LAPORAN BENGKEL LISTRIK III.docx
-
Upload
shofchatin-mardiyah -
Category
Documents
-
view
327 -
download
6
Transcript of LAPORAN BENGKEL LISTRIK III.docx
LAPORAN BENGKEL LISTRIK III
Instalasi Penerangan
KELAS : D3 TL 2B
KELOMPOK / KABIN : 3/15
1. Ahmad Yusuf (13311200)
2. Jeffry Ardiansyah (13311200)
3. Muhammad Ali (13311200)
4. M. Sofian (13311200)
5. Shofchatin Mardiyah (1331120019)
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena dengan Rahmat dan Karunianya kami dapat menyelesaikan tugas bengkel
Instalasi Penerangan dan pembuatan laporan dari hasil kerja kelompok kami dengan
lancer.
Terselesaikannya laporan ini berarti bahwa usai sudah serangkaian kegiatan
bengkel listrik 3 bagian Isntalasi penerangan, dengan ini kami banyak memperoleh
ilmu baru megenai Instalasi penerangan.
Terima kasih kami sampaikan kepada para dosen dan semua pihak yang telah
membantu kegiatan bengkel 3 bagian instalasi penerangan ini. Saran dan juga kritik
yang anda berikan dalam penulisan laporan ini akan kami tampung dengan senang
hati, karena kami menyadari bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari
sempurna. Kami berharap agar laporan ini dapat berguna serta dapat memberi
pengetahuan baru bagi semua pihak dan bahan perbandingan untuk pembuatan tulisan
serupa atau sebagai bahan referensi.
Malang, September 2014
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini,maka kita dituntut untuk
bisa mengikuti perkembangannya.Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak
pernah lepas dengan namanya Listrik. Listrik sudah menjadi kebutuhan
pokok,seperti kita tahu bahwa dalam segala bentuk kebutuhan rumah tangga
sudah tidak terlepas dari namanya Energi listrik,untuk itu dalam rangka untuk
kenyamanan dan keamanan perlu adanya system pemasangan dan
pengamanan yang baik. Dengan adanya Praktikum ini diharapkan Mahasiswa
dapat mengenal dan mempelajari permasalahan yang muncul dalam
pemasangan instalasi listrik
1.2 Ruang Lingkup
Pada pelaksanaan praktikum bengkel semester 3 ini, penulisan laporan
dibatasi sesuai dengan apa yang telah dipelajari oleh penulis dan diajarkan oleh
dosen dan pembimbing di bengkel, yaitu mengenai instalasi penerangan 3 fasa
sistem pemasangan in plaster
1.3 Tujuan
Dalam praktek bengkel semester tiga ini, tujuan yang ingin dicapai mahasiswa
dan juga instruktur antara lain:
1. Memahami instalasi penerangan 3 fasa in plaster
2. Menggambar rencana instalasi penerangan termasuk diagram lokasi dan
diagram pengawatan
3. Memeasang instalasi penerangan di dalam permukaan (in plaster)
4. Memahami gambar rangkaian yang diberikan oleh tim bengkel
5. Mampu memasang komponen dan peralatan sesuai gambar kerja dan
standar instalasi penerangan
6. Mampu melakukan pengawatan pada rangkaian instalasi penerangan
7. Mengetahui prinsip kerja dari instalasi penerangan yang dipasang
8. Mampu melakukan pemasangan dan pengawatan pada panel
1.4 Manfaat
Dalam prektek kerja begkel listrik semester 3 ini, manfaat yang dapat dicapai
mahasiswa antara lain:
1. Mahasiswa dapat merencanakan instalasi penerangan 3 fasa in plaster
2. Mahasiswa dapat mendesain dan menggambar diagram lokasi dan
diagram pengawatan penerangan yang baik dan benar sesuai dengan
standar Instalsi dan penerangan listrik
3. Mahasiswa dapat memasang instalasi penerangan listrik in plaster yang
baik dan benar sesuai dengan standar instalasi dan penerangan yang
dipasang
4. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip kerja dari instalasi
penerangan yang dipasang
5. Mahasiswa dapat melakukan pengawatan yang baik dan benar pada panel
1.5 Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah yang akan dibahas, maka perlu suatu landasan
wawasan agar tidak menimbulkan pemikiran yang terlalu luas maka penulis akan
lebih menitikberatkan pada permasalahan yang bersifat praktis dalam aplikasi
dilapangan dengan dukungan penguasaan teori.
Oleh karena itu, penulis hanya memeberi pembahasan ruang meliputi:
1. Pembahasan mengenai proses instalasi listrik in plaster
2. Pembahasan tentang syarat-syarat instalasi penerangan yang baik dan benar
dalam teknikpenggunaan alat dan bahan material sesuai standar instalasi
penerangan
3. Fungsi kerja serta sistem kerja beberapa alat dan bahan material serta
rangkaian listrik in plaster
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Instalasi Penerangan In Plaster
Instalasi dalam listrik dibagi menjadi 2 jenis yaitu Instalasi On Plaster dan
Instalasi In Plaster
Berbeda dengan instalasi di luar tembok (On Plaster) yang penempatan pipa-
pipa (dengan penghantar NYA atau kabel-kabel untuk pengaman didalamnya)
menyusuri tiap sudut dinding atau langit-langit, pemasangan instalasi dalam tembok
ini (In Plaster) harus membuat ruangan dalam tembok. Tujuan pembuatan ini adalah
untuk memberikan tempat bagibagi bahan-bahan listrik yang akan dipasang. Selain
itu untuk menempatkan komponen-komponen instalasi dibutuhkan sebuah dos.
Jika pemasangan instalasi di luar tembok menggunakan klem, maka untuk
pemasangan instalasi dalam tembok menggunakan paku. Fungsi paku adalah untuk
menahan agar pipa dan dos yang terpasang tidak goyah sebelum dilapisi semen.
Gambar dibawah ini memperlihatkan pemasangan pipa dan dos dalam
instalasi dalam tembok (In Plaster)
Pemasangan jalur instalasi listrik yang ditanam di dalam dinding tembok
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah:
1. Ruangan terlihat rapid an tidak merusak keindahan karena tidak ada kabel
bersliweran yang dapat mengganggu pemandangan dan keselamatan serta
semua bagian-bagian dari penginstalasian tidak terlihat nyata termasuk pada
pengawatannya.
2. Lebih aman karena kebel terlindungdi dalam pipa yang ditanam di tembok
3. Kabel terhindar dari kerusakan baik oleh gigitan tikus, terhindar dari sentuhan
anak-anak yang bermain atau tertarik sesuatu
2.2 Prinsip Dasar Instalasi
1. Safety (Keamanan)
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan
peraturan yang ditetapkan oleh SPLN, PUIL2000 serta IEC (International
Electrotechnical Commission) dengan tujuan untuk keamanan dan keselamatan bagi
mahluk hidup, harta benda dan instalasi listrik itu sendiri.
Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bagi mahluk hidup, harta benda maupun pada
sistem instalasi listrik itu sendiri, bila dilengkapi dengan sistem proteksi yang sesuai
dan mempunyai keandalan yang tinggi dalam merespon gangguan yang terjadi baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh : Suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan sistem pentanahan/
pembumian agar manusia terhindar dari sentuhan tidak langsung akibat kejutan listrik
yang tidak terduga, karena adanya kebocoran arus listrik pada body peralatan listrik.
2. Reliability ( Keandalan)
Kondisi yang diperlukan adalah keandalan terhadap :
Unjuk kerja sistem
Pengoperasian sistem
Peralatan yang digunakan Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal bila
operasi sistem kelistrikan dapat bekerja selama mungkin dan dapat diatasi
dengan cepat bila terjadi ganngguan.
3. Accessibility (Kemudahan)
Kondisi yang harus dicapai adalah kemudahan terhadap :
Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan sistem
Pemasangan dan penggantian peralatan sistem
Pengembangan dan perluasan sistem
Kemudahan pada sistem instalasi listrik dinyatakan tercapai apabila pengoperasian
suatu sistem tidak memerlukan skill tinggi, cepat dan tepat dalam pemasangan
peralatan sistem serta mudah dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan sistem.
Contoh : Agar memudahkan dalam mencari trouble pada suatu sistem kontrol , maka
sistem instalasi panel kontrol harus dilengkapi label pada peralatan listrik yang
terpasang, adanya penomoran pada terminal, kabel dan pengawatan peralatan yang
disesuaikan dengan gambar/diagram kontrol dan instalasi .
4. Availibility (Ketersediaan)
Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi listrik, karena berkaitan
dengan kemungkinan pengembangan ataupun perluasan proses kontrol/mesin yang
meliputi ketersediaan terhadap :
Alat
Tempat/Ruang
Daya
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai ketersediaan apabila :
Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila terjadi
kerusakan pada peralatan yang dalam kondisi operasi, baik yang telah tersedia
dilapangan umum maupun yang dengan mudah didapat dipasaran. Adanya cadangan
tempat atau ruang yang diperlukan untuk menempatkan peralatan tambahan, karena
adanya pengembangan ataupun perluasan sistem. Adanya cadangan daya pada sistem
instalasi yang dapat langsung digunakan tanpa harus mengganti ataupun menambah
kabel pada sistem instalasi .
5. Impact of Environment (Pengaruh lingkungan)
Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak yang terjadi
pada lingkungan sekitar dimana sistem instalasi dipasang, yang meliputi :
Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan
Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan
Bila peralatan listrik dipasang pada lingkungan tertentu, harus dipertimbangkan
apakah peralatan itu mempunyai pengaruh negatip terhadap lingkungan sekitarnya,
Bila ada kemungkinan mengganggu atau merusak lingkungan maka harus dirancang
agar pengaruh negatip yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat dihilangkan atau
diperkecil.
Contoh : Gardu listrik dipasang pada suatu taman yang indah, maka harus
dipertimbangkan konstruksi bangunan gardu listrik agar tidak merusak keindahan
taman.
Lingkungan dimana peralatan listrik atau sistem instalasi listrik dipasang harus
dipertimbangkan apakah lingkungan dapat merusak peralatan/instalasi listrik yang
ada disekitarnya. Bila ada kemungkinan dapat merusak peralatan/instalasi, maka
harus dipilih peralatan /bahan instalasi yang tidak dapat terpengaruh terhadap kondisi
lingkungan tersebut.
Contoh : - Kabel instalasi dipasang pada lingkungan yang dipengaruhi oleh
bahan kimia tertentu, maka harus dipilih bahan isolasi kabel yang tahan terhadap
pengaruh bahan kimia tersebut
-Peralatan listrik dipasang pada lingkungan yang lembab, maka harus digunakan
peralatan listrik yang mempunyai IP (Index Protection) tertentu
6. Economic (Ekonomi)
Perencanaan sistem instalasi listrik perlu mempertimbangkan kondisi operasional
jangka panjang agar dapat dihemat biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap :
Pemeliharaan dan perluasan sistem Pemakaian/penggantian peralatan
Pengoperasian sistem
Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan berhasil bila efesien
dan efektip terhadap penggunaan daya listrik, peralatan yang digunakan cukup
andal dan kecilnya delay time pada pengoperasian proses produksi.
Contoh : Bila proses produksi banyak menggunakan beban induktif, agar penggunaan
daya listrik efektip maka sistem instalasi listriknya harus dilengkapi dengan
kompensasi daya listrik, yaitu dengan memasang Capasitor Bank
7. Esthetic (Keindahan)
Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan kerapian,
yang meliputi :
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan
Keserasian dalam penggunaan/pemilihan peralatan
Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang operasi
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan akan menimbulkan kemudahan
dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pada
sistem instalasi .
Keserasian dalam pemilihan dan penggunaan/pemilihan peralatan yang
disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan warna yang sedemikian rupa,
sehingga menimbulkan pemandangan yang indah dan nyaman.
Keserasian dan keindahan tata letak akan menimbulkan mosaik yang
memberikan kenyamanan serta menghindari kebosanan bagi pelaksana
operasi pada ruang dimana suatu kendali sistem kontrol dipasang.
Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan ketenangan kerja serta disiplin
kerja akan selalu terjaga.
2.3 Perlengkapan yang dibutuhkan
1. Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier)
Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel. Di
tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam
sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah antar rahang berkarat
akan berakibat macet.
2. Tang curut (tang lancip)
Tang curut ini bentuknya sesuai dengan tikus curut, yaitu jenis tikus yang
moncongnya panjang dan lancip. Tang ini juga berfungsi untuk menjepit, dan
memudahkan untuk menjangkau sela-sela sempit pada kendaraan.
3. Tang potong
Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk memotong kawat, kabel plastik, dan
fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya dilapis plastik.
Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran bidang yang besar atau tebal.
4. Tang Cucut (Long Noise Plier)
Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan berbentuk gergaji. Sebab
itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”. Berfungsi sebagai penjepit kawat atau
kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai
pemotong kabel.
5. Tang pengupas kabel (Crimping Plier Tool Kit)
Jika Anda sedang mengerjakan instalasi kabel listrik, tang ini dapat membantu.
Bagian rahang sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang yang tajam sebagai pemotong
kabel. Di gagang yang bergerigi untuk mengelupas kabel
6. Test Pen
Pada umumnya test pen digunakan untuk mengecek daya listrik yang
mengalir ke instalasi walaupun bisa juga untuk mengecek arus listrik menggunakkan
multi meter namun test pen ini lebih mudah dan praktis. alat ini akan menyala kalau
arus yang kita test bermuatan arus positif, namun sebaliknya kalau daya yang kita test
bermuatan arus negatif maka alat ini tidak akan menyala.
7. Obeng
Obeng adalah perlengkapan untuk memutar sekrup yang digunakan sebagai
pengencang maupun pengendur berbagai komponen.
Sebetulnya jenis obeng yang banyak digunakan terbagi menjadi tiga jenis ,
yaitu:
1. Obeng kembang bermata sekrup silang;
2. Obeng pipih atau plat bermata sekrup pipih;
3. Obeng sok dengan ujung sekrup bulat dan persegi.
Tapi yang banyak diketahui, satu jenis obeng hanya memiliki satu fungsi.
Ini bisa dilihat dari satu mata sekrup pada satu obeng. Namun sekarang ada obeng
yang memiliki kelengkapan mata sekrup berbeda. Mata sekrup ini bisa dibongkar-
dipasang sesuai kebutuhan.
2.4 Alat Ukur yang Digunakan
1. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik,
arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum,
sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa
fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga
orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya
A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
2. Tang Ampere / Clamp meter
Clamp meter adalah sebuah alat ukur yang sangat nyaman digunakan yang
memberikan kemudahan pengukuran arus listrik tanpa mengganggu rangkaian
listriknya. Saat melakukan pengukuran arus listrik menggunakan multimeter, kita
harus memotong kabel/memutusnya dan menghubungkan alat ukur tersebut ke
rangkaian yang hendak diukur (lihat Fig.1).
Namun jika menggunakan clamp meter/tang ampere, kita dapat mengukur arus
dengan hanya meng-clamp kan pada salah satu kabel/konduktor (lihat Fig.2).
Salah satu keuntungan dari metode ini adalah kita bahkan dapat mengukur arus tinggi
tanpa harus mematikan terlebih dulu rangkaian yang akan diukur.
3. Insulation Tester
Sudah dapat di pastikan bahwa semua instalasi listrik komersial, industri maupun
perumahan dan peralatan di dalamnya baik dan buruknya kwalitas tergantung pada
nilai insulation yang tentunya sesuai dengan ketentuan pertimbangan dan tegangan
operasi normal yang terdapat pada peralatan tersebut.
Peraturan nilai insulation adalah minimum 0,5Mohm tahanan isolasi untuk
operasi sampai dengan 500Volt.
Jika tahan/resistansi/hambatan antara positive power, netral dan ground mempunyai
nilai rendah atau dibawah operasi normal maka kebocoran arus akan terjadi dan
selanjutnya akan menyebabkan kerusakan pada kabel sendiri, perkakas yang dipasok
dan tentunya keamanan.
Kualitas nilai isolasi kabel menentukan tinggi rendahnya keamanan karena
rendahnya nilai isolasi dapat menyebabkan panas dan api yang berakibat terjadinya
kebakaran dalam waktu tertentu.
Untuk memastikan bahwa isolasi kabel bagus maka perlu di adakannya pengetesan
tahanan, yang sudah disebutkan dalam pengaturan pengkabelan. Bagaimana cara
kerja alat uji isolasi ( Insulation Tester)?
Alat penguji isolasi/tahanan menghasilkan tegangan DC sebagai outputnya yang
ketika terhubung dengan materi yang di uji akan menghasilkan kebocoran arus yang
mengalir.
Aliran arus yang dihasilkan oleh karena tegangan Insulation Tester, dihitung
dengan hukum Ohm yaitu:
V=IR
Insulation Tester kemudian menghitung dan menampilkan nilai tahanan isolasi
dalam OHM atau lebih dari megaohm.
2.5 Bahan yang digunkan pada instalasi penerangan 3 Fasa sistem In Plaster
1. Pipa PVC 5/8 Inch
Pipa berfungsi untuk melindungi kabel-kabel instalsi listrik. Terdapat
beberapa jenis pipa diantaranya pipa union dan pipa PVC. Ukuran pipa yang biasa
digunakan dalam pemasangan instalasi rumah adalah PVC 5/8”. Untuk pemasangan
pipa pada instalasi rumah biasanya dilengkapi dengan bahan-bahan pendukungnya,
seperti klem pipa, dan pipa penyambung.
2. kabel NYA 1,5mm2
Kabel Listrik NYA biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem
tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 re dan 2,5 re. Berinti tunggal,
berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel udara. Kode warna
isolasi ada warna merah, kuning, biru, hitam dan hijau kuning. Kabel tipe ini umum
dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya
hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan mudah digigit tikus. Agar
aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC
atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan
apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
2.6 Komponen yang digunakan pada Instalsi penerangan 3 Fasa In Plaster
Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik, harus
memiliki persyaratan seperti : keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi
listrik pada kondisi normal. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat
menjamin keamanan system instalasi listrik. Kontinuitas, komponen dapat bekerja
secara terus-menerus pada kondisi normal.
Berikut ini komponen yang digunakan pada instalasi penerangan 3 fasa In
Plaster:
1. Lampu pijar
Lampu Pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan
cahaya.Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk
berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak
akibat teroksidasi.
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentukdan tersedia untuk tegangan
(voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt.
Dalam praktikum bengekel ini, lampu yang digunakan adalah lampu pijar 40W
2. Fitting Tender E27
Fitting adalah komponen yang mendistribusika arus dan tegangan bagi lampu
yang memiliki fungsi sebagai pemegang lampu,sebagai isolasi beban,dan sebagai
tempat bagi lampu mendapatkan arus dan tegangan agar dapat bersinar.
Disebut fitting tender/ duduk, karena cara pemasangannya langsung
didudukkan pada tempatnya. Biasanya dipasang pada langit-langit sehingga sering
pula disebut sebagai fitting langit-langit. Namun demikian fitting ini dapat dipasang
dimanapun sesuai kebutuhan, apakah didinding, bangku, bahkan untuk praktek
elektronika.
Umumnya terbuat dari bahan bakelit, ebonit atau porselen.
Cara pemasangan:
Pemasangan fitting duduk pada langit-langit biasanya diperlukan rozet kayu
terlebih dahulu untuk melekatnya fitting. Tetapi sekarang ini banyak fitting duduk
yang konstruksinya dapat langsung dipasang tanpa bantuan rozet lagi, karena pada
bagian tertentu terdapat lubang tempat melekatkan sekerup. Yang digunakan dalam
praktikum bengkel adalah Fitting tender E27
3. Saklar
Switch (Saklar) adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk memutuskan
jaringan listrik atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat
penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar
berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu
rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau
putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar
supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa,
maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak
logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya
tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena bisa dijadikan sebagai pedoman
pada mikrokontroller untuk pengaturan alat dalam pengontrolan
Gambar penjelasan bagian-bagian dari saklar
Ket: pengunci (penjepit) kabel yang terpasang pada konektor kabel biasanya berupa baut pengunci atau
dapat juga berupa penjepit tekan-tarik. Hal tersebut tergantung dari pabrik pembuatnya.
a. Saklar tunggal
berfungsi sebagai pemutus dan penghubung rangkaian instalasi listrik satu
lampu.
Cara pemasangan saklar tunggal atau ada juga yang menyebut saklar engkel
terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar cara memasang saklar tunggal.
b. Saklar Seri
berfungsi sebagai pemutus dan penghubung rangkaian instalasi listrik satu lampu atau
lebih secara bergantian
Cara pemasangan saklar double atau ada juga yang menyebut saklar seri
terlihat seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar cara memasang saklar double/seri.
Line in merupakan jalur sumber yang berasal dari tempat percabangan dari jalur
utama instalasi listrik
4. Kotak kontak
Alat yang satu ini sangat berguna dan berfungsi untuk menyediakan power listrik
untuk berbagai macam keperluan perkakas elektronik atau alat yang menggunakan
listrik. Batas maksimal arus yang dapat dilewatkan yakni dalam kisaran 10A s/d 16 A
(stop kontak standard). Untuk menghubungkannya kita membutuhkan plug atau tusuk
kontak yang sesuai dengan jenis dan ukuran socket outlet tersebut
Cara pemasangan stop kontak
lihat gambar diatas, sebenarnya kable untuk stop kontak ada tiga jenis, satu
kabel merah (line) atau kable bermuatan arus positif, kedua biru atau netral kabel
yang bermuatan negatif dan yang terakhir kuning atau loreng yang menuju ke
grounding atau arde atau pembumian. lantas bagaimana cara pemasangannya. lihat
gambar diatas
1. untuk kabel hitam atau muatan kabel positif diapasang disebelah kanan dari depan
2. kabel biru atau muatan kabel negatif dipasang disebelah kiri dari depan
3. kabel kuning hijau atau muatan kabel arde dipasang ditengah dari depan
5. Junction Box
Junction Box berfungsi sebagai tempat penyimpanan kabel. Dimana junction
box jenis ini adalah junction box tipe 8 pole. Dan besar penghantar yang diijinkan
masuk antara 1.5 – 2.5 mm2
6. Benang dan Las dop
Setelah sambungan-sambungan yang terdapat pada kotak sambung dipilin
dengan baik dan kuat dengan benang kasur. Sebaiknya sambungan itu ditutup dengan
las dop. Ini dimaksudkan agar antara masing-masing sambungan tidak bersinggungan
sehingga tidak membahayakan teknisi dan konsumen. Las dop dibuat dari bahan
isolasi porselen atau plastik.
7. Panel dan Isinya
1. kotak panel
kotak PHB merupakantempat susunan beberapa komponen yang membentuk satu
kesatuan bentuk dan fungsi seperti tempat pengaturan pembagi dan pemutus aliran
listrik. Didalam panel IML terdiri dari beberapa kmponen diantaranya adalah :
a. Line Up terminal
Line up terminal adalah sebagai tempat penyambungan kabel dari sumber yang
dihubungkan pada titik-titik kntrol daya yang diperlukan. Penghantar yang diijinkan
untuk masuk pada terminal line up ini adalah maksimum 2.5 mm2
End terminal dipasang dengan line up terminal. Sesuai dengan namanya, End up
terminal, komponen ini dipasang di akhir terminal bagian akhir itu terbuka agar tidak
terjadi konsleting ataupun arus bocor dapat dihindari.
b. Fuse / sakering
Adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian
listrik apabila terjadi kelebihan muatan atau suatu hubungan arus pendek.
Alat ini umumnya digunakan untuk:
Mengamankan hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban lebih
Mengamankan terhadap hubungan singkat antar fasa atau fasa dan netral dan
terhadap hubungan singkat aparatur dan motor listrik
Pengamanan terhadap hubung singkat dengan badan mesin atau aparat.
c. MCB (minatur circuit breaker)
MCB merupakan alat pengaman sistrm instalasi litrik terhadap over load atau
beban lebih atau juga untuk short circuit atau hubung singkat
Sedangkan fungsi dari MCB sendiri adalahsebagai sensor sekaligus actuator atau
gangguan dan selanjutnya memutuskan hubungan listrik secara kontinyu dengan
maksud untuk mengamankan sistem dari gangguan. Tidak seperti fuse atau sakering
yang beroperasi sekali dan kemudian harus diganti lagi, MCB dapat di reset.
MCB yang digunakan pada bengkel lisrik 3 fasa in plaster adalah MCB 1 fasa
dan 3 fasa masing-masing 1 buah
2.7 Prosedur Pelaksanaan Penanaman Pipa dalam Dinding (In Plaster)
1. persiapkan alat perlindungan diri agar dalam pengerjaan kita aman dan terlindungi
dari hal-hal yang tidak diinginkan
ADP (Alat Perlindungan Diri)
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun
bentuk dari alat tersebut adalah :
Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
Sabuk Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun
peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain)
Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal
dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan
alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda)
Jas Hujan (Rain Coat)
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada
waktu hujan atau sedang mencuci alat).
Alat Pelindung Mata dan Muka
Alat Pelindung Kepala
Alat Pelindung Pendengaran
Alat Pelindung Pernafasan
Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Kaki
APD Pelindung Jatuh (Ketinggian)
Alat Pelindung Tubuh (Badan)
Pelampung
Jas Hujan
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang
benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lingkungan)
Rompi Nyala
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM