LAPORAN INDIVIDU

36
BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Pendidikan di suatu negara menentukan berkembang atau tidaknya negara tersebut,itu juga upaya yang dilakukan bangsa indonesia untuk memajukan bangsa ini,yaitu dengan pendidikan. Dan upaya tersebut di bangunnya banyak universitas di indonesia.yang salah satunya Universitas Pendidikan Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan suatu universitas di indonesia yang memiliki fokus di bidang pendidian.di Universitas Pendidikan Indonesia terdapat banyak sekali jurusan atau departemen yang berbasis pendidikan. Salah satunya di Derpartemen Pendidikan Teknik Mesin. Dalam Derpartemen Pendidikan Teknik Mesin terdapat banyak mata kuliah yang berbasis pendidikan.mata kuliah tersebut di jalani satu persatu untuk meraih gear sarjana pendidikan. Mata kuliah pendidikan yang di ampu oleh mahasiswa salah satunya yaitu Program Pengalaman Lapangan (PPL). Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu program kegiatan sekaligus mata kuliah dengan bobot 4 sks yang pelaksanaannya wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UPI (Universitas Pendidikan 1

Transcript of LAPORAN INDIVIDU

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)Pendidikan di suatu negara menentukan berkembang atau tidaknya negara tersebut,itu juga upaya yang dilakukan bangsa indonesia untuk memajukan bangsa ini,yaitu dengan pendidikan. Dan upaya tersebut di bangunnya banyak universitas di indonesia.yang salah satunya Universitas Pendidikan Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan suatu universitas di indonesia yang memiliki fokus di bidang pendidian.di Universitas Pendidikan Indonesia terdapat banyak sekali jurusan atau departemen yang berbasis pendidikan. Salah satunya di Derpartemen Pendidikan Teknik Mesin.

Dalam Derpartemen Pendidikan Teknik Mesin terdapat banyak mata kuliah yang berbasis pendidikan.mata kuliah tersebut di jalani satu persatu untuk meraih gear sarjana pendidikan. Mata kuliah pendidikan yang di ampu oleh mahasiswa salah satunya yaitu Program Pengalaman Lapangan (PPL).Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu program kegiatan sekaligus mata kuliah dengan bobot 4 sks yang pelaksanaannya wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung selama satu semester. Kegiatan PPL (Program Pengalaman Lapangan) ini, secara umum bertujuan supaya para mahasiswa (praktikan) mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan dan sebagai wahana membentuk tenaga kependidikan yang profesional. Adapun pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai pendidik serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikkan dan pengajaran baik disekolah maupun luar sekolah dengan penuh tanggung jawab. Pelaksanaan PPL semester genap tahun ajaran 2014/2015 Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai bulan Mei 2015. Pelaksanaan kegiatan PPL bertempat di SMK N 2 Kota Bandung yang berdomisili di Jl. Ciliwung No. 4 Telp./Fax (022) 4231857 Bandung 40114. Pengalaman baru perihal dunia kependidikan dari proses belajar mengajar, pengelolaan kelas, administrasi sekolah sampai manajemen sekolah, interaksi dengan warga sekolah dan bagaimana seorang guru tampil dihadapan siswa adalah pengalaman yang ditemui selama PPL dan lainnya didapat selama praktikan melaksanakan kegiatan PPL di SMK N 2 Kota Bandung. Termasuk juga terdapat berbagai permasalahan yang dialami praktikan selama pelaksanaan kegiatan PPL yang menjadi bahan evaluasi bagi praktikan maupun sebagai bahan reportase dan laporan untuk pembaca sekalian.

Bertitik tolak dari pernyataan di atas, penulis merumuskan beberapa permasalahan antara lain sebagai berikut :A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

B. Proses Penampilan

C. Bimbingan Belajar / Ekstrakulikuler

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

E. Proses Bimbingan

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam melaksanan kegiatan belajar mengajar (KBM), diperlukannya seuatu langkah atau suatu prosedur yang tersusun serta terorganisir secara rapih sehingga KBM menjadi lancar, terarah dan mencapai tujuan yang ingin dicapai, oleh karena itu dibutuhkannya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

Sewaktu pembuatan RPP, praktikan tidak merasa asing lagi karena sudah mempunyai beberapa pemahaman akan merancang RPP ketika mengontrak mata kuliah perencanaan pengajaran, namun hasil RPP yang telah dibuat dan akan digunakan langsung untuk mengajar merupakan hal baru bagi praktikan, karena materi yang didapat selama perkuliahan, terdapat beberapa hal berbeda kondisinya dengan yang terjadi dilapangan. Oleh karena itu praktikan mendapat berbagai masalah khususnya ketika akan merumuskan RPP. Secara umum masalah yang dialami praktikan terdiri dari pemahaman akan standar kompotensi, kompetensi dasar, indikator, skenario yang akan dilaksanakan ketika proses belajar mengajar hingga evaluasi yang akan digunakan. Beberapa hal tersebut harus dapat menjadi rumusan yang harus dijadikan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa. Meskipun demikian, dalam laporan ini praktikan akan menjabarkan berbagai kesulitan yang dihadapi selama membuat RPP tersebut, mulai dari RPP pertama sampai RPP kedelapan.1. Hambatan Dalam Penyusunan RPP Pertama;Dalam penyusunan RPP pertama, dalam menentukan format yang benar sesuai kelengkapan yang harus dijelaskan secara mendetail, mulai dari penyesuaian silabus serta program semester yang nantinya akan dijadikan acuan dalam pembuatan RPP yang akan digunakan. Selain itu format yang digunakan memiliki beberapa versi baik dari sekolah maupun dari waktu perkuliahan jadi praktikan merasa bingung. 2. Hambatan Dalam Penyusunan RPP Kedua Sampai Keempat;Dalam penyusunan RPP kedua sampai keempat, praktikan mendapatkan kendala dalam menentukan indikator yang akan digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini berkenaan dengan aspek-aspek baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor kemudian dalam merumuskan tujuan pembelajaran juga harus saling mendukung sehingga kompetensi dasar yang dituju akan tercapai. Namun hal tersebut tidak terumuskan dengan baik oleh praktikan sehingga rumusan indikator terlihat kurang mendukung untuk tujuan yang akan dicapai.3. Hambatan Dalam Penyusunan RPP Kelima Sampai Kedelapan;

Dalam penyusunan RPP kelima sampai keempat, praktikan mendapat kendala dalam merancang skenario. Kemudian dalam pengalokasian waktu sesuai dengan skenario yang telah ditentukan. Serta kesulitan dalam menyusun alat evaluasi untuk ranah kognitif dan afektifnya. Praktikan masih belum bisa membuat skenario yang bernuansa kelas yang aktif dan masih belum bisa membentuk skenario yang berpusat pada siswa serta bahan evaluasi yang masih belum mendukung untuk menilai secara keseluruhan kinerja siswa.B. Proses PenampilanDalam proses penampilan praktikan, ini menjadi suatu hal yang baru bagi praktikan karena penulis biasanya tampil didepan kelas sewaktu perkuliahan yang berinteraksi dengan teman-teman yang sudah kenal lama, kini praktikan harus tampil di kelas depan para siswa dan praktikan dihadapi berbagai masalah karena dalam hal ini, praktikan terjun langsung di depan kelas untuk mengajar siswa yang mempunyai karakter gaya belajarnya masing-masing untuk menerima materi tertentu dan kondisi kelas yang berubah setiap waktunya. Namun hal tersebut merupakan berbagai masalah dari teknis penampilan praktikan yang harus dievaluasi setiap penampilannya dan seiring berjalan waktu dapat diperbaiki dikemudian hari untuk menjadikan penampilan yang lebih baik. Berikut uraian masalah yang dihadapi penampilan praktikan:

1. Penampilan Pertama Sampai KeduaPenampilan pertama dimulai pada awal semester dua, praktikan mengalami kesan pertama dalam mengajar di kelas depan para siswa, karena itu praktikan terkadang merasa gugup dalam penyampaian materi pertama. Kemudian praktikan merasa penyampaian materi pada siswa tidak sistematis dan dirasa terlalu cepat dalam penyampaiannya.2. Penampilan Ketiga Sampai KeenamSewaktu penampilan ketiga sampai keenam, penulis menghadapi berbagai kendala dalam penyampaian materi pada siswa. Dalam hal ini penyampaian materi dirasa belum merata sehingga masih banyak siswa yang belum mengerti dan paham betul perihal materi gambar teknik dan tugas yang dikerjakannya, maka dalam praktiknya masih banyak siswa yang belum bisa menerapkan aturan dasar menggambar teknik dan sikap kerja yang tidak tertib, karena hal tersebut, praktikan tidak jarang mengulas kembali materi aturan dasar menggambar teknik dan menegaskan kembali cara menggambar dengan tertib dalam praktik menggambar teknik.

3. Penampilah Ketujuh Sampai KesembilanMemasuki penampilan ketujuh sampai kesembilan, praktikan mulai tidak merasa gugup dalam penyampaian materi, tidak seperti pada penampilan penampilan pertama hingga kedua yang dirasa terlalu cepat dalam penyampaiannya. Memasuki penampilan ketujuh hingga sembilan ini praktikan menghadapi kondisi kelas yang terkadang selalu berubah setiap waktunya, karena hal tersebut terkadang kondisi menjadi tidak kondusif dan terkadang penyampaian materi tidak lancar karena situasi yang tidak kondusif tersebut.

4. Penampilan Kesepuluh Sampai Kedua BelasKetika penampilan kesepuuh sampai keduabelas, kelas sudah mulai kondusif dan perkembangan akan praktik siswa sudah memperlihatkan progress yang lebih baik dari sebelumnya. Namun disaat kelas sudah kondusif terjadinya perpindahan kelas dikarenakan penyesuaian kelas yang kosong ditinggalkan kelas 12, sehingga menyebabkan kelas yang berpindah-pindah dan kelas menjadi tidak kondusif kembali, kemudian penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal dari harapan yang disebabkan oleh ruang kelas yang tidak teraliri listrik dan bahan pembelajaran yang sulit untuk dibuat medianya.5. Penampilan Ketiga Belas Sampai keenam Belas

Memasuki penampilan ketiga belas sampai keenam belas, terkadang kelas menjadi tidak kondusif kembali dan materi baru yang diberikan terkadang masih belum dipahami sepenuhnya oleh siswa sehingga masih banyak siswa yang bertanya dan menggambar tugas kurang tepat, dan tidak tepat waktu.C. Bimbingan Belajar/EkstrakulikulerKegiatan PPL adalah wahana untuk menemukan gambaran nyata tentang dunia pendidikan khususnya segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, praktikan selalu berusaha untuk mengikuti apa yang dianjurkan oleh sekolah agar mendapatkan pengalaman ril yang bisa dijadikan cerminan selanjutnya. Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah meliputi pembinaan OSIS, Kerohanian, Paskibra, Olahraga, PKS, dan lain-lain.

Namun pada kenyataannya praktikan tidak mampu mengikuti program yang berkaitan dengan ekstrakulikuler dikarenakan padatnya jadwal piket dan jadwal untuk mengajar, sehingga dirasa sulit dalam mengelola waktu untuk kegiatan tersebut. Tetapi praktikan selalu memberikan kebebasan kepada setiap siswa apabila diluar jam pelajaran dan diwaktu kosong ingin menanyakan atau meminta bimbingan dalam hal mata pelajaran yang diajarkan. Permasalahan yang timbul dalam proses bimbingan belajar ini khususnya dalam hal mata pelajaran yang diajarkan, yaitu siswa kurang mengerti tentang apa yang diajarkan pada waktu proses KBM dikelas dikarenakan ketertinggalan siswa dalam memahami materi dan keterbatasan siswa dalam menangkap materi yang telah disampaikan.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat LatihanDisamping melaksanakan proses belajar-mengajar, praktikan juga dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sekolah yang dilaksanakan oleh sekolah. Adapun kegiatan partisipasi yang diikuti oleh praktikan antara lain :1. Mengikuti Upacara Bendera dan mengikuti Sholat Dhuha dipagi hari.Upacara bendera dilaksan setiap hari senin awal bulan, dimulai dari pengkondisian siswa pada pukul 06.45 WIB hingga selesai yang diikuti oleh seluruh guru, staf TU, praktikan PPL UPI dan seluruh siswa SMK N 2 Kota Bandung. Selain upacara bendera, seluruh siswa diwajibkan untuk melaksanakan sholat dhuha yang dilaksanakan setiap hari selasa sampai jumat, dimulai dari pengkondisian siswa pada pukul 06.45 WIB hingga selesai.2. Melaksanakan Piket di Ruang Tata Usaha/receptionistSelain mengikuti upacara bendera dan mengikuti sholat dhua setiap pagi bersama siswa, praktikan juga melaksanakan piket di berbagai tempat bagian sekolah disela kegiatan belajar mengajar. Setiap hari kamis, praktikan melaksanakan piket di ruangan receptionist. Mengangkat telepon masuk yang memiliki kepentingan dengan pihak sekolah SMK 2 Bandung, mulai dari pihak perusahaan, orang tua siswa yang meminta idzin dikarenakan anaknya sakit, dll. Namun hal tersebut tidak luput dari beberapa masalah, kekurangan praktikan yang gugup karena belum terbiasa mengangkat telepon kantor. Sehingga tidak sering praktikan gugup dalam menerima telepon masuk dari luar.3. Melaksanakan Piket di PerpustakaanPartisipasi dalam kegiatan pengembangan perpustakaan. Dalam kegiatan ini praktikan dituntut untuk memberikan pelayanan pembaca dan yang meminjam buku, labelisasi, penomoran, membereskan buku, dan merapihkan soal-soal ujian berdasarkan pelajarannya, serta mencatat pengeluaran buku yang dipinjam dan buku yang dikembalikan. Masalah yang dialami penulis selama piket di perpustakaan harus senantiasa merapihkan berbagai buku pada tempatnya karena masih terdapat beberapa buku yang berceceran dan posisi yang tidak sesuai pada tempatnya dan selau ditinggal teman satu piket karena ada kelas pengajar pada hari itu sedangkan praktikan tidak, jadi terkadang merasa lelah karena dikerjakan sendiri piket pada hari itu. 4. Melaksanakan Piket di Ruang Guru

Piket di ruang guru dilaksanakan oleh praktikan setiap hari kamis. Pelaksanaannya dimulai dari jam masuk sekolah hingga jam istirahat kedua disekolah. Berbagai kegiatan yang dilakukan selama piket di ruang guru diantaranya menyalakan bel masuk, bel setiap 2 jam mata pelajaran dan bel istirahat, mencatat guru-guru yang tidak hadir, mencatat siswa yang terlambat masuk dan keluar sekolah serta mengisi pada buku daftar izin selama kegiatan jam belajar mengajar, mengirimkan surat sakit yang diterima dari yang bersangkutan dan mengganti guru yang sedang berhalangan untuk mengajar atau mengawasi jam belajar di kelas. Namun dalam pelaksanaan tersebut praktikan terkandang mengalami berbagai masalah, terkadang beberapa guru banyak yang menitipkan tugas atau meminta praktikan untuk mengisi atau mengawasi jam kelas sehingga praktikan terkadang kewalahan untuk membagi waktu, teman satu piket yang terkadang tidak bisa hadir sehingga suka dikhawatirkan penjaga piket ruang guru kosong saat praktikan mengisi kelas yang dipinta oleh guru yang tidak bisa masuk, tidak hanya itu, terkadang bebeberapa siswa banyak yang minta izin keluar sekolah karena alasan yang tidak masuk akal bahkan yang berpura-pura sakit, karena hal tersebut, praktikan terkadang bimbang untuk menentukan izin untuk keluar sekolah.

5. Melaksanakan Piket di Ruang Bimbingan dan Konseling (BK)Piket di Ruang Bimbingan dan Konseling dilaksanakan setiap hari rabu. Selama pelaksanaannya praktikan melakukan pelayanan siswa yang mempunyai masalah terhadap seragamnya, mengisi nilai rapot siswa secara online, melayani siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi dengan jalur khusus, memanggil siswa-siswa yang bermasalah pada setiap kelas dan melayani orang tua siswa berkaitan dengan anaknya yang mempunyai masalah selama proses belajar mengajar di sekolah. Selama praktikan piket di ruang bimbingan konseling salah satu kendala yang dihadapi terkadang praktikan saat mengisi rapot setiap siswa secara online, merasa tidak yakin dan harus mengulang kembali saat pemasukan nilai rapot siswa secara online dikarenakan elemen-elemen nilai sangat kompleks dan banyak dan ditakutkan terjadi kesalahan pada saat pengisian.E. Proses BimbinganProses bimbingan sangat praktikan utamakan dikarenakan proses bimbingan merupakan hal terpenting untuk membantu kelancaran praktikan dalam melaksanakan praktek kependidikan. Menyamakan persepsi atau pemahaman mengenai penyusunan RPP sangatlah diperlukan. Selain itu, proses bimbingan bertujuan untuk menyesuaikan pemahaman praktek di lapangan dengan materi yang telah diterima di perkuliahan dan sebagai sarana konsultasi tentang perkembangan kegiatan mengajar praktikan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya.

Proses bimbingan dilaksanakan sebelum dan sesudah mengajar. Materi yang dikonsultasikan adalah mengenai rencana pengajaran, hal-hal yang harus disiapkan sebelum proses belajar mengajar dimulai dan untuk mengevaluasi pengajaran yang telah dilaksanakan untuk perbaikan selanjutnya, baik secara formal maupun informal.1. Proses Bimbingan Dengan Guru Pamong PPL

Peran Guru Pamong sangat penting bagi praktikan. Dalam proses pengajaran, guru pamong berperan aktif membina dan membimbing praktikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan terutama berkenaan dengan :a. Situasi dan kondisi sekolah, terutama masalah-masalah siswa yang dialami pada umumnya.b. Peraturan sekolah dan administrasi sekolah yang tidak dilaksanakan, jadi praktikan lebih sering untuk mencari informasi sendiri dengan cara bertanya dengan situasi informal kepada guru lain.Permasalahan yang sering dibahas dalam bimbingan dengan Guru Pamong yaitu tentang bagaimana praktikan bisa mengkondisikan kelas nantinya, kemudian penggunaan media apa yang nantinya praktikan dan siswa bisa saling berinteraksi sehingga terciptanya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang aktif dan praktikan diharapkan selalu mengkonsultasikan materi apa yang akan diberikan kepada siswa nantinya beserta tugas yang berkenaan dengan materi tersebut. Sehingga selama kegiatan PPL berlangsung, koordinasi dan interaksi bersama Guru pamong tetap terjalin dengan sangat baik. Demi kelancaran kegiatan pembelajaran serta tercapainya hasil pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Proses Bimbingan Dengan Dosen Pembimbing PPLPermasalahan yang sering dibahas dengan dosen pembimbing PPL diantaranya adalah membahas tentang perumusan RPP. Dalam proses bimbingannya, praktikan masih mengalami kekurangan dalam menyusun rumusannya, baik itu format, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang digunakan, alat evaluasi yang diterapkan sampai skenario maupun media yang digunakan untuk menciptakan suasana kelas yang aktif. Namun proses tersebut dilaksanakan tidak seintensif mungkin dan bisa dikatakan minim akan bimbingan dengan dosen pembibmbing PPL karena padatnya kegiatan praktikan selama disekolah juga terkadang menjadi kendala untuk bimbingan dengan dosen pembimbing PPL.

BAB II

FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Faktor penyebab masalah yang dialami selama penyusunan RPP diantaranya adalah sebagai berikut:

1. RPP Pertama

Format RPP yang digunakan sewaktu di perkuliahan memiliki perbedaan dengan format RPP yang digunakan disekolah.

2. RPP Kedua Sampai Keempat

Kurangnya penguasaan praktikan akan perumusan indikator baik dari kognitif, afektif dan psikomotor yang digunakan untuk untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa dalam proses belejar mengajar.3. RPP Kelima Sampai Kedelapan

Praktikan masih belum memahami sepenuhnya akan situasi kelas yang berpusat pada siswa serta kondisi kelas yang aktif. Merancang skenario pembelajaran yang berpusat kepada siswa masih sulit dilakukan karena sebagian banyak siswa masih disuapi ketimbang belajar mencari informasi pengetahuan sendiri.

B. Proses Penampilan

Faktor penyebab masalah yang dialami selama proses penampilan diantaranya ialah:1. Penampilan Pertama Sampai Kedua

a. Praktikan masih belum bisa mengontrol diri, masih gugup karena ini merupakan waktu pertama praktikan tampil di depan sejumlah siswa.b. Kurangnya pengalaman praktikan tampil di depan kelas.2. Penampilan Ketiga Sampai Keenam

a. Materi yang dimiliki siswa belum seluruhnya dipahami.b. Belum mampu untuk mengkondisikan kelas pada waktu proses KBM.c. Penguasaan penggunaan alat gambar belum sepenuhnya diterapkan.

d. Penerapan disiplin akan sikap kerja dalam siswa kurang ditanam sedini mungkin.

3. Penampilah Ketujuh Sampai Kesembilan

a. Manajemen kelas yang dilakukan praktikan belum sepenuhnya memberikan dampak baik dikelas.

4. Penampilan Kesembilan Sampai Kesebelas

a. Praktikan masih belum menguasai metode yang digunakan untuk menciptakan suasana kelas yang aktif.

5. Penampilan Keduabelas Sampai Keenam Belas

a. Kurangnya pengawasan praktikan terhadap perilaku siswa ketika dikelas.

b. Gaya belajar siswa yang berbeda satu sama lain bahkan siswa tidak mencatat atau memperhatikan selama praktikan menyampaikan materi.

C. Bimbingan Belajar/EkstrakulikulerSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, praktikan tidak ikut terlibat dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah, dikarenakan kesibukan kegiatan belajar mengajar dan keterbatasan waktu praktikan sehingga praktikan terkadang kesulitan dalam memberikan bimbingan ekstrakurikuler. Praktikan juga harus menyisihkan sebagian waktu untuk mengerjakan penelitian untuk Skripsi sehingga tidak dapat meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam bimbingan ekstrakulikuler.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat LatihanSelama mengikuti kegiatan atau partisipasi dalam kegiatan sekolah di SMK Negeri 2 Kota Bandung, Alhamdulillah praktikan tidak banyak mengalami hambatan. Hal ini tercapai karena adanya kerjasama, bantuan dan dorongan dari pihak sekolah. Pengaturan jadwal yang tepat untuk setiap praktikan sangat membantu dalam melaksanakan setiap kegiatannya dengan baik, sehingga praktikan dapat mengikuti dan berpartisipasi dalam kehidupan sekolah.E. Proses Bimbingan

1. Proses Bimbingan Dengan Guru Pamong PPLProses bimbingan atau konsultasi dengan Guru Pamong relatif lancar karena guru pamong sering memantau praktikan dan selalu datang ke sekolah apabila tidak ada halangan, sehingga praktikan mudah untuk berkonsultasi. Selain itu guru Pamong juga senantiasa memberikan dorongan, motivasi dan kebebasan kepada praktikan untuk mengembangkan metode atau pendekatan yang digunakan praktikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Proses Bimbingan Dengan Dosen Pembimbing PPL

Komunikasi terjalin baik dengan dosen pembimbing PPL, namun dikarenakan kesibukan dimasing-masing pihak, hal tersebut menjadi kendala dalam proses bimbingan dengan dosen pembimbing PPL.

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAHApapun masalah yang dihadapi praktikan harus diupayakan penyelesaiannya. Praktikan berupaya menyelesaikan sebaik mungkin walaupun praktikan menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Masalah-masalah yang berusaha diselesaikan. Berikut adalah beberapa penanggulan masalah yang diambil praktikan selama kegiatan PPL berlangsung:A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah dalam menyusun rencana pembelajaran melalui: 1. RPP Pertama

a. Melaksanakan bimbingan dan konsultasi dengan dosen pembimbing PPL dan guru pamong PPL, menyesuaikan format RPP yang didapat selama perkuliahan.

b. Sinkronisasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan silabus dan program semester.2. RPP Kedua Sampai Keempat

a. Melaksanakan bimbingan dengan dosen pembimbing PPL mengenai muatan-muatan indikator dan memahami sepenuhnya tentang indikator yang digunakan dalam materi tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. RPP Kelima Sampai Kedelapana. Mengadakan konsultasi dengan guru pamong dan dosen tetap kemudian memperbanyak referensi mengenai kata operasional untuk tiap level pada tiap indikator agar mempermudah penjabaran indikatornya.b. Berlatih dalam merancang skenario pembelajaran yang berpusat kepada siswa (studen center) serta memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa untuk bisa belajar mandiri dalam mencari informasi sehingga pada saat proses KBM siswa bisa lebih interaksi.c. Mengadakan konsultasi dengan guru pamong dan Dosen Tetap serta memperbanyak latihan shadow teaching agar dalam menentukan alokasi waktu tiap indikator menjadi lebih mudah.d. Mengadakan konsultasi dengan guru pamong dan Dosen Tetap serta memperbanyak referensi dalam menentukan alat evaluasi dan jenis evaluasi yang benar.

B. Proses PenampilanUpaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah proses penampilan adalah sebagai berikut :1. Penampilan Pertama Sampai Kedua

a. Praktikan lebih memperhatikan dan fokus terhadap penguasaan diri dan pengontrolan diri ketika tampil di depan kelas langsung, sehingga masalah tersebut dapat teratasi langsung ditempat.

b. Mengadakan pendekatan persuasif dengan siswa seperti tegur sapa dan berkomunikasi dengan mereka disaat mengajar ataupun diluar jam pelajaran sehingga praktikan maupun siswa tidak akan sungkan atau canggung lagi ketika akan bertanya.2. Penampilan Ketiga Sampai Keenama. Memberikan pemahaman tentang esensi dari gambar teknik.b. Dalam upaya menanggulang ketidakmampuan praktikan memberi motivasi, maka diusahakan parktikan mampu menghubungkan materi ajar dengan kondisi industri dan memberikan pemahaman kepada siswa manfaat menguasai materi yang akan diajarkan.

c. Memberikan gambaran betapa pentingnya aturan dasar menggambar teknik untuk menunjang kelancaran materi yang akan dipelajari tahap selanjutnya.

3. Penampilah Ketujuh Sampai Kesembilan

a. Bagi siswa yang tidak memperhatikan atau gaduh dikelas, maka akan diberi teguran dengan pendekatan yang halus seperti mengajak bicara, diam sejenak dan sebagainya.

b. Praktikan memperhatikan seluk-beluk penyebab tidak kondusifnya kelas dan langsung menindak lanjuti hal tersebut sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan ditempat.

c. Memeberikan gambaran betapa pentingnya sikap disiplin ketika bekerja dilapangan nanti.

4. Penampilan Kesembilan Sampai Kesebelas

a. Praktikan berusaha mempelajari bagaimana manajemen kelas yang baik, dan mempelajari proses belajar di dalam kelas secara teoritis maupun secara praktis sehingga bisa mengatur waktu dikelas dengan baik.5. Penampilan Keduabelas Sampai Keenam Belas

a. Mengambil sikap tegas kepada siswa yang kurang tidak tertib selama mengikuti kegiatan belajar mengajar

b. Menyampaikan materi secara perlahan dan memonitoring siswa selama praktik berlangsung

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstra kurikuler pada dasarnya dilaksanakan dengan tujuan untuk menunjang kegiatan kurikuler dan untuk meningkatkan kepribadian serta penyaluran bakat dan minat serta keterampilan peserta diklat. Kegiatan ini penting untuk memberikan pengayaan, kemampuan dan pengalaman bagi peserta diklat di luar tugas utamanya belajar di kelas.Keberhasilan program ekstra kurikuler tidak lepas dari peranan berbagai pihak baik guru, peserta diklat dan masyarakat. Oleh karena itu, bimbingan praktikan juga sangat diharapkan. Namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa praktikan tidak terlibat banyak dalam kegiatan bimbingan belajar dan ekstrakurikuler, karena keterbatasan waktu dan kesibukan praktikan di luar sekolah dan kegiatan belajar mengajar, sehingga tidak ada upaya penanggulangan masalah yang dilakukan.D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat LatihanUpaya penanggulangan masalah selama partisipasi dalam kehidupan sekolah/tempat latihan diantara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengikuti Upacara Bendera dan melaksanakan Sholat Dhuhaa. Ketika upacara bendera dilaksanakan sebisa mungkin praktikan datang lebih awal agar bisa membantu pihak kesiswaan dalam menertibkan dan mendata siswa yang datang telat/kesiangan saat upacara bendera, begitupun saat hari-hari berikutnya karena dilaksanakannya sholat dhuha pada pagi hari, praktikan harus datang lebih awal agar bisa melaksanakan sholat dhuha dan ikut membantu kesiswaan dalam mengatur shaf/shaf siswa ketika sholat dhuha2. Piket di Ruang Tata Usaha/Receptionista. Mengorganisir dan menjadwalkan waktu dengan sesama praktikan sehingga kekosongan selama piket dapat terisi sehingga masalah tersebut dapat diatasi pada hari itu juga.

3. Piket di Perpustakaan

a. Tidak hanya penjaga perpustakaan, perlunya partisipasi siswa dalam menjaga buku juga diperlukan, karena buku tersebut milik siswa itu sendiri, oleh karena itu, praktikan senantiasa mengingatkan unuk menyimpan buku pada tempatnya, menempatkan buku serapih mungkin dan menjaga buku seutuhnya bagi siswa yang akan meminjam atau mengembalikan buku serta meluangkan waktu untuk merapihkan buku yang tidak teratur penempatannya.b. Meminta bantuan rekan praktikan yang memiliki jam kosong agar bisa membantu piket diperpustakaan sehingga kekosongan jadwal piket bisa terisi oleh rekan yang lain yang datang membantu.4. Piket di Ruang Guru

a. Lebih mempelajari sisi psikologis siswa yang mengalami sakit, memberi solusi bagi siswa yang mempunyai alasan tidak terlalu penting untuk keluar sekolah, dan setelah mengizinkan siswa yang meminta izin diharuskan meminta tanda tangan persetujuan dari kordinator Guru piket lebih berpengalaman dalam menangani hal ini,, sehingga pemberian izin siswa yang keluar bisa lebih kuat alasannya.5. Piket di Ruang Bimbingan dan Konseling

a. Berhati-hati dalam pengisikan nilai raport secara online karena bisa menimbulkan kesalahan, agar siswa yang bersangkutan tidak dirugikan.

E. Proses Bimbingan

1. Proses Bimbingan Dengan Guru Pamong PPLBimbingan yang dilakukan oleh guru pamong kepada praktikan selama PPL adalah sebagai berikut :a. Melakukan pembagian kelas yang dipegang oleh guru pamong dan materi pelajaran yang akan disampaikan oleh praktikan.b. Memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan silabus dan rencana pembelajaran.c. Melihat dan menilai langsung penampilan praktikan di dalam kelas.d. Memberikan evaluasi dan pengarahan kepada praktikan untuk perbaikan pada penampilan selanjutnya.2. Proses Bimbingan Dengan Dosen Pembimbing PPL

Meski sulit bertemu karena kesibukan masing-masing antara praktikan dengan dosen pembimbing PPL, namun komunikasi masih terjalin baik dengan dosen pembimbing PPL sehingga kami juga berinisiatif untuk dapat meluangkan waktu bertemu langsung dengan dosen pembimbing PPL untuk melakukan konsultasi perihal PPL.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARANA. KESIMPULAN

PLP merupakan suatu kegiatan yang berupaya untuk memberikan pengalaman sekaligus menunjang wawasan dalam bidang kependidikan, segala hal yang didapat selama PLP diharapkan dapat diintegrasikan sekaligus diaplikasikan selama menjadi tenaga pendidik maupun menjadi contoh dan figure yang berlatar belakang pendidikan, sehingga terwujudnya output peserta didik yang berkualitas baik maupun lingkungan yang mempunyai nuansa edukatif serta mempunyai budi perkerti luhur. Berikut adalah kesimpulan yang didapat selama praktikan melaksanakan kegiatan PLP diantaranya adalah:

1. Dengan kegiatan PLP praktikan akan mendapat pengalaman dan pemahaman baru tentang dunia pendidikan yang nantinya akan berguna bagi praktikan sendiri maupun lingkungan sekitar, bahkan kecerdasan generasi bangsa dari berbagai aspek.

2. Selama kegiatan PLP praktikan dapat mengetahui dan memahami strategi dan tahap-tahap dalam subjek atau mata pelajaran tertentu, sehingga upaya untuk membimbing siswa memperoleh ilmu dapat berjalan dengan baik serta terarah dan mencapai tujuan dari mata pelajaran itu sendiri.3. Melalui kegiatan PLP pemahaman akan psikologis massa terpelajari selama bertatap muka dikelas dan menjadi pembina apel pagi, sehingga dapat melatih tingkat kepemimpinan maupun manajemen massa.

4. Kegiatan PLP merupakan suatu kesempatan praktikan untuk mengetahui sistem, kinerja dan dinamika sekolah ditempat praktikan melaksanakan kegiatan PLP.

B. SARAN

Setelah melaksanakan kegiatan PLP dan menarik kesimpulan, alangkah lebih baik praktikan memberi saran agar kegiatan PLP selanjutnya akan lebih baik dari sebelumnya:

1. Kepada Pihak P2JK UPI

Pertahankan informasi yang sudah cukup jelas serta akurat dalam pelaksanaan PLP.2. Kepada Pihak SMK Negeri 2 Kota Bandung.a. Praktikan menyarankan agar hubungan kerja sama P2JK UPI dan SMK Negeri 2 Kota Bandung yang telah terjalin dengan baik agar dipertahankan dan selanjutnya lebih ditingkatkan.b. Tetap menjaga prestasi kerja serta mempertahankannya sebaik mungkin, karena mempertahankan prestasi kerja merupakan beban berat bagi suatu lembaga pendidikan formal yang cukup ternama.c. Guna menghasilkan lulusan SMK Negeri 2 Kota Bandung yang berpotensi, maka kedisiplinan dan kepemimpinan tetap dipertahankan dan ditingkatkan, begitu pula bagi seluruh personil sekolah.3. Kepada Mahasiswa Praktikan

Untuk praktikan, diharapkan segala sesuatu kebaikan dapat dipertahankan sedangkan yang menjadi kekurangan selama PLP dapat menjadi bahan evaluasi, oleh karena itu praktikan juga diharapkan agar dapat mengaplikasikan pengalaman yang didapat selama PLP dan mengintegrasikan latar pendidikan yang diperolehnya dengan lingkungan sekitarnya agar menciptakan lingkungan yang bernuansa ilmiah, edukatif dan religius.13