laporan DK2.doc
Transcript of laporan DK2.doc
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
1/30
Pembahasan
1. Defnisi
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. Virus ini menyerang
organ-organ vital sistem kekebalan tubuh manusia, seperti sel T4
D4! makro"ag, dan sel dendritik. HIV merusak sel T4 D4! se#ara
langsung dan tidak langsung, sel T4 D4! dibutuhkan agar sistem
kekebalan tubuh dapat ber"ungsi baik.
AIDS $A#%uired Immunodeien#y Sindrom' Sindrom
imunode&siensiadalah stadium akhir pada serangkaian
abnormalitas imunologis danklinis yang yang dikenal sebagai
spektrum in"eksi HIV. HIV yang dulu disebutsebagai HT(V-III $Human
T #ell (ymphotropi# Virus III) atau (AV$(ymphadenophaty Virus)
adalah virus sitopatik dari "amili retrovirus.
2. Epidemiologi
Human Immunodefciency Virus $HIV) dan $AIDS) acquired
immunodefciency syndrome merupakan permasalahan global. Tren
kasus HIV dan AIDS menurun di kebanyakan negara di dunia tetapi
Indonesia termasuk satu dalam * negara yang memiliki
peningkatan kasus in"eksi HIV pada usia +-4* tahun lebih
dari persen. Sampai dengan tahun /umlah in"eksi HIV yang
dilaporkan sebanyak 0*, tahun 1 $2.+*), tahun 2 $1.40),
tahun 0 $+.31), tahun * $*.2*3), tahun +$+.*+),
tahun ++ $+.3+), tahun + $+.++). umlah kumulati" in"eksi
HIV yangdilaporkan sampai dengan uni +3 sebanyak +0.1.
Sampai dengan tahun /umlah AIDS yang dilaporkan sebanyak4.*02, tahun 1 $3.+4), tahun 2 $4.4),tahun 0 $4.*43),
tahun * $.403), tahun + $1.04), tahun ++ $2.4), dan
tahun + $.101). umlah kumulati" AIDS dari tahun +*02 sampai
dengan uni +3 sebanyak 43.112 orang $Aditya,+3).
5pidemiologi yang berdasarkan beberapa situasi 6
+. Situasi 7lobal
8erbagai aspek budaya, sosial, dan perilaku yang berbeda
menentukan karakteristik penyakit HIV di setiap daerah. Angka
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
2/30
sero prevalensi di antara pengguna obat suntik sangat bervariasi di
seluruh dunia, namun epidemi terkini ter/adi di 5ropa bagian timur,
9usia, dan India bagian utara $:andal, 0)
. Situasi Asia ;asi&k
umlah penderita HIV di Asia ;asi&k #ukup banyak namun
prevalensi penderita HIV di Indonesia lebih rendah /ika
dibandingkan dengan negara < negara sekitar. Indonesia berada
pada urutanke 2 dari + dengan /umlah orang hidup dengan HIV
paling sedikit. orang yang terin"eksi HIV men#apai 3.
sedangkan /umlah anak yang baru terin"eksi HIV di Asia men#apai
+.. =ematian akibat AIDS di Asia men#apai 33..
3. Situasi di Indonesia
Ditemukannya kasus AIDS pertama di Indonesia padatahun +*02
9entan pada usia $+ < +* tahun)
kasus AIDS terbanyak adalah D=I akarta men#apai 14*
sedangkan di /a>a tengah men#apai 401 kasus.
:enurut hin $), tidak diketahui adanya kekebalan orang
terhadap in"eksi HIV'AIDS, tetapi kerentanan setiap orang terhadap
HIV'AIDS diasumsikan bersi"at umum, tidak dipengaruhi oleh ras,
/enis kelamin dan kehamilan, sehingga setiap orang mungkin untuk
terserang HIV'AIDS.
Dalam ournal A#%uired Immune Deien#y Sindrome $*)
di 33 negara bagian Amerika Serikat, diperoleh bah>a 9as =ulit
hitam * kali berisiko menderita AIDS dibanding 9as =ulit putih
dengan 9esiko 9elative $99) *,+1 dan 9as Hispanik mempunyai
risiko 3 kali lebih tinggi daripada 9as =ulit ;utih $99 3,). 9isiko
menderita AIDS kali lebih tinggi pada orang Indian
Amerika'penduduk asli Alaska dari pada orang Asia'=epulauan
;asi&k $99 ,). Di anada, 99 AIDS , kali lebih tinggi pada 9as
=ulit hitam dibandingkan pada 9as =ulit putih $99 ,4) dan 4 kali
lebih tinggi pada orang Aborigin dibandingkan I9 9as =ulit putih $99
4,31).
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
3/30
8erdasarkan data ?@AIDS $0), 12 in"eksi HIV di dunia
terdapat di Sub-Sahara A"rika. Dari ,2 /uta kasus baru pada tahun
0, 10 terdapat pada orang de>asa. Sebesar 1,4 prevalensi
HIV terdapat pada perempuan.
8erdasarkan data dari Dit/en ;; B ;( Depkes 9I $*),
terdapat +*.*23 /umlah kumulati" kasus AIDS dengan 4*,2
terdapat pada kelompok umur -* tahun, 3,+4 pada kelompok
umur 3-3* tahun, 0,0 pada kelompok umur 4-4* tahun, 3,
pada kelompok umur +-+* tahun, ,4* pada kelompok umur -
* tahun, ,+ pada kelompok umur C 1 tahun, ,1 pada
kelompok umur + tahun dan 3,2 tidak diketahui. 9asio kasus
AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 36+.
:enurut laporan Dit/en ;; B ;( Depkes 9I $*), 4,
penderita AIDS terdapat pada kelompok ;engguna @apEa Suntik
atau ID?. =umulati" kasus AIDS pada ;engguna @apEa Suntik di
Indonesia hingga tahun * adalah 2.*11 kasus, 2.3+ kasus
adalah laki-laki $*+,0), 1 kasus perempuan $2,1) dan 4* kasus
tidak diketahui /enis kelaminnya $,1). 14,+ terdapat pada
kelompok umur -* tahun, 2,+ pada kelompok umur 3-3*
tahun, 3, pada kelompok umur 4-4* tahun, +, pada
kelompok umur +-+* tahun, ,1 pada kelompok umur -*
tahun, pada kelompok umur -+4 tahun dan C1 tahun masing-
masing ,+ dan ,0 tidak diketahui kelompok umurnya.
3. Etiologi
;enyebab AIDS adalah /enis retrovirus 9@A yang disebut Human
Immunodeien#y Virus. Terdiridari tipe yaitu HIV tipe + dan HIV
tipe .Sel target virus ini terutama sel lim"osit karena mempunyai
reseptor untuk virus HIV yang disebut luster o" DiFerentiation $D
4 ). Transmisi virus HIV terutama melalui kontak seksual. =ontak
seksual utama yang menyebabkan kasus HIV yaitu pada populasi
heteroseksual dan homoseksual. Transmisi HIV utama lainnya
ter/adi diantara pengguna narkoba suntik. ;ada anak-anak kasus
HIV ditularkan melalui pla#enta.
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
4/30
HIV adalah retrovirus dengan 9@A rantai tunggal yang
terkandung dalam sebuah #apsid dan envelope dan memiliki 3
enEim yang penting $reverse tran#riptase, integrase, dan protease).
apsid virus didalam envelope tersusun atas berbagai protein yang
meliputi p4 dan p+0 yang bersama dengan 9@A virus. Virus
mengahsilkan re#erse tran#riptase sehingga ketika memasuki sel,
virus dapat membentuk D@A dari 9@A-nya yang kemudian
berintegrasi dengan D@A pe/amu menggunakan enEim integrase.
Disana virus memproduksi lebih banyak 9@A virus dan membentuk
polipeptida besar yang kemudian terbelah men/adi bagian < bagian
yang akti" menggunakan enEim protease. Virus kemudian merakit
diri kemabli dan terlepas dari sel masuk ke dalam darah.
Setelah virus masuk dalam darah maka target utamanya
adalah lim"osit D4 karena virus mempunyai a&nitas terhadap
molekul permukaan D4. Virus ini mempunyai kemampuan untuk
mentrans"er in"ormasi genetik mereka dari 9@A ke D@A dengan
menggunakan enEim yang disebut reverse trans#riptase. (im"osit
D4 ber"ungsi mengkoordinasikan se/umlah "ungsi imunologis yang
penting. Hilangnya "ungsi tersebut menyebabkan gangguan respon
imun yang progresi" $8oru#ki, +**2).
4. Klasifkasi
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
5/30
Ada dua kelompok mayor virus HIV yakni HIV-+ yang
mengin"eksi lim"osit T helper $D4) $T-#ell trophi#) dan HIV- yang
mengin"eksi makro"ag $mono#yte trophi#).
;ada tahun +**, Gorld Health rganiEation $GH)
mengelompokkan berbagai in"eksi dan kondisi AIDS dengan
memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terin"eksi
dengan HIV-+.Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun
. =ebanyakan kondisi ini adalah in"eksi oportunistik yang
dengan mudah ditangani pada orang sehat.•Stadium I: in"eksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai
AIDS. 7e/alanya6 Asimtomatik, (im"adenopati generalisata
persisten•Stadium II: termasuk mani"estasi membran mukosa ke#il dan
radang saluran pernapasan atas yang berulang. 7e/alanya6
Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat di/elaskan, 5rupsi
pruritik popular, In"eksi virus >art luas, Angular cheilitis, :oluskum
kontagiosum luas, ?lserasi oral berulang, ;embesaran kelen/ar
parotis persisten yang tidak dapat di/elaskan, 5ritema ginggival
lineal, Herpes Eoster, In"eksi saluran napas atas kronik atau
berulang $otitis media, otorrhoea, sinusitis, tonsillitis ), In"eksi
kuku oleh "ungus•Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat di/elaskan
selama lebih dari sebulan, in"eksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
7e/alanya6 :alnutrisi sedang yang tidak dapat di/elaskan, tidak
berespons se#ara adekuat terhadap terapi standar, Diare persisten
yang tidak dapat di/elaskan $+4 hari atau lebih ) ,Demam persisten
yang tidak dapat di/elaskan $lebih dari 32.o intermiten atau
konstan, C + bulan), =andidosis oral persisten $di luar saat 1- 0
minggu pertama kehidupan), Oral hairy leukoplakia,
;eriodontitis'ginggivitis ulserati" nekrotikans akut, T8 kelen/ar, T8
;aru, ;neumonia bakterial yang berat dan berulang, ;neumonistis
interstitial lim"oid simtomatik, ;enyakit paru-berhubungan dengan
HIV yang kronik termasuk bronkiektasis, Anemia yang tidak dapat
di/elaskan $0g'dl ), neutropenia $'mm3) atau
trombositopenia $ ' mm3)
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
6/30
•Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis eso"agus,
trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua
penyakit ini adalah indikator AIDS. 7e/alanya6 :alnutrisi, wasting
dan stunting berat yang tidak dapat di/elaskan dan tidak
berespons terhadap terapi standar, pneumonia pneumosistis,
In"eksi bakterial berat yang berulang $misalnya empiema,
piomiositis, in"eksi tulang dan sendi, meningitis, ke#uali
pneumonia), In"eksi herpes simple kronik $orolabial atau
kutaneus C + bulan atau viseralis di lokasi manapun), T8
ekstrapulmonar, Sarkoma =aposi, =andidiasis eso"agus $atau
trakea, bronkus, atau paru), Toksoplasmosis susunan sara" pusat
$di luar masa neonatus), 5nse"alopati HIV, In"eksi sitomegalovirus
$:V), retinitis atau in"eksi :V pada organ lain, dengan onset
umur C +bulan, =riptokokosis ekstrapulmonar termasuk meningitis,
:ikosis endemik diseminata $histoplasmosis, #o##idiomy#osis),
=riptosporidiosis kronik $dengan diarea), Isosporiasis kronik,
In"eksi mikobakteria non-tuberkulosis diseminata, =ardiomiopati
atau ne"ropati yang dihubungkan dengan HIV yang simtomatik,
(im"oma sel 8 non-Hodgkin atau lim"oma serebral, dan
Progressive multiocal leukoencephalopathy
=lasi&kasi HIV'AIDS pada orang de>asa menurut D $!enters or
"isease !ontrol) dibagi atas empat tahap, yakni6
a) In"eksi HIV akut
Tahap ini disebut /uga sebagai in"eksi primer HIV. =eluhan mun#ul
setelah -4 minggu terin"eksi. =eluhan yang mun#ul berupa demam,
ruam merah pada kulit, nyeri telan, badan lesu, dan lim"adenopati.
;ada tahap ini, diagnosis /arang dapat ditegakkan karena keluhanmenyerupai banyak penyakit lainnya dan hasil tes serologi standar
masih negati" $:urtiastutik, 0).
b) In"eksi Seropositi" HIV Asimtomatis
;ada tahap ini, tes serologi sudah menun/ukkan hasil positi" tetapi
ge/ala asimtomatis. ;ada orang de>asa, "ase ini berlangsung lama
dan penderita bisa tidak mengalami keluhan apapun selama sepuluh
tahun atau lebih. 8erbeda dengan anak- anak, "ase ini lebih #epat
dilalui $:urtiastutik, 0).
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
7/30
#) Persisten #enerali$ed %ymphadenopathy $;7()
;ada "ase ini ditemukan pembesaran kelen/ar lim"e sedikitnya di
dua tempat selain lim"onodi inguinal. ;embesaran ini ter/adi karena
/aringan lim"e ber"ungsi sebagai tempat penampungan utama HIV.
;7( ter/adi pada sepertiga orang yang terin"eksi HIV asimtomatis.
;embesaran menetap, menyeluruh, simetri, dan tidak nyeri tekan
$:urtiastutik, 0).
d) AIDS $ Acquired Immunodefciency Syndrome)
Hampir semua orang yang terin"eksi HIV, yang tidak mendapat
pengobatan, akan berkembang men/adi AIDS. ;rogresivitas in"eksi
HIV bergantung pada karakteristik virus dan hospes. ?sia kurang
dari lima tahun atau lebih dari 4 tahun, in"eksi yang menyertai, dan
"aktor genetik merupakan "aktor penyebab peningkatan
progresivitas. 8ersamaan dengan progresi&tas dan penurunan
sistem imun, penderita HIV lebih rentan terhadap in"eksi. 8eberapa
penderita mengalami ge/ala konstitusional, seperti demam dan
penurunan berat badan, yang tidak /elas penyebabnya. 8eberapa
penderita lain mengalami diare kronis dengan penurunan berat
badan. ;enderita yang mengalami in"eksi oportunistik dan tidak
mendapat pengobatan anti retrovirus biasanya akan meninggal
kurang dari dua tahun kemudian $:urtiastutik, 0).
5. Faktor Resiko
Sesuai dengan si"at-si"at AIDS maka kelompok risiko tinggi ini
harus mempunyai #irri-#iri sebagai berikut 6
1. Akti" dalam perilaku seksual menyimpang. :akin akti", makin
tinggi risikonya. 7olongan yang sangat akti" adalah GTS $Ganita Tuna Susila), ;TS $;ria Tuna Susila), dan pen#ari kepuasan
seksual $pelanggan GTS atau ;TS). Ditin/au dari usianya yang
mempunyai kemungkinan tertinggi untuk berperilaku seksual
akti" adalah orang rema/a keatas.2. =aum biseksual maupun homoseksual3. :ereka yang suka pernah melakukan hubungan seksual
dengan orang yang berasal dari daerah < daerah dimana
insiden AIDS tinggi. :ereka tinggal di daerah tu/uan >isata atau
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
8/30
yang senang
melayani >isata>an mempunyai peluang yang lebih besar
$Depkes 9I, 6 1).
Jaktor resiko yang lainnya yaitu 6+. Hubungan seksual $anal,oral,vaginal) yang tidak terlindungi
$tanpa kondom) dengan orang yang telah terin"eksi HIV. arum suntik'tindik'tatto yang tidak steril dipakai bergantian3. :endapatkan trans"usi darah yang mengandung virus HIV4. Ibu penderita HIV positi" menularkan kepada anaknya saat
mengandung, melahirkan dan melalui air susu ibu $ASI)
6. Patofsiologi
ara lain yang merupakan #ara virus mengurangi /umlah dan "ungsil
sel D4 6
+. 8eberapa strain HIV $menginduksi sinsitia)menyebabkan sel D4
yang terin"eksi berkoalisi dengan sel D4 tak terin"eksi sehingga
men/adikannya tidak "ungsional.
. HIV menurunkan /umlah glutation $pemangsa radikal) dalam
sel D4 sehingga menginduksi apoptosis3. HIV menyebabkan produksi glikoprotein KbebasL $gp+) dan
melepaskannya ke dalam aliran darah yang melekatkan diri ke
reseptor D4 tak terin"eksi dan menyebabkan dekstruksi imun
sel D4 yang sehat.
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
9/30
;enurunanIg: dan
Ig7
:ela>an D4 dan mengurangi /umlahnyamelalui 68eberapa strain HIV $menginduksi
sinsitia)menyebabkan sel D4 yangterin"eksi berkoalisi dengan sel D4tak terin"eksi sehingga men/adikannyatidak "ungsional.
HIV menurunkan /umlah glutation$pemangsa radikal) dalam sel D4sehingga menginduksi apoptosis
HIV menyebabkan produksi glikoproteinKbebasL $gp+) dan melepaskannya kedalam aliran darah yang melekatkan
diri ke reseptor D4 tak terin"eksi danmenyebabkan dekstruksi imun sel D4yang sehat.
D4 menurun
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
10/30
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
11/30
&. 'ani!estasi Klinisa. In"eksi primer
- In"eksi ini biasanya simtomatik $2-0) dan ter/adi 3-+
minggu setelah pa/anan.
- In"eksi ini ter/adi bersamaan dengan lon/akan kadar 9@A HIV
plasma hingga C+ /uta kopi'm( $pun#ak antara 4 dan 0
minggu), dan penurunan hitung D4:hingga 3-4
sel'mmN namun terkadang di ba>ah saat terdapat in"eksi
oportunistik $misalnya kandidiasis oro"aring, pneumonia
Pneumocytis carinii & ;; ')- Diagnosis ditegakkan melalui deteksi 9@A HIV dalam serum
atau melalui u/i imunoblot $yang menun/ukkan pembentukan
antibody terhadap protein a>al)- =adar viral load pas#aserokonversi sangat berkaitan dengan
risiko progresi penyakit selan/utnya. Ja#tor-"aktor lain yang
bisa memperkirakan progresi HIV lebih #epat adalah ri>ayat
serokonversi, bukti kandidiasis, dan keterlibatan neurologis.- Diagnosis banding HIV primer adalah virus 5pstein-8arr $58V)
akut, sitomegalovirus $:V), "aringitis streptokokus,
toksoplasmosis, dan si&lis sekunder.b. Jase asimtomatik $klasi&kasi D kategori A)
- Selama kurun >aktu yang bervariasi, individu yang terin"eksibiasanya tetap sehat tanpa bukti penyakit HIV ke#uali untuk
kemungkinan adanya lim"adenopati generalisata persisten
$ persistent generali$ed lymphadenopathy( ;7(O dide&nisikan
sebagai pembesaran kelen/ar pada dua atau lebih lokasi
ekstrainguinal)- ;ada besarnya viral load( terdapat penurunan yang
sebaliknya pada hitung D4, biasanya antara dan +
sel'tahun.#. Jase simtomatik $kategori 8)- 8erdasarkan de&nisi, kondisi-kondisi ini bukan penentu AIDS
dan termasuk penurunan berat badankronik, demam, atau
diare $namun tidak memenuhi #riteria untuk AIDS),
kandidiasis oral atau vagina, oral hairy leucoplacia $H(),
in"eksi herpes Eoster rekuren, penyakit radang pangul berat,
angiomatosis basiler, dysplasia servikal, dan idiopathic
throm)ocytopenia purpura $IT;).
:ani"estasi lainnya yaitu 6
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
12/30
+. Ditin/au dari respirasi
a. ;neumonia ;neumo#ytisarini $;;)
;ada umumnya in"eksi oportunistik pada AIDS merupakan in"eksi
paru-paru ;; dengan geiala sesak na"as, batuk kering,
sakit berna"as dalamdandemam.
b. vtomegolo Virus $:V).
;adamanusia virus ini hidup sebagai kemensal pada paru
tetapi dapat menyebabkan penyakit pnemo#ystis.
$merupakan penyebab kematian pada 3 penderita
AIDS) .
#. :y#oba#terium Avium.:enimbulkan pneumoni di"ustimbul pada stadium akhir dan
sulit disembuhkan.
d* +yco)acterium ,u)erculosis*
8iasanya timbul lebih dini penyakit #epat men/adi miliar dan
#epat menyebar ke organ lain diuar paru.
. Ditin/au dari gastrointestinal
a. ;enyakit hepati#
;ada beberapa autopsy pasien yang terin"eksi HIV, terlihat
bah>a sering kali didapat in"eksi maupun keganasan pada
hatinya. @amun /arang menimbulkan ge/ala simptomatis yang
berarti
b. 5ntero#olitis
rganisme yang disebabkan akibat HIV ,sehingga menyebabkan
diare pada pasien immunokompeten.
7angguan lainnyaDua ge/ala abnormalitas gastrointestinal pada pasienter in"eksi
HIV adalah gastropathy dan malabsorbsi. Telah diketahui bah>a
pada pasien terin"eksi HIV produksi asam lambung tidak di produksi
normal dan karena halter sebutter ganggunya penyerapan obat-
obatan yang membutuhkan medium asam . Sindrom malabsorbsi
kemungkinan disebabkan in"eksi usus ke#il oleh +* aviumkompleks,
!ryptosporidium( atau mikrosporidia.
3. Ditin/au dari onkology
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
13/30
a. Sarkoma =aposi6
;riadengan HIV yang berhubungan seks dengan pria lain in"eksi
Human Herpes Virus
orang tua $usiaC 1 tahun)tetapi pada pender/ta AIDS di/umpai
pada orang muda $usia 1 tahun)
?kuran dan /umlah lesi Sarkoma men#erminkan tingkat
kekebalan tubuh terhadap virus HIV$Handoko, 3).
b. (ymtoma 7anas.
Tersering sesudah sar#oma =aposi menyerang syara", dan
bertahan kurang lebih + tahun.
4. Ditin/au dari neorologi
Sekitar + kasus AIDS menun/ukkan mani"estasi @eurologis,
yang biasanya timbul pada "ase akhir penyakit. =elainan syara"
yang umum adalah
ense"alitis,
meningitis,
demensia,
mielopati dan
neuropari peri"er
5. Ditin/au dari depresi
ST95SS
;enolakan terhadap diagnosis HIV akan membuat penderita
/atuh pada keadaan stress berkepan/angan dan berdampak pada
penurunan system imun, sehingga memper#epat progresivitas
HIV ke AIDS.
8erdasarkan pendekatan ilmu Psychoneuroimunology dapat
di/elaskan, kondisi emosional berupa penolakan dan stress yang
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
14/30
dialami penderita terin"eksi HIV akan memodulasi system imun
melelui /alur Hipothalamus-Pituitary-Adenocorticol $H;A) ais dan
system limbi# $#ontrol emosidan learning posetion), melepaskan
neuroleptik !orticotropin .ealising /actor $9J).!ounter
.egulasi ini meningkatkan produksi dari kotekolamin, kortisol
dan argininvasopresin $AV;) $@asronudin, )
(. Pemeriksaan Diagnostik +. ?/i Imunologi
?/i imunologi untuk menemukan respon antibody terhadap HIV-+
dandigunakan sebagai test skrining, meliputi en$yme immunoassays
atau en$yme 0linked immunosor)ent assay $5(ISAs) sebaik tesserologi #epat $rapid test1* 5(ISA bereaksi terhadap adanya antibodi
dalam serum dengan memperlihatkan >arna yang lebih /elas apabila
terdeteksi /umlah virus yang lebih besar. 8iasanya hasil u/i 5(ISA
mungkin masih akan negati" 1-+ minggu setelah pasien terdeteksi.
=arena hasil positi" palsu dapat menimbulkan dampak psikologis
yang besar, maka hasil u/i 5(ISA yang positi" diulang dan apabila
keduanya positi" maka dilakukan u/i yang lebih spesi&k, yaitu
Gestern 8lot.
Teknik 5(ISA ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain 6
Teknik penger/aan relati" sederhana
9elati" ekonomis $karena /enis a antibodi yang digunakan hanya
satu sa/a, sehingga menghemat biaya untuk membeli banyak
/enis antibodi)
Hasil memiliki tingkat sensitivitas yang #ukup tinggi.
Dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen
>alaupun kadar antigen tersebut sangat rendah $hal ini
disebabkan si"at interaksi antara antibodi atau antigen yang
bersi"at sangat spesi&k)
Dapat digunakan dalam banyak ma#am pengu/ian.
Sedangkan kekurangan dari teknik 5(ISA antara lain 6
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
15/30
enis antibodi yang dapat digunakan pada u/i dengan teknik
5(ISA ini hanya /enis antibodi monoklonal $antibodi yang hanya
mengenali satu antigen)
Harga antibodi monoklonal relati" lebih mahal daripada antibodi
poliklonal, sehingga pengu/ian teknik 5(ISA ini membutuhkan
biaya yang relati" mahal.
;ada beberapa ma#am teknik 5(ISA, dapat ter/adi kesalahan
pengu/ian akibat kontrol negati" yang menun/ukkan respons
positi" yang disebabkan ine"ektivitas dari larutan blo#king
sehingga antibodi sekunder atau antigen asing dapat
berinteraksi dengan antibodi bertaut enEim signal dan
menimbulkan signal.
9eaksi antara enEim signal dan substrat berlangsung relati"
#epat, sehingga pemba#aan harus dilakukan dengan #epat
$pada perkembangannya, hal ini dapat diatasi dengan
memberikan larutan untuk menghentikan reaksi).
?/i 2estern )lot atau indirect immuno3uorescence assay
$IJA) digunakan untukmemperkuat hasil reakti" dari test
krining.?/i yang menentukan perkiraan abnormalitas sistem
imun meliputi /umlahdan persentase D4! dan D0! T-lim"osit
absolute. ?/i ini sekarang tidakdigunakan untuk diagnose HIV
tetapi digunakan untuk evaluasi.. Deteksi antibodi HIV
;emeriksaan ini dilakukan pada pasien yang diduga telah
terin"eksi HIV.5(ISA dengan hasil reakti" $positi") harus diulang
dengan sampel darah yangsama, dan hasilnya dikon&rmasikan
dengan 2estern 4lot atau IJA $IndirectImmuno3uorescence Assays1.Sedangkan hasil yang negati" tidak memerlukan teskon&rmasi
lan/utan, >alaupun pada pasien yang terin"eksi pada masa
/endela$>indo> period), tetapi harus ditindak lan/uti dengan
dilakukan u/i virologi padatanggal berikutnya. Hasil negati" palsu
dapat ter/adi pada orang-orang yangterin"eksi HIV-+ tetapi belum
mengeluarkan antibodi mela>an HIV-+ $yaitu,dalam 1 $enam)
minggu pertama dari in"eksi, termasuk semua tanda-tanda klinikdan
ge/ala dari sindrom retroviral yang akut. ;ositi" palsu dapat ter/adi
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
16/30
padaindividu yang telah diimunisasi atau kelainan autoimune,
>anita hamil, dantrans"er maternal imunoglobulin 7 $Ig7) antibodi
anak baru lahir dari ibu yangterin"eksi HIV-+. leh karena itu hasil
positi" 5(ISA pada seorang anak usiakurang dari +0 bulan harus di
kon&rmasi melalui u/i virologi $tes virus), sebelumanak dianggap
mengidap HIV-+. .apid test
:erupakan tes serologik yang #epat untuk mendeteksi Ig7
antiboditerhadap HIV-+. ;rinsip pengu/ian berdasarkan aglutinasi
partikel, imunodot$dipstik), imuno<rasi atau imunokromatogra&.
5(ISA tidak dapat digunakanuntuk mengkon&rmasi hasil rapid tes
dan semua hasil rapid tes reakti" harusdikon&rmasi dengan Gestern
blot atau IJA. 2estern )lot
Digunakan untuk kon&rmasi hasil reakti" 5(ISA atau hasil
serologi rapidtes sebagai hasil yang benar-benar positi". ?/i 2estern
)lot menemukankeberadaan antibodi yang mela>an protein HIV-+
spesi&k $struktural danenEimatik). 2estern )lot dilakukan hanya
sebagai kon&rmasi pada hasil skriningberulang $5(ISA atau rapid
tes). Hasil negative 2estern )lot menun/ukkanbah>a hasil positi"
5(ISA atau rapid tes dinyatakan sebagai hasil positi" palsudan pasien
tidak mempunyai antibodi HIV-+. Hasil 2estern )lot
positi"menun/ukkan keberadaan antibodi HIV-+ pada individu dengan
usia lebih dari +0bulan. Indirect Immuno3uorescence Assays 5I/A1
?/i ini sederhana untuk dilakukan dan >aktu yang dibutuhkan
lebih sedikitdan sedikit lebih mahal dari u/i 2estern )lot . Antibodi Ig
dilabel denganpenambahan Muorokrom dan akan berikatan pada
antibodi HIV /ika berada padasampel. ika slide menun/ukkanMuoresen sitoplasma dianggap hasil positi"$reakti"), yang
menun/ukkan keberadaan antibodi HIV-+.
). Penatalaksanaan
:enurut D/oerban dan D/auEi $2) se#ara umum,
penatalaksanaan DHA terdiri dari beberapa /enis, yaitu6
1. ;engobatan untuk menekan replikasi HIV dengan obat anti
retroviral $A9V).
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
17/30
2. ;engobatan untuk mengatasi berbagai penyakit in"eksi dan
kanker yang menyertai in"eksi HIV'AIDS seperti /amur,
tuberkulosis, hepatitis, sarkoma kaposi, lim"oma, kanker serviks.
;engobatan suporti", yaitu makanan yang mempunyai nilai giEi
lebih baik dan pengobatan pendukung lain seperti dukungan
psikososial dan dukungan agama serta tidur yang #ukup dan
men/aga kebersihan.;enatalaksanaan HIV-AIDS pada dasarnya meliputi aspek medis
klinis, psikologis dan aspek sosial.+. Aspek :edis meliputi 6
a. ;engobatan Suporti" ;enilaian giEi penderita sangat perlu dilakukan dari a>al
sehingga tidak ter/adi hal hal yang berlebihan dalam pemberiannutrisi atau ter/adi kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan
perburukan keadaan penderita dengan #epat. ;enya/ian makanan
hendaknya bervariati" sehingga penderita dapat tetap berselera
makan. 8ila na"su makan penderita sangat menurun dapat
dipertimbangkan pemakaian obat Anabolik Steroid. ;roses
;enyedian makanan sangat perlu diperhatikan agar pada saat
proses tidak ter/adi penularan yang "atal tanpa kita sadari. Seperti
misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau untuk memotong
daging tidak boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini di
maksudkan untuk men#egah ter/adinya penularan Toksoplasma,
begitu /uga sebaliknya untuk men#egah penularan /amur.b. ;en#egahan dan pengobatan in"eksi portunistik
:eliputi penyakit in"eksi portunistik yang sering terdapat pada
penderita in"eksi HIV dan AIDS.• Tuberkulosis
Se/ak epidemi AIDS maka kasus T8 meningkat kembali. Dosis
I@H 3 mg setiap hari dengan vit 81 mg paling tidak untuk
masa satu tahun.• Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak
terutama daging yang kurang matang. bat 6 T:;-S:P +
dosis'hari.• :V
Virus ini dapat menyebabkan 9etinitis dan dapat menimbulkan
kebutaam. 5nse"alitis, ;nemonitis pada paru, in"eksi saluran
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
18/30
#ernak yang dapat menyebabkan luka pada usus. bat 6
7ansiklovir kapsul + gram tiga kali sehari.• amur amur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah
/amur =andida. bat 6 @istatin . u per hari JlukonaEol
+ mg per hari.#. ;engobatan Antiretroviral $A9V)
+) angan gunakan obat tunggal atau obat) Selalu gunakan minimal kombinasi 3 A9V disebut KHAA9TL
$Highly A#tive Anti 9etroviral therapy)3) =ombinasi A9V lini pertama pasien naQve $belum pernah pakai
A9V sebelumnya) yang dian/urkan 6 @9TI ! + @@9TI.4) Di Indonesia 6
(ini pertama 6 ART ! 3T ! 5JV atau @V;Alternati" 6 d4T ! 3T ! 5JV atau @V; ART atau d4T ! 3T !
+;I $(;V'r)) Terapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan karena resiko
#epat ter/adi resisten bila sering lupa minum obat.. Aspek ;sikologis* meliputi 6
a. ;era>atan personal dan dihargaib. :empunyai seseorang untuk dia/ak bi#ara tentang masalah-
masalahnya#. a>aban-/a>aban yang /u/ur dari lingkungannyad. Tindak lan/ut medise. :engurangi penghalang untuk pengobatan". ;endidikan'penyuluhan tentang kondisi mereka
3. Aspek SosialSeorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan bentuk
dukungan dari lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan sosial
meliputi 3 hal6a. 6motional support , miliputiO perasaan nyaman, dihargai, di#intai,
dan diperhatikanb. !ognitive support , meliputi in"ormasi, pengetahuan dan nasehat#. +aterials support , meliputi bantuan ' pelayanan berupa sesuatu
barang dalam mengatasi suatu masalah. $@ursalam, 2)
Dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab
atau kualitas hubungan perka>inan dan keluarga barangkali
merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting. House
$1) membedakan empat /enis dimensi dukungan sosial6
a. Dukungan 5mosional:en#akup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap
pasien dengan HIV AIDS yang bersangkutan.
b. Dukungan ;enghargaan
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
19/30
Ter/adi le>at ungkapan hormat ' penghargaan positi" untuk orang
lain itu, dorongan ma/u atau persetu/uan dengan gagasan atau
perasaan individu dan perbandingan positi" orang itu dengan
orang lain.#. Dukungan Instrumental
:en#akup bantuan langsung misalnya orang memberi
pin/aman uang, kepada penderita HIV AIDS yang membutuhkan
untuk pengobatannya.d. Dukungan In"ormati"
:en#akup pemberian nasehat, petun/uk, sarana.
;engobatan yang lainnya meliputi 6
- ;egobatan suporti" dimaksudkanuntuk meningkatkan kindisi
umum orang dengan HIV'AIDS $dha). ara yang ditempuh
adalah pemberian 7iEi, vitamin dan kondisi psikososial yang
baik. ;engobatan suporti" sangat perlu dan dapat dilaksanakan
di rumah atau tempat pelayan kesehatan yang sederhana- ;engobatan terhadap in"eksi oportunistik dilakukan karena
kekebalan tubuh dha sangat menurun. ;ola in"eksi oportunistik
berbeda-beda bergantung pada pola mikroba dalam tubuh dha
dan kondisi lingkungannya.
- ;engobatan antiretroviral dimaksudkan untuk mengurangi /umlah virus di dalam tubuh. 8iasanya obat antiretroviral dipakai
dalam dua atau tiga kombinasi untuk men#egah resistensi.Antiretroviral terdiri dari kombinasi golongan @ukleuside 9everse
Tran#riptase Inhibitor $@9TI), @on-@ukleuside 9everse
Trans#riptase $@@9TI) dan ;rotease Inhibitor $;I).- 7ucleuside reverse transcription inho)itor $@9TI). bat ini
misalnya , aEidotimidin atau ART yang dapat mengganggu
trankripsi virus ke dalam D@A pe/amu dengan menghambat
ker/a enEim reverse trans#riptase dengan mengganggu
ketersesiaan nukleusida $timidin).- @on-nu#leuside reverse trans#ription inhibitor $@@9TI). bat ini
beker/a melalui pengikatan non-kompetiti" untuk menghambat
tempat untuk pada enEim reverse reverse tran#riptase. bat ini
beker/a e"ekti" bila dikombinasikan dengan obat lain seperti
@9TI.- Inhibitor protease, yang menghambat ker/a protease yang
diperlukan untuk pembentukan partikel virus matang. Selain
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
20/30
e"ekti" terapi inhibitor protease berhubungan dengan kondisi
yang disebut lipodistro& terkait HIV. Hal ini ditandai oleh
Hiperlipidemia, resistensi insulin dan redistribusi lemak pada
tubuh, abdomen, payudara dan punggung. 5tiologi sidrom ini
multi"aktor dan meliputi e"ek inhibitor protease terhadap
penurunan lemak dari /aringan adiposa dan terhadap
di"erensiasi pra-adiposit.- 5"ek samping A9V 6
+. Anemia karena pemakaian ART. 7angguan sara" pusat karena penggunaan 5"apirenE $5JR)3. :erusak hati, diare dan kemerahan pada kulit karena
pemakaian @eviparine $@V;)4. 7angguan pertukaran Eat yang meliputi pembentukan dan
penguraian Eat organik dalam tubuh $metabolisme) yang
disebabkan oleh ;I.. 9usaknya /anin karena pemakaian 5JR.
=euntungan dari menggunakan terapi anti retroviralyaitu6
1. :engontrol replikasi dan mutasi dari virus HIV, dan
menurunkan /umlah virus
2. :en#egah destruksi system imun dan kehilangan sel T
helper dalam hal ini kadar D4
3. :emperlambat progresivitas men/adi aids
4. :enurunkan risiko ter/adinya resistensi terhadap obat HIV,
5. :enurunkan risiko toksisitas obat $obat yang dimulai saat
klien masih sehat) dan
6. :eningkatkan ketahanan klien terhadap HIV $tu/uan utama
dari pemberian A9V).
1+. Komplikasia. ral (esi
=arena kandidia, herpes simplek, sar#oma =aposi, H;V oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeien#y Virus $HIV),
leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan,
keletihan dan #a#at.
b. @eurologik
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
21/30
+. kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeien#y Virus $HIV) pada sel sara", bere"ek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan,
dis"asia, dan isolasi so#ial.. 5nselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia,
hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis '
ense"alitis. Dengan e"ek 6 sakit kepala, malaise, demam,
paralise, total ' parsial.3. In"ark serebral kornea si&lis meningovaskuler,hipotensi sistemik,
dan maranik endokarditis.4. @europati karena imMamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeien#i Virus $HIV)
#. 7astrointestinal+. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan #epat Mora normal,
limpoma, dan sar#oma =aposi. Dengan e"ek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sar#oma =aposi,
obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri
abdomen, ikterik,demam atritis.3. ;enyakit Anorektal karena abses dan &stula, ulkus dan inMamasi
perianal yang sebagai akibat in"eksi, dengan e"ek inMamasi sulit
dan sakit, nyeri re#tal, gatal-gatal dan siare.d. 9espirasi
In"eksi karena ;neumo#ysti# arinii, #ytomegalovirus, virus
inMuenEa, pneumo#o##us, dan strongyloides dengan e"ek na"as
pendek ,batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, dan gagal na"as.
e. Dermatologik
(esi kulit sta&lokokus 6 virus herpes simpleks dan Eoster,
dermatitis karena erosis, reaksi otot, lesi s#abies'tuma, dan
dekobitus dengan e"ek nyeri,gatal,rasa terbakar,in"eksi skunder dan
sepsis.
". Sensorik ;andangan 6 Sarkoma =aposi pada kon/ungtiva bere"ek
kebutaan. ;endengaran 6 otitis eksternal akut dan otitis media,
kehilangan pendengaran dengan e"ek nyeri
11. Pen,egahan
+. ;en#egahan;rimer
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
22/30
;en#egahan primer dilakukan sebelum seseorang terin"eksi HIV. Hal
ini diberikan pada seseorang yang sehat se#ara &sik dan mental.
;en#egahan ini tidak bersi"at terapeutikO tidak menggunakan
tindakan yang terapeutikO dan tidak menggunakan identi&kasi ge/ala
penyakit. ;en#egahan ini meliputi dua hal, yaitu6a. ;eningkatan kesehatan, misalnya6 dengan pendidikan
kesehatan reproduksi tentang HIV'AIDSO standarisasi nutrisiO
menghindari seks bebasO se#reening, dan sebagainya.b. ;erlindungan khusus, misalnya6 imunisasiO kebersihan pribadiO
atau pemakaian kondom.. ;en#egahanSekunder
;en#egahan sekunder ber"okus pada rang dengan HIV'AIDS
$DHA) agar tidak mengalami komplikasi atau kondisi yang lebihburuk. ;en#egahan ini dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan
pemberian intervensi yang tepat sehingga dapat mengurangi
keparahan kondisi dan memungkinkan DHA tetap bertahan
mela>an penyakitnya. ;en#egahan sekunder terdiri dari teknik
skrining dan pengobatan penyakit pada tahap dini. Hal ini dilakukan
dengan menghindarkan atau menunda keparahan akibat yang
ditimbulkan dari perkembangan penyakitO atau meminimalkan
potensi tertularnya penyakit lain.3. ;en#egahanTersier
;en#egahan tersier dilakukan ketika seseorang teridenti&kasi
terin"eksi HIV'AIDS dan mengalami ketidakmampuan permanen
yang tidak dapat disembuhkan. ;en#egahan ini terdiri dari #ara
meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan melalui
intervensi yang bertu/uan men#egah komplikasi dan penurunan
kesehatan.=egiatan pen#egahan tersier ditu/ukan untuk
melaksanakan rehabilitasi, dari pada pembuatan diagnosa dantindakan penyakit. ;era>atan pada tingkat ini ditu/ukan untuk
membantu DHA men#apai tingkat "ungsi setinggi mungkin, sesuai
dengan keterbatasan yang ada akibat HIV'AIDS.Tingkat pera>atan
ini bisa disebut /uga pera>atan preventive, karena di dalamnya
terdapat tindak pen#egahan terhadap kerusakan atau penurunan
"ungsi lebih /auh. :isalnya, dalam mera>at seseorang yang terkena
HIV'AIDS, disamping memaksimalkan aktivitas DHA dalam aktivitas
sehari-hari di masyarakat, /uga men#egah ter/adinya penularan
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
23/30
penyakit lain ke dalam penderita HIV'AIDSO :engingat seseorang
yang terkena HIV'AIDS mengalami penurunan imunitas dan sangat
rentan tertular penyakit lain.
Selain hal-hal tersebut, pendekatan yang dapat digunakan dalamupaya pen#egahan penularan in"eksi HIV'AIDS adalah penyuluhan
untuk mempertahankan perilaku tidak beresiko. Hal ini bisa dengan
menggunakan prinsip A8D5 yang telah dibakukan se#ara
internasional sebagai #ara e"ekti" men#egah in"eksi HIV'AIDS le>at
hubungan seksual.A8D5 ini meliputi6
A abstinensia, tidak melakukan hubungan seks terutama seks
berisiko tinggi dan pranikah.
8 be "aith"ul, bersikap saling setia dalam hubungan perka>inan
atau hubungan tetap.
#ondom, #egah penularan HIV dengan memakai kondom se#ara
benar dan konsisten untuk para pen/a/a seksual.
D drugs, hindari pemakaian narkoba suntik.
5 e%uipment , /angan memakai alat suntik bergantian.
Sedangkan ?ntuk men#egah penularan HIV dari ibu hamil
kepada bayinya dapat dilakukan dengan pemberian obatantiretroviral aEidotimidin $ART), dan menghindari proses kelahiran
pervagina atau melalui seksio sesaria. Selain itu bayi /uga dian/urkan
untuk diberikan susu "ormula bukan ASI dari ibu yang positi" HIV.
Terakhir, pendekatan agama bagi sebagian besar masyarakat /uga
merupakan pendekatan yang penting. Sebab, dengan meningkatkan
a/aran agama dan nilai budaya diharapkan perilaku hubungan seks
berisiko dapat dikurangi termasuk di kalangan muda mudi, sehingga
angka pertumbuhan HIV dapat menurun.
;en#egahan penyakit HIV'AIDS se#ara umum antara lain6
7. :enghindari hubungan seksual dengan penderita AIDS atau
tersangka penderita AIDS.
8. Seks dengan menggunakan pelindung $kondom)
1. :emberitahukan mitra seksualya sebelum dan sesudah
diketahui terin"eksi
9. :en#egah kehamilan pada DHA
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
24/30
10. :en#egah hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-
ganti atau dengan orang-orang yang mempunyai banyak
pasangan.
11. :enghindari hubungan seksual dengan pe#andu narkotika obat
suntik.
12. ?ntuk penderita HIV tidak mendonorkan darah maupun organ.
13. :enghintikan penggunaan suntikan bekas atau bersama- sama
14. mengikuti program rehabilitasi.
15. 8agi petugas kesehatan harus selalu menggunakan sarung
tangan lateks pada setiap kontak dengan #airan tubuh.
12. #shan Kepera-atan
+. ;engka/iana. Identitas =lien@ama 6 Tn. A?sia 6 0 tahun enis =elamin 6 (aki-lakiSumber In"ormasi 6 Tn. Ab. Status =esehatan saatini=eluhan utama 6 ;asien mengatakan keluhan diare -
1'hari, pusing, batuk berdahak, badan
lemah, dan demam se/ak 3 hari yang lalu.(ama keluhan 6 3 hari, namun pasien mengalami ge/ala
serupa se/ak +, tahun yang lalu.=ualitas keluhan 6 8erulangJaktorpen#etus 6 In"eksi HIV?paya yang dilakukan 6 =lien telah dua kali berobat kedokter
namun penyakitnya kambuh lagi.#. Diagnosa:edis 6 HIV'AIDSd. 9i>ayat ;enyakit saatini
Seorang laki-laki usia 0 tahun memeriksakan diri
kerumah sakit dengan keluhan diare -1'hari, pusing, batuk
berdahak, badan lemah, dan demam se/ak 3 hari yang lalu.=lien mengalami ge/ala serupas e/ak +,bulan yang lalu dan
telah dua kali berobat kedokter namun penyakitnya kambuh
lagi. :enurut klien akibat sakit berat badannya turun drasti#
hingga 0 kg.e. 9i>ayat =esehatan dahulu=lien pernah men/adi pengguna narkoba suntik pada saat S:?
dan memiliki ke#enderungan homoseksual.". ;ola nutrisi metaboli#
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
25/30
=lien mengatakan akibat sakit berat badannya turun drasti#
hingga 0 kg.g. ;ola eliminasi=lien mengatakan keluhan diare -1'hari.
h. ;emeriksaan &sik dan penun/ang- TTV 6 T8 6 +2 #m, 88 61 kg, TD 6 +'2 mmHg, @
*'menit, 99 6 'menit, S 6 30 ,- =on/un#tiva anemis, mukosa bibir kering, turgor
kulitmenurun, ron#hi!'!,- Hasil pemeriksan 5(ISA !, kadar D 4 30 sel'mm- =lien dira>at inap dan mendapat #airan intravena serta
antibioti#.- 9en#ana terapi 6"oto thora dan terapi antiretroviral.
. Analisa Data/ D#0# F/K% E0$//$ '#%##1 DS6 :enurut klien
semen/ak sakit, berat
badannya turun
drastis hingga 0 kg
dan klien
mengatakan
badannya lemah.=lien mengeluh diare
-1'hari
D6
=on/ungtiva anemis
:ukosa bibir kering
Turgor kulit menurun
Jaktor predisposisi
$pemakaian
narkoba suntik dan
ke#enderungan
homoseksual)
HIV masuk ke dalamtubuh
HIV menyerang sel
bagian tubuh yang
melapisi
intestinum
Absorbsi #airan
terganggu
Diare -1'hari
88 turun drastis,
mukosa bibir
kering, turgor kulit
=ekurangan
volume #airan
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
26/30
menurun
=ekurangan volume
#airan
2 DS 6 =lien mengatakan
pusing, batuk
berdahak, badan
lemah dan demam
se/ak 3 hari yang
lalu.
D6
TD 6 +'2 mmHg
@adi 6 *'menit
99 6 'menit
S 6 30
9onkhi !'!
5(ISA !
=adar D4! 6 30
sel'mm3
HIV'AIDS
IS;A
Jlu bertambah berat
;roduksi mukus CC
alan napas
terhambat
Suplai oksigen
menurun
$99 meningkat$'menit)
8ersihan /alan napas
tidak e"ekti"
=etidake"ekti"an
8ersihan alan
@apas
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
27/30
3 DS 6
;asien mengatakan
mengeluh diare -1
'hari. ;asien
mengatakan akibat
sakit berat badannya
turun hingga 0 kg
D 6
T8 6 +2 #m
88 6 1 =g
Jaktor predisposisi
$pemakaian
narkoba suntik dan
ke#enderungan
homoseksual)
HIV masuk ke dalam
tubuh
9entanIn"eksi
;engeluaran mediator
kimia
Aktivasi Mora normal
9isiko inn"eksi
pportunistik
Saluran pen#ernaan
:ukosa teritasi
;elepasan asam
amino
:etabolisme protein
88 menurun
=etidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhann
=etidakseimbanga
n @utrisi
=urang dari
=ebutuhan
3. Da"tar ;rioritas Diagnosa =epera>atan
- =ekurangan Volume airan
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
28/30
- =etidake"ekti"an 8ersihan alan @apas- =etdakseimbangan @utrisi =urang dari =ebutuhan
Diagnosa =epera>atan nomer +
=ekurangan volume #airan berhubungan dengan kehilangan
#airan yang ditandai dengan klien mengeluh badannya lemah dan
akibat sakit berat badannya turun drastis hingga 0 kg. Dan dari
pemeriksaan &sik didapatkan kon/ungtiva anemis, mukosa bibir
kering turgor kulit menurun S 0 #, TD +'2 mmHg, @ 'mnt
Tu/uan 6 setelah dilakukan tindakan kepera>atan selama +4 /am
kebutuhan #airan klien dapat terpenuhi
=riteria Hasil 6 pada saat evaluasi didapatkan skor 4 pada Indikator
@ 6 Jluid 8alan#e $1+)
@o. Indikator + 3 4
+..3.4.
Tekanan darah8erat badanIntake dan output seimbang selama 4 /am
Turgor kulit
UUUU
@I 6 Jluid :anagement
+. :onitor vital sign se#ara tepat. 8erikan #airan IV pada suhu ruang untuk menggantikan #airan
yang hilang3. :emberikan makanan dan minuman se#ara oral4. :onitor Status hidrasi $misalnya kelembapan membran mukosa,
perubahan nadi dan perubahan tekanan darah). :onitor respon klien terhadap terapi #airan yang diberikan1. =onsultasikan dengan dokter apabila kehilangan #airan makin
parah
Diagnosa =epera>atan nomer
=etidake"ekti"an 8ersihan alan @apas b'd mukus dalam /umlah
berlebihan ditandai dengan klien mengeluh batuk berdahak dan
hasil pemeriksaan ron#hi !'! serta se#ara napas tambahan.
Tu/uan 6 Setelah dilakukan asuhan kepera>atan selama 4 /am,
bersihan /alan napas klien e"ekti".
=riteria Hasil 6 pada saat evaluasi didapatkan skor 4 pada Indikator
@.
-.espiratory rate $99) dalam rentang normal $+0-'menit)
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
29/30
- =lien mampu mengeluarkan mukus- Tidak terdapat suara napas tambahan $ronkhi hilang atau
berkurang)- 8atuk berkurang atau hilang
- Tidak terdapat akumulasi se#ret
@ 6 9espiratory Status 6 Air>ay ;aten#y
@o. Indikator + 3 4 +. .espiratory rate $99) v. =emampuan untuk
mengeluarkan
sekret
v
3. Suara napas
tambahan
v
4. 8atuk v. Akumulasi sekret v
=eterangan 6
+ 6 Severe deviation "rom normal range 6 Substantial deviation "rom normal range3 6 :oderate deviation "rom normal range4 6 :ild deviation "rom normal range 6 @o deviation "rom normal range
@I 6
+. 9espiratory :onitoring- :onitor tingkat, irama, kedalaman, dan upaya pernapasan.- :onitor bising pernapasan, seperti ronkhi- Auskultasi suara napas, #atat area yang mengalami adanya
penurunan dan adanya suara tambahan.- Tentukan kebutuhan su#tion dengan mengauskultasi #rakles
atau ronkhi di saluran napas utama.- :onitor sekret pernapasan pasien.
. Air>ay :anagement- ;osisikan pasien untuk memaksimalkan potensial ventilasi.- (akukan terapi &sik dada, /ika diperlukan.- Ambil sekret dengan melakukan su#tion.- :onitor status respirasi dan oksigenasi pasien.
3. Air>ay Su#tion- (akukan kebersihan tangan.- 7unakan ke>aspadaan umum.
-
8/15/2019 laporan DK2.doc
30/30
- 7unakan peralatan proteksi diri $misal 6 sarung tangan,
masker).- Auskultasi suara napas setiap sebelum dan setelah dilakukan
su#tion.- 7unakan peralatan steril disposable untuk setiap prosedur
su#tion.- :onitor dan #atat >arna sekret, /umlah dan konsistensi.
Diagnosa =epera>atan nomer 3=etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan "a#tor biologis $In"eksi HIV) yang ditandai dengan diare,
penurunan berat badan Tu/uan 6 Setelah dilakukan Asuhan =epera>atan selama 3 4 /am
nutrisi pasien seimbang=riteriaHasil 6 pada saat evaluasi didapatkan skor 4 pada indi#ator
@
@ 6 @utritional Status
@o. Indikator + 3 4 +. Intake nutrisi U. Intake makanan U3. Intake airan U4. 9atio 88 ' T8 U. Hidrasi U
=eterangan 6
+ 6 Severe deviation "rom normal range 6 Substantial deviation "rom normal range3 6 :oderate deviation "rom normal range4 6 :ild deviation "rom normal range 6 @o deviation "rom normal range
@I 6 - @utrition :onitoring+. 88 pasien dalambatas normal. :onitor adanya penurunan berat badan3. :onitor turgor kulit
- @utrition management
1. :onitor /umlah nutrisi dan kandungan kalori klien2. 8erikan in"ormasi tentang kebutuhan nutrisi3. :onitor ke#enderungan dalam penurunan berat badan klien.