Laporan Case 5 Senile Katarak

66
LAPORAN CASE 5 NBSS KATARAK SENILE Oleh : 1. Ireneu Lestari – 10100113005 2. Rima Maulina Hanniya – 10100113012 3. Nur Anisa Sukma – 10100113013 4. Praluki Herliawan – 10100113025 5. Dini Dwi Nabilah – 10100113033 6. Indera Edna Kamaluddin – 10100113043 7. Hilman Triyadi Kusumah – 10100113059 8. Noviyanti Hutami Putri – 10100113075 9. Selvi Putri Oktari – 10100113116 10. Putri Mar’atu Sholiha – 10100113134 11. Rizky Maya Putri Sitorus – 10100113139 12. Bangbang Ahmad Kholila M A Z – 10100113154

description

katarak

Transcript of Laporan Case 5 Senile Katarak

Page 1: Laporan Case 5 Senile Katarak

LAPORAN CASE 5 NBSS

KATARAK SENILE

Oleh :

1. Ireneu Lestari – 101001130052. Rima Maulina Hanniya – 10100113012

3. Nur Anisa Sukma – 101001130134. Praluki Herliawan – 101001130255. Dini Dwi Nabilah – 10100113033

6. Indera Edna Kamaluddin – 101001130437. Hilman Triyadi Kusumah – 101001130598. Noviyanti Hutami Putri – 10100113075

9. Selvi Putri Oktari – 1010011311610. Putri Mar’atu Sholiha – 10100113134

11. Rizky Maya Putri Sitorus – 1010011313912. Bangbang Ahmad Kholila M A Z – 10100113154

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2014/2015

Page 2: Laporan Case 5 Senile Katarak

Review kasus

Bapak Andy 57 tahun dengan keluhan utama :

1. Pandangan kabur pada kedua matanya sejak 2 tahun yang lalu, pengelihatannya

tergangu oleh adanya efek seperti kabut atau asap yang menghalangi dan tidak

dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata

2. Pada awalnya, pasien hanya memiliki masalah penglihatan jauh, hingga sekarang

beliau mengeluhkan kesulitan melihat baik jarak jauh maupun dekat

3. Terdapat keluhan “glare” (cahaya yg menyilaukan)

Opthalmologic exam

Visual acuity ; RE = 1/60 LE = 20/60 (0.3)

Terdapat dilatasi pupil yang memperlihatkan adanya opacities

(kekeruhan) pada lensa kedua mata.

Physical exam

VA OD 1/60, VA OS 0.3

External eye examination OD OS

Eye lid Within normal limit Within normal limit

Conjunctiva tarsalis sup No injection No injection

Conjunctiva tarsalis inf No injection No injection

Cornea Clear Clear

Camera oculi anterior Moderate depth Moderate depth

Iris Within normal limit Withi normal limit

No synechiae No synechiae

Pupil Round Round

Page 3: Laporan Case 5 Senile Katarak

Light reflex

(direct/indirect) : +/+

Light reflex

(direct/indirect) : +/+

2-3 mm 2-3 mm

Lens Opaque Slight opaque

Funduscopy

OD ; hazy media, detail not clear

OS ; - media slightly cloudy

- papil round, clear edge

- retina flat, tidak ada hemorrhage

- macula not clear

USG mata : normal limit

Biometri : +20 dioptri

Diagnosis : Senile cataract

Managemen : dilakukan Phacoemulsification Cataract Extraction

3 days post surgery :

BCVA ; RE = 20/400 (0.05) LE = 0.3

On exam, found ; ciliary injection on RE, minimal hypopion, pain, mild headache.

VA OD = 0.05

VA OS = 0.3

Page 4: Laporan Case 5 Senile Katarak

External eye examination OD OS

Eye lid Within normal limit Within normal limit

Conjunctiva tarsalis sup Conjunctiva injection No injection

Conjunctiva tarsalis inf Conjunctiva injection No injection

Conjunctiva bulbe Ciliary injection No injection

Cornea Slight descemet fold Clear

Camera oculi anterior Moderate depth, flare +2,

sel +2 hypopion 0.5 mm

Moderate depth

Iris No synechiae Within normal limit

No synechiae No synechiae

Pupil Round Round

Light reflex

(direct/indirect) : +/+

Light reflex

(direct/indirect) : +/+

2-3 mm 2-3 mm

Lens Pseudophakia, IOL in place Slight opaque

A. Anatomy Mata

Page 5: Laporan Case 5 Senile Katarak

1. Orbit

Orbit adalah rongga tulang bilateral di tulang facial, yang menyamai rongga pyramid

di mana basenya terletak di anteromedial dan apexnya terletak di posteromedialnya.

Dinding medial orbit di batasi oleh sinus etmoid dan bagian atas berbatasan dengan

nasal cavity. Di dalamnya terdapat :

- kelopak mata,

- ekstraocular muscle,

- saraf-saraf dan pembuluh darah,

- orbital fascia yang mengelilingi bola mata dan otot,

- membrane mukosa (conjunctiva) yang melapisi kelopak mata dan anterior

aspect bola mata dan lacrimal apparatus yang melubrikasinya.

Orbit memiliki base, 4 dinding dan apex.

1. Base

Base dikelilingi oleh orbital margin yang berada di sekitar orbital opening,

dilindungi oleh tulang. Melekat pada orbital septum (membran septum yang

memanjang hingga ke eyelid).

2. Wall

a. Superior wall (roof)

Page 6: Laporan Case 5 Senile Katarak

Berada di horizontal, terbentuk dari frontal bone bagian orbital.

Memisahkan orbital cavity dengan anterior cranial fossa. Dibentuk dari

lesser wing of sphenoid (di dekat apex obit). Di anterolateralnya terdapat

depresi dangkal di bagian orbital tulang frontal, disebut fossa of the

lacrimal gland (lacrimal fossa) yang mengakomodasi kelenjar lacrimal.

b. Medial wall

Dibentuk oleh dorbital plate of the etmoid bone yang tersusun dari frontal

process of maxilla, lacrimal dan sphenoid bone. Di anteriornya terdapat

lacrimal groove dan fossa for lacrimal sac. Di superiornya terdapat

trochlea untuk tendon dari satu otot extraocular.

c. Inferior wall (orbital floor)

Dibentuk oleh maxilla dan sebagian zygomatic dan palatine bone. Inferior

wall dibagi oleh orbit dan maxilla sinus. Berada di inferior apex hingga ke

batas inferior orbital. Batas inferior wall dan lateral wall adalah inferior

orbtal fissure (gap diantara permukaan orital maxilla dan sphenoid).

d. Lateral wall

Dibentuk dari frontal process of the zygomatic bone dan greater wing of

the sphenoid. Merupakan dinding terkuat dan tertebal yang penting karena

sering terexpose dan sering terkena trauma. Bagian posteriornya

memisahkan orbit dari temporal dan middle cranial fossae.

3. Apex

Berada di optical canal di lesser wing sphenoid. Berada di medial superior

orbital fissure.

2. Eyelid

Page 7: Laporan Case 5 Senile Katarak

Eyelid adalah lipatan yang mudah bergerak yang menutupi anterior

bola mata ketika menutup, yang melindungi bola mata dari injury dan cahaya

berlebih juga menjaga cornea tetap lembab oleh cairan lacrimal. Bagian

external bola mata dilapisi oleh kulit tipis dan bagian internalnya dilapisi oleh

membran mucous transparant, tipis dan melekat secara longgar ke permukaan

anterior eyeball (palpebral conjuctiva). Palpebral conjunctiva akan membentuk

lekukan dalam yaitu superior dan inferior conjuctival fornices.

Selain itu, terdapat bulbar conjuctiva yaitu membran yang longgar dan

berkerut di sekitar sklera, yang mengandung pembuluh darah kecil yang

melekat di peripher cornea. Ruangan antara palpebral conjunctiva dan bulbar

conjunctiva disebut conjunctival sac. Sedangkan Ruangan antara kelopak mata

atas dan bawah dibatasi oleh palpebral fissure. Kelopak mata atas dan bawah

diperkuat dengan jaringan ikat padat yaitu superior dan inferior tarsi

Page 8: Laporan Case 5 Senile Katarak

(sing.tarsus) yang membentuk “skeleton” mata. Terikat pada tarsi yaitu tarsal

gland atau meibomian gland yang berfungsi mensekresi cairan yang menjaga

kelopak mata agar tidak menyatu ketika menutup.

3. Lacrimal Apparatus

Terdiri dari:

a. Lacrimal gland : mensekresi cairan lacrimal bergaram (salin)

fisiologis. Cairan ini mengandung bacteriocidal enzyme lysozyme.

Cairan ini membasahkan dan melubrikasi permukaan conjunctiva dan

cornea dan menyediakan nutrisi dan oksigen terlarut untuk cornea.

b. Lacrimal duct : membawa lacrimal fluid dari lacrimal gland ke

conjunctval sac.

c. Lacrimal canaliculi : dimulai pada lacrimal punctum dan membawa

cairan dari lacrimal lake ke lacrimal sac.

d. Nasolacrimal duct : membawa cairan lacrimal ke inferior nasal

meatus.

4. Eyeball

Eyeball terdiiri dari optical apparatus pada system visual dan

merupakan bagian anterior orbit yang menggantung oleh 6 otot extrinsik, yang

Page 9: Laporan Case 5 Senile Katarak

mengontrol pergerakan dan facial suspensory apparatus. Diameternya ± 25

mm. Lapisan jaringan ikat di posteriornya disusun oleh fascial sheath of the

eyeball ( bulbar fascia/ tenon capsule) yang membentuk socket eyeball dan

anterior bulbar conjuctiva.

Bola mata terdiri dari 3 lapisan, yaitu :

1) Fibrous Layer (nonvascularisasi)

Adalah kerangka fibrous external bola mata, yang melengkapi bentuk dan

memberikan tahan. Terdiri dari sclera dan Cornea.

a. Sclera adalah bagian putih pada mata, yang membungkus 5/6 posterior

bola mata dan melekat ke otot extraocular extrinsik dan intrinsik. Bagian

anterior sclera dapat terlihat melalui bulbar conjunctiva transparan sebagai

“bagian putih bola mata”. Permukaan terluar anterior dari sclera dilapisi

oleh lapisan tipis jaringan elastic yang disebut episclera. Di bagian

episclera mengandung sejumlah pembuluh darah yang menutrisi sclera.

Sclera relatif avascular.

Sclera dan cornea dihubungkan oleh sclera venous sinus (canal of

schlemm) yang mana sinus tersebut dialiri oleh aqueous humor.

Fungsi sclera :

- Menutupi seluruh bola mata kecuali kornea

- Memberi bentuk bola mata dan membentuknya hingga rigid

Page 10: Laporan Case 5 Senile Katarak

- Melindungi bagian dalam bola mata

b. Cornea adalah bagian transparan lapisan fibrosa yang melapisi bagian 1/6

anterior bola mata. Fungsinya untuk melapisi iris. Karena bentuknya

cekung, kornea membantu memfokuskan cahaya yang masuk ke retina.

Cornea secara penuh avascular yang mana menerima nutrisi dari alur

kapiler sekitar perifernya dan dari cairan permukaan interna dan external

(lacrimal fluid dan aqueous humor), lacrimal fluid juga mengabsorbsi O2

dari udara. Terdapat corneal limbus yaitu sudut yang dibentuk oleh curva

sclera dan cornea.

2. Vascular Tunic ( Uveal tract)

Disebut juga uvea tract, terdiri dari choroid, cilliary body dan iris. Pada bagian

ini kaya akan vaskularisasi.

a. Choroid adalah lapisan coklat kemerah-merahan tua diantara sclera dan

retina yang membentuk bagian terbesar dan melapisi sebagian besar sclera.

Pada bagian externalnya terdapat alur pigmen dan vascular padat dan

besar. Pada bagian dalamnya terdapat capillary lamina of the

choroid/choriocapillaris yang berdekatan dengan lapisan retina yang

sensitif terhadap cahaya yang mana menyuplai O2 dan nutrisi. Bagian ini

resposible terhadap red eye yang terjadi pada blits foto. Choroid

berhubungan dengan cilliary body di anteriornya.

b. Ciliary Body adalah lapisan tebal mirip cincin berada di posterior

corneoscleral junction, yaitu berupa otot dan vascular. Fungsinya untuk

menyediakan perlekatan pada lensa. Kontraksi dan relaksasi otot polos

cilliary body mengontrol ketebalan lensa. Lipatan cilliary body disebut

cilliary processes, yang mensekresi aqueus humor yang mengisi ruang

anterior dan posterior mata. Anterior chamber adalah ruangan antara

cornea secara anterior dan iris/pupil secara posterior. Posterior chamber

adalah ruangan antara iris/pupil secara anterior dan lensa/cilliary body

secara posterior.

c. Iris terletak pada permukaan anterior lensa, adalah diafragma kontraktil

tipis dengan lubang di sentral, pupil, untuk transmisi cahaya. Pupil

meregulasi jumlah cahaya yang memasuki mata. Pengontrolan otot

Page 11: Laporan Case 5 Senile Katarak

involunter terhadap ukuran pupil dilakukan oleh saraf otonom dengan

menggunakan otot sphincter dan dilator.

- Ketika cahaya terang menstimulasi mata ----- fiber parasimpatik

pada nerve oculomotor (III) menstimulus spincter muscle untuk

berkontraksi ----- menyebabkan penurunan ukuran pupil -----

KONSTRIKSI

- Ketika cahaya sedikit ----- neuron sympathetic terstimulus ------

menstimulus radial muscle (dilator muscle) untuk borkontraksi ------

peningkatan ukuran pupil ------- DILATASI

3. Inner layer eyeball

Ialah retina. Retina merupakan lapisan neural sensory eyeball yang terdiri dari

jaringan ikat tipis, semitransparant dan berlapis-lapis. Melapisi 2/3 posterior

dinding bola mata.

Retina akan memanjang sejauh anterior cilliary body dan berakhir di ora

serrata.

Pada retina terdiri dari 2 bagian fungsional yaitu:

a. Bagian optic

Sensitif terhadap cahaya dan memiliki 2 lapisan yaitu lapisan neural dan

lapisan pigmen.

Lapisan Pigmen

Sel –sel epitel yang mengandung melanin dan terletak diantara coroid

dan bagian neural retina, berfungsi memperkuat absorbsi cahaya

choroid dalam pengurangan pancaran cahaya di dalam eyeball.

Lapisan neural

Di mana lapisan neural menerima cahaya, yang berfungsi untuk

memproses data visual sebelum mengirim impuls saraf ke akson-akson

yang membentuk optic nerve. Terdiri dari 3 lapisan :

b. Bagian non visual

Adalah lanjutan anterior lapisan pigment dan lapisan supporting sel.

Memanjang di sekitar cilliary

Selain itu, terdapat fundus yang merupakan bagian posterior dari bola mata.

Mempunyai area tersendiri yang disebut optic disc, dimana serabut sensoris dan

pembuluh darah menyampaikan saraf opticus memasuki bola mata. Tidak

Page 12: Laporan Case 5 Senile Katarak

mengandung fotoresesptor sehingga tidak sensitive terhadap cahaya dan disebut

“blind spot”.

Lateral dari optic disc disebut macula lutea. Warnanya kuning jika mata

diperiksa dengan cahaya lampu merah. Macula lutea adalah area kecil berbentuk

oval pada retina dengan fotoreseptor kerucut yang khusus untuk ketajaman

penglihatan. Pada tengah macula lutea terdapat bagian yang rendah yang

disebut fovea centralis, area untuk penglihatan akut. Diameter fovea 1,5 mm,

terletak di tengah dan tidak memiliki serabut kapiler.

5. Extrinsic eye muscle

Merupakan otot-otot yang menggerakan bola mata.

Terdiri 3 pasang otot :

a. Superior dan inferior recti

b. Lateral dan medial recti

c. Superior dan inferior oblique

Otot-otot tersebut disuplai oleh :

a. Superior – inferior – medial rectus –dan inferior oblique = oleh CN III

b. Lateral rectus = oleh CN VI

c. Superior oblique = oleh CN IV

Page 13: Laporan Case 5 Senile Katarak

6. Vaskularisasi

1. Arteri

Perdarahan terutama barasal dari opthalmic artery, cabang dari internal

carotid arteri. Infraorbital arteri dari external carotid arteri juga

berkontribusi memperdarahi orbital floor. Central artery of the retina,

cabang dari opthalmic artery muncul di inferior hingga ke optic nerve,

diteruskan hingga mencapai optic disc yang mana cabang-cabangnya

menyebar ke permukaan internal retina. Di mana anteriornya hanya

memperdarahi ke aspek internal artery.

Aspek external retina juga diperdarahi oleh choriocapillaris ( capillary lamian

of the coroid). 6 short posterior ciliary arteries (juga cabang dari opthalmic

arteri) memperdarahi choroid yang menutrisi lapisan outer non vascular retina.

2 long posterior ciliary arteries berada di antara sclera dan choroid

kemudian beranastomosis dengan anterior cilliary arteries memperdarahi

cilliary plexus.

2. Vena

Page 14: Laporan Case 5 Senile Katarak

Drainase vena orbit melalui superior dan inferior opthalmic veins, yang

melewati superior orbital fissure dan masuk ke cavernous sinus. Central vein

of the retina biasanya masuk ke cavernous sinus kemudian menyatu dengan

opthalmic vein. Vortex atau vorticose veins dari lapisan vascular eyeball

mendrainase ke inferior opthalmic vein. The scleral venous sinus adalah

struktur vascular yang melingkari anterior chamber bola mata melalui aqueous

humor kemudian kembali ke sirkulasi darah.

Page 15: Laporan Case 5 Senile Katarak

VISUAL PATHWAY

1. Axon yang berasal dari ganglion cell yang berada diretina menghantarkan aksi

potensial,yang muncul ketika terjadi proses isomerase. Proses isomerase terjadi

Page 16: Laporan Case 5 Senile Katarak

bila sel rods dan cone terkena paparan cahaya yang mengakibatkan

hyperpolarisasi yaitu keadaan dalam sel reseptor menjadi lebih negatif dari

daerah di luarnya.

2. Axon yang membawa impuls ini bergabung menjadi optic nerve yang berada di

sepanjang optic canal.

3. Optic nerve fiber tersebut akan bersilangan untuk fiber dari nasal

half,contralateral sedangkan fiber dari temporal half tidak bersilangan,ipsilateral.

4. Optic fiber in akan menjalar di daerah belakang thalamus akan disebut optic

radiation.

5. Optic tract ini akan berterminasi di daerah :

Suprachiasmatic nucleus dari thalamus : pengaturan pola mata pada siang dan

malam hari, mengatur pola tidur sebagai respon dari terang dan gelap.

Superior coliculus : menerima impulse dari retina untuk di sampaikan ke

cerebellum,dan juga sebagai respon tubuh terhadap objek yang dilihat melalui :

Tectopontine : mengontrol pergerakan mata melalui median pontine

reticular formation

Tectospinal : mengatur reflex yang mengatur kontrol pergerakan kepala dan

leher sebagai respon dari visual input.

Pretectal area : akan bergabung dengan edinger-westhpal nucleus, melalui

postganglionic fiber akan menginervasi bagian otot rectus superior, rectus

medial, rectus inferior dan inferior oblique. Sedangkan bagian parasimpatis akan

menginervasi cilliary muscle untuk akomodasi dan pupillary reflex.

Lateral geniculate nucleus (thalamus) / geniculocalcarine tract :

terdiri dari 6 lapisan :

Magnocellular (lapisan 1-2) : di sebut juga sel Y,berukuran besar sel nya.

Nerve ini akan membawa informasi seputar : movement, orientasi,

contrast, illumination.

Parvocellular (lapisan 3-6) : di sebut juga sel x, berukuran kecil. Nerve ini

akan membawa informasi : bentuk dan warna dari suatu objek.

Primary cortex area (occipital lobe): geniculocalcarine tract akan berterminasi di

occipital lobe, occiptal lobe terdiri dari :

Daerah primer (broadmann area 17) : untuk analisis objek yang dilihat,

bentuk, pergerakan, membalikkan objek yang terbalik dari retina, posisi

benda, texture

Page 17: Laporan Case 5 Senile Katarak

Daerah sekunder (area 18 dan 19) : untuk visual sensory processing,

occular pursuit movement, akomodasi, convergence, dll.

Histologi Mata

Setiap mata terdiri dari 3 lapisan konsentris, yaitu:

Lapisan luar atau tunika fibrosa

5/6 posterior lapisan luar mata yang opak dan putih adalah sclera

1/6 bagian anterior tidak berwarna dan transparan yaitu kornea

1. Sklera

Membentuk segmen bola

Bergaris tengah 22 mm

Terdiri atas jaringan ikat padat, terutama berkas kolagen gepeng yang

berjalinan namun tetap parallel terhadap permukaan organ, cukup banyak

substansi dasar, beberapa fibroblast.

Permukaan luar (episklera)

- Dihubungkan oleh sebuah tenon capsule (sebuah system longgar serat

kolagen halus pada lapisan padat jaringan ikat)

- Simpai tenon ini berhubungan dengan stroma konjungtiva longgar pada

batas kornea dengan sclera.

- Diantara kapsul tenon dan sclera terdapat tenon’s space ruang longgar

inilah yang memungkinkan bola mata dapat bergerak memutar kesegala

arah.

- Diantara sclera dan koroid terdapat lamina suprakoroid (lapisan tipis

jaringan ikat longgar dengan banyak melanosit, fibroblast dan serat elastin)

- Sclera relative avaskular.

2. Kornea

Irisan melintang kornea menunjukan bahwa kornea terdiri atas 5 lapisan

Page 18: Laporan Case 5 Senile Katarak

1) Epitel

- Berlapis gepeng non keratin

- Pada bagian basal epitel ini tampak banyak gambaran mitosis yang

mencerminkan kemampuan regenerasi kornea yang hebat

- Masa pergantian sel 7hari

- Terdapat mikrovili pada sel permukaan kornea

- Mikrovili terjulur ke dalam ruangan yang diisi lapisan tipios air mata pra-

kornea merupakan lapisan pelindung yang terdiri atas lipid dan glikoprotein.

- Lapisan pelindung ini tebalnya 7mikrometer

- Kornea memiliki suplai saraf sensoris yang paling besar diantara jaringan

mata.

2) Membran bowman

- Dibawah epitel kornea

- Merupakan lapisan homogeny

- Tebalnya antara 7-12 mikrometer

- Terdiri dari serat-sarat kolagen yang bersilangan secara acak, pemadatan

substansi interselular, tetapi tanpa sel

- Membantu stabilitas dan kekuatan kornea

3) Stroma

- Terdiri atas banyak lapisan berkas kolagen parallel yang saling menyilang

secara tegak lurus

- Serabut kolagen didalam setiap lamel saling berjajar parallel dan melintasi

seluruh lebar kornea

- Diantara lapisan-lapisan itu terjepit juluran-julurannsitoplasma fibroblast

(gepeng seperti sayap kupu-kupu

- Sel dan serat dari stroma terendam dalam substansi glikoprotein amorf yang

metakromatik (kondroitin dan sulfat)

- Stroma avaskular

- Biasanya terdapat sel limfoid membrane (migrating) di dalam kornea.

4) Membran descement

Page 19: Laporan Case 5 Senile Katarak

- Struktur homogeny

- Tebal 5-10 mikrometer

- Terdiri atas filament kolagen halis tersusun berupa jalinan 3 dimensi

5) Endotel

- Yaitu epitel selapis gepeng

- Endotel dan epitel kornea berfungsi memepertahankan kejernihan kornea

- Ke 2 lapisan ini mentransport ion natrium ke permukaan apikalnya

- Ion klorida dan air ikut secara pasif, sehingga stroma kornea dipertahankan

dalambkeadaan yang relative kering.

- Bersama susunana serabut kolagen yang sangat halus dari stroma yang

disusun teratur, yang menyebabkan jernihnya kornea.

Limbus yaitu batas kornea dan sclera yang merupakan daerah peralihan

dari berkas-berkas kolagen bening dari kornea menjadi serat-serat buram

putih dari sclera.

- Limbus ini sangat vascular

- Pembuluh darahnya memegang peranan penting dalam radang kornea

- Didaerah limbus yaitu jalinan trabekula membentuk saluran (canal)

schlemm yang mengangkut cairan dari kamera okuli anterior

- Canal schlemm berhubungan keluar dengan system vena.

Lapisan tengah /lapisan vascular/traktus uveal

1. Koroid

Lapisan yang sangat vascular

Diantara pembuluh darahnya terdapat jaringan ikat longgar dengan banyak

fibroblast, makrofag, limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen dan serat

elastin.

Terdapat banyak melanosit (memberi warna hitam yang khas0

Lapisan dalam koroid disebut lapisan koriokapiler karena lebih banyak

mengandung pembuluh darah kecil daripada lapisan luar.

Fungsi penting untuk nutrisi retina

Membrane hialin amorf tipis (3-4 mikrometer)memisahkan lapisan

koriokapiler dari retina dikenal sebagai membrane brunch meluas dari diskus

optikus sampai ke ora serata

Page 20: Laporan Case 5 Senile Katarak

Discus optikus ( papilla optikus) daerah tempat nervus optikus memasuki bola

mata

Koroid terikat pada sclera oleh lamina suprakoroidal (lapisan jaringan ikat

longgar dengan banyak melanosit)

2. Korpus siliaris

Sebuah perluasan koroid ke anterior setinggi lensa

Merupakan cin-cin tebal yang utuh pada permukaan dalam bagian anterior

sclera

Membentuk segitiga pada potongan melintang

Salah satu permukaannya berkontak dengan korpus vitreus,

Struktur ->jar ikat longgar : - Banyak serat elastin

- Pembuluh darah

- Melanosit

Muskulus siliaris -> 2 berkas otot polos yang berinsesi pada sclera di anterior

dan pada berbagai daerah dari korpus siliaris di posterior. Salah satu berkas ini

mempunyai fungsi meregangkan koroid dan berkas lain bila berkontraksi

mengendurkan ketegangan pada lensa. Gerakan otot ini penting untuk

akomodasi visual.

Permukaan korpus siliaris yang menghadap ke korpus vitreus, bilik posterior

dan lensa ditutupi oleh perluasan retina ke anterior. Di daerah ini retina hanya

terdiri dari 2 lapis sel, yaitu :

- Lapisan yang langsung berbatasan dengan korpus siliaris, terdiri atas epitel

selaois silindris yang mengandung melanin.

- Lapisan yang menutupi lapisan pertama berasal dari lapisan sensoris retina

(terdiri atas epitel silindris tanpa pigmen.

3. Prosesus siliaris

Juluran mirip tabung dari korpus siliaris

Pusatnya ialah jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler bertingkap

(fenestrated) di tutupi oleh 2 lapis epitel yang sama dengan korpus siliaris

Dari prosesus siliaris muncul serat-serat zonula

Page 21: Laporan Case 5 Senile Katarak

Sel-sel tanpa pigmen dari lapisan memiliki lipatan-lipatan basal. Sel-sel ini

membentuk humor akueus.

4. Iris

Yaitu perluasan koroid yang sebagian menutupi lensa, menyisakan lubang bulat

di pusat yang disebut pupil.

Permukaan anterior

- Tidak teratur dan kasar

- Dibawahnya terdapat jaringan ikat dengan banyak pembuluh darah,

beberapa serat, fibroblast dan melanosit.

- Lapisan berikutnya yaitu jaringan ikat longgar dengan sangat vaskular

Permukaan posterior

- Rata

- Dilapisi oleh 2 lapis epitel yang sama dengan korpus siliaris dan

prosesusnya.

Banyaknya pigmen mencegah masuknya cahaya ke dalam mata kecuali ke

dalam pupil

Lensa

Lensa kristalina berbentuk bikonveks

Secara structural terdapat 3 komponen, yaitu :

1. Kapsul Lensa

- Tebalnya sekitar 10µm di sebelah anterior dan posteriornya 5-6 µm

- Kapsul ini homogeny, merupakan membrane tidak berbentuk, bersifat elastis,

kaya akan KH

- Mengandung glikoprotein dan kolagen tipe IV

- Pada kapsul lensa melekat serat zonula yang berjalan ke badan siliar sebagai

igamen suspensorium atau penyokong

Page 22: Laporan Case 5 Senile Katarak

2. Epitel Subkapsular

- Terletak di bawah kapsular

- Hanya ada pada permukaan anterior

- Terdiri atas selapis sel epitel kuboid

- Bagian dasar sel ini terletak di luar berhubungan dengan kapsula

- Apeksnya terletak di dalam dan membentuk kompleks junctional dengan serat

lensa

- Ke arah equator sel ini bertambah tinggi dan beralih menjadi serat lensa

- Lensa tumbuh sepanjang kehidupan dengan penambahan serat lensa

3. Substansi lensa

- Terdiri dari serat lensa yang berbentuk prisma heksagonal

- Panjangnya 8-10mm, Lebar 8-10 µm, tebal 2 µm

- Sebagian besar serat tersusun secara konsentris dan sejajar permukaan lensa

- Pada korteks serat yang lebih muda menganndung beberapa inti dan organel

- Di bagian tengah serat yang lebih tua telah kehilangan inti dan tampak

homogen

Lensa mata sama sekali tanpa pembuluh darah, karena tanpa pembuluh darah

maka lensa mendapat nutrisi dari humor akueus dan badan vitreus

Lensa bersifat tembus cahaya

Membrane plasma serat lensa sangat tidak permeabel

Korpus Vitreus

Menempati ruangan mata di belakang lensa

Merupakan gel transparan, terdiri atas kolagen, glikosaminoglikan dimana

unsure utamanya adalah asam hialuronat

Lapisan Dalam (Retina)

Terdiri dari 2 bagian :

- Posterior : bagian fotosensitif

- Anterior : tidak fotosensitif

Bagian Anterior (Epitel Pigmen)

- Terdiri atas sel silindris dengan inti di basal

Page 23: Laporan Case 5 Senile Katarak

- Daerah basal sel melekat pada membrane Bruch

- Sitoplasmanya memiliki banyak mitokondria, RE licin, granul melanin di

sebelah sitoplasma apical

- Apeks sel memiliki mikrovili

Bagian Posterior (Retina Pars Optika)

- Terdiri atas sekurang-kurangnya 15 jenis neuron dan sel-sel ini

membentuk sekurang-kurangnya 38 jenis sinaps

- Terdiri atas 3 lapisan :

Lapisan luar

Terdiri atas sel batang dan kerucut

Sel Batang

- Terdiri atas segmen luar dan segmen dalam

- Segmen luar : - fotosensitif ( berbentuk batang luar terdiri atas

banyak cakram gepeng bermembran yang bertumpuk-tumpik

mirip uang logam)

- Dipisahkan dari segmen dalam oleh sebuah penyempitan

- Cakram gepeng mengandung pigmen yang disebut ungu visual

atau rhodopsin yang memutih oleh cahaya dan mengawali

rangsangan visual.

- Segmen dalam : - mengandung alat metabolic untuk biosintesis

dan proses penghasil energy

- Banyak mengandung glikogen dan memiliki banyak kumpulan

mitokondria,.

- Poliribosom banyak terdapat dibawah daerah mitokondria,

terlibat dalam sintesis pritein.

- Membantu penglihatan di tempat gelap

Sel Kerucut

- Merupakan neuron panjang

- Tiap retina memiliki ± 6 juta sel kerucut

Page 24: Laporan Case 5 Senile Katarak

- Strukturnya serupa dengan sel batang, hanya terdapat

perbedaan dalam hal bentuk dan struktur segmen luarnya.

Dimana pada sel kerucut membrane luarnya tidak bergantung

dari membrane plasma luar, tapi timbul sebagai invaginasi

darinya. Protein yang baru dibentuk tidak ditimbun tapi

tersebar merata pada segmen luar.

- Terdapat 3 jenis sel kerucut fungsional yang tidak bisa

dibedakan cirri morfologinya. Tiap jenis mengandung

fotopigmen kerucut yang disebut iodopsin.

- Membantu penglihatan di tempat terang

Lapisan Tengah

Terdiri atas sel-sel bipolar

Menghubungkan sel batang dan kerucut dengan sel ganglion

Sel bipolar difus memiliki sinaps dengan 2 atau lebih fotoreseptor

Sel bipolar monosinap mempunyai satu sinaps

Lapisan Dalam

Terdiri atas sel-sel ganglia

Selain berhubungan dengan sel bipolar, menjulurkan aksonnya ke

daerah khusus pada retina, tempat mereka berkumpul membentuk

nervus optikus

Daerah tersebut bebas dari reseptor dan karenanya di sebut bintik

tua / papilla nervus optikus / kepala nervus optikus / diskus optikus.

Pada kutub posterior sumbu optic terletak fovea, sebuah lekukan dangkal

dengan retina yang bagian pusatnya sangat tipis. Hal ini disebabkan oleh sel

ganglion dan sel bipolar berkumpul di tepi lekukan ini, sedang bagian

pusatnya ditempati oleh sel kerucut. Cahaya langsung jatuh pada kerucut di

bagian pusat fovea yang membantu ketajaman penglihatan

Selain ketiga jenis sel utama terdapat jenis sel lain, yaitu :

1. Sel Horizontal, menghubungkan fotoreseptor-fotoreseptor berbeda

2. Sel Amakrin, menghubungkan sel-sel ganglia

3. Sel Penyokong

Struktur Tambahan

Page 25: Laporan Case 5 Senile Katarak

1. Konjungtiva

- Membrane mukosa tipis dan transparan yang menutupi bagian anterior

matasampai kornea dan permukaan dalam kelopak mata.

- Berupa epitel berlapis selindris dengan banyak sel goblet dan lamina

proprianya terdiri atas jaringan ikat longgar

2. Kelopak Mata

- Lipatan jaringan yamg dapat digerakan yang berfungsi melindungi mata

- Kulit kelopak ini longgar dan elastis

- Terdapat 3 jenis kelenjar

a. Meibom

Kelenjar sebasea panjang dalam lempeng tarsal. Tidak berhubungan

dengan folikel rambut. Menghasilkan substansi sebaseus membentuk

lapisan berminyak pada permukaan film air mata, membantu mencegah

penguapan cepat dari lapisan air mata.

b. Zeis

Kelenjar sebaceous yang lebih kecil yang memodifikasi dan berhubungan

dengan folikel bulu mata.

c. Moll

Kelenjar keringat, berupa tubulus mirip sinus yang tidak bercabang.

3. Alat Lakrimal

- Kelenjar Lakrimal

Merupakan kelenjar air mata. Terdiri atas lobus-lobus. Berupa kelenjar

tubuloalveolar yang lumennya besar, terdiri atas sel-sel berbentuk kolom jenis

serosa.

- Kanalikuli

Dilapisi epitel berlapis gepeng tebal

- Sakus Lakrimalis, dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia

- Duktus hasalakrimalis

Fisiologi Gelap- Terang

Page 26: Laporan Case 5 Senile Katarak

Disaat keadaan gelap dan terang maka mata akan melakukan adaptasi, maka adaptasi yang dilakukan oleh mata yaitu

- Ukuran pupil yang akan berubah,dimana pupil merupakan lubang dari iris,sedangkan iris terdiri atas struktur otot polos disini ada 2 otot dari iris yang berperan yaitu:

-Otot sirkuler yang akan berkontraksi yang akan terjadi pada cahaya terang sehingga pupil mengecil untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata

-Otot radialis yang akan berkontraksi/memendek yang terjadi pada cahaya temaram sehingga ukuran pupil akan membesar untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk

Pupil yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk,sedangkan retina secara normal akan menerima cahaya yang masuk,maka retina memiliki fotoreseptor,yaitu reseptornya untuk cahaya dimana ada dua buah yaitu:

1. Sel Batang : Lebih pipih dan lebih panjang namun tidak selalu demikian d=2-5 mikrometer terdapat fotokimia yaitu rodopsin

2. Sel Kerucut : Memiliki diameter 5-8 mikrometer terdapat fotokimia yaitu pigmen warna

Keduanya memiliki fungsi yang sama namun perbedaannya ketika kecepatan kepekaan terhadap spektrum dimana sel batang lebih peka pada cahaya gelap sedangkan sel batang pada cahaya warna

Page 27: Laporan Case 5 Senile Katarak

Struktur dari Sel batang maupun Kerucut:

Page 28: Laporan Case 5 Senile Katarak

1.Segment Luar: - Terdiri atas piringan dalam jumlah besar/disc yang merupakan susunan lipatan dari membran sel dimana jumlahnya ada 1000 baik sel kerucut maupun batang

- Rodopsin dan pigmen warna merupakan protein terkonjugasi. Keduanya bergabung dalam piringan dalam bentuk protein transmembran. Didalam piringan itu konsentrasi pigmen fotosensitif ini begitu besar yang beratnya 40% dari segmen luar

2. Segment Dalam : Mengandung sitoplasma dengan organel sitoplasmik biasa, yg terpenting adanya mitokondri yg berfungsi menyediakan energi untuk fotoreseptor terebut

3. Badan Sinaps : Yang berhubungan dengan sel neuron berikutnya, yakni sel horizintal dan sel bipolar

Fotokimia Penglihatan

Page 29: Laporan Case 5 Senile Katarak

Baik sel batang maupun kerucut mengandung bahan kimia yang akan terurai bila terpajan cahaya dan dalam prosesnya, akan merangsang serabut-serabut saraf yang berasal dari mata.

Bahan kimia: Rodopsin dan Pigmen kerucut atau Pigmen warna

1. Siklus Penglihatan Rodopsin- Retina, Perangsangan Sel Batang

Rodopsin merupakan kombinasi protein skotopin dengan pigmen karotenoid retinal ( disebut rettine). Retinal tersebut merupakan tipe khusus yang disebut 11-cis retinal. Bentuk cis dari retinal adalah bentuk yang penting sebab hanya bentuk ini saja yang dapat berikatan dengan skotopsin agar dapat bersintesis menjadi rodopsin

Bila sudah mengabsorbsi energi cahaya, seperti pada gambar dibawah rodopsin akan terurai dalam waktu sepersekian detik. Penyebabnya adalah fotoaktivasi elektron pada bagian retinal dari ropsin. Ropsin akan menyebabkan perubahan segera pada bentuk cis dari retinal menjadi all-trans kemudian all trans akan akan membentuk batorodopsin kemudian dalam nanodetik akan berubah menjadi lumirodopsin sekian mikrodetik akan menjadi metarodopsinI dan dalam beberapa detik menjadi metarodopsin II dimana merupakan rodopsin yg teraktivasi, yg kemudian akan merangsang perubahan elektrik dalam sel batang yang kemudian akan menghantarkan bayangan ke sistem saraf pusat.

Sedangkan ketika tidak ada cahaya maka banyak terjadi pembentukan rodopsin kembali yaitu seperti bagan diatas dimana Rodopsin akan merubah all trans retinal menjadi 11 cis retinal. Dimana proses ini dikatalisis oleh enzim retinal isomerase. Ketika 11 cis retinal terbentuk maka segera akan bergabung dengan skotopsin menjadi rodopsin lagi dimana pembentukannya stabil sampai akhirnya akan terurai ketika ada cahaya seperti yg sudah dijelaskan diatas.

Page 30: Laporan Case 5 Senile Katarak

Dalam proses pembentukan rodopsin dibutuhkan Vit.A

Perangsangan Sel Batang Sewaktu Rodopsin diaktivasi oleh cahaya

Dimana ketika terpajan cahaya rodopsin terurai (penguraiannya menurunkan konduktasi membran sel batang untuk ion-ion natrium di segmen luar batang sehingga banyak natrium yang keluar sehingga didalam sel lebih negatif dan terjadi

Page 31: Laporan Case 5 Senile Katarak

hiperpolarisasi sedangkan pada saat gelap ion natrium yang telah keluar tadi akan kembali masuk lagi ke sel batang sehingga keadaannya menjadi netral

(gambar lebih jelas ada di guyton)

1. Fotokimia Oleh sel Kerucut

Sel kerucut dengan sel batang memiliki struktur kimia yang sama yang berbeda adalahb bagian proteinnya yaitu opsin yang disebut fotopsin yang beberda dengan. Bagian retinal semua pigmen visual yang ada dalam sel kerucut sama dengan sel batang. Oleh karena itu pigmen warna meruakan kombinasi antara retinal dan fotopsin

Memiliki 3 jenis pigmen warna yatu merah,biru dan hijau sifat absorsinya juga berbeda dengan panjang gelombang yg berbeda-beda ( gambar di guyton)

Adaptasi Gelap- Terang

Bila seseorang berada ditempat yang sangat terang dalam waktu yang lama, maka banyak sekali fotokimia yg ada pada sel batang dan sel kerucut akan terurai seperti yg sudah dijelaskan diatas. Akan diubah menjadi retinal dan opsin

Retinal akan menjadi vit.A dan konsentrasi bahan kimia fotosensitif akan berkurang sehingga sensitifitas terhadap cahaya akan berkurang

Bila seseorang berada di tempat yang remang-remang maka retinal dan opsin akan menjadi pigmen yg peka cahaya vit.A kan menjadi retinal untuk menyediakan pigmen peka cahaya

Opsin akan bergabung dengan retinal

Ketika seseorang dari tempat yg terang dalam beberapa jam terus ke tempat yg gelap maka pada saat awal akan sensintifitas retina sangat rendah namun beberapa saat kemudian dalam waktu 1 menit sensitifitasnya akan meningkat sampai 10 kali lipat dan seterusnya semakin lama semakin meningkat

Differential Diagnosis Visual Impairment

A. Refraction error

Mata yang terdapat refraction error disebut ametropia. Refraction error adalah

gangguan proses refraksi sehingga focus objek yang dilihat tidak jatuh tepat di

retina.

1. Presbiopia

Kehilangan akomodasi karena aging. Terjadi di semua populasi. Orang

dengan mata emmetropia ( tidak ada refraction error) sebelumnya

Page 32: Laporan Case 5 Senile Katarak

mulai tidak bisa membaca tulisan kecil di usia 44-46 tahun. Keadaan

memburuk saat cahaya redup, di pagi hari dan saat lelah. Akomodasi

mata akan semakin menurun sampai di usia 55 tahun, kemudian

setelah usia 55 tahun akomodasi mata akan cenderung

stagnan.Dikoreksi dengan lensa plus.

2. Miopia

Keadaan ketika bayangan dari objek yang jauh fokusnya di depan

retina di mata yang unakomodasi. Dikoreksi dengan lensa minus

(spherical concave)

3. Hiperopia/Hipermetropia

Keadaan dimana mata yang unakomodasi focus imagenya jatuh di

belakang retina. Dikoreksi dengan lensa plus.

4. Latent Hiperopia

5. Astigmatism

Mata menghasilkan bayangan yang multifocal point or line karena

focus cahaya yang diterima tidak di satu tempat.

6. Anisometropia

Perbedaan refraction error diantara 2 mata. Bisa menyebabkan

amblyopia atau mata malas sehingga menjadi factor resiko terjadi

scrabismus.

B. Opacity pada refraction media

1. Glaukoma

Adalah keadaan chronic optic neuropathy yang dikarakteristikan dengan

kehilangan lapang pandang yang biasanya berhubungan dengan

meningkatnya tekanan intraocular.

2. Katarak

Suatu keadaan dimana terjadi opacity pada lensa yang ditandai dengan

menurunnya kemampuan penglihatan.

C. Proses degenerative

Contoh : diabetic retinopathy

D. Anatomical abnormalities

Page 33: Laporan Case 5 Senile Katarak

Contoh : terjadi defek saat embriologi mata

Indikasi surgery katarak

1. Subjektif

- Penilaian dari pasien sendiri tentang ketidakmampuannya untuk

melihat

- Persepsi pasien terhadap dampak kataraknya di life-style dan aktivitas

sehari-hari

- Komplain pasien tentang disabling glare

2. Objektif

Biasanya berdasarkan visual acuity dari Snellen chart. Dimana jika visual

acuity <20/50 sebaiknya dilakukan operasi.

3. Edukasi

Pasien harus sudah diedukasi tentang resiko dan manfaar dari operasinya

serta pengobatan alternative lain selain operasi.

Kontraindikasi operasi katarak

1. Pasien tidak mau dioperasi

2. Kacamata atau visual aid memberi fungsional vision yang cukup baik

3. Operasi dinilai tidak akan memperbaiki fungsional vision.

4. Lifestyle pasien tidak terganggu

5. Pasien secara media ‘unfit’

Ketika kedua mata yang terkena katarak harus dioperasi, maka

operasi dianjurkan dilakukan di satu mata terlebih dahulu untuk

berjaga-jaga jika terjadi komplikasi.

Jenis operasi katarak

1. Intracapsular cataract extraction (IKEK)

Prinsip : membuang keseluruhan lensa, termasuk kapsul lensa.

2. Eksracapsular cataract extraction (EKEK)

Prinsip : kapsul lensa tidak dibuang, tetapi digunakan untuk IOL

( Intraokular lens)

a. Small incision cataract surgery

Page 34: Laporan Case 5 Senile Katarak

Bagian dari EKEK tetapi dengan insisi yang lebih kecil.

b. Phacoemulsification

Bagian dari EKEK tetapi menggunakan gelombang ultrasonic

untuk memecah nucleus lensa dan kemudian diaspirasi.

Cataract Surgery

Cataract surgery adalah proses pelepasan lensa pada mata (yang juga disebut

dengan "crystalline") yang telah mengalami opasifikasi karena katarak. Perubahan

metabolic pada fiber lensa crystalline dapat berkelanjutan menjadi katarak dan

menyebabkan hilang transparansi dari lensa tersebut sehingga bermanifestasi pada

ganguan atau hilangnya penglihatan. Selama operasi katarak ini, lensa natural dari

pasien yang ‘cloudy’ akan digantikan oleh lensa sintetik untuk memulihkan transparansi

lensa.

Setelah pelepasan dari lensa, kemudian lensa intraocular (IOL) artificial

ditanamkan atau diletakan pada mata. Operasi katarak ini dilakukan oleh

opthalmologist .

Type

Terdapat dua tipe utama dari cataract surgery extraction yang sering digunakan,

yaitu phacoemulsifikasi dan conventional extracapsular cataract extraction (ECCE).

Implantasi IOL pada kedua tipe surgery ini tetap dilakukan. Adapaun beberapa

perbedaannya adalah sebagai berikut :

Phacoemulsifikasi ECCE

Foldable lenses Non-foldable lenses

Ukuran insisi 2-3 mm Ukuran insisi 10-12 mm

Page 35: Laporan Case 5 Senile Katarak

Pada kasus ini telah dilakukan cataract surgery tipe phacoemulasifikasi. Berikut

akan dijelaskan lebih dalam mengenai phacoemulsifikasi.

Phacoemulsifikasi

Phacoemulsifikasi adalah prosedur surgery yang menggunakan alat ultrasonic

untuk memecah atau menghilangkan lensa yang “cloudy” (katarak) dan kemudian

menggantinya dengan lensa intraocular artificial. Tujuan nya tentu saja untuk

memperbaiki proses penglihatan pada pasien katarak.

Phacoemulsifikasi merupakan variasi dari extracapsular cataract extraction

dimana lensa dan bagian depan (anterior) capsule dihilangkan. Dalam prosedurnya,

phaco mengunakan alat ultrasonic yang terdapat dua bagian. Terdapat handpiece yang

bagian ujungnya terbuat dari titanium dan terdapat bagian lain yang disebut dengan

‘cracker’ atau ‘chopper’. Alat ini dapat menyalurkan getaran ultrasonic pada frekuensi

40 000 Hz.

Prosedur

1. Persiapan pasien, bagian di sekeliling mata diberikan disinfektan, lalu muka

ditutup mengunakan plastik surgery dan hanya bagian matanya saja yang

terexpose

Page 36: Laporan Case 5 Senile Katarak

2. Selama proses operasi, pasien dapat bernapas mengunakan tabung oksigen bila

terjadi kesulitan dalam bernapas. Tekanan darah dan heart rate tetap harus

selalu dipantau.

3. Lakukan anasthesi, biasanya topical (eyedrop) atau via peribulbar atau

retrobulbar dari mata

4. Buka kelopak mata dengan menggunakan lid speculum

5. Dengan menggunakan mikroskop, buat insisi sekitar 3 mm pada daerah limbus

atau periher dari mata, biasanya dari arah temporal

6. Injeksikan viscoelastic (steril eyedrops/methylcellulose viscoelastic) untuk

menjaga agar permukaan ocular tetap moist dan juga untuk menjaga tekanan

intraoccular mata.

7. Lakukan capsulorhexis, yaitu insisi circular pada membran di sekeliling katarak.

Insisi biasanya dimulai pada limbus atau di bagian peripheral kornea baik,

superior maupun temporal

8. Anterior capsule diangkat

9. Dengan menggunakan alat phaco yang pada bagian ujungnya terbuat dari

titanium (phaco tip) diarahkan ke kornea, kemudian dengan getaran ultrasonic

tersebut nantinya dapat mengemulsifikasi lensa katarak dan kemudian

dihilangkan dengan proses suction (aspirasi). Posterior capsule tetap

dipertahankan untuk menyokong IOL artificial

10. Kemudian, nukleus dan kortex dari lensa dihilangkan

11. Folded intraocular lens kemudian dimasukan dengan menggunakan injector.

Folded ocular brarti menunjukan bahwa insisi yang dibuat tidak perlu terlalu

besar. Setelah dimasukan kemudian diletakan pada “capsular bag” yang telah

kosong dengan juga di sokong oleh posterior capsule yang masih utuh.

12. Viscoelastic fluid kemudian di sedot kembali.

Page 37: Laporan Case 5 Senile Katarak

Hal-hal yang harus diperhatikan pre operasi katarak untuk pasien: 2 minggu sebelum operasi

- Melaksanakan pertemuan dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan

fisik termasuk tekanan darah. Pemeriksaan EKG dan x-ray bila belum

pernah dilakukan selama 1 tahun terakhir.

- Pemeriksaan blood count.

- Jika pasien penderita DM, dilaksanakan pembahasan pengonsumsian

insulin sampai hari operasi.

4 hari sebelum operasi

- Menggunakan tetes mata sebagai antiinflamasi dan antibiotik yang telah

diresepkan. Tidak mengkonsumsi aspirin.

1 hari sebelum operasi

- Tidak makan atau minum lewat tengah malam untuk mengosongkan

bladder

- Mempersiapkan orang dewasa yang dapat mengantar pergi dan pulang dari

lokasi operasi.

- Tidak mengkonsumsi alkohol 24 jam sebelum operasi untuk menghindari

pasien mengalami reaksi negatif terhadap anestesi atau obat-obatan lain.

Page 38: Laporan Case 5 Senile Katarak

- Melaporkan perubahan kesehatan pada dokter bedah segera, bahkan

perubahan kecil seperti demam, batuk, ruam, merasa dingin, muntah atau

diare. Juga memberitahu jika ada kemungkinan bahwa pasien sedang

hamil.

Hari operasi dan sebelum masuk kamar operasi

- Mandi dan mencuci rambut di pagi untuk meminimalkan resiko infeksi.

Tidak menggunakan lotion ataupun make up dan perhiasan. Kenakan

pakaian longgar, lengan pendek dengan kancing di depan.

- Pasien harus diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai:

1. Persetujuan tindakan operasi (informed consent)

2. Menganjurkan kepada pasien untuk:

a. Meneruskan / melanjutkan pengobatan sebelumnya, kecuali

obat antikoagulan harus dihentikan selama minimal 3 hari.

b. Mengosongkan kandung kemih dengan tidak minum apapun.

c. Dapat meminum obat anti cemas resep dokter, sedikit minum

air.

d. Jika penderita DM, tidak menguunakan insulin terlebih dahulu.

Jika penderita astma, dapat menggunakan inhaler.

A. Hal-hal yang harus diperhatikan setelah operasi

Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk

bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda

berat selama sekitar satu bulan, olahraga tidak dilakukan selama 3 minggu

(jogging, aerobik, berkebun, berenang).

Tidak mengendarai sepeda motor atau mengenakan make up mata selama 1

minggu.

Tidak mengonsumsi alkohol selama 24 jam pasca operasi.

Diperbolehkan untuk mandi dan mencuci wajah dengan mata tertutup.

Memakai kacamata pelindung ketika tidur. Juga ketika keluar ruangan untuk

mengurangi sensitivitas terhadap cahaya.

Tidak menggosok atau menekan mata.

Tidak membungkuk terlalu dalam .

Tidak menggendong yang berat.

Tidak membaca yang berlebihan.

Page 39: Laporan Case 5 Senile Katarak

Tidak mengedan keras sewaktu buang air besar.

Tidak berbaring ke sisi mata yang baru dibedah.

Aktivitas seksual dapat dilakukan 2-3 minggu pasca operasi.

Bepergian dapat dilakukan 1 minggu setelah operasi.

Dapat menggunakan kacamata baca karena dioptri pasca operasi telah berbeda.

Selain itu juga akan diberikan obat untuk :

- Mengurangi rasa sakit pasca anestesi menghilang.

- Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu

diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak

sempurna

- Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk

mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.

- Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.

Hal yang boleh dilakukan antara lain :

o Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan

o Melakukan pekerjaan yang tidak berat

o Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat

kaki keatas.

Komplikasi yang dapat terjadi pasca operasi katarak:

1. Corneal swelling

Merupakan komplikasi yang paling umum terjadi. Hal ini mungkin terjadi jika

kornea memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya disebut Fuchs distrofi,

atau jika katarak itu sangat padat dan sulit untuk dihilangkan. Steroid dan tetes

anti-inflamasi diresepkan setelah operasi katarak biasanya membantu

peradangan ini untuk menyelesaikan tanpa masalah. Obat tetes mata biasanya

dapat ditentukan, meskipun kadang-kadang suntikan steroid atau operasi

diperlukan untuk membantu memperbaiki kondisi.

2. Tekanan intraokular tinggi

Komplikasi lain yang relatif umum pasca operasi adalah tekanan intraokular

tinggi. Selama operasi katarak, ahli bedah menggunakan gel bedah khusus,

yang disebut viscoelastics, untuk membantu melindungi struktur penting dari

Page 40: Laporan Case 5 Senile Katarak

mata selama operasi. Kadang-kadang, jumlah kecil dari gel ini dipertahankan

dalam mata setelah operasi. Ketika ini terjadi, sistem drainase mata bisa

menjadi tersumbat, menyebabkan tekanan mata meningkat secara dramatis.

Pengobatan dengan tekanan menurunkan tetes mata biasanya bisa mengatasi

masalah ini, meskipun kadang-kadang sejumlah kecil cairan akan dilepaskan

dari mata oleh dokter bedah untuk membantu dengan cepat menurunkan

tekanan mata. Masalah tekanan mata tinggi seperti ini biasanya sembuh dalam

beberapa hari pertama setelah operasi, kecuali ada masalah lain tekanan mata

yang mendasari untuk menyalahkan, seperti glaukoma, yang mungkin

memerlukan pengobatan yang lebih lama

3. Endophthalmitis

Pada 1 dalam 1000 kasus operasi katarak, infeksi bakteri yang parah mata

dapat terjadi dalam beberapa hari pertama sampai beberapa minggu setelah

operasi dilakukan. Infeksi ini disebut endophthalmitis.

Endoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan virulensi rendah

yang terperangkap dalam kantong kapsuler. Jika tidak ditangani dengan cepat,

hal ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau jarang, bahkan

kehilangan mata.

Pasien operasi katarak biasanya menerima tetes antibiotik yang sangat kuat

pada minggu pertama atau kedua setelah operasi untuk membantu menjaga

terhadap infeksi berat pasca operasi. Jika endophthalmitis terjadi, antibiotik

tambahan biasanya disuntikkan ke mata untuk membantu membersihkan

infeksi.

Penyebab endophthalmitis mungkin berbeda dengan geografi. Di Eropa,

Staphylococcus epidermidis adalah mikroorganisme yang paling umum

menginfeksi. Bakteri ini ditemukan pada kulit kelopak mata normal dan

konjungtiva, dan memasuki mata selama operasi. Namun, di India Selatan,

spesies Nocardia adalah penyebab paling umum dari infeksi. Di Inggris,

sepertiga dari pasien yang menderita komplikasi ini memiliki ketajaman visual

akhir (VA) kurang dari 6/60, dan 13% telah kehilangan semua persepsinya.

4. Inflamasi dan uveitis.

Uveitis mengacu peradangan pada lapisan jaringan mata yang mencakup iris.

5. Retinal swelling / Cystoid macular edema

Page 41: Laporan Case 5 Senile Katarak

Pembengkakan retina, yang disebut edema makula, kadang-kadang dapat

terjadi setelah operasi katarak karena peradangan intraokular. Proses bedah

menyebabkan peradangan di dalam mata.

Bagian retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral, makula,

kadang-kadang dapat menjadi bengkak setelah operasi katarak karena

peradangan intraokular.

6. Ablatio retinal / Retinal detachment

Komplikasi yang jarang di mana retina (lapisan sel-sel saraf di dalam bagian

belakang mata) menjadi terpisah dari dinding bagian dalam. Selama operasi

katarak, perubahan tekanan dalam mata kadang-kadang dapat mengakibatkan

air mata kecil terdapat di tepi retina. Jika air mata yang berada di retina itu

berlangsung, ablasi retina dapat terjadi, di mana retina mengelupas dari

dinding di dalam mata. Ablasi retina dapat menyebabkan kehilangan

penglihatan, dan perbaikan bedah khas diperlukan untuk menyelesaikan

kondisi tersebut.

7. Capsular rupture with or without vitreous loss

Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, kejadian capsular

ruptue dan kehilangan vitreous tampaknya tinggi. Ha ini terjadi karena

kompleksitas yang lebih besar dari banyak operasi katarak di negara-negara

berkembang, kekurangan spesifik pelatihan, keahlian, atau peralatan yang

digunakan.

8. Posterior vitreous Detachement or Floating (Kekeruhan kapsul posterior)

Bagian belakang mata diisi dengan jelly yang disebut humor vitreous. Pada

usia muda, jelly melekat pada dinding belakang mata. Dengan penambahan

usia, jelly ini menjadi lebih cair dan bisa mulai menjadi terlepas dari dinding

belakang mata.. Operasi katarak kadang-kadang dapat mempercepat proses ini

atau posterior vitreous detachment. Dengan demikian, floaters lebih dapat

dilihat setelah operasi katarak.

9. Pupillary abnormality

Adalah komplikasi pasca operasi katarak yang berhubungan dengan

komplikasi lain misalnya uveitis anterior, glaucoma sekunder, iris prolaps dan

malposisi lensa.

Page 42: Laporan Case 5 Senile Katarak

10. Atonic pupil

Keadaan ini terjadi setelah 2 minggu pasca operasi, dan pada hari pertama

pasca operasi biasanya pasien secara normal memiliki pupil yang reaktif.

Etiologi tidak diketahui, tetapi yang paling mungkin adalah berasal dari

sodium hyaluronate yang digunakan pada semua pasien ini menyebabkan

penurunan sementara pasokan darah ke iris oleh faktor mekanis atau oleh

vasokonstriksi yang disebabkan oleh beberapa toksisitas bahan yang

menghasilkan lesi pada sfingter iris.

11. Prolaps iris

Umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang

dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak

sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.

12. Toxic anterior segment syndrome (TASS)

Adalah peradangan intraokular akut disertai dengan menyebar edema kornea

dalam waktu 1-2 hari operasi segmen anterior yang paling sering dikaitkan

dengan operasi katarak.

Interpretasi lab

Visual Acuity

Tajam penglihatan (Visual Acuity) : Untuk menguji ketajaman sentral, sebaiknya

diperiksa dengan optotip Snellen agar teliti. Tetapi bisa juga dengan menghitung jari,

menggerakan tangan atau persepsi sinar. Untuk penggunaan Snellen, tempatkan

pasien pada jarak 20 feet (sekitar 6 meter) dari chart . Pasien yang menggunakan

kacamata selain jenis kacamata baca harus menggunakan kacamatanya, minta pasien

untuk menutup salah satu matanya, dan mencoba sedapat mungkin membaca baris

huruf yang paling kecil dengan menggunakan mata yang lain.

Catat ketajaman visus seperti yang tercantum di samping baris huruf, ketajaman visus

ditulis dengan 2 angka, misalnya 20/30 bila jarak diukur dengan satuan feet (6/6 jika

jarak diukur dengan satuan meter).

Angka pertama menunjukan jarak antara pasien dan kartu Snellen dan angka kedua

menunjukan jarak mata yang normal dapat melihat baris huruf – huruf tersebut

dengan jelas.

Page 43: Laporan Case 5 Senile Katarak

Faktor yang mempengaruhi tajam penglihatan :

a. Sifat fisis mata

Yang meliputi ada tidaknya aberasi, besarnya pupil, komposisi cahaya, fiksasi

objek, mekanisme akomodasi.

b. Faktor stimulus

Meliputi kontras / terbentuknya bayangan benda yang berwarna

komplemennya, besar kecilnya stimulus, lamanya melihat , intensitas cahaya.

c. Faktor retina

d. Faktor sistemik

Penyakit seperti hipertensi, diabetes, TBC.

SynechiaKondisi mata dimana iris melekat pada cornea (anterior synechia) atau iris

dengan capsul mmata (posterior synechia)

Descemet cornea folds

Merupakann hasil dari cornea edema selepas post – operasi katarak

Injection ciliary dan conjunctiva

Secara anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di forniks dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik.

- Injeksi/ kongesti adalah terbendungnya pembuluh darah, sehingga terjadi akumulasi eritrosit dalam darah yang diakibatkan adanya gangguan sirkulasi pada pembuluh darah.

- Timbul jika dilatasi pembuluh arteriol dan arteri menyebabkan peningkatan aliran darah ke dalam jaringan kapiler dengan terbukanya kapiler – kapiler yang tidak aktif. Dilatasi pembuluh darah ini disebabkan oleh lepasan zat – zat vasoaktif

Page 44: Laporan Case 5 Senile Katarak

Opaque

Lensa mata tidak transparan

Occular Motility

Pergerakan bola mata oleh otot – otot mata

IOL (IntraOcular Lens) Pseudophakia

Lensa implan pada mata untuk menyembuhkan katrak atau myopia sedangkan

pseudophakia merupakan substitusi dari natural crystalline lens

Jadi pseudophakic IOL’s merupakan squantial step setelah membuang lensa

yang terkena katarak dan tujuannyaa untuk menyembuhkan atau mengganti

lensa yang sudah terkena katarak

Flare cell”s

Merupakan tanda dari proses inflamasi aktif pada cairan aquous humor yang

seharusnya tidak terdapat pada mata orang normal, biasanya flare cell’s ini

merupakan molekul protein yang keluar dari pembuluh darah

Pemeriksaan Pupil

Page 45: Laporan Case 5 Senile Katarak

Yang diperhatikan ialah bentuk yang bundar, tepi rata, diameter 2 – 4 mm,

isokor (ukuran kiri dan kanan sama). Perbedaan ukuran pupil 0,25 mm

biasanya sudah bisa dapat dideteksi namun tidak signifikan, perbedaan yang

dianggap signifikan jika lebih atau sama dengan 2 mm.

a. Refleks cahaya langsung : dipakai penlight yang terang, mata disinari

langsung maka pupil akan kontriksi cepat.

b. Refleks cahaya tak langsung : mata yang satu disinari, pupil mata lain

kontriksi.

c. Refleks konvergensi : pasien melihat jauh, jari pemeriksa diletakkan kira

– kira 30 cm didepan mata pasien, lalu pasien disuruh melihat jari

pemeriksa, maka tampak kedua mata akan konvergensi, akomodasi dan

kedua pupil kontriksi.

Mr. Andy, 57 Tahun

Faktor Resiko : Usia

Densitas Epitel Lensa Yellow Pigmen Densitas Fiber Central Nucleus

Kelainan Diferensiasi Fiber Lensa Pembentukan ROS Kekurangan Cairan & Pemadatan Nucleus Lensa

Page 46: Laporan Case 5 Senile Katarak

Oxydative Damage Nucleus Lensa Keruh

Pennumpuan Radikal Bebas

Denaturasi Protein Lensa

Struktur Lensa Rusak

Koagulasi Protein Kerusakan Serat Lensa

Perubahan Indeks Refraksi

Opasifikasi Lensa

Cahaya Di Pantulkan > Di Teruskan

Lensa Opaque Cahaya Yang Tiba Di Retina

OD OS Blurred VisionVA

Hazy Media Slightly Cloudly OD (1/6)OS (0,3)

Senile Katarak

Treatment Dengan Phocoemulsifikasi Catara Ekastraksi

Inflamasi Trauma Operasi Lensa OD

Conjunctival Injection Descement Fold Pseudophakia

Page 47: Laporan Case 5 Senile Katarak

BHP

1. Periksa mata secara berkala.

2. Kenali gejala dini, apabila sudah ada gejala segera bawa ke dokter.

3. Kurangi faktor risiko yang memperparah keadaan.

4. Setelah operasi usahakan melakukan perawatan pasca operasi.

5. Hindari tempat berdebu dan cahaya berlebih.

IIMC

ا�ل�ل�ه� ي�ك�ل�ف� ال� ن�ف�س�ا� �ال� و�س�ع�ه�ا� إ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Qs. Al-Baqarah/2:286)