Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

34
Laporan Fisiologi Mekanisme Sensorik Kelompok C9 Fakultas Kedokteran UKRIDA Jalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat, 11510 Nama Kelompok 1. Tiara Sari I. 102011418 2. Lili Novita 102012311 3. Sumarni 102012444 4. Shella G. Hidayat 102013430 5. M. Ibnu Sinna 102013471 6. Desi Arisanti 102013388 7. Yovan Mas Agustias 102013253 8. Brigita Dwi 102013271 9. Dian Roshita 102013147

description

blok 6 praktikum fisiologi ukrida

Transcript of Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Page 1: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Laporan Fisiologi

Mekanisme Sensorik

Kelompok C9

Fakultas Kedokteran UKRIDA

Jalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat, 11510

Nama Kelompok 1. Tiara Sari I. 102011418

2. Lili Novita 102012311

3. Sumarni 102012444

4. Shella G. Hidayat 102013430

5. M. Ibnu Sinna 102013471

6. Desi Arisanti 102013388

7. Yovan Mas Agustias 102013253

8. Brigita Dwi 102013271

9. Dian Roshita 102013147

10. Beatrik Melinda Naibaho 102013066

11. Angelia Yohana K. 102013217

12. Batrisya Basir 102013503

Page 2: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

A. Tujuan Percobaan

- Mengetahui bagaimana perasaan subyektif panas dan dingin seseorang dan factor

apakah yang mempengaruhinya

- Mengetahui titik-titik panas, dingin, tekan, dan nyeri di kulit seseorang.

- Mengetahui lokalisasi taktil

- Mengetahui diskriminisasi taktil

- Mengetahui perasaan itingan (After Image)

- Mengetahui daya membedakan berbagai sifat beda

- Mengetahui tafsiran sikap seseorang terhadap stimulus/rangsangan yang diberikan

B. Alat-alat yang Digunakan

3 waskom dengan air bersuhu 20, 30, dan 40 derajat

Gelas beker dan termometer kimia

Es

Alcohol dan eter

Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey

+ jarum

Pensil + jangka + berbagai jenis ampelas + benda-benda kecil + bahan-bahan

pakaian

I . Percobaan 1 (Perasaan Subyektif Panas dan Dingin )

Cara Kerja

1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 20,

30, dan 40 derajat.

2. Masukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 20 derajat dan tangan kiri ke

dalam air bersuhu 40 derajat untuk kira-kira 2 menit. Catat kesan yang

dialami.

3. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak ke dalam air bersuhu 30

derajat. Catat kesan apa yang dialami.

4. Tiup perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak kira-kira 10

cm.

Page 3: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

5. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali

dengan kecepatan seperti di atas. Bandingkan kesan yang dialami hasil tiupan-

tiupan itu.

6. Olesi sebagain kulit punggung tangan dengan alcohol atau eter. Catat kesan

yang dialami.

Hasil Percobaan

OP: Gita

Tangan dalam air

Percobaan Tangan kanan Tangan kiri

Tangan kanan suhu 20°

0 menit :

1 menit :

2 menit :

- Dingin sekali

- Dingin

- Biasa saja

Tangan kiri suhu 40°

0 menit :

1 menit :

2 menit :

- Hangat

- Tidak begitu hangat

- Kesemutan

Kedua tangan dalam air suhu 30°

( OP merasa lebih baik )

0 menit :

1 menit :

2 menit :

- Hangat

- Hangat

- Hangat ( tidak

keriput kulitnya)

-Dingin

- Dingin

- Dingin ( keriput pada

kulitnya )

Peniupan Tangan dan Pengolesan Alkohol

Tangan kering ditiup : sejuk

Tangan basah ditiup : lebih sejuk/dingin

Tangan diolesi alcohol 70% : sangat dingin

Page 4: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Pembahasan

Manusia ketika dirangsang akan memberikan respon. Rangsangan itu dapat

berupa rangsang gerak, rangsang cahaya, rangsang panas, dsb.Ketika rangsang sampai

ke tempat tertentu di tubuh kita, rangsang itu diterima oleh suatu reseptor. Tiap

reseptor dispesialisasikan untuk berespon terhadap jenis rangsangan yang spesifik..

Misalnya reseptor di mata sensitive terhadap rangsangan cahaya, reseptor di telinga

untuk suara, dan lain sebagainya. Ada beberapa jenis reseptor dalam tubuh kita, salah

satunya adalah thermoreceptors yang sensitive terhadap rangsangan panas dan

dingin.1

Apakah anda pernah merasakan misalnya ketika berada di ruangan dingin

selama satu jam, lalu anda keluar dari ruangan itu dan misalnya mencuci kaki di

kamar mandi, airnya terasa hangat, padahal biasanya air itu terasa dingin. Hal itu

membuktikan bahwa sensasi panas dan dingin kita adalah subyektif dan tidak bisa

dipercaya sebagai pengukur temperature.Reseptor panas/hangat spesifik belum

teridentifikasi, saat ini reseptor ini dikenal sebagai ujung saraf bebas.Sinyal

panas/hangat disalurkan melalui serat sensorik tipe C. Reseptor dingin diidentifikasi

sebagai ujung saraf halus. Reseptor dingin berjumlah lebih banyak daripada reseptor

panas.2

Stimulus bagi thermoreceptor adalah temperature jaringan di sekitarnya atau

perubahan suhu.3Baik reseptor panas maupun reseptor dingin memiliki komponen

phasic dan tonic di responnya.Respon phasic beradaptasi secara cepat dan berespon

salah satunya untuk perubahan suhu. Respon tonik tergantung dari temperature

local/sekitar.4

Reseptor merangsang terjadinya potensial aksi dengan frekuensi yang relative

kecil pada temperature yang stabil.Ketika terjadi perubahan suhu sekecil apapun dapat

mengakibatkan perubahan frekuensi firing.Reseptor panas sebagai contoh berespon

pada suhu ruangan konstan dengan frekuensi yang rendah, tapi pada pemanasan

permukaan kulit sedikit saja akan meningkatkan tingkat firing. Responnya cepat jika

pemanasan terjadi secara cepat pula.3Oleh karena itu ketika OP mengangkat tangan

kanannya dari air bersuhu 20 derajat lalu dimasukkan ke dalam air bersuhu 30 derajat,

tangan kanan OP akan terasa lebih hangat. Disitu terjadi peningkatan frekuensi

stimulus yang akan lebih merangsang reseptor panas.

Page 5: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Sama halnya dengan hasil percobaan yang dilakukan ketika tangan kiri yang

tadinya dalam air bersuhu 40 derajat dimasukkan ke air yang bersuhu 30 derajat akan

merasakan merasakan sensasi lebih dingin.Ketika terpajan penurunan suhu mendadak

pada tangan kiri), pada awalnya reseptor dingin akanterangsang secara kuat, tetapi

kemudian setelah beberapa detik pertama pembentukan potensial aksi turun drastis.

Beberapa menit kemudian, penurunan potensial aksi ini menjadi jauh lebih lambat.

Hal ini berarti bahwa reseptor dingin dan hangat berespon terhadap suhu keadaan

mantap/konstan/stabil serta perubahan suhu.2Perubahan suhu sekitar 0,2 derajat saja

sudah dapat menyebabkan perubahan firing rate dari thermoreseptor.3 mekanisme

stimulatorik dalam reseptro suhu diperkirakan berkaitan dengan perubahan laju

metabolic di serat saraf yang dipicu oleh perubahan suhu. Telah dibuktikan bahwa

untuk setiap perubahan 10 derajat celcius terjadi perubahan 2 kali lipat laju reaksi

kimia intraseluler.2 Hal ini membuktikan hermoreseptor tidak memberikan

pengukuran yang objektif terhadap temperature kulit yang nyata, melainkan

memberikan penilaian yang subyektif.3

II. Percobaan 2 ( Titik Panas, Dingin, Tekan, dan Nyeri di Kulit )

Cara Kerja :

1. Letakkan punggung tangan kanan di atas sehelai kertas dan tarik garis pada

pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan.

2. Pilih dan gambarkan di telapak tangan itu suatu daerah seluas 3 x 3 cm dan

gambarkan pula daerah itu di lukisan tangan pada kertas. Kotak 3 x 3 cm

dibuat lagi menjadi 12 x 12 kotak, jadi jumlah kotak 144 kotak kecil.

3. Tutup mata OP dan letakkan punggung tangan kanannya santai di meja.

4. Selidikilah secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang

memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan

menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara memenasi kerucut

yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang

direndam air panas bersuhu 50 derajat. Tandai titik-titik panas yang diperoleh

dengan tinta.

5. Ulangi penyelidikan yang serupa dengan kerucut kuningan yang telah

didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan

Page 6: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam

air es.

6. Selidikilah pula menurut cara di atas titik-titik yang memberikan kesan tekan

dengan menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang

memberikan kesan nyeri dengan jarum.

7. Gambarkan dengan symbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada

lukisan tangan di atas.

Hasil Percobaan

OP: Lili

Page 7: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Pembahasan

Sensasi-sensasi yang kita rasakan baik panas, dingin, tekanan , dan nyeri dapat

dibedakan satu sama lain. Johannes Muller menyatakan bahwa tiap serat/saraf sensori

menghasilkan reaksi yang spesifik tidak peduli bagaimana cara penstimulasian itu.

Sensasi-sensasi yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh karakteristik stimuli,

melainkan dipengaruhi langsung oleh saraf yang dihubungkan ke organ indra kita dan

ke pusat otak dimana saraf itu diterminasikan. Dengan kata lain aktivitas dari sebuah

reseptor/saraf sensori yang spesifik akan memberikan tipe informasi yang sama ke

otak. Otak kemudian menerjemahkan potensial aksi dari saraf sensori auditory

sebagai suara, dari saraf olfaktori sebagai bau, dan lain sebagainya.5Reseptor sensoris

kebanyakan terdapat di dermis kulit. Rangsangan panas, dingin, tekanan/sentuhan,

atau rangsangan lainnya harus menembus melalui epidermis kulit untuk mencapai

reseptornya masing-masing. Tetapi reseptor sentuhan dan nyeri terdapat di dermis

sampai ke epidermis, sehingga dirangsang lebih muda dari reseptor-reseptor lain.6

Reseptor suhu seperti dikatakan di pembahasan percobaan 1 adalah

thermoreseptor.Thermoreseptor ini terdiri dari reseptor panas dan reseptor

dingin.thermoreseptor adalah ujung saraf bebas yang disuplai oleh serabut tipis

bermielin (reseptor dingin) atau tanpa mielin(reseptor panas).4 Suhu pucak untuk

pengaktifan reseptor dingin adalah sekitar 24 derajat dan reseptor hangat maksimal

pada suhu sekitar 45 derajat. Reseptor dingin dan hangat dapat dirangsang pada

kisaran suhu 31-43 derajat celcius.2

Pada hasil percobaan diketahui titik panas ada 41 titik sedangkan titik dingin

ada 104 titik.Titik dingin lebih banyak daripada titik panas karena jumlah reseptor

dingin lebih banyak daripada reseptor panas. Reseptor dingin berjumlah 3 sampai 10

kali lipat reseptor hangat.2

Meskipun sentuhan, tekanan, dan getaran seting diklasifikasikan sebagai

sensai yang berbeda dan tersendiri, ketiganya dideteksi oleh golongan reseptor taktil

yang secara umum sama yaitu mekanoreseptor. Terdapat paling sedikit 6 jenis

mekanoreseptor yang diklasifikasikan sebagai reseptro taktil yaitu ujung saraf bebas,

badan Meissner, diskus merkel, hair end organ, end organ ruffini, badan paccini.

Sebagian besar dari reseptor ini menyalurkan sinyal melalui serat bermielin dan

memperlihatkan kecepatan hantaran yang tinggi.2Makanya kita cepat menyadari

adanya rangsang sentuhan, selain karena hantarannya yang melalui serat bermielin

Page 8: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

yang besar, hal ini juga disebabkan karena reseptor tekanan/sentuhan ini terdapat di

lapisan dermis sampai ke lapisan epidermis.

Masing-masing reseptor taktil juga berperan dalam mendeteksi getaran.Badan

Paccini mendeteksi rangsangan getaran cepat (yang diklasifikasikan sebagai tekanan)

dan berhubungan dengan saraf bermielin dengan kecepatan hantaran tinggi. Getaran

berfrekuensi rendah merangsang badan Meissner dan badan taktil lain yang umumnya

memilki kecepatan hantaran rendah dan lebih lambat beradaptasi dibandingkan

dengan badan Paccini.2 Informasi sentuhan/tekanan ditransmisikan di kedua jalur

leminiscal dan anterolateral.6Pada hasil percobaan didapatkan titik tekan sebanyak

144 titik (semua titik) karena memang reseptor-reseptor tekanan letaknya dekat

dengan permukaan kulit dan khususnya badan Paccini (walaupun letaknya di lebih

dalam tapi merupakan reseptor yang memiliki hantaran saraf bermielin dengan

kecepatan tinggi sehingga sensasi tekanan itu dapat dirasakan dan cepat disadari.

Nyeri terutama berfungsi sebagai mekanisme protektif bagi tubuh karena nyeri

bukan merupakan sensasi murni tetapi lebih merupakan respon terhadap cedera

jaringan yang tercipta dalam sitem saraf.2Perasaan nyeri tidak hanya terdapat di

permukaan kulit saja, tetapi juga di tempat-tempat lain. Rasa nyeri yang terjadi karena

rangsangan di permukaan tubuh disebut nyeri superfisial, sedangkan rangsangan pada

otot, persendian, ljairngan penyambung sering diesbut nyeri dalam (deep pain). Rasa

nyeri dirasakan oleh kelompok reseptor yang dinamakan nocireceptor.4Semua

reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas. Reseptor-reseptor ini ditemukan dalam

jumlah dan kepadatan tertinggi di kulit, periosteum, dinding arteri, permukaan sendi,

dura, dan refleksinya di bagian dalam kubah cranium.2

Rasa nyeri dapat diakibatkan oleh rangsangan mekanis, suhu, dan

kimiawi.Rangsangan mekanis dan suhu cenderung mengakibatkan nyeri

cepat.rangsangan kimiawi cenderung menimbulkan nyeri lambat.Rasa nyeri juga

dapat diakibatkan oleh suhu dingin atau panas yang terlalu ekstrim.Suhu di bawah 7

derajat Celcius dan di atas 50 derajat mengaktifkan reseptor nyeri.Nyeri cepat terasa

dalam waktu sekitar 0,1 detik setelah rangsangan sementara nyeri lambat dimulai 1

detik atau lebih setelah rangsangan yang mengakibatkan nyeri.2Untuk itu dalam

percobaan yang dilakukan perangsangan menggunakan jarum harus dilakukan dengan

cepat untuk membuktikan apakah nyeri itu merupakan nyeri cepat atau nyeri lambat.

Karena OP merasakan nyeri dengan perangsangan yang cepat, dan terjadi di kulit

maka nyeri itu dikategorikan sebagai nyeri cepat.

Page 9: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Sinyal nyeri cepat yang dipicu oleh rangsangan mekanis (penusukan jarum)

atau suhu disalurkan melalui serat Aδ di saraf perifer dengan kecepatan antara 6 dan

30 m/s.2Pada percobaan didapatkan titik nyeri sebanyak 111 titik. Titik nyeri ini lebih

banyak dibandingkan titik panas dan titik dingin karena reseptor nyeri letaknya bisa

dari dermis sampai ke epidermis kulit.

III. Percobaan 3 ( Lokalisasi Traktil )

Cara Kerja :

1. Tutup mata OP dan tekanlah ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung

jarinya.

2. Suruh sekarang OP melokalisasikan tempat yang baru dirangsang tadi dengan

ujung sebuah pensil pula.

3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk,

4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit

ujung jari, telapak tangna, lengan bawah, lengan atas, dan tengkuk.

Hasil Percobaan

OP : Batrisya

Tempat yang di rangsang Uji 1

(cm)

Uji 2

(cm)

Uji 3

(cm)

Uji 4

(cm)

Uji 5

(cm)

Jarak

Rata-rata

Ujung jari 0,3 0,4 0,8 0,6 0,1 0,44

Telapak tangan 0,7 0,5 1,3 0,2 0,4 0,62

Lengan atas 1 3 1 4 2,5 2,3

Lengan bawah 2,5 1,5 1,9 1,8 1,5 1,84

Tengkuk 0,4 1,7 1 2,3 1,5 1,38

Pembahasan

Rangsang taktil diterima oleh kelompok reseptor yang dinamakan

mekanoreseptor.Lokalisasi taktil dilakukan dengan cara meminta seseorang untuk

menunjuk bagain kulit yang baru disentuh dengan ujung pensil.

Kita dapat menyadari adanya sentuhan, tekanan, temperature, atau nyeri

karena thalamus otak kita dapat mendeteksinya, tetapi korteks somatosensory otak

kitalah yang berperan lebih penting disini karena korteks somatosensory tidak hanya

Page 10: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

mengenali rangsangan-rangsangan itu tetapi juga memberikan persepsi yang lengkap

akan sensasi-sensasi yang dirasakan. Thalamus menyebabka kita menyadari sesuatu

yang panas mengenai tubuh kita, tapi tidak dapat memberitahukan dimana atau

seberapa kuat intensitas panas itu. Jadi fungsi korteks somatosensory adalah untuk

melokalisasikan sumber input sensori dan memberitahukan intensitas stimulus

tersebut.2 Informasi taktil ditransmisikan di kedua jalur leminiscal dan anterolateral,

jadi hanya lesi/kerusakan yang besar saja yang dapat menginterupsi sensasi

sentuhan/taktil. Informasi rangsangan taktil yang dibawa di sistem leminescal

berfokus pada detail lokasi rangsangan, bentuk spatial, dan pola temporal dari

rangsangan taktil.7

Pada hasil percobaan didapatkan hasil rata-rata untuk lokalisasi taktil dari

yang akurat sampai yang kurang akurat adalah dari ujung jari, telapak tangan, lengan

atas dan tengkuk.Lokalisasi titik/taktil tidak terdistribusi secara rata di permukaan

seluruh tubuh.Keakuratannya paling akurat di area hidung dan mulut dan lebih tidak

akurat di bagian belakang tubuh.8 Pada hasil percobaan lokalisasi paling akurat adalah

di bagian ujung jari.Lokalisasi yang paling akurat adalah pada bagian distal jari

(ujung jari dengan kesalahan rata-rata 1,5-1,8 dan keakuratan lebih rendah terdapat

pada telapak tangan.9Area tengkuk pada percobaan yang kami lakukan adalah daerah

yang paling tidak akurat karena merupakan area belakang tubuh.Untuk lebih jelasnya

mengenai keakuratan daerah-daerah tubuh dalam menentukan lokalisasi taktil lihat

gambar 1.

Gambar 1. Variasi regional di lokalisasi titik/taktil pria. Tinggi masing-masing

batang diagram mewakili perbedaan (dalam mm) diantara stimuli referens dan tes

stimuli yang subyek akan terima sebagai lokasi dari stimuli referens.8

Page 11: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

IV. Percobaan 4 ( diskriminasi Taktil)

Cara Kerja :

1. Tentukan secara kasar ambang membedakan 2 titik untuk ujung jari dengan

menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada

kulit ujung jari.

2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian

jauhkan berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat

dibedakan sebagai 2 titik.

3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka

ambang terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tersebut.

4. Lakukan percobaan di atas sekali lagi tetapi sekarang dengan menempatkan

kedua ujung jangka secara berturur-turut (suksesif)

5. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang

membedakan dua titik ujung jari, tengkuk, dan pipi.

6. Catat yang dialami.

Hasil Percobaan

OP : Yovan

Percobaan Secara Simultans

a. Ujung jari tangan

(kecil-besar) (besar-kecil)

0,4 cm = 1 titik 2 cm = 2 titik

0,5 cm = 1 titik 1 cm = 2 titik

0,6 cm = 2 titik (ambang) 0,5 cm = 2 titik

0,8 cm = 2 titik 0,4 cm = 1 titik (ambang)

1 cm = 2 titik 0,3 cm = 1 titik

b. Tengkuk

(kecil-besar) (besar-kecil)

0,5 cm = 1 titik 1,8 cm = 2 titik

0,7 cm = 1 titik 1,6 cm = 2 titik

0,9 cm = 1 titik 1,5 cm`= 2 titik

1 cm = 2 titik (ambang) 1,4 cm = 1 titik (ambang)

1,2 cm = 2 titik 1,3 cm = 1 titik

Page 12: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

c. Pipi

(kecil-besar) (besar-kecil)

0,5 cm = 1 titik 1,2 cm = 2 titik

0,7cm = 1 titik 1 cm = 2 titik

0,9 cm = 1 titik 0,9 cm = 2 titik

1 cm = 2 titik (ambang) 0,8 cm =1 titik (ambang)

1,5 cm = 2 titik 0,7 cm = 1 titik

Percobaan secara suksesif

a. Ujung jari

(kecil-besar) (besar-kecil)

0,1 cm = 1 titik 0,8 cm = 2 titik

0,2 cm = 1 titik 0,5 cm = 2 titik

0,3 cm = 2 titik (ambang) 0,4 cm = 2 titik

0,4 cm = 2 titik 0,3 cm = 1 titik (ambang)

b. Tengkuk

(kecil-besar) (besar-kecil)

0,3 cm = 1 titik 1 cm = 2 titik

0,4 cm = 1 titik 0,9cm = 2 titik

0,5 cm = 2 titik (ambang) 0,8 cm = 1 titik (ambang)

0,6 cm = 2 titik 1 cm = 1 titik

c. Pipi

(kecil-besar) (besar-kecil)

0,5 cm = 1 titik 1,3 cm = 2 titik

0,7 cm = 1 titik 1,2 cm = 2 titik

0,8 cm = 1 titik 1,1 cm = 2 titik (ambang)

0,9 cm = 2 titik (ambang) 1 cm = 1 titik

Page 13: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Pembahasan

Pada percobaan ini, OP diminta untuk membedakan 1 titik dan 2 titik dari

stimulus yang diberikan.Diskriminasi 2 titik sering kali digunakan untuk menentukan

kemampuan seseorang membedakan 2 “titik” terpisah (diskriminasi 2 titik).2 Jarak

jangka dimana OP dapat membedakan mana yang 1 titik dan mana yang 2 titik

merupakan batas ambang seseorang. Ada 2 jenis percobaan diskriminasi taktil disini

yaitu diskriminasi taktil yang secara bersamaan (simultan) dan yang secara berturut-

turut (suksesif).Jarak ambang pada percobaan simultan biasanya lebih besar daripada

percobaan yang suksesif; di ujung jari seharusnya tidak lebih dari 5 mm.10

Jarak-jarak ambang bervariasi di seluruh tubuh.Pada titik diskriminasi yang

kecil berarti reseptor sentuhannya banyak.7Besar daerah reseptif (daerah reseptor)

bervariasi. Semakin kecil daerah-daerah resptor dalam suatu region, makin besar

kearutan kemampuan diskriminasi.1Pada hasil percobaan yang simultan, jarak rata-

rata ambang untuk jari adalah yang paling kecil sedangkan, yang kedua terkecil

adalah pipi, dan yang jaraknya paling jauh adalah di tengkuk. Diskriminasi taktil pada

jari lebih akurat karena daerah reseptif di ujung jari lebih sedikit, akibatnya tiap signal

neuron akan menginfromasikan hal-hal yang lebih detail tentang suatu objek, dalam

hal ini ujung-ujung jangka. Sedangkan kulit di bagian tengkuk terdapat sedikit ujung

saraf sensori sedangkan daerah reseptifnya besar. Hal ini akan menyebabkan

informasi yang didapat lebih tidak akurat/detail.1

Selain dipengaruhi oleh daerah reseptif, keakuratan diskriminasi taktil juga

dipengaruhi inhibisi lateral. Contohnya sebagai berikut : ketika anda menekan ujung

jari anda dengan ujung sebuah pensil, daerah reseptif langsung berespon di bawah

ujung pensil dimana stimulusnya paling intens, tetapi daerah sekitarnya juga

terstimulasi, hanya saja intensitasnya lebih kecil. Jika informasi-informasi ini

mencapai korteks otak, lokalisasi pensil akan menjadi tidak jelas, sehingga

mengurangi keakuratan diskriminasi taktil. Inhibisi lateral disini berperan untuk

menfasilitasi lokalisasi dan untuk mempertajam kontras.1Inhibisi lateral ini berguna

dalam melokalisasikan rangsangan taktil (percobaan sebelumnya) dan diskriminasi

taktil.

Di ujung jari tangan dan bibir, dua titik rangsang yang terletak sedekat 1-2 mm

sudah bisa dibedakan sebagai titik yang terpisah., sementara di pungunng 2 titik harus

terpisah paling sedikit 30 sampai 70 mm agar dapat dirasakan terpisah.2Jarak-jarak

Page 14: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

diskriminasi pada bagian-bagian tubuh dapat dilihat di gambar 2. Pada Percobaan

suksesis juga didapatkan jarak diskriminasi mulai dari yang terkecil sampai yang

terbesar adalah ujung jari, tengkuk, dan pipi.Tetapi jarak diskriminasi percobaan

simultan lebih besar daripada yang di suksesif.Pada percobaan suksesif justru ambang

pada pipi lebih besar daripada di tengkuk.Harusnya ambang pada pipi lebih kecil

daripada tengkuk (lihat gambar 2).Hal ini mungkin karena penekanan jangkanya yang

tidak tepat.

Fungsi dari diskriminasi taktil bergantung pada elemen-elemen permroses

sentral di jalur Kolumna Dorsalis-Lemniskus medial untuk mengenali bahwa 2 sinyal

eksitarorik yang dihasilkan di perifer terpisah dan tidak tumpang tindih.2

Gambar 2. Titik diskriminasi (ambang/threshold) untuk masing-masing anggota

badan11

V. Percobaan 5 (Perasaan Iringan/After-Image)

Cara Kerja ;

1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarkan di tempat

itu selama dilakukannya percobaan 6.

2. Setelah selesai dengan percobaan 6, angkat pensil dari telinga dan apa yang

dirasakan setelah pensil itu diambil.

Hasil Percobaan

Page 15: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

OP: Dianne

Ketika OP tidak sadar, pensil yang tadinya ada di telinganya diambil, ketika

ditanya dimana pensilnya, OP menjawab bahwa pensil itu masih di telinganya padahal

pensil itu sudah diambil.

Pembahasan

Menurut Warren, perasaan iringan/after image adalah perlamaan atau

pembaharuan pengalaman sensoris setelah stimulus eksternal tiada. Warren

menggarisbawahi bahwa istilah after-image itu untuk segala sesuatu yang

berhubungan dari sistem saraf pusat, sedangkan istilah after sensation untuk segala

sesuatu yang berasal dari saraf tepi.Definisi after-sensation adalah perlamaan atau

pembaruan pengalaman sensoris setelah stimulus eksternal tiada, tetapi reseptor-

reseptor rangsangan masih aktif.12 Stimulus yang diberikan harus lama agar dapat

menciptakan fenomena after image ini.

After image (perasaan ikutan) tidak hanya terjadi di bagian telinga saja.After

image ini sering terjadi pada bagian mata. Pada setiap alat indera, rangsangan yang

berulang akan mengakibatkan sensasi yang berulang pula.After-image terjadi karena

adanya suatu sirkuit neuronal yang bersifat berulang (reverberating). Pada jalur ini

neuron akan bersinaps secara kolateral dengan interneuron. Sinaps antara interneuron

dan neuron ini akan mengirimkan impuls baru melalui sirkuit. Impuls baru dapat

dibentuk lagi dan lagi sampai sinaps lelah (karena kekurangan neurotransmitter) atau

diberhentikan oleh inhibisi lainnya.Reverberating circuit ini berguna untuk aktivitas

yang ritmis seperti bernapas, kesadaran mental, dan memori jangka pendek.14Hal

inilah yang menyebabkan perasaan iringan setelah pensil diambil dari

telinga.Stimulus oleh pensil ke telinga itu lama/terjadi secara berulang. Yang bekerja

disini adalah reverberating circuit karena rangsangnya terjadi secara berulang. Ketika

stimulus dihilangkan (pensil diambil), reseptor tetap aktif sehingga akan tetap

meneruskan informasi ini ke medulla spinalis kemudian ke otak. Pada sirkuit

reverberating, impuls sensori akan terus-menerus/berulang sehingga OP masih bisa

merasakan ada pensil di telinganya.

VI. Percobaan 6 ( Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda)

Page 16: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Cara Kerja ;

a. Kekasaran Permukaan Benda

1. Dengan mata tertutup, suruh OP meraba-raba permukaan ampelas yang

mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-beda.

2. Perhatikan kemampuan OP untuk membedakan derajat kekasaran ampelas.

b. Bentuk Benda

1. Dengan mata tertutup suruh OP memegang-megang benda-benda kecil

yang diberikan (pensil, penghapus, rautan, koin,dll.

2. OP menyebutkan nama/bentuk benda-benda aitu.

c. Bahan Pakaian

1. Dengan mata tertutup, OP meraba-raba bahan-bahan pakaian yang

diberikan.

2. OP menyebutkan jenis/sifat bahan yang dirabanya itu.Apa nama

kemampuan membedakan benda menurut bendanya?

Hasil percobaan

OP : Dianne

a. Kekasaran Permukaan Benda

OP dapat membedakan derajat kekasaran benda dengan baik.

Keterangan : > = lebih kasar

- 3 > 1 - 4 > 1 - 5 > 1

- 4 > 3 - 4 > 5 - 3 > 5

- 4 > 5 - 4 > 1 - 4 > 5

b. Bentuk Benda

OP dapat menyebutkan benda-benda yang dipegangnya dengan mata

tertutup.

Pulpen : panjang, licin, seperti tabung kecil

Tempat pensil : persegi panjang, licin, gepeng, ringan

Peruncing : cangkir, kasar

Stabilo : persegi panjang, plastic, licin

Penghapus : persegi panjang, halus, agak kasar

Page 17: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

c. Bahan Pakaian

OP dapat menyebutkan jenis/sifat bahan yang dirabanya walaupun OP

tidak mengetahui nama bahan itu, tetapi OP dapat menyebutkan secara

jelas bagaimana struktur dan tekstur bahan-bahan pakaian yang

dipegangnya.

Keterangan : A : Hijau toska

B : Blaster

C : Kuning

D : Biru

A & B

A > Kasar dari B

A > timbul

B > kasar serat-seratnya

A & C

C > lembut dari B

C> licin dari B

A & D

D > kaku dar A

D > lembut dari A

B & C

C > lembut dari B

C > licin dari B

C & D

C > lembut dari D

C > licin dari D

D > kaku dari C

B & D

D > lembut dari B

D > lembut dari B

B > kasar dari D

Pembahasan

Kemampuan seseorang untuk mengidentifikasikan objek tanpa melihat objek

itu dinamakan stereognosis.Kamampuan ini bergantung pada sensasi sentuhan dan

tekanan.7Untuk menguji kemampuan seseorang dalam mengidentfikasikan benda

dapat dilakukan dengan aktif maupun pasif. Pengeksplorasian secara pasif dilakukan

ketika misalnya teman kita menggoreskan atau menempelkan benda yang akan

diidentifikasikan ke tangan kita. Kita tidak boleh menyentuh atau merabanya, tangan

kita dalam keadaan pasif.

Eksplorasi haptic adalah bentuk pengeksplorasian yang aktif, dilakukan untuk

mengidentifikasikan benda yang dipegang dengan menggunakan sistem sensori

Page 18: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

(sentuhan, rabaan, temperature, tekstur, dan pererakan dan posisi dari tangan dan jari

tangan), sistem motorik (yang melibatkan menggerakkan tangan pada saat meraba-

raba dan merasakan benda yang dipegang) ,dan juga melibatkan sistem kognitif

dimana kita mengolah informasi (berpikir) dari informasi-informasi yang diberikan

oleh sistem sensori mapun motori.

Lobus parietal dari otak berfungsi untuk menerima dan mengolah input

sensori. Korteks somatosensory terletak di lobus parietal ini, tepatnya di gyrus

postsentralis. Korteks somatosensory dapat mengenali diskriminasi spatial, jadi

korteks somatosensory dapat mengenai bentuk objek yang dipegang dan daoat

membedakan perbedaan kecil dari objek sama yang berkontak dengan kulit. Korteks

somatosensory kemudain memproyeksikan input sensori ini melalui serat-serat di

white matter ke area sensoris yang lebih tinggi untuk pertimbangan dan analisis lebih

lanjut, serta integrasi dari semua informasi sensori. Area sensori yang lebih tinggi ini

berfungsi untuk menerima pola yang lebih kompleks dari rangsangan somatosensory,

contohnya mengenali tekstur, temperature, bentuk benda, posisi, dan lokasi objek

yang sedang dipegang.2Hal ini lah yang menyebabkan OP dapat merasakan tekstur,

bentuk benda dan bahan pakaian. Hal ini belum tentu cukup, OP diminta untuk

menyebutkan benda-benda yang dipegangnya itu, tentu hal itu perlu proses berpikir.

Proses berpikir ini terjadi di korteks asosiasi prefrontal.

Bagian lobus frontalis otak memiliki 3 fungsi utama yaitu : aktivitas volunteer

motorik ( seperti pada saat meraba-raba benda, menggerakkan tangan untuk

merasakan benda yang dipegang), kemampuan bicara, dan kemampuan berpikir.

Bagian korteks asosiasi prefrontal terletak di bagian depan lobus frontal otak.

Disinilah proses berpikir terjadi. Korteks asosiasi prefrontal adalah tempat operasi

memori yang bekerja (working memory), dimana otak menyimpan memori temporal

dan menguunakan memori ini utuk perencanaan dan memberikan

jawaban/alasan.Korteks asosiasi prefrontal ini menyebabkan kita dapat memberikan

alasan/jawaban dengan kerjasama dengan semua bagian sensori otak.1

Pada percobaan menentukan kekasaran dan bentuk benda OP dapat

mengidentifikasikan semuanya dengan baik karena korteks somatosensory bekerja

dengan baik dan korteks asosiasi prefrontal memiliki informasi yang cukup bagi otak

untuk berpikir dan menyebabkan OP dapat mengidentifikasikan benda dengan

benar.Pada percobaan menentukan bahan pakaian, OP dapat merasakan tekstur dari

bahan pakaian yang diberikan tetapi tidak dapat menyebutkan jenis bahan pakaian

Page 19: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

yang diberikan.Korteks somatosensory OP bekerja dengan baik karena dapat

merasakan tekstur bahan pakaian tersebut, tetapi korteks asosiasi prefrontal OP

mungkin tidak menyimpan memori tentang jenis-jensi bahan pakaian karena OP

belum pernah mempelajarinya/mengalaminya.

VII. Percobaan 7 ( Tafsiran Sikap)

Cara Kerja :

1. OP duduk dan menutup matanya.

2. Pegang dan gerakkan secara pasif lengan bawah OP ke dekat kepalanya, ke

dekat dadanya, ke dekat lututnya, dan akhirnya gantungkan di sisi badannya.

3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan OP.

4. OP dengan telunjuknya kemudian dengan menyentuh telinga, hidung, dan

dahinya dengan perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus

lengannya.

5. Bagaimana kemampuan OP melokalisasikan tempat-tempat yang diminta, apa

nama kemampuan menentukan lokalisasi rangsang taktil?

Hasil Percobaan

OP : Dianne

OP dapat melokalisasikan tempat-tempat yang diminta dengan baik.

Tempat Bisa Tidak

Telinga -

Hidung -

Dahi -

Lutut -

Dada -

Pembahasan

Page 20: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Topognosia adalah kemampuan untuk melokalisasikan stimuli di kulit, dan

autotopognosia adalah untuk mengenali bagian-bagian tubuh.16 Bagian otak yang

berperan dalam kemampuan ini adalah serebelum.Serebelum penting dalam

keseimbangan tubuh, perencanaan, serta mengeksekusi pergerakan volunteer tubuh.

Vestibuloserebelum merupakan bagian serebelum yang penting untuk

mempertahankan keseimbangan dan mengontrol pergerakan mata.1Diperkirakan

bahwa peran-peran komponen yang terdapat di vestibuloserebelum adalah untuk

menghitung kecepatan dan arah gerak, yaitu dimana tubuh akan berada dalam

beberapa milidetik berikutnya. Penghitungan ini adalah kunci untuk berlanjut kearah

gerakan berikutnya atau untuk mempertahankan keseimbangan.2Spinoserebelum

meningkatkan tonus otot dan mengkoordinasikan gerakan sadar.1Bagian ini menerima

masukan dari korteks serebrum melalui nuclei pontis sehingga bagian ini menerima

informasi mengenai gerakan yang diinginkan serta gerakan yang sedang dijalankan.2

Sebroserebelum berperan dalam merencanakan, mengurutkan, dan

menentukan waktu gerakan. Rencana suatu sekuensial volunteer diperkirakan

disalurkan dari korteks premotorik dan sensorik ke pons. Yang menarik disini adalah

aktivitas di nukelus dendatus mencerminkan gerakan yang akan dilakukan, bukan

gerakan yang sedang dilakukan. Basal ganglia juga berfungsi untuk mengendalikan

pola-pola gerakan terlatih dan gerakan-gerakan sukuensial yang dirancang untuk

menyelesaikan tugas yang dihasilkan sendiri atau dituntun secara internal.Fungsi

basal ganglia juga mengatur kecepatan dan kekuatan gerakan-fungsi timing dan

scaling.2

Jadi gerakan-gerakan terkoordinasi tubuh itu diatur oleh serebelum dan basal

ganglia.

Kesimpulan

Page 21: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

Persepsi panas dan dingin kita bersifat subyektif. Reseptor dingin dan hangat

berespon terhadap suhu keadaan mantap/konstan/stabil serta perubahan suhu.

Rangsangan yang berbeda dapat dibedakan satu sama lain karena reseptor

rangsang bersifat spesifik.

Lokalisasi taktil adalah kemampuan seseorang dalam menentukan

tempat/daerah tubuhnya yang diberi stimulus. Kemampuan ini bergantung

pada korteks somatosensory primer.

Diskriminasi taktil adalah kemampuan untuk membedakan rangsang taktil.

Keakuratan diskriminasi taktil di bagian tubuh tertentu ditentukan oleh daerah

reseptif dan juga oleh inhibisi lateral (berperan juga dalam lokalisasi taktil

pada percobaan 3)

Perasaan iringan diakibatkan karena tetap aktifnya reseptor rangsangan

walaupun stimulus telah dihilangkan. Reseptor tetap aktif karena telah

dirangsang dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.

Stereognosis adalah kemampuan seseorang dalam mengidentifikasikan benda

yang dipegangnya. Pengujian steorognosis dapat dilakukan dengan eksplorasi

haptic cimana seseorang menggunakan fungsi sensori, motori, dan

intelektualnya untuk mengidentifikasikan benda yang dipegangnya. Fungsi

sensori terutama dikerjakan oleh korteks somatosensory, fungsi motori

terutama oleh korteks somatomotori, dan fungsi kognitif (proses berpikir)

terutama oleh korteks asosiasi prefrontal yang berperan dalam memberikan

alasan/jawaban terhadap suatu masalah dan membantu kita menganalisis.

Topognosia adalah kemampuan melokalisasikan daerah stimuli di kulit.

Autotopognosia adalah kemampuan untuk mengenali dan mengetahui letak-

letak bagain tubuh tertentu. Kemampuan ini terutama berkaitan dengan

serebelum dan basal ganglia.

Daftar Pustaka

Page 22: Laporan Fisiologi-blok 6 Mekanisme Sensori

1. Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th ed. USA : Cengage

Learning; 2010.p. 157-96.

2. Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC; 2009. P.369-

78.

3. Brodal P. The central nervous system physiology. 4thed. New York : Oxford

University Press; 2010.p.169.

4. Rhoades R, Bell DR. Medical physiology : principles for clinical medicine. 3rd

ed. USA : Lippincott and Williams; 2009.p.71-2.

5. Singh AK. the comprehensive history of physiology. 1st ed. Delhi: Moltilal

Banarsidass Publisher. New York : Oxford University Press; 2010. P.169.

6. Alcamo E, Krumhardt B. Anatomy and physiology rhe easy way. 2nd ed. USA:

Barron’s Educational Series; 2004. P.97.

7. Ganong WF. Medical physiology : principles for clinical medicine. 21st ed.

USA: McGraw-Hill Company;2003.p. 143-9.

8. Dever j, Collins M. Experimental physiology. USA: Woodworth and

Schloberg; 1971. P. 139.

9. Jones LA, Lederman SJ. Human hand function. New York: Oxford University

Press; 2006.p.183.

10. Mumenthaler M, Mattle H, Taub E. Fundamamental of neurology: an

illustrated guide. New York: Thieme; 2006.p.35.

11. Kruger L. Pain and touch handbook of perception and cognitive. 2nd ed. USA:

Academic Press; 1996.p.61.

12. Roeckelein JE. Imagery in physiology : a reference guide. USA: Greenwood

Publishing Group;2004..23.

13. James W. Principles of physiology. 1st ed. USA: Cosimo; 2013.p.645.

14. Solomon EP. Berg LR, matin DW. Biology. USA : Cengange Learning;

2005.p.758.

15. Goldstein EB. Sensation and perception. 8th ed. USA: Cengage Learning;

2010.p. 340.

16. Cytowic RE. The neurological side of neurophsychology. USA: MIT Press;

1996.p.35.