Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung
-
Upload
hendry-heryana -
Category
Documents
-
view
1.256 -
download
1
description
Transcript of Laporan Kerja Praktek di elfa, Musik Studio Bandung
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Musik adalah bahasa dunia yang bersifat universal tanpa membedakan warna
kulit, rasial, agama dan dapat memberikan inspirasi kepada seluruh generasi muda
Indonesia, bahwa dengan musik kita dapat melakukan kegiatan yang positif tanpa
memandang kepentingan pribadi maupun golongan, untuk meniadakan perbedaan
yang dapat menimbulkan perpecahan. Melalui musik kita dapat mengisi
kehidupan dengan lebih harmoni dan berpikir positif.
Sebagai karya seni, musik dapat menjadi sarana efektif untuk
mengembangkan rasa dan rasio. Hidup yang menempatkan rasio di atas segala-
galanya menyebabkan manusia terjerumus dalam keterasingan dalam diri sendiri.
Melalui music manusia mencoba menemukan kembali keutuhan dirinya.
Harmonisasi antara rasa dan rasio bagi manusia dewasa ini sangat penting
artinya. Ditengah-tengah keretakan social dan kerapuhan individu manusia
dewasa ini, music dapat menjadi salah satu alternative untuk mengumpulkan
kembali puing-puing keretakan dan penyokong kerapuhan tersebut.
Bermusik berarti menghasilkan sesuatu yang indah. Keindahan tersebut
terletak pada irama dan harmoni yang tercipta oleh melodi, yang mengekspresikan
rasa pemusik.
Dengan latar belakang pemikiran inilah Elfa Music Studio (EMS) lahir
sebagai lembaga yang ingin menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi
masyarakat Indonesia, pada khususnya dan pada umumnya. Kursus musik Elfa
Musik Studio (EMS) didirikan pada tanggal 20 Februari 1981 di Bandung. EMS
terbagi atas beberapa Departemen, meliputi Departemen Vokal, Instrumen Musik
Pop, Music Course (Band), Field Band (Marching Band), Tropical Wave Latin
Percussion, serta Arranging dan Song Writer Club.
2
1.2. Rumusan Masalah
Terkait dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah
utama yang diungkap dalam praktikan ini adalah “Bagaimana Proses
pembelajaran Gitar Elektrik Dasar di Elfa Musik Studio (EMS)”.
1. Bagaimana strategi pengajar dalam memilih metode pembelajaran Gitar
Elektrik dasar bagi siswa-siswa di Elfa Musik Studio (EMS) ?
2. Bagaimana strategi pengajar dalam pengenalan not atau cara baca not pada
alat musik Gitar Elektrik bagi siswa-siswi Elfa Musik Studio (EMS)?
1.3. Tujuan Kerja Praktek
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana strategi pengajar dalam memilih metode
pembelajaran Gitar Elektrik dasar di Elfa Musik Studio (EMS)..
2. Menambah wawasan dan pengembangan Proses Pembelajaran Gitar
Elektrik Apa saja hambatan yang dihadapi oleh murid di Elfa Music Studio
dalam proses pembelajaran Gitar Elektrik dasar.
1.4 Manfaat Kerja Praktek
Hasil praktikan memberikan kontribusi bagi berbagai pihak, diantaranya :
1. Bagi Praktikan dapat dijadikan pedoman apabila menjadi Profesi
sebagai pendidik musik pada salah satu kursus musik.
2. Bagi pendidik seni musik FISS UNPAS dapat dijadikan salah satu
alternatif pengembangan Proses Pembelajaran Gitar Elektrik.
3. Bagi Elfa Musik Studio (EMS) dapat dijadikan evaluasi untuk
mengembangkan strategi pembelajaran ke arah yang lebih baik.
1.5 Metode Observasi
Melihat tidak adanya acuan untuk proses pembelajaran drum, maka peran
guru untuk memilih materi amat besar. Tantangan lain yang dihadapi guru adalah
memilih metode yang tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan serta memicu
siswa agar selalu berkeinginan untuk belajar.Yang menjadi observasi dalam kerja
3
praktek ini adalah mengacu kepada kemampuan siswa yang dikategorikan dalam
pemula. Pemula dalam praktikan ini adalah siswa yang belum atau kurang
menguasai teknik dasar Gitar Elektrik. Oleh karenanya, praktikan ini difokuskan
pada strategi pembelajaran Gitar Elektrik dasar.
Metode yang praktikan gunakan adalah metode deskriptif. Penelitian besifat
deskriftif adalah menggambarkan, menguraikan dan memaparkan hal-hal yang
berkaitan dengan strategi pembelajaran yang dilakukan guru Gitar pada proses
pembelajaran berlangsung di kursus musik Elfa Musik Studio (EMS).
Penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahapan utama, yaitu
mengumpulkan data-data lapangan dilanjutkan dengan menganalisis dan hasil
pengamatan-pengamatan kemudian menyusun hasil analisis data dalam sebuah
laporan penelitian.
1. Pengumpulan data
Teknik ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka, dan
kuesioner.
2. Analisis data
Setiap selesai observasi dan wawancara kelapangan, kemudian data dianalisis
dengan merujuk pada pertanyaan praktikan. Hal diatas dilakukan agar setiap
tahapan pengumpulan data terpandu oleh fokus yang jelas, sehingga observasi
selanjutnya semakin terfokus.Untuk memfokuskan pada data tertentu peneliti
menggunakan strategi yang berlandaskan pada proposisi-proposisi teoretis untuk
memudahkan interpretasi data.
1.6 Lokasi Penelitian
Praktikan ini dilakukan pada Kursus Musik Elfa Music School EMS jl.
Sukanagara no 91 Antapani Bandung. Alasan praktikan memilih lokasi tersebut
karena ingin mengetahui salah satu kursus musik di bandung yang telah lama
berdiri dan menjadi salah satu sekolah musik ternama di Bandung.
4
Contoh dari obyek penelitian adalah beberapa guru Gitar Elfa Music School
EMS. obyek tersebut diteliti karena guru tersebut mengajar tanpa ada acuan
kurikulum yang pasti dari Elfa Music School , sehingga bisa berbagi pengalaman
dalam mengembangkan proses pembelajaran Gitar khususnya Gitar Elektrik
dasar.
1.7 Sistematika penelitian
Sistematika penyusunan ini disajikan dengan maksud untuk memberikan
gambaran secara garis besar mengenai susunan dan isi laporan kerja praktek yang
dibuat, terbagi menjadi lima bab. Masing-masing bab saling berhubungan satu
sama lain, akan saling melengkapi dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mencangkup latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
kerja praktek, asumsi, metode observasi, lokasi penelitian, sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi informasi dan teori-teori para ahli yang menjadi dasar dan perbandingan
tentang metode pembelajaran Gitar Elektrik dasar pada Elfa Music Studio
Bandung.
BAB III PROFIL ELFA MUSIC STUDIO BANDUNG (EMS)
Bab ini menjelaskan mengenai profil dari Elfa Music Studio (EMS) yang
mencangkup sejarah singkat, visi-misi dan struktur organisasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai semua kegiatan yang penulis lakukan, dari
pengumpulan da-data, proses pelaksanaan hingga hasil yang diperoleh tentang
metode pembelajaran Gitar Elektrik dasar Elafa Music Studio (EMS) Bandung.
Dalam bab ini penulis juga melakukan perbandingan antara teori-teori yang
5
didapat dari para ahli baik dari kelas atau dari sumber-sumber yang ada, dengan
pelaksaan di lapangan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini merupakan bagian terakhir yang menyajikan rangkuman atas
hasil analisis dan pembahasan, yang terbagi dalam dua bagian, yaitu kesimpulan
dan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat bagi pembelajaran gitar elektrik
dasar.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Pembelajaran
A. Makna Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu cara yang tepat untuk dapat
merangsang, memelihara, dan meningkatkan terciptanya proses berfikir dari setiap
individu yang belajar. Kegiatan belajar mengajar yang efektif merupakan
hubungan timbal balik serta interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Perpaduan antara kedua hubungan tersebut akan mendukung terciptanya proses
pembelajaran yang efektif sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran secara
baik dan maksimal.
Usman (1994:4) berpendapat bahwa “proses belajar mengajar merupakan
suatu yang mendukung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu”. Ungkapan tersebut dipertegas oleh Hadis (2006:59), bahwa
“Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran hanya dapat dicapai
jika ada intreraksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran di kelas”.
Kedua pandangan mengenai pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran haruslah terdapat hubungan timbal balik serta interaksi antara
pendidik dan peserta didik, sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang terarah,
jadi proses pembelajaran akan mencapai tujuan apabila didalam proses belajar
mengajar tercipta hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik.
Belajar bukanlah hanya untuk menumpuk pengetahuan, akan tetapi belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang melalui pengalaman belajar,
dan melalui pengalaman belajar itulah diharapkan terjadinya pengembangan yang
terdapat pada setiap individu yang belajar seperti minat, bakat, potensi. Dari
sebuah proses pembelajaran diharapkan akan diperoleh suatu hasil belajar yang
mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan dalam belajar
7
mengajar merupakan komponen utama dan pertama yang harus ditetapkan dalam
suatu proses pembelajaran, karena tujuan berfungsi sebagai “fondasi dasar “
keberhasilan pembelajaran untuk pembentukan tingkah laku peserta didik, tentu
saja didalamnya harus terdapat hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta
didik. Sanjaya (2006:79), menjelaskan bahwa:
“Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi
proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari
proses pelajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan
tingkah laku yang lebih luas.
Konsep di atas memandang bahwa tujuan pada dasarnya merupakan rumusan
tingkah laku (pengalaman belajar) dan kemampuan yang harus dimiliki siswa
setelah ia menyelesaikan pengalaman serta berbagai kegiatan belajar dalam suatu
proses pembelajaran untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas.
Keberhasilan suatu tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah hasil belajar
yang diharapkan. Untuk menetapkan apakah tujuan pembelajaran telah dicapai
atau tidak, maka penilai yang harus memainkan fungsi serta perannya, dengan
kata lain bahwa sistem penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur
tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran.
Keberlangsungan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak selalu harus
bertumpu pada guru, dalam hal ini peran seorang guru di dalam kelas tidaklah
harus berperan sebagai seseorang “komandan “ dan centre pembelajaran, jika
guru berperan seperti itu maka yang terjadi adalah penyempitan ruang gerak siswa
dalam melakukan aktifitas belajar, dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) tedapat
pula kegiatan yang berpusat pada kemampuan yang dimiliki peserta didik.
Berbagai macam cara mengajar yang digunakan, akan berdampak terhadap
tingkatan kecepatan anak dalam menangkap informasi yang diberikan seorang
guru, apalagi jika seorang guru menerangkan dengan cara yang cepat, tentu saja
kemampuan anak dalam menangkap dan mengolah informasi berbeda satu sama
lain. Terdapat 3 cara yang cukup dominan mengenai kemampuan dalam
menangkap informasi, sebagaimana diungkapkan Yunanto (2005:45) “ada anak
8
yang lebih cepat mengolah pengetahuan dengan pendengaran (auditory), ada yang
dominan mengunakan gerakan (kinesthetic), dan ada yang lebih senang dengan
cara melihat (visual)”, jika ketiga perbedaan itu diabaikan, maka dalam proses
pembelajaran tidak berjalan dengan baik.
Konsep di atas dapat tergambarkan dalam pembelajaran musik pada anak-
anak, hal ini sangat berbeda dengan pembelajaran musik anak usia remaja atau
orang dewasa, pembelajaran musik pada anak-anak haruslah lebih condong pada
kegiatan yang menyenangkan melalui konsep belajar sambil bermain, sedangkan
untuk pembelajaran anak usia remaja atau dewasa, pendidik harus mampu dan
terampil dalam menguasai materi yang diajarkan, seperti halnya seorang pendidik
musik harus menguasai berbagai komponen musikal, diantaranya materi tentang
pengolahan rasa dan ekspresi.
B. Komponen Pembelajaran
Dalam proses belajar terdapat beberapa komponen-komponen pembelajaran
diantaranya: pendidik, peserta didik, metode, media yang tersedia, sarana, materi
yang akan diajarkan. Beberapa komponen tersebut kemudian dibangun dengan
cara sistematis, hal tersebut menjadikan hubungan erat antara kegiatan belajar dan
mengajar sehingga terjadi suatu kondisi yang saling berkaitan, saling berinteraksi,
saling mempengaruhi, dan saling menunjang satu dengan yang lain.
Catatan: Dalam komponen pembelajaran haruslah terdapat hubungan
pembelajaran yang saling berkaitan, saling berinteraksi, saling mempengaruhi,
dan saling menunjang satu dengan yang lainnya. Tujuan pembelajaran akan
tercapai apabila adanya bahan/materi yang diaplikasikan dengan menggunakan
metode pembelajaran, kemudian untuk menentukan tujuan berhasil atau tidaknya
suatu proses pembelajaran, maka peranan evaluasi harus dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik (Tingkat Perkembangan Anak).
Suatu proses pembelajaran bisa dikatakan baik apabila dalam proses
pembelajaran dapat membangkitkan suasana belajar yang efektif, hal yang perlu
diperhatikan adalah akitfitas sebagai objek (peserta didik) yang belajar secara
maksimal. Dalam menilai hasil dari peserta didik yang belajar, peserta didik harus
9
memperhatikan proses, karena dalam sebuah proses inilah peserta didik
mengalami pengalaman kegiatan berkreatifitas secara berkesinambungan, dan
akan menunjukan perubahan kearah yang lebih baik.
C. Konsep-Konsep Pembelajaran Gitar Elektrik
Pembelajaran dikenal dengan proses belajar mengajar merupakan gabungan
dua konsep, yaitu belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar yang dilakukan
guru sebagai pengajar. Hal tersebut seperti di ungkapkan oleh Sardiaman, bahwa
belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan
sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (2004: 20).
Selanjutnya dikemukakan juga bahwa mengajar adalah suatu aktivitas
pengorganisasian atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan
dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar (2004: 48).
Proses pembelajaran gitar elektrik dilakukan secara praktek, dimana guru dan
siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan
tersebut adalah adanya perubahan pada prilaku siswa setelah mendapat
pembelajaran gitar elektrik dari guru. Perubahan tersebut adanya perubahan pada
teknik gitar elektrik pada arah yang lebih baik.
D. Strategi Pembelajaran Gitar Elektrik
Strategi merupakan suatu tindakan guru dalam usaha mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam tindakannya tersebut guru membuat serangkaian usaha agar
siswa mau belajar. Hal tersebut selaras dengan pendapat Makmun (1997: 125),
“strategi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan
bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan langkah-langkah sistematis
sehingga dicapai hasil belajar yang optimal. Guru sebagai penyelenggara kegiatan
pembelajaran, hendaknya memikirkan dan mengupayakan terjadinya interaksi
yang efektif. Guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan berbagai siasat
atau strategi. Hal tersebut sejalan dengan Moedjiono dan Dimyati (1991 : 3)
dikatakan bahwa “strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan guru
10
untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek
dari komponen pembentukan sistem intruksional, dimana untuk itu guru
menggunaan siasat tertentu”.
Berkaitan dengan pendapat tersebut, guru gitar elektrik memiliki peranan
untuk mengembangkan ide-ide yang dimiliki untuk dicoba terus kepada siswa
sehingga mengalami perubahan prilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Berkaitan dengan tujuan pembelajaran kursus musik khususnya gitar elektrik,
setidaknya memiliki sasaran teknis maupun praktis yang lebih baik, sehingga
mampu merubah prilaku siswa dalam teknik gitarnya kearah yang dicita-citakan.
Hal tersebut ditegaskan Makmun (1995:152) bahwa “sasaran harus diterjemahkan
ke dalam ciri-ciri atau sifat wujud prilaku dan pribadi dari manusia yang dicita-
citakan (ideal type)”. Tujuan yang harus dicapai secara optimal harus dilakukan
guru dengan berbagai strategi. Mengetahui kemampuan awal siswa merupakan
strategi dasar untuk memudahkan pemilihan materi dan metode pembelajaran
gitar elektrik. Hal tersebut berkaitan dengan setiap siswa gitar yang memiliki
kemampuan berbeda. Selain dapat memudahkan pemilihan materi dan metode
gitar elektrik yakni agar memperoleh petunjuk sejauh mana perubahan yang
terjadi pada siswa setelah mengikuti pembelajaran.
2.2 Pengertian Metode Pembelajaran Gitar Elektrik
Metode pembelajaran merupakan perangkat penting yang dapat menunjang
keberhasilan tujuan pengajaran. Dalam hal ini metode merupakan alat atau cara
yang dipergunakan dalam proses pembelajran gitar elektrik. Sehubungan dengan
mengajar Hasibuan dan Moedjiono memberikan penjelasan bahwa “metode
mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat yaitu alat dan
cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar” (1992: 3). Selanjutnya
Hasibuan dan Moedjiono menjelaskan bahwa terdapat beberapa metode yang
sering digunakan dalam mengajar yaitu metode ceramah, Tanya jawab dan
demonstrasi. Beberapa metode yang ditawarkan tersebut merupakan metode yang
umum dijumpai dalam berbagai pembelajaran yang lebih bersifat teoritis.
11
Akan tetapi apabila digunakan dalam pembelajaran gitar elektrik, metode
tersebut dirasa kurang lengkap karena sering kali di dalamnya menggunakan
metode imitasi (peniruan). Dalam proses belajar musik, metode imitasi
merupakan cara yang sangat ampuh baik untuk gitar elektrik maupun instrumen
musik lainnya. Metode ini bagi siswa pemula dapat membantu untuk memberikan
gambaran terhadap sesuatu yang dipelajarinya. Sebagai contoh terlebih dahulu
guru mendemonstrasikan yang kemudian ditiru oleh siswanya.
Selain metode tersebut diatas terdapat pendekatan yang berorientasi pada
individu siswa. Metode ini sering kali dipergunakan untuk pengajaran yang
memperhatikan dan disesuaikan kepada karakteristik perbedaan individual siswa
seperti dijelaskan Makmun (1997:165)
“Hal yang esesial dari metoda ini adalah siswa-siswa belajar diarahkan dengan
tugas atau pertanyaan dalam bentuk pertanyaan atau pertanyaan serta uraian
singkat. Jika dengan melakukan tindakan belajar tertentu ia segera memperoleh
jawaban yang benar maka siswa mendapat tugas untuk melanjutkan ketahap lebih
lanjut. Sedangkan kalau jawabannya salah maka siswa harus kembali
mempelajarinya.
Metode tesebut sebenarnya dapat diaflikasikan dalam bidang pembelajaran
gitar elektrik yaitu siswa diberi pengarahan secara singkat kemudian dilakukan
secara praktis. Jika dapat melakukan dengan baik maka siswa diperbolehkan
mengikuti materi berikutnya sebaliknya siswa yang belum mampu melakukan
dengan baik maka siswa harus mengulanginya.
Melihat pendapat yang dikemukakan Hasibuan di atas, tampak jelas bahwa
didalam pembelajaran. Metode merupakan hal penting untuk dapat terlaksananya
proses belajar mengajar. Akan tetapi didalam materi pembelajaran gitar elektrik,
hal tersebut nampaknya kurang lengkap untuk memayungi semua proses
pembelajaran tanpa adanya matode imitasi dan pendekatan pada individu.
12
2.3 Materi Pembelajaran Gitar Elektrik Dasar
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
sangat penting dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran, kerena materi
pembelajaran adalah sebuah kajian bahan ajar yang harus disampaikan oleh
pendidik dalam berlangsungnya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Udin H.S (1997:66) berpendapat bahwa “materi pembelajaran
merupakan isi yang dipelajari siswa yang direncanakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran”. Pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, haruslah
mengetahui karakteristik peserta didik yang belajar, dalam artian pendidik
haruslah menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan masing-
masing anak dalam menangkap informasi, seperti yang telah dibahas dalam
bahasan sebelumnya bahwa terdapat 3 cara yang dominan dalam menangkap
informasi, yaitu: penglihatan (visual), pendengaran (auditory), gerakan
(kinestetic).
Dalam proses pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Music School, materi
pembelajaran tidak terlalu mengacu kepada kurikulim yang ada, hal ini
memberikan kebebasan kepada pengajar untuk merancang materi/bahan ajaranya
sendiri disesuaikan pada masing-masing siswa. Pada tahap awal pembelajaran
gitar elektrik dasar, siswa diajarkan mengenai pengenalan bagian-bagian gitar
elektrik secara keseluruhan, hal ini dikarenakan agar siswa memahami
posisi/bagian-bagian gitar elektrik, juga sebagai bahan evaluasi di akhir pelajaran
yang meliputi aspek teori dan praktek.
2.4 Media Pembelajaran Gitar Elektrik
Didalam proses belajar mengajar guru menggunakan strategi dan media
apapun semata-mata supaya siswa belajar yang berarti “…segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang fikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses
pembelajaran”. (ibrahim et al, 1991:78). Selanjutnya dijelaskan bahwa media
terbagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu media cetak, media elektronik yang
13
meliputi rekaman audio (cassette dan CD) dan audio visual (Video dan VCD)
serta sample nyata.
Ketiga jenis media tersebut selama ini memang paling banyak digunakan dan
dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media tersebut
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, kesediaan media
tersebut juga kemampuan guru dalam menggunakannya.
Terkait dengan pembelajaran gitar elektrik, media yang sering dipakai adalah
media elektronik diantaranya audio-type, CD, dan VCD. Media elektronik tersebut
berperan penting dalam menunjang pembelajaran gitar elektrik. Sebagai contoh
untuk memudahkan notasi yang dibaca maka si siswa terlebih dahulu
mendengarkan audionya secara visual, hal tersebut dapat dilakukan dirumah,
sehingga cara tersebut akan lebih epektif dalam segi waktu.
2.5 Guru Gitar Elektrik
“Guru adalah salah satu komponen manusia belajar mengajar yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia di bidang
pembangunan” (sardiman, 2004:125). Terkait dengan pernyataan tersebut guru
merupakan unsur penting yang harus berperan serta secara aktif dan mendapatkan
kedudukannya sebagai tenaga sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin
berkembang.
Berkaitan dengan hal tersebut guru memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar. Peran tersebut tentunya untuk mengantarkan siswa pada tujuan
atau sasaran yang dicita-citakan. Dengan demikian setiap pelajaran yang diberikan
guru semata-mata untuk kepentingan murid sesuai dengan profesional dan
tanggung jawabnya.
Agar menjadi guru yang profesional di dalam bidang drum maka guru harus
selalu bisa menjadi sarana kebutuhan atau fasilitator bagi siswanya dalam belajar
gitar elektrik. Tidak hanya bisa dalam segi teori dan praktek, aspek psikologi
untuk mengajarpun menjadi salah satu yang tidak bisa dipisahkan. Chrysti
(1977:xvii) menjelaskan beberapa faktor utama tentang guru dalam mendidik
siswa gitar elektrik diantaranya harus mempunyai rasa senang dan bisa
14
mempengaruhi semangat dan rasa percaya diri siswa, guru harus membimbing
secara langsung terutama bagi siswa pemula, pembelajaran yang diberikan kepada
siswa harus bervariasi dan tidak monoton.
2.6 Siswa Gitar Elektrik
“Siswa adalah individu yang belajar” (sardiman, 2004: 110). Hasil belajar
berupa perubahan prilaku atau tingkah laku. Hasil belajar ditentukan dengan kerja
keras siswa dalam melatih suaranya dengan memakai teknik dan ide-ide yang
tepat.
Tolak ukur berhasilnya pembelajaran ada pada siswa, sebab tujuan yang harus
dicapai dari proses tersebut adalah prilaku siswa. Oleh karena itu di dalam
memilih dan menggunakan strategi mengajar, faktor siswa tidak diabaikan.
2.7 Gitar Elektrik
1. Pengertian dan Sejarah Gitar Elektrik Secara Umum
Gitar elektrik yaitu, gitar yang suaranya dihasilkan dengan bantuan tenaga
arus listrik (elektrik). Biasanya, dalam memainkan gitar elektrik dilengkapi
dengan efek suara, yaitu alat bantu yang dapat menghasilkan berbagai jenis suara
yang disesuaikan dengan karakter iramanya, seperti suara gemuruh, jeritan, atau
lengkingan.
Gitar elektrik bekerja dengan dua sistem
1. mekanik
2. eletrik.
Senar bergetar (secara mekanik), kemudian ditangkap getarannya oleh pick up
(sepul / kumparan magnetik), dan diteruskan via kabel jek ke ampli. Sesampainya
di ampli, sinyal mulai masuk ke pre-amp untuk di olah, kemudian masuk lagi ke
power-amp untuk di AMPLIFIKASI, agar sinyalnya cukup kuat untuk
menggetarkan membran spiker (speaker, pembicara).
Gitar Elektrik pertama kali dibuat pada tahun 1932 oleh Adolphus
Rickenbacker. Gitar ini mengambil bentuk rancangan gitar Spanyol tradisional.
15
Setelah itu, perkembangannya terus berlanjut. Ide yang mempercepat
perkembangannya diawali dari sering diadakannya konser-konser dengan jumlah
penonton yang banyak sehingga jikalau tanpa bantuan sound system, suaranya tak
terdengar, apalagi bila penonton berteriak-teriak riuh.
Produsen gitar bermunculan di mana-mana. Dua yang terkenal adalah Fender
dan Ibanez. Selain itu, media-media juga mempublikasikan pemain-pemain gitar
hebat melalui majalah bergengsi seperti Guitar Player. Kini, komponen-komponen
pada gitar listrik, seperti bridge/tremolo, pick-up, juga senar, bahkan diproduksi
terpisah dari produser gitar.
Ada pula hal-hal yang nyentrik dalam perkembangan gitar seperti gitar
bersenar tujuh yang dipopulerkan oleh Steve Vai di tahun 1989. Ide ini datang
saat ia bergabung dengan David Lee Roth Band pada tahun 1985, menggarap
album Crazy from the Heat. Ia memutuskan demikian karena sang bassis, Billy
Sheehan, sering menyetel bassnya dengan formasi lain bernama Drop D Tuning
(dari atas ke bawah: D-A-D-G, umumnya E-A-D-G). Bekerjasama dengan Ibanez
tahun 1987, akhirnya lahirlah gitar pertama bersenar tujuh, dengan dawai teratas,
alias ketujuh, bernada B. Gitar ini dinamakan The Universe-7 String. Vai juga
memiliki gitar dengan neck yang berlawanan (menghadap ke kiri dan kanan),
untuk membuktikan kemampuannya bermain kidal.
Sementara itu, Eddie van Halen, menjadi pelopor dalam penggunaan whammy
bar up-down yang kemudian dikenal sebagai Floyd Rose tremolo/bridge. Inovasi
ini lengkap dengan pengunci senar pada bagian nut gitar. Sistem ini dikenal
sebagai locking nut tremolo system. Eddie mengembangkan sistem tremolo yang
sudah ada sebelumnya. Yaitu tremolo yang hanya bisa ditekan down atau turun
(menghasilkan nada yang lebih rendah). Sistem lama ini dikembangkan oleh
pabrik Fender dan terpasang sebagai perlengkapan standar pada model
Stratocaster. Inovasi ini terpikir olehnya pada sekitar tahun 1976. Saat itu para
gitaris hebat seperti Ritchie Blackmore dan Jimmy Page sering mengalami
masalah pada tuning gitar mereka Karena mereka sering mem-bending senar
terlalu banyak untuk menghasilkan suara yang 1 nada lebih tinggi. Akibatnya
senar jadi kendor dan tentunya nadanya juga jadi fals. Dengan locking nut tremolo
16
system, senar dikunci di bagian nut gitar agar tidak bergeser ketegangannya.
Bahkan pada tahun 1991 juga pernah dibuat gitar yang paling besar di Amerika
Serikat, tepatnya di Indiana. Panjangnya sampai 11 meter, gitar ini membutuhkan
6 orang untuk memainkannya.
2. Bagian Dan Fungsi Gitar Elektrik
A. Bagian-bagian Gitar Elektrik
17
B. Fungsi Dari Bagian-bagian Gitar Elektrik
1. Tuning Machines : berfungsi sebagai alat untuk menyetem/menyetel/menstem
(tuning) senar gitar sehingga menghasilkan nada sesuai dengan keinginan kita
2. Headstock : bagian yang berfungsi menahan senar dan tuning machines
3. Nut : berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada
tempatnya
4. Neck : berfungsi untuk meletakkan fretboard, tuners (tuning machines) dan
headstock
5. Fingerboard (Fingerboard) : kayu dengan pematang (fret) logam melintang
untuk membagi wilayah nada
6. Fret : logam melintang terletak di sepanjang Fingerboard untuk membagi
wilayah nada
7. Strap pin : untuk menahan selempang (strap) gitar
8. Body : bodi atau badan gitar
9. Pickups : pendeteksi getaran senar dan mengubahnya dari energi mekanis
menjadi energi listrik yang dikonversi oleh amplifier menjadi nada
10. Bridge : Pengikat atau penahan senar ke badan gitar
11. End pin : untuk menahan selempang (strap) gitar
12. Bar atau vibrato atau whammy bar : pengatur modulasi getaran senar, ini ada
dua jenis :
a.bent down tremolo : tremolo yang hanya bisa menurunkan nada,
b.updown tremolo : tremolo yang bisa menaik turunkan nada
13. Pickup selector switch : switch pengatur pickups untuk memilih pickup mana
yang akan diaktifkan untuk menghasilkan variasi suara yang diinginkan
14. Volume control : pengatur volume
15. Tone control : pengatur kekuatan bass dan treble sound gitar
16. Output jack : penyambung gitar ke amplifier atau peralatan elektronik lainnya
17. Strings (senar) : senar terbuat dari nylon, steel (baja), nikel
18
3. Teknik Bermain Gitar Elektrik
A. Basic
Pembelajaran dasar bermain gitar dan musik pada umumnya, sehingga dapat
memiliki pondasi musikal yang kuat.
1. Fundamental (dasar) bermain gitar
- Fingering (penjarian) dan picking
- Pemahaman nada
- Peregangan jari
2. Fundamental (dasar) bermain musik secara umum
- Irama ketukan
- Tangga nada
- Chord dan progression chord
B. Intermediet
Pembelajaran teknik-teknik dasar dan perkembangan, selain itu dengan
pembelajaran disiplin musik gitaris-gitaris papan atas dunia. Pada tiap-tiap
pembelajaran, Dilakukan penerapan teknik dengan melakukan improvisasi.
- Teknik dasar
- Palm muting, Vibrato, Slide, Hammer on, Pull off, Bending
- Teknik perkembangan
- Alternate picking
- Legato
- Harmonic
- Tapping
- Arpegio
- Teknik penerapan dari disiplin music gitaris dunia
C. Advance
Pembelajaran permainan improvisasi gitar dan aransemen musik dengan
menerapkan dasar-dasar permainan musik dengan teknik-teknik yang telah
19
dikuasai. Pembelajaran pengaturan karakter sound dan efek gitar juga sangat
berpengaruh pada kualitas permainan gitar.
- Pemahaman dasar aransemen musik dan improvisasi
- Pemahaman pengaturan sound dan efek gitar
- Pemahaman dasar aransemen dan improvisasi pada aliran musik Blues,
Rock ‘N Roll, Rock, Pop, Bossas dan lain sebagainya.
D. Expert
Setelah menguasai dasar bermain gitar, dasar bermain musik, teknik-teknik
bermain gitar, pemahaman pengaturan sound, pengaturan efek, improvisasi
teknik-teknik permainan gitar, serta pemahaman dasar aransemen dan improvisasi
pada berbagai aliran musik, maka kita dapat menemukan jati diri dalam bermain
musik.
- Pembelajaran aransemen dan improvisasi gitar (sesuaidengan aliran kita)
- Pembelajaran dasar aransemen musik utuh (sesuai aliran kita)
- Progresif : Penggabungan dari beberapa aliran musik, sehingga dapat
menjadi sebuah aransemen dan improvisasi yang indah.
E. Cara Menstem / Menyetem / Menyetel Senar Gitar Elektrik
Putar tuner ( penala ) senar gitar perlahan, petiklah beberapa kali ( dengan
tangan satunya ), bandingkan dengan senar lain hingga sama nadanya, dengan
ketentuan seperti berikut:
1. Nada senar no 1 (E) los senar = Nada senar no 2 (B) fret ke 5 ( petik senar
kedua dengan jari tangan satunya menekan senar no 2 pada fret ke 5)
20
2. Nada senar no 2 (B) los senar = Nada senar no 3 fret ke 4 (petik senar
ketiga dengan jari tangan satunya menekan senar no 3 pada fret ke 4)
3. Nada senar no 3 (G) los senar = Nada senar no 4 fret ke 5 (petik senar
keempat dengan jari tangan satunya menekan senar no 4 pada fret ke 5)
4. Nada senar no 4 (D) los senar = Nada senar no 5 fret ke 5 (petik senar
kelima dengan jari tangan satunya menekan senar no 5 pada fret ke 5)
5. Nada senar no 5 (A) los senar = Nada senar no 6 fret ke 5 (petik senar
keenam dengan jari tangan satunya menekan senar no 6 pada fret ke 5)
Los senar adalah senar gitar hanya dipetik saja, tanpa jari kita menekan pada
fretboard.
Untuk aturan frekuensi nada musik baik vokal maupun instrument musik
sebenarnya sudah mengikuti standar yang berlaku secara internasional adapun
nada yang dijadikan standar internasional adalah nada A dengan frekuensi 440Hz
(hertz), sehingga alat musik modern (tradisional seperti gamelan misalnya tidak
mengikuti standar tsb) dimanapun di dunia akan mengikuti standar tersebut. Nah
pertanyaannya adalah: bagaimana kita tahu kalo nada A pada gitar ketika sudah
kita stem = 440Hz?. Kita perlu menggunakan alat ukur nada yang standar, yaitu:
1. Bisa menggunakan sebuah garpu tala (bisa dibeli di toko musik), cara
memakainya cukup pukulkan garpu tala ke obyek tertentu (meja misalnya)
maka akan berbunyi sesuai dengan nada tertentu, tiap garpu tala punya
nada tertentu, biasanya C atau A (bawaan pabrik)
2. Dengan menggunakan digital guitar tuner (bisa dibeli di toko musik juga),
cara memakainya, biasanya ada semacam buku panduan yang disertakan
ketika kita membelinya.
3. Menggunakan alat musik lain sebagai perbandingan, bisa dengan piano /
keyboard misalnya.
21
4. Dengan software musik di komputer, seperti guitarpro yang sudah
menyertakan digital guitar tuner didalamnya
5. Beberapa efek gitar elektrik juga sudah menyertakan digital guitar tuner
didalamnya.
F. Ukuran Senar
Ukuran senar amat mempengaruhi intonasi. Seperti
010, .013, .017, .026, .036, dan .046. Sebagian besar pemain telah menggunakan
set bersenar G terbungkus untuk gitar elektrik dengan body akustik dan gitar
akustik secara benar. Hal ini sangat memperkecil masalah intonasi. Senar ketiga
yang normal (plain) seringkali merupakan sumber utama intonasi yang tak benar.
Senar-senar tersebut memiliki kecenderungan naik, dan jika ukurannya terlalu
tipis, pengaturan sadel bridge tidak bias mengimbanginya. Pada bridge yang telah
diatur dengan baik, sadel untuk senar G normal (plain) selalu terletak lebih
mendekati bagian belakang bridge dibandingkan dengan sadel lain. Ukuran senar
yang menghasilkan intonasi apik dengan senar berukuran atau mendekati
ukuran: .012, .016, .024 (terbungkus/wound), .032, .042, dan .054.
G. Membaca Notasi Musik
Karena suatu alasan yang aneh, membaca notasi musik (not balok)
merupakan sebuah misteri bagi kebanyakan musisi. Tak jarang orang dewasa
dengan gelar dalam bidang fisika pergi ke studio untuk mendaftarkan diri ikut
kursus gitar, lalu berkata, “Saya mau belajar asalkan tidak harus belajar membaca
notasi musik.” Orang ini kemungkinan akan merasa malu jika tahu bahwa guru
gitar telah mengajari ratusan anak kelas dua atau tiga untuk membaca melodi
sederhana selama dua atau tiga pelajaran.
Siapapun yang mau mengingat beberapa hal dasar, serta konsisten berlatih,
pasti bias belajar membaca notasi musik. Setelah mempelajarinya,
pengetahuanmu bias jadi sedikit “karatan” karena jarang di gunakan.
22
a. Paranada
Paranada terdiri dari lima garis dan empat spasi (Contoh 1). Garis-
garis tersebut mempunyai nama yang mudah dipelajari dengan
mengingat kalimat berikut: Every Good Boy Does Fine (Contoh
2). Spasi-spasi juga mempunyai nama tersendiri, yang membentuk
kata FACE (Contoh 3).
Contoh 1
Contoh 2
Contoh 3
Contoh 4
23
H. Mengenal Papan Nada
Jika menyinggung “hubungan” –mu dengan gitarmu, istilah “keakraban
menimbulkan benih kebencian” tentu tidak berlaku. Semakin kamu mengenali
papan nada (Fretboard), semakin banyak musik yang kamu mainkan, dan rasanya
sayang dengan instrumenmu akan semakin besar. Namun, ketika kamu melihat
20-an fret dan enam utas senar, niat untuk memahami dan menguasai gitar sudah
keburu ciut. Informasi berikut, setahap demi setahap, akan membantumu
membuka tabir rahasia papan nada. Seni penguasaan papan nada tak datang dalam
sekejap.
Memegang leher gitar dengan benar merupakan hal yang amat penting
untuk mengoptimalkan penggunaan konsep posisi. Pastikan ibu jari tangan kirimu
berada di dekat bagian tengah belakang leher gitar, sementara pergelanganmu
melengkung ke bawah. Biarkan keempat jarimu melayang di atas fret masing-
masing pada posisi kedua. Dengan teknik ini, satu-satunya energy dan gerakan
yang diperlukan untuk menekan suatu nada adalah menekan jari-jarimu ke bawah,
dengan tekanan antara ibu jari dan jari-jari lain yang mirip catok. Pada awalnya,
posisi ini kemungkinan memberikan rasa tidak nyaman. Namun, dengan latihan
konsisten, tenaga tambahan pada jari dan tangan kirimu akan berkembang.
24
Dengan tangan yang ditempatkan dengan benar pada posisi kedua, kamu
bias merentangkan dengan telunjukmu ke belakang untuk memainkan nada-nada
pada fret pertama. Kelingking juga dapat direntangkan untuk memainkan nada-
nada pada fret ke enam. Pastikan tangan kirimu tidak bergerak keluar dari posisi,
kamu harus mempertahankan pengontrolan posisimu. Jangkauan enam fret ini
memungkinkanmu memainkan akord, tangga nada, atau arpeggio mana saja
dalam satu posisi. Dengan kata lain, ke-12 pertangganadaan bias dimainkan
dengan satu posisi ini, dan satu pertangganadaan mana pun bias dimainkan dalam
ke-12 posisi ini. Dalam contoh 1 kita bisa melihat ke-12 tangga nada yang ada
dengan jarak tambahannya; semua dalam posisi kedua.
Contoh 1
Tangga nada C Mayor
Tangga nada G Mayor
Tangga nada D Mayor
25
Tangga nada A Mayor
Tangga nada E Mayor
Tangga nada B Mayor
26
BAB III
PROFIL ELFA MUSIC STUDIO
BANDUNG
3.1 Sejarah singkat
Elfa musik studio (EMS) didirikan oleh Elfa Secoria di Bandung pada tanggal
20 Februari 1981, Elfa Musik Studio terbagi atas beberapa departemen meliputi
departemen Vocal, Instrumen Musik Pop, Musik Course (Band), Field Band
(Marching Band), Tropical Wave Latin Percussion, serta Arranging dan Song
Writer Club. Melalui departemen – departemen tersebut dari tahun ke tahun Elfas
Musik Studio banyak terlibat dan berprestasi dalam kancah festival nasional,
bahkan sampai ke mancanegara. Meskipun Elfa Musik Studio lebih
mengkhususkan diri pada Vokalnya, tetapi di Elfa Musik Studio pun sejak tahun
2000 mulai membuka untuk pengolahan instrument – instrument seperti
Gitr,Bass, Keyboard, dll.
Meskipun lebih mengkhususkan diri pada jalur musik Pop dan Jazz,
sesungguhnya Elfas Musik Studio tidak menutup diri pada jalur musik lain.
Seperti nuansa musik latin, tropical, ethnik tradisional, bahkan juga keroncong
sering tampak mewarnai citra musiknya. Dilihat dari output contentnya,
departemen – departemen dalam organisasi Elfa Musik Studio dapat
dikelompokan menjadi dua divisi yang saling mendukung yaitu divisi Popular dan
divisi Edukatif. Divisi Popular lebih difokuskan pada upaya menghasilkan artis
berbakat dengan talenta tinggi yang terbukti mampu meraih nilai komersial atas
kepopulerannya. Sedangkan divisi Edukatif atau biasa disebut Elfa Musik School,
lebih berkonsentrasi pada kegiatan ekstrakulikuler yang dirancang untuk
mengasah bakat, minat dan hobi musik anak didik. Di Elfa Music School siswa
dididik dan dilatih untuk menambah kemampuan, kekayaan dan pertukaran
pengalaman, baik secara nasional maupun internasional. Kegiatan Elfa Choir di
acara Choir Olympic merupakan output dari divisi Edukatif, dimana saat ini sudah
lebih dari 2000 siswa yang dididik di 16 cabang Elfa Music School yang tersebar
27
di Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Garut, Solo, Lampung, Palembang
dan Makasar.
Bagi Elfa Musik Studio, Musik adalah bahasa dunia yang bersifat
Universal tanpa membedakan warna kulit, rasial, agama dan dapat memberikan
inspirasi kepada seluruh generasi muda di Indonesia, bahwa dengan musik kita
dapat melakukan kegiatan yang posotif tanpa memandang kepentingan pribadi
maupun golongan. Musik dapat menjadi sarana efektif untuk mengembangkan
rasa dan rasio, melalui musik manusia mencoba menemukan kembali keutuhan
dirinya.
3.2 Lokasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengajaran gitar elektrik dilaksanakan setiap hari selasa
dan kamis di Elfa Musik Studio (EMS) cabang Antapani. Dengan lebih tepatnya
terletak di Jl. Sukanagara 91, Antapani Bandung.
3.3 Visi dan Misi
1. Menjadi kawah Candramuka bagi lahirnya seniman seniman musik
Indonesia yang handal, yang mengerti dan mampu bermain musik serta
bernyanyi dengan baik.
2. Mengangkat siswa yang memiliki talenta tinggi tetapi kurang beruntung
dalam hal ekonomi, untuk dapat turut mengharumkan nama bangsa dan
Negara, dengan memberikan kesempatan untuk mewujudkannya.
3. Memberikan wawasan baru bagi pemula (siswa Elfa Musik studio dan
masyarakat lainnya) atau musisi muda berbakat Indonesia seperti Elfa’s
Group, dan menjadi bagian di dalamnya.
4. Sebagai salah satu wadah yang positif dalam membinagenerasi muda
Indonesia untuk lebih kreatif dan inofatif dalam dunia seni.
5. Sebagai fasilitator untuk mengahau hal-hal negative yang datangnya dari
dalam maupun luar dikalangan kaum muda, dengan mengikuti berbagai
kegiatan yang positif di Elfa Musik Studio.
28
6. Sebagai salah satu peluang untuk menghadapi AFTA (pasar bebas),
dimana setiap individu harus memiliki keahlian di bidang lain selain yang
sudah dimiliki.
3.4 Penghargaan dan prestasi EMS (Elfa Musik Studio)
1. Internasional Pop song, Budokan Jepang, 1983-1991
a. Wakil dari EMS hampir selalu menjuarai event ini, a.l Harvey malaiholo
2. Light Music Contest & Band Explosion, 1987-1991
a. The Best Keyboard Player diraih oleh Yanny Danuwijaya
b. The best Int’l Bass Player 1987 diraih oleh Denny Arnaz
c. Golden Award 1989 diraih oleh Topeng dan Mask
d. Golden Award 1990 diraih oleh Khatulistiwa Band
e. Golden Award 1991 diraih oleh Kahitna
3. World Music Konkurs, Karkade, Netherland
a. 1985, Meraih 2 Golden Award dan 1 Silver Award
b. 1989, Meraih 2 Golden Award
4. The 1st Choir Olympic Linz Austria 2000
a. Grand Champion diraih olehb Elfa’s Male Vocal Anssamble
b. Gold Medal diraih oleh Elfas’s Singers
c. Diplome der Stufe Gold III diraih oleh Elfa’s Children Choir
5. The 2nd Choir Olympic Busan, Korea 2002
a. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers
b. Silver Medal diraih oleh Elfa’s Ethnic Choir
c. Silver Medal diraih oleh Elfa’s Children Choir
6. The 3rd Choir Olympic Bremen, Germany 2004
a. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers categorie Jazz
b. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers categorie Pop
c. Gold Medal diraih oleh Ethnic Choir
d. Gold Medal diraih oleh Elfa’s Big Band
7. The 4th World Choir Games, Xiamen, China 2006
a. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers categori Jazz
29
b. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers categorie Pop
c. Gold Medal diraih oleh Elfa’s Ethnic Choir
d. Silver Medal diraih oleh Elfa’s Mixed Youth Choir
8. Children Are The Future,Jakarta, Maret 2007
Di event ini ada sebanyak 75 siswa siswi dari Elfa Music School usia dibawah
17 tahun yang bergabung bersama lebih dari 200 anak- anak dari berbagai penjuru
dunia yang menyerukan kedamaian lewat nyanyian dan juga tarian. Event ini pun
melibatkan musik organized by SADAO WATANABE, vocal director ELFA
SECIORIA, percussion & rhythm director DWIKI DHARMAWAN, produced
by PETER F GONTHA
1. The 1st Asian Choir Games, Jakarta, Maret 2007
a. Grand Champion diraih oleh EMS Teenager Voices, Categorie Pop
b. Gold medal diraih oleh Elfa’s Bigband Voices, Categorie Pop
c. Gold medal diraih oleh EMS Jazz Youth Choir, Categorie Jazz
d. Gold medal diraih oleh Elfa’s Male Vocal Ansamble, Categorie Jazz
e. Silver Medal diraih EMS Children Chorus, Categorie Children Choirs
f. Silver Medal diraih EMS East – West Chorus, Categorie Folklore
g. Silver Medal diraih EMS East – West Chorus, Mixed Youth Choirs
2. The 5th World Choir Games, Graz, Austria 2008
a. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers Categorie Jazz
b. Grand Champion diraih oleh Elfa’s Singers Categorie Pop
c. Menduduki Posisi 1 MUSIC MUNDI WORLD RANKING – Top 50
Pop,Jazz dan Gospe I
d. Menduduki Posisi 6 MUSIC MUNDI WORLD RANKING – Top 1000
Choirs
30
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Proses Pembelajaran Gitar Elektrik di Elfa Music
School
Pada saat pengamatan ini berlangsung, Elfa Music School mempunyai
siswa gitar elektrik sebanyak 6 orang sebagai siswa tingkat 1 (grade 1), dan
pengajar Gitar sebanyak dua orang dimana masing-masing memiliki wktu yang
berbeda pada hari selasa dan kamis. Dari kedua orang pengajar tersebut saya
memilih satu pembimbing lapangan yaitu warnasa, penelitian yang dilakukan
setiap hari selasa karena selain pembimbing ia juga sebagai pengajar di Elfa
Studio School yang dilakukan pada setiap hari selasa dari pukul 13.00 WIB
sampai dengan selesai. Dalam kurun waktu enam bulan murid yang mengikuti
kursus gitar elektrik dasar cenderung bertahan, walaupun dikursus ini belum
memiliki kurikulum yang tetap.
Ada atau tidak adanya kurikulum selama penelitian berlangsung tidak
membuat pengajar resah. Hal tersebut dikatakannya bahwa secara tidak disadari
kurikulum itu ada, hanya saja belum tertuang dalam bentuk tulisan. Pengajar
menjelaskan bahwa dirinya memiliki target dengan tahap-tahap pembelajaran
yang sedang dikembangkan, tetapi dengan cara memberikan keluasaan kepada
siswa. Pengajar merencanakan program-program tersebut sering kali tidak dapat
direalisasikan pada saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terjadi karena
pengajar lebih cenderung pada keinginan dan kebutuhan siswa, sebagai contoh
pengajar telah merencanakan Fingering yang disesuaikan dengan materi yang ada,
akan tetap pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak mau mempelajari
materi yang diberikan pengajar, sehingga program-program yang sudah
direncanakan kurang terealisasi.
Materi gitar elektrik dasar yang diberikan tidak bersumber pada buku
pegangan yang ada, tetapi lebih mengutamakan pengalaman pengajar ketika
pengajar belajar gitar elektrik di sekolah musik lain. pengajar berupaya
mengembangkan ilmu yang dimiliki, dengan cara mengkaji berbagai sumber yang
31
ditemukan, mengevaluasi pengalaman mengajar yang telah dilakukannya di
tempat lain, bahkan sering kali bertukar pengalaman dengan pengajar di tempat
lain.
Proses pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Musik School berlangsung
selama 45-60 menit untuk satu orang siswa. Bagi pengajar, alokasi waktu tersebut
dirasakan cukup untuk memberikan pembelajaran gitar elektrik dasar dengan
sempurna, karena untuk memberikan satu materi dan fingering (pemanasan),
dirasakan cukup.
Proses pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Musik School dilakukan
dalam tiga kegiatan pembelajaran yaitu bagian pembuka, bagian inti, dan penutup.
Ketiga proses pembelajaran tersebut pada umunya disesuaikan dengan kebutuhan
siswa sehingga seringkali ketiga kegiatan di atas tidak terpenuhi. Hal tersebut
disebabkan beberapa faktor, seperti tingkat keseriusan siswa, kemampuan siswa
untuk menerima materi, serta salah satunya faktor usia.
Usia siswa yang bervariasi dapat mempengaruhi proses pembelajaran,
teruama cara guru dalam memilih materi dan metoda serta penggunaan media
pembelajaran. Kebanyakan usia anak-anak sejumlah dua orang (usia 10-14 tahun),
kurang menunjukan keseriusannya dalam mengikuti pembelajaran. Lain halnya
dengan siswa dewasa (usia 20-30 tahun) sangat kehausan terhadap pembelajaran
gitar elektrik baik secara teknis maupun teoritis.
Materi pembelajaran yang menjadi acuan pengajar adalah beberapa buku
tentang pembelajaran gitar elektrik dasar, diantaranya yaitu dari Yamaha (Dasar
dasar bermain gitar elektrik) dan disamping itu konsep materi yang menjadi
inspirasi sumber bahan ajar yaitu dari pengalaman pengajar sewaktu mengikuti
kursus gitar elektrik dan juga sharing dengan sesama pengajar gitar elektrik di
sekolah musik tersebut. Berikut ini diungkapkan beberapa bentuk masalah dalam
tanya jawab (wawancara, 27 september 2009), yang disampaikan oleh peneliti.
(P), dan nara sumber (N) di lokasi Elfa Studio, yaitu sebagai berikut:
32
P: apakah A Warnas punya buku acuan sebagai sumber belajar?
N: ya, ada beberapa, paling dari Yamaha…
P: selain buku, ada lagi bahan ajarnya A?
N: paling dari pengalaman yang sudah saya dapat, pengalaman waktu saya
kursus gitar elektrik.
Sistem evaluasi yang digunakan di Elfa Musik School, yaitu evaluasi akhir
yang dilaksanakan setiap satu semester (6 bulan) sekali, evaluasi ini dilaksanakan
di ruang kursus gitar elektrik Elfa Musik School dengan penguji dari pengajar
Elfa’s itu sendiri .
4.2 Materi Pembelajaran
Observasi yang dilakukan dalam mengetahui materi pembelajaran di Elfa
Musik School adalah dilaksanakan melalui pengamatan, praktikan melakukan
pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas musik (gitar elektrik).
Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan penelitian, proses pembelajaran
memang cenderung ke arah rock yang mengarah ke 1). Bagian dan fungsi gitar,
2). Cara memegang gitar elektrik yang benar , 3). Cara memegang vick saat
memetik senar gitar, 4). Posisi tubuh pada saat bermain gitar. Semua teknik lebih
cenderung ke pola permainan musik rock, karena dari mulai mengocok gitar,
ritmik dan irama yang keluar semua dilakukan dengan penuh power yang tajam
dan keras, karena musik rock cenderung dengan musik cadas/keras.
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada hari Selasa, disesuaikan
dengan jadwal dan waktu masing-masing anak, siswa pertama, yaitu pada pukul
13.00 WIB, siswa kedua, yaitu pada pukul 14.00 WIB. Pembelajaran telah
berlangsung pada bulan juni 2009 sebanyak 4 kali pertemuan, namun pengamatan
pembelajaran baru dimulai pada bulan September 2009. Pelaksanaan penelitian
tentang materi ajaran yang diberikan Elfa Musik School, dilakukan selama 4 kali
pertemuan, sebagai gambaran hasil perolehan data setiap pertemuan.
33
4.3 Prosedur Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan pada hari Selasa, pada pukul 13.00 WIB, yang
dilaksanakan dalam satu ruangan kecil antara pengajar dengan siswa.
PERTEMUAN PERTAMA
a. Langkah Pra Instruksional
Pada awal kegiatan, menjelaskan tentang apa yang akan dipelajari. Pada
pertemuan pertama, pengajar mempunyai tujuan dalam melakukan pembelajaran,
yaitu:
1). Siswa dapat mengenal bagian-bagian dari gitar elektrik beserta fungsinya
2). Menjelaskan posisi badan pada saat bermain gitar elektrik dan cara memegang
pick.
c. Langkah Inti/Proses Kegiatan
1. Pengenalan bagian-bagian gitar elektrik serta fungsinya
Pada pertemuan kali ini, pengajar mengulang materi yang sudah diberikan
sebelumnya, yaitu mengenal bagian-bagian yang terdapat pada gitar elektrik, hal
ini dikarenakan agar siswa memahami bagian setra fungsi dari masing-masing
bagian gitar. Pengenalan penerapan teori tentang gitar elektrik, akan menjadi
bahan dalam evaluasi akhir. “Siswa-siswa saya dikenalkan dengan teori mulai
dari tanda-tanda dalam partitur, bagian dari gitar, fungsi dari bagian-bagian
gitar, ya..pokonya yang menjadi teori untuk jadi bahan ujian.”. Dalam
penyampaian tentang bagian-bagian gitar elektrik, selain menunjuk bagian dan
fungsi-fungsi gitar, pengajar juga memberi contoh fungsi dan penggunaanya.
34
- Pengenalan bagian-bagian gitar elektrik yang diajarkan meliputi:
A. Bagian-bagian Gitar Elektrik
B. Fungsi Dari Bagian-bagian Gitar Elektrik
1. Tuning Machines : berfungsi sebagai alat untuk menyetem/menyetel/menstem
(tuning) senar gitar sehingga menghasilkan nada sesuai dengan keinginan kita
2. Headstock : bagian yang berfungsi menahan senar dan tuning machines
35
3. Nut : berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada
tempatnya
4. Neck : berfungsi untuk meletakkan fretboard, tuners (tuning machines) dan
headstock
5. Fingerboard (Fingerboard) : kayu dengan pematang (fret) logam melintang
untuk membagi wilayah nada
6. Fret : logam melintang terletak di sepanjang Fingerboard untuk membagi
wilayah nada
7. Strap pin : untuk menahan selempang (strap) gitar
8. Body : bodi atau badan gitar
9. Pickups : pendeteksi getaran senar dan mengubahnya dari energi mekanis
menjadi energi listrik yang dikonversi oleh amplifier menjadi nada
10. Bridge : Pengikat atau penahan senar ke badan gitar
11. End pin : untuk menahan selempang (strap) gitar
12. Bar atau vibrato atau whammy bar : pengatur modulasi getaran senar, ini ada
dua jenis :
a.bent down tremolo : tremolo yang hanya bisa menurunkan nada,
b.updown tremolo : tremolo yang bisa menaik turunkan nada
13. Pickup selector switch : switch pengatur pickups untuk memilih pickup mana
yang akan diaktifkan untuk menghasilkan variasi suara yang diinginkan
14. Volume control : pengatur volume
15. Tone control : pengatur kekuatan bass dan treble sound gitar
16. Output jack : penyambung gitar ke amplifier atau peralatan elektronik lainnya
17. Strings (senar) : senar terbuat dari nylon, steel (baja), nikel
2. Menentukan Sikap Badan dan Posisi Tangan Pada Saat Bermain Gitar
Elektrik
Setelah siswa mempelajari bagian-bagian gitar elektrik serta fungsinya,
kemudian siswa mempelajari tentang sikap badan dan posisi tangan pada waktu
bermain gitar elektrik, dalam pembelajaran ini siswa diharuskan berposisi badan
tegap dan tidak membungkuk serta tidak kaku, karena hal ini sangat mendukung
36
sekali dalam proses pembelajaran gitar elektrik, Pada awalnya siswa merasa kaku,
tapi dalam sebuah proses pembelajaran, lama kelamaan siswa pun akan terbiasa.
Setelah pengajar menjelaskan bagaiman sikap badan pada saat bermain gitar
elektrik, pengejar menjelaskan bagaimana cara memegang pick, mengocok atau
memetik senar gitar, karena sebelum proses pembelajaran ini berlangsung siswa
sama sekali tidak memahami cara bermain gitar elektrik yang benar, Untuk itu
pengajar menjelaskan cara-cara bermain gitar yang baik dan benar.
a. Posisi memegang gitar klasik sama halnya dengan gitar elektrik
37
Memegang gitar elektrik sebetulnya sama halnya dengan memegang gitar
klasik hanya saja untuk gitar elektrik lebih populer orang melakukannya dengan
posisi berdiri saat manggung, Banyak yang bilang jempol jari kiri jangan sampe
keliatan dari depan, Ini ga harus. Kasian yang jempolnya panjang katanya.
Sebenernya intinya ialah lengan harus ngegantung serilek mungkin atau dibiarin
jatuh secara
wajar aja. Cara yang gampang, pegang neck, lemesin lengan, turunin jari ke
fingerboard. Nah ini posisi yang wajar. Biasanya secara otomatis jempol jadi gak
keliatan dari depan, jadi bukan disengaja disembunyikan.
kalo mau megang gitar agak tinggi ya tidak masalah walau main metal
seklipun, atau rendah juga gak papa asal masih bisa nyaman main gitarnya, yang
penting kita nyaman, dan playable posisinya, gak usah kaku-kaku, jangan semua
serba diatur, main ajalah gitarmu dengan asik.
b. Cara memegang pick
disamping memahami cara memegang pick yg benar, alangkah lebih baik
dan efektif kalo fokus ke penerapan picking yg benar, sebab bagaimanapun style
kita memegang pick yang paling penting itu ya kualitas hasil dari picking kita
sendiri. Terkadang kliatannnya cool tapi gak efektif, sebaliknya kadang kliatan
biasa tapi hasilnya superb jadi kalo aware dengan pergerakan tangan kanan kita
saat picking biasanya pickingnya akan maksimal dan powerful.
Pengajar mencontohkan kepada si anak, awalnya si anak merasa senang
pada saat gitar elektrik dengan mengikuti apa yang sebelumnyan di contohkan
pengajarnya, tetapi kelamaan si anak merasa kesal, mungkin karena si anak
kelelahan atau jenuh dengan materi yang diberikan pengajarnya, untuk itu
pengajar sedikit lebih memperhatikan cara bermain gitar elektrik, karena
kebanyakan anak yang bermain gitar elektrik, cara memegang pick dan
menggunakannya kurang begitu baik, baik dalam arti disini adalah seorang anak
seringkali memetik senar gitar dengan cara tidak updown yaitu dengan cara
memetik senar hanya ke satu arah saja, hal ini memang tidak salah, tetapi
38
kelamaan hal tersebut dapat menggangu kecepatan untuk bermain melodi karena
kebiasaan, sehingga tak heran tempo dalam bermain gitar pun menjadi drop/turun.
d. Langkah Tindak Lanjut
Pada akhir pelajaran, pengajar menanyakan mengerti atau tidaknya materi
yang disampaikan, pengajar juga mengajarkan pada siswa agar berlatih materi
yang diajarkan di rumah.
PERTEMUAN KEDUA
1. Langkah Pra Intruksional
Pada awal kegiatan, pengajar menanyakan kabar siswa. Pada perteman ini,
pengajar sudah menyiapkan beberapa materi yang akan diajarkan diantaranya:
1). Mengenalkan notasi, 2) Melakukan Fingering, 3). Mengenalkan letak notasi
gitar elektrik pada garis paranada.
2). Langkah Inti/Proses Kegiatan
Pada kegiatan ini, pengajar mengulang materi sebelumnya. Dengan
menanyakan materi yang di berikan pada pertemuan sebelumnya, apakah sudah
mengerti dan sudah bisa. Pengajarpun menanyakan bebeapa hal materi yang di
berikan kepada siswanya, hal itu dilakukan untuk mengingat kembali agar
siswanya tidak lupa dalam setiap materi yang di berikan pengajar. Setelah semua
itu selesai, pengajar pun menyuruh siswa untuk melakukan fingering scale type
dan scale mood, tentunya dengan mendemonstrasikannya telebih dahulu oleh
pengajar, serta menjelaskan apa itu scale type dan scale mood, dalam hal ini
petikan scale type dan scale mood yang termasuk kedalam scale dasar melodi,
pengajar menjelaskan kepada siswanya bahwa kedua jalur ini adalah jalur dasar
yang harus dikuasai siswa, karena apabila kita menguasai jalur tersebut kita akan
lebih mudah dalam proses pembelajaran gitar elektrik khususnya untuk
improvisasi dalam bermain melodi.
39
- Contoh Pergerakan fingering yang dilakukan:
Keterangan:
F Natural Major fingering Type 1 = F Ionian
D U D D U D D U D D U D D U D D U D U D U U D U U
-------------------------------3-5-6-6-5-3---------------------------------------------------------------------------3-5-6-------------6-5-3---------------------------------------------------------------2-3-5-------------------------5-3-2---------------------------------------------------2-3-5-------------------------------------5-3-2---------------------------------------1-3-5-------------------------------------------------5-3-1---------------------------1-3-5-------------------------------------------------------------5-3-1--------------------F Natural Major fingering Type 2 = G Dorian
D U D D U D D U D D U D D U D D U D U D U U D U U D
-------------------------------5-6-8-8-6-5---------------------------------------------------------------------------5-6-8-------------8-6-5---------------------------------------------------------------3-5-7-------------------------7-5-3---------------------------------------------------3-5-7-------------------------------------7-5-3---------------------------------------3-5-7-------------------------------------------------7-5-3---------------------------3-5-6-------------------------------------------------------------6-5-3--------------------F Natural Major fingering Type 3 = A Phrygian (idem)
--------------------------------6-8-10-10-8-6-----------------------------------------------------------------------6-8-10---------------10-8-6----------------------------------------------------------5-7-9-----------------------------9-7-5-----------------------------------------------5-7-8-----------------------------------------8-7-5-----------------------------------5-7-8-----------------------------------------------------8-7-5-----------------------5-6-8-----------------------------------------------------------------8-6-5----------------F Natural Major fingering Type 4 = A# Lydian (idem)
-------------------------------------8-10-12-12-10-8-------------------------------------------------------------------8-10-11-----------------11-10-8----------------------------------------------------7-9-10---------------------------------10-9-7---------------------------------------7-8-10-----------------------------------------------10-8-7-------------------------7-8-10-------------------------------------------------------------10-8-7-----------6-8-10---------------------------------------------------------------------------10-8-6---F Natural Major fingering Type 5 = C Mixolydian (idem)
------------------------------------------10-12-13-13-12-10---------------------------------------------------------------------------10-11-13-------------------13-11-10----------------------------------------------------------9-10-12-------------------------------------12-10-9-------------------------------------------8-10-12-----------------------------------------------------12-10-8---------------------------8-10-12---------------------------------------------------------------------12-10-8-----------8-10-12-------------------------------------------------------------------------------------12-10-8--
40
F Natural Major fingering Type 6 = D Aeolian = D Natural Minor (idem)
----------------------------------------------12-13-15-15-13-12-----------------------------------------------------------------------------------11-13-15-------------------15-13-11-----------------------------------------------------------------10-12-14-------------------------------------14-12-10-----------------------------------------------10-12-14-------------------------------------------------------14-12-10-----------------------------10-12-13-------------------------------------------------------------------------13-12-10-----------10-12-13-------------------------------------------------------------------------------------------13-12-10-F Natural Major fingering Type 7 = E Locrian (idem)
----------------------------------------------13-15-17-17-15-13-----------------------------------------------------------------------------------13-15-17-------------------17-15-13-----------------------------------------------------------------12-14-15-------------------------------------15-14-12-----------------------------------------------12-14-15-------------------------------------------------------15-14-12-----------------------------12-13-15-------------------------------------------------------------------------15-13-12-----------12-13-15-------------------------------------------------------------------------------------------15-13-12-
Siswapun mempelajari petikan tersebut dengan memetik senar gitar dengan
santai, Setelah siswanya selesai fingering, pengajar mempersiapkan materinya
yang akan diberikan kepada siswanya. Dalam pembelajaran penyampaian materi,
tahap awal pengajar menanyakan terlebih dahulu kepada siswanya, pengajar (P),
Siswa (S).
(P): Sebelumnya sudah bisa baca not balok belum?
(S): Belum…
Pengajar mentargetkan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat membaca
notasi, dalam hal ini notasi yang diajarkan adalah not penuh, setengah,
seperempat, seperdelapan, dan seperenam belas. Pertama-tama pengajar
menggambarkan sebuah tabel di whiteboard, yang menjelaskan bentuk notasi,
nama notasi, nilai ketukan, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tapi sebelumnya pengajar menjelaskan pengertian dari notasi musik itu
sendiri notasi musik adalah sistem penulisan karya musik. Dalam notasi musik,
nada dilambangkan oleh not (walaupun kadang istilah nada dan not saling
dipertukarkan penggunaannya). Tulisan musik biasa disebut partitur, dalam gitar
disebut juga tablatur.
Notasi musik standar saat ini adalah notasi balok, yang didasarkan pada
paranada dengan lambang untuk tiap nada menunjukkan durasi dan ketinggian
nada tersebut. Tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme)
digambarkan secara horisontal. Durasi nada ditunjukkan dalam ketukan. Terdapat
41
pula bentuk notasi lain, misalnya notasi angka yang juga digunakan di negara-
negara Asia, termasuk Indonesia, India, dan Tiongkok.
Selanjutnya kita lihat yang namanya birama (bar). Garis birama atau dalam
bahasa inggris barline, adalah garis yang menutup satu putaran ketukan. misalnya
birama adalah "|", aplikasinya contohnya begini hitung ketukan ini: |1, 2, 3, 4 | 1,
2, 3, 4 |1, 2, 3, 4 | 1, 2, 3, 4 | nah garis birama itu yang memisahkan setiap putaran
beat 1-4.Gambarnya pada notasi adalah sebagai berikut:
Sekarang mari kita berkenalan dengan simbol yang akan kita gunakan untuk
menulis musik serta harga masing-masing. Harga yang dimaksud di sini adalah
seberapa ketukan not tersebut dibunyikan, apakah 1 ketuk, 2 ketuk, atau 4
ketukan. berikut ini gambarnya:
42
Nah mari kita lihat yang paling atas, not penuh atau whole note, dia adalah
not yang istilahnya menuhin bungkusnya, maksudnya dalam satu birama itu dia
bunyi terus dari hitungan 1-4, jadi | laa-aa-aa-aa | sedangkan yang not setengah,
hanya setengah birama aja jadi bunyinya 2 ketuk kalo di birama 4/4 ka. nah kalau
yang not seperempat ini, satu birama 4/4 akan bunyi 4 kali, karena harganya atau
lamanya ia berbunyi adalah satu ketuk aja jadi |la la la la| ini contohnya:
43
Langkah selanjutnya, pengajar memberi contoh bagaimana notasi itu
dibunyikan, pengajar membuat ritmik sederhana dengan memetik gitar yang di
pegangnya, kemudian pengajar membuat contoh ritmik yang ditulis di
whiteboard. Pengajar menulis 4 bar, masing-masing bar berisi not seperempat
empat buah, kemudian pengajar membuat ketukan oleh kaki, pada setiah hitungan
ke-1 ({1-2-3-4}-{1-…), senar di petik sesuai not yang ada pada whiteboard
selama 4 ketukan, selain ketukan kaki, pengajar juga membuat ketukan dengan
menyebutkan hitungan ({tu-wa-ga-pat}-{tu…), hal ini dikarenakan siswa dapat
merasakan aksen pada setiap ketukan. Latihan membaca notasi dilakukan
berulang-ulang hingga siswa terbiasa dan paham dalam membaca notasi.
PERTEMUAN KETIGA
a. Langkah Pra Intruksional
Pada awal kegiatan, seperti biasanya pengajar menanyakan kabar siswa,
dan menanyakan “di rumah latiha ga?”. Pada pertemuan kali ini materi yang
disiapkan oleh pengajar adalah mengajarkan membaca notasi balok pada garis
paranada.
b. Langkah inti/Proses pembelajaran
Pada kegiatan inti, pengajar menyuruh siswa untuk melakukan Fingering
terlebih dahulu dengan memberikan materi baru, yaitu membaca melodi pendek.
Memasuki kegiatan selanjutnya, pengajar memberikan sedikit penjelasan
kepada siswa tentang bagaimana cara membaca not yang bervariasi, dengan
birama 4/4, terdiri dari not setengah, not seperempat, not seperdelapan, not
seperenambelas yang divariasikan. Pengajar mengambarkan garis paranada di
whiteboard dengan contoh not yang bervariasi didalamnya, pengajar menuliskan
notasi pada masing-masing letak garis dan spasi sesuai tempatnya.
44
Langkah yang di ajarkan pengajar dalam “langkah pertama” pada
pertemuan ini, pengajar mengajarkan beberapa cara agar siswa dapat menjaga
kestabilan (tempo) pada saat bemain gitar elektrik, siswa dapat lebih mudah
membaca notasi, dan untuk melatih kocokan tangan agar menghasilkan strummer
yang baik dan terdengar tajam.
2. Langkah Kedua
Dalam tahapan pembelajaran ini adalah menggabungkan not penuh,
setengah, seperempat, seperdelapan dan seperenambelas dengan mebaca notasi.
Dengan rincian sebagai berikut:
Penggabungan nilai not
45
Langkah selanjutnya, pengajar menyuruh siswa untuk membaca di
whiteboard yang di tulis pengajarnya, notasi yang ditulis pengajar, pengajar
menggabungkan bar pertama dengan bar keempat, bar ketiga dan kelima, bar
kedua dan bar kelima, serta penggabungan seluruh notasi dari bar pertama sampai
kelima, hal tersebut dilakukan agar siswa tersebut dapat mengenal bagaimana
bunyi not penuh, setengah, seperempat, seperdelapan, dan seperenambelas.
c. Langkah Tindak Lanjut
Pada akhir kegiatan, pengajar menyarankan agar siswa berlatih di rumah,
pertemuan ini pengajar tidak memberikan tugas pada siswa.
PERTEMUAN KEEMPAT
a. Langkah Pra Intruksional
Pengajar pada pertemuan kali ini agak telat, tetapi tidak mempengaruhi
pembelajaran. Seperti biasannya pengajar menanyakan keadaan siswa, tujuan
pembelajaran pada pertemuaan kali ini adalah siswa dapat memainkan melodi
sederhana yang telah disiapkan.
b. Langkah Inti/Proses Pembelajaran
Sebelum pengajar memberikan melodi sederhana yang sudah disiapkan,
pengajar menyuruh siswa untuk melakukan fingering terlebih dahulu, dengan
memberikan materi ajar baru fingering tangan, yaitu scale type.
Memasuki kegiatan selanjutnnya, pengajar memulai pembelajaran dengan
memberikan buku yang berisi not-not nyanyian kepada siswa.
Sebelum pengajar menyuruh siswanya untuk membaca notasi yang di
berikan pengajar, terlebih dahulu siswa di ingatkan kembali cara membaca yang
telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya, hal itu dilakukan karena agar siswa
tidak lupa dengan materi yang di ajarkan pengajar, dan agar siswa terbiasa dengan
teknik membaca memainkan not-not yang baik. Setelah itu pengajar menyuruh
siswanya untuk mempelajari notasi yang diberikan pengajar di rumah dan
pertemuan selanjutnya siswa akan di tes untuk mempraktekannya.
46
Materi scale type yang di ajarkan adalah G Mayor Scale:
c. Langkah Tindak Lanjut
Pada akhir kegiatan, pengajar menyarankan agar siswa berlatih di rumah,
pertemuan ini pengajar tidak memberikan tugas pada siswa tapi materi yang di
ajarkan tadi akan di tes dalam pertemuan berikutnya.
47
4.4 Metode Pembelajaran gitar elektrik Dasar
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, praktikan memperhatikan
metode yang digunakan dalam pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Music
School, lebih cenderung menggunakan gabungan antara beberapa pembelajaran,
seperti demonstrasi dan latihan.
1. Metode Demonstrasi
Dalam peranannya, metode demonstrasi merupakan metode yang digunakan
dalam pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Musik School, misalnya pengajar
memberikan contoh kepada siswa dalam memainkan melodi sederhana yang akan
dipelajari, hal ini bertujuan agar siswa dapat melihat secara langsung bagaimana
pengajar memainkan melody/scale type sederhana. Pembelajaran gitar elektrik
dasar di Elfa Musik School. Metode ini dilakukan pada saat awal pemberian
materi ajar (scale type) kepada siswa, dengan demikian siswa akan termotifasi
dalam memulai pembelajaran. “biasannya saya memainkan melodi-melodi yang
diambil dari scale type agar siswa menjadi tertarik untuk memainkan dan
mempelajarinnya”. Metode demonstrasi ini dianggap tepat untuk membangkitkan
motifasi belajar siswa di dalam mengajarkan gitar elektrik, siswa dapat
memperhatikan bagaiman memainkan scale type dasar melody, siswa dapat
memperhatikan posisi jari tangan yang benar, cara memegang vick, posisi saat
memegang gitar dan memetik senar gitar yang benar.
2. Metode Latihan
Dalam proses pembelajaran gitar elektrik dasar di Elfa Music School, metode
latihan dimaksudkan agar siswa melakukan latihan secara berulang-ulang, dalam
hal ini siswa akan terbiasa dalam cara memegang vick, membaca not sederhana
dalam tablature/partitur, semua hal tersebut dapat menambah ketepatan juga
kecepatan dalam memainkan gitar elektrik. Disamping itu, metode latihan yang
dilakukan di Elfa Music School, melihat kepada kemampuan masing-masing
siswannya, artinnya dalam pemberian bahan ajar (melodi) yang kira-kira agak
sulit dikuasai siswa, dilakukan dengan melakukan beberapa tahap, misalnya
“perbar”.
48
4.5 Evaluasi Pembelajaran gitar elektrik Dasar
Dalam menentukan hasil yang dicapai oleh siswa, peranan evaluasi sangat
menetukan berhasil atau tidaknya suatu tujuan dalam sebuah proses pembelajaran,
sebagai fungsi bahan dalam memperbaiki proses belajar mengajar (PBM).
Dalam sistem evaluasi yang dilakukan di Elfa Music School, terdapat 1
bentuk evaluasi, yaitu evaluasi akhir, evaluasi akhir dilakukan pada hari libur
proses pembelajaran, pada hari minggu, Ujian dilakukan secara individu, dimana
dalam satu ruang hanya terdapat satu siswa dan penguji, Pelaksanaan evaluasi
dilakukan pada bulan November 2009 pada pukul 10.00 WIB untuk siswa tingkat
pertama, dan 14.00 WIB untuk siswa tingkat kedua.
Terdapat 4 materi pembelajaran yang dievaluasikan pada akhir Kegiatan
Belajar Mengajar yang ditetapkan oleh pengajar, yaitu terdiri dari:
1) Fingering Dasar
Fingering yang dimainkan oleh setiap siswa dalam evaluasi akhir ini adalah
scale type, pengenalan not/birama.
2) Side Reading
Side reading dalam pelaksanaan evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui
kemampuan siswa dapat membaca notasi, notasi yang diberikan tidak diketahui
siswa sebelumnya, pengajar memberikan notasi sederhana sesuai dengan
kemampuan siswa, dan sesuai dengan materi yang pernah dipelajari sebelumnya.
3) Melody sederhana
Melody sederhana yang dimainkan pada evaluasi akhir adalah beat 4/4,
dengan jumlah 4 bar.
4) Teori
Pembelajaran bahan evaluasi teori, yaitu sesuai dengan materi yang telah
siswa pelajari, sistemnya adalah pengajar membuat materi sesuai dengan materi
yang sudah diberikan pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM). Evaluasi teori
49
meliputi bagian-bagian gitar elektrik, nilai notasi, teknik saat bermain gitar
elektrik.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem
evaluasi yang dilaksanakan di Elfa Music School, menggunakan penilaian
pengamatan langsung oleh pengajar, dalam hal ini pengajar menggunakan
penilaian dengan memantau peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti
evaluasi akhir pada akhir pembelajaran, siswa menunjukan hasil belajar yang
baik, diharapkan dengan bekal materi yang didapat siswa, akan menjadikan
potensi yang dimilikinya menjadi terus berkembang.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang proses pembelajaran gitar elektrik
dasar di Elfa Music School, pengajar merancang berbagai materi serta tahapan-
tahapan secara individu, yang akan dilakukan dalam berlangsungnya proses
pembelajaran, hal ini dikarenakan tidak adanya kurikulum yang ditetapkan di
sekolah musik tersebut. Pemantauan tentang proses pembelajaran gitar elektrik
dasar di Elfa Music School, dilakukan pada tahap dasar untuk grade 1, penelitian
ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan sebagai gambaran mengenai pemberian
materi dan penggunaan metode. Tahapan-tahapan pengajaran yang dilakukan
pengajar, melalui tahapan yang sistematis, artinya pengajar memberikan materi
dari hal yang mendasar, seperti mengenalkan siswa dengan ruang lingkup gitar
elektrik tentang bagian-bagian gitar elektrik, fingering dasar (scale type), cara
memegang vick, teknik memetik, posisi duduk saat bermain gitar.
Pemberian materi cenderung mengarah kepada pembelajaran rock, walaupun
musik pop, alternative, seperti beat-beat pop, alternative juga dipelajari di Elfa
Music School ini. Sistem evaluasi yang digunakan Elfa Music School, dilakukan
dalam satu bentuk kegiatan, yaitu evaluasi akhir, evaluasi akhir dilakukan pada
akhir pembelajaran, terdapat 4 materi pembelajaran yang dievaluasikan, yaitu: 1)
Fingering dasar, 2) Side Reading, 3) Melody sederhana, 4) Teori.
Pelaksanaan sistem evaluasi yang dilaksanakan di elfa Music School,
pengajar menggunakan penilaian pengamatan langsung, dalam hal ini pengajar
menggunakan penilaian dengan memantau peningkatan kemampuan siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran, siswa menunjukan hasil belajar yang baik,
diharapkan dengan bekal materi yang didapat siswa, akan menjadikan potensi
yang dimilikinya menjadi terus berkembang.
51
5.2 Saran
1. Elfa Music School
Pada dasarnya kurikulum merupakan sebuah perencanaan atau program
dimana siswa dapat diarahkan oleh sekolah, hal ini sebagi patokan dalam setiap
proses pembelajaran, dimana kurikulum menjadi patokan kepada peningkatan
kompetensi siswa yang mengarah kepada tujuan pembelajaran, jadi alangkah lebih
baik jika Elfa Music School mengacu kepada kurikulum. Sarana dan prasarana
yang sangat berpengaruh bagi kenyamanan proses belajar mengajar yang harus
diperbaiki dan dibenahi. Media promosi dalam mengenalkan Elfa Music School
agar lebih ditingkatkan lagi, agar dapat dikenal masyarakat yang belum
mengetahui lokasi.
Pembelajaran pada akhir evaluasi lebih baik jika mendatangkan penguji
dari luar, selain dapat menghasilkan nilai yang objektif, juga dapat meningkatkan
kuantitas dan kualitas mutu Elfa Music School.
2. Pengajar Gitar Elektrik
Pada dasarnya anak-anak memiliki berbagai potensi yang dimilikinya,
salah satunya adalah bakat dalam bermusik khususnya gitar elektrik, disarankan
pengajar agar lebih menyelami kehidupan anak-anak sesuai dengan usia masing-
masing, misalnya bagaimana cara mengajar gitar elektrik pada anak-anak usia di
bawah 10 tahun, dan di atas 10 tahun, melihat dari segi karakter, dan juga
kemampuan yang mereka miliki, sehingga dapat membimbing mereka kearah
tujuan yang baik.
3. Siswa
Pembelajaran merupakan suatu proses yang panjang, dalam hal ini agar
siswa mempunyai rasa motivasi yang kuat dalam mengikuti proses pembelajaran,
maka perlu dukungan dari orang-orang disekitarnya.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Aahar (1997), Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.
Hadis, Abdul (2006), Psikologi dalam pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Syaripudin, Tatang (2006), Landasan Pendidikan, Bandung: Sub Koord. MKDK
Landasan Pendidikan.
Jamalus (1989), Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik, Jakarta: DEPDIKBUD.
Nickol (2004), Panduan Praktis Membaca Notasi Musik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sanjaya, Wina (1995), Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Sudjana (1995), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Mahendra S, Gupta (2005), Teknik dasar dan lanjutan untuk gitar elektrik dan akustik,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI.
http://doniriwayanto.multiply.com/tag/teori
http://budisapt.blogspot.com/2007/12/cara-menstem-senar-gitar-teknik-dasar.html
http://kerockan.blogspot.com/2009/09/kunci-bermain-gitar.html
http://teorikumusik.blogspot.com/2008/12/mengenal-bentuk-not.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Properties_of_musical_modes
http://www.yellowguitarbooks.com/fretboard diagrams/Guitar%20Tuning%20and
%20Notes.pdf
http://www.warungmusik.net/ruang-kelas/1-teori-musik/25-notasi-musik-4-harga-not-
note-value
53
Lampiran 1
54
Lampiran 2
55
RIWAYAT HIDUP
BIODATA
Nama : Hendry Heryana
56
Tempat/Tgl Lahir : Lebak 06-januari 1985
Agama : Islam
Alamat : Jl.Bayah-Cibareno simpang Ciawi Desa Lebak Tipar kec. Cilograng
Banten
PENDIDIKAN
Tahun 1989-1995 : SD Negeri 1 Lebak Tipar
Tahun 1996-1999 : SMP Negeri 1 Bayah
Tahun 2000-2003 : SMU Negeri 1 Bayah
Tahun 2004-2009 : S1 Jurusan Seni Musik UNIVERSITAS
PASUNDAN BANDUNG
57