LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … Perwakilan... · Sasaran Strategis 1:...
-
Upload
duonghuong -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … Perwakilan... · Sasaran Strategis 1:...
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
TAHUN 2012
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat ii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ v
IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Organisasi ........................................ 1
B. Aspek Strategis Organisasi ...................................................................... 3
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ............................................ 3
D. Struktur Organisasi ................................................................................... 5
E. Sistematika Penyajian ............................................................................... 6
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ...................................... 8
A. Perencanaan Strategis 2012-2014 ............................................................. 8
1. Pernyataan Visi .................................................................................... 9
2. Pernyataan Misi ................................................................................... 13
3. Tujuan Strategis ................................................................................... 16
4. Sasaran Strategis .................................................................................. 17
5. Indikator Kinerja Utama .................................................................... 18
6. Program dan Kegiatan ......................................................................... 20
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2012 ................................................................. 22
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................ 25
A. Capaian Kinerja ......................................................................................... 25
B. Analisis Capaian Kinerja .......................................................................... 26
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya kualitas 1 Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan
Kementrian/Lembaga, dan 95% Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat iii
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan
intern pemerintah yang profesional dan
kompeten pada 80% Pemda
Sasaran Strategus 7: Meningkatnya efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan daerah sebesar 100%
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya Sistem Dukungan
Pengambilan Keputusan Yang Andal Bagi
Presiden/Pemerintah Daerah
C. Informasi Tambahan atas Capaian Kinerja Tahun 2012 ...................... 40
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 42
LAMPIRAN
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Target Program dan Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012
Lampiran 2 Penetapan Kinerja Tingkat Satuan Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat v
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 1.1 Struktur Organisasi
Tabel 1.1 Posisi Pegawi
Tabel 1.2 Mutasi SDM Perwakilan
Tabel 2.1 Tujuan Strategis Berdasarkan Misi
Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 2.3 Program dan Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 2.4 Perjanjian Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012
Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2012
Tabel 3.2 Perkembangan Capaian Indikator Sasaran Strategis 1
Tabel 3.3 Perkembangan Capaian Indikator Sasaran Strategis 2
Tabel 3.4 Perkembangan Capaian Indikator Sasaran Strategis 3
Tabel 3.5 Perkembangan Capaian Indikator Sasaran Strategis 4
Tabel 3.6 Perkembangan Capaian Indikator Sasaran Strategis 5
Tabel 3.7 Perkembangan Capaian Indikator Sasaran Strategis 6
Tabel 3.8 Perkembangan Capaian Indikator Sasaran Strategis 7
Tabel 3.9 Realisasi Anggaran DIPA Tahun 2012
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat vi
IKHTISAR EKSEKUTIF
Salah satu prinsip dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik
adalah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari
amanah atau mandat yang diterima suatu organisasi. Dengan landasan
pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 ini disusun berdasarkan sasaran strategis
dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat selama tahun 2012 yang
merupakan pelaksanaan dari amanah/mandat yang diterima. Selain untuk
memenuhi Inpres Nomor 7 Tahun 1999 yang mensyaratkan setiap instansi
pemerintah wajib menyusun suatu laporan akuntabilitas, maka laporan ini juga
merupakan kebutuhan kami dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja
dalam rangka memperoleh umpan balik untuk perbaikan peningkatan kinerja
organisasi secara menyeluruh.
Secara umum, faktor pendorong tercapainya target kinerja sebagaimana
tersebut di atas adalah makin meningkatnya kepercayaan stakeholders untuk
mendapatkan jasa konsultatif maupun asurans dari BPKP baik yang
disampaikan melalui permintaan penugasan Direktorat Perencanaan dan
Pengendalian (Rendal) maupun yang disampaikan langsung kepada
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat.
Laporan Akuntanbilitas Instansi Pemerintah ini merupakan prestasi
capaian kinerja yang akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran pada
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dalam upaya memperbaiki
pelaksanaan kinerja di masa mendatang sehingga kinerja yang dihasilkan
dapat lebih memberi manfaat kepada masyarakat maupun berbagai pihak yang
berkepentingan dengan organisasi.
Mamuju, 19 April 2013
Kepala Perwakilan
Gillbert A.H Hutapea
NIP 19600830 198012 1 001
001
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 1
BAB I - PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2012 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pogram dalam
mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan Tahun
2012 dan Penetapan Kinerja Tahun 2012, selain itu juga sebagai umpan balik untuk
mendorong perbaikan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat di tahun-tahun
yang akan datang.
Tugas, fungsi dan kewenangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat serta aspek
strategis organisasi, kegiatan dan layanan secara sistematika penyajian Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 lebih lanjut diuraikan sebagai
berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Organisasi
Sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non-Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 64 Tahun 2005,BPKP mempunyai tugas Pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat adalah instansi vertikal BPKP di daerah yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP.Fungsi BPKP sebagaimana
tersebut di atas saat ini telah diperluas dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 60 Tahun 2008, BPKP sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada Presiden
seperti dinyatakan dalam Pasal 49 PP tersebut, BPKP berperan mendukung akuntabilitas
Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara melalui fungsi pengawasan
intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
1. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak
dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada
kementerian/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan;
2. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam rangka pelaksanaan
pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara, Menteri Keuangan
melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi pemerintah lainnya;
3. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden:
a. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri
Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4);
b. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 2
Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan;
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan;
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan
keuangan dan pembangunan;
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP adalah Auditor Presiden yang bertugas
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan melakukan
pembinaan penyelenggaraan SPIP yang mempunyai tugas dan fungsi baru, yaitu
melakukan:
1. Pengawsan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu, yang
meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh menteri
keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari presiden
2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan kepada Menteri
Keuangan kepada Presiden;
4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari hasil
pengawasan BPKP dan APIP lainnya.
Terkait dengan tugas, fungsi dan kewenangan BPKP tersebut di atas, Presiden menerbitkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Keuangan Negara.Selain itu, untuk mempercepat implementasi penyelenggaraan
SPIP, Presiden menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi, dengan rencana aksi sebagai berikut:
1. Mendiagnosis keandalan sistem pengendalian yang ada;
2. Memperbaiki sistem pengendalian yang lama menjadi sistem pengendalian baru yang
menekankan pada soft control;
3. Menyusun peraturan sistem pengendalian intern.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 3
B. Aspek Strategis Organisasi
Dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mengawal pencapaian target rencana
jangka menengah pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat yang merupakan
perwakilan Madya (type B) yang dimulai Tahun 2011, telah menyusun Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2012-2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program, dan
kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2012-2014 berikut target output dan outcome yang akan
dicapai.
Terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),
mandat baru yang diemban BPKP adalah sebagai Auditor Presiden yang memiliki tugas
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan pembina SPIP untuk
seluruh instansi pemerintah. Mandat baru tersebut ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi
BPKP sebagaimana dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan Desember
2008. Strategi penguatan (reposisi) BPKP tahun 2012–2014 adalah Product Differences, Market
Differencesdan Methodology Differences.
Sebagai aparat pengawasan intern pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
juga memfokuskan kegiatannya dalam mendorong terselenggaranya otonomi daerah,
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan good governance dan
good coorporate governance, optimalisasi penerimaan negara/daerah, dan berperan aktif
dalam pemberantasan KKN. Lebih jauh lagi, sesuai dengan kemampuan sumber daya
manusia yang dimiliki, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat berusaha berperan
membantu mempercepat perbaikan manajemen pemerintahan daerah.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada Presiden seperti yang dinyatakan dalam
Pasal 49 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat berperan mendukung akuntabilitas Presiden di daerah dalam rangka
pelaksanaan pengelolaan keuangan negara/daerah melalui fungsi pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah.
Untuk mendukung perannya tersebut sebagaimana yang diamanatkan oleh BPKP Pusat,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dapat dimanfaatkan untuk mendukung
peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerahsebagai berikut:
1. Kegiatan Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
a. Audit Keuangan Pinjaman Luar Negeri (LOAN);
b. Audit Kinerja;
c. Audit Operasional;
d. Audit Operasional Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP);
e. Evaluasi Program;
f. Sosialisasi dan Pendampingan Penerapan Laporan Keuangan Instansi Pemerintah;
g. Pendampingan Inventarisasi Barang Milik Negara;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 4
h. Penugasan atas Permintaan UKP4 dan KPK;
i. Pendampingan Penyelenggaraan SPIP Instansi Vertikal.
2. Kegiatan Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah
a. Pendampingan Penyusunan RPJMD, Renstra, Tapkin dan LAKIP Pemda;
b. Sosialisasi Good Governance di Pemda;
c. Manajemen Risiko Sektor Publik;
d. Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(SAKD);
e. Asistensi/Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan Pemda;
f. Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah;
g. Bimbingan Teknis Pengelolaan Asset Daerah;
h. Pendampingan Reviu, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
i. Sosialiasi, Asistensi, Pendampingan SPIP Pemerintah Daerah.
3. Kegiatan Akuntan Negara
a. Asistensi Good Corporate Governance pada BUMN/D;
b. Asistensi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
c. Asistensi Penyusunan Corporate Plan (CP);
d. Asistensi Manajemen Asset BUMD;
e. Asistensi Key Performance Indicator/Balance Scorecard;
f. Sosialisasi dan Asistensi Implementasi Badan Layanan Umum RSUD;
g. Asistensi Pengembangan Manajemen Risiko;
h. Audit Keuangan;
i. Audit Kinerja BUMD;
j. Bimbingan Teknis Pengembangan Pengendalian Intern Berbasis COSO;
k. Asistensi dan Pendampingan Penerapan SAK ETAP pada PDAM.
4. Kegiatan Pengawasan Investigasi
a. Pemeriksaan Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi
praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain;
b. Pemberantasan KKN;
c. Membantu pemerintah memerangi KKN dengan membentuk gugus tugas anti
korupsi dengan keahlian audit forensic;
d. Membantu Perhitungan Kerugian Keuangan Negara;
e. Pemberian Keterangan Ahli;
f. Bantuan Tenaga Auditor;
g. Kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi, Kepolisian Daerah dan KPK;
h. Sosialisasi dan Pendampingan Penyusunan Program Anti Korupsi/Fraud Control
Plan (FCP);
i. Bimbingan Teknis Audit Investigasi bagi APIP;
j. Diagnostic Assesment Fraud Control Plan (FCP);
k. Sosialisasi Wilayah Tertib Administrasi/Zona Integritas menuju wilayah bebas
korupsi.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 5
5. Peningkatan Kapasitas SDM berupa pemberian bantuan tenaga instruktur dan
narasumber di bidang:
a. Akuntansi;
b. Auditing;
c. Manajemen Pengawasan;
d. Manajemen Anggaran dan Perbendaharaan;
e. Pengadaan Barang dan Jasa;
f. Fasilitator Ujian Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor bagi para Pejabat Fungsional
Auditor.
6. Kegiatan Lainnya
a. Asistensi Tata Kelola APIP;
b. Penyelenggaraan Diklat SPIP bagi Instansi Vertikal dan Pemerintah Daerah;
c. Konsultasi pengadaan barang dan jasa.
D. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan dan dibantu oleh Kepala Subbagian Tata
Usaha dan kelompok pejabat fungsional (lihat Gambar1.1).
Gambar 1.1 Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012
Jumlah SDM pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat per 31 Desember 2012
sebanyak 51 orang. Sesuai dengan fungsi/perannya, komposisi SDM tersebut di atas dapat
dilihat pada Tabel 1.1.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 6
TABEL 1.1 POSISI PEGAWAI
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT MENURUT JABATAN DAN PERAN
PER 31 DESEMBER 2012
Jabatan Jumlah (Orang)
Lap
Pegawai Bagian Tata Usaha 3 5,88%
Pejabat Fungsional Auditor:
Auditor Madya
Auditor Muda
Auditor Penyelia
Auditor Pertama
Auditor Pelaksana
3
6
4
2
24
5,88%
11,76%
7,84%
3,92%
47,06%
Pejabat Fungsional Arsiparis 1 1,96%
Tenaga Harian Lepas (THL) 6 11,76%
Jumlah 51 100%
Mutasi tambah/masuk pegawai ke Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat selama tahun
2012 sebanyak 41orang, terdiri dari:
TABEL 1.2 MUTASI SDM PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
SELAMA TAHUN 2012
Uraian Jumlah (Orang)
Jumlah SDM per 31 Desember 2011 10
Penambahan selama tahun 2012 (mutasi masuk):
Pejabat Fungsional/Pengendali Teknis
Pejabat Fungsional Ketua Tim/Anggota Tim
Pegawai Bagian Tata Usaha
Tenaga Harian Lepas (THL)
1
32
2
6
Jumlah penambahan 41
Pengurangan selama tahun 2012 -
Jumlah Pegawai per 31 Desember 2012 51
E. Sistematika Penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat selama tahun 2012.
Merupakan capaian kinerja 2012 diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (Performance
Agreement) Tahun 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 7
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan
diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa
datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 disusun dalam masing-masing bab
sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas latar belakang penyusunan LAKIP, gambaran umum
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat, dan sistematika penyajian.
Bab II – Perencanan dan Perjanjian Kerja
Menjelaskan muatan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
untuk periode 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Penetapan Kinerja untuk tahun
2012.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan capaian kinerja menyeluruh dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat selama tahun 2012 sebagai hasil implementasi keseluruhan program dan
kegiatan dalam periode tersebut.
Bab IV – Penutup
Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 ini dan menguraikan
rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 8
BAB II – PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan
dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga mulai tahun
2012 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.
Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012-2014
dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran dalam perspektif masing-
masing indikator sasaran strategis dengan maksud agar dapat melakukan penilaian
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.
A. Perencanaan Strategis 2012-2014
Perencanaan Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat adalah dokumen
perencanaan pembangunan tahun 2012-2014 untuk periode tiga tahun terhitung sejak tahun
2012 sampai dengan tahun 2014. Dokumen Renstra Perwakilan BPKP merupakan
penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan program BPKP Pusat dengan mengacu kepada
Kebijakan Pengawasan Nasional berdasarkan kondisi Perwakilan. Penetapan periode
Renstra selama tiga tahun ini disesuaikan dengan saat mulai beroperasinya secara penuh
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat pada awal tahun 2012 dan periode Renstra BPKP
Pusat dan RPJMN yang berakhir pada tahun 2014.
Perencanaan Strategis dimaksud merupakan rencana jangka panjang Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat yang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan dan seluruh
komponen organisasi. Perencanaan strategis bersifat adaptif terhadap perubahan-
perubahan, baik yang berasal dari internal maupun dari lingkungan eksternal organisasi.
Adapun model rencana strategis adalah sebagai berikut:
KEBIJAKAN PENGAWASAN NASIONAL
KEBIJAKAN PENGAWASAN BPKP PUSAT
PERNYATAAN VISI
PERNYATAAN MISI
PENETAPAN TUJUAN
STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN: 1. PROGRAM 2. KEGIATAN
ANALISIS LINGKUNGAN
ASUMSI-ASUMSI FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 9
Uraian ringkas komponen Perencanaan Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
Tahun 2012-2014 adalah sebagai berikut:
1. PERNYATAAN VISI
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, struktur rentra Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat mengacu pada renstra BPKP sesuai pedoman Penyusunan Renstra
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11
Agustus 2010. Termasuk terbitnya mandat sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP
memposisikan dirinya sebagai APIP yang bertanggung jawab kepada Presiden.
Kontribusi BPKP untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik, dan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas merupakan tujuan akhir yang
ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan manfaat yang dapat diberikan BPKP kepada
shareholder/stakeholder-nya.
Independensi ini sangat tepat untuk menggambarkan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat sebagai suatu aparat pengawasan intern yang dapat dipercaya. Kepercayaan adalah
modal utama dalam hubungan antara prinsipal dengan agen. Sebagai salah satu Kantor
Perwakilan BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dalam pernyataan visinya
mengacu dan mengelaborasi visi dan misi dari BPKP Pusat. Komitmen ini selanjutnya
dituangkan dalam pernyataan visi BPKP, yaitu:
Dalam visi di atas terdapat enam kata kunci, yaitu Auditor Presiden, Responsif, Interaktif,
Terpercaya, Akuntabilitas Keuangan Negara dan Berkualitas. Pemahaman atas makna kata-
kata kunci tersebut akan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang visi. Makna
ringkas dari masing-masing kata kunci tersebut adalah sebagai berikut:
Auditor Presiden
Sebagai Auditor Presiden dipilih untuk menunjukkan kesan yang kuat bahwa BPKP
merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang memiliki kompetensi dan dapat
dipercaya oleh Presiden untuk membantu dalam menjalankan fungsi pengawasan
khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Sebagai Auditor Presiden di daerah,
Perwakilan BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang melihat dan mendengar
secara langsung fakta, data maupun informasi dan segera merespon melalui suatu sistem
VISI AUDITOR PRESIDEN YANG RESPONSIF, INTERAKTIF, DAN TERPERCAYA
UNTUK MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA YANG
BERKUALITAS
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 10
peringatan dini yang memberikan manfaat kepada Presiden. Oleh karena itu, lingkup
pengawasan yang menjadi perhatian Perwakilan BPKP adalah hal-hal yang bersifat
strategis, makro, lintas sektoral dan berskala nasional. Kegiatan pengawasan difokuskan
kepada pengawasan keuangan negara yang menyentuh rakyat banyak, terutama yang
mendukung pertumbuhan, dan meningkatkan kesejahteraan.
Dalam posisi sebagai Auditor Presiden, Perwakilan BPKP mengemban amanah dan
tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi ataupun
simptom-simptom kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara dan
mampu memberikan rekomendasi yang dapat laksanakan (applicable) kepada pemerintah,
khususnya Pemerintah Daerah. Dalam konteks tersebut, Perwakilan BPKP konsekuen untuk
meyakini bahwa alasan keberadaannya terutama lebih ditekankan kepada upaya
penciptaan proses governance, manajemen risiko, dan penerapan sistem pengendalian guna
mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas, meskipun fungsi atestasi
terhadap asersi manajemen masih dapat dilakukan.
BPKP sebagai Auditor Presiden sebagai Kepala Pemerintahan yang membedakan dirinya
dari lembaga pengawasan yang lain adalah dimilikinya kompetensi pengawasan di bidang
akuntabilitas keuangan negara. Kompetensi inti ini sejalan dengan kewenangan Presiden
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 6 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, yaitu Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan
pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.
Visi Perwakilan BPKP sebagai Auditor Presiden merupakan visi yang strategis untuk
mendukung visi BPKP dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact
maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian,
lembaga dan pemerintah daerah. Dengan demikian diharapkan informasi yang dihasilkan
dari proses/kegiatan pengawasan oleh Auditor Presiden bersifat obyektif, tidak bias dan
tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi.
Responsif
Responsif, cepat memberikan respon (tanggapan), tidak masa bodoh, dan bereaksi secara
tepat dan simpatik kepada seseorang atau suatu peristiwa. Auditor Presiden yang responsif
mengandung makna bahwa dalam menjalankan perannya, Auditor BPKP tanggap terhadap
permasalahan yang dihadapi pemerintah dan segera memberikan respon/masukan kepada
pengambil kebijakan.
Ini berarti bahwa BPKP tidak boleh berlama-lama dalam menentukan langkah-langkah
pengawasan yang akan dilakukan dalam mengamankan dan menyukseskan kebijakan
nasional yang ditetapkan oleh Presiden. Dalam konteks ini, berarti BPKP tidak harus
menunggu penugasan dari Presiden, justru dengan sistem peringatan dini yang dimiliki
oleh BPKP, maka BPKP dapat segera menentukan langkah-langkah pengawasan yang
efektif secara mandiri untuk mengawal kesuksesan pelaksanaan kebijakan Presiden dan
segera mengusulkan titik-titik prioritas pengawasan yang akan dilakukan untuk suksesnya
kebijakan nasional.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 11
Interaktif
Sifat interaktif memiliki makna saling aktif atau komunikasi dua arah. Interaktif merupakan
perkembangan lebih lanjut dari tahapan sebelumnya yang bersifat reaktif dan proaktif. Dari
reaktif yang berarti bereaksi setelah adanya suatu kejadian, kemudian berkembang menjadi
proaktif yang mengedepankan inisiatif untuk bertindak namun masih melihat dari sisi
BPKP (satu sisi), dan kini bersifat interaktif yang mengandung nuansa bahwa BPKP
memperhatikan/mendengarkan kepentingan/kebutuhan stakeholders. Dengan pengertian
tersebut maka komunikasi antara BPKP dengan stakeholders ataupun pelanggan haruslah
selalu terjalin dengan baik dan efektif. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP harus membuka
saluran-saluran komunikasi yang efektif, menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP
lain dalam menjalankan perannya.
Selain itu, Perwakilan BPKP dapat menjelaskan dengan baik hasil-hasil pengawasan
maupun sistem pengendalian intern yang diperlukan oleh para pengguna/stakeholders.
Sifat interaktif ini mendorong perlunya kemampuan dan kompetensi yang tinggi bagi para
auditor Perwakilan BPKP untuk berperan sebagai guru, expert, maupun tempat bertanya
yang dapat diandalkan di bidang pengawasan.
Terpercaya
Terpercaya berarti dapat diandalkan, bertanggung jawab, dan dapat melaksanakan tugas
dengan baik sesuai dengan mandat yang diberikan. Perwakilan BPKP telah menyatakan
dalam visinya sebagai Auditor Presiden yang terpercaya, yang berarti Perwakilan BPKP
memiliki integritas yang tinggi yang didukung profesionalisme yang tinggi, sehingga dapat
diandalkan untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas, bermanfaat dan sesuai dengan
harapan shareholders dan stakeholders.
Presiden sebagai Kepala Pemerintahan merupakan pemegang akuntabilitas keuangan
negara yang tidak dapat didelegasikan kepada pihak lain membutuhkan keahlian BPKP
sebagai Auditor Presiden dalam melakukan pengawasan di bidang keuangan negara.
Kepercayaan terhadap kinerja BPKP telah tumbuh yang terbukti dengan ditetapkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 mengenai SPIP yang memberikan mandat
kepada BPKP untuk melakukan pengawasan intern di bidang keuangan negara dan
membina SPIP. Kepercayaan stakeholders kepada BPKP juga ditunjukkan dengan banyaknya
permintaan stakeholders kepada BPKP untuk membenahi sistem dan tata kelola
pemerintahan.
Akuntabilitas Keuangan Negara
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 12
mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media
pertanggungjawaban, yang dilaksanakan secara periodik. Sedangkan keuangan negara
sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, berarti semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan negara ini meliputi
Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara
dan membayar tagihan pihak ketiga;
Penerimaan Negara;
Pengeluaran Negara;
Penerimaan Daerah;
Pengeluaran Daerah;
Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/daerah;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
Dengan demikian, akuntabilitas keuangan negara memiliki lingkup yang luas, yaitu
pertanggungjawaban atas semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, yang dimiliki negara
dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan negara/daerah,
dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara dalam rangka
penyelenggaraaan pemerintahan negara. Akuntabilitas keuangan negara tidak sekedar
pertanggungjawaban penggunaan dana dan proses pengelolaannya, namun yang terpenting
adalah pertanggungjawaban kinerja/hasil (outcome) atas pengelolaan keuangan negara.
Sesuai dengan pasal 6 ayat 1 UU No.17 Tahun 2003, Presiden selaku Kepala Pemerintahan
memegang kekuasaaan pengelolaan Keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan
Pemerintahan. Selanjutnya, kekuasaan tersebut:
Dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah
dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
Dikuasakan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya;
Diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintahan Daerah
untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam pemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 13
Meskipun pengelolaan keuangan negara tersebut dapat dikuasakan, namun akuntabilitas
keuangan negara tetap melekat pada Presiden. Akuntabilitas keuangan negara oleh
Presiden ini meliputi kewajiban seorang Presiden untuk memberikan pertanggungjawaban
atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan Presiden di bidang keuangan
negara kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban. Prinsip akuntabilitas keuangan negara menghendaki bahwa proses
pengambilan keputusan atau kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan
dikritisi. Selain itu, pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat ditelusuri
sampai ke bukti dasarnya (traceableness) dandapat diterima secara logis (reasonableness).
BPKP sebagai Auditor Presiden berperan membantu pengawasan dalam bidang keuangan
negara agar akuntabilitas Presiden dapat memuaskan seluruh rakyat Indonesia.
Berkualitas
Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri yaitu
akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa pertanggungjawaban keuangan
negara harus dapat diandalkan, mengungkapkan secara terbuka informasi yang material
dan relevan serta berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak terkait.
Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas Presiden sebagai
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara.
2. PERNYATAAN MISI
Misi merupakan menjabarkan lebih lanjut visi dan berisi pernyataan tentang apa yang akan
dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan kewenangan
yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula diatur dalam
Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka
BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup
penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat adalah
sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Wilayah
perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat;
b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di
Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat;
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 14
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/Pemerintah di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat.
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut :
Fungsi utama BPKP memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.
Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat
memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar Kementerian
Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP.Pengawasan atas
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan kegiatan BPKP dalam
rangka merespon permasalahan-permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani
(current issues) sesuai dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan
tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor Presiden.
Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan
keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan
MISI 2 Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintahdi Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
MISI 1 Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 15
lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Tanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI berada di tangan
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing.
Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi pemerintah ini
diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008. Kegiatan
pembinaan SPIP tersebut mencakup penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP,
Sosialisasi SPIP, Pendidikan dan pelatihan SPIP, Pembimbingan dan konsultansi SPIP
sertaPeningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.
Tanggung jawab BPKP sebagai komunitas pengawasan intern pemerintah, untuk turut serta
dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem
pengawasan nasional terpadu tentunya dilakukan bersama-sama APIP lainnya yaitu
Inspektorat Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL,
maupun dengan Instansi Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan
seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta
Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP baik dari sisi Sumber Daya Manusia,
organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup pembinaan kompetensi APIP, melalui
pendidikan dan pelatihan auditor, pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi
auditor, penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, pengembangan
kapasitas internal BPKP, pemeriksaan/pengawasan internal BPKP, pendukung/fasilitasi
pengawasan dan sinergi dengan APIP lain.
Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem dukungan
pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem
Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs.
Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi
akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web, online,
MISI 4 Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang
andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
MISI 3 Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 16
dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh
(integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini
Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-
time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara
realisasi dengan rencana pada saat tertentu.
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-masing
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun indikator capaian
kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam menyampaikan
akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP
mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap
kebuntuan (missing link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
mensinergikan sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah)
sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk
memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing program/agenda
Pemerintah.
3. TUJUAN STRATEGIS
Tujuan strategis merupakan penjabaran dari misi yang telah ditetapkan dan bersifat lebih
operasional yang merupakan hasil akhir yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam batas
waktu satu sampai dengan lima tahun. Masing-masing tujuan dirumuskan dengan
mempertimbangkan keseimbangan empat perspektif yaitu dari perspektif manfaat bagi
pihak stakeholders, manfaat kepada auditan/pengguna jasa, perspektif proses internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat memiliki enam tujuan yang dapat
dikelompokkan berdasarkan pendekatan empat perspektif dan berdasarkan misi, dengan
uraian sebagai berikut:
A. Tujuan berdasarkan empat perspektif manfaat bagi stakeholders
Pengelompokan enam tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat berdasarkan
pendekatan perspektif manfaat adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas program pemerintah dan kebendaharaan umum
negara;
2. Meningkatnya tata kepemerintahan daerah yang baik;
3. Terciptanya iklim yang memudahkan pengungkapan kasus kerugian keuangan negara;
4. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;
5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten;
6. Terimplementasinya sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/pemerintah.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 17
B. Tujuan berdasarkan misi
Pengelompokan enam tujuan berdasarkan misi adalah sebagaimana terlihat pada tabel
berikut:
TABEL 2.1 TUJUAN STRATEGIS BERDASARKAN MISI
MISI TUJUAN STRATEGIS
Misi 1:
Meningkatkan pengawasan intern terhadapakuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Provinsi Sulawesi Barat.
1.1 Meningkatnya kualitas akuntabilitas Program Pemerintah dan Kebendaharaan Umum Negara
1.2 Meningkatnya Tata Kepemerintahan daerah yang baik
1.3 Terciptanya iklim yang memudahkan pengungkapan kasus Kerugian Keuangan Negara
Misi 2:
Meningkatkan efektifitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahdi Provinsi Sulawesi Barat.
2.1 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah
Misi 3:
Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Provinsi Sulawesi Barat
3.1 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang profesional dan kompeten
Misi 4:
Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi pemerintah di ProvinsiSulawesi Barat
4.1 Terimplementasinya sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/pemerintah
4. SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara
spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan.
Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun
waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan
pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat untuk tahun 2012-2014 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 18
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah
Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD;
4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten pada 80% K/L/Pemda;
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaan keuangan sebesar 100%.
8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.
Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
untuk tahun 2012-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Setiap program dan kegiatan dalam Renstra dinyatakan dalam suatu indikator kinerja yang
spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Hanya dengan indikator
kinerja yang memenuhi kelima karakterisitik kualitatif inilah keberhasilan pencapaian
program dan kegiatan nantinya dapat dilakukan. Keberhasilan program diukur dengan
indikator hasil (outcome), sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan
indikator keluaran (output). Penetapan indikator program dilakukan dengan
mempertimbangkan tujuan program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung program
tersebut.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009, pencapaian indikator
hasil (outcome) merupakan tanggung jawab unit Eselon I sedangkan pencapaian indikator
keluaran (output) merupakan tanggung jawab unit Eselon II atau unit Eselon III mandiri.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat sebagai sebuah unit kerja Eselon III mandiri yang
merupakan perpanjangan tangan BPKP Pusat di daerah bertanggung jawab atas pencapaian
indikator-indikator output sebagai dukungan terhadap pencapaian indikator outcome BPKP
Pusat.
Indikator kinerja utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat disajikan pada
tabel berikut ini:
TABEL 2.2
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
PERWAKILANBPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
No. Indikator Kinerja Utama
Tujuan 1:Meningkatnya kualitas akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran Strategis 1.1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1. Laptase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 19
No. Indikator Kinerja Utama
2. Laptase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Tujuan Strategis 1.2.Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Daerah sebesar 87,50%
3. Laptase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
4. Laptase hasil pengawasan BUN/D yang disampaikan ke Pusat
5. Laptase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Sasaran Strategis 2.1:Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
6. Laptase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
7. Laptase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tujuan 3: Pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi
Sasaran Strategi 3.1 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
8. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
9. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
10. Laptase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
11. Laptase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
12. Laptase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
13. Laptase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
Tujuan 4: Tercapainya Efektiviyas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Pemerintah
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
14. Laptase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
15. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
16. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Tujuan 5: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
17. Laptase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
18. Laptase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
19. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
20. Laptase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
21. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
22. Laptase pemanfaatan asset
23. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
24. Laptase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Tujuan 6: Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah Daerah
Sasaran Strategis 6: Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
25. Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 20
6. PROGRAM DAN KEGIATAN
Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan
oleh seluruh komponen organisasi guna mencapai tujuan. Hal-hal yang menjadi landasan
penetapan program kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat adalah, memperhatikan
kepentingan masing-masing kelompok/gugus tugas, Menyesuaikan Program Kerja BPKP
Pusat, mempertimbangkan keadaan masa lampau, kini dan masa datang, memperhatikan
skala prioritas yang menunjang visi dan misi.
Program Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012 disusun dengan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi, visi dan misi yang telah ditetapkan dan penetapan
kinerja tahun 2012,terdiri dari:
1. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP;
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.
Berdasarkan program-program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan. Kegiatan
merupakan bagian dari program, dimana pada level kantor perwakilan dilaksanakan oleh
koordinator pengawasan yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana dan atau kombinasi
dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Koordinator pengawasan
bersifat memberikan pelayanan eksternal dengan melaksanakan kegiatan teknis. Sedangkan
kegiatan generik dilaksanakan oleh koordinator administrasi ketatausahaan yang bersifat
memberikan pelayanan internal, yaitu Subbagian Tata Usaha.
Program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis tahun 2012 secara ringkas dapat
dilihat pada Tabel 2.3:
Tabel 2.3
Program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
No. Kegiatan
Program 1: Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian
2. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Perekonomian
3. Pengawasan Atas Proyek PHLN
4. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Polsoskam
5. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Polsoskam
6. Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam
2. Sasaran Strategis: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Daerah sebesar 87,50%
7. Pengawasan Atas Penerimaan Negara Bidang Polsoskam
8. Pengawasan Atas Penerimaan Negara Sektor Korporat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 21
No Kegiatan
3. Sasaran Strategis: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
9. Pengawasan BUN Bidang Polsoskam
10. Pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah
11. Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat
12. Pengawasan Atas Kinerja BUMD
13. Pengawasan BUN Bidang Akuntan Negara
14. Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD
4. Sasaran Strategi : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
15. Sosialisasi Masalah Korupsi
16. Bimtek/Asistensi Implementasi FCP
17. KajianPengawasan
18. Audit Investigasi Atas HKP, Eskalasi dan Klaim
19. Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli Atas
Permintaan Instansi Penyidik
20. Audit Investigasi Atas Permintaan Instansi Lainnya
21. Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat
5. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
22. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Perekonomian
23. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Polsoskam
24. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah
6. Sasaran Strategis: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% Pemda
25. Pengawasan Atas Kinerja Pelayanan Publik Bidang Keuangan Daerah
26. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Keuangan Daerah
27. Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang Polsoskam
28. Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD
29. Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah
30. Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA dan APIP Daerah
31. Hasil evaluasi penerapan tata keloala APIP Daerah
7. Sasaran Strategis: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan daerah sebesar 100%.
32. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Keuangan Daerah
8. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Yang Andal
Bagi Presiden/Pemerintah Daerah
33. Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Keuangan Daerah
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 22
Sedangkan kegiatan-kegiatan generik adalah sebagai berikut:
B. PerjanjianKinerja Tahun 2012
Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dituangkan dalam dokumen
Penetapan Kinerja Tahunan. Dasar hukum penyusunan Penetapan Kinerja adalah Inpres
Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditindaklanjuti
dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Peraturan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan
tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu
tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus
penetapan kinerja antara lain adalah untuk:
1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata
komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
2) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai
dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat telah membuat penetapan kinerja tahun 2012
secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja
KEGIATAN GENERIK
1. KEGIATAN YANG BERADA PADA PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN
PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA-BPKP:
PELAYANAN GAJI HONORARIUM DAN TUNJANGAN;
PELAYANAN OPERASIONAL PERKANTORAN;
PENYUSUNAN RENCANA KERJA/TEKNIS;
PEMBINAAN ADMINISTRASI PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN;
PEMBINAAN ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN KEUANGAN;
PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI;
PEMBINAAN ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN PERLENGKAPAN;
PEER REVIU PENGAWASAN PERWAKILAN;
PEMBINAAN DAN PENILAIAN JABATAN FUNGSIONAL;
PENYELENGGARAAN SIM DI INTERNAL BPKP.
2. KEGIATAN YANG BERADA PADA PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN
PRASARANA APARATUR NEGARA-BPKP:
PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA-PERWAKILAN BPKP.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 23
ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2012. Penetapan
kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat disusun dengan berdasarkan pada
Rencana Kinerja Tahun 2012 yang telah ditetapkan sehingga secara substansial Penetapan
Kinerja Tahun 2012 tidak ada perbedaan dengan Rencana Kinerja Tahun 2012. Subtansi
yang ada dalam Rencana Kinerja Tahunan maupun Penetapan Kinerja memuat tentang
indikator output pada program teknis dan program generik yang akan dicapai pada tahun
2012 mengacu pada Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat. Rincian
Penetapan Kinerja Tahun 2012 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2012
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian Lap 12
2. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Perekonomian Lap 7
3. Pengawasan Atas Proyek PHLN Lap 15
4. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Polsoskam Lap 10
5. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Polsoskam Lap 0
6. Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam Lap 11
2. Sasaran Strategis: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Daerah sebesar
87,50%
7. Pengawasan Atas Penerimaan Negara Bidang Polsoskam Lap 1
8. Pengawasan Atas Penerimaan Negara Sektor Korporat Lap 0
3. Sasaran Strategis: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan
terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
9. Pengawasan BUN Bidang Polsoskam Lap 8
10. Pengawasan BUN Bidang Perekonomian Lap 2
11. Pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Lap 24
12. Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat Lap 2
13. Pengawasan Atas Kinerja BUMD Lap 3
14. Pengawasan BUN Bidang Akuntan Negara Lap 0
15. Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD Lap 1
4. Sasaran Strategi : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
16. Sosialisasi Masalah Korupsi Lap 0
17. Bimtek/Asistensi Implementasi FCP Lap 0
18. KajianPengawasan Lap
19. Audit Investigasi Atas HKP, Eskalasi dan Klaim Lap 1
20. Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Negara, dan Pemberian
Keterangan Ahli Atas Permintaan Instansi Penyidik
Lap 3
21. Audit Investigasi Atas Permintaan Instansi Lainnya Lap 0
22. Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat Lap 0
5. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
23. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Perekonomian Lap 0
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 24
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
24. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Polsoskam
25. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah Lap 9
6. Sasaran Strategis: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern
pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
26. Pengawasan Atas Kinerja Pelayanan Publik Bidang Keuangan
Daerah
Lap 6
27. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Keuangan Daerah Lap 0
28. Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang Polsoskam Lap 11
29. Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD Lap 14
30. Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah Keg 2
31. Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA dan APIP Daerah Keg 2
32. Hasil evaluasi penerapan tata keloala APIP Daerah Lap 1
7. Sasaran Strategis: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan
sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan daerah sebesar 100%.
33. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Keuangan
Daerah
Lap 1
8. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan
Keputusan Yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah Daerah
34. Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Keuangan Daerah Lap 0
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 25
BAB III – Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan, sasaran
dan program yang telah ditetapkan. Uraian akuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
A. Capaian Kinerja
Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan tahun 2012 dan
membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja
2012. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitik beratkan
pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, BPKP menyempurnakan rumusan
sasaran strategis dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU
dominan tersebut dinilai signifikan bagi BPKP dalam mempengaruhi pencapaian
tujuan/sasaran strategis secara langsung.
Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang
tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk menghindari distorsi
perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP.
Capaian atas 33 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas
disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut
ini:
Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama
No. Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realis
asi
Capaian
(%)
1. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95%
LKPD
1. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian Lap 12 12 100
2. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang
Perekonomian
Lap 7 7
100
3. Pengawasan Atas Proyek PHLN Lap 15 25
167
4. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Polsoskam Lap 10 7
70
5. Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam Lap 11 0
-
2. Sasaran Strategis: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Daerah
sebesar 87,50%
6. Pengawasan Atas Penerimaan Negara Bidang Polsoskam Lap 1 1
100
3. Sasaran Strategis: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan
terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 26
No. Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realis
asi
Capaian
(%)
7. Pengawasan BUN Bidang Polsoskam Lap 8 11 138
8. Pengawasan BUN Bidang Perekonomian Lap 2 5
250
9. Pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Lap 24 57 238
10. Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat Lap 2 3
150
11. Pengawasan Atas Kinerja BUMD Lap 3 4
133
12. Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD Lap 1 0
-
4. Sasaran Strategi : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
13. Audit Investigasi Atas HKP, Eskalasi dan Klaim Lap 1 1
100
14. Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Negara, dan
Pemberian Keterangan Ahli Atas Permintaan Instansi
Penyidik
Lap 3 5
167
5. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
15. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah Lap 9 3
33
6. Sasaran Strategis: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan
intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80%
Pemda
16. Pengawasan Atas Kinerja Pelayanan Publik Bidang
Keuangan Daerah
Lap 6 6
100
17. Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang
Polsoskam
Lap 11 6
55
18. Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD Lap 14 13
93
19. Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah Keg 2 1
50
20. Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA dan APIP Daerah Keg 2 1
50
21. Hasil evaluasi penerapan tata keloala APIP Daerah Lap 1 1
100
7. Sasaran Strategis: Meningkatnya efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan
daerah sebesar 100%.
8. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Sistem Dukungan
Pengambilan Keputusan Yang Andal Bagi Presiden/Pemerintah
Daerah
B. Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya
terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis
juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 27
sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Seharusnya analisis
dilakukan dengan membandingkan capaian 2012 dengan capaian 2011, namun karena
Perwakilan BPKP Provinsi Sulbar baru tahun 2012 menyusun Lakip hal itu tidak dilakukan.
Akan tetapi dikaitkan dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra,
2014, sebagaimana terinci dalam Lampiran 1.
Sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat untuk mewujudkan tujuan
strategis pada akhir masa Renstra dapat diuraikan sebagai berikut :
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan
Kementrian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah kementerian/lembaga, dan
pemerintah daerah merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya
strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah
pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja BPKP sehingga BPKP dapat melakukan
pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan
oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari
BPK RI minimal WDP.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95%
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah” diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas
laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan
dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1
No Indikator Kinerja Utama Satuan Capain
2012
Target
Kinerja
2014
Capaian
2012 Thdp
2014 (%)
1. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian Lap 12 14 85,71
2. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang
Perekonomian
Lap 7 0 0
3. Pengawasan Atas Proyek PHLN Lap 25 19 131,58
4. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Polsoskam Lap 7 14 50,00
5. Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang
Polsoskam
Lap 0 12 0
6. Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang
Polsoskam
Lap 0 13 0
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 28
Penjelasan dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tercapai 100%. Secara
keseluruhan, dengan delapan IKU, rata-rata capaian sasaran 103,16%. Uraian Sasaran
strategis meningkatnya kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan
Keuangan Kementrian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, sebagai
berikut:
2) Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi
dan penyajian LKPP dan memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan,
dan keabsahan informasi LKPP, serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hasil reviu ini turut
menentukan kualitas dari LKPP yang akan diberikan opini oleh BPK RI. Opini BPK RI
atas LKPP dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dinilai 100%, Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) dinilai 80%, Tidak Memberi Pendapat dinilai 60% dan
Tidak Wajar dinilai 40%. Tercapainya target, menunjukkan bahwa reviu yang dilakukan
BPKP memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara (Tujuan 1)
3) Dalam mendukung persentase Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dengan target sebesar 80%, BPKP
proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) untuk
membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan pendampingan penyusunan
laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP menyusun laporan
keuangan sesuai dengan SAP. Keberhasilan ini diukur dengan menghitung jumlah IPP
yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan
jumlah IPP yang diasistensi oleh BPKP.
4) Selain IPP, BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah
ke arah yang lebih baik Keberhasilan pencapaian ini diukur dari realisasi jumlah IPD
yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan
jumlah IPD yang diasistensi oleh BPKP.
5) Jumlah perolehan opini WTP seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan
Hibah Luar Negeri (PHLN), ditingkat daerah hanya merupakan dukungan bagi laporan
pemerintah pusat, namjun demikian prosentase pencapaian adalah 100%.
6) PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mandat
yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP
tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan
kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral
dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang
melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh
BPKP.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 29
Sasaran Strategis 2:
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%” memiliki 1
IKU yaitu Pengawasan Atas Penerimaan Negara Sektor Korporat. IKU tersebut disajikan
dalam Tabel 3.4. Dikaitkan dengan Tabel 3.1, capaian Sasaran Strategis 2 tahun 2012 belum
seluruhnya tercapai (98,19%).
Tabel 3.3
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
No Indikator Kinerja Sat Capaian
2012 Target
2014 Capaian
2012 Thd
2014 (%)
1 Pengawasan Atas Penerimaan Negara Bidang Polsoskam Lap 1 0 0
2 Pengawasan Atas Penerimaan Negara Sektor Korporat Lap 0 0 0
Uraian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP menetapkan
“Pengawasan Atas Penerimaan Negara Sektor Korporat” sebagai Sasaran Strategis kedua.
Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk mendorong upaya perbaikan sistem
manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel,
sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi
yang diharapkan.
Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah setoran sampai dengan tahun berjalan
dibandingkan dengan jumlah temuan pemeriksaan dari kegiatan optimalisasi penerimaan
negara sampai dengan tahun berjalan.
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal
49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan
untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan/Pemerintah Daerah.
Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, BPKP membentuk IKU berupa
“Persentase Hasil Pengawasan Kebendaharaan Umum Negara yang dijadikan Bahan
Pengambilan Keputusan oleh Menteri Keuangan”.
IKU “Persentase Penghematan Biaya (cost saving) Dibandingkan dengan Nilai yang Diaudit”
dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilakukan BPKP dalam
peningkatan penerimaan negara yang berasal dari pendapatan BUMN atau pihak lainnya
yang terkait dengan BUMN.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 30
Sasaran Strategis 3
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dijelaskan
bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar
warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan
mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan
urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan
proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan untuk meningkatkan pencapaian
sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders,
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena
sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah
berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan
akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP perlu mendorong pemerintah
daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong
BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012
dibandingkan dengan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
No Indikator Kinerja Sat
Capaian
2012 Target
2014
Capaian
2012 Thd
2014 (%)
1. Pengawasan BUN Bidang Polsoskam Lap 11 10 110,00
2. Pengawasan BUN Bidang Perekonomian Lap 5 9 55,56
3. Pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Lap 57 29 196,55
4. Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat Lap 3 2 150,00
5. Pengawasan Atas Kinerja BUMD Lap 4 3 133,33
6. Pengawasan BUN Bidang Akuntan Negara Lap 0 0 0,00
7. Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD Lap 0 1 0,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1
terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2012 tercapai diatas 100%. Secara
keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 129,09%. Uraian sasaran strategis
ini adalah sebagai berikut:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 31
a. Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap Pemda
untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan
dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan
tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun
2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh kementerian
teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja
pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3
dengan IKU “Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan
Prima”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang telah mencantumkan SPM
ke dalam dokumen perencanaan.
b. Realisasi IKU tahun 2012 jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun
2014 ini mencapai 129,09% Hal ini menunjukkan bahwa BPKP masih harus berupaya
keras karena capaiannya masih jauh dari target akhir periode Renstra tahun 2014.
c. BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa
manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan
harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD. Untuk mengukur
manfaat, ditetapkan IKU berupa “BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI
Mendapat Skor Baik”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah
BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat skor minimal baik atas penerapan GCG
atau KPI, dibandingkan dengan jumlah BUMN/BUMD/BUL/ BLUD yang dievaluasi
oleh BPKP.
d. Penetapan IKU “Persentase BUMD yang Kinerjanya Memperoleh Minimal Predikat
Baik”, dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan
oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD. IKU ini diukur dengan menghitung
jumlah BUMD yang memperoleh kinerja minimal baik dibandingkan dengan jumlah
BUMD yang kinerjanya diaudit oleh BPKP.
Sasaran Strategis 4
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah
menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata Kepemerintahan
yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta
Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu: pencegahan
tindak pidana korupsi, penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi, harmonisasi
Peraturan Perundang-undangan, Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 32
Tipikor, Pendidikan dan Budaya Antikorupsi, dan Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan
Pemberantasan Korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP perlu
mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian
intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak
pidana korupsi, BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian
keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi.
Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam Upaya Pencegahan”
diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan
keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Realisasi IKU
sasaran strategis tahun 2012 dibandingkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
No Indikator Kinerja Sat Capaian
2012
Target
2014
Capaian
2012 Thd
2014 (%)
1 Sosialisasi Masalah Korupsi Lap 0 0 0,00
2 Bimtek/Asistensi Implementasi FCP Lap 0 0 0,00
3 Kajian Pengawasan Lap 0 0 0,00
4 Audit Investigasi Atas HKP, Eskalasi dan Klaim Lap 1 1 100,00
5 Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Negara, dan
Pemberian Keterangan Ahli Atas Permintaan Instansi Penyidik
Lap 5 3 166,67
6 Audit Investigasi Atas Permintaan Instansi Lainnya Lap 0 0 0,00
7 Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat Lap 0 0 0,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.6
terlihat bahwa sasaran strategis tahun 2012 tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan tujuh
IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran 133,33%. Uraian capaian IKU sasaran strategis ini
adalah sebagai berikut:
1) Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya
pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur
instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan
rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-undangan yang
berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.
Untuk merealisasikan IKU, BPKP melaksanakan kegiatan kajian atas
kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN dan
menyusun/menyempurnakan pedoman pelaksanaan kegiatan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 33
2) Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit
klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat
keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran
strategis. Persentase terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan klaim
ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan penyelesaian tindak lanjut dari rekomendasi
yang tertuang dalam laporan audit maupun HKP atas kasus yang bersangkutan.
3) Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan
pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya
kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh BPKP
menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan
demikian, “Persentase Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum” menjadi
salah satu IKU BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan penyerahan/pelimpahan kasus melalui
penerbitan dan penyerahan laporan yang ditangani BPKP kepada instansi penegak
hukum. Dalam upaya merealisasikan IKU tersebut, BPKP melaksanakan upaya represif
dengan dilakukan audit investigasi terhadap kasus yang berindikasi KKN, audit
penghitungan kerugian keuangan negara dan pemberian keterangan ahli di
persidangan, yang diteruskan ke Instansi Penegak Hukum.
4) Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian
keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk
ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya
pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh instansi
berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi non tindak
pidana korupsi pada suatu instansi pemerintah/BUMN/BUMD yang disampaikan
kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang disarankan.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti
dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan
kepada instansi yang berwenang.
5) Salah satu bentuk akuntabilitas penugasan investigatif terletak pada pemenuhan standar
pelaporan hasil penugasan. Hal ini berdampak pada efektivitas pengungkapan dan
penanganan kasus yang berindikasi KKN dalam rangka peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Untuk itu, dalam
Renstranya, BPKP membentuk IKU “Persentase Telaahan Terhadap Laporan Penugasan
Investigasi yang Memenuhi Standar”.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah laporan penugasan investigatif
yang memenuhi standar dibandingkan dengan jumlah laporan yang ditelaah.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 34
6) Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap akuntabilitas
keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan pengaduan. Pengaduan
masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi BPKP dalam melaksanakan
fungsi pengawasan.
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada
prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP
dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Tabel 3.6
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
No Indikator Kinerja Sat Capaian
2012 Target 2014
Capaian 2012 Thd 2014 (%)
1. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Perekonomian
Lap 0 0 0,00
2. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Polsoskam
Lap 0 0 0,00
3. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah
Lap 3 11 27,27
Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam
Tabel 3.6:
1) Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung
dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak
K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008,
diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan
semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya.
2) Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat maturitas.
Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka
IKU “Persentase K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008”
diukur dengan menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan
dengan jumlah seluruh K/L/Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini
dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP
Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI
mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian K/L/Pemda.
3) Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain
penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap pengembangan detil
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 35
SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah sebagai acuan dan alat
untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP. Di samping itu, juga sebagai
wujud upaya BPKP dalam rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung
pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas
penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”. Upaya yang telah
dilakukan dalam tahun 2012 dan dilanjutkan untuk tahun 2013 adalah berupa
pendampingan penyusunan desain penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda.
4) BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau perkembangan
penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di
lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-
852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi
Pemerintah Tahun Anggaran 2011.
Belum tercapainya seluruh IKU terkait penyelenggaran SPIP tersebut disebabkan:
a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi,
namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa
pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating
Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari
SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.
5) Secara khusus, belum tercapainya sasaran strategis kelima terutama disebabkan belum
adanya satu kedeputian BPKP yang ditugaskan secara khusus melaksanakan
pembinaan SPIP kepada seluruh K/L/Pemda sebagaimana diamanatkan dalam PP
Nomor 60 Tahun 2008. Upaya strategis yang direncanakan untuk mencapai target
pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur penyelenggaraan SPIP
dengan terus meningkatkan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Subkegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut antara lain :
b. Menambah jumlah personel satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara
fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP dan melakukan penilaian
tingkat maturitas SPIP pada K/L/Pemda;
c. Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat, serta workshop
penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
d. Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain
untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.
6) Berkoordinasi lebih intensif dengan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
untuk percepatan implementasi dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara
integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kinerja instansi, termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 36
keuangan yang wajar. Percepatan pembentukan kedeputian BPKP yang ditugaskan
secara khusus melaksanakan pembinaan SPIP kepada seluruh K/L/Pemda,
sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008.
Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten pada 80% Pemda
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP)
mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan
tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan
profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan
menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki
penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian
spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut.
SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik,
sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan
ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan
nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang
merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait
dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan
pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki
pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda
yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU
dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur
manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam
mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan
target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 37
Tabel 3.7
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
No Indikator Kinerja Sat Capaian
2012 Target 2014
Capaian 2012 Thd 2014 (%)
1. Pengawasan Atas Kinerja Pelayanan Publik Bidang Keuangan Daerah
Lap 6 8 75,99
2. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Keuangan Daerah Lap 0 0 0,00
3. Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang Polsoskam
Lap 6 8 75,00
4. Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD Lap 13 17 76,47
5. Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah
Lap 1 2 50,00
6. Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA dan APIP Daerah Lap 1 2 50,00
7. Hasil evaluasi penerapan tata keloala APIP Daerah Lap 1 1 100,00
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.
Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan
kelulusan dalam program sertifikasi.
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan
Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan
intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya
terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara
penuh oleh pejabat yang berwenang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai
konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor
sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan untuk
mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam
mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini
adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda (APIP Daerah) non-BPKP yang
mengimplementasikan JFA sampai dengan tahun berjalan.
Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional
auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu kegiatan fasilitasi
penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi auditor.
Langkah strategis yang direncanakan untuk memperbaiki pencapaian sasaran strategis
ini pada tahun 2013 adalah intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan
jumlah kelulusan sertifikasi auditor.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 38
Indikator kinerja sasaran ini diukur untuk menggambarkan seberapa jauh program
dukungan manajemen mampu memenuhi jumlah kebutuhan SDM yang kompeten dan
dapat mendukung upaya peningkatan kinerja utama BPKP.
Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan profesional merupakan faktor penentu
keberhasilan organisasi karena faktor manusia inilah yang mengatur dan menggerakkan
jalannya organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan
teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik
berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM
yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai
dengan bidang keahliannya.
BPKP memiliki SDM dengan keahlian dan pengalaman dalam bidang akuntansi,
manajemen, audit, maupun teknologi informasi sehingga akan sangat mendukung
pelaksanaan tugas assurance dan consulting. Di samping itu, untuk merespon
perkembangan kebutuhan tugas pengawasan yang terus berkembang, BPKP perlu
memiliki SDM dengan keahlian multidisiplin dan wawasan yang komprehensif. Hal ini
berguna untuk memenuhi peran pengawasan yang sifatnya strategis, makro, dan
berskala nasional sehingga mampu memberikan masukan/solusi kepada stakeholders
untuk berbagai permasalahan yang cenderung makin kompleks. Keahlian tersebut perlu
terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar
maupun program pendidikan nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital
Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan
kompetensi pegawai yang terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan
lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan
aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai.
Target indikator sasaran sebesar 80% tersebut merupakan target jumlah pegawai yang
meningkat kompetensinya, melalui program pendidikan formal/gelar, pendidikan
nongelar (diklat fungsional dan substantif, sertifikasi profesi, short course dalam dan luar
negeri), serta seminar/workshop.
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan daerah sebesar 100%
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai
dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan
kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan
SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya
penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti
perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan
kinerja yang terbaik pula.
Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah mempunyai
kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 39
diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja terkait dengan kualitas
pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan
BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait
langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan
keuangan. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014 disajikan
dalam Tabel 3.8
Tabel 3.8
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
No Indikator Kinerja Sat Capaian
2012
Target
2014
Capaian 2012
Thd 2014 (%)
1. Pengawasan Atas Permintaan
Stakeholder Bidang Keuangan Daerah
Lap 1 1 100,00
IKU “Pengawasan atas permintaan stakeholder bidang keuangan daerah” diukur dengan
membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana penugasan pengawasan yang
ditetapkan, tahun 2012 tidak terdapat namun Perwakila BPKP Sulawesi Barat telah melaksanakan
kegiatan utu satu kali.
Sasaran Strategis 8:
Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Yang Andal Bagi
Presiden/Pemerintah Daerah
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya
PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden.
Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi
Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah.
Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan internal BPKP. Sasaran strategis ini memiliki satu IKU,
Perwakilan BPKP sulawesu Barat tidak dapat mengukur keberhasilan sasaran strategis
BPKP diharapkan dapat meningkatkan kualitas dukungan manajemen dan kapasitas
penyelenggaraan pengawasan dan pembinaan SPIP yang bermanfaat bagi Presiden dan
menjadi bagian dari sistem akuntabilitas Presiden. Atas dasar itu BPKP mengembangkan
Sistem Kendali Akuntabilitas Presiden (PASs). IKU “Pengawasan Atas Permintaan
Presiden Bidang Keuangan Daerah” diukur dari tingkat kematangan sistem.
Realisasi IKU ini sebesar 0% jika dibandingkan target 90%, nilai capaian tahun 2012,
belum tercapainya target disebabkan tingkat kematangan sistem informasi PASs
(President Accountability Support System) masih dalam tahap pengembangan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 40
Dalam mencapai IKU tersebut di atas, kegiatan yang sudah dihasilkan antara lain:
1) Aplikasi sistem informasi yang sudah dibangun dan diimplementasikan dengan baik
di unit kerja kedeputian, antara lain Sistem Audit Keuangan dan Kinerja BOS KITA
Dikbud dan Kemenag, Monitoring Pungutan Sekolah, Evaluasi Penyerapan
Anggaran K/L, Monitoring Program Prioritas Pembangunan, Aplikasi GCG, dan
Aplikasi Penerimaan CPNS.
2) Aplikasi sistem informasi yang sudah dibangun dan diimplementasikan, namun
masih perlu dioptimalkan penggunaan/pemanfaatannya oleh unit-unit kerja BPKP,
antara lain Sistem Aplikasi Perjalanan Dinas (SPD), Disposisi Elektronik, dan
Prosedur Kerja Desk Kepala.
3) Aplikasi sistem informasi yang sudah selesai dibangun dan diujicobakan di
Perwakilan BPKP Provinsi Bali dan Bengkulu, yaitu Aplikasi Sasaran Kinerja
Individu (SKI).
4) Aplikasi yang dibangun tahun 2012 namun belum selesai, antara lain Capturing Tools,
untuk mengumpulkan data eksternal untuk penyusunan laporan berkala hasil
pengawasan, dan Sistem Informasi Manajemen Hasil Pengawasan Non-Audit/Non-
TPTL
C. Informasi Tambahan Atas Capaian Kinerja Tahun 2012
Selama tahun anggaran 2012, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat menerima anggaran
belanja sebesar Rp.4.304.101.000,00. Realisasi belanja tahun anggaran 2012 sebesar
Rp.4.177.402.858,00 atau 97,1% dari jumlah yang dianggarkan dengan rincian sebagai
berikut:
TABEL 3.9
REALISASI ANGGARAN DIPA PERWAKILAN BPKP PERPROGRAM
TAHUN 2012
KODE URAIAN POGRAM ANGGARAN
(RP)
REALISASI
(RP) %
01.01.01 Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
BPKP 2.519.152.000 2.420.554.502 96,1
01.01.02 Program Peningkatan Sarana Dan
Prasarana Aparatur BPKP
654.000.000
653.052.000
99,9
01.01.06 Program Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah 1.130.949.000 1.103.796.356 97,6
JUMLAH 4.304.101.000 4.177.402.858 97,1
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 41
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa serapan anggaran terendah ada pada Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP sebesar 96,1%. Hal ini
terutama disebabkan oleh:
1. Pengalihan kegiatan konsinyering penyusunan laporan ketatausahaan yang semula
akan dilaksanakan di luar kota, akhirnya dilaksanakan di kantor sendiri di luar jam
kantor untuk mengantisipasi kebutuhan tenagauntuk kegiatan pengawasan;
2. Pembatalan pembayaran honorarium untuk satuan tugas budaya kerja dan
penyelenggaraan SPIP karena adanya ketentuan bahwa satuan tugas yang dapat
diberikan honorarium adalah satuan tugas yang keanggotaannya melibatkan pejabat
dariunit eselon I lainnya. Walaupun honorarium satgas ini tidak dibayarkan, kegiatan
satgas tersebut tetap berjalan;
3. Penghematan belanja pemeliharaan gedung dan bangunan kantor, mengingat Gedung
Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Baratmasih sewa.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 42
BAB IV - Penutup
Capaian kinerja output pada Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara
dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Tahun 2012 sebesar 89,09% menunjukkan bahwa
target yang telah ditetapkan dalam dokumen Tapkin 2012 belum dicapai. Hal ini terutama
disebabkan oleh masih tingginya permintaan stakeholder untuk mendapatkan jasa consulting
maupun assurancedari BPKP dalam rangka peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara/daerah. Faktor lain adalah adanya upaya proaktif dari Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat, sebagai pembina penyelenggaraan SPIP di Wilayah Provinsi
Sulawesi Barat, dengan memberikan atensi kepada para kepala daerah terkait dengan action
plan peningkatan kualitas pengelolaan dan pelaporan akuntabiltas keuangan negara
sebagaimana disarankan dalam laporan hasil audit BPK RI.
Sesuai dengan yang diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, BPKP melakukan pembinaan
SPIP dan pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan
kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui
kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.
Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga,
Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas
Sistem Pengendalian Intern.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan
dalam LAKIP BPKP. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah
diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan kinerja ke depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPKP, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja
BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2012, juga mencerminkan sejauh
mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah dilakukan
terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra, rencana
kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Terhadap Renstra BPKP
2012-2014 telah ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan
dengan RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam
target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja, serta
dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah berorientasi hasil,
bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang
dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan kausalitas dengan
sasaran.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 43
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data
kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan pengukuran kinerja
melalui pembandingan dengan target tahun berjalan.
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan
pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan
melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan termasuk kategori
“Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam tahun 2012. Dari delapan
sasaran strategis dengan keseluruhan 21 IKU yang memiliki target, telah dipilih 15 IKU
capaian sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun 2012, tiga dari enam
sasaran strategis telah mencapai target 100% yang dapat dirinci sebagai berikut.
Sasaran 1: Dari 6 IKU dominan, tercapai 3, capaian rata-rata 89,09%
Sasaran 3: Dari 7 IKU dominan, tercapai 5, capaian rata-rata 129,09%
Sasaran 4: Dari 7 IKU dominan, tercapai 2, capaian rata-rata 133,34%
Sasaran 5: Dari 3 IKU dominan, tercapai 1 capaian 27,27%
Sasaran 6: Dari 5 IKU dominan, tercapai 4 capaian rata-rata 69,37%
Sasaran 7: Dari 1 IKU tidak terdapat target namun terdapat 1 capaian
Sasaran 8: Dari 1 IKU tidak terdapat target
Beberapa hambatan yang masih mengemuka di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
antara lain keterbatasan jumlah tenaga auditor dibandingkan dengan kebutuhan tenaga
yang diperlukan untuk memberikan layanan maksimal kepada mitra kerja. Atas hambatan
terakhir ini, telah dialokasikan dan dimutasikan sebanyak 21 orang tenaga calon auditor
pada akhir tahun 2012 dari BPKP Pusat ke Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat.
Capaian kinerja output pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
Tahun 2012 sebesar 97,10% menunjukkan bahwa jumlah belanja perwakilan melakukan
penghematan sebesar Rp126.698.142,00 atau sebesar 2.90% namun dapat dioptimalkan
untuk memernuhi kebutuhan sarana dan prasarana pada kantor yang baru beroperasi
seperti Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat. Diharapkan dalam tahun-tahun
berikutnya kebutuhan sarana-prasarana ini dapat terus dipenuhi untuk menunjang
operasional pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat.
Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah 100% disebabkan:
a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi,
namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa pemetaan
risiko, penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP
belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 44
2. Tingkat penerapan jabatan fungsional auditor di bawah 100% antara lain disebabkan
fasilitasi penerapan JFA pada APIP belum dilakukan secara intensif. Di samping itu,
jumlah kelulusan sertifikasi auditor yang relatif rendah membuat APIP belum antusias
menerapkan JFA.
3. Namun demikian hambatan yang masih mengemuka di Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat terutama keterbatasan jumlah tenaga fungsional umum dibandingkan
dengan kebutuhan tenaga yang diperlukan untuk memberikan layanan ketatausahaan
secara maksimal kepada seluruh pegawai. Walaupun hal ini dapat diatasi dengan
merekrut tenaga harian lepas sebanyak 6 orang, namun hal tersebut masih dirasa kurang
maksimal.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh BPKP dalam upaya memperbaiki kinerja
antara lain:
1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan yang secara
dini dapat memetakan permasalahan lintas sektoral dan permasalahan stakeholder
lainnya sehingga dapat lebih efektif mengarahkan perumusan rekomendasi yang
relevan dan strategis.
2. Terus meningkatkan kompetensi pegawai secara berkelanjutan terutama dalam rangka
mengisi peran BPKP sesuai PP 60 Tahun 2008 antara lain dengan mengikutsertakan
pegawai dalam diklat-diklat, meningkatkan kuantitas dan kualitas PKS,
menyelenggarakan atau mengikuti forum-forum diskusi, seminar, workshop, dan
berbagai metode peningkatan kompetensi lainnya;
3. Memperbaiki komposisi pegawai dengan penambahan tenaga Auditor Muda untuk
memenuhi kebutuhan tenaga Ketua Tim serta Fungsional Umum untuk memperkuat
kegiatan dukungan manajemen di ketatausahaan;
4. Meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas, antara lain dengan menyempurnakan secara
terus menerus berbagai pedoman dan SOP yang dibutuhkan, meningkatkan efektifitas
pelaksanaan tugas satgas-satgas yang telah ada, meningkatkan kualitas pemanfaatan
formulir-formulir kendali mutu, mengefektifkan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, meningkatkan kualitas kertas kerja dan hasil pengawasan, serta melakukan
pembenahan administrasi;
5. Meningkatkan komitmen seluruh jajaran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
untuk bekerja secara profesional, berintegritas dan berdedikasi tinggi, mematuhi aturan
perilaku dan etika profesi, serta meningkatkan kualitas budaya kerja dalam rangka
mewujudkan visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat;
6. Meningkatkan pelaksanaan fungsi kehumasan serta menjalin dan menjaga kerja sama
yang baik dengan stakeholders secara profesional;
7. Meningkatkan penerapan sistem pengendalian intern dan good governance di lingkungan
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dan berupaya menjadi contoh bagi para
stakeholders;
8. Berperan aktif dalam pengembangan pengawasan dengan mengembangkan knowledge
management dan melakukan koordinasi yang lebih efektif dengan organisasi profesi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012
Lakip Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat 45
(IAI).
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi secara
transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi BPKP, sehingga dapat
memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara
internal LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi
terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi BPKP dalam
pembangunan dapat lebih dirasakan.
Lampiran 1/1 - 2
2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7 8
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang
Perekonomian
Lap 12 13 14
Laporan hasil pengawasan BUN Bidang Perekonomian Lap 7 8 9
Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan
LKKL Bidang Perekonomian
Lap 3 3 3
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara
Bidang Perekonomian
Lap 1 1 1
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
Bidang Perekonomian
Lap - - -
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Lap 15 17 19
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang
Polsoskam
Lap 10 11 12
Laporan hasil pengawasan BUN Bidang Polsoskam Lap 8 9 10
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Bidang Polsoskam
Lap 11 12 13
Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan
LKKL Bidang Polsoskam
Lap 6 7 8
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara
Bidang Polsoskam
Lap - - -
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
bidang Polsoskam
Lap - - -
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP
bidang Polsoskam
Lap - - -
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang
Keuangan Daerah
Lap - - -
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan
Daerah
Lap 24 26 29
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Bidang Keuangan Daerah
Lap - - -
Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LKPD Lap 14 15 17
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
bidang Keuangan Daerah
Lap 1 1 1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik
bidang Keuangan Daerah
Lap 6 7 8
TARGET PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2012-2014
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
SATUANTARGET
Pemangku Bidang
Pengawasan Instansi
Pemerintah Pusat
1. Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
PROGRAM SASARANINDIKATOR
OUTPUT BIDANG/
BAGIAN
PELAKSANA
1. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP
pada Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah serta
penyelenggaraan SPI pada badan
usaha milik negara/ pemerintah
daerah
2. Meningkatnya K/L & Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai
ketentuan yang berlaku
Pemangku Bidang
Akuntabilitas
Pemerintah Daerah
Lampiran 1/2 - 2
2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7 8
SATUANTARGET
Pemangku Bidang
Pengawasan Instansi
Pemerintah Pusat
1. Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
PROGRAM SASARANINDIKATOR
OUTPUT BIDANG/
BAGIAN
PELAKSANA
1. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP
pada Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah serta
penyelenggaraan SPI pada badan
usaha milik negara/ pemerintah
daerah
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP
bidang Keuangan Daerah
Lap 9 10 11
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor
korporat
Lap 2 2 2
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Lap 3 3 3
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Akuntan
Negara
Lap - - -
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN Lap - - -
Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD Lap 1 1 1
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara
sektor korporat
Lap - - -
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Lap - - -
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Lap - - -
Laporan hasil kajian pengawasan Lap - - -
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi, dan
Klaim
Lap 1 1 1
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian
negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan
Instansi Penyidik
Lap 3 3 3
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi
lainnya
Lap - - -
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP
Daerah
Kegiatan 2 2 2
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola
APIP Daerah
Kegiatan 2 2 2
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 1 1 1
2. Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya - BPKP
Meningkatnya kualitas dukungan
manajemen dan kapasitas
penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 39 44 44 Subbagian Tata Usaha
3. Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Negara
BPKP
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur BPKP
Jumlah Sarana Prasarana Unit 47 52 57 Subbagian Tata Usaha
1. Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
Pemangku Bidang
Investigasi
Satgas Pembinaan PFA
APIP
2. Meningkatnya K/L & Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai
ketentuan yang berlaku
Pemangku Bidang
Akuntabilitas
Pemerintah Daerah
Pemangku Bidang
Akuntan Negara
Lampiran 2/1 - 2
Satuan Kerja : Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi BaratTahun Anggaran : 2012
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT
1 2
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian Laporan 12
Laporan hasil pengawasan BUN Bidang Perekonomian Laporan 2
Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL Bidang
Perekonomian
Laporan 4
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Bidang Perekonomian Laporan 0
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 21
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Polsoskam Laporan 7
Laporan hasil pengawasan BUN Bidang Polsoskam Laporan 6
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam Laporan 5
Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL Bidang
Polsoskam
5
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah Laporan 1
Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LKPD Laporan 15
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Laporan 35
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang
Keuangan Daerah
Laporan 3
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Kegiatan 2
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 2
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 1
Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan Laporan Keuangan BUMD Laporan 1
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi, dan Klaim Laporan 1
PENETAPAN KINERJA
TINGKAT SATUAN KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA
TARGET
3
1. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP pada
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah
Daerah serta penyelenggaraan SPI pada
badan usaha milik negara/ pemerintah
daerah
Lampiran 2/2 - 2
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT
1 2
TARGET
3
1. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP pada
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah
Daerah serta penyelenggaraan SPI pada
badan usaha milik negara/ pemerintah
daerah
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan
pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 6
Laporan evaluasi penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan 1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah Kegiatan 1
2. Meningkatnya K/L & Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai
ketentuan yang berlaku
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan
Daerah
Laporan 7
Meningkatnya kualitas dukungan
manajemen dan kapasitas
penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 53
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur BPKP
Jumlah Sarana Prasarana Unit 58
Jumlah Anggaran Kegiatan Fasilitas Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 2,519,152,000Rp
Jumlah Anggaran Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP 654,000,000Rp
Jumlah Anggaran 4,304,101,000Rp
1. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP pada
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah
Daerah serta penyelenggaraan SPI pada
badan usaha milik negara/ pemerintah
daerah
Jumlah Anggaran Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP 1,130,949,000Rp
Lampiran 3/1 - 2
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Laporan hasil pengawasan lintas sektor
Bidang Perekonomian
Laporan 12 4 33 115,995,000 17,661,000 15 352 105 30
Laporan hasil pengawasan BUN Bidang
Perekonomian
Laporan 7 - - 78,925,000 - - 210 - -
Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi
penyusunan LKKL Bidang Perekonomian
Laporan 3 9 300 22,550,000 19,090,000 85 81 177 219
Laporan hasil pengawasan atas
penerimaan negara Bidang Perekonomian
Laporan 1 - - 11,275,000 - - 30 - -
Laporan hasil pengawasan atas Proyek
PHLN
Laporan 15 23 153 142,800,000 166,101,000 116 1,348 703 52
Laporan hasil pengawasan lintas sektor
Bidang Polsoskam
Laporan 10 11 110 82,320,000 3,320,000 4 327 304 93
Laporan hasil pengawasan BUN Bidang
Polsoskam
Laporan 8 9 113 30,475,000 - - 244 136 56
Laporan hasil pengawasan atas
permintaan presiden Bidang Polsoskam
Laporan 11 15 136 11,835,000 82,906,000 701 195 465 238
Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi
penyusunan LKKL Bidang Polsoskam
Laporan 6 14 233 29,325,000 7,316,000 25 1,000 124 12
Laporan hasil pengawasan BUN bidang
Keuangan Daerah
Laporan 24 32 133 - 117,405,000 - 910 702 77
Laporan hasil bimtek/asistensi
penyusunan LKPD
Laporan 14 44 314 143,040,000 322,215,850 225 733 791 108
Laporan hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder bidang Keuangan
Daerah
Laporan 1 3 300 11,405,000 8,695,000 76 35 20 57
Laporan hasil pengawasan atas kinerja
pelayanan publik bidang Keuangan
Daerah
Laporan 6 24 400 74,610,000 53,520,000 72 258 337 131
Laporan dukungan pembinaan
penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan
Daerah
Laporan 9 11 122 102,645,000 106,107,000 103 317 215 68
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI
sektor korporat
Laporan 2 5 250 22,210,000 12,918,000 58 65 56 86
Laporan hasil pengawasan atas kinerja
BUMD
Laporan 3 6 200 29,325,000 62,307,000 212 84 206 245
Laporan hasil bimtek/asistensi
penyusunan LK BUMD
Laporan 1 1 100 9,775,000 - - 28 9 32
Laporan hasil audit investigasi atas HKP,
Eskalasi, dan Klaim
Laporan 1 - - 16,340,000 - - 45 67 149
Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
1. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan
pengawasan intern
akuntabilitas keuangan
negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
pada
Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah serta
penyelenggaraan SPI
pada badan usaha milik
negara/ pemerintah
daerah
2. Meningkatnya K/L &
Pemda yang
menyelenggarakan SPIP
sesuai ketentuan yang
berlaku
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2012
PROGRAM SASARAN STRATEGISOUTPUT DANA SDM (OH)
Lampiran 3/2 - 2
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
1. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan
pengawasan intern
akuntabilitas keuangan
negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
pada
Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah serta
penyelenggaraan SPI
pada badan usaha milik
negara/ pemerintah
daerah
PROGRAM SASARAN STRATEGISOUTPUT DANA SDM (OH)
Laporan hasil audit investigasi,
perhitungan kerugian negara, dan
pemberian keterangan ahli atas
permintaan Instansi Penyidik
Laporan 3 10 333 49,545,000 9,490,000 19 215 200 93
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan
JFA APIP Daerah
Kegiatan 2 1 50 23,840,000 41,375,000 174 78 70 90
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan
tatakelola APIP Daerah
Kegiatan 2 1 50 23,840,000 - - 78 6 8
Laporan evaluasi penerapan tatakelola
APIP Daerah
Laporan 1 1 100 11,405,000 - - 35 14 40
Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya-BPKP
Meningkatnya kualitas
dukungan manajemen
dan kapasitas
penyelenggaraan
pengawasan intern
akuntabilitas keuangan
negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan Dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP
Laporan 39 49 126 3,240,565,000 2,097,681,431 65 5,292 785 15
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Negara BPKP
Terpenuhinya kebutuhan
sarana dan prasarana
aparatur BPKP
Jumlah Sarana Prasarana Unit 47 93 198 250,000,000 248,746,250 99 84 175 208
Laporan 142 224 158 1,043,480,000 1,030,426,850 99 6,668 4,707 71
Laporan 39 49 126 3,240,565,000 2,097,681,431 65 5,292 785 15
Unit 47 93 198 250,000,000 248,746,250 99 84 175 208
228 366 161 4,534,045,000 3,376,854,531 74 12,044 5,667 47 Jumlah
Pengawasan Intern
Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah
2. Meningkatnya K/L &
Pemda yang
menyelenggarakan SPIP
sesuai ketentuan yang
berlaku
Jumlah Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Jumlah Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
Jumlah Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP