Laporan Kasus Non Psikotik Gangguan Depresif
Transcript of Laporan Kasus Non Psikotik Gangguan Depresif
LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK
EPISODE DEPRESIF SEDANG TANPA GEJALA SOMATIK ( F32.01)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. V
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Manado
Pekerjaan : Mahasiswa S-2 UNM Jurusan Pendidikan
Alamat : Bukit Nirwana I Antang ( 085241305439 )
Masuk Poli RSWS :
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama : Sulit Tidur
B. Riwayat gangguan sekarang :
Keluhan dan gejala : hal ini dialami ± 4 tahun yang lalu, dan memberat 4 bulan
terakhir. Dimana pasien bila tidur terbangun di subuh hari dan tidak dapat tidur
kembali. Pasien juga mengeluh sakit kepala dan kadang sampai mimisan . Kadang
pasien merasa dada seperti tertindih, tidak bersemangat, tidak menyenangi lagi hal-hal
yang dulunya disenangi, perasaan pesimis akan masa depan. Pasien melalukan
percobaan bunuh diri 2 kali namun tidak jadi dilakukan. Menurut pasien hal ini
disebabkan karena selama ini ayahnya melarang dirinya untuk bergaul dengan orang
lain dan selalu menuntutnya pintar.
Hendaya / disfungsi :
Hendaya sosial : ( + )
Hendaya pekerjaan : ( + )
Hendaya penggunaan waktu senggang : ( + )
Faktor stresor psikososial
Masalah pasien yang selalu dituntut harus menjadi pintar dan pergaulan yang sangat
dibatasi dan dikekang oleh orang tua.
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya
Trauma ( - )
Infeksi ( - )
Kejang ( - )
Alkohol ( - )
NAPZA ( - )
Merokok ( - )
C. Riwayat kehidupan pribadi
Pasien lahir normal, tumbuh kembang baik, namun merasa memiliki sedikit kawan
dan pergaulan yang dibatasi, pasien dipaksa harus pintar dan memiliki prestasi yang
cukup baik
D. Riwayat kehidupan keluarga
Anak ke-3 dari 3 bersaudara ( ♂ , ♀ , ♀ )
Hubungan dengan keluarga baik
Tidak ada gejala yang sama dalam keluarga
E. Situasi sekarang
Saat ini pasien tinggal sendiri dan sedang menjalani studi S-2
F. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
pasien merasa sakit dan membutuhkan pengobatan
AUTOANAMNESA
Pasien datang ke Poli Jiwa RSWS mengenakan baju kaos hitam celana biru, wajah sesuai
perawakan, perawatan diri baik, rapi.
DM : Selama siang ibu, perkenalkan saya dokter yang bertugas disini,boleh saya tahu
nama ibu?
P : Selamat siang jg dok, nama saya V.
DM : Alamat ibu dimana?
P : Di bukit Nirwana I dok, di Antang.
DM : Iya ibu, apa keluhan ibu?
P :Begini dok, akhir-akhir ini saya susah sekali tidur. Saya juga sering sakit kepala,
kalau begitu kadang mimisan sama dada saya seperti tertindih.
DM : Sudah sejak kapan ibu merasa seperti ini?
P : Kira-kira sudah 4 tahun dok dan mulai memberat sekitar 4 bulan terakhir ini.
DM : Sulit tidur yang Ibu maksud apakah sulit memulai atau bangun lebih awal?
P : Saya bangun lebih awal dok, sekitar jam 3 subuh dan tidak bisa tidur kembali.
DM : Selama 4 tahun gejalanya hilang timbul atau terus menerus ibu?
P : Hilang timbul dok, apalagi kalau ada keinginan saya yang tidak tercapai.
DM : Ada tidak hal-hal yang menuntut Ibu sampai menjalani sulit tidur sekarang?
P : Bila keinginan saya tidak terpenuhi dok, entah dari masalah kuliah atau keluarga.
DM : Waktu pertama kali ibu merasa seperti ini, apa ada yang membuat ibu sampai tidak
bisa tidur?
P : Iya dok, banyak saya pikir dok. Begini dok, ayah saya selalu menuntut saya untuk
pintar dok. Baru pergaulan dengan teman-teman sangat dibatasi dok. Saya merasa
terlalu dikekang, saya tidak ingin seperti ini dok. Saya mau punya banyak teman.
( Pasien menunduk dan tampak menangis )
DM : Bagaimana perasaan Ibu dalam 2 minggu terakhir?
P : Saya merasa sedih dan tidak bersemangat sekali dok.
DM : Kenapa ayah dan ibu selalu menuntut ibu untuk pintar?
P : Tidak tahu dok, Cuma ayah selalu mau anak-anaknya untuk pintar.
DM : Bagaimana hubungannya ibu sama ayah ta?
P : Baik-baikji dok.
DM : Apa yang ibu lakukan kalau mulai merasakan gejala-gejala tadi?
P : Tidak adaji dok, tapi dulu saya pernah coba bunuh diri. Karena saya sudah terlalu
stres.
DM : Kenapa Ibu sampai mau bunuh diri?
P : Karena saya merasa lebih baik mati dok, saya juga pesimis sama masa depanku.
DM : Bagaimana aktivitasnya ibu?
P : Saya berusaha tetap menjalankan dok, tapi saya mudah sekali capek.
DM : Bagaimana dengan nafsu makan ibu?
P : Baik-baikji dok.
DM : Selama ibu tidak bisa tidur, apa ibu pernah mengalami pengalaman yang aneh seperti
mendengar suara atau bunyi yang tidak ada sumbernya atau melihat hal-hal yang
aneh?
P : Tidak pernah ji dok.
DM : Baiklah kalau begitu ibu, nanti kami memberikan obat dan diharapkan ibu kontrol
kembali seminggu kemudian.
P : Iya dok, terima kasih dok.
DM : Sama-sama bu.
II. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Seorang wanita berbaju kaos hitam celana biru, wajah sesuai
perawakan, perawatan diri baik, rapi.
2. Kesadaran : Baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Saat wawancara pasien duduk dengan tenang
menceritakan permasalahannya dan menangis.
4. Pembicaraan : spontan, intonasi pelan
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif.
B. Keadaan afektif ( mood ), perasaan, dan empati, perhatian
1. Mood : Tidak bersemangat
2. Afek : Depresif
3. Empati : Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual ( kognitif )
4. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai taraf pendidikan
5. Daya konsentrasi : Baik
6. Orientasi ( waktu,tempat,dan orang ) : Baik
7. Daya ingat : Baik
8. Pikiran abstrak : Baik
9. Bakat kreatif : Tidak ada
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
Arus pikiran
Produktivitas : Cukup
Kontuinitas : Relevan dan Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi pikiran
Preokupasi : Pasien selalu ingin hidup bebas, punya banyak teman dan tidak terkekang
Gangguan isi pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai
11. Norma sosial : Baik
12. Uji Daya Nilai : Baik
13. Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan ( Insight ) : GAF Scale 70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan Fisik
Status Internus :
Keadaan pasien tampak baik, tingkat kesadaran composmentis, TD = 110/70 mmHg,
Nadi = 87x/menit, Pernapasan = 20x/menit, Suhu = 36,7°C ; status anemis (-), sclera
= ikterus ( - ), ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan
Status Neurologis :
GCS = E4M6V5
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang wanita 26 tahun datang dengan keluhan sulit tidur yang sudah dialami sejak 4
tahun yang lalu dan memberat 4 bulan terakhir dimana pasien bila tidur terbangun di
subuh hari dan tidak dapat tidur kembali. Pasien juga mengeluh sakit kepala, merasa
tertindih di dada, tidak bersemangat, tidak menyenangi lagi hal-hal yang dulunya
disenangi, perasaan pesimis akan masa depan. Pasien mencoba bunuh diri namun tidak
jadi dilakukan. Menurut pasien hal ini disebabkan karena selama ini ayahnya melarang
dirinya untuk bergaul dengan orang lain dan selalu menuntutnya pintar. Pada
pemeriksaan mental, tampak seorang wanita memakai baju kaos, kulit sawo matang,
memakai celana biru, perawatan diri baik,rapi, kesadaran baik, mood tidak bersemangat
afek depresif, empati dapat dirabarasakan. Fungsi kognitif baik, pikiran abstrak baik,
proses pikur produktivitas cukup, kontuinitas relevan dan koheren. Gangguan isi pikir
tidak ada. Taraf pendidikan sesuai, daya ingat baik. Pengendalian impuls baik, tilikan
pasien merasa dirinya sakit dan membutuhkan pengobatan. daya nilai, norma soaial dan
penilaian realitas baik, taraf dapat dipercaya dapat dipercaya.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :
Berdasarkan autoanamnesis serta pemeriksaan status mental ditemukan gejala klinis
bermakna berupa sulit tidur. Hal menimbulkan penderitaan dan hendaya bagi pasien
sehingga dikategorikan gangguan jiwa. Dari pemeriksaan fisik dan neurologis tidak
ditemukan kelainan sehingga didiagnosis gangguan jiwa kausa organik dapat
disingkirkan. Dari pemeriksaan status mental tidak ditemukan adanya hendaya berat
dalam menilai realita sehingga pasien di diagnosa gangguan jiwa non-psikotik non
organik. Pada pasien ditemukan afek depresi, mood yang tidak bersemangat,
anhedonia, gangguan tidur, pesimistis, dan ada niat bunuh diri sehingga memenuhi
kriteria Gangguan Depresi Sedang tanpa Gejala Somatik ( F32.10 )
Aksis II :
Ciri kepribadian pasien digolongkan ke dalam ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III :
Epistaksis Pro Evaluasi
Aksis IV :
Masalah keluarga
Aksis V :
GAF Scale 70 – 61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum dan baik.
VI. DAFTAR PROBLEM
Organobiologis : Tidak ada kelainan fisik bermakna, diduga ada gangguan
keseimbangan neurotransmiter, sehingga memerlukan terapi farmakoterapi.
Psikologik : Ditemukan adanya gejala berat serta hendaya berat dalam fungsi psikis,
sehingga diperlukan terapi psikologi.
Sosiologik : Adanya gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, dan waktu senggang
sehingga memerlukan sosioterapi
VII. PROGNOSIS : BONAM
Faktor Pendukung :
Stressor jelas
Keluarga mendukung kesembuhan
Tidak ada kelainan organik
Keinginan besar untuk sembuh
Faktor Penghambat :
Faktor stressor yang masih berlangsung
Onset yang sudah lama
VIII. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan PPDGJ III, untuk mendiagnosis episode depresif ( F.32 ), jika memiliki
kriteria berikut :
Gejala Utama :
Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya :
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
Pasien ini mempunyai afek depresif serta mulai kehilangan minat dan kehilangan
kegembiraan yaitu rasa tertekan oleh orang tua, selalu merasa terbebani, disertai gejala
lainnya yaitu melakukan usaha percobaan bunuh diri dan tidur mulai terganggu, hal ini sudah
memberat 4 bulan terakhir dan hanya memiliki sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan
kegiatan sosial serta memiliki gejala-gejala somatik seperti sakit kepala, dada seperti tertindih
dan mual.
Diagnosis pasien ini adalah Episode Depresif ( F.32 ) karena memenuhi gejala umum dan
memenuhi pedoman diagnostik untuk Episode Depresif Sedang tanpa Gejala Somatik
( F32.10 ) dari PPDGJ III. Pemilihan obat berdasarkan efektifitas kerja serta keadaan pasien
dan umur pasien yang masih muda maka diberikan Amitriptiline 25mg 0-1-1.
IX. RENCANA TERAPI
Farmakoterapi : Amitriptiline 25mg 0-1-1
Psikoterapi suportif :
Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hatinya
Konseling : Memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien
memahami kondisinya
Sosioterapi : Menjelaskan ke orang-orang sekitar dan keluarga agar menciptakan lingkungan
kondusif untuk pemulihan pasien
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan menilai perkembangan penyakit serta menilai
efektivitas pengobatan yang diberikan.