Laporan Batuan Beku Petrografi

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksu d Mengetahui karateristik dan berbagai sifat mineral yang menyusun pada batuan  beku secara petrografis. Mendeskripsikan tekstur, struktur, dan presentase kelimpahan mineral yang terkandung di dalam sampel batuan . Me nghubungan anal is is mi ne ra l pada sa mpel batu an de ngan genesa  pembentukannya. Menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi yang di gunakan. 1.2 Tujuan Dapat mengetahui karateristik dan berbagai sifat mineral yang menyusun pada  batuan beku secara petrografis. Dapat mendeskripsikan tekstur, struktur, dan presentase kelimpahan mineral yang terkandung di dalam sampel batuan . Dapat menghubung an anal isi s min era l pada sampel bat uan dengan genesa  pembentukannya. Dapat menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi yang di gunakan. 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksan aan Praktik um Praktikum yang dilaksanakan dengan acara Petrografis Batuan Beku di laksanakan pada : Hari : Rabu dan Jumat Tanggal : 1 dan 10 Mei 2013 1

Transcript of Laporan Batuan Beku Petrografi

Page 1: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 1/46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud

• Mengetahui karateristik dan berbagai sifat mineral yang menyusun pada batuan

 beku secara petrografis.

• Mendeskripsikan tekstur, struktur, dan presentase kelimpahan mineral yang

terkandung di dalam sampel batuan .

• Menghubungan analisis mineral pada sampel batuan dengan genesa

 pembentukannya.

• Menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi yang di gunakan.

1.2 Tujuan

• Dapat mengetahui karateristik dan berbagai sifat mineral yang menyusun pada

 batuan beku secara petrografis.

• Dapat mendeskripsikan tekstur, struktur, dan presentase kelimpahan mineral

yang terkandung di dalam sampel batuan .

• Dapat menghubungan analisis mineral pada sampel batuan dengan genesa

 pembentukannya.

• Dapat menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi yang di gunakan.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Praktikum yang dilaksanakan dengan acara Petrografis Batuan Beku di

laksanakan pada :

Hari : Rabu dan Jum’at

Tanggal : 1 dan 10 Mei 2013

1

Page 2: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 2/46

Tempat : Gedung Pertamina Sukowati Lantai 3 Lab. Petrografi

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan

magma.Karena hasil pembekuan, maka ada unsur kristalisasi material

 penyusunnya.Komposisi mineral yang menyusunnya merupakan kristalisasi dari

unsur-unsur secara kimiawi, sehingga bentuk kristalnya mencirikan intensitas

kristalisasinya.

Didasarkan atas lokasi terjadinya pembekuan, batuan beku dikelompokkan

menjadi dua yaitu betuan beku intrusif dan batuan beku ekstrusif (lava).

Pembekuan batuan beku intrusif terjadi di dalam bumi sebagai batuan plutonik;

sedangkan batuan beku ekstrusif membeku di permukaan bumi berupa aliran lava,

sebagai bagian dari kegiatan gunung api. Batuan beku intrusif, antara lain berupa

 batholith, stock (korok), sill, dike (gang) dan lakolith dan lapolith (Gambar 2.1).

Karena pembekuannya di dalam, batuan beku intrusif memiliki kecenderungan

tersusun atas mineral-mineral yang tingkat kristalisasinya lebih sempurna

dibandingkan dengan batuan beku ekstrusi.Dengan demikian, kebanyakan batuan

 beku intrusi dalam (plutonik), seperti intrusi batolith, bertekstur fanerik, sehingga

tidak membutuhkan pengamatan mikroskopis lagi. Batuan beku hasil intrusi

dangkal seperti korok gunung api (stock), gang (dike), sill, lakolith dan lapolith

umumnya memiliki tekstur halus karena sangat dekat dengan permukaan.

2

Page 3: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 3/46

Gambar 2.1 Macam-macam morfometri intrusi batuan beku, yaitu batholith, stock,

sill dan dike

Jenis dan sifat batuan beku ditentukan dari tipe magmanya.Tipe magma

tergantung dari komposisi kimia magma. Komposisi kimia magma dikontrol dari

limpahan unsur-unsur dalam bumi, yaitu Si, Al, Fe, Ca, Mg, K, Na, H, dan O

yang mencapai hingga 99,9%. Semua unsur yang berhubungan dengan oksigen

(O) maka disebut sebagai oksida, SiO2 adalah salah satunya.Sifat dan jenis batuan

 beku dapat ditentukan dengan didasarkan pada kandungan SiO2 di dalamnya.Tabel 2.1 Tipe batuan beku dan sifat-sifatnya (Nelson, 2003)

Menurut keterdapatannya, berdasarkan tatanan tektonik dan posisi

 pembekuannya (Tabel 2.2), batuan beku diklasifikasikan sebagai batuan intrusi

 plutonik (dalam) berupa granit, syenit, diorit dan gabro. Intrusi dangkal yaitu

3

Page 4: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 4/46

dasit, andesit, basaltik andesitik, riolit, dan batuan gunung api (ekstrusi yaitu

riolit, lava andesit, lava basal.

Tabel 2.2.Klasifikasi batuan beku berdasarkan letak / keterdapatannya.

Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku dapat dikelompokkan

menjadi tiga, tergantung dari persentase mineral mafik dan felsiknya. Secara

umum, limpahan mineral di dalam batuan, akan mengikuti aturan reaksi Bowen.

Hanya mineral-mineral dengan derajad kristalisasi tertentu dan suhu kristalisasi

yang relatif sama yang dapat hadir bersama-sama (mineral asosiasi; Tabel 2.3)Tabel 2.3. Bowen reaction series yang berhubungan dengan kristalisasi mineral 

 penyusun dalam batuan beku

4

Page 5: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 5/46

2.2. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Mineralnya

2.2.1 Kelompok batuan beku intrusi plutonik 

a. Batuan beku basa dan ultra-basa: dunit, peridotit

Kelompok batuan ini terbentuk pada suhu 1000-1200o C, dan

melimpah pada wilayah dengan tatanan tektonik lempeng samudra,

antara lain pada zona pemekaran lantai samudra dan busur-busur 

kepulauan tua. Dicirikan oleh warnanya gelap hingga sangat gelap,

mengandung mineral mafik (olivin dan piroksen klino) lebih dari 2/3

 bagian; batuan faneritik (plutonik) berupa gabro dan batuan afanitik 

(intrusi dangkal atau ekstrusi) berupa basalt dan basanit.Didasarkan atas

tatanan tektoniknya, kelompok batuan ini ada yang berseri toleeit, Kalk-

alkalin maupun alkalin, namun yang paling umum dijumpai adalah seri

 batuan toleeit.

Kelompok batuan basa diklasifikasikan menjadi dua kelompok 

 besar dengan didasarkan pada kandungan mineral piroksen, olivin dan

 plagioklasnya; yaitu basa dan ultra basa (Gambar 2.2).Batuan beku basa

mengandung mineral plagioklas lebih dari 10% sedangkan batuan beku

5

Page 6: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 6/46

ultra basa kurang dari 10%.Makin tinggi kandungan piroksen dan olivin,

makin rendah kandungan plagioklasnya dan makin ultra basa (Gambar 

2.2 bawah).batuan beku basa terdiri atas anorthosit, gabro, olivin gabro,

troktolit (Gambar 2.2. atas). Batuan ultra basa terdiri atas dunit,

 peridotit, piroksenit, lherzorit, websterit dan lain-lain (Gambar 2.2

 bawah).

Gambar 2.2 Klasifikasi batuan beku basa (mafik) dan ultra basa (ultra mafik; sumber IUGS 

classification)

b. Batuan beku asam – intermediet

Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayah dengan

tatanan tektonik kratonik (benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa

dan Amerika.Kelompok batuan ini membeku pada suhu 650-

800oC.Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu batuan beku

6

Page 7: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 7/46

kaya kuarsa, batuan beku kaya feldspathoid (foid) dan batuan beku

miskin kuarsa maupun foid. Batuan beku kaya kuarsa berupa kuarzolit,

granitoid, granit dan tonalit; sedangkan yang miskin kuarsa berupa

syenit, monzonit, monzodiorit, diorit, gabro dan anorthosit (Gambar 

2.3). Jika dalam batuan beku tersebut telah mengandung kuarsa, maka

tidak akan mengandung mineral foid, begitu pula sebaliknya.

Gambar 2.3. Klasifikasi batuan beku bertekstur kasar yang memiliki

persentasi kuarsa, alkali feldspar, plagioklas dan feldspathoid lebih dari 10%

(sumber IUGS classification)

2.2.2 Kelompok batuan beku luar

Kelompok batuan ini menempati lebih dari 70% batuan beku yang

tersingkap di Indonesia, bahkan di dunia. Limpahan batuannya dapat

dijumpai di sepanjang busur vulkanisme, baik pada busur kepulauan masa

kini, jaman Tersier maupun busur gunung api yang lebih tua. Kelompok 

 batuan ini juga dapat dikelompokkan sebagai batuan asal gunung api.

7

Page 8: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 8/46

Batuan ini secara megaskopis dicirikan oleh tekstur halus (afanitik) dan

 banyak mengandung gelas gunung api. Didasarkan atas kandungan

mineralnya, kelompok batuan ini dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga

tipe, yaitu kelompok dasit-riolit-riodasit, kelompok andesit-trakiandesit dan

kelompok fonolit (Gambar 2.4).

Gambar 2.4. Klasifikasi batuan beku intrusi dangkal dan ekstrusi didasarkan atas kandungan

kuarsa, feldspar, plagioklas dan feldspatoid (sumber IUGS classification)

Tata nama tersebut bukan berarti ke empat unsur mineral harus

menyusun suatu batuan, dapat salah satunya saja atau dua mineral yang

dapat hadir bersama-sama. Di samping itu, ada jenis mineral asesori lain

yang dapat hadir di dalamnya, seperti horenblende (amfibol), piroksen

ortho (enstatit, diopsid) dan biotit yang dapat hadir sebagai mineral asesori

dengan plagioklas dan feldspathoid.

8

Page 9: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 9/46

Pada prinsipnya, feldspatoid adalah mineral feldspar yang terbentuk 

karena komposisi magma kekurangan silika, sehingga tidak cukup untuk 

mengkristalkan kuarsa.Jadi, limpahan feldspathoid berada di dalam batuan

 beku berafinitas intermediet hingga basa, berasosiasi dengan biotit dan

amfibol, atau biotit dan piroksen, dan membentuk batuan basanit dan trakit-

trakiandesit.Batuan yang mengandung plagioklas dalam jumlah yang besar,

 jarang atau sulit hadir bersama-sama dengan mineral feldspar, seperti

dalam batuan beku riolit.

2.3 Struktur Batuan Beku

1. Masif: padat dan ketat; tidak menunjukkan adanya lubang-lubang keluarnya

gas; dijumpai pada batuan intrusi dalam, inti intrusi dangkal dan inti lava; Ct:

granit, diorit, gabro dan inti andesit

2. Skoria: dijumpai lubang-lubang keluarnya gas dengan susunan yang tidak 

teratur; dijumpai pada bagian luar batuan ekstrusi dan intrusi dangkal,

terutama batuan vulkanik andesitik-basaltik; Ct: andesit dan basalt

3. Vesikuler: dijumpai lubang-lubang keluarnya gas dengan susunan teratur;

dijumpai pada batuan ekstrusi riolitik atau batuan beku berafinitas

intermediet-asam.

4. Amigdaloidal: dijumpai lubang-lubang keluarnya gas, tetapi telah terisi oleh

mineral lain seperti kuarsa dan kalsit; dijumpai pada batuan vulkanik trakitik;

Ct: trakiandesit dan andesit

9

Page 10: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 10/46

Gambar 2.5. Struktur batuan beku masif; terbentuk karena daya ikat masing-masing mineral

sangat kuat, contoh pada granodiorit dengan komposisi mineral plagioklas berdiameter >1 mm

(gambar atas) dan granit (gambar bawah) dengan komposisi kuarsa dan ortoklas anhedral

dengan diameter >1 mm.

Gambar 2.6.Struktur batuan beku skoria; dijumpai rongga-rongga bekas keluarnya gas saat

pembekuan yang sangat cepat.Contoh pada andesit basaltik porfirik pada posisi nikol sejajar

(atas) dan nikol silang (bawah). Batuan tersusun atas fenokris plagioklas berdiameter >1 mm

dan piroksen klino berdiameter 0,5-1,5 mm, dan tertanam dalam massa dasar gelas, kristal

mineral (plagioklas dan piroksen) dan rongga tak beraturan berdiameter <1 mm

2.4. Tekstur Batuan Beku

Tektur batuan menggambarkan bentuk, ukuran dan susunan mineral di

dalam batuan. Tektur khusus dalam batuan beku menggambarkan genesis proses

kristalisasinya, seperti intersertal, intergrowth atau zoning. Batuan beku intrusi

dalam (plutonik) memiliki tekstur yang sangat berbeda dengan batuan beku

ekstrusi atau intrusi dangkal. Sebagai contoh adalah bentuk kristal batuan beku

10

Page 11: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 11/46

dalam cenderung euhedral, sedangkan batuan beku luar anhedral hingga

subhedral (Tabel 2.4.)

Tabel 2.4. Tekstur batuan beku pada batuan beku intrusi dalam, intrusi dangkal 

dan ekstrusi dan pada batuan vulkanik 

2.4.1 Tekstur trakitik 

• Dicirikan oleh susunan tekstur batuan beku dengan kenampakan adanya

orientasi mineral- arah orientasi adalah arah aliran.

• Berkembang pada batuan ekstrusi / lava, intrusi dangkal seperti dike dan

sill.

• Gambar 2.7 adalah tekstur trakitik batuan beku dari intrusi dike trakit di

G. Muria; gambar kiri: posisi nikol sejajar dan gambar kanan: posisi

nikol silang.

11

Page 12: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 12/46

Gambar 2.7.Tekstur trakitik pada traki-andesit (intrusi dike di Gunung Muria).Arah orientasi

dibentuk oleh mineral-mineral plagioklas.Di samping tekstur trakitik juga masih menunjukkan

tekstur porfiritik dengan fenokris plagioklas dan piroksen orto.

12

Page 13: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 13/46

2.4.2 Tekstur Intersertal

• Yaitu tekstur batuan beku yang ditunjukkan oleh susunan intersertal

antar kristal plagioklas; mikrolit plagiklas yang berada di antara / dalam

massa dasar gelas interstitial .

Gambar 2.8.Tekstur intersertal pada diabas; gambar kiri posisi nikol sejajar dan gambar kanan

posisi nikol silang.Butiran hitam adalah magnetit.

13

Page 14: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 14/46

2.4.3 Tekstur Porfiritik 

1. Yaitu tekstur batuan yang dicirikan oleh adanya kristal besar (fenokris)

yang dikelilingi oleh massa dasar kristal yang lebih halus dan gelas.

2. Jika massa dasar seluruhnya gelas disebut tekstur vitrophyric.

3. Jika fenokris yang berkelompok dan tumbuh bersama, maka membentuk 

tekstur glomeroporphyritic.

Gambar 2.9. Gambar kiri: Tektur porfiritik pada basalt olivin porfirik dengan fenokris olivin

dan glomerocryst olivin (ungu) dan plagioklas yang tertanam dalam massa dasar plagioklas dan

granular piroksen berdiameter 6 mm (Maui, Hawaii). Gambar kanan: basalt olivin porfirik 

14

Page 15: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 15/46

yang tersusun atas fenokris olivin dan glomerocryst olivin (ungu) dan plagioklas dalam massa

dasar plagioklas intergranular dan piroksen granular berdiameter 6 mm (Maui, Hawaii)

2.4.4 Tekstur Ofitik 

Yaitu tekstur batuan beku yang dibentuk oleh mineral plagioklas yang

tersusun secara acak dikelilingi oleh mineral piroksen atau olivin (Gambar 

2.10).Jika plagioklasnya lebih besar dan dililingi oleh mineral ferromagnesian,

maka membentuk tekstur subofitic (Gambar 2.11). Dalam suatu batuan yang

sama kadang-kadang dijumpai kedua tekstur tersebut secara bersamaan.

Secara gradasi, kadang-kadang terjadi perubahan tektur batuan dari

intergranular menjadi subofitik dan ofitik.Perubahan tektur tersebut banyak dijumpai dalam batuan beku basa-ultra basa, contoh basalt. Perubahan tekstur 

dari intergranular ke subofitic dalam basalt dihasilkan oleh pendinginan yang

sangat cepat, dengan proses nukleasi kristal yang lebih lambat. Perubahan

terstur tersebut banyak dijumpai pada inti batuan diabasik atau doleritik (dike

 basaltik). Jika pendinginannya lebih cepat lagi, maka akan terjadi tekstur 

interstitial latit antara plagioclase menjadi gelas membentuk tekstur intersertal.

Gambar 2.10. Tekstur ofitik pada doleritik (basal); mineral plagioklas dikelilingi oleh mineral

olivin dan piroksen klino

15

Page 16: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 16/46

Gambar 2.11. Tekstur subofitik pada basal; mineral plagioklas dikelilingi oleh mineral

feromagnesian yang juga menunjukkan tekstur poikilitik 

2.5. Komposisi Mineral pada Batuan Beku

Komposisi mineral pada batuan beku ditentukan dari komposisi

kimiawinya.Didasarkan atas komposisi mineral mafik dan felsik yang

terkandung di dalamnya, batuan beku dapat dikelompokkan dalam tiga kelas,

yaitu asam, intermediet dan basa.Batuan beku asam tersusun atas mineral felsik 

lebih dari 2/3 bagian; batuan beku intermediet tersusun atas mineral mafik dan

felsik secara berimbang yaitu felsik dan mafik 1/3 hingga 2/3 secara proporsional; dan batuan beku basa tersusun atas mineral mafik lebih dari 2/3

 bagian (Tabel 2.4).

Tabel 2.4. Nama-nama batuan beku baik intrusi, ekstrusi dan batuan gunung

api yang didasarkan atas kandungan mineral mafik dan felsiknya; mineral-

mineral mafik: piroksen (olivin, klino- dan ortho-piroksen, amfibol dan biotit)

dan mineral-mineral felsik: K-Feldspar, kuarsa.

Komposisi mineral juga dapat menunjukkan seri magma asalnya, yaitu

toleeit, kalk-alkalin atau alkalin.Batuan-batuan dengan seri magma toleeit

 biasanya banyak mengandung mineral rendah Ca, batuan-batuan seri kalk-alkalin

 biasanya mengandung mineral tinggi Ca (seperti augit, amfibol dan titanit),

sedangkan batuan seri alkalin banyak mengandung mineral-mineral tinggi K 

16

Page 17: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 17/46

(seperti mineral piroksen klino).Tabel 2.6 menunjukkan sifat-sifat mineral

 penyusun dalam seri batuan toleeit, kalk-alkalin dan alkalin. Ketiga seri batuan

tersebut hanya dapat terbentuk pada tatanan tektonik yang berbeda; seri toleeit

 berkembang pada zona punggungan tengah samudra (MOR); seri kalk-alkalin

 berkembang dengan baik pada busur magmatik; dan seri alkalin berkembang

 pada tipe gunung api rifting.

17

Page 18: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 18/46

Tabel 2.5. Tiga tipe seri magmatik batuan beku dengan limpahan mineral penunjuknya

Tabel 2.6. Beberapa tipe magma dari batuan gunung api berdasarkan kandungan silika dan

keterdapatannya dari tatanan tektoniknya

18

Page 19: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 19/46

BAB III

HASIL DESKRIPSI

3.1 Sayatan Batuan Peraga Nomer 1

Kode Preparat : M 12 13

Perbesaran : 4 x

Tekstur Umum :

Granularitas : Equigranular (Fanerik)

Kristalinitas : Holokristalin

Fabrik : Hypidiamorf (Subhedral)

Tekstur Khusus:

Komposisi Mineral :

Plagioclas (Anortit)

Klino Piroksen

• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik,

• Gelapan miring (650, 350, 350)

• Index bias (+) sumbu 2

19

Page 20: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 20/46

Kelimpahan :

Mineral MP 1 (%) MP 2 (%) MP (%) Rata-rata (%)

Plagioclas 60 % (60+82) = 710

2

40 % (70+70) = 700

2

40 %(50 + 90) = 700

2

46 %

Piroksen 40 % (60+70) = 650

2

40 % (20+50) = 350

2

40 % (40+30) = 350

2

54 %

Gambar :

20

A B C D E F G H I J K  

1

2

3

4

5

67

MP 3

A B C D E F G H I J K  

1

2

3

4

5

67

MP 3

Page 21: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 21/46

Petrogenesa :

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma ultra

 basa.Hal ini di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral

ultrabasa berupa (klino piroksen dan anortite).Tempat pembentukan batuan ini

 berada pada lingkup plutonik pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari

mineral yang terbentuk berukuran besar maka waktu pembentukan relative lama

dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Pembentukan batuan ini di awali dengan

menyusun mineral anortite dengan suhu relative tinggi dan selanjutnya dari deretdiscontinuous yaitu piroksen dengan suhu relative tinggi.

 Nama Batuan :

Gabronorite (IUGS)

21

A B C D E F G H I J K  

1

2

3

4

5

6

7

MP 3

Page 22: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 22/46

3.2 Sayatan Batuan Peraga Nomer 2

Kode Preparat : FEB 2

Perbesaran : 4 x

Tekstur Umum :

Granularitas : Inequigranular (Porfiroafanit)

Kristalinitas : Hipokristaline

Fabrik : Hypidiamorfik  

Tekstur Khusus:

Komposisi Mineral :

Plagioclas (Bytonite, Labradorite)

(23) x 100 % = 29 %

(60 + 20)

Klino Piroksen

• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik,

• Gelapan miring (420, 750, 240)

• Index bias (+) sumbu 2

(57) x 100 % = 71 %

22

Page 23: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 23/46

(60 + 20)

Kelimpahan :

Mineral MP 1 (%) MP 2 (%) MP (%) Rata-rata (%)

Piroksen 60 % (64+20) = 420

2

50 % (105+45) = 750

2

60 %(8 + 40) = 240

2

57 %

Plagioclas 40 % (60+70) = 650

2

40 % (20+50) = 350

2

40 % (40+30) = 350

2

23 %

Massa Dasar 20 % 20 % 10 % 16 %

Gambar :

Petrogenesa :

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma basa.Hal ini

di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral basa berupa (klino

 piroksen, labradorite, dan bytonite).Tempat pembentukan batuan ini berada pada

lingkup plutonik pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari mineral yang

terbentuk berukuran besar maka waktu pembentukan relative lama dengan suhu

dan tekanan yang tinggi. Pembentukan batuan ini di awali dengan menyusun

mineral piroksen dan bytonite pada suhu dan tekanan tinggi dan selanjutnya dari

deret continuous yaitu labradorite dengan suhu relative rendah.

 Nama Batuan :

Gabronorite (IUGS)

23

Page 24: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 24/46

3.3 Sayatan Batuan Peraga Nomer 3

Kode Preparat : M 12 9

Perbesaran : 4 x

Tekstur Umum :

Granularitas : Equigranular (Fanerik)

Kristalinitas : Holokristalin

Fabrik : Panidiomorfik  

Tekstur Khusus: -

Komposisi Mineral :

Olivine

• Adanya belahan

Klino Piroksen

• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik,

• Gelapan miring (300, 300, 500)

• Index bias (+) sumbu 2

Kelimpahan :

24

Page 25: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 25/46

Mineral MP 1 (%) MP 2 (%) MP (%) Rata-rata (%)

Olivine 60 % 40 % 80 % 60 %

Piroksen 40 % (50+10) = 300

2

60 % (30+30) = 300

2

40 % (70+30) = 500

2

40 %

Gambar :

Petrogenesa :

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma ultra

 basa.Hal ini di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral

ultrabasa berupa (klino piroksen dan olivine).Tempat pembentukan batuan ini

 berada pada lingkup plutonik pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari

mineral yang terbentuk berukuran besar maka waktu pembentukan relative lama

dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Pembentukan batuan ini di awali denganmenyusun mineral olivine dengan suhu sangat tinggi dan selanjutnya dari deret

discontinuous yaitu klino-piroksen dengan suhu relative tinggi.

 Nama Batuan :

Lherzolite (IUGS)

25

Page 26: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 26/46

3.4 Sayatan Batuan Peraga Nomer 4

Kode Preparat :G 5

Perbesaran : 4 x

Tekstur Umum :

Granularitas : Inequigranular (Pofiroafanitik)

Kristalinitas : Hipokristalin

Fabrik : Xenomorfik  

Tekstur Khusus: -

Komposisi Mineral :

Plagioclas (Anortit)

Plagioclas (Bytonite)

(46) x 100 % = 82 %

(56)

Klino Piroksen

• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik,

• Gelapan miring

26

Page 27: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 27/46

• Index bias (+) sumbu 2

(10) x 100 % = 18 %

(56)

Kelimpahan :

Mineral MP 1 (%) MP 2 (%) MP (%) Rata-rata (%)

Plagioclas 65 % (36+48) = 420

2

30 % 40 %(73 + 51) = 620

2

46 %

Piroksen 10 % 20 % 5 % 10 %

Massa Dasar 25 % 50 % 55 % 44 %

Gambar :

Petrogenesa :

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma basa.Hal ini

di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral basa berupa (klino

 piroksen, bytonite, dan anortite).Tempat pembentukan batuan ini berada pada

lingkup hypabisal pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari mineral yang

terbentuk berukuran bervariasi maka waktu pembentukan relative sedang dengan

suhu dan tekanan yang bervariasi. Pembentukan batuan ini di awali dengan

menyusun mineral anortite dengan suhu relative tinggi dan selanjutnya dari deretdiscontinuous yaitu piroksen serta deret continuous yaitu bytonite dengan suhu

dan tekanan relative sama.

 Nama Batuan :

Gabronorite (IUGS)

27

Page 28: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 28/46

3.5 Sayatan Batuan Peraga Nomer 5

Kode Preparat : R 12 8

Perbesaran : 4 x

Tekstur Umum :

Granularitas : Equigranular (Fanerik)

Kristalinitas : Holokristalin

Fabrik : Hypidiamorf  

Tekstur Khusus: -

Komposisi Mineral :

Plagioclas (Labradorit)

Klino Piroksen

• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik,

• Gelapan miring (250)

• Index bias (+) sumbu 2

Kelimpahan :

Mineral MP 1 (%) MP 2 (%) MP (%) Rata-rata (%)

28

Page 29: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 29/46

Plagioclas 70 % (15+50) = 330

2

70 % (35+40) = 350

2

40 %(62 + 12) = 370

2

74 %

Piroksen 40 % (30+15) = 250

2

30 % 20 % 26 %

Gambar :

Petrogenesa :

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma basa.Hal ini

di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral basa berupa (klino

 piroksen dan labradorite).Tempat pembentukan batuan ini berada pada lingkup

 plutonik pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari mineral yang terbentuk 

 berukuran besar maka waktu pembentukan relative lama dengan suhu dan tekanan

yang tinggi. Pembentukan batuan ini di awali dengan menyusun mineral klino-

 piroksen dengan suhu dan tekanan relative tinggi dan selanjutnya di lanjutkan

deret continuous yaitu labradorite dengan suhu dan tekanan relative rendah.

 Nama Batuan :

Gabronorite (IUGS)

29

Page 30: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 30/46

3.6 Sayatan Batuan Peraga Nomer 6

Kode Preparat :R 12 6

Perbesaran : 4 x

Tekstur Umum :

Granularitas : Inequigranular (Porfiroafanite)

Kristalinitas : Hipokristaline

Fabrik : Hypidiamorfik  

Tekstur Khusus: -

Komposisi Mineral :

Plagioclas (Bytonite, Labradorite)

(45) x 100 % = 58 %

(15 + 45)

Biotite

Bentuk menjarum

Klino Piroksen

30

Page 31: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 31/46

• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik,

• Gelapan miring (630, 550, 600)

• Index bias (+) sumbu 2

(25) x 100 % = 42 %

(15 + 45)

Kelimpahan :

Mineral MP 1 (%) MP 2 (%) MP (%) Rata-rata (%)

Plagioclas 35 % (45+35) = 400

2

50 % (62+35) = 450

2

50 %(25 + 45) = 350

2

46 %

Piroksen 15 % (55+70) = 630

2

20 % (60+50) = 550

2

25 % (50+70) = 600

2

20 %

Massa Dasar 40 % 20 % 15 % 25 %

Biotite 10 % 10 % 10 % 10 %

Gambar :

Petrogenesa :

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma basa. Hal ini

di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral basa berupa (klino

 piroksen, bytonite, labradorite, danbiotite ). Tempat pembentukan batuan ini

 berada pada lingkup hypabisal pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari

mineral yang terbentuk berukuran bervariasi maka waktu pembentukan relative

sedang dengan suhu dan tekanan yang sedang. Pembentukan batuan ini di awali

dengan menyusun mineral bytonite dan klino-piroksen dengan suhu dan tekanan

relative sama dan selanjutnya dari deret discontinuous yaitu biotite dengan suhu

31

Page 32: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 32/46

relative rendah. Terdapat massa dasar merupakan bagian dari variasi suhu dan

tekanan yang berubah-ubah pada lingkup hypabisal.

 Nama Batuan :

Gabronorite (IUGS)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum Petrografi yang di laksanakan oleh Praktikan hari Rabu dan

Jum’at tanggal 1 dan 10 Mei 2013 dengan acara : Petrografi Batuan Beku

mengadakan pengamatan sayatan batuan peraga sebanyak 6 buah menggunakan

mikroskop polarisator. Adapun pengamatan yang di lakukan meliputi deskripsi

tekstur, komposisi mineral, dan presentase dari konstituen penyusun batuan. Hasil

deskrispi ini kemudian di analisis mengenai pembahasan petrogenesa dan

menentukan nama batuan bedasarkan klasifikasi Batuan Beku (IUGS) yang di pakai.

Dari hasil deskripsi 6 sayatan batuan yang di peroleh, di bahas sebagai berikut :

4.1 Sayatan Batuan Peraga Nomer 1

Pengamatan sayatan batuan beku pertamayang di amatioleh praktikan

menggunakan mikroskop polarisasi di Gedung Pertamina Sukowati Lantai III

Lab. Petrografi memiliki kode preparat M 12 13. Mikroskop polarisasi ini

menggunakan perbesaran lensa 4 x lebih besar dari perbesaran normal untuk 

mengetahui kenampakan tekstur batuan secara mikroskopis. Tekstur ini dapat

32

Page 33: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 33/46

menggambarkan bentuk, ukuran, dan susunan mineral di dalam batuan.

Pengamanatan tekstur ini meliputi tingkat granularitas, derajat kristalisasi, dan

 fabric.

Pertama berdasarkan tingkat granularitas pada batuan ini ialah equigranular 

yang menunjukkan ukuran butir kristal dengan pengamatan mikroskop polar 

tergolongukuran sedang berkisar 1-5 mm dan bentuk kristal relatif seragam.

Kenampakan equigranular ini menunjukan bahwa selama pembentukan kristal

dalam waktu yang relative lama. Di karenakan ikatan antar struktur kimia ini

membentuk rantai yang panjang. Pengamatan selanjutnya ialah derajat kristalisasi

yang menunjukkan keadaan proporsi antara massa kristal yang terkandung di

dalam batuan dengan massa gelasan. Derajat kristalisasi pada batuan ini ialah

holokristalin yang tersusun seluruhnya oleh massa kristal 100 %. Derajat

kristalisasi ini dalam pengamatan mikroskop polar dapat di ketahui ketika di

masukkan baji kuarsa sayatan tidak berubah warna menjadi merah muda setelah

di lakukan pemutaran meja preparat. Di ketahui pula kenampakan holokristalin ini

menunjukkan adanya proses pembentukan kristaljauh berada di bawah permukaan

 bumi dengan suhu dan tekanan yang relative tinggi tanpa adanya pengaruh fluida

dan udara luar. Pengamatan berikutnya ialah fabric meliputi bentuk butir dan

susunan hubungan kristal dalam suatu batuan. Fabric batuan ini tergolong

hypidiamorf  (subhedral) yang di ketahui dari batas bidang kristal mineral yang

terbentuk sebagian yang sempurna dan kurang jelas. Kondisi ini di ketahui

mineral yang terbentuk saat itu rongga atau ruang yang tersedia sudah tidak 

memadai untuk membentuk kristal secara sempurna.

Adapun mineral penyusun batuan ini yaitu plagioklas dan klino-piroksen.

Adapun sifat optik dari mineral-mineral tersebut ialah :

a. Mineral plagioklas (anortite), kenampakan plagioklas (anortite) pada

mikroskop dicirikan dengan warna hitam putih yang saling berselingan ketika

nikol bersilang, terdapat kembaran albit, memiliki belahan kristal satu arah.

33

Page 34: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 34/46

Presentase sebaran mineral plagioklas dengan rata-rata 46 % dari tigamedan

 pandang.

 b. Mineral klino-piroksen, kenampakan sifat fisik dari mineral ini adalah warna

merah coklat kehijauan, belahan satu arah dan gelapan miring. Mineral ini

memiliki kelimpahan rata-rata sekitar 54 % dari tiga medan pandang.

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma ultra

 basa.Hal ini di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral

ultrabasa berupa (klino piroksen dan anortite).Tempat pembentukan batuan ini

 berada pada lingkup plutonik pada zona subduksi / konvergen.

Di lihat dari mineral yang terbentuk berukuran besar maka waktu

 pembentukan relative lama dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Pembentukan

 batuan ini di awali dengan menyusun mineral anortite dengan suhu relative tinggi

dan selanjutnya dari deret discontinuous yaitu piroksen dengan suhu relative

tinggi.

Dari hasil perhitungan dapatkan rata-rata presentase klino-pirosen dari 3

sudut pandang yaitu 54 % dan Anortite 46 %.Sehingga di gunakan penamaan

dalam table (IUGS) di dapatkan Gabronorie (IUGS).

4.2 Sayatan Batuan Peraga Nomer 2

Pengamatan sayatan batuan beku pertama yang di amati oleh praktikan

menggunakan mikroskop polarisasi di Gedung Pertamina Sukowati Lantai III

Lab. Petrografi memiliki kode preparat FEB 2. Mikroskop polarisasi ini

menggunakan perbesaran lensa 4 x lebih besar dari perbesaran normal untuk 

mengetahui kenampakan tekstur batuan secara mikroskopis.Tekstur ini dapat

menggambarkan bentuk, ukuran, dan susunan mineral di dalam

 batuan.Pengamanatan tekstur ini meliputi tingkat granularitas, derajat

kristalisasi, dan fabric.

Pertama berdasarkan tingkat granularitas pada batuan ini ialah

equigranular yang menunjukkan ukuran butir kristal dengan pengamatan

34

Page 35: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 35/46

mikroskop polar tergolong ukuran kecil berkisar 1-3 mm dan bentuk kristal

relatif tidak seragam. Kenampakan inequigranular ini menunjukan bahwa

selama pembentukan kristal dalam waktu yang relative tidak sama, yaitu

 porfiroafanite. Di karenakan ikatan antar struktur kimia ini membentuk rantai

yang berbeda-beda di karenakan factor suhu dan tekanan yang mempengaruhi

yang berubah-ubah antara batas hypabisal dan plutonik. Pengamatan

selanjutnya ialah derajat kristalisasi yang menunjukkan keadaan proporsi antara

massa kristal yang terkandung di dalam batuan dengan massa gelasan. Derajat

kristalisasi pada batuan ini ialah hipokristalin yang tersusun sebagian oleh

massa kristal dan gelasan.Derajat kristalisasi ini dalam pengamatan mikroskop

 polar dapat di ketahui ketika di masukkan baji kuarsa sayatan tidak berubah

warna menjadi merah muda setelah di lakukan pemutaran meja preparat. Di

ketahui pula kenampakan hipokristalin ini menunjukkan adanya proses

 pembentukan kristalberada pada konsidi dan tekanan yang relative tinggi tanpa

adanya pengaruh fluida dan udara luar. Pengamatan berikutnya ialah fabric

meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan. Fabric

 batuan ini tergolong hypidiamorf (subhedral) yang di ketahui dari batas bidang

kristal mineral yang terbentuk sebagian yang sempurna dan kurang jelas.

Kondisi ini di ketahui mineral yang terbentuk saat itu rongga atau ruang yang

tersedia sudah tidak memadai untuk membentuk kristal secara sempurna.

Adapun mineral penyusun batuan ini yaitu plagioklas dan klino-piroksen.

Adapun sifat optik dari mineral-mineral tersebut ialah :

a. Mineral plagioklas (bytonite, labradorite) pada mikroskop dicirikan dengan

warna hitam putih yang saling berselingan ketika nikol bersilang, terdapat

kembaran albit, memiliki belahan kristal satu arah. Presentase sebaran

mineral plagioklas dengan rata-rata 57 % dari tigamedan pandang.

 b. Mineral klino-piroksen, kenampakan sifat fisik dari mineral ini adalah warna

merah coklat kehijauan, belahan satu arah dan gelapan miring. Mineral ini

memiliki kelimpahan rata-rata sekitar 23 % dari tiga medan pandang.

35

Page 36: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 36/46

c. Massa dasar merupakan bentuk dari mineral yang berukuran sangat kecil dan

tidak dapat di identifikasi yang melngkupi fenokris (Mineral besar) dengan

mikroskop polar, presentase mineral ini 10 %.

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma

 basa.Hal ini di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral basa

 berupa (klino piroksen, labradorite, dan bytonite).Tempat pembentukan batuan

ini berada pada lingkup plutonik pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari

mineral yang terbentuk berukuran besar maka waktu pembentukan relative lama

dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Pembentukan batuan ini di awali dengan

menyusun mineral piroksen dan bytonite pada suhu dan tekanan tinggi dan

selanjutnya dari deret continuous yaitu labradorite dengan suhu relative rendah.

Dari hasil perhitungan dapatkan rata-rata presentase klino-pirosen dari 3

sudut pandang yaitu 71 % dan Plagioclas 29 %. Sehingga di gunakan penamaan

dalam table (IUGS) di dapatkan nama batuan Gabronorie (IUGS).

4.3 Sayatan Batuan Peraga Nomer 3

Pengamatan sayatan batuan beku pertama yang di amati oleh praktikan

menggunakan mikroskop polarisasi di Gedung Pertamina Sukowati Lantai III

Lab. Petrografi memiliki kode preparat M 12 9. Mikroskop polarisasi ini

menggunakan perbesaran lensa 4 x lebih besar dari perbesaran normal untuk 

mengetahui kenampakan tekstur batuan secara mikroskopis.Tekstur ini dapat

menggambarkan bentuk, ukuran, dan susunan mineral di dalam

 batuan.Pengamanatan tekstur ini meliputi tingkat granularitas, derajat kristalisasi,

dan fabric.

Pertama berdasarkan tingkat granularitas pada batuan ini ialah equigranular 

yang menunjukkan ukuran butir kristal dengan pengamatan mikroskop polar 

tergolong ukuran sedang berkisar 1-5 mm dan bentuk kristal relatif seragam.

Kenampakan equigranular ini menunjukan bahwa selama pembentukan kristal

dalam waktu yang relative lama. Di karenakan ikatan antar struktur kimia ini

36

Page 37: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 37/46

membentuk rantai yang panjang. Pengamatan selanjutnya ialah derajat kristalisasi

yang menunjukkan keadaan proporsi antara massa kristal yang terkandung di

dalam batuan dengan massa gelasan. Derajat kristalisasi pada batuan ini ialah

holokristalin yang tersusun seluruhnya oleh massa kristal 100 %. Derajat

kristalisasi ini dalam pengamatan mikroskop polar dapat di ketahui ketika di

masukkan baji kuarsa sayatan tidak berubah warna menjadi merah muda setelah

di lakukan pemutaran meja preparat. Di ketahui pula kenampakan holokristalin ini

menunjukkan adanya proses pembentukan kristal jauh berada di bawah

 permukaan bumi dengan suhu dan tekanan yang relative tinggi tanpa adanya

 pengaruh fluida dan udara luar. Pengamatan berikutnya ialah fabric meliputi

 bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan. Fabric batuan ini

tergolong panidiamorfik (euhedral) yang di ketahui dari batas bidang kristal

mineral yang terbentuk sempurna dan jelas. Kondisi ini di ketahui mineral yang

terbentuk saat itu rongga atau ruang yang tersedia sudah tidak memadai untuk 

membentuk kristal secara sempurna.

Adapun mineral penyusun batuan ini yaitu plagioklas dan klino-piroksen.

Adapun sifat optik dari mineral-mineral tersebut ialah :

a. Mineral Olivin, Kenampakan sifat fisik dari mineral olivin pada batuan beku

ini adalah warna agak kehijauan, bentuk prismatik, pecahan tidak beraturan

dan tidak ada belahan. Rata-rata kelimpahan mineral ini pada medan pandang

yaitu sekitar 60%.

 b. Mineral klino-piroksen, kenampakan sifat fisik dari mineral ini adalah warna

merah coklat kehijauan, belahan satu arah dan gelapan miring. Mineral ini

memiliki kelimpahan rata-rata sekitar 40 % dari tiga medan pandang.

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma ultra

 basa.Hal ini di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral

ultrabasa berupa (klino piroksen dan olivine).Tempat pembentukan batuan ini

 berada pada lingkup plutonik pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari

mineral yang terbentuk berukuran besar maka waktu pembentukan relative lama

37

Page 38: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 38/46

dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Pembentukan batuan ini di awali dengan

menyusun mineral olivine dengan suhu sangat tinggi dan selanjutnya dari deret

discontinuous yaitu klino-piroksen dengan suhu relative tinggi.

Dari hasil perhitungan dapatkan rata-rata presentase klino-pirosen dari 3

sudut pandang yaitu 60 % dan Anortite 40 %.Sehingga di gunakan penamaan

dalam table (IUGS) di dapatkan Lherzolite (IUGS).

4.4 Sayatan Batuan Peraga Nomer 4

Pengamatan sayatan batuan beku pertama yang di amati oleh praktikan

menggunakan mikroskop polarisasi di Gedung Pertamina Sukowati Lantai III

Lab. Petrografi memiliki kode preparat G 5. Mikroskop polarisasi ini

menggunakan perbesaran lensa 4 x lebih besar dari perbesaran normal untuk 

mengetahui kenampakan tekstur batuan secara mikroskopis.Tekstur ini dapat

menggambarkan bentuk, ukuran, dan susunan mineral di dalam

 batuan.Pengamanatan tekstur ini meliputi tingkat granularitas, derajat

kristalisasi, dan fabric.

Pertama berdasarkan tingkat granularitas pada batuan ini ialah

equigranular yang menunjukkan ukuran butir kristal dengan pengamatan

mikroskop polar tergolong ukuran kecil berkisar 1-3 mm dan bentuk kristal

relatif tidak seragam. Kenampakan inequigranular ini menunjukan bahwa

selama pembentukan kristal dalam waktu yang relative tidak sama, yaitu

 porfiroafanite. Di karenakan ikatan antar struktur kimia ini membentuk rantai

yang berbeda-beda di karenakan factor suhu dan tekanan yang mempengaruhi

yang berubah-ubah antara batas hypabisal dan plutonik. Pengamatan

selanjutnya ialah derajat kristalisasi yang menunjukkan keadaan proporsi antara

massa kristal yang terkandung di dalam batuan dengan massa gelasan. Derajat

kristalisasi pada batuan ini ialah hipokristalin yang tersusun sebagian oleh

massa kristal dan gelasan.Derajat kristalisasi ini dalam pengamatan mikroskop

 polar dapat di ketahui ketika di masukkan baji kuarsa sayatan tidak berubah

38

Page 39: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 39/46

warna menjadi merah muda setelah di lakukan pemutaran meja preparat. Di

ketahui pula kenampakan hipokristalin ini menunjukkan adanya proses

 pembentukan kristalberada pada konsidi dan tekanan yang relative tinggi tanpa

adanya pengaruh fluida dan udara luar. Pengamatan berikutnya ialah fabric

meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan. Fabric

 batuan ini tergolong xenomorfik (anhedral) yang di ketahui dari batas bidang

kristal mineral yang terbentuk tidak sempurna dan saling menindih. Kondisi ini

di ketahui mineral yang terbentuk saat itu rongga atau ruang yang tersedia sudah

tidak memadai untuk membentuk kristal secara sempurna.

Adapun mineral penyusun batuan ini yaitu plagioklas dan klino-piroksen.

Adapun sifat optik dari mineral-mineral tersebut ialah :

a. Mineral plagioklas (anortite,bytonite) pada mikroskop dicirikan dengan

warna hitam putih yang saling berselingan ketika nikol bersilang, terdapat

kembaran albit, memiliki belahan kristal satu arah. Presentase sebaran

mineral plagioklas dengan rata-rata 46 % dari tigamedan pandang.

 b. Mineral klino-piroksen, kenampakan sifat fisik dari mineral ini adalah warna

merah coklat kehijauan, belahan satu arah dan gelapan miring. Mineral ini

memiliki kelimpahan rata-rata sekitar 10 % dari tiga medan pandang.

c. Massa dasar merupakan bentuk dari mineral yang berukuran sangat kecil dan

tidak dapat di identifikasi yang melngkupi fenokris (Mineral besar) dengan

mikroskop polar, presentase mineral ini 10 %.

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma

 basa.Hal ini di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral basa

 berupa (klino piroksen, bytonite, dan anortite).Tempat pembentukan batuan ini

 berada pada lingkup hypabisal pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari

mineral yang terbentuk berukuran bervariasi maka waktu pembentukan relative

sedang dengan suhu dan tekanan yang bervariasi. Pembentukan batuan ini di

awali dengan menyusun mineral anortite dengan suhu relative tinggi dan

39

Page 40: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 40/46

selanjutnya dari deret discontinuous yaitu piroksen serta deret continuous yaitu

 bytonite dengan suhu dan tekanan relative sama.

Dari hasil perhitungan dapatkan rata-rata presentase klino-pirosen dari 3

sudut pandang yaitu 82 % dan Plagioclas 18 % tanpa akumulasi dari massa

dasar. Sehingga di gunakan penamaan dalam table (IUGS) di dapatkan nama

 batuan Gabronorie (IUGS).

4.5 Sayatan Batuan Peraga Nomer 5

Pengamatan sayatan batuan beku pertama yang di amati oleh praktikan

menggunakan mikroskop polarisasi di Gedung Pertamina Sukowati Lantai III

Lab. Petrografi memiliki kode preparat M 12 8. Mikroskop polarisasi ini

menggunakan perbesaran lensa 4 x lebih besar dari perbesaran normal untuk 

mengetahui kenampakan tekstur batuan secara mikroskopis.Tekstur ini dapat

menggambarkan bentuk, ukuran, dan susunan mineral di dalam

 batuan.Pengamanatan tekstur ini meliputi tingkat granularitas, derajat kristalisasi,

dan fabric.

Pertama berdasarkan tingkat granularitas pada batuan ini ialah equigranular 

yang menunjukkan ukuran butir kristal dengan pengamatan mikroskop polar 

tergolong ukuran sedang berkisar 1-5 mm dan bentuk kristal relatif seragam.

Kenampakan equigranular ini menunjukan bahwa selama pembentukan kristal

dalam waktu yang relative lama. Di karenakan ikatan antar struktur kimia ini

membentuk rantai yang panjang. Pengamatan selanjutnya ialah derajat kristalisasi

yang menunjukkan keadaan proporsi antara massa kristal yang terkandung di

dalam batuan dengan massa gelasan. Derajat kristalisasi pada batuan ini ialah

holokristalin yang tersusun seluruhnya oleh massa kristal 100 %. Derajat

kristalisasi ini dalam pengamatan mikroskop polar dapat di ketahui ketika di

masukkan baji kuarsa sayatan tidak berubah warna menjadi merah muda setelah

di lakukan pemutaran meja preparat. Di ketahui pula kenampakan holokristalin ini

menunjukkan adanya proses pembentukan kristal jauh berada di bawah

40

Page 41: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 41/46

 permukaan bumi dengan suhu dan tekanan yang relative tinggi tanpa adanya

 pengaruh fluida dan udara luar. Pengamatan berikutnya ialah fabric meliputi

 bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan. Fabric batuan ini

tergolong hypidiamorf (subhedral) yang di ketahui dari batas bidang kristal

mineral yang terbentuk sebagian yang sempurna dan kurang jelas. Kondisi ini di

ketahui mineral yang terbentuk saat itu rongga atau ruang yang tersedia sudah

tidak memadai untuk membentuk kristal secara sempurna.

Adapun mineral penyusun batuan ini yaitu plagioklas dan klino-piroksen.

Adapun sifat optik dari mineral-mineral tersebut ialah :

a. Mineral plagioklas (labradorite), pada mikroskop dicirikan dengan warna

hitam putih yang saling berselingan ketika nikol bersilang, terdapat kembaran

albit, memiliki belahan kristal satu arah. Presentase sebaran mineral

 plagioklas dengan rata-rata 74 % dari tigamedan pandang.

 b. Mineral klino-piroksen, kenampakan sifat fisik dari mineral ini adalah warna

merah coklat kehijauan, belahan satu arah dan gelapan miring. Mineral ini

memiliki kelimpahan rata-rata sekitar 26 % dari tiga medan pandang.

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma

 basa.Hal ini di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral basa

 berupa (klino piroksen dan labradorite).Tempat pembentukan batuan ini berada

 pada lingkup plutonik pada zona subduksi / konvergen.Di lihat dari mineral yang

terbentuk berukuran besar maka waktu pembentukan relative lama dengan suhu

dan tekanan yang tinggi. Pembentukan batuan ini di awali dengan menyusun

mineral klino-piroksen dengan suhu dan tekanan relative tinggi dan selanjutnya di

lanjutkan deret continuous yaitu labradorite dengan suhu dan tekanan relative

rendah.

Dari hasil perhitungan dapatkan rata-rata presentase klino-pirosen dari 3

sudut pandang yaitu 24 % dan Anortite 76 %.Sehingga di gunakan penamaan

dalam table (IUGS) di dapatkan Gabronorie (IUGS).

41

Page 42: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 42/46

4.6 Sayatan Batuan Peraga Nomer 6

Pengamatan sayatan batuan beku pertama yang di amati oleh praktikan

menggunakan mikroskop polarisasi di Gedung Pertamina Sukowati Lantai III

Lab. Petrografi memiliki kode preparat R 12 6. Mikroskop polarisasi ini

menggunakan perbesaran lensa 4 x lebih besar dari perbesaran normal untuk 

mengetahui kenampakan tekstur batuan secara mikroskopis.Tekstur ini dapat

menggambarkan bentuk, ukuran, dan susunan mineral di dalam

 batuan.Pengamanatan tekstur ini meliputi tingkat granularitas, derajat

kristalisasi, dan fabric.

Pertama berdasarkan tingkat granularitas pada batuan ini ialah

equigranular yang menunjukkan ukuran butir kristal dengan pengamatan

mikroskop polar tergolong ukuran kecil berkisar 1-3 mm dan bentuk kristal

relatif tidak seragam. Kenampakan inequigranular ini menunjukan bahwa

selama pembentukan kristal dalam waktu yang relative tidak sama, yaitu

 porfiroafanite. Di karenakan ikatan antar struktur kimia ini membentuk rantai

yang berbeda-beda di karenakan factor suhu dan tekanan yang mempengaruhi

yang berubah-ubah antara batas hypabisal dan plutonik. Pengamatan

selanjutnya ialah derajat kristalisasi yang menunjukkan keadaan proporsi antara

massa kristal yang terkandung di dalam batuan dengan massa gelasan. Derajat

kristalisasi pada batuan ini ialah hipokristalin yang tersusun sebagian oleh

massa kristal dan gelasan.Derajat kristalisasi ini dalam pengamatan mikroskop

 polar dapat di ketahui ketika di masukkan baji kuarsa sayatan tidak berubah

warna menjadi merah muda setelah di lakukan pemutaran meja preparat. Di

ketahui pula kenampakan hipokristalin ini menunjukkan adanya proses

 pembentukan kristalberada pada konsidi dan tekanan yang relative tinggi tanpa

adanya pengaruh fluida dan udara luar. Pengamatan berikutnya ialah fabric

meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan. Fabric

 batuan ini tergolong hypidiamorf (subhedral) yang di ketahui dari batas bidang

kristal mineral yang terbentuk sebagian yang sempurna dan kurang jelas.

42

Page 43: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 43/46

Kondisi ini di ketahui mineral yang terbentuk saat itu rongga atau ruang yang

tersedia sudah tidak memadai untuk membentuk kristal secara sempurna.

Adapun mineral penyusun batuan ini yaitu plagioklas dan klino-piroksen.

Adapun sifat optik dari mineral-mineral tersebut ialah :

a. Mineral plagioklas (bytonite, labradorite) pada mikroskop dicirikan dengan

warna hitam putih yang saling berselingan ketika nikol bersilang, terdapat

kembaran albit, memiliki belahan kristal satu arah. Presentase sebaran

mineral plagioklas dengan rata-rata 46 % dari tigamedan pandang.

 b. Mineral klino-piroksen, kenampakan sifat fisik dari mineral ini adalah warna

merah coklat kehijauan, belahan satu arah dan gelapan miring. Mineral ini

memiliki kelimpahan rata-rata sekitar 20 % dari tiga medan pandang.

c. Biotite kenampakan yang di tunjukkan bentuk tekstur berupa menjarum dan

meruncing pada pengamatan mikroskop polar, presentase 10 %.

d. Massa dasar merupakan bentuk dari mineral yang berukuran sangat kecil dan

tidak dapat di identifikasi yang melngkupi fenokris (Mineral besar) dengan

mikroskop polar, presentase mineral ini 24 %.

Pengamatan petrografi pada batuan peraga ini memiliki sifat magma basa.

Hal ini di karenakan konstituen penyusun batuan terdiri dari mineral basa

 berupa (klino piroksen, bytonite, labradorite, dan biotite ). Tempat pembentukan

 batuan ini berada pada lingkup hypabisal pada zona subduksi / konvergen.Di

lihat dari mineral yang terbentuk berukuran bervariasi maka waktu

 pembentukan relative sedang dengan suhu dan tekanan yang sedang.

Pembentukan batuan ini di awali dengan menyusun mineral bytonite dan klino-

 piroksen dengan suhu dan tekanan relative sama dan selanjutnya dari deret

discontinuous yaitu biotite dengan suhu relative rendah. Terdapat massa dasar 

merupakan bagian dari variasi suhu dan tekanan yang berubah-ubah pada

lingkup hypabisal.

43

Page 44: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 44/46

Dari hasil perhitungan dapatkan rata-rata presentase klino-pirosen dari 3

sudut pandang yaitu 42% dan Plagioclas 58 %. Sehingga di gunakan penamaan

dalam table (IUGS) di dapatkan nama batuan Gabronorie (IUGS).

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

44

Page 45: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 45/46

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://wingmanarrows.wordpress.com/2012/05/26/petrografi-bab-v-petrografi-batuan-

 beku/#more-2279 (Di Akses pada hari sabtu tanggal 04 Mei 2013 Pukul 23.30

WIB).

45

Page 46: Laporan Batuan Beku Petrografi

7/16/2019 Laporan Batuan Beku Petrografi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-batuan-beku-petrografi 46/46