Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

17
LAPORAN KASUS DIARE DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Tujuan Makalah ini dibuat dengan tujuan mengkaji dan membahas penyakit diare pada masyarakat dan kaedah tatalaksana terhadap penyakit tersebut dengan berbasiskan pendekatan kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga didefinisikan sebagai penangana penyakit secara komprehensif, koordinatif, kolaboratif, kontinu, dan mengutamakan pencegahan dengan memandang pasien sebagai bagian dari keluarganya dalam segala aspek dan menerapkan evidence based medicine. Identitas pasien Kasus yang didapat adalah anak laki-laki berinisial D yang didiagnosis menderita diare. Anak berusia 1 tahun 6 bulan dan masih belum bersekolah. Keluarga beralamat di Jalan Tanjung Gedong. Anak tersebut telah dibawa oleh ibunya untuk mendapat rawatan ke rumah sakit. Sewaktu dilakukan kunjungan rumah, anak telah pun sembuh dari diare yang dideritanya. Anamnesis Oleh karena anak baru berusia 1 tahun 6 bulan, dilakukan allo- anamnesis dengan menganamnesis ibu dari pasien, Ibu J. Keluhan utama pasien adalah buang air besar sebanyak 20 kali dalam waktu sehari yang terjadi setelah mengalami panas selama 3 hari. Keadaan tinja bayi dinyatakan cair dan kehijauan. Apabila ditanyakan kebiasaan makan pasien, si ibu menyatakan anaknya lebih suka mengemil dan makan nasinya hanya sedikit. Anak D masih diberikan ASI disamping susu formula dan makanan padat yang lain. Ibu tersebut selanjutnya menceritakan bahawa kejadian diare tersebut terjadi sewaktu keluarga

Transcript of Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Page 1: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

LAPORAN KASUS DIARE DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan mengkaji dan membahas penyakit diare pada masyarakat dan kaedah

tatalaksana terhadap penyakit tersebut dengan berbasiskan pendekatan kedokteran keluarga.

Kedokteran keluarga didefinisikan sebagai penangana penyakit secara komprehensif, koordinatif,

kolaboratif, kontinu, dan mengutamakan pencegahan dengan memandang pasien sebagai bagian dari

keluarganya dalam segala aspek dan menerapkan evidence based medicine.

Identitas pasien

Kasus yang didapat adalah anak laki-laki berinisial D yang didiagnosis menderita diare. Anak berusia 1

tahun 6 bulan dan masih belum bersekolah. Keluarga beralamat di Jalan Tanjung Gedong. Anak tersebut

telah dibawa oleh ibunya untuk mendapat rawatan ke rumah sakit. Sewaktu dilakukan kunjungan

rumah, anak telah pun sembuh dari diare yang dideritanya.

Anamnesis

Oleh karena anak baru berusia 1 tahun 6 bulan, dilakukan allo-anamnesis dengan menganamnesis ibu

dari pasien, Ibu J. Keluhan utama pasien adalah buang air besar sebanyak 20 kali dalam waktu sehari

yang terjadi setelah mengalami panas selama 3 hari. Keadaan tinja bayi dinyatakan cair dan kehijauan.

Apabila ditanyakan kebiasaan makan pasien, si ibu menyatakan anaknya lebih suka mengemil dan

makan nasinya hanya sedikit. Anak D masih diberikan ASI disamping susu formula dan makanan padat

yang lain. Ibu tersebut selanjutnya menceritakan bahawa kejadian diare tersebut terjadi sewaktu

keluarga mereka sedang pulang kampong untuk berkumpul karena sedang belasungkawa. Sewaktu

keadaan ditersebut, ibu J menyatakan bahawa seluruh keluarga tidur disatu ruangan dan keadaan agak

ramai.

Ditanyakan riwayat penyakit dari anak D, ibu J menyatakan tidak pernah terjadi penyakit lain. Anak D

dinyatakan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Anak D tidak mengalami alergi.

Apabila ditanyakan apakah telah terjadi kasus diare lain dalam keluarga beliau, Ibu J menyatakan

bahawa tidak ada. Ditanyakan juga riwayat penyakit-penyakit lain yang pernah diderita ahli keluarganya.

Ibu J menyatakan bahawa jarang terjadi diare namun kadang-kadang terjadi batuk pilek, tidak ada

Page 2: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

penyakit kronis lain kecuali Ibu J mengaku sedang menderita hipertensi yang timbul setelah melahirkan

anaknya yang terakhir.

Pemeriksaan

Pada waktu dilakukan lawatan, ternyata pasien anak D telah sembuh sempurna dari penyakit yang

dideritanya. Dilihat keadaan umum dari pasien baik. Ibu tidak membenarkan pemeriksaan lanjut karena

pasien D sedang tidur pada waktu kunjungan. Diminta untuk melihat KMS anak D, dapat dilihat bahawa

pertumbuhan anak dalam kadar yang sepatutnya yaitu di dalam batas garis hijau.

Pada keadaan yang membenarkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien dan

pemeriksaan antropometri untuk dilihat perkembangan pasien anak. Pemeriksaan tanda vital yang

dapat dilakukan termasuk pemeriksaan frekuensi nadi, respiratory rate, suhu dan sebagainya.

Pemeriksaan tinggi badan dan berat badan berserta dengan ukuran lingkaran lengan atas dapat

membantu menetapkan kadar pertumbuhan dari anak tersebut. Pada pemeriksaan fisik pasien,

perhatikan apakah pasien hadir dengan tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit yang menurun, ubun-

ubun kecil mencengkung, mata cengkung dan mukosa mulut yang kering.

Pemeriksaan lain yang mungkin dapat membantu dalam membuat diagnosis adalah pemeriksaan darah

lengkap dan pemeriksaan tinja. Pemeriksaan darah lengkap dapat membantu menentukan apakah diare

yang terjadi diakibatkan infeksi atau keracunan makanan. Pemeriksaan tinja dilakukan untuk mengenal

pasti agen apa yang menyebabkan diare, apakah bakteri atau parasit.

Diagnosis

Berdasarkan riwayat yang telah didapatkan dari tindakan anamnesis, diduga terjadi diare akut karena

infeksi.

Diagnosis differensial yang dapat diambil adalah keracunan makanan, kolera, dengue atau intoleransi

laktosa.

Page 3: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Terapi

Pada kasus diare, terapi ditentukan dengan melihat keadaan dari dehidrasi pasien. Terapi dapat

dibagikan kepada Terapi A untuk pasien diare tanpa dehidrasi, Terapi B untuk pasien dengan dehidrasi

ringan hingga sedang, dan Terapi C untuk pasien dengan dehidrasi berat.

Terapi A adalah dengan pemberian cairan sesuai usia pasien sehingga diare terhenti yaitu;

o Anak < 1 tahun : 50 – 100 ml

o Anak 1 – 4 tahun : 100 – 200 ml

o Anak 5 tahun : 200 – 300 ml

o Dewasa : 300 – 400 ml

Terapi B adalah dengan pemberian oralit sebanyak 75 ml/ kg BB dalam 3 jam, diberikan secara perlahan-

lahan dan tidak melalui botol. Jika pasien muntah akibat pemberian oralit yang terlalu cepat, maka

ditunggu 5 – 10 menit dan disambung lagi pemberian oralit dengan kecepatan yang lebih perlahan (satu

sendok dalam waktu 2 – 3 menit).

Terapi C untuk pasien dengan dehidrasi berat adalah dengan memberikan infuse ringer laktat 100ml

dengan kaedah;

Umur 30ml/kg pertama 70 ml/kg seterusnya

Bayi (<12 bulan) Dalam 1 jam Dalam 5 jam

> 12 bulan Dalam 30 menit Dalam 2,5 jam

Pasien anak D telah diberikan terapi tipe C. Tidak dianjurkan pemberian antibiotika dan anti diare.

Setelah sembuh, anak tetap dberikana makanan yang bergizi dan banyak dari biasa untuk menggalakkan

perbaikan dan penambahan kembali berat badan yang telah hilang pada waktu sedang diare.

Penatalaksanaan dari segi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif adalah seperti berikut;

Dari segi promotif dan preventif, tindakan yang dapat dilakukan adalah seperti; meningkatkan kesehatan

anak dengan memastikan anak tersebut mendapat asupan gizi yang mencukupi dan mendapat pola

istirahat dan rekreasi yang seimbang agar dapat tumbuh kembang dengan baik. Pada bagian ini, ahli

keluarga berperan dalam memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang baik. Ahli keluarga harus

Page 4: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

mengetahui apakah makanan yang bergizi dan memastikan makanan tersedia buat anak mengingat

usianya yang masih kecil dan tidak mungkin mampu menyediakan makanan sendiri. Dari segi air minum,

harus dipastikan air tersebut dimasak sebelum diminum.

Selain itu, juga penting untuk menjaga kebersihan diri. Ahli keluarga lain harus mempunyai kesadaran

tentang kebersihan diri masing-masing dan juga mampu mengajarkan anak bagaimana untuk menjaga

kebersihan diri. Dari segi lingkungan, lingkungan yang bersih dapat membantu dalam tindakan promosi

kesehatan anak. Selain itu, juga penting adanya sarana air bersih, sarana jamban, tempat pembuangan

sampah dan limbah yang benar .

Tindakan lain yang mungkin dapat dilakukan oleh ahli keluarga untuk mengelakkan anak jatuh sakit

adalah jika terjadi sakit maka diharapkan untuk tidak kontak dekat dengan anak tersebut. Ini adalah

karena anak masih kecil dan sistem pertahanan tubuh masih rendah sehingga senang tertular penyakit.

Dari segi kuratif, ahli keluarga harus mampu mengenal pasti gejala-gejala terjadinya penyakit. Jika

timbulnya gejala penyakit, maka ahli keluarga harus mampu mencarikan pelayanan kesehatan yang

tepat seperti membawa anak ke puskesmas atau ke rumah sakit. Jika tidak mampu atau tidak dapat ke

rumah sakit atau puskesmas, ahli keluarga harus mengetahui kaedah perawatan alternatif yang dapat

diambil. Sebagai contoh pada keadaan diare, jika tidak tersedia oralit, maka ahli keluarga harus

mengetahui cairan rumah tangga lain yang diberikan pada anak seperti larutan garam gula, air tajin dan

kuah sayur. Anak harusnya tidak dipuasakan dan masih diberi makanan seperti sewaktu sebelum sakit

dan jika boleh ditambahkan sedikit. Pada anak kecil, ibu digalakkan untuk meneruskan pemberian ASI

sepanjang waktu anak sakit.

Dari segi rehabilitatif, keluarga dinasihatkan agar memastikan anak yang sakit mendapat istirahat yang

cukup. Usahakan untuk memberi ruangan yang aman dan nyaman untuknya beristirahat.

Prognosis

Prognosis dari pasien D adalah ad bonam karena penyakitnya telah sembuh dengan sempurna saat

kunjungan ke rumah. Kesehatan dari pasien harus dikekalkan dan ditingkatkan lagi agar tidak terjadi

penyakit lain pada masa akan datang. Ahli keluarga pasien memainkan peranan penting dalam

memberikan lingkungan biopsikososial yang baik pada anak agar anak D dapat tumbuh dan kembang

dengan baik.

Page 5: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Keluarga

Keadaan biologis keluarga

Sewaktu melakukan kunjungan rumah, dilihat juga keadaan dari ahli keluarga pasien. Pada waktu

kunjungan hanya ibu J yang ada dirumah. Ahli keluarga yang lain sudah keluar pergi bekerja dan juga ke

sekolah. Maka keadaan ahli keluarga lain ditanyakan pada ibu J. Dapat diketahui bahawa sekarang

keadaan semua ahli keluarga sehat-sehat sahaja dan tidak ada keluhan.

Keadaan kebersihan persendirian ibu J dan anak D dilihat berada dalam keadaan baik. Ahli keluarga lain

tidak dapat dinilai karena tidak ada dirumah.

Ditanyakan apakah ada ahli keluarga menderita penyakit lain. Ibu J menyatakan bahawa ahli keluarga

sering batuk pilek tetapi pada waktu tersebut tidak ada yang lagi sakit. Ibu J sendiri mengeluh sedang

menderita hipertensi yang terjadi setelah melahirkan anaknya yang terakhir tetapi sedang mengambil

obat yang telah didapatkan dari rumah sakit. Tidak terdapat sebarang keluhan kecacatan.

Pola makan ahli keluarga semua baik dengan makan tiga kali sehari. Pola istirahat keluarga berada pada

tahap sedang karena dilihat suami dan anaknya yang lain sibuk dengan kerja masing-masing sehingga

tidak sempat beristirahat di rumah. Ibu J menyatakan suaminya agak sibuk.

Jumlah ahli dari keluarga yang dilawat adalah enam orang.

Keadaan Psikologis keluarga

Ditanyakan kebiasaan dari ahli keluarga, ibu J memberitahu bahawa suaminya suka merokok. Pengambil

keputusan dalam keluarga mereka adalah ketua keluarga yaitu suaminya, Bapak H. Ahli keluarga tidak

ada yang mengalami ketergantungan obat. Ditanyakan dari mana ahli keluarga sering mendapatkan

obat, ibu J menyatakan mereka sering ke rumah sakit atau ke puskesmas. Ditanyakan apakah ahli

keluarga sering keluar atau melakukan aktiviti bersama-sama, ibu J menyatakan tidak selalu karena

suaminya agak sibuk dan anaknya lagi bersekolah. Maka dinyatakan bahawa pola istirahat keluarga di

tahap sedang.

Page 6: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Dari segi spiritual keluarga, semua ahli keluarga beragama islam dengan ketaatan ibadah yang cukup.

Apabila ditanyakan keyakinannya denagn keadaan kesehatan keluarga, ibu J menyatakan bahawa

kesehatan baik-baik sahaja dan jika sakit, dicari perawatan di puskesmas atau rumah sakit agar sembuh.

Keadaan sosiologis keluarga

Tingkat pendidikan ahli keluarga berada pada tahap sedang. Bapak H menamatkan SMA sedangkan ibu J

tamat SMP. Anaknya yang lain masing-masing masih bersekolah ke SMA dan SMP. Anak D belum mulai

bersekolah. Ibu J menyatakan hubungan dengan ahli keluarga lain baik-baik sahaja. Malah, kebanyakan

dari tetangganya adalah keponakannya sendiri. Adik ibu J juga tinggal di lantai atas rumah yang mereka

duduki. Hubungan dengan orang lain dinilai baik karena ibu J dilihat menegur ibu kader dengan ramah

dan memberi kerjasama yang cukup terhadap survei yang dijalankan. Hanya bapak H yang sedang

bekerja dan dilihat dari keadaan rumah, maka dinilai keadaan ekonomi keluarga berada dalam tingkat

sedang. Ibu J menyatakan bahawa rumah yang diduduki sekarang adalah rumah sendiri. Rumah sebelah

juga merupakan rumah milik mereka yang sedang ingin dikontrakkan tapi belum ada penduduknya.

Keadaan Kebudayaan Keluarga

Ibu J menyatakan bahawa mereka sekeluarga tidak mengamalkan apa-apa adat.

Keadaan Rumah/Lingkungan Keluarga

Keluarga tinggal dibangunan permanen. Lantai rumah dari semen dengan keluasaan rumah kurang lebih

4 x 2 m2. Penerangan dari rumah agak kurang karena harus dengan pencahayaan lampu dan kurang

tingkap untuk membenarkan cahaya alami masuk. Kebersihan dalam rumah dinilai sedang karena

didapati ahli keluarga menyimpan motor di dalam rumah, namun kebersihan dalam kamar tidur dilihat

terjaga. Ventilasi rumah agak kurang karena tidak tedapat tingkap untuk membenarkan udara keluar

masuk. Namun begitu, di kamar tidur keluarga telah memasang eksos.

Dapur rumah terletak di belakang tetapi masih didalam rumah. Pencahayaan di kawasan dapur agak

kurang. Ibu J menyatakan dapur dikongsi dengan adiknya yang tinggal di lantai atas. Dapur terletak

Page 7: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

bersebelahan dengan jamban dan kamar mandi keluarga. Kamar mandi dan jamban ini juga dikongsi

bersama dengan adiknya di lantai atas. Kamar mandi juga berfungsi sebagai tempat basuh pakaian.

Rumah mendapat bekalan air dari air tanah dengan menggunakan pam. Air tersebut dikatakan dipakai

untuk memasak dan mencuci. Walaupun begitu, sumber air minum adalah dari air gallon.

Perkarangan rumah agak sempit dan tidak bertanah. Dilihat keluarga telah meletak beberapa tanaman

pot di pekarangan rumah. Semua tanaman pot adalah tanaman hiasan. Sampah rumah tangga di buang

di pagar dan diambil oleh yang berkaitan sebanyak dua kali sehari. Dari pemerhatian, sanitasi

lingkungan rumah baik.

Kesimpulan dan saran

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kunjungan yang telah dilakukan pada keluarga pasien adalah, pasien

telah sembuh dengan sempurna dari penyakit yang dideritanya. Keadaan dari keluarga pasien dilihat

baik dengan hubungan diantara ahli keluarga yang rapat. Keadaan rumah keluarga memerlukan

beberapa perbaikan dari segi pencahayaan, ventilasi dan sumber air yang lebih terjamin.

Prognosis dari pasien ad bonam karena telah sembuh dari penyakitnya.

Prognosis dari keluarga dubia karena terdapat beberapa faktor yang dapat menyumbang kepada

timbulnya penyakit. Seperti yang dinyatakan, ahli keluarga sering mengalami batuk pilek, ini mungkin

karena kurang baiknya ventilasi dir rumah pasien dan keadaan hidup yang agak padat.

Saran

Keluarga disarankan untuk memperbaiki kebersihan rumah. Beberapa langkah yang dapat diambil

adalah menyediakan tempat membuang sampah yang lebih baik dan usahakan untuk tidak menyimpan

motor di dalam rumah. Ventilasi ruangan harus diperbaiki dan juga pencahayaan. Selain itu, digalakkan

ahli keluarga menambah pola berekreasi bersama untuk meningkatkan hubungan diantara ahli keluarga.

Page 8: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Dari segi pola makan dan kebersihan persendirian keluarga dilihat sudah bagus dan diharapkan dapat

diteruskan dan kalau boleh dipertingkatkan.

Dinasihatkan agar kepala keluarga mengurangkan atau jika mampu, agar menghentikan kebiasaan

merokok karena dapat menyumbang dari terjadinya penyakit. Oleh karena ruang rumah yang sempit

dan ventilasi ruangan yang kurang, bapa keluarga juga dinasihatkan jika ingin merokok agar merokok

dikawasan luar rumah.

Saranan secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif telah dicantumkan dalam kaedah

penatalaksanaan.

Page 9: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Diare

Diare didefinisikan sebagai penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang

melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya. Diare dapat

dibagikan kepada a) diare akut jika kejadian < 2 minggu, b) diare persisten jika kejadian 2 – 4 minggu dan

c) diare kronik jika kejadian > 4 minggu.

Pemeriksaan fisik pada diare adalah pemeriksaan keadaan umum dan melihat tanda-tanda vital. Tanda-

tanda vital terutama suhu dan tekanan darah dapat membantu dalam melihat keadaan dehidrasi dari

pasien. Pasien diperiksa untuk melihat ada atau tidak tanda-tanda dehidrasi. Abdomen diperiksa untuk

melihat apakah terdapat distensi dan pelunakan. Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah

pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan sampel tinja. Pemeriksaan darah lengkap dapat

membantu dalam membedakan kasus infeksi atau intoksikasi. Pemeriksaan tinja dibuat untuk melihat

kehadiran darah, sel darah putih, parasit atau bakteri dalam sampel tinja. Pemeriksaan sampel tinja

dapat membantu membuat diagnosis spesifik agen penyebab diare. Dengan adanya diagnosis spesifik,

dapat direncanakan terapi yang lebih tepat.

Gejala diare adalah seperti;

Buang air besar >3 kali dengan konsistensi yang cair atau melembek

Nyeri abdomen

Demam

Dehidrasi, yang ditandai dengan;

Rasa haus, mulut dan bibir kering

Munurunnya turgor kulit

Menurunnya berat badan, hipotensi dan lemah otot

Sesak napas dan gelisah

Mata cekung dan tidak ada air mata

Oliguria sehingga anuria

Kesadaran menurun dan mengantuk.

Dapat juga disertai gejala lain seperti, tinja disertai darah.

Diare dapat disebabkan dari terjadinya infeksi traktus digestivus oleh agen-agen infeksius atau dapat

disebabkan oleh penyebab lain seperti obat-obatan tertentu, intoleransi terhadap laktosa atau makanan

tertentu dan dapat juga oleh karena konsumsi toksin dan lain-lain.

Page 10: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Agen infeksius yang dapat menyebabkan diare dapat dibagi kepada bakteri, virus atau parasit. Contoh

agen diare adalah seperti;

i. Bakteri: Vibrio cholera, Shigella, Salmonella, E coli (ETEC), Bacillus cereus, Clostridum

perfringens, Staphylococcus aureus, Campylobacter jejuni.

ii. Virus: misalnya Rotavirus, Adenovirus, Norwalk + Norwalk-like agent

iii. Parasit: Protozoa seperti Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Balantidium coli. Cacing

perut seperti Ascaris, Trichuris, Strongyloides. Jamur seperti candida.

Diare dapat menular melalui beberapa kaedah. Kaedah penularan yang paling sering adalah secara fecal-

oral. Kaedah penularan dapat langsung dari tangan penderita yang tidak dicuci bersih atau dengan

penyebaran agen oleh vektor. Vektor yang dimaksudkan disini adalah seperti lalat dan kecoa serta tikus.

Maka dari sini, kita dapat melihat kepentingan mengamalkan kebersihan diri dan lingkungan yang baik.

Agen diare juga dapat menyebar melalui sumber air yang kotor dan tercemar dengan tinja. Sehingga

untuk mengelakkan ini terjadi, disarankan bahawa sumur diletakkan sejauh 10 km dari tempat

pembuangan tinja atau air limbah.

Dari segi host sendiri, keadaan kesehatan yang rendah seperti keadaan immune-compromised atau

status gizi yang rendah akan menyebabkannya lebih rentan terkena diare. Usia yang lebih muda dan

lanjut lebih mudah terjadi penularan karena sistem imun yang belum matang atau sistem imun yang

sudah mulai menurun.

Faktor lain yang penting diperkirakan dalam kejadian diare adalah seperti, ketersediaan air bersih,

adanya tempat pembuangan sampah yang baik, adanya tempat pembuangan limbah yang baik, adanya

sarana jamban yang baik dan kebersihan diri dan lingkungan secara menyeluruh.

Kaedah terapi dari diare tergantung kepada derajat dehidrasi. Terapi dibagi kepada 3 yaitu terapi A, B

dan C.

Terapi A adalah untuk diare tanpa dehidrasi. Terapi adalah dengan pemberian cairan sesuai usia pasien

sehingga diare terhenti yaitu;

o Anak < 1 tahun : 50 – 100 ml

o Anak 1 – 4 tahun : 100 – 200 ml

o Anak 5 tahun : 200 – 300 ml

Page 11: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

o Dewasa : 300 – 400 ml

Terapi B diberikan kepada pasien diare dengan dehidrasi ringan hingga sedang. Terapi adalah dengan

pemberian oralit sebanyak 75 ml/ kg BB dalam 3 jam, diberikan secara perlahan-lahan dan tidak melalui

botol. Jika pasien muntah akibat pemberian oralit yang terlalu cepat, maka ditunggu 5 – 10 menit dan

disambung lagi pemberian oralit dengan kecepatan yang lebih perlahan (satu sendok dalam waktu 2 – 3

menit).

Terapi C adalah terapi untuk pasien dengan dehidrasi berat yaitu dengan memberikan infuse ringer

laktat 100ml dengan kaedah;

Umur 30ml/kg pertama 70 ml/kg seterusnya

Bayi (<12 bulan) Dalam 1 jam Dalam 5 jam

> 12 bulan Dalam 30 menit Dalam 2,5 jam

Prinsip dari tatalaksana diare adalah seperti berikut;

Mencegah terjadinya dehidrasi sedini mungkin

Mengobati dehidrasi dengan tepat dan cepat

Tetap memberi makanan pada anak diare

Tidak diberikan antidiare atau antibiotik kecuali pada kasus kolera. Makanan anak jangan dibatas. Anak

jangan dipuasakan sepanjang terjadi diare tetapi diberi makanan lebih dari biasa. Setelah tamat diare,

tetap diberikan makanan lebih untuk meningkatkan kembali berat badan yang telah hilang sepanjang

diare.

Lampiran 1

Page 12: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Gambar 1: Kamar mandi, WC dan tempat mencuci pakaian

Gambar 2: Dapur keluarga

Gambar 3: Pam air tanah sumber air keluarga

Page 13: Laporan Kasus Diare Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga