Laporan Individu Bab Televisi Kabel Inike Aprilia Putri
-
Upload
inikeapriliaputri -
Category
Documents
-
view
72 -
download
25
description
Transcript of Laporan Individu Bab Televisi Kabel Inike Aprilia Putri
Laporan Individu
Praktikum Sistem Video
TELEVISI KABEL
Disusun Oleh :
Inike Aprilia Putri (1331130070 / 13)
TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3C
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
PENGUAT
MODULATORA/V1A/V2A/V3
POWERSPLITTER
Television
Television
Television
TV
TV
TV
Kabel rol( 150 m)
Kabel rol( 150 m)
TP1
TP2 TP3
TP4
TP5
TP6
TP7
I. Tujuan :
1.1 Menentukan atenuasi keluaran modulator sebelum didistribusikan ke pelanggan.
1.2 Menentukan besarnya atenuasi sepanjang saluran.
1.3 Mengetahui penguatan pada penguat televisi kabel.
II. Alat dan Bahan
2.1 Spectrum Analyzer (USB-SA124B 100kHz to 12.4 GHz) 1 buah
2.2 Modulator 3 kanal (Winersat WR-582) 1 buah
2.3 Konektor matching impedance 75 to 50 2 buah
2.4 Kabel penghubung 75 ( 2 m) 1 buah
2.5 Kabel koaksial RG-59 75 ( 140 m) 1 buah
2.6 Konektor N male to BNC female 1 buah
2.7 Power Splitter (DX Antenna Model ED-773 [10-1450 MHz]) 1 buah
III. Diagram Rangkaian
IV. Dasar Teori
Ujung Head ( Head End )
Ujung memberikan sinyal-sinyal acara (program) untuk semua saluran. Penyiaran
setempat dan yang jauh ditangkap oleh sebuah antena yang dipasang diatas sebuah menara
yang sangat tinggi guna memperluas jarak batas pandangan. Sinyal-sinyal ini dapat
didistribusi kan sebagai nomor saluran asalnya atau diheterodinkan menjadi frekuensi-
frekuensi saluran yang berlainan.
Distribusi Kabel
Rugi-rugi frekuensi di dalam kabel koaksial adalah tinggi, terutama yang bekerja
dalam daerah frekuensi super dari TV kabel. Akan tetapi, kehilangan-kehilangan pada saluran
diimbangi dengan menggunakan penguat frekuensi radio (RF amplifier) dengan bidang
frekuensi yang lebar yang ditempatkan sepanjang jaringan kabel seperti pada gambar 2.3.
Pada sistem distribusi, saluran utamanya adalah trunk. Dari saluran utama ini, kabel-
kabel cabang diperpanjang ke kelompok pelanggan. Saluran untuk masing-masing pelanggan
disebut drop.
Setiap penguat saluran trunk mempunyai penguatan yang sama dengan kerugian
saluran untuk jarak antara penguat. Nilai khasnya adalah 40 dB, atau suatu penguatan
tegangan sebesar 100.
Diagram blok sistem distribusi televisi kabel
V. Prosedur Percobaan
Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pengkalibrasian pada Spectrum
Analyzer. Setelah itu pengujian pada output modulator dapat dimulai.
Catatan : Untuk setiap pengujian, sebelum dihubungkan ke Spectrum Analyzer akan lebih baik jika digunakan matching impedance dari 75 ke 50 (atenuasi 7,8 dB).Untuk pengukuran tiap TP, jangan menghubungkan seluruh sistem yang akan diukur. Misalnya, pengukuran TP1 yang terpasang hanya modulator saja, TP2 hanya modulator dan kabel rol saja, begitu seterusnya.
MODULATORA/V1A/V2A/V3
SPECTRUM ANALYZER
MODULATORA/V1A/V2A/V3
Kabel rol( 150 m)
TP2SPECTRUM ANALYZER
1. Ukur dan Foto gambar spektrum frekuensi pada titik pengukuran (TP1) untuk melihat
level sinyal output modulator pada tiap-tiap kanal. Kabel yang digunakan dalam
pengujian ini berupa kabel koaxial 75 ( 2 m), dengan blok diagram seperti di bawah
ini.
2. Ulangi pengujian dengan menggunakan kabel panjang ( 150 m) yaitu TP2, dengan blok
diagram seperti di bawah. Foto gambar spektrum frekuensi dan tentukan levelnya. Berapa
dB redaman yang terjadi pada kabel.
3. Ulangi pengujian untuk TP3, TP4, TP5, TP6, dan TP7 seperti pada langkah 1 dan 2.
Tentukan penguatan pada penguat, redaman pada kabel, redaman pada splitter tiap port.
4. Ulangi untuk TP 2 dan TP 4 dengan memindahkan kabel roll.
VI. Data Hasil Percobaan :
TP1 A
TP1 B
TP2
TP3
TP4
TP5
TP6
TP7
VII.Analisa Hasil Percobaan :
Dari data hasil percobaan tersebut, dapat dianalisa sebagai berikut :
VII.1 Identifikasi Data Hasil Gambar
VII.1.1 Identifikasi Data Hasil Gambar TP1
TP1 A
Keterangan :
Marker 1 : Frekuensi = 494.0000 MHz
Attenuasi = -70.4 dBm
Marker 2 : Frekuensi = 516.8000 MHz
Attenuasi = -62.6 dBm
TP1 B
Keterangan :
Marker 1 : Frekuensi = 495.2235 MHz
Attenuasi = -51.2 dBm
Marker 2 : Frekuensi = 503.2444 MHz
Attenuasi = -48.6 dBm
Marker 3 : Frekuensi = 511.2652 MHz
Attenuasi = -45.8 dBm
VII.1.2 Identifikasi Data Hasil Gambar TP2
TP2
Keterangan :
Marker 1 : Frekuensi = 495.2235 MHz
Attenuasi = -67.2 dBm
Marker 2 :Frekuensi = 503.2444 MHz
Attenuasi = -73.4 dBm
Marker 3 :Frekuensi = 511.2652 MHz
Attenuasi = -67.5 dBm
VII.1.3 Identifikasi Data Hasil Gambar TP3
TP3
Keterangan :
Marker 1 : Frekuensi = 495.2235 MHz
Attenuasi = -66.4 dBm
Marker 2 : Frekuensi = 503.2444 MHz
Attenuasi = -65.7 dBm
Marker 3 : Frekuensi = 511.2652 MHz
Attenuasi = -65.4 dBm
VII.1.4 Identifikasi Data Hasil Gambar TP4
TP4
Keterangan :
Marker 1 : Frekuensi = 495.2235 MHz
Attenuasi = -75.0 dBm
Marker 2 : Frekuensi = 503.2444 MHz
Attenuasi = -77.7 dBm
Marker 3 : Frekuensi = 511.2652 MHz
Attenuasi = -80.8 dBm
VII.1.5 Identifikasi Data Hasil Gambar TP5
TP5
Keterangan :
Marker 1
Frekuensi = 495.2235 MHz
Attenuasi = -80.5 dBm
Marker 2
Frekuensi = 503.2444 MHz
Attenuasi = -84.5 dBm
Marker 3
Frekuensi = 511.2652 MHz
Attenuasi = -76.9 dBm
VII.1.6 Identifikasi Data Hasil Gambar TP6
TP6
Keterangan :
Marker 1
Frekuensi = 495.2235 MHz
Attenuasi = -73.0 dBm
Marker 2
Frekuensi = 503.2444 MHz
Attenuasi = -82.7 dBm
Marker 3
Frekuensi = 511.2652 MHz
Attenuasi = -78.1 dBm
VII.1.7 Identifikasi Data Hasil Gambar TP7
TP7
Keterangan :
Marker 1
Frekuensi = 495.2235 MHz
Attenuasi = -82.2 dBm
Marker 2
Frekuensi = 503.2444 MHz
Attenuasi = -75.2 dBm
Marker 3
Frekuensi = 511.2652 MHz
Attenuasi = -78.0 dBm
VII.2 Membandingkan dua TP
VII.2.1 Membandingkan antara TP1 dan TP2
TP1 TP2
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP1 dan TP2 ini dapat dibandingkan , bahwa dari output modulator ke kabel
panjang akan mengalami pelemahan yang besarnya , sebagai berikut :
TP1 Marker 2 : -48.6 dBm
TP2 Marker 2 : -73.4 dBm
Jumlah : 24.8 dB
Jadi , dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP1 dan TP2 terjadi pelemahan sebesar 24.8 dB
VII.2.2 Membandingkan TP2 dan TP3
TP2 TP3
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP2 dan TP3 ini dapat dibandingkan, bahwa dari kabel panjang ke keluaran penguat
akan mengalami penguatan yang besarnya , sebagai berikut :
TP2 Marker 2 : -73.4 dBm
TP3 Marker 2 : -65.7 dBm
Jumlah : 7.7 dB
Jadi , dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP2 dan TP3 terjadi penguatan sebesar 7.7 dB
VII.2.3 Membandingkan TP3 dan TP4
TP3 TP4
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP3 dan TP4 ini dapat dibandingkan, bahwa dari keluaran penguat ke kabel rol
akan mengalami pelemahan yang besarnya , sebagai berikut :
TP3 Marker 2 : -65.7 dBm
TP4 Marker 2 : -77.7 dBm
Jumlah : 12 dB
Jadi , dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP3 dan TP4 terjadi pelemahan sebesar 12 dB
VII.2.4 Membandingkan TP4 dengan TP5 , TP6 dan TP7
VII.2.4.1 Membandingkan TP4 dengan TP5
TP4 TP5
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP4 ke TP5 ini dapat dibandingkan, bahwa keluaran dari kabel rol ke keluaran
Power Splitter , akan mengalami pelemahan dan penguatan yang besarnya, sebagai
berikut :
TP4 Marker 2 : -77.7 dBm
TP5 Marker 2 : -84.5 dBm
Jumlah : 6.8 dB
Jadi , dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP4 dan TP5 terjadi pelemahan sebesar 6.8 dB
VII.2.4.2 Membandingkan TP4 dan TP6
TP4 TP6
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP4 ke TP5 ini dapat dibandingkan , bahwa keluaran dari kabel rol ke keluaran
Power Splitter , akan mengalami pelemahan dan penguatan yang besarnya, sebagai
berikut :
TP4 Marker 2 : -77.7 dB
TP6 Marker 2 : -82.7 dB
Jumlah : 5 dB
Jadi , dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP4 dan TP6 terjadi pelemahan sebesar 5 dB
VII.2.4.3 Membandingkan TP4 dan TP7
TP4 TP7
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP4 ke TP7 ini dapat dibandingkan , bahwa keluaran dari kabel rol ke keluaran
Power Splitter , akan mengalami penguatan yang besarnya, sebagai berikut :
TP4 Marker 2 : -77.7 dB
TP7 Marker 2 : -75.2 dB
Jumlah : 2.5 dB
Jadi , dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP4 dan TP7 terjadi penguatan sebesar 2.5 dB
VII.2.5 Membandingkan TP1 dengan TP5 , TP6 dan TP7
VII.2.5.1 Membandingkan TP1 dan TP5
TP1 TP5
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP1 ke TP5 dapat dibandingkan, bahwa keluaran dari Modulator ke keluaran Power
Splitter , akan mengalami pelemahan yang besarnya, sebagai berikut :
TP1 Marker 2 : -48.6 dBm
TP2 Marker 2 : -84.5 dBm
Jumlah : 35.9 dB
Jadi , dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP1 dan TP6 terjadi pelemahan sebesar 35.9 dB
VII.2.5.2 Membandingkan TP1 dan TP6
TP1 TP6
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP1 ke TP6 dapat dibandingkan, bahwa keluaran dari Modulator ke keluaran Power
Splitter , akan mengalami pelemahan yang besarnya, sebagai berikut :
TP1 Marker 2 : -48.6 dBm
TP6 Marker 2 : -82.7 dBm
Jumlah : 34.1 dB
Jadi , dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP1 dan TP6 terjadi pelemahan sebesar 34.1 dB
VII.2.5.3 Membandingkan TP1 dan TP7
TP1 TP7
Marker 1 , frekuensi = 495.2235 MHz
Marker 2 , frekuensi = 503.2444 MHz
Marker 3 , frekuensi = 511.2652 MHz
Maka : Marker 2 adalah Sinyal Carrier
Marker 1 adalah Sinyal Carrier Negatif
Marker 3 adalah Sinyal Carrier Positif
Dari TP1 ke TP7 dapat dibandingkan, bahwa keluaran dari Modulator ke keluaran Power
Splitter , akan mengalami pelemahan yang besarnya, sebagai berikut :
TP1 Marker 2 : -48.6 dBm
TP7 Marker 2 : -75.2 dBm
Jumlah : 26.6 dB
Jadi, dapat dihitung bahwa :
Pada Marker 2 perbandingan TP1 dan TP7 terjadi pelemahan sebesar 26.6 dB
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa :
1. Apabila nilai TP5, TP6 dan TP7 sinyal tidak menunjukan lebih besar daripada
noise, maka gambar tidak dapat terlihat dan suara tenggelam dalam noise
2. Tercatat pada analisis bahwa akan terjadi pelemahan atau attenuasi apabila
output dihubungkan dengan kabel rol atau koaksial. Disebabkan pada kabel
koaksial yang terdapat rugi-rugi frekuensi yang tinggi
3. Pelemahan pada percobaan kabel TV ini dapat diimbangi dengan adanya
penguat amplifier
IX. Saran
Berdasarkan analisis data yang telah diperoleh maka :
Agar memiliki penguatan yang cukup besar maka penguat pada rangkaian
percobaan televisi kabel tersebut diganti dengan penguat yang memiliki
penguatan cukup tinggi yaitu pada frekuensi 500 MHz dengan penguatan
dibawah -50 dBm
Dapat diketahui dengan menggunakan Link Budget untuk menentukan perkiraan
penguatan dengan dibawah -65 dB. Dan sebagai berikut perhitungan link budget
pada penguatan Televisi Kabel :
Diketahui dari hasil percobaan bahwa
TP1 : -48,6 dB (Keluaran
Modulator)
TP2 : -73,4 dB (Keluaran Kabel
Roll)
TP3 : -65,7 dB (Keluaran Penguat)
TP4 : -77,7 dB (Keluaran Kabel
Roll)
TP5 : -84,5 dB (Keluaran Power
Splitter to TV 1)
TP6 : -82,7 dB (Keluaran Power
Splitter to TV 2)
TP7 : -75,2 dB (Keluaran
Power Splitter to TV 3)
Maka dari Attenuasi setiap TP tersebut
dapat dihitung penguatan dan pelemahan:
TP1 dan TP2
TP1 : -48,6 dB
TP2 : -73,4 dB
Pelemahan sebesar 24,8 dB
TP2 dan TP3
TP2 : -73,4 dB
TP3 : -65,7 dB
Penguatan sebesar 7,7 dB
TP3 dan TP4
TP3 : -65,7 dB
TP4 : -77,7 dB
Pelemahan sebesar 12 dB
TP4 dan TP5
TP4 : -77,7 dB
TP5 : -84,5 dB
Pelemahan sebesar 6,8 dB
TP4 dan TP6
TP4 : -77,7 dB
TP6 : -82,7 dB
Pelemahan sebesar 5 dB
TP4 dan TP7
TP4 : -77,7 dB
TP7 : -75,2 dB
Penguatan sebesar 2,5 dB
Perhitungan Link Bugdet :
1. Misal penguatan pada TP3 dinaikkan menjadi 2 kali lipat
Sehingga TP3 : 2 x 7,7 dB = 15,4 dB
Jadi , TP2 : - 73,4 dB
Penguatan 2x : 15,4 dB
Hasil : 58,0 dB
Pelemahan TP3: 12 dB
Hasil : 70 dB
Pelemahan TP5: 6,8 dB
Hasil TP5 : 76,8 dB
TP5 harus memiliki nilai penguatan -50 dB agar tampak sinyalnya atau sinyal
carrier dan tinggi antara sinyal carrier tersebut tidak menyamai sinyal noise
yang mengakibatkan buruknya gambar pada pendistribusian ke pelanggan
serta suara yang hilang . Apabila kita tinjau dari perhitungan link budget yang
penguatan TP3 dinaikkan sebesar 2x lipat tidak menghasilkan perubahan pada
sinyal carrier.
2. Apabila penguatan pada TP3 dinaikkan menjadi 4 kali lipat
Sehingga TP3 : 4 x 7,7 dB = 30,8 dB
Jadi , TP3 : -73,4 dB
Penguatan 4x : 30,8 dB
Hasil : -42,6 dB
Pelemahan TP3:-12,0 dB
Hasil : -54,6 dB
Pelemahan TP4: -6,8 dB
Hasil TP5 :-61,4 dB
Pada TP3 yang dinaikkan 4 kali lipat penguatannya sudah dapat dibedakan
antara sinyal carrier dan sinyal noise. Hal tersebut dikarenakan sinyal noise
yang memiliki tinggi amplitudo sinyal sekitar sebesar -80 dB sedangkan
sinyal carrier yang dinaikkan 4 kali lipat menghasilkan tinggi amplitudo
sebesar -61,4 dB.
Dari perhitungan Link Budget tersebut dapat disarankan sebaiknya spectrum
analiser tersebut diganti dengan spectrum analizer yang memiliki penguatan 4
kali lipat dari spectrum analizer tipe USB-SA124B 100kHz to 12.4 GHz.