Laporan Kasus I Diare Pada Anak

30
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK MODUL GASTRO ENTERO HEPATIK ANAK LELAKI 10 BULAN DENGAN KELUHAN DIARE KELOMPOK 8 030.06.286 Yudhistira Trisna 030.07.184 Nidia Putri Cintami 030.07.218 Rifqa Wildaini 030.07.222 Riri Mega Lestari 030.09.141 Malvin Giovanni 030.09.147 Maya Liana 030.09.149 Melia Indasari 030.09.151 Melly Utami 030.09.155 Mochammad Rifki Maulana 030.09.157 Monica Raharjo 030.09.161 Muthi Melatiara 030.09.169 Neneng Maya 1

Transcript of Laporan Kasus I Diare Pada Anak

Page 1: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK MODUL GASTRO ENTERO HEPATIK

ANAK LELAKI 10 BULAN DENGAN KELUHAN DIARE

KELOMPOK 8

030.06.286 Yudhistira Trisna

030.07.184 Nidia Putri Cintami

030.07.218 Rifqa Wildaini

030.07.222 Riri Mega Lestari

030.09.141 Malvin Giovanni

030.09.147 Maya Liana

030.09.149 Melia Indasari

030.09.151 Melly Utami

030.09.155 Mochammad Rifki Maulana

030.09.157 Monica Raharjo

030.09.161 Muthi Melatiara

030.09.169 Neneng Maya

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Jakarta, 17 Desember 2010

1

Page 2: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

BAB I

PENDAHULUAN

Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cair(setengah padat),dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari

biasanya. Dalam keadaan biasa mengandung air sebanyak 100-200ml per tinja.definisi tersebut

tidak menunjuk pada beberapa frekuensi diarenya.

Di Indonesia, untuk semua golongan umur sekitar 120-360/1000 penduduk mengalami

diare 1-2 kali setiap tahunnya. Angka kejadian diare tertinggi terjadi pada usia 6-11 bulan dan

menurun dengan meningkatnya usia. Diperkirakan setiap tahunnya kira-kira 5 juta balita di dunia

meninggal karena diare dan kira-kira 300.000 diantaranya terjadi di Indonesia.

Menurut lamanya diare dibagi menjadi dua :

Diare akut,

Diare akut adalah diare yang jelas mulainya dan kemudian dapat sembuh kembali dengan

normal dalam waktu yang relatif singkat.

Diare kronik

Diare kronik adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal diare. Batasan

waktu 15 hari tersebut adalah suatu kesepakatan agar dokter tidak lengah sehingga lebih

cepat mengidentifikasi penyebab lebih cepat.

2

Page 3: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang anak lelaki berusia 10 bulan dibawa ke puskesmas karena diare yang sudah

berlangsung selama 2 hari. Diare terjadi setiap hari kira kira 6-8x/hari dengan tinja cair berlendir

tanpa darah dan setiap diare sebanyak ¼ gelas. Sehari sebelum dibawa ke rumah sakit, penderita

disertai muntah 3x banyak. Disamping diare, anak batuk pilek disertai demam.

Pada anamnesis selanjutnya bayi kelihatan haus yang bila disusukan bayi kelihatan lebih

tenang. Penderita hanya dirawat beberapa jam setelah di ruangan observasi (one day care center)

dan tidak dirawat inap dan pulang dengan diberi terapi dari puskesmas. Dua hari kemudian

dibawa lagi ke rumah sakit karna masih diare, kejang dan tidak mau minum. Sejak satu hari

terakhir kencing sangat kurang dan terlihat sangat gelisah. Pada pemeriksaan bayi BB 11 kg,

kelihatan lemah, suhu tubuh 39 derajat celcius, pernafasan cepat dengan RR=56 x/menit, nadi

masih teraba, denyut janung 152 x/menit. Pada pemeriksaan kepala fontanela mayor dan mata

keliatan cekung, dan konjungtiva kelihatan kering. Abdomen kelihatan kembung dan bising usus

sulit di dengar

Padapemeriksaan lab : pemeriksaan mikroskopik tinja tidak ditemukan eritrosit dan

leukosit.

Tes reduksi tinja (clinitest) positif kuat.

Elektrolit darah : Na 152 meq/l , K 2,5 meq/l

Analisa gas darah pH 7,22, BE: -15 meq, HCO3-: 9 meq/l

3

Page 4: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

REKAM MEDIS

I. Identitas Pasien

Nama : (-)

Umur : 10 bulan

Jenis kelamin :laki- laki

Berat badan : 11 kg

II. keluhan utama : diare

III. Pemeriksaan fisik

Status Generalis :

o Sangat gelisah

o Suhu : 39 derjat celcius

o Nadi : masih teraba

o Denyutjantung : 152 x/menit

o RR : 52 x / menit

status Lokalis :

o Fontanel mayor dan mata keliatan cekung

o Konjungtiva keliatan kering

o Abdomen keliatan kembung dan bising usus sulit didengar

IV Riwayat Penyakit

o Diare yang sudah berlangsung selama 2 hari

V Riwayat Perjalanan Penyakit

o Diare terjadi setiap hari kira-kira 6- 8x sehari

4

Page 5: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

o Tinja cair, berlendir tanpa darah

o Setiap diare sebanyak kira-kira ¼ gelas

o Sehari sebelum dibawa ke RS, disertai muntah 3x banyak

o Tidak mau minum

o Kejang

o Kencing kurang

o Batuk Pilek disertai demam

VI. Riwayat Nutrisi

o Bayi diberikan ASI hanya sampai 3 bulan dan selanjutnya diganti susu botol

ANAMNESIS

Karena data yang berkaitan tentang pasien masih kurang, maka kita perlu melakukan

anamnesis tambahan, adapun hal hal yang perlu ditanyakan :

Nama Anak

Pekerjaan Orang Tua

Lingkungan Tempat Tinggal

o Di daerah mana

o Apakah disekitar rumah ada yang menderita diare juga

Karena pasien pada permulan tidak dirawat inap maka obat dan nasehat yang harus

diberikan kepada orang tua pasien adalah :

Sarankan orang tua untuk terusakn ASI atau berikan susu rendah laktosa

5

Page 6: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

Sarankan orang tua agar tidak memberi obat-obatan golongan antipasmodik atau

opium

Sarankaorang tua agar memberi oralit atau membuat minuman home made oral

seperti larutan garam , air kelapa muda yang sudah di encerkan (karna air kelapa

muda mengandung kadar kalium tinggi ) dan larutan air tajin

Sarankan orang tua agar semua makanan dan minuman yang akan dikonsumsi

sebaiknya dimasak sebaik- baiknya

Beri obat antipiretik untuk menurunkan demam

PEMERIKSAAN

Derajat Dehidrasi Maurice King :

Klinik Angka

1 2 3

Keadaan Umum Sehat, gelisah Sakit, apatis Sakit berat, syok, koma

Kulit Turgor normal Kurang Jelek

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Respirasi 20-30 x/menit 30-40 x/menit 40-60 x/menit

Nadi <120 x/menit 120-140 x/menit >140 x/menit

Mulut Normal Kering Kering dan sianosis

Keterangan skor :

<7 : dehidrasi ringan

7-13 : dehidrasi sedang

6

Page 7: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

>13 : dehidrasi berat

Pada pasien ini termasuk kategori dehidrasi derajat berat dengan tanda :

Keadaan umum : sangat gelisah

Respiration rate : 56 x/menit

Denyut jantung : 152 x/menit

Mata : cekung

Turgor kulit :kurang

Mulut kering

Dari hasil pemeriksaan laboratorim pada pada pasien ini di peroleh hasil

Pada pemeriksaan mikroskopik tinja tidak ditemukan adanya eritrosit dan leukosit hal ini

menunjukan tidak adanya infiltrasi kuman pada mukosa usus

Tes reduksi tinja (clinitest) :positif kuat menandakan adanya malabsorbsi karbohidrat

yang dimana seharusnya tidak ada lagi ngula yang diserap di colon.

Tes reduksi (+) menandakan adanya diare osmotik

Hasil Pemeriksaan e lektrolit darah :

Na :152 meq/l menadakan adanya hipernatremi.

(Normalnya sekitar 142 meq/l)

K : 2,5 meq/l menandakan adanya hipokalemi

(Normalnya sekitar 5 meq/l)

Analisa gas darah

pH : 7,22 (normal 7,35-7,45) menandakan adanya asidosis

BE : -15 meq/l (normal +3 sampai -3) kekurangan basa

HCO3- : 9 meq/l (normalnya 22,4 -27) asidosis metabolik

7

Page 8: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

Dan pada hasil penimbangan Berat badan pada anak ini 11 kg menunjukan masih dalam batas

normal, karena nilai normal anak usia 10 bulan 7,5- 11,5 kg.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. EKG

Untuk mengetahu apakah ada tanda-tanda kurangnya elektrolit khususnya Kalium.

Penurunan kadar kalium tersebut, mengakibatkan gelombang T pada EKG menurun dan

lambat.

b. BUN (Blood Urea Nitrogen)

Jika Penurunan Kadar: menandakan adanya kerusakan hati yang parah, diet rendah

protein, hidrasi yang berlebihan, malnutrisi, cairan intravena, bisa juga pengaruh obat

Fenotiazin.

Jika Peningkatan kadar: Dehidrasi, asupan tinggi protein, perdarahan Gastrointestinal,

Diabetes militus, infark miocard akut, penyakit ginjal.

c. Pengukuran pH darah

Untuk mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. Dalam kausus ini terjadi

asidosis metabolic karena pengeluaran Na dan K yg berlebih. Hal ini juga dapat dilihat

pada frekuensi pasien yang cepat.

d. Skrining tambahan untuk menentukan adanya

intoleransi terhadap karbohidrat, lemak dan protein dengan melakukan pemeriksaan tinja.

jika Jika pH tinja < 5,3 menunjukkan adanya intoleransi terhadap glukosa

Jika pH tinja < 6 - 7,5 menunjukkan adanya intoleransi terhadap asam amino dan

lemak.

8

Page 9: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

e. Pemeriksaan urin: untuk melihat derajat dehidrasi.

Normalnya 1.010-1030 (berat jenis)

HIPOTESA PERJALANAN PENYAKIT

Infeksi Virus

Merusak epitel usus Demam

Enzim usus tidak dapat dibuat

Lactose intolerance sekunder

Diare

Hipernatremi Hipokalemi Kejang

(kelemahan otot)

Kelemahan otot gerak Kelemahan oto polos

Peristaltik berkurang

Penyerapan air di usus menjadi lama Bising usus sulit di dengar

9

Page 10: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

Perut Kembung

DIAGNOSIS

Diare sekretorik dengan dehidrasi berat et causa infeksi non invasive

PENATALAKSANAAN PASIEN

Cairan rehidrasi oral

- Formula lengkap yang mengandung Nacl, NaHCO3 , KCL dan glukosa. Kadar

natrium 90 meq/l untuk diare akut pada anak diatas 6 bulan dengan dengan

dehidrasi.

Ringer laktat : diberikan 20 ml BB jika status mental membaik maka dosis dinaikan

Nutrisis :pemberian ASI

Diberi obat antipiretik untuk penurun demamnya

Diberi obat anti kejang untuk mencegah iskemi.

PROGNOSIS

Prognosis pada pasien

Ad vitam dubia ad bonam

Ad sanationam dubia ad bonam

Ad fungsionam bonam

pada pasien ini umumnya jika penatalaksanaanya dijalankan dengan baik maka ad bonam

PRINSIP PENCEGAHAN

10

Page 11: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

Cara mencegah untuk menurunkan morbilitas dan mortaliats yang harus dilakukan baik

individu,keluarga dan masyarakat yaitu :

Cara menrunkan morbiditas : dengan jalan edukasi tentang sanitasi dan asupan gizi yang

baik

Cara menurunkan mortalita : apabila BAB lebih dari 3x segera dilakukan rehidrasi

oralberupa oralit pada anak dan kemudian bawa ke puskesmas

Dan hal yang harus tetap harus dilakukan sebelum pengobatan dan selama perawatan

yaitu hentikan susu formula, pantau berat badan, dan keseimbangan asam basa.juga mengkaji

derajat dehidrasi pada anak.

11

Page 12: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

BAB III

PEMBAHASAN

ANATOMI SALURAN CERNA

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ organ pencernaan tambahan.

Saluran pencernaan pada dasarnya adalah suatu saluran dengan panjang ±30 kaki (9 meter) yang

berjalan dari mulut sampai anus. Saluran pencernaan mencakup mulut, pharynx, oesophagus,

lambung, duodenum, jejunum, ileum, caecum, colon ascendens, colon transversum, colon

descendens.

HISTOLOGI SALURAN CERNA

ANATOMI HISTOLOGI

Mulut Epitel Selapis Gepeng Tanpa Lapisan Tanduk

Oesophagus - Terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

- Di lamina propria bisa terdapat nodulus limfatikus

- Terdapat juga tunika muscularis mukosa

- Terdiri dari : Cervical oesophagus

Thoracal oesophagus

Hyatal oesophagus

Abdominal oesophagus

Gaster - Pada peralihan dari oesophagus ke gaster ( epitel selapis torax)

12

Page 13: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

- Terdapat sel-sel gaster yang memproduksi enzim-enzim pencernaan

a. Chief cell ( sel zimogenik) memproduksi pepsinogen

b. Neck cell memproduksi mukus asam

c. Parietal cell memproduksi faktor intrinsik gaster dan HCl

d.Sel tunas (stem cell) untuk regenerasi sel-sel mukosa

e. Sel-sel enteroendokrin

Duodenum - Mukosanya terdiri dari epitel selapis torax dengan sel goblet yang

mempunyai micro villi

- Terdapat villi- villi intestinalis, yang berfungsi menyerap sari-sari

makanan

- Dalam vilus intestinalis, terdapat juga central lacteal (pembuluh

limfa), serat otot polos (T. muscularis mukosa), dan pembuluh darah

- Terdapat kriptus liberkunh yang di dasarnya terdapat sel paneth

yang berfungsi menghancurkan dinding bakteri tertentu, agar flora

normal tetap terjaga

Jejunum - Epitel selapis torax dengan sel goblet, lapisan mukosanya kurang

lebih sama dengan duodenum tetapi villus intestinalnya lebih

langsing dan sel gobletnya lebih banyak

- Terdapat plica semi sirkularis kerkringi pada T. Mukosa dan T. Sub

mukosa

Ileum - T. mukosanya mirip dengan jejunum tetapi lebih banyak sel goblet.

- Terdapat plaque payeri, yang merupakan kelompokan nodulus

limfatikus

Usus Besar :

- Caecum

- Colon ascendens

- Colon transversum

- Colon descendens

- Colon sigmoid

- Epitel selapis torax, dengan sel goblet

Anus -Bagian dalam epitel berlapis gepeng tanpa lapisan taduk. Lapisan

13

Page 14: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

tanduk ini semakin ke luar, semakin menebal.

PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN

Pengaturan keseimbangan cairan pada saluran cerna didasari proses absorpsi melalui

mukosa saluran cerna yang terjadi secara difusi aktif. Transport aktif membutuhkan energi untuk

menggerakkan zat untuk melintasi suatu membran agar zat tersebut mampu melawan gradient

konsentrasi. Sedangkan istilah difusi merupakan transport sederhana zat melalui membran akibat

dari bergeraknya molekul yang mengikuti gradient konsentrasi.

I. Absorpsi Usus Halus

a) Absorpsi Air

Air di transport melalui membrane usus halus dengan proses difusi. Karena zat yang larut

ditransport aktif dari lumen usus ke dalam darah, transport ini menurunkan tekanan osmotic

kimus tetapi air berdifusi dengan mudah melalui membrane usus yang mengikuti zat yang di

absorpsi masuk ke sirkulasi.

b) Absorpsi Ion

Ion Proses Absorpsi

Natrium Absorpsi natrium melalui transport aktif natrium dari dalam sel epitel

melalui dinding sel masuk ke ruang intersel. Transport aktif membutuhkan

suatu energi untuk menembus membran. Air berdifusi bersama natrium

melalui brush border sel epitel.

Kalium Transport klorida berlangsung secara difusi pasif. Transport ion natrium

melalui sel epitel menimbulkan elektronegativitas pada kimus dan

elektropositifitas pada basal sel epitel.

Ion klorida bergerak mengikuti selisih listrik ion natrium, akan tetapi sel

epitel ileum distal dan usus besar mempunyai kemampuan khusus secara

14

Page 15: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

aktif mengabsorpsi klorida.

Ion Lainnya - Ion kalsium di absorpsi secara aktif di duodenum

- Ion besi secara aktif di absorpsi di usus halus

II. Absorpsi Usus Besar

Diperkirakan sebanyak 500-1000 ml kimus melalui usus besar setiap hari. Sebagian air

dan elektrolit dalam kimus diabsorpsi dalam kolon. Mukosa usus besar memiliki kemampuan

untuk absorpsi aktif natrium dan potensial listrik yang ditimbulkan absorpsi natrium

menyebabkan absorpsi klorida. Mukosa usus besar secara aktif mensekresi ion bikarbonat dan

bersamaan dengan itu pula secara aktif mengabsorpsi ion klorida tambahan dalam jumlah kecil.

Bikarbonat membantu menetralisir hasil akhir kerja bakteri dalam kolon yang bersifat asam.

PROSES PENCERNAAN MAKANAN

A. Karbohidrat

Karbohidrat berupa kanji dan glikogen dari makanan diubah menjadi disakarida maltosa

melalui kerja amilase liur dan pankreas. Maltosa dan disakarida diet, yaitu laktosa dan sukrosa,

diubah menjadi monosakarida masing-masing oleh disakaridase (maltase, lactase dan sukrase)

yang terdapat di brush border sel epitel usus halus. Monosakarida glukosa dan galaktosa diserap

ke dalam interior sel dan akhirnya masuk ke darah melalui mekanisme transportasi aktif

sekunder yang bergantung pada Na+ dan energi. Monosakarida fruktosa diserap ke dalam darah

melalui mekanisme difusi terfasilitasi pasif.

B. Protein

15

Page 16: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

Protein dari makanan dan protein endogen dihidrolisis menjadi konstituen-konstituen

asam amino mereka dan beberapa fragmen peptida kecil oleh pepsin lambung dan enzim

proteolitik pankreas. Asam amino deserap ke dalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk ke

dalam darah melalui mekanisme transportasi aktif sekunder yang bergantung pada Na+ dan

energi. Berbagai asam amino diangkut oleh pembawa yang spesifik bagi mereka. Peptida-peptida

kecil, yang diangkut oleh jenis pembawa yang berbeda, diuraikan menjadi asam-asam amino

oleh aminopeptidase yang terdapat di brush border sel epitel atau oleh peptidase intrasel.

C. Lemak

Karena tidak larut dalam air, lemak harus menjalani serangkaian transformasi agar dapat

dicerna dan diserap. Lemak dalam makanan yang berada dalam bentuk trigliserida diemulsifikasi

oleh efek deterjen garam-garam empedu. Emulsi lemak ini mencegah penyatuan butir-butir

lemak, sehingga luas permukaan yang dapat diserang oleh lipase pankreas meningkat. Lipase

menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Produk-produk yang

tidak larut ini diangkut di dalam misel yang larut air, yang dibentuk oleh garam empedu dan

konstituen-konstituen empedu lainnya, ke permukaan luminal sel epitel usus halus. Setelah

meninggalkan misel dan berdifusi secara pasif menembus membran luminal, monogliserida dan

asam lemak bebas disintesis ulang menjadi trigliserida di sel epitel. Trigliserida-trigliserida ini

menyatu dan dibungkus oleh satu lapisan lipoprotein untuk membentuk kilomikron yang larut

air. Kilomikron kemudian dikeluarkan melalui membran basal sel secara eksositosis. Kilomikron

tidak mampu menembus membran basal kapiler, sehingga mereka masuk ke dalam pembuluh

limfe, yaitu lacteal pusat

16

Page 17: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Pada keadaan normal, ketika kita mengkonsumsi cairan, penyerapan cairan akan terjadi

di membran usus melalui proses difusi, selanjutnya air dari mukosa usus akan berosmosis ke

pembuluh darah. Proses ini bisa juga terjadi sebaliknya, bila makanan yang dikonsumsi

hiperosmotik, maka usus akan menarik air dari pembuluh darah dan mensekresinya, sehingga

makanan atau kimus bisa isoosmotik dengan dengan darah. Air juga dapat ikut terserap jika ada

partikel terlarut yang diabsorbsi masuk ke darah. Oleh karena itu ketika ion-ion dan nutrien

diabsorbsi, air dengan isoosmotik yang sama juga diabsorbsi.

Jumlah cairan tubuh dalam persentase berat badan :

Intrasel Ekstrasel

Bayi premature 30 50

Neonatus 35 35-40

Anak 35 30

Dewasa 40-45 15-20

Komposisi elektrolit cairan intrasel dan ekstrasel :

17

Ekstraseluler(60%) Cairan Limfe

LCSSinovialAqueous HumourVitreous Humour

Cairan Tubuh

Plasma (20%)

Intertisiel (80%)

Intraseluler (40%)

Page 18: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

Mekanisme tubuh mempertahankan keseimbangan antara cairan intra dan ekstrasel :

- Plasma darah pindah ke seluruh tubuh

- Intravaskuler bertukaran dengan intertitiel yang semipermeabel

- Intertitiel bertukaran dengan intraseluler dengan membran permeabel yang aktif.

Mekanisme tubuh dalam mempertahankan komposisi cairan dan elektrolit intrasel :

pH cairan tubuh selalu dipertahankan dalam batas normal. Karena fungsi jantung akan

terganggu oleh pH kurang dari 7,25 atau lebih besar dari 7,55. Kontraktilitas menurun dan dapat

terjadi disritmia. pH tergantung pada H+. pH darah normal 7,4. Arteri 7,45; vena 7,35;

sedangkan cairan intestinal dan jaringan ikat 7,34 – 7,4.

Mekanisme mempertahankan pH ada 3 cara :

A. Mengaktifkan system buffer dengan mengubah asam dan basa kuat menjadi asam dan basa

lemah

18

Vol ECF

Na

Aldosteron Sekresi K+

Ekskresi urin

Ekstraseluler AMP

Menghambat absorpsi Na di ginjal

Di urin banyak Na

H2CO3

NaHCO3

Page 19: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

Protein yang bersifat amfoteris :

Pembentukan karbamino oleh hemoglobin :

B. Homeostasis Respiratorik

pH normal tidak dipengaruhi oleh konsentrasi mutlak dari bikarbonat turun, maka kadar

asam karbonat harus turun pula untuk mempertahankan rasio 20 : 1 dan pH tetap 7,4. Untuk hal

tersebut sebagian asam karbonat diubah menjadi H2O dan CO2 dan kemudian kelebihan CO2

dikeluarkan dengan bernapas cepat dan dalam. Sebaliknya bila bikarbonat plasma naik, maka

kadar asam karbonat harus naik pula agar pH dapat dipertahankan tetap 7,4. Pernapasan jadi

lambat dan dangkal sehingga CO2 tertimbun dalam udara alveolus yang selanjutnya akan diubah

menjadi H2CO3 oleh enzim anhidrase karbonat dalam darah.

C.Homeostasis Ginjal

Untuk menetralisasi kelebihan asam, ginjal menggunakan 2 cara :

NH4 digabungkan dengan PO4 dan SO4 sehingga ion natrium tidak dikeluarkan dari

tubuh.

Dalam epitel tubulus NaHPO4 diubah menjadi NaH2PO4 sehingga ion natrium tidak

dikeluarkan, tetapi ion hidrogen yang dibuang bersama urin.

FLORA USUS PADA PENGGUNA ASI DAN SUSU FORMULA

A. Air Susu Ibu (ASI)

19

NaH2PO4

Na2HPO4

H protein

Na protein

Hb NH2COO-

Hb NH2COOK

Page 20: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

ASI terdiri dari probiotik, prebiotik serta bakteri patogen. Probiotik merupakan bakteri

non patogen ( contoh : Lactobacillus casei, Shirota strain ). Sedangkan prebiotik merupakan

senyawa oligosakarida sejenis karbohidrat atau peptida yang tidak dapat dicerna dengan segera

sehingga dalam usus halus berperan dalam pertumbuhan probiotik. Prebiotik terdiri dari FOS

(fructo oligosakarida) dan GOS (galacto oligosakarida). Senyawa oligosakarida ini merupakan

makanan utama dari kuman probiotik, dengan adanya oligosakarida inilah kuman probiotik dapat

berkembangbiak secara cepat dan dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen.

B. Susu Formula

Susu formula terdiri dari probiotik dan kuman yang patogen, tetapi pada susu formula

tidak memiliki prebiotik yang terdiri dari FOS dan GOS, sehingga pertumbuhan bakteri patogen

menjadi lebih dominan dibandingkan bakteri probiotik/non patogen.

20

Page 21: Laporan Kasus I Diare Pada Anak

DAFTAR PUSTAKA

1. Lauralee, Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC;2001.

2. Matondang, Corry. Latief, Abdul. Tumbelaka, Alan. Dkk. Diagnosis Fisis Pada Anak.

Jakarta: PT Sagung Seto;2003; p. 4-14.

3. Wison, Lorraine. Price, Sylvia. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi

ke-6. Jakarta: EGC;2006.

4. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak volume 2. Edisi ke-15.

Jakarta: EGC; 1998.

5. Suraatmaja, Sudaryat. Gasteroenterologi Anak. Jakarta: PT Sagung Seto;2007.

6. Kee, Jajce Lefever.Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostic. Jakarta: EGC;

2007.

7. Suryono, Slamet. Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II. Edisi ke-3. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2001.

8. Staf Pengajar ILmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika

Jakarta; 1985 ; p. 287-298.

21