LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
-
Upload
alvian2109 -
Category
Documents
-
view
167 -
download
0
description
Transcript of LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
1/22
LAPORAN KASUS
MYELOPATI SERVIKALIS DENGAN KECURIGAAN MASSA
KORPUS VERTEBRA SERVIKAL
Pembimbing :
dr. Julintari Bidramnanta, Sp.S
Disusun oleh :
Alvian Reza Muhammad
030.09.009
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
PERIODE 17 FEBRUARI -22 MARET 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
2/22
PENDAHULUAN
Pada praktik medis saat ini, Kasus nyeri pada leher dan punggung terjadi sebanyak 15
persen dari populasi. Terfokus kepada kasus myelopati servikalis, hasil penelitian yang dikutip
dari HSS Journal, dari pasien hidup dan kadaver, didapatkan sebanyak 24 persen dari sampel
yang diteliti menderita kelainan kompresi pada vertebra servikalis, terlepas dari apakah semasa
hidupnya mengalami gejala atau tidak. Menurut Penelitian dari Medscape, disfungsi medula
spinalis di sekitar leher terjadi pada 90% pasien diatas 55 tahun. Sebuah tantangan bagi
pelayanan primer di dunia medis bahwa pada nyeri leher dan punggung bisa terjadi kelainan
yang jauh lebih berat. Struktur medula spinalis yang berada di dalam kolumna vertebralis adalah
satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Semakin cepat diagnosis, akan semakin baikbagi kesembuhan pasien. Pemeriksaan penunjang yang tepat sangat dibutuhkan untuk
menghindari rujukan yang tidak diperlukan.
Myelopati Servikalis merupakan sebuah sindroma yang sangat umum, luas dan
menimbulkan banyak manifestasi pada pasien. Tampilan klinis pasien diantaranya tetraparesis,
hipestesia, nyeri lokal di daerah lesi. Penentuan sebab menjadi sangat penting untuk menentukan
rencana terapi pada pasien.
Beberapa sebab yang umum terjadi menurut penelitian pada 15 persen populasi tersebut
adalah diantaranya adanya hernia nukleus pulposus, adanya pergeseran korpus vertebra ke arah
posterior sehingga menekan saraf, mungkin juga disebabkan karena adanya trauma, fraktur
kompresi akibat beban dalam waktu lama, tumor, hingga infeksi spesifik yaitu tuberkulosis yang
menyebabkan spondilitis TB.[1]
Dari keseluruhan kasus spondilosis servikal, sebanyak 36% pasien mengalami gejala
myelopati servikalis. Dan sebanayak 70% persen diantaranya merupakan proses degeneratif yang
menyebabkan spondilosis sehingga terjadi penekanan pada medulla spinalis. 30% persen sisanya
tersebar antara fraktur patologis akibat massa, fraktur kompresi, atau penyakit autoimun.
Kasus pada pasien ini sangat menarik karena sebagai praktisi medis harus melakukan
eksplorasi terhadap pasien mengenai sebab yang mendasari terjadinya myelopati servikalis.
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
3/22
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIENNama lengkap : Ny. H (81.04.39) Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 59 Tahun Suku bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Kerja Bakti RT5/2 No.21C
Tanggal masuk RS : 06/2/2014
Pasien masuk ke IGD kemudian dirawat oleh bagian Penyakit Dalam. Dikonsul ke bagian
Neurologi pada tanggal 7 Februari 2014 dengan LBP.
II. ANAMNESIS Autoanamnesis Tanggal 19 Februari 2014Keluhan utama :
Nyeri di leher sejak 2 SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan nyeri hebat di bagian leher
sejak 2 hari SMRS (6 Februari 2014). Pasien sudah merasakan nyeri di leher dan punggung
sebelumnya sejak kurang lebih 2 bulan lalu. Sebelumnya pasien berobat ke Poli Penyakit dalam
RSUDBudhi Asih dengan keluhan yang sama. Lalu pada sore hari, pasien terpeleset saat inginnaik ke atas kasur, lalu terjatuh di atas kasur dalam posisi telungkup. Setelah terpeleset, pasien
mengeluhkan lehernya semakin nyeri dan pasien juga mengeluh seluruh anggota geraknyamenjadi lemas. Semua anggota gerak terasa berat untuk digerakkan. Pasien mengaku tangan dan
kakinya terasa tidak sensitif. Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, sakit kepala ( -),
pusing (-), mual (-), muntah (-), lemas separuh badan (-). Pasien mengaku saat BAB atau BAK
masih terasa dan dapat ditahan. Keluhan lain seperti demam, batuk, sesak disangkal.
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
4/22
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat
hipertensi, diabetes, kolesterol, maupun asam urat. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat batuk
lama.
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, diabetes, kolesterol, maupun asam urat. Dalam keluarga
pasien tidak ada yang menderita TBC.
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi terhadap debu, cuaca, obat-obatan atau makanan disangkal.
Riwayat sosial dan kebiasaan:
Pasien adalah seorang pedagang, biasa membawa barang dagangan di kepala maupun di
punggung. Tidak ada kebiasaan merokok, alkohol.
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
5/22
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasaan : 18 x/menit
Kepala
Ekspresi wajah : tampak simetris
Rambut : hitam dan beruban
Bentuk : normocephali
Mata
Konjungtiva : pucat (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Kedudukanbola mata : ortoforia/ortoforia
Pupil : bulat isokor 3mm/3mm.
Telinga
Selaput pendengaran : sulit dinilai Lubang : lapang
Penyumbatan : -/- Serumen : +/+
Perdarahan : -/- Cairan : -/-
Mulut
Bibir : sianosis (-) luka (-)
Leher
Trakhea terletak di tengah
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
6/22
Tidak teraba benjolan/ KGB yang membesar
Kelenjar Tiroid: tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe: tidak teraba membesar
Thoraks
Bentuk : simetris
Pembuluh darah : tidak tampak pelebaran pembuluh darah
Paru Paru
Pemeriksaan Depan Belakang
Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Kanan Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi Kiri -Tidak ada benjolan
-Fremitus taktil simetris
-Tidak ada benjolan
-Fremitus taktil simetris
Kanan -Tidak ada benjolan
-Fremitus taktil simetris
-Tidak ada benjolan
-Fremitus taktil simetris
Perkusi Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Kiri -Suara vesikuler
-Wheezing (-), Ronki (-)
-Suara vesikuler
-Wheezing (-), Ronki (-)
Kanan -Suara vesikuler
-Wheezing (-), Ronki (-)
-Suara vesikuler
-Wheezing (-), Ronki (-)
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Tidak teraba iktus cordis
Perkusi
Batas kanan : Sela iga III-V linea sternalis kanan.Batas kiri : Sela iga IV, 1cm sebelah medial linea midklavikularis kiri.
Batas atas : Sela iga III linea parasternal kiri.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Abdomen
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
7/22
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling umbilicus (-),
dilatasi vena (-)
Palpasi
Dinding perut : supel, tidak teraba adanya massa / benjolan, defense muscular (-),
tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrium, tidak terdapat nyeri
lepas.
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ginjal : ballotement -/-
Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral teraba hangat pada keempat ekstremitas. edema (-).
Kelenjar Getah Bening
Preaurikuler : tidak teraba membesar
Postaurikuler : tidak teraba membesar
Submandibula : tidak teraba membesarSupraclavicula : tidak teraba membesar
Axilla : tidak teraba membesar
STATUS NEUROLOGIS
A. Kesadarana : Compos MentisB. Gerakan Abnormal : -C. Leher : Sikap baik, gerak terbatas karena nyeriD. Rangsang Meningeal : Tidak dilakukan karena nyeriE. Nervus Kranialis
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
8/22
N.I ( Olfaktorius )
Subjektif Tidak Dilakukan
N. II ( Optikus )
Tajam penglihata (visus bedside) Normal Normal
Lapang penglihatan Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Melihat warna Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Ukuran Isokor, D 3mm Isokor, D 3mm
Fundus Okuli Tidak dilakukan
N.III, IV, VI ( Okulomotorik, Trochlearis, Abduscen )
Nistagmus - -
Pergerakan bola mata Baik ke 6
arah
Baik ke 6
arah
Kedudukan bola mata Ortoforia Ortoforia
Reflek Cahaya Langsung & Tidak Langsung + +
Diplopia - -
N.V (Trigeminus)
Membuka mulut + +
Menggerakan Rahang + +
Oftalmikus + +
Maxillaris + +
Mandibularis + +
N. VII ( Fasialis )
Perasaan lidah ( 2/3 anterior ) Tidak Dilakukan
Motorik Oksipitofrontalis Baik Baik
Motorik orbikularis okuli Baik Baik
Motorik orbikularis oris Baik Baik
N.VIII ( Vestibulokoklearis )
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
9/22
Tes pendengaran Tidak dilakukan
Tes keseimbangan Tidak dilakukan
N. IX,X ( Vagus )
Perasaan Lidah ( 1/3 belakang ) Tidak Dilakukan
Refleks Menelan Baik
Refleks Muntah Tidak Dilakukan
N.XI (Assesorius)
Mengangkat bahu Baik
Menoleh Baik
N.XII ( Hipoglosus )
Pergerakan Lidah Baik
Disatria Tidak
F. Sistem Motorik TubuhKanan Kiri
Ekstremitas Atas
Atrofi Otot Eutrofik Eutrofik
Tonus Otot Hipotonus Hipotonus
Gerak involunter (-) (-)
Kekuatan Otot 3333 3333
Kanan Kiri
Ekstremitas Bawah
Atrofi Otot Eutrofik Eutrofik
Tonus Otot Hipotonus Hipotonus
Gerak involunter (-) (-)
Kekuatan Otot 3333 3333
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
10/22
G. Refleks
H. Gerakan InvolunterKanan Kiri
Tremor - -
Chorea - -
Athetosis - -
Myocloni - -
Ties - -
I. Tes Sensorik (sentuhan, tajam dan halus) Hipestesia dengan batas dermatom C5,mulai dari C6 terjadi penurunan sensasi.
Pemeriksaan Kanan Kiri
Refleks Fisiologis
Bisep + +
Trisep + +
Patela + +
Achiles + +
Pemeriksaan Kanan Kiri
Refleks Patologis
Babinski
Chaddok
+
+
+
+
Oppenheim
Gordon
-
-
-
-
Klonus - -
Hoffman Tromer + +
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
11/22
J. Fungsi AutonomMiksi : pasien menggunakan pampers
Defekasi : dengan pampers, 1 kali dalam 3 hari
Sekresi keringat : baik
K. Fungsi Proprioseptifa. Esktremitas atas : Baikb. Esktremitas bawah : Terganggu, kanan lebih berat daripada kiri
L. Keseimbangan dan koordinasiHasil
Tes disdiadokinesis Tidak dilakukan
Tes tunjuk hidung dan jari Tidak dilakukan
Tes tunjuk jari kanan dan kiri Tidak dilakukan
Tes romberg Tidak dilakukan
Tes tandem gait Tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Kesan: Dalam Batas Normal
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
12/22
Hasil Radio Imaging
Foto Rontgen Cervical AP-Lateral 6 Februari 2014
Kesan :
Spondilosis servikalis ruas corpus vertebra cervical, Suspek HNP C4-5 dan 5-6.
Saran MRI
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
13/22
Hasil MRI Vertebra Cervical 15 Februari 2014
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
14/22
Kesan :
Fraktur kompresi korpus C5 dengan pergeseran korpus ke posterior yang menyempitkan kanalis
spinalis serta menekan medula spinalis dan radiks kanan kiri setinggi level C5-6, menyebabkan
edema medula spinalis setinggi C3-C6.
Lesi Multipel di korpus C6, Th1, Th3, dan Th5
DD/ Lesi Degeneratif, Neoplasma
Foto Thoraks Tanggal 18 Februari 2014 (Foto Tidak Ada)
Kesan : Edema Pulmoner, kardiomegali, CTR >50%. Tidak tampak proses spesifik.
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
15/22
V. RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan nyeri di bagian leher sejak 2
hari SMRS (6 Februari 2014). Sebelumnya pasien berobat ke Poli Saraf RSUD Budhi Asih
dengan keluhan yang sama. Lalu pada sore hari, pasien terpeleset saat ingin naik ke atas kasur,
lalu terjatuh di atas kasur dalam posisi telungkup. Setelah terpeleset, pasien mengeluhkan
lehernya semakin nyeri dan pasien juga mengeluh seluruh anggota geraknya menjadi lemas.
Semua anggota gerak terasa berat untuk digerakkan. Pasien mengaku tangan dan kakinya terasa
tidak sensitif. Pasien mengaku saat BAB atau BAK masih terasa dan dapat ditahan. Keluhan lain
seperti demam, batuk, sesak disangkal. Riwayat hipertensi, DM, kolesterol, asam urat disangkal.
Pada pemeriksaan neurologis didapatkan kesadaran somnolen dengan GCS E4M6V5.
Tidak didapatkan parese N. III, IV, VI, VII, dan XII. Pada pemeriksaan motorik terdapat kesan
tetraparesis flaksid pada ektremitas atas maupun bawah. Pemeriksaan sensorik menunjukkan
kesan hipestesia setinggi dermatom C5. Gangguan proprioseptif tampak pada ekstremitas bawah,
kanan lebih berat daripada kiri. Refleks fisiologis dalam batas normal. Refleks patologis
Babinski +/+, Chaddock +/+.
Pada pemeriksaan laboratorium darah kesan dalam batas normal. Pada foto rontgen
servikal menunjukkan adanya spondilosis di korpus C4-5 dan 5-6. Pada MRI didapatkan fraktur
kompresi pada C5 dan menyebabkan penekanan pada medula spinalis. Edema pada medulla
spinalis setinggi C3-6.
.
VI. DiagnosisDiagnosis klinis : Tetraparesis flaksid, hipestesia setinggi C5
Diagnosis etiologi : Fraktur kompresi
Diagnosis topis : Medulla spinalis setinggi C3-6
Diagnosa patologis : Massa Tumor, DD/ Trauma kronik
VII. Penatalaksanaan:
1. Non medikamentosao Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatan yang
diberikan.
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
16/22
o Keluarga dianjurkan untuk sering menggerakan anggota tubuh pasien yangmengalami kelemahan.
o Dianjurkan untuk menjalani fisioterapi.o Persiapan rujuk ke RSCM untuk penatalaksanaan lebih lanjut
2. Medikamentosa Dari Spesialis Saraf : Meloxicam 15 mg 2x1 Eperisone 50mg 2x1 ATP-B Kompleks 3x1 tablet Mecobalamin 500mcg 2x1
IX. Prognosis
Ad vitam : Ad BonamAd fungsionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
X. Follow Up
Dengan perawatan selama 2 hari mulai dari tanggal 8 hingga 9 Februari, keluhan pasiencenderung memberat, pasien mengeluh nyeri leher lebih berat dan pasien tidak kuat untuk
bangun. Pasien juga belum BAB sejak dirawat. Terapi masih sama sejak awal yakni
dexametason 50mg 1x1, Eperisone 50mg 3x1, ATP-B Kompleks 3x1, ranitidin 2x1.
Pada hari ke 3 perawatan, keluhan pasien menetap. Pasien sudah bisa BAB. Pasiendikonsulkan ke bagian Rehabilitasi Medik oleh Spesialis Penyakit Dalam untuk
difisioterapi. Terapi. Pasien direncanakan untuk MRI Cervical di RSCM karena
keterbatasan fasilitas.
Perawatan mulai dari tanggal 10 hingga 18 Februari, tidak ada perubahan yangsignifikan. Pasien tidak mengalamin perburukan. Pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke
bagian bedah saraf RSCM
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
17/22
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
18/22
BAB III
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesis, pasien memiliki risiko yaitu riwayat kebiasaan membawa barang
dagangannya dengan menggunakan kepala dan punggung. Hal tersebut dilakukan pasien dalam
waktu lama. Hal ini patut dicurigai untuk menjadi sebab terjadinya fraktur kompresi akibat
beban. Menurut riwayat penyakit yang dimiliki oleh pasien, pasien tidak memiliki riwayat batuk
lama, hal ini bisa mengarahkan bahwa pasien menyangkal adanya riwayat TBC, hal ini perlu
dikonfirmasi dengan foto thorax.[1][2]
Dari anamnesis pasien diketahui bahwa pasien sudah mengalami nyeri sejak 2 bulan lalu
dan berobat ke poli saraf RSUD Budhi Asih. Berdasarkan tabel diatas, pasien kemungkinan
digolongkan pada sebab yang kronik. Namun hal yang perlu diperhatikan bahwa nyeri leher
pasien menjadi nyeri hebat setelah pasien terpeleset dan terjatuh di atas kasur. Proses tersebut
pada orang normal seharusnya tidak menyebabkan fraktur, namun pada pasien bisa dicurigai
adanya fraktur patologis.
Manifestasi yang umum biasanya ditemukan kelemahan pada keempat ekstremitas,
berkurangnya sensitivitas sensorik dibawah dermatom yang dicurigai terdapat lesi pada medulla
spinalis. Sensitivitas yang berkurang adalah nyeri, raba, getar, dan posisi. Manifestasi berikutnya
adalah gangguan pada sistem otonom ditandai dengan gangguan BAB dan BAK. Tanda penting
berikutnya adalah munculnya refleks patologis, Babinski, Hoffman biasanya muncul sebagai
tanda refleks patologis. Pada pasien didapatkan kelemahan pada keempat ekstremitas, hipestesia
setinggi dermatom C5 dan terdapat refleks patologis yaitu babinski dan chaddok. Pada pasien
kemungkinan terjadi kompresi pada medulla spinalis. Karena penekanan tersebut menimbulkan
gejala klinis. Pada pasien, kemungkinan bagian pada medulla spinalis yang terganggu fungsinya
adalah hampir seluruh bagian medula spinalis, pada gangguan motorik, jalur motorik pada
medula spinalis terganggu. Terjadi penurunan fungsi sensorik, kemungkinan bagian spinotalamik
anterior dan lateral juga terganggu. Fungsi proprioseptif pada kolumna posterior juga
terganggu.[1][2]
Pada Myelopati Cervicalis terdapat beberapa klasifikasi yang digunakan, diantaranya
adalah European Myelopathy Score, Ranawat Scoring, dan Nurick Classification. Kalsifikasi
tersebut digunakan untuk menilai seberapa berat gejala yang muncul. Ranawat Classification
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
19/22
biasa digunakan untuk menilai prognosis pascaoperasi. Berikut klasifikasi pasien berdasarkan
ketiga klasifikasi diatas.
1. European Myelopathy Score : Skor 7Cervical Myelopathy Grade 32. Ranawat Classification : Grade IIIB3. Nurick Classification : Grade 5
Klasifikasi tersebut tidak membahas keterkaitan antara grade dengan penanganan klinis. Namun
dapat digunakan untuk pedoman fisioterapi pada pasien sesuai dengan kelainan yang muncul.[7]
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan radiologis. Namun
untuk kasus di Indonesia, infeksi TBC penting untuk diperhatikan mengingat wilayah Indonesia
merupakan wilayah tropis dan endemis TBC. Maka pemeriksaan yang paling rutin dilaksanakan
adalah darah lengkap untuk memperkirakan LED dan foto thoraks. Pemeriksaan berikutnya,
dilakukan dengan modalitas CT-Scan atau MRI. Dari segi efektivitas, MRI jauh lebih efisien
karena dapat melihat sekaligus kerusakan pada tulang dan pada medula spinalis. Dari segi biaya
MRI cukup mahal namun apabila pasien menempuh tahapan CT-Scan terlebih dahulu, umumnya
tetap memerlukan prosedur MRI untuk menentukan sebab secara lebih jelas.[1][2][3]
Pasien tersebut diperiksakan foto thoraks. Hasilnya tidak menunjukkan adanya proses
spesifik TBC, hasil tersebut dapat dikombinasikan dengan hasil anamnesis bahwa pasien tidak
memiliki riwayat batuk lama. Kemungkinan TBC dapat disingkirkan, namun masih ada 2 hal
yang perlu diperhatikan. Pasien belum menjalani pemeriksaan darah lengkap. Screening TBCawal melalui LED tidak dapat ditentukan. Maka saran selanjutnya adalah pasien dikonsulkan ke
bagian paru untuk memastikan apakah ada TBC paru atau tidak.
Hasil MRI menunjukkan adanya lesi multipel di C6, Th1 Th3 dan Th5 dengan diagnosis
banding radiologis yaitu lesi degeneratif, dan neoplasma. Terdapat destruksi di C5 hingga
menyebabkan kompresi ke medulla spinalis. Hal yang dapat menyebabkan destruksi korpus
diantaranya adalah :
Fraktur kompresi akibat osteoporosis. Akibatnya vertebra servikal akanmenyempit, tampak gambaran wedges dan biasanya terjadi di sisi anterior dan
posterior korpus hampir bersamaan.
Kemungkinan yang kedua adalah massa. Terdapat destruksi asimetris dan akantampak adanya gambaran sugestif massa pada korpus, atau massa dari medulla
spinalis yang mendestruksi tulang.
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
20/22
Sebab lain yang dapat menyebabkan destruksi tulang adalah TBC tulang.Kemudian pasien disarankan untuk menjalani MRI dengan kontras karena terdapat kemungkinan
bahwa penyebab fraktur kompresinya disebabkan oleh neoplasma.
Diagnosis kausa pada kasus ini masih belum diketahui secara pasti. Berdasarkan literatur,
beberapa kausa yang dapat menyebabkan myelopati servikalis adalah sebagai berikut :
1. Hernia Nukleus Pulposus HNP dapat menyebabkan penekanan pada medullaspinalis.
2. Spondilosis Proses ini umumnya terjadi karena proses degeneratif, bisa terjadihipertrofi ligamentum flavum, protrusi diskus, maupun osteofit
3. Post-Trauma Trauma akut maupun kronik yang menyebabkan kelainan baik padamedulla spinalis langsung ataupun kelainan tulang yang menyebabkan kompresi.
4. Ossifikasi Ligamentum Longitudinalis Posterior5. Tumor6. Infeksi TBC Menyebabkan Spondilitis TBC yang mendestruksi tulang. Sehingga
fragmen korpus menyebabkan penekanan ke medulla spinalis[7]
Pada pasien, kemungkinan sebab masih belum dapat ditentukan. Kemungkinan bisa disebabkan
oleh tumor, post trauma kronik, atau adanya massa. Hasil MRI mengarah kepada massa tumor.
Meskipun pada pasien kemungkinan TBC kecil, pasien sebaiknya dikonsulkan ke bagian Paru
untuk menentukan apakah pasien mengidap TBC atau tidak.Prinsip Manajemen pada pasien dengan myelopati servikalis adalah penangan
simptomatis. Prinsipnya adalah mengilangkan nyeri yang dirasakan, mengurangi gejala, serta
memperbaiki kualitas hidup pasien. Pada pasien dengan myelopati servikalis terapi yang menjadi
pilihan adalah terapi pembedahan untuk dekompresi pada medulla spinalis, sifat
kegawatdaruratan pembedahan tergantung dari manifestasinya. Apabila lesi tinggi dan
mengganggu sistem pernafasan, maka menjadi sebuah kegawatdaruratan. Terapi yang menarik
adalah terapi steroid. Terapi ini bersifat kontroversial. Salah satu referensi dari Medscape
Reference menyebutkan terapi steroid dapat diberikan untuk mengurangi edema pada medulla
spinalis. Namun menurut The Oschner Journal, terapi steroid tidak memberikan perubahan yang
bermanfaat karena sebab edema adalah karena adanya penekanan pada medulla spinalis. Selama
tekanan tersebut tidak dikurangi maka edema juga tidak berkurang.[5][6][7]
Pada pasien ini, terapi simptomatik sudah dilakukan dengan pemberian meloxicam.
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
21/22
Tambahan suplemen juga sudah diberikan yaitu mecobalamin dan ATP-B Kompleks. Kemudian
pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Prognosis pada pasien dengan myelopati servikalis sangan tergantung dari kecepatan dan
ketepatan diagnosis. Secara prinsip yang mengancam jiwa umumnya jika letak lesi tinggi. Secara
fungsi umumnya setelah pembedahan pasien mencapai perbaikan fungsi gerak pada ekstremitas,
namun tidak mencapai normal. Fungsi otonom pada 46% pasien dapat kembali semula, namun
sebagian lainnya mengalami gangguan.[3][4][7]
-
5/27/2018 LAPORAN KASUS MYELOPATI CERVICALIS
22/22
DAFTAR PUSTAKA
1. The Oschner Journal, (webMD Online Journal Compilation), Cervical Spondylosis,Recognition, Differential Diagnosis, and Management, Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3116771/accessed on March 11, 2014.
2. Medscape Refference : Cervical Spine Fracture. Available athttp://emedicine.medscape.com/article/824380-overviewaccessed on March 11, 2014.
3. American Family Physician. Cervical Spondylotic Myelopathy : A Common Cause ofSpinal Cord Dysfucntion in Older Person. Available at
http://www.aafp.org/afp/2000/0901/p1064.html Accessed on March 11, 2014
4. The Merck Manuals, For Healthcare Proffesional. Cervical Spondylosis and SpondyloticMyelopathy . Available at
http://www.merckmanuals.com/professional/neurologic_disorders/spinal_cord_disorders/
cervical_spondylosis_and_spondylotic_cervical_myelopathy.htmlAccessed on March 11,
2014
5. Ogungbo, Bi. African Online Journal Compilation. Steroids Have No Place inManagement of Cervical Myelopathy. Available at
http://www.ajol.info/index.php/njgp/article/view/70783.Accessed on March 14 2014
6. M Hochman, S Tuli.Cervical Spondylotic Myelopathy: A Review. The Internet Journal ofNeurology. 2004 Volume 4 Number 1. Available at http://ispub.com/IJN/4/1/12262
Accessed on March 14 2014
7. Coughlin, TA. Cervical Myelopathy Available athttp://www.boneandjoint.org.uk/content/focus/cervical-myelopathy Accessed on March
14 2014
8. Lebel, L Darren et al. Cervical Spondylotic Myelopathy: Pathophysiology, ClinicalPresentation, and Treatment. HSS Online Journal.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3145857/#!po=26.1905 Accessed on
March 14 2014
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3116771/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3116771/http://emedicine.medscape.com/article/824380-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/824380-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/824380-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/824380-overviewhttp://www.aafp.org/afp/2000/0901/p1064.htmlhttp://www.aafp.org/afp/2000/0901/p1064.htmlhttp://www.merckmanuals.com/professional/neurologic_disorders/spinal_cord_disorders/cervical_spondylosis_and_spondylotic_cervical_myelopathy.htmlhttp://www.merckmanuals.com/professional/neurologic_disorders/spinal_cord_disorders/cervical_spondylosis_and_spondylotic_cervical_myelopathy.htmlhttp://www.merckmanuals.com/professional/neurologic_disorders/spinal_cord_disorders/cervical_spondylosis_and_spondylotic_cervical_myelopathy.htmlhttp://www.ajol.info/index.php/njgp/article/view/70783http://www.ajol.info/index.php/njgp/article/view/70783http://ispub.com/IJN/4/1/12262http://ispub.com/IJN/4/1/12262http://www.boneandjoint.org.uk/content/focus/cervical-myelopathyhttp://www.boneandjoint.org.uk/content/focus/cervical-myelopathyhttp://www.boneandjoint.org.uk/content/focus/cervical-myelopathyhttp://www.boneandjoint.org.uk/content/focus/cervical-myelopathyhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3145857/#!po=26.1905http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3145857/#!po=26.1905http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3145857/#!po=26.1905http://www.boneandjoint.org.uk/content/focus/cervical-myelopathyhttp://ispub.com/IJN/4/1/12262http://www.ajol.info/index.php/njgp/article/view/70783http://www.merckmanuals.com/professional/neurologic_disorders/spinal_cord_disorders/cervical_spondylosis_and_spondylotic_cervical_myelopathy.htmlhttp://www.merckmanuals.com/professional/neurologic_disorders/spinal_cord_disorders/cervical_spondylosis_and_spondylotic_cervical_myelopathy.htmlhttp://www.aafp.org/afp/2000/0901/p1064.htmlhttp://emedicine.medscape.com/article/824380-overviewhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3116771/