Laporan histologi Respirasi

18
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN HISTOLOGI PERNAPASAN OLEH : NAMA : ANGGIA SAFITRI NO.BP : 1410421004 KELOMPOK : 1 B ANGGOTA KELOMPOK : 1. MUHAMMAD RINGGA (1410421010) 2. SYAFITRI DWIANA.S (1410421024) 3. AFINA AMALIA (1410421034) 4. SILVY RIZKA PUTRI (1410422026) 5. FITRI ANITA (1410422032) 6. RANDI MAYANDRA (1410422037) 7. FINARTI (1410422048) ASISTEN : 1. MUFTIAH YASI DWI W 2. MUHAMMAD FAISAL

description

laporan histologi respirasi

Transcript of Laporan histologi Respirasi

Page 1: Laporan histologi Respirasi

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

HISTOLOGI PERNAPASAN

OLEH :

NAMA : ANGGIA SAFITRI

NO.BP : 1410421004

KELOMPOK : 1 B

ANGGOTA KELOMPOK : 1. MUHAMMAD RINGGA (1410421010)

2. SYAFITRI DWIANA.S (1410421024)

3. AFINA AMALIA (1410421034)

4. SILVY RIZKA PUTRI (1410422026)

5. FITRI ANITA (1410422032)

6. RANDI MAYANDRA (1410422037)

7. FINARTI (1410422048)

ASISTEN : 1. MUFTIAH YASI DWI W

2. MUHAMMAD FAISAL

LABORATORIUM TEACHING II

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2015

Page 2: Laporan histologi Respirasi

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata histologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua suku kata yaitu histos yang artinya jaringan dan logos yang artinya ilmu. Histologi adalah ilmu yang menguraikan struktur dari hewan dan tumbuhan secara terinci dan hubungan antara struktur pengorganisasian sel dan jaringan serta fungsi - fungsi yang mereka lakukan (Bevelander dan Ramaley, 1988).

Histologi mempelajari tentang sel dan matriks ekstraseluler dari jaringan. Ukuran sel dan matriks ekstraseluler yang kecil membuat perkembangan histologi bergantung pada penggunaan dan pengembangan mikroskop. Jaringan merupakan sekumpulan sel yang tersimpan dalam suatu kerangka. Struktur atau matriks. Susunan sel-sel, hubungan antara mereka sendiri, hubungan mereka dengan matriks itu harus dipahami unt uk dapat menge mbangkan pengertian tentang bagaimana suatu jaringan melakukan fungsinya yang khas. Dalam suatu jaringan itu terdapat kumpulan sel-sel yang terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu jaringan ikat, jarinagn syaraf, dan jaringan otot (Junquire dan Carneiro, 1980).

Setiap makhluk hidup memerlukan energi. Setiap makanan manusia harus menghasilkan energi berasal dari sari makanan. Agar sari-sari makanan itu dapat diubah menjadi energi, maka makanan harus dioksidasi. Oksidasi ini berlangsung di dalam sel. Hasil oksidasi adalah energi, dan sisa oksidasi berupa karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O). Pada peristiwa ini reaksi enzim pernapasan sehingga dihasilkan sebagai berikut, C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + Energi. Dari persamaan itu, jelas bahwa karbon dioksida dan uap air di lepas ke udara bersama hembusan napas, sedang energi sebagian berupa panas untuk memelihara suhu badan dan sebagian berupa energi yang berguna untuk melakukan kegiatan tubuh (Irianto, 2004).

Manusia membutuhkan supply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbon dioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas (Gunadarma, 2010).

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini

Page 3: Laporan histologi Respirasi

disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra) ke aorta seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel-sel), disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai ampas (sisanya) dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan/atrium dekstra) ke bilik kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan dari sisa metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit (Syaifuddin, 2006).

Organ- organ pernapasan yang dimiliki oleh manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara dari dan ke paru- paru organnya yaitu, Nasal (Hidung), Faring, Laring (pangkal tenggorokan), Trakea (tenggorokan) Broncus (cabang tenggorokan), Pulmo (alveolus). Nasal (Hidung) merupakan organ  pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir berguna untuk melembabkan udara dan konka untuk menghangatkan udara pernapasan (Sonjaya. 2010).

Sistem respirasi atau sistem pernapasan mencakup paru-paru dan sistem saluran bercabang yang menghubungkan tempat pertukaran gas dengan lingkaran luar. Udara digerakkan melalui paru oleh suatu mekanisme ventilasi, yang terdiri atas rongga toraks, otot interkostal, diafragma, dan komponen elastis jaringan paru. Sistem respirasi atau pernapasan biasanya dibagi menjadi struktur saluran nafas atas dan bawah. Secara fungsional, struktur-struktur tersebut membentuk bagian konduksi sistem, yang terdiri atas rongga hidung, nasofaring, larink, trakea, bronki (yun. Bronchos, pipa angin), bronkiolus, dan bronkiolus terminalis, dan bagian respiratorik (tempat berlangsungnya pertukaran gas), yang terdiri atas bronkiolus respiratorius, ductus alveolaris, dan alveoli. Alveoli merupakan struktur mirip kantong yang membentuk sejumlah besar bagian paru. Alveoli adalah tempat utama bagi fungsi utama paru pertukaran O2 dan CO2 antara udara yang dihirup dan darah (Bardelli,2010).

(kalimat pamungkas)Untuk mengetahui struktur lebih jelas perlu diadakan pratikum mengenai histologi ini

1.2 TujuanMengetahui, mengamati dan mengidentifikasi serta memahami struktur dan fungsi dari setiap organ sistem respirasi pada trakea, BEP, pulmo dan alveoli

Page 4: Laporan histologi Respirasi

BAB IITINJAUAAN PUSTAKA

Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolisme khususnya produksi atau perubahan dari energi kimia yang terikat dalam materi organik menjadi energi siap pakai  (ATP) dalam sel. Hewan umumnya memiliki organ respirasi yang bermacam-macam tergantung pada habitat dan pola adaptasinya. Selain itu, tingkatan evolusi juga menentukan macam organ respirasinya (Gunadarma,2010).

Sistem respirasi berperan untuk penyediaan oksigen untuk darah dan membuang CO2. Sistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu bagian konduksi dan  bagian respirasi. Bagian konduksi meliputi rongga hidung, nasopharynx, larynx, trakea, bronkus dan bronkiolus. Bagian ini berperan untuk (1) menyediakan saluran di mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru, (2) memelihara udara yang diinspirasi (dibersihkan, dibasahi dan dihangatkan).Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka pada saluran respirasi terdapat tulang-tulang rawan, serabut elastin dan otot polos(Yatim, 1992).

Rongga hidung terdiri atas 2 struktur yang berbeda : di luar adalah vestibulum dan di dalam fossa nasalis. Vestibulum adalah bagian rongga hidung paling anterior yang melebar, kira-kira 1,5 cm dari lubang hidung. Bagian ini dilapisi oleh epitel berlapis pipih yang mengalami keratinisasi, terdapat rambut-rambut pendek dan tebal atau vibrissae dan terdapat banyak kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat. Fossa nasalis dibagi menjadi 2 ruang oleh tulang septum nasalis.Dari masing-masing dinding lateral terdapat 3 penonjolan tulang yang dikenal sebagai concha, yaitu concha superior, concha tengah dan concha inferior (Junquire dan Carneiro, 1980).

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat (Mader,1998)

Faring  merupakan  percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (naso faring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oral faring) yang merupakan saluran pencernaan. Laring (pangkal tenggorokan) Merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). laring tersusun atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katub (epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katub berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal laring terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru- paru. Trakea (tenggorokan ) Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan.

Page 5: Laporan histologi Respirasi

Batang tenggorokan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. Dinding trakea terdiri dari 3 lapisan, lapisan dalam berupa epitel bersilia dan berlendir, lapisan tengah tersusun atas cincing tulang rawan dan berotot polos, lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahan bentuk pipa dari batang tenggorokan, sedangkan selaput lendir yang sel- selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin (Helianti,2003).

Bronchus (cabang tenggorokan) ujung tenggorokan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebekah kiri. Kedua bronchus masing- masing masuk ke dalam paru- paru. Di dalam paru- paru bronchus bercabang menjadi bronchioles yang menuju setiap lobus (belahan) paru- paru. Bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchioles yang paling kecil masuk kedalam gelembung paru- paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. Melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah. Pulmo (alveolus) paru- paru terletak dalam rongga dada diatas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut. Paru- paru terdiri dari dua bagian yaitu paru- paru sebelah kiri dan paru- paru sebelah kanan. Paru- paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru- paru kiri dua gelambir. Paru- paru dibungkus oleh dua selaput yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagiandalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan pada saat paru- paru mengembang dan mengempis (Sonjaya. 2010).

Pernapasan dibedakan atas pernafasan dada dan pernafasan perut. Pernafasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi , demikian juga untuk pernapasan perut. Fase inspirasi pernapasan dada yaitu pernapasan otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat (posisi datar),  paru- paru mengembang, tekanan udara dalam paru- paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar, udara luar masuk ke paru- paru. Sedangkan fase ekspirasi pernapasan dada yaitu otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang rusuk terangkat (posisi datar), paru-paru mengembang, tekanan udara dalam paru- paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar, udara luar masuk ke paru- paru (Elfiah,2008).

Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya saat kita berbicara. Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih

Page 6: Laporan histologi Respirasi

vertikal dari pada kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis. Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20–25 kali percabangan membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus yang berbentuk seperti buah anggur. Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat (Mader,1998).

Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan (Bardelli,2010).

Alveolus merupakan suatu kantung kecil yang terbuka pada salah satu sisinya pada sakus alveolaris. Pada kantung kecil ini O2 dan CO2 mengadakan pertukaran antara udara dan darah. Alveolus dibatasi oleh sel epitel gepeng yang tipis dengan lamina propria yang berisi kapiler dan jaringan ikat elastin ( Samsuri, 2004)

Page 7: Laporan histologi Respirasi

BAB IIIPELAKASANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum struktur hewan tentang histologi pencernaan dilaksanakan pada hari selasa, 3 November 2015 pukul 10:30 s/d 13:00 WIB di Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum histologi respirasi adalah mikroskop, alat tulis, kamera. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu preparat permanen trakea, BEP, paru-paru dan alveoli

3.4. Cara Kerja

Disediakan alat dan bahan praktikum. Mikroskop dinyalakan lalu diletakkan preparat permanen histologi respirasi, diamati preparat mulai dari perbesaran kecil hingga perbesaran besar, kemudian preparat tersebut difoto dan di gambar.

Page 8: Laporan histologi Respirasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :

4.1.Histologi Trakea

a b c dGambar 1. Keterangan : (a) kartilago (b) lumen (c) epitel (d) lamina propria

Dari gambar preparat trakea yang telah diamati diatas didapatkan hasil bahwa terdapat lapisan lamina propia, epitel, lumen, dan tulang rawan fibrosa (kartilago). Pada irisan melintang, trakea, tulang rawa terlihat berbentuk bulan sabit tunggal seperti huruf C atau U yang mana ujungnya terbuka ke arah belakang esophargus. Trakea merupakan lanjutan dari laring dengan panjang sekitar 9 cm. Mengandung epitel pseudostratificatum columnar bersilia dengan sel goblet. Trakea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak-lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trakea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot. Trakea dibagi menjadi pars cartilagenia dan pars membranasea. Pada bagian posterior banyak kelenjar sepanjang lapisan muskular, yang dipersarafi N. Laryngeus recurens.

Menurut (Bevelander,1988) bahwa trakea terdiri dari mukosa, submukosa dan suatu lapisan tulang rawan yang bersesuaian dengan muskularis pada saluran pencernaan. Pada sebelah luar perokardium terdapat suatu lapisan fibrosa atau adventisia dari jaringan penyambung yang berfusi dengan jaringan dari mediatinum dan lapisan yang serupa yang membungkus esophargus. Lapisan ini biasanya rusak ketika diiris-iris. Mukosanya terdiri dari suatu epitel torak-semu yang bersilia dengan sejumlah besar sel-sel piala yang dibatasi oleh membrane dasar yang mencolok, yang merupakan bagian dari lamina propia, yang terutama terdiri dari jaringan retikuler atau areoler yang mengandung banyak serat elastic. Submukosa merupakan jaringan areoler. Ia mengandung sel – sel lemak, pembuluh darah dan bagian-bagian sekresi dari kelenjar campuran, dengan beberapa unit memperlihatkan bulan-sabit serosa yang mencolok.

Page 9: Laporan histologi Respirasi

4..2 Histologi BEP (Bronkus Ekstrapulmonalis)

(Gambar 2. Keterangan : a. Selaput luar, b. Lumen, c. Tulang rawan fibrosa ).Dari gambar preparat BEP (Bronkus Ekstrapulmonalis) yang telah diamati diatas didapatkan hasil bahwa tampak beberapa bagian dari histologi BEP (Bronkus Ekstrapulmonalis) yaitu epitel yang merupakan lapisan terluar pada suatu jaringan, epitel torak bersilia, kelenjar yang tersebar disekitar permukaan jarinagn dan lumen (ruang kosong). Histologi bronkus ekstrapulmonal serupa dengan histologi trakea, pada bronkus intrapulmonal, cincin tulang rawan berbentuk C diganti dengan lempeng-lempeng tulang rawan yang mengelilingi bronkus.

Menurut (Bevelander.1988) bahwa Bronkus-bronkus ekstrapulmoner (diluar paru-paru) atau bronkus-bronkus primer, secara histologis adalah identik dengan trakea dalam semua rincian kecuali besarnya. Dalam paru-paru, tulang rawan brongkus itu tersusun dalam suatu rangkaian plat berbentuk bulan-sabit yang saling bertumpang tindih yang melingkari struktur tersebut.

4..3 Histologi Paru-paru

a b(Gambar 3. Keterangan : (a) bronkiolus pernafasan (b) arteriDari gambar preparat paru-paru yang telah diamati diatas didapatkan hasil bahwa ditemukannya bronkiolus pernapasan dan arteri. Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Stuktur paru-paru berupa unit fungsional dalam paru-paru disebut lobulus primerius yang meliputi semua struktur mulai bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, atrium, saccus alveolaris, dan

a

b

c

Page 10: Laporan histologi Respirasi

alveoli bersama-sama dengan pembuluh darah, limfe, serabut syaraf, dan jarinagan pengikat.

Menurut (Lesson,1996) Paru paru merupakan sepasang organ yang terletak dalam rongga dada pada tiap-tiap sisi dari daerah pusat atau mediastinum, yang terisi jantung dan pembuluh dasarh besar,esophargus,bagian bawah trakea dan sisa-sia kelenjar timus. Pada tiap sisi, rongga dada dilapisi oleh suatu selaput tipis, yaitu pleura parietalis. Di Mediatinum trakea bercabang menjadi brongkus utama kiri dan kanan. Dalam tiap paru terdapat sepuluh segmen, di dalam setiap segmen bronkopulmonar terjadi percabangan lebih lanjut menjadi bronkiolus hingga alveolus.

4. 4 Histologi Glandula Alveoli

a b(Gambar 5. Keterangan : (a) lamina propria (b) jaringan epitel

Dari gambar preparat glandular alveoli yang telah diamati diatas didapatkan hasil bahwa tampak pada lumen terlihat adanya epitel yang melapisi lapisan terluar dan lumen yang berupa ruangan kosong. Didalam jaringan glandular ini tampak banyak terdapar serat-serat yang tersebar hampir keseluruh bagian jaringan glandular, ruang kosong yang agak besar disebut makrofag yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap benda asing sedangkan ruang kosong yang lebih kecil dinamakan alveoli sebagai tempat pertukaran udara.

Menurut (Bevelander,1988) Dalam Alveolus pari-paru terdapat epitel pernafasan dan jaringan elastic. Pada mikroskop cahaya dapat diamati adanya kapiler-kapiler dan jaringan penyambung antara ruang udara dari alveolus-alveolus berbatasan. Sel yang paling besar jumlahnya dari dinding alveolar adalah sel endotel dan kapiler. Lalu Sel epitel tipis yang memanjang berpautan tepat satu sama lain dan membentuk suatu lapisan kontinu dari ruang-ruang alveolar.Sel alveolar besar yang ternyata adalahepitel berbentuk kubis atau pulat dan lebih sedikit daripada sel alveolar gepeng.

Page 11: Laporan histologi Respirasi

V. PENUTUP

5.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum histologi respirasi dan sirkulasi yaitu:

1. Alat pernapasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru.

2. Pada jaringan dasar penyusun trakea adalah jaringan mukosa, submukosa, dan kartilago.

3. Jaringan pada BEP terdiri dari lumen, kartilago dan selaput luar4. Jaringan penyusun paru – paru terdiri atas bronkiolus pernapasan dan arteri.5. .Pada glandula alveoli terdiri dari lamina propria dan jaringan epitel yang

tersusun atas jaringan kapiler darah yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida saat peristiwa respirasi berlangsung.

5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan praktikum yaitu praktikan harus dengan serius dalam melaksanakan praktikum dan benar-benar mengerti bagaimana cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar, serta harus lebih teliti dalam melakukan pengamatan preparat.

Page 12: Laporan histologi Respirasi

DAFTAR PUSTAKA

Balevender, Gerrit. 1979. Dasar- dasar Histologi Edisi ke-8. Jakarta: Erlangga.Bardelli A, Siena S, 2010. Molecular mechanisms of resistance to cetuximab and panitumumabin colorectal cancer. J Clin Oncol.Bevelander, Gerrith dan Judith A. Ramaley. 1988. Dasar-dasar Histologi. Jakarta :

ErlanggaDwiko, Septiyadi , 2013. Fisiologi ternak. Jakarta: Erlangga.Elfiah,Ulfa.2008. Diktat Anatomi III : Sistem pada Tubuh Manusia. Jember :

Universitas Jember.Gunadarma, 2010. Histologi Respirasi. Yogyakarta : BintangUtama.Helianti,Dina. 2003. Histologi Sistem Urinalis dan Sistem Respirasi. Jember :

Universitas Jember.Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung :

Yrama Widya. Junquire lc and Carneiro j. 1980. Histologi Dasar Edisi ke-8. Jakarta : Buku penerbit

Kedokteran EGC.Junqueira LC, Carneiro J. 2007.Histologi Dasar Teks & Atlas.Jakarta: EGCLesson,C.Rolland.Thomas S.Lesson and Anthony A.Paparo. 1996. Buku Ajar

Histologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.Mader, S.S. 1998. Biology. New York: McGraw-Hill Companies.Samsuri.2004. Byology. Erlangga: Jakarta.Syaifuddin. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :

Buku Kedokteran EGC. Sonjaya. 2010. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Makassar : Universitas

Hasanuddin.Sloane,Ethel. 1994. Anatomy and Physiology : An Easy Learner. Jones and Bartlett.

Publisher, inc : Sudbury.Yatim.1992. Histologi Modern. Bandung : Larsita.