laporan furosemid

18
A. Tujuan ( Iqlima Sarah ) - Dapat mengetahui cara pengujian aktifitas obat furosemid. - Dapat mengetahui tanda-tanda keracunan furosemid. B. Dasar Teori Diuretika adalah senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urin yang lebih banyak. Jika pada peningkatan ekskresi garam-garam, maka diuretika ini dinamakan saluretika atau natriuretika (diuretika dalam arti sempit). Walaupun kerjanya pada ginjal,diuretika bukan ‘obat ginjal’,artinya senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau menyembuhkan penyakit ginjal,demikian juga pada pasien insufisiensi ginjal jika diperlukan dialysis,tidak dapat ditangguhkan dengan penggunaan senyawa ini. Beberapa diuretika pada awal pengobatan justru memperkecil ekskresi zat-zat penting urin dengan mengurangi laju filtrasi glomerulus sehingga memperburuk insufisiensi ginjal (Gan Gunawan, Sulistia 1995). Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung

description

tosisitas

Transcript of laporan furosemid

Page 1: laporan furosemid

A. Tujuan ( Iqlima Sarah )

- Dapat mengetahui cara pengujian aktifitas obat furosemid.

- Dapat mengetahui tanda-tanda keracunan furosemid.

B. Dasar Teori

Diuretika adalah senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urin yang lebih

banyak. Jika pada peningkatan ekskresi garam-garam, maka diuretika ini dinamakan

saluretika atau natriuretika (diuretika dalam arti sempit). Walaupun kerjanya pada

ginjal,diuretika bukan ‘obat ginjal’,artinya senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau

menyembuhkan penyakit ginjal,demikian juga pada pasien insufisiensi ginjal jika

diperlukan dialysis,tidak dapat ditangguhkan dengan penggunaan senyawa ini. Beberapa

diuretika pada awal pengobatan justru memperkecil ekskresi zat-zat penting urin dengan

mengurangi laju filtrasi glomerulus sehingga memperburuk insufisiensi ginjal (Gan

Gunawan, Sulistia 1995).

Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak kemih (diuresis) melalui kerja

langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan

mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-

zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah

(dekstran), atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH.

Salah satu obat diuretic kuat ialah furosemid. Obat ini biasa ditujukan untuk

mengurangi pembengkakan dan retensi cairan yang disebabkan oleh berbagai masalah

kesehatan, termasuk penyakit jantung atau hati. Obat ini juga digunakan untuk terapi

perawatan pada penderita  tekanan darah tinggi. Mekanisme kerjanya dengan

menyebabkan ginjal untuk membuang air dan garam yang tidak dibutuhkan dari tubuh

melalui urin. Sehingga akan sering buang air kecil yang dapat berlangsung hingga 6 jam

Page 2: laporan furosemid

setelah dosis pertama diberikan dan pemberian dosis harus menurun setelah penggunaan

beberapa minggu (Ganiswara, et all. 1995).

Awal tindakan setelah oral adalah dalam waktu satu jam, dan diuresis berlangsung

sekitar 6-8 jam. Tindakan awal setelah injeksi adalah lima menit dan durasi diuresis

adalah dua jam. Efek yang diuretik furosemide dapat menyebabkan penurunan natrium,

klorida, tubuh air dan mineral lainnya. Oleh karena itu, berhati-hati pengawasan medis

yang diperlukan selama perawatan. Furosemide disetujui FDA pada bulan Juli 1982. Cara

terbaik adalah untuk mengambil obat ini di awal hari, sebelum 4-6, untuk mencegah harus

bangun sepanjang malam untuk buang air kecil (Ganiswara, et all. 1995).

Efek samping yang umum dari furosemide termasuk tekanan darah rendah,

dehidrasi dan elektrolit penipisan (misalnya, natrium, kalium). Efek samping yang kurang

umum termasuk penyakit kuning, dering di telinga (tinnitus), kepekaan terhadap cahaya

(ketakutan dipotret), ruam, pankreatitis, mual, diare, sakit perut, dan pusing. Peningkatan

gula darah dan kadar asam urat juga dapat terjadi. Pusing, sakit kepala ringan, sakit

kepala, penglihatan kabur, kehilangan nafsu makan, sakit perut, diare, atau konstipasi

dapat terjadi karena tubuh menyesuaikan obat. Kejang otot atau kelemahan, kebingungan,

pusing berat, mengantuk, mulut kering yang tidak biasa atau haus, mual atau muntah,

cepat / tidak beraturan detak jantung, penurunan yang tidak biasa jumlah urin, pingsan,

kejang-kejang. Efek samping yang serius dapat terjadi seperti mati rasa / kesemutan dari

lengan / kaki, dering di telinga, gangguan pendengaran, tanda-tanda infeksi (misalnya,

demam, sakit tenggorokan persisten), mudah perdarahan atau memar, menguning mata /

kulit . Serius reaksi alergi terhadap obat ini tidak mungkin, tetapi segera mencari bantuan

medis jika terjadi  

Page 3: laporan furosemid

C. Monografi Obat ( Iqlima Sarah )

Furosemid (Farmakope Indonesia Edisi III halaman 262)

Pemerian : Hablur putih; tidak berbau; hamper tidak berasa.

Kelarutan : tidak larut dalam air dan kloroform, larut dalam alkali hidrosida

Titik lebur : 2060C

pKa : 3,9

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Diuretikum

Dosis Max. : 20-80 mg perhari. 

D. Alat dan Bahan (Teny Mutia Juhana)

- Alat-alat

Timbangan

Toples

Dissposable 1cc

Sonde oral

Handscone

Ram kawat

- Bahan

PGA

Furosemid

- Hewan Percobaan

Mencit Putih

Page 4: laporan furosemid

E. Prosedur (Teny Mutia Juhana)

F. Data Pengamatan (Nurul Fauziah)

Kelompok 4 kontrol negatif

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Normal Grooming, urine 0,2 ml

Tidur, urine 0,5 ml

Mencit 2 Normal Normal, urine 0,3 ml

Grooming, urine 0,6 ml

Mencit 3 Normal Normal, urine 0,2 ml

Tidur, urine 0,7 ml

Kelompok 9 kontrol negatif

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Normal, urine 0,1 ml

Grooming Lemas

Buat 5 kelompok dengan tiap kelompok menggunakan 3 ekor mencit

a. Kelompok 1 diberikan kontrol negatif b. Kelompok 2 diberikan dosis 400c. Kelompok 3 diberikan dosis 500d. Kelompok 4 diberikan dosis 600e. Kelompok 5 diberikan dosis 700

Setelah pemberian dosis perhatikan selama 2 jam dengan internal waktu 30, 60, 90 dan 120

Catat gejala yang terjadi pada tiap mencit dan Bandingkan dengan kelompok dari uji lainnya

Page 5: laporan furosemid

Mencit 2 Normal, urine 0,2 ml

Lemas, urine 0,3 ml

Tidur

Mencit 3 Normal Lemas Grooming, 0,6 ml

Kelompok 8 dosis 1

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Grooming Lemas Lemas, urine 0,9 ml

Mencit 2 Lincah Cegukan Lemas, urine 1,2 ml

Mencit 3 Grooming Lemas Lemas, urine 1 mlKelompok 3 dosis 1

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Normal Lemas, grooming

Lemas, urine 1 ml

Mencit 2 Normal Grooming Lemas,gemeteran, urine 1 ml

Mencit 3 Normal Grooming, gemeteran

Mata sayu, lemas, urine 1 ml

Kelompok 7 dosis 2

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Normal Grooming, bergetar,

urine 1 ml

Lemas , urine 0,5 ml

Mencit 2 Normal Grooming, urine 1 ml

Lemas, mata sayu, urine 0,5 ml

Mencit 3 Normal Grooming, urine 1 ml

Lemas, urine 1 ml

Kelompok 2 dosis 2

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Normal Grooming, bergetar

Lemas, mata sayu, urine 0,5 ml

Mencit 2 Normal Normal, Grooming

Lemas, urine 0,4 ml

Mencit 3 Normal Grooming Lemas, urine 0,2 ml

Kelompok 1 dosis 3

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Mati - -Mencit 2 Normal Grooming Tidur , urine 1 mlMencit 3 Normal Grooming Tidur , urine 1 ml

Kelompok 6 dosis 3

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Normal Lemas Lemes, mata sayu, urine 0,5 ml

Mencit 2 Normal Grooming, lemas

Tidur , urine 1 ml

Page 6: laporan furosemid

Mencit 3 Normal Grooming, gemeteran

Tidur , urine 1 ml

Kelompok 5 dosis 4

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 30 60

Mencit 1 Lemas, urine 1 ml

Lemas, urine 1 ml

Lemas, urine 1 ml

Mencit 2 Lemas, urine 1 ml

Lemas, urine 1 ml

Lemas, urine 1 ml

Mencit 3 Lemas, urine 1,3 ml

Lemas, urine 1,3 ml

Lemas, urine 1,3 ml

Kelompok 10 dosis 4

Hewan Percobaan

Gejala (menit)0 3 60

Mencit 1 Groming, urine 0,3 ml

Grooming, urine 0,3 ml

Grooming, urine 0,3 l

Mencit 2 Lemas, urine 0,4 ml

Lemas, urine 0,4 ml

Lemas, urine 0,4 ml

Mencit 3 Lemas, urine 0,4 ml

Lemas, urine 0,4 ml

Lemas , urine 0,4 ml

G. Perhitungan Dosis (Nurul Fazriah)

Dosis lazim tablet furosemid = 40/200 mg

Berat rata-rata tablet = 150 mg

Tiap tablet mengandung furosemid = 40 mg

a. Dosis I = 400 x 0,0026 = 1,04 mg/ 20 g BB mencit

1,04 mg40 mg

x150 mg=3,9 mg

Larutan Stok = 10 ml0,2 ml

x 3,9mg=195 mg

b. Dosis II = 500 x 0,0026 = 1,3 mg / 20 g BB mencit

1,3 mg40 mg

x150 mg=4,8 m g

Larutan Stok = 10 ml0,2 ml

x 4,8mg=240mg

c. Dosis III = 600 x 0,0026 = 1,56 mg/20 g BB mencit

Page 7: laporan furosemid

1,56 mg40 mg

x150 mg=5,8 mg

Larutan stok = 10 ml0,2 ml

x 5,8 mg=292,5mg

d. Dosis IV = 700 x 0,0026 = 1,8 mg / 20 g BB mencit

1,8 mg40 mg

x150 mg=6,8 mg

Larutan Stok = 10 ml0,2 ml

x 6,8 mg=340 mg

H. Pembahasan (Nova Hardiyanti dan Irma Retnasari)

Pada praktikum kali ini yaitu uji toksisitas furosemid terhadap mencit dengan

menggunakan jumlah dosis yang toksik atau melebihi dosis maksimal yang seharusnya

diberikan, sehingga yang diamati pada praktikum kali ini adalah gejala yang ditimbulkan

setelah mencit diberikan sediaan dengan dosis toksik dan melihat gejala-gejala yang

ditimbulkan akibat dari pemberian sediaan furosemid pada mencit dengan dosis toksik.

Sediaan berupa tablet furoemid yang telah dilarutkan yang diberikan secaraoral.

Furosemid adalah obat yang termasuk tuunan loop diuretika yang merupakan turunan

asam antranilat. yang bekerja dengan cara menghambat reabsobsi ion Na pada jerat Henie.

Mekanisme aksi : inhibisi reabsorpsi natrium dan klorida pada jerat Henie menaik dan

tubulus ginjal distal,mempengaruhi sistem kotransor ikatan klorida,selanjutnya meningkatkan

eksresi air,natrium,klorida magnesium dan kalsium. Furosemid ini juga merupakan sebuah

obat yang digunakan untuk meningkatkan produksi urin. Obat ini biasa ditunjukan untuk

mengurangi pembengkakan dan retensi cairan yang disebakan oleh berbagai masalah

kesehatan, termasuk penyakit jantung dan hati. Obat ini juga digunakan untuk terapi

perawatan pada penderita tekanan darah tinggi. Mekanisme kerjanya dengan menyebabkan

Page 8: laporan furosemid

ginjal unttuk membuang air dan garam yang tidak dibutuhkan dari tubuh melalui urin.

Sehingga akan sering buang air kecil yang dapat berlangsung hingga 6 jam setelah dosis

pertama diberikan dan pemberian dosis harus menurun setelah penggunaan beberapa minggu.

(Ganiswara, et all. 1995)

Dosis furosemid adalah 20-80 mg untuk pemerian pertama oral dan 20 – 40 mg untuk

pemerian pertama secara intravena. Dosis maklsimal furesemid peroral adalah 600 gram/hari

(Katzung, 1986). dari dosis tersebut dibuat rangkaian dosis yang mencakup dosis lazim, dosis

maksimum, dan dosis toksik furosemid yang akan diujikan ke mencit. Dosis manusia yang

akan diberikan kepada mencit terdiri dari 400 mg sebagai dosis I, 500 mg sebagai dosis II,

600 mg sebagai dosis III dan 700 mg sebagai dosis IV. Sediaan uji yang akan diujikan pada

mencit adalah sediaan tablet oral 40 mg yang dibuat larutan suspensi dengan PGA 1 %.

Hewan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini dalah mencit jantan putih.

Mencit yang akan digunakan dikelompokan menjadi 5, dimana tiap kelompok diberika 3

mencit. Kelompok 1 diberikan furosemid dosis 3 , kelompok 2 diberi furosemid dosis 2 ,

kelompok 3 diberikan furosemid dosis 1, kelompok 4 diberikan kontrol negatif dan kelompok

5 diberikan furosemid dosis 4. Pada praktikum ini dilakukan secara duplo agar

meminimalisir kesalahan menganalisa pada saat praktikum.

Setelah melakukan pemberian sediaan furosemid secara oral pada masing-masing

mencit maka tahap selanjutnya yaitu melakukan pengamatan terhadap setiap mencit selama 2

kali 30 menit atau satu jam pengamatan. Pada kelompok pertama nyakni kontrol negative

setelah diberikan sediaan, menunjukan keadaan normal atau belum adanya muncul gejala

yang disebabkan oleh pemberian sediaan selama waktu pengamatan dilakukan. Urinasi

terjadi dengan interval 2 kali selama 30 menit dan jumlah urin yang dikeluarkan sekitar 0,2

sampai 0,7 mL. Perilaku mencit normal, selama waktu pengamatan mencit sering tertidur dan

Page 9: laporan furosemid

lemas karena memang mencit hewan yang bersifat fotofobik dan akan terganggu dengan

adanya ativitas manusia.

Lalu pada kelompok kedua yakni yang diberi furosemid dosis I, mencit mengalami hal

serupa seperti kelompok uji 1, dimana mencit menunjukan keadaan yang normal atau belum

adanya muncul gejala yang disebabkan oleh pemberian sediaan. Namun urinasi yang terjadi

pada kelompok uji ini lebih besar yakni sekitar 0,9 -1,2 mL dengan interval satukali dalam

satu jam. Artinya obat diuresis furosemid memberikan efek urinasi pada mecit setelah satu

jam pemerian. Namun dapat dikatakan urinasi yang terjadi belum disebabkan karena obat

yang diberikan karena jumlah urin yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan kelompok

kontrol negative.

Lalu pada kelompok ketiga mencit setelah di berikan sediaan oral mencit menunjukan

menunjukan urinasi sejumlah 2 kali selama 1 jam pengamatan dengan volume urin yang

tertampung sebanyak 0,2 – 1,5 mL. jika dibandingkan dengan kelompok uji sebelumnya

maka dosis II 500 mg furosemid mengalami kenaikan volume urin dan intensitas urinase.

Kelompok uji keempat pemerian dosis III furosemid 600 mg, mencit mengalami urinasi

interval 1 kali dalam satu jam dengan volume 0,5 – 1 mL. Dapat dikatan bahwa pada dosis

ini gejala urinasi mencit mengalami penurunan dimana interval urinasi dan jumlah volume

urinnya menurun jika dibandingkan dengan kelompok uji sebelumnya. Namun pada

kelompok ini teramati mencit mengalami grooming dan badan gemetar.

Pada kelompok kelima pemerian dosis IV furosemid 700 mg, mencit menunjukan

gejala yang ditimbulkan akibat dari pemberian sedian furosemid dengan ditandai terjadinya

lemas dan adanya pengeluaran urine sebanyak 1 - 3 mL dengan interval 2 kali selama satu

jam. Selain itu gejala yang teramati lainnya ialah lemas. Keadaan mencit lemas ini

dikarenakan dehidrasi karena mencit mengeluarkan banyak cairan dari dalam tubuhnya tanpa

Page 10: laporan furosemid

adanya penggantian cairan, dalam hal ini mencit tidak diberikan minum selama pengamatan

dilakukan.

Selain gejala yang teramati di atas sebenarnya gejala toksisitas furosemid lainnya yang

kemungkinan terjadi adalah vertigo. Vertigo tidak dapat teramati karena gejala yang

ditunjukan sulit untuk diamati seperti mata juling dan gelak badan yang tidak terkontrol.

Keadaan mata mencit yang terlalu kecil menyebabkan sulitnya pengamatan dan juga gerak

badan yang tidak teramati karena mencit menghabiskan waktunya dengan tidur. Gejala lain

yang mungkin terjadi pada mencit adalah tekanan darah rendah, hipokalemia, hipokloremia,

alkalosis metabolic, hiperglikemia yang disebabkan pengeluaran urine mencit yang terlalu

banyak dari keadaan normal.

Setelah itu dilakukan pengamatan sampai pada menit ke-60. Dan rata-rata gejala yang

terjadi pada mencit pada masing-masing kelompok menunjukan adanya gejala lemas,

grooming, gemetaran dan dengan disertai penambahan urine yang dikeluarkan oleh mencit.

I. Kesimpulan (Nova Hardiyanti )

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa furosemid merupakan

sebuah obat yang digunakan untuk meningkatkan produksi urin. Obat ini biasa ditunjukan

untuk mengurangi pembengkakan dan retensi cairan yang disebakan oleh berbagai masalah

kesehatan, termasuk penyakit jantung dan hati. Obat ini juga digunakan untuk terapi

perawatan pada penderita tekanan darah tinggi. Mekanisme kerjanya dengan menyebabkan

ginjal unttuk membuang air dan garam yang tidak dibutuhkan dari tubuh melalui urin.

Sehingga akan sering buang air kecil. Gejala toksisitas furosemid meliputi urinasi dan

vertigo.

Page 11: laporan furosemid

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1995

Gan Gunawan, Sulistia 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: FK-UI

Ganiswara, et all. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.

Katzung, Bertram G., 1986, Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba Medika.

Page 12: laporan furosemid

LAMPIRAN

Pemberian sediaan Proses pengamatan Penampungan urine

Page 13: laporan furosemid