LAPORAN KASUS
-
Upload
betty-oktaviany -
Category
Documents
-
view
26 -
download
1
description
Transcript of LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : An. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 18 Bulan
Anak ke : Lima
Pekerjaan : -
Pendidikan : -
Agama : Islam
Alamat : Tiparcakung
No. CM : -
Tanggal Berobat : 06 Desember 2013
B. Anamnesa
Dilakukan secara allo-anamnesa ( Ibu Pasien ) pada tanggal 06 Desember
2013 pukul 11.30 WIB
1. Keluhan Utama : Demam
2. Keluhan Tambahan : Batuk, pilek, perut kembung, BAB seperti bubur
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang bersama dengan kedua orangtuanya datang dengan keluhan
demam sejak 3 hari yang lalu. Demam tinggi dirasakan terus menerus. Keluhan
disertai BAB seperti bubur sejak 2 hari sebelum ke puskesmas. BAB seperti bubur
dan terdapat ampas sebanyak 3 kali sehari semalam, tanpa darah ataupun lendir,
tidak berbau busuk tetapi berbau asam. Berat badan pasien tidak berkurang. Keluhan
1
lainnya yang dirasakan nafsu makan menurun, batuk, pilek, bintik merah yang
menyebar pada seluruh tubuh dan perut kembung. Mual dan muntah tidak ada.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak ada mengalami atau menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
- Riwayat hipertensi tidak ada
- Riwayat diabetes mellitus tidak ada
- Riwayat asma tidak ada
- Riwayat alergi obat dan makanan tidak ada
- Riwayat penyakit jantung tidak ada
- Riwayat penyakit kuning tidak ada
- Riwayat TBC paru tidak ada
6. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien adalah seorang balita berumur 18 bulan, tinggal bersama kedua orang
tuanya. Status ekonomi mereka adalah menengah ke bawah. Kebutuhan pasien
dan keluarga pas - pasan dari pendapatan ayahnya yang bekerja sebagai satpam,
sebesar Rp 1.500.000,-/bulan.
7. Riwayat Kebiasaan:
Ibu pasien selalu memberikan makanan menu untuk satu hari tidak sesuai
dengan 4 sehat 5 sempurna.
2
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 9 Desember 2013
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital Sign
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tekanan darah : -
- Nadi : 100 x/menit
- Respirasi : 48 x/menit
- Suhu : 37,80C
3. Status Gizi
- Berat badan : 7,8 kg
- Tinggi badan : 80 cm
- Mengunakan Z-score indeks yang dipakai : BB/PB
≥-3 SD sampai <-2 SD atau 80 % Kesan : Gizi Kurang, Tampak Kurus
Gambar 1. Tinggi Badan Menurut Umur
Kesan : Tinggi Badan Sesuai
3
Gambar 2. Berat Badan Menurut Umur Kesan : Berat Badan Kurang (Gizi Kurang)
Gambar 3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan
Kesan : Kurus
4
Gambar 5. Status Gizi secara Klinis dan Antropometri
Kesan Berat Badan Kurang (Gizi Kurang, Tampak Kurus)
Kebutuhan Energi dan zat Gizi
~ Kebutuhan energi / kalori :
BBI = ( umur / bulan : 2 ) + 4 = 18 : 2 + 4 = 13 kg
Kebutuhan Kalori = 13 x 100 = 1300
~ Kebutuhan Zat Gizi
Protein : (15% x Total Energi Harian) : 4 = (15% x 1.250 kkal) : 4 gram =
46,87 gram.
Lemak : (20% x Total Enegi Harian) : 9 = (20% x 1250 kkal) : 9 gram =
27,7 gram.
5
Karbohidrat : (65% x Total Eenergi Harian) : 4 gram = (65 % x 1250 kkal) :
4 gram = 203 gram
Food recall An. F dalam 3 hari
a) Tanggal 6 Desember 2013
i. Pagi hari : Bubur ayam, susu formula
ii. Siang hari : Nasi, sop, pisang, air putih
iii. Malam hari : Nasi, sop, susu formula
b) Tanggal 7 Desember 2013
i. Pagi hari : Nasi tim, susu formula
ii. Siang hari : Nasi, sayur bayam, biskuit bayi, air putih
iii. Malam hari : Nasi, ati ayam, telur dadar, susu formula
c) Tanggal 8 Desember 2013
i. Pagi hari : Nasi tim, susu formula
ii. Siang hari : Nasi, orek tempe, telur dadar
iii. Malam hari : Nasi tim, susu formula
Tabel 1. Food Recall An. Faza dalam 3 Hari dan penilaian gizi
a) Tanggal 6 Desember 2013
i. Pagi hari : 380 kkalJumlah gr/kkal Protein Karbohidrat Lemak
Bubur ayam 100 gr = 175 2,6 gr 27,9 gr 0,82 grTelur puyuh( 6 butir )
60 gr = 95 10 gr - 6 gr
Susu formula 200 gr = 110 7 gr 9 gr 7 gr
ii. Siang hari : 303 kkalJumlah gr/kkal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 4 gr 40 gr -Sop 100 gr = 88 3,5 gr 6,5 gr 0,5 grPisang ambon( 1 bh sedang )
50 gr = 40 - 10 gr -
Air Putih - - - -
6
iii. Malam hari : 373 kkalJumlah gr/kkal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 4 gr 40 gr -Sop 100 gr = 88 3,5 gr 6,5 gr 0,5 gr
Susu formula 200 gr = 110 7 gr 9 gr 7 gr
Air Putih - - - -
Total kalori : 1056 kkal
b) Tanggal 7 Desember 2013
i. Pagi hari : 325 kkal
Jumlah gr/kkal Protein Karbohidrat LemakNasi Tim 200 gr = 175 4 gr 40 gr -Susu formula 200 gr = 110 7 gr 9 gr 7 gr
Pepaya
(1 bh sedang)
100 gr = 40 10
ii. Siang hari : 312,5 kkal
Jumlah gr/kkal Protein Karbohidrat LemakNasi 100 gr = 175 4 gr 40 gr -
Sayur bayam 100 gr = 50 3 gr 10 gr 0,5 grBiskuit bayi(2 bh) 25 gr = 87,5 2 gr 20 gr -Air putih - - - -
iii. Malam hari : 382 kkal
Jumlah gr/kkal Protein Karbohidrat LemakNasi 100 gr = 175 4 gr 40 gr -
Ati ayam 50 gr = 112 18,3 gr 60 gr 20,2 grTelur ayam negri ( rebus 1 btr )
60 gr = 95 10 gr - 6 gr
Total kalori : 1019,5 kkal
7
c) Tanggal 8 Desember 2013
i. Pagi hari : 325 kalori
Jumlah gr/kal Protein Karbohidrat LemakNasi Tim 200 gr = 175 4 gr 40 gr -
Susu formula
200 gr = 110 7 gr 9 gr 7 gr
Melon 150 gr = 40 10 gr
ii. Siang hari : 458 kkal
Jumlah gr/kkal Protein Karbohidrat LemakNasi 100 gr = 175 4 gr 40 gr -
Orek tempe 75 gr = 188 11,7 gr - -Telur ayam negri ( rebus 1 btr )
60 gr = 95 10 gr - 6 gr
Air putih - - - -
iii. Malam hari : 285 kkal
Jumlah gr/kal Protein Karbohidrat LemakNasi Tim 200 gr = 175 4 gr 40 gr -
Susu formula
200 gr = 110 7 gr 9 gr 7 gr
Total kalori : 1068 kkal
Kesan : Menu makanan kurang memenuhi kebutuhan gizi dan tidak sesuai dengan
kebutuhan kkal per hari.
8
Tabel 2. Status Imunisasi
No Imunisasi Waktu
1 Hepatitis B 0, 1, dan 6 bulan
2 Polio 0, 2, 4, 6 bulan
3 BCG 2 bulan
4 DPT 2, 4, 6 bulan
5 Hib 2,4, 6, 12 bulan
Kesan : Belum Imunisasi Campak
4. Tabel 3. Status Perkembangan
Usia Motorik kasar Motorik halus Komunikasi/Bicara Sosial
4 bulan Tengkurap/ terlentang sendiri
Memegang mainan Tertawa/berteriak Memandangi tangan sendiri
9 bulan Merangkak, duduk tanpa berpegangan
Meraih, menggapai, dan mengambil mainan
Menoleh ke arah datangnya suara, berkata tanpa arti
Memasukan biskuit ke mulut
12 bulan Berdiri sendiri tanpa dibantu, dan berjalan
Dapat menyusun balok dan mainan
Berkata tanpa arti Bermain dengan orang lain
15 bulan Berdiri lancar dan mulai lari kecil – kecil
Menyusun menara 3-4 kubus
Berkata 2-3kata Bermain mobil-mobilan dan mulai membuka kancing baju
18 bulan Menendang bola ke depan
Menara dari 4 kubus
Bicara dengan di mengerti
Menyuapi boneka dan membuka pakaian
Kesan tidak terdapat penyimpangan dalam perkembangan
9
5. Tabel 4. Status Kehamilan dan Kelahiran
Kehamilan
Morbiditas kehamilan Ibu pasien ketika hamil tidak mengalami sakit yang berat
Perawatan antenatal Ibu pasien rajin kontrol ke bidan (lupa berapa kalinya selama kehamilan)
Kelahiran
Tempat kelahiran Tempat praktek bidan
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan
Masa gestasi Cukup bulan
Keadaan bayi Berat lahir : 3000 gram Panjang lahir : 48 cm Lingkar kepala : - Langsung menangis Apgar Score 6/8 Kelianan (-)
Kesan tidak terdapat masalah dalam kehamilan dan kelahiran
6. Status Generalis
- Kepala : Normocephal
- Rambut : Warna hitam, tipis,tidak mudah dicabut
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat,
isokor
- Hidung : Septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
- Telinga : Terdapat sedikit serumen pada auris dextra dan sinistra
- Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1
- Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
- Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang Paru
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
11
- Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan
gallop
- Abdomen
Inspeksi : Simetris, datar, kelainan kulit (-)
Auskultasi : Bising usus ( + ) normal, bising aorta abdominalis terdengar
Palpasi : Nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), hepatomegali (-),
spleenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
- Genitalia : Tidak diperiksa
- Ekstremitas : Akral hangat, edema (- ), sianosis (-), turgor baik
D. Pemeriksaan Penunjang
-
12
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. A ( Ayah pasien )
Usia : 40 tahun.
b. Identitas Ibu kandung
Nama : Ny. S ( Ibu pasien )
Usia : 38 tahun.
c. Struktur Komposisi Keluarga : Keluarga inti
Bentuk keluarga ini merupakan nuclear family dengan Tn. A sebagai kepala
keluarga. Tn. A memiliki satu orang istri Ny. S. Tn. A dan Ny. S memiliki 5
orang anak.
Fungsi adaptasi (adaptation) kurang baik, yaitu kedua orang tuanya masih
belum mengerti dan paham tentang pola makan, serta pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Fungsi kemitraan (partnership) baik dimana setiap anggota keluarga selalu
saling berkomunikasi aktif untuk mengambil suatu keputusan dan atau
menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh pasien dengan anggota keluarga
yang lain.
Fungsi pertumbuhan (growth) keluarga terbilang baik dimana tidak ada
tekanan untuk menyuarakan pendapat.
Fungsi kasih sayang (affection) keluarga ini cukup harmonis di mana
hubungan suami dengan istri dan hubungan orang tua dengan anak-anaknya
terjalin baik, serta selalu ada waktu berkumpul walau sekeder menonton TV
bersama.
Fungsi kebersamaan (resolve) terbilang cukup baik dimana terdapat
kebersamaan dalam membagi waktu untuk bertukar pikiran sehingga membuat
hubungan dalam keluarga ini begitu harmonis. Pemahaman keluarga sebagai
wahana persemaian nilai – nilai agama dan nilai – nilai luhur budaya bangsa
tercermin dalam kehidupan sehari – hari setiap anggota keluarga memeluk satu 13
agama yang sama yaitu agama Islam dan termasuk taat dalam menjalankan
ibadah. Budaya dalam keluarga sangat kental dengan adat Betawi yang
merupakan suku asal dari pihak ayah maupun ibu pasien. Bahasa yang digunakan
oleh keluarga ini dalam keseharian menggunakan bahasa Indonesia.
Tabel 5. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No NamaKedudukan
dalam Keluarga
Jenis Kel
Umur Pendi-dikan
PekerjaanKeterangan Tambahan
1. Tn. A Kepala Keluarga
L 40 th SMP Satpam Tinggal di Tiparcakung
2. Ny. S Istri P 38 th SMA Ibu Rumah Tangga
Tinggal di Tiparcakung
3. Nn. Y Anak ke 3 P 14 th SD Pelajar Tinggal bersama Orangtua
4. Nn. I Anak ke 4 P 11 th SD Pelajar Tinggal bersama Orangtua
5. An. F Anak ke 5 P 18 bln - - Tinggal bersama Orangtua
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 6. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : milik saudaraDaerah perumahan : padat bersihKarakteristik rumah dan lingkungan KesimpulanLuas rumah : 3x4m Total penghuni di rumah tersebut
sebanyak 5 orang. Ventilasi udara belum dioptimalkan dengan baik, penerangan kurang, terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan tempat tinggal pasien padat penduduk.Kesan :Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik.
Jumlah penghuni dalam satu rumah :5 orangBertingkat/ tidak bertingkat: Tidak bertingkatLantai rumah dari : keramikDinding rumah dari : TembokJamban keluarga: adaPenerangan listrik : 40 wattKetersediaan air bersih: adaTempat pembuangan sampah: ada
14
b. Kepemilikan barang-barang berharga : ( Kendaraan, elektronik, alat-alat
rumah tangga )
1) Satu buah motor
2) Satu buah TV 28”
3) Satu buah handphone.
4) Satu buah kipas angin.
5) Satu buah kompor gas.
6) Satu buah magic com
7) Beberapa buah piring kaca dan gelas serta peralatan memasak dan
makan lainnya.
c. Denah Rumah
DEPAN
Gambar 7. Denah Rumah
15
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat
Jika ada salah satu anggota keluargaTn. A yang sakit, maka Tn. A
membawa berobat ke Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Karena jaminan
pembayaran kesehatan gratis dengan KMS untuk anaknya dan KJS untuk
anggota keluarga lainnya, serta tempatnya terjangkau dari rumah, sehingga
dapat ditempuh dengan angkutan umum atau kendaraan pribadi.
b. Balita : KMS (+)
An. F memiliki KMS, dan setiap bulan selalu datang ke posyandu
untuk penimbangan berat badan dan imunisasi.
c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : KJS (+)
Keluarga Tn. A tergolong keluarga dengan status ekonomi rendah,
mereka mempunyai kartu KJS yang dipakai setiap kali berobat.
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan
Keluarga menggunakan kendaraan umum ke puskesmas
Letak Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang berlokasi tidak begitu jauh dengan tempat tinggal pasien, sehingga pasien ke Puskesmas dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.Menurutnya tarif berobat di puskesmas murah, yaitu hanya mencakup Rp. 2000 untuk biaya transport sedangkan biaya pengobatannya gratis dan kualitas pelayanannya pun dinilai memuaskan.
Tarif pelayanan kesehatan
Menurut keluarga biaya pelayanan kesehatan cukup murah
Kualitas pelayanan kesehatan
Menurut keluarga kualitas pelayanan kesehatan yang didapat cukup memuaskan
16
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Keluarga Tn. A makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari.
Biasanya mereka makan pada pagi, siang dan malam hari. Makanan yang
dimakan oleh keluarga Tn. A dimasak sendiri oleh Ny. S. Biasanya menu
yang sering dimasak adalah tahu, tempe, ikan dan kadang sesekali dengan
ayam atau daging, jarang makan sayur-sayuran dan buah-buahan. Terkadang
mereka juga membeli makanan yang ada di sekitar rumahnya bila Ny. S tidak
memasak. Mereka tidak rutin melakukan kegiatan makan bersama, terutama
makan siang. Karena Tn. A sedang bekerja. Keluarga Tn. A biasa makan di
sembarang ruangan karena mereka tidak memiliki ruang makan khusus.
Mereka jarang memakai sabun untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, hanya mencuci tangan dengan air tanpa sabun serta tidak merapikan
dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan. Piring dan
gelas kotor setelah makan tidak langsung dicuci tetapi ditumpuk di dapur.
b. Penerapan Pola Gizi Seimbang
Keluarga Tn. A belum dapat memenuhi pola gizi seimbang. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan keterbatasan
ekonomi keluarga Tn. A. Adapun menu makanan sehari-hari yang sering
dimasak oleh Ny. S antara lain nasi, tahu, tempe, telur,dan ikan. Sedangkan
menu lainnya seperti daging, sayur-sayuran dan buah-buahan jarang sekali
dikonsumsi. Komposisi makanan An. F pun sama dengan menu anggota
keluarga lainnya.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Orang tua dari An.F menginginkan agar anaknya sembuh dari
penyakit ini dan berat badan anaknya bisa meningkat sesuai dengan berat
badan normal menurut usianya dan tidak sering menderita batuk, pilek dan
diare. Adapun faktor yang mendukung terselesainya masalah antara lain :
- Ny. S tidak bosan untuk memberi makan anaknya walaupun anaknya
tidak mau makan.
17
- Ny. S tidak bosan memberikan obat untuk anaknya meski anaknya susah
minum obat.
- Orang tua An. F selalu berdoa agar anaknya diberi kesehatan dan
terhindar dari berbagai penyakit.
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Adapun faktor-faktor yang menghambat dalam kesembuhan An. F
antara lain:
- Perekonomian keluarga yang rendah sehingga tidak bisa untuk membeli
makanan yang sesuai dengan gizi seimbang.
- Ny. S memasak makanan dengan menu yang tidak bervariasi setiap
harinya sehingga anaknya bosan.
- Keadaan lingkungan rumah yang padat dan kumuh sehingga mudah
tertular penyakit.
- Kurangnya pengetahuan tentang keseimbangan gizi.
- Pendapatan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga : Keluarga inti
Bentuk keluarga ini merupakan nuclear family dengan Tn. A sebagai kepala
keluarga. Tn. A memiliki satu orang istri Ny. S. Tn. A dan Ny. S memiliki 5
orang anak.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Tahapan siklus keluarga Tn. A dan Ny.S termasuk ke dalam tahap keluarga
dengan anak usia balita dimana Tn. A adalah sebagai kepala keluarga yang
menikah dengan Ny. S, mereka mempunyai lima orang anak.
18
Gambar 8. Genogram Keluarga Tn. A
C. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal ( alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran )
Jarak yang dekat serta biaya yang gratis dengan adanya jaminan kesehatan
yang di buat oleh pemerintah menjadi salah satu faktor pendukung
kedatangan pasien ke Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Ibu datang ke
Puskesmas karena khawatir dengan penyakit anaknya dan mempunyai
harapan mendapatkan kesembuhan bagi anaknya. Serta ingin mengetahui
apakah anaknya mengalami kelainan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
19
2. Aspek Klinik ( diagnosis kerja dan diagnosis banding )
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Diagnosis Kerja : Campak dengan Gizi Kurang
b. Diagnosis Banding :
1. Roseola infantum. Pada Roseola infantum, ruam muncul saat demam
telah menghilang.
2. Rubella. Ruam berwarna merah muda dan timbul lebih cepat dari
campak. Gejala yang timbul tidak seberat campak.
3. Alergi obat. Didapatkan riwayat penggunaan obat tidak lama sebelum
ruam muncul dan biasanya tidak disertai gejala prodromal.
4. Demam skarlatina. Ruam bersifat papular, difus terutama di abdomen.
Tanda patognomonik berupa lidah berwarna merah stroberi serta
tonsilitis eksudativa atau membranosa (Alan R. Tumbelaka, 2002).
c. Dasar diagnosis :
Anamnesis : Demam terus – menerus sejak 2 hari yang lalu, batuk, pilek,
perut kembung, BAB seperti bubur
a) Pemeriksaan fisik :
a. Penilaian Z-Score yaitu : BB/PB: ≥-3 SD sampai <-2 SD atau 80
% Gizi Kurang
b) Pemeriksaan penunjang :
3. Aspek Risiko Internal ( faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien )
Pasien mendapatkan ASI sampai dengan usia 8 bulan. Pasien
seringkali susah makan walaupun ibu pasien sudah memasakkan dan
berusaha menyuapi pasien.
4. Aspek Psikososial Keluarga ( faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan )
20
Terdapat faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat
perbaikan gizi pada pasien ini. Faktor yang merupakan penghambat perbaikan
gizi pasien yaitu keadaan sosial ekonomi keluarga pasien yang tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pasien dan juga masalah pengetahuan
keluarga pasien yang tidak mengetahui tentang penerapan gizi seimbang.
Ayah pasien merupakan perokok aktif yang sering kali merokok di dalam
rumah, yang dalam sehari dapat menghabiskan satu bungkus rokok. Keadaan
rumah pasien yang tidak memenuhi syarat rumah sehat seperti kurangnya
ventilasi dan tidak adanya pencahayaan yang masuk ke dalam rumah serta
lingkungan yang kumuh dan padat.
5. Aspek Fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
baik di dalam maupun di luar rumah fisik maupun mental )
Secara aspek fungsional, pada penyakit pasien ini, pasien terbatas
dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti bermain dengan teman sebaya
di lingkungan sekitar rumah pasien. Adanya gangguan dalam pertumbuhan
pasien menyebabkan pasien tidak bisa tumbuh dan berkembang sesuai
usianya, sehingga sering mengalami sakit dan terlihat lebih pasif dibanding
teman-temannya. Terganggunya perkembangan dan keaktifan saat bermain
setiap hari yang dialami pasien termasuk dalam grade tiga.
E. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkanAspek Personal
1. Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa gizi kurang yang diderita pasien bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan, salah satunya adalah mudahnya terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun.
2. Menjelaskan dan mengedukasi kepada orang tua pasien bahwa berat badan pasien bisa meningkat dengan cara memberikan makanan yang sesuai dengan gizi seimbang, menjaga pola makan sesuai dengan
Orang tua pasien
Pada saat kunjungan ke rumah dan saat di puskesmas
1. Orang tua menjadi optimis bahwa anaknya bisa sembuh.
2. Orang tua mengerti pertumbuhan sesuai usia..
21
usianya.
Aspek Klinik
1. Menjelaskan kepada orang tua tentang masalah gizi kurang yang diderita anaknya
2. Pemberian pola makan berimbang:
i. Sarapan: makanan ringan dan mudah dicerna (bubur ayam atau roti), ditambah susu sebagai penutup.
ii. Makan siang: nasi ditambah dengan lauk berprotein serta sajikan dengan sayuran, dan diakhiri buah.
iii. Makan malam: menu boleh sama dengan makan siang, namun porsi lebih sedikit.
3. Camilan sehat seperti biskuit susu
Orang tua pasien
Pada saat kunjungan ke rumah dan Puskesmas
1. Orang tua pasien tahu makanan seperti apa yang harus diberikan kepada anaknya
2. Orang tua pasien dapat memahami dengan baik tentang penyakit yang sedang diderita pasien sehingga di kemudian hari mereka dapat lebih tanggap untuk tindakan berikutnya serta dapat mengupayakan pencegahan keadaan yang lebih parah.
3. Pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.
Aspek Psikososial Keluarga
1. Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa gizi kurang yang diderita pasien bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan, salah satunya adalah mudahnya terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun.
2. Menjelaskan dan mengedukasi kepada orang tua pasien bahwa berat badan pasien bisa meningkat dengan cara memberikan makanan yang sesuai dengan gizi seimbang, menjaga pola makan sesuai dengan usianya.
Orang tua pasien
Pada saat kunjungan ke rumah dan di puskesmas
1. Orang tua pasien dapat memperbaiki gizi anaknya tersebut sehingga berat badan tubuh pasien meningkat
2. Pasien mau untuk kontrol dan minum obat secara teratur
Aspek Risiko Internal
1. Menjelaskan kepada orang tua tentang masalah gizi kurang yang diderita anaknya
2. Pemberian pola makan berimbang:i. Sarapan: makanan ringan
dan mudah dicerna (bubur ayam atau roti), ditambah susu sebagai penutup.
ii. Makan siang: nasi ditambah dengan lauk berprotein serta sajikan dengan
Orang tua pasien
Pada saat kunjungan ke rumah dan di puskesmas
1. Orang tua pasien dapat memahami dengan baik tentang penyakit yang sedang diderita pasien dan bisa lebih siap dalam menerima apapun keadaan pasien.
2. Pasien dan keluarganya dapat berperilaku hidup sehat setiap hari
3. Orang tua pasien dapat mengubah perilaku
22
sayuran, dan diakhiri buah.iii. Makan malam: menu
boleh sama dengan makan siang, namun porsi lebih sedikit.
4. Camilan sehat seperti biskuit susu
Aspek Fungsional
1. Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa gizi kurang yang diderita pasien bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan, salah satunya adalah mudahnya terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun.
2. Menjelaskan dan mengedukasi kepada orang tua pasien bahwa berat badan pasien bisa meningkat dengan cara memberikan makanan yang sesuai dengan gizi seimbang, menjaga pola makan sesuai dengan usianya.
Orang tua pasien
Pada saat kunjungan ke rumah
Kondisi tubuh pasien menjadi lebih sehat sehingga kualitas hidupnya meningkat
23
ANALISIS KASUS
1. Aspek Personal ( alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran )
Pada aspek personal ditemukan bahwa pasien pada dasarnya mempunyai akses
yang mudah untuk sembuh, diantaranya karena pasien adalah warga jakarta dan lokasi
rumah tidak terlalu jauh dari puskesmas. Tapi karena ibu pasien cukup khawatir dengan
keadaan anaknya yang semakin lama kesehatannya semakin menurun, dalam hal ini ibu
pasien harus di berikan pengetahuan yang cukup tentang penyakit anaknya dan
mengetahui cara penanggulangan serta mendapatkan bantuan langsung dari tenaga medis
agar anaknya dapat tumbuh dengan baik.
2. Aspek Klinik ( diagnosis kerja dan diagnosis banding )
Diagnosis Kerja : Campak
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
didapatkan riwayat demam terus – menerus sejak 2 hari (+), berat badan sulit meningkat.
Maka rencana penatalaksanaan pada pasien ialah pengobatan parasetamol 120mg 3 x 1,
vitamin A 100.000 IU 1 x1, oralit 80cc tiap mencret, zink 20mg 1 x 1.
Diagnosis banding : 1. Roseola infantum
2. Rubella.
3. Alergi obat.
4. Demam skarlatina
3. Aspek Risiko Internal ( faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien )
Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan, genetik dan
faktor kebiasaanmaka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat dan
memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum
obat secara teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat
secara teratur.
24
4. Aspek Psikososial keluarga ( faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien )
Mengajarkan ibu untuk memperhatikan variasi menu makan sehari-hari sehingga
menarik minat makan pasien. Serta mengajarkan ibu untuk menjaga kebersihan makan
seperti selalu mencuci bahan makanan dan menutup makanan. Menjelaskan kepada ibu
pasien mengenai penyakit pasien. Dengan hasil yang diharapkan ibu pasien lebih
memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien.
5. Aspek Fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di
dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental )
Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan pasien
walaupun dengan sedikit kesulitan dan masih dibantu oleh orangtuanya. Sehingga perlu
memberi edukasi pada orang tua untuk memberi dukungan agar pasien tetap
bersosialisasi dengan teman sebayanya dan aktif bermain dilingkungannya.Hal ini
sangatlah penting bagi kesembuhan pasien karena dengan hubungan sosial yang baik,
maka aspek mind, body dan spirit pada pasien bisa tercipta dengan baik.
F. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
25