Laporan Isi

8
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah diberikan suatu kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari suatu penyakit infeksi akibat virus atau bakteri. Kemampuan manusia untuk mempertahankan diri ini disebut sistem imun. Untuk memperkuat sistem imun daripada manusia, saat ini telah diberlakukan berbagai macam program imunisasi. Tiap tahunya masih banyak sekali jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang semestinya dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang bersangkutan tentang program imunisasi tersebut. Di Indonesia diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti TBC, Dipteri, Pertusis (penyakit pernapasan), Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B. Kegagalan mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, akan berimbas pada Kejadian Luar Biasa PD3I. Bukti keberhasilan imunisasi ialah dibasminya penyakit cacar di Indonesia tahun 1974. Program Nasional Imunisasi Anak menargetkan peningkatan cakupan imunisasi di Indonesia menjadi 95% yang diukur melalui imunisasi DPT dan campak pada bayi dan anak. Rencananya, target ini akan dicapai dalam kurun waktu 24 bulan sepanjang periode 2007 – 2009. Di Indonesia, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah bertanggung jawab dalam mengatur program imunisasi.

description

A

Transcript of Laporan Isi

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia telah diberikan suatu kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari suatu penyakit infeksi akibat virus atau bakteri. Kemampuan manusia untuk mempertahankan diri ini disebut sistem imun. Untuk memperkuat sistem imun daripada manusia, saat ini telah diberlakukan berbagai macam program imunisasi. Tiap tahunya masih banyak sekali jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang semestinya dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang bersangkutan tentang program imunisasi tersebut.Di Indonesia diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti TBC, Dipteri, Pertusis (penyakit pernapasan), Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B. Kegagalan mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, akan berimbas pada Kejadian Luar Biasa PD3I. Bukti keberhasilan imunisasi ialah dibasminya penyakit cacar di Indonesia tahun 1974. Program Nasional Imunisasi Anak menargetkan peningkatan cakupan imunisasi di Indonesia menjadi 95% yang diukur melalui imunisasi DPT dan campak pada bayi dan anak. Rencananya, target ini akan dicapai dalam kurun waktu 24 bulan sepanjang periode 2007 2009.

Di Indonesia, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah bertanggung jawab dalam mengatur program imunisasi. Kementrian telah menetapkan suatu sasaran jumlah penerima imunisasi, kelompok umur, serta prosedur pemberian vaksin. Pelaksanaan imunisasi telah dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan baik negeri maupun swasta.Pembelajaran Field Lab merupakan salah satu cara membekali mahasiswa, agar pada saatnya nanti mahasiswa telah siap berorientasi penuh pada masyarakat. Mahasiswa memperoleh berbagai tambahan ilmu dengan observasi langsung di lapangan, bukan hanya teoritis di dalam kuliah. Dengan mengikuti pembelajaran Field Lab, mahasiswa dapat membekali diri dengan dasar teori baik untuk pembelajaran formal dalam akademis maupun keterampilan dalam pelaksanaan program imunisasi yang nantinya akan sangat berguna pada saat terjun ke lapangan ditengah-tengah masyarakat.B. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti pembelajaran Field Lab, mahasiswa diharapkan mampu melakukan imunisasi.Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah diharapkan mahasiswa :

1. Mampu menjelaskan tentang dasar-dasar imunisasi dan imunisasi dasar di Indonesia

2. Mampu melakukan menajemen program dan prosedur imunisasi dasar bayi dan balita, anak sekolah, ibu hamil, dan calon pengantin wanita di Puskesmas mulai perencanaan, cold chain vaksin, pelaksanaan (termasuk penanganan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi/ KIPI), pelaporan, dan evaluasi.

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKANKegiatan field lab kami diawali dengan survey oleh seluruh anggota kelompok ke Puskesmas Wonogiri I pada tanggal 5 April 2011. Kami memberikan surat pengantar dan berkas-berkas yang diperlukan kepada kepala puskesmas sebagai syarat untuk permohonan izin. Setelah berbincang-bincang dengan kepala puskesmas, kami dipertemukan dengan instruktur lapangan. Instruktur lapangan memberikan pengarahan sebagai pengantar dan bekal untuk melaksanakan kegiatan field lab kami di hari berikutnya. Pada tanggal 14 April 2011, kami memulai kegiatan pengamatan kami. Kami dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama tetap berada di Puskesmas Wonogiri I dan kelompok dua mengamati di Puskesmas Pokoh Kidul. Saya sendiri tetap berada di Puskesmas Wonogiri I bersama beberapa teman saya. Kegiatan saya di sini dipandu oleh Ibu Marmi. Karena di puskesmas ini sedang tidak ada kegiatan imunisasi, kami diberikan penjelasan tentang waktu pemberian imunisasi, jadwal imunisasi di Puskesmas Wonogiri I, cara penyimpanan vaksin, cara penggunaan vaksin dan vial, syarat dan tanda vaksin yang layak pakai, cara pembawaan vaksin dari puskesmas ke lapangan tempat diadakan imunisasi. Kami diberi kesempatan untuk observasi di ruangan tempat penyimpanan vaksin di puskesmas tersebut. Di ruangan tersebut terdapat lemari es tempat menyimpan vaksin, box jarum suntik (spuit), termos, cold pack, cold box, dan alat-alat lain. Kami diberikan penjelasan yang mendalam dan diberikan kesempatan untuk bertanya. Dan kami sempat diberi kesempatan untuk mengamati pelaksanaan imunisasi TT pada seorang WUS (Wanita Usia Subur) yang pada saat itu datang ke Puskesmas Wonogiri I.Karena jadwal imunisasi di Puskesmas Wonogiri I dilaksanakan hanya pada tanggal 1 dan 15, untuk dapat memenuhi kegiatan field lab kami dipersilahkan untuk melakukan observasi terhadap KMS balita, dan kebetulan pada saat itu sedang dilaksanakan program Balita Sehat. Pada akhir observasi kami mendapatkan delapan KMS balita. Masing-masing mahasiswa hanya akan membahas dua dari delapan KMS tersebut.Alat dan Bahan Imunisasi:

Lemari Es Vaccine carrier

Cool pack

Thermos

Cold box

Freeze tag/freeze watch

Alat suntik 0,05 ml (BCG)

Alat suntik 0,5 ml (DPT, DT, TT, Campak, Hepatitis B)

Alat suntik oplos 5 ml (Campak dan BCG)

Safety box

Imunisasi Wajib pada Bayi dan Balita:VAKSINPEMBERIANDOSISINTERVALUMURKET.

BCG1 X0,05 cc-0-11 bulanMinimal, tidak ada batasan maksimal

DPT3X0, 5 ml4 mg (minimal)2-11 bulan-

POLIO (OPV)4X2 tetes

Mulut4 mg (minimal)0-11 bulanLengkapi sebelum umur 1 th

CAMPAK1X0,5 ml-15 bulan-

HEP-B3X0,5 ml1 dan 6 bulan dari suntikan pertama0-11 bulan-

Data KMS Balita:

1. Nama: Christian Kenzo

Tanggal Lahir: 8 Mei 2008Jenis ImunisasiTanggal diberikan Imunisasi

BCG16-06-2008

Hep-B15-07-200815-08-200815-09-2008

DPT15-07-200815-08-200815-09-2008

Polio16-06-200815-07-200815-08-200815-09-2008

Campak16-02-2009

Lain-Lain: HB Uniject15-05-2008

2. Nama: Reno

Tanggal Lahir: 5 September 2007

Jenis ImunisasiTanggal diberikan Imunisasi

BCG8-10-2007

Hep-B5-09-20078-11-20078-12-2007

DPT8-11-20078-12-20078-01-2008

Polio8-10-20078-11-20078-12-20078-01-2008

Campak9-06-2008

Lain-Lain:

Imunisasi Tetanus Toksoidpada Wanita Usia Subur

Vaksin TetanusDosisPemberianMasa perlindungan

T-10,5 cc

T-20,5 ccEmpat minggu setelah T-15 tahun

T-30,5 ccEnam bulan setelah T-25 tahun

T-40,5 ccSatu tahun setelah T-310 tahun

T-50,5 ccSatu tahun setelah T- 425 tahun

Data WUS yang Melakukan Vaksinasi TT:Nama: Leliana YuyunUmur: 26 tahun

Vaksin: TT-1, sebelum menikah

\

BAB III

PEMBAHASANPAGE