, bahwa dengan musik kita

dapat melakukan kegiatan yang posotif tanpa memandang kepentingan pribadi

maupun golongan. Musik dapat menjadi sarana efektif untuk mengembangkan

rasa dan rasio, melalui musik manusia mencoba menemukan kembali keutuhan

dirinya.

3.2 Lokasi Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengajaran gitar elektrik dilaksanakan setiap hari selasa

dan kamis di Elfa Musik Studio (EMS) cabang Antapani. Dengan lebih tepatnya

terletak di Jl. Sukanagara 91, Antapani Bandung.

3.3 Visi dan Misi

1. Menjadi kawah Candramuka bagi lahirnya seniman seniman musik

Indonesia yang handal, yang mengerti dan mampu bermain musik serta

bernyanyi dengan baik.

2. Mengangkat siswa yang memiliki talenta tinggi tetapi kurang beruntung

dalam hal ekonomi, untuk dapat turut mengharumkan nama bangsa dan

Negara, dengan memberikan kesempatan untuk mewujudkannya.

3. Memberikan wawasan baru bagi pemula (siswa Elfa Musik studio dan

masyarakat lainnya) atau musisi muda berbakat Indonesia seperti Elfa’s

Group, dan menjadi bagian di dalamnya.

4. Sebagai salah satu wadah yang positif dalam membinagenerasi muda

Indonesia untuk lebih kreatif dan inofatif dalam dunia seni.

5. Sebagai fasilitator untuk mengahau hal-hal negative yang datangnya dari

dalam maupun luar dikalangan kaum muda, dengan mengikuti berbagai

kegiatan yang positif di Elfa Musik Studio.

Page 28: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

28

6. Sebagai salah satu peluang untuk menghadapi AFTA (pasar bebas),

dimana setiap individu harus memiliki keahlian di bidang lain selain yang

sudah dimiliki.

3.4 Penghargaan dan prestasi EMS (Elfa Musik Studio)

1. Internasional Pop song, Budokan Jepang, 1983-1991

a. Wakil dari EMS hampir selalu menjuarai event ini, a.l Harvey malaiholo

2. Light Music Contest & Band Explosion, 1987-1991

a. The Best Keyboard Player diraih oleh Yanny Danuwijaya

b. The best Int’l Bass Player 1987 diraih oleh Denny Arnaz

c. Golden Award 1989 diraih oleh Topeng dan Mask

d. Golden Award 1990 diraih oleh Khatulistiwa Band

e. Golden Award 1991 diraih oleh Kahitna

3. World Music Konkurs, Karkade, Netherland

a. 1985, Meraih 2 Golden Award dan 1 Silver Award

b. 1989, Meraih 2 Golden Award

4. The 1st Choir Olympic Linz Austria 2000

a. Grand Champion diraih olehb Elfa’s Male Vocal Anssamble

b. Gold Medal diraih oleh Elfas’s Singers

c. Diplome der Stufe Gold III diraih oleh Elfa’s Children Choir

5. The 2nd Choir Olympic Busan, Korea 2002

a. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers

b. Silver Medal diraih oleh Elfa’s Ethnic Choir

c. Silver Medal diraih oleh Elfa’s Children Choir

6. The 3rd Choir Olympic Bremen, Germany 2004

a. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers categorie Jazz

b. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers categorie Pop

c. Gold Medal diraih oleh Ethnic Choir

d. Gold Medal diraih oleh Elfa’s Big Band

7. The 4th World Choir Games, Xiamen, China 2006

a. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers categori Jazz

Page 29: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

29

b. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers categorie Pop

c. Gold Medal diraih oleh Elfa’s Ethnic Choir

d. Silver Medal diraih oleh Elfa’s Mixed Youth Choir

8. Children Are The Future,Jakarta, Maret 2007

Di event ini ada sebanyak 75 siswa siswi dari Elfa Music School usia dibawah

17 tahun yang bergabung bersama lebih dari 200 anak- anak dari berbagai penjuru

dunia yang menyerukan kedamaian lewat nyanyian dan juga tarian. Event ini pun

melibatkan musik organized by SADAO WATANABE, vocal director ELFA

SECIORIA, percussion & rhythm director DWIKI DHARMAWAN, produced

by PETER F GONTHA

1. The 1st Asian Choir Games, Jakarta, Maret 2007

a. Grand Champion diraih oleh EMS Teenager Voices, Categorie Pop

b. Gold medal diraih oleh Elfa’s Bigband Voices, Categorie Pop

c. Gold medal diraih oleh EMS Jazz Youth Choir, Categorie Jazz

d. Gold medal diraih oleh Elfa’s Male Vocal Ansamble, Categorie Jazz

e. Silver Medal diraih EMS Children Chorus, Categorie Children Choirs

f. Silver Medal diraih EMS East – West Chorus, Categorie Folklore

g. Silver Medal diraih EMS East – West Chorus, Mixed Youth Choirs

2. The 5th World Choir Games, Graz, Austria 2008

a. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers Categorie Jazz

b. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers Categorie Pop

c. Menduduki Posisi 1 MUSIC MUNDI WORLD RANKING – Top 50

Pop,Jazz dan Gospe I

d. Menduduki Posisi 6 MUSIC MUNDI WORLD RANKING – Top 1000

Choirs

Page 30: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

30

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Proses Pembelajaran Gitar Elektrik di Elfa Music

School

Pada saat pengamatan ini berlangsung, Elfa Music School mempunyai

siswa gitar elektrik sebanyak 6 orang sebagai siswa tingkat 1 (grade 1), dan

pengajar Gitar sebanyak dua orang dimana masing-masing memiliki wktu yang

berbeda pada hari selasa dan kamis. Dari kedua orang pengajar tersebut saya

memilih satu pembimbing lapangan yaitu warnasa, penelitian yang dilakukan

setiap hari selasa karena selain pembimbing ia juga sebagai pengajar di Elfa

Studio School yang dilakukan pada setiap hari selasa dari pukul 13.00 WIB

sampai dengan selesai. Dalam kurun waktu enam bulan murid yang mengikuti

kursus gitar elektrik dasar cenderung bertahan, walaupun dikursus ini belum

memiliki kurikulum yang tetap.

Ada atau tidak adanya kurikulum selama penelitian berlangsung tidak

membuat pengajar resah. Hal tersebut dikatakannya bahwa secara tidak disadari

kurikulum itu ada, hanya saja belum tertuang dalam bentuk tulisan. Pengajar

menjelaskan bahwa dirinya memiliki target dengan tahap-tahap pembelajaran

yang sedang dikembangkan, tetapi dengan cara memberikan keluasaan kepada

siswa. Pengajar merencanakan program-program tersebut sering kali tidak dapat

direalisasikan pada saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terjadi karena

pengajar lebih cenderung pada keinginan dan kebutuhan siswa, sebagai contoh

pengajar telah merencanakan Fingering yang disesuaikan dengan materi yang ada,

akan tetap pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak mau mempelajari

materi yang diberikan pengajar, sehingga program-program yang sudah

direncanakan kurang terealisasi.

Materi gitar elektrik dasar yang diberikan tidak bersumber pada buku

pegangan yang ada, tetapi lebih mengutamakan pengalaman pengajar ketika

pengajar belajar gitar elektrik di sekolah musik lain. pengajar berupaya

mengembangkan ilmu yang dimiliki, dengan cara mengkaji berbagai sumber yang

Page 31: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

31

ditemukan, mengevaluasi pengalaman mengajar yang telah dilakukannya di

tempat lain, bahkan sering kali bertukar pengalaman dengan pengajar di tempat

lain.

Proses pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Musik School berlangsung

selama 45-60 menit untuk satu orang siswa. Bagi pengajar, alokasi waktu tersebut

dirasakan cukup untuk memberikan pembelajaran gitar elektrik dasar dengan

sempurna, karena untuk memberikan satu materi dan fingering (pemanasan),

dirasakan cukup.

Proses pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Musik School dilakukan

dalam tiga kegiatan pembelajaran yaitu bagian pembuka, bagian inti, dan penutup.

Ketiga proses pembelajaran tersebut pada umunya disesuaikan dengan kebutuhan

siswa sehingga seringkali ketiga kegiatan di atas tidak terpenuhi. Hal tersebut

disebabkan beberapa faktor, seperti tingkat keseriusan siswa, kemampuan siswa

untuk menerima materi, serta salah satunya faktor usia.

Usia siswa yang bervariasi dapat mempengaruhi proses pembelajaran,

teruama cara guru dalam memilih materi dan metoda serta penggunaan media

pembelajaran. Kebanyakan usia anak-anak sejumlah dua orang (usia 10-14 tahun),

kurang menunjukan keseriusannya dalam mengikuti pembelajaran. Lain halnya

dengan siswa dewasa (usia 20-30 tahun) sangat kehausan terhadap pembelajaran

gitar elektrik baik secara teknis maupun teoritis.

Materi pembelajaran yang menjadi acuan pengajar adalah beberapa buku

tentang pembelajaran gitar elektrik dasar, diantaranya yaitu dari Yamaha (Dasar

dasar bermain gitar elektrik) dan disamping itu konsep materi yang menjadi

inspirasi sumber bahan ajar yaitu dari pengalaman pengajar sewaktu mengikuti

kursus gitar elektrik dan juga sharing dengan sesama pengajar gitar elektrik di

sekolah musik tersebut. Berikut ini diungkapkan beberapa bentuk masalah dalam

tanya jawab (wawancara, 27 september 2009), yang disampaikan oleh peneliti.

(P), dan nara sumber (N) di lokasi Elfa Studio, yaitu sebagai berikut:

Page 32: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

32

P: apakah A Warnas punya buku acuan sebagai sumber belajar?

N: ya, ada beberapa, paling dari Yamaha…

P: selain buku, ada lagi bahan ajarnya A?

N: paling dari pengalaman yang sudah saya dapat, pengalaman waktu saya

kursus gitar elektrik.

Sistem evaluasi yang digunakan di Elfa Musik School, yaitu evaluasi akhir

yang dilaksanakan setiap satu semester (6 bulan) sekali, evaluasi ini dilaksanakan

di ruang kursus gitar elektrik Elfa Musik School dengan penguji dari pengajar

Elfa’s itu sendiri .

4.2 Materi Pembelajaran

Observasi yang dilakukan dalam mengetahui materi pembelajaran di Elfa

Musik School adalah dilaksanakan melalui pengamatan, praktikan melakukan

pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas musik (gitar elektrik).

Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan penelitian, proses pembelajaran

memang cenderung ke arah rock yang mengarah ke 1). Bagian dan fungsi gitar,

2). Cara memegang gitar elektrik yang benar , 3). Cara memegang vick saat

memetik senar gitar, 4). Posisi tubuh pada saat bermain gitar. Semua teknik lebih

cenderung ke pola permainan musik rock, karena dari mulai mengocok gitar,

ritmik dan irama yang keluar semua dilakukan dengan penuh power yang tajam

dan keras, karena musik rock cenderung dengan musik cadas/keras.

Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada hari Selasa, disesuaikan

dengan jadwal dan waktu masing-masing anak, siswa pertama, yaitu pada pukul

13.00 WIB, siswa kedua, yaitu pada pukul 14.00 WIB. Pembelajaran telah

berlangsung pada bulan juni 2009 sebanyak 4 kali pertemuan, namun pengamatan

pembelajaran baru dimulai pada bulan September 2009. Pelaksanaan penelitian

tentang materi ajaran yang diberikan Elfa Musik School, dilakukan selama 4 kali

pertemuan, sebagai gambaran hasil perolehan data setiap pertemuan.

Page 33: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

33

4.3 Prosedur Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan pada hari Selasa, pada pukul 13.00 WIB, yang

dilaksanakan dalam satu ruangan kecil antara pengajar dengan siswa.

PERTEMUAN PERTAMA

a. Langkah Pra Instruksional

Pada awal kegiatan, menjelaskan tentang apa yang akan dipelajari. Pada

pertemuan pertama, pengajar mempunyai tujuan dalam melakukan pembelajaran,

yaitu:

1). Siswa dapat mengenal bagian-bagian dari gitar elektrik beserta fungsinya

2). Menjelaskan posisi badan pada saat bermain gitar elektrik dan cara memegang

pick.

c. Langkah Inti/Proses Kegiatan

1. Pengenalan bagian-bagian gitar elektrik serta fungsinya

Pada pertemuan kali ini, pengajar mengulang materi yang sudah diberikan

sebelumnya, yaitu mengenal bagian-bagian yang terdapat pada gitar elektrik, hal

ini dikarenakan agar siswa memahami bagian setra fungsi dari masing-masing

bagian gitar. Pengenalan penerapan teori tentang gitar elektrik, akan menjadi

bahan dalam evaluasi akhir. “Siswa-siswa saya dikenalkan dengan teori mulai

dari tanda-tanda dalam partitur, bagian dari gitar, fungsi dari bagian-bagian

gitar, ya..pokonya yang menjadi teori untuk jadi bahan ujian.”. Dalam

penyampaian tentang bagian-bagian gitar elektrik, selain menunjuk bagian dan

fungsi-fungsi gitar, pengajar juga memberi contoh fungsi dan penggunaanya.

Page 34: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

34

- Pengenalan bagian-bagian gitar elektrik yang diajarkan meliputi:

A. Bagian-bagian Gitar Elektrik

B. Fungsi Dari Bagian-bagian Gitar Elektrik

1. Tuning Machines : berfungsi sebagai alat untuk menyetem/menyetel/menstem

(tuning) senar gitar sehingga menghasilkan nada sesuai dengan keinginan kita

2. Headstock : bagian yang berfungsi menahan senar dan tuning machines

Page 35: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

35

3. Nut : berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada

tempatnya

4. Neck : berfungsi untuk meletakkan fretboard, tuners (tuning machines) dan

headstock

5. Fingerboard (Fingerboard) : kayu dengan pematang (fret) logam melintang

untuk membagi wilayah nada

6. Fret : logam melintang terletak di sepanjang Fingerboard untuk membagi

wilayah nada

7. Strap pin : untuk menahan selempang (strap) gitar

8. Body : bodi atau badan gitar

9. Pickups : pendeteksi getaran senar dan mengubahnya dari energi mekanis

menjadi energi listrik yang dikonversi oleh amplifier menjadi nada

10. Bridge : Pengikat atau penahan senar ke badan gitar

11. End pin : untuk menahan selempang (strap) gitar

12. Bar atau vibrato atau whammy bar : pengatur modulasi getaran senar, ini ada

dua jenis :

a.bent down tremolo : tremolo yang hanya bisa menurunkan nada,

b.updown tremolo : tremolo yang bisa menaik turunkan nada

13. Pickup selector switch : switch pengatur pickups untuk memilih pickup mana

yang akan diaktifkan untuk menghasilkan variasi suara yang diinginkan

14. Volume control : pengatur volume

15. Tone control : pengatur kekuatan bass dan treble sound gitar

16. Output jack : penyambung gitar ke amplifier atau peralatan elektronik lainnya

17. Strings (senar) : senar terbuat dari nylon, steel (baja), nikel

2. Menentukan Sikap Badan dan Posisi Tangan Pada Saat Bermain Gitar

Elektrik

Setelah siswa mempelajari bagian-bagian gitar elektrik serta fungsinya,

kemudian siswa mempelajari tentang sikap badan dan posisi tangan pada waktu

bermain gitar elektrik, dalam pembelajaran ini siswa diharuskan berposisi badan

tegap dan tidak membungkuk serta tidak kaku, karena hal ini sangat mendukung

Page 36: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

36

sekali dalam proses pembelajaran gitar elektrik, Pada awalnya siswa merasa kaku,

tapi dalam sebuah proses pembelajaran, lama kelamaan siswa pun akan terbiasa.

Setelah pengajar menjelaskan bagaiman sikap badan pada saat bermain gitar

elektrik, pengejar menjelaskan bagaimana cara memegang pick, mengocok atau

memetik senar gitar, karena sebelum proses pembelajaran ini berlangsung siswa

sama sekali tidak memahami cara bermain gitar elektrik yang benar, Untuk itu

pengajar menjelaskan cara-cara bermain gitar yang baik dan benar.

a. Posisi memegang gitar klasik sama halnya dengan gitar elektrik

Page 37: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

37

Memegang gitar elektrik sebetulnya sama halnya dengan memegang gitar

klasik hanya saja untuk gitar elektrik lebih populer orang melakukannya dengan

posisi berdiri saat manggung, Banyak yang bilang jempol jari kiri jangan sampe

keliatan dari depan, Ini ga harus. Kasian yang jempolnya panjang katanya.

Sebenernya intinya ialah lengan harus ngegantung serilek mungkin atau dibiarin

jatuh secara

wajar aja. Cara yang gampang, pegang neck, lemesin lengan, turunin jari ke

fingerboard. Nah ini posisi yang wajar. Biasanya secara otomatis jempol jadi gak

keliatan dari depan, jadi bukan disengaja disembunyikan.

kalo mau megang gitar agak tinggi ya tidak masalah walau main metal

seklipun, atau rendah juga gak papa asal masih bisa nyaman main gitarnya, yang

penting kita nyaman, dan playable posisinya, gak usah kaku-kaku, jangan semua

serba diatur, main ajalah gitarmu dengan asik.

b. Cara memegang pick

disamping memahami cara memegang pick yg benar, alangkah lebih baik

dan efektif kalo fokus ke penerapan picking yg benar, sebab bagaimanapun style

kita memegang pick yang paling penting itu ya kualitas hasil dari picking kita

sendiri. Terkadang kliatannnya cool tapi gak efektif, sebaliknya kadang kliatan

biasa tapi hasilnya superb jadi kalo aware dengan pergerakan tangan kanan kita

saat picking biasanya pickingnya akan maksimal dan powerful.

Pengajar mencontohkan kepada si anak, awalnya si anak merasa senang

pada saat gitar elektrik dengan mengikuti apa yang sebelumnyan di contohkan

pengajarnya, tetapi kelamaan si anak merasa kesal, mungkin karena si anak

kelelahan atau jenuh dengan materi yang diberikan pengajarnya, untuk itu

pengajar sedikit lebih memperhatikan cara bermain gitar elektrik, karena

kebanyakan anak yang bermain gitar elektrik, cara memegang pick dan

menggunakannya kurang begitu baik, baik dalam arti disini adalah seorang anak

seringkali memetik senar gitar dengan cara tidak updown yaitu dengan cara

memetik senar hanya ke satu arah saja, hal ini memang tidak salah, tetapi

Page 38: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

38

kelamaan hal tersebut dapat menggangu kecepatan untuk bermain melodi karena

kebiasaan, sehingga tak heran tempo dalam bermain gitar pun menjadi drop/turun.

d. Langkah Tindak Lanjut

Pada akhir pelajaran, pengajar menanyakan mengerti atau tidaknya materi

yang disampaikan, pengajar juga mengajarkan pada siswa agar berlatih materi

yang diajarkan di rumah.

PERTEMUAN KEDUA

1. Langkah Pra Intruksional

Pada awal kegiatan, pengajar menanyakan kabar siswa. Pada perteman ini,

pengajar sudah menyiapkan beberapa materi yang akan diajarkan diantaranya:

1). Mengenalkan notasi, 2) Melakukan Fingering, 3). Mengenalkan letak notasi

gitar elektrik pada garis paranada.

2). Langkah Inti/Proses Kegiatan

Pada kegiatan ini, pengajar mengulang materi sebelumnya. Dengan

menanyakan materi yang di berikan pada pertemuan sebelumnya, apakah sudah

mengerti dan sudah bisa. Pengajarpun menanyakan bebeapa hal materi yang di

berikan kepada siswanya, hal itu dilakukan untuk mengingat kembali agar

siswanya tidak lupa dalam setiap materi yang di berikan pengajar. Setelah semua

itu selesai, pengajar pun menyuruh siswa untuk melakukan fingering scale type

dan scale mood, tentunya dengan mendemonstrasikannya telebih dahulu oleh

pengajar, serta menjelaskan apa itu scale type dan scale mood, dalam hal ini

petikan scale type dan scale mood yang termasuk kedalam scale dasar melodi,

pengajar menjelaskan kepada siswanya bahwa kedua jalur ini adalah jalur dasar

yang harus dikuasai siswa, karena apabila kita menguasai jalur tersebut kita akan

lebih mudah dalam proses pembelajaran gitar elektrik khususnya untuk

improvisasi dalam bermain melodi.

Page 39: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

39

- Contoh Pergerakan fingering yang dilakukan:

Keterangan:

F Natural Major fingering Type 1 = F Ionian

D U D D U D D U D D U D D U D D U D U D U U D U U

-------------------------------3-5-6-6-5-3---------------------------------------------------------------------------3-5-6-------------6-5-3---------------------------------------------------------------2-3-5-------------------------5-3-2---------------------------------------------------2-3-5-------------------------------------5-3-2---------------------------------------1-3-5-------------------------------------------------5-3-1---------------------------1-3-5-------------------------------------------------------------5-3-1--------------------F Natural Major fingering Type 2 = G Dorian

D U D D U D D U D D U D D U D D U D U D U U D U U D

-------------------------------5-6-8-8-6-5---------------------------------------------------------------------------5-6-8-------------8-6-5---------------------------------------------------------------3-5-7-------------------------7-5-3---------------------------------------------------3-5-7-------------------------------------7-5-3---------------------------------------3-5-7-------------------------------------------------7-5-3---------------------------3-5-6-------------------------------------------------------------6-5-3--------------------F Natural Major fingering Type 3 = A Phrygian (idem)

--------------------------------6-8-10-10-8-6-----------------------------------------------------------------------6-8-10---------------10-8-6----------------------------------------------------------5-7-9-----------------------------9-7-5-----------------------------------------------5-7-8-----------------------------------------8-7-5-----------------------------------5-7-8-----------------------------------------------------8-7-5-----------------------5-6-8-----------------------------------------------------------------8-6-5----------------F Natural Major fingering Type 4 = A# Lydian (idem)

-------------------------------------8-10-12-12-10-8-------------------------------------------------------------------8-10-11-----------------11-10-8----------------------------------------------------7-9-10---------------------------------10-9-7---------------------------------------7-8-10-----------------------------------------------10-8-7-------------------------7-8-10-------------------------------------------------------------10-8-7-----------6-8-10---------------------------------------------------------------------------10-8-6---F Natural Major fingering Type 5 = C Mixolydian (idem)

------------------------------------------10-12-13-13-12-10---------------------------------------------------------------------------10-11-13-------------------13-11-10----------------------------------------------------------9-10-12-------------------------------------12-10-9-------------------------------------------8-10-12-----------------------------------------------------12-10-8---------------------------8-10-12---------------------------------------------------------------------12-10-8-----------8-10-12-------------------------------------------------------------------------------------12-10-8--

Page 40: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

40

F Natural Major fingering Type 6 = D Aeolian = D Natural Minor (idem)

----------------------------------------------12-13-15-15-13-12-----------------------------------------------------------------------------------11-13-15-------------------15-13-11-----------------------------------------------------------------10-12-14-------------------------------------14-12-10-----------------------------------------------10-12-14-------------------------------------------------------14-12-10-----------------------------10-12-13-------------------------------------------------------------------------13-12-10-----------10-12-13-------------------------------------------------------------------------------------------13-12-10-F Natural Major fingering Type 7 = E Locrian (idem)

----------------------------------------------13-15-17-17-15-13-----------------------------------------------------------------------------------13-15-17-------------------17-15-13-----------------------------------------------------------------12-14-15-------------------------------------15-14-12-----------------------------------------------12-14-15-------------------------------------------------------15-14-12-----------------------------12-13-15-------------------------------------------------------------------------15-13-12-----------12-13-15-------------------------------------------------------------------------------------------15-13-12-

Siswapun mempelajari petikan tersebut dengan memetik senar gitar dengan

santai, Setelah siswanya selesai fingering, pengajar mempersiapkan materinya

yang akan diberikan kepada siswanya. Dalam pembelajaran penyampaian materi,

tahap awal pengajar menanyakan terlebih dahulu kepada siswanya, pengajar (P),

Siswa (S).

(P): Sebelumnya sudah bisa baca not balok belum?

(S): Belum…

Pengajar mentargetkan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat membaca

notasi, dalam hal ini notasi yang diajarkan adalah not penuh, setengah,

seperempat, seperdelapan, dan seperenam belas. Pertama-tama pengajar

menggambarkan sebuah tabel di whiteboard, yang menjelaskan bentuk notasi,

nama notasi, nilai ketukan, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tapi sebelumnya pengajar menjelaskan pengertian dari notasi musik itu

sendiri notasi musik adalah sistem penulisan karya musik. Dalam notasi musik,

nada dilambangkan oleh not (walaupun kadang istilah nada dan not saling

dipertukarkan penggunaannya). Tulisan musik biasa disebut partitur, dalam gitar

disebut juga tablatur.

Notasi musik standar saat ini adalah notasi balok, yang didasarkan pada

paranada dengan lambang untuk tiap nada menunjukkan durasi dan ketinggian

nada tersebut. Tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme)

digambarkan secara horisontal. Durasi nada ditunjukkan dalam ketukan. Terdapat

Page 41: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

41

pula bentuk notasi lain, misalnya notasi angka yang juga digunakan di negara-

negara Asia, termasuk Indonesia, India, dan Tiongkok.

Selanjutnya kita lihat yang namanya birama (bar). Garis birama atau dalam

bahasa inggris barline, adalah garis yang menutup satu putaran ketukan. misalnya

birama adalah "|", aplikasinya contohnya begini hitung ketukan ini: |1, 2, 3, 4 | 1,

2, 3, 4 |1, 2, 3, 4 | 1, 2, 3, 4 | nah garis birama itu yang memisahkan setiap putaran

beat 1-4.Gambarnya pada notasi adalah sebagai berikut:

Sekarang mari kita berkenalan dengan simbol yang akan kita gunakan untuk

menulis musik serta harga masing-masing. Harga yang dimaksud di sini adalah

seberapa ketukan not tersebut dibunyikan, apakah 1 ketuk, 2 ketuk, atau 4

ketukan. berikut ini gambarnya:

Page 42: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

42

Nah mari kita lihat yang paling atas, not penuh atau whole note, dia adalah

not yang istilahnya menuhin bungkusnya, maksudnya dalam satu birama itu dia

bunyi terus dari hitungan 1-4, jadi | laa-aa-aa-aa | sedangkan yang not setengah,

hanya setengah birama aja jadi bunyinya 2 ketuk kalo di birama 4/4 ka. nah kalau

yang not seperempat ini, satu birama 4/4 akan bunyi 4 kali, karena harganya atau

lamanya ia berbunyi adalah satu ketuk aja jadi |la la la la| ini contohnya:

Page 43: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

43

Langkah selanjutnya, pengajar memberi contoh bagaimana notasi itu

dibunyikan, pengajar membuat ritmik sederhana dengan memetik gitar yang di

pegangnya, kemudian pengajar membuat contoh ritmik yang ditulis di

whiteboard. Pengajar menulis 4 bar, masing-masing bar berisi not seperempat

empat buah, kemudian pengajar membuat ketukan oleh kaki, pada setiah hitungan

ke-1 ({1-2-3-4}-{1-…), senar di petik sesuai not yang ada pada whiteboard

selama 4 ketukan, selain ketukan kaki, pengajar juga membuat ketukan dengan

menyebutkan hitungan ({tu-wa-ga-pat}-{tu…), hal ini dikarenakan siswa dapat

merasakan aksen pada setiap ketukan. Latihan membaca notasi dilakukan

berulang-ulang hingga siswa terbiasa dan paham dalam membaca notasi.

PERTEMUAN KETIGA

a. Langkah Pra Intruksional

Pada awal kegiatan, seperti biasanya pengajar menanyakan kabar siswa,

dan menanyakan “di rumah latiha ga?”. Pada pertemuan kali ini materi yang

disiapkan oleh pengajar adalah mengajarkan membaca notasi balok pada garis

paranada.

b. Langkah inti/Proses pembelajaran

Pada kegiatan inti, pengajar menyuruh siswa untuk melakukan Fingering

terlebih dahulu dengan memberikan materi baru, yaitu membaca melodi pendek.

Memasuki kegiatan selanjutnya, pengajar memberikan sedikit penjelasan

kepada siswa tentang bagaimana cara membaca not yang bervariasi, dengan

birama 4/4, terdiri dari not setengah, not seperempat, not seperdelapan, not

seperenambelas yang divariasikan. Pengajar mengambarkan garis paranada di

whiteboard dengan contoh not yang bervariasi didalamnya, pengajar menuliskan

notasi pada masing-masing letak garis dan spasi sesuai tempatnya.

Page 44: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

44

Langkah yang di ajarkan pengajar dalam “langkah pertama” pada

pertemuan ini, pengajar mengajarkan beberapa cara agar siswa dapat menjaga

kestabilan (tempo) pada saat bemain gitar elektrik, siswa dapat lebih mudah

membaca notasi, dan untuk melatih kocokan tangan agar menghasilkan strummer

yang baik dan terdengar tajam.

2. Langkah Kedua

Dalam tahapan pembelajaran ini adalah menggabungkan not penuh,

setengah, seperempat, seperdelapan dan seperenambelas dengan mebaca notasi.

Dengan rincian sebagai berikut:

Penggabungan nilai not

Page 45: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

45

Langkah selanjutnya, pengajar menyuruh siswa untuk membaca di

whiteboard yang di tulis pengajarnya, notasi yang ditulis pengajar, pengajar

menggabungkan bar pertama dengan bar keempat, bar ketiga dan kelima, bar

kedua dan bar kelima, serta penggabungan seluruh notasi dari bar pertama sampai

kelima, hal tersebut dilakukan agar siswa tersebut dapat mengenal bagaimana

bunyi not penuh, setengah, seperempat, seperdelapan, dan seperenambelas.

c. Langkah Tindak Lanjut

Pada akhir kegiatan, pengajar menyarankan agar siswa berlatih di rumah,

pertemuan ini pengajar tidak memberikan tugas pada siswa.

PERTEMUAN KEEMPAT

a. Langkah Pra Intruksional

Pengajar pada pertemuan kali ini agak telat, tetapi tidak mempengaruhi

pembelajaran. Seperti biasannya pengajar menanyakan keadaan siswa, tujuan

pembelajaran pada pertemuaan kali ini adalah siswa dapat memainkan melodi

sederhana yang telah disiapkan.

b. Langkah Inti/Proses Pembelajaran

Sebelum pengajar memberikan melodi sederhana yang sudah disiapkan,

pengajar menyuruh siswa untuk melakukan fingering terlebih dahulu, dengan

memberikan materi ajar baru fingering tangan, yaitu scale type.

Memasuki kegiatan selanjutnnya, pengajar memulai pembelajaran dengan

memberikan buku yang berisi not-not nyanyian kepada siswa.

Sebelum pengajar menyuruh siswanya untuk membaca notasi yang di

berikan pengajar, terlebih dahulu siswa di ingatkan kembali cara membaca yang

telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya, hal itu dilakukan karena agar siswa

tidak lupa dengan materi yang di ajarkan pengajar, dan agar siswa terbiasa dengan

teknik membaca memainkan not-not yang baik. Setelah itu pengajar menyuruh

siswanya untuk mempelajari notasi yang diberikan pengajar di rumah dan

pertemuan selanjutnya siswa akan di tes untuk mempraktekannya.

Page 46: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

46

Materi scale type yang di ajarkan adalah G Mayor Scale:

c. Langkah Tindak Lanjut

Pada akhir kegiatan, pengajar menyarankan agar siswa berlatih di rumah,

pertemuan ini pengajar tidak memberikan tugas pada siswa tapi materi yang di

ajarkan tadi akan di tes dalam pertemuan berikutnya.

Page 47: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

47

4.4 Metode Pembelajaran gitar elektrik Dasar

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, praktikan memperhatikan

metode yang digunakan dalam pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Music

School, lebih cenderung menggunakan gabungan antara beberapa pembelajaran,

seperti demonstrasi dan latihan.

1. Metode Demonstrasi

Dalam peranannya, metode demonstrasi merupakan metode yang digunakan

dalam pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Musik School, misalnya pengajar

memberikan contoh kepada siswa dalam memainkan melodi sederhana yang akan

dipelajari, hal ini bertujuan agar siswa dapat melihat secara langsung bagaimana

pengajar memainkan melody/scale type sederhana. Pembelajaran gitar elektrik

dasar di Elfa Musik School. Metode ini dilakukan pada saat awal pemberian

materi ajar (scale type) kepada siswa, dengan demikian siswa akan termotifasi

dalam memulai pembelajaran. “biasannya saya memainkan melodi-melodi yang

diambil dari scale type agar siswa menjadi tertarik untuk memainkan dan

mempelajarinnya”. Metode demonstrasi ini dianggap tepat untuk membangkitkan

motifasi belajar siswa di dalam mengajarkan gitar elektrik, siswa dapat

memperhatikan bagaiman memainkan scale type dasar melody, siswa dapat

memperhatikan posisi jari tangan yang benar, cara memegang vick, posisi saat

memegang gitar dan memetik senar gitar yang benar.

2. Metode Latihan

Dalam proses pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Music School, metode

latihan dimaksudkan agar siswa melakukan latihan secara berulang-ulang, dalam

hal ini siswa akan terbiasa dalam cara memegang vick, membaca not sederhana

dalam tablature/partitur, semua hal tersebut dapat menambah ketepatan juga

kecepatan dalam memainkan gitar elektrik. Disamping itu, metode latihan yang

dilakukan di Elfa Music School, melihat kepada kemampuan masing-masing

siswannya, artinnya dalam pemberian bahan ajar (melodi) yang kira-kira agak

sulit dikuasai siswa, dilakukan dengan melakukan beberapa tahap, misalnya

“perbar”.

Page 48: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

48

4.5 Evaluasi Pembelajaran gitar elektrik Dasar

Dalam menentukan hasil yang dicapai oleh siswa, peranan evaluasi sangat

menetukan berhasil atau tidaknya suatu tujuan dalam sebuah proses pembelajaran,

sebagai fungsi bahan dalam memperbaiki proses belajar mengajar (PBM).

Dalam sistem evaluasi yang dilakukan di Elfa Music School, terdapat 1

bentuk evaluasi, yaitu evaluasi akhir, evaluasi akhir dilakukan pada hari libur

proses pembelajaran, pada hari minggu, Ujian dilakukan secara individu, dimana

dalam satu ruang hanya terdapat satu siswa dan penguji, Pelaksanaan evaluasi

dilakukan pada bulan November 2009 pada pukul 10.00 WIB untuk siswa tingkat

pertama, dan 14.00 WIB untuk siswa tingkat kedua.

Terdapat 4 materi pembelajaran yang dievaluasikan pada akhir Kegiatan

Belajar Mengajar yang ditetapkan oleh pengajar, yaitu terdiri dari:

1) Fingering Dasar

Fingering yang dimainkan oleh setiap siswa dalam evaluasi akhir ini adalah

scale type, pengenalan not/birama.

2) Side Reading

Side reading dalam pelaksanaan evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui

kemampuan siswa dapat membaca notasi, notasi yang diberikan tidak diketahui

siswa sebelumnya, pengajar memberikan notasi sederhana sesuai dengan

kemampuan siswa, dan sesuai dengan materi yang pernah dipelajari sebelumnya.

3) Melody sederhana

Melody sederhana yang dimainkan pada evaluasi akhir adalah beat 4/4,

dengan jumlah 4 bar.

4) Teori

Pembelajaran bahan evaluasi teori, yaitu sesuai dengan materi yang telah

siswa pelajari, sistemnya adalah pengajar membuat materi sesuai dengan materi

yang sudah diberikan pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM). Evaluasi teori

Page 49: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

49

meliputi bagian-bagian gitar elektrik, nilai notasi, teknik saat bermain gitar

elektrik.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem

evaluasi yang dilaksanakan di Elfa Music School, menggunakan penilaian

pengamatan langsung oleh pengajar, dalam hal ini pengajar menggunakan

penilaian dengan memantau peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti

evaluasi akhir pada akhir pembelajaran, siswa menunjukan hasil belajar yang

baik, diharapkan dengan bekal materi yang didapat siswa, akan menjadikan

potensi yang dimilikinya menjadi terus berkembang.

Page 50: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang proses pembelajaran gitar elektrik

dasar di Elfa Music School, pengajar merancang berbagai materi serta tahapan-

tahapan secara individu, yang akan dilakukan dalam berlangsungnya proses

pembelajaran, hal ini dikarenakan tidak adanya kurikulum yang ditetapkan di

sekolah musik tersebut. Pemantauan tentang proses pembelajaran gitar elektrik

dasar di Elfa Music School, dilakukan pada tahap dasar untuk grade 1, penelitian

ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan sebagai gambaran mengenai pemberian

materi dan penggunaan metode. Tahapan-tahapan pengajaran yang dilakukan

pengajar, melalui tahapan yang sistematis, artinya pengajar memberikan materi

dari hal yang mendasar, seperti mengenalkan siswa dengan ruang lingkup gitar

elektrik tentang bagian-bagian gitar elektrik, fingering dasar (scale type), cara

memegang vick, teknik memetik, posisi duduk saat bermain gitar.

Pemberian materi cenderung mengarah kepada pembelajaran rock, walaupun

musik pop, alternative, seperti beat-beat pop, alternative juga dipelajari di Elfa

Music School ini. Sistem evaluasi yang digunakan Elfa Music School, dilakukan

dalam satu bentuk kegiatan, yaitu evaluasi akhir, evaluasi akhir dilakukan pada

akhir pembelajaran, terdapat 4 materi pembelajaran yang dievaluasikan, yaitu: 1)

Fingering dasar, 2) Side Reading, 3) Melody sederhana, 4) Teori.

Pelaksanaan sistem evaluasi yang dilaksanakan di elfa Music School,

pengajar menggunakan penilaian pengamatan langsung, dalam hal ini pengajar

menggunakan penilaian dengan memantau peningkatan kemampuan siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran, siswa menunjukan hasil belajar yang baik,

diharapkan dengan bekal materi yang didapat siswa, akan menjadikan potensi

yang dimilikinya menjadi terus berkembang.

Page 51: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

51

5.2 Saran

1. Elfa Music School

Pada dasarnya kurikulum merupakan sebuah perencanaan atau program

dimana siswa dapat diarahkan oleh sekolah, hal ini sebagi patokan dalam setiap

proses pembelajaran, dimana kurikulum menjadi patokan kepada peningkatan

kompetensi siswa yang mengarah kepada tujuan pembelajaran, jadi alangkah lebih

baik jika Elfa Music School mengacu kepada kurikulum. Sarana dan prasarana

yang sangat berpengaruh bagi kenyamanan proses belajar mengajar yang harus

diperbaiki dan dibenahi. Media promosi dalam mengenalkan Elfa Music School

agar lebih ditingkatkan lagi, agar dapat dikenal masyarakat yang belum

mengetahui lokasi.

Pembelajaran pada akhir evaluasi lebih baik jika mendatangkan penguji

dari luar, selain dapat menghasilkan nilai yang objektif, juga dapat meningkatkan

kuantitas dan kualitas mutu Elfa Music School.

2. Pengajar Gitar Elektrik

Pada dasarnya anak-anak memiliki berbagai potensi yang dimilikinya,

salah satunya adalah bakat dalam bermusik khususnya gitar elektrik, disarankan

pengajar agar lebih menyelami kehidupan anak-anak sesuai dengan usia masing-

masing, misalnya bagaimana cara mengajar gitar elektrik pada anak-anak usia di

bawah 10 tahun, dan di atas 10 tahun, melihat dari segi karakter, dan juga

kemampuan yang mereka miliki, sehingga dapat membimbing mereka kearah

tujuan yang baik.

3. Siswa

Pembelajaran merupakan suatu proses yang panjang, dalam hal ini agar

siswa mempunyai rasa motivasi yang kuat dalam mengikuti proses pembelajaran,

maka perlu dukungan dari orang-orang disekitarnya.

Page 52: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

52

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Aahar (1997), Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Hadis, Abdul (2006), Psikologi dalam pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Syaripudin, Tatang (2006), Landasan Pendidikan, Bandung: Sub Koord. MKDK

Landasan Pendidikan.

Jamalus (1989), Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik, Jakarta: DEPDIKBUD.

Nickol (2004), Panduan Praktis Membaca Notasi Musik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Sanjaya, Wina (1995), Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Sudjana (1995), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Mahendra S, Gupta (2005), Teknik dasar dan lanjutan untuk gitar elektrik dan akustik,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI.

http://doniriwayanto.multiply.com/tag/teori

http://budisapt.blogspot.com/2007/12/cara-menstem-senar-gitar-teknik-dasar.html

http://kerockan.blogspot.com/2009/09/kunci-bermain-gitar.html

http://teorikumusik.blogspot.com/2008/12/mengenal-bentuk-not.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Properties_of_musical_modes

http://www.yellowguitarbooks.com/fretboard diagrams/Guitar%20Tuning%20and

%20Notes.pdf

http://www.warungmusik.net/ruang-kelas/1-teori-musik/25-notasi-musik-4-harga-not-

note-value

Page 53: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

53

Lampiran 1

Page 54: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

54

Lampiran 2

Page 55: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

55

RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama : Hendry Heryana

Page 56: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

56

Tempat/Tgl Lahir : Lebak 06-januari 1985

Agama : Islam

Alamat : Jl.Bayah-Cibareno simpang Ciawi Desa Lebak Tipar kec. Cilograng

Banten

PENDIDIKAN

Tahun 1989-1995 : SD Negeri 1 Lebak Tipar

Tahun 1996-1999 : SMP Negeri 1 Bayah

Tahun 2000-2003 : SMU Negeri 1 Bayah

Tahun 2004-2009 : S1 Jurusan Seni Musik UNIVERSITAS

PASUNDAN BANDUNG

Page 57: Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung

57