Laporan Bawang Klp 15 Fix New
-
Upload
silmy-aulia -
Category
Documents
-
view
74 -
download
21
description
Transcript of Laporan Bawang Klp 15 Fix New
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup memiliki sifat alamiah yaitu mengadakan pembelahan, agar supaya tidak akan punah. Pembiakan dapat berlangsung dengan dua jalan yaitu secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) (Suryo, 2008). Salah satu pembiakan secara vegetatif (aseksual) yaitu dengan cara pembelahan sel. Pembiakan vegetatif tidak terjadi persilangan, maka keturunan yang dihasilkan akan selalu memiliki sifat seperti induknya (Suryo, 2008).
Pembelahan sel memainkan beberapa peran penting dalam kehidupan organisme. Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell cycle), kehidupan sel dimulai pada saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel (Champbell, 2008).
Menurut Setjo (2004) dalam Ali (2010) Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut.Lebih lanjut Sugiri (1992) dalam Ali (2010) menjelaskan bahwa mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Akar bawang merah (Allium cepa) merupakan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis. Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel iduknya.
Pembelahan mitosis dapat terhambat oleh zat-zat kimia, salah satunya adalah kolkisin. Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae). Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel (Suminah dkk., 2002).
Berangkat dari fakta-fakta tersebut praktikan ingin mengetahui langsung pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi latutan kolkisin terhadap mitosis sel bawang merah (Allium cepa). Selain itu praktikan juga ingin mengetahui pengaruh interaksi antara waktu pemotongan dan konsentrasi kolkisin terhadap mitosis akar bawang merah (Allium cepa). Meskipun sebenarnya penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya baik pada tumbuhan bawang, kembang sungsang, pacar air dan lain-lain. Untuk mengetahui pengaruh kolkisin terhadap mitosis akar bawang merah tersebut maka penelitian ini penulis mengangkat judul PENGARUH WAKTU PEMOTONGAN DAN KONSENTRASI LARUTAN KOLKISIN TERHADAP PEMBELAHAN MITOSIS AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa).
1.2 Rumusan masalah1. Apakah ada pengaruh waktu pemotongan terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa)?2. Apakah ada pengaruh konsentrasi kolkisisn terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa)?3. Apakah ada pengaruh interaksi antara waktu pemotongan dan berbagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa)?1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh waktu pemotongan terhadap mitosis akar bawang merah (Allium cepa).
2. Mengetahui pengaruh bebagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase mitosis akar bawang merah (Allium cepa).
3. Mengetahui pengaruh interaksi antara waktu pemotongan dan konsentrasi kolkisin terhadap mitosis akar bawang merah (Allium cepa).1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada mahasiswa tentang pengaruh berbagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa).
2. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada mahasiswa tentang pengaruh waktu pemotongan terhadap fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa).3. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada mahasiswa tentang pengaruh interaksi antara baerbagai konsentrasi larutan kolkisin dan waktu pemotongan terhadap fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa).1.5 Batasan MasalahDalam penelitian ini terdapat batasan masalah sebagai berikut:
1. Pengamatan pembelahan mitosis hanya di lakukan pada tudung akar bawang merah dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya.
2. Waktu pemotongan akar bawang merah dilakukan pada jam 21.00 WIB, 00.00 WIB dan 03.00 WIB.
3. Pemberian larutan kolkisin dengan berbagai konsentrasi berbeda, yaitu 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm dengan 6 kali ulangan dan tiap ulangan dengan 3 luas bidang pandang.1.6 Asumsi Penelitian
Peneliti beranggapan bahwa:
1. Keadaan tanaman bawang merah (Allium cepa) yang meliputi umur, ukuran, panjang akar, kondisi medium dianggap sama.
2. Kualitas bawang merah (Allium cepa) yang digunakan untuk penelitian dianggap sama.
1.8 Definisi Istilah
Definisi istilah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.2. kromosom Allium cepa merupakan salah satu tumbuhan yang sering digunakan untuk mempelajari analisis mitosis juga karena ia memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya 3. Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae). Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel. Konsentrasi kolkisin pada penelitian ini adalah 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm.4. Waktu pemotongan merupakan yang dilakukan untuk pemotongan akar bawang merah. Waktu pemotongan yang digunakan adalah pada jam 21.00 WIB, 00.00 WIB, dan 03.00 WIB.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA2.1 Bawang Merah
Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu anggota dari familia Liliaceae. Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman ini mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas (Ritongga dkk., 2011). Menurut Rukmana (1994) dalam Suminah dkk. (2002) bawang merah merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya. Bahan aktif minyak atsiri bawang merah terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin. Lebih lanjut tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga ketinggian + 1.100 m dpl. Namun produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah (0-500 m dpl), bersuhu 25-32C, pH tanah antara 5,5-6,5, dan mendapat sinar matahari + 70%.
Klasifikasi bawang merah menurut Suminah dkk. (2002) adalah sebagai berikut.
Kingdom: Plantae
Regnum: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Liliales
Genus
: Allium
Sepecies: Allium cepa atau sinonimnya Allium ascalonicum L
Gambar 1. Bawang Merah (Allium cepa)
(Sumber: http://www.123rf.com)
2.2 Kromosom Bawang Merah
Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16 Sastrosumarjo (2006) dalam Ritonga (2011). Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak. Selain itu, kromosom Allium cepa sering digunakan untuk mempelajari analisis mitosis juga karena ia memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 1979) dalam (Ritonga dkk.,2011).
2.3 Kolkisin
Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae). Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel (Suminah dkk., 2002). Hal ini diperkuat oleh Ermiawati (2007) yang juga menyatakan bahwa kolkisin merupakan senyawa kimia yang dapat menghalangi pembentukan benang spindle pada waktu mitosis sehingga sel-sel baru yang terbentuk jumlah kromosomnya berlipat ganda. Lebih lanjut kolkisin dapat mengganggu pembentukan serabut gelendong dan sitokinesis berikutnya (Ermiawati, 2008). Kolkisina telah banyak digunakan sebagai bahan pengganda kromosom. Sedangkan menurut Taylor (2014) kolkisin akan bekerja baik pada waktu 6-8 jam.
Kolkhisin diberikan pada bagian tanaman yang sedang melakukan pembelahan yakni pada titik tumbuh vegetatif misalnya pada benih, kecambah dan ujung batang atau akar tanaman. Senyawa kimia ini dapat menghalangi pembentukan benang spindle pada waktu mitosis sehingga sel-sel baru yang terbentuk jumlah kromosomnya berlipat ganda (Hayati dkk., 2007). Kolkhisin menghambat tahap metafase, mencegah polimerisasi tubulin menjadi mikrotubulin, mencegah tubulin tersebut menjadi serat benang fungsional (benang gelendong) sehingga tahap anafase untuk pemisahan kromosom tidak terjadi. Tanpa benang gelendong tersebut, dinding pemisah gagal terbentuk sehingga kromosom dan duplikatnya tetap berada di dalam sel yang sama. Akibatnya pembelahan sel tidak berlangsung, sehingga pembelahannya dimulai dengan sel diploid diakhiri dengan terbentuknya sel tetraploid. Konsentrasi dan lama perendaman dengan kolkhisin berpengaruh terhadap induksi poliploidi. (Wiendra dkk., 2011).
Pernyataan diatas juga diperkuat oleh pernyataan Anggraito (2004) yang menjelaskan bahwa gelendong pembelahan (spindle) sebagai aparatus mitosis, tersusun dari mikrotubula dalam bentuk dublet. Dublet mikrotubula tersusun dari dua buah mikrotubula singlet, sedangkan mikrotubula singlet tersusun dari protofilamen. Protofilamen merupakan polimer dari dimer protein tubulin a dan b. Kerja kolkisin pada dasarnya adalah menghambat pembentukan mikrotubula. Kolkisin akan berikalan dengan dimer tubulin a dan b, sehingga tidak terbentuk protofilamen. Dengan tidak terbentuknya protofilamen maka tidak terbentuk mikrotubula singlet dan mikrotubula dublet, yang bernkibat tidak terbentuknya gelendong pembelahan. Dengan terhambatnya pembentukan spindel pembelahan, maka kromosom yang sudah dalam keadaan mengganda tidak dibagi ke arah berlawanan
2.4 Fase Mitosis pada TumbuhanRitongga (2011) menjelaskan bahwa mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metakinesis, metafase, anafase, dan telofase. Menurut Suryo (2008) dalam Ritongga (2011) fase pada mitosis terdiri dari interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.
2.4.1 Interfase
Interfase atau stadium istirahat dalam siklus sel termasuk fase yang berlangsung lama karena pada tahap ini berlangsung fungsi metabolisme dan pembentukan dan sintesis DNA. Maka sebenarnya kurang tepat juga jika dikatan bahwa interfase merupakan fase istirahat, karena sebenarnya pada fase ini sel bekerja dengan sangat berat. Interfase dibedakan lagi menjadi tiga fase, yaitu:
2.4.2 Fase gap satu (G1)
Pada fase ini terjadi beberapa kegiatan yang mendukung tahap-tahap berikutnya, yaitu:
a. Trankipsi RNA
b. Sintesis protein yang bermanfaat untuk memacu pembelahan nukleus.
c. Enzim yang diperlukan untuk replikasi DNA.
d. Tubulin dan protein yang akan membentuk benang spindel
Periode untuk fase G1 membutuhkan waktu yang berbeda beda antar individu. Adakalanya G1 membutuhkan waktu 3 4 jam, namun ada juga yang tidak mengalami fase G1 ini, hal ini terjadi pada beberapa sel ragi. Beberapa ahli lebih suka menggunakan istilah G0 untuk situasi tersebut.
2.4.3 Fase Sintesis (S)
Pada fase ini terjadi replikasi DNA dan replikasi kromosom, sehingga pada akhir dari fase ini terbentuk sister chromatids yang memiliki sentromer bersama. Namun, masih belum terjadi penambahan pada fase ini. Lamanya waktu yang dibutuhkan pada fase ini 7 8 jam. 2.4.4 Fase Gap dua (G2)
Pada fase ini terjadi sintesis protein protein yang dibutuhkan pada fase mitosis, seperti sub unit benang gelendong, pertumbuhan organel organel dan makromolekul lainnya (mitokondria, plastid, ribosom, plastid, dan lain lain). Fase ini membutuhkan waktu 2 5 jam.
2.4.5 Profase
Pada fase profase, terjadi pemadatan (kondensasi) dan penebalan kromosom. Kromosom menjadi memendek dan menjadi tebal, bentuknya memanjang dan letaknya secara random di tengah tengah sel, terlihat menjadi dua untai kromatid yang yang letaknya sangat berdekatan dan dihubungkan oleh sebuah sentromer. Mendekati akhir profase, nukleolus dan membran nukleus menghilang dan terbentuk benang benang spindel.
2.4.6 Metakinesis
Istilah metakinesis untuk pertama kali digunakan oleh Wasserman pada tahun 1926 dan dipopulerkan oleh Mazia pada tahun 1961. Banyak buku yang menyamakan fase metakinesis dengan fase metafase, dengan memasukkan pembahasan metakinesis ke dalam pembahasan metafase. Pada fase ini, pergerakan kromosom dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu:
2.4.7 Konggresi kromosom
Selama konggresi kromosom, kromosom bergerak menuju bidang equator yang berada di tengah tengah kutub spindel. Kromosom kromosom tersebut akan mencapai suatu posisi keseimbangan di bidang equator.
2.4.8 Orientasi kromosom
Orientasi kromosom berhubungan dengan orientasi dari tapak tapak kinetik dari kromosom menuju kutub kutub yang berlawanan melalui pergerakan pergerakan yang menuju susunan susunan yang sesuai di equator. Hal ini dikarenakan setiap kromatid pada metafase memiliki tapak kinetik dan tapak non kinetik.
2.4.9 Distribusi kromosom
Setalah sentromer mengalami orientasi, kemudian kromosom kromosom tersebut terdistribusi pada bidang equator.
2.4.10 Metafase
Pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak menuju bidang equator. Benang benang gelendong melekat pada sentromer setiap kromosom. Terjadi kondensasi dan penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih pendek dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Selain itu, kromosom juga terlihat sejajar di tengah tengah equator. Sehingga sangat baik dilakukan analisis kariotipe pada fase ini.
2.5.11 Anafase
Fase ini dimulai ketika setiap pasang kromatid dari tiap tiap pasang kromosom berpisah, masing masing kromatid bergerak menuju ke kutub yang berlawanan. Pemisahan ini dimulai dari membelahnya sentromer. Sentromer yang telah membelah kemudian ditarik oleh benang gelendong ke kutub yang berlawanan bersama dengan kromatidnya. Pergerakan kromosom ke kutub diikuti pula oleh bergeraknya organel organel dan bahan sel lainnya. Ciri khusus yang terlihat pada saat anafase adalah kromosom terlihat seperti huruf V atau J dengan ujung yang bersentromer mengarah ke arah kutub. Pada saat ini, jumlah kromosom menjadi dua kali lipat lebih banyak.2.4.11 Telofase
Pada fase ini, membran nukleus terbentuk kembali, kromosom mulai mengendur dan nukleolus terlihat kembali. Sel membelah menjadi dua yang diikuti oleh terbentuknya dinding sel baru yang berasal dari bahan dinding sel yang lama, retikulum endoplasma, atau bahan baru yang lainnya. Pembelahan ini juga membagi sitoplasma menjadi dua. Pada akhir dari fase ini, terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan tetuanya. Pada sel tumbuhan sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah-tengah sel.BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL DAN KAJIAN PUSTAKA
3.1 Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual sebagai berikut:
3.2 Hipotesis
1. Ada pengaruh perbedaan waktu pemotongan terhadap fase-fase pembelahan pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa).2. Ada pengaruh berbagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa).3. Ada pengaruh interaksi waktu pemotongan dan berbagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa).
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan dan Jenis PenelitianRancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok dan penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Dalam penelitiabn ini mula-mula dilakukan penumbuhan akar bawang merah (Allium cepa) dalam air sampai panjang akarnya mencapai kurang lebih 2 cm. Selanjutnya akar yang panjang telah mencapai kurang lebih 2 cm tersebut direndam dalam larutan kolkisin dengan konsentrasi 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm. Sedangkan untuk waktu yang digunakan untuk pemotongan akar bawang merah dilakukan pada jam 09.00 WIB, 00.00 WIB, dan 03.00 WIB. Variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Variabel bebas
konsentrasi larutan kolkisin, bawang merah (Allium ascolanicum) dan waktu pemotongan akar.2. Variabel terikat
Jumlah sel yang mengalami mitosis pada tiap perlakuan.
3. Variabel kontrol
a) Lama perendaman akar pada larutan kolkisin.
b) Jenis bawang merah
c) Umur bawang mera4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan mulai 16 Februari 2014-01 April 2014 yang dilakukan di ruang genetika gedung biologi.4.3 Populasi dan SampelPopulasi yang digunakanadalahsemuaakarbawang yang digunakan untuk penelitian oleh mahasiswa biologi angkatan 2012.Sampel yang digunakan adalah akar bawang yang bagian tudung akar yang mendapat perlakuan direndam dalam larutan kolkisin konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm dan aquades.
4.4 Alat dan Bahan
4.4.1 Alat
Pinset
Botol vial
Kaca benda
Kaca penutup
Mikroskop cahaya
Silet berkarat
Silet tajam
Gelas arloji
Lampu spirtus
Korek
Pipet tetes
Gelas aqua
Tisu
4.4.2 Bahan
Akar bawang merah (Alium cepa)
Aquades
Larutan kolkisin konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm
Alkohol 70%
HCl 1M
Acetokarmin
Larutan FAA
4.5 ProsedurKerja
4.5.1 Prosedur pertama
Membibitkan bawang merah lanang di tanah sampai tumbuhakar
Setelah tumbuh akar, memindah di gelas aqua yang berisi air dengan cara menggantung di atas air
Memotong ujung akar sepanjang 2cm memakai silet yang tajam
Memasukkan potongan akar kedalam larutan FAA dalam botol vial
Memindah potongan akar dari larutan FAA ke dalam larutan alkohol 70% yang ada di gelas arloji selama 2menit
Memindah potongan akar dari larutan alkohol 70% kedalam larutanHCl 1M selama 5 menit
Memotong akar bagian tudung akar sepanjang 2mm
Mencacah potongan tudung akar di atas kaca benda menggunakan silet berkarat, kemudian ditetesi cacahan tersebut dengan acetokarmin
Memanaskan kaca benda di atas lampu spirtus sampai terjadi perubahan warna
Menutup kaca benda menggunakan kaca penutup dengan sedikit menekannya
Mengamati di bawah mikroskop sampai menemukan fase-fase pada pembelahan mitosis
4.5.2 Prosedur kedua
Memindahkan akar bawang ke medium kolkisin 20 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm selama 24jam
Memotong ujung akar setelah direndam 2cm pada jam 21.00, 24.00, dan 03.00
Merendam hasil potongan dalam larutan FAA
Membuatpreparat
Mengamati dan menghitung jumlah sel yang mengalami fase pembelahan dengan tiga bidang pandang berbeda untuk tiap ulangan, denga 6x ulangan untuk tiap perlakuan
Mencatat hasil pengamatan sesuai fase pembelahan sel
4.6 TeknikPengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan praktikum dan menghitung jumlah sel yang mengalami fase-fase pembelahan mitosis.
4.7 TeknikAnalisis Data
Data yang didapatkan dianalisis menggunakan statistika analisis varian ganda. Digunakan analisis varian ganda karena semua variabel bebas telah didapatkan.BAB V
DATA DAN ANALISIS DATA5.1 Data pengamatan fase-fase mitosis
PPMJAMBID.PDGFASEU1U2U3U4U5U6
09MALAM1I411112162
P66212943499
M000053
A130000
T020034
2I4776105
P25313137279
M000000
A000004
T042280
3I91296104
P312929212710
M030000
A052200
T01002117
12MALAM1I2100930
P32844467480
M020200
A000300
T000600
2I2000214
P333572463036
M000402
A000301
T000501
3I005141914
P273140466677
M000000
A100000
T020002
3PAGI1I252819253121
P584948457552
M002120
A000111
T000000
2I423037271926
P515372594853
M002010
A001310
T240500
3I381923312318
P715756704460
M002200
A000210
T302330
259MALAM1I4116343270
P559631364065
M000000
A001000
T151000
2I47570180
P746789338446
M000020
A010010
T020010
3I46221121320
P1046242643074
M000220
A000110
T070300
12MALAM1I0204730
P22292212131
M111000
A001000
T401004
2I037100
P523949452841
M000000
A000100
T210000
3I406410
P613760253253
M000000
A010002
T120072
3PAGI1I431777311742
P361413553152
M000000
A000000
T000000
2I621518272316
P75119504548
M000000
A000000
T300000
3I53919421112
P331211633642
M000000
A000000
T000000
509MALAM1I331701150
P835835694028
M000000
A000000
T000000
2I26234838
P564536102866
M000001
A000004
T300001
3I4391431
P1463637313762
M000000
A000003
T000002
12MALAM1I322600
P285711425895
M000021
A000210
T000031
2I0433512
P456462437257
M000002
A000000
T000111
3I6221000
P434753472244
M000002
A000000
T100002
3PAGI1I5391042
P32171637952
M000110
A000200
T000200
2I71092036
P294677667363
M000000
A020010
T000121
3I046030
P516057487453
M000020
A000001
T101102
759MALAM1I21883114
P382323314829
M000000
A000000
T000022
2I45491711
P19646254641
M000000
A000001
T062021
3I326121116
P264848233141
M000001
A000000
T002412
12MALAM1I43110113211
P7714753394576
M000000
A000000
T000000
2I104594140
P61120331111627
M000000
A000011
T000010
3I505697316
P857177645491
M001200
A000000
T000001
3PAGI1I005006
P367232393773
M100001
A000000
T220103
2I2017500
P753740434794
M200010
A000000
T001022
3I30104110
P472945272737
M000001
A000011
T102015
Tabel Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 21.00 WIB
KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosisJumlah
InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase
0%
15.66666740.6666700.333333046.66667
2102712.6666675.33333346
3929.6666700.6666670.66666740
41133.6666700.6666671.33333346.66667
58.66666734.333331.66666707.33333352
63.6666679.33333311.3333333.66666719
25%
144.6666777.66667000122.3333
214.333337502.6666675.33333397.33333
317.333335400.6666670.66666772.66667
4844.333330.6666670.6666671.33333355
525.6666751.333331.33333307.33333385.66667
6061.6666701.3333333.66666766.66667
50%
13495001130
216.3333346.3333300062.66667
31.6666673600037.66667
47.66666736.6666700044.33333
53.6666673500038.66667
63520.3333332.333333158.66667
75%
19.33333327.6666700037
2525.6666700232.66667
3639001.33333346.33333
4826.33333001.33333335.66667
51341.66667001.66666756.33333
610.33333370.3333330.3333331.66666749.66667
Tabel Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 24.00KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis
InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofaseJumlah
0%17.66666730.6666700.333333038.66667
20500.66666700.66666751.33333
31.6666675200053.66667
47.66666753223.66666768.33333
584800056
69.33333337.666670.6666670.333333149
25%11.333333450.33333302.33333349
21.666667350.3333330.333333138.33333
34.33333343.666670.3333330.3333330.33333349
417.3333323.6666700.333333041.33333
51.33333327002.33333330.66667
6041.6666700.666667244.33333
50%1378.33333000.33333381.66667
22.6666675600058.66667
318.666674200060.66667
43.6666674400.6666670.33333348.66667
50.33333350.666670.6666670.333333052
60.66666765.333331.66666701.33333369
75%165.6666774.33333000140
275112.6667000187.6667
3854.333330.3333330062.66667
43.666667380.6666670042.33333
5371.6666700.3333330.33333375.33333
6964.6666700.3333330.33333374.33333
Tabel Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 03.00
KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosisJumlah
InterfaseProfaseAnafaseMetafaseTelofase
0%13560001.66666796.66667
225.6666753001.33333380
31458.666670.33333320.66666775.66667
427.6666744.33333212.66666777.66667
524.3333355.6666711183
60550.3333330055.33333
25%152.6666748001101.6667
213.6666712.3333300026
3381100049
433.333335600089.33333
51737.3333300054.33333
623.3333347.3333300070.66667
50%1437.33333000.33333341.66667
25.6666674100046.66667
3850000.33333358.33333
41390.6666670.3333331.33333342.33333
5175.333330.33333310.66666778.33333
626560.33333317.666671101
75%11.66666752.6666701156.33333
22446000.66666770.66667
310.666673900150.66667
4336.33333000.33333339.66667
50.666667370.3333330.333333139.33333
63680.3333330.6666673.33333375.33333
Tabel Presentase Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 21.00
KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis
InterfaseProfase MetafaseAnafaseTelofase
0%112.1428687.142860.050.7142860.05
221.7391358.695652.1739135.79710111.5942
322.574.166670.051.6666671.666667
423.5714372.142860.051.4285712.857143
516.6666766.025643.2051280.0514.10256
619.2982549.122815.2631587.01754419.29825
25%136.5122663.487740.050.050.05
214.7260377.054790.052.7397265.479452
323.8532174.311930.050.9174310.917431
414.5454580.606061.2121211.2121212.424242
529.9610959.922181.556420.058.560311
60.0592.50.0525.5
50%126.1538573.076920.050.050.769231
226.0638373.936170.050.050.05
34.42477995.575220.050.050.05
417.2932382.706770.050.050.05
59.48275990.517240.050.050.05
65.11363688.636360.5681823.9772731.704545
75%125.2252374.774770.050.050.05
215.3061278.571430.050.056.122449
312.9496484.172660.050.052.877698
422.4299173.831780.050.053.738318
523.0769273.96450.050.052.95858
620.8053774.496640.6711410.6711413.355705
Tabel Presentase Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 00.00
KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis
InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase
0%119.8275979.310340.050.8620690.05
20.0597.40261.2987010.051.298701
33.1055996.894410.050.050.05
411.2195177.560982.9268292.9268295.365854
514.2857185.714290.050.050.05
619.0476276.870751.3605440.6802722.040816
25%12.72108891.836730.6802720.054.761905
24.34782691.304350.8695650.8695652.608696
38.84353789.115650.6802720.6802720.680272
441.9354857.258060.050.8064520.05
54.34782688.043480.050.057.608696
60.0593.984960.051.5037594.511278
50%13.67346995.918370.050.050.408163
24.54545595.454550.050.050.05
330.7692369.230770.050.050.05
47.53424790.410960.051.3698630.684932
50.64102697.43591.2820510.6410260.05
60.96618494.685992.4154590.051.932367
75%146.9047653.095240.050.050.05
239.9644860.035520.050.050.05
312.7659686.702130.5319150.050.05
48.66141789.763781.5748030.050.05
53.98230195.132740.050.4424780.442478
612.1076286.995520.050.448430.44843
Tabel Presentase Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 03.00
KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis
InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase
0%136.206962.068970.050.051.724138
232.0833366.250.050.051.666667
318.502277.533042.6431720.4405290.881057
435.6223257.081551.2875542.5751073.433476
529.3172767.068271.2048191.2048191.204819
60.0599.397590.050.602410.05
25%151.8032847.213110.050.050.983607
252.564147.43590.050.050.05
377.5510222.448980.050.050.05
437.3134362.686570.050.050.05
531.2883468.711660.050.050.05
633.0188766.981130.050.050.05
50%19.689.60.050.050.05
212.1428687.857140.050.050.05
313.7142985.714290.050.050.571429
42.36220592.125980.7874021.5748033.149606
51.27659696.170211.2765960.4255320.851064
625.7425755.4455417.491750.3300330.990099
75%12.9585893.491121.7751480.051.775148
233.9622665.094340.050.050.943396
321.0526376.973680.050.051.973684
47.56302591.596640.050.050.840336
51.69491594.06780.8474580.8474582.542373
63.98230190.265490.8849560.4424784.424779
Tabel Nilai Transformasi Fase Mitosis pada Pukul 21.00
KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis
InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase
0%120.3935268.987691.2812794.8481611.281279
227.7913150.007718.47871313.9320919.9075
328.3164959.451671.2812797.4175567.417556
429.0455158.143161.2812796.8645669.731475
524.0948454.3469710.313191.28127922.05731
626.0590844.4973813.2626815.361426.05908
25%137.1751652.824841.2812791.2812791.281279
222.5658561.379141.2812799.52751213.53753
329.2353159.546821.2812795.4963675.496367
422.419563.871526.3208716.3208718.957384
533.1865850.722987.1666981.28127917.01249
61.28127974.105831.2812798.13010213.56338
50%130.7576858.743211.2812791.2812795.031637
230.6989759.301031.2812791.2812791.281279
312.1429677.857041.2812791.2812791.281279
424.5729465.427061.2812791.2812791.281279
517.9351872.064821.2812791.2812791.281279
613.0695470.299724.32293211.503697.501852
75%130.1487959.851211.2812791.2812791.281279
223.0310862.424951.2812791.28127914.32583
321.0913666.557041.2812791.2812799.76676
428.2683859.232951.2812791.28127911.14819
528.7105159.319521.2812791.2812799.904428
627.137659.668094.6991194.69911910.55538
Tabel Nilai Transformasi Fase Mitosis pada Pukul 00.00
KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis
InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase
0%126.4413762.944151.2812795.3274531.281279
21.28127980.72556.5436761.2812796.543676
310.1500679.849941.2812791.2812791.281279
419.5698361.725369.8506069.85060613.39383
522.2076567.792351.2812791.2812791.281279
625.8766961.253926.6983634.7310518.213211
25%19.49474973.398454.7310511.28127912.60438
212.0353172.849425.3506335.3506339.294818
317.3003670.736424.7310514.7310514.731051
440.359149.173311.2812795.1522541.281279
512.0353169.770461.2812791.28127916.012
61.28127975.803051.2812797.04378912.2629
50%111.0498578.344281.2812791.2812793.662988
212.3099977.690011.2812791.2812791.281279
333.6900756.309931.2812791.2812791.281279
415.9313771.961151.2812796.7213694.747262
54.59224980.785676.5014124.5922491.281279
65.64097776.672238.9410091.2812797.990541
75%143.2254246.774581.2812791.2812791.281279
239.2107550.789251.2812791.2812791.281279
320.9341568.613194.1824381.2812791.281279
417.1157471.340657.2091211.2812791.281279
511.5110677.254631.2812793.8140753.814075
620.362668.861891.2812793.8396833.839683
Tabel Nilai Transformasi Fase Mitosis pada Pukul 03.00
KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis
InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase
0%136.993351.983981.2812791.2812797.545093
234.5010654.482791.2812791.2812797.417556
325.4765661.706189.3565843.8056525.385977
436.6442249.071126.5154099.2342610.67841
532.7826954.980046.3017266.3017266.301726
61.28127985.548511.2812794.4514921.281279
25%146.0334343.40241.2812791.2812795.691777
246.4697743.530231.2812791.2812791.281279
361.7185228.281481.2812791.2812791.281279
437.6507952.349211.2812791.2812791.281279
534.0115455.988461.2812791.2812791.281279
635.0730654.926941.2812791.2812791.281279
50%118.0495171.18641.2812791.2812791.281279
220.3935269.606481.2812791.2812791.281279
321.7358567.792351.2812791.2812794.335289
48.84109873.703585.0908747.20912110.2225
56.48750578.714476.4875053.740225.293241
630.488948.1262724.722983.293375.710593
75%19.90442875.219017.6565521.2812797.656552
235.6457153.785481.2812791.2812795.573846
327.3117361.323911.2812791.2812798.076078
415.9625873.14891.2812791.2812795.25968
57.48050975.903185.2819825.2819829.174869
611.5110671.820095.3979153.81407512.14296
5.2 Analisis Data
5.2.1 Interfase
PerlakuanWaktuUlanganJumlah
123456
0%pukul 21.0020.3935227.7913128.3164929.0455124.0948426.05908155.7007
pukul 24.0026.441371.28127910.1500619.5698322.2076525.87669105.5269
pukul 03.0036.993334.5010625.4765636.6442232.782690.05166.4478
25%pukul 21.0037.1751622.5658529.2353122.419533.186581.281279145.8637
pukul 24.009.49474912.0353117.3003640.359112.035310.0591.27482
pukul 03.0046.0334346.4697761.7185237.6507934.0115435.07306260.9571
50%pukul 21.0030.7576830.6989712.1429624.5729417.9351813.06954129.1773
pukul 24.0011.0498512.3099933.6900715.931374.5922495.64097783.21451
pukul 03.0018.0495120.3935221.735858.8410986.4875055.64097781.14846
75%pukul 21.0030.1487923.0310821.0913628.2683828.7105127.1376158.3877
pukul 24.0043.2254239.2107520.9341517.1157411.5110620.3626152.3597
pukul 03.009.90442835.6457127.3117315.962587.48050911.51106107.816
jumlah319.6672305.9346309.1034296.3811235.0356171.75291637.875
FK37258.8023
JK TOTAL11061.2691
JK ULANGAN1400.410152
JK PERLAKUAN4559.595509
JK GALAT14220.45446
TABEL 2 ARAH
KonsentrasiWaktuJumlahkuadrat
pukul 21.00pukul 24.00pukul 03.00
0%155.7007487105.5268788166.4478423427.6755182906.3
25%145.863686991.27482341260.9571003498.0956248099.2
50%129.177273683.2145055581.14845713293.540286165.87
75%158.3877197152.3597149107.81602418.5635175195.4
jumlah589.1294288432.3759226616.36941971637.875
kuadrat347073.4839186948.9385379911.2615
JK KONSENTRASI1206.018834
JK WAKTU821.7678578
JK INTERAKSI2531.808818
TABEL SK
SKdbJKKTFhitFtab
ulangan51400.410152280.0820303
perlakuan104559.595509455.95955091.7955642.004528
konsentrasi31206.018834402.00627791.5830962.769431
waktu2821.7678578410.88392891.6180573.161861
interaksi52531.808818506.36176351.9940472.379697
galat5614220.45446253.9366868
total7111061.2691155.7925225
Fhitung < Ftabel0,05, H0 diterima dan H1 ditolak, berarti waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin tidak berpengaruh terhadap fase interfase pada pembelahan mitosis akar bawang.5.2.2 Profase
PerlakuanWaktuUlanganJumlah
123456
0%pukul 21.0068.9876950.0077159.4516758.1431654.3469744.49738335.4346
pukul 24.0062.9441580.725579.8499461.7253667.7923561.25392414.2912
pukul 03.0051.9839854.4827961.7061849.0711254.9800485.54851357.7726
25%pukul 21.0052.8248461.3791459.5468263.8715250.7229874.10583362.4511
pukul 24.0073.3984572.8494270.7364249.1733169.7704675.80305411.7311
pukul 03.0043.402443.5302328.2814852.3492155.9884654.92694278.4787
50%pukul 21.0058.7432159.3010377.8570465.4270672.0648270.29972403.6929
pukul 24.0078.3442877.6900156.3099371.9611580.7856776.67223441.7633
pukul 03.0071.186469.6064867.7923573.7035878.7144748.12627409.1296
75%pukul 21.0059.8512162.4249566.5570459.2329559.3195259.66809367.0538
pukul 24.0046.7745850.7892568.6131971.3406577.2546368.86189383.6342
pukul 03.0075.2190153.7854861.3239173.148975.9031871.82009411.2006
jumlah743.6602736.572758.026749.148797.6435791.58394576.634
FK290910.7629
JK TOTAL1.031161427
JK ULANGAN275.4993127
JK PERLAKUAN3605.538693
JK GALAT3331.070542
TABEL 2 ARAH
KonsentrasiWaktuJumlah
pukul 21.00pukul 24.00pukul 03.00
0%335.434569414.2912109357.77261471107.498
25%362.4511316411.7311123278.47873091052.661
50%403.692879441.7632697409.12955171254.586
75%367.0537586383.6341834411.20056831161.889
Jumlah1468.6323381651.4197761456.5814664576.634
JK KONSENTRASI1234.682238
JK WAKTU993.3116446
JK INTERAKSI1377.54481
TABEL SK
SKdbJKKTFhitFtab
ulangan5275.499312755.09986255
perlakuan103605.538693360.55386936.061422.004528
konsentrasi31234.682238411.56074616.9189172.769431
waktu2993.3116446496.65582238.3494863.161861
interaksi51377.54481275.50896214.6316952.379697
galat563331.07054259.48340253
total711.0311614270.0145234
Uji Lanjut Konsentrasi
Uji BNT
BNT (0,05) = t0,05(db galat) x 2 x KT galat
Jumlah perlakuan x jumlah ulangan
=2,00324x 2 x 59,48
3 x 6
=2.00324x4.45284
=8.92011
Tabel notasi
25%350.8869916a
0%369.1661316 b
75%387.2961701 b
50%418.1952334 c
Fhitung > Ftabel0,05 , sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase profase pada pembelahan mitosis akar bawang.
5.2.3 Metafase
PerlakuanWaktuUlanganJumlah
123456
0%pukul 21.001.2812798.4787131.2812791.28127910.3131913.2626835.89842
pukul 24.001.2812796.5436761.2812799.8506061.2812796.69836326.93648
pukul 03.001.2812791.2812799.3565846.5154096.3017261.28127926.01756
25%pukul 21.001.2812791.2812791.2812796.3208717.1666981.28127918.61269
pukul 24.004.7310515.3506334.7310511.2812791.2812791.28127918.65657
pukul 03.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812791.2812797.687676
50%pukul 21.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812794.32293210.72933
pukul 24.001.2812791.2812791.2812791.2812796.5014128.94100920.56754
pukul 03.001.2812791.2812791.2812795.0908746.48750524.7229840.1452
75%pukul 21.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812794.69911911.10552
pukul 24.001.2812791.2812794.1824387.2091211.2812791.28127916.51668
pukul 03.007.6565521.2812791.2812791.2812795.2819825.39791522.18029
jumlah25.200431.9045429.8015943.9558449.7401974.45139255.0539
FK903.5071
JK TOTAL1072.633
JK ULANGAN137.3517
JK PERLAKUAN176.9364
JK GALAT1112.218
TABEL 2 ARAH
KONSENTRASIWAKTUJUMLAH
PUKUL 21.00PUKUL 24.00PUKUL 03.00
0%35.9026.9426.0288.85
25%18.6118.667.6944.96
50%10.7320.5740.1571.44
75%11.1116.5222.1849.80
JUMLAH76.3582.6896.03255.05
JK KONSENTRASI68.72
JK WAKTU8.42
JK INTERAKSI99.80
TABEL SK
SKdbJKKTFhitFtab
ulangan5137.3527.47
perlakuan kombinasi10176.9417.690.892.00
konsentrasi368.7222.911.152.77
waktu28.424.210.213.16
interaksi599.8019.961.002.38
galat561112.2219.86
total711603.44
Fhitung < Ftabel0,05 , H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase metafase pada pembelahan mitosis akar bawang.
5.2.4 Anafase
PerlakuanWaktuUlanganJumlah
123456
0%pukul 21.004.84816113.932097.4175566.8645661.28127915.361449.70505
pukul 24.005.3274531.2812791.28127913.393831.2812798.21321130.77833
pukul 03.001.2812791.2812793.8056529.234266.3017264.45149226.35569
25%pukul 21.001.2812799.5275125.4963676.3208711.2812798.13010232.03741
pukul 24.001.2812795.3506334.7310515.1522541.2812797.04378924.84028
pukul 03.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812791.2812797.687676
50%pukul 21.001.2812791.2812791.2812791.2812791.28127911.5036917.91008
pukul 24.001.2812791.2812791.2812796.7213694.5922491.28127916.43874
pukul 03.001.2812791.2812791.2812797.2091213.740223.2933718.08655
75%pukul 21.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812794.69911911.10552
pukul 24.001.2812791.2812791.2812791.2812793.8140753.83968312.77887
pukul 03.001.2812791.2812791.2812791.2812795.2819823.81407514.22117
jumlah22.9884140.3417531.7008661.3026732.6992172.91248261.9454
FK952.9914
JK TOTAL827.9896
JK ULANGAN1108.696155.7047
JK PERLAKUAN1203.676250.6846
JK GALAT922.9695
TABEL 2 ARAH
KONSENTRASIWAKTUJUMLAH
PUKUL 21.00PUKUL 24.00PUKUL 03.00
0%49.7130.7826.36106.84
25%32.0424.847.6964.57
50%17.9116.4418.0952.44
75%11.1112.7814.2238.11
JUMLAH110.7684.8466.35261.95
JK KONSENTRASI1099.154208146.16
JK WAKTU994.458339741.47
JK INTERAKSI63.05
TABEL SK
SKdbJKKTFhitFtab
ulangan5155.7031.14
perlakuan kombinasi10250.6825.071.522.00
konsentrasi3146.1648.722.962.77
waktu241.4720.731.263.16
interaksi563.0512.610.772.38
galat56922.9716.48
total711580.04
Uji Lanjut Konsentrasi Uji BNT
BNT (0,05) = t0,05(db galat) x 2 x KT galat
Jumlah perlakuan x jumlah ulangan
=[2.003241x 2 x 16.48
3 x 6
=2.003241x2.3439
=6.4954Tabel notasi
7512.70186a
5017.47846 b
2521.52179 b
035.61302 c
Fhitung > Ftabel0,05, H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase anafase pada pembelahan mitosis akar bawang.5.2.5 TelofasePerlakuanWaktuUlanganJumlah
123456
0%pukul 21.001.28127919.90757.4175569.73147522.0573126.0590886.4542
pukul 24.001.2812796.5436761.28127913.393831.2812798.21321131.99455
pukul 03.007.5450937.4175565.38597710.678416.3017261.28127938.61005
25%pukul 21.001.28127913.537535.4963678.95738422.0573126.0590877.38895
pukul 24.0012.604389.2948184.7310511.28127916.01212.262956.18643
pukul 03.005.6917771.2812791.2812791.2812791.2812791.28127912.09817
50%pukul 21.003.6629881.2812791.2812791.2812791.2812797.50185216.28996
pukul 24.003.6629881.2812791.2812794.7472621.2812797.99054120.24463
pukul 03.001.2812791.2812794.33528910.22255.2932415.71059328.12419
75%pukul 21.001.28127914.325839.7667611.148199.90442810.5553856.98187
pukul 24.001.2812791.2812791.2812791.2812793.8140753.83968312.77887
pukul 03.007.6565525.5738468.0760785.259689.17486912.1429647.88398
jumlah48.5114683.0071551.6154779.2638699.74007122.8978485.0359
FK3267.497
JK TOTAL2668.637
JK ULANGAN336.0385
JK PERLAKUAN1140.892
JK GALAT3473.49
TABEL 2 ARAH
KONSENTRASIWAKTUJUMLAH
PUKUL 21.00PUKUL 24.00PUKUL 03.00
0%86.4531.9938.61157.06
25%77.3956.1912.10145.67
50%16.2920.2428.1264.66
75%56.9812.7847.88117.64
JUMLAH237.11121.20126.72485.04
JK KONSENTRASI283.02
JK WAKTU356.30
JK INTERAKSI501.57
TABEL SK
SKdbJKKTFhitFtab
ulangan5336.0467.21
perlakuan kombinasi101140.89114.091.842.00
konsentrasi3283.0294.341.522.77
waktu2356.30178.152.873.16
interaksi5501.57100.311.622.38
galat563473.4962.03
total716091.31
Fhitung < Ftabel0,05, H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase telofase dari pembelahan mitosis akar bawang.
BAB VI
PEMBAHASAN
Kolkisin merupakan senyawa kimia dapat menghalangi pembentukan benang spindle pada waktu mitosis sehingga sel-sel baru yang terbentuk jumlah kromosomnya berlipat ganda (Hayati dkk., 2012). Lebih lanjut Ernawiati (2008) menjelaskan bahwa senyawa ini mampu menghentikan pembelahan sel (antimitosis), yaitu dengan cara menghambat pembentukan benang gelendong sehingga sel tidak dapat ditarik ke kutub berlawanan dan kromosom menyebar dalam sel, pembentukan membran sel baru terhambat dan akhirnya membentuk sel dengan jumlah kromosom meningkat atau bersifat poliploid.
Pemberian kolkisin yang semakin tinggi berpengaruh terhadap tingkat kecepatan pembelahan mitosis. Artinya semakin tinggi konsentrasi larutan kolkisin yang diberikan maka pembelahan mitosis akan semakin terhambat pula. Lebih lanjut semakin tinggi konsentrasi kolkisin yang diberikan maka semakin banyak pula sel-sel yang terhambat pembelahan mitosisnya. Tetapi pada berdasarkan analisis data kami peroleh pada proyek ini, dapat diketahui bahwa pemberian perlakuan berbagai konsentrasi larutan kolkisin pada akar bawang merah (Allium cepa) yaitu 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm tidak memberikan pengaruh yang signifikan kecuali pada profase dan anafase. Selain itu berdasarkan analisis data pula pengaruh waktu pemotongan terhadap pembelahan akar bawang merah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembelahan mitosis yaitu pada interfase, metafase, dan telofase.
Tidak berpengaruhnya kolkisin ini mungkin dapat disebabkan karena tumbuhan bawang merah itu sendiri mempunyai karakteristik tertentu yang mampu membuatnya tahan terhadap kolkisin. Anggraito (2004) menjelaskan bahwa setiap tanaman memiliki karakteristik pelindung biji yang khas, sehingga kemampuan kolkisin untuk menembus lapisan pelindung biji akan sangat bervariasi. Faktor konsentrasi kolkisin (dalam ppm) yang terlalu rendah juga berpengaruh. Hal ini menyebabkan kolkisin tidak bekerja efektif dalam menghambat pembelahan mitosis. Kolkisin yang konsentrasinya rendah ini tidak dapat mengikat dimer tubulin dan sehingga masih terjadi metafase, anafase dan telofase di beberapa ulangan. Seharusnya untuk mencapai anafase bahkan telofase sangat sulit bagi sel apabila telah diberi perlakuan kolkisin. Kisaran konsentrasi kolkisin murni yang sering digunakan untuk menginduksi poliploid adalah 0.0063% (Setyowati dkk., 2013). Sedangkan menurut Suminah dkk., (2002) umumnya kolkisin akan bekerja efektif pada konsentrasi 0,01-1% untuk jangka waktu 6-72 jam, namun setiap jenis tanaman memiliki respon yang berbeda-beda.
Selain faktor rendahnya konsentrasi larutan kolkisin, dapat pula terjadi karena kesalahan praktikan yang kurang teliti dalam melakukan pengamatan. Kesalahan tersebut juga tak lepas dari kurang fokusnya mikroskop yang digunakan sehingga terjadi salah penafsiran saat melihat fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang merah. Kesalahan menggunakan bahan-bahan lain mungkin juga dapat mempengaruhi. Salah satunya yaitu kurang telitinya praktikan saat memindahkan akar bawang merah dari alkohol 70% ke HCl 1 M. Hal ini terjadi saat pengambilan akar menggunakan pinset yang tidak dicuci terlebih dahulu sebelum menggunakannya untuk larutan lain. Dari kesalahan kecil ini dapat memicu ketidakvalidan data karena ada kemungkinan bahan-bahan tersebut telah terkontaminasi.BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Kolkisin memberikan pengaruh pada fase profase dan anafase. 2. Kolkisin tidak memberikan pengaruh signifikan fase interfase, metafase dan telofase. Hal ini dikarenakan karakteristik bawang merah yang tahan terhadap kolkisin dan konsentrasi yang terlalu sedikit.3. Waktu pada fase interfase, metafase dan teofase tidak berpengaruh. Sedangkan pada profase dan telofase menunujukkan ada pengaruh.4. Tidak ada pengaruh interaksi waktu pemotongan dan konsentrasi kolkisin terhadap fase-fase mitosis akar bawang merah.5. Salah satu faktor yang juga menyebabkan tidak berpengaruhnya interaksi waktu pemotongan dan konsentrasi kolkisin disebabkan oleh kesalahan paktikan dalam melaksanakan proyek.
7.2 Saran
1. Sebaikanya praktikan lebih teliti lagi dalam melaksanakan proyek sehingga tidak terjadi kesalahan dalam praktikum. 2. Sebaiknya praktikan lebih memahami fase-fase mitosis agar tidak terjadi salah penafsiran dalam melaksanakan praktikum.3. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengalisis data sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menghitung.
DAFTAR RUJUKANAli Iqbal. 2010. Fase Mitosis Akar Bawang (Allium cepa). ( http://biologi.unnes.ac.id/web_bio/favicon.jpg) (online), diakses: 3 April 2014.
Anggraito Y. Ulung. 2004. Identlflkasl Berat, Diameter, Dan Tebal Daging Buah Melon (Cucumis Melo, L.) Kultivar Action 434 Tetraploid Aklbat Perlakuan Kolklsln. Jurusan Biologi Gd. Dl Lt. 1 Fmlpa Universitas Negeri Semarang. Berk. Penel. Hayati: 10 (3742). Campbell, Reece, Urry, Chain, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2008. Biology Eight Edition. New York: Pearson Benjamin Cumming.
Ernawiati Eti. 2007. Efek Antimitosis Ekstrak Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa Superba Linn.) Terhadap Pembelahan Sel Akar Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.). Jurusan Biologi Fmipa Universitas Lampung. Jurnal Sains Mipa, Vol. 13, No. 1, Hal.: 35 3.8.
Ernawiati Eti. 2008. Efek Mutagenik Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa Superba Lindl.)Terhada Pembelahan Sel Akar Umbi Bawang Bombay. Jurusan Biologi Fmipa Universitas Lampung Bandar Lampung. Jurnal Sains Mipa, Vol. 14, No. 2, Hal.: 129 132.
Hayati Mely Wardah, Prasetyorini, Witjaksono. 2012. Induksi Poliploidi Kentang Hitam (Solenostemon Rotundifolius (Poir) J. K. Morton) Aksesi Sangian Secara In Vitro. Biologi Fmipa Universitas Pakuan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong Bogor.Ritonga, W.A dan Wulansari, Aida. Jurnal. Pengaruh Kolkisin Terhadap Kromosom Ujung Akar Bawang Merah. Bandung : Departemen AGH, FAPERTA, IPB.
Setyowati Mita, Endang Sulistyaningsih, Aziz Purwantoro. 2013. Induksi Poliploidi Dengan Kolkisina Pada Kultur Meristem Batang Bawang Wakegi (Allium X Wakegi Araki). Fakultas Pertanian Ugm, Yogyakarta. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 16 No.1, 2013 : 58 76.
Sulisetijono. 2010. Statistika. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suminah, Sutarno, Ahmad Dwi Setyawan. 2002. Induksi Poliploidi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Dengan Pemberian Kolkisin. Jurusan Biologi Fmipa Uns Surakarta Surakarta 57126. Jurnal Biodiversitas Volume 3, Nomor 1 Januari.
Suryo. 2005. Genetika Strata 1. Yogyakarta: UGM press.
Taylor Edwin W. 2014. The Mechanism Of Cholchicine Inhibition Of Mitosis. Commitee On Biophysics. The University Of Chicago.
Wiendra Ni Made Sastriyani, Made Pharmawati, Ni Putu Adriani Astiti. 2011Pemberian Kolkhisin Dengan Lama Perendaman Berbedapada Induksi Poliploidi Tanaman Pacar Air (Impatiens Balsamina L.). Jurusan Biologi, Fakultas Mipa, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali. Jurnal Biologi XV (1) : 9 14.PENGARUH WAKTU PEMOTONGAN DAN KONSENTRASI LARUTAN KOLKISIN TERHADAP PEMBELAHAN MITOSIS AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa)
LAPORAN PROYEK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Genetika I yang Dibina Oleh
Prof. Dr. Duran Corebima, M. PdOleh:Kelompok 15 / Offering C angkatan 2012Eka Budiarti Nengseh(120341421946)
Nariya Ulfa Ali
(120341421933)
Nurul Ika Noviyanti(120341400028)
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGI
April 2014
Lampiran
konsentrasi 50 ppm, bidang pandang 1, ulangan 3, jam 00.00 WIB
konsentrasi 75 ppm, bidang pandang 1, ulangan 5, jam 21.00 WIB
konsentrasi 50 ppm, bidang pandang 3, ulangan 3, jam 00.00 WIB
konsentrasi 0 ppm, bidang pandang 1, ulangan 2, jam 21.00 WIBMitosis pada sel akar bawang merah diamati pada ujung akar yang merupakan daerah meristematik atau terjadinya pertumbuhan.
Kolkisin merupakan senyawa alkaloid yang dapat menghambat pembelahan mitosis.
Membuat larutan kolkisin menjadi 4 konsentrasi berbeda yaitu 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm an 75 ppm.
Akar bawnag merah ditumbuhkan sampai panjang akarnya mencapai kurang lebih 2 cm.
Akar bawang merah direndam dalam larutan kolkisin yang berbeda konsentrasinya. Perendaman dilakukan selama 24 jam yang selanjutnya direndam dalam larutan FAA setelah dilakukan pemotongan.
Jumlah fase-fase mitosis akar bawang merah berbeda setelah pemberian berbagai macam konsentrasi larutan kolkisin.