Laporan Berat Jenis & Komposisi
-
Upload
nanda-elin-junaidi -
Category
Documents
-
view
235 -
download
13
description
Transcript of Laporan Berat Jenis & Komposisi
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN
BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH
OLEH:
NAMA : IRMA SURIANTI
NO. BP : 1010942024
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SABTU/ 31 MARET 2012
KELOMPOK : IV B (EMPAT B)
REKAN KERJA : ICHSAN APRIS (1010941013)
ASISTEN:
FENI AGUSTINA
LABORATORIUM PENGELOLAAN BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum berat jenis dan komposisi sampah adalah:
1. Mengetahui berat jenis sampah dari suatu sumber domestik, komersil, dan
institusi.;
2. Mengetahui komposisi sampel sampah dari sumber domestik, komersil, dan
institusi.
1.2 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan berat jenis dan komposisi sampah adalah:
1. Sampah diukur berat dan volumenya dalam suatu wadah yang diketahui
volumenya;
2. Sampah dipilah-pilah berdasarkan komponennya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Buangan padat atau sampah adalah segala sesuatu yang tidak diinginkan
keberadaannya oleh manusia pada waktu tertentu. Pada awalnya sampah tidaklah
menjadi masalah bagi manusia dan lingkungan karena sampah yang dibuang ke
tanah masih dapat diolah sendiri oleh alam, sebab jumlah manusia yang
membuang sampah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dari luas area tanah
penerimanya. Selain itu sampah yang dihasilkan masih banyak yang bersifat dapat
membusuk ( G.Tchobanoglous, 1993).
Dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan per kapita dan teknologi
maka bertambah pula jenis dan kualitas sampah sehingga masalah sampah
dirasakan mulai mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan dengan
tercemarnya tanah, air dan udara. Berdasarkan alasan tersebut, maka masalah
sampah mulai menjadi perhatian dan diusahakan mencari solusi untuk
pengelolaannya (Soemirat, 1994).
Sampah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal seperti dibawah ini, yaitu
(Damanhuri, 2004):
1. Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya antara lain:
a. Sampah permukiman;
b. Sampah daerah komersil;
c. Sampah institusi;
d. Sampah konstruksi dan pembongkaran bangunan;
e. Sampah fasilitas umum;
f. Sampah kawasan industri;
g. Sampah pertanian.
2. Berdasarkan cara penanganan dan pengolahan sampah dibedakan berdasarkan:
a. Komponen yang mudah membusuk;
b. Komponen bervolume besar dan mudah terbakar;
c. Komponen bervolume besar dan sulit terbakar;
d. Komponen kecil dan sulit terbakar;
e. Wadah bekas;
f. Tabung bertekanan/gas;
g. Serbuk dan abu;
h. Lumpur baik organk maupun non organik;
i. Puing bangunan;
j. Kendaraan terpakai;
k. Sampah radioaktif.
3. Klasifikasikan sampah dari negara industri dibedakan atas:
a. Sampah organik mudah membusuk (garbage);
b. Sampah organik tak membusuk (rubbish);
c. Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes);
d. Sampah bangkai binatang;
e. Sampah sapuan jalan;
f. Sampah buangan konstruksi.
4. Klasifikasi sampah berdasarkan komposisi antara lain:
a. Sampah seragam seperti kertas, karton;
b. Sampah tidak seragam (campuran).
5. Berdasarkan status pemukiman sampah dibedakan atas:
a. Sampah kota;
b. Pedesaan.
6. Berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya sampah dapat digolongkan
menjadikan:
a. Sampah yang dapat membusuuk (garbage);
b. Sampah yang tidak membusuk (refuse);
c. Sampah berupa debu dan abu;
d. Sampah yang mengandung zat-zat kimia atau fisis yang berbahaya.
Komposisi sampah menyatakan komponen-komponen yang terdapat pada
sampah, biasanya dinyatakan dengan % berat. Data komposisi sampah diperlukan
dalam penentuan peralatan yang diperlukan dan perancangan sistem pengelolaan
persampahan. Dengan mengetahui komposisi sampah dapat ditentukan cara
pengolahan yang tepat dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan proses
pengolahannya. Komposisi sampah juga diperlukan untuk memilih dan
menentukan cara pengoperasian setiap peralatan dan fasilitas-fasilitas lainnya dan
untuk memperkirakan kelayakan pemanfaatan kembali sumber daya dan energi
dalam sampah, serta untuk perencanaan fasililtas pembuangan akhir.
(Tchobanoglous, 1993).
Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut (Damanhuri, 2004):
1. Frekuensi pengumpulan
Faktor ini akan mempengaruhi jumlah sampah yang akan terkumpul pada
tempat penampungan. Sampah anorganikjumlahnya akan terus bertambah dan
sampah organikakan berkurang karena proses dekomposisi.
2. Musim
Jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang
berlangsung.
3. Tingkat sosial ekonomi
Kondisi ekonomi mempengaruhi komposisi sampah yang dihasilkan.
Masyarakat dengan ekonomi tinggi cenderung menghasilkan sampah kering
seperti kertas, plastik dan kaleng.
4. Kemasan produk
Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi
komposisi sampah. Negara maju cenderung menggunakan kertas sebagai
pengemas, sedangkan negara berkembang menggunakan plastik sebagai
pengemas.
5. Cuaca
Di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembapan sampah juga akan tinggi.
6. Pendapatan per kapita
Masyarakat dari tingkat ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan total
sampah yang lebih sedikit dan homogen.
Dengan megetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah di atas,
setidaknya dapat dilakukan pengelolaan sampah dan memperhitungkan waktu
produksi sampah itu meningkat, waktu banyaknya gangguan pada proses
pengangkutan serta teknik kerja operasional dan prasarana apa yang tepat
digunakan. Pengelompokan berikutnya yang juga sering dilakukan berdasarkan
komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat (biasanya berat basah) atau %
volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan,
dan lain-lain. Komposisi dan sifat-sifat sampah menggambarkan keanekaragaman
aktivitas manusia.
Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan
yang digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material, dan
fasilitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah (Tchnobanoglous, 1993).
Timbulan sampah dinyatakan dalam timbulan dengan satuan volume
liter/orang/hari (l/o/h) atau liter/meter persegi bangunan/hari (l/m2/h) dan dengan
satuan berat kilogram/orang/hari (kg/o/h) atau kilogram/meter persegi
bangunan/hari (kg/m2/h) (Damanhiri, 2004)
Timbulan sampah dapat diperoleh dengan sampling (estimasi) berdasarkan
standar yang sudah tersedia. Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai satuan berat
seperti kg/o/hari, kg/m2/hari, kg/bed/hari dan sebagainya dan satuan volume
seperti L/o/hari, L/m2/hari, L/bed/hari dan sebagainya. Di Indonesia umumnya
menerapkan satuan volume. Penggunaan satuan volume dapat menimbulkan
kesalahan dalam interpretasi karena terdapat faktor kompaksi yang harus
diperhitungkan. Sebagai ilustrasi, 10 unit wadah yang berisi air masing-masing
100 liter, bila air tersebut disatukan dalam wadah yang besar, maka akan tetap
berisi 1000 liter air. Namun 10 unit wadah yang berisi sampah 100 liter, bila
sampah tersebut disatukan dalam sebuah wadah, maka volume sampah akan
berkurang karena mengalami kompaksi. Berat sampah akan tetap. Terdapat faktor
kompaksi yaitu densitas (Damanhuri, 2004).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan saat praktikum adalaha;
1. Wadah yang sudah diketahui volumenya;
2. timbangan
3. penggaris;
4. sarung tangan;
5. masker;
6. sampel sampah dari sumber domestik, komersial dan institusi;
7. sampel sampah yang sudah diketahui berat jenisnya.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Berat Jenis Sampah
1. Sampel sampah diambil pada lokasi yang telah ditetapkan atau lokasi
sampling;
2. sampah dipisahkan berdasarkan domestik, komersil dan institusi;
3. timbang berat sampah satu per satu;
4. masukkan sampel sampah ke dalam kompaktor, hentakkan kompaktor
sebanyak tiga kali ke lantai, ukur tinggi sampah tersebut.
3.2.2 Komposisi Sampah
1. Sampel sampah dipilah-pilah berdasarkan komponennyan(missal :
logam, plastik, organik, karet, kayu, dsb);
2. setiap komponen hasil pemilahan ditimbang.
3.4 Rumus
1. Berat Jenis Sampah
Berat Jenis
2. Komposisi Sampah
Komponen Sampah x 100%
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Timbulan Sampah
Diameter wadah = 30 cm
Jari-jari wadah = 15 cm
Tinggi wadah kosong = 34 cm
1. Sampah domestik
a. High Income
T sebelum kompaksi = 22 cm
T setelah kompaksi = 19 cm
Massa sampel = 0,4 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,864 L
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 13, 4235 L x 0,864 L
= 11,5979 L
Berat Jenis
0,03 kg/L
b. Medium Income
Medium Income1
T sebelum kompaksi = 23 cm
T setelah kompaksi = 19 cm
Massa sampel = 0,4 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,827
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 13,4325 L x 0,827
= 11,11 L
Berat Jenis
0,036 kg/L
Medium Income2
T sebelum kompaksi = 15 cm
T setelah kompaksi = 12 cm
Massa sampel = 0,6 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,8
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 8,478 L x 0,8
= 6,78 L
Berat Jenis
0,09 kg/L
Medium Income3
T sebelum kompaksi = 26 cm
T setelah kompaksi = 19 cm
Massa sampel = 0,1 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,73
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 13,4235 L x 0,73
= 9,81 L
Berat Jenis
0,01 kg/h
Medium Income4
T sebelum kompaksi = 48 cm
T setelah kompaksi = 39 cm
Massa sampel = 2,4 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,8125
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 27,5535 L x 0,8125
= 22,39 L
Berat Jenis
0,12 kg/h
Medium Income5
T sebelum kompaksi = 51 cm
T setelah kompaksi = 42 cm
Massa sampel = 2,35 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,82
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 29,573 L x 0,82
= 24,44 L
Berat Jenis
0,096 kg/L
Medium Income6
T sebelum kompaksi = 45 cm
T setelah kompaksi = 37 cm
Massa sampel = 0,7 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,82
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 26,1405 L x 0,82
= 21,49 L
Berat Jenis
0,033 kg/L
Medium Income7
T sebelum kompaksi = 42 cm
T setelah kompaksi = 31 cm
Massa sampel = 1,55 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,74
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 21,9015 L x 0,74
= 16,17 L
Berat Jenis
0,096 kg/L
c. Low Income
Low Income1
T sebelum kompaksi = 26 cm
T setelah kompaksi = 18 cm
Massa sampel = 0,1 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,69
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 12,717 L x 0,69
= 8,8 L
Berat Jenis
0,068 kg/L
Low Income2
T sebelum kompaksi = 21 cm
T setelah kompaksi = 18 cm
Massa sampel = 0,1 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,86
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 12,717 L x 0,86
= 10,9 L
Berat Jenis
0,04 kg/L
2. Non Domestik
a. Komersil
Komersil1
T sebelum kompaksi = 14 cm
T setelah kompaksi = 11 cm
Massa sampel = 0,15 kg
Volume sebelum kompaksi=
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,786
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 7,7715 L x 0,786
= 6,12 L
Berat Jenis
0,02 kg/L
Komersil2
T sebelum kompaksi = 21 cm
T setelah kompaksi = 16 cm
Massa sampel = 0,2 kg
Volume sebelum kompaksi=
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,76
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 11,304 L x 0,76
= 8,61 L
Berat Jenis
0,023 kg/L
Komersil3
T sebelum kompaksi = 21 cm
T setelah kompaksi = 20 cm
Massa sampel = 0,4 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,95
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 14,130 L x 0,95
= 13,46 L
Berat Jenis
0,03 kg/L
Komersil4
T sebelum kompaksi = 7 cm
T setelah kompaksi = 5 cm
Massa sampel = 0,1 kg
Volume sebelum kompaksi=
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,71
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 3,5325 L x 0,71 L
= 2,52 L
Berat Jenis
0,04 kg/L
Komersil5
T sebelum kompaksi = 32 cm
T setelah kompaksi = 28 cm
Massa sampel = 0,1 kg
Volume sebelum kompaksi=
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,875
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 19,782 L x 0,875
= 17,3 L
Berat Jenis
0,2 kg/L
Komersil6
T sebelum kompaksi = 35 cm
T setelah kompaksi = 30 cm
Massa sampel = 2,8 kg
Volume sebelum kompaksi=
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,86
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 21,195 L x 0,86
= 18,17 L
Berat Jenis
0,154 kg/L
b. Institusi
Institusi1
T sebelum kompaksi = 40 cm
T setelah kompaksi = 30,5 cm
Massa sampel = 1,55 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi=
Faktor kompaksi =
= = 0,7625
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 21,2483 L x 0,7625
= 16,43 L
Berat Jenis
0,094 kg/L
Institusi2
T sebelum kompaksi = 23 cm
T setelah kompaksi = 18 cm
Massa sampel = 0,3 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,78
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 12,717 L x 0,78
= 9,95 L
Berat Jenis
0,03 kg/L
Institusi3
T sebelum kompaksi = 52 cm
T setelah kompaksi = 42 cm
Massa sampel = 1,4 kg
Volume sebelum kompaksi =
Volume setelah kompaksi =
Faktor kompaksi =
= = 0,81
Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi
= 29,673 L x 0,81
= 23,97 L
Berat Jenis
0,04 kg/L
Perhitungan Komposisi Sampah
1. Domestik
Berat total
Organik x 100% = 72,775 %
Kulit Telur x 100% = 6,8 %
Kayu x 100% = 1,05%
Plastik x 100% = 11,52%
Botol plastik x 100% = 3,14%
B3 x 100% = 1,57%
Kertas x 100% = 3,14%
2. Non Domestik
a. Komersil
Berat total
Organik x 100% = 69,23%
Kulit telur x 100% = 1,4 %
Plastik x 100% = 22,4 %
Botol Plastik x 100% = 4,2 %
Kertas x 100% = 1,4 %
Karet x 100% = 1,4 %
b. Institusi
Berat total
Organik x 100% = 13,85%
Plastik x 100% = 9,23%
Kaca x 100% = 4,62%
Kertas x 100% = 69,23%
Kain x 100% = 3,1%
4.3 Analisa
Pada praktikum penentuan komposisi dan berat jenis sampah dari sumber
domestik, komersil dan insittusi kali ini praktikan melakukan sampling di
kelurahan Lolong Belanti, kecamatan Padang Utara, kota madya Padang. Sampel
diambil dari 19 sumber dengan rincian 10 sampel domestik, 6 sampel komersil
dan 3 sampel institusi. Sampel domestik dibagi lagi berdasarkan pendapatan
penduduk yakni satu dari sumber high income, 7 dari sumber medium income dan
2 dari sumber low income. Dari perhitungan yang dilakukan terhadap data yang
didapat saat praktikum didapatkan hasil berat jenis dan komposisi sampah
tercatum dalam tabel berikut:
DomestikSumber Berat Jenis (kg/L) Komposisi (%)
HI 0,03 OrganikKulit telurKayuPlastikBotol PlastikB3Kertas
72,7756,8
1,0511,523,141,573,14
MI1 0,036MI2 0,09MI3 0,01MI4 0,12MI5 0,096MI6 0,033MI7 0,096LI1 0,068LI2 0,04
KomersialSumber Berat Jenis (kg/L) Komposisi (%)
Komersial1 0,02 OrganikKulit telurPlastikBotol PlastikKertasKaret
69,231,4
22,44,21,41,4
Komersial2 0,023Komersial3 0,03Komersial4 0,04Komersial5 0,2Komersial6 0,154
InstitusiSumber Berat Jenis (kg/L) Komposisi (%)
Institusi1 0,094 OrganikPlastikKertasKacaKain
13,859,23
69,234,623,1
Institusi2 0,03Institusi3 0,04
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa berat jenis sampah di kelurahan Lolong
Belanti untuk sumber domestik paling rendah 0,01 kg/L dan paling tinggi 0,12
kg/L. Sampah dari sumber komersil memiliki berat jenis paling kecil 0,02 kg/L
dan paling tinggi 0,2 kg/L. Sampah dari sumber institusi memiliki berat jenis
paling kecil 0,03 kg/L dan paling tinggi 0,094 kg/L.
Komposisi sampah dari tiap sumber berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi karena
adanya perbedaan aktifitas manusia di dalamnya. Sampah domestik memiliki
komposisi sampah organik paling tinggi, diikuti oleh plastik, kulit telur, botol
plastik, kertas, B3 dan kayu. Hal ini disebabkan karena aktifitas di sumber
domestik sebagian besar adalah kegiatan rumah tangga seperti memasak yang
meghasilkan sampah organik, kulit telur, plastik dan kertas bekas bungkus
membeli keperluan rumah tangga. Kegiatan membersihkan halaman juga akan
menghasilkan sampah organik seperti kayu, sisa makanan dan sampa halaman.
Sampah B3 dihasilkan dari kegiatan sehari-hari seperti botol sampo.
Sampah dari kegiatan komersil juga memiliki komposisi paling tinggi sampah
organik, diikuti oleh sampah plastik, botol plastik, kulit telur, kertas dan karet.
Sampah organik, kulit telur dan karet dihasilkan terutama dari kegiatan penjualan
makanan seperti gorengan atau sate yang akan menghasilkan sampah kulit pisang,
kulit ubi dan bekas tempat ketupat dalam jumlah yang banyak. Sampah plastik
dan kertas berasal dari semua kegiatan komersil. Sampah botol plastik umumnya
berasal dari toko-toko kecil
Sampah dari institusi di dominasi oleh sampah kertas, diikuti oleh sampah
organik, pastik, kaca dan kain. Hal ini disebabkan karena institusi yang dijadikan
wilayah sampling adalah SMP, kantor Camat dan kantor lurah. Ketiga institusi ini
memiliki kegiatan yang sebagian besar menggunakan kertas. Hal ini akan
menyebabkan tingginya sampah kertas di institusi. Sampah organik berasal dari
sampah bekas pembungkus makanan dan sisa makanan. Sampah plastik umumnya
berasal dari bekas bungkus makanan ringan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Berat jenis sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Lolong Belanti berkisar
antara 0,01 kg/L sampai 0,2 Kg/L;
2. komposisi sampah domestik adalah 72,775% sampah organik; 11,52% sampah
plastik; 6,8% sampah kulit telur; 3,14% sampah kertas; 3,14 % sampah botol
plastik; 1,57 sampah B3 dan 1,05% sampah kayu;
3. komposisi sampah komersil adalah 69,23% sampah organik; 22,4% sampah
plastik; 4,2% sampah botol plastic; 1,4% sampah kulit telur; 1,4% sampah
kertas dan 1,4% sampah karet;
4. komposisi sampah institusi adalah 69,23% sampah kertas; 13,85% sampah
organik; 9,23% sampah plastic; 4,62% sampah kaca dan 3,1% sampah kain.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah:
1. Memperhatikan prosedur kerja dengan baik;
2. Pada saat sampling, kantong plastik sebaiknya diberi label menurut sumber
sampah agar pada saat praktikum tidak bingung;
3. Melakukan pencatatan yang baik dan jelas mengenai data praktikum agar tidak
kesulitan saat melakukan perhitungan dan analisa;
4. Sebaiknya meminta penduduk untuk langsung memisahkan sampah agar pada
saat penentuan komposisi lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Tchobanoglous, George, 1993. Integrated Solid Waste Management. New York:
Mc Graw Hill, Inc
Damanhuri, E., et, all, 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150. Teknik
Lingkungan ITB Edisi Semester I 2004/2005