Laporan Hasil Penjualan

7
Laporan Hasil Penjualan Roti Gulung (Rogul) dan Mie Dingin (Micool) Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknopreuneur Disusun Oleh : Linda Octaviani 14104001 Dessy Indah Lestari 13104001 Endah Ratna Yunita 13104002 Nurul Mauludah 13104003 Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Bioindustri Universitas Trilogi 2014

description

bisnis report

Transcript of Laporan Hasil Penjualan

Laporan Hasil PenjualanRoti Gulung (Rogul) dan Mie Dingin (Micool)Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknopreuneur

Disusun Oleh:Linda Octaviani14104001Dessy Indah Lestari13104001Endah Ratna Yunita13104002Nurul Mauludah13104003

Program Studi AgroekoteknologiFakultas BioindustriUniversitas Trilogi2014

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMenurut teori kebutuhan Maslow, pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia ataubasic needs.Karena termasuk kebutuhan dasar, maka pemenuhan terhadap pangan menjadi hal mutlak jika manusia ingin tetap bisa menjaga keberlangsungan hidupnya. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, manusia baru akan bisa memikirkan untuk mencapai kebutuhan lainnya. Kebutuhan bersosialisasi (social needs), percaya diri (self esteem) dan aktualisasi diri (self actualization) merupakan tiga teratas kebutuhan manusia. Namun, hal tersebut tampaknya tidak berlaku lagi sekarang. Pangan bukan lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia semata. Pangan saat ini menjadi sebuah gaya hidup baru di kalangan masyarakat. Pangan berubah menjadi sebuah industri kuliner yang memberikan tidak hanya cita rasa tapi juga kebutuhan lain manusia untuk bersosialisasi maupun beraktualisasi. Sebab, industri kuliner yang berkembang saat ini juga menyediakan ruang bagi konsumen untuk bisa berkumpul dengan komunitasnya melalui layanan ruangan maupun jasa lainnya.Tidak mengherankan jika industri kuliner saat ini tumbuh sangat subur. Ada beberapa hal yang mengindikasikan hal tersebut. Hal ini setidaknya terlihat dari pola konsumsi masyarakat yang mulai bergeser ke masakan dan minuman jadi (BPS, 2012). Selain itu, dari tahun ke tahun, usaha makanan atau restoran terus meningkat seperti yang tertuang dalam tabel di bawah ini:Tabel 1. Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah Dan Besar Tahun 2007 2010

Sumbangan atau kontribusi sektor kuliner yang masuk dalam kategori Perdagangan, Hotel dan Restoran dalam PDB juga cukup besar. Tiga sektor utama pembentukan PDB pada tahun 2008 2012 adalah Sektor Pertanian; Industri Pengolahan; dan Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Ketiga sektor tersebut mempunyai peran lebih dari separuh dari total perekonomian yaitu sebesar 56,3% pada tahun 2008, 55,0% (2009), 53,8%(2010) dan 52,8%(2011) serta 52,3%.Pada semester I tahun 2012. Pada tahun 2011 Sektor Industri Pengolahan memberi kontribusi terhadap total perekonomian sebesar 24,3%, Sektor Pertanian 14,7%, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13.8%; sama halnya pada semester I tahun 2012 komposisi ini tidak mengalami perubahan yaitu Sektor Industri Pengolahan sebesar 23,6%, Sektor Pertanian 15,0%, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,7% (Data Strategis BPS, 2012).Pada tahun 2006 saat roadmap industri kreatif disusun, sektor kuliner belum masuk menjadi salah satu bagian dari industri strategis yang akan dikembangkan. Hanya ada 14 subsektor yang menjadi perhatian utama pemerintah (Kemendag, 2008). Saat itu industri fesyen dan periklanan adalah penyumbang terbesar dalam pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Namun pada tahun 2011, posisi itu bergeser dan digantikan oleh industri kuliner yang sudah masuk menjadi subsektor ke 15 dalam industri kreatif. Subsektor kuliner menyumbangkan pendapatan terbesar bagi industri kreatif di Indonesia atau sekitar 32,2% dari total kontribusi industri kreatif terhadap PDB pada 2011 atau sekitar Rp169,62 triliun. Baru kemudian diikuti fesyen dan periklanan (Investor Daily, 2012).Masuknya industri kuliner ke dalam bagian dari pengembangan industri kreatif di Indonesia merupakan kesadaran dari pemerintah akan besarnya potensi yang ada didalamnya. Selain karena jumlah penduduk Indonesia sebagai pasar domestik yang besar, Indonesia pun kaya akan keragaman lokal, yaitu beraneka makanan traditional di tiap daerah. Pertumbuhan restoran atau usaha makanan di beberapa daerah di Indonesia semakin memperjelas hal ini.Tabel 2. Perkembangan Usaha Makanan/ Restoran Skala Menengah dan Besar Tahun 2007-2010

Dari tabel di atas, beberapa Provinsi di Indonesia seperti Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Bali merupakan daerah yang mempunyai industri kuliner cukup besar. Namun terbesar masih diduduki oleh DKI Jakarta yang jumlahnya hingga ribuan. Padahal untuk daerah lain, potensi kuliner lokal masih banyak. Oleh sebab itu, ke depan sektor kuliner masih akan terus berkembang asalkan potensi lokal ini terus diberdayakan atau difasilitasi. (NI)SumberBPS. 2012. Data Strategis BPS 2012. Badan Pusat StatistikInvestor Daily. 2012. Kuliner Beri Pendapatan Terbesar Bagi Industri Kreatif. Diakses darihttp://www.investor.co.id/tradeandservices/kuliner-beri-pendapatan-terbesar-bagi-industri-kreatif/49205Kelompok Kerja Indonesia Design Power Departemen Perdagangan. 2008. Rencana Kerja Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025. Departemen Perdagangan RIPerkembangan Usaha Restoran/ Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar Tahun 2007 2010, diakses darihttp://www.budpar.go.id/userfiles/file/rekaprestoran2007-2010.pdfPerkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah Dan Besar Menurut Provinsi Tahun 2007 2010http://www.budpar.go.id/userfiles/file/perkembanganrestoranperprov2007-2010.pdf

1.2 Ide / gagasan

Berawal dari sebuah pemikiran sederhana, kala itu melihat makanan kuliner Indonesia sama sekali membosankan, serta yang kami lihat dan makan hanya itu-itu lagi dan tidak ada modofikasi/inovasi dari para penjual sehingga kami berfikir inilah penyebab masyarakat Indonesia lebih menyukai produk import di banding dengan produk dalam negeri yang monoton. Dari anggapan inilah, ide-ide bermunculan satu per satu untuk mengembangkan bisnis di bidang kuliner, karena kuliner adalah kebutuhan primer yang semua orang harus penuhi. 1.3 TujuanAdapun maksud membuat bisnis ini adalah membuat masyarakat Indonesia kembali lagi melirik produk indonesia yang inovatif, menarik dengan harga yang standar. Dan menyerap tenaga kerja yang tidak mempunyai pekerjaan.

BAB IIASPEK PEMASARAN2.1 Segmentasi pasarSegmentasi pasar yang kami fokuskan adalah remaja yang masih sekolah menengah dan yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

2.2 Target pasarTarget pasar yang diperkirakan akan menaikkan penjualan produk adalah kalangan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi karena dilihat dari minat mereka akan jajanan yang menarik dengan harga terjangkau.

2.3 Positioning pasar

BAB IIIASPEK PRODUKSI3.1 Dimensi ProduksiROTI GULUNG (ROGUL) Roti ini di dalamnya berisi sosis utuh yang dilumuri saus sambal, tomat dan mayonaise Roti ini di gulung dan ditaburi tepung roti lalu siap untuk di goreng di suhu sedangMIE DINGIN (MICOOL) Dessert ini terdiri dari buah melon, mangga dan nutrijell berbagai rasa yang di parut sehingga berbentuk seperti mie Lalu tuangkan ke dalam mangkuk dan sajikan dengan es serut dan beri marjan

3.2 Proses Produksi

BAB IVASPEK KEUANGANNama BarangHarga SatuanKuantitasJumlah

Gula PutihRp.11.700,001 buahRp.11.700,00

Nutrijell grapeRp.4.800,005 buahRp.24.000,00

Buah Melon + Buah MangaRp.

Sirup MarjanRp.20.000,001 buahRp.20.000,00

Indofood Saos SambelRp.11.200,001Rp.11.200,00

Mika

Sendok