Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

download Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

of 26

Transcript of Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    1/26

    1

    LAPORAN KASUS

    I.

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. D

    Umur :63 tahun

    Agama : Islam

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Suku / Bangsa : Bau-Bau / Indonesia

    Alamat : Jl. Bung

    Pekerjaan : wiraswasta

    Tanggal masuk : 13 Januari 2014

    No. Reg : 645516

    Pemeriksa : dr. Y

    Tempat : RS Wahidin Sudirohusodo

    II. ANAMNESIS

    Keluhan utama : Benjolan pada kelopak mata kiri

    Anamnesis terpimpin:

    Dialami sejak 10 tahun lalu dan memberat dalam 3 bulan terakhir.

    Awalnya benjolan sebesar kelereng di kelopak mata kiri bagian atas yang

    makin lama makin membesar seperti biji kemiri. Nyeri (+), mata merah

    (+), penurunan penglihatan (+) sejak 3 bulan terakhir, air mata berlebih

    (+), kotoran mata berlebih(+).riwayat pengobatan sebelumnya (+) pada

    tahun 2005 dan dianjurkan operasi namun pasien menolak. Riwayat

    trauma (-), riwayat DM (+) sekitar 4 tahun lalu tidak berobat teratur,

    riwayat HT tidak diketahui,. Riwayat memakai kacamata (-). Riwayat

    keluarga yang menderita penyakit yang sama (-).

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    2/26

    2

    Foto Klinis

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    3/26

    3

    III. PEMERIKSAAN

    Status generalis : Sakit ringan / Gizi cukup / Compos mentis

    Tanda vital :

    o

    TD : 130/70 mmHg

    o N : 88x/mnt

    o P : 22x/mnt

    o S : 36,8 C

    IV. PEMERIKSAAN OFTHALMOLOGI

    A. INSPEKSI

    PEMERIKSAAN OD OS1. Palpebra Edema(-), lebar

    fissura palpebra 13

    mm

    nampak benjolan di

    palpebra superior ke

    arah vertikal sebesar

    biji kemiri, warna

    sama dengan sekitar,

    lebar fissura palpebra

    5 mm

    2. Apparatus

    Lakirmalis

    Hiperlakrimasi (-) Hiperlakrimasi (+)

    3. Silia Sekret (-) Sekret (+)

    4. Konjungtiva Hiperemis(-) Hiperemis (+)

    5. Mekanisme

    muskular

    0 0 0

    0 0

    0 0 0

    0 2 2

    0 2

    0 0 2

    6. Kornea Jernih Keruh

    7. Bilik Mata Depan Normal Normal

    8. Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

    9. Pupil Bulat sentral Bulat sentral

    10. Lensa Keruh Keruh

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    4/26

    4

    B. PALPASI

    Status Lokalis

    Bola mata kiri nampak proptosis kearah inferonasal, palpebra edema (+),

    lagoftalmus (+), sekret pada margo palpebra (+), silia lengket. Massa tumor (+)

    pada palpebra superior bagian lateral ukuran 3x5x1,5, permukaan berbenjol-

    benjol, konsistensi kenyal, terfiksir, warna sama dengan sekitar, nyeri tekan (+).

    Konjungtiva hiperemis (+) mix injeksi, kornea keruh, Bilik mata depan kesan

    normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, lensa keruh.

    C. TONOMETRI

    TOD: 17,3 mmHg

    TOS: 12,2 mmHg

    D. VISUS

    VOD: 6/19

    VOS: 1/300

    E. CAMPUS VISUAL

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    PEMERIKSAAN OD OS

    1. Tensi Okular Tn Tn2. Nyeri tekan - -

    3. Massa tumor - Teraba massa ukuran

    3x5x1,5 di palpebra

    superior, konsistensi

    kenyal, berbenjol-benjol,

    terfiksir, tidak mudah

    berdarah.

    4. Glandula pre-aurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    5/26

    5

    F. COLOR SENSE

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    G.

    PENYINARAN OBLIK

    H. SLIT LAMP

    SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD

    normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral,

    RC (+), lensa keruh.

    SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), mix injeksio, kornea

    keruh, BMD normal, iris coklat, kripte (+), pupil

    bulat, sentral, RC (+), lensa keruh.

    I. OFTALMOSKOPI

    FOD : Refleks fundus (+), papil N II berbatas tegas, CDR

    0-3, A/V : 2/3, makula : reflex fovea sulit dinilai,

    retina perifer kesan menipis.

    FOS : Refleks fundus (+) dibagian perifer kesan suram.

    Detail lain sulit dinilai karena terhalang kekeruhan

    kornea.

    PEMERIKSAAN OD OS

    1. Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)

    2. Kornea Jernih Keruh

    3. BMD Normal Normal

    4. Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

    5.

    Pupil Bulat, sentral, Refleks

    cahaya (+)

    Bulat sentral, Refleks

    cahaya (+)

    6. Lensa Keruh Keruh

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    6/26

    6

    V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    LABORATORIUM

    WBC 5,3x10

    RBC 4, 34x10

    HGB 12,4

    PLT 188

    GDS 271

    UR 38

    CR 1,39

    GOT 18

    GPT 21

    CT 700

    BT 300

    PT 12,2

    APTT 24,2

    Na 149

    K 3,9

    Cl 113

    HbsAg Negatif

    Anti HCV Negatif

    VI. DIAGNOSIS

    OS susp. Tumor glandula lakrimal + keratitis eksposure

    ODS katarak senil imatur

    VII. TERAPI

    Rencana pemeriksaan CT Scan dan foto thoraks PA

    Rencana ekstirpasi tumor dan eksenterasi jika ditemukan sel-sel ganas

    (frozen section)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    7/26

    7

    VIII. PROGNOSIS

    Quo ad Vitam : Dubia

    Quo ad Sanationem : Dubia

    Quo ad Visam : Malam

    Quo ad Cosmeticum : Malam

    IX. RESUME

    Seorang laki-laki berusia 63 tahun, datang dengan keluhan

    benjolan pada kelopak mata kiri, yang dialami sejak 10 tahun sebelum

    masuk rumah sakit memberat dalam 3 bulan terakhir. Awalnya benjolan

    sebesar kelereng di kelopak mata kiri bagian atas yang makin lama makin

    membesar seperti biji kemiri. Nyeri (+), mata merah (+), penurunan

    penglihatan (+) 3 bulan lalu, hiperlakrimasi (+), sekret (+). Riwayat DM

    (+) sekitar 4 tahun lalu tidak berobat teratur, riwayat HT tidak diketahui,

    riwayat pengobatan sebelumnya (+) pada tahun 2005 dan dianjurkan

    operasi namun pasien menolak. Riwayat memakai kacamata (-). Riwayat

    keluarga yang menderita penyakit yang sama (-).

    Pada inpeksi oculus dextra kesan normal lensa keruh. Pada

    inspeksi oculus sinistra, nampak benjolan di palpebra superior ke arah

    vertikal sebesar biji kemiri, fisura palpebra 5 mm, warna sama dengan

    sekitar, konjungtiva hiperemis (+),silia sekret (+), lakrimasi (+), kornea

    keruh, lensa keruh, mekanisme muskular terbatas. Pada palpasi oculus

    dextra kesan normal, oculus sinistra teraba massa ukuran 3x5x1,5 di

    palpebra superior, konsistensi kenyal, berbenjol-benjol, terfiksir, tidakmudah berdarah dan tidak ada pembesaran kelenjar preaurikler. Pada

    pemeriksaan visus di dapatkan VOD: 6/19 VOS: 1/300, Pemeriksaan slit

    lamp oculus dextra kesan normal, lensa keruh. Pada oculus sinistra,

    tampak benjolan di palpebra superior ukuran 3x5x1,5 cm, permukaan tidak

    rata, terfiksir, sekret (+). Konjungtiva hiperemis (+), kornea keruh, BMD

    normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa keruh.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    8/26

    8

    Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan

    penunjang maka pasien ini di diagnosis OS susp. Tumor Lakrimalis

    Sinistra + keratitis eksposure, ODS katarak senil imatur.

    X. DISKUSI

    Tumor glandula lakrima l merupakan tumor yang berasal dari

    kelenjar lakrimal dan merupakan 5-7% dari tumor pada orbita.

    Pasien ini didiagnosis dengan OS susp. Tumor glandula lakrimal

    berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang

    lainnya. Pada kasus ini, pasien berusia 63 tahun, datang dengan keluhan

    benjolan pada kelopak mata kiri, yang dialami sejak 10 tahun sebelum

    masuk rumah sakit memberat dalam 3 bulan terakhir. Awalnya benjolan

    sebesar kelereng di kelopak mata kiri bagian atas yang makin lama makin

    membesar seperti biji kemiri dan dirasakan nyeri. Hal ini menyerupai

    gejala dan tanda tumor lakrimal yaitu muncul mulai pada dekade keempat.

    Pertumbuhan benjolan yang lambat dan makin lama makin membesar.

    Nyeri dapat ditemukan pada inflamasi glandula lakrimal namun dapat jugaditemukan pada tumor yang dicurigai ganas akibat perkembangan tumor.

    Pada pemeriksaan fisis ditemukan benjolan di palpebra superior ke

    arah medial sebesar biji kemiri, warna sama dengan sekitar, teraba massa

    ukuran 3x5x1,5 di palpebra superior, konsistensi kenyal, berbenjol-benjol,

    terfiksir, tidak mudah berdarah. Gerakan bola mata kiri terbatas dan

    proptosis bola mata ke arah inferonasal. Hal ini menunjukkan adanya suatu

    massa yang dapat berupa lesi maligna ataupun benigna.

    Penurunan visus dimana VOD: 6/19 kemungkinan diakibatkan

    oleh terjadinya kekeruhan lensa sedangkan VOS: 1/300 kemungkinan

    disebabkan oleh kekeruhan lensa dan kekeruhan kornea akibat mata tidak

    dapat menutup dengan sempurna. Penurunan visus OS dalam 3 bulan

    terakhir juga dapat dicurigai suatu progresifitas yang cepat dan dapat

    dicurigai suatu keganasan.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    9/26

    9

    Pada pemeriksaan CT scan dan foto thoraks perlu untuk dilakukan

    untuk lebih memastikan sumber dari tumor, arah ekspansi, infiltrasi tumor

    dan metastase. Untuk memastikan suatu tumor glandula larimalis maka

    diperlukan pemeriksaan histologis.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    10/26

    10

    TUMOR GLANDULA LAKRIMAL

    A.

    PENDAHULUAN

    Kelenjar lakrimal merupakan kelenjar sekresi ekrin yang tediri dari dua lobus

    yang terletak di superotemporal orbita. Kedua lobus kelenjar lakrimal terdiri atas

    lobus orbital yang lebih kecil dari lobus palpebra dan secara anatomis dipisahkan

    oleh bagian lateral dari aponeurosis levator. Hanya lobus palpebra yang dapat

    dilihat pada bagian superior forniks saat dilakukan eversi kelopak mata. Jadi

    proses penyakit yang mengenai lobus orbital dapat tidak menimbulkan

    manifestasi hingga penyakit itu terus berkembang.(1)

    Massa pada glandula lakrimal dapat secara umum terbagi atas inflamasi dan

    neoplasma. Penyebab inflamasi tidak jarang disebabkan oleh dakrioadenitis,

    sarcoidosis, dan pseudotumor sedangkan lesi neoplasma dari glandula lakrimal

    sebagian besar berasal dari sel epitel dimana kira-kira 50% jinak dan 50% ganas.

    (1) (2)

    Lesi jinak terdiri atas adenoma pleomorfik (benign mixed cell tumors),

    hiperplasia limfoid reaktif jinak dan onkositoma. Lesi ini berkembang lambat dan

    sering ditemukan pada orang dewasa pada dekade ke empat atau kelima. Tumor

    ganas pada glandula lakrimal misalnya karsinoma kistik adenoid,

    adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, karsinoma mukoepidermoid dan

    limfoma maligna. Karsinoma kistik adenoid merupakan keganasan yang paling

    sering terjadi pada tumor glandula lakrimal yaitu 50% dari keseluruhan keganasan

    pada tumor lakrimal dan 25% dari seluruh tumor glandula lakrimal. Kebanyakan

    kasus ditemukan pada dekade ketiga. (1)

    B. EPIDEMIOLOGI

    Tumor pada glandula lakrimal berkisar 5-7% dari neoplasma pada orbita.

    Tumor glandula lakrimal lebih jarang terjadi pada anak. Perbandingan antara

    tumor jinak dan ganas yaitu 10:1. Frekuensi neoplasma jinak paling sering terjadi

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    11/26

    11

    yaitu tumor epitelial glandula lakrimal sedangkan pada tumor ganas yaitu

    karsinoma kistik denoid dan adenokarsinoma pleomorfik.(3)

    Pasien dengan tumor glndula lakrimal khususnya yang ganas harus diobservasi jangka panjang sebelum dinyatakan pengobatannya sukses. Kira-kira

    angka kematian 15 tahun berkisar 75%.(1)

    C. ANATOMI FISIOLOGI

    Palpebra

    Anatomi

    1. Struktur

    Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah

    palpebra. Palpebra terdiri atas lapisan superfisial yaitu kulit, kelenjar Moll dan

    Zeis, muskulus orbikularis okuli dan levator palpebra. Lapisan dalam terdiri dari

    lapisan tarsal, muskulus tarsalis, konjungtiva palpebralis dan kelenjar meibom.

    Vaskularisasi pada palpebra diperantarai oleh arteri palpebra (3)

    Gambar 1. Potongan Sagital Palpebra Superior

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    12/26

    12

    Serabut otot muskulus orbikularis okuli pada kedua palpebra dipersarafi

    cabang zigomatikum dari nervus fasialis sedangkan muskulus levator palpebra

    dan beberapa muskulus ekstraokuli dipersarafi oleh nervus okulomotoris. Otot

    polos pada palpebra dan okuler diaktivasi oleh saraf simpatis. Oleh sebab itu,

    sekresi adrenalin akibat rangsangan simpatis dapat menyebabkan kontraksi otot

    polos tersebut .(4)

    Fisiologi

    1. Refleks Mengedip

    Banyak sekali ilmuan mengemukakan teori mengenai mekanisme refleks

    kedip seperti adanya pacemaker atau pusat kedip yang diregulasi globus palidus

    atau adanya hubungan dengan sirkuit dopamin di hipotalamus. Pada penelitian

    Taylor (1999) telah dibuktikan adanya hubungan langsung antara jumlah dopamin

    di korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian agonis dopamin D1

    menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan penghambatannya

    menyebabkan penurunan refleks kedip mata (5). Refleks kedip mata dapat

    disebabkan oleh hampir semua stimulus perifer, namun dua refleks fungsional

    yang signifikan adalah (4)):

    (1) Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan konjungtiva

    yang disebut refleks kedip sensoris atau refleks kornea. Refleks ini berlangsung

    cepat yaitu 0,1 detik.

    (2) Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks kedip

    optikus. Refleks ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.

    2. Ritme Normal Kedipan Mata

    Pada keadaan terbangun, mata mengedip secara reguler dengan interval

    dua sampai sepuluh detik dengan lama kedip selama 0,3-0,4 detik. Hal ini

    merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan kontinuitas film prekorneal

    dengan cara menyebabkan sekresi air mata ke kornea. Selain itu, mengedip dapat

    membersihkan debris dari permukaan okuler. Sebagai tambahan, mengedip dapat

    mendistribusikan musin yang dihasilkan sel goblet dan meningkatkan ketebalan

    lapisan lipid (6). Iwanami (2007) mengemukakan bahwa muskulus Riolan dan

    muskulus intertarsal dipercaya berhubungan dengan sekresi kelenjar meibom.(7)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    13/26

    13

    Aparatus Lakrimalis

    Anatomi Glandula Lakrimal

    Glandula lakrimal pada tiap mata terdiri atas dua macam yaitu glandula

    lakrimal mayor dan glandula lakrimal asesoris. Glandula lakrimalis pada tiap

    mata terdiri atas 57 yakni glandula lakrimalis mayor (pars orbital dan pars

    palpebra), 55 glandula asesoris (50 glandula Krauss dan 5 glandula Wolfring)

    dan 1 karunkula.(8)

    Glandula lakrimal mayor terdiri atas pars orbital pada bagian superior dan

    pars palpebral pada bagian inferior yang keduanya saling bersambungan.

    Glandula lakrimalis mayor berbentuk seperti buah almond yang terletak di

    bagian superior dan lateral mata pada ruang orbita pada cekungan tulang

    frontal. Glandula lakrimal ini mensekresi air mata melalui duktus ke forniks

    superior. Lobulus pada pars orbital kglandula lakrimal dekat dengan septum

    orbital namun terletak dibawah muskulus levator palpebra.(8)

    Gambar 2 Anatomi Sistem Lakrimalis

    Glandula Krause terletak berbatasan dengan forniks dari palpebra suerior.

    Glandula Krause merupakan glandula asesoris yang mempunyai struktur yang

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    14/26

    14

    sama dengan glandula mayor. Glandula ini terletak di bagian dalam dari

    substansia propria dari forniks superior antara tarsus dan glandula lakrimalis

    inferior yang bentuknya bercabang. Terdapat 42 glandula pada forniks superior

    dan 6 hingga 8 pada forniks inferior. Glandula Krausesebagian besar terdapat

    pada sisi lateral dari orbita. Duktusnya kemudian bersatu pada bagian duktus yang

    lebih panjang atau sinus yang akan menuju ke forniks. (8)

    Glandula Wolfring juga merupakan glandula lakrimal asesoris namun lebih

    besar dari glandula Krause. Terdapat 2 hingga 5 pada palpebra superior dan 1

    hingga 3 pada palpebra inferior yang terletak di tepi atas tarsus bagian tengah.

    Selain itu kadang juga ditemukan kelenjar lakrimal pada karunkula lakrimalis. (8)

    Suplai arteri pada glandula lakrimal berasal dari arteri oftalmika melalui arteri

    lakrimal. Arteri lakrimal berasal dari arteri oftalmika bagian lateral dari nervus

    optik dan berjalan sepanjang tepi atas dari muskulus rektus lateral. Aliran balik

    vena akan bergabung dengan vena oftalmika.(8)

    Persarafan dari glandula lakrimalis merupakan persarafan sensoris. Nervus

    cranialis V merupakan jalur aferen dari serat sensoris pada hidung dan permukaan

    kornea. Serabut pada kornea akan menuju ke nervus siliaris posterior longus pada

    sklera dan menuju ke posterior dan bergabung dengan nervus nasosiliar yang

    kemudian keluar dari rongga orbita melalui fissura orbitalis superior dan masuk ke

    sinus kavernosus lateral lalu ke arteri karotisinterna. Nervus kemudian melewati

    ganglion trigeminal ( ganglion semilunar/Gasserian) lalu masuk ke pons dan turun

    ke traktus trigeminus spinalis ipsilateral yang bersinaps dengan bagian vebtral.

    Output dari nuleus sensoris kemudian menuju ke nukleus lakrimal dan salivatory.

    Dari ini kemudian menuju ke nervus VII lalu ke ganglion genikulatum terbesar

    atau nervus petrosal superficial lalu masuk ke kanalis pterygoid lalu ke fossa

    pterygoplatina dan bersinaps dengan ganglion pterygopalatina. Serat parasimpatis

    post ganglion yang tidak bermielin masuk ke fissura orbitalis dan membentuk

    pleksus retrobulbar yang juga terdapat serat simpatis dari ppleksus carotis. Nervus

    ini mensuplai glandula lakrimalis melalui ramus okular. Sekresi air mata

    dimediasi oleh parasimpatis dan vasoactive intestinal polypeptide (VIP)(8)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    15/26

    15

    Gambar 3. Inervasi Glandula Lakrimal (8)

    Fisiologi

    1. Sistem Sekresi Air Mata

    Permukaan mata dijaga tetap lembab oleh kelenjar lakrimalis. Sekresi basal

    air mata perhari diperkirakan berjumlah 0,75-1,1 gram dan cenderung menurun

    seiring dengan pertambahan usia. Volume terbesar air mata dihasilkan oleh

    kelenjar air mata utama yang terletak di fossa lakrimalis pada kuadran temporal di

    atas orbita. Kelenjar yang berbentuk seperti buah kenari ini terletak didalam

    palpebra superior. Setiap kelenjar ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator

    menjadi lobus orbita yang lebih besar dan lobus palpebra yang lebih kecil. Setiap

    lobus memiliki saluran pembuangannya tersendiri yang terdiri dari tiga sampai

    dua belas duktus yang bermuara di forniks konjungtiva superior. Sekresi dari

    kelenjar ini dapat dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan air mata

    mengalir berlimpah melewati tepian palpebra (epiphora). Persarafan pada kelenjar

    utama berasal nukleus lakrimalis pons melalui nervus intermedius dan menempuh

    jalur kompleks dari cabang maksilaris nervus trigeminus. Kelenjar lakrimal

    tambahan, walaupun hanya sepersepuluh dari massa utama, mempunya peranan

    penting. Kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan kelenjar utama yang

    menghasilkan cairan serosa namun tidak memiliki sistem saluran. Kelenjar-

    kelenjar ini terletak di dalam konjungtiva, terutama forniks superior. Sel goblet

    uniseluler yang tersebar di konjungtiva menghasilkan glikoprotein dalam bentuk

    musin. Modifikasi kelenjar sebasea Meibom dan Zeis di tepian palpebra memberi

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    16/26

    16

    substansi lipid pada air mata. Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar keringat

    yang juga ikut membentuk film prekorneal.

    2. Sistem Ekskresi Air Mata

    Sistem ekskresi terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus

    nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip dengan risleting mulai

    di lateral, menyebarkan air mata secara merata di atas kornea, dan

    menyalurkannya ke dalam sistem ekskresi pada aspek medial palpebra. Setiap kali

    mengedip, muskulus orbicularis okuli akan menekan ampula sehingga

    memendekkan kanalikuli horizontal. Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan

    sesuai dengan kecepatan penguapannya, dan itulah sebabnya hanya sedikit yang

    sampai ke sistem ekskresi. Bila memenuhi sakus konjungtiva, air mata akan

    masuk ke punkta sebagian karena hisapan kapiler.

    Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pre-tarsal yang

    mengelilingi ampula mengencang untuk mencegahnya keluar. Secara bersamaan,

    palpebra ditarik ke arah krista lakrimalis posterior, dan traksi fascia mengelilingi

    sakus lakrimalis berakibat memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan

    negatif pada sakus. Kerja pompa dinamik mengalirkan air mata ke dalam sakus,

    yang kemudian masuk melalui duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya

    berat dan elastisitas jaringan ke dalam meatus inferior hidung. Lipatan-lipatan

    mirip-katup dari epitel pelapis sakus cenderung menghambat aliran balik air mata

    dan udara. Yang paling berkembang di antara lipatan ini adalah katup Hasner di

    ujung distal duktus nasolakrimalis. Berikut adalah ilustrasi dari sistem ekskresi air

    mata yang berhubungan dengan fungsi gabungan dari muskulus orbikularis okuli

    dan sistem lakrimal inferior (3)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    17/26

    17

    Gambar 4. Sistem Ekskresi Lakrimalis

    3. Air Mata

    Permukaan bola mata yang terpapar dengan lingkungan dijaga tetap lembab

    oleh air mata. Air mata tersebut disekresikan oleh aparatus lakrimalis dan disertai

    dengan mukus dan lipid oleh organ sekretori dari sel-sel pada palpebra serta

    konjungtiva. Sekresi yang dihasilkan inilah yang disebut sebagai film air mata

    atau film prekorneal. Analisis kimia dari air mata menunjukkan bahwa konsentrasi

    garam didalamnya mirip dengan komposisi di dalam plasma darah. Selain itu, air

    mata mengandung lisozim yang merupakan enzim yang memiliki aktivitas sebagai

    bakterisidal untuk melarutkan lapisan luar bakteria (4). Walaupun air mata

    mengandung enzim bakteriostatik dan lisozim, hal ini tidak dianggap sebagai

    antimikrobial yang aktif karena dalam mengatasi mikroorganisme tersebut, air

    mata lebih cenderung memiliki fungsi mekanik yaitu membilas mikroorganisme

    tersebut dan produk-produk yang dihasilkannya.

    K+, Na+, dan Cl- terdapat dalam konsentrasi lebih tinggi dalam air mata dari

    dalam plasma. Air mata juga mengandung sedikit glukosa (5 mg/dL) dan urea

    (0,04 mg/dL) dan perubahannya dalam konsentrasi darah akan diikuti perubahan

    konsentrasi glukosa dan urea air mata. pH rata-rata air mata adalah 7,35, meski

    ada variasi normal yang besar (5,20-8,35). Dalam keadaan normal, cairan air mata

    adalah isotonik. Osmolalitas film air mata bervariasi dari 295 sampai 309 mosm/L

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    18/26

    18

    Air mata akan disekresikan secara refleks sebagai respon dari berbagai

    stimuli. Stimulus tersebut dapat berupa stimuli iritatif pada kornea, konjungtiva,

    mukosa hidung, stimulus pedas yang diberikan pada mulut atau lidah, dan cahaya

    terang. Selain itu, air mata juga akan keluar sebagai akibat dari muntah, batuk dan

    menguap. Sekresi juga dapat terjadi karena kesedihan emosional. Kerusakan pada

    nervus trigeminus akan menyebabkan refleks sekresi air mata menghilang. Hal ini

    dapat dibuktikan dengan pemberian kokain pada permukaan mata menyebabkan

    penghambatan hantaran pada ujung nervus sensoris yang mengakibatkan

    penghambatan refleks sekresi mata (bahkan ketika mata dipaparkan pada gas air

    mata yang poten). Jalur aferen pada hal ini adalah nervus trigeminus, sedangkan

    eferen oleh saraf autonom, dimana bahagian parasimpatis dari nervus fasialis yang

    memberikan pengaruh motorik yang paling dominan. Oleh sebab itu, pemberian

    obat yang parasimpatomimetik (seperti asetilkolin) dapat meningkatkan sekresi

    sedangkan pemberian obat antikolinergik (atropin) akan menyebabkan penurunan

    sekresi. Refleks sekresi air mata yang berlebihan dapat diinterpretasikan sebagai

    respon darurat. Pada saat lahir, inervasi pada aparatus lakrimalis tidak selalu

    sempurna, hal ini menyebabkan neonatus sering menangis tanpa sekresi air mata

    (4)

    .

    D. KLASIFIKASI

    Massa pada glandula lakrimal dapat disebabkan oleh inflamasi dan

    neoplasma. Tumor pada glandula lakrimal diklasifikasikan sebagai berikut(9):

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    19/26

    19

    E. MANIFESTASI KLINIS(1)

    Gambaran yang diperlihatkan pada tumor glandula lakrimal bervariasi tiap

    pasien mulai dari yang tidak bergejala namun memiliki massa pada bagian

    temporal palpebra yang diabaikan pasien yang menyebabkan terjadinya proptosis,

    diplopia, dan ada massa yang mengganjal.

    Riwayat penyakit sudah lama (>1-2 tahun), lesi kelenjar lakrimal yang tidak

    menginfiltrasi menunjukkan tumor jinak, misalnya adenoma pleomorfik. Riwayat

    penyakit yang akut dapat menunjukkan suatu inflamasi atau proses keganasan.

    Nyeri paling sering dikeluhkan pada lesi inflamasi pada kelenjar lakrimal

    namun karsinoma adenoid kistik dan keganasan lainnya dapat memberikan

    gambaran nyeri sekunder dari perkembangan perineural atau ke tulang.

    Lesi yang menunjukkan keganasan ditandai dengan terjadinya proptosis yang

    subakut dan kehilangan sensasi pada bagian temporal dari nervus lakrimalis pada

    sepertiga pasien.

    Diplopia dan penurunan visus dapat ditemukan pada lesi yang mengalami

    progresifitas cepat.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    20/26

    20

    Lesi jinak biasanya memberikan gejala tidak nyeri dengan pergeseran massa

    ke inferonasal dari bagian superotemporal.

    F.

    DIAGNOSIS

    Gejala

    Tumor biasanya tumbuh sangat lambat namun akan mendorong ke bola mata

    inferior dan medial yang dapat memberikan gejala diplopia.

    Pemeriksaan

    Pemeriksaan gerakan bola mata dapat memberikan informasi mengenai

    infiltrasi tumor ke otot ekstraokuler atau perubahan mekanik pada bola

    mata akibat pertumbuhan tumor. Pergeseran lobus dengan atau tanpa

    proptosis paling sering ditemukan pada keganasan yang ditandai dengan

    lesi non axial yang mengarah ke inferomedial. Kontur berbentuk S pada

    palpebra atas biasa ditemukan pada lesi kelenjar lakrimal namun

    biasanya berupa tumor yang tidak spesifik.massa dapat teraba atau tidak

    pada fossa lakrimal. Massa yang berbatas tegas, kenyal, dan tidak tegang

    dapat ditemukan pada lesi jinak atau limfoproliferatif. Penurunan pada

    tes Schrimer menunjukkan lesi inflamasi. Hal yang jarang ditemukan

    yaitu peningkatan tekanan intraokular dan adanya lipatan koroidoretinal.

    Dapat pula ditemukan limfadenopati preaurikuler dari metastase regional

    pada lesi maligna.

    Densitas tumor pada pemeriksaan USG dapat menunjukkan konsistensi

    tumor.

    Pemeriksaan CT dan MRI dapat memperlihatkan lokasi dan perluasan

    tumor. Gambaran CT Scan dari lesi epitel jinak misalnya adenoma

    pleomorfik biasanya berbatas tegas pseudokapsul pada fossa

    superotemporal, perubahan pada tulang termasuk ekspansi dan

    remodeling pada fossa lakrimal tanpa ada tanda-tanda invasi atau erosi

    pada tulang. Pada massa yang ganas misalnya karsinoma adenoid kistik

    biasanya memberikan gambaran massa yang ireguler, erosi pada

    tulang(70%), dan kadang terjadi kalsifikasi (20%). Lesi limfoproliferatif

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    21/26

    21

    biasanya memberikan gambaran berbentuk eksentris dengan pemberian

    kontras.(1)

    Pemeriksaan biopsi digunakan untuk mengkonfirmasi adanya keganasan

    dan tipe tumor tersebut. Pada pemeriksaan histologis adenoma

    pleomorfik memberikan gambaran lapisan epitel dan mesenkim

    mengalami proliferasi. Proliferasi dari sel-sel epitel biasanya tersusun

    atas dua lapis dan membentuk lumen. Diferensiasi pada stroma dapat

    diperlihatkan pada formasi tulang dan kartilago. Karsinoma adenoid

    kistik berasal dari sel-sel duktus dan membentuk celah pada bagian dasar

    yang mirip deposit material. Hal ini memberikan gambaran kribriform

    atau gambaran Swiss cheese pada jaringan, meskipun pertumbuhan

    pada tubulus dan berkelompok mudah dikenali. Terdapat lima gambaran

    histologi yang dapat ditemukan pada lesi yaitu (1) Kribriform, (2)

    Sklerosis (3) Basaloid (4) Komedo (5) Duktal. Tipe basaloid memiliki

    prognosis yang paling jelek.(1)

    Pemeriksaan imunohistokimia dapat membantu untuk membedakan

    antara inflamasi, lesi jinak maupun ganas pada lesi limfoproliferatif.

    Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan laboratorium khusus yang

    menggunakan marker khusus yang akan berikatan dengan antigen khusus

    pada jaringan target. Lesi inflamasi jinak (psudotumor) memiliki

    morfologi poliklonal sedangkan lesi limfoid berbentuk monoklonal..(1)

    G. DIAGNOSIS BANDING

    Dakrioadenitis

    Dakrioadenitis merupakan pembesaran glandula lakrimalis akibat

    peradangan. Dakrioadenitis dibagi menjadi sindrom akut dan kronik dengan

    penyebab infeksi atau penyakit sistemik.(10)

    Frekuensi terjadinya dakrioadenitis jarang dilaporkan namun lebih sering

    dibandingkan tumor glandula lakrimal. Belum ada data yang baku mengenai

    tingkat mortalitas dan morbiditas namun pada dakrioadenitis akut merupakan

    penyakit yang dapat sembuh dengan sendiri sedangkan pada kasus kronik

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    22/26

    22

    maka perlu dilakukan manajemen kondisi sistemik. Kejadian dakrioadenitis

    tidak dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin dan umur.(10)

    Patofisiologi terjadinya masih belum sepenuhnya dimengerti.

    Dakrioadenitis infeksi mungkin disebabkan oleh agen dari konjungtiva yang

    bergerak secara ascending ke duktus lakrimal dan glandula lakrimal.(10)

    Dari anamnesis dapat ditemukan dakrioadenitis akut bersifat

    unilateral,nyeri berat, kemerahan dan rasa tertekan pada regio supratemporal

    orbita. Onset cepat dalam beberapa jam atau hari. Dakrioadenitis kronik dapat

    terjadi bilateral tidak nyeri, pembesaran glandula lakrimal yang lebih dari

    sebulan, lebih sering dari dakrioadenitis akut.(10)

    Pada pemeriksaan fisis, dakrioadenittis akut dapat ditemukan

    pembengkakan pada palpebra superior dan terasa tegang saat dipalpasi serta

    dapat disertai dengan kemosis, injeksi konjungtiva, sekret mukopurulen,

    eritema, limfdenopati, bengkak pada bagian sepertiga lateral, proptosis

    pergerakan muskular terbatas, bola mata terdesak kearah inferomedial.

    Kelainan sistemik yang dapat ditemukan seperti pembesaran glandula parotis,

    demam, ISPA, dan malaise. Pada dakrioadenitis kronik biasanya tidak berat,

    tidak nyeri pembesaran kelenjar namun mobile, tanda okular sedikit ptosis

    ringan serta gejala mata kering ringan hingga berat. (10)

    Gambar 5. Dakrioadenitis kronik

    Penyebabnya dapat berupa infeksi virus, bakteri maupun jamur serta

    penyakit sistemik seperti sarcoidosis, grave disease, Sjogren Sindrome,

    sindrom inflamasi orbital serta lesi limfoepitelial jinak.(10)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    23/26

    23

    Kista duktus lakrimalis

    Kista duktus lakrimal berkembang dari forniks bagian supratemporal

    konjungtiva. Hal ini disebabkan oleh trauma, infeksi, dan inflamasi

    konjungtiva. Gejala biasanya asimtomatik namun dapat menyebabkan

    penderita merasa tidak nyaman, rasa mengganjal, nampak massa, distorsi

    palpebra yang menyebabkan ektropion. Ukuran berfluktuasi. Pengobatan

    dengan total reseksi.(11)

    Limfoma

    Kebanyakan lesi limfoproliferatif pada orbita merupakan lesi non

    Hodgkin. Insidensinya 3-4% pertahun dan menduduki urutan keempat dari

    keganasan yang sering ditemukan pada pria dan wanita. Pekerja yang terpapar

    bahan kimia meningkatkan risiko terkena limfoma non Hodgkin juga pada

    orang tua dan penderita autoimun kronik.(2)

    Manifestasi klinis dari lesi limfoproliferatif yaitu bersifat progresif, massa

    tidak nyeri. Tumor biasanya berada di anterior dan dibawah konjungtiva yang

    biasa memberikan gambaran kulit salmon. Lesi jinak maupun ganas biasanya

    berkembang mengelilingi orbita dibanding menginvasinya sehingga dapat

    mengganggu gerakan otot ekstraokular dan jarang mengganggu penglihatan.

    Pada gambaran radiologis memberikan gambaran seperti tumor yang

    tertempel di struktur normal dan jarang memberikan gambaran infiltrasi ke

    tulang kecuali lesi yang ganas.(2)

    Lesi limfoepitelial jinak

    Lesi ini merupakan pembesaran jinak pada kelenjar parotis dan atau

    kelenjar lakrimal. Biasanya ditemkan pembesaran secara bilateral. 80%

    pembesaran pada kelenjar parotis juga disertai dengan pembesaran pada

    glandula lakrimal. Biasanya terjadi pada usia 50an dan paling sering terjadi

    pada wanita. Kebanyakan dikaitkan dengan Sjorgen Syndrome.

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    24/26

    24

    H. PENATALAKSANAAN

    Jika memungkinkan, tumor harus diangkat seluruhnya. Eksenterasi orbital

    mungkin diperlukan. Pemberian kortikosteroid sistemik diindikasikan jika

    terdapat tumor yang tidak spesifik.(3)

    Terapi radiasi merupakan pilihan utama pada lesi limfoid dengan total radiasi

    2000-3000cGy. Pemberian agen antineoplasma diberikan sesuai anjuran ahli

    onkologi dan biasanya diberikan jika ada penyebaran sistemik.(1)

    Penanganan tumor glandula lakrimal digolongkan atas dua kategori

    berdasarkan durasi gejala, manifestasi klinis dan gambaran radilogi dari lesi.

    Pasien dengan perjalanan penyakit lama, tidak nyeri dan massa tumbuh lambat

    dan gambaran radiologi berbatas jelas dan disimpulkan adenoma pleomorfik

    maka pasien dapat dilakukan pembedahan ekstirpasi.(1)

    Konsultasi pada bagian hematologi dan onkologi perlu dilakukan untuk

    mengeluarkan kemungkinan terjadinya penyebaran sistemik jika diagnosis

    dikonfirmasi dengan limfoma. Koordinasi dengan ahli onkologi radiasi jika tuor

    mengarah ke keganasan dan lesi limfoma.(1)

    I. KOMPLIKASI

    Proptosis pada mata dapat menyebabkan kornea menjadi kering

    sehingga memudahkan terjadinya ulkus pada kornea yang pada

    akhirnya akan mengganggu penglihatan. Proptosis yang lama dapat

    mengganggu penglihatan karena saraf optik (saraf penglihatan) menjaditeregang. Peningkatan tekanan di dalam rongga mata juga dapat

    menekan saraf optik, yang juga dapat mengganggu penglihatan.

    J. PROGNOSIS

    Prognosis tergantung pada derajat keganasan tumor. Pasien mungkin

    disarankan untuk perawatan rumah sakit untuk mendapatkan agen kemoterapi jika

    diperlukan.(1)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    25/26

    25

    Pada adenoma pleomorfik, studi jangka panjang menyebutkan bahwa terjadi

    peningkatan insiden transformasi maligna yang dihubungkan dengan rekurensi

    multipel dari lesi yang dilakukan insisi biopsi dan pengangkatan yang tidak

    sempurna pada tumor primer. Follow up per tahun perlu dilakukan untuk

    memonitor efek pengobatan dan kemungkinan terjadinya rekurensi atau

    penyebaran sistemik(1).

    Limfoma sistemik berkembang 20-30% pada pasien dengan limfoma maligna

    pada glandula lakrimal. Insidensi lebih banyak jika pada pemeriksaan awal

    ditemukan penyebaran pada glandula lakrimal bilateral. Limfoma maligna

    merupakan kejadian yang jarang dan paling sering ditemukan pada wanita tua

    dan kebanyakan stadium rendah daan prognosisnya bagus.(1)

    Karsinoma kistik adenoid memiliki prognosis yang cukup jelek karena dapat

    bermetastase ke tulang dan menginfiltrasi ke perineural. Pasien ini memiliki angka

    kematian 50% pada 5 tahun pertama dan 75% pada 15 tahun. Kematian viasanya

    akibat penyebaran ke intrakranial dan metastase ke paru-paru. Gambaran

    histologis biasanya signifikan dengan prognosis dimana gambaran cribriform

    memiliki angka harapan hidup 5 tahun sebesar 70% dibandingkan dengangambaran basaloid yang memiliki angka harapan hidup sebesar 20%.(1)

  • 8/10/2019 Laporan Kasus Tumor Glandula Lakrimal NEW

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    1. DeAngelis DD. Lacrimal Gland Tumors. [Online].; 2013 [cited 2014 January16. Available from:http://reference.medscape.com.

    2. Association TEMD. Orbit, Eyelid and Lacrimal System New York: American

    Academy of Ophtalmology; 2012.

    3. Lang GK. Ophtalmology A pocket Textbook Atlas. 2nd ed. New York:

    Thieme; 2006.

    4. Britannica E. Human Eye. [Online].; 2007 [cited 2014 January 15. Available

    from:http://www.britannica.com/EBchecked/topic/199272/eye.

    5. Taylor JR, Elsworth JD, Lawrence MS, Sladek JR, Roth RH, Redmond DE.

    Spontaneous Blink Rates Correlate with Dopamine Levels in the Caudate

    Nucleus of MPTP-treated Monkey. Experimental Neurology. 1999; I(158).

    6. McMonnies CW. Incomplete Blinking: Exposure Keratopathy, Lid Wiper

    Epitheliopathy, Dry Eye, Refractive Surgery, and Dry Contact Lenses. Cont

    Lens Anterior Eye. 2007; I(30).

    7. Iwanami M, Tsurukiri K. Histological Comparison Between Young and Aged

    Specimens of the Oriental Lower Eyelid Using Sagittal Serial Sections. Plast

    Reconstr Surg. 2007; VII(119).

    8. MissionforVission. Anatomy of The Human Eye. [Online].; 2006 [cited 2014

    January 17. Available from:

    http://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2006/02/lacrimal-gland-

    human.html.

    9. Bernardini FP, Devoto MH, Croxatto OJ. Epitelial Tumor of the Lacrimal

    Gland : An Update. In Current Opinion of Ophtalmology. Geneva: Lippincott

    William and Wilkins; 2008. p. 409-413.

    10. Singh GJ. Dacryoadenitis. [Online].; 2013 [cited 2014 January 17. Available

    from:http://emedicine.medscape.com/article/1210342-overview#showall.

    11. Hornblass. Lacrimal gland duct cysts. [Online].; 1985 [cited 2014. Available

    from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4011117.

    http://reference.medscape.com/http://reference.medscape.com/http://reference.medscape.com/http://www.britannica.com/EBchecked/topic/199272/eyehttp://www.britannica.com/EBchecked/topic/199272/eyehttp://www.britannica.com/EBchecked/topic/199272/eyehttp://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2006/02/lacrimal-gland-human.htmlhttp://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2006/02/lacrimal-gland-human.htmlhttp://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2006/02/lacrimal-gland-human.htmlhttp://emedicine.medscape.com/article/1210342-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1210342-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1210342-overview#showallhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4011117http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4011117http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4011117http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4011117http://emedicine.medscape.com/article/1210342-overview#showallhttp://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2006/02/lacrimal-gland-human.htmlhttp://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2006/02/lacrimal-gland-human.htmlhttp://www.britannica.com/EBchecked/topic/199272/eyehttp://reference.medscape.com/